Post on 25-Jun-2015
BAB IPENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ
manusia yang menerima makanan, mencernanya menjadi energy dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara
satu manusia dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya
sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3
bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut
hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan
yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa
makanan melalui anus.
2. Masalah
a. Apa saja anatomi dan fisiologi system pencernaan itu ?
b. Bagaimanakah proses pencernaan makanan ?
c. Apa saja gangguan system pencernaan ?
d. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami
gangguan pencernaan ?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi system pencernaan
b. Untuk mengetahui proses pencernaan makanan
c. Untuk mengetahui gangguan system pencernaan
d. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami gangguan system pencernaan
1
4. Manfaat
a. Bagi Pelajar
Sebagai bahan pendidikan, bahan teori, bahan diskusi dan ilmu
pengetahuan
b. Bagi Masyarakat
Sebagai sumber pengetahuan dan sumber pendidikan
c. Bagi Peneliti
Sebagai bahan penelitian selanjutnya dan lahan praktik
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa
organ, berturut-turut dimulai dari Rongga Mulut, Esofagus, Lambung,
Usus Halus, Usus Besar, Rektum, Anus.
1. Rongga Mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada
rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan
untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :
a. Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan
menjadi partikel yang kecil-kecil.
b. Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta
mengecap rasa makanan.
c. Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah
tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter
ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim
amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga
mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
2. Esofagus ( kerongkongan )
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut
dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat
daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis
yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan).
Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar
3
makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan
peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.
3. Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti
kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga
mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang
berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-
otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu
otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi
dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa
kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
Senyawa kimia fungsi
Asam HCl
Lipase
Renin
Mukus
Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Sebagai disinfektan, serta merangsang
pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin
pada usus halus.
Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.
Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air
susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
Melindungi dinding lambung dari kerusakan
akibat asam HCl.
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan
kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur
kim.
4. Usus halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus
memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3
bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (±
4
3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja,
dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta
senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
senyawa kimia fungsi
Disakaridase
Erepsinogen
Hormon Sekretin
Hormon CCK
(Kolesistokinin)
Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi
erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam
amino.
Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan
senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus.
Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu
ke dalam usus halus.
Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
Senyawa kimia Fungsi
Bikarbonat
Enterokinase
Amilase
Lipase
Menetralkan suasana asam dari makanan yang
berasal dari lambung.
mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta
mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin
mengubah pepton menjadi asam amino.
Mengubah amilum menjadi disakarida.
Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
5
Tripsinogen
Kimotripsin
Nuklease
Hormon Insulin
Hormon Glukagon
Tripsin yang belum aktif.
Mengubah peptone menjadi asam amino.
Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan
gugus pospat.
Menurunkan kadar gula dalam darah sampai
menjadi kadar normal.
Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar
normal.
5. Usus besar
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus
halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U
terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden,
Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai
hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari
tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh didefekasi.
6. Rektum dan anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum
dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian
rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum
mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang
menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
B. Proses pencernaan makanan
6
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada
suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
- Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan
dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
- Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai
kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna
oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian
diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa.
Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
- Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi
pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin,
dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus
dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
- Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan
(diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi
butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian
diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju
jantung oleh pembuluh limfe.
C. Gangguan sistem pencernaan• Apendikitis : Radang usus buntu. • Diare :Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat. • Kontipasi (Sembelit) : Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air
besar) • Maldigesti : Terlalu banyak makan atau makan suatu zat
yang merangsang lambung. • Parotitis : Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong • Tukak Lambung/Maag : "Radang" pada dinding lambung, umumnya
diakibatkan infeksi Helicobacter pylori • Xerostomia : Produksi air liur yang sangat sedikit
7
D. Asuhan keperawatan1. Pengkajian
a) Riwayat keperawatan/kesehatanData Biografi• Nama• Usia• Jenis kelamin• Suku• Status perkawinan• Agama• Pekerjaan
b) Keluhan Utama• Nyeri mulut, kerongkongan, perut atau rectum• Kesulitan menelan• Perubahan BAB, feses
c) Riwayat Penyakit Sekarang
d) Riwayat Penyakit Keluarga
e) Pola pemeliharaan kesehatan• Kebiasaan merokok• Minum alcohol• Penggunaan kafein• Perawatan gigi dan gusi• Aktifitas/olah raga• Sumber stress
f) Pola peranan kekerabatan• Apakah pasien baru dating dari suatu daerah• Kebiasaan makan keluarga• Apakah ada masalah psikologis (menimbulkan masalah makan dan pola eliminasi).
2. Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan rongga mulutINSPEKSI :
8
• Bibir dan rahang : warna, tekstur, lesi, simetris dan pembengkakan.• Gigi : ompong, keropos, goyah dan berlobang.• Mukosa/bagian dalam mulut : kemerahan, pucat, bercak putih, plak, ulkus dan perdarahan.PALPASI :• Nyeri tekan• Mobilitas• Pembengkakan
b) Pemeriksaan fisik abdomenINSPEKSI :1. Permukaan perut/abdomen
Tegang, licin, tipis, pembesaran perut Mengeriput,setelah pelebaran, pengembangan, distensi Kulit perut menjadi kuning Adanya pelebaran vena pada permukaan abdomen Kulit dinding perut tampak tebal
2. Bentuk perutNormal : Simetris :- Penimbunan cairan dirongga perut- Penimbunan udara dalam usus- Terlalu gemukAsimetris :- Tumor dalam rongga perut- Pembengkakan organ perut- Hamil (normal)3. Gerakan dinding perutNormal : mengempis pada ekspirasi dan mengembang pada inspirasiBila diafragma lumpuh terjadi gerak dinding perut yang berlawananGerakan setempat disebabkan oleh gerak usus (peristaltic) Pada orang tua dan kurus, gerakan peristaltic jelas terlihat.
4. Denyutan perutPada orang kurus ditemukan pada daerah epigastriumSecara patologis untuk menandakan adanya pembengkakan ventrikel kanan jantung
9
Denyutan pada hipokondrium kanan merupakan denyutan pada vena hati akibat dekompensasi kordis.
PALPASI ABDOMEN1. Tempat nyeri tekanDimulai dari area yang tidak nyeriNyeri menunjukkan peradangan baik peritoneum atau organ perutPeritonitis, paling sakit2. Bagian perut yang tegangRigit (kaku)Pada orang dengan tegang mental, dinding perut dapat tegang sekali dan dapat mengenai seluruh perutPada peritonitis seluruh perut tegang disertai nyeri menyeluruhGejala kekakuan pada otot perut disebut defense muskulus.3. Organ-organ di rongga perutPalpasi lambung :Meliputi 3 hal yaitu :- Nyeri tekan- Karsinoma/tumor lambung- Dilatasi lambungDilatasi lambung terjadi akibat stenosis pylorusNormal : 5 jam sesudah makan minum lambung kosongPalpasi hati :Normal : tidak terabaBila teraba bagaimana sifatnya ; tajam/tumpul (tepi hepar), permukaan ; rata/benjol, konsistensi ; keras/kenyal.Palpasi kandung empedu :Normal : tidak terabaBila peradangan dijumpai tanda khas Murphy sign yaitu terhentinya pernafasan sejenak pada puncak inspirasi karena terasa nyeri pada saat palpasi.Palpasi limpaNormal : tidak terabaPada infeksi akut limpa menjadi besar dengan konsistensi lunak.Palpasi ginjal :Bagian bawah ginjal kanan dapat teraba pada orang sehat dengan dinding perutnya lemas.Peradangan ginjal dapat disangsikan dengan perabaan kandung empedu.Palpasi colon
10
Pada umumnya tidak teraba, kecuali bila berisi udara/feses sehingga akan teraba suatu benjolan berbentuk sosis.
4. Benjolan di dalam perutAdanya benjolan didalam perut dipalpasi untuk menentukan ; posisi, ukuran, konsistensi, bentuk dan motilitas.5. Cairan bebas di rongga perutPalpasi organ sukar dilakukanCara Dipping yaitu menekan dinding perut dengan cepat dan dalam menggunakan ujung-ujung jari.6. Palpasi lobang herniaAdanya penonjolan di atas dinding perut, dapat ditentukan apakah karena tumor atau sebagian isi rongga abdomen menonjol melalui lobang hernia.Hernia dapat ditimbulkan karena adanya tempat-tempat yang mempunyai kelemahan local.
PERKUSI ABDOMEN1. Pembesaran organ2. Udara bebas dalam perut3. Cairan bebas dirongga perut
Normal : TympaniKecuali di bawah arcus costa kanan/kiri karena ada hati dan limpaBila pada usus terisi udara maka semua daerah tympaniAsites penuh disebut gross asitesDitemui shifting dullness yaitu adanya suara redup pada pergeseran dan berubah menjadi tympani, seperti : sirosis hepatic dengan asites.
AUSKULTASI ABDOMEN1. Suara/bunyi peristaltic ususMenghilang jika usus lumpuh pada ileus paralitikMeninggi pada penyumbatan usus (metalik sound)Mengeras pada diare2. Gerakan cairanHanya didengar daerah hipogastrium kiri/hipokondrium kiri3. Bising pembuluh darahNormal : tidak terdenganTerdengan bila penyumbatan/penyempitan yaitu sistolik.
11
3. KLASIFIKASI GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN
1. GANGGUAN PENELANAN• Muntah• Peradangan mulut• Gangguan osofagus• Kanker mulut dan osofagus2. GANGGUAN PENCERNAAN• Gastritis• Ulserasi lambung dan duodenum• Kanker lambung• Sindroma malabsorpsi3. GANGGUAN ELIMINASI• Peradangan usus• Ileus• Hernia• Lesi anorektal• Kanker kolorektal
GANGGUAN PENELANAN
MuntahSubjektif :- Mengalami muntah- Persepsi pasien terhadap penyebab muntah.Objektif :- Observasi terhadap muntah (perubahan warna , bau)
Peradangan mulutSubjektif :- Rasa sakit dalam mulut- Kehilangan nafsu makan- mual- Mulut teraba kotor- Peningkatan atau penurunan salivaObjektif :- Inspeksi mulut : kebersihan, kondisi geligi, tanda-tanda radang, perdarahan selaput mukosa atau gusi
12
- Kemampuan pasien untuk memelihara oral hygiene : status mental, kebersihan setelah oral hygiene
Gangguan osofagusSubjektif :- Sukar menelan- Nyeri ulu hati- RegurgitasiObjektif :- Menelan/rangsang palpasi dinding leher- Refleks muntah/rangsang lidah post/faring
Kanker mulut dan osofagusObjektif :- Kondisi mulut : keutuhan selaput mulut- Pola makan : kemampuan penyesuaian diri dengan beberapa makanan- Kemampuan menelan : aspirasi, tersedak, masuk ke hidung, dan keluar air liurketika menelan.- Komunikasi verbal- Penampilan wajah- Kesulitan menelan
GANGGUAN PENCERNAAN
GastritisSubjektif :- Anoreksia- MualObjektif :- Muntah (jumlah, frekuensi, adanya darah)- Tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (haus, penurunan turgor, selaput mukosa kering, oliguria, otot lemah)
Ulserasi lambung dan duodenumSubjektif :- Rasa sakit (lokasi, karakteristik)Objektif :- Tanda perdarahan (hematemesis)- Perforasi
13
- Obstruksi
Kanker lambungSubjektif :- Tanda awal tidak diketahui- Menimbulkan tanda-tanda obstruksi osofagus/pylorus (nyeri ulu hati, cepat kenyang)
Sindroma malabsorpsiObjektif :- Feces (warna terang, kotor penuh lemak, konsistensi, bau)
GANGGUAN ELIMINASI
Peradangan usus akutSubjektif :- Anoreksia, mual, ketidaknyamanan pada perutObjektif :- Muntah (frekuensi, jumlah, warna)- Feces (frekuensi, karakteristik, jumlah cairan, bau busuk)- Kembung (akumulasi gas)- Tanda-tanda ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Obstruksi ususObjektif :- Bising usus- Muntah- Nyeri abdomen- Perut kembung- Out put urine- Tanda-tanda vital
HerniaSubjektif :- NyeriObjektif :- Menonjolnya suatu organ melalui defek
Kanker kolonSubjektif :
14
- Kesulitan BAB/konstipasi- Perasaan BAB belum tuntasObjektif :- Darah dalam feces, meningkatnya BAB
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK• Barium Kontras• USG• Sinar X• Arteriografi• Endoskopi
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd dispagia, rasa tidak enak setelah makan, anoreksia, kehilangan permukaan absorpsi dari usus.• Nyeri bd inflamasi esophagus, iritasi mukosa lambung, usus, distensi, kekakuan.• Risiko terhadap aspirasi bd kerusakan menelan• Risiko kurang volume cairan bd muntah, diare• Konstipasi bd diet rendah serat, immobilisasi, penurunan masukan• Perubahan eliminasi usus bd manipulasi operasi, immobilisasi, gangguan masukan nutrisi• Risiko kerusakan integritas jaringan bd peningkatan risiko drainase luka operasi, perubahan sirkulasi.• Gangguan citra tubuh bd perubahan fungsi usus (ileostomi, kolostomi)• Kurang pengetahuan bd kurang informasi tentang kebutuhan perawatan di rumah
15
BAB IIIPENUTUP
1. Kesimpulan
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ,
berturut-turut dimulai dari Rongga Mulut, Esofagus, Lambung, Usus Halus, Usus
Besar, Rektum, Anus.
Adapun Gangguan sistem pencernaan yaitu Apendikitis, Diare, Kontipasi
(Sembelit), Maldigesti, Parotitis, Tukak Lambung/Maag dan Xerostomia.
2. SaranSeorang perawat yang baik adalah seorang perawat yang tau, mengerti dan
professional dalam melakukan tugasnya demi kesembuhan pasien. Maka dari itu
pengetahuan tentang system pencernaan dan cara penanganan penyakitnyanya
harus dapat benar-benar dikuasai oleh perawat
16