Post on 06-Jul-2015
description
TUGAS ASKEB PERSALINAN
Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014
1. Andini Majidah
2. Astri Cahyani
3. Eka Oktaverah M
4. Lilis Sriyani N
5. Niken Luriantika
6. Nur Atikah Yuliani
7. Putrima Tentriani KD
Atonia Uteri
Uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan
Penyebab :
a. Partus lama
b. Pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil
c. Multiparitas
d. Anastesi yang dalam
e. Anastesi lumbal
Penatalaksanaan :
a. Bersihkan semua gumpalan darah atau membran
yang mungkin ada dalam mulut uterus atau di dalam
uterus.
b. Segera mulai lakukan kompresi bimanual interna
c. Jika uterus sudah mulai berkontraksi secara
perlahan ditarik tangan penolong. Jika uterus sudah
berkontraksi, lanjutkan memantau ibu secara ketat.
d.Jika uterus tidak berkontraksi selama 5menit, minta
anggota keluarga melakukan bimanual interna sementara
penolong memberikan metergin 0,2 mg IM dan mulai
memberikan IV (RL dengan 20 UI oksitosin / 500 CC
dengan tetesan cepat).
e. Jika uterus masih juga belum berkontraksi mulai lagi
kompresi bimanual interna setelah anda memberikan
injeksi metergin dan sudah mulai IV.
f. Jika uterus masih juga belum berkontraksi dalam 5 atau 7
menit, bersiaplah untuk melakukan rujukan dengan IV
terpasan pada 500CC/jam hingga tiba ditempat rujukan
atau sebanyak 1,5 liter seluruhnya diinfuskan kemudian
diterusan dengan laju infus 125CC/jam.
Penyebab tersering adalah atoni uteri, yakni otot rahim
tidak berkontraksi sebagaimana mestinya setelah bayi
lahir. Normalnya, setelah bayi dan plasenta lahir otot
rahim akan berkontraksi sehingga pembuluh darah akan
menutup dan pendarahan akan berhenti.
Retensio plasenta adalah plasenta atau bagian bagiannya dapat tetap berada di dalam uterus setelah bayi lahir.
Penyebab :
a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus
b. Plasena sudah lepas tetapi belum dilahirkan
c. Kontraksi terus kurang kuat untuk melepaskan plasenta
d. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vilikorealis menembus desidua sampai miometrium sampai dibawah peritoneum ( plasenta akreta perkreta )
Jenis-Jenis PendarahanMasa Nifas
Ada dua jenis menurut waktunya yaitu pendarahan
dalam 24 jam pertama setelah melahirkan dan
pendarahan nifas.
Namun, terjadi atoni uteri, rahim tidak dapat
berkontraksi dengan baik sehingga pembuluh darah
tetap terbuka, dengan demikian terjadilah pendarahan
postpartum.
a.Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk
mengejan . Ika anda merasakan adanya plasenta dalam
vagina, keluarkan plasenta tersebut.
b. Pastikan kandung kemih sudah kosong . Jika diperlukan
, lakukan kateterisasi kandung kemih.
c. Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 unit IM,
Jika belum dilakukan dalam penanganan aktif kala III.
d. Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30menit pemberianoksitosin dan uterus terasa berkontraksi lakukan penarikantali pusat terkendali
e. Jika traksi tali pusat terkendali belum berhasil , cobalahuntuk mengeluarkan plasenta secara manual. Jikaperdarahan terus berlangsung, lakukan uji pembekuandarah sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuansetelah 7menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecahdengan mudah menunjukkan koagulapati.
f. Jika terdapat tanda-tanda infeksi berikan antibiotik untukmetritis
• Emboli air ketuban menimbulkan syok yang sangatmendadak dan biasanya berakhir dengan kematian.Dengan mendadak penderita menjadi gelisah, sesaknapas, kejang-kejang dan meninggal kemudian.
• Emboli air ketuban terjadi pada HIS yang kuat denganketuban yang biasanya sudah pecah. Karena HIS kuat,air ketuban dengan mekonium, rambut lanugo danvernik kaseosa masuk ke dalam sinusinus dalamdinding uterus dan dibawa ke paru-paru.
• Pada syok karena emboli air ketuban sering ditemukangangguan dalm pembekuan darah
Perdarahan MasaNifas
Pendarahan post partum atau pendarahan pascapersalinan adalah pendarahan dengan jumlah lebih dari 500ml setelah bayi lahir.
Ada dua jenis menurut waktunya yaitu pendarahan dalam24 jam pertama setelah melahirkan dan pendarahan nifas.Namun, terjadi atoni uteri, rahim tidak dapat berkontraksidengan baik sehingga pembuluh darah tetap terbuka, dengandemikian terjadilah pendarahan postpartum.
PENYEBABPenyebab tersering adalah atoni uteri, yakni otot rahim
tidak berkontraksi sebagaimana mestinya setelah bayi
lahir. Normalnya, setelah bayi dan plasenta lahir otot
rahim akan berkontraksi sehingga pembuluh darah akan
menutup dan pendarahan akan berhenti.
Tanda-tanda1. Wajah tampak pucat
2. Nadi teraba cepat dan kecil
3. Kulit kaki dan tangan dingin
4. Serta pendarahan melalui vagian yang terjadi
berulang, banyak dan menetap, atau pendarahan di
vagina yang di sertai bau busuk
LANJUTAN
Perdarahan pada 24 jam pertama persalinn umumnya
disebabkan oleh robekan atau trauma jalan lahir, adanya
sisa plasenta ataupun atoni uteri. Apabila penyebabnya
adalah atoni uteri, penanganannya disesuaikan dengan
derajat keparahannya. Jika pendarahan tidak banyak,
dokter akan memberikan utero tonika (obat perangsang
kontraksi rahin), mengurut rahim dan memasang gurita.
Bila pendarahan belum berhanti dan bertambah
banyak selanjutnya diberikan infus dan transfusi
darah lalu dokter akan melakukan beberapa teknik
(manufer). Dan bial belum tertolong juga maka usaha
terakhir adalah menghilangkan sumber pendarahan
dengan 2 cara yaitu mengikat pembuluh darah atau
mengangkat rahin(histerektomi)
Pendarahan pada masa nifas umumnya disebabkan
oleh infeksi. Jika pendarahan disertai pasca
persalinan, maka selain pemberian uterotonika
dokter akan memberikan juga antibiotik yang
adekuat.
Infeksi PascaPersalinan
Infeksi post partum adalah infeksi yang terjadi
setalah ibu melahirkan. Keadaan ini ditandai oleh
peningkatan suhu tubuh, yang dilakukan pada 2 kali
pemeriksaan, selang waktu 6 jam dalam 24 jam
pertama setelah persalinan. Jika suhu tubuh
mencapai 38O C dan tidak ditemukan penyebab
lainnya (misalnya Bronkitis) maka dikatakan bahwa
telah terjadi infeksi post partum.
LANJUTAN
Beberapa keadaan pada ibu yang mungkin dapat
meningkatkan resiko terjadinya infaksi post partum
antara lain anemia, hipertensi pada kehamilan,
pemeriksaan pada vagina berulang-ulang, penundaan
persalinan selama lebih dari 6 jam setelah ketuban
pecah, persalinan lama, operasi sesar, tertinggalnya
bagian plasenta didalam rahim, dan terjadinya
pendarahan hebat setelah persalinan.
Gejala1. Menggigil
2. sakit kepala
3. Merasa tidak enak badan
4. Wajah pucat
5. Denyut jantung cepat
6. Peningkatan sel darah putih
7. Rasa nyeri jika bagian perut ditekan
8. cairan yang keluar dari rahim berbau busuk
9. Jika infeksi menyerang jaringan disekeliling rahim, maka nyeridan demamnya lebih hebat
Ruptur uteri
Ruptur uteri adalah robekan pada rahim atau rahim tidak
utuh. Terdapat keadaan yang meningkatkan kejadian ruptur
uteri, misalnya ibu yang mengalami operasi sesar pada
kehamilan sebelumnya, selain itu kehamilan dengan janin
yang terlalu besar, kehamilan dengan pereganggan yang
berlebihan seperti pada kehamilan kembar dapat pula
menyebabkan rahim sangat teregang dan menipis sehingga
robek.
Jika ibu memiliki riwayat ruptur uteri disarankan
untuk tidak hamil lagi sebab beresiko terjadinya
ruptur uteri yang berulang, namun jika anda hamil
lagi diperlukan pengawasan yang ketat selama
kehamilan kemidian bayi akan dilahirkan dengan
cara sesar.
Trauma PeriniumPerinium adalah otot, kulit dan jaringan yang ada
diantara kelamin dan anus. Trauma perinium
adalah luka pada perinium sering terjadi saat
proses persalinan hal ini karena desakan kepala
atau bagian tubuh janin secara tiba-tiba sehingga
kulit dan jaringan perinium robek.
BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHANBerdasarkan tingkat keparahannya trauma perinium
dibagi menjadi derajat 1 hingga 4.
Trauma derajat 1 ditandai adanya luka pada lapisan kulit dan
lapisan mukosa saluran vagina pendarahannya biasanya
sedikit.
Trauma derajat 2 luka sudah mencapai otot.
Trauma derajat 3 dan 4 meliputi daerah yang lebih luas
bahkan pada derajat 4 telah mencapai otot-otot anus
sehingga pendarahannya pun lebih banyak.
Trauma perinium lebih sering terjadi pada keadaan-keadaan seperti ukuran janin terlalu besar, partus lama, penggunan alat bantu persalinan misalnya forsep atauvakum.
Saat persalinan terkadang dokter melakukan episiotomiyaitu menggunting perinium untuk mengurangi trauma yang berlebihan pada daerah perinium dan mencegah robekanperinium yang tidak beraturan.
Thank You