Post on 30-Jan-2018
P R O P O S A L PTS
JUDUL PENELITIAN:
UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM PEMANFAATAN ICT
UNTUK MENUNJANG PEMBELAJARAN MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN BLOG GURU
DI SMP NEGERI 4 RANDUDONGKAL
KABUPATEN PEMALANG
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era kemajuan ICT ( Information and Communication
Technology ) sebagaimana yang terjadi dewasa ini, tantangan yang dihadapi
oleh manajemen SMP Negeri 4 Randudongkal adalah bagaimanakah agar
fasilitas ICT ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung perbaikan kualitas
proses pembelajaran. Dalam hal ini perlu kami sampaikan bahwa fasilitas ICT
yang dimaksud adalah Laptop/komputer, LCD Projector, jaringan hot spot dan
blog sekolah.
Kemudian, setelah fasilitas ICT tersebut tersedia di sekolah, maka upaya-
upaya yang perlu ditempuh dalam meningkatkan kompetensi guru dalam
pemanfaatan ICT untuk menunjang perbaikan kualitas proses pembelajaran
menjadi masalah riel, karena masih banyak guru yang belum terbiasa
1
memanfaatkan fasilitas ICT yang tersedia di sekolah. Beberapa upaya untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam pemanfaatan ICT telah kami lakukan,
misalnya dengan pembentukan Tim ICT sekolah yang dibekali dengan
kompetensi dan motivasi untuk mendayagunakan fasilitas ICT dan bertugas
untuk mengelola dan mengembangkan Pusat Sumber Belajar. Upaya untuk
meningkatkan kompetensi TIM ICT untuk pemanfaatan dan pendayagunaan
ICT telah mengalami kemajuan, namun belum sebagaimana diharapkan.
Untuk meningkatkan kompetensi guru potensial agar lebih berdampak dalam
pemanfaatan ICT untuk menunjang perbaikan pembelajaran dan
mengimbaskan kompetensinya kepada guru-guru yang belum memiliki
kompetensi terkait, maka pelatihan pembuatan blog guru kami pilih sebagai
strategi untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pemanfaatan ICT. Dalam
hal ini, kami menitikberatkan pada upaya-upaya tindakan yang akan ditempuh
agar pelatihan pembuatan blog guru berdampak efektif terhadap peningkatkan
kompetensi guru dalam pemanfaatan media ICT yang tersedia di sekolah,
untuk meningkatkan kualitas layanan pembelajaran. Peningkatan kompetensi
guru dalam pemanfaatan ICT tersebut pada akhirnya diharapkan dapat
menunjang upaya perbaikan kualitas proses pembelajaran di sekolah.
Kami menyadari bahwa pembuatan blog guru merupakan suatu
pengalaman baru bagi sebagian besar guru di sekolah kami. Pembuatan blog
memerlukan kesiapan Sumber Daya Manusia ( SDM ) dan pembiayaan, serta
perangkat TIK. Dalam hal kesiapan perangkat TIK, di sekolah kami telah
tersedia fasilitas komputer dan jaringan internet yang dapat difungsikan oleh
guru. Dengan demikian, masalah perangkat TIK dan pembiayaan bukanlah
menjadi hambatan utama. Adapun kesiapan SDM guru pada saat ini masih
2
menjadi hambatan. Untuk itu, pembinaan kompetensi guru dalam pembuatan
blog perlu dilakukan dan amat penting untuk penyiapan SDM dalam
pengelolaan dan pengembangan blog yang dibuat untuk mendukung kegiatan
proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti telah membuktikan bahwa blog
sebagai media yang kaya Iptek memiliki kapabilitas untuk menyimpan file-file
tipe pdf, power point, doc, exel, dan jpg yang dapat diakses dan
dipresentasikan kembali dalam kegiatan tatap muka di kelas maupun tatap
muka di dunia maya. Kegiatan remidial dan pengayaan pembelajaran, serta
pembiasaan anak didik berinteraksi dengan guru dapat dilakukan melalui
pemanfaatan kolom komentar yang tersedia di blog. Perlu diketahui bahwa
pemanfaatan ICT untuk mendukung layanan pembelajaran telah diapresiasi
dan dihargai oleh Balai Pembinaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pendidikan ( BP-TIKP ) Jateng melalui kegiatan lomba blog guru/media
pembelajaran interaktif pada tahun 2011.
Berdasarkan fakta dilapangan, kami menemukan bahwa ketersediaan
fasilitas ICT di sekolah belum banyak dimanfaatkan dan didayagunakan oleh
guru-guru mapel selain TIK untuk mendukung proses pembelajaran, padahal
pendayagunaan ICT ini menjadi kebutuhan guru untuk memberikan layanan
pembelajaran berbasis ICT. Penyebab umum dari kondisi ini adalah karena
kompetensi guru dalam pemanfaatan ICT rata-rata belum memadahi. Untuk
itu, penulis bermaksud mengadakan penelitian tindakan sekolah untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam pemanfaatan ICT untuk menunjang
kinerjanya dengan judul: “ UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI
GURU DALAM PEMANFAATAN ICT UNTUK MENUNJANG
PEMBELAJARAN MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN BLOG GURU
3
DI SMP NEGERI 4 RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG ”.
Pemilihan judul tersebut adalah karena pelatihan pembuatan blog guru
merupakan bagian dari strategi kami untuk memotivasi dan meningkatkan
kompetensi guru dalam pemanfaatan ICT untuk menunjang proses
pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Masalah pemanfaatan ICT sebenarnya cukup kompleks. Dalam hal ini,
permasalahan yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian ini adalah:
1. Masih banyaknya guru yang belum memanfaatkan media ICT yang
tersedia di sekolah untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
2. Masih kurangnya kompetensi guru dalam pendayagunaan ICT.
3. Kebanyakan guru kurang memahami dan tidak dapat membuat blog guru.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada upaya peneliti untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam pemanfaatan ICT melalui pelatihan pembuatan blog
guru yang dapat dikembangkan untuk menunjang proses pembelajaran di
SMP Negeri 4 Randudongkal Kabupaten Pemalang.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah : “ Apakah
pelatihan pembuatan blog guru di SMP Negeri 4 Randudongkal dapat
meningkatkan kompetensi guru dalam pemanfaatan ICT untuk menunjang
proses pembelajaran ? ”
4
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru di
sekolah dalam pemanfaatan ICT untuk menunjang pembelajaran melalui
pelatihan pembuatan blog guru.
Dalam hal ini, peneliti mengharapkan agar guru-guru potensial di sekolah
dapat mengimbaskan kompetensi hasil-hasil pelatihan kepada rekan sejawat
yang membutuhkan bimbingan dalam pengelolaan blog.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat terhadap peningkatan
kompetensi guru SMP Negeri 4 Randudongkal dalam pemanfaatan ICT, dan
secara khusus:
1. Bagi sekolah, untuk meningkatkan implementasi atas upaya pelaksanaan
MBS ( Manajemen Berbasis Sekolah )
2. Bagi guru diharapkan dapat memberikan wacana, wawasan, dan motivasi
kepada guru dalam pembuatan dan pemanfaatan blog guru dalam
menunjang kegiatan pembelajaran dan kegiatan penelitian tindakan
3. Bagi peneliti, untuk menumbuhkan motivasi dan meningkatkan
kompetensi dalam penyusunan karya ilmiah sebagai bagian dari
pengembangan profesi guru.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Istilah
a) Kompetensi berasal dari kata “ competence ‘’ dalam bahasa Inggris yang
berarti kemampuan . Dalam wiki istilah kompetensi dijelaskan sebagai
kemampuan seseorang individu untuk melakukan pekerjaan dengan benar.
b) Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah ( UU RI No. 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen Bab. I Pasal 1 ).
c) ICT adalah singkatan kata dari Information and Communication
Technology, dalam bahasa Indonesia berarti Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Information_and_communication_technologie
s_in_education ).
d) Pelatihan atau Magang (Inggris:Training) adalah proses melatih; kegiatan
atau pekerjaan (KBBI edisi 2, Balai Pustaka, 1989), dalam wiki
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihan ).
e) Blog adalah istilah populer dari web log, suatu jurnal pribadi yang
dipublikasikan di world wide web yang berisi posting yang ditampilkan
dalam urutan kronologis terbalik sehingga posting terbaru ditampilkan
6
pertama ( http://id.wikipwdia.org/wiki/blog ).
B. Kajian Teori
1. Kompetensi, dan Kompetensi Guru
Kompetensi berasal dari kata “ competence ‘’ dalam yang berarti
kemampuan . Dalam kamus wiki istilah kompetensi dijelaskan sebagai
kemampuan seseorang individu untuk melakukan pekerjaan dengan benar.
Competence (or competency) is the ability of an individual to perform a
job properly ( http://en.wikipedia.org/wiki/Competence/human_resources
diakses tgl. 23 Maret 2012 Pkl. 15.35 oleh peneliti ). Kompetensi juga
dipandang sebagai kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang digunakan untuk meningkatkan kinerja.
Berdasarkan Lampiran Permendiknas Republik Indonesia No. 16
Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru, ada empat kompetensi utama yang harus dimiliki
guru, yaitu: Kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Kemudian,
dalam sistem penilaian kinerja guru keempat kompetensi tersebut di
uraikan menjadi 14 kompetensi guru pembelajaran, dimana paedagogik
ada 7 kompetensi, kepribadian ada 3, sosial ada 2, dan profesional ada 2.
Adapun tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja guru adalah
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ( PKB ).
7
PKB merupakan pembaharuan secara sadar akan pengetahuan dan
peningkatan kompetensi guru sepanjang kehidupan kerjanya. Dengan
demikian PKB perlu dilakukan secara terus menerus, karena terkait
dengan pengembangan diri dalam rangka peningkatan kinerja dan karir
guru. Kemudian, mengingat bahwa PKB memiliki tujuan umum
meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan, maka penelitian yang kami
lakukan diharapkan berkorelasi positif sebagai bagian dari kegiatan PKB.
2. Pemanfaatan ICT
ICT adalah singkatan kata dari Information and Communication
Technology. Tujuan utama penerapan ICT dalam dunia pendidikan adalah
menerapkan peralatan ICT dan alat-alat dalam proses belajar mengajar
sebagai media dan metodologi. ICT atau TIK ( Teknologi Informasi dan
Komunikasi ) memungkinkan peserta didik belajar melalui kecerdasan
majemuk melalui permainan simulasi yang memungkinkan pembelajaran
aktif melalui semua indera
(
http://en.wikipedia.org/wiki/Information_and_communication_technologie
s_in_education ).
Pemanfaatan ICT untuk pembelajaran lebih lanjut popular dengan
sebutan E-learning yang meliputi pembelajaran berbasis web,
pembelajaran berbasis komputer, pendidikan virtual. Dalam hal ini,
Kemendiknas telah membuat BSE ( Buku Sain Elektronik ) dan
menyampaikannya ke sekolah, namun faktanya belum didayagunakan
8
secara optimal oleh guru. Dengan adanya kemajuan Iptek dan ketersediaan
sarpras, pemanfaatan ICT dalam pembelajaran adalah hal yang tidak
terelakkan.
3. Pelatihan
Dalam Wikipedia, Cut Zurnali (2004) mengemukakan beberapa
pendapat para ahli mengenai definisi pelatihan sebagai berikut:
1) Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251) mengemukakan, training is a planned effort to facilitate the learning of job-related knowledge, skills, and behavior by employee. Hal ini berarti bahwa pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.
2) Menurut Gomes (2003:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya.
3) Menurut Robbins, Stephen P, (2001:282), Training meant formal training that’s planned in advanced and has a structured format. Ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dimaksudkan disini adalah pelatihan formal yang direncanakan secara matang dan mempunyai suatu format pelatihan yang terstruktur.
4) Menurut Bernardin dan Russell (1998:172), Training is defined as any attempt to improve employee performance on a currently held job or one related to it. This usually means changes in spesific knowledges, skills, attitudes, or behaviors. To be effective, training should involve a learning experience, be a planned organizational activity, and be designed in response to identified needs. Jadi pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan keorganisasian yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.
9
5) Menurut Gomez-Mejia, Balkin, dan Cardy (2001:259), training is usually conducted when employees have a skill deficit or when an organization changes a system and employees need to learn new skill. Ini berarti bahwa pelatihan biasanya dilaksanakan pada saat para pekerja memiliki keahlian yang kurang atau pada saat suatu organisasi mengubah suatu system dan para perlu belajar tentang keahlian baru.
6) Menurut DeCenzo dan Robin (1999:227), Training is a learning experience in that it seeks a relatively permanent change in an individual that will improve the ability to perform on the job. Ini berarti bahwa pelatihan adalah suatu pengalaman pembelajaran didalam mencari perubahan permanen secara relatif pada suatu individu yang akan memperbaiki kemampuan dalam melaksanakan pekerjaannya itu.
Menurut Cut Zurnali, pengertian dari pelatihan yang dikemukakan
oleh para ahli di atas sering dijadikan acuan dalam riset-riset
manajemen sumberdaya manusia, psikologi industri, dan administrasi.
Definisi-definisi para ahli tersebut dapat dengan lengkap
mendeskripsikan mengenai pelatihan beserta tujuan dari pelaksanaan
pelatihan ( http://id.wikipedia.org/wiki/Pelatihan ).
Dalam wiki, menurut Soekidjo Notoatmodjo (1991: 53), pelaksanaan
program pelatihan dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri peserta
pelatihan tersebut terjadi suatu proses transformasi dalam :
o Peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas
o Perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin dan etos
kerja.
Untuk mengetahui terjadi tidaknya perubahan tersebut dilakukan
penilaian atau evaluasi atas pelaksanaan Pelatihan tersebut.
4. Sekolah Sebagai Sistem, dan Pelatihan
Dalam Buku Manajemen Berbasis Sekolah Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas ( MBS,2007:5 ),
sekolah sebagai sistem tersusun dari komponen konteks, input, proses,
10
output, dan outcome. Adapun konteks berpengaruh pada input, input
berpengaruh pada proses, proses bepengaruh pada out put, dan out put
berpengaruh pada out come. Konteks adalah eksternalitas yang
berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan dan karenanya harus
diinternalisasikan ke dalam penyelenggaraan sekolah. Konteks meliputi
kemajuan ipteks, nilai dan harapan masyarakat, dukungan pemerintah dan
masyarakat, kebijakan pemerintah, landasan yuridis, tuntutan otonomi,
globalisasi, dan tuntutan pengembangan diri serta peluang tamatan untuk
melanjutkan pendidikan atau untuk terjun di masyarakat.
Dalam pendidikan, proses adalah kejadian berubahnya siswa belum
terdidik menjadi siswa terdidik. Dalam hal ini, mutu proses belajar
mengajar sangat tergantung pada mutu interaksi guru dan siswa. Mutu
interaksi guru sangat tergantung perilakunya dikelas ( utamanya ) dan
perilaku siswa di kelas ( utamanya ). Contoh perilaku guru di kelas:
Kejelasan mengajar, penggunaan variasi metode mengajar, variasi
penggunaan media pendidikan, keantusiasan mengajar, penggunaan jenis
pertanyaan, manajemen kelas, penggunaan waktu, kedisiplinan,
keempatian terhadap siswa, hubungan interpersonal, ekspektasi,
keinovasian mengajar, dan penggunaan prinsip-prinsip pengajaran dan
pembelajaran yang efektif. Adapun perilaku guru yang perlu diperhatikan
dalam pelatihan misalnya, keseriusan belajar, semangat belajar,
perhatian, keingintahuan, usaha, pertanyaan, dan kesiapan belajar guru
dalam pelatihan ( mental dan fisik ).
11
Output pelatihan adalah hasil belajar ( prestasi belajar ) yang
merefleksikan seberapa efektif proses pelatihan ( belajar mengajar )
diselenggarakan. Prestasi belajar ditunjukkan oleh peningkatan
kemampuan dasar ( meliputi daya pikir, daya qalbu, dan daya raga ) dan
kemampuan fungsional. Kemampuan fungsional antara lain meliputi
kemampuan memanfaatkan teknologi dalam kehidupan, kemampuan
mengelola sumber daya, kemampuan bekerjasama, kemampuan
memanfaatkan informasi, kemampuan menggunakan sistem dalam
kehidupan, kemampuan berwirausaha, kemampuan kejuruan, kemampuan
menjaga harmoni dengan lingkungan, kemampuan mengembangkan karir,
dan kemampuan mempersatukan bangsa. Dengan demikian out put
pelatihan yang diharapkan adalah guru-guru yang berkemampuan
memanfaatkan ICT untuk menunjang proses pembelajaran yang bermutu.
Outcome pelatihan adalah dampak jangka panjang dari output/hasil
belajar/pelatihan, baik dampak bagi individu guru maupun bagi sekolah.
Outcome memiliki dua dimensi yaitu: (1) kesempatan melanjutkan
pendidikan/pelatihan dan kesempatan kerja, dan (2) pengembangan diri.
Dalam hal ini, pengembangan diri yang dimaksud adalah pengembangan
intelektualitas dan qalbu yang dihasilkan dari proses pelatihan di sekolah
untuk membuat dan mengembangkan blog guru yang kreatif.
Ada empat komponen yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
mutu pelatihan di sekolah. Adapun komponen yang menyangkut mutu
terkait partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas publik adalah:
12
1. Manpower ( sumber daya manusia ) yang menunjang pelaksanaan
pelatihan adalah guru ( pelatih ) yang profesional dan berkompeten
2. Material ( in put sekolah ) yang menunjang peningkatan mutu pelatihan
berupa: peserta potensial, sarpras penunjang, dan pembiayaan
3. Machine ( mesin/alat = hard ware ) yang memiliki dampak dalam
peningkatan mutu pelatihan diantaranya adalah laborat komputer, LCD
projektor dan jaringan internet
4. Methode ( cara/soft ware ) yang berdampak dalam kaitannya dengan
mutu pelatihan di sekolah dapat berupa pendayagunaan guru potensial,
pengelolaan pembelajaran, pendayagunaan sarpras, dan website sekolah.
Dalam hal sekolah sebagai sistem dan pelatihan, maka konteksnya adalah
pengembangan diri guru, dengan in-put peserta pelatihan ( guru ) dalam
proses pelatihan untuk dapat memanfaatkan ICT guna mendukung proses
pembelajaran yang bermutu.
5. Pembuatan Blog Guru
Blog adalah istilah populer dari web log, suatu jurnal pribadi yang
dipublikasikan di world wide web yang berisi posting yang ditampilkan
dalam urutan kronologis terbalik sehingga posting terbaru ditampilkan
pertama. Terdapat banyak jenis blog sebagaimana disebutkan dalam
Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Blog), sebagai berikut:
Blog politik: Tentang berita, politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis blog (Seperti kampanye).
13
Blog pribadi: Disebut juga buku harian online yang berisikan tentang pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan jahat, dan perbincangan teman.
Blog bertopik: Blog yang membahas tentang sesuatu, dan fokus pada bahasan tertentu.
Blog kesehatan: Lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan-ketarangan tentang kesehatan, dll.
Blog sastra: Lebih dikenal sebagai litblog (Literary blog). Blog perjalanan: Fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan
keterangan-keterangan tentang perjalanan/traveling. Blog riset: Persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru. Blog hukum: Persoalan tentang hukum atau urusan hukum; disebut juga
dengan blawgs (Blog Laws). Blog media: Berfokus pada bahasan kebohongan atau ketidakkonsistensi
media massa; biasanya hanya untuk koran atau jaringan televisi Blog agama: Membahas tentang agama Blog pendidikan: Biasanya ditulis oleh pelajar atau guru. Blog kebersamaan: Topik lebih spesifik ditulis oleh kelompok tertentu. Blog petunjuk (directory): Berisi ratusan link halaman website. Blog bisnis: Digunakan oleh pegawai atau wirausahawan untuk kegiatan
promosi bisnis mereka Blog pengejawantahan: Fokus tentang objek diluar manusia; seperti anjing Blog pengganggu (spam): Digunakan untuk promosi bisnis affiliate; juga
dikenal sebagai splogs (Spam Blog).
Dalam hal ini, blog guru yang kami maksud adalah situs dunia maya
yang dibuat oleh guru untuk mempresentasikan pengelolaan dan
pengembangan kegiatan belajar mengajar, sehingga blog guru termasuk blog
pendidikan. Pembuatan blog guru ini dimaksudkan sebagai bagian dari
strategi pemenuhan SNP dalam perbaikan standar proses, dan implementasi
pelaksanaan manajemen berbasis sekolah ( MBS ).
Perlu disadari, bahwa pembuatan blog terkait dengan manajemen
pendidikan. Manajemen pendidikan mempunyai kekhasan, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sukirman (1998 : 26 ) dimana ciri khas manajemen
pendidikan dapat dilihat dari tujuan, proses dan orientasinya. Husaini Usman
14
menguraikan tujuan dari manajemen pendidikan sebagai berikut : (1)
Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,
inovatif dan menyenangkan, (2) Terciptanya peserta didik yang aktif
mengembangkan dirinya,(3) Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien, (4) Terbekalinya pendidik dan tenaga kependidikan dengan teori
tentang proses dan tugas administrasi pendidikan, (5) Teratasinya masalah
mutu pendidikan. Dengan demikian manajemen pendidikan dilaksanakan
untuk memberikan pelayanan pendidikan secara maksimal sehingga dapat
pula mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Blog guru sebagaimana ditampilkan oleh guru-guru dan sekolah-
sekolah pemenang lomba website/blog tahun 2011 yang diselenggarakan
BPTIKP Jateng telah dikembangkan sebagai bagian dari strategi guru/sekolah
untuk mengembangkan manajemen pendidikan, dan memfasilitasi
pembelajaran mandiri peserta didik. Keberadaan blog guru memiliki arti
penting dalam strategi pencapaian ketuntasan belajar siswa. Adapun dalam
hal belajar tuntas, Uzer Usman menyampaikan variabel strategi belajar tuntas
sebagai berikut :
1) Aptitute ( bakat )
Bakat adalah sejumlah waktu yang diminta oleh siswa untuk mencapai penguasaan tugas suatu mata pelajaran. Ada korelasi yang tinggi antara bakat dan hasil belajar.
2) Perseverence ( ketekunan )
Menurut John Carroll ( 1963 ), ketekunan adalah waktu yang di inginkan siswa untuk belajar. Ketekunan ditentukan oleh kualitas pengajaran yang diperoleh siswa.
3) Quality of Instruction ( kualitas pengajaran )
15
Kualitas pengajaran ditentukan oleh kualitas penyajian, penjelasan, dan pengaturan unsur-unsur tugas belajar. Kata kunci dalam hal ini adalah mengembangkan strategi sesuai dengan student need and caracteristic.
4) Ability to understand instruction (kesanggupan untuk menerima pelajaran)
Kata kunci yang perlu diperhatikan adalah kemampuan siswa untuk mengerti bahasa lisan dan tulisan ( Uzer Usman, 1993 : 98 ).
Dalam penelitian ini pembuatan/pengembangan blog yang dipilih
adalah blog melalui wordpress.com, sebagai wacana berbagi pengalaman
pembuatan blog.
C. Kerangka Berpikir
K
ondisi Awal
K
etersediaan
Tindakan
o Pelatihan Pembuatan Blog guru dengan Wordpress
Jaringan Internet dengan hotspot area dan Blog sekolah telah tersedia
Peralatan ICT telah tersedia di Laborat TIK dan Lab. IPA
Ruang Wakasek yang dekat dengan ruang guru telah difasilitasi komputer dan hotspot
Guru belum banyak memanfaatkan ICT untuk mendukung pembelajaran
Kompetensi guru dalam pembuatan blog guru masih rendah
Siklus-1
Sosialisasi
Pembuatan Blog Sekolah Siklus-2
Pembinaan Guru
Potensial dalam membuat Blog
Guru dan mengelola dashboardSiklus-3
Penugasan
Presentasi Blogging Oleh Guru
Pe
rencanaan
PTS
16
D. Hipotesa Tindakan
Hipotesa tindakan dalam penelitian ini adalah Kompetensi guru SMP
Negeri 4 Randudongkal dalam pemanfaatan ICT untuk menunjang
pembelajaran diduga dapat ditingkatkan melalui pelatihan pembuatan,
pengelolaan, dan pengembangan blog guru.
B A B III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Deskripsi Sekolah
SMP Negeri 4 Randudongkal adalah salah satu SMP negeri dari lima
SMP negeri di wilayah Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang,
yang berjarak sekitar 30 km sebelah selatan pusat kota pemalang, tepatnya
beralamat di Jl. Lapangan Olah Raga Desa Semingkir Kecamatan
Randudongkal – Pemalang 52353 Telp. ( 0284 ) 582751.
K
ondisi Akhir
Siklus-4
Pembimbingan
Pemanfaatan Blog Guru
Melalui Pelatihan
Pembuatan Blog Guru Kompetensi
GuruGb.1
17
SMP Negeri 4 Randudongkal berdiri pada tahun 1999 berdasarkan
surat keputusan Mendiknas no. Th.1999. Pada tahun 2012 ini sekolah
telah memiliki jaringan internet dengan hotspot area, dengan didukung
oleh 20 orang guru dan 7 karyawan, dengan jumlah siswa sebanyak 562
orang dalam 15 rombel dengan tiap kelas terdiri atas 5 rombel. Sekolah
memiliki Lab. Komputer yang dilengkapi proyektor LCD, Pusat Sumber
Belajar dengan 10 unit komputer, dan Lab. IPA yang dilengkapi dengan 1
unit komputer dan LCD Proyektor. Fasilitas jaringan komputer yang
tersedia adalah LAN dan Wireless yang didukung speedy, serta tersedia
hard ware NAS.
B. Sasaran dan Pentahapan Penelitian Tindakan
Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah 20 orang guru target
SMP Negeri 4 Randudongkal Kabupaten Pemalang. Pendekatan yang
digunakan peneliti dalam penelitian tindakan ini adalah pendekatan
kualitatif, dimana peneliti menemukan permasalahan rendahnya
kompetensi guru dalam pemanfaatan ICT untuk menunjang proses
pembelajaran di kelas. Permasalahan ini ditindaklanjuti dengan
mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
pemanfaatan ICT. Penelitian dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun pengamatan dan refleksi
dilakukan dalam 4 siklus.
18
1). Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 4 Randudongkal, dalam
waktu kurang lebih 4 bulan ( Pebruari - Mei 2012 ). Model Penelitian
yang digunakan adalah model Kemmis and Taggart yang kami
laksanakan dalam 4 siklus. Adapun subyek penelitian adalah guru-guru
di sekolah. Penelitian dilakukan dengan cara observasi dan pengkajian
data yang diperoleh dari setiap siklus ( misal sosialisasi pembuatan
blog/website sekolah, mengamati respon guru terhadap pelatihan
pembuatan blog guru/sekolah ), membaca/menafsirkan data, serta
menyimpulkannya.
2). Jadwal Penelitian ( Terlampir )
3). Prosedur Penelitian.
Sebagaimana kami rencanakan, maka Penelitian Tindakan ini kami
laksanakan dalam 4 siklus sebagai berikut :
Siklus I
a. Persiapan tindakan , meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Penyusunan Proposal PTS
2) Perencanaan kegiatan sosialisasi pembuatan blog pada guru/karyawan
b. Pelaksanaan tindakan
1) Kegiatan sosialisasi pembuatan Blog Sekolah pada Guru/Karyawan
2) Pendataan e-mail guru
c. Pemantauan
19
Pemantauan dilakukan selama penelitian berlangsung, dengan sasaran
peserta sosialisasi, misal apakah mereka telah memiliki email dan
apakah mereka telah memanfaatkannya untuk membuat blog.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan terhadap data-data hasil penelitian untuk
memperbaiki kelemahan tindakan pada siklus ke-1, kemudian diadakan
perbaikan tindakan pada siklus ke-2.
Siklus II
a. Persiapan tindakan :
1) Perencanaan pembimbingan 4 guru potensial dalam pembuatan blog
2) Penyiapan angket/instrumen, dokumentasi
b. Pelaksanaan tindakan
1) Pembimbingan pembuatan dan pengembangan blog guru kepada guru
target ( Pendaftaran dan login akun admin blog )
2) Pembinaan guru terkait pengelolaan dashboard ( pembuatan menu,
posting artikel/media, dan pemantauan statistik pengunjung blog )
c. Pemantauan
Pemantauan pada siklus ke-2 ini menekankan pada aspek respon guru atas
pembuatan blog guru dan bagaimana kemajuan kompetensinya dalam
pembuatan blog.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi pada siklus ke-2 difokuskan untuk mencermati hasil
observasi kegiatan pelatihan guru potensial yang ditargetkan memiliki
20
kompetensi untuk mempresentasikan dan mengimbaskan kompetensi
pembuatan blog kepada rekan sejawat, serta perbaikan kegiatan tindakan
yang akan dilaksanakan pada siklus ke-3.
Siklus III
a. Persiapan tindakan :
Perencanaan presentasi pelatihan pengelolaan admin dashboard blog oleh
2 guru potensial
b.Pelaksanaan tindakan
Presentasi pengelolaan dashboard Blog wordpress oleh 2 orang guru
potensial kepada peserta peletihan melalui demonstrasi dan praktik.
c. Pemantauan
Pemantauan pada siklus ke-3 khususnya menekankan pada aspek respon
dan kompetensi guru potensial terkait presentasi akses admin blog.
Pemantauan pada siklus ini diharapkan mampu mengungkap:
1) Aktivitas progres perkembangan keterampilan pembuatan blog
2) Kompetensi guru potensial terkait pengelolaan dashboard pada
Blog yang dibuatnya.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengungkap informasi kemajuan pelatihan
pemanfaatan ICT terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Data hasil
penelitian yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif. Dengan demikian
peneliti dapat mengevaluasi apakah kegiatan /program yang telah
21
dilaksanakan efektif dalam meningkatkan kompetensi guru potensial
dalam pemanfaatan ICT.
4. Siklus IV
a. Persiapan tindakan :
Perencanaan pembimbingan peserta pelatihan untuk mengembangkan dan
mendayagunakan blog sekolah/guru untuk menunjang pembelajaran,
penyiapan instrumen observasi, dan uji kompetensi pembuatan dan
pemanfaatan blog guru/blog sekolah untuk menunjang proses
pembelajaran. Instrumen uji kompetensi yang digunakan pada siklus-4 ini
sama dengan instrumen tes yang digunakan pada siklus-1.
b.Pelaksanaan tindakan
Dengan bimbingan peneliti, guru potensial terpilih diminta untuk
membantu mendemonstrasikan dan mendayagunakan blog guru dalam
kegiatan pembelajaran dengan fokus:
1) Posting file power point dan penugasan mandiri/remidial siswa
2) Pengamatan respon dan keterampilan guru dalam mendayagunakan
blog guru/blog sekolah
3) Membantu melaksanakan tes akhir pelatihan pembuatan blog.
c. Pemantauan
Pemantauan kegiatan pada siklus ke-4 khususnya menekankan pada aspek
respon dan kompetensi guru terhadap pemanfaatan ICT melalui
22
pembuatan/pengembangan blog guru, dan proses pemberdayaan guru
potensial terkait pengelolaan blog.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir siklus ini terhadap tindakan yang telah
dilaksanakan, baik pada siklus-4 maupun seluruh siklus. Data hasil
penelitian yang dikumpulkan kemudian dianalisis secara kualitatif, untuk
dapat mengevaluasi apakah tujuan penelitian dapat tercapai dan
berdampak positif dalam meningkatkan kompetensi guru dalam
pemanfaatan ICT, serta sejauhmana keberhasilan upaya meningkatkan
kompetensi guru/peserta pelatihan terkait pembuatan dan pendayagunaan
blog sekolah, sebagaimana ditunjukkan melalui selisih data hasil tes
peserta pada siklus-1 dan siklus-4 .
4). Tehnik Pengumpulan Data
Dalam penilitian tindakan ini, ada beberapa tehnik yang digunakan
peneliti dalam pengumpulan data, yaitu: Tehnik dokumentasi, observasi,
angket/tes, dan wawancara.
( 1 ) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh rekaman data visual atas
tindakan nyata yang dilaksanakan, misal kegiatan guru dalam presentasi
di kegiatan pelatihan.
( 2) Observasi / pengamatan
23
Lembar Observasi digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang
aktivitas/perilaku peserta, dan aspek keterampilan guru dalam
pemanfaatan ICT pada waktu kegiatan pelatihan dilaksanakan.
(3) Angket Questioner / Tes
Instrumen Angket Qustioner / Tes digunakan peneliti pada siklus-1 dan
siklus-4 untuk memperoleh data aspek kompetensi kognitif guru pada
awal dan akhir pelatihan yang mendeskripsikan kemajuan kompetensi
subyek dalam pemanfaatan ICT.
5). Tehnik Analisis Data.
Pengertian analisis data menurut Iqbal Hasan ( 2004: 29 ) adalah:
1. Membandingkan dua hal atau dua nilai variabel untuk mengetahui selisihnya atau rasionya, kemudian diambil kesimpulannya.
2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau koomponen-komponen yang lebih kecil, agar dapat:a). Mengetahui komponen yang menonjol ( memiliki nilai ekstrim );b). Membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen
yang lainnya ( dengan menggunakan angka selisih atau angka rasio);
c). Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhan ( secara persentase ).
3. Memperkirakan atau dengan menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan suatu ( beberapa ) kejadian terhadap sesuatu (beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan/ meramalkan kejadian lainnya.
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif.
Menurut Iqbal Hasan ( 2004: 30 ), analisis kualitatif adalah analisis yang
tidak menggunakan model matematika, model statistik, dan ekonometrik
atau model-model tertentu lainnya. Dalam hal ini, peneliti sekadar membaca
tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia, kemudian
melakukan uraian dan penafsiran terhadap data-data hasil penelitian.
24
C. Indikator Kinerja
Indikator kinerja penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Terjadinya peningkatan kompetensi guru secara umum dalam
pembuatan blog wordpess yang didukung data hasil tes dengan selisih
nilai pada siklus-1 dan siklus-4 rata-rata > 1,50.
b) Terjadinya peningkatan kompetensi guru dalam pemanfaatan ICT
dengan hasil pembuatan blog guru oleh minimal 3 guru potensial
c) Diperolehnya perkembangan data statistik situs blog dalam kaitannya
dengan peningkatan pengunjung situs blog sekolah dan posting artikel
yang banyak diminati.
D. PERSONAL PENELITIAN
Peneliti individual :
a. Nama dan Gelar : Kaharudin, S.Pd.
b. Golongan, Pangkat dan NIP : IV a/ 19651105 198803 1 019
c. Jabatan Fungsional : Kepala SMPN 4 Randudongkal
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta . Bumi Aksara
Atmodiwiryo, Subagio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta Adidzya Jaya.
Depdiknas. 2002. Membangun sekolah Safer School SMP dan SMA. Jakarta. Pusat Inovasi Pendidikan Depdiknas.
Depdiknas. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ).Jakarta. Pusat Inovasi Pendidikan Depdiknas.
Iqbal Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta. Bumi Aksara
Mashadi, Arif Dwi A, 2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk SMP/MTs. Kelas 9. Jakarta. Pusat Perbukuan Kemendiknas
25
Mike Flynn. 2006. Rahasia Di Balik Situs Web.Alih bahasa Rizka Yanuarti. Bandung. Pakar Raya
Moh. Uzer Usman, Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakarya
-------------.1998. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta . Dirjen Dikdasmen
Priyono, Andreas. 2000. Management By Objective ( MBO ) dan Quality Circle (QC): Suatu Pendekatan Pengelolaan Mutu Sekolah. Semarang. Kanwil Depdikbud Prop. Jateng.
-------------.2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta . Dirjen Manajemen Dikdasmen.
-------------.2008. Permendiknas Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
--------------.2006. UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
http://www.ktiguru.org/Penelitian Penelitian Deskriptif. Sulipan, tanggal 23
September 2007 pukul 14.30.
http://www.wordpress.com Learn wordpress
http://www.google.co.id
Jadwal Kegiatan Penelitian:
Bulan Tahun 2012No. Uraian Kegiatan Pebr. Maret Apr. Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 41 Kegiatan Pendahuluan * Persiapan Sosialisasi PTS x 2 Kegiatan Inti Penelitian ( 4 Siklus ) 2.1 Kegiatan Siklus-1 a. Persiapan Tindakan: Penyusunan Proposal PTS Perencanaan kegiatan/sosialisasi blog b. Pelaksanaan Tindakan: Memberikan Angket Questioner x Kegiatan Sosialisasi TIK c. Pemantauan d. Refleksi 2.2 Kegiatan Siklus-2 a. Persiapan Tindakan: Perencanaan pembimbingan guru potensial x Penyiapan instrumen/alat b. Pelaksanaan Tindakan
26
Pembimbingan kepada guru potensial x x Dalam membuat dan memasuki admin blog Demonstrasi / uji praktik c. Pemantauan d. Refleksi 2.3 Kegiatan Siklus-3 a. Persiapan Tindakan Persiapan Pelatihan mengelola admin blog x Penyiapan instrument x b. Pelaksanaan Tindakan Pelatihan Mengelola admin blog x x Praktik pengelolaan dashboard blog x x Pemberian angket c. Pemantauan d. Refleksi
2.4 Kegiatan Siklus-4 Perencanaan Pengembangan Blog Pelaksanaan Pemanfaatan Blog Guru Pemantauan Refleksi x x x x
3 Kegiatan bimbingan PTS: Konsultasi Judul, rumusan masalah, hipotesis, kajian pustaka, laporan hasil penelitian, Seminar PTS dst. x x x x x x x
4 Pelaporan Hasil Penelitian ( LHP ) x x x5 Pengarsipan kopi LHP di perpustakaan sekolah x
UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM PEMANFAATAN ICT
UNTUK MENUNJANG PEMBELAJARAN MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN BLOG GURU
DI SMP NEGERI 4 RANDUDONGKAL
KABUPATEN PEMALANG
PROPOSAL PENELITIAN
27
Disusun Oleh : N a m a : Kaharudin , S.Pd.
Sekolah : SMP Negeri 4 RandudongkalKabupaten : PemalangPropinsi : Jawa Tengah
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah RagaKabupaten Pemalang
Dalam Kerjasama DenganLPMP Jateng
2012
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI PTS
Siklus ke-4 : Pengembangan BlogFokus : Perilaku Guru Potensial dalam Pelatihan Tanggal Pengamatan : .....................................Jumlah Peserta : ……… Orang
Pedoman Observasi : a. Catat perilaku guru melalui pengamatan atas kegiatan pelatihan dengan
mengisi data pada kolom yang sesuaib. Lembar Observasi ini digunakan pada kegiatan siklus-2, 3 dan 4.
No Perilaku GuruS2 S3 S4
Skor % Skor % Skor %1. Keseriusan mengikuti
kegiatan2. Semangat mengikuti
kegiatan
28
3.. Perhatian terhadap presentasi
4. Usaha untuk memahami materi pelatihan
5. Keingintahuan atas materi pelatihan
6. Kesiapan guru mengikuti pelatihan
Jumlah
Randudongkal, …………… 2012
Peneliti,
Kaharudin, S.Pd
29