Post on 03-Mar-2019
PROSIDINGSeminar Nasional
Teknologi Pengelolaan Limbah XIITahun 2014
Tema :Penguasaan dan Pemanfaatan Teknologi Pengelolaan Limbahsebagai Wujud Perlindungan Lingkungan Hidup
Diterbitkan
Oktober 2014
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN bekerjasama dengan
BLHD Kota Tangerang SelatanBLHD
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang karena atas ijin dan karunia-Nya maka Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII dapat diterbitkan. Seminar dengan tema ”Penguasaan dan Pemanfaatan Teknologi Pengelolaan Limbah Sebagai Wujud Perlindungan Lingkungan Hidup”, telah dilaksanakan pada tanggal 30 September 2014 di Gedung Graha Widya Bhakti, Kawasan PUSPIPTEK Serpong – Tangerang.
Seminar ini diselenggarakan sebagai media sosialisasi hasil penelitian di bidang pengelolaan limbah radioaktif dan non radioaktif. Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII dijadikan sebagai media tukar menukar informasi dan pengalaman, ajang diskusi ilmiah, peningkatan kemitraan di antara peneliti dengan praktisi, penimbul dengan pengelola limbah, mempertajam visi pembuat kebijakan dan pengambil keputusan, serta peningkatan kesadaran kolektif terhadap pentingnya pengelolaan limbah yang handal.
Prosiding ini memuat karya tulis dari berbagai hasil penelitian mengenai pengelolaan limbah radioaktif, industri dan lingkungan. Setelah melalui mekanisme evaluasi dan editing oleh tim editor maka makalah-makalah dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu kelompok pengelolaan limbah, disposal, lingkungan dan perundang-undangan. Makalah-makalah tersebut berasal dari para peneliti di lingkungan lembaga penelitian, perguruan tinggi dan kalangan industri sebagai stakeholder kegiatan pengelolaan limbah.
Semoga penerbitan prosiding ini dapat digunakan sebagai data sekunder dalam pengembangan penelitian di masa akan datang, serta dijadikan bahan acuan dalam pengelolaan limbah. Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terima kasih.
Serpong, 30 Oktober 2014
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif Kepala,
Ir. Suryantoro MT.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
ii
SUSUNAN TIM EDITOR
Ketua : Dr. Budi Setiawan - BATAN
Anggota : 1. Dr. Adiarso - BPPT
2. Dr. Yus Rusdian Ahmad - BAPETEN
3. Dr. Rahmat Salam, M.Si - BLHD
4. Dr. Heny Suseno, S.Si., M.Si - BATAN
5. Dr. Sigit Santoso - BATAN
6. Dr. Sjafruddin, M.Eng - BATAN
7. Dr. Sudaryanto, M.Eng - BATAN
8. Drs. Gunandjar, SU - BATAN
9. Ir. Aisyah, MT - BATAN
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
iii
SUSUNAN PANITIA
Pengarah
Pembina : Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto - BATAN
Penanggung Jawab : Ir. Suryantoro, M.T. - BATAN
Penyelenggara
Ketua : Bung Tomo, ST - BATAN
Wakil Ketua : Hendra Adhi Pratama,S.Si, M.Si - BATAN
Sekretaris : 1. Endang Nuraeni, ST - BATAN
2. Titik Sundari, A.Md - BATAN
Anggota : 1. Ir. Eko Madi Parmanto - BATAN
2. Anna Triyana, A.Md - BATAN
3. Budiyono, ST - BATAN
4. Mas Udi, S.ST - BATAN
5. Nurul Efri Ekaningrum, S.ST - BATAN
6. Sugianto, ST - BATAN
7. Yuli Purwanto, A. Md. - BATAN
8. Adi Wijayanto, A. Md. - BATAN
9. Drs. Hendro - BATAN
10. Sunardi, ST - BATAN
11. Budi Arisanto, A.Md - BATAN
12. Parjono, ST - BATAN
13. Imam Sasmito - BATAN
14. Ajrieh Setyawan, S.ST - BATAN
15. Siti Silaturohmi - BATAN
16. Dadang - BATAN
Staf Pendukung : 1. Moh. Cecep Cepi Hikmat, S.ST - BATAN
2. Suhartono, A.Md - BATAN
2. Ade Rustiadam, S.ST - BATAN
3. Sariyadi - BATAN
4. Eri Iswayanti, A.Md - BATAN
5. Heru Sriwahyuni, S.ST - BATAN
6. Suparno, A.Md - BATAN
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................................... i
Susunan Tim Editor .................................................................................................................. ii
Susunan Panitia ........................................................................................................................ iii
Daftar Isi ................................................................................................................................... iv
1. Devitrifikasi Gelas-Limbah Dari Abu Batubara Pada Berbagai Suhu Dan Waktu Pemanasan .........................................................................................................................
1
Herlan Martono, Yuli Purwanto
2. Imobilisasi Limbah Cair Tingkat Tinggi Menggunakan Glass Frits Fly Ash................... 8 Aisyah, Yuli Purwanto
3. Pengolahan Resin Penukar Ion Bekas Menggunakan Reagen Fenton ............................. 21 Mirawaty
4. Pengembangan Teknologi Pengolahan Limbah Cair Dari Industri : Imobilisasi
Limbah Radioaktif Cair Tingkat Tinggi Dengan Bahan Matriks Synroc Titanat ............
26 Gunandjar, Titik Sundari, Yuli Purwanto, Sugeng Purnomo
5.
Komparasi Penggunaan Eps Terimobilisasi Dalam Matriks Ca-Alginat Dengan Eps Terdispersi Dan Kemampuannya Untuk Biosorpsi Cobalt, Cesium Dan Stronsium ........
39
Endang Nuraeni
6. Pengolahan Limbah Tri Butil Fosfat (Tbp) Dengan Oksidasi Ion Perak II Dalam Sel Elektrokimia .................................................................................................... 45
Sutoto
7. Pengelolaan Limbah Metalografi Di Laboratorium IEBE ................................................ 52 Ngatijo, Lilis Windaryati, Pranjono, Banawa Sri Galuh
8. Preparasi Dan Analisis Limbah Radioaktif Padat HEPA Filter Berasal Dari
Pengoperasian Instalasi Nuklir Di Indonesia. ................................................................. 56 Bung Tomo, M. Nurhasyim, Miswanto, M. Ramdan
9 Pengolahan Limbah Resin Bekas Dari Pemurnian Air Reaktor Dengan Cara
Sementasi........................................................................................................................... 64 Bambang Sugito
10 Perancangan Dan Pembuatan Saluran Limbah Cair Dari Tangki Penampung
KHIPSB3 ke Pusat Buangan Terpadu (PBT) PTLR......................................................... 71 Dyah Sulistyani Rahayu, Marhaeni Joko Puspito
11. Analisis Laju Korosi Material Almg2 Dan Ss304 Dalam Lingkungan Air Kolam
Penyimpanan Bahan Bakar Bekas (ISSF)......................................................................... 78 Rahayu Kusumastuti, Geni Rina Sunaryo
12. Studi Pengolahan Limbah Yang Ditimbulkan Dari Dekontaminasi
Elektropolishing Stainless Steel 304 Secara Sinergi Elektro Filtrasi dan Pertukaran Ion Dalam Resin.............................................................................................. 86
Sutoto
13 Penyimpanan Bahan Bakar Nuklir Bekas PLTN 1000 MWe Sistem Kering Cask Storage...................................................................................................................... 92
Subiarto, Cahyo Hari Utomo, Dwi Luhur Ibnu Saputra
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
v
14 Kajian Terhadap Persyaratan Surveilan Perawatan Sistem Pendingin dan Purifikasi Air Penyimpanan Bahan Bakar Nuklir Bekas............................................ 103
Budiyono, Sugianto, Parjono
15 Estimasi Pengolahan Limbah Radioaktif Paska Program Dekomisioning Reaktor Triga Mark II Bandung........................................................................................ 114
Kuat Heriyanto, Nurokhim
16 Penyerapan Ion Logam Cu(II) Pada Limbah Cair Menggunakan Adsorben Selulosa Dari Jerami Padi.................................................................................................. 121
Meri Suhartini Dan Santoso Prayitno
17 Pengolahan Limbah Perak Dari Proses Elektrolisis Dengan Metode Elektrodeposit Dan Pemurniannya Menjadi Logam Perak................................................ 126
Dwi Luhur Ibnu Saputra, Sugeng Purnomo
18 Pengaruh Sumber Karbon Dan pH Pada Kinerja Mikroba Dalam Penanggulangan Pencemaran Limbah Ammonia Di Lingkungan Perairan.................................................. 131
Hanies Ambarsari, Adityo Hertomo
19 Pengaruh Penambahan Nitrogen Terhadap Aktivitas Fotokatalis TiO2 Dalam Pengolahan Limbah Methylen Blue........................................................................ 140
Agus Salim A, Auring R, Yustinus P, Asep Nana
20 Pengolahan Limbah Cair Model Industri Pulp Dan Kertas Menggunakan Kombinasi Metode Koagulasi-Flokulasi-Irradiasi UV/H2O2 Dan Elektrokoagulasi........................... 148
Galuh Yuliani, Ratna Agustiningsih, Nur Fitriah Rachmi, Budiman Anwar
21 Studi Calon Tapak Disposal Limbah Radioaktif Operasi PLTN Di Bangka Belitung : Pemilihan Tapak Potensial Di Bangka Barat.................................................................... 158
Sucipta Dan Hendra Adhi Pratama
22 Penyiapan Komponen Desain Tata Letak Fasilitas Demonstration-Plant of Disposal Di Kawasan Nuklir Serpong.......................................................................... 172
Dewi Susilowati
23 Penyiapan Konsep Desain Fasilitas Disposal Demo Limbah Radioaktif di Kawasan Nuklir Serpong : Tata Letak, Drainase, Bahan Pengisi Dan Penutupan ........................... 178
Heru Sriwahyuni, Dewi Susilowati, Budi Setiawan, Hendra Adhi Pratama
24 Karakterisasi Geofisika Tapak Terpilih Untuk Disposal Limbah Radioaktif: Penggunaan Metode Geolistrik.......................................................................................... 188
Dadang Suganda, Sucipta, Sugeng Waluyo
25 Pengkajian Komponen Desain Penutupan Fasilitas Demonstration Plant of Disposal Di Kawasan Nuklir Serpong........................................................................... 197
Hendra Adhi Pratama
26 Penyiapan Disain Konsep Fasilitas Demo Disposal Limbah Radioaktif di Kawasan Nuklir Serpong :Vault, Pemilihan Bahan Pengisi, Operasi dan Cover.............................. 202
Heru Sriwahyuni, Budi Setiawan, Dewi Susilowati, Hendra Adhi Pratama
27 Pengkajian Keselamatan Fasilitas Disposal Limbah Radioaktif Di Kawasan Nuklir Serpong (Skenario)............................................................................................................. 208
Arimuladi S Purnomo
28 Pengkajian Unjuk Kerja Wadah Limbah Radioaktif Dalam Fasilitas Disposal Saat Terkena Dampak Kecelakaan Dan Kebakaran........................................................... 216
Nurul Efri Ekaningrum
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
vi
29 Manajemen Teknologi Pendukung Keselamatan Fasilitas Disposal Limbah Radioaktif PLTN dan TENORM.......................................................................... 225
Arimuladi S Purnomo, Sucipta
30 Mekanisme Penjerapan Plutonium Pada Sedimen di Perairan Laut Semenanjung Muria Jepara................................................................................................ 236
Murdahayu Makmur
31 Analisis Tritium Dalam Air Laut Menggunakan LSC Tricarb 2910TR Melalui Proses Elektrolisis................................................................................................. 243
Nurokhim
32 Evaluasi Penerimaan Dosis Personil Untuk Menentukan Pembatas Dosis di Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif Tahun 2014................................................... 251
L,Kwin Pudjiastuti, Untara, M. Cecep CH.
33 Perancangan Kartu Akses Kontrol Sebagai Pemantau Tingkat Kontaminasi Personil di Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif (IPLR)............................................. 258
Adi Wijayanto, Suhartono
34 Evaluasi Dosis Eksterna Personil Yang Diterima Pekerja Radiasi di PTBIN-BATAN Periode Tahun 2007-2012..................................................................... 263
Auring Rachminisari , W. Prasuad
35 Peran Safety Climate Dalam Fostering Budaya Keselamatan........................................ 271 W. Prasuad
36 Deteksi Dan Kuantifikasi Kerusakan Asam Deoksiribonukleat (DNA)
Akibat Paparan Radiasi Pengion Dengan Teknik Comet Assay........................................ 284 Mukh Syaifudin, Yanti Lusiyanti Dan Wiwin Mailana
37 Hubungan Respon Dosis Aberasi Kromosom Stabil Dan Tak Stabil
Dengan Paparan Radiasi Gamma..................................................................................... 292 Yanti Lusiyanti Dan Sofiati Purnami
38 Pengembangan Prototip Perangkat Pemantau Radiasi Gamma, Suhu Dan Kelembaban
Secara Kontinyu Pada Fasilitas Penyimpanan Limbah Radioaktif.................................... 298 I Putu Susila, Istofa, Sukandar
39 Pembuatan Pot Ramah Lingkungan Dari Komposit Limbah Tapioka
Menggunakan Teknologi Radiasi....................................................................................... 305 Sudradjat Iskandar
40 Sensor Kimia Bentuk Stik N,N-Diethyl-P-Phenylenediamine (DPD)
Untuk Deteksi Kadar Klorin Dalam Air Minum ............................................................... 311 Teguh Hari Sucipto, Indra Sudrajat, Ganden Supriyanto,
Ainur Roziqin, Siti Maryam, Alfinda Novi Kristanti
41 Tinjauan Sk Kepala Bapeten No. 572/K/X/2013 Tentang Penetapan Tingkat Layanan Persetujuan Pengangkutan Zat Radioaktif Di Lingkungan BAPETEN............................ 317
Togap Marpaung
42 Pengaturan Lintas Batas Pengangkutan Limbah Radioaktif di Wilayah Hukum Republik Indonesia ............................................................................................................ 327
Nanang Triagung Edi Hermawan
43 Tinjauan Kendali Pengawasan Pengangkutan Zat Radioaktif Berdasarkan PP No.26 Tahun 2002 dan Amandemennya....................................................................................... 332
Togap Marpaung
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
vii
44 Pengelolaan Zat Radioaktif Terbungkus Yang Tidak Digunakan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2013.................................................................... 341
Suhaedi Muhammad, Nazaroh
45 Penentuan Ketebalan Dead Layer Detektor Hpge Melalui Simulasi Dan Pengukuran Kurva Kalibrasi Efisiensi Untuk Analisis Limbah Radioaktif Pemancar Gamma............ 348
Nurokhim
46 Penerapan Tingkat Klierens Untuk Limbah Radioaktif dari Produk Generator Tc-99m Berdasarkan Perka Bapeten Nomor 16 Tahun 2012........................... 358
Suhaedi Muhammad, Rr.Djarwanti, Rps, Farida Tusafariah
47 Kajian Kualitas Listrik Transformator BHT03 Pada Operasi Teras Ke-85 Menggunakan Power Quality Analyzer............................................................................. 364
Teguh Sulistyo
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
viii
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
86
STUDI PENGOLAHAN LIMBAH YANG DITIMBULKAN DARI DEKONTAMINASI ELEKTROPOLISHING STAINLESS STEEL 304 SECARA
SINERGI ELEKTRO FILTRASI DAN PERTUKARAN ION DALAM RESIN
Sutoto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
Kawasan PUSPIPTEK, Serpong 15310
ABSTRAK
STUDI PENGOLAHAN LIMBAH YANG DITIMBULKAN DARI DEKONTAMINASI ELEKTROPOLISHING STAINLESS STEEL 304 SECARA SINERGI ELEKTRO FILTRASI DAN PERTUKARAN ION DALAM RESIN. Telah dilakukan rancangan metode pengolahan limbah dekontaminasi elektropolising logam stainless steel 304 dengan metode filtrasi dan pertukaran ion dengan resin kation. Tujuannya adalah untuk mendapatkan alternatif sistem pengolahan limbah dengan kandungan kation tinggi dan memudahkan pengelolaan selanjutnya. Sistematika sinergi proses terjadi di kolom membran elektrolit nafion yang diisi serbuk penukar ion dan dibagian luarnya disekat menjadi 2 bagian yang tidak saling berhubungan secara elektrolit terkecuali melalui kolom membran terpasang. Pengikatan kation limbah yang dilewatkan kolom resin terjadi dan dipercepat pelepasannya oleh pengaruh elektroda yang bermuatan. Hasil yang didapatkan adalah sebuah sistem pengolahan limbah elektrolit yang teraplikasi dari metode pertukaran ion dan filtrasi elekrolit.
Kata kunci : Limbah cair, dekontaminasi elektropolishing, penukar ion dan elektro membran filtrasi
ABSTRACT
STUDY OF TREATMENT ELECTROLYT WASTE GENERATED FROM ELECTROPOLISHING DECONTAMINATION OF 304 STAINLESS STEEL BY THE SINERGY OF ELECTRO FILTRATION AND ION EXCHANGE METHODS. The prelimanary design of treatment method of stainless steel 304 electropolishing decontamination waste was done by sinergy of electrofiltration and ion exchange methods. The obyective of study to reducing of cation soluted to minimazing concentrate and make simple in treatment conditioning. Sinergy process mechanism occur in the electro membrane column filled of cation resin and it is placed in the PVC tube. The volume space between part of column resin and part of pvc tube was divided and separated to become in 2 compartements as electrode adjusted and possible only for an passing of ionic. The cation contaminants was captured by the resin and will be realeased by leaching mechanism and it was high more impact of the electro diffusion. The result study is a unit protipe of electrolyt waste treatment with mechanism sinergy of ion exchange and electro filtration.
Key words : Liquid wastes, electropolishing decontamination, ion exchange and electro membrane filtration
PENDAHULUAN
Peralatan proses industri nuklir dirancang berkeselamatan tinggi. Bahan bahan konstruksinya dipilih yang berkualitas dengan spesifikasi tertentu, sehingga menghasilkan sistem/peralatan seperti yang ditentukan. Metal stainless steel adalah salah satu bahan yang banyak dipakai sebagai bahan konstruksi peralatan karena nilai ketahanan korosivitas terhadap bahan kimia dan kekuatan mekaniknya relatif tinggi. Pada pemakaiannya setelah diuji fungsi dan mendapatkan ijin beroperasi dari BAPETEN, peralatan/sistem tersebut dapat dioperasikan kinerjanya sesuai PROTAP (prosedur tetap) dan JUKLAK (petunjuk pelaksanaan) yang berlaku. Pengawasan internal dan inspeksi keselamatan dari instansi pemberi ijin operasi dilakukan secara rutin berkala waktunya. Untuk mengoptimalkan kinerja dan keselamatan prosesnya, kegiatan maintenance
(perawatan-perbaikan) selalu dilakukan secara rutin sesuai penjadwalannya.
Peralatan yang telah dipakai dan bersinggungan langsung dengan zat radioaktif menjadi bersifat aktif karena permukaannya mengalami proses terkontaminasi oleh zat radioaktif. Peralatan tersebut pengelolaannya harus mengikuti peraturan keselamatan radiasi, karena berpotensi menyebarkan kontaminan dan berbahaya bagi pekerja dan lingkungan sekitarnya[1]. Untuk menanganinya, maka terlebih dahulu harus dilakukan proses dekontaminasi, yaitu dengan mengambil kontaminan-kontaminan yang menempel dipermukaan bahan tersebut sehingga tingkat radioaktivitasnya rendah dan tidak membahayakan. Metode dekontaminasi yang cepat dengan tidak merusak permukaan bahan peralatan dan tidak menimbulkan limbah sekunder banyak dicari dan dikembangkan untuk
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
87
mengoptimalkan program keselamatan radiasi dalam melakukan kegiatan maintenance peralatan.Lokasi keberadaan kontaminan dalam sistem peralatan yang tidak terjangkau oleh peralatan pendekontaminasi dan berada didalam lobang/pori-pori bahan merupakan kendala yang timbul dan akan dihadapi. Geometri ukuran peralatan yang besar juga merupakan hambatan di pelaksanaan dekontaminasi, sehingga perlu terlebih dahulu dilakukan tindakan disassembling terhadap peralatannya. Kemungkinan dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya perubahan tingkat presisi peralatan sehingga harus disetting dan kalibrasi ulang.Untuk menanggulangi keadaan tersebut, maka diperlukan metode dekontaminasi setempat (in situ)dengan efiesiensi pengambilan kontaminannya besar.
Dekontaminasi permukaan terjadi karena adanya proses pengikikisan atau pelarutan bahan yang berakibat terlepasnya radio kontaminan yang terkandung didalam bahan. Proses secara basah dengan larutan kimia mempunyai kelebihan dibandingkan secara mekanik, karena dapat diarahkan sebagai fluida sehingga menjangkau tempat/lokasi kontaminan
berada. Nilai faktor dekontaminasinya relatif lebih rendah dan membutuhkan waktu lama tetapi tidak merusak permukaan bahan peralatan yang akan dipakai ulang. Berbagai jenis bahan kimia; asam sitrat dan asam oksalat dengan bahan penopang gel dapat dipakai untuk mendekontaminasi bahan stainless steel dengan hasil baik [2,3]. Dekontaminasi peralatan proses pemurnian uranium dan TRU (trans uranium) dengan solven asam kuat HNO3 memerlukan zat pendekontaminasi yang sejenis, yaitu asam kuat. Penggunaan asam sejenis tersebut untuk mengadaptasi tingkat keasaman yang ada sehingga tidak memerlukan tindakan pencucian (flushing) terlebih dahulu[4]. Pengembangan metode oksidasi untuk mendekontaminasi peralatan proses pemurnian bahan nuklir terus dilakukan untuk mengoptimalkan program keselamatan pekerja radiasi dan lingkungan.
Laju oksidasi permukaan logam dapat dipercepat dengan memakai senyawa pengoksidasi Ce(NO3)4 dilakukan [4-6]. Berikut adalah reaksi oksidasi stainless steel dengan bahan pendekontaminasi Ce(NO3)4 dalam larutan HNO3 :
Ce(NO3)4 ↔ Ce+4+ 4 NO3- (1)
2 HNO3 ↔ 2 H+ + NO3- (2)
Ce+4 + e- ↔ Ce+3 (3)
Fe ↔ Fe+3 + e- (4)
Fe+3 +e- ↔ Fe+2 (5)
Cr ↔Cr+3+3 e (6)
Ni ↔ Ni+2+ 2 e- (7)
Dari kegiatan dekontaminasi tersebut dihasilkan limbah sekunder yang mengandung kation penyusun logam SS 304 dan oksidatornya. Limbah tersebut bersifat radioaktif dan harus dikelola secara baik sehingga tidak membayakan lingkungan. Perlakuan reduksi volume perlu dilakukan untuk meminimalisasi hasil akhir pengolahan, diantaranya dengan cara pengendapan, pemisahan dan pemekatan kontaminan dari solvennya menggunakan metode ion exchange dengan resin penukar ion. Pada pengolahan reduksi volume limbah dengan metode penukar ion, dibutuhkan jumlah resin yang relatif besar dan prosesnya membutuhkan waktu panjang. Sehubungan dengan kendala tersebut maka perlu dilakukan penelitian peningkatan metode yang diharapkan dapat menghilangkan kendala-kendala diatas.
Perpaduan metode elektrofiltrasi dengan penukar ion dikembangkan untuk dapat dipakai sebagai alternatif metode pengolahan limbah sekunder proses dekontaminasi logam secara elektrokimia.
TEORI
Stainless steel 304 adalah salah satu produk engineering materials besi yang banyak dipakai di proses industri. Tujuan utama pemakaiannya adalah untuk menanggulangi laju korosifitas permukaan bahan dari berbagai jenis bahan kimia tertentu, pengaruh lingkungan(environment) dan produk prosesnya, Karakteristik Stainless steel 304 terlihat pada Tabel 1. Dengan menggunakan jenis metal alloy tersebut, maka diharapkan waktu pemakaianya panjang dan menurunkan periodik maintenancenya. Oleh karena berbagai hal yang
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
88
terjadi dalam fabrikasi peralatan, seperti pengelasan dan mechanical attack yang berlebihan, maka akan didapatkan cacat struktur metalurginya sehingga mengakibatkan sifat ketahanan korosifnya menurun. Berbagai jenis mekanisme korosi yang dapat terjadi pada peralatan proses adalah ; pitting corrosion,
crevice corrosion, intergranular corrosion dan stress corrosion. Proses terkontaminasinya peralatan terjadi karena celah atau pori-pori permukaan yang ditimbulkan dari proses korosi tersebut termasuki zat radioaktif yang mengakibatkan bersifat radioaktif.
Tabel 1. Karakteristik stainless steel jenis 304 [6]
Jenis alloy Komposisi Tensile Strength
% berat ksi MPa
304 19Cr, 10 Ni 84 580
304L 19Cr,10 Ni, 0,003C 81 559
Oleh karena keberadaan zat radioaktif (kontaminan) ada didalam lobang atau pori-pori peralatan, maka cara pengambilannya relatif sulit jika tanpa merusak permukaan bahannya. Karena tinjauan nilai ekonomis peralatan mahal dan spesifik, maka cara dekontaminasinya harus mempertimbangkan tingkat kerusakan yang akan ditimbulkan. Salah satu cara adalah dengan memperbesar diameter lobang/pori-pori hasil korosi. Metode elektrokimia dengan oksidator
Ce(NO3)4 dimungkinkan dapat memperlebar diameter lobang sehingga zat radioaktif dapat terlepas bersama hasil oksidasi pengikisan bahan peralatannya. Sebagai pertimbangan nilai besarnya potensial standart Ce+4 > Fe+3 > Cr+3 > Ni+2 , sehingga Ce berperan sebagai katoda yang dapat mengoksidasi kogam-logam penyusun metal alloy stainless steel 304. Berbagai nilai potensial elektroda standar terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai potensial standar penyusun alloy stainless steel 304[6,7]
Transformasi Potensial (volt)
Ce+4 + e-↔ Ce+3 +1,61
Fe+3 + e- ↔ Fe+2 +0,771
Fe+2 + e-↔ Fe -0,440
Ni+2 + 2 e- ↔ Ni -0,24
Cr+3 +3 e- ↔ Cr -0,74
TATA KERJA
Bahan yang dipakai
• Elektroda plat stainless steel berukuran panjang x lebar x tebal : 12x1x0,4 cm
• Larutan Fe(NO3)3, Ni(NO3)2 dan Cr(NO3)3 masing-masing berkonsentrasi 0,1 M
• Larutan HNO3 berkonsentrasi 0,001 M • Glass wool • Membran elektrolit nafion
• Pipa PVC berdiameter ¾ inch dan 4 inch
• Lem PVC • Resin penukar ion
Peralatan
• Peralatan gelas laboratorium • Timbangan analitik • Peralatan bengkel mekanik • Shaking machine • Pengaduk magnet
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
89
Metode
Penelitian pengembangan metode pengolahan limbah sekunder dekontaminasi peralatan terbuat dari alloy stainless steel 304
dilakukan dengan menggabungkan proses elektrofiltrasi dengan proses penukar ion. Sistematika prosesnya seperti terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Sistimatika pengolahan limbah sekunder proses dekontaminasi elektrokimia
Sistemnya dirancang dengan memperhatikan tingkat keasamam limbah dan bahan elektrodanya dipilih berdasarkan kemudahan didapatkan dipasaran lokal dan juga tahan terhadap tingkat keasaman limbahnya. Sebagai bahan pengujian sistem, nantinya dilakukan
dengan mengumpankan limbah simulasi dari komponen logam penyusun alloy stainless steel 304. Tahapan awal dilakukan dengan menyusun peralatan dari bahan terkualifikasi tahan asam dan mudah pengerjaannya dengan peralatan bengkel sederhana.
Gambar 2. Rangkaian sistem pengolahan limbah sekunder dekontaminasi logam
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
90
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan kolom dan sel elektrokimia yang dipilih adalah PVC (poly vinyl chroride), bahan tersebut mempunyai ketahanan korosif terhadap asam yang tinggi dan mudah dibentuk dengan peralatan bengkel sederhana. Bahan tersebut relatif tahan terhadap panas sampai temperatur 800 C, sehingga diperkirakan mampu menanggulangi panas yang timbul dari pengaliran arus listrik di kedua elektrodanya. Disamping juga bukan merupakan bahan bersifat konduktor listrik yang dapat mengganggu terjadinya proses polarisasi muatan listrik. Hasil rangkaian sistem pengolahan limbah sekunder proses dekontaminasi logam terlihat pada Gambar 2.
Konfigurasi sistem terdiri dari kolom terbuat dari membran elektrolit nafion yang terstruktur penguat dalam pipa PVC dan berisi
resin penukar ion. Dari bagian atas pipa tersebut limbah diumpankan, sehingga akan kontak dan berinteraksi dengan resin. Proses pertukaran kation limbah dengan kation resin akan berjalan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan kandungan kation limbah dalam resin. Transfer dan mobilisasi kation limbah ke resin berjalan. Oleh pengaruh polarisasi yang dibangkitkan dari elektroda, maka kation-kation limbah akan bergerak menuju katoda untuk melakukan reaksi reduksi. Pergerakan katio-kation menuju permukaan katode dibatasi oleh pori-pori membran elektrolit nafion, sehingga mengakibatkan hanya kation-kation yang berukuran lebih kecil dari ukuran pori-pori membran yang dapat melakukan reaksi reduksi di permukaan katoda. Proses tersebutlah yang mengakibatkan terjadinya selektifitas dan fraksinasi kandungan limbah. Berbagai ukuran kation logam terlihat pada tabel 3.
Tabel 3. Berbagai ukuran kation limbah[5]
Kation Jari-jari (nm) Kation Jari-jari (nm)
FeO 0,064 Zn0 0,125 Fe2+ 0,074 Zn2+ 0,074 Fe3+ 0,064 Au0 0,134 Ni0 0,115 Au+ 0,137 Ni2+ 0,069 Au3+ 0,090 Cr0 0,118 Ag0 0,134 Cr3+ 0,063 Ag+ 0,126 Cr6+ 0,052 Cu0 0,117 Mn0 0,117 Cu+ 0,096 Mn7+ 0,046 Cu2+ 0,072
Zn0 0,125
Kemudian intensitas fraksinasi kation limbah dapat juga dilakukan dengan pengaturan potensial tegangan kedua elektroda. Beberapa besaran potensial tegangan E0 dari logam terlihat pada tabel 4.
Tabel 4. Nilai potensial elektroda berbagai logam[5-7]
Logam Reaksi Reduksi Potensial arus E0 (volts)
Emas Au++ e-→ Au(padat) + 1,70 Au3+ + 3 e-→ Au(padat) +1,50 Perak Ag2+ + e-→Ag+ +1,98 Ag++ e-→ Ag(padat) +0,80 Tembaga Cu2++ 2e-→ Cu(padat)
+0,34 Cu2++ e-→ Cu+ +0,15 Nikel Ni2+ + 2 e-→ Ni(padat) -0,25 Cobalt Co2+ + 2 e-→Co(padat) -0,28
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086
91
KESIMPULAN
Didapatkan rangkaian sistem pengolahan limbah sekunder dekontaminasi peralatan berbahan stainless steel yang merupakan penggabungan metode elektro filtrasi dengan metode penukar ion. Pengujian awal terhadap kebocoran dan pengaliran limbah simulasinya berjalan baik dan perlu dioptimalisasi dengan sampel limbah simulasi.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. BAPETEN “ Ketentuan Keselamatan Untuk Pengelolaan Limbah Radioaktif” Perka No. 03/Ka. Bapeten/ V-1999
[2]. MULYONO DARYOKO " Dekontaminasi Permukaan Baja Tahan Karat Dengan Metoda Kimia Berbasis Asam Sitrat" Proseding Seminar Nasional Pengelolaan Limbah VIII , PTLR-BATAN, 2010
[3]. SALIMIN ZAINUS " Dekontaminasi Glove Box Dengan Asam Oksalat dan Bahan Penopang Gel" Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Pengolahan Limbah I, Serpong 10-11 Desember 1977
[4]. IICHI INADA “ Development of Electropolishing Decontamination Techniques for Surface Contamination TRU Waste” Annual Meeting of The Energy Society of Japan 1986
[5]. KHOPKAR S. M. ”Konsep Dasar Kimia Analitik” Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1990
[6]. WILLIAM F. SMITH “Principles of Matterials Science And Engineering” McGraw- Hill, Inc, International Edition, USA,1996
[7]. TONY BIRD " Physical Chemistry For University" Gramedia Pustaka Utama, 1993