Post on 05-Jul-2015
Sistem ABS
ABS (Anti Lock Break System) adalah suatu sistem pengatur tekanan rem yang mencegah
supaya roda-roda tidak memblokir , walaupun direm dengan gaya penuh. Sistem ini bekerja
apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga salah sebagian atau semua roda
berhenti sementara mobil masih melaju, membuat kendaraan tidak terkendali sama sekali.
Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk
mengendurkan tekanan, lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu
berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat
dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif.
Tujuan ABS adalah :
Menstabilkan mobil saat di rem penuh, walaupun konsisi jalan jelek
Mobil masih bisa dikemudikan, walaupun tekanan rem penuh
Keausan ban kecil
Sistem ABS pada suatu rem hidraulis adalah sistem yang mulai bekerja, bila salah satu roda
mulai memblokir. Selama roda masih berputar tekanan rem mengalir langsung dari master ke
silinder roda.
Komponen-komponen ABS
1. Silinder master
2. Unit kontrol tekanan rem
3. ECU ABS
4. Sensor putaran roda
5. Silinder roda
6. Lampu kontrol
7. Sensor putaran aksel belakang
Fungsi komponen
1. Silinder master :
Membangun tekanan hidraulis sesuai dengan gaya tekan sopir
Tekanan hidraulis ini mengalir ke unit tekanan
2. Unit kontrol tekanan rem :
Mengatur tekanan hidraulis rem untuk setiap roda sesuai dengan perintah computer
3. ECU ABS :
Mendapat informasi daris ensor putaran roda
Menghitung tekanan ideal untuk setiap roda
Mengirimkan perintah pengatur ke unit kontrol tekanan rem
Komputer selalu memeriksa fungsi diri secara automatis
Bila fungsinya salah, komputer memberi aliran dengan lampu kontrol kepada sopir
4. Sensor putaran roda :
Menghitung putaran roda secara induktif dan mengirim signal ke ECU ABS
5. Lampu Kontrol
Mengetahui ABS dalam keadaan normal atau tidak.
Cara kerja
1. Saat Rem Bekerja Normal (ABS tidak berfungsi)
Arus listrik menuju solenoid 0 ampere sehingga:
1. Gaya magnet tidak dihasilkan pada Solenoid valve sehingga Anchor tidak tertarik
menuju Solenoid.
2. Inlet port terbuka dan outlet port tertutup
3. Tekanan minyak rem dari master cylinder Iangsung dikirim ke caliper / wheel
cylinder melalui inlet port dari solenoid valve
4. Saat outlet port dari Solenoid valve tertutup, tekanan minyak rem tidak disalurkan ke
tanki reservoir
2. Saat ABS Bekerja (Tekanan tetap/Roda mulal slip)
Arus listrik menuju solenoid 2 ampere sehingga:
1. Gaya magnet dihasilkan oleh arus 2 ampere menarik Anchor ke posisi dimana Anchor
dan Return Spring diseimbangkan (Jarak aliran kecil)
2. Inlet port dan outlet port tertutup
3. Minyak rem bertekanan dari Master cylinder tidak disalurkan ke Solenoid valve
sehingga tekanan pada caliper /wheel cylinder dapat tertahan
4. Karena outlet port tertutup tekanan minyak rem di caliper / wheel cylinder tidak
disalurkan ke tanki reservoir, demikian juga By pass check valve tertutup sehingga
tekanan minyak rem pada Master cylinder tinggi
3. Saat ABS Bekerja (tekanan menurun / Roda slip secara cepat)
Arus listrik menuju solenoid 5 ampere sehingga:
1. Gaya magnet pada Solenoid meningkat untuk menarik Anchor lebih jauh
2. Inlet Port tetap tertutup dan Outlet Port membuka
3. Tekanan Minyak Rem master Cylinder tidak bekerja di atas caliper sejak inlet port
dan Solenoid valve tertutup
4. Tekanan Caliper disalurkan ke tanki reservoir melalul outlet port Solenoid valve
sehingga tekanan menurun
5. Arus 5(A) ke Solenoid dikontrol, Motor dan Pompa bekerja secara bersamaan
mengalirkan minyak rem (yang kembali ke reservoir) ke dalam Accumulator sehingga
siap bekerja pada Caliper saat peningkatan tekenan berikutnya
6. Tekanan minyak rem yang terdapat dalam Accumulator lebih tinggi daripada tekanan
minyak rem pada master Cylinder sehingga feeling valve mencegah tekanan minyak
rem kembali ke Master Cylinder. Sehingga dapat mencegah pedal rem “menyentak”
4. Saat ABS Bekerja (tekanan meningkat / Roda slip sesaat)
Arus listrik menuju solenoid 0 ampere sehingga:
1. Arus ke Solenoid valve dipotong sehingga gaya magnet berkurang. Anchor akan
kembali ke tempat semula karena Return spring
2. Solenoid valve terbuka sehingga minyak rem bertekanan tinggi yang terdapat di
dalam Accumulator disalurkan ke caliper / wheel cylinder melalui inlet port dan
Solenoid valve
3. Demikian juga sama dengan saat normal, tekanan minyak rem pada Caliper tidak
disalurkan ke tanki reservoir saat Outlet port dan Solenoid valve tertutup
5. Saat Rem dilepas
Arus listrik menuju solenoid 0 ampere sehingga:
1. Tekanan minyak rem pada master cylinder menurun sehingga tekanan pada Caliper /
wheel cylinder kembali ke Master cylinder.
2. By pass valve terbuka, karena tekanan minyak rem lebih tinggi daripada tekanan
spring, sampai pada saat tekanan minyak sama dengan tekanan spring
3. By pass valve tertutup. Selanjutnya minyak kembali ke Master cylinder melalui
feeling valve.