Post on 01-Nov-2021
SKRIPSI
EFEKTIFITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN MASSAGE COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON ADAPTASI
NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK DINA MEDAN DENAI
TAHUN 2018
WILFA MUSLIMAH SIHALOHO
P07524414051
POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN JURUSAN
KEBIDANAN PRODI D IV KEBIDANAN
MEDAN TAHUN 2018
SKRIPSI
EFEKTIFITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN MASSAGE COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON ADAPTASI
NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK DINA MEDAN DENAI
TAHUN 2018
Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi
Diploma IV
WILFA MUSLIMAH SIHALOHO
P07524414051
POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN JURUSAN
KEBIDANAN PRODI D IV KEBIDANAN
MEDAN TAHUN 2018
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes Medan, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : Wilfa Muslimah Sihaloho
NIM : P07524414051
Program Studi : D-IV Kebidanan
Jurusan : Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Poltekkes Kemenkes Medan Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas skripsi saya yang berjudul
Efektifitas Relaksasi Nafas Dalam dan Massage Counterpressure Terhadap
Respon Adaptasi Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik Dina Medan
Denai Tahun 2018.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Medan, Juli 2018
Yang menyatakan
PERNYATAAN
EFEKTIFITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN MASSAGE
COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON ADAPTASI
NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF
DI KLINIK DINA MEDAN DENAI
TAHUN 2018
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penelitian. Skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2018
Wilfa Muslimah Sihaloho
P07524414051
i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN D IV KEBIDANAN MEDAN LAPORAN HASIL SKRIPSI, JULI 2018 WILFA MUSLIMAH SIHALOHO muslimahwilfa@gmail.com EFEKTIVITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN MASSAGE COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK BERSALIN DINA MEDAN DENAI TAHUN 2018 x + 53 halaman + 7 tabel + x lampiran
ABSTRAK
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi, diantaranya relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure. Kedua teknik tersebut dapat meningkatkan respon adaptasi nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektifitas antara relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif..
Jenis penelitian ini meggunakan kuasi eksperimen dengan desain pre dan post test withoutcontrol dengan jumlah sampel 30 responden. Analisa data
menggunakan uji paired sample t test dan t test independen.
Dari hasil uji t test independent menunjukkan hasil ada perbedaan yang signifikan antara relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure dalam mengatasi nyeri persalinan fase aktif kala I dengan nilai p 0,001 (p value < α 0,05
) dan t tabel 283,2 sehingga didapatkan hasil bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
Dari kedua teknik tersebut yang lebih efektif menurunkan nyeri persalinan adalah massage counterpressure dengan hasil mean perbedaan 3,60> lebih besar daripada mean intensitas relaksasi nafas mean 2,26.
Kata kunci : relaksasi nafas dalam, massage counterpressure, respon adaptasi nyeri, fase aktif
Daftar Pustaka : Referensi (2006-2017)
ii
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH
EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERY
THESIS, July 2018
WILFA MUSLIMAH SIHALOHO muslimahwilfa@gmail.com EFFECTIVENESS OF RELAXATION AND COUNTERPRESSURE MASSAGE TOWARDS THE RESPONSE OF PAIN ADAPTATION IN ACTIVE PHASE DELIVERING MOTHERSAT DINA MATERNITY CLINIC MEDAN DENAI 2018 x + 53 pages + 7 table + x appendix
ABSTRACT
Childbirth pain generally feels great, only 2-4% of mothers experience mild pain during labor. Various attempts have been made to reduce labor pain, both pharmacologically and non-pharmacologically, such as deep breathing relaxation and counterpressure massage. Both techniques can improve maternal pain adaptation response in delivering mother. This study aimed to determine the comparison of the effectiveness of deep breathing relaxation and counterpressure massage to the pain adaptation response in maternity during the active phase.
This study was a quasi-experimental study with no control pre and post test design. About 30 respondents were taken as samples by consecutive sampling technique, using bivariate data analysis method and tested by paired sample t test and independent t test conducted in April-May 2018.
The results of the independent t test showed that there was a significant difference between deep breath relaxation and counterpressure massage in overcoming active phase labor pain at stage I with p value of 0.001 (p value <α 0.05) and t table 283.2 so that the results were rejected. and Ha accepted. Counterpressure massage was more effective in increasing pain adaptation response compared to deep breathing relaxation, with the following average values of 3.6 and 2.27.
The quality of midwifery services is expected to increase through counterpressure massage to improve the pain adaptation response in maternity when the active phase. Keywords: deep breathing relaxation, massage counterpressure, pain adaptation response, active phase
References: (2006-2017)
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini telah terselesaikan tepat pada
waktunya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menempuh ujian akhir program khusus D-IV 0 tahun Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Medan Tahun 2018 dengan judul yaitu “Efektifitas Relaksasi Nafas
Dalam dan Massage Counterpressure Terhadap Respon Adaptasi Nyeri pada
Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik Dina Medan Denai Tahun 2018”
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan.
3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes selaku ketua Prodi D-IV 0 Tahun Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan.
4. Rismahara Lubis, SSiT, M.Kes selaku pembimbing utama yang telah
meluangkan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan
bersedia memberikan masukan, kritik dan saran dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Yusrawati SST, M.Kes selaku ketua penguji yang telah memberikan
kritikan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Alm. Drs. Mukamto MPH selaku anggota penguji yang telah memberikan
kritikan serta saran dalam penulisan skripsi ini.
7. Pimpinan dan seluruh pegawai RB Dina yang telah memberikan
kesempatan untuk memberikan asuhan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Ayahanda Nasdin Sihaloho dan ibunda tercinta Nazmah Nur Tanjung
yang membesarkan, mengasuh, membimbing dan menyayangi dengan
penuh ketulusan. Adik tersayang Wilfansyahalim Sihaloho yang
memberikan dukungan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
iv
9. Keluarga Babarsari, Tante Lina yang selalu hadir menguatkan, kak Siska
tempat berbagi, Novita Youlanda yang selalu ada, Febriani Syahfitri alarm
pengingat, dan Prawita Sila Oktavina.
10. Saudara di perantauan Yuliana Siregar yang tak pernah bosan
menyayangi penulis.
11. Sahabat Rika Wita Sandi, dan adinda tersayang Putri Rizky Ananda yang
dalam suka duka bersama penulis.
12. Sepupu tersayang Nursyahdiah dan Chufriani.
13. Rekan seangkatan program D-IV 0 tahun yang banyak membantu dan
memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga proposal skripsi ini berguna bagi
semua pihak yang memanfaatkan.
Medan, Juli 2018
Penulis
Wilfa Muslimah Sihaloho
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR SKEMA ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 1
A. Latar belakang ............................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
C.1 Tujuan Umum ........................................................................... 3 C.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................ 7
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7 A.1 Konsep Persalinan ................................................................... 7 A.2 Konsep Nyeri Persalinan ......................................................... 17 A.3 Massage Counterpressure....................................................... 26 A.4 Relaksasi Nafas Dalam ............................................................ 28
B. Kerangka Teori ............................................................................... 31 C. Kerangka Konsep ........................................................................... 32 D. Defenisi Operasional ...................................................................... 32 E. Hipotesis ......................................................................................... 33
BAB III Metode Penelitian.............................................................................. 34
A. Jenis dan Desain Penelitian .......................................................... 34 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 35 C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 35 D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................... 36 E. Alat ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian .................................... 37
vi
F. Prosedur Penelitian ........................................................................ 37 G. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 38
G.1 Pengolahan Data ..................................................................... 38 G.2 Analisis Data ........................................................................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 52
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 5 Tabel 4.1 Karasteristik responden ................................................................... 41 Tabel 4.2 Tingkat Nyeri Responden Relaksasi Nafas..................................... 42 Tabel 4.3 Perbedaan Tingkat Nyeri Responden ............................................. 42 Tabel 4.4 Tingkat Nyeri Responden Massage Counterpressure .................... 43 Tabel 4.5 Perbedaan Tingkat Nyeri Responden ............................................. 43 Tabel 4.6 Perbedaan Efektifitas Respon Nyeri ............................................... 44
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Skala analog visual ................................................................................... 25
2.2 Skala nyeri wong baker ............................................................................ 25
2.3 Skala nyeri numerik .................................................................................. 26
2.4 Counterpressure cara 1 ............................................................................ 28
2.5 Counterpressure cara 2 ............................................................................ 29
3.3 Skala nyeri ................................................................................................ 38
ix
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 31
Skema 2.2 Kerangka Konsep .................................................................... 32
Skema 3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 34
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian
Lampiran 2 Formulir Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Observasi
Lampiran 4 Lembar Prosedur Relaksasi Nafas Dalam
Lampiran 5 Lembar Prosedur Massage Counterpressure
Lampiran 7 Surat izin penelitian
Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 9 Hasil olah data SPSS
Lampiran 10 Kartu Bimbingan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan saat yang menegangkan dan menggugah emosi
ibu dan keluarganya bahkan dapat pula menjadi saat yang menyakitkan dan
menakutkan bagi ibu. Nyeri selama persalinan umumnya terasa hebat, dan
hanya 2-4% ibu yang mengalami nyeri ringan selama persalinan, nyeri dan
ketakutan menimbulkan stress (Bobak, 2005).
Rasa nyeri pada persalinan adalah kontraksi uterus yang mengakibatkan
peningkatan aktifitas saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung,
pernafasan dan apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan rasa
khawatir, tegang, takut, dan stres. Nyeri persalinan dapat mempengaruhi
kontraksi uterus melalui sekresi kadar katekolamin dan kortisol yang meningkat
dan akibatnya mempengaruhi durasi persalinan. Nyeri juga dapat menyebabkan
aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan
lama. Adapun nyeri persalinan yang berat dan lama dapat mempengaruhi
sirkulasi maupun metabolisme yang harus segera diatasi karena dapat
menyebabkan kematian janin (Handerson, 2005).
Dalam penelitian Wildan (2012) menyatakan fenomena yang terjadi di
beberapa lahan praktek pelayanan kesehatan banyak ibu bersalin yang
kebingungan dalam menghadapi proses persalinannya sekalipun ibu tersebut
sudah menjalani persalinan sebelumnya, dan tidak sedikit ibu bersalin yang
berteriak-teriak dan sulit di ajak bekerjasama. Bidan sebagai tenaga kesehatan
khususnya dalam bidang kesehatan ibu dan anak, merupakan salah satu faktor
penting dalam proses persalinan sebagai penolong persalinan. Sudah
merupakan tuntutan jika bidan juga dapat menjadi pelaku inovasi dengan
menggunakan metode-metode terbaru untuk melakukan asuhan sayang ibu,
salah satunya adalah metode relaksasi. Seorang ibu yang akan bersalin berhak
mendapatkan asuhan persalinan yang bermutu tinggi sehingga terhindar dari
ketidaknyamanannya pada saat bersalin.
Dewasa ini banyak metode yang membantu menurunkan nyeri pada
persalinan, baik metode farmakologis (menggunakan obat-obatan) maupun
nonfarmakologi.Jika memungkinkan pilihan terapi nonfarmakologis untuk
penatalaksanaan nyeri pada persalinan harus dipertimbangkan sebelum
menggunakan obat analgesik.Beberapa pengelolaan nyeri persalinan secara
farmakologis sebagian besar merupakan tindakan medis.Walaupun tindakan
medis sebagian besar lebih efektif dalam mengurangi nyeri persalinan, selain
lebih mahal juga lebih berpotensi mempunyai efek samping bagi ibu maupun
janinnya (Maryunani, 2015).
Berdasarkan alasan tersebut, tindakan nonfarmakologis dalam
manajemen nyeri merupakan trend baru yang dapat dikembangkan dan
2
merupakan metode alternatif yang dapat digunakan pada ibu untuk
mengurangi nyeri persalinan. Metode nonfarmakologis dapat memberikan efek
relaksasi kepada pasien dan dapat membantu meringankan ketegangan otot dan
emosi serta dapat mengurangi nyeri persalinan.Metode nonfarmakologis juga
dapat meningkatkan kepuasan pasien selama persalinan, Karena ibu dapat
mengontrol perasaannya dan kekuatannya. Relaksasi, tehnik pernapasan,
pergerakan dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/dingin,
musik, guided imagery, akupresure, dan aromaterapi merupakan beberapa
tehnik nonfarmakologis yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin
dan mempunyai pengaruh koping yang efektif terhadap pengalaman persalinan
(Marmi, 2016).
Relaksasi pernapasan merupakan salah satu metode yang paling
bermanfaat untuk mengatasi nyeri persalinan.Keterampilan relaksasi pernapasan
untuk mengatasi rasa nyeri ini dapat ini dapat digunakan selama persalinan agar
dapat mengatasi persalinan dengan baik berarti tidak kewalahan atau panik saat
menghadapi rangkaian kontraksi. Para wanita yang menggunakan keterampilan
ini biasanya tidak merasa begitu sakit dibandingkan para wanita yang tidak
menggunakannya.(Maryunani,2015). Penelitian Fitriani (2013) dengan judul
pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada pasien
inpartu di RSKDIA Siti Fatimah Makassar membuktikan bahwa relaksasi nafas
dalam dapat menurunkan respon adaptasi nyeri dari skala 8,654 menjadi 3,283.
Metode nonfarmakologi selanjutnya adalah massage counterpressure.
Conterpressure merupakan cara pijatan terbaik dalam menghilangkan nyeri
punggung akibat persalinan. Counterpressure adalah pijatan tekanan kuat
dengan cara meletakkan tumit tangan atau bagian datar tangan di atas tulang
ekor. Tehnik ini efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan (Marmi,
2016).Penelitian Pasongli dkk (2014) menyatakan massage counterpressure
efektif dapat menurunkan intensitas nyeri kala I fase aktif pada ibu bersalin di
Rumah Sakit Advent Manado.
Data yang diperoleh dari klinik Dina pada bulan oktober sebanyak 23
persalinan, November sebanyak 18 persalinan.semakin meningkatnya jumlah
persalinan maka tanggung jawab tenaga kesehatan di tempat-tempat pelayanan
kesehatan semakin berat, khususnya bagaimana melaksanakan metode yang
dapat membantu mengurangi rasa nyeri. Namun fakta yang terjadi saat ini
tempat-tempat pelayanan klinik bersalin dan rumah sakit belum secara efektif
melaksanakan asuhan persalinan dalam mengurangi ketidaknyamanan dalam
persalinan, sehingga tidak diketahui secara pasti apakah memang benar ada
pengaruh tehnik relaksasi terhadap nyeri pada pasien inpartu kala I sesuai
dengan referensi / teori yang ada.
Studi pendahuluan yang dilakukan penulis, pada bulan desember 2017,
hampir semua pasien inpartu di klinik Dina tidak mampu menahan nyeri dan
mengalami nyeri berat, karena kurangnya paparan atau informasi tentang teknik
persalinan. Oleh karena hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian
3
tentang “Efektifitas relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure
terhadap respon adaptasi nyeri di Klinik Dina Medan Denai”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah efektifitas relaksasi
nafas dalam dan massage counterpressure terhadap respon adaptasi nyeri pada
pasien inpartu kala I fase aktif di Klinik Dina Medan Denai Tahun 2018”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas relaksasi
nafas dalam dan massage counterpressure terhadap respon adaptasi nyeri pada
pasien inpartu kala I fase aktif di Klinik Dina.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Mengetahui efektifitas respon adaptasi nyeri persalinan kala I fase
aktif sebelum diberikan relaksasi nafas dalam.
b. Mengetahui efektifitas respon adaptasi nyeri persalinan kala I fase
aktif sesudah diberikan relaksasi nafas dalam.
c. Mengetahui efektifitas respon adaptasi nyeri persalinan kala I fase
aktif sebelum diberikan massage counterpressure.
d. Mengetahui efektifitas respon adaptasi nyeri persalinan kala I fase
aktif sesudah diberikan massage counterpressure
e. Menganalisis efektifitas respon adaptasi nyeri persalinan kala I
sebelum dan sesudah diberikan relaksasi nafas dalam dan massage
counterpressure.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peneliti
tentang pengaruh relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure
terhadap respon adaptasi nyeri pada inpartu kala I fase aktif.
4
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat memberikan dan memperkaya ilmu kebidanan khususnya dalam
penanganan nyeri saat persalinan.
3. Bagi Rumah Bersalin dan Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya memberikan
pelayanan atau intervensi kebidanan pada wanita yang mengalami nyeri dalam
menghadapi persalinan.
4. Bagi peneliti lain
Dapat memberikan informasi dan data dasar untuk melaksanakan
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pemanfaatan relaksasi nafas dan
massage counterpressure dalam menurunkan intensitas nyeri persalinan.
5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian penelitian
Nama Peneliti Judul Peneliti Metode Hasil
Rini fitriani 2013
Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada pasien inpartu kala I fase laten di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tahun 2013
Pre eksperimental dengan one group pre test post test
Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah pemberian teknik nafas dalam (hasil : t hitung 8.654 dan t hitung 0,283, sehingga 8.654 > 0,283 (t-hitung > t-tabel) dan 0,000 < 0,05 (p < α)
Pasongli, dkk 2014
Efektifitas counterpressure terhadap penurunan intensitas nyeri kala I fase aktif persalinan normal di RS advent Manado
Deskriptif analitik dengan desain one group pretest- postest
hasil penelitian menunjukkan nyeri persalinan sebelum dilakukan massage counterpressure berada pada skala 9-10 (100%) dan setelah dilakukan massage counterpressure nyeri menurun paling besar pada skala 3-6 sebanyak 13 responden (86,7%). Analisa data menunjukkan signifikan lebih kecil dari 5% (p=0,000<0,05)
Terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya, fitriani (2013)
variabel bebas relaksasi nafas dalam, variabel terikat nyeri persalinan inpartu
kala I fase laten,. Pasongli, dkk (2014) variabel bebas massage counterpressure,
variabel terikat intensitas nyeri kala I fase aktif . Pada penelitian yang akan
dilakukan ialah tentang efektifitas massage counterpressure dan relaksasi nafas
dalam terhadap tingkat nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin normal
primigravida dan multigravida, dengan variabel terikat massage counterpressure
dan relaksasi nafas dalam dan variabel bebas respon adaptasi nyeri.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.1. Konsep persalinan
A.1.1. Defenisi
Proses persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin,
plasenta, dan membran dari Rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari
pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan
frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul
kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks
lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari Rahim ibu (Rohani, 2014).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
dengan bantuan atau tanpa bantuan(kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan
adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks
secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2012).
A.1.2. Tanda-tanda Persalinan
1. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP.Pada multigravida, tanda ini tidak
begitu kelihatan.
Mulai menurunnya bagian terbawah bayi ke pelvis terjadi sekitar 2 minggu
menjelang persalinan. Bila bagian terbawah bayi telah turun, maka ibu akan
merasa tidak nyaman; selain napas pendek pada trimester 3, ketidaknyamanan
disebabkan karena adanya tekanan bagian terbawah pada struktur daerah
pelvis, secara spesifik akan mengalami hal berikut.
a) Kandung kemih tertekan sedikit, menyebabkan peluang untuk
melakukan ekspansi berkurang, sehingga frekuensi berkemih
meningkat.
b) Meningkatnya tekanan oleh sebagian besar bagian janin pada saraf
yang melewati foramen obturatur yang menuju kaki, menyebabkan
sering terjadi kram kaki
7
c) Meningkatnya tekanan pada pembuluh darah vena menyebabkan
terjadinya oedema karena bagian terbesar dari janin menghambat
darah yang kembali dari bagian bawah tubuh.
2. Terjadinya his permulaan
Makin tua kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesteron makin
berkurang sehingga produksi oksitosin meningkat, dengan demikian dapat
menimbulkan kontraksi yang lebih sering, his permulaan ini lebih sering
diistilahkan sebagai his palsu. Sifat his palsu, antara lain :
a) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
b) Datangnya tidak teratur
c) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda
kemajuan persalinan
d) Durasinya pendek
e) Tidak bertambah bila beraktivitas
3. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
4. Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah,
kadang bercampur darah (bloody show). Dengan mendekatnya
persalinan, maka serviks menjadi matang dan lembut, serta terjadi
obliterasi serviks dan kemungkinan sedikit dilatasi (Rohani, 2014).
A.1.3. Tanda-tanda Timbulnya Persalinan (Inpartu)
1. Terjadinya His Persalinan
His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri di
perut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi Rahim dimulai pada
2 face maker yang letaknya didekat cornu uteri. His yang menimbulkan
pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu disebut his efektif. His efektif
mempunyai sifat ; adanya dominan kontraksi uterus pada fundus uteri, kondisi
berlangsung secara sinkPron dan harmonis, adanya intensitas konraksi yang
maksimal di antara dua kontraksi, irama teratur dan frekuensi yang makin sering,
lama his berkisar 45-60 detik.
8
Pengaruh his sehingga dapat menimbulkan: terhadap desakan daerah
uterus (meningkat), tehadap janin (penurunan), terhadap korpus uteri (dinding
menjadi tebal), terhadap isthmus uterus (teregang dan menipis), terhadap
servikalis (effacement dan pembukaan).
His persalinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Pinggangnya terasa sakit dan menjalar ke depan
b) Sifat his teratur, interval semakin pendek, dan kekuatan semakin besar
c) Terjadi perubahan pada serviks
d) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan, maka
kekuatan hisnya akan bertambah.
2. Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam (show)
Lendir berasal dari pembukaan yang menyebabkan lepasnya lendir
berasal dari kanalis servikalis.Sedangkan pengeluaran darah disebabkan
robeknya pembuluh darah waktuserviks membuka.
3. Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya
Sebagian ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput
ketuban.Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat
berlangsung dalam 24 jam. Namun apabila tidak tercapai, maka persalinan harus
diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum atau section
caesarea.
4. Dilatasi dan effacement
Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur
akibat pengaruh his.Effacement adalah pendataran atau pemendekan kanalis
servikalis yang semula panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali, sehingga
tinggal hanya ostium yang tipis seperti kertas (Marmi, 2016).
A.1.4. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Persalinan dapat berjalan normal apabila ketiga faktor fisik 3 P yaitu
power, passage, dan passanger dapat bekerja sama dengan baik. Selain itu
terdapat 2 P yang merupakan faktor lain yang secara tidak langsung
9
mempengaruhi jalannya persalinan, terdiri atas psikologi dan penolong. Dengan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.
1) Jalan lahir (passage)
Jalan lahir terbagi atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat,
dasar panggul, vagina dan introitus.Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya
terhadap jalan lahir yang relative kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk
panggul harus dilakukan sebelum persalinan dimulai.
Jalan lahir dibagi atas :
i. Bagian keras : tulang panggul
ii. Bagian lunak : uterus, otot dasar panggul, dan perineum
2) Passanger (janin dan plasenta)
Cara penumpang (passanger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap dan posisi janin.
Plasenta juga harus melalui jalan lahir sehingga dapat juga dianggap
sebagai penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat
proses persalinan pada kelahiran normal.
3) Power (tenaga/kekuatan)
a) Kekuatan primer (kontraksi involunter)
Kontraksi dari segmen atas uterus yang menebal dan dihantarkan ke
uterus bawah dalam bentuk gelombang. Istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kontraksi involunter ini antara lain frekuensi, durasi, dan
intensitas kontraksi. Kekuatan primer ini mengakibatkan serviks semakin menipis
(effacement) dan berdilatasi sehingga janin turun.
b) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)
Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan
mendorong keluar isi jalan lahir sehingga menimbulkan tekanan intra
abdomen.Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah
kekuatan dalam mendorong keluar.Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi
dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk mendorong keluar dari
uterus dan vagina.
10
c) Posisi ibu (positioning)
Posisi ibu dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan.Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk
menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi.
Posisi tegak (contoh : posisi berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok) memberi
sejumlah keuntungan.
4) Psikis (psikologis)
Banyak wanita normal bisa merasakan kegembiraan saat merasa
kesakitan diawal menjelang kelahiran bayinya.Faktor psikologis meliputi hal-hal
sebagai berikut.
a. Melibatkan psikologis ibu, dan persiapan intelektual
b. Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan orang terdekat pada kehidupan ibu
A.1.5. Tahapan Persalinan
1. Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm).Pada permulaan his, kala
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient masih bisa
berjalan-jalan (Manuaba, 1988). Proses pembukaan serviks sebagai akibat his
dibagi 2 fase, yaitu :
a. Fase laten
Berlangsung selama 8 jam.Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm.
b. Fase aktif, dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :
1) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4
cm
2) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm
3) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
11
Di dalam fase aktif ini frekuensi dan lama kontraksi uterus akan
meningkat secara bertahap, biasanya terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Biasanya dari pembukaan 4
cm, hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi kecepatan
rata-rata yaitu, 1 cm perjam untuk primigravida dan 2 cm untuk multigravida
(APN, 2008).
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun
terjadi demikian, tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi menjadi lebih
pendek. Mekanisme pembukaan serviks berbeda antara primi dan multigravida.
Pada multigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri eksternum
membuka. Pada primigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium
uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi
pada saat yang sama. Kala I selesai apabila pembukaan serviks telah
lengkap.Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam, sedangkan
multigravida kira-kira 7 jam (Prawirohardjo, 2005).
Dalam beberapa buku, proses membukanya serviks disebut dengan
berbagai istilah: melembek (softening), menipis (thinned out), oblitrasi
(oblitrated), mendatar dan tertarik ke atas (effaced dan taken up) dan membuka
(dilatation)..
Faktor yang mempengaruhi membukanya serviks :
1) Otot-otot serviks menarik pada pinggir ostium dan membesarkannya.
2) Waktu kontraksi, segmen bawah Rahim dan servkis diregang oleh isi
rahim terutama oleh air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada
serviks.
3) Waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat di atas kanalis
servikalis adalah yang disebut ketuban, menonjol ke dalam kanalis
servikalis membukanya.
2. Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, kala ini dimulai dengan
pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam
12
pada primigravida dan 1 jam pada multigravida (Sumarah, 2009). Gejala utama
dari kala II adalah :
a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit durasi 50 sampai
100 detik
b) Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak
c) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehingga terjadi : kepala membuka pintu, subocciput bertindak
sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi,
hidung, dan muka serta kepala seluruhnya.
d) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti putar paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala pada punggung
e) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong
dengan jalan :
i. Kepala di pegang pada occiput dan di bawah dagu, ditarik cuman
ke bawah untuk melahirkan bahu belakang
ii. Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa
badan bayi
iii. Bayi lahir diikuti oleh air ketuban
f) Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan multipara
rata-rata 0,5 jam (Manuaba, 2002).
3. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.Jika lebih dari 30 menit, maka harus diberi
penanganan yang lebih atau dirujuk (Sumarah, 2009). Lepasnya plasenta sudah
dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda :
a) Uterus menjadi bundar
b) Uterus terdorong ke atas karena plasenta di lepas ke segmen bawah
rahim
c) Tali pusat bertambah panjang
d) Terjadi perdarahan
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede
pada fundus uteri.Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
13
lahir (Manuaba, 1988).Lepasnya plasenta secara schultze yang biasanya tidak
ada perdarahan sebelum plasenta lahir dan banyak mengeluarkan darah setelah
plasenta lahir. Sedangkan pengeluaran plasenta cara Duncan yaitu plasenta
lepas dari pinggir, biasanya darah mengalir keluar antara selaput ketuban
(Mochtar,1994)
4. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan
adalah :
a) Tingkat kesadaran penderita
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan
c) Kontraksi uterus
d) Terjadi perdarahan (Manuaba, 1998)
A.1.6. Perubahan Anatomi Fisiologi Kala I
a) Keadaan SAR dan SAB pada persalinan
Menurut Prawihardjo selama persalinan uterus berubah bentuk menjadi
dua bagian yang berbeda.yaitu segmen atas dan segmen bawah. secara singkat
segmen atas berkontraksi, mengalami retraksi, menjadi tebal dan mendorong
janin keluar, sebagai respon terhadap gaya dorong kontraksi pada segmen atas,
sedangkan segmen bawah uterus dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi
dan menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui janin (Eka dan
Kurnia, 2014).
Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke
keadaan sebelum kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya
seperti sebelum kontraksi.Kejadian ini disebut retraksi.Dengan retraksi ini maka
rongga rahim mengecil dan anak berangsur di dorong ke bawah dan tidak
banyak naik lagi ke atas setelah his hilang.Akibat retraksi ini segmen atas
semakin tebal dengan majunya persalinan apalagi setelah bayi lahir (Eka dan
Kurnia, 2014).
b) Perubahan bentuk uterus
(1) Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang
punggung berpindah kedepan mendesak dinding perut depan ke depan.
14
Perubahan letak uterus waktu kontraksi penting karena dengan demikian
sumbu rahim searah dengan sumbu jalan lahir.
(2) Dengan adanya kontraksi dari ligament ratundum fundus uteri
terlambat, sehingga waktu kontraksi, fundus tak dapat naik ke atas. Kalau
fundus uteri dapat naik ke atas saat kontraksi, maka kontraksi tersebut
tidak dapat mendorong anak ke bawah (Eka dan Kurnia, 2014).
c) Perubahan pada serviks
Tenaga yang efektif pada kala I persalinan adalah kontraksi uterus, yang
selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik keseluruh selaput ketuban
terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban sudah pecah,
bagian terbawah janin di paksa langsung mendesak serviks dan segmen bawah
uterus. Sebagai akibat kegiatan daya dorong ini, terjadi 2 perubahan mendasar :
pendataran dan dilatasi serviks yang sudah melunak (Eka dan Kurnia, 2014).
Pendataran dari serviks ialah pemendekan dari canalis cervikalis, yang semula
berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja
dengan pinggir yang tipis ( Eka dan Kurnia, 2014 ).
Dilatasi adalah pelebaran os serviks eksternal dari muara dengan
diameter berukuran beberapa milimeter sampai muara terebut cukup lebar untuk
dilewati bayi. Ketika kontraksi uterus menimbulkan tekanan pada selaput
ketuban, tekanan hidrostatik kantong amnion akan melebarkan serviks. Dilatasi
secara klinis dievaluasi dengan mengukur diameter serviks dalam sentimeter, 0-
10 cm dianggap pembukaan lengkap. Pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi
bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah merupakan satu
saluran ( Eka dan Kurnia, 2014 )
d) Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Menurut Prawirohardjo, Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian
atas vagina yag sejak kehamilan mengalami perubahan-perubahan sedemikian
rupa, sehingga dapat dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah , segala
perubahan, terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh tekanan dari bagian
terbawah janin. Perubahan yang paling nyata terdiri atas peregangan serabut-
serabut levator ani dan penipisan bagian tengah perineum, yang berubah bentuk
15
dari masa jaringan berbentuk baji setebal 5 sentimeter menjadi (kalau tidak
dilakukan episiotomi) perineum teregang maksimal anus menjadi jelas membuka
dan terlihat sebagai lubang berdiameter 2-3 cm dan disini dinding anterior rectum
menonjol (Eka dan Kurnia, 2014 ).
e) Bloody show
Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur darah
yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan murni. Ketika
melihat rabas tersebut, wanita sering kali berpikir bahwa ia “melihat tanda
persalinan”. Kadang-kadang seluruh plak lendir dikeluarkan dalam bentuk
massa. Plak yang keluar pada saat persalinan berlangsung dan terlihat pada
vagina sering kali disangka tali pusat yang lepas oleh tenaga obstetric yang
belum berpengalaman. Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan
terjadi biasanya dalam 24 hingga 48 jam (Eka dan Kurnia, 2014).
A.1.7. Respon Klien saat Persalinan Kala I
Menurut Burroughs (2011) dalam penelitian erinda respon klien saat
persalinan kala I adalah sebagai berikut :
1) Fase Laten
Klien merasa senang dan sangat bersemangat menanti kelahiran
bayinya, banyak bicara dan ingin sekali mandiri, ingin mendapat informasi
tentang perawatan dirinya sendiri, banyak ketakutan pada sesuatu yang akan
terjadi saat persalinan.
2) Fase Aktif
Klien merasa gelisah, kontraksi semakin kuat menyebabkan kecemasan,
menjadi lebih mandiri sehingga klien tidak banyak meminta bantuan untuk
memenuhi kebutuhannya, klien lebih banyak menuntut ditemani oleh orang-
orang terdekat, untuk mendapatkan bimbingan atau takut saat kontraksi.
3) Fase Transisi
Klien mudah tersinggung, tidak terkontrol saat kontraksi, bersendawa,
perasaan mual dan ingin muntah, gemetar, kehilangan control pikiran dan takut
akan kesendirian.
16
A.2. Konsep Nyeri Persalinan
A.2.1. Defenisi
Association for the study of pain menyatakan nyeri merupakan
pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan muncul dari
kerusakan jaringan actual atau potensial atau menunjukkan adanya
kerusakan.(Nanda, 2006) dalam buku Maryunani.
Nyeri adalah rasa tidak nyaman akibat perangsangan syaraf-syaraf
khusus.Selama persalinan dan kelahiran pervaginam, nyeri disebabkan oleh
kontraksi rahim, dilatasi serviks, dan distensi perineum. Serat saraf aferen viseral
yang membawa impuls sensorik dari rahim memasuki medula spinalis pada
segmen torakal kesepuluh, kesebelas dan ke dua belas serta segmen lumbal
yang pertama(T10 sampai L1) (Marmi,2016).
Rasa nyeri persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi
(pemendekan) otot rahim.Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perut dan menjalar ke paha.Kontraksi ini menyebabkan adanya
pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan serviks ini maka
akan terjadi persalinan (Judha, 2015).
A.2.2. Fisiologis Nyeri
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik,emosi dan perilaku. Cara yang
paling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu menjelaskan
tiga komponen fisiologis berikut, yaitu resepsi, persepsi dan reaksi. Stimulus
penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut cabang perifer.serabut nyeri
memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf
dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di medulla
spinalis.Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel inhibitor,
mencegah stimulus sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa
hambatan ke korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan
memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta
asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (Potter & Perry 2005).
A.2.3. Penyebab nyeri
Menurut judha (2015), rasa nyeri persalinan muncul karena :
1) Kontraksi otot rahim
Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penapisan serviks serta
iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium.Karena rahim merupakan organ
internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. Nyeri visceral juga dapat
dirasakan pada organ lain yang bukan merupakan asalnya disebut nyeri alih
17
(reffered pain). Pada persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada punggung
bagian bawah dan sacrum.Biasanya ibu hanya mengalami nyeri ini hanya
selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar kontraksi.
2) Regangan otot dasar panggul
Jenis nyeri ini muncul pada saat mendekati kala II, tidak seperti nyeri
visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum, sekitar
anus.Nyeri klinis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan struktur
jalan lahir bagian bawah akibat penurunan bagian terbawah janin.
3) Episiotomy
Pada peristiwa episiotomy, nyeri dirasakan apabila ada tindakan
episiotomy, tindakan ini dilakukan sebelum jalan lahir mengalami laserasimaupun
rupture pada jalan lahir.
4) Kondisi Psikologis
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas,
takut dan tegang memicu produksi hormone prostaglandin sehingga timbul
stress. Kondisi stress dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa
nyeri.
A.2.4. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri antara lain :
1. Menurut tempatnya
a. Perifer pain
Yaitu pada daerah perifer biasanya dirasakan pada permukaan tubuh
seperti kulit dan mukosa.
b. Deep pain
Yaitu nyeri yang dirasakan dari struktur somatic dalam meliputi
periosteum, otot, tendon, sendi, pembuluh darah.
c. Visceral/splanik pain
Nyeri terjadi pada organ viseral seperti renal colic, cholesistitis,
apendiksitis, ulkus gaster.
d. Reffered pain (nyeri alihan)
Nyeri yang diakibatkan penyakit organ atau struktur dalam tubuh
(vertebrata, alat-alat viseral,otot) yang ditransmisikan kebagian tubuh di daerah
yang jauh sehingga dirasakan nyeri pada bagian tubuh tertentu tetapi sebetulnya
bukan asal nyeri.
e. Psikogenik pain
Nyeri yang dirasakan tanpa penyebab organic tetapi akibat trauma
psikologis yang mempengaruhi keadaan fisik.
18
f. Phantom pain
Nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang sebenarnya bagian tubuh
tersebut sudah tidakada.Contoh : nyeri pada ujung kaki yang sebelumnya sudah
diamputasi.
g. Interactable pain
Nyeri yang resisten
2. Menurut serangannya
a) Nyeri Akut
Nyeri akut terjadi kurang dari 6 bulan biasanya nyeri dirasakan
mendadakdan area nyeri dapat diidentifikasi.Nyeri akut mempunyai karakteristik
meningkatnya ketegangan otot dan kecemasan.
b) Nyeri Kronik
Nyeri yang tertahan lebih dari 6 bulan, sumber nyeri tidak dapat diketahui
dan nyeri sulit dihilangkan.Sensasi nyeri dapat berupa nyeri infus sehingga sulit
untuk diidentifikasi secara spesifik sumber nyeri tersebut.
3. Menurut sifatnya
a. Incidental
Nyeri timbul sewaktu-waktu kemudian menghilang.Misalnya, pada trauma
ringan.
b. Stedy
Nyeri yang timbul menetap dan dirasakan dalam waktu lama, misalnya
abses.
c. Proximal
Nyeri yang dirasakan dengan intensitas tinggi dan kuat, biasanya
menetap kurang lebih 10-15 menit kemudian hilang dan timbul lagi.
A.2.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri menurut Perry & Potter
(2005), antara lain :
1. Usia
Usia merupakan variable paling penting yang mempengaruhi nyeri,
khususnya pada anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang ditemukan
19
diantara kelompok ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan lansia beraksi
terhadap nyeri.
2. Jenis kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara makna dalam respon
terhadap nyeri.Diragukan apakah hanya jenis kelamin saja yang merupakan
suatu faktor dalam mengekspresikan nyeri. Toleransi nyeri sejak lama telah
menjadi subyek penelitian yang melibatkan pria dan wanita, akan tetapi toleransi
terhadap nyeri dipengaruhi faktor-faktor biokimia dan merupakan hal yang unik
pada setiap individu tanpa memperhatikan jenis kelamin.
3. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
kebudayaan mereka. Sosialisasi budaya menentukan perilaku psikologis
seseorang. Dengan demikian, hal ini dapat mempengaruhi pengeluaran fisiologis
opiate endogen dan sehingga terjadilah persepsi nyeri.
4. Makna nyeri
Pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini
juga dikaitkan secara dekat dengan latar belakang budaya individu tersebut.
Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-beda apabila nyeri
dengan cara berbeda-beda apabila nyeri tersebut memberikan kesan ancaman,
suatu kehilangan, hukuman dan tantangan. Misalnya seorang wanita yang
melahirkan akan mempersepsikan nyeri, akibat cedera karena pukulan
pasangannya. Derajat dan kualitas nyeri yang dipersiapkan nyeri klien
berhubungan dengan makna nyeri.
5. Perhatian
Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat
sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun.
Dengan memfokuskan perhatian dan konsentrasi klien pada stimulus yang lain,
maka perawat menempatkan nyeri pada kesadaran yang perifer. Biasanya hal ini
menyebabkan toleransi nyeri individu meningkat, khususnya terhadap nyeri yang
berlangsung hanya selama waktu pengalihan.
6. Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks.Ansietas seringkali
meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu
perasaan ansietas. Pola perbangkitan otonom adalah sama dalam nyeri dan
ansietas (Cit Perry, potter 2005), melaporkan suatu bukti bahwa stimulus nyeri
mengaktifkan bagian sistim limbic dapat memproses reaksi emosi seseorang,
khususnya ansietas. Sistem limbic dapat memproses reaksi emosi seseorang
terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri.
20
7. Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri, rasa kelelahan menyebabkan
sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping.Hal ini dapat
menjadi masalah umum setiap individu yang menderita penyakit dalam jangka
lama. Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri terasa lebih
berat dan jika mengalami suatu proses periode tidur yang baik maka nyeri
berkurang.
8. Pengalaman sebelumnya
Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu akan
menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Apabila
individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode nyeri tanpa pernah
sembuh maka rasa takut akan muncul, dan juga sebaliknya. Akibatnya klien akan
lebih siap untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
menghilangkan nyeri.
9. Gaya koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat
merasa kesepian, gaya koping mempengaruhi mengatasi nyeri.
10. Dukungan keluarga dan sosial
Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri adalah kehadiran
orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien.
Walaupun nyeri dirasakan, kehadiran orang yang bermakna bagi pasien akan
meminimalkan kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada keluarga atau teman,
seringkali pengalaman nyeri membuat klien semakin tertekan, sebaliknya
tersedianya seseorang yang memberi dukungan sangatlah berguna karena
akan membuat seseorang lebih nyaman. Kehadiran orang tua sangat penting
bagi anak-anak yang mengalami nyeri.
A.2.6. Manajemen Nyeri Persalinan
Ada beberapa metode untuk mengurangi nyeri persalinan non farmakologis yaitu
1. Relaksasi
Dengan relaksasi, seluruh sistem saraf,organ tubuh dan pancaindera ibu
beristirahat untuk mampu melepaskan ketegangan, dimana ibu tetap dalam
keadaan sadar. Teknik pengendalian nyeri yang termasuk relaksasi mengajarkan
ibu meminimalkan aktivitas saraf simpatis dan sistem saraf otonom.Dengan
menekan aktifitas saraf simpatis, ibu mampu memecahkan siklus ketegangan.
Ketika persalinan, relaksasi membuat proses kontrakasi berlangsung aman,
21
alami, dan lancar. Hal penting dalam relaksasi adalah lingkungan yang nyaman,
komunikasi yang jelas dan kenyamanan klien.(Maryunani, 2015).
2. Kompres hangat dan kompres dingin
Kompres biasanya dapat mengendalikan rasa nyeri juga memberikan
rasa nyaman sekaligus meredakan ketegangan (Marmi, 2016).
3. Hidrotherapi
Air dapat mengatasi rasa sakit karena dapat menyebabkan relaksasi.Jika
ibu merasa tegang, kontraksi menjadi sangat menyakitkan sehingga dapat
menyebabkan kontraksi menjadi tidak lancar.Air membantu ibu lebih rileks dan
lebih dapat mengendalikan diri mengahadapi kontraksi sehingga tidak terlalu
menyakitkan.Selain itu di dalamair otot-otot ibu mengendur (Marmi, 2016).
4. Aromatherapi
Aromatherapi menggunakan ekstrak wewangian tertentu untuk menebar
aroma dalam ruang bersalin. Efeknya dapat menenangkan, hilangnya rasa
cemas dan relaksasi ibu bersalin (Marmi, 2016).
5. Transcutaneus Nerve Stimulation(TENS)
Merupakan salah satu cara penanggulangan nyeri persalinan
nonfarmakologis. Dua pasang elektroda ditempelkan dipunggung, satu pasang
setinggi T10-L1, sepasang yang lain setinggi S2-S4. Stimulasi dua generator dua
saluran yang menghasilkan pulsa bifasik dengan intensitas rendah dan frekuensi
tinggi. Stimulasi ini dapat ditingkatkan sesuai dengan derajat nyeri yang dialami
(Marmi, 2014).
6. Musik
Musik dapat membantu ibu mengalihkan perhatian dari rasa nyeri
sehingga ibu merasa rileks.Hal ini dapat ditujukan bagi anda yang memang suka
mendengarkan alunan nada.Baik itu berupa alunan ayat Al-Qur‟an, atau musik
klasik (Marmi, 2016).
7. Counterpressure
Tekanan yang terus menerus selama kontraksi dilakukan pada tulang
sacrum wanita atau kepalan salah satu tangan atau peremasan pada kedua
pinggul (Erinda, 2015).
8. Tehnik relaksasi nafas dalam
Relaksasi pernapasan selama proses persalinan dapat mempertahankan
komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan homeostatis sehingga tidak
terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu
dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan.
22
A.2.7. Skala Nyeri
Terdapat beberapa skala nyeri yang dapat digunakan untuk mengetahui
tingkat nyeri antara lain :
a. Verbal Descriptor Scale (VDS)
Skala pendeskripsi verbal meruapakan sebuah garis yang terdiri dari tiga
sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di
sepanjang garis. Pendeskripsi ini diurutkan dari „‟tidak terasa nyeri” sampai nyeri
“nyeri yang tidak tertahan”.Perawat menunjukkan klien tentang skala tersebut
dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang
dirasakannya.Perawat juga menanyakan saberapa jauh nyeri terasa paling
menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa tidak menyakitkan.Alat VDS ini
memungkinkan klien memliih sebuah kategori untuk mendeskripsikan rasa nyeri
(Potter & Perry 2005).
b. Visual Analog Scale (VAS)
VAS merupakan suatu garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang
terus menerus.Skala ini memberikan kebebasan penuh pada pasien untuk
mengidentifikasi keparahan nyeri.VAS meruapakan pengukur keparahan nyeri
yang lebih sensitive karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada
rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata (Potter dan Perry 2005).
Penjelasan tentang intensitas nyeri sebagai berikut :
Gambar 2.1 Skala analog visual
Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri pada
skala 1 sampai 3, rasa nyeri seperti gatal atau tersetrum atau nyut-nyutan atau
melilit atau terpukul atau perih atau mules. Intensitas nyeri pada skala 4 sampai
6, seperti kram atau kaku atau tertekan atau sulit bergerak atau terbakar atau
ditusuk-tusuk.Sangat nyeri pada skala 7 sampai 9 tetapi masih bisa dikontrol oleh
klien.Intensitas nyeri sangat berat pada skala 10 nyeri tidak terkontrol (Potter &
Perry 2005).
23
3. Wong-baker FACES Pain Rating Scale
Skala ini terdiri dari enam wajah yang sedang tersenyum hal ini
menunjukkan tidak adanya nyeri kemudian secara bertahap meningkat menjadi
wajah kurang bahagia, wajah yang sangat sedih, sampai wajah yang sangat
ketakutan hal ini menunjukkan adanya nyeri yang sangat.(Potter & Perry 2005).
Gambar 2.2
Skala nyeri Wong-baker
Keterangan dari gambar diatas adalah angka 0 menunjukkan sangat
bahagia sebab tidak ada rasa sakit, angka 1 menunjukkan sedikit menyakitkan,
angka 2 menunjukkan lebih menyakitkan, angka 3 menunjukkan lebih
menyakitkan lagi, angka 4 menunjukkan jaug lebih menyakitkan dan5
menunjukkan benar-benar menyakitkan.
4. Numeric Raiting Scale (NRS)
NRS digunakan untuk menilai intensitas atau keparahan nyeri dan
memberi kebebasan penuh kepada klien untuk mengidentifikasi keparahan nyeri.
NRS merupakan skala nyeri yang popular dan lebih banyak digunakan di klinik,
khususnya pada kondisi akut, mengukur intensitas nyeri sebelum dan sesudah
intervensi teraupeutik, mudah digunakan dan didokumentasikan (Judha, 2015)
Gambar 2.3
Skala nyeri numerik
Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri ringan
pada skala 1 sampai 3, intensitas nyeri sedang pada skala 4 sampai 6, intensitas
nyeri berat pada skala 7 sampai 10. Cara penggunaan skala ini adalah : berilah
tanda salah satu angka sesuai dengan intensitas nyeri yang dirasakan pasien.
NRS merupakan skala pengukuran nyeri yang mudah dipahami oleh pasien,
dalam penelitian ini skala nyeri NRS diberi warna yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, skala NRS ini yang akan digunakan instrument penelitian (Potter &
Perry 2005).
1) 0 = tidak nyeri (hijau), tidak ada keluhan nyeri
24
2) 1-3 = nyeri ringan (kuning), ada rasa nyeri, mulai terasa dan
masih dapat ditahan
3) 4-6 = nyeri sedang (orange), ada rasa nyeri, terasa
mengganggu dengan usaha yang cukup untuk menahannya
4) 7-10 = nyeri berat (merah), ada nyeri, terasa sangat
mengganggu/ tidak tertahankan sehingga harus meringis, menjerit
bahkan berteriak
A.3. Massage counterpresure
A.3.1. Defenisi
Counterpresure merupakan tekanan yang cukup kuat pada titik tertentu di
punggung bawah selama kontraksi dengan menggunakan ujung jari atau
menngunakan kepalan kedua tangan secara kuat.Hal ini dapat dilakukan oleh
bidan maupun keluarga yang mendampingi ibu.Metode ini sangat bermanfaat
untuk mengurangi nyeri hebat terutama daerah pinggang belakang saat dimana
terjadi posisi oksipito posterior (Yanti, 2015).
Teknik massage counterpressure adalah tehnik massage untuk nyeri
pinggang persalinan dengan metode nonfarmakologis, yaitu dengan penekanan
persyarafan pada daerah nyeri pinggang ibu selama 20 menit dengan posisi
duduk. Penekanan dilakukan ketika responden mengalami kontraksi uterus (yang
menimbulkan nyeri pinggang) pada kala I fase aktif (Erinda, 2015).
A.3.2. Teknik Massage Counterpressure
Teknik massage counterpressure dilakukan dengan memberi penekanan
pada sumber daerah nyeri pinggang persalinan yang dirasakan sehingga dapat
melepaskan ketegangan otot, mengurangi nyeri pinggang persalinan,
memperlancar peredaran darah, dan akhirnya menimbulkan relaksasi. Teknik
massage counterpressure selama proses persalinan akan membantu mengatasi
kram otot, menurunkan nyeri, kecemasan mempercepat proses persalinan,
menghilangkan tegangan otot pada paha diikuti ekspansi tulang pelvis karena
relaksasi pada otot-otot sekitar pelvis dan memudahkan bayi turun melewati jalan
lahir, efektif dalam membantu mengurangi rasa nyeri pinggang persalinan dan
repatif aman karena hampir tidak ada efek samping yang ditimbulkan
(Erinda,2015).
Dengan pemberian massage dengan teknik counterpressure dapat
menutup gerbang pesan nyeri yang akan dihantarkan menuju medulla spinalis
dan otak, selain itu dengan tekanan yang kuat pada saat memberikan teknik
tersebut maka akan dapat mengaktifkan senyawa endhorpin yang berada di
sinaps sel-sel saraf tulang belakang dan otak, sehingga transmisi dari pesan
nyeri dapat dihambat dan menyebabkan penurunan sensasi nyeri (Erinda,2015).
Menurut Maryunani (2016), cara melakukan counter pressure sebagai berikut :
25
1) Pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau
bagian datar dari tangan, atau juga menggunakan bola tenis.
2) Melakukan penekanan pada bagian punggung bawah saat nyeri.
3) Tekanan pada counterpressure dapat diberikan gerakan lurus atau
lingkaran kecil.
4) Lakukan penekanan selama 30-90 detik.
5) Lakukan prosedur selama 3 kali berturut-turut.
6) Counterpressure tidak dapat diteruskan jika wanita merasa penekanan
ini tidak dapat menolong mengurangi rasa nyeri yang dideritanya.
Prosedur tindakan massage counterpressure yaitu :
1. Tawarkan pasien mau dipijat atau tidak
2. Posisikan pasien duduk atau telungkup yang nyaman.
Menurut Simpkin dan Ancheta (2005), adapun cara yang dapat dilakukan
pada aplikasi tindakan counterpressure adalah :
1. Cara 1
Melakukan tekanan kuat yang terus menerus selama kontraksi pada
tulang sacrum wanita dengan kepalan salah satu tangan.
Gambar 2.4 Counterpressure cara
2. Cara 2
Melakukan peremasan kedua pinggul kemudian menekan kedalam arah
titik tengah panggul dengan seluruh telapak tangan secara terus-menerus
sepanjang kontraksi (Simkin & Ancheta, 2005).
26
Gambar 2.5
Counterpressure cara 2
A.3.3. Prinsip atau Tujuan Teknik Massage Counterpressure
Prinsip atau tujuan massage counterpressure yaitu memberikan block
pada daerah nyeri sehingga nyeri dapat dikurangi. Penatalaksanaan massage
yang benar dapat mengurangi nyeri serta mengurangi ketegangan otot dan
individu dapat mempersepsikan massage sebagai stimulus untuk rileks,
kemudian timbul respon relaksasi sehingga dapat mengurangi tingkat nyeri
pinggang persalinan (Potter & Perry, 2005).
A.4. Tehnik pernapasan
A.4.1. Defenisi
Pernapasan sebagai media yang membantu ibu mempertahankan control
sepanjang kontraksi. Tehnik ini bertujuan untuk merespon kontraksi dan
mendapatkan kenyamanan selama persalinan.Filosofi Lamaze adalah
memandang suatu kelahiran sebagai hal yang normal, alami dan sehat.
Tujuannya agar ibu melahirkan menjadi lebih percaya diri, bebas mendapatkan
kenyamanan dengan berbagai cara, melalui dukungan emosional dan fisik dari
keluarga dan tenaga professional yang percaya proses persalinan berlangsung
karena kemampuan ibu. Teknik ini dapat mengurangi nyeri pada saat his;
meminta ibu bersalin untuk menghirup nafas sedalamnya melalui hidung dan
menghembuskan perlahan melalui mulut.Teknik pernapasan sederhana sangat
efektif mengurangi nyeri persalinan.
Teknik pernafasan yang tepat dapat mengurangi rasa sakit
persalinan.Teknik pernafasan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu teknik
pernapasan pada kala I awal dan teknik pernapasan pada kala I akhir.
a) Teknik pernafasan kala I awal
Dilakukan dengan cara tiap kali kontraksi dari awal sampai akhir kontraksi
ibu diminta untuk menarik nafas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan
keluarkan lewat mulut. Pada puncak kontraksi bernafaslah dengan ringan dan
27
pendek-pendek melalui mulut tetapi jangan terlalu lama karena bisa
mengakibatkan ibu kekurangan oksigen.
b) Teknik pernapasan kala I akhir
Kontraksi pada kala I akhir akan terjadi selama satu menit dan bisa terasa
setiap menit. Agar ibu tidak mengejan terlalu awal minta ibu untuk bernafas
pendek-pendek lalu bernafaslah panjang.Setelah itu, bernafaslah perlahan
dan teratur. Masa transisi ini merupakan masa yang paling sulit karena
kontraksi akan semakin kuat, tetapi serviks belum membuka seluruhnya.
Pada tahap ini, minta ibu jangan mengedan terlebih dahulu karena akan
menyebabkan serviks oedema (Marmi, 2016).
A.4.2. Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Bentuk pernafasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernafasan
diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diafragma selama inspirasi
yang mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan
desakan udara masuk selama inspirasi. Menurut Bourne, 2005 adapun langkah-
langkah teknik relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang.
2. Letakkan satu tangan di perut, tepat di bawah tulang rusuk.
3. Tarik nafas secara perlahan melalui hidung ke dalam paru-paru anda,
kemudian hitung sampai hitungan lima (hitung perlahan
“satu,dua,tiga,empat,lima). Jika anda bernafas perut anda seharusnya
akan terangkat. Dada akan bergerak sedikit dan perut anda akan
mengembang.
4. Jeda dan tahan nafas sampai hitungan lima.
5. Buang nafas perlahan melalui hidung atau mulut, sampai hitungan
lima. Dan pastikan untuk menghembuskan nafas sepenuhnya,
biarkan seluruh tubuh melepaskannya (viasualisasikan lengan dan
kaki anda longgar dan lemas)
6. Usahakan agar tetap konsentrasi/mata sambil terpejam
7. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri
8. Bila anda telah menghembuskannya sepenuhnya ambillah nafas
dalam ritme normal anda. Kemudian ulangi langkah 3 sampai 5 pada
siklus diatas.
28
9. Pertahankan latihan sampai 3-5 menit. Ulangi latihan sampai 5 kali.
10. Setiap menghembuskan nafas, bawalah diri anda pada keadaan
rileks.
B. Kerangka Teori
Gambar 2.6 Kerangka Teori
Nyeri
persalinan
Penyebab nyeri persalinan
:
Kontraksi otot rahim
Regangan otot dasar
panggul
Episiotomy
Kondisi psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan
Pengalaman persalinan
Dukungan keluarga
Keletihan
Usia
Kebudayaan
Perhatian
Respon adaptasi
nyeri :
1. Tidak nyeri
2. Nyeri ringan
3. Nyeri sedang
4. Nyeri berat
Massage counterpressure
Relaksasi nafas dalam
29
C. Kerangka Konsep
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 2.7
Kerangka Konsep
D. Defenisi Operasional
1. Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Latihan nafas pada saat adanya nyeri his; meminta ibu bersalin
menghirup nafas sedalamnya melalui hidung dan menghembuskan perlahan
melalui mulut.Pertahankan latihan sampai 3-5 menit dengan posisi rileks.Ulangi
sampai 5 kali latihan.
Skala ukur : nominal
Alat ukur : standar prosedur relaksasi nafas dalam
2. Massage Counterpressure
Sebuah terapi pijatan/ tekanan kuat pada tulang sacrumdengan kepalan
satu tangan secara terus-menerus selama 20 menit saat adanya kontraksi.
Skala ukur : nominal
Alat ukur : standar prosedur massage counterpressure
3. Nyeri
Rasa sakit yang timbul saat persalinan kala I fase aktif dari pembukaan 4-9 cm.
Skala ukur : interval
Alat ukur : lembar observasi dengan menggunakan skala numeric 0-10
(Numeric Rating Scale)
Skala Ukur :
a. nyeri ringan : 1 - 3
b. nyeri sedang : 4 - 6
c. nyeri berat : 7 – 10
Relaksasi nafas dalam
Massage counterpressure
Nyeri Persalinan kala
I fase aktif
30
E. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah massage counterpressure lebih efektif
dibandingkan teknik relaksasi nafas dalam meningkatkan respon adaptasi nyeri
pada pasien inpartu kala I fase aktif di Klinik Bersalin Dina Medan Denai.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi
eksperimen dengan menggunakan tipe one group pretest-postest yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi nafas dalam dan massage
counterpressure dalam menurunkan respon adaptasi nyeri pada pasien inpartu
kala I fase aktif. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi
eksperimental dengan pre and post test without control (Kontrol diri sendiri), yang
artinya peneliti hanya melakukan intervensi pada satu kelompok tanpa
pembanding. Pengaruh perlakuan dinilai dengan cara membandingkan nilai post
test dengan pre test (Saryono, 2011)
Desain penelitian Quasi experimental dengan rancangan pre and post
test without control design dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Design penelitian
Subyek Pre test Perlakuan Pos test
K-A 01 X1 02
K-B 03 X2 04
Keterangan :
K-A : Responden penelitian yang mendapat perlakuan relaksasi nafas dalam
K-B : Responden penelitian yang mendapat perlakuan massage
counterpressure
01 : intensitas nyeri pada kelompok relaksasi nafas dalam sebelum
mendapat perlakuan
02 : intensitas nyeri pada kelompok relaksasi nafas dalam sesudah
mendapat perlakuan
32
03 : intensitas nyeri pada kelompok massage counterpressure sebelum
mendapat perlakuan
04 : intensitas nyeri pada kelompok massage counterpressure setelah
mendapat perlakuan
X1 : relaksasi nafas dalam
X2 : massage counterpressure
B. Tempat dan Waktu Penelitian
B.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Dina Kecamatan Medan
Denai.Klinik Bersalin Dina merupakansalah satu klinik yang memberikan
pelayanan INC, dan berdasarkan survey awal klinik tersebut belum pernah
memberikan terapi nonfarmakologis pada pasien inpartu sebelumnya.
B.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan april – juni 2018.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang melahirkan
normal di Klinik Bersalin Dina.Jumlah pasien yang melahirkan di Klinik Bersalin
Dina selama periode oktober-desember sebanyak 50 orang, jadi rata-ratanya 17
orang perbulan.
Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu yang inpartu di klinik Dina.
Metode sampling yang digunakan adalah “consecutive sampling” adalah cara
pengambilan sample yang memenuhi kriteria sampai kurun waktu tertentu
sampai jumlah sampel terpenuhi. Pada penelitian ini peneliti akan mengambil
sampel sebanyak 30 respoden.
Dimana jumlah sampel tersebut didapat dengan menggunakan Rumus Slovin :
n = N
1 + N (e2)
Dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
33
e = batas toleransi kesalahan yang direncanakan ( 0.05 )
jadi :
n = N
1 + N (e2)
n = 32
1 + 32 (0,052)
n = 29,62 (dibulatkan menjadi 30)
Kriteria inklusi :
- Ibu inpartu kala I fase aktif, pembukaan 4 sampai dengan 9
- Ibu melahirkan dengan letak belakang kepala
- Belum pernah diberi perlakuan terapi nonfarmakologis sebelumnya
- Bersedia untuk diteliti
Kriteria ekslusi :
- Ibu inpartu dengan patologis
- Ibu yang tiba-tiba masuk kala II sebelum diberi perlakuan
- Sudah pernah diberikan teknik relaksasi sebelumnya
- Pasien dengan gangguan kontraksi
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
yang diperoleh dari lembaran observasi.
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden,
yaitu dengan menunjukkan skala pengukuran nyeri dalam bentuk skala numerik.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh berdasarkan data yang sudah ada yaitu jumlah ibu
inpartu yang ingin melakukan persalinan di klinik Dina.
34
E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Bagian
pertama berisi tentang pengkajian data demografi ibu bersalin yang meliputi :
nama ibu (inisial), usia, pekerjaan, paritas, diisi oleh peneliti. Bagian kedua berisi
tentang pertanyaan yang menggambarkan intensitas nyeri ibu berdasarkan skala
intensitas nyeri (0-10).Gambaran intensitas nyeri didapatkan dengan
menanyakan kepada ibu tentang besar kekuatan nyeri yang dirasakannya,
sebelum dan sesudah intervensi dilakukan diisi oleh peneliti setelah ibu
menunjukkan skala nyeri yang ibu rasakan. Bagian ini digunakan untuk mengkaji
pengaruh relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure terhadap respon
adaptasi ibu selama fase aktif persalinan.
Alat ukur yang digunakan mengevaluasi amplikasi riset dengan
pengukuran skala nyeri yaitu skala nyeri numeric (Jhuda, 2015)
Gambar 3.3
Skala Nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1) 0 = tidak nyeri (hijau), tidak ada keluhan nyeri
2) 1-3 = nyeri ringan (kuning), ada rasa nyeri, mulai terasa dan masih
dapat ditahan
3) 4-6 = nyeri sedang (orange), ada rasa nyeri, terasa mengganggu
dengan usaha yang cukup untuk menahannya
4) 7-10 = nyeri berat (merah), ada nyeri, terasa sangat mengganggu/ tidak
tertahankan sehingga harus meringis, menjerit bahkan berteriak
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap I : Perijinan
Pada tahapan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan tempat penelitian yang akan dilaksanakan mulai dari survei,
pengambilan data dan penelitian terhadap ibu bersalin di lapangan.
2. Tahap II : Penarikan Sampel
Pada tahap ini peneliti menetapkan sampel yang akan digunakan yaitu ibu
bersalin kala I fase aktif pada bulan Februari-Maret 2018.
35
3. Tahap III Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
primer.Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi disebarkan pada responden yang sebelumnya
meminta kesediaan calon responden, kemudian menjelaskan cara mengisi
kuesioner dan menunggu sampai responden menyelesaikan pengisian
kuesioner, responden bisa bertanya bila ada pertanyaan yang belum dipahami.
4. Tahap IV : Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data terkumpul, kemudian dimasukkan ke dalam komputer dan
dianalisis.
5. Tahap V : Penarikan Kesimpulan
Hasil dari analisis komputer kemudian ditarik kesimpulan
G. Teknik pengolahan dan Analisis Data
G.1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam
penelitian, oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar. Kegiatan
dalam proses pengolahan data adalah sebagai berikut :
1. Memeriksa data (Editing)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan
data atau setelah data terkumpul.
2. Memberi kode (Coding)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri dari beberapa kategori.
a) Tingkat Nyeri Persalinan
1) Nyeri ringan = 1
2) Nyeri sedang = 2
3) Nyeri berat = 3
b) Usia
1) <20 = 1
2) 20-35 = 2
3) > 35 = 3
c) Pekerjaan
1) Bekerja = 1
36
2) Tidak bekerja = 2
d) Paritas
1) Primipara = 1
2) Multipara = 2
3. Menyusun data (Entri data)
Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master table atau database computer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi.
4. Analisa (Analiting)
Data yang telah dikumpul pada saat penelitian kemudian dilakukan
analisis univariat dan bivariate.
5. Cleaning
Cleaning merupakan pengecekan kembali data yang sudah dientri
apakah ada kesalahan atau tidak.Kesalahan tersebut kemungkinan terjadi pada
saat kita mengentri data ke computer. (marmi 2014)
G.2. Analisis Data
1. Analisa univariat
Analisa univariat mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan dari masing-
masing variabel yang diteliti untuk data numerik.Pengujian masing-masing
variabel dengan menggunakan tabel dan diinterpretasikan berdasarkan hasil
yang diperoleh. Analisa deskripsi pada penelitian ini menjelaskan atau
mendeskripsikan intensitas nyeri persalinan sebelum maupun sesudah
intervensi.
2. Analisa bivariate
Analisa bivariate digunakan untuk mengetahui perbedaan efektifitas
masing-masing antarvariabel yakni relaksasi nafas dalam dan massage
counterpressure.Dalam menganalisis data secara bivariate dilakukan uji
normalitas data. Dalam penelitian ini jumlah sampel sebanyak 30 responden.,
dan uji yang dilakukan menggunakan Shapiro wilk dan didapatkan nilai p
berdistribusi normal. Maka dilanjutkan dengan uji paired t test untuk mengukur
rata-rata nyeri sebelum dan sesudah dilakukan pemberian relaksasi nafas dan
massage counterpressure. Selanjutnya dilakukan uji t test independen untuk
mengetahui keefektivitasan antara relaksasi nafas dalam dan massage
counterpressure.
37
a. Jika p value α (0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti
tidak ada perbedaan efektifitas relaksasi nafas dalam dan massage
counterpressure terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu bersalin
kala I fase aktif.
b. Jika p value α ≤ (0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
ada perbedaan efektifitas antara relaksasi nafas dalam dan massage
counterpressure terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu bersalin
kala I fase aktif.
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan pengumpulan data pada subjek penelitian yaitu
ibubersalinkala Ifaseaktifyang melahirkan di Klinik Bersalin Dina Medan Denai.
Pengambilan data dilakukanselama 3 bulandaribulan April sampai Juni.Ibu
bersalin yang memenuhi kriteria inklusi penelitian sebanyak 30 orang diberikan
relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure. Maka dari penelitian
tersebut didapat :
A.1 Karakteristik Penelitian
Karakteristik subjek penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 distribusi frekuensi karakteristik ibu inpartu kala I fase aktif di Klinik Bersalin Dina Medan Denai Bulan April-Juni 2018
No Karakteristik Jumlah %
1 Usia(Tahun) -
20-35 Ahun 30 100
2 Pekerjaan Bekerja 20 67,7 Tidak bekerja 10 33,3
3 Paritas 0 Primipara 12 40 Multipara 18 60 Total 30 100
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan sebagian besar responden
adalah berusia 20-35 tahun (100%), bekerja 20 responden (67,7%), dan
multipara sebanyak 18 responden (60%).
39
A.2 Tingkat Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Relaksasi Nafas
Dalam Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik Bersalin Dina
Medan Denai
Tabel 4.2 Tingkat Nyeri Responden Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Relaksasi Nafas Dalam Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik
Bersalin Dina Medan Denai
Tingkat Nyeri Tingkat Nyeri
Pre test % Posttest %
Ringan - - 3 20 Sedang 10 66,7 12 80 Berat 5 33,3 - - Total 15 100 15 100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebelum dilakukan teknik relaksasi
nafas dalam mayoritas tingkat nyeri ibu bersalin kala I fase aktif yaitu nyeri berat
sebanyak 5 reponden (3,33%).
A.3 Perbedaan Tingkat Nyeri Responden Relaksasi Nafas
DalamTerhadap Respon Adaptasi Nyeri Kala I Fase Aktif di Klinik
Bersalin Dina Medan Denai
Tabel 4.3 analisis Dependen t test Efektifitas Relaksasi Nafas DalamPada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik Bersalin Dina Medan Denai
Perlakuan n Mean SD 95% ci t P
Pre 15 6,33 1,543 2.477-4.723
6.874 0.001 Post 15 4,07 1,100
Pada tabel 4.3 Rata-rata intensitas nyeri sebelum dilakukan teknik
relaksasi nafas dalam adalah 6,63 (nyeri berat) dengan standar deviasi 1,543 ,
sedangkan sesudah diberi perlakukan menjadi 4,07 (nyeri sedang) dengan
standar deviasi 1,100.p <0.001 artinya ada perbedaan bermakna skor nyeri
persalinan sebelum dan sesudah teknik relaksasi dalam, dengan demikian maka
disimpulkan teknik relaksasi nafas dalam efektif menurunkan rasa nyeri
persalinan kala I fase aktif.
40
A.4 Tingkat Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Massage
Counterpressure Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik
Bersalin Dina Medan Denai
Tabel 4.4 Tingkat nyeri Responden sebelum dan sesudah dilakukan massage counterpressurePada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik
Bersalin Dina Medan Denai
Tingkat Nyeri Tingkat Nyeri
Pre Test % Post test %
Ringan - - 5 33,3 Sedang 2 13,3 10 66,7 Berat 13 86,7 - - Total 15 100 15 100
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebelum dilakukan massage
counterpressure mayoritastingkat nyeri ibu bersalin kala I fase aktif yaitu nyeri
berat sebanyak 13 reponden (86,7%).
A.5 Perbedaan Tingkat Nyeri Responden Massage Counterpressure
Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Kala I Fase Aktif diKlinik Bersalin
Dina Medan Denai
Tabel 4.5 analisis Dependen t test Efektifitas Massage Counterpressure Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik Bersalin Dina Medan Denai
Perlakuan N Mean SD 95% ci T P
Pre 15 7.67 1.047 3.089-4.377
12.433 0.001 Post 15 4,07 1.280
Pada tabel4.4 Rata-rata intensitas nyeri sebelumteknik massage
counterpressure adalah 7,67(nyeri berat) dengan standar deviasi 1,047,
sedangkan sesudah diberi perlakukan menjadi 4,07 (nyeri sedang) dengan
standar deviasi 1,280. p <0.001 artinya ada perbedaan bermakna skor nyeri
persalinan sebelum dan sesudahmassage counterpressure, dengan demikian
maka disimpulkan teknik massage counterpressureefektif menurunkan rasa nyeri
persalinan kala I fase aktif.
41
A.6 Perbedaan efektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan massage
counterpressure terhadap respon adaptasi nyeri kala I fase aktif di
Klinik Bersalin Dina Medan Denai
Tabel 4.6 Perbedaan efektivitas relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure dengan uji t independen
Kelompok perlakuan
Mean df SD T P
Massage counterpressure
3.60 0.295 8.433
4.633
0,001
Relaksai nafas dalam
2.26 2.717
Berdasarkan hasil analisist-test independent diperoleh nilai 0,001 (p value
< α 0,05) dengan standar deviasi massage counterpressure 0,29 < 2,71sehingga
didapatkan hasil bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil tersebut
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara relaksasi nafas dalam
dan massage counterpressure dalam mengatasi nyeri persalinan kala I fase aktif.
Dengan demikian dari kedua teknik tersebut lebih efektif terhadap respon
adaptasi nyeri adalah massage counterpressure.
B. PEMBAHASAN
B.1 Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
Diberi Relaksasi Nafas Dalam
Perlakukan teknik nafas dalam banyak memberikan pengaruh terhadap
respon adaptasi nyeri setelah dilakukan selama 15 menit. Hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil yang telah diperoleh selama penelitian yaitu : sebelum diberikan
perlakuan nyeri sedang sebanyak 10 responden (66,7%), nyeri berat 5
responden (33,3%).
Hal ini karena nyeri persalinan merupakan tanda untuk memberitahu ibu
bahwa ibu telah memasuki tahapan proses persalinan. Dimana nyeri dalam
persalinan memiliki intensitas berbeda-beda. Dilihat dari hasil observasi bahwa
nyeri merupakan hal bersifat subyektif, setiap ibu akan merasakan, mengalami
dan mendeskripsikan nyerinya masing-masing. Beberapa ibu mengatakan nyeri
yang dirasakan berada di bagian bawah area punggung, dan kemudia menyebar
ke bagian di bawah perut termasuk kaki. Selain itu rasa sakit dengan rasa
seperti tertusuk hingga mencapai puncak dan kemudian hilang dengan
42
sendirinya. Ibu yang mengalami nyeri persalinan banyak yang merasakan takut,
cemas, belum siap, capek, tidak kuat, sehingga menyebabkan nyeri persalinan
yang hebat. Ibu yang mengalami nyeri persalinan yang hebat, ibu akan
menangis, merintih, menjerit, menolak bantuan, atau bergerak tanpa arah pada
saat mengalami nyeri persalinan, dan sedikit ibu yang mentolerir nyeri
persalinannya. Sesuai dengan teori (Maryunani, 2016) bahwa ibu yang akan
bersalin berespon terhadap nyeri dengan cara berbeda-beda.
Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan termasuk salah satu
diantaranya paritas. Berdasarkan lembar obervasi penelitian, dari 30 responden
12 orang ibu primigravida mengalami nyeri berat, sedangkan 18 orang ibu
multigravida mengalami nyeri berat dan nyeri sedang. Hal ini dikarenakan primi
maupun multi akan mengalami namanya nyeri pada saat persalinan. Karena
nyeri persalinan diakibatkan membukanya serviks, peregangan segmen bawah
Rahim dan adanya kotraksi.
Berdasarkan hasil wawancara ibu primi mengatakan khawatir karena
tidak mengerti bagaimana cara menghadapi persalinan. Ibu cenderung
mengalami kecemasan hingga menimbulkan ketegangan dan ketakutan.sesuai
dengan teori bahwa bagi primipara bahwa persalinan yang dialaminya
merupakan pengalaman pertama kali dan ketidaktahuan menjadi faktor
penunjang timbulnya rasa tidak nyaman atau nyeri, persepsi terhadap nyeri
persalinan karena primipara mempunyai proses persalinan lebih lama dan lebih
melelahkan. Hal ini disebabkan oleh serviks primipara memerlukan tenaga yang
lebih besar untuk meregangkannya, sehingga menyebabkan intensitas kontraksi
lebih besar selama persalinan. Disamping itu primipara menunjukkan
peningkatan kecemasan dan keraguan untuk mentolerir rasa nyaman selama
persalinan, perasaannya lebih berfokus pada nyeri yang dirasakan (Winny,
2015).
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat setelah diberikan perlakuan
relaksasi nafas dalam nyeri ringan sebanyak 3 responden (20%), nyeri sedang
sebanyak 12 responden (80%). Selanjutnya apabila hasil tersebut dianalisis
dengan uji paired sample t-test dengan hasil nilai p < α (0,001 < 0,05) dengan
demikian ada perbedaan secara signifikan tingkat nyeri pada pasien kala I fase
aktif antara sebelum diberi perlakuan relaksasi nafas dalam dan sesudah diberi
perlakuan teknik relaksasi nafas dalam.
43
Teknik relaksai nafas dalam dapat mengurangi ketegangan,
meningkatkan relaksasi fisik dan emosional. Penurunan tingkat nyeri disebabkan
ketika ibu inpartu yang merasakan nyeri dan melakukan relaksasi nafas dalam
direspon oleh otak melalui korteks serebri lalu dihantarkan ke hipotalamus,
hipotalamus melepaskan Corticotrophin Releasing Factor (CRF) lalu merangsang
kelenjar pituitary untuk memberitahu medulla adrenal dalam meningkatkan
produksi prooploidmelanocortin (POMC) sehingga enkhepalin meningkat.
Kalenjar pituitary menghasilkan hormone endorphin sebagai neurotransmitter
yang dapat mempengaruhi suasana hati menjadi rileks.Peningkatan endhorpine
dan enkhepalin menyebabkan tubuh menjadi rileks dan rasa nyeri berkurang
(Marmi, 2016).
Hal ini sesuai dengan penelitian Nurhayani (2015) menyatakan bahwa
relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara efektif dalam upaya
mengurangi nyeri kala fase aktif pada persalinan normal. Metode relaksasi nafas
yang dilakukan secara benar pada ibu bersalin yang mengalami nyeri kontraksi
memang memberikan pengaruh terhadap respon fisiologis nyeri persalinan.Hal
ini disebabkan oleh efek metode relaksasi, yaitu menimbulkan kondisi rileks,
melepaskan ketegangan otot, menghilangkan stres, dan memberikan rasa
nyaman kepada ibu.Dukungan dari pihak tenaga kesehatan sangat berpengaruh
terhadap psikis ibu. Ketika sesorang dalam kondisi rileksasi, ketakutan dan
kecemasan akan mereda dan diikuti oleh respon tubuh, sehingga ibu mampu
mengendalikan diri dalam menghadapi nyeri kontraksi yang ada. Sesuai dengan
Penelitian Qorina (2017) bahwa relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tingkat
nyeri persalinan pada kala I fase aktif.
B.2 Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
DiberikanMassage Counterpressure
Dari 15 orang responden didapatkan nilai rata-rata intensitas nyeri
sebelum diberi massage counterpressure adalah 7,67 berkisar 7-9 (nyeri berat).
Setelah dilakukan massage counterpressure menjadi 4,07 berkisar 4-6 (nyeri
sedang). Ini menunjukkan teknik massage counterpressure cukup efektif untuk
mengurangi nyeri persalinan secara statistik didapatkan p =0,001 yang
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikansetelah diberikan
44
perlakuanmassage counterpressure dalam menurunkan nyeri persalinan kala I
fase aktif.
Teknik massage counterpressure dilakukan di daerah lumbal dimana
saraf sensorik rahim dan mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis Rahim
memasuki sumsum tulang belakang melalui saraf torakal 10-11-12 sampai
lumbal 1. Dengan begitu impuls rasa sakit ini dapat di blok yaitu dengan
memberikan rangsangan pada saraf yang berdiamater besar yang menyebabkan
gate control akan tertutup dan rangsangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks
serebral (Mander, 2005)
Hal ini sesuai dengan penelitian Erinda (2015) yang mengatakan bahwa
sentuhan merupakan metode yang efektif dalam menurunkan nyeri persalinan.
Dengan pemberian massage counterpressure dapat menutup gerbang pesan
nyeri yang akan dihantarkan menuju medulla spinalis dan otak, selain itu dengan
tekanan yang kuat pada saat memberikan teknik tersebut maka akan dapat
mengaktifkan senyawa endhorpin yang berada di sinaps sel-sel saraf tulang
belakang dan otak, sehingga transmisi dari pesan nyeri dapat dihambat dan
menyebabkan penurunan sensasi nyeri.
Begitu juga dengan hasil penelitian Passongli (2014) menyebutkan bahwa
pijatan selama 20 menit pada sacrum dapat membantu pengurangan nyeri.
Dimana massage counterpressure merangsang pengeluaran hormone
endhopine, mengurangi produksi cathecolamine, dan merangsang serabut saraf
afferent dalam memblokir transmisi rangsang nyeri (gate control theory).
Sehingga membantu nyeri persalinan (Indah &Dwi, 2017).
B.3 Efektifitas Relaksasi Nafas Dalam dan Massage Counterpressure
Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai rata-rata intensitas
nyeri sebelum diberikan relaksasi nafas dalam dan massage
counterpressureyakni kisaran 7-9 (nyeri berat). Sesudah dilakukan relaksasi
nafas dalam intensitas nyeri menjadi 4,07 (nyeri sedang). Hasil uji statistik
didapatkan t hitung 8,433 dan standar deviasi 0,295. Sedangkan untuk kelompok
II sesudah dilakukan massage counterpressure menjadi 4,07 (nyeri sedang).
Hasil uji statistik diperoleh t hitung 12.433 dan standar deviasi1.280 denganp
<0.001. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa massage counterpressure lebih
efektif menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif daripada relaksasi nafas
dalam, dimana standar deviasi massage counterpresssure lebih kecil
dibandingkan relaksasi nafas dalam dengan hasil 0,29< 2,71.
45
Teknik massage counterpressure adalah pijatan tekanan kuat dengan
cara meletekkan tumit tangan atau bagian-bagian datar dari tangan, atau juga
menggunakan bola tenis pada daerah lumbal dimana sedang mengalami sakit
punggung (Lane, 2010). Massage harus dilakukan selama 25-30 menit supaya
dapat memberikan efek teraupeutik dan untuk mencapai relaksasi yang
maksimal yaitu mengendurkan otot yang tegang, sehingga dapat membuka aliran
darah yang sempit. Prinsip teknik massage counterpressure yaitu memberikan
blok pada daerah nyeri, sehingga nyeri dapat dikurangi (Erinda, 2015). Dalam
penelitian ini massage counterpressure lebih besar memberikan kontribusi dalam
meningkatkan respon adaptasi nyeri daripada relaksasi nafas.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Pratiwi, dkk (2013) mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara kelompok
yang diberi abdominal lifting dan counterpressure, counterpressure lebih efektif
dalam mengatasi nyeri persalinan kala I fase aktif dengan hasil mean 43 lebih
kecil mean teknik abdominallifting sebesar 46.58.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu metode penghilang
nyeri secara nonfarmakologi. Pada prinsipnya teknik relaksasi nafas dalam dapat
mengurangi ketegangan pada ibu yang membuat stress saat nyeri persalinan,
dengan dilakukannya teknik relaksasi nafas dalam ini akan membuat rileks tubuh
dan akan menghentikan produksi hormone adrenalin dan semua hormone yang
diperlukan saat stress, maka hormone tersebut akan digantikan dengan endopin
yang merupakan hormone penghilang rasa sakit (Judha, 2015). Selanjutnya
pernyataan Mander (2004) bahwa tindakan utama relaksasi dianggap menutup
gerbang untuk menghambat perjalanan rangsang nyeri pada pusat yang lebih
tinggi pada system saraf pusat.Selanjutnya rangsangan taktil dan perasaan
positif yang berkembang ketika dilakukan teknik relaksasi nafas dalam yang
penuh perhatian dan empatik bertindak memperkuat efek teknik relaksasi nafas
dalam untuk mengendalikan nyeri (Judha, 2015).Dalam penelitian Winny (2015)
menyebutkan bahwa ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap respon
adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif. Dari hasil analisis didapatkan
mean untuk pre test sebesar 6,9 dan untuk post test sebesar 4,67.
Menghilangkan rasa nyeri adalah hal yang penting dan sejalan dengan
program Making Pregnancy Saver (MPS) dengan salah satu aspek
penatalaksanaan dalam persalinan yaitu aspek saying ibu sebagaimana yang
46
dicanangkan oleh kementriaan kesehatan. Penerapan konsep sayang ibu bukan
berfokus pada jumlah nyeri yang dialami wanita, akan tetapi upaya tentang
bagaimana cara mengatasi nyeri tersebut (Bobak, 2004; Depkes RI, 2015).
Penanganan nyeri dalam persalinan merupakan hal utama yang harus
diperhatikan oleh pemberi asuhan persalinan. Penolong persalinan seringkali
lupa menerapkan teknik pengontrolan nyeri, hal ini akan menyebabkan ibu
bersalin memiliki pengalaman persalinan yang buruk , mengalami trauma
persalinan yang dapat menyebabkan postpartum blues, maka sangat penting
untuk penolong persalinan memenuhi kebutuhan ibu akan rasa aman dan
nyaman (Mander, 2006)
47
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Teknik relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure merupakan
terapi nonfarmakologis yang dapat meningkatkan respon adaptasi nyeri
persalinan pada kala I fase aktif.
2. Sebelum diberikan relaksasi nafas dalam rata-rata nyeri pada subjek
penelitian yakni 6,63 dengan standar deviasi 1,543. Sesudah diberikan
intervensi relaksasi nafas rata-rata nyeri menjadi 4,07 dengan standar
deviasi 1,100 dan nilai p = 0,001 (p < 0,005).
3. Sebelum diberikan massage counterpressure rata-rata nyeri yang
dialami subjek penelitian yakni 7,67 dengan standar deviasi 1,047.
Sesudah diberikan intervensi rata-rata nyeri menjadi 4,07 dengan
standar deviasi 1,280 dan nilai p = 0,001 (p < 0,005).
4. Kesimpulan penelitian ini adalah massage counterpressure lebih efektif
dibandingkan denganrelaksasi nafas dengan standar deviasi 0,29< 2,71
dan nilai p = 0,001 (p<0,05).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang dapat diajukan
antara lain :
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dipublikasikan secara luas kepada pihak akademis, sehingga dapat
dijadikan referensi dalammemberikan asuhan kebidanan pada pasien
inpartu.Dan bagi institusi pendidikan agar selalu meningkatkan dan menggiatkan
penelitian terbaru di bidang kesehatan.
2. Bagi pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai intervensi asuhan kebidanan
untuk manajemen nyeri persalinan.Dan diharapkan dapat diaplikasikan dalam
menangani masalah nyeri persalinan saat kala I fase aktif sehingga penggunaan
analgesik dapat diminimalkan.
48
3. Bagi Klinik
Pemberian relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure dapat
membantu meningkatkan respon adaptasi nyeri pada nyeri persalinan kala I fase
aktif diharapkan klinik mampu menerapkan kedua intervensi tersebut.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi untuk
mengembangkan penelitian ini lebih lanjut agar dapat melakukan penelitian
serupa dengan menggabungkan kedua intervensi.
49
DAFTAR PUSTAKA
APN,2008.Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.
Bobak, Lowdermilk, & Jensen.(2005) Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:
EGC. Eka dan Kurnia.(2014). Asuhan Kebidanan Persalinan (intranatal care).Jakarta : Trans Info Media. Erinda. (2015). Aplikasi Tindakan Teknik Counter Pressure Terhadap Penurunan
Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Ny.S Dengan Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang VK RSUD Sukoharjo.Skripsi.Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada. Surakarta. Fitriani, Riri. (2013). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon
Adaptasi Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Fase Laten Di RSKIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2013. Vol. VII. No. 2/2014.
Handerson, C (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC. Indah,& dkk (2017). Teknik Massage Punggung Untuk Mengurangi Nyeri
Persalinan Kala I Tahun 2017 (diakses, 08 Mei 2018) Judha, M. (2012) Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.Yogyakarta:
Muha Medika Mander, R. (2006).Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC Manuaba.(2010). Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Marmi, S.ST. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan.Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Maryunani.A. (2015). Nyeri Dalam Persalinan Teknik & Cara Penanganannya Jakarta : Trans Info Media Nurhayani, Anita (2015). Efektifitas Relaksasi Nafas Dalam dan Massage
Counterpressure Terhadap Tingkat Nyeri Kontraksi Uterus Kala I Fase Aktif Pada Persalinan Normal Tahun 2015. (diakses, 06 juni 2018).
Pasongli, seri & dkk.(2014). Efektifitas Counterpressure Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Normal Di Rumah Sakit Advent Manado.Jurnal Ilmiah bidan. Vol II. No. 2.Juli-Desember 2014. Potter & Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
50
Pratiwi, dkk.(2013). Efektifitas Teknik Abdominal lifting dan Massage Counterpressure dalam Mengatasi Nyeri Persalinan Fase Aktif Kala I di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang Tahun 2013. (diakses. April 2018)
Prawirohardjo.S. (2005).Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Putri, winny (2015).Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon
Adaptasi Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif di BPM Yogyakarta. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiah. Yogyakarta.
Qorina, Fairuz (2017). Efektifitas Massage Effleurage Yang Dilakukan Suami
Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di Kecamatan Setu.Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Tahun 2017. (diakses, Mei 2018).
Rohani.(2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan.Jakarta : Salemba Medika Saryono.2011. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Kesehatan.Yogyakarta : Nuha Medika Simkin, Penny & Ancheta, R. (2005). Buku Saku Persalinan. EGC. Jakarta.
Sulistyawati, dkk, 2012.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika Sumarah.(2010). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya Wahyuningsih, Marni. (2014). Efektifitas Aromaterapi Lavender Dan Massage
Effleurage Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida Di BPS Dan Ruang PONEK RSUD Karanganyar.Skripsi.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada. Surakarta.
Wildan,& dkk (2012). Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Adaptasi Nyeri
Persalinan Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Di BPS Wilayah Puskesmas Patrang Kabupaten Jember Tahun 2012. (diakses, 9 november 2017)
Yanti.(2010). Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
Assalamu „alaikum Wr.Wb
Dengan Hormat,
Saya Wilfa Muslimah SIhaloho, Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Medan Jurusan Kebidanan Medan, saya sedang melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam dan Massage
Counterpressure Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif Di Klinik Bersalin Dina Medan Bromo Tahun 2018. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui adanya pengaruh relaksasi nafas dalam dan maasge
counterpressure terhadap respon adaptasi nyeri saat persalinan. Saya akan
memberikan pertanyaan dan mengobservasi ibu tentang
Data demografi yang meliputi insial ibu, umur, pekerjaan, dan paritas ibu.
Dan saya akan melihat dan menilai bagaimana nyeri yang dialami ibu
selama persalinan.
Bagi ibu yang bersedia untuk dilakukan wawancara, akan saya lakukan dan bagi
yang tidak bersedia saya tidak memaksa. Partisipasi ibu/saudari bersifat sukarela
tanpa paksaan, setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan
digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini tidak dikenakan
biaya apapun. Bila ibu/saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat
menghubungi saya :
Nama : Wilfa Muslimah Sihaloho
Nim : P07524414051
No.Hp :085358338831
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu/saudari yang telah ikut berpartisipasi
pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu/saudari dalam penelitian ini akan
menyumbangkan sesuatu yang berguna untuk perbaikan dalam pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan
ibu/saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, 2018
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
“Efektifitas Relaksasi Nafas Dalam dan Massage Counterpressure
Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif
Di Klinik Dina Medan Denai
Tahun 2018”
Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian, saya
bersedia menjadi responden tanpa ada unsur paksaan, sebagai bukti saya akan
menandatangani surat persetujuan penelitian
Medan, 2018
Hormat saya sebagai responden
( )
LEMBAR OBSERVASI
EFEKTIFITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN MASSAGE
COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU
BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK BERSALIN DINA MEDAN DENAI
TAHUN 2018
Kelompok : Relaksasi nafas dalam
Massage counterpressure
A. Data Demografi
No. Responden :
Umur :
Pekerjaan :
Anak ke berapa :
B. Skala pengukuran intensitas nyeri sebelum tindakan
Pada skala nyeri numerik di bawah ini, lingkari (O) angka yang menurut
anda merupakan angka yang mewakili rasa nyeri yang anda rasakan saat
ini.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
0 tidak nyeri (hijau), tidak ada keluhan nyeri
1-3 nyeri ringan (kuning), ada rasa nyeri, mulai terasa dan masih dapat ditahan
4-6 nyeri sedang (orange), ada rasa nyeri, terasa mengganggu dengan usaha
yang cukup untuk menahannya
7-10 nyeri berat (merah), ada nyeri, terasa sangat mengganggu/ tidak tertahankan
sehingga harus meringis, menjerit bahkan berteriak
C. Skala pengukuran intensitas nyeri setelah tindakan
Petunjuk pengisian:
Pada skala nyeri numeric di bawah ini, lingkari (O) angka yang menurut
anda merupakan angka yang mewakili rasa nyeri yang anda rasakan saat
ini.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
0 tidak nyeri (hijau), tidak ada keluhan nyeri
1-3 nyeri ringan (kuning), ada rasa nyeri, mulai terasa dan masih dapat
ditahan
4-6 nyeri sedang (orange), ada rasa nyeri, terasa mengganggu dengan usaha
yang cukup untuk menahannya
7-10 nyeri berat (merah), ada nyeri, terasa sangat mengganggu/ tidak
tertahankan sehingga harus meringis, menjerit bahkan berteriak
PROSEDUR RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI
NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF
DI KLINIK DINA MEDAN DENAI
Beri tanda check list ( ) pada kolom yang sesuai!
Ya : Jika kegiatan dilakukan sesuai prosedur
Tidak : Jika kegiatan tidak dilaksanakan
Responden :
Tanggal :
Observer :
Lembar check list Relaksasi Nafas Dalam pada ibu bersalin kala I fase aktif
No TINDAKAN TEKNIK
RELAKSASI NAFAS DALAM Ya Tidak
1 Ciptakan lingkungan yang tenang.
2 Letakkan satu tangan di perut, tepat di bawah tulang rusuk.
3 Tarik nafas secara perlahan melalui hidung ke dalam paru-paru anda, kemudian hitung sampai hitungan lima (hitung perlahan “satu,dua,tiga,empat,lima). Jika anda bernafas perut anda seharusnya akan terangkat. Dada akan bergerak sedikit dan perut anda akan mengembang.
4 Jeda dan tahan nafas sampai hitungan lima.
5 Buang nafas perlahan melalui hidung atau mulut, sampai hitungan lima. Dan pastikan untuk menghembuskan nafas sepenuhnya, biarkan seluruh tubuh melepaskannya (viasualisasikan lengan dan kaki anda longgar dan lemas)
6 Usahakan agar tetap konsentrasi/mata sambil terpejam
7 Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri
8 Bila anda telah menghembuskannya sepenuhnya ambillah nafas dalam ritme normal anda. Kemudian ulangi langkah 3 sampai 5 pada siklus diatas.
9 Pertahankan latihan sampai 3-5 menit.
10 Setiap menghembuskan nafas, bawalah diri anda pada keadaan rileks.
PROSEDUR MASSAGE COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON
ADAPTASI NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK
DINA MEDAN DENAI
Beri tanda check list ( ) pada kolom yang sesuai!
Responden :
Tanggal :
Observer :
Lembar check list Relaksasi Nafas Dalam pada ibu bersalin kala I fase aktif
No TINDAKAN TEKNIK
MASSAGE COUNTERPRESSURE Ya Tidak
1 Pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau bagian datar dari tangan, atau juga menggunakan bola tenis.
2 Melakukan penekanan pada bagian punggung bawah saat nyeri.
3 Tekanan pada counterpressure dapat diberikan gerakan lurus atau lingkaran kecil.
4 Lakukan penekanan selama 30-90 detik
5 Lakukan selama 20 menit.
.
Massage Counterpressure
No Umur Gravida Pembukaan Pekerjaan TS Massage C Ny. P Pre KATEGORI TS M.C Ny.P Post KATEGORI
1 2 1 5 1 6 9 3 8 3 1
2 2 2 6 2 8 8 3 6 4 2
3 2 1 5 1 4 7 3 8 3 1
4 2 1 4 1 2 7 3 4 5 2
5 2 1 6 1 4 9 3 6 3 1
6 2 2 7 1 6 7 3 6 4 2
7 2 2 6 1 8 6 2 4 6 2
8 2 2 5 1 6 9 3 6 2 1
9 2 1 5 1 6 8 3 8 2 1
10 2 2 4 1 8 7 3 6 4 2
11 2 2 6 1 4 6 2 4 5 2
12 2 1 5 1 10 9 3 6 5 2
13 2 2 4 1 4 7 3 4 5 2
14 2 1 5 2 6 8 3 6 6 2
15 2 1 6 2 8 8 3 8 4 2
Relaksasi Nafas Dalam
KODE UMUR GRAVIDA PEMBUKAAN PEKERJAAN TS
N.D Ny.P PRE KATEGORI TS R.N Post Ny.P POST KATEGORI
1 2 1 5 2 5 9 3 7 6 2
2 2 1 6 2 7 6 2 7 4 2
3 2 2 5 1 5 4 2 5 2 1
4 2 1 6 2 7 5 2 4 4 2
5 2 2 6 1 8 6 2 7 3 1
6 2 1 5 1 5 8 3 4 5 2
7 2 1 6 1 4 9 3 6 5 2
8 2 2 6 2 5 6 2 7 4 2
9 2 2 4 2 3 7 3 6 5 2
10 2 2 6 2 5 5 2 7 4 2
11 2 2 4 1 4 8 3 8 4 2
12 2 2 4 1 3 6 2 5 4 2
13 2 2 4 1 5 5 2 4 2 1
14 2 2 5 1 7 5 2 7 5 2
15 2 2 4 2 5 6 2 8 4 2
NORMALITAS RELAKSASI NAFAS
Case Processing Summary
KODE
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
RELAKSASI 1 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
2 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Descriptives
KODE Statistic Std. Error
RELAKSASI 1 Mean 6.33 .398
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 5.48
Upper Bound 7.19
5% Trimmed Mean 6.31
Median 6.00
Variance 2.381
Std. Deviation 1.543
Minimum 4
Maximum 9
Range 5
Interquartile Range 3
Skewness .563 .580
Kurtosis -.685 1.121
2 Mean 4.07 .284
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.46
Upper Bound 4.68
5% Trimmed Mean 4.07
Median 4.00
Variance 1.210
Std. Deviation 1.100
Minimum 2
Maximum 6
Range 4
Interquartile Range 1
Skewness -.520 .580
Kurtosis .346 1.121
Tests of Normality
KODE
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
RELAKSASI 1 .252 15 .011 .901 15 .098
2 .276 15 .003 .886 15 .059
a. Lilliefors Significance Correction
NORMALITAS MASSAGE COUNTERPRESSURE
Case Processing Summary
kode
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
nyeri 1 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
2 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Descriptives
kode Statistic Std. Error
nyeri 1 Mean 7.60 .254
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 7.05
Upper Bound 8.15
5% Trimmed Mean 7.61
Median 8.00
Variance .971
Std. Deviation .986
Minimum 6
Maximum 9
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -.062 .580
Kurtosis -.810 1.121
2 Mean 4.07 .330
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.36
Upper Bound 4.78
5% Trimmed Mean 4.07
Median 4.00
Variance 1.638
Std. Deviation 1.280
Minimum 2
Maximum 6
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness -.141 .580
Kurtosis -.847 1.121
Tests of Normality
Kode
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nyeri 1 .195 15 .128 .896 15 .082
2 .167 15 .200* .929 15 .266
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
UJI PAIRED T TEST RELAKSASI NAFAS
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PRE 6.33 15 1.543 .398
POST 4.07 15 1.100 .284
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PRE & POST 15 .702 .004
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
PRE -
POST 2.267 1.100 .284 1.658 2.876 7.982 14 .000
UJI PAIRED T TEST MASSAGE COUNTERPRSSURE
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pre massage 7.67 15 1.047 .270
post massage 4.07 15 1.280 .330
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 pre massage & post
massage 15 -.515 .049
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 pre
massag
e - post
massag
e
3.600 2.028 .524 2.477 4.723 6.874 14 .000
HASIL UJI INDEPENDEN T TEST
Group Statistics
Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
m Pre 15 7.67 1.047 .270
Post 15 4.07 1.280 .330
rn Pre 15 6.33 1.543 .398
Post 15 4.07 1.100 .284
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
m Equal
variances
assumed
.295 .591 8.433 28 .000 3.600 .427 2.726 4.474
Equal
variances not
assumed
8.433 26.937 .000 3.600 .427 2.724 4.476
rn Equal
variances
assumed
2.717 .110 4.633 28 .000 2.267 .489 1.264 3.269
Equal
variances not
assumed
4.633 25.306 .000 2.267 .489 1.260 3.274