Post on 05-Mar-2016
ANALISA SISTEM AKUNTANSI ATAS PENERIMAAN
DAN PENGELUARAN KAS PADA
PERGURUAN YAYASAN IBA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Diajukan Oleh :
WIDYAWATI
11.12.11.0283.P
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIDINANTI
PALEMBANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kas merupakan hal yang paling penting dalam setiap transaksi perusahaan.
Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi akuntansi kas yang mengatur
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang dirancang sedemikian rupa
sehingga setiap arus transaksi yang berhubungan dengan kas dapat dicatat dengan
baik.
Penerapan sistem akuntansi yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang
dihadapi perusahaan dapat membantu perusahaan dalam menyediakan data dan
informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan,
melakukan pengawasan, dan mengoperasikan perusahaan secara efisien. Sistem
akuntansi yang dijalankan dalam perusahaan tidaklah dikatakan baik apabila
sistem akuntansi tersebut tidak memperhatikan unsur pengendalian intern di
dalamnya. Unsur pengendalian intern merupakan suatu unsur yang melekat dalam
sistem akuntansi, karena sistem akuntansi berfungsi optimal maka kelancaran
aktivitas dapat terjamin. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha yang sangat
kompetitif dewasa ini, maka penyediaan informasi yang cepat, akurat, dan
berdaya guna merupakan sarana bagi pihak manajemen dalam mengelola
perusahaan dan juga sebagai pelaporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem akuntansi yang dapat menghasilkan
informasi akuntansi yang baik. Sistem akuntansi yang dirancang dan
diimplementasikan sesuai dengan operasi.
Seorang pemimpin perusahaan memerlukan beberapa kebijakan dan
prosedur pengendalian untuk dapat mengawasi karyawannya dan memimpin
perusahaan. Selain itu pemimpin perusahaan dapat secara langsung mengawasi
transsaksi yang terjadi. Dengan demikian berkembangnya perusahaan maka akan
semakin meningkat kerumitan sehingga semakin sulit bagi manajemen untuk
mengadakan pengawasan terhadap tugas dan semua tahap operasi karenaa
transaksi yang terjadi semakin banyak dan masalah yang timbul semakin
kompleks. Dalam menghadapi situasi ini maka pemimpin memerlukan alat khusus
berupa sistem akuntansi yang baik untuk menjaga agar aktivitas perusahaan dapat
berjalan lancar dan mencapai tujuan secara efektif dengan biaya yang cukup
efisien.
Bersamaan dengan perkembangan dunia usaha, tingkat persaingan diantara
perusahaan juga semakin meningkat begitupun yayasan. Suatu yayasan dituntut
dapat memberikan jaminan yang cukup atas kelangsungan hidupnya sehingga
dapat menarik minat masyarakat untuk bergabung. Yayasan yang bergerak
dibidang pendidikan, tentu saja dalam kegiatannya sehari-hari tidak terlepas dari
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.
Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang penting untuk mengontrol
berbagai aktivitas perusahaan. Sistem akuntansi terdiri dari berbagai jaringan yang
dibuat pola terpadu untuk melaksanakan berbagai kegiatan pokok perusahaan
yang melibatkan berbagai fungsi dalam suatu perusahaan. Sistem akuntansi yang
baik dapat membantu pihak manajemen (intern) dan pihak luar (ekstern) yang
terdiri dari para investor, pihak bank, kreditur, instansi pemerintah dalam
memperoleh berbagai informasi yang benar, baik dan dipercaya untuk mengawasi,
mengendalikan berbagai kegiatan perusahaan dan menjadi alat dalam
pengambilan keputusan yang bermanfaat dan penting bagi kemajuan di masa yang
akan datang.
Sistem akuntansi penerimaan kas menurut Niswongers et.al (2000:311:30)
Uang kas adalah suatu aktiva yang paling mudah diselewengkan dan digunakan
tidak semestinya oleh karyawan karena merupakan aktiva yang paling bernilai
daripada aktiva lainnya dan karena uang kas mudah diipindahkan. Sistem
akuntansi pengeluaran kas adalah transaksi yang dilakukan dengan menggunakan
cek dan tidak menggunakan cek yang biasanya dilaksanakan menggunakan dana
kas kecil.
Yayasan IBA merupakan sarana untuk berpartisipasi di dalam pendidikan
dan pengembangan sumber daya manusia, meningkatkan pendidikan dan
kesejahteraan yang serasi antara kebutuhan material dan spiritual melalui usah-
usaha yang teratur, terencana dan berkesinambungan mendirikan dan mengelola
pendidikan yang berkualitas, terampil, kreatif dan inovatif. Yayasan IBA salah
satu yayasan yang bergerak dibidang pendidikan, yang terdiri atas pendidikan
perguruan sekolah dan perguruan tinggi. Perguruan Yayasan IBA yang terdiri dari
TK, SD, SMP, dan SMA.
Yayasan IBA sebagai salah satu yayasan yang tidak terlepas dari transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas. Kas sebagai suatu alat pembayaran yang likuid
harus dikelola dengan baik untuk menghindarkan penyelewengan-penyelewengan
atas kas tersebut. Penyelewengan terhadap kas dapat dihindarkan dengan adanya
suatu sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang baik.
Dengan adanya sistem informasi dan pengendalian intern yang memuaskan untuk
kas, maka hal-hal yang merugikan perusahaan bisa dihindarkan atau sekurang-
kurangnya dapat dibatasi seminimal mungkin.
Permasalahan yang dihadapi terkait dengan perusahaan yaitu sistem
informasi akuntansi perusahaan yang masih memakai sistem manual,
dikhawatirkan bisa dimanipulasikan data-data keuangannya dan tidak akurat.
Sistem penerimaan kas Yayasan IBA didapat dari pembayaran setoran spp tiap
bulan yang langsung disetor melalui bank. Dan sistem pengeluaran kas Yayasan
IBA dilakukan dengan cara mengeluarkan cek jika untuk pembayaran keperluan
kantor masing-masing unit, dan untuk pengeluaran yang kecil dengan
menyelenggarakan dana kas kecil.
Mencegah terjadinya penyelewengan kas diperlukan adanya suatu
administrasi dan pengendalian yang baik agar pengeluaran uang yang tidak
berkaitan yayasan dapat dikurangi. Oleh karena itu hampir semua jenis
perusahaan dapat meliputi pemberlakuan sistem informasi akuntansi yang baik,
menciptakan prosedur-prosedur akuntansi yang dapat mencegah timbulnya
praktek-praktek atau penyelewengan yang merugikan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memandang bahwa sistem informasi
akuntansi kas sangat penting bagi perusahaan dalam mendukung keberhasilan
perusahaan di dalam menjalankan aktivitasnya sehingga penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul :
Analisa Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada
Perguruan Yayasan IBA
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah yang menjadi dasar penelitian
dalam penyusunan skripsi ini yaitu : Apakah Sistem Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas yang diterapkan pada Perguruan Yayasan IBA telah efektif dan
efisien ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang
diterapkan pada perguruan yayasan IBA telah efektif sesuai pengendalian
intern.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1) Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
saran-saran mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas sebagai salah satu informasi bagi manajemen Yayasan
IBA
2) Bagi penelitian lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
acuan dalam melakukan atau melanjutkan penelitian selanjutnya.
3) Bagi penulis, penelitian bermanfaat untuk mengembangkan wawasan
pengetahuan yang diperoleh oleh penulis selama perkuliahan, khususnya
mengenai sistem akuntansi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut Zaki Baridwan (2003:3) adalah suatu kerangka
dari prosedur-prosedur yang berhubungan dan disusun sesuai dengan skema
yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari
perusahaan. Sedangkan pengertian prosedur adalah suatu urutan-urutan
pekerjaan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang atau lebih, disusun
untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi
perusahaan yang sering terjadi.
2.1.2 Pengertian Akuntansi
Suatu organisasi / perusahaan akuntansi sangat diperlukan karena dengan
melihat akuntansi dapat diketahui kondisi dari organisasi / perusahaan tersebut.
Agar memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai akuntansi, maka berikut
ini defenisi akuntansi dari beberapa ahli :
Djarwanto PS (2004:1) menyatakan bahwa:
Akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat, menganalisis,
menyajikan dan menafsirkan data keuangan dari lembaga perusahaan dan lembaga
lainnya dimana aktivitasnya berhubungan dengan pertukaran barang-barang dan
jasa-jasa.
2.1.3 Pengertian Sistem Akuntansi
Berdasarkan beberapa definisi sistem akuntansi di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem akuntansi merupakan suatu alat yang terdiri dari
elemen-elemen yang saling terkait satu sama lain dan terorganisir sedemikian rupa
dalam rangka menghasilkan informasi berupa laporan keuangan yang dibutuhkan
oleh pihak intern dan pihak ekstern perusahaan. Selain itu sistem akuntansi juga
secara tidak langsung bertujuan untuk menkoordinir seluruh unsur di dalam
perusahaan agar pengawasan dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Dari definisi-definisi sistem akuntansi di atas terdapat unsur- unsur sistem
akuntansi. Menurut Mulyadi( 2001:4) unsur-unsur sistem akuntansi pokok
sebagaiberikut:
1. Formulir
2. Jurnal
3. Buku Besar
4. Buku Pembantu
5. Laporan
2.1.4 Tujuan Sistem Akuntansi
Di dalam pengembangan sistem akuntansi untuk suatu perusahaan
mempunyai beberapa tujuan umum. Menurut Zaki Baridwan (2000:7) tujuan dari
sistem akuntansi :
1. Menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat
memenuhi kebututhan dan dengan kualitas yang sesuai.
2. Mengamankan harta milik perusahaan.
3. Efisien dalam cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi.
2.1.5 Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sistem pengendalian intern merupakan usaha atau tindakan yang dilakukan oleh
pihak manajemen perusahaan untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas
perusahaan serta mengendalikan semua pelaksanaan rencana yang telah
ditetapkan agar tujuan dapat dicapai dengan baik.
2.1.6 Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Menurut Zaki Baridwan (2000:18) sistem pengendalian intern dalam arti
yang luas dapat dibagi menjadi 2 macam berdasarkan tujuannya yaitu:
1. Pengawasan Akuntansi
2. Pengawasan Administratif
Tujuan pengendalian intern menurut Mulyadi (2001:163) sebagai berikut:
1.Pengendalian Intern Akuntansi
2. Pengendalian Intern Administratif
2.1.7 Hubungan Sistem Akuntansi dengan Sistem Pengendalian Intern
Dengan uraian tersebut diatas perencanaan yang telah disusun
dengan sebaik mungkin tidak dapat tercapai apabila tidak disertai dengan
pengendalian intern. Maka manajemen harus melakukan kegiatan
pemeiksaan, pengecekan dan tindakan sejenisnya untuk menghindari
terjadinya penyimpangan dalam mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian
intern merupakan mutu pelaksanaan sistem akuntansi, karena suatu
pengendalian intern yang memadai merupakan salah satu syarat adanya
sistem akuntansi yang handal.
2.2 Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
2.2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan kas
Di dalam suatu perusahaan prosedur penerimaaan uang melibatkan
beberapa bagian transaksi-transaksi penerimaan uang tidak terpusat pada
suatu bagian saja agar dapat memenuhi prinsip-prinsip internal control.
Menurut Mulyadi (2001:470) jaringan prosedur yang membentuk
sistem penerimaan kas dari penjualan tunai (over the counter sales) adalah
sebagai berikut:
1. Prosedur Order Penjualan
2. Prosedur Penerimaan Kas
3. Prosedur Penyerahan Barang
4. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
5. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
7. Prosedur Pencaatan Harga Pokok Penjualan.
2.2.2 Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2001:470) unsur pengendalian intern yang seharusnya
ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai,antara lain:
a. Organisasi
b. Sistem Otorisasi dan prosedur pencatatan
c. Praktik yang sehat
2.2.3 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas perusahaan yang relative besar biasanya dilakukan
dengan menggunakan cek. Sedangkan pengeluaran yang hanya relatif kecil
dilakukan melalui dana kas kecil perusahaan yang salah satunya menggunakan
imprest system.
Menurut Zaki Baridwan (2000:148) bagian-bagian yang terkait dalam
prosedur pengeluaran kas adalah:
1. Bagian Hutang
2. Bagian Pengeluaran Kas
3. Bagian Pemerikasaan Intern
Adapun jaringan yang membentuk sistem pengeluaran kas menurut
Mulyadi (2001:515) antara lain:
1. Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan
permintaan cek, terdiri dari:
a. Prosedur pembuatan bukti kas keluar
b. Prosedur pembayaran kas
c. Prosedur pencatatan pengeluaran kas
2. Sistem akuntansi pengeluaran kas yang memerlukan permintaan cek
terdiri dari:
a. Prosedur permintaan cek
b. Prosedur pembuatan bukti kas keluar
c. Prosedur pembayaran kas
d. Prosedur pencatatan pengeluaran kas
2.2.4 Pengendalian Intern Terhadap Pengeluaran Kas
Adapun pengendalian intern dalam pengeluaran kas menurut Mulyadi (2001:517)
yaitu:
1. Organisasi 2. Sistem Otorisasi dan Prosedur pencatatan 3. Praktik yang sehat
2.3 Penelitian Lain yang Relevan
Tabel 2.1
Penelitian Relevan
Judul Penelitian Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Analisa Sistem
Akuntansi
Penerimaan dan
Pengeluaran kas
pada PT.Fadilah
Barokah Palembang
(Septania Sari,2011)
Dokumen-dokumen
transaksi penjualan
belum menggunakan
nomor urut cetak, terjadi
perangkapan tugas
antara pencatatan dan
fungsi penerimaan kas
Sama-sama
membahas
mengenai sistem
penerimaan dan
pengeluaran kas
Penerimaan kas
dari setoran SPP
siswa sedangkan
penelitian
terdahulu dari
penjualan.
Evaluasi
Pengendalian intern
atas penerimaan dan
pengeluaran kas
pada PT Gragasi
Bani Sakti
Palembang
(Evi Sariyanti,2005)
Prosedur pengeluaran
kas untuk biaya proyek
yang mengurusnya
masih dipegangi hanya
seorang pelaksana saja
sehingga tidak tercipta
internal check dalam
prosedur tersebut.
Sama-sama
membahas
masalah
pengendalian
intern
penerimaan dan
pengeluaran kas
Penelitian
terdahulu
penerimaan dan
pengeluaran kas
di bagian proyek
sedangkan penulis
di bagian
pendidikan.
2.4 Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilakukan di bagian keuangan Yayasan IBA yakni bagian
penerimaan dan pengeluaran kas. Bagian penerimaan kas menerima form setoran
setiap harinya dan bagian pengeluaran kas dan kasir. Penerimaan dan
pengeluaran kas merupakan fungsi yang penting dan sangat berpengaruh terhadap
aktivitas perusahaan sehari-hari. Disamping itu juga pada saat menerima
penerimaan kas dan mengeluarkan kas perlu diperhatikan terutama prosedur
verifikasinya dan pemberian nomor urut cetak yang tidak ada pemberian nomor
pada saat membuat bukti pengeluaran kas dan penerimaan kas. Untuk itu perlu
dilakukan analisa sistem akuntansi nya agar sesuai dengan prosedur sistem
pengendalian intern yang efektif dan efisien.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
PERGURUAN YAYASAN IBA
SISTEM AKUNTANSI
Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas
Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas
Pengendalian Intern
Efektif dan Efisien
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
3.1.1 Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Yayasan IBA yang berlokasi di jalan
mayor ruslan Palembang.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan adalah selama enam bulan, mulai dari
bulan Mei sampai dengan Oktober 2013.
3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Sumber Data
Data adalah sekumpulan fakta yang diperoleh melalui pengamatan
(observasi ) langsung atau survey. Sumber data merupakan faktor dalam suatu
penelitian.
Menurut Husein Umar (2003:42) data terdiri dari :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu
dengan membaca, mempelajari dan menganalisa literatur, buku-buku,
majalah, dan lain-lain yang berhubungan dengan penulisan.
Dalam penelitian ini digunakan data sekunder, antara lain berupa struktur
organisasi, dokumen-dokumen pendukung yang berkaitan, buku-buku pedoman
yang berhubungan langsung dengan judul.
3.2.2 Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara dengan teknik Indeks Interview, yaitu teknik pengumpulan data
melalui tanya jawab langsung dengan nara sumber (informan). Wawancara
dilakukan kepada pejabat dan petugas yang berwenang untuk mendapatkan
informasi mengenai obyek yang diteliti.
2. Survei, yaitu mengumpulkan data dengan meminta responden karyawan.
3. Observasi langsung, yaitu data diperoleh melalui pengamatan langsung di
lapangan terhadap kegiatan yang akan diteliti.
4. Studi pustaka, yaitu data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data
yang bersumber dari buku-buku dan literatur, artikel di internet untuk
digunakan sebagai kajian teoritis pada penelitian ini.
5. Dokumentasi, yaitu catatan dan dokumen yang digunakan dalam Yayasan
IBA.
3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2004:72) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau sumber yang mempunyai kualitas dan karakeristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah aktivitas Sistem Informasi
Akuntansi yang ada di Perguruan Yayasan IBA sejak berdiri 1959 sampai
dengan 2012.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2004:73) menyatakan bahwa sampel adalah bagian
dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sample yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas
tahun 2012.
3.3.3 Sampling
Menurut Sugiyono (2004:73): Sampling adalah teknik yang digunakan
untuk peneliti mengambil sample. Sampling yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode proporsive sampling ( sampel bersifat tidak acak) karena
dalam teknik proporsive sampling ini sudah diterapkan terlebih dahulu bagian
mana yang akan dijadikan dalam penelitian ini yaitu dilakukannya dengan cara
mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata random atau daerah tetapi
berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan dilakukannya karena beberapa
pertimbangan diantaranya adalah populasi yang dipilih untuk dijadikan sampel
dapat dipilih sedemikian rupa menurut kriteria-kriteria yang telah ditentukan
sehingga akan relevan dengan rancangan penelitian.
3.4 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode dekriptif yaitu suatu metode yang melukiskan sifat objek
yang diteliti dengan mengadakan perbandingan yang satu dengan penelitian yang
lain.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari objek yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulan. Adapun variabel dan definisi operasional yang digunakan
dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 :
Tabel 3.1
Variabel dan Definisi Operasional
NO Variabel Definisi Indikator
1 Sistem
Informasi
Akuntansi
Adalah susunan berbagai formulir catatan,
peralatan, termasuk komputer dan
perlengkapannya serta alat komunikasi,
tenaga pelaksanaannya, dan laporan yang
terkoordinasikan secara erat yang didesain
untuk mentransformasikan data keuangan
menjadi informasi yang dibutuhkan
manajemen.(Nugroho Widjajanto:2001)
- Sumber daya
- Informasi
Pengendalian
akuntansi
2 Penerimaan Kas
Pemrosesan penjualan tunai dan penjualan
secara kredit dimulai dari pesanan
pelanggan, pemrosesan pesanan pelanggan,
persetujuan pesanan pelanggan dan
penerimaan kas
- penjualan tunai
- Penerimaan
Kas
3 Pengeluaran
Kas
Rangkaian kegiatan bisnis dan operasional
pemrosesan data yang terkait yang
berhubungan dengan pembelian dan
pengeluaran kas.
- Pembelian
- Pengeluaran
Kas
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2004 : 97), Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
buku-buku serta catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan penelitian.
Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
adalah buku catatan yaitu dengan cara mempelajari dan meneliti buku-buku dan
catatan-catatan perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini. Serta
melakukan tanya jawab dengan pimpinan perusahaan dan staff karyawan
Yayasan IBA.
3.7 Teknik Analisis
Menurut Husein Umar (2003 : 65), menyatakan bahwa untuk menafsirkan dan
menganalisis data dapat digunakan dua metode analisis yaitu :
1. Analisis Kuantitatif
Adalah analisis yang dilakukan terhadap data dalam bentuk angka untuk
menerapkan suatu penjelasan dari angka-angka tersebut.
2. Analisis Kualitatif
Adalah metode menganalisis data yang bukan berupa angka-angka atau data
yang berbentuk penjelasan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka-
angka.
Teknik Analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah teknik
analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggolongkan data menguraikan secara
deskriptif hasil penelitian yang dilakukan, serta mengambil suatu kesimpulan
yang bersifat kualitatif dengan mendasarkan pada teori dalam sistem informasi
akuntansi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Masalah besar ditanah air dalam bidang pendidikan pada masa sebelum
revolusi adalah sekolah hanya mendidik sebagian penduduk. Oleh karenanya
sekalipun daya tampung sekolah dilipatgandakan oleh pemerintah, pada masa
awal kemerdekaannya banyak anak-anak yang tidak mendapaat tempat di sekolah.
Kesempatan memperoleh pendidikan, sebelum revolusi dan pada awal
kemerdekaan, banyak anak-anak yang tidak dapat sekolah. Keprihatinan ini
membangkitkan kehendak almarhum bapak Bajumi Wahab yang didukung oleh
isterinya almarhum Ibu Sajidah, untuk menyelenggarakan pendidikan bagi
masyarakat. Sehingga ada generasi penerus yang mampu menciptakan dan
membangun dunia usaha. Bapak Bajumi Wahab sebagai donatur tunggal, dibantu
kerabat beliau alamrhum Nasaruddin Nuch dan almarhum Dentjik Wahab,
mendirikan Yayasan IBA yang merupakan kesatuan dari nama IDA dan
BAJUMI. Secara legal Yayasan IBA disahkan pada tanggal 1 September 1959.
Selesai proses legal tesebut, dimulailah pembangunan gedung yang dirancang
oleh arsitek Amerika, Oen Poo Haw. Gedung tersebut diresmikan pemakaiannya
oleh Ibu Sajidah pada 6 November 1960. Pada awal operasinya gedung ini
menampung siswa siswi Taman kanak-kanak, SD,SMP dan SMA baik umum
maupun kejuruan pada awal beroperasinya.
Walaupun dalam tahun 60-an pemerintah telah mendirikan tambahan 32
(tiga puluh dua) Perguruan Tinggi negeri berupa Universitas dan Institut, namun
setiap tahun masih dapat disaksikan betapa banyak siswa yang tidak dapat
tertampung di perguruan tinggi. Hal ini terutama calon mahasiswa di luar Pulau
Jawa, termasuk diantaranya Wilayah Sumatera Selatan tempat kedudukan
Yayasan IBA.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Yayasan IBA mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
a. Visi
Sebagai pusat unggulan dalam pengembangan Ilmu pengetahuan,
Teknologi dan Seni, serta Sumber daya manusia berdasarkan nilai-nilai
religius dan kebangsaan guna memenuhi tuntutan zaman serta dapat
memberi arah perubahan.
b. Misi
1. Memajukan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni berdasarkan
Nilai-nilai religius.
2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang kreatif,inovatif,
terampil dan berkualitas serta mampu bersaing dalam perkembangan
teknologi.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan kas Perguruan Yayasan IBA
Adapun pelaksanaan prosedur penerimaan kas yang diterapkan pada
perguruan yayasan IBA melalui penerimaan pembayaran setoran spp per hari
melalui bank, setiap hari per siswa dari masing-masing unit mulai dari TK, SD,
SMP dan SMA ke rekening masing-masing unit tersebut. Form setoran siswa ini
terdiri dari 4 salinan, salinan putih untuk bank, salin kuning untuk siswa, salinan
merah untuk yayasan dan salinan biru untuk masing-masing unit. Setelah itu pihak
bank mengentri ke rekening masing-masing unit kemudian tiap tutup kas bank per
hari nya, masing-masing unit ini dilanjutkan di transfer ke rekening pusat
yayasan. Selanjutnya tiap pagi bagian penerimaan kas ke bank untuk meminta
cetakan rekening koran masing-masing unit dan rekening pusat. Kemudian pihak
bank juga akan memberi salinan setoran spp siswa warna merah ke bagian
penerimaan kas. Salinan setoran siswa ini akan di pisah-pisahkan masing-masing
unit, bagian penerimaan kas akan mengentri data per siswa di komputer namun
proses pengentrian nya masih manual melalui excel. Di sini bisa saja terjadi
kecurangan ataupun kesalahan mengisi data dan kurang efektif karena tidak
adanya program aplikasi yg canggih untuk mengentri langsung dari bank langsung
di transfer data nya ke aplikasi yayasan, walaupun bank sekarang sudah ada
internet banking. Setelah mengentri setoran siswa ke masing-masing unit, bagian
penerimaan kas membuat laporan penerimaan kas dan disesuaikan dengan jumlah
penerimaan kas yang masuk di rekening koran yayasan. Laporan penerimaan kas
ini juga tidak menggunakan nomor urut cetak tiap kali membuat laporan atau pun
bukti penerimaan kas. Selanjutnya laporan penerimaan kas ini akan dilanjutkan
ke bagian kasir untuk di buat laporan harian kas. Setelah tutup kas laporan kas
harian yayasan di cetak kemudian diperiksa kasir untuk diverifikasikan dan
diserahkan ke bagian kabid keuangan untuk diperiksa kembali. Setelah kabid
keuangan memeriksa dan menandatangani laporan harian kas, selanjutnya laporan
tersebut diteruskan ke wakil pengurus harian yayasan untuk di tanda tangani.
Penerimaan kas yayasan juga tidak hanya dari setoran siswa per hari nya
namun juga yayasan ini juga menyewakan lapangan dan gedung/aula IBA untuk
kegiatan. Melalui proses bagian rumah tangga menerima proposal surat masuk
untuk diposes ke wakil pengurus harian yayasan untuk didisposisi. Kemudian
dilanjutkan ke bagian bidang umum untuk diperiksa dan bagian rumah tangga
membuat surat balasan negosiasi pembayaran sewa nya, jika kedua pihak setuju
maka proses selanjutnya ke bagian kasir dan penerimaan kas, bagian penerimaan
kas membuat bukti penerimaan kas dan bagian kasir menerima pembayaran nya.
Disini proses pembayaran nya langsung di kasir, walaupun dalam jumlah yang
besar dan tidak langsung disetor ke bank. Seharusnya langsung di setor ke bank
agar aman dan tidak terjadi kecurangan. Apalagi kasir dan bagian penerimaan
kas memiliki perangkapan tugas yang lain, tidak fokus di satu pekerjaan yang
menjadi beban dan tanggung jawab mereka, kurang efektif jika terjadi tumpang
tindih pekerjaan.
4.2.2 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas pada Yayasan IBA
Sistem akuntansi pengeluaran kas pada Yayasan IBA dilakukan dengan
cara memberikan uang tunai kepada bagian keuangan untuk pembelian keperluan
kantor dalam jumlah kecil dengan menyelenggarakan dana kas kecil untuk
mengefisiensikan operasi perusahaan. Dalam hal ini yayasan menggunakan dana
kas tetap. Pengggunaan dana kas kecil dipegang oleh bagian keuangan dan
pengisian dana kas selalu tetap jumlahnya setiap satu minggu sekali. Bagian
keuangan harus mempertanggungjawabkan atas semua pengeluaran dan
pembayaran yang dilakukan melalui dana kas kecil tersebut.
Pengeluaran kas yang dalam jumlah yang besar, setiap minggu sekali
dikeluarkan cek atas persetujuan pimpinan. Pengeluaran kas dimulai atas
otorisasi dari kabid keuangan dan wakil pengururus harian yayasan. Setiap unit
masing-masing mengajukan surat permohonon pembayaran ataupun permintaan
dana ke wakil pengurus harian. Surat permohonan pembayaran ataupun
permintaan dana akan diproses terlebih dahulu untuk diperiksa oleh bagian rumah
tangga yang menerima surat masuk. Kemudian surat tersebut diserahkan ke wakil
pengurus harian yayasan untuk diverifikasi. Setelah mendapatkan disposisi dari
wakil pengurus harian yayasan dilanjutkan ke kabid keuangan untuk didisposisi
diproses pembayarannya atau tidak. Jika sudah mendapatkan persetujuan dari
kabid keuangan, bagian pengeluaran kas membuat bukti keluar kas atau persekot
setiap ada permintaan dana atau pembayaran pengeluaran kas. Formulir bukti
keluar kas atau persekot sebaiknya mempunyai nomor urut tercetak yang berguna
untuk tujuan pengendalian intern. Jika diperhatikan setiap pembuatan bukti kas
keluar atau persekot masih adanya kelemahan. Pemberian nomor urut tercetak
terkadang ditulis secara manual atau tidak sama sekali dibuat dan tidak berurutan.
Hal ini akan menyulitkan dalam mengamankan bukti tersebut dan melemahkan
intern. Setelah bukti kas keluar atau persekot ini di buat dan diverifikasi oleh
bagian pengeluaran kas dan kasir akan diserahkan kembali ke bagian kabid
keuangan. Jika proses verifikasinya cepat oleh kabid keuangan, maka proses
pengeluaran kas nya pun cepat. Namun jika kabid keuangan nya tidak sering
datang, maka seluruh permintaan pengeluaran kas dari seluruh masing-masing
unit akan terhambat. Disini lah menjadi kelemahannya yayasan jika masing-
masing unit ingin meminta permintaan dana, dikarenakan kabid keuangan yayasan
merangkap tugas di bagian perusahaan lain yang masih satu pemilik
perusahaannya. Masing-masing unit mengeluh setiap kali mengajukan dana
prosesnya lama dan terkadang karyawan memakai uang pribadi nya sendiri untuk
pembayaran yang penting dan ragu jikalau pengajuan mereka itu tidak
sepenuhnya disetujui.
Jika seluruh permintaan dana sudah disetujui oleh kabid keuangan dan
wakil pengurus harian yayasan, bagian pengeluaran kas membuat anggaran
permintaan tambahan kas setiap minggu sekali untuk mengeluarkan cek. Bagian
kasir membuat cek sesuai jumlah yang diminta. Kemudian cek tersebut dicairkan
ke bank. Selanjutnya kasir memanggil masing-masing unit yang meminta
permintaan pengeluaran kas, ataupun proses semua pembayaran pengeluaran rutin
yayasan semua nya melalui kasir baik pengeluaran kecil maupun pengeluaran
yang besar, terkadang pengeluaran pembayaran tagihan yang besar melalui via
transfer agar menghambat terjadinya kecurangan penyelewengan kas. Hal ini
dikarenakan bagian kasir pernah terjadi kesalahan dalam pembayaran tagihan
buku yang diselewengkan oleh oknum penerbit yang memalsukan tanda tangan
bagian kasir. Oleh karena itu bagian kasir harus netral dan tidak boleh merangkap
jabatan. Dan semua pengeluaran kas dalam jumlah besar harus melalui via
transfer.
4.2.3 Sistem Pengendalian Intern atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas
pada Yayasan IBA
Pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas sangatlah
penting karena semakin baik pengendalian intern yang digunakan maka akan
semakin kecil pula tingkat penyelewengan yang mungkin terjadi terhadap kas
tersebut. Dari sistem akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas yang
diterapkan di Yayasan IBA, diketahui bahwa walaupun dalam struktur
organisasinya sudah ada pemisahan fungsi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Formulir-formulir yang digunakan oleh yayasan di dalam
melaksanakan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas masih belum
menggunakan nomor urut tercetak sehingga sulit dilakukan
pengecekan kembali.
2. Prosedur pengeluaran kas yang kurang efektif sedangkan prosedur
penerimaan kas yang sangat lamban jikalau sistem penerimaan
kasnya tidak dikembangkan menggunakan aplikasi program yang
bisa di hubungkan langsung ke aplikasi bank.
3. Dan pelaksanaan pengendalian intern atas penerimaan dan
pengeluaran kas pada Yayasan IBA belum berjalan dengan baik
5.2 Saran-saran
1. Formulir-formulir yang digunakan oleh perusahaan di dalam
melaksanakan transaksi pengeluaran kas sebaiknya menggunakan
nomor urut
2. Sebaiknya yayasan memakai aplikasi program untuk sistem
penerimaan kas yang bisa langsung dihubungkan dengan aplikasi
bank,
3. Sebaiknya kabid keuangan bisa membagi waktu antara dua
pekerjaan untuk yayasan juga sehingga berkas surat-surat yang
masuk cepat diproses verifikasinya, dan pembayaran tagihan yang
rutin bisa dibayarkan dengan cepat serta masing-masing unit tidak
ragu untuk mengajukan permintaan dana. Bila perlu terlebih dahulu
memakai uang pribadi guna mempercepat kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Susanto, 2000,Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit: Lembaga
Informatika Akuntansi, Jakarta.
Chairul Marom, ,2000,Sistem Akuntansi, PT.Grasindo, Jakarta.
Djarwanto PS, 2004, Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua,
BPFE Yogyakarta.
Hall, James A.2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Salemba
Empat,Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri.2005. Teori Akuntansi. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
Husein Umar, 2002, Metode Riset Bisnis, Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Kamsrin SaI, dkk.2011.Pedoman Penulisan Skripsi dan Laporan Akhir,
Cetakan Keempat, Edisi Pertama, Fakultas Ekonomi, Universitas
Tridinanti Palembang
Mulyadi.2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Jakarta: Salemba
Empat.
Nugroho Widjajanto, ,2001,Sistem Informasi Akuntansi, Buku Kesatu, Penerbit
Gelora Aksara Pratama:Jakarta
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta: Bandung
W. Gulo, 2002, Metodologi Penelitian, Grasindo: Jakarta
Zaki Baridwan.2000. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan
Metode,EdisiKelima, Cetakan Keempat, Yogyakarta:BPF