Post on 15-Oct-2021
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2016
NILAI KALOR BIODIESEL MINYAK JELANTAH
BERPEREAKSI ARAK DAN KATALIS ASAM FOSFAT
I Wayan BAndem AdnyanaI1 , Ni Made Suaniti II
2
1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknikm Universitas Udayana, Badung, 80361 2Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,Universitas Udayana, Badung, 80361
Telp/Fax: (0361)701954, Email : bandem.aiwa@yahoo.com
Abstrak
Kebutuhan energi di masa mendatang akan terus mengalami peningkatan di mana diperlukan upaya
pencarian sumber energi yang ramah lingkungan untuk mengantisifasi sumber energy fosil. Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis performance bahan bakar dilihat dari nilai kalor sebagai energi yang
terkandung di dalam bahan bakar. Metode yang digunakan dalam pembuatan biodiesel dari minyak
jelantah menggunakan pereaksi arak sebagai pengganti alkohol dan katalis asamnya adalah asam fosfat.
Analisis dilakukan dengan menggunakan Bomb Oksigen calorimeter. Hasil yang diperoleh menunjukkan
kandungan konsentrasi etanol mempengaruhi jumlah massa uap air yang terbentuk selama proses
pembakaran sehingga mempengaruhi nilai kalor
Kata kunci: biodiesel, arak, asam fosfat, nilai kalor
Abstract
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Energy needs in the future will continue to increase where necessary the search for environmentally
friendly energy sources to anticipate the fossil energy sources. The purpose of this study to analyze the
performance of the fuel heating value as seen from the energy contained in the fuel. The method used in
the manufacture of biodiesel from waste cooking oil using a reagent liquor as a substitute for alcohol and
the acid catalyst is phosphoric acid. Analyses were performed using Oxygen Bomb calorimeter. The
results obtained indicate the content of the ethanol concentration affect the mass amounts of water vapor
formed during the combustion process thereby affecting the calorific value
Key words: biodiesel, arak, ethanol, phosphoric acid, caloric value
Dr. Ir. I Wayan Bandem Adnyana, M.Erg.
Kode/Nama Rumpun Ilmu: 431 (Teknik Mesin dan Ilmu Permesinan Lain)
SENASTEK IIIHIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA
Dr. Ir. I Wayan Bandem Adnyana, M.Erg (0006076504)Dr. Dra. Ni Made Suaniti, M.Si (0031126479)
Universitas Udayana
PENDAHULUAN Penggunaan energi dari Minyak Bumi
(Petroleum Product) secara terus menerus menyebabkansemakin menipisnya persediaan bahan baku
Di Indonesia, Data Departemen Energi dan sumber daya mineral: Produksiminyak bumi rata-rata 500 juta barrel per tahun dan akan habis dalam 18tahun akibat dari meningkatnya pemakaian bahan bakar.
Penggunaan energi dari Minyak Bumi(Petroleum Product) secara terus menerus menyebabkan
semakin menipisnya persediaan bahan baku
Di Indonesia, Data Departemen Energi dan sumber daya mineral: Produksiminyak bumi rata-rata 500 juta barrel per tahun dan akan habis dalam 18tahun akibat dari meningkatnya pemakaian bahan bakar.
memanfaatkan sumber energi lain(jelantah & arak enau)
sebagai bahan baku sumber energi transportasiramah lingkungan yg dihasilkan dari prosesesterifikasi dan tranesterifikasi
Con’t Minyak jelantah: merupakan minyak bekas yang sudah
digunakan secara berulang dan tidak layak konsumsisebagai kebutuhan primer.
Minyak jelantah dapat dimaanfaatkan untuk memenuhikebutuhan bahan bakar untuk transportasi khususnyasebagai pengganti solar .
Diperlukan pereaksi arak enau sebagaipengganti (etanol) sebagai pereaksi
dalam proses esterifikasi dan transesterifikasi sehinggadapat digunakan dalam sintesis bahan bakar untuktransportasi dengan karakterisasi diharapkan sesuai SNI.
Minyak jelantah: merupakan minyak bekas yang sudahdigunakan secara berulang dan tidak layak konsumsisebagai kebutuhan primer.
Minyak jelantah dapat dimaanfaatkan untuk memenuhikebutuhan bahan bakar untuk transportasi khususnyasebagai pengganti solar .
Diperlukan pereaksi arak enau sebagaipengganti (etanol) sebagai pereaksi
dalam proses esterifikasi dan transesterifikasi sehinggadapat digunakan dalam sintesis bahan bakar untuktransportasi dengan karakterisasi diharapkan sesuai SNI.
Con’t Arak enau: salah satu minuman yang diproduksi oleh
industri rumah tangga di Bali dalam peruntukannya lebihbanyak disalahgunakan untuk mabuk-mabukan.
Kadar etanol dalam arak enau dengan kromatografi gasdiperoleh di bawah 50% (Suaniti, 2009) dan digolongkanke dalam golongan C pada Departemen Perdagangan danIndustri.
perlu didestilasi untuk dapat berfungsisebagai pereaksi dalam proses esterifikasi
dan transesterifikasi sehingga dapat digunakan dalamsintesis bahan bakar alternatif dengan karakterisasidiharapkan sesuai SNI.
Arak enau: salah satu minuman yang diproduksi olehindustri rumah tangga di Bali dalam peruntukannya lebihbanyak disalahgunakan untuk mabuk-mabukan.
Kadar etanol dalam arak enau dengan kromatografi gasdiperoleh di bawah 50% (Suaniti, 2009) dan digolongkanke dalam golongan C pada Departemen Perdagangan danIndustri.
perlu didestilasi untuk dapat berfungsisebagai pereaksi dalam proses esterifikasi
dan transesterifikasi sehingga dapat digunakan dalamsintesis bahan bakar alternatif dengan karakterisasidiharapkan sesuai SNI.
Con’t Reaksi esterifikasi reaksi antara minyak dan etanol arak
enau dengan katalis asam fosfat Transesterifikasi ester yang diperoleh pada reaksi
esterifikasi direaksikan kembali dengan etanol arak enautetapi menggunakan katalis KOH.
Hasil esterifikasi = Fatty Acid Ethyl Ester (FAEE) bahanbakar terbarukan/renewable, tertuang dalam Inpres No.1/2006 dan Perpres No. 5/2006 tentang kebijakan energinasional. BBN cair meliputi biodiesel untuk menggantisolar dan bioetanol untuk mengganti bensin (Richana,2011).
Reaksi esterifikasi reaksi antara minyak dan etanol arakenau dengan katalis asam fosfat Transesterifikasi ester yang diperoleh pada reaksi
esterifikasi direaksikan kembali dengan etanol arak enautetapi menggunakan katalis KOH.
Hasil esterifikasi = Fatty Acid Ethyl Ester (FAEE) bahanbakar terbarukan/renewable, tertuang dalam Inpres No.1/2006 dan Perpres No. 5/2006 tentang kebijakan energinasional. BBN cair meliputi biodiesel untuk menggantisolar dan bioetanol untuk mengganti bensin (Richana,2011).
Con’tBahan Bakar suatu material atau bahan yang
dikonsumsi untuk proses pembakaran dandapat terbakar serta mengasilkan energi(Reynolds et al.,1991).Nilai Kalor Besaran energi/thermal yang
dimiliki oleh suatu bahan bakar yangdinyatakan dalam satuan energi per satuanmassa atau volume.Nilai Kalor Metode Teoritis dan metode
Eksperimen
Bahan Bakar suatu material atau bahan yangdikonsumsi untuk proses pembakaran dandapat terbakar serta mengasilkan energi(Reynolds et al.,1991).Nilai Kalor Besaran energi/thermal yang
dimiliki oleh suatu bahan bakar yangdinyatakan dalam satuan energi per satuanmassa atau volume.Nilai Kalor Metode Teoritis dan metode
Eksperimen
Tujuan Penelitian Secara Umum untuk memperoleh bahan bakar untuk
transportasi yang ramah lingkungan dan memberikanmanfaat positif hasil industri rumah tangga produksiarak di Bali yang selama ini dikonsumsi untuk mabuk-mabukan serta menghindari pemakaian minyakgoreng secara berulang sebagai usaha preventifuntuk menjaga kesehatan. Secara khusus untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi ethanol terhadap jumlah massa uap airyang terbentuk selama proses pembakaran dan nilaikalor yang dihasilkan
Secara Umum untuk memperoleh bahan bakar untuktransportasi yang ramah lingkungan dan memberikanmanfaat positif hasil industri rumah tangga produksiarak di Bali yang selama ini dikonsumsi untuk mabuk-mabukan serta menghindari pemakaian minyakgoreng secara berulang sebagai usaha preventifuntuk menjaga kesehatan. Secara khusus untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi ethanol terhadap jumlah massa uap airyang terbentuk selama proses pembakaran dan nilaikalor yang dihasilkan
Urgensi Minyak jelantah menjadi menarik untuk dikembangkan
sebagai sumber energi transportasi dewasa ini mengingatkebutuhan yang semakin meningkat dan ketersediaan alammemungkinkan untuk hal ini. Upaya yang diperlukan adalah pemilihan bahan dasar yang
sesuai agar kebutuhan primer memang benar-benar dapatmelengkapi kehidupan pangan sehari-hari, manakala sudahtidak layak untuk dikonsumsi, yaitu minyak jelantah beberapajam hasil penggorengan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhansekunder seperti bahan bakar. Alkohol yang digunakan dari bahan nabati yaitu enau yang
dikenal di Bali dengan arak enau, arak ini diproduksi olehindustri rumah tangga sehingga dapat meningkatkanpenghasilan.
Minyak jelantah menjadi menarik untuk dikembangkansebagai sumber energi transportasi dewasa ini mengingatkebutuhan yang semakin meningkat dan ketersediaan alammemungkinkan untuk hal ini. Upaya yang diperlukan adalah pemilihan bahan dasar yang
sesuai agar kebutuhan primer memang benar-benar dapatmelengkapi kehidupan pangan sehari-hari, manakala sudahtidak layak untuk dikonsumsi, yaitu minyak jelantah beberapajam hasil penggorengan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhansekunder seperti bahan bakar. Alkohol yang digunakan dari bahan nabati yaitu enau yang
dikenal di Bali dengan arak enau, arak ini diproduksi olehindustri rumah tangga sehingga dapat meningkatkanpenghasilan.
Prosedur Kerja
MATERI: Minyak jelantah rumah tangga, asam Fosfat,KOH, etanol arak enau, CaCl2.
PROSES ESTERIFIKASI DAN TRANS
Nilai KalorBIODIESEL
Metode Eksperimen
S
O2
12
3
4
5
6
7
89
10
S
O2
12
3
4
5
6
7
89
10
Bomb Oxygen Calorimeter
Hasil Pengujian
6000
8000
10000
12000
Mas
a U
ap A
ir d
an N
ilai
Kal
or
0
2000
4000
sdA A Des 1 Des 2 Des 3 PA
Mas
a U
ap A
ir d
an N
ilai
Kal
or
Jenis Pereaksi Biodiesel
mH2O (mg/kg BB) HHV (kkal/kg) LHV (kkal/kg)
Kesimpulan - Konsentrasi ethanol mempengaruhi jumlah uap air
yang terbentuk selama prosem pembakaran di dalampengujian. Semakin besar uap air yang terbentuk nilai kalor
(LHV) semakin kecil
- Konsentrasi ethanol mempengaruhi jumlah uap airyang terbentuk selama prosem pembakaran di dalampengujian. Semakin besar uap air yang terbentuk nilai kalor
(LHV) semakin kecil