Post on 07-Mar-2019
Oleh
Januarisdi
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang
2014
INFORMATION LITERACY SCOPE AND SEQUENCE: Sebuah Model
Literasi Informasi untuk TK sampai Sekolah Menengah
2
Oleh
Januarisdi
Information Literacy Scope and Sequence:Sebuah Model Literasi Informasi untuk TK sampai
Sekolah Menengah
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang
2014
3
1. PENDAHULUAN
Perkembangan pendidikan Literasi Informasi semakin pesat seiring dengan kesadaran
para pakar dan praktisi pendidikan akan pentingnya Literasi Informasi bagi dunia pendidikan
dan pembelajaran. Berbagai negara seperti Amerika Serikat, Autralia, Inggris, India, Canada,
Malaysia, Singapura, dan Thailand telah mengembangkan model Pendidikan Literasinya
sendiri. Puluhan model Literasi Informasi, seperti the Big Six, PLUS Information Skills Model,
the Seven Pilar, Doug Johnsons Info Literacy Model, Digital Information Fluency (DIF), Action
Learning Model, Information Literacy Matrix, The Alberta Model, telah dikembangakn dan
diterapkan di berbagai belahan dunia. Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Canada,
Autralia, dan Thailand, bahkan negara bagian atau provinsi, seperti Alberta, Pinsylvania,
penerapan model‐model ini telah dilakukan secara resmi yang dukungan kebijakan
pemerintah.
Namun demikian, gaung pendidikan Literasi Informasi di Indonesia masih belum jelas
terdengar. Hanya segelintir kecil pakar dan praktisi Ilmu Informasi dan Perpustakaan telah
berbicara vokal secara individu tentang pentingnya Literasi Informasi. Suara ini hanya
terdengar dalam hiruk‐pikuk sebuah seminar, loka karya, konferensi dan sebagainya. Diluar
forum‐forum tersebut, Literasi Informasi tinggal hanya gagasan yang seperti “gayung tak
bersambut”. Tidak ada reaksi birokrat untuk memberikan dorongan atau peluang penerapan
pendidikan Literasi Informasi secara formal pada berbagai jenjang pendidikan. Bahkan,
pecanangan Kurikulum 2013 yang merupakan reaksi terhadap tuntutan era informasi (post‐
modern ages) tidak memberikan sinyal terhadap pentingnya pendidikan Literasi Informasi
bagi siswa dan mahasiswa.
Tulisan ini merupakan sebuah upaya untuk mengetuk perhatian kita semua tentang
pentingnya peranan Literasi Informasi dalam pendidikan pada zaman informasi sekarang ini.
Tulisan ini memperkenal satu dari sekian puluh model Literasi Informasi yang sudah sangat
dikenal tidak hanya di Amerika Serikat, tapi seluruh dunia. Model tersebut adalah
Information Literacy Scope and Sequence yang dikebangkan oleh Pittsburgh Public Schools
Library Services Network. Tulisan ini diaharapkan tidak hanya memberikan wawasan tentang
sebuah model Literasi Informas, tapi juga mendorong kita semua untuk mengembangkan
4
berbagai model Literasi Informasi yang sesuai dengan kebutuhan kita, baik secara nasional,
maupun lokal.
2. INFORMATION LITERACY SCOPE AND SEQUENCE
Information Literacy Scope and Sequence adalah sebuah model Literasi Informasi
yang sudah cukup banyak diterapkan di Amerika Utara. Salah satu lembaga yang sangat
intensif mengebangkan dan menerapkan model ini adalah Pittsburgh Public Schools Library
Services Network, sebuah kelompok guru‐pustakawan dan staf administrasi layanan
perpustakaan yang berkerja sama dalam mendidik dan menyediakan sumber kepustakaan
untuk semua anggota masyarakat‐pembelajaran‐sekolah (school‐learning‐community).
Mereka mengembangkan dan menerapkan sebuah modul yang disebut Pittsburgh Public
Schools Library Services K‐12 Scope and Sequence Information Literacy for Life‐Long
Learning. Modul ini terdiri dari dua puluh satu bab yang tidak hanya memuat materi
pengajaran Literasi Informasi tapi juga beberapa standar terkait layanan perpustakaan dan
pendidikan. Modul ini memuat delapan materi dasar: 1) Orientasi Siswa untuk Menggunakan
Perpustakaan dan Sumbernya, 2) Dorongan Membaca dan Mencintai Literatur, 3)
Pengajaran Siswa untuk Mengaskes Infromasi, 4) Pengajaran Siswa untuk Mengidentifikasi
dan Mengevaluasi Sumber, 5) Pengajaran Siswa untuk Menelusur Informasi, 6) Pengajaran
Siswa dalam Proses Penelitian, 7) Pengajaran Siswa untuk Bertanggung Jawab secara Sosial
(Scoicial Responsibility), dan 8) Pengajaran Siswa untuk Melakukan Online yang Aman (to be
safe online). Setiap materi dilengkapi dengan materi umum, materi yang lebih rinci dalam
bentuk insntructional timeline, dan bahasan dan pertanyaan terpandu (guided questions).
Pokok bahasan umum untuk modul orientasi siswa untuk menggunakan
perpustakaan dan sumbernya mencakup materi berikut:
1. Perpustakaan sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat berlangsung.
2. Pustakawan sebagai profesional terdidik dalam manajemen dan pengorganisasian
sumber informasi dan pembelajaran. Guru‐pustakawan berperan sebagai pemimpin
tekhnologi dalam masyarakat pendidikan dengan cara berintegrasi dengan
tekhnologi informasi baru. Guru‐pustakawan juga berperan memilih buku dan
5
sumber informasi yang akan memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat
pembelajaran sekolah (school‐learning‐community).
3. Bahan perpustakaan yang tersusun secara logis dan dapat ditemubalikkan dengan
menggunakan pengetahuan tentang susunannya.
4. Membaca santai (reading for pleasure) atau untuk informasi yang dilakukan
sepanjang hayat.
2.1 Menggunakan Perpustakaan dan Sumbernya
Tahap pengenalan perpustakaan dan sumbernya dimulai ketika anak‐anak mulai
masuk taman kanak‐kanak, dan berlangsung sampai siswa menduduki bangku kelas II
sekolah dasar. Pada tahap ini siswa diperkenalkan berbagai aspek terkait perpustakaan dan
sumber informasi yang ada didalamnya. Siswa diperkenalkan dengan sebuah profesi yang
disebut “pustakawan” yang sangat suka menolong, penuh senyum ramah, dan
menyenangkan. Mereka diperkenalkan tentang peran, fungsi dan tugas pustakawan yang
secara umum adalah menolong mereka tidak hanya dalam hal dimana mereka bisa
mendapatkan buku dan bahan bacaan tertentu, tapi juga membantu mereka memahami isi
bacaan tertentu. Siswa diharapkan mampu bersikap dan berprilaku yang efektif terhadap
perpustakaan, sumber informasi, dan pustakawan. Pada tahap ini, siswa juga diperkenalkan
bagaimana mencari, menemukan dan menggunakan bagian‐bagian perpustakaan, seperti
layaan sirkulasi, koleksi referensi, koleksi AVA , koleksi fiksi dan non‐fiksi, katalog online
(OPAC) dan website perpustakaan. Pada tahap ini mereka belum diperkenalkan dengan
sistem informasi dan plagiarime, koleksi referensi, koleksi terbitan berkala dan koleksi
biografi.
Pemahaman siswa tentang perpustakaan, pustakawan, dan sumber yang ada
didalamnya diperkuat pada saat siswa menududuki kelas III sampai kelas VII (kelas I SMP).
Penguatan tersebut dilakukan dengan cara menugaskan siswa untuk menggunakan
perpustakaan secara rutin dan terencana yang terintegrasi kedalam semua mata pelajaan.
Setiap guru berkolaborasi dengan pustakawan memfasilitasi siswa untuk menggunakan
perpustakaan yang sudah mereka kenal sejak mereka masuk taman kanak‐kanak. Pada tahap
ini, siswa mulai diperkenalkan koleksi referensi, terbitan berkala, dan biografi.
6
Semua aspek perpustakaan yang telah mereka kenal tersebut diperluas sehingga
menjadi trampil pada saat mereka menduduki kelas VIII (kelas II SMP) sampai kelas XII (kelas
III SMA). Pada tingkat ini, siswa tidak lagi diarahkan untuk menggunakan buku bergambar
(picture books) dan buku yang gamapang dibaca (easy books). Perluasan materi ini dilakukan
dengan cara pemberian tugas mandiri kepada siswa untuk menggunaka perpustakaan dan
sumber informasi yang ada di perpustakaan. Mereka dituntut untuk menggunkan sumber
informasi yang lebih rumit seperti ensikolopedi, kamus, terbitan berkala, dan sumber dari
Internet. Semua kegiatan tersebut dilakukan dibawah bimbingan pustakawan dan guru
pustakawan yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran. Jadwal rinci orientasi siswa
untuk menggunakan perpustakaan dan sumbernya terlihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1: Timeline Instructional ‐ Mengarahkan Siswa Menggunakan Perpustakaan dan Sumbernya. K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Menganal pustakawan dan profesi penolong I I I R R R R R E E E E E
Mengenal tujuan dan fungsi perpustakaan I I I R R R R R E E E E E
Menyadari dan memahami peran pustakawan I I I R R R R R E E E E E
Memperlihatkan prilaku yang tepat I I I R R R R R E E E E E
Memilih, meminjam dan memulang bahan ‐ I I R R R R R E E E E E Memperlihatkan the kepedulian dan menangani bahan pustaka secara benar I I I R R R R R E E E E E
Synthesize information and not plagiarize ‐ ‐ ‐ I I R R R R E E E E Mencari, Menemukan dan MenggunakanBagian‐bagian Perpustakaan
Layanan sirkulasi I I I R R R R R E E E E E
OPAC (Destiny®) ‐ I I R R R R R E E E E E
Pengembalian buku I I I R R R R R E E E E E
Komuputer / Labor komputer I I I R R R R R E E E E E
Video I I I R R R R R E E E E E
Koleksi fiksi I I I R R R R R E E E E E
Koleksi Non‐fiksi I I I R R R R R E E E E E
Koleksi reference ‐ ‐ I R R R R R E E E E E
Buku bergambar I I I R R R R R E ‐ ‐ ‐ ‐
Buku yang mudah dibaca (Easy Reading books) I I I R R R R R E ‐ ‐ ‐ ‐
Buku audio I I I R R R R R E E E E E
Terbitan berkala/ Majalah ‐ ‐ I R R R R R E E E E E
Biografi ‐ ‐ I R R R R R E E E E E
Webpage perpustakaan dan sumbernya I I I R R R R R E E E E E (I= pengenalan, R=penguatan, E=perluasan/trampil) K=taman kanak‐kanan; 1‐ 12= kelas 1 sd. 12
7
2.2 Membaca dan Mencintai Literatur
Tahap (sequence) kedua dari model Information Literacy Scope and Sequence yang
dikembangkan oleh Pittsburgh Public Schools Library Services Network adalah Encouraging
Reading and the Love of Literature (Mendorong Siswa untuk Membaca dan Mencitai
Literatur). Secara umum materi sequence kedua adalah sebagai berikut:
1) Pemahaman bahwa bahan perpustakaan tersusun secara logis dan dapat
ditemubalikkan (retrieved) dengan menggunakan pengetahuan tentang
susunan tersebut;
2) Pemahaman bahwa membaca untuk kesenangan (reading for pleasure)
dilakukan sepanjang hayat.
3) Pemahaman bahwa pengadaan, evaluasi dan penggunaan bahan
perpsutakaan harus relevan dengan kebutuhan tertentu;
4) Pemahaman bahwa anggota sebuah komunitas pembelajaran menggunakan
informasi dengan cara yang etis dan legal;
5) Pemahaman bahwa semua anggota sebuah komunitas pembelajaran
memperlihatkan prilaku bertanggung jawab terhadap orang dan bahan
perpustakaan; dan
6) Pemahaman bahwa ketrampilan yang dipelajari dan dikuasai pada
perpustakaan sekolah dapat digunakan pada perpustakaan umum,
perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan jenis lain.
Beberapa aspek (scope) seperti mengidentifikasi karakteristik karya fiksi dan non
fiksi, mengidentifikasi dan mengapresiasi berbagai gaya ilustrasi, dan memilih dan membaca
bacaan untuk kesenangan dimulai dari taman kanak‐kanak. Selain itu, siswa taman kanak‐
kanak juga diperkenalkan tentang bagaimana mengidentifikaasi elemen cerita dalam karya
fiksi (seperti karakter, setting, dan alur cerita); siswa dihaprapkan mampu menceritakan
kembali karya fiksi yang mereka baca. Bahkan, pada tahap ini, siswa taman kanak‐kanak
sudah diperkenalkan tentang proses penerbitan dan orang‐orang serta organisasi yang
terlibat dalam proses penerbitan.
Sebagaian besar scope atau aspek Literasi Informasi tahap ini diperkenalkan pada
saat siswa mulai masuk taman kanak‐kanak dan diperkuat selama mereka menjalankan
8
pendidikan di sekolah dasar. Tahap perluasan pada umumnya dilakukan pada saat siswa
telah masuk sekolah menengah pertama (kelas VII) sampai kelas XII (kelas III SMA). Scope
yang tidak diperluas lagi pada saat siswa duduk di kelas IX sampai XII adalah aspek yang
terkait dengan ketrampilan membaca karya fiksi, seperti mengidentifikasi karakter, setting
cerita, alur cerita, ketrampilan menanggapi cerita dalam bentuk tulisan, dan kemampuan
menjawab pertanyaan terkait dengan bacaan yang telah ditinjau. Lebih rinci, scope dan
jadwal pengajaran untuk tahap Encouraging Reading and the Love of Literature terlihat pada
Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2: Timeline Instructional – Mendorong Siswa Membaca dan Mencintai Literatur K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Mengenal karakteristik buku fiksi dan non‐fiksi.
I I I R R E E E E E E E E Memilih buku fiksi dan non‐fiksi yang sesuai dengan kebutuhan informasi. ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E Memilih buku yang cocok untuk rekreasi kesengan personal. ‐ I I R R R R R E E E E E Mengenal dan mengapresiasi berbagai gaya ilustrasi buku. I I I R R R R R E E E E E Mengenal elemen cerita (seperti karakter, setting dan alur cerita). Mampu menceritakan kembali cerita. I I R R R E E E E ‐ ‐ ‐ ‐ Merespon sebuah cerita dengan menulisa dan menggambar.. I I R R R E E E E ‐ ‐ ‐ ‐ Menerapkan dan mengintegrasikan ketrampilan pemahaman untuk menjawab pertanyaan terkait bahan ditinjau sebelumnya. I I R R R E E E E ‐ ‐ ‐ ‐ Mengenal merespon dan mengorganisir pihak yang terlibat dalam pembuatan sebuah buku dan dalam penerbitan. I I I R R R R E E E E E E Menemukan dan membaca judul‐judul yang memenangkan penghargaan di perpustakaan ‐ ‐ I I R R R E E E E E E Memilih, membaca, mendengar dan/ataumelihat literatur untuk kesenangan. I R R R R R R R E E E E E
Mengenal cerita berseri sesuai usia ‐ ‐ I I R R R E E E E E E
Mengenal penulis sesuai usia. ‐ ‐ I I R R R E E E E E E
(I= pengenalan, R=penguatan, E=perluasan/trampil) K=taman kanak‐kanan; 1‐ 12= kelas 1 sd. 12
2.3 Mengakses Informasi
Setalah siswa memiliki dorongan dan rasa cinta pada literatur, siwa diajarkan
ketrampilan teknis tentang bagaimana mengakses informasi. Secara umum materi yang
tercakup pada tahap ini adalah pemahaman bahwa:
9
1) Pustakawan adalah profesional yang terdidik khusus dalam hal manajemen
dan organisasi sumber informasi, informasi dan pengajaran. Guru‐pustakawan
berperan sebagai pengarah dalam komunitas pendidikan dengan memanfaat
teknologi informasi dan tekhnologi baru lainnya dalam kehidupan
masyarakat. Guru‐pustakawan juga berperan memilih buku dan sumber
informasi yang dapat memenuhi kebutuhan komunitas persekolahan;
2) Bahan perpustakaan tersusun secara logis dan dapat ditemubalikkan dengan
menggunakan pengetahuan tentang susunan tersebut;
3) Infromasi dapat diorganisir dengan menggunakan ketrampilan belajar,
penelitian, referensi, dan berfikir kritis untuk meningkatkan kemampuan
pembelajaran mandiri;
4) Pangkalan data online memuat informasi, sedangkan ketrampilan penelusran
infromasi dalam pangkalan tersebut dapat diterapkan pada penelurusan
online (online searching);
5) Pengadaan, evaluasi, dan penggunaan bahan perpustakaan harus relevan
dengan kebutuhan tertentu;
6) Tekhnologi dapat digunakan untuk meningkatkan pengadaan data dan
informasi;
7) Informasi dapat diakses dan dievaluasi setiap saat melalui sumber tercetak
dan elektronik;
8) Data dan informasi dari berbagai sumber harus dianalisis, dievaluasi,
disentesa dan diterapkan secara tepat;
9) Anggota komunitas pembelajaran seharusnya memahami bahwa informasi
tidak semuanya memiliki validitas yang sama dan data bukan informasi;
10) Informasi kepengarangan (authoritatif) dapat membantu dalam menilai dan
memilih sumber informasi secara etis;
11) Anggota komunitas pembelajaran mengevaluasi akurasi, relevansi,
keterkinian, dan kemenyeluruhan informasi secara kritis, dan mempratikkan
penggunaan informasi dan tekhnologi informasi secara etis;
10
12) Ketrampilan yang dipelajari dan dikuasi pada perpustakaan sekolah dapat
diterapkan pada perpustakaan umum, perpustakaan perguruan tinggi, dan
perpustakaan jenis lain.
Pada tahap (sequence) ini, siswa diajarkan mengidentifikasi dan menemukan sumber
yang tersedia di perpustakaan sekolah, mengidentifikasi bagaimana susunan dan organisasi
koleksi di perpustakaan, memahami tujuan dan fungsi klasifikasi seperti DDC, UDC, dan LC.
Lebih dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menggunakan katalog online (OPAC),
menemukan bahan yang relevan dengan menggunakan OPAC, dan menjelaskan bagaimana
bahan tertentu tersedia dalam format yang berbeda, seperti buku‐elektronik (e‐book),
kamus elektronik, dan jurnal/ majalah elektronik. Selain itu, siswa juga diajarkan bagaimana
menemukan informasi dengan menggunakan pangkalan data (databases). Siswa diajarkan
tentang perbedaan atara pangkalan data dengan mesin pencari infromasi (search engine).
Mereka diaharapkan memahami bahwa search engine menggunakan konsep database untuk
mengamankan hasil penelusuran; mereka memahami dan mampu menggunakan operasi
Bolean (and, or, not, dan but). Selain itu, mereka mampu juga melakukan penelusuran
informasi yang tidak tersedia di perpustakaan. Secara untuh, scope literasi infromasi pada
sequence ini dan jadwal pengajaranya terlihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3: Timeline Instructional – Mengajar Siswa Mengakses Informasi
K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Mengenal dan mencari sumber yang tersedia di perpustakaan sekolah ‐ ‐ I I R R R R E E E E E Mengenal bagaimanakoleksi perpustakaantersusun sehingga bisa memilih bahan. ‐ I I I R R R R E E E E E Menyadari dan menjelaskan tujuan sistem klasifikasi perpustakaan, termasuk Dewey Decimal and Library of Congress. ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E E Menggunakan OPAC (Destiny®) untuk menemukan judul, pengarang atau subjek tertentu. ‐ ‐ I I R R R R E E E E E Mencari materi yang relevan didalam perpustakaan dengan menggunakan OPAC (Destiny®) ‐ ‐ ‐ I I R R E E E E E E Menjelaskan bagai sebuahnitem mungkin tersedia dalam format ganda (tercetak, eBooks,atau media lain) ‐ ‐ I I I R R R E E E E E Menemukan data dan informasi yang relevan dengan menggunakan pangkalan data ‐ ‐ ‐ I I I R R R R R E E
Mengenal perbedaan anatara sebuah ‐ ‐ ‐ I I I R R R R R E E
11
pangkalan data dan search engine.
Memahami bahwa search engine menggunakan konsep pangkalan data untuk mengamankan hasil ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R E E E Menjelaskan dan menggunakan operatorBoolean ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I I R R R E E Melakukan penelusuran dengan menggunakan PA POWER Library ‐ ‐ ‐ I I I I R R R E E E Melakukan penelusuran antara negara, regional, provinsi untuk mencari sumber yang tidak tersedia di perpustakaan sekolah. ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E Mengasilkan sebuah daftar sumber yang relevan. ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E E (I= pengenalan, R=penguatan, E=perluasan/trampil) K=taman kanak‐kanan; 1‐ 12= kelas 1 sd. 12
2.4 Mengidetifikasi dan Mengevaluasi Sumber Informasi
Tahap mengidentifikasi dan mengevaluasi sumber informasi merupakan sequence
yang paling penting dalam sebuah model literasi informasi. Tahap ini menentukan kualitas
hasil semua proses aplikasi literasi infromasi seorang siswa. Ditengah ledakan infromasi yang
tidak terbendung sekarang ini, siswa sering dihadapkan pada persoalan relevansi, validitas,
reliabilitas, akurasi, dan keterkinian sumber informasi yang mereka temukan. Dengan
menggunaka search engine tertentu, siswa sering menemukan ratusan ribu, bahkan jutaan
hints (informasi yang ditemukan) yang membuat mereka tidak mampu memilih secara
akurat. Untuk mengatasi persoalan tersebut, siswa harus dilatih untuk mampu
mengidentifikasi dan mengevaluasi sebuah sumber informasi
Secara umum, cakupan (scope) ketrampilan yang harus diajarkan pada tahap ini
adalah:
1) menggunakan berbagai jenis sumber referensi,
2) memilih, mambandingkan dan mengkontraskan sumber yang cocok dengan
kebutuhan infromasi,
3) menggunakan berbagai sumber informasi elektronik untuk mengkases
informasi, menafsirkan informasi untuk mengevaluasi relevansi dan
kesesuaian sumber, materi dll,
4) mengadakan kajian otentisitas, validitas, dan integritas sumber (baik
elektronik maupun cetak),
12
5) mengevaluasi sumber website atau sumber lain untuk mengetahui
keterkinian, akurasi, dan otoritasnya,
6) memahami orgaisasi/ navigasi website/ webpage untuk tujuan penelitian,
7) dan mengeksplorasi ketrampilan hidup (life‐skill) pasca sekolah menengah.
Dalam hal menggunakan berbagai sumber referensi, siswa diajarkan tentang
bagaimana entri/ cantuman berbagai sumber referensi diorganisir dan disusun (alfabetis,
kata kunci, subjek dll). Selain itu siswa diajarkan bagaimana menggunakan indeks dan daftar
isi utuk mencari infromasi tertentu. Pada bagain ini, siswa diajarkan bagaimana memilih
sumber yang cocok untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Siswa bahakan diajarkan
menggunakan bagian‐bagian buku, seperti halaman judul, daftar isi, lampiran (appendix)
indeks, rujukan silang, bibliografi/ karya yang disitir, dan daftar istilah (glosorry). Selain itu,
sisiwa diajarkan menggunakan bagian‐bagian teks (seperti Outlines, Charts, Legends, text
boxes, dan picture captions,), dan berbagai format teks (seperti Bold, ittalic, underline, table,
heading dan subheadings) untuk menemukan informasi yang dibutuhkan. Pada tahap ini,
siswa juga diajarkan bagaimana mengidentifikasi dan menggunakan berbagai sumber
referensi lain seperti almanak, atlas, ensiklopedi umum/ khusus, kamus umum/ khsusu, dan
thesaurus.
Sebagain besar ketrampilan tersebut diajarkan pada saat siswa duduk di bangku
sekolah dasar sampai kelas XII (kelas III SMA). Pengenalan beberapa aspek literasi informasi
pada tahap ini dilakukan di kelas II sampai kelas VII, namun ada beberapa aspek, seperti
menafsirkankan dan mengevaluasi sumber infromasi mulai diperkenalkan pada saat siswa
duduk di bangku SMP (kelas VII). Penguatan dan perluasan penguasaan siswa terhadap
aspek‐aspek tersebut dilakukan secara berkesinambungan sampai siswa menduduki bangku
kelas XII (kelas III SMA). Secara rinci, cakupan literasi informasi pada tahap ini terlihat pada
Table 4 berikut ini.
Tabel 4: Timeline Instructional—Mengajarkan Siswa Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Sumber Informasi K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Menggunakan berbagai jenis sumber referensi Mepelajari manajemen berbagai sumber informasi (tersusun secara alfabetis, kata kunci, dll.) ‐ ‐ I I I R R R R E E E E
Menggunakan indek, daftar isi (TOC) untuk ‐ ‐ I I R R R E E E E E E
13
menemukan informasi
Memilih sumber yang cocok untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. ‐ ‐ I I R R R E E E E E E
Menggunakan bagian‐bagian buku berikut ini:
Halaman judul I I I R R E E E E E E E E
Daftar isi (TOC) ‐ I I R R R R E E E E E E
Lampiran ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ R R R E E E E E
Indeks ‐ ‐ I I R R R R E E E E E
Rujukan silang ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E
bibliografi / karya yang disitir ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E
Glossari/ daftar istilah ‐ ‐ I I R R R E E E E E E
Menggunakan bagian‐bagian teks berikut ini:
Outlines ‐ ‐ ‐ ‐ I I I R R R E E E
Charts ‐ I I R R R R E E E E E E
Legends ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E
text boxes, ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E
picture captions, ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E Menggunakan format teks untuk mencari informasi
Cetak tebal (Bold) ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E
Cetak miring (Italics) ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E
Tabel ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E
Headings ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E
Subheadings ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E Mengenal dan menggunakan jenis bahan referensi berikut ini:
Almank ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R E E
Atlas ‐ ‐ ‐ I I I R R R R E E E
Ensiklopedia umum ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E
Ensiklopedia khusus ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E
thesauruses (a.k.a. thesauri) ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E
Kamus umum ‐ I I I R R R E E E E E E
Kamus khusus ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R E E Membuat sumber yang relevan untuk setiap proyek ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R E E Memilih sumber yang cocok untuk mkebutuhan informasi tertentu. ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E Membandingkan dan mengkontraskan sumber informasi untuk memilih sumber yang cocok untuk informasi tertentu. ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E E Menggunakan berbagai sumber elektronik untuk mengases sumber informasi. ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E E Interpret information to evaluate relevancy and appropriateness of the sources, materials, etc ‐ ‐ ‐ ‐ I I I R R R E E E Menentukan otentisitas, validitas dan integritas sumber tertentu (electronik atau tercetak) ‐ ‐ ‐ ‐ I I I R R R R E E
Mengevaluasi sebuah website – atau sumber ‐ ‐ ‐ ‐ I I I R R R R E E
14
lain–untuk mengetahui keterkinian, accurasi and authoritas. Memahami organisasi/navigasi sebah website/page untuk tujuan penelusuran ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E Mengeksplorasi ketrampilan‐kehidupan pasca sekolah menengah.
Menignisi aplikasi/lamaran online ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R E E
Mengumpulkan dan mengkopilasi informasi karir ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E Mengumpulkan dan mengkopilasi informasi pekerjaan. ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R E Mengumpulkan dan mengkompilasi pelatihan pasca sekolah menengah, pendidikan, kewirausahaan, dll. ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R E
Mencari dan mengkompilsi informasi beasiswa ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R E Mencari contoh dan mengkompilasi informasi untuk resume prbadi (cv) ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R (I= pengenalan, R=penguatan, E=perluasan/trampil) K=taman kanak‐kanan; 1‐ 12= kelas 1 sd. 12
2.5 Penelusuran Informasi
Tahap ke‐5 dari Model Scope and Sequence yang dikembangkan oleh Pittsburgh
Public Schools Library Services Network adalah Mengajarkan Siswa Melakukan Penelusuran
Infromasi. Cakupan ketrampilan yang diajarkan pada tahap ini adalah:
1) menjelaskan pertanyaan atau subjek,
2) menentukan informasi apa yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan
atau subjek,
3) mengkontraskan dan membandingkan strategi penemubalikan informasi
untuk menjawab pertanyaan atau masalah,
4) membandingkan dan mengkontraskan multiple search engines (mesin pencari
infromasi), seprti Goole dan Yahoo,
5) mencari infromasi yang relevan dari sumber yang cocok,
6) melakukan penelusuran yang berbeda‐beda diantara pengarang, judul, kata
kunci, dan subjek dengan menggunakan katalog online (OPAC),
7) mengembangkan penelusuran dengan menggunakan operator Boolean, dan
truncation (pemotongan kata), dan
8) menyusun daftar sumber yang cocok dengan menggunakan fasilitas Resource
List dalam OPAC.
15
Hampir semua tersebut mulai diperkenalkan pada saat siswa menduduki bangku kelas
IV sekolah dasar, kecuali kemampuan menjelaskan pertanyaan atau subjek, dan menentukan
informasi yang dibutuhkan. Ketrampian ini sudah diajarkan sejak siswa duduk di kelas I
sekolah dasar. Sebagain besar ketrampilan yang telah diperkenalkan tersebut diperkuat
sejak siswa menduduki bangku kelas VI sampai kelas X (kelas I SMA), dan perluas selama
mereka menduduki bangku kelas XI dan XII. Secara rinci, cakupan ketrampilan dan jadwal
pengajaran masing‐masing cakupan tersebut terlihat pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5: Timeline Instructional ‐ Mengajar Siswa Melakukan Penelusuran Informasi K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Menjelaskan pertanyaan atau subjek. ‐ I I R R R R R E E E E E Menentukan informasi apa yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan atau subjek tersebut. ‐ I I R R R R R E E E E E Membangun strategi penemubalikan untuk menjawab pertanyaan. ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E Mengidentifikasi, membandingkan dan mengkontraskan berbagai search engine. ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R E E Menemukan informasi yang relavan dari sumber yang relevan. ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E Melakukan penelusuran yang berbeda diantara pengarang, judul, kata kunci dan subek. ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E ‐ Use the catalog record Menggnakan OPAC (Destiny®) untuk menemukan item, judul, call number, dan ketersediaan sumber. ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E Melakukan berbagai penelusuran OPAC (Destiny®) untuk mendapatkan hasil yang paling baik tergantung pada masalah informasi (pengarang, judul, kata kunci, call number, subjek). ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E Mengembangkan penulusurandenganmenggunakan operator Boolean (and, or, not) dan truncation ‐ ‐ ‐ ‐ I I I R R R R E E Memngkompilasi sebuah daftar sumber yang relevan dengan menggunakan sumber dalam OPAC (Destiny®) ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E (I= pengenalan, R=penguatan, E=perluasan/trampil) K=taman kanak‐kanan; 1‐ 12= kelas 1 sd. 12 2.6 Proses Penelitian
Sequence ke‐6 dari model Infromation Literaci Scope and Sequence adalah proses
peneltian. Tahap ini merupakan tahap yang menekankan pada wawasan tentang proses
16
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Pada tahap ini, siswa diperkenalkan dan
diajarkan ketrampilan‐ketrampilan berikut:
1) menjelaskan tentang penelitian yang hendak dilakukan,
2) menjelaskan proses sebuah penelitian,
3) menjelaskan, mengembangakan, dan memantapkan pertanyaan penelitian,
4) mengembangkan dan menafsirkan kriteria penilaian proyek penelitian,
5) menentukan berapa jumlah dan jenis informasi yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan penelitian,
6) mempertimbangkan apakah sumber primer dan/atau sekunder yang
diperlukan,
7) menentukan jenis dan jumlah informasi yang tersedia untuk menyelesaikan
proyek penelitian,
8) merencanakan timeline proyek peneltian,
9) mengembangkan strategi penelusuran infromasi yang tepat,
10) mencari dan mengeksplorasi sumber,
11) meringkas dan mengkompilasi informasi,
12) mengorganisir catatan, data, dan informasi,
13) meringkas dan mengintegrasikan semua catatan, data dan informasi kedalam
kata‐kata sendiri,
14) Membuat bibliografi/ karaya yang disitir,
15) Membuat dan menyajikan produk akhir dengan menggunakan informasi dari
hasil penelitian, dan
16) Berpartisipasi dalam proses evaluasi.
Seperti terlihat pada Tabel 6, sebagian besar ketrampilan sequence ini diperkenalkan
pada saat siswa duduk di kelas III sekolah dasar. Hanya beberapa ketrampilan, seperti
mendefinisikan penelitian, menganalisis apa yang telah dieketahui dan dialamai dari
pertanyaan penelitian, sudah diperkenalkan sejak siswa masuk taman kanak‐kanak. Tahap
penguatan pada umumnya dimulai pada kelas V sekolah dasar sampai kelas IX (kelas III
SMP), sedangkan tahap perluasan pada umumnya dimulai sejak siswa duduk di kelas X
sampai XII. Namun demikian, beberapa ketrampilan yang terkait produk akhir dan evaluasi
17
produk peneltian telah diperkenalkan seja kelas II sekolah dasar. Secara rinci, caupan
ketrampilan dan jadwal pengajarannya terlihat pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6: Timeline Instructional –Mengajara Siswa tentang Proses Penelitian K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Menjelaskan penlitian I I R R R R E E E E E E E
Menjelaskan proses penelitian ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E Menjelaskan, mengembangkan dan memantapkan pertanyaan peneltian. ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E Menganalisa apa yang telah diketahui atau dialami dari pertanyaan penelitian, tesis sementara hipotsis. I I R R R R R E E E E E E Memformulasikan thesis atau hipotesis untuk memandu penelitian. ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E Mengembangkan dan interpresikan kriteria evaluasi proyek (rubrik). I I R R R R R E E E E E E Menentukan brapa jumlah dan apa jenis informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dan/atau menyelesaikan tuga penelitian. ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E Memperkirakan apakah sumber utama atau sumber sekunder yang diperlukan. ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R E E Menentukan jenis dan jumlah informasi yang tersedia untuk proyek penelitian tersebut. ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E
Menrecanakan timeline proyek. ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R E E E Mengembangkan strategi penelusuran yang cocok. ‐ ‐ ‐ I I R R R R R R E E
Menemukan dan mengeksplorasi sumber. ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E E Menilai, memilih dan menolak sumber informasi individual. . ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R R E E E
Melakukan skimming dan scanning ‐ ‐ ‐ I I R R R R R E E E
Meringkas dan mengkompilasi informasi ‐ ‐ ‐ I I R R R R E E E E Menggunakan ketrampilan membuat catatan. ‐ ‐ ‐ I I R R R R E E E E Menggunakan peralatan yang cocok untuk memanipulasi, mengolah dan melaporkan hasil. ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E
Mengorganisir catatan, data dan informasi ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E Mencatat data yang diperlukan untuk karay yang disitir/ bibliografi atau sitasi dalam tanda kurung. ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R E E E E E Meringkas dan mengintegrasikan semua catatan, data dan informasi kedalam kata‐kata sendiri. ‐ ‐ ‐ I I R R E E E E E E
Membuat outline ‐ ‐ ‐ ‐ I I R E E E E E E
Menyiapkan draft kerja ‐ I I I R R R R E E E E E
18
mengedit dan memantapkan draft ‐ I I I R R R R E E E E E Membentuk informasi menjadi format yang cocok untuk disajikan atau dikomunikasikan. ‐ ‐ I I I R R R E E E E E
Membuat sitasi dan bibliografi. ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E E Menghasilkan dan menyajikan produk akhir dengan menggunakan informasi dari penelitian. ‐ I I R R R R R E E E E E
Berpartisipasi dalam proses penilaian. ‐ I I R R R R R E E E E E
Telibat dalam evaluasi‐diri yang efektif. ‐ I I R R R R R E E E E E
Terlibat dalam evaluasi sejawat. ‐ I I R R R R R E E E E E (I= pengenalan, R=penguatan, E=perluasan/trampil) K=taman kanak‐kanan; 1‐ 12= kelas 1 sd. 12 2.7 Tanggung Jawab Sosial
Sequence ke‐7 dari delapan tahap model literasi Informasi Scope and Sequence,
Pittsburgh Public Schools Library Services Network adalah Tanggung Jawab Sosial. Pada tahap
ini, siswa diajarkan tentang berbagai aspek yang terkait integritas akademik,
mengembangkan rasa dan sikap hormat terhadap karya orang lain, dan penggunaan
informasi secara etis. Aspek ini pada dasarnya menyentuh ranah emosional yang sering
diabaikan oleh para pendidik walaupun mereka mengetahui bahwa hal ini sangat penting
dalam dunia akademik. Bahkan pada kasus tertentu, aspek ini menyentuh ranah hukum
formal, seperti hak cipta, hak atas karya intelektual, plagiarisme, dan berbagai aspek hukum
positif. Ketrmapilan yang diajarkan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) mendemonstrasikan perhatian dan cara menangani bahan bacaan secara benar,
2) menggunakan informasi secara etis, yang meliputi:
menjelaskan dan mendemonstrasikan sikap hormat terhadap karya orang lain,
menghormati kesepakantan/ hak cipta lisensi dan sofware atau media kopian
(seperti gammbar, musik, video, movie, cerita, buku dll.)
memberikan penghargaan yang tepat terhadap karya‐karya yang digunakan.
Menerapkan penggunaan petunjuk pada saat memfotokopi dan men‐
scanning bahan/ sumber informasi, dan
Menggunakan tekhnologi informasi secara bertanggung jawab.
Semua ketrampilan tersebut, kecuali menggunakan pentujuk fotokopi dan scanning
diperkenalkan sejak siswa mulai masuk taman kanak‐kanak. Program penguatan dimulai
19
pada saat siswa duduk di kelas II sekolah dasar sampai kelas IV, walaupun ada beberapa
ketrampilan mulai dikuatkan pada saat siswa duduk di kelas VII. Sementara perluasan
ketrampilan‐ketrampilan tersebut pada umumnya mulai dilakukan pada saat siswa duduk di
kelas V. Secara rinci, cakupan ketrampilan dan jadwal pengajrannya terlihat pada Tabel 7
berikut ini.
Tabel 7: Timeline Instructional –Mengajar Siswa bertanggung Jawab secara Sosial K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Memperlihatkan kepedulian dan cara menanganin bahan bacaan. I I R R R R R E E E E E E Menggunakan informasi secara etis. I I R R R R R R E E E E E Menjelaskan dan memperlihatkan sikap hormat terhadap gagasan dan karya orang lain. I I R R R E E E E E E E E Menghormati kesepakatan lisensi/hak cipta dan menhindari pengkopian software dan media lain (seperti gambar, musik , video, movies, cerita, buku dll). I I R R R E E E E E E E E Memberikan penghargaam yang tepat kepadakarya yang digunakan (menghindari plagiarisasi informasi, grafik atau gagasan) I I R R R E E E E E E E E Menggunakan petunjuk secara fair bila melakukan fotokopi dan scanning. ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R Menggunakan tekhnologi informasi secara bertanggung jawab. I I R R R R R R E E E E E (I= pengenalan, R=penguatan, E=perluasan/trampil) K=taman kanak‐kanan; 1‐ 12= kelas 1 sd. 12 2.8 Online yang Aman (To be Safe Online)
Tahap terakhir dari delapan tahap (sequence) model literasi informasi Scope and
Sequence, Pittsburgh Public Schools Library Services Network adalah to be Safe Online (online
yang aman). Sequence ini berhubungan dengan persoalan moral dalam menggunkan
Internet. Siswa diajarkan tentang hal‐hal yang bisa merusak dalam penggunaan Internet,
termasuk penggunaan situs porno, situs yang bermuatan sara, menghindari virus, worm dan
sebagainya. Materi yang tercakup pada tahap ini adalah:
1) Mematuhi kebijakan penggunaan informasi yang diterapkan oleh District dengan
penuh kesadaran;
2) Menggunakan internet secara bertanggung jawab dan etis;
20
3) Mengobservasi prosedur keamanan internet, termasuk pengamaman informasi
yang bersifat pribadi; materi ini mencakup bahasan dan pemahaman bahwa
penggunaan sumber online yang naif dan tidak bertanggung jawab dapat
mengakibatkan personal harm (kekerasan pribadi), dan pemahaman bahwa
informasi pribadi bisa tersimpan di internet, dan dapat digunakan bila Anda
mencari pekerjaan;
4) Mengidentifikasi cara menghindari virus dan berbagai hal yang merusak lainnya.
Semua materi tersebut diperkenalkan dari dini, sejak siswa menduduku bangku
taman kanak‐kanak. Penguatan pengetahuan siswa kemudian dilakukan pada saat sisw
duduk di kelas II sekolah dasar sampai kelas VII, dan diperluas pada saat siswa menduduki
bangku kelas VIII sampai kelas XII. Secara rinci, cakupan materi dan jadwal pengajarannya
terlihat pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8: Timeline Instructional –Mengajar Siswa tentang Online yang Aman K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Abide by the District’s Acceptable Use Policy in all respects I I R R R R R R E E E E E Use programs and Internet responsibly and ethically I I R R R R R R E E E E E Observe Internet safety procedures, including safeguarding personal information I I R R R R R R E E E E E Discuss and understand that irresponsible or naïve use of online resources might result in personal harm I I R R R R R R E E E E E Discuss and understand that personal information can/will stay on the Internet, and may be used against you when you are looking for a job I I I R R R R R R E E E E Identify ways of avoiding viruses and other malware ‐ ‐ ‐ ‐ I I R R R E E E E (I= pengenalan, R=penguatan, E=perluasan/trampil) K=taman kanak‐kanan; 1‐ 12= kelas 1 sd. 12
21
3. RESEARCH MODEL OF INFORMATION LITERACY SCOPE AND SEQUENCE
Selain Pittsburgh Public Schools Library Services Network, Otsego Northern Catskills
BOCES School Library System, New York juga telah mengembangkan modul komprehensif
untuk Literasi Informasi Scope and Secquence. Model tersebut dikenal dengan nama
Research Model of Information Literacy Scope and Sequence, yang sering disingkat dengan
Research Model. Model ini dikembangkan berdasarkan taksonomi Bloom yang membentuk
kerangka tahap‐tahap proses sebuah penelitian. Tujuan umum dari model ini adalah bahwa
siswa memiliki kerangka komprehensif pembelajaran dan pengajaran ketrampilan literasi
infromasi yang memenuhi Standar Pembelajaran Provinsi New York (New York State
Learning Standards), dan menguasai standar penguasaan tekhnologi bagi siswa (ISTE
National Educational Technology Standards for Students).
Secara umum model literasi informasi ini memuat tiga komponen utama: 1) Library
Awareness Skills (ketrampilan kepedulian perpustakaan), 2) Life‐long Reading Skills
(ketrampilan membaca sepanjang hayat, dan 3) Research Model (model penelitian).
Komponen kepedulian terhadap perpustakaan mencakup aspek‐aspek umum tentang
konsep perpustakaan, prilaku terhadap perpustakaan, dan etiket siswa terhadap
perpustakaan. Ketrampilan membaca sepanjang hayat mencakup aspek‐aspek ketrampilan
membaca secara umum termasuk membaca pemahaman dan membaca untuk kesenangan
(reading for pleasure). Sedang model penelitian mencakup lima tahap proses sebuah
penelitian—question (bertanya), find (menemukan), gather (mengumpulkan), create
(menciptakan), dan asses (menilai).
3.1 Library Awareness Skills
Dalam hal kepedualian terhadap perpustakaan, siswa diajarkan tentang konsep
perpustakaan dan etika serta prilaku pengguna perpustakaan yang baik. Mereka diharapkan
memahami mengapa koleksi harus dikumpulkan pada satu tempat secara terpusat;
mengetahui bagaimana informasi tersusun dan dibagi bersama (shared); memahami jenis
personalia yang bekerja di prpustakaan; dan mengetahui bagaimana staf perpustakaan
membantu siswa memenuhi kebutuhan informasi mereka. Dalam hal etika dan prilaku
22
penggunaan perpustakaan, siswa diharapkan menyadari bahwa bahan perpustakaan harus
digunakan secara bersama dan setelah dipinjam harus dikembalikan teap waktu;
memperlihatkan prilaku dan sikap hormat terhadap pustakawan dan pengguna lain;
memperlihatkan prilaku dan sikap kepedulian dan tanggung jawab terhadap koleksi
perpustakaan; menunjukan kemampuan melakukan proses peminjaman dan pengembalian
bahan perpustakaan secara benar.
Pengenalan semua materi aspek kepedulian terhadap perpustakaan dilakukan sejak
siswa menduduki bangku taman kanak‐kanak. Pengembangan pemahaman dan ketrampilan
terhadap hampir semua aspek kepedulian terhadap perpustakaan dimulai sejak seorang
siswa menduduki bangku sekolah dasar sampai kelas XI. Namun demikian, pengembangan
beberapa aspek kepedualian, khususnya yang terkait etiket dan prilaku, dilakukan sampai
kelas VI. Seraca rinci cakupan materi aspek kepedulian terhadap perpustakaan dan jadwal
pengajarannya dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini.
Tabel 8: Library Awareness Skills 1. Konsep Perpustakaan K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
a
Memahami mengapa informasi dikumpulkan di sebuah tempat secara terpusat
I D C
b
Mengetahui bagaimana informasi tersesuun dan digunakan bersama
I D C
c Memahami personalia perpustakaan I D C
d
Mengetahui bagaimana staff LMC membantu siswa dalam hal kebutuhan informasi mereka.
I D C
2 Prilaku dan Etiket Pengguna Perpustakaan yang baik (siswa)
a
Menyadari bahwa materi LMC materials digunaka bersama dan harus digunakan dan dikembalikan tepat waktu
I D C
b
Memperlihatkan prilaku LMC yang tepat menghormati orang lain.
I D C
c
Memperlihatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap materi, peralatan, dan fasilitas.
I D C
d
Memperlihatkan kemampua meminjam dan mengembalikan bahan perpustakaan secara benar.
I D C
Copyright © ONC Boces. All right reserved I = Pengenalan, D = pengembangan, C = Kompeten, siswa dapat melakukan ketrmapilan secara mandiri 75%. K = Taman kanak‐kanak, 1‐12 = kelas 1 sampai 12.
3.2 Life‐long Reading Skills
23
Ketrampilan kedua, ketrampilan membaca sepanjang hayat (Lifelong Reading Skills),
mencakup ketrampilan membaca pemahaman (reading for comprehension) dan membaca
santai (reading for enjoyment). Secara umum, ktrampilan ini mencakup dua aspek: 1)
mendengar, menonton, dan membaca untuk pemahaman dan kesenangan, 2) mendengar,
menonton, dan membaca untuk literasi media. Dalam kaitannya dengan aspek pertama,
siswa taman kanak‐kanak sudah mulai deperkenalkan pada pengembangan minat pribadi
dan membentuk kebiasaan membaca rekreasional dan informasional sepanjang masa. Selain
itu, siswa juga sudah diperkenalkan tentang ketrampilan membaca, mendengar dan
memonton. Ketrampilan‐ketrampilan tersebut dikembangkan pada saat mereka menduduki
bangku kelas VI dan diharapkan menjadi trampil pada kelas XII.
Masih terkait dengan ketrampilan pertama, siswa dituntut untuk mengetahui
keragaman budaya dalam literatur dan keragaman bentuk literatur yang mencakup semua
jenis literatur mulai dari ABC Books, autobiografi, fabel, legenda, novel, buku bergamabar,
puisi, cerita pendek, sampai ke buku non‐fiksi. Siswa juga dituntut mengetahui tentang jenra
(genre) fiksi seperti petualangan, historis, fantasi, fiksi realistik, fiksi ilmiah, dan misteri.
Selain itu, siswa diprogramkan pula untuk mengetahui komponen fiksi seperti
permulaan/tengah/ akhir, hubungan sebab akibat, karakter, detil, plot, klimaks, sudut
pandang, seting, gaya, tema/ ide pokok. Siswa bahkan diharapkan mengenal dan
mengapresiasi komponen artistik sebuah karya dan kontributornya.
Cakupan kedua dari ketrampilan membaca sepanjang hayat ini adalah aspek yang
terkait dengan literasi media. Aspek ini mencakup tiga ketrampilan utama: 1) ketrampilan
mendengar, menonton/ memirsa dan membaca untuk literasi media, 2) membandingkan
dan mengontraskan sumber informasi versi cetak dan non‐cetak, dan 3) membandingkan
dan mengontraskan literatur versi cetak dan non‐cetak. Ketrampilan pertama, mendengar,
menonton dan membaca literasi media, mencakup berbagai bentuk media seperti iklan
komersial, bilboard/ poster/ iklan olnline, rekaman radio, kartun, baik yang tercetak mapun
yang animasi, komunikasi intrnet, majalah (cetak/ online), movie/ dokumenter, surat kabar,
dan halaman web.
Secara keseluruahan, ketrampilan yang tercakup dalam ketrampilan membaca
sepanjang hayat dan jadwal pengajarannya dapat dilihat pada Table 9
24
Tabel 9: Ketrampilan Membaca Sepanjang Hayat
1.Mendengar, memirsa dan membac untuk pemahaman dan kesenangan.
K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
a
Mengembangkan minat pribadi dan membentuk kebiasaan membaca rekreasional dan informasional sepanjang hayat.
I D C
b
Menampilkan ketrampilan membaca, mendengar dan memirsa.
I D C
c Mnyadari keragaman budaya dalam literatur. I D Cd Menyadari berbagai bentuk karya sastera. (1) Books ABC I D C (2) Autobiografi I D C (3) Biografi I D C (4) Drama I D C (5) Fables (cerita satwa) I D C (6) Fairy Tales I D C (7) Cerita Rakyat I D C (8) Folklore I D C (9) Legenda I D C (10) Mythologi I D C (11) Non‐Fiksi I D C (12) Novel I D C (13) Nursery Rhymes I D C (14) Buku Bergambar I D C (15) Puisi I D C (16) Cerita Pendek I D C (17) Buku bergambar tak kata. I D C e Mengatahui jenra fiksi: (1) Petualangan I D C (2) Fantasi I D C (3) Fiksi Historis I D C (4) Mysteri I D C (5) Fiksi Realistis I D C (6) Fiksi Ilmu Pengetahuan I D C f Mengetahui Komponen Fiksi: (1) Awal /Tengah/akhir I D C (2) Hubungan Sebab & Akibat I D C (3) Karater (penokohan) I D C (4) Klimaks I D C (5) Detail I D C (6) Plot/urutan peristiwa I D C (7) Sudut Pandang I D C
(8) Setting I D C
(9) Gaya I D C
(10) Tema/ Ide Pokok I D C
g
Membedakan antara pengarang dan kontributor lainnya dalam sebuah karya: ilustrator, editor, penerbit, pengelola web dll..
I D C
25
h
Memlih bahan fiksi dan non‐fiksi seseau dengan minat dan tingkat kemampuan membaca.
I D C
i
Mengetahui nilai dan petunjuk yang disediakan oleh penghargaan dan tinjauan karya tulis seperti:
(1) Caldecott Award untuk ilustrator I D C
(2) Newbery Award untuk pengarang I D C
(3)
Coretta Scott King Award untuk literatur multibudaya.
I D C
(4) National Book Award untuk pengarang. I D C
(5) Pulitzer Prize jenra literatur I D C
(6) Tijauan kolum surat kabar, majalah dan buku I D C
j
Memahami dan mengapresiasi komponen artistik sebuah karya dan dotribusinya terhadap::
(1) Manfaat dan kemenarikan I D C
(2) Gaya ilustratif I D C
(3) Tipe perwajahn I D C
(4) Layout halaman dan layar. I D C
2 Mendangar, Memirsa dan Membaca untuk Literasi Meida.
a Memahami berbagai bentuk media (Litrasi Media)
(1) Iklan ‐‐kommersial/billboard/posters/cetak/online I D C (2) Rekaman Audio I D C (3) Cartun‐tercetak/anmasi I D C (4) Komunikasi Internet I D C (5) Majalah‐‐cetak/online I D C (6) Movie/Documenta I D C (7) Surat Kabar‐cetak/online I D C (8) Radio I D C (9) Televisi I D C (10) Halaman Web I D C
b
Membandingkan dan Mengkontraskan sumber informasi tercetak dan tidak‐tercetak
I D C
c
Membandingkan dan Mengkontraskan versi cetak dan tidak‐tercetak berbagai bentuk literatur.
I D C
Copyright © ONC Boces. All right reserved I = Pengenalan, D = pengembangan, C = Kompeten, siswa dapat melakukan ketrmapilan secara mandiri 75%. K = Taman kanak‐kanak, 1‐12 = kelas 1 sampai 12. 3.3 Research Model
Komponen ketiga dari model literasi informasi Scope and Sequence yang
dikembangkan oleh Otsego Northern Cat skills BOCES School Library System adalah Research
26
Model. Kompenen ini mencakup lima ketampilan dasar (bertanya, menemukan,
mengumpulkan, menciptakan, dan mengukur).
3.3.1 Question
Ketrampilan bertanya mengacu ke kemampuan siswa menanyakan informasi apa
yang ia butuhkan. Ketrampilan ini mencakup kesadaran kebutuhan informasi, kesadaran
bahwa infromasi adalah basis untuk membuat keputusan intelijen, memilih topik,
menjelaskan informasi apa yang dibutuhkan, menganalisa tugas, mengungkapkan kembali
pertanyaan, memformulasikan pertanyaan, memilih mode penyajian yang cocok, dan
menentukan kualitas informasi yang dibutuhkan. Hampir semua aspek ketrampilan tersebut
diperkenalkan pada saat siswa duduk di bangku sekolah dasar, kelas III sampai kelas V.
Bebeda dari ketrampilan‐ketrampilan lain dalam model ini yang pengajarannya dijadwlkan
samapai kelas XII, ketrampilan bertanya model penelitian hanya djadwalkan sampai kelas IX.
Secara utuh, ketrampilan bertanya dalam dalam model literaasi infromasi Research Model
terlihat pada Tebel 10 berikut ini.
Tabel 10: Research Model‐Question
K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 a. Menyadari kebutuhan informasi I D C
b. Menyadari bahwa informasi merupakan basis pembuatan keputusan yang cerdas.
C D C
c. Memilih topik I D C
d. Mampu menjelaskan isformasi apa yang dibutuhkan
I D C
e. Menganalisis tugas I D C
f. Menyatakan kembali pertanyaan untuk memperlihatkan pemahaman
I D C
g. Memformulasikan pertanyaan berdasarkan pada kebtuhan informasi
I D C
h. Memilih mode presentasi yang cocok.
I D C
i. Mwnilai kualitas informasi yang dibutuhkan.
I D C
Copyright © ONC Boces. All right reserved I = Pengenalan, D = pengembangan, C = Kompeten, siswa dapat melakukan ketrmapilan secara mandiri 75%. K = Taman kanak‐kanak, 1‐12 = kelas 1 sampai 12.
27
3.3.2 Find
Ketrampilan kedua dari Literasi Informasi Research Model yang dikembangkan oleh
Otsego Northern Catskills BOCES School Library System adalah menemukan (Find). Pada
aspek ktrampilan ini siswa belajar tentang bagaimana infromasi ditemukan dan dimana
mereka bisa memperoleh informasi. Aspek ketrampilan yang terkait dengan bagaimana
informasi ditemukan mencakup sepuluh ketrampilan: 1)ketrampilan mengidentifikasi
berbagai sumber informasi potensial, 2) mengidentifikasi ketersediaan sumber informasi, 3)
mengidntifikasi sumber primer dan sumber sekunder, 4) mengidentifikasi sumber referensi
subjek khusus, 5) mengetahui kapan menggunakan sumber tercetak, 6) mengetahui kapan
menggunakan sumber elektronik, 7) mengetahui kapan menggunakan sumber komunitas
seperti perustakaan umum, perpustakaan perguruan tinggi, museum, hotline telefon, dll, 8)
memilih sumber yang cocok dengan pertanyaan, 9) menggunakan kriteria untuk memilih
sumber, dan 10) memahamai hirarkhi sumber informasi.
Aspek ketrampilan yang terkait dengan dimana siswa bisa menemukan informasi
mencakup sepuluh ketrampilan. Pertama, memahami bagaimana sumber informasi tersusun
di perpustakaan dan pusat informasi lainnya. Kedua, memahami sistem klasifikasi (DDC/
LCC/ UDC dll.). Ketiga adaah menentukan lokasi berbagai sumber informasi. Keempat adalah
menggunakan strategi penelusuran yang efektif, seprti penggunaan tajuk subjek, judul,
pengarang, kata kunci, sinonim, operasi logika Bolean, dan pemotongan kata (truncation).
Kelima adalah menentukan lokasi dan menggunakan bagian buku seperti halaman kulit dan
jeket buku, barcode buku, halaman judul, halaman verso/ halaman copyright, untuk
memenukan lokasi, halaman dedikasi dan acknowledgement, daftar isi, halaman
pendahuluan dan preface, teks, catatan kaki, apendiks, glossary (daftar istilah), bibliogafi,
dan indeks. Keenam dalah ketrampilan menentukan lokasi dan menggunakan sumber
referensi subjek khusus, seperti ensiklopedi khsusu, kamus khsusu, dan bibliografi khusus.
Ketujuh adalah ketrampilan menentukan lokasi dan menggunakan sumber informasi,
mengtehui jenis bahan tercetak seperti karya fiksi dan non fiksi, buku, majalah, surat kabar,
bahan referensi (atlas, almanak, kamus, ensiklopedi, thesaurus, indek majalah, bibliografi,
gazetteers, dan sebagainya). Kedelapan adalah ketrampilan menentukan lokasi dan
menggunakan sitem katalog (manual, OPAC, dan katalog induk). Kesembilan adalah
ketrampilan menentukan lokasi dan menggunakan sumber elektronik, seperti pangkalan
28
data full‐teks, CD‐ROM, Internet, dan tekhnologi lainnya. Dan terakhir adalah menentukan
lokasi dan mengakses sumber masyarakat, seperti perpustakaan umum, perpustakaan
perguruan tinggi, museum, situs sejarah, kebun binatang, dan sumber lain. Selengkapnya
aspek ketrampilan yang tercakup dalam bagaimana menemukan informasi (find) terlihat
pada Tabel 11 berikut ini.
Tabele 11: Ketrampilan Menemukan Infromasi (find)
Bagaimana Informasi Ditemukan K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(1) Mengidentifikasi berbagai sumber informasi potensial.
I D C
(2) Mengidentifikasi sumber informasi yang tersedia
I D C
(3) Mengidentifikasi sumebr primer dan summber sekunder.
I D C
(a) Mengetahui bila menggunakan sumber informasi primer dan sekunder.
I D C
(4) Mengidentifikasi sumber refensisubjek khusus.
I D C
(5) Mengetahui bila menggunakan—jenis bahan cetak.
(a) Fiksi versus non‐fiksi I C (b) Buku I D C (c) Majalah I D C (d) Surat kabar I D C (e) Bahan referensi (i) Atlas I D C (ii) Almanak I D C (iii) Kamus I D C (iv) Ensiklopedi I D C (v) Indek majalah I D C (vi) Thesaurus I D C (vii) Informasi biografis I D C (viii) Gazetteers I D C
(6) Mengetahui bila menggunakan—sumber elektronik.
(a) Online Public Access Catalog (OPAC)
I D C
(b) Databases Full text I D C (c) CD‐ROMS I D C (d) Internet/www I D C
(e) Peminjaman antar perpustakaan.
I D C
(f) Videos I D C (g) Tekhnologi lain. I D C (7) Mengetahui bila menggunakan—
29
jenis suber informas masyarakat (a) Perpustakaan umum I D C
(b) Perpustakaan Perguruan Tinggi
I C
(c) Sumebr manusia I D C
(d) Museums/ situs bersejarah / kebun binatang.
I D C
(e) Agensi publik dan masyarakat lainnya, hotline DAR dll.
I D C
(8) Memilih sumber yang cocok terhadap pertanyaan.
I D C
(9) Menggunakan kriteria untuk memlih sumber.
(a) Readabilitas I D C (b) Authoritas I D C (c) Kesesuaian waktu I D C
(d) Reliabilitas (akurasi, relevansi, kemenyeluruhan)
I D C
(e) Sudut pandang/bias I D C
(10) Memahami hirakhi sumber informasi (umum ke khusus)
I D C
Dimana Informasi ditemukan (1) Memahami susunan I D C
(2) Memahami sistem (Dewey / LC Call numbers)
I D C
(3) Menemukan berbagai sumber informasi
I D C
(4) Menggunakan Strategi Penelusuran
(a) Kata kunci I D C (b) Subjek/topik I D C (c) Sinonim I D C (d) Logika Boolean I D C (e) Pemotongan kata (Truncation) I D C (f) Rujukan silang I D C (g) Judul I D C (h) Pengarang I D C
(5) Menemukan dan mampu menggunakan—Bagian buku
(a) Kulit/ jeket buku I D C (b) Spine / labe spine/ barcode I D C (c) Frontispiece I D C (d) Halaman judul I D C (e) Verso / halaman hak cipta I D C (f) Dedikasi/acknowledgement I D C (g) Daftar isi I D C
(h) Pendahuluan/ preface / forward
I D C
(j) Cerita/ teks I D C (k) Catatan kaki/Footnote I D C
30
(l) Appendiks I D C (m) Glossary/ Daftar Istilah I D C (n) Bibliograpfi I D C (o) Indeks I D C
(6) Mencari dan mapu menggunakan—sumber referensi khusus
I D C
(7) Menemukan dan mampu menggunakan—jenis bahan cetak
(a) Fiksi versus non‐fiksi I D C (b) Buku I D C (c) Majalah I D C (d) Newspapers I D C (e) Bahan refernsi (i) Atlas I D C (ii) Almanak I D C (iii) Kamus I D C (iv) Ensiklopedi I D C (v) Indeks Majalah I D C (vi) Thesaurus I D C (vii) Informasi Bibliografis I D C (viii) Gazetteers I D C (ix) Kamus Bergambar C D C
(8) Menemukan dan menggunakan—sistem katalog
(a) Katalog Kartu I D C (b) Online Public Access Catalog I D C (c) Katalog Induk I D C
(9) Menemukan dan mampu menggunakan—jenis sumber elektronik.
(a) Pangkalan data Full‐text I D C (b) CD‐ROMs I D C (c) Internet / www I D C
(d) Peminaman antar perpustakaan
I D C
(e) Tekhnologi lain I D C
(10) Menemukan dan mengkases—sumbr‐sumebr masyarakat.
(a) Perpustakaan Umum I D C
(b) Perpustakaan Perguruan Tinggi
C
(c) Museum / situs bersejarah/ kebun satwa
I D C
(d) Human resources I D C
(e) Agensi publik dan masyarakat lainnya. Htline dll.
I D C
Copyright © ONC Boces. All right reserved I = Pengenalan, D = pengembangan, C = Kompeten, siswa dapat melakukan ketrmapilan secara mandiri 75%. K = Taman kanak‐kanak, 1‐12 = kelas 1 sampai 12.
31
3.3.3 Gather
Ketrampilan ketiga dari Research Model yang dikembangkan oleh Otsego Northern
Catskills BOCES School Library System adalah ketrampilan mengumpulkan (Gather).
Ketrampilan ini mencakup tiga belas aspek ketrampilan: 1) ketrampilan mendengar dengan
perhatian, 2) ketrampilan mendengar dengan tujuan tertentu, 3) ketrampilan mendengar
untuk kesenangan, 4) ketrampilan berwawancara, 5) ketrampilan memirsa/ menonton
secara aktif, 6) ketrampilan membaca dengan tujuan tertentu yang mencakup skimming dan
scanning, 7) ketrampilan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, 8) ketrampilan
membaca tingkat lanjutan, 9) ketrampilan menemukan kata kunci dan cntext clues, 10)
ketrampilan menemukan links dan layers dalam sumber elektronik, 11) ketrampilan
membaca dan menafsirkan informasi, 12) mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
dengan cara memberi highlight, membuat catatan, menggunakan graphic organizers,
outlining, parafarase, meringkas dan memotong kalimat, dan 13) mempraktikkan prilaku etis
terhadap informasi dan tekhnologi informasi. Pada aspek ketrampilan ini siswa diajarkan
bagaimana mengutip sumber dan bagaimana menghargai hak kepemilikan intelektual.
Daftar aspek ktrampilan yang tercakup dalam ketrampilan mengumpulkan informasi dapat
dilihat pada Tabel 12 berikut ini.
Tabel 12: Cakupan Ketrampilan Mengumpulkan Informasi a. Mendengar dengan perhatian K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12b. Mendengan untuk tujuan tertentu I D Cc. Mendenganr untuk kesenangan. Cd. Wawancara I D Ce. Memirsa secara aktif I D Cf. Membaca
(1)
Membaca dengan tujuan tertentu
I D C
(a)
Mengetahuai bila/ bagaimana melakukan skimking
I D C
(b)
Mengetahuai bila/ bagaimana melakukan skimking
I D C
g. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dengan cara.
I D C
h. Membaca I D C
i. Mengarisbawahi kata kunci dan context clues
I D C
j. mengikuti links and layers dalam I D C
32
sumber elektronik
k. Membaca dan menafsirkan informasi
I D C
l. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dengan cara.
(1) Highlighting I D C(2) Membuat catatan I D C
(3)
Menggunakan graphic organizers
I D C
(4) Outlining I D C
(5)
Memparafrase dengan pemahaman tentang kepengarangan.
I D C
(6) Membuat ringkasan. I D C(7) Pemotongan & pasting I D C
m. Melakkan prilaku etis trhadap informasi dan tekhnologi informasi
(1) Mengutip sumber. I D C
(2)
Menghargai hak kepemilikan intelektual.
I D C
Copyright © ONC Boces. All right reserved I = Pengenalan, D = pengembangan, C = Kompeten, siswa dapat melakukan ketrmapilan secara mandiri 75%. K = Taman kanak‐kanak, 1‐12 = kelas 1 sampai 12.
3.3.4 Create
Ketrampilan keempat dari Research Model yang dikembangkan oleh Otsego Northern
Catskills BOCES School Library System adalah ketrampilan mengorganisir dan menciptakan
produk akhir (Create). Ketrampilan ini mencakup dua aspek utama: 1) pengorganisasian
informasi, dan 2) menciptakan produk. Dalah hal pengorganisasian informasi, siswa dituntut
mampu mengelola dan mengornisir informasi dari berbagai sumber dengan cara webbing,
outlining, mengorganisir catatan, dan menciptakan dan menyempurnakan pernyataan tesis
(thesis statement). Dalam hal penciptaan produk akhir, siswa diharapkan mampu mebuat
produk dalam bentuk tertulis, visual, oral, gabungan, dan memilih sebuah format seperti
laporan, essay, debat, diskusi panel, pidato, diaroma, grafik, chart, poster, slide elektronik,
dan sebagainya. Selain itu siswa dituntut pula untuk mengetahui prinsip‐prinsip legal (hak
cipta) dan menerapkan prilaku etik dalam menggunakan karya orang lain. Dalam konteks ini,
siswa dituntut memahami aspek legal dan etika hak cipta untuk berbagai format karya,
menghargai aturan hak cipta dan menghindari plagiarisme, mengutip sumber secara benar
dengan menggunakan format tertentu, dan menyusun daftar bibliografi dengan
33
menggunakan format tertentu. Selngkapnya, aspek yang tercakup pada ketrampilan
mengorganisir dan menciptakan infromasi dapat dilihat pada Tebel 13 berikut ini.
Tebel 13: Cakupan Aspek Ketrampilan Mengorganisir dan Menciptakan Informasi
a. Mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber dengan cara.
K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(1) Webbing I D C(2) Outlining I D C(3) Mengorganisasikan catatan I D C
(4)
Menciptakan dan menyempurnakan pernyataan tesis.
I D C
b. Menciptakan Produk K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12(1) Tertulis I D C(2) Visual I D C(3) Oral I D C(4) Gabungan I D C(5) Memilih format. (a) Laporan I D C (b) Essay I D C (c) Debat I D C (d) Diskusi Panel I D C (e) Pidato I D C (f) Diorama I D C (g) Mobile I D C (h) Chart / grafik I D C (i) Poster / cetak/ fotograf I D C
(j)
Tanyangan slide elektronik.
I D C
(k) Bibliografi I D C (l) Pertunjukan wayang I D C (m) Play / skit / pantomime I D C (n) Sculpture I D C (o) Halaman Web I D C (p) Video I D C (q) Illustrasi I D C (r) Kerajinan tangan I D C (s) Multimedia I D C (t) Surat kabar
(6)
Mengatahui prinsip legal dan menerapkan applies prilaku etis (hakcipta)
(a)
Memahami aspek etis/legal hak cipta berbagai format
I D C
34
(b)
Menghormati aturan hak cipta dan menghindari plagiarisme.
I D C
(c)
Mengutip sumber secara etis dengan menggunakan format yang benar
I D C
(d)
Mengutip sumber secara benar dengan menggunakan catanan dalam tanda kurung
I D C
(e)
Mengkompilasikan bibliografi dengan menggunakan format tertentu.
I D C
(f)
Mengkompilasi karya yang dikutip dengan menggunakan format tertentu.
I D C
Copyright © ONC Boces. All right reserved I = Pengenalan, D = pengembangan, C = Kompeten, siswa dapat melakukan ketrmapilan secara mandiri 75%. K = Taman kanak‐kanak, 1‐12 = kelas 1 sampai 12.
3.3.5 Assess
Terakhir, ketrampilan Research Model yang dikembangkan oleh Otsego Northern
Catskills BOCES School Library System dalah pengukuran/ penilaian (Assessment).
Ketrampilan ini mencakup dua aspek utama: 1) bagaimana produk dievaluasi dan 2)
bagaimana proses evaluasi. Pada aspek pertama, siswa dituntut mampu mengevaluasi
produk dalam hal konteks dan format, menilai produk dalam hal kelengkapan, kelebihan
dan kekurangan, mendemostrasikan tingkat percaya diri yang tinggi dala hal kualitas produk,
dan memahami kroteria evaluasi. Pada aspek kedua, siswa dituntut mampu
mengembangakan kriteria efektivitas proses pemecahan masalah, merefleksikan proses
pencaian informasi, menjelaskan sumber yang digunkan, mengetahui sumber tambahan
yang diperlukan, menjelaskan bagian tuga penelitian yang paling sulit, dan membuat
rekomendasi untuk peningkatan kualitas penelitian berikutnya.
Seperti terlihat pada Table 14, semua ketrampilan tersebut sudah diperkenalkan
ketika siswa duduk di sekolah dasar, mulai kelas II sampai IV. Pengembangan ketrampilan
tersebut umum dilakukan pada saat siswa menduduki bangku kelas VII. Sementara proses
pemantapan pada umumnya dilakukan pada saat siswa duduk di kelas XII, kecuali beberapa
ketrampilan yang sederhana, seperti menggunakan rubrik, dan menggunakan daftar periksa
35
(checklists). Secara keseluruhan aspek yang tecakup dalam ketrampilan menilai (assessing)
yang dikembangkan oleh Otsego Northern Catskills BOCES School Library System dapat
dilihat pada Tabel 14 berikut ini.
Tabel 14: Cakupan Ketrampilan Mengukur/ Menilai (Assessing)
a. Bagaimana produk divaluasi? K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(1)
Mengevaluasi dalam hal muatan dan format
I D C
(2)
Menilai kelengkapan, kelebihan dan kelemahan produk.
I D C
(3)
Memperlihatkan sikap percaya diri terkait kualtas produk
I D C
(4) Memahami kriteria evaluasi
(a)
Menggunakan rubrik penilaian pribadi/ kelompok.
I D C
(b) Menggunakan checklists I D Cb. Bagaimana proses dievaluasi? K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(1)
Mengembangkan kriteria untuk menentukan keefektivitan proses pemecahan masalah.
I D C
(2)
Merefleksikan proses pencarian informasi.
I D C
(3)
Menjelaskan keberhasilan yang mana yang berguna dan mengapa.
I D C
(4)
Mengetahui bila informasi tambahan dibutuhkan
I D C
(5)
Menjelaskan bagian yang paling sulit dari tugas tersebut
I D C
(6)
Menilai ketrsediaan waktu pengerjaan tugas
I D C
(7)
Membuat saran untuk memperbaiki hasil
I D C
Copyright © ONC Boces. All right reserved I = Pengenalan, D = pengembangan, C = Kompeten, siswa dapat melakukan ketrmapilan secara mandiri 75%. K = Taman kanak‐kanak, 1‐12 = kelas 1 sampai 12.
4. SIMPULAN DAN SARAN
36
Dari urian diatas bisa disimpulkan bahwa model literasi informasi Scope and
Sequence mencakup kompentensi belajar sepanjang hayat (life‐longlearning) yang sangat
komprehensif. Model ini tidak hanya memuat ketrampilan yang terakit pemanfaatan
perpustakaan sebagai lembaga pembelajaran sepanjang hayat, tapi juga pemanfaatn
tekhnologi informasi dan etika hidup dalam dunia informasi. Dalah hal pengenalan
perpustakaan model Scope and Sequence memuat pemahaman tentang perpustakaan dan
profesi pustakawan dan kemampuan memanfaatkan layanan dan fasilitas perpustakaan.
Dalam hal tekhnologi informasi dan komunikasi, model ini memuat berbagai pengetahuan
dan ketrampilan memanfaatkan Internet dan media komunikasi untuk tujuan pembelajaran
dan pemecahan masalah informasi. Sedangkan dalam hal etika hidup dalam dunia informasi,
model Scope and Sequence mencakup sikap integritas akademik, menghargai hasil karya
intelktual orang lain, dan pengetahuan tentang isu legal hak cipta.
Model Literasi Scope and Sequence dirangcang untuk diterapkan bukan hanya pada
pendidikan dasar dan pendidikan mengengah, tapi juga pendidika prasekolah (taman kanak‐
kanak). Berbagai pengetahuan dan ketrampilan dasar literasi informasi seperti mengenal
perpustakaan dan profesi pustakawan, buku yang pada umumnya bersifat meneyenangkan,
gahkan tekhnologi informasi etika menghormati dan menghargai karaya intelektual telah
diperkenalkan pada saat anak‐anak masih berada jenjang pendidikan paling dini, taman
kanak‐kanak. Semua topik yang telah diperkenalkan tersebut diperkuat pada saat anak‐anak
telah mendudukui bangku pendidikan dasar (SD dan SMP), kemudia diperkuat dan diperluas
ketika mereka menduduki bangku sekolah menegah (SMA). Hanya sebaian kecil wawasan
tentang pemanfaatan koleksi perpustakaan dan tekhnologi informasi diperkenalkan setelah
anak‐anak menduduki sekolah dasar. Semua pengetahuan dan ketrampilan yang telah
diperkenalkan dan diperluas dan dimantapkan pada saat siswa menduduki bangku sekolah
menengah atas (SMA). Dengan demikian kita memahami bahwa masa taman kanak‐kanak
adalah masa yang paling tepat untuk mempernelkan literasi informasi; sedang masa
pendidikan dasar adalah masa yang tepat untuk menerapkan ketrampilan literasi informasi;
sedang masa pendidikan menegah adalaha yang tepat untuk mempermantap dan
memperluas ketrampilan literasi informasi.
37
Sebagi penutup, perlu disarankan bahwa pengembangan model literasi informasi
untuk setting Indonesia adalah suatu yang bersifat mendesak (urgent). Kurikulum 2013 yang
didasarkan pada prinsip pembelajaran terpusat pada siswa, haurus diimplemntasikan dalam
waktu dekat. Peneiapan kurikulum 2013 ini jelas menghendaki dukungan semua pemangku
kepentingan pendidikan dan pembelajaran. Perpustakaan dan pustakawan sebagai salah
satu pemakngku kepentingan pendidikan harus secara proaktif telah menawarkan
kontribusinya. Perpustakaan harus memperlihatkan perannya sebagai pusat pembelajaran
sepanjang hayat (life‐long learning) yang secara keseluruhan terangkum dalam literasi
informasi. Pustakawan sebagai profesional dalam bidang layanan perpustakaan dan
informasi harus secara proaktif berperan sebagai pelopor dalam pengembangan dan
implementasi literasi iniformasi.