Post on 14-Feb-2020
PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN KIMIA
BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT PADA MATERI
KIMIA POLIMER
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurun (FITK)
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH
MIRA RIZKI
1111016200002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Keluarga tersayang:
Ayahku Endang Suherman dan Ibuku Udeh Sugiarti
Semoga selalu dalam ridha dan lindungan Allah SWT sebagaimana ayah dan ibu
selalu melindungiku dalam murninya cinta dan tulusnya kasih sayang
yang ayah dan ibu berikan padaku.
Adikku Nasrudin Gunawan
Keluarga besarku
Para Dosen dan Guruku
Sahabat-sahabatku dan Rekan-Rekan Pendidikan Kimia Angkatan 2011 UIN
Jakarta
Almamaterku: Program Studi Pendidikan Kimia.
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
vi
LEMBAR MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (5) sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan (6)”
QS. Al-Insyirah [94]: 5-6
Laut, hamparan luas air yang terbatas. Tercipta dari kumpulan
molekul-molekul H2O yang berharmoni dengan indah. Cakrawala biru pun
menyatu dengannya hingga membentuk lukisan alam yang luar biasa. Kawan,
begitu pula sejatinya kesuksesan. Dia terbentuk dari ikatan kovalen mimpi-mimpi
yang bereaksi dengan katalis ikhtiar dan do’a. Kesuksesanpun dapat dilukis
dengan kreativitas tanpa batas dengan siluet optimisme dan cakrawala ilmu.
Apakah kau masih diam saja? Segera raih kesuksesan lewat jalan terbaikmu.
(Rizal Faoji)
vii
ABSTRAK
Mira Rizki (NIM: 1111016200002). Pengembangan Buku Suplemen Kimia
Berbasis Sains Teknologi Mayarakat (STM) pada Materi Kimia Polimer.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan buku suplemen kimia berbasis sains
teknologi mayarakat (STM) pada materi kimia polimer serta mengetahui respon
guru dan siswa terhadap buku tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif melalui tiga tahap yaitu tahap perancangan, produk, dan
evaluasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Pada tahap persiapan
dihasilkan indikator buku suplemen yang telah diintegrasikan dengan lima ranah
STM untuk dijadikan acuan dalam mengembangkan buku suplemen. Pada tahap
produk dihasilkan buku suplemen yang telah divalidasi oleh 3 orang dosen. Tahap
evaluasi buku suplemen diuji cobakan pada 3 orang guru kimia dan 41 orang
siswa kelas XII MIA 4 SMAN 3 Karawang. Produk divalidasi dan direspon
berdasarkan aspek kelayakan isi, sajian, bahasa, dan grafika. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa buku suplemen yang dikembangkan memiliki karakteristik
penyajian materi antara konsep dan aplikasi serta dampaknya disajikan secara
seimbang dengan mengintegrasikan ranah sains teknologi masyarakat agar
pembaca lebih peduli mengenai lingkungan tempat tinggalnya sehingga pembaca
akan merasakan bahwa ilmu kimia berhubungan erat dengan kehidupannya sehari-
hari. Hasil uji coba terbatas mendapatkan total skor respon guru sebesar 80,61%
termasuk dalam kategori layak dengan predikat baik. Hasil respon siswa
mendapatkan total skor sebesar 82,01% termasuk dalam kategori layak dengan
predikat baik.
Kata kunci: buku suplemen; sains teknologi masyarakat; kimia polimer;
deskriptif.
viii
ABSTRACT
Mira Rizki (NIM: 1111016200002). Development of Science Technology and
Society-Based (STS) Chemistry Suplement Books on Polymer Chemistry.
The aims of the research were to produce a science society technology (STS)
based chemistry supplementary books on polymer chemistry and to know the
teacher and students’ response about the book. The research method was
descriptive qualitative including three phases; planning, producing, and
evaluating. Then, the data were analyzed descriptively. In planning phase, the
result of supplement book indicator was integrated within five STM domains in to
become a reference in developing the next supplement book. In producing phase,
there were three experts who have been validated the data of supplement book. In
evaluating phase, the supplement book was examined by three chemistry teacher
and forty-one students XII MIA 4 of SMAN 3 Karawang. The product had been
validated and responded based on reasonable content, presentation, language, and
graphic arts. The result of the research shows the supplement book which has
been developed had characteristics in presenting the material between the concept
and the application, also the impact itself was presented equally within integrating
the domain of science technology and society, so that the readers will feel there
was a relation between chemistry and their daily activity environment. The result
of limited trial was the teacher’s responses score 80.61% including to a proper
category with good predicate. The result from the students’ response was 82.01
including to a proper category with good predicate.
Keywords: book suplement; science technology society; polymer chemistry;
descriptive.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Rasa syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Bersyukur atas limpahan taufiq, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga sampai saat ini kita masih dalam keadaan sehat wal afiat dan
dalam benteng iman dan islam. Shalawat dan salam semoga terhaturkan pada
baginda Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya serta
para pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, penyusunan skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku
Suplemen Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat pada Materi Kimia
Polimer” dapat terselesaian dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk moril, material, maupun
spiritual. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan
terimakasih dan semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen penguji I.
4. Dedi Irwandi, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi I dan dosen
pembimbing akademik (PA) yang telah memberikan ilmu, pengalaman,
bimbingan, saran, motivasi, kesabaran, dan waktunya dalam membimbing
skripsi penulis.
5. Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan ilmu, pengalaman, bimbingan, saran, motivasi, kesabaran, dan
waktunya dalam membimbing skripsi penulis.
x
6. Nanda Saridewi, M.Si., selaku validator produk dan instrumen yang telah
memberikan ilmu dan saran yang konstruktif dan membangun dalam
penyusunan penelitian penulis sekaligus dosen penguji II.
7. Salamah Agung, Ph.D., selaku validator produk dan instrumen yang telah
memberikan ilmu dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
8. Buchori Muslim, M.Pd., selaku validator produk dan instrumen yang telah
memberikan ilmu dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
9. Seluruh dosen dan jajaran Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
atas segala ilmu dan kebaikan Bapak serta Ibu selama penulis menuntut ilmu
di program studi pendidikan kimia Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Asep Mulyana, S.Pd. MM., selaku kepala SMAN 3 Karawang yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
11. Ismadi Rajab, M.Si., Tri Erna Susanti, S.Pd., N. Rosmanah, S.Pd., selaku
guru mata pelajaran kimia SMAN 3 Karawang yang telah membantu penulis
selama penelitian ini dan menjadi responden terhadap buku suplemen, serta
seluruh siswa kelas XII MIA 4, selaku responden selama uji coba produk.
12. Kedua orang tua tersayang Endang Suherman dan Udeh Sugiarti, terimakasih
atas segala doa, kasih sayang, bantuan baik moriil serta materiil, perhatian,
dan semangat yang selalu kalian berikan setiap saat. Semoga kalian selalu
dalam lindungan Allah SWT.
13. Nenek dan Kakek tersayang H. Tarsa dan H. Karti serta seluruh keluarga
penulis, terimakasih atas segala doa, semangat, dan perhatiannya setiap saat.
Serta adikku tersayang Nasrudin Gunawan, yang telah memberikan doa,
perhatian, dan semangat.
14. Riska Fitriyani, Dwi Lestari, dan Maried A.O, selaku teman seperjuangan
pembuatan buku suplemen yang selalu berbagi ilmu, diskusi, sama-sama
berjuang, saling membantu dalam menyelesaikan setiap masalah yang
dihadapi dalam mengerjakan skripsi.
xi
15. Sahabat Safinah mahabbah Asih Kurniasari, Siti Rodliyatun Mardliah,
Rahayu Rahmawati Dewi, Novitasari, Deccia Citra, Dewi Agustina, Siska
Fauzi, Nurazizah Putri, Acelia Kencana Puri, Zhahida, Ika Humaeroh,
Damartyas Hidayati, Mar’atus Sholehah L, Dian Nurmala WS, Mutiah, serta
seluruh teman-teman bimbingan Pak Dedi dan Bu Evi, dan seluruh keluarga
besar kimia 2011 yang juga sedang berjuang meraih kesuksesannya,
dimanapun kalian berada, terima kasih telah memberikan banyak pelajaran,
saling memotivasi, dan pengalaman berharga kepada penulis, semoga Allah
SWT mengumpulkan kita dalam kebaikan.
16. Sahabat senyawa Chitra Meita M, Wina Oktaviana, Novia Isna, Fungky Kais
L, Euis Ulfa, Nana, Friska Amelia, Milawati N, Ima Habroh S, Islamia
Azani, Ira Siti NJ, Imma Amalia K, Rizka Amalia R, Very Novia, Adhimas
Agung, Hilman Z, Ahmad M Yusuf, Shella Agustine, yang telah mengajarkan
penulis untuk tetap semangat, saling mendoakan, berbagi suka dan duka,
menghargai perbedaan, dan saling mendukung dalam hal kebaikan.
17. Rekan-rekan Pengurus Association of Chemistry Education (ACE) UIN
Jakarta Periode 2014 dan Tapak Suci UIN Jakarta, yang telah membantu
meninggalkan rekam jejak perjuangan demi membawa perubahan dan
pembaharuan dari kita untuk Prodi Pendidikan Kimia dan UIN Jakarta yang
lebih maju. Semoga Allah meridhoi langkah perjuangan kita.
18. Seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang tak dapat
penulis ucapkan satu per satu. Terimakasih atas bantuannya.
Semoga segala perhatian, motivasi, dan bantuannya dibalas oleh Allah SWT
sebagai amal kebaikan. Penulis akui bahwa keterbatasan ilmu pengetahuan,
kemampuan, dan wawasan dalam penyusunan menjadikan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, namun demiian semoga karya ini bermanfaat.
Wassalamua’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, April 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN, DAN KERANGKA
BERPIKIR ................................................................................................ 9
A. Bahan Ajar .......................................................................................... 9
1. Pengertian Bahan Ajar ................................................................... 9
2. Fungsi Bahan Ajar ....................................................................... 10
3. Jenis-Jenis Bahan Ajar ................................................................. 10
4. Ciri-Ciri Bahan Ajar yang Baik ................................................... 11
5. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar .............................................. 12
6. Peranan Pengembangan Pembelajaran ......................................... 12
7. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar ............................. 13
B. Buku .................................................................................................. 16
1. Pengertian Buku Suplemen .......................................................... 16
2. Perbedaan Buku Suplemen dan Buku Teks ................................. 17
3. Jenis-Jenis Buku Suplemen .......................................................... 18
4. Langkah-Langkah Mengembangkan Buku Suplemen ................. 19
5. Komponen Dasar dan Komponen Utama Buku Pengayaan ........ 21
C. Hakikat Sains Teknologi Masyarakat ............................................... 24
xiii
1. Kaitan antara Sains, Teknologi, dan Masyarakat ......................... 24
2. Pengertian Sains Teknologi Masyarakat ...................................... 25
3. Karakteristik Sains Teknologi Masyarakat .................................. 26
4. Ranah Sains Teknologi Masyarakat ............................................. 27
5. Tahapan Sains Teknologi Masyarakat ......................................... 29
D. Pengembangan Buku Suplemen Berbasis STM ............................... 30
E. Kimia Polimer ................................................................................... 31
1. Pengertian Polimer ....................................................................... 31
2. Penggolongan Polimer ................................................................. 31
3. Kegunaan Polimer ........................................................................ 34
F. Penelitian Relevan ............................................................................ 36
G. Kerangka Berpikir ............................................................................. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 40
B. Metode Penelitian ............................................................................. 40
C. Objek dan Subjek Penelitian ............................................................. 40
D. Desain Penelitian .............................................................................. 41
1. Tahap Perancangan ...................................................................... 41
2. Tahap Produksi ............................................................................ 43
3. Tahap Evaluasi ............................................................................. 43
E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 46
1. Pedoman Wawancara ................................................................... 46
2. Daftar Ckecklist ............................................................................ 46
3. Lembar Validasi ........................................................................... 47
4. Angket Respon ............................................................................. 48
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 50
G. Teknik Pengolahan Data ................................................................... 51
1. Data Lembar Validasi .................................................................. 51
2. Data Angket Respon .................................................................... 51
H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 52
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 54
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 54
B. Pembahasan ...................................................................................... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 106
A. Kesimpulan ..................................................................................... 106
B. Saran ............................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 108
LAMPIRAN ........................................................................................................ 112
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan Pengembangan Media dan Bahan Belajar ......................... 14
Gambar 2.2 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar ............................................... 16
Gambar 2.3 Keterkaitan Sains Teknologi Masyarakat ........................................ 25
Gambar 2.4 Ranah STM ...................................................................................... 27
Gambar 2.5 Tahapan Model Sains Teknologi Masyarakat ................................. 30
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir ............................................................................ 39
Gambar 3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 45
Gambar 4.1 Buku Suplemen yang Dianalisis ...................................................... 56
Gambar 4.2 Contoh Cuplikan Materi Kimia Polimer pada Bahan Ajar .............. 58
Gambar 4.3 Sistematika Pengembangan Buku Suplemen ................................... 63
Gambar 4.4 Desain Sampul Buku ........................................................................ 64
Gambar 4.5 Cuplikan Lembar Identitas Buku ..................................................... 65
Gambar 4.6 Cuplikan Kata Pengantar dalam Buku Suplemen ............................ 65
Gambar 4.7 Cuplikan Panduan untuk Pembaca ................................................... 66
Gambar 4.8 Cuplikan Daftar Isi Pada Buku Suplemen........................................ 67
Gambar 4.9 Cuplikan Lembar Dedikasi............................................................... 67
Gambar 4.10 Cuplikan Kode-Kode Plastik ............................................................ 68
Gambar 4.11 Contoh Ranah Konsep ...................................................................... 69
Gambar 4.12 Contoh Ranah Proses ....................................................................... 70
Gambar 4.13 Contoh Ranah Kreatifitas ................................................................. 70
Gambar 4.14 Contoh Ranah Sikap ......................................................................... 71
Gambar 4.15 Contoh Ranah Aplikasi dan Keterkaitan .......................................... 72
Gambar 4.16 Cuplikan Daftar Pustaka................................................................... 72
Gambar 4.17 Cuplikan Glosarium ......................................................................... 73
Gambar 4.18 Cuplikan Profil Penulis .................................................................... 73
Gambar 4.19 Penulisan Keterangan Gambar Sebelum dan Sesudah Revisi .......... 74
Gambar 4.20 Penulisan Kata Ilmiah dan Kata Asing Sebelum dan Sesudah
Revisi ............................................................................................... 75
Gambar 4.21 Reaksi Kimia Sebelum dan Sesudah Revisi ..................................... 76
xvi
Gambar 4.22 Perubahan Kalimat dan Gambar Senyawa Kimia Sebelum dan
Sesudah Revisi .................................................................................. 77
Gambar 4.23 Tata Letak Sebelum dan Sesudah Revisi ......................................... 78
Gambar 4.24 Konten Sebelum dan Sesudah Revisi ............................................... 79
Gambar 4.25 Kalimat yang Digunakan Sebelum dan Sesudah Revisi .................. 80
Gambar 4.26 Identitas Buku Sebelum dan Sesudah Revisi ................................... 82
Gambar 4.27 Cover Buku Sebelum dan Sesudah Revisi ....................................... 83
Gambar 4.28 Daftar Isi Sebelum dan Sesudah Revisi ........................................... 84
Gambar 4.29 Konten Sebelum dan Sesudah Revisi ............................................... 84
Gambar 4.30 Penambahan Gambar pada Sub Bab Sebelum dan Sesudah Revisi . 85
Gambar 4.31 Proses Pembuatan Botol Sebelum dan Sesudah Revisi ................... 86
Gambar 4.32 Gambar Teflon Sebelum dan Sesudah Revisi .................................. 86
Gambar 4.33 Contoh Cuplikan Butir Pernyataan Motivasi Berkreasi dan
berinovasi .......................................................................................... 86
Gambar 4.34 Contoh Cuplikan Butir Pernyataan Spiritual .................................... 87
Gambar 4.35 Contoh Cuplikan Butir Pernyataan Motivasi Berpikir Lebih Jauh .. 87
Gambar 4.36 Persentase Rata-Rata Tiap Aspek .................................................... 88
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis dan Karakteritik Bahan Ajar Noncetak ........................................ 11
Tabel 2.2 Perbedaan antara Buku Teks dan Buku Suplemen ........................................ 17
Tabel 2.3 Jenis-Jenis Buku Suplemen ........................................................................... 18
Tabel 2.4 Komponen Dasar Buku Pengayaan...................................................... 21
Tabel 2.5 Komponen Utama Buku Pengayaan ........................................................ 22
Tabel 2.6 Kompetensi Dasar Kimia Polimer ....................................................... 31
Tabel 2.7 Jenis Polimer dan Kegunaannya .......................................................... 34
Tabel 3.1 Indikator Wawancara ........................................................................... 46
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi .................................................. 47
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Guru ........................................... 49
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Siswa ......................................... 49
Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 50
Tabel 3.6 Kriteria Penskoran Skala Guttman ....................................................... 51
Tabel 3.7 Kriteria Penskoran Skala Rating Scale ................................................ 51
Tabel 3.8 Total Skor Akhir dan Maknanya .......................................................... 53
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru ........................................................................ 54
Tabel 4.2 Ketersediaan Buku Suplemen Kimia ................................................... 55
Tabel 4.3 Hasil Analisis Indikator Buku Suplemen ............................................. 56
Tabel 4.4 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar .............................................. 58
Tabel 4.5 Hasil Analisis Indikator ....................................................................... 59
Tabel 4.6 Jenis dan Ukuran Huruf pada Buku Suplemen .................................... 60
Tabel 4.7 Materi untuk Buku Suplemen Kimia ................................................... 61
Tabel 4.8 Hasil Validasi ....................................................................................... 81
Tabel 4.9 Saran dan Komentar Validator ............................................................. 81
Tabel 4.10 Perkembangan Validitas Angket Respon ............................................. 87
Tabel 4.11 Komentar dan Saran Responden .......................................................... 89
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara .......................................................................... 113
Lampiran 2 Daftar Ketersediaan Bahan Ajar ................................................... 123
Lampiran 3 Analisis Buku Suplemen ............................................................... 124
Lampiran 4 Indikator Pembelajaran ................................................................. 127
Lampiran 5 Materi Buku Suplemen ................................................................. 130
Lampiran 6 Buku Suplemen Awal ................................................................... 142
Lampiran 7 Validasi Instrumen Validasi Produk ............................................. 242
Lampiran 8 Validasi Produk............................................................................. 246
Lampiran 9 Perhitungan Validasi Produk ........................................................ 263
Lampiran 10 Buku Suplemen Setelah Validasi .................................................. 265
Lampiran 11 Angket Respon Guru dan Siswa ................................................... 365
Lampiran 12 Hasil Validasi Angket ................................................................... 371
Lampiran 13 Hasil Perhitungan Validasi Angket .............................................. 419
Lampiran 14 Hasil Angket Guru dan Siswa ....................................................... 420
Lampiran 15 Hasil Perhitungan Angket Guru dan Siswa .................................. 437
Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 441
Lampiran 17 Surat Izin Penelitian ...................................................................... 442
Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian.......................................................... 443
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, menyatakan
bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Dalam UU tersebut juga disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional
adalah “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab” (UU No. 20 Tahun 2003). Oleh karena
itu pendidikan dianggap memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan
pendakian ditangga sosial (Tirtaraharja, 2008, hal. 245). Sehingga pendidikan
merupakan suatu hal yang penting untuk menentukan kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dari segi
kognitif, spiritual, dan keterampilan. Jika output dari proses pendidikan ini
buruk, maka dapat dikatakan pula bangsa tersebut gagal.
Proses pembelajaran adalah proses penyampaian informasi melalui media
tertentu kepada penerima informasi. Terkadang terjadi kegagalan dalam proses
penyampaian informasi tersebut. Kegagalan tersebut terjadi karena beberapa
faktor diantaranya kemampuan pedagodi pendidik, keutuhan pencapaian
sasaran, kurikulum, pendayagunaan teknologi pendidikan (bahan ajar), sarana
dan prasarana belajar, dan sistem evaluasi yang diterapkan (Tirtaraharja, 2008,
hal. 234). Kurikulum merupakan suatu pedoman pendidikan atau pengajaran.
Kurikulum yang digunakan di Indonesia telah beberapa kali mengalami
perubahan. Perubahan ini berdampak pada tidak terpakainya lagi buku paket
1
2
siswa dan buku pegangan guru beserta perangkat lainnya karena harus diganti
dengan buku-buku yang baru untuk menyesuaikan kurikulum yang sedang
digunakan (Tirtaraharja, 2008, hal. 236).
Buku sebagai salah satu sumber informasi, disadari penting peranannya
dalam proses pendidikan. Kebutuhan akan buku semakin terasa di daerah-
daerah yang karena berbagai hal belum memiliki sumber informasi lainnya
seperti media elektronik (Paembonan, 1990, hal. 23). Dalam Peraturan
Pemerintah nomor 16 tahun 2007 tentang standar kompetensi guru yaitu bahwa
guru diharapkan mampu mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut jelas bahwa guru diharapkan
mampu mengembangkan buku ajar sebagai salah satu bahan ajar dalam
pembelajaran. Namun permasalahan yang terjadi sekarang ini masih banyak
guru yang kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar dan tergantung pada
bahan ajar yang sudah tersedia. Sedangkan kebutuhan siswa akan ilmu
pengetahuan tidak cukup hanya bersumber pada satu buku saja. Dalam
pendidikan formal, buku yang baik memperkaya dan memperluas wawasan
pengetahuan dan pengalaman peserta didik, maka di luar pendidikan formal,
buku merupakan sumber informasi utama (Paembonan, 1990, hal. 23).
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 (2) menyatakan
bahwa selain buku teks pelajaran, pendidik dapat menggunakan buku panduan
pendidik, buku suplemen, dan buku referensi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara, beberapa guru masih ada yang belum tahu
tentang buku suplemen, selain itu ada yang mengira bahwa buku suplemen
berisi latihan soal-soal. Buku suplemen menurut Kurniasari (2014, hal. 463)
adalah buku yang dipergunakan untuk mendampingi atau melengkapi buku
utama. Buku suplemen merupakan buku yang dapat memperkaya dan
meningkatkan penguasaan ipteks, keterampilan, dan membentuk kepribadian
peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya. Buku
jenis ini tidak semata-mata dimaksudkan hanya untuk peserta didik namun
dapat pula digunakan oleh pihak lain atau masyarakat pada umumnya (Pusat
Perbukuan, 2008, hal 8). Buku suplemen dibutuhkan untuk menambah
3
kreativitas dan pengetahuan siswa. Dalam pembelajaran, dibutuhkan banyak
sumber agar pengetahuan anak berkembang, tidak hanya aspek kognitifnya tapi
juga aplikasi dan penerapannya.
Akhir-akhir ini, upaya pengembangan buku suplemen sudah banyak
dilakukan. Misalnya, Dwi Astuti Dian Kurniasari mengembangkan buku
suplemen IPA terpadu dengan tema pendengaran kelas VIII dinyatakan valid
yang memenuhi kriteria materi, penyajian, bahasa, dan grafika, termasuk dalam
kriteria praktis, dan ketuntasan klasikal siswa sebesar 97% yang menunjukkan
bahwa buku suplemen efektif dijadikan sebagai pendamping buku teks utama
(Kurniasari, 2014, hal. 467).
Bahan pembelajaran pada buku suplemen yang di buat harus lebih
aplikatif, jadi dapat lebih meningkatkan minat baca siswa, karena tidak hanya
sekedar konsep yang mereka dapatkan tapi kegunaan untuk kehidupannya juga.
Buku suplemen tersebut harus mengikuti perkembangan trend. Materi yang
disuguhkan di jelaskan secara jelas dan luas dan bisa mengungkapkan masalah
yang terjadi di masyarakat (Saefudin, 2015). Bahasa yang digunakan mudah
dipahami siswa, gambar yang menarik dan berwarna sehingga anak tertarik
untuk membaca (Nurlaelasari, 2015). Sesuai penelitian yang dilakukan oleh
Kurniasari (2014, hal 463) bahwa “diperlukan suatu inovasi bahan ajar yang
mudah dipahami dengan penggunaan kata-kata sederhana tetapi tetap tidak
mengesampingkan makna yang sesungguhnya serta menampilkan ilustrasi-
ilustrasi yang menarik.”
Sehubungan dengan perubahan kurikulum, saat ini Indonesia sedang
menerapkan Kurikulum 2013. Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adalah
siswa yang telah belajar di sekolahnya harus bisa mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di
sekolah dan masyarakat (Permendikbud RI No. 69, 2013, hal. 3). Masalah
pokok pendidikan saat ini adalah bagaimana pendidikan dapat membekali
peserta didik dengan segala macam ketampilan yang mantap untuk dapat
mengaplikasikan ilmu yang mereka terima selama pendidikannya sehingga
berguna bagi masyarakat sekitar. Saat ini pembelajaran dan buku yang tersedia
4
di sekolah hanya menjelaskan bagian kognitifnya saja yang dapat terpenuhi
namun untuk bagian psikomotor dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari
masih kurang (Zul, 2015). Untuk itu, diperlukan pembelajaran kimia yang
memberikan pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam
kehidupan ini mengandung aspek sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
sebagai satu kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik
(Nugraheni, 2013, hal. 34).
Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) mengaitkan
pembelajaran sains dengan teknologi serta manfaatnya bagi masyarakat.
Sehingga konsep yang telah dipelajari oleh peserta didik dapat bermanfaat
untuk dirinya dan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di
masyarakat tempat tinggalnya. Mengingat kemajuan teknologi seperti sekarang
ini diharapkan manusia dapat memanfaatkan teknologi tersebut agar dapat
memelihara produk teknologi dan dijadikan pedoman untuk mengatasi
kesulitan yang ada. Untuk itu peserta didik diharapkan menjadi anggota
masyarakat yang mampu menguasai sains dan teknologi serta
memanfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat (Poedjiadi, 2010, hal. 96).
Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu yang sangat erat hubungannya
dengan kehidupan manusia, terutama kimia polimer yang saat ini tidak hanya
berhubungan dengan material dan tidak hanya penting secara komersil, namun
juga sudah menjadi bagian dari keseharian kita. Namun, dalam pembelajaran di
kelas XII, materi tentang kimia polimer hanya membahas mengenai jenisnya,
sifatnya, dan reaksi pembentukannya. Hal ini disebabkan oleh alokasi waktu
yang kurang memadai sehingga guru kesulitan untuk menjelaskan materi lebih
mendalam mengenai kimia polimer karena siswa lebih difokuskan untuk
persiapan menghadapi UN kelas XII dengan materi yang banyak (Zul, 2015).
Buku pada materi kimia polimer umumnya hanya memuat sedikit contoh
polimer untuk kehidupan sehari-hari (Teti, 2015). Buku yang telah ada hanya
mencakup reaksi pembentukan polimer, penggolongan polimer, sifat fisik
polimer, dampak negatif dan penanggulangannya secara umum. Padahal
polimer merupakan bahan yang sering dijumpai dan akrab dengan kehidupan
5
peserta didik. Contohnya kemasan plastik makanan, kantong belanja, tekstil
untuk baju, sendok plastik, botol susu, mainan anak-anak, peralatan olahraga,
dan peralatan medis.
Selain itu, materi yang ada cenderung hanya membahas mengenai konsep
sains tapi belum dikaitkan dengan permasalahan dalam masyarakat atau
lingkungan tempat peserta didik tinggal. Hal ini bisa dilihat dari kurangnya
pemahaman peserta didik dan masyarakat tentang pemakaian dan bahaya dari
penggunaan kemasan pangan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya
menggunakan kembali botol kemasan minuman yang sudah dipakai, bahkan
mengisi ulang botol minuman dengan air panas tanpa tahu dampak negatif bagi
kesehatan.
Minimnya pengetahuan dan kesadaran peserta didik dan masyarakat
mengenai penanganan limbah plastik menimbulkan masalah yang cukup
meresahkan bagi lingkungan, karena limbah plastik yang kian bertambah setiap
harinya menjadikan Indonesia menjadi peringkat kedua dunia sebagai
penghasil sampah plastik ke Laut setelah Tiongkok (MenLHK, 2016). Hal ini
menjadikan alasan bagi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK)
untuk melakukan ujicoba penerapan kebijakan kantong plastik berbayar mulai
tanggal 21 Februari 2016. Oleh karena itu, peserta didik dan masyarakat
membutuhkan wawasan yang lebih luas dan mendalam, bukan hanya mengenai
konsep-konsep ilmu pengetahuan, tetapi ditambahkan mengenai pengaruh ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat (Nuryanto & Binadja, 2010, hal.
553).
Penelitian mengenai kimia polimer ini telah dilakukan oleh Hervici yang
berjudul pengembangan modul kimia polimer berbasis kontekstual sebagai
sumber belajar mandiri peserta didik SMA/MA kelas XII semester 2
mendapatkan hasil bahwa modul kimia polimer berbasis kontekstual yang
dikembangkan layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri bagi peserta
didik kelas XII SMA/MA. Berdasarkan penilaian dari 3 orang guru kimia
mendapatkan skor 99 dengan persentase keidealan 90% atau dengan kategori
Baik (B). Resom 10 orang peserta didik diperoleh skor 19,6 dengan persentase
6
keidealan sebesar 98% atau dengan kategori Sangat Baik (SB). Penelitian ini
memiliki kekurangan yaitu modul yang digunakan hanya dinilai oleh 10
peserta didik saja dan tidak diujicobakan dalam kegiatan belajar mengajar serta
penelitian yang dilakukan mengenai materi kimia polimer belum banyak
dilakukan (Hervici, 2013, hal. 81).
Atas dasar masalah yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk
mengembangkan media pembelajaran berbentuk buku suplemen berbasis sains
teknologi masyarakat sebagai penunjang pembelajaran peserta didik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Guru masih kesulitan dalam mengembangkan buku suplemen dan masih
tergantung pada bahan ajar yang sudah tersedia.
2. Materi yang diberikan belum menerapkan konsep-konsep sains dengan
teknologi dan masyarakat atau lingkungan tempat peserta didik tinggal.
3. Peserta didik dan masyarakat belum mengetahui penggunaan plastik dengan
baik dan benar, contohnya menggunakan kembali botol kemasan yang
sudah digunakan tanpa tahu dampak bagi kesehatan dan lingkungan.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terfokus maka dibuat batasan masalah sebagai
berikut:
1. Buku suplemen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah buku
suplemen berbasis sains teknologi masyarakat (STM) dengan
menggunakan ranah konsep; ranah proses; ranah sikap; ranah kreativitas;
ranah aplikasi dan keterkaitan.
2. Materi yang digunakan adalah materi kimia polimer dengan tema plastik.
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah pengembangan buku suplemen kimia berbasis sains
teknologi masyarakat (STM) pada materi kimia polimer dengan tema
plastik?
2. Bagaimanakah respon guru dan siswa terhadap buku suplemen kimia
berbasis sains teknologi masyarakat (STM) pada materi kimia polimer
dengan tema plastik?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat
(STM) pada materi kimia polimer dengan tema plastik.
2. Mengetahui respon guru dan siswa terhadap buku suplemen kimia berbasis
sains teknologi masyarakat (STM) pada materi kimia polimer dengan tema
plastik.
F. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari ilmu kimia.
b. Memudahkan memahami materi kimia khususnya kimia polimer.
c. Mampu mengaitkan hubungan antara konsep sains dengan teknologi
dan masyarakat atau lingkungan tempat peserta didik tinggal.
2. Bagi Guru
a. Dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar.
b. Membantu guru dalam memberikan pemahaman yang lebih bermakna
bagi peserta didik tentang kimia polimer agar dapat berguna bagi
masyarakat.
8
3. Bagi Peneliti
a. Menghasilkan buku suplemen berbasis sains teknologi masyarakat
materi kimia polimer.
b. Menambah pengetahuan mengenai pengembangan buku suplemen
khususnya berbasis sains teknologi masyarakat.
c. Menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya.
4. Bagi Masyarakat
a. Dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan menambah
wawasan mengenai kimia polimer dan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Mengetahui penggunaan polimer secara baik dan bijak.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan (materials) berupa materi yang
disusun secara sistematis untuk membantu guru dalam kegiatan
pembelajaran (Direktorat Pembinaan SMA, 2010, hal 27). Bahan ajar di
kenal dengan istilah teaching materials yang di pandang sebagai materi
yang di buat untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran yang meliputi buku
teks, video dan audio tapes, software computer, dan alat bantu visual.
Bahan ajar adalah seperangkat bahan yang disusun secara sistematis untuk
kebutuhan pembelajaran yang bersumber dari berbagai macam media
(Yaumi, 2013, hal. 244). Menurut Pannen (dalam Setiawan, 2007, hal. 1.5)
bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar adalah
seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang
didisain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala
kompleksitasnya (Widodo, 2008, hal. 40). Bahan ajar menampilkan
sejumlah kompetensi yang harus dikuasai siswa melalui materi-materi
pembelajaran yanng terkandung di dalamnya. “Bahan ajar diartikan juga
sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang
memungkinkan siswa dapat belajar dengan dirancang sesuai kurikulum
yang berlaku” (Lestari, 2013, hal. 1).
Merujuk dari pengertian dari beberapa ahli mengenai bahan ajar, dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis berupa informasi tertulis atau tidak tertulis dalam proses
pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi.
9
10
2. Fungsi Bahan Ajar
Menurut panduan pengembangan bahan ajar
Direktorat pembinaan SMA (2008, hal 6) bahan ajar berfungsi sebagai:
1. Pedoman bagi guru yang akan megarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa,
2. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya,
3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
3. Jenis-jenis Bahan Ajar
Setiawan (2007, hal 7-14) mengelompokkan jenis bahan ajar ke dalam
2 kelompok besar berdasarkan pada pendapat beberapa ahli, yaitu bahan ajar
cetak dan bahan ajar noncetak.
a. Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,
yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian
informasi. Rowntree (dalam Setiawan, 2007, hal 10) mengakategorikan
bahan ajar cetak sebagai berikut.
1) Buku, pamflet, dan lain-lain bahan cetaj yang dipublikasikan atau
khusus ditulis dan dikembangkan untuk keperluan tertentu.
2) Panduan belajar siswa yang sengaja dikembangkan untuk
melengkapi buku baku atau buku utama yaitu buku suplemen.
3) Bahan belajar mandiri, yang sengaja dikembangkan untuk program
pendidikan jarak jauh, contohnya modul.
4) Buku kerja guru maupun siswa yang sengaja dikembangkan untuk
melengkapi program-program audio, video, komputer, dan lain-lain.
5) Panduan praktikum dan lain-lain.
b. Bahan ajar noncetak untuk keperluan pembelajaran tersedia di pasaran
dalam jumlah yang terus meningkat. Bahan ajar noncetak berupa
11
program audio, bahan ajar display, model, overhead trasparencies
(OHT), video dan bahan ajar berbantuan komputer.
Tabel 2.1 Jenis dan Karakteristik Bahan Ajar Noncetak
Jenis Bahan
Ajar
Noncetak
Karakteristik
1) Bahan ajar
display
Semua materi tulisan maupun gambar yang dapat
ditampilkan di dalam kelas, kelompok kecil ataupun
siswa secara perorangan tanpa menggunakan alat
proyeksi. Contohnya flipchart, adhesive, chart,
poster, peta, foto, dan realia
2) Overhead
Transparen
cies (OHT)
Biasanya berupa imej tekstual dan grafik dalam
lembar transparan yang dapat dipresentasikan di
depan kelas atau kelompok dengan menggunakan
OHP.
3) Audio Suara, musik, dan kata-kata yang dapat digunakan
untuk pembelajaran langsung, terutama untuk
pengajaran bahasa. Contoh radio dan kaset audio.
4) Video Segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio
dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak
secara sekuensial. Contoh kaset video dan siaran
televisi.
5) Berbasis
Komputer
Berbagai jenis bahan ajar noncetak yang
membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu
untuk belajar. Memudahkan pembelajaran seperti
penggunaan internet untuk pembelajaran, power
point.
4. Ciri-Ciri Bahan Ajar yang Baik
Sebuah buku teks dikatakan baik jika buku tersebut mampu
menyampaikan pesan (ilmu pengetahuan) melalui penggunaan kata-kata dan
ilustrasi gaya penyajian yang jelas, logis, kreatif dan mudah dipahami oleh
pembacanya. Sementara itu, berdasarkan kriteria penilaian bahan ajar
berupa buku pelajaran, setidaknya ada empat syarat terpenuhi bila sebuah
bahan ajar dikatakan baik, diantaranya cakupan materi atau isi sesuai
dengan kurikulum, penyajian materi memenuhi prinsip belajar, bahasa dan
keterbacaan baik, format buku atau grafika menarik (Riyanto, 2013, hal.
29).
12
5. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Ada beberapa prinsip dalam pemilihan bahan ajar, yaitu sebagai
berikut: (Zulfiani, dkk. 2009, hal. 39-40)
a. Prinsip relevansi atau keterkaitan materi sesuai dengan tuntutan Standar
Kompetensi/Kompetensi Dasar;
b. Prinsip konsistensi atau keajegan, dimaksudkan jika kompetensi dasar
yang harus dicapai siswa ada empat macam, maka bahan ajarnya pun
harus empat macam;
c. Prinsip adukasi atau kecukupan adalah kecukupan materi dalam bahan
ajar untuk mencapai kompetensi seperti yang diajarkan oleh guru.
6. Peranan Pengembang Pembelajaran
Yaumi (2013, hal 247-249) berpendapat bahwa terdapat dua macam
pengembangan pembelajaran, yaitu:
a. Pengembang pembelajaran sekaligus sebagai guru, dosen, atau instruktur.
Peran guru, dosen, atau instruktur bukan hanya sebagai pemberi pelajaran
yang menyajikannya di depan kelas, namun sebagai pengembang
pembelajaran termasuk juga mengembangkan bahan pembelajaran
(bahan ajar), karena yang mengetahui secara komprehensif kebutuhan
peserta didik adalah guru, dosen, dan instruktur.
b. Pengembang pembelajaran yang bukan sebagai guru, dosen, dan
instruktur. Sebaiknya bekerja sama dengan tim yang bertanggung jawab
pada desain, pengembangan dan implementasi pendidikan dan pelatihan.
Serta melibatkan tim yang berasal dari konsultasi pengembang
pembelajaran, personel pelatih atau intruktur, guru dan staf pengajar yang
terdapat di universitas khususnya dalam fakultas dan jurusan pendidikan.
13
7. Langkah-langkah pembuatan bahan ajar
Direktorat Pembinaan SMA memaparkan langkah-langkah penyusunan
bahan ajar antara lain: (Direktorat Pembinaan SMA, 2010, hal. 28-29)
a. Analisis kebutuhan bahan ajar, meliputi:
1) Analisis KI/KD
Analisis KI-KD adalah kegiatan yang menelaah setiap kompetensi
dasar yang ada pada standar kompetensi yang memerlukan bahan ajar,
sehingga dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus
disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang
dipilih.
2) Analisis sumber belajar.
Analisis sumber belajar adalah kegiatan menginventarisasi
ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan bahan
ajar yang akan dikembangkan, sehingga diperoleh kesesuaian dan
kemudahan dalam pengembangan bahan ajar.
3) Pemilihan dan penentuan bahan ajar
Pemilihan dan penentuan bahan ajar dilakukan agar bahan ajar yang
akan digunakan menarik dalam proses pembelajaran dan dapat
membantu siswa untuk mencapai kompetensi.
b. Penyusunan peta bahan ajar
Penyusunan peta bahan ajar adalah pemetaan terhadap ruang
lingkup dan urutan bahan ajar yang akan dikembangkan. Pemetaan ini
diperlukan untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan
sekuensi atau urutan bahan ajarnya. Sekuensi bahan ajar sangat
diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan dan penentuan sifat
bahan ajar apakah dependen (tergantung) atau independen (berdiri
sendiri).
c. Pembuatan atau pengembangan bahan ajar
Pembuatan/pengembangan bahan ajar memperhatikan struktur dan
komponen-komponen setiap jenis bahan ajar yang akan dikembangkan
14
yang terdiri atas identitas mata pelajaran, kompetensi dasar, judul,
petunjuk/pedoman, latihan, tugas/langkah kerja, dan penilaian.
d. Evaluasi dan revisi
Evaluasi dan revisi dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan
ajar telah baik atau masih ada hal yang perlu diperbaiki. komponen
evaluasi mencakup kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.
Menurut Warsita (2008, hal 226-227) pengembangan media dan
bahan belajar dikelompokkan ke kadalam tiga tahap besar, diantaranya:
tahap perancangan, tahap produksi, dan tahap evaluasi. Tahapan tersebut
dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Tahapan Pengembangan Media dan Bahan Belajar
a. Perencanaan
1) Analisis Kebutuhan adalah suatu kegiatan ilmiah yang melibatkan
berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber informasi
untuk mengetahui kesenjangan antara keadaan seharusnya terjadi
dengan keadaan yang senyatanya terjadi.
2) Penyusunan Garis Besar Isi Media dan Jabaran Materi merupakan
acuan utama dalam tahap pengembangan media dan bahan belajar.
Komponen GBIM minimal berisikan Kompetensi Dasar (tujuan
pembelajaran umum), Indikator keberhasilan (tujuan pembelajaran
khusus), alternatif judul media dan bahan belajar, dan referensi.
Perencanaan Produksi Evaluasi
Analisis
Kebutuhan
Persiapan Evaluasi
Penyusunan
GBIM & JM
Pelaksanaan Revisi
Penulisan
Naskah
Penyelesaian Uji Lapangan
15
3) Penulisan Naskah ini disesuaikan dengan jenis media yang berisi
berbagai ketentuan mengenai produksi.
b. Produksi
1) Persiapan dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatunya
sehingga proses produksi berjalan lancar dan hasilnya memuaskan.
2) Pelaksanaan merupakan kegiatan produksi yang secara rinci
melibatkan tenaga ahli/pembimbing.
3) Penyelesain melaksanakan kegiatan preview dan perbaikan (revisi)
program serta reproduksi (penggandaan).
c. Evaluasi
1) Evaluasi prasemester minimal tiga bentuk, yaitu evaluasi oleh ahli,
evaluasi orang per orang, dan evaluasi kelompok kecil untuk
mendapatkan informasi tentang berbagai kelemahan media dan bahan
belajar yang dikembangkan. Berbagai kelemahan inilah yang akan
dijadikan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan (revisi).
2) Uji Coba Lapangan pada intinya dilakukan untuk mengetahui apakah
program media dan bahan belajar yang dilembangkan benar-benar
berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, sesuai/cocok
dengan lingkungan dimana program media dan bahan belajar tersebut
akan digunakan atau tidak, dan dapar mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan atau tidak.
Setiawan (2007, hal 24-34) terdapat lima langkah utama untuk
mengembangkan bahan ajar, diantaranya:
a. Analisis. Pada tahap ini, dilakukan identifikasi perilaku awal siswa dan
karakteristik siswa.
b. Perancangan. Pada tahap ini terdiri atas perumusan tujuan pembelajaran,
pengembangan peta konsep mata pelajaran, pemilihan media dan
sumber belajar, serta pemilihan strategi pembelajaran.
c. Pengembangan. Diawali dengan memilih salah satu tujuan
pembelajaran, lengkapi matero, media, dan strateginya.
16
d. Evaluasi dan revisi. Ada empat cara untuk mengevalluasi bahan ajar
yaitu: telaah oleh ahli materi, uji coba satu-satu, uji coba kelompok
kecil, uji coba lapangan.
Gambar 2.2 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
B. Buku Suplemen
1. Pengertian Buku Suplemen
Buku suplemen atau bisa disebut juga dengan buku pengayaan adalah
buku yang dipergunakan untuk mendampingi buku utama (Kurniasari, 2014,
hal. 463). “Bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan
untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum”
(Direktorat Pembinaan SMA, 2008, hal. 8). Menurut Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 “buku pengayaan adalah
buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan,
menengah, dan perguruan tinggi”. Buku pengayaan atau buku pelengkap
adalah berupa informasi yang melengkapi buku pelajaran pokok. Sitepu
menjelaskan bahwa pelengkap yang dimaksud adalah memberikan
informasi tentang bahasan pokok tertentu yang ada di dalam kurikulum
seacra lebih luas dan/atau lebih dalam (Sitepu, 2012, hal. 16). Buku
pengayaan menurut Suherli (dalam Riyanto, 2013, hal. 29) merupakan buku
yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks,
keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik,
pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya. Buku suplemen tidak
semata-mata dimaksudkan hanya untuk peserta didik namun dapat pula
digunakan oleh pihak lain atau masyarakat pada umumnya.
Analisis
Perancangan
Pengembangan
Evaluasi
Revisi
Umpan balik
17
Buku suplemen sering dikenal dengan istilah buku bacaan atau buku
perpustakaan. Buku ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan,
pengalaman, dan pengetahuan pembacanya. Buku suplemen diartikan buku
yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan
penguasaan ipteks dan keterampilan; membentuk kepribadian peserta didik,
pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat pembaca lainnya (Pusat
Perbukuan, 2008, hal. 8). Menurut Pusat Perbukuan (2008, hal. 3) bahwa
buku suplemen termasuk ke dalam jenis buku nonteks pelajaran. Buku
nonteks pelajaran adalah buku-buku yang berisi materi pendukung,
pelengkap, dan penunjang buku teks pelajaran yang berfungsi sebagai
bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan
dan pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang longgar,
kreatif, dan inovatif serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas
jenjang dan tingkatan kelas atau pembaca umum.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa
buku suplemen adalah buku pelajaran yang dapat memperkaya wawasan
pembacanya dan digunakan untuk melengkapi materi pembelajaran.
2. Perbedaan Buku Suplemen dan Buku Teks
Berdasarkan karakteristiknya terdapat beberapa perbedaan antara buku
teks pelajaran dengan buku suplemen. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada
Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Perbedaan antara Buku Teks dan Buku Suplemen
No Karakteristik Buku Teks Buku Suplemen
1 Target Terdiri dari materi yang
ditulis dan harus
dipahami siswa dalam
satuan pendidikan
Menambah
pengetahuan siswa
dan guru dalam
satuan pendidikan
2 Kegunaan dalam
satuan pendidikan
Sumber utama Bukan sumber
utama, hanya
pelengkap
3 Kedudukan dalam
satuan pendidikan
Wajib Bukan sebagai
sumber utama,
melainkan
pendukung.
4 Kegunaan sebagai
alat pendukung
Tinggi Tidak tinggi
18
No Karakteristik Buku Teks Buku Suplemen
5 Keterangan
penulisan
Berkaitan dengan
kurikulum
Tidak terkait
kurikulum (mata
pelajaran sains,
kebutuhan hidup,
perencanaan atau
pertumbuhan zaman,
pengalaman hidup)
6 Bantuan guru Wajib Tidak wajib
7 Anatomi buku Selalu berisi pelajaran,
diskusi, latihan, dan
evaluasi secara lengkap
-
8 Pengguna Mayoritas siswa Tidak didominasi
siswa
9 Tempat
penggunaan
Kebanyakan di
kelas/sekolah
Tidak didominasi
dikelas/ sekolah
(rumah, ruang
tunggu, tempat
umum, dll)
(Maryam, 2012, hlm.46)
Berdasarkan Tabel 2.3 menunjukkan bahwa buku suplemen termasuk
ke dalam buku nonteks yang memberikan banyak manfaat sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Jika siswa kurang dalam minat membaca buku
suplemen, sebaiknya seorang guru mengintegrasikan penggunaan buku
suplemen dalam proses pembelajaran (Maryam, 2012). Buku suplemen
memiliki sifat penyajian yang khas, berbeda dengan buku teks pelajaran.
Buku suplemen dapat disajikan secara bervariasi, baik dengan menggunakan
variasi gambar, ilustrasi, atau variasi alur wacana. Buku suplemen bersifat
mengembangkan dan meluaskan kompetensi siswa, baik dalam aspek
pengetahuan, keterampilan, maupun kepribadian.
3. Jenis-Jenis Buku Suplemen
Buku suplemen dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu buku
suplemen pengetahuan, buku suplemen keterampilan, dan buku suplemen
kepribadian. Jenis-jenis buku suplemen terdapat pada tabel 2.3 berikut.
19
Tabel 2.3 Jenis-Jenis Buku Suplemen
Jenis-Jenis Buku Suplemen Pengertian dan karakteristik
Buku suplemen pengetahuan Buku-buku yang diperuntukkan bagi
pelajar untuk memerkaya pengetahuan
dan pemahamannya, baik pengetahuan
lahiriyah maupun pengetahuan
batiniyah. Buku jenis ini merupakan
buku-buku yang diperlukan pelajar atau
pembaca pada umumnya agar dapat
membantu peningkatan kompetensi
kognitifnya.
Buku suplemen keterampilan Buku-buku yang memuat materi yang
dapat memerkaya dan meningkatkan
kemampuan dasar para pembaca dalam
rangka meningkatkan aktivitas yang
praktis dan mandiri. Dalam buku
tersebut termuat materi yang dapat
meningkatkan, mengembangkan dan
memerkaya dalam kemampuan
menghitung, memberi nama,
menghubungkan, dan
mengkomunikasikan kepada orang lain
sehingga mendorong untuk berkarya
dan bekerja secara praktis.
Buku suplemen kepribadian merupakan buku-buku yang dapat
meningkatkan kualitas kepribadian,
sikap, dan pengalaman batin pembaca.
Dari perspektif buku pendidikan, buku
suplemen kepribadian diharapkan dapat
mendukung pencapaian tujuan
pendidikan secara umum
(Pusat Perbukuan, 2008, hal. 11-15)
4. Langkah-Langkah Mengembangkan Buku Suplemen
Pusat kurikulum dan perbukuan (2008, hal. 59-64) menyebutkan
bahwa dalam menulis buku nonteks, penulis harus memerhatikan makna
buku nonteks bagi pembacanya dan tidak harus berhubungan secara
langsung pada standar kompetensi dalam Standar Isi. Ada beberapa tahapan
penulisan, yaitu:
a. Menyiapkan konsep dasar tulisan;
Konsep dasar yang disiapkan berkaitan dengan jenis tulisan yang
akan disusun, contohnya suplemen pengetahuan, keterampilan,
20
kepribadian, ensiklopedia, kamus, atlas, atau panduan pendidik.
Dalam menulis buku nonteks, seorang penulis lebih leluasa dalam
mengembangkan isi atau materi buku. Penulis buku nonteks lebih
bebas dalam menggunakan strategi, gaya, dan model penuangan
gagasan. Konsep dasar yang dimaksud harus sistematis, objektif, dan
terbuka. Sistematis berarti bahwa materi yang disajikan itu merupakan
suatu kesatuan yang berhubungan dengan ilmu lain, baik dari sisi isi
maupun wilayah garapannya. Objektif berarti bahwa materi yang
disajikan dapat dipertanggungjawabkan secara material. Terbuka
berarti bahwa materi itu dapat dijelaskan secara ilmiah.
b. Memerhatikan proses kreatif
Menulis buku nonteks adalah sebuah proses kreatif. Bahan tulisan
diperoleh dari hasil menggali, menghidupkan imajinasi, intuisi,
memunculkan potensi-potensi baru, membuka pandangan-pandangan
yang menimbulkan kekaguman, serta dapat merangsang pikiran-
pikiran yang tidak terduga.
Dalam menulis buku nonteks terbangun suatu aktivitas mental
penulis mulai dari merencanakan tulisan untuk menjadi buku nonteks,
tahap pengolahan informasi, tahap kemunculan berbagai gagasan,
tahap memverifikasi berbagai gagasan yang dihubungkan dengan
realitas.
c. Menetapkan aspek yang akan dikembangkan
Dalam menulis buku nonteks seharusnya dapat menetapkan aspek-
aspek dari domain kognitif, afektif, atau psikomotorik yang dipandang
perlu dikembangkan dalam menulis buku nonteks pelajaran. Hal ini
dikarenakan dalam buku teks pelajaran mengacu pada ketentuan dan
tuntutan Standar Isi, sementara ketiga aspek tersebut memerlukan
pengembangan dan pendalaman materi, sehingga pembaca memeroleh
pegetahuan yang lebih luas, leih kaya, dan lebih menyeluruh.
21
d. Menyesuaikan dengan kemampuan berpikir pembaca.
Penulisan buku nonteks khususnya buku suplemen selayaknya
lebih menyesuaikan pada kemampuan berpikir peserta didik.
Kemampuan berpikir peserta didik dapat dipengaruhi oleh kompetensi
dirinya dan lingkungan tempat mereka berada. Kemampuan berpikir
peserta didik juga sangat berhubungan dengan perkembangan budaya
suatu masyarakat. Dengan demikian, seorang penulis buku nonteks
seharusnya dapat menulis materi buku nonteks yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik pada umumnya dan perkembangan budaya
Indonesia.
5. Komponen Dasar dan Komponen Utama Buku Suplemen
Dalam menulis buku nonteks berkualitas, selain harus memahami
langkah-langkah penyusunan buku, juga harus memahami komponen dasar
dan komponen utama dalam pembuatan buku nonteks pelajaran (Pusat
Perbukuan, 2008, hal. 64-70).
a. Komponen Dasar
Terdapat beberapa komponen, diantaranya:
Tabel 2.4 Komponen Dasar Buku Suplemen
Komponen Dasar Kriteria
Karakteristik buku a) Materi buku yang dikembangkan bukan
merupakan acuan wajib bagi peserta didik
dalam mengikuti salah satu mata pelajaran
tertentu.
b) Materi buku tidak dilengkapi dengan
instrumen evaluasi dalam bentuk pertanyaan,
tes, ulangan, LKS, atau bentuk lainnya.
c) Penerbitan buku tidak disajikan secara serial
berdasarkan tingkat kelas.
d) Pengembangan materi tidak terait secara
langsung dengan atau sebagian Kompetensi
Inti/Kompetensi Dasar dalam Standar Isi.
e) Materi buku dapat dimanfaatkan oleh
pembaca lintas jenjang pendidikan dan tingkat
kelas.
Struktur buku
a) Bagian awal minimal terdiri dari kata
pengantar atau prakata dan daftar isi.
22
b) Bagian isi merupakan materi buku.
c) Bagian akhir minimal terdapat bagian daftar
pustaka yang dapat dilengkapi dengan indeks,
glosarium, atau lampiran.
Komponen grafika a) Buku dijilid dengan rapi dan kuat.
b) Buku menggunakan huruf dan/atau
gambar/ilustrasi yang terbaca.
c) Buku dicetak dengan jelas dan rapi.
d) Buku menggunakan kertas berkualitas dan
aman.
2. Komponen Utama
Komponen utama ini adalah pemandu dalam penulisanbuku nonteks
berkualitas, terdiri atas:
Tabel 2.5 Komponen Utama Buku Suplemen
Komponen Utama Kriteria
Komponen Materi a) Materi yang mendukung pencapaian tujuan
pendidikan nasional
b) Materi yang tidak bertentangan dengan
ideologi dan kebijakan poliik negara,
c) Materi yang menghindari masalah SARA,
Bias jender, serta pelanggaran HAM
d) Materi yang ditulis sesuai dengan
perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih,
dan akurat
e) Mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber
yang sesuai dengan kondisi di Indonesia
f) Materi atau isi buku mengembangkan
kecakapan akademik, sosial, dan kejujuran
untuk memecahkan masalah dan mendorong
jiwa kewirausahaan
g) Materi atau isi buku harus secara maksimal
membangun karakteristik kepribadian bangsa
Indonesia yang diidamkan dan kepribadian
yang mantap.
Komponen
Penyajian
a) Penyajian materi buku dilakukan secara
runtun, bersistem, lugas, dan mudah
dipahami.
b) Penyajian materi lebih mendalam,
menyeluruh, dan meluas.
c) Penyajian materi mengembangkan kreativitas
dan kemampuan berinovasi.
Komponen Bahasa
dan/atau Ilustrasi
a) Buku yang menuntut kehadiran ilustrasi,
maka penggunaan ilustrasi (gambar, foto,
23
Komponen Utama Kriteria
diagram, tabel, lambang) harus dialkukan
sesuai dan proporsional.
b) Dalam menggunakan istilah atau simbol
harus baku dan berlaku secara menyeluruh
c) Dalam menggunakan bahasa, yang meliputi
ejaan, kata, kalimat, dan paragraf harus tepat,
lugas, dan jelas sesuai dengan kaidah
penulisan bahasa Indonesia yang benar yaitu
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Komponen Grafika a) Desain kulit buku, yang meliputi tata letak,
tipografi, atau ilustrasi yang menarik,
sederhana, dan mencerminkan isi buku.
b) Desain isi buku, meliputi tata letak konsisten,
harmonis, dan lengkap, serta menggunakan
tipografi yang sederhana, mudah dibaca dan
dipahami.
Apabila penulis akan menulis buku suplemen pengetahuan maka
kemutakhiran mutlak diperhatikan. Materi juga harus dapat dipercaya
kebenarannya berdasarkan kebenaran keilmuan. Selain itu, materi harus akurat
berdasarkan rujukan yang dapat dipertanggungjawabkan. Artinya, materi yang
ditulis harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan
akurat.
Selain itu, seorang penulis buku nonteks juga harus memerhatikan
kemutakhiran kebijakan pemerintah. Materi yang diusung dalam buku nonteks,
selain harus menyesuaikan dengan kemutakhiran berdasarkan teori keilmuan
juga harus menyesuaikan dengan kemutakhiran kebijakan pemerintah dan
perkembangan sosial yang terjadi. Perkembangan ini sering tampak sangat
cepat bergulir dan sering terlambat diikuti oleh kajian keilmuan yang
melandasinya. Seorang penulis buku suplemen harus berusaha secara maksimal
menggunakan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Sumber-sumber yang dimaksud adalah kondisi fisik dan nonfisik sebagai
kekayaan alam Indonesia. Dengan demikian, penulis harus memiliki wawasan
tentang keindonesiaan, baik tentang sumber daya alam hayati dan fisik, sumber
daya manusia, dan sumber daya budaya Indonesia (Pusat Perbukuan, 2008, hal.
70-71).
24
C. Hakikat Sains Teknologi Masyarakat
1. Kaitan antara Sains, Teknologi dan Masyarakat
Teknologi lahir karena adanya kebutuhan manusia, hal ini berarti
manusia telah melakukan kegiatan atau proses yang menghasilkan produk
yaitu alat-alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan efesiensi serta
memberikan kemudahan pelaksanaan pekerjaan manusia. Sains berawal dari
adanya sifat ingin tahu manusia. Observasi yang sistematis terhadap
peristiwa alam serta pemikiran atau perenungan tentang sebab-sebab
terjadinya peristiwa alam ini telah melahirkan “pendapat sementara” yang
pada zamannya telah dianut oleh sebagian besar masyarakat. Konsep sains
teori serta hukum dikemukakan oleh para ilmuwan membawa dampak pada
penemuan teknologi. Jadi meskipun sains itu berbeda dengan teknologi,
namun antara sains dan teknologi terdapat kaitan yang erat atau hubungan
timbal balik yang saling menguntungkan (Poedjiadi, 2010, hal. 61-63).
Kaitan antara teknologi dengan masyarakat yaitu karena teknologi
lahir oleh adanya kebutuhan masyarakat. Produk teknologi memerlukan
kesiapan masyarakat pengguna produk tersebut. Kesiapan yang harus
dimiliki oleh pengguna suatu produk teknologi adalah kesiapan pengetahuan
tentang produk tersebut dan kesiapan mental untuk tidak menggunakan
produk teknologi untuk tujuan yang dampaknya merugikan orang lain atau
masyarakat. Penyalahgunaan suatu produk teknologi dapat menimbulkan
dampak negatif. Dengan demikian bermanfaat atau tidaknya penggunaan
suatu produk teknologi tergantung pada moral orang yang
menggunakannya. Kaitan sains dengan masyarakat tidak seperti teknologi,
sains kurang dipahami atau dihayati secara langsung oleh masyarakat. Sains
merupakan komponen yang dapat membantu meningkatkan kesiapan
pengetahuan masyarakat tentang produk teknologi. Sains juga dapat
berperan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan
sumber daya alam atau meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
gejala alam dalam kehidupan sehari-hari (Poedjiadi, 2010, hal. 63-64).
25
Gambar 2.3 Keterkaitan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
2. Pengertian Sains Teknologi Masyarakat
Pada hakekatnya, visi STM berarti cara pandang ke depan untuk
membawa ke arah pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi
dalam kehidupan ini mengandung aspek sains, teknologi dan masyarakat
sebagai satu kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik
(Nugraheni, 2013, hal. 34). Sains teknologi masyarakat merupakan suatu
usaha untuk menyajikan IPA dengan mempergunakan masalah-masalah dari
dunia nyata. Sains teknologi masyarakat adalah suatu pendekatan yang
mencakup seluruh aspek pendidikan yaitu tujuan, topik/maslah yang akan di
eksplorasi, stratergi pembelajaran, evaluasi dan persiapan/kinerja guru.
Pendekatan ini melibatkan siswa dalam menentukan tujuan, prosedur
pelaksanaan, pencarian informasi dan dalam evaluasi (Zulfiani, dkk. 2009,
hal. 125).
Dewasa ini beberapa istilah telah dikemukaan oleh para pendidik atau
praktisi pendidikan yaitu Science Technology Society yang diterjemahkan
dengan Sains Teknologi Masyarakat (STM atau SATEMAS atau ITM),
Science Environment Technology (SET) dan Science Environment
Technology Society (SETS) yang disingkat SALINGTEMAS. Dari beberapa
istilah tersebut inti sebenarnya sama saja yaitu kaitan antara sains dan
teknologi serta manfaatnya bagi masyarakat, lingkungan pasti terkait tetapi
yang merasakan dampak teknologi terhadap lingkungan adalah masyarakat
(Poedjiadi, 2010, hal. 115-116). Pendekatan salingtemas atau STM
bertujuan memberi pembelajaran sains secara kontekstual siswa dibawa ke
Sains
Masyarakat Teknologi
26
situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk teknologi untuk
kepentingan masyarakat (Binadja A. d., 2010, hal. 553).
Dari beberapa pengertian STM yang dikemukakan oleh para ahli,
maka dapat disimpulkan bahwa sains teknologi masyarakat adalah suatu
pembelajaran yang mengaitkan antara sains dan teknologi sehingga dapat
dijadikan solusi dari masalah-masalah atau isu yang sedang terjadi di
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Karakteristik Sains Teknologi Masyarakat
Pendekatan STM memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Identifikasi masalah (oleh siswa) di dalam masyarakat yang mempunyai
dampak negatif dan positif.
2) Mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat yang
ditemukan siswa yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam
sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan.
3) Menggunakan sumber daya yang terdapat di dalam masyarakat baik
materi maupun manusia sebagai nara sumber untuk informasi ilmiah
maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan
masalah nyata dari kehidupan sehari-hari.
4) Meningkatkan pengajaran IPA melampaui jam pelajaran di ruang kelas
5) Meningkatkan kesadaran siswa akan dampak ilmu pengetahuan alam
dan teknologi
6) Memperluas wawasan siswa mengenai ilmu pengetahuan alam lebih
dari sesuatu yang perlu dikuasai untuk lulus ujian/tes semata
7) Mengikut sertakan siswa untuk mencari informasi ilmiah maupun
informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah
nyata yang diangkat dari kehidupan sehari-hari.
8) Memprkenalkan peranan ilmu pengetahuan alam di dalam suatu
institusi dan dalam masyarakat.
9) Fokus akan karir yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan
alam dan teknologi.
27
10) Meningkatkan kesadaran siswa akan tanggung jawabnya sebagai warga
negara dalam menyelesaikan/memecahkan masalah yang timbul di
dalam masyarakat terutama masalah-masalah yang erat hubungannya
dengan iptek.
11) Ilmu pengetahuan alam merupakan pengalaman yang menyenangkan
bagi siswa; ilmu pengetahuan alam yang mengacu masa depan
(Zulfiani, dkk. 2009, hal. 125-126)
Pendekatan sains teknologi masyarakat dilandasi oleh tiga hal penting,
diantaranya:
1) Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan masyarakat
2) Dalam proses belajar menganut pandangan kontruktivisme, yang pada
pokoknya menggambarkan bahwa siswa membentuk atau membangun
pengetahuan melalui interaksinya dengan lingkungan
3) Dalam pengajarannya terkandung lima ranah, yang terdiri atas ranah
pengetahuan; ranah sikap; ranah proses sains; ranah kreativitas; serta
ranah hubungan dan aplikasi. (Zulfiani, dkk. 2009, hal. 126).
4. Ranah Sains Teknologi Masyarakat
Yager (dalam Poediadi, 2010, hal 105) menyebutkan bahwa ada enam
ranah untuk pengajaran dan penilain STM, yaitu:
Gambar 2.4 Ranah STM
Aplikasi
Kreativitas
Konsep
Proses
Sikap
Keterkaitan
Pandangan Dunia
Siswa Pandangan Dunia
Masyarakat
28
a. Ranah konsep meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum (prinsip-
prinsip), serta teori dan hipotesis yang digunakan oleh para saintis. Dapat
juga disebut ranah pengetahuan ilmiah/sains.
b. Ranah proses meliputi hal-hal yang berhubungan dengan cara
memperoleh ilmu atau produk sains, seperti melakukan observasi.
c. Ranah kreativitas meliputi kombinasi obyek dan ide atau gagasan dengan
cara yang baru, menyelesaikan masalah, mendisain alat.
d. Ranah sikap meliputi sikap positif terhadap ilmu dan para ilmuwan. Serta
pengembangan sikap positif terhadap guru-guru dan pelajaran sains di
sekolah, kepercayaan diri, motivasi, kepekaan, membuat keputusan-
keputusan tentang isu-isu lingkungan dan sosial.
e. Ranah aplikasi dan keterkaitan meliputi menunjukkan contoh-contoh
konsep-konsep ilmiah dalam kehidupan, menerapkan konsep-konsep
sains dalam kehidupan.
Berdasarkan ranah STM, maka penggunaan pembelajaran sains dengan
menggunakan STM diharapkan akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
a. Ranah Pengetahuan
1) Siswa meihat pengetahuan sebagai hal yang berguna bagi dirinya
sendiri
2) Siswa yang belajar melalui pengelaman yang diendapkan dalam aktu
yang cukup lama dan sering dapat menghubungkannya kepada situasi
baru.
b. Ranah Sikap
1) Minat siswa meningkat dalam pembelajaran
2) Siswa menjadi lebih ingin mengetahui tentang segala yang ada di
dunia
3) Siswa memandang guru sebagai fasilitator
4) Siswa memandang sains sebagai suatu cara untuk menangani masalah
c. Ranah Proses
1) Siswa melihat proses sains sebagai keterampilan yang dapat mereka
gunakan
29
2) Siswa melihat proses keterampilan yang mereka butuhkan untuk
menyempurnakan dan mengembangkannya menjadi lebih mantap
untuk kepentingan mereka sendiri
3) Siswa siap melihat hubungan proses sains kepaada aksi mereka sendiri
4) Siswa melihat proses sains sebagai bagian yang vitas dari apa yang
mereka lakukan dalam pelajaran sains
d. Ranah Kreativitas
1) Siswa lebih banyak bertanya
2) Siswa sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan unik yang memacu
minat mereka dan guru
3) Siswa terampil dalam mengajukan sebab dan akibat dari hasil
pengamatannya
4) Siswa penuh dengan ide-ide murni
e. Ranah Aplikasi dan Keterkaitan
1) Siswa dapat menghubungkan studi sains mereka dengan kehidupan
sehari-hari
2) Siswa terlibat dalam pemecahan isu-isu sosial
3) Siswa mencari informasi dan menggunakannya
4) Siswa turut terlibat dalam perkembangan teknologi serta
menggunakannya untuk kepentingan dan relevansi dari konsep-konsep
sains (Zulfiani, dkk. 2009, hal. 127-128).
5. Tahapan Model Sains Teknologi Masyarakat
Berdasarkan penelitian, Poedjiadi mendeskripsikan suatu hal yang
tidak boleh diabaikan adalah adanya pemantapan konsep yang menuntut
kejelian guru, untuk mencegas miskonsepsi. Untuk itu, pendekatan sains
teknologi masyarakat telah dapat disebut sebagai model sains teknologi
masyarakat pada Gambar 2.5 berikut (Poedjiadi, 2010, hal. 126).
30
Gambar 2.5 Tahapan Model Sains Teknologi Masyarakat
D. Pengembangan Buku Suplemen Berbasis STM
Seperti sudah di jelaskan, buku suplemen merupakan buku pelajaran
yang dapat memperkaya wawasan pembacanya dan digunakan untuk
melengkapi materi pembelajaran. Materi yang dikaji didalamnya mengandung
lima ranah yang terdapat di STM (ranah konsep; ranah sikap; ranah proses;
ranah kreativitas; ranah aplikasi dan keterkaitan). Pembuatan buku suplemen
berbasis STM menggunakan langkah-langkah pengembangan buku menurut
Warsita yang terdiri atas tahap perancangan, produksi, dan evaluasi dengan
mengintegrasikan ranah STM.
Pendahuluan:
Inisiasi/Invitasi/Apersepsi/
Eksplorasi terhadap siswa
Pembentukan/
Pengembangan
konsep
Aplikasi konsep
dalam kehidupan:
Penyelesaian masalah atau
analisis isu
Pemantapan
konsep
Penilaian
Isu atau
masalah
Pemantapan
konsep
Pemantapan
konsep
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5
31
E. Kimia Polimer
Kimia polimer adalah salah satu materi pada mata pelajaran kimia.
Menurut Permendikbud No. 69, Tahun 2013, Kompetensi Dasar yang harus
dicapai pada materi kimia polimer adalah:
Tabel 2.6 Kompetensi Dasar Kimia Polimer
Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan penggolongan
makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein).
4.9 Menalar dan menganalisis struktur, tata nama, sifat dan kegunaan
makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein)
1. Pengertian Polimer
Polimer adalah molekul besar (makromolekul) berantai panjang hasil
penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer). Monomer yang
dapat membentuk polimer adalah molekul yang memiliki ikatan rangkap
atau yang mempunyai gugus fungsi tertentu (Kitti, 2014, hal. 203).
2. Penggolongan Polimer
Penggolongan polimer memberikan kemudahan kepada kita untuk
lebih mudah mengenal jenis polimer apa yang ada dan kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
a. Berdasarkan Asal
Jika digolongkan berdasarkan asalnya, polimer dibedakan menjadi
dua macam yaitu polimer alam dan polimer sintetik. Polimer alam
adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup
(manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan). Contohnya karbohidrat,
protein, asam nuklet, dan getah karet. Polimer sintetik adalah polimer
yang dibuat oleh manusia di dalam laboratorium atau industri.
Contohnya karet sintetis, serat sintetis, orlon, dan plastik (Kitti, 2014,
hal. 203).
32
b. Berdasarkan Reaksi Polimerisasi
Berdasarkan reaksi pembentukannya, polimer dibedakan menjadi
dua cara yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Reaksi
pembentukan polimer disebut polimerisasi.
Polimerisasi adisi disebut juga polimer rantai-tumbuh, dibuat dari
satu unit monomer yang dihubungkan dengan unit monomer lain
dengan cara berulang-ulang. Polimer adisi mempertahankan semua
atom dari unit monomernya (Hart, 2003, hal. 433-434).
Contoh: polietilena, polipropilena, polivinil klorida, teflon,
poliisoprena.
1) Polimerisasi adisi radikal bebas
CH2 = CH – CH2CH – CH2CH – CH2CH –
L = H, alkil, aril, gugus pendonasi-elektron, gugus penarik-elektron.
2) Polimerisasi adisi kationik
R+ + H2C = CH RCH2 – CH
RCH2 – CH – CH2 – CH dst...
L = gugus penstabil karbokation (alkil, Ph)
3) Polimerisasi adisi anionik
R– + H2C = CH RCH2 – CH
RCH2 – CH – CH2 – CH dst...
(Hart, 2003, hal. 456-457)
L
inisiator
radikal L L L n
monomer vinil polimer vinil
L L
+
H2C=CH
L
+
L L
L
..
– H2C=CH
L
..
– L
L L
33
Polimerisasi kondensasi adalah reaksi antara dua jenis gugus fungsi,
dengan melepas beberapa molekul kecil, seperti air. Beberapa atom
lepas sebagai molekul kecil yang tereleminasi (Hart, 2003, hal. 434).
Contoh: nilon, dakron, bakelit.
Pembuatan dakron
HO2C CO2H
( C CCH2CH2O ) + H2O
c. Berdasarkan jenis monomernya
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibagi atas homopolimer dan
kopolimer.
Homopolimer terbentuk dari monomer-monomer yang sejenis.
M + M + ... – [M – M – M – M] –
Monomer Polimer
Kopolimer melibatkan dua atau lebih monomer sehingga menghasilkan
rantai yang memiliki sifat beragam.
Jenis kopolimer
1) Kopolimer berselang-seling.
– A – B – A – B – A – B – A – B – A – B –
2) Kompolimer statistik: memiliki urutan monomer sesuai dengan
kaidah statistik yaitu acak atau sering disebut random copolymer.
– A – B – B – B – A – B – A – B – A – A –
3) Kopolimer blok: memiliki dua (A dan B) atau polimer triblock (A,
B, dan C) dimana homopolimer terikat secara kovalen.
– B – B – B – B – B – A – A – A – A – A –
4) Kopolimer cangkok: memiliki rantai samping dengan komposisi
berbeda dengan rantai utama. polimerisasi cangkong dapat terjadi
melalui dua metode yaitu radikal bebas dan ion. Peran inisiator
dalam reaksi sangat penting, karena dapat menentukan metode yang
akan digunakan untuk proses pencangkokan (Firdaus, 2013, hal. 13-
14).
– A – A – A – A – A – A – A – A – A – A –
+ HOCH2CH2OH
Dakron
O O
– B – B – B B – B – B–
34
d. Berdasarkan sifatnya terhadap pemanasan
Berdasarkan sifatnya terhadap pemanasan, polimer dibagi atas polimer
termoplastik dan polimer termoseting.
Polimer termoplastik adalah polimer yang menjadi lunak apabila
dipanaskan dan mengeras apabila didinginkan, jika dipanaskan lagi,
bahan akan menjadi lunak dan dapat dicetak sesuai bentuk atau berbeda
bentuk.
Polimer termoseting adalah polimer yang tahan panas. Apabila polimer
jenis ini di panaskan, maka tidak dapat meleleh sehingga tidak dapat
dibentuk ulang kembali. Proses pengerasan yang tetap ini disebut
curing (Schwarz, 2005, hal. 76).
3. Kegunaan Polimer
Disekeliling kita banyak sekali peralatan-peralatan yang terbuat dari
polimer yang dibuat dengan bantuan teknologi. Pada Tabel 2.7 diuraikan
secara singkat jenis-jenis polimer beserta kegunaannya.
Tabel 2.7 Jenis Polimer dan Kegunaannya
No. Jenis Polimer Monomer Kegunaan
1. Polietena
(polietilena)
Etena (etilena) Botol susu, botol atau kemasan
deterjen, kemasan margarin,
pipa air, dan kotak pembungkus
televisi, pembungkus makanan,
kantung belanja, dan kantung
sampah, mainan, tutup botol,
minuman, kontainer, dan ember.
2. Polipropilena Propena
(propilena)
Kursi plastik, tali tambang,
rumput sintetik, dan material
sejenisnya, yang paling utama,
bahan ini adalah plastik yang
paling aman digunakan sebagai
pengemas makanan dan
minuman.
3. Politetrafluoro
etena (teflon)
Trafluoro
etena
Pelapis panci anti lengket dan
reaktor (gasket).
4. Polivinil
klorida (PVC)
Vinil klorida Pipa (paralon), pakaian, kabel
listrik, mainan, komponen
kendaraan, kantong plastik,
35
No. Jenis Polimer Monomer Kegunaan
bangunan dan bahan kontrusi.
5. Polistirena Stirena Pembuatan styrofoam, kemasan
makanan, lapisan peredam panas
(isolasi), dan pengepakan
barang-barang elektronik atau
barang pecah belah.
6. Karet sintetis
Neoprena
Stirena
Butadiena
Rubber
(SBR)
2-kloro-
1,3,butadiena
Stirena dan
butadiena
Selang
Ban kendaraan bermotor
7. Karet alam
(poliisoprena)
2-metil-1,3-
butadiena.
Disebut juga lateks.
8. Bakelit Fenol dan
formaldehida
Peralatan listrik.
9. Polimetanal Metanal Ketel listrik.
10. Nilon Senyawa yang
meliki gugus
karboksil dan
gugus amina
Tas, parasut, jaket, benang
penguat ban kendaraan, tali atau
tambang, dan jaring.
(Kitti, 2014, hal. 207-209)
Untuk menanggulangi kerusakan lingkungan akibat limbah polimer, maka
ditemukan beberapa cara untuk menanggulanginya, yaitu:
a. Batako Styrofoam
Limbah styrofoam yang menjadi salah satu penyebab banjir, bisa dijadikan
sebagai bahan tambahan pembuatan batako. Selain sifatnya yang kuat,
batako styrofoam dapat meredam suara dan getaran. Pembuatan batako
styrofoam ini cukup sederhana. Bahan yang digunakan terdiri dari styrofoam
yang telah dihaluskan 50%, pasir 40%, dan semen 10% diaduk setelah itu
dicetak dengan menggunakan cetakan batako (Bisnis UKM, 2014). Batako
styrofoam ini memiliki berat satuan sekitar 13-16 kg/m3 jauh lebih ringan
dibandingkan dengan batako pasir atau tanah liat yaitu sekitar 1500 kg/m3-
1700 kg/m3. Kerapatan batako styrofoam dapat diatur dengan mengatur
jumlah campuran styrofoam dalam batako. Semakin banyak styrofoam yang
digunakan maka batako ringan yang dihasilkan akan memiliki kerapatan
36
yang lebih kecil dan kuat tekan batako ringan yang diperoleh tentunya akan
lebih rendah dan hal ini harus disesuaikan dengan kegunaan batako seperti
untuk struktur ringan atau hanya untuk dinding pemisah (Simbolon, 2009,
hal. 23-24).
b. Limbah Plastik Jadi BBM
Proses pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak meliputi
beberapa tahap yaitu: Proses pirolisis adalah proses pembakaran sampah
(limbah plastik) tanpa O2 di dalam reaktor dengan dialiri gas nitrogen.
Sampah plastik ini harus dalam keadaan kering (Ermawati, 2011, hal. 259).
Kemudian sampah plastik dipanaskan pada suhu 200-500oC sehingga
berubah menjadi uap gas atau disebut proses perengkahan. Selanjutnya uap
gas dikondensasikan menjadi cair. Tetesan BBM yang dihasilkan akan
terjadi setelah reaktor dipanaskan sekitar 40 menit. Teknologi ini dapat
dikatakan ramah lingkungan sebab produk akhirnya menghasilkan CO2 dan
H2O. Sebanyak 8 kg sampah plastik dapat menghasilkan 5-8 liter BBM
yang terdiri dari premium, solar, dan minyak anah. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dari pengubahan limbah plastik menjadi BBM ini, diharapkan
warga Indonesia akan berpikir berkali-kali jika membuang sampah plastik
begitu saja padahal dari sampah plastik tersebut dapat menyelamatkan
ketersediaan bahan bakar untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
F. Penelitian Relavan
Beberapa penelitian relevan dengan penelitian ini telah banyak dilakukan
diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari (2014, hal. 462) dengan
judul “Pengembangan Buku Suplemen IPA Terpadu dengan Tema
Pendengaran kelas VIII”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku suplemen
IPA terpadu dengan tema pendengaran dinyatakan valid yang memenuhi
kriteria materi, penyajian, bahasa dan grafika, termasuk dalam kriteria praktis
dan ketuntasan klasikal siswa sebesar 97% yang menunjukkan bahwa buku
suplemen efektif dijadikan sebagai pendamping buku teks utama.
37
Penelitian juga dilakukan oleh Riyanto (2013, hal. 27) dengan judul
“Pengembangan Buku Pengayaan Keterampilan Membaca Bahasa Indonesia
yang Bermuatan Nilai Kewirausahaan”. Berdasarkan hasil penilaian ahli dan
uji efektivitas buku pengayaan yang dikembangkan ini memberikan penilaian
baik dan layak digunakan sebagai sarana pembelajaran dalam meningkatkan
keterampilan membaca dan jiwa kewirausahaan.
Sejalan dengan penelitian Kurniasari dan Riyanto, Zarlaida Fitri (2013,
hal. 41) dengan penelitian yang berjudul “Penerapan Pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat (STM) pada Materi Koloid di Man Kuta Baro Aceh
Besar”, Setelah dilakukan pengumpulan data dengan cara observasi, tes
tertulis, dan angket maka di peroleh hasil yaitu aktivitas siswa meningkat, hasil
belajar siswa tuntas secara klasikal dan tanggapan positif dari siswa terhadap
penerapan pendekatan STM.
Penelitian dilakukan juga oleh Annisah Aynun Najid (2015, hal 97)
yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal
Kota Tangerang”. Proses penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu
persiapan, pengembangan, dan evaluasi. Hasil uji coba penelitian diperoleh
skor kelayakan buku sebesar 80.24 yang bermakna bahwa buku layak dengan
kriteria baik. Persentase rata-rata tiap aspek, yaitu 85% aspek materi, 78,3%
penyajian, 79,4% bahasa, dan 77,2% aspek garfika.
Penelitian juga dilakukan oleh Nuray Yörük yang berjudul “The Effects
Of Science, Technology, Society, Environment (STSE) Interactions on
Teaching Chemistry”. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
analisis menggunakan SPSS, diperoleh hasil yang baik setelah di lakukan post
test, yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode SETS dapat
meningkatkan hasil pembelajaran siswa baik dalam menghubungkan
pengetahuan yang diperoleh dengan lingkungan dan penerapan di masyarakat.
Serta penerapan metode SETS ini dapat dikembangkan di lembaga pendidikan
di berbagai negara agar mencetak generasi penerus bangsa yang memiliki SDM
yang berkualitas (Yörük, 2010, hal. 1417).
38
Selain itu, Vany Fahreza Hervici melakukan penelitian yang berjudul
“Pengembangan Modul Kimia Polimer Berbasis Kontekstual Sebagai Sumber
Belajar Mandiri Peserta Didik SMA/MA Kelas XII Semester 2”. Berdasarkan
penilaian dari 3 orang guru kimia mendapatkan skor 99 dengan persentase
keidealan 90% atau dengan kategori Baik (B). Resom 10 orang peserta didik
diperoleh skor 19,6 dengan persentase keidealan sebesar 98% atau dengan
kategori Sangat Baik (SB) (Hervici, 2013, hal. 80-81 ).
G. Kerangka Berpikir
Sampai saat ini, salah satu masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan
adalah siswa kurang menerapkan konsep yang mereka pelajari untuk
mempermudah pekerjaan atau mencukupi kebutuhan masyarakat yang berada
di dekatnya melalui teknologi yang dapat mereka buat atau kembangkan.
Begitu juga pada materi kimia polimer, guru hanya menjelaskan mengenai
konsep hafalan, tanpa mengaitkan contoh dan kegunaan polimer dalam
kehidupan sehari-hari. Terbukti dengan kurangnya pemahaman peserta didik
tentang kegunaan dan bahaya dari penggunaan kemasan pangan plastik yang
digunakan secara tidak tepat serta cara untuk mendaur ulang setelah
pemakaiannya sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan maupun
lingkungan. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya implementasi
pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) di sekolah-sekolah.
Pembelajaran STM memiliki beberapa ranah yang harus diperhatikan agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai dan potensi siswa dapat dikembangkan.
Untuk memenuhi hal tersebut dapat ditinjau melalui media pembelajaran, salah
satunya adalah buku. Buku yang dibutuhkan dalam pembelajaran adalah buku
yang menguraikan materi secara luas dan mendalam yang mengandung ranah-
ranah STM sehingga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran.
Pembuatan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat ini
mencakup ranah konsep, ranah proses, ranah kreativitas, ranah sikap, ranah
aplikasi dan konsep. Pengembangan buku suplemen dilakukan melalui 3 tahap,
yaitu pertama, tahap perancangan yang bertujuan untuk menentukan desain
39
buku suplemen yang terdiri atas analisis KI/KD dan analisis indikator buku
suplemen. Kedua, tahap produk yang bertujuan untuk menghasilkan buku
suplemen yang sudah valid. Ketiga, tahap evaluasi yaitu untuk mengetahui
respon siswa terhadap buku suplemen kimia berbasis STM pada materi kimia
polimer.
Realitas
Pendidikan
Peserta didik belum bisa
mengaitkan konsep yang
telah dipelajari dengan
pemanfaatan teknologi dan
masyarakat
Kebutuhan buku suplemen
sebagai bahan ajar berbasis
sains teknologi masyarakat
pada materi kimia polimer
Sains Teknologi
Masyarakat
(STM)
Tahap perancangan buku
suplemen
Kimia
Polimer
Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar
Menyusun buku suplemen
kimia berbasis STM T
idak
vali
d
Teori-
teori STM
Uji coba buku suplemen
validasi
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir
Analisis dan
kesimpulan
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian (proses perancangan – evaluasi) dilakukan pada bulan Mei
2015-Februari 2016. Uji coba penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3
Karawang kelas XII MIA 4 semester 2 tahun ajaran 2015-2016.
B. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Pada metode ini, data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar,
perilaku tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik tetapi
dalam bentuk kualitatif yang memilliki arti lebih kaya dari sekedar angka
(Margono, 2013, hal. 39). Penelitian deskriptif kualitatif lebih menekankan
pada karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan (Sukmadinata, 2012,
hlm.73), serta menurut Best (dalam Darmadi, 2011, hlm 145) menyatakan
bahwa penelitian deskriptif kualitatif dalam menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai apa adanya, tanpa adanya kontrol dan manipulasi
variabel penelitian. Hal yang akan dideskripsikan pada penelitian ini adalah
proses pengembangan buku suplemen.
C. Objek dan Subjek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah buku suplemen berbasis sains teknologi
masyarakat pada materi kimia polimer. Subjek penelitian yaitu:
1. Validasi oleh 3 orang dosen kimia sebagai ahli yang memvalidasi buku
suplemen kimia dan instrumen angket respon.
2. Guru mata pelajaran kimia sebanyak 3 orang di SMA Negeri 3 Karawang
yang memberikan respon pada tahap evaluasi.
3. Siswa kelas XII MIA 4 sebanyak 41 orang di SMA Negeri 3 Karawang
yang memberikan respon pada tahap evaluasi.
40
41
D. Desain Penelitian
Pengembangan buku suplemen ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Perencanaan, terdiri atas:
a. Analisis Kebutuhan
Tahap analisis kebutuhan dilakukan di awal penelitian untuk
mencari informasi agar masalah yang sedang diteliti memiliki
kedudukan yang jelas (Arikunto, 2013, hlm. 63). Hal yang dilakukan
pada tahap ini adalah
1) Wawancara
Wawancara pada enam orang guru bidang studi kimia. Tujuannya
untuk mengetahui ketersediaan dan pemanfaatan buku suplemen di
sekolah, mengetahui informasi mengenai karateristik belajar siswa,
serta penggunaan model sains teknologi masyarakat pada
pembelajaran.
2) Analisis Buku Suplemen
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik buku suplemen
menurut Pusat Perbukuan (2008, hal. 64-83) sehingga dijadikan
acuan untuk membuat buku suplemen berbasis sains teknologi
masyarakat yang dikembangkan.
b. Analisis Kompetensi Dasar
Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi
yang dijadikan standar secara nasional. Tujuannya untuk
mengetahui indikator yang harus dicapai dalam pembelajaran
dalam kurikulum 2013, Kompetensi Dasar yang digunakan adalah
KD 3.9 menganalisis struktur, tata nama, sifat dan penggolongan
makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein) dan KD 4.9
menalar dan menganalisis struktur, tata nama, sifat dan kegunaan
makromolekul (polimer, karbohidrat, dan protein). Dalam
penelitian ini, akan fokus pada materi polimer.
42
c. Pemilihan Materi
Setelah melakukan analisis kebutuhan dan analisis kompetensi
dasar, didapatkan materi yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai buku suplemen sesuai dengan kurikulum yang berlaku, yaitu
materi kimia polimer karena pada materi ini banyak konsep yang hanya
menitikberatkan hapalan konsep padahal banyak pengetahuan dari
materi kimia polimer ini yang dapat digunakan untuk mengurangi
masalah dalam kehidupan siswa dan masyarakat disekitarnya.
d. Penentuan Indikator Umum
Pada tahap ini indikator umum yang ditentukan mengacu pada
Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar yang sudah ada. Indikator
umum ini digunakan sebagai acuan minimal yang harus dicapai untuk
membuat indikator pembelajaran pada buku suplemen
e. Penentuan Indikator Pembelajaran pada Buku Suplemen Berbasis Sains
Teknologi Masyarakat (STM)
Indikator pembelajaran dikembangkan dari indikator umum yang
diperoleh dari analisis kompetensi dasar. Sehingga indikator
pembelajaran ini dijadikan acuan untuk menentukan materi yang
dimuat dalam buku suplemen.
f. Penentuan Materi pada Buku Suplemen Berbasis Sains Teknologi
Masyarakat (STM)
Pada tahap ini menentukan indikator buku suplemen yang
mengintegrasikan pada karakteristik buku suplemen menurut pedoman
penulisan buku nonteks dan ranah STM yang terdiri atas ranah
pengetahuan, proses, kreativitas, sikap, aplikasi dan keterkaitan. Dalam
pengembangan indikator buku suplemen kimia meliputi kompetensi
dasar, indikator umum, indikator pembelajaran pada buku suplemen,
materi buku, tahapan dan ranah STM, sumber/referensi.
g. Penentuan Desain Buku Suplemen
Tujuannya adalah untuk pemetaan terhadap ruang lingkup dan
urutan materi buku suplemen yang dikembangkan. Variabel yang
43
terdapat dalam desain buku meliputi ukuran kertas, orientasi kertas,
margin kertas, jenis huruf, ukuran huruf, penomoran, tata letak, ilustrasi
(tabel, gambar, grafik), warna (huruf, background, gambar). Serta
menentukan prioritas penulisan yang dimasukkan dalam buku
suplemen. Tahap ini juga dilakukan pengumpulan materi, pengumpulan
isu atau berita yang sedang menjadi pembicaraan dimasyarakat, dan
gambar yang memperjelas isi untuk dimasukkan ke dalam buku
suplemen sesuai dengan kebutuhan indikator pembelajaran pada buku
suplemen.
2. Tahap Produksi
a. Penyusunan Buku Suplemen
Penyusunan materi, isu/berita, dan gambar-gambar untuk dijadikan
buku suplemen mengacu pada indikator buku suplemen kimia berbasis
STM yang telah ditentukan sebelumnya dan dikaitkan dengan desain
buku suplemen yang penyusunan bukunya mengikuti aturan panduan
penyusunan buku nonteks pelajaran menurut Pusat Perbukuan (2008,
hal. 64-83) sehingga dihasilkan produk awal buku suplemen kimia yang
terdiri atas 8 bab. Selain penyusunan buku suplemen, pada tahap ini
juga peneliti membuat angket respon untuk guru dan siswa.
b. Penyelesaian
Pada tahap ini terdapat tahap validasi buku suplemen dengan
menggunakan lembar validasi buku suplemen oleh 3 orang ahli, yaitu
2 orang ahli dosen kimia dan 1 orang ahli dosen pendidikan kimia.
Aspek yang di validasi mencakup kesesuaian dengan KI/KD materi
kimia plimer, model sains teknologi masyarakat (STM), kebahasaan,
penyajian, dan kegrafisan yang mengadopsi dari penilaian Pusat
Kurikulum dan Perbukuan 2014. Instrumen yang dibuat berupa angket
respon guru dan siswa yang divalidasi oleh 3 orang ahli. Saran yang
didapat selama validasi, peneliti ikuti untuk menghasilkan buku
suplemen kimia yang baik/layak.
44
3. Tahap Evaluasi
1) Uji coba terbatas
Setelah buku suplemen divalidasi maka di lakukan uji coba
terbatas kepada 3 orang guru mata pelajaran kimia dan 41 orang siswa
kelas XII MIA 4 SMA Negeri 3 Karawang. Responden (guru dan
siswa) diminta untuk mengisi angket respon terhadap buku suplemen
setelah membaca buku suplemen kimia berbasis sains teknologi
masyarakat pada materi kimia polimer.
2) Analisis Data
Data validator yang telah di isi oleh tiga orang validator, angket
guru yang diisi oleh tiga orang guru, dan angket siswa, selanjutnya
diolah dan dianalisis untuk melihat gambaran mengenai buku
suplemen kimia berbasis STM yang telah digunakan.
3) Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data maka akan menghasilkan suatu
kesimpulan yang menyatakan kualitas dari buku suplemen yang telah
dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik, baik, atau tidak
layak.
Bagan Desain Penelitian
Perancangan Produksi Evaluasi
Analisis kebutuhan
Pemilihan materi
Analisis Kompetesi Inti dan Kompetensi Dasar
Wawancara guru
kimia
Penentuan indikator pembelajaran buku suplemen
berbasis STM
Penyusunan
buku suplemen
Melakukan
validasi angket
respon
Tidak Valid
Buku Suplemen Kimia Berbasis STM
pada Materi Kimia Polimer
Uji Coba
Analisis data
Kesimpulan
Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian (Warsita, 2008)
Penentuan materi dengan mengintegrasikan ranah STM
Mengisi angket
respon
Penentuan indikator umum
Penentuan desain buku suplemen berbasis STM
Penyusunan
angket respon
Melakukan
validasi buku
Suplemen
45
Analisis buku
suplemen
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dibuat untuk wawancara guru mata pelajaran
kimia. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran permasalahan
yang lebih lengkap, sehingga peneliti dapat menggunakan wawancara tidak
terstruktur. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui
data yang akan diperoleh secara pasti, sehingga peneliti mendengarkan
banyak hal yang diceritakan oleh responden. Berdasarkan jawaban
responden itulah, maka peneliti dapat mengajukan pertanyaan berikutnya
secara lebih terarah dan sesuai tujuan (Sugiyono, 2013, hal. 198). Pedoman
wawancara berisi tentang buku suplemen dan sains teknoogi masyarakat.
Tabel 3.1 Indikator Wawancara
No Indikator Wawancara
1. Bahan ajar apa yang digunakan untuk mata pelajaran kimia di
sekolah beserta sumber buku.
2. Alasan pemilihan bahan ajar.
3. Apakah bahan ajar yang ada/digunakan sudah memenuhi
pengembangan kognitif dari segi pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, evaluasi, dan kreasi.
4. Kelebihan dan kekurangan bahan ajar yang digunakan.
Pemahaman siswa terhadap materi kimia polimer pada buku yang
digunakan.
5. Dalam pembelajaran memberikan fenomena atau masalah yang
terjadi dalam masyarakat dan contohnya.
6. Mengembangkan bahan ajar sendiri.
7. Penggunaan buku suplemen dalam menambah wawasan.
8. Tanggapan mengenai buku suplemen dan kebutuhan buku dalam
pembelajaran.
9. Buku suplemen yang baik.
2. Studi Dokumen
Studi dokumen ketersediaan buku suplemen digunakan sebagai
analisis kebutuhan buku suplemen di sekolah. Berisi tentang data
ketersedian bahan ajar yang terdiri atas nama sekolah yang berada di
Karawang, buku teks yang digunakan, buku suplemen yang digunakan.
46
47
3. Lembar Validasi
Lembar validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
validasi buku suplemen kimia berbasis STM yang digunakan untuk
mengetahui layak atau tidaknya buku suplemen berbasis STM ini
digunakan. Lembar validasi ini akan dinilai oleh 3 orang ahli dengan
menggunakan skala Guttman sehingga data yang diperoleh dapat berupa
data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif) dengan alternatif jawaban
ya atau tidak. Lembar penilaian ini mengacu pada indikator yang diadopsi
dari Instrumen B1 penilaian buku suplemen pengetahuan (Pusat Perbukuan,
2014, hlm. 1-4), yaitu mencakup aspek kelayakan isi, kebahasaan, dan
grafis. Kisi-kisi lembar validasi dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut dan
selengkapnya terdapat dalam Lampiran 8 halaman 263.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Lembar Validasi
No Aspek Indikator Nomor
Pernyataan
1
Kelayakan Isi
Kesesuaian dengan KD 1
2 Kesesuaian substansi materi 2
3 Kesesuaian dengan ranah konsep. 3
4 Kesesuaian dengan ranah proses. 4
5 Kesesuaian dengan ranah sikap. 5
6 Kesesuaian dengan ranah
kreativitas. 6
7 Kesesuaian dengan ranah aplikasi. 7
8
Penyajian
Penyajian materi runtut, bersistem,
lugas, mudah dipahami. 8
9 Penyajian materi mengembangkan
sikap spiritual dan sosial 9
10
Penyajian materi mengembangkan
pengetahuan dan menumbuhkan
motivasi untuk berpikir lebih jauh.
10
11
Penyajian materi mengembangkan
keterampilan, dan memotivasi
untuk berkreasi dan berinovasi.
11
12 Bahasa
Bahasa yang digunakan etis, estetis,
komunikatif dan fungsional, sesuai
dengan sasaran pembaca.
12
13 Bahasa (ejaan, tanda baca, 13
48
No Aspek Indikator Nomor
Pernyataan
kosakata, kalimat, dan paragraf)
sesuai dengan kaidah dan istilah
yang digunakan baku.
14
Grafika
Ilustrasi pada kulit buku mewakili
isi. 14
15 Jenis huruf pada kulit buku
memiliki keterbacaan tinggi 15
16
Kulit buku memiliki daya tarik bagi
pembaca sasaran untuk membaca isi
buku.
16
17
Kulit buku memiliki komposisi
seimbang dan harmonis antara kulit
depan, punggung dan belakang.
17
18 Tata letak konsisten dan sesuai
antara cover dengan isi buku. 18
19 Jenis, ukuran huruf, dan penomoran
pada seluruh isi buku konsisten. 19
20 Ilustrasi sesuai dengan pembaca
sasaran dan memperjelas isi. 20
(Pusat Perbukuan, 2014, hal. 1-4)
4. Angket Respon
Setelah buku suplemen kimia berbasis STM divalidasi, maka buku
suplemen tersebut diberi tanggapan oleh guru bidang studi kimia dan siswa
yang diisi setelah buku suplemen dibaca dan dipahami. Instrumen yang
digunakan adalah angket respon dengan menggunakan skala rating scale
(skala 4) dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju,
tidak setuju. Seperti halnya lembar validasi, lembar angket ini mengadopsi
dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan yaitu mencakup aspek kelayakan isi,
kebahasaan, dan grafis. Kisi-kisi angket respon dapat dilihat pada Tabel 3.3
dan 3.4 berikut dan selengkapnya terdapat pada Lampiran 11 halaman 382.
49
a. Angket Respon Guru
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Guru
No Aspek Indikator Nomor
Pernyataan
1
Kelayakan Isi
Kesesuaian materi dengan
KD.
1
2 Manfaat untuk menambah
wawasan pembaca.
2
3 Kesesuaian materi dengan
ilmu pengetahuan, teknologi,
dan masyarakat.
3, 4, 5, 6, 7,
8.
4
Sajian
Penyajian materi 9,10
5 Kelangkapan informasi 11
6 Pemberian motivasi 12, 13, 14.
7
Bahasa
Penulisan sesuai dengan
kaidah EYD.
15
8 Bahasa yang digunakan
sesuai dengan sasaran
pembaca.
16
9 Bahasa yang digunakan
dalam buku suplemen mudah
dipahami.
17
10
Grafika
Kesesuaian kulit buku 18, 19, 20
11 Kesesuaian layout/tata letak 22
12 Penggunaan font (ukuran dan
huruf), spasi, dan penomoran)
23, 25
13 Kesesuaian ilustrasi, grafis,
gambar, dan foto
21, 24, 26,
27, 28
(Pusat Perbukuan, 2014, hal. 1-4)
b. Angket Respon Siswa
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Respon Siswa
No Aspek Indikator Nomor
Pernyataan
1
Kelayakan Isi
Kesesuaian materi dengan
kondisi di kehidupan sehari-
hari.
1
2 Manfaat untuk menambah
wawasan pembaca.
2
3 Manfaat untuk penyelesaian
masalah dalam kehidupan
3, 5
4 Menunjang/ dapat dipakai
dalam pembelajaran
4
50
No Aspek Indikator Nomor
Pernyataan
5
Sajian
Penyajian materi 6, 7, 8
6 Kelangkapan informasi 9
7 Pemberian motivasi 10, 11
8
Bahasa
Penulisan sesuai dengan
kaidah EYD.
12
9 Bahasa yang digunakan
sesuai dengan sasaran
pembaca.
13
10 Bahasa yang digunakan
dalam buku suplemen mudah
dipahami.
14
11
Grafika
Kesesuaian kulit buku 15, 16, 17
12 Kesesuaian layout/tata letak 19
13 Penggunaan font (ukuran dan
huruf), spasi, dan penomoran)
20, 22
14 Kesesuaian ilustrasi, grafis,
gambar, dan foto
18, 21, 23,
24, 25
(Pusat Perbukuan, 2014, hal. 1-4)
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data
No Data Teknik Pengumpulan Data
1. Analisis kebutuhan. a. Wawancara tidak terstruktur
dengan guru mata pelajaran
kimia.
b. Daftar ketersediaan bahan ajar
dan buku suplemen di sekolah.
2. Penilaian buku suplemen kimia
yang dikembangkan.
Lembar validasi yang diisi oleh
tiga orang validator ahli.
3. Respon guru dan siswa terhadap
buku suplemen yang
dikembangkan.
Lembar angket respon kepada 3
orang guru bidang studi kimia dan
41 siswa setelah mempelajari
buku suplemen kimia yang
dikembangkan.
51
G. Teknik Pengolahan Data
1. Data Lembar Validasi
Data lembar validasi menggunakan angket skala Guttman. Penelitian ini
menggunakan skala Guttman karena untuk mendapatkan jawaban jelas
(tegas) dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang dinyatakan. Skala
Guttman memiliki dua alternatif jawaban yaitu Ya dan Tidak. Jawaban
respon berupa skor tertinggi bernilai satu dan skor terendah bernilai nol
(Riduwan, 2010, hal. 43).
Tabel 3.6 Kriteria Penskoran Skala Guttman
No Alternatif Jawaban Skor
1. Ya 1
2. Tidak 0
2. Data Angket Respon
Angket respon guru dan siswa yang dianalisis menggunakan skala
rating scale. Skala rating scale dapat dikatakan nilai yang memberikan
responden terhadap nilai kebaikan sesuatu, keunggulan, kemanfaatan atau
sejenisnya (Ali, 2010, hal. 301). Bentuk rating scale lebih fleksibel, tidak
terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi
responden terhadap gejala/fenomena lainnya (Riduwan, 2010, hal 46).
Skala rating scale data yang diperoleh adalah data mentah yang diperoleh
berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif (Sugiyono,
2013, hal. 141). Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan
yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut, misalkan:
Tabel 3.7 Kriteria Penskoran Skala Rating Scale
No. Pilihan Jawaban Keterangan
1 4 Sangat Setuju
2 3 Setuju
3 2 Kurang Setuju
4 1 Tidak Setuju
Pemilihan empat skala ini dikarenakan ada kelemahan dengan lima
alternatif karena responden cenderung memilih alternatif yang ada ditengah
52
karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir
(Arikunto, 2013, hal. 284).
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan memberi pemaparan gambaran mengenai
situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif sesuai dengan interpretasi dari
hasil analisis data tersebut. Walaupun peneliti mengadakan perhitungan-
perhitungan statistik, maka fungsinya hanya untuk membantu analisis data
kualitatif (Sanjaya, 2013, hal. 65). Data kualitatif merupakan data yang
dinyatakan dalam kata-kata. Perhitungan statistik yang diperoleh ditabulasikan
kemudian dicari presentasinya dan dianalisis menggunakan rumus (Riduwan,
2010, hal. 41):
Persentase =
100 %
Setelah itu, diperhitungkan nilai secara keseluruhan untuk mendapatkan
kesimpulan mengenai kelayakan yang berkenaan dengan semua aspek yang
dinilai pada buku suplemen kimia yang dikembangkan, dengan menggunakan
aturan perhitungan penilaian yang ditabulasikan dengan rumus sebagai berikut
(Pusat Perbukuan, 2014, hal. 4):
Analisis data dilakukan dengan menyederhanakan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca agar data yang telah dikumpulkan dapat dianalisis
sehingga dapat di ambil kesimpulan mengenai buku suplemen kimia berbasis
STM pada materi kimia polimer. Buku dikatakan layak apabila memenuhi
kriteria pada Tabel 3.8 sebagai berikut (Pusat Perbukuan, 2014, hal. 9):
Total Skor Akhir
= (Materi x 40%) + (Penyajian x 30%) + (Bahasa x 20%) + (Grafika x 10%)
53
Tabel 3.8 Total Skor Akhir dan Maknanya
Total Skor Akhir Makna
Skor 85 Layak dengan predikat sangat baik
55 Skor 85 Layak dengan predikat baik
Skor 55 Tidak layak (TL)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini menitikberatkan pada pengembangan produk yang
prosesnya dideskripsikan dan hasilnya diuji cobakan secara terbatas untuk
memperoleh respon guru dan siswa. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, diperoleh data berupa hasil wawancara guru, saran selama penulisan
produk (buku suplemen), validasi serta respon guru dan siswa. Pengembangan
buku suplemen melalui tiga tahap yaitu tahap perancangan, tahap produksi, dan
tahap evaluasi. Berikut ini adalah hasil penelitian berdasarkan tiga tahapan
tersebut.
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilaksanakan dalam lima subtahapan yaitu analisis
kebutuhan, analisis indikator/karakteristik buku suplemen, analisis KD dan
indikator umum, analisis indikator buku suplemen berbasis sains teknologi
masyarakat (STM), validasi indikator buku berbasis sains teknologi
masyarakat, dan desain buku suplemen berbasis STM.
a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Analisis kebutuhan pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan studi dokumen.
1) Wawancara dilakukan kepada 6 orang guru mata pelajaran kimia di
SMAN 1 Karawang, SMAN 2 Karawang, SMAN 3 Karawang,
SMAN 4 Karawang, SMAN 5 Karawang, dan SMK Bhineka.
Adapun hasil wawancara guru ditampilkan dalam tabel 4.1 dan
selengkapnya disajikan dalam Lampiran 1 halaman 113.
Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru
Hasil Wawancara Guru
6 orang guru yang diwawancara menggunakan buku paket sebagai
bahan ajar yang digunakan untuk mata pelajaran kimia di sekolah.
3 orang guru yang menambahkan LKS untuk bahan ajar, 1 orang
guru yang menambahkan alat peraga seperti molymod sebagai
54
55
bahan ajar, dan 1 orang guru juga yang menambahkan internet
untuk bahan ajar siswa.
100% guru menyatakan bahwa jika hanya menggunakan satu
bahan ajar (buku paket) saja dirasa kurang dapat memenuhi
pengembangan kemampuan berpikir siswa serta bahan ajar yang
sudah ada lebih didominasi dengan konsep, contoh di kehidupan
sehari-hari kurang.
Semua guru berpendapat bahwa pemberian fenomena atau
masalah yang terjadi di masyarakat adalah penting dalam
pembelajaran agar siswa merasa lebih dekat dengan kehidupannya
sehari-hari dan lebih mudah menerapkan konsepnya.
4 orang guru menyatakan bahwa buku yang sudah ada terdapat
sedikit contoh dalam kehidupan sehari-hari. 1 orang guru
berpendapat bahasa yang digunakan buku paket yang sulit untuk
dipahami. 1 orang guru berpendapat bahwa materi buku
tergantung gurunya yang mengembangkan.
Dari 6 orang guru, 2 orang guru ada yang belum mengetahui apa
itu buku suplemen.
2 orang guru belum pernah membuat bahan ajar sendiri, hanya
sebatas merangkum dari berbagai buku paket, buku universitas,
dan internet saja. Satu orang membuat LKS, satu orang lainnya
membuat bahan ajar. Dua lainnya tidak ada keterangan.
Belum digunakannya buku suplemen kimia di 6 sekolah di
Karawang.
Buku suplemen yang diharapkan dapat mencakup semua materi,
up to date, menarik minat siswa untuk membacanya, mudah
dimengerti, dan sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari serta
dapat mengungkapkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Selain melalui wawancara, dilakukan pengecekan
ketersediaan buku suplemen sebagai analisis kebutuhan. Lembar
analisis kebutuhan ditampilkan sebagai Lampiran 2 halaman 123.
Hasil analsis ketersediaan buku suplemen disajikan seperti dalam
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Ketersediaan Buku Suplemen Kimia
No Nama Sekolah Ketersediaan Buku
Suplemen
1. SMAN 1 Karawang Tidak ada
2. SMAN 2 Karawang Tidak ada
3. SMAN 3 Karawang Tidak ada
4. SMAN 4 Karawang Tidak ada
5. SMAN 5 Karawang Tidak ada
6. SMK Bhineka Tidak ada
56
2) Analisis Indikator/Karakteristik Buku Suplemen
Pada subtahapan ini, peneliti menganalisis tiga buku suplemen
yang terdapat dipasaran untuk mengetahui komponen yang terdapat
dalam buku suplemen dan mengetahui kesesuaian buku suplemen
dengan kriteria buku suplemen yang terdapat pada pedoman
penulisan buku suplemen menurut pusat perbukuan departemen
pendidikan nasional (Pusat perbukuan, 2008, hlm. 64-83) meliputi
materi buku, instrumen evaluasi, penerbitan buku, keterkaitan
dengan SK/KD, jenis buku suplemen. Buku suplemen yang
dianalisis berjudul PLTN pembangkit listrik tenaga nuklir, keajaiban
air, dan teknologi dalam masyarakat yang ditunjukkan pada Gambar
4.1
(a) (b) (c)
Gambar 4.1 Buku Suplemen yang Dianalisis
Hasil analisis didapatkan bahwa ketiga buku suplemen
tersebut sudah memenuhi karakteristik buku suplemen yang
ditetapkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
dan dapat dijadikan contoh untuk buku suplemen yang akan
penulis kembangkan. Secara rinci hasil analisis indikator ketiga
buku suplemen tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan
selengkapnya disajikan di Lampiran 3 halaman 124.
57
Tabel 4.3 Hasil Analisis Indikator Buku Suplemen.
No Hasil Analisis Indikator Buku Suplemen.
1. Ketiga buku yang dianalisis memuat materi yang dibahas
secara luas dan mendalam sesuai dengan tema pada buku.
2. Tiga buku yang dianalisis tidak terdapat evaluasi dalam
bentuk apapun.
3. Tiga buku tersebut tidak dipatok berdasarkan tingkatan
kelas.
4. materi yang terdapat pada tiga buku yang dianalisis tidak
terkait SK/KD.
5. Tiga buku yang dianalisis terdapat bagian awal yang
terdiri atas kata pengantar dan daftar isi.
6. Ketiga buku yang dianalisis terdapat bagian isi yang
merupakan materi buku yang sesuai dengan tema.
7. Tiga buku terdapat daftar pustaka, dua buku tidak
terdapat indeks, dan tiga buku terdapat glosarium.
8. Penjilidan yang kuat terdapat pada tiga buku yang
dianalisis, bahkan satu buku menggunakan hard cover
untuk sampul buku dan dua buku menggunakan soft
cover untuk sampul buku, sedangkan untuk isi, semua
buku meggunakan jenis kertas art paper. Huruf yang
jelas, dan ilustrasi yang mendukung pemahaman
pembaca.
b. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar berdasarkan Salinan
Lampiran Permendikbud No. 69 tentang Kurikulum SMA-MA terdapat
pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
3. Memahami, menerapkan,
menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
3.9 Menganalisis struktur, tata
nama, sifat dan
penggolongan
makromolekul (polimer,
karbohidrat, dan protein).
58
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji,
dan mencipta dalam ranah
konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan
kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
4.9 Menalar dan menganalisis
struktur, tata nama, sifat dan
kegunaan makromolekul
(polimer, karbohidrat, dan
protein).
Kompetensi Dasar 3.9 dan 4.9 terdapat tiga submateri
makromolekul, namun peneliti hanya menggunakan submateri polimer.
c. Pemilihan Materi
Setelah melakukan analisis kebutuhan, peneliti menentukan materi
yang dibuat dalam bentuk buku suplemen kimia. Materi yang dipilih
adalah kimia polimer yang akan diintegrasikan dengan sains teknologi
masyarakat. Materi kimia polimer dipilih karena kimia polimer erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, penggunaan polimer secara
benar dan bijak, dan dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan
belum banyak orang yang mengetahuinya. Sehingga materi kimia
polimer dianggap paling cocok untuk dijelaskan dalam buku suplemen
berbasis sains teknologi masyarakat yang akan dikembangkan karena
pada materi kimia polimer terdapat konsep yang dapat dikaitkan dengan
teknologi sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Namun setelah dilakukan wawancara terhadap beberapa guru dan
analisis terhadap buku ajar yang digunakan siswa, untuk materi kimia
polimer hanya sebatas siswa mengetahui jenis polimer, monomernya,
polimerisasinya, dan sumbernya saja yang diberikan pada siswa karena
mengingat Ujian Nasional yang harus dipersiapkan. Jika dilihat dari
uraian materi pada buku ajar, hanya diuraikan dalam bentuk tabel dan
59
sedikit pembahasan mengenai dampak negatif polimer. Gambar 4.2
adalah contoh cuplikan uraian materi kimia polimer yang digunakan
siswa.
(a) (b)
Gambar 4.2 Contoh Cuplikan Materi Kimia Polimer pada Bahan
Ajar (a) BSE Pusat Perbukuan (b) Intan Pariwara
d. Penentuan Indikator
Berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditentukan, peneliti
menganalisis KD tersebut menjadi indikator minimal yang harus dicapai
dalam materi kimia polimer. Indikator dari kompetensi dasar 3.9 dan 4.9
ditampilkan dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Umum
3.9 Menganalisis struktur, tata
nama, sifat dan penggolongan
makromolekul (polimer,
karbohidrat, dan protein) dan
KD.
4.9 Menalar dan menganalisis
struktur, tata nama, sifat dan
kegunaan makromolekul
(polimer, karbohidrat, dan
protein). Dalam penelitian ini,
akan fokus pada materi
polimer.
3.9.1 Menuliskan reaksi
pembentukan polimer
dari monomernya, baik
yang sejenis maupun
yang tidak sejenis.
3.9.2 Menjelaskan sifat fisika
dan sifat kimia polimer.
4.9.1 Mendeskripsikan
kegunaan polimer dan
mewaspadai dampaknya
terhadap makhluk dan
lingkungan.
60
e. Penentuan Indikator Pembelajaran Buku Suplemen Berbasis STM
Berdasarkan KD dan indikator minimal yang harus dicapai maka
ditetapkan indikator pembelajaran pada buku suplemen. Indikator
pembelajaran pada buku suplemen dan indikator selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 4 halaman 127.
f. Penentuan Materi pada Buku Suplemen Berbasis STM
Indikator pembelajaran yang telah ditetapkan dari hasil analisis KI
dan KD selanjutnya dijadikan acuan untuk menentukan materi pada buku
suplemen yang diintegrasikan dengan lima ranah sains teknologi
masyarakat yaitu ranah konsep, ranah proses, ranah kreativitas, ranah
sikap, serta ranah aplikasi dan keterkaitan. Setelah selesai, hasil analisis
indikator tersebut kemudian divalidasi dan direvisi oleh dosen
pembimbing. Komponen yang terdapat dalam indikator buku suplemen
terdiri atas kompetensi dasar, indikator umum, indikator pembelajaran
pada buku suplemen, materi buku, dan sumber (referensi). Indikator buku
suplemen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 130.
g. Penentuan Desain Buku Suplemen Kimia Berbasis STM
Pembuatan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi
masyarakat ini didesain menggunakan Microsoft Office Word 2010 dan
Adobe Photoshop CS5. Pemilihan format dilakukan berdasarkan
pertimbangan mutu modul yang meliputi format, tata letak (misalnya
margin), bentuk dan ukuran huruf, ruang, dan ketetapan. Format
pengetikan pada buku suplemen yang dikembangkan adalah sebagai
berikut:
Ukuran kertas : B5 (182 mm x 257 mm)
Orientasi kertas : Portrait
Margin : 1,5 cm (atas, bawah, kanan, kiri)
Tabel 4.6 Jenis dan Ukuran Huruf pada Buku Suplemen
Format Jenis Huruf Ukuran
Huruf
Cover Judul : Mandingo
Keterangan STM : Gill Sans MT
110 Bold
18 Bold
61
Bab Showcard Gothi 48 Bold
Sub bab Gill sans Ultra Bold 14
Teks naskah Gill Sans MT 12
Keterangan
gambar
Gill Sans MT 11 Bold
Keterangan
sumber gambar
Gill Sans MT 10 Bold
Dalam penentuan desain buku suplemen, selain jenis dan ukuran
huruf, terdapat pula gambar-gambar yang digunakan untuk memperjelas
materi.
Penentuan isi buku diawali dengan mengumpulkan bahan/materi
yang akan dimuat dalam buku suplemen. Setelah itu menentukan judul-
judul materi yang digunakan dalam buku suplemen kimia berbasis sains
teknologi masyarakat.
Tabel 4.7 Materi untuk Buku Suplemen Kimia
Bab dan Judul Sub bab Ranah STM
Bab 1
Selamat Datang
di Dunia Polimer
1. Pengertian Polimer
2. Penggolongan Polimer
3. Faktor yang
memengaruhi sifat
polimer
1. Ranah Konsep
2. Ranah Konsep
3. Ranah Konsep
Bab 2
Polietilena
1. Gorengan Dicampur
Plastik
2. Kantung Kresek Hitam
pada Makanan
3. Penemuan Polietilena
4. Jenis-Jenis Polietilena
5. Membuat Kantong
Plastik
6. Dampak
Penyalahgunaan
Polietilena
1. Ranah aplikasi
2. Ranah aplikasi
3. Ranah konsep
4. Ranah aplikasi
5. Ranah proses
6. Ranah sikap,
proses
Bab 3
Polipropilena
1. Alat Penyaring Asap
2. Pembuatan
Polipropilena
3. Kegunaan
Polipropilena
1. Ranah aplikasi,
kreativitas.
2. Ranah konsep,
proses
3. Ranah aplikasi
Bab 4
Polietilena
1. Isi Ulang Botol Plastik
1. Ranah aplikasi,
sikap
62
Bab dan Judul Sub bab Ranah STM
Tereftalat (PET)
2. Sebelum Dibuang,
Remukkan Botolnya
3. Penemuan PET
4. Kegunaan PET
5. Pembuatan Botol
Plastik
2. Ranah aplikasi,
sikap
3. Ranah konsep
4. Ranah aplikasi
5. Ranah proses
Bab 5
Polivinil Klorida
(PVC)
1. Benarkah Ada Beras
Plastik di Indonesia
2. Penemuan PVC
3. Proses Pembuatan PVC
4. Kegunaan PVC
5. Bahaya PVC Pada
Kemasan Pangan
1. Ranah aplikasi
2. Ranah konsep
3. Ranah konsep,
proses
4. Ranah aplikasi
5. Ranah aplikasi
Bab 6
Politetraflouroetil
ena (Teflon)
1. Penemuan Teflon
2. Pelapisan Wajan
3. Penggunaan
Politetraflouroetilena
(Teflon)
4. Bahaya PFOA pada
wajan Teflon
1. Ranah konsep
2. Ranah proses
3. Ranah aplikasi
4. Ranah aplikasi,
sikap
Bab 7
Polistirena
(Styrofoam)
1. Larangan Penggunaan
Styrofoam
2. Kemasan Pangan
Styrofoam
3. Bahaya Penggunaan
Styrofoam
4. Penemuan Polistirena
(Styrofoam)
5. Jenis-Jenis Styrofoam
6. Tips Penggunaan
Styrofoam
7. Daur Ulang Limbah
Styrofoam
1. Ranah sikap,
aplikasi
2. Ranah aplikasi
3. Ranah sikap,
aplikasi
4. Ranah konsep
5. Ranah aplikasi
6. Ranah sikap,
aplikasi
7. Ranah
kreativitas,
sikap, aplikasi
Bab 8
Saatnya
Melakukan 3R
1. Sulap Sampah Jadi
BBM
2. Plastik Biodegradable
3. Tips Penggunaan
Plastik
4. Boleh atau Tidak Boleh
Digunakan
1. Ranah aplikasi,
sikap,
kreativitas
2. Ranah aplikasi,
sikap,
kreativitas
3. Ranah aplikasi,
sikap
63
Bab dan Judul Sub bab Ranah STM
4. Ranah aplikasi,
sikap
2. Tahap Produksi
Tahap produksi ini dikelompokkan ke dalam dua subtahapan yaitu
pengembangan buku suplemen dan validasi buku suplemen.
a. Pengembangan Buku Suplemen
Kegiatan yang dilakukan adalah peneliti menuangkan dan
mengembangkan hasil analisis indikator buku suplemen berbasis STM
menjadi produk awal buku suplemen kimia berbasis sains teknologi
masyarakat. Struktur buku suplemen terdiri atas tiga bagian yaitu bagian
awal, isi, dan akhir. Bagian awal terdapat halaman sampul depan, kata
pengantar, petunjuk buku, dan daftar isi. Bagian isi merupakan materi
buku. Bagian akhir terdapat daftar pustaka dan glosarium. Berikut ini
dipaparkan bagian-bagian produksi sebelum buku suplemen kimia
berbasis sains teknologi masyarakat divalidasi.
Sistematika isi buku ditetapkan sebagai organisasi buku suplemen
berdasarkan kerangka buku yang diadopsi dari Widodo (2008, hal. 59).
Gambar 4.3 menunjukkan sistematika isi buku suplemen berbasis STM
pada materi kimia polimer.
Gambar 4.3 Sistematika Pengembangan Buku Suplemen
A. Bagian Awal
1. Sampul Buku
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Lembar Dedikasi
5. Kode-Kode Plastik
B. Bagian Isi (memuat materi kimia polimer dengan 8 bab)
C. Bagian Akhir
1. Daftar Pustaka
2. Glosarium
3. Profil Penulis
64
1) Bagian awal
a) Sampul buku
Sampul buku mencakup nama penulis, judul buku yaitu
“Plastik Kegunaan dan Dampaknya”, keterangan jenis buku
yaitu “Buku Suplemen Kimia Berbasis Sains Teknologi
Masyarakat (STM)”.
b) Lembar Identitas Buku
Lembar identitas buku ini bertujuan untuk memberikan
keterangan seputar buku suplemen. Lembar identitas buku ini
memuat jenis buku, judul buku, penulis buku, pembimbing
penulis dalam mengembangkan buku, validator, dan keterangan
universitas. Buku suplemen disusun dengan ukuran B5 (182 x
257 mm) terdiri atas 98 halaman utama menggunakan kertas Art
Paper 150 gram. Sampul menggunakan jenis sampul soft cover
menggunakan kertas Art Carton 310 gram dengan tebal buku 70
mm. Buku suplemen didukung dengan ilustrasi untuk
memperjelas materi dan warna yang serasi ada layout yang
Gambar 4.4 Desain Sampul Buku
65
disesuaikan dari bagian awal hingga akhir. Cuplikan lembar
identitas buku terdapat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Cuplikan Lembar Identitas Buku
c) Kata pengantar
Kata pengantar memuat gambaran singkat mengenai isi
buku dan tujuan dari dibuatnya buku suplemen ini, serta ucapan
terima kasih penulis kepada pihak-pihak yang telah membantu
selama proses pembuatan buku.
Gambar 4.6 Cuplikan Kata Pengantar dalam Buku
Suplemen
66
d) Panduan untuk Pembaca
Buku suplemen ini disusun berbeda dengan buku teks
maupun LKS yang digunakan siswa di sekolah. Terdapat
beberapa perbedaan dalam pengembanagn buku suplemen
dianaranya isi materi tidak harus berkaitan secara langsung pada
KI dan KD, sehingga penulis dapat mengembangkan gagasan
menarik, orisinal, serta kreatifitasnya. Sehingga dibutuhkan
panduan untuk pembaca agar pembaca dapat membaca dan
memahami isi buku dengan mudah.
Gambar 4.7 Cuplikan Panduan untuk Pembaca
e) Daftar Isi
Daftar isi memuat materi-materi yang disajikan didalam
buku, sehingga memudahkan pembaca membaca bagian yang
terdapat didalam buku.
67
Gambar 4.8 Cuplikan Daftar Isi Buku Suplemen
f) Lembar Dedikasi
Lembar dedikasi memuat ucapan persembahan buku
suplemen yang telah dibuat kepada pihak-pihak yang
bersangkutan, serta terdapat motto dari penulis.
Gambar 4.9 Cuplikan Lembar Dedikasi
68
2) Bagian Isi Materi
Tujuan dikembangkannya buku ini adalah untuk memperluas
dan memperdalam pengetahuan siswa melalui sains teknologi
masyarakat. Untuk itu terdapat beberapa ranah yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Ranah sains teknologi
masyarakat dalam buku suplemen ini meliputi ranah konsep, proses,
sikap, kreativitas serta aplikasi dan keterkaitan. Berikut ini
diuraikan contoh penerapan ranah-ranah sains teknologi masyarakat
pada buku suplemen yang dibuat.
Sebelum masuk ke materi yang akan dijelaskan, diuraikan
terlebih dahulu kode-kode yang ada dalam kemasan plastik agar
pembaca termotivasi untuk membaca info/materi lebih jauh
mengenai kode-kode plastik tersebut di bab selanjutnya.
Gambar 4.10 Cuplikan Kode-Kode Plastik
69
a) Ranah konsep meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum
(prinsip-prinsip), serta teori dan hipotesis yang digunakan oleh
para saintis. Dapat juga disebut ranah pengetahuan ilmiah. Pada
buku suplemen ini, ranah konsep yang diuraikan di buku
meliputi penemuan jenis-jenis polimer dan reaksi-reaksi
pembentukan polimer. Berikut ini contoh penerapan ranah
konsep pada buku suplemen.
Gambar 4.11 Contoh Penerapan Ranah Konsep
b) Ranah proses meliputi hal-hal yang berhubungan dengan cara
memperoleh ilmu atau produk sains, seperti melakukan
observasi. Ranah proses pada buku suplemen ini menyajikan
beberapa proses pembuatan polimer dari awal (bijih plastik)
hingga menjadi produk. Gambar 4.12 berikut merupakan contoh
penerapan ranah proses.
70
Gambar 4.12 Contoh Penerapan Ranah Proses
c) Ranah kreativitas meliputi kombinasi obyek dan ide atau
gagasan dengan cara yang baru, menyelesaikan masalah,
mendisain alat. Contoh penerapan ranah kreativitas terdapat
pada Gambar 4.13 berikut.
Gambar 4.13 Contoh Penerapan Ranah Kreativitas
71
d. Ranah sikap meliputi sikap positif terhadap ilmu dan para
ilmuwan. Serta pengembangan sikap positif terhadap guru-guru
dan pelajaran sains di sekolah, kepercayaan diri, motivasi,
kepekaan, membuat keputusan-keputusan tentang isu-isu
lingkungan dan sosial. Ranah sikap pada buku suplemen ini
disajikan sebagai saran atau tips untuk pembaca dalam
penggunaan plastik yang sesuai dengan kegunaannya sehingga
setelah pembaca mengetahui dampak negatif dari
penyalahgunaan plastik, pembaca dapat melakukan saran yang
terdapat pada buku suplemen. Berikut adalah contoh penerapan
ranah sikap.
Gambar 4.14 Contoh Penerapan Ranah Sikap
e) Ranah aplikasi dan keterkaitan meliputi menunjukkan contoh-
contoh konsep-konsep ilmiah dalam kehidupan, menerapkan
konsep-konsep sains dalam kehidupan. Ranah aplikasi pada
72
buku suplemen yang dikembangkan meliputi kegunaan polimer
dalam kehidupan sehari-hari dan pemanfatan polimer dalam
mencukupi kebutuhan masyarakat. Gambar 4.15 adalah contoh
penerapan ranah sikap pada buku suplemen.
Gambar 4.15 Contoh Penerapan Ranah Aplikasi
3) Bagian Akhir
a) Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi daftar rujukan wacana yang
digunakan selama penyusunan buku suplemen kimia.
Gambar 4.16 Cuplikan Daftar Pustaka
73
b) Glosarium
Glosarium disajikan dalam buku suplemen agar pembaca
dapat memahami istilah-istilah asing yang terdapat di dalam
buku suplemen.
Gambar 4.17 Cuplikan Glosarium
c) Profil Penulis
Profil penulis atau biografi pada buku suplemen untuk
menunjukkan identitas penulis.
Gambar 4.18 Cuplikan Profil Penulis
Selama pengembangan buku suplemen, tentunya tidak terlepas
dari saran dan bimbingan dari dosen pembimbing. Perbaikan buku
meliputi konten, tata letak, dan bahasa yang digunakan sehingga
menghasilkan beberapa perubahan seperti pada Gambar 4.19 – 4.25.
74
(a)
(b)
(b)
Gambar 4.19 Penulisan Keterangan Gambar (a) Sebelum Revisi
(b) Sesudah Revisi
(a)
v
v
v
v
75
(b)
Gambar 4.20 Penulisan Kata Ilmiah dan Kata Asing (a) Sebelum
Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
76
(b)
Gambar 4.21 Reaksi Kimia (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah
Revisi
(a)
77
(b)
Gambar 4.22 Perubahan Kalimat dan Gambar Senyawa Kimia
(a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
78
(b)
Gambar 4.23 Tata Letak (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
79
(b)
Gambar 4.24 Konten (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
80
(b)
Gambar 4.25 Kalimat yang Digunakan (a) Sebelum Revisi (b)
Sesudah Revisi
Buku suplemen kimia pada subtahap ini secara lengkap dapat
dilihat pada Lampiran 6 halaman 142. Setelah diperbaiki
berdasarkan saran pembimbing, buku suplemen yang telah
dikembangkan pada subtahap ini kemudian divalidasi pada ahli.
Selain membuat buku suplemen, pada subtahap ini juga dibuat
instrumen angket respon guru dan siswa secara lengkap terdapat
pada Lampiran 11 halaman 365.
81
b. Validasi dan Revisi Buku Suplemen
Buku suplemen yang dihasilkan setelah diperbaiki berdasarkan
saran dari dosen pembimbing, selanjutnya buku tersebut divalidasi oleh
3 orang ahli yaitu 1 orang ahli dari pendidikan dan 2 orang ahli dari
kimia. Penilaian validator terhadap buku suplemen meliputi aspek
kelayakan isi, sajian, bahasa, dan grafika yang telah divalidasi. Validasi
instrumen validasi produk dapat dilihat pada Lampiran 7 halaman 242.
Validasi produk dan catatan dari validator tertera dalam Lampiran 8
halaman 246. Perhitungan validasi produk tertera dalam Lampiran 9
halaman 263. Pada Tabel 4.8 disajian hasil rekapitulasi penilaian
validator terhadap buku suplemen kimia sebagai berikut.
Tabel 4.8 Hasil Validasi
Aspek
Persentase Rata-Rata (%) Rata-
rata
Aspek
(%)
Kriteria Validasi
ke-1
Validasi
ke-2
Validasi
ke-3
Kelayakan
Isi 95,24 100 100 98,41
Sangat
Baik
Sajian 58,33 75 100 77,78 Baik
Bahasa 100 100 100 100
Sangat
Baik
Grafika 80,95 100 100 93,65
Sangat
Baik
Persentase
Rata-Rata
Validasi
83,63 93,75 100 92,055 Sangat
Baik
Selain penilaian kuantitatif, validator juga memberikan penilaian
kualitatif berupa komentar dan saran yang bersifat membangun dan
saling melengkapi. Pada Tabel 4.9 adalah saran dan komentar untuk
perbaikan buku suplemen.
Tabel 4.9 Saran dan Komentar Validator
Validasi Saran dan Komentar
Validator I Validator II Validator III
Pertama Sudah valid,
namun perlu
ditambahkan lagi
sajian materi
1. Perbaiki bagian
cover sehingga
dapat mewakili
buku
1. Tambahkan
contoh-contoh
polimer.
2. Jelaskan tiga
82
Validasi Saran dan Komentar
Validator I Validator II Validator III
yang dapat
mengembangkan
aspek piritual.
2. Aspek sajian
perlu diperbaiki
tahap
polimerisasi
adisi.
3. Berikan
gambar
pembuatan
polipropilena.
4. Perjelas
gambar yang
masih buram.
5. Konsistensi
penggunaan
background.
Kedua Sudah Valid Perbaiki butir
pernyataan sikap
spiritual dan
sosial serta
keterampilan dan
motivasi untuk
berkreasi dan
berinovasi.
Sudah Valid
Ketiga Sudah Valid Sudah Valid Sudah Valid
Saran yang diberikan untuk perbaikan mengenai konten dan desain
buku suplemen oleh para validator, peneliti ikuti. Sehingga dilakukan
revisi untuk memperbaiki buku. Revisi tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.26 – 4.36.
(a) (b)
Gambar 4.26 Identitas Buku (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
83
(b)
Gambar 4.27 Cover Buku (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
(a)
84
(b)
Gambar 4.28 Daftar Isi (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
(b)
Gambar 4.29 Konten (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
85
(a) (b)
Gambar 4.30 Penambahan Gambar pada Sub Bab (a) Sebelum
Revisi (b) Sesudah Revisi
(a)
86
Gambar 4.31 Proses Pembuatan Botol (a) Sebelum Revisi (b)
Sesudah Revisi
(a) (b)
Gambar 4.32 Gambar Teflon (a) Sebelum Revisi (b) Sesudah Revisi
Gambar 4.33 Contoh Cuplikan Butir Pernyataan Motivasi
Berkreasi dan Berinovasi
(b)
87
Gambar 4.34 Contoh Cuplikan Butir Pernyataan Spiritual
Gambar 4.35 Contoh Cuplikan Butir Pernyataan Motivasi Berpikir
Lebih Jauh
Buku suplemen yang telah direvisi secara lengkap terdapat pada
Lampiran 10 halaman 265.
Angket respon guru dan siswa yang telah dibuat divalidasi oleh 3
orang ahli sebelum digunakan untuk mengambil data respon. Validasi
terhadap angket tersebut ditampilkan dalam Lampiran 12 halaman 371.
Sedangkan perhitungannya terdapat dalam Lampiran 13 halaman 419.
Perkembangan validasi angket respon ditampilkan dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Perkembangan Validitas Angket Respon
Validator Validasi I (%) Validasi II (%)
Guru Siswa Guru Siswa
1 76,92 56,52 100 100
2 65,38 56,52 100 100
3 80,77 86,96 100 100
Rata-Rata 74,36 66,67 100 100
88
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui respon guru dan siswa
mengenai buku suplemen yang telah dikembangkan serta untuk mengetahui
kelayakan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat pada
materi kimia polimer sebagai buku pendamping yang mampu menambah
wawasan kepada pembaca. Tahap evaluasi buku suplemen ini dilakukan
dengan uji coba terbatas kepada 3 orang guru mata pelajaran kimia dan 41
siswa SMAN 3 Karawang dengan pengisian angket respon oleh guru dan
siswa setelah membaca buku tersebut.
a. Hasil Uji Coba
Kegiatan yang dilakukan pada uji coba buku yaitu buku suplemen
dibaca terlebih dahulu oleh guru dan siswa kemudian responden (guru
dan siswa) mengisi angket yang telah diberikan oleh peneliti. Hasil
rekapitulasi angket respon guru dan siswa dapat dilihat pada gambar 4.36
berikut.
\
Gambar 4.36 Persentase Rata-Rata Tiap Aspek
Berdasarkan grafik pada Gambar 4.36 dapat dilihat bahwa
persentase rata-rata angket tiap aspek pada guru untuk aspek kelayakan
80,21
79,17
83,33
81,06
85,73
78,86 78,05
84,48
74
76
78
80
82
84
86
88
Kelayakan Isi Sajian Bahasa Grafika
Per
sen
tase
(%
)
Aspek Penilaian
Guru
Siswa
89
isi sebesar 80,21%, aspek sajian 79,17%, aspek bahasa 83,33%, aspek
grafika 81,06%. Setiap aspek memiliki skor komponen masing-masing
yaitu skor pada aspek kelayakan isi adalah 40%, aspek sajian 30%,
aspek bahasa 20%, dan aspek grafika 10%. Hasil rata-rata aspek yang
didapatkan kemudian dikalikan dengan skor komponen sehingga
didapatkan skor akhir sebesar 80,61%. Berdasarkan rubrik penilaian
buku suplemen dari PusKurBuk apabila total skor akhir lebih dari 55 dan
kurang dari 85 maka buku suplemen dinyatakan layak dengan predikat
baik. Pemberian angket respon guru dapat dilihat selengkapnya pada
Lampiran 14 halaman 420 dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada
Lampiran 15 halaman 437.
Persentase rata-rata angket tiap aspek pada siswa menunjukkan
hasil yang tidak jauh berbeda, untuk aspek kelayakan isi 85,73%, aspek
sajian 78,86%, aspek bahasa 78,05%, aspek grafika 84,48%. Dengan
menggunakan rumus yang sama pada perhitungan respon guru, maka
didapatkan skor akhir sebesar 82,011% maka termasuk kategori layak
dengan predikat baik.
Data yang didapatkan pada tahap uji coba ini, selain data kuantitatif
terdapat data kualitif berupa komentar/saran dari responden. Secara
singkat diuraikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Komentar dan Saran Responden
Aspek Komentar dan Saran Responden
Kelayakan Isi Responden menyatakan bahwa isi atau materi pada
buku suplemen bermanfaat dalam kehidupan sehari-
hari dan dapat menambah wawasan atau informasi
bagi pembaca. Selain itu kasus yang diambil adalah
kasus terbaru. Namun ada 2 responden yang
menyarankan untuk menambahkan resume dan
evaluasi berupa soal kuis, teka-teki silang.
Sajian Responden menyatakan bahwa penyajian materi
buku suplemen mudah dipahami serta terdapat ayat-
ayat alquran dan hadits.
Bahasa Secara keseluruhan pada aspek bahasa sudah sesuai
EYD, namun beberapa responden menyatakan bahwa
bahasa yang digunakan cukup dimengerti.
90
Aspek Komentar dan Saran Responden
Grafika Secara kesuluran buku suplemen ini menarik karena
terdapat gambar dan berwarna yang menarik dan
sesuai materi serta cover bagian depan menarik.
Namun beberapa responden menyatakan bahwa
terdapat beberapa gambar yang pecah, dan bagian
cover belakang disarankan untuk ditambahkan
sinopsis buku. Serta untuk model (orang) lebih baik
menggunakan model lokal Indonesia.
Berdasarkan hasil validasi dan analisis data serta komentar dan
saran dari para validator dan responden, maka secara umum, buku
suplemen berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer
ini termasuk dalam katergori layak dengan predikat baik.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen berbasis
sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, diperoleh data yang menjelaskan proses pengembangan
buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat. Data proses
pengembangan buku suplemen terdiri dari tiga tahapan yang mengadosi
angkah pengembangan buku dari Warsita (2008, 2007) yaitu tahap
perencanaan, produksi, dan evaluasi.
1. Tahap Perancangan
Pada tahap ini terdapat lima subtahapan yang dilakukan yaitu analisis
kebutuhan, analisis indikator/karakteristik buku suplemen, analisis KD dan
indikator umum, analisis indikator buku suplemen berbasis sains teknologi
masyarakat, validasi indikator buku berbasis sains teknologi masyarakat,
dan desain buku suplemen berbasis STM. Wawancara guru dilakukan
sebagai analisis kebutuhan untuk mengetahui kesenjangan antara harapan
dan kenyataan. Wawancara dilakukan di 6 sekolah di SMA Karawang. Hasil
wawancara guru menyatakan bahwa 6 orang guru menggunakan buku paket
sebagai bahan ajar yang digunakan untuk mata pelajaran kimia di sekolah.
Tiga orang guru yang menambahkan LKS untuk bahan ajar, satu orang guru
91
yang menambahkan alat peraga seperti molymod sebagai bahan ajar, dan 1
orang guru juga yang menambahkan internet untuk bahan ajar siswa.
Padahal menurut Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2008 pasal 6
(2) menyatakan bahwa selain buku teks pelajaran, pendidik dapat
menggunakan buku panduan pendidik, buku suplemen, dan buku referensi
dalam proses pembelajaran.
Selain itu, dalam wawancara guru menyatakan bahwa jika hanya
menggunakan satu bahan ajar saja dirasa kurang memenuhi pengembangan
kemampuan berpikir siswa dan bahan ajar yang digunakan lebih
mendominasi konsep, contoh dikehidupan sehari-hari kurang terlihat. Untuk
itu, diperlukan bahan ajar yang dapat memberikan pengetahuan secara lebih
mendalam dan meluas untuk menambah wawasan siswa. Bahan ajar yang
memberikan pengetahuan yang lebih mendalam dan lebih luas adalah
pengertian dari buku suplemen yaitu dapat memperkaya dan meningkatkan
penguasaan ipteks, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik,
pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya (Pusat Perbukuan,
2008, hal 8). Namun ketika wawancara, beberapa guru menganggap bahwa
buku suplemen adalah buku yang memuat soal-soal latihan, hal ini berbeda
dengan karakteristik buku suplemen yang disebutkan menurut pusat
perbukuan bahwa materi buku tidak dilengkapi dengan instrumen evaluasi
dalam bentuk pertanyaan, tes, ulangan, LKS, atau bentuk lainnya (Pusat
Perbukuan, 2008, hal 65). Prasyarat yang perlu dipenuhi untuk
pembelajaran kimia yaitu harus mampu memperluas wawasan peserta didik
mengenai dampak sosial dan lingkungan yang terkait pada penerapan atau
penggunaan proses dan produk kimia di masyarakat (Firman, 2000, hal.
233). Berdasarkan hasil wawancara juga didapatkan bahwa dalam
pembelajaran sangat diperlukan contoh-contoh yang lebih dekat dengan
kehidupan siswa agar siswa lebih mudah menerima konsep yang sedang
dipelajari, namun dikarenakan waktu singkat yang harus dipersiapkan untuk
menghadapi Ujian Nasional, jadi sebagian besar guru hanya menjelaskan
konsep tanpa dikaitkan dengan penerapan kehidupan sehari-hari yang
92
berguna bagi mencukupi kebutuhan masyarakat. Subtahap selanjutnya
adalah analisis indikator/karakteristik buku suplemen yang terdapat
dipasaran untuk mengetahui komponen yang terdapat dalam buku suplemen
dan mengetahui kesesuaian buku suplemen dengan kriteria buku suplemen
yang terdapat pada pedoman penulisan buku suplemen menurut pusat
perbukuan departemen pendidikan nasional meliputi komponen dasar buku
suplemen (Pusat perbukuan, 2008, hlm. 64-83). Hasilnya adalah buku yang
sudah ada dipasaran sudah memenuhi kriteria buku suplemen menurut Pusat
Perbukuan. Namun, belum ada buku suplemen yang membahas mengenai
kimia.
Subtahapan selanjutnya adalah analisis kompetensi dasar dan
pemilihan materi. Pada subtahap ini peneliti menganalisis kompetensi dasar
3.9 dan 4.9. Kompetensi dasar tersebut memiliki indikator yang harus
dicapai pada materi kimia polimer. Walaupun pengembangan materi buku
suplemen tidak terkait secara langsung pada KI/KD namun bahan
pembelajaran berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai
kompetensi dasar (Yaumi, 2013, hal. 245). Selain itu, analisis kompetensi
dasar dilakukan untuk memudahkan pengembangan indikator umum.
Indikator umum yang dihasilkan dari analisis kompetensi dasar
kemudian dinalisis lebih dalam dan diperluas lagi untuk menghasilkan
indikator pembelajaran pada buku suplemen yang selanjutnya dijadikan
acuan untuk menentukan materi pada buku suplemen yang diintegrasikan
dengan lima ranah sains teknologi masyarakat yaitu ranah konsep, ranah
proses, ranah kreativitas, ranah sikap, serta ranah aplikasi dan keterkaitan.
Setelah merumuskan indikator buku suplemen kemudian langkah
selanjutnya adalah validasi indikator buku suplemen. Validasi indikator
buku suplemen ini dilakukan oleh dosen pembimbing. Saran yang diperoleh
dari dosen pembimbing dijadikan pertimbangan untuk merevisi sehingga
dihasilkan buku suplemen final yang dijadikan acuan dalam membuat buku
suplemen agar konten yang dimuat dalam buku suplemen yang
dikembangkan lebih terstruktur.
93
Selanjutnya adalah menentukan desain buku suplemen kimia berbasis
STM. Desain buku suplemen kimia yang digunakan berisi urutan dari
elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam perancangan buku suplemen
kimia. Elemen-elemen tersebut diantaranya adalah jenis huruf, ukuran
huruf, ukuran kertas, format, tata letak, dan ilustrasi (gambar, tabel). Ukuran
kertas yang digunakan dalam pembuatan buku suplemen adalah ukuran B5
(18,2 cm x 25,7 cm). Kertas yang digunakan adalah art paper dengan
ketebalan 150 gram dan untuk cover menggunakan kertas art carton
dengan ketebalan 310 gram. Jenis kertas dipilih karena menghindari adanya
kerusakan pada buku, baik bagian dalam maupun bagian sampul, mengingat
karakteristik siswa yang berbeda-beda. Selain itu untuk memenuhi
komponen dasar pembuatan buku suplemen, dalam pembuatan buku
diharapkan menggunakan kertas berkualitas dan aman (Pusat Perbukuan,
2008, hal. 67). Jenis huruf yang digunakan pada buku suplemen tidak terlalu
banyak kombinasi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam
memahami materi yang terdapat pada buku suplemen (Kurniasari, 2014, hal.
465). Jenis huruf yang digunakan pada cover adalah Gill Sans MT dan
Mandingo dengan ukuran 110 pt dan 18 pt. Pada bagian bab menggunakan
Showcard Gothi dengan ukuran 48 pt. Bagian subbab menggunakan Gill
sans Ultra Bold dengan ukuran 14 pt. Isi buku suplemen menggunakan jenis
huruf Gill Sans MT dengan ukuran 12 pt. Keterangan gambar menggunakan
Gill Sans MT dengan ukuran 11 pt, keterangan gambar harus disisipkan
terutama untuk:
a. Menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual.
b. Memberi nama orang, tempat, atau objek.
c. Menghubungkan kejadian atau saksi dalam lukisan dengan visual
sebelum atau sesudahnya.
d. Menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan,
pikirkan, atau katakan (Arsyad, 2011, hal. 93).
Keterangan sumber gambar menggunakan Gill Sans MT dengan
ukuran 10 pt. Hal penting yang harus selalu diperhatikan adalah hak cipta
94
atas gambar yang digunakan. Jika gambar-gambar yang digunakan memiliki
hak cipta, maka perlu meminta izin kepada pemegang hak cipta tersebut
dengan cara memberikan keterangan sumber gambar (Arsyad, 2011, hal.
114).
Setelah menentukan elemen perancangan buku suplemen ditentukan
maka peneliti mengumpulkan materi kimia polimer dari berbagai sumber
yang dimuat dalam buku suplemen kimia dengan mengintegrasikan ranah-
ranah sains teknologi masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh Yaumi
(2013, hal. 258) penggunaan berbagai macam sumber mutlak dilakukan
dalam proses penyusunan bahan pembelajaran. Pengembang bahan
pembelajaran harus mengumpulkan banyak referensi lain terutama yang
berkenaan dengan topik-topik relevan.
2. Tahap Produksi
Pada tahap ini, terdiri atas dua subtahapan yaitu pengembangan buku
suplemen dan validasi buku suplemen. Pengembanagn dipandang sebagai
proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik berupa
teknologi cetak (Yaumi, 2013, hal. 6). Pada subtahap pengembangan buku
suplemen ini mengacu pada indikator buku suplemen berbasis STM yang
telah dianalisis sebelumnya, desain yang telah ditentukan, dan materi untuk
isi buku yang telah dikumpulkan dengan mengintegrasikan ranah-ranah
sains teknologi masyarakat yaitu ranah konsep, proses, sikap, kreativitas,
aplikasi dan keterkaitan.
Struktur buku suplemen terdiri atas tiga bagian yaitu bagian awal, isi,
dan akhir. Bagian awal terdapat halaman sampul depan, kata pengantar,
petunjuk buku, dan daftar isi. Bagian isi merupakan materi buku. Bagian
akhir terdapat daftar pustaka dan glosarium (Widodo, 2008, hal. 59). Pada
sampul depan harus menarik minat pembaca untuk mau menggunakan dan
membaca buku suplemen. Sampul depan terdiri atas keterangan buku
suplemen, judul buku, serta ilustrasi seperti gambar. Kata pengantar memuat
penjelasan peran dan fungsi buku. Hal ini sangat penting karena peserta
didik memerlukan penjelasan awal mengenai buku suplemen yang mereka
95
gunakan. Daftar isi memuat outline dari buku beserta halamannya. Daftar isi
harus ditampilkan dalam buku agar pembaca mudah untuk belajar atau
mencari informasi yang dipelajari (Widodo, 2008, hal. 60). Bagian isi buku
memuat materi. Materi pada buku suplemen kimia ini terdiri atas delapan
bab mengenai kimia polimer yang diintegrasikan dengan ranah sains
teknologi masyarakat. Materi yang terdapat pada buku suplemen kimia yang
dikembangkan disajikan secara sistematis dan diberikan contoh-contoh dan
ilustrasi menarik agar dapat mendukung pemaparan materi yang disajikan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Jannah dan Dwiningsing
(2013, hal. 177) bahwa ilustrasi yang disajikan bertujuan untuk memperjelas
konsep yang dibahas dan membantu siswa dalam memahami materi dalam
buku ajar yang dikembangkan. Selain itu, pemilihan warna juga menjadi
salah satu daya tarik agar pembaca termotivasi untuk membaca buku
suplemen. Warna digunakan sebagai alat penuntun dan penarik perhatian
kepada informasi yang penting (Arsyad, 2011, hal. 91).
Sebelum membahas materi, di awal buku dijelaskan terlebih dahulu
kode-kode plastik yang sering masyarakat gunakan serta terdapat saran
pemakaiannya untuk memotivasi pembaca agar membaca info lebih
mendalam mengenai kode-kode tersebut di bab selanjutnya. Buku suplemen
yang dikembangkan diintegrasikan dengan ranah-ranah sains teknologi
masyarakat. Dibeberapa awal bab, diberikan isu atau masalah yang ada di
lingkungan sekitar, hal ini dimaksudkan agar dapat memotivasi pembaca
untuk mencari informasi dan termotivasi untuk membaca materi lebih lanjut
pada buku suplemen, selain itu agar pembaca lebih peduli akan lingkungan
sekitarnya. Sejalan dengan penjelasan Sugiyanto (2012, hal. 55) bahwa
penerapan sains teknologi masyarakat mengajak dan mengarahkan pembaca
untuk mempelajari isu-isu aktual yang sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat. Pembaca dibawa pada suasana yang dekat dengan kehidupan
nyata pembaca sehingga dapat mengembangkan pengetahuan yang telah
dimiliki untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diprediksikan
akan muncul di sekitar kehidupannya.
96
Ranah konsep pada buku suplemen kimia ini meliputi penemuan
jenis-jenis polimer dan reaksi-reaksi pembentukan polimer. Dengan ranah
konsep ini diharapkan pembelajaran kimia pada materi kimia polimer dapat
mengembangkan pemahaman peserta didik yang kuat terhadap pengetahuan
dasar kimia (Firman, 2000, hal. 232). Ranah proses pada buku suplemen ini
menyajikan beberapa proses pembuatan polimer dari awal (bijih plastik)
hingga menjadi produk yang digunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Melalui ranah proses pada buku suplemen kimia diharapkan
pembaca melihat proses sains sebagai keterampilan yang dapat mereka
gunakan, proses keterampilan yang mereka butuhkan untuk
menyempurnakan dan mengembangkannya menjadi lebih mantap untuk
kepentingan mereka sendiri (Zulfiani, dkk. 2009, hal. 128). Ranah
kreativitas dalam buku suplemen menyajikan penemuan-penemuan dan
kreasi seseorang sehingga dapat dimanfaatkan untuk masyarakat. Seperti
batako styrofoam, ulat tepung pengurai styrofoam, styrofoam dari sekam
padi, sulap sampah plasti menjadi BBM, plastik biodegredable. Hal ini
bertujuan untuk memicu pembaca untuk menemukan ide-ide
murni(Zulfiani, dkk. 2009, hal. 128). Ranah sikap pada buku suplemen ini
disajikan sebagai saran atau tips untuk pembaca dalam penggunaan plastik
yang sesuai dengan kegunaannya sehingga setelah pembaca mengetahui
dampak negatif dari penyalahgunaan plastik, pembaca dapat melakukan
saran yang terdapat pada buku suplemen. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan Zulfiani, dkk. (2009, hal. 128) bahwa pembaca diharapkan
dapat memandang sains sebagai suatu cara untuk menangani masalah.
Ranah aplikasi dan keterkaitan meliputi kegunaan polimer dalam kehidupan
sehari-hari dan pemanfatan polimer dalam mencukupi kebutuhan
masyarakat. Penjelasan materi perlu diberikan contoh-contoh konkrit yang
ada di sekitar lingkungan pembaca, sehingga dapat merasakan manfaat
langsung dengan lingkungan sekitar setelah mempelajari materi tersebut
(Widodo, 2008, hal. 66).
97
Bagian akhir buku terdiri atas daftar pustaka, glosarium, dan profil
penulis. Hal ini sesuai dengan Pusat Perbukuan (2008, hal. 66) bahwa
bagain akhir setidaknya terdapat glosarium dan daftar pustaka. Daftar
pustaka dalam buku memuat sumber-sumber rujukan atau referensi yang
digunakan dan disusun berdasarkan urutan abjad. Glosarium dalam buku
memuat kata-kata atau istilah asing yang terdapat dalam buku beserta arti
dari istilah tersebut dan disusun berdasarkan urutan abjad (Widodo, 2008,
hlm. 61). Buku suplemen yang dihasilkan telah melalui beberapa revisi
berdasarkan saran dosen pembimbing sehingga menghasilkan produk awal
buku suplemen kimia berbasis sains teknologi masyarakat sebelum
dilakukan validasi oleh ahli.
Subtahap selanjutnya adalah validasi ahli. Validasi ini dilakukan oleh
tiga orang ahli. Dua orang dari ahli pendidikan kimia dan satu orang dari
ahli kimia. Keterlibatan kebih dari satu peninjau dibutuhkan agar
mendapatkan rancangan bahan ajar yang lebih komprehensif dibandingkan
degan bahan ajar lain yang dikembangkan tanpa mengikuti prosedur
tinjauan ahli. Selain itu, kekurangan yang tidak ditemui oleh ahli yang satu
dapat dilengkapi dan disempurnakan oleh ahli lain, sehingga kualitas konten
yang dikembangkan betul-betul dapat dijamin kualitas dan akurasinya
(Yaumi, 2013, hal. 275). Validasi dilakukan untuk mengetahui kelemahan
buku suplemen yang dikembangkan dengan meminta pendapat para ahli.
Selanjutnya kelemahan ini akan dilakukan perbaikan untuk menghasilkan
buku suplemen kimia yang lebih baik (Warsita, 2008, hal. 242). Komponen
buku yang divalidasi meliputi kelayakan isi, sajian, bahasa, dan grafika.
Selama validasi peneliti mendapatkan banyak saran dari validator pada
semua bagian buku suplemen. Saran yang diberikan meliputi perbaikan
cover penambahan aspek sajian, penambahan materi, dan perbaikan gambar.
Cover mengalami perubahan yang sangat berbeda yaitu pergantian desain
yang awalnya gambar plastik dengan beberapa produk plastik diganti
dengan gambar senyawa kimia dengan logo pengaturan yang menandakan
bahwa dari senyawa kimia tersebut dapat diolah menjadi produk dengan
98
bantuan teknologi, di dalam senyawa kimia tersebut terdapat beberapa
produk plastik sebagai tanda bahwa buku suplemen yang dikembangkan
akan membahas tentang plastik, terdapat gambar salah satu organ tubuh
yang bermasalah menandakan bahwa plastik dapat menyebabkan dampak
negatif, serta terdapat kode-kode plastik dalam cover. Pergantian cover ini
dinilai oleh validator menjadi lebih seseuai dan memberikan informasi jika
dibandingkan dengan gambar pertama. Hal ini bertujuan untuk membuat
buku tampil lebih menarik dan informatif (Widodo, 2008, hal. 59).
Penambahan aspek sajian meliputi penambahan nomor pada daftar isi.
Penambahan indikator spiritual dan sosial ditandai dengan adanya kotak
yang berisi firman Allah dan hadits-hadits. Hal ini sesuai dengan cara untuk
menarik perhatian pembaca bahwa informasi penting dapat pula diberi
tekanan dengan menggunakan kotak (Arsyad, 2011, hal. 91). Penambahan
indikator spiritual terdapat pada bagian akhir bab I, materi dikaitkan dengan
QS. Yunus ayat 101 tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Pada bab 2,
ditambahkan Hadist Riwayat Muslim tentang larangan berbuat dzalim. Pada
bab 3, sub bab alat penyaring asap dikaitkan dengan QS. Al-Araf ayat 56
tentang larangan membuat kerusakan di bumi. Pada bab 7, sub bab daur
ulang limbah styrofoam, disisipkan kekuasaan Allah yang telah menciptakan
ulat yang dapat menguraikan limbah styrofoam. Pada bab 8 sub bab sulap
sampah menjadi BBM ditambahkan HR. Abu Dawud tentang hak muslim.
Penyajian materi harus mengembangkan keyakinan pembaca tentang
kesadaran keagamaan sebagi makhluk ciptaan Tuhan dalam rangka
meningktakan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
(Pusat Perbukuan, 2014, hal. 6). Indikator motivasi untuk berpikir lebih jauh
pada bab 2 sub bab gorengan dicampur plastik ditambahkan “Apakah
gorengan yang Anda makan menggunakan minyak yang digoreng dengan
campuran plastik?” pada bab 7, sub bab daur ulang limbah ditambahkan
“Coba identifikasi mikroba atau organisme lain yang bisa mengurai
styrofoam agar masalah plastik yang terakumulasi dilautan bisa diatasi!”.
Penyajian materi harus mendorong pembaca untuk mencari informasi lebih
99
jauh dalam rangka pengembangan kemampuan pikir dan tindak yang
efektif, kreatif, inovatif dari berbagai sumber lain seperti internet, buku,
artikel, dan sebagainya (Pusat Perbukuan, 2014, hal. 6). Untuk indikator
keterampilan dan memotivasi untuk berkreasi, dan berinovasi, ditambahkan
pada bab 3 sub bab alat penyaring asap ditambahkan “Cobalah manfaatkan
sesuatu disekitar Anda yang dapat dimanfaatkan untuk melestarikan
lingkungan agar kita dapat menghirup udara segar”. Pada bab 4
ditambahkan “Buatlah kreasi yang menarik dan memiliki nilai jual dari
botol bekas, agar mengurangi limbah plastik yang kian menumpuk!” pada
bab 8 ditambahkan “Selain menyulap sampah menjadi BBM, cobalah
manfaatkan limbah plastik disekitas Anda agar bumi kita ini dapat
terselamatkan dari limbah-limbah yang sulit terurai.” Indikator ini
diharapkan dapat memotivasi pembaca untuk berkreasi dan berinovasi
dalam pengembangan keterampilan dalam ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung , menggambar, dan mengarang) dan ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) secara
efektif dan kreatif sesuai dengan kaidah keilmuan (Pusat Perbukuan, 2014,
hal. 7)
Untuk penambahan materi yaitu konten pada kasus kantong kresek
hitam pada makanan kurang sesuai, yaitu alasan tidak diperbolehkan
menggunakan kantong kresek hitam, ditambahkan materi yaitu “karena
bahan pembuatan kresek hitam terdiri atas zat pewarna yang mengandung
logam berat sehingga dapat memicu kanker. Makanan berlemak dan panas
dapat dengan mudah mengikat zat berbahaya tersebut sehingga logam berat
yang terdapat di kresek dapat berpindah ke makanan.” Selain itu,
ditambahkan beberapa contoh pada materi polimer alam dan contoh
polimerisasi adisi dan kondensasi. Perbaikan gambar dilakukan pada
gambar proses pembuatan botol plastik dan gambar teflon, hal ini dilakukan
karena gambar yang digunakan kurang jelas. Namun, ada beberapa gambar
yang tidak diganti karena sulit menemukan gambar yang sesuai dengan
materi.
100
Produk akhir buku suplemen yang dihasilkan dari tahap produksi buku
terdiri atas 98 halaman. Bagian awal terdiri atas 12 halaman, bagian isi
terdapat 82 halaman, dan bagian akhir terdapat 5 halaman.
3. Tahap Evaluasi
Tahap terakhir dalam penelitian adalah tahap evaluasi. Tahap evaluasi
adalah uji coba lapangan kepada 3 orang guru mata pelajaran kimia dan 41
orang siswa. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengidentifikasi
kekurangan produk tersebut bila digunakan dalam kondisi yang mirip
dengan kondisi pada saat produk tersebut digunakan dalam dunia
sebenarnya (Lestari, 2013, hal. 110). Berdasarkan uji coba yang dilakukan
diperoleh data yang kemudian dianalisis menjadi data hasil temuan
penelitian berupa respon guru dan siswa terhadap buku suplemen yang
dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian yang dikumpulkan pada tahap
evaluasi, diperoleh data angket guru dan siswa terhadap buku suplemen
kimia berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer.
angket untuk guru terdiri atas 28 pernyataan dan untuk siswa terdapat 25
pernyataan yang diisi. Pernyataan mencakup aspek kelayakan isi, sajian,
bahasa, dan grafika. Pernyataan angket ini diadopsi dari Pusat Kurikumum
dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan yang dimodifikasi dengan penambahan ranah-
ranah sains teknologi masyarakat pada aspek kelayakan isi. Berdasarkan
data hasil rekapitulasi perhitungan persentase angket respon diperoleh
bahwa:
a. Respon Guru
Data hasil perhitungan persentase respon guru diperoleh bahwa
skor akhir sebesar 80,61% termasuk kategori layak dengan predikat baik.
Hasil persentase tertinggi terdapat pada aspek bahasa sebesar 83,33%
dengan kategori layak dengan predikat baik. Kategori layak pada aspek
bahasa didapatkan karena penulisan yang digunakan pada buku suplemen
sesuai dengan kaidah EYD yang benar. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Ulfah (2013, hal. 242) bahwa penggunaan bahasa yang
101
baik disesuaikan dengan kaidah tata bahasa Indonesia dan mengacu pada
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), bahasa yang digunakan adalah
bahasa yang baku, komunikatif, dan mudah dipahami pembaca untuk
mempelajari materi pelajaran. Kelayakan juga didapatkan bahwa bahasa
sudah sesuai dengan sasaran pembaca dan mudah dipahami. Hal ini
menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan sudah mampu membantu
pembaca dalam memahami pesan yang disampaikan dan menggunakan
istilah yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Jannah &
Dwiningsih, 2013, hal. 177).
Aspek yang tertinggi kedua adalah aspek grafika dengan rata-rata
persentase aspek sebesar 82,06% dengan kategori layak dengan predikat
baik. Butir pernyataan tertinggi pada aspek grafika adalah desain buku
secara keseluruhan menarik serta jenis dan ukuran huruf yang digunakan
pada seluruh isi buku menarik dan konsisten dengan persentase sebesar
100%. Hal ini dikarenakan materi disajikan secara menarik dan memiliki
tingkat kegrafikaan yang baik serta penggunaan jenis huruf yang tidak
terlalu banyak dan konsisten. Hal ini sesuai dengan pendapat (Widodo,
2008, hal. 52) bahwa konsistensi harus dipenuhi dalam hal bentuk dan
huruf dari setiap halaman. Selanjutnya adalah butir pernyataan mengenai
kejelasan judul buku suplemen dan ilustrasi yang digunakan memiliki
persentase 83,33% termasuk kategori layak. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sofyan (dalam Esmiyati, 2013, hal. 183) bahwa penyusunan
bahan ajar perlu dilengkapi dengan ilustrasi atau gambar-gambar yang
secara visual dapat memberikan gambaran nyata tentang substansi yang
dipelajarinya. Selanjutnya adalah butir pernyataan mengenai cover buku
yang mendapatkan persentase sebesar 75% dengan predikat baik. Hal ini
menandakan bahwa cover buku sudah sesuai dengan isi buku sehingga
dapat menarik minat baca dan mempermudah pembaca untuk mengetahui
isi dari buku suplemen yang tercermin pada cover sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Kurniasari (2014, hal. 465). Butir pernyataan
mengenai tata letak dan konsistensi penomoran memiliki persentase
102
sebesar 66,67% dan 58,33%. Hal ini dikarenakan konsep dasar dari
penulis yang memang tidak menggunakan penomoran di bagian sub bab
materi melainkan hanya diberi nomor pada bagian bab saja.
Aspek kelayakan isi dengan rata-rata persentase aspek sebesar
80,21% termasuk kategori layak dengan predikat baik. Hasil persentase
tertinggi adalah butir pernyataan mengenai materi pada buku suplemen
dapat menambah wawasan, terbukti dengan hasil persentase sebesar
100% menandakan bahwa materi yang terdapat pada buku suplemen
kimia yang dikembangkan mampu memberikan wawasan untuk
pembaca. Maka hal ini sesuai dengan pengertian buku suplemen yaitu
dimaksudkan untuk memperkaya wawasan, pengalaman, dan
pengetahuan pembacanya (Pusat Perbukuan, 2008, hal. 8). Hasil
persentase selanjutnya didapatkan sebesar 83,33% dengan kategori layak
dikarenakan materi sudah mencakup kompetensi dasar (KD), baik dalam
ranah kreatifitas yaitu isi materi menunjukkan adanya berbagai cara
untuk menyelesaikan masalah, hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran
kimia yaitu pembelajaran kimia harus mampu mengembangkan
kemampuan peserta didik melakukan penyelidikan dan memecahkan
masalah (Firman, 2000, hal. 233). Isi materi memudahkan siswa untuk
menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Esmiyati (2013, hal. 183) bahwa
bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria wawasan konstekstual
dengan menyajikan uraian dan contoh-contoh yang sebagian besar
disesuaikan dengan kondisi lingkungan terdekat yang sering ditemui
dalam kehidupan sehari-hari. Kelayakan didapatkan juga dari persentase
hasil sebesar 75% dari butir pernyataan mengenai ranah proses, hal ini
menunjukkan bahwa isi materi memiliki predikat baik dalam
menunjukkan proses sains sebagai keterampilan yang dapat digunakan
oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hasil yang sama terdapat pada
ranah sikap menunjukkan bahwa buku suplemen memberikan informasi
dan contoh dampak ilmu pengetahuan dan teknologi bagi dirinya dan
103
masyarakat. Karena pada buku menjelaskan materi yang mengajak siswa
untuk menyadari adanya dampak negatif dari produk teknologi, peduli
pada masyarakat, dan memelihara kelestarian lingkungan (Poedjiadi,
2010, hal. 132). Begitu juga dengan ranah aplikasi menandakan bahwa
buku suplemen dapat mengajak siswa agar terlibat dalam perkembangan
teknologi untuk pemecahan masalah nyata. Akan tetapi pada butir
pernyataan keterlibatan siswa dalam pemecahan isu-isu sosial memiliki
persentase sebesar 66,67%. Hal ini dikarenakan pada buku tidak ada
kolom pendapat untuk diisi siswa sesuai dengan karakteristik siswa
bahwa tidak ada evaluasi dalam bentuk apapun pada buku suplemen
(Pusat Perbukuan, 2008, hal. 65).
Aspek sajian mendapatkan hasil rata-rata persentase aspek sebesar
79,17% termasuk kategori layak dengan predikat baik. Kelayakan
diperoleh dari hasil persentase pada penyajian mudah dipahami, terbukti
dengan semua responden guru memberikan hasil sebesar 100%.
Selanjutnya kelayakan diperoleh karena buku suplemen dapat
memotivasi siswa untuk mencari informasi lebih jauh, hal ini karena
buku suplemen yang dikembangkan terdapat kolom berwarna ungu yang
berisi pertanyaan seputar materi yang dekat dengan kehidupan siswa,
seperti “Apakah gorengan yang Anda makan menggunakan minyak yang
digoreng dengan campuran plastik?”. Serta dapat memotivasi untuk
berkreasi dan berinovasi, contohnya “Cobalah manfaatkan sesuatu
disekitar Anda yang dapat dimanfaatkan untuk melestarikan lingkungan
agar kita dapat menghirup udara segar”. kelayakan selanjutnya
didapatkan dari butir pernyataan tentang penyajian yang terstruktur
dengan hasil 75%. Namun hasil persentase sebesar 66,67% didapatkan
pada runtunya penyajian materi dan kelengkapan materi. Hal ini
dikarenakan penulis hanya membatasi materi yang dimasukkan kedalam
buku suplemen hanya materi yang membahas produk yang sangat sering
dipakai oleh masyarakat tanpa tahu cara penggunaan dan dampaknya
bagi kesehatan dan lingkungan yaitu plastik, karena sebagaian besar
104
proses pembuatannya melalui reaksi polimerisasi adisi dibandingkan
dengan polimerisasi kondensasi.
b. Respon Siswa
Data hasil perhitungan persentase respon siswa diperoleh bahwa
skor akhir sebesar 82,01% termasuk kategori layak dengan predikat baik.
Berdasarkan hasil respon tersebut diketahui bahwa pada aspek kelayakan
isi memenuhi kriteria layak dengan predikat sangat baik dengan rata-rata
aspek sebesar 85,73% karena sebagian besar siswa berpendapat bahwa
buku suplemen yang dikembangkan dapat menambah pengetahuan
untuknya, serta sesuai dengan kondisi dikehidupan siswa sehari-hari dan
dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Sugiyanto, dkk. (2012, hal. 56) bahwa tujuan
pendekatan sains teknologi masyarakat adalah untuk menghasilkan siswa
yang memiliki bekal pengetahuan agar mampu mengatasi permasalahan
yang ada di masyarakat dan mengambil tindakan sesuai dengan
keputusan yang diambilnya. Selain itu buku suplemen mampu
menunjang pembelajaran.
Kelayakan buku suplemen berdasarkan respon siswa juga
didapatkan melalui aspek grafika sebesar 84,48%. Hasil respon siswa
menunjukkan bahwa desain buku suplemen kimia yang dikembangkan
menarik untuk dipelajari. Hasil yang sama juga didapatkan oleh
penelitian yang dilakukan Esmiyati (2013, hal. 128) bahwa siswa
menyukai modul yang dikembangkan dan tertarik untuk mempelajarinya.
Penggunaan jenis dan ukuran huruf yang digunakan dalam buku
suplemen menarik dan konsisten pada semua bagian buku. Ilustrasi yang
digunakan dalam buku suplemen menarik untuk dilihat. Hal ini sesuai
dengan pendapat Fajar dalam (Esmiyati, 2013, hal. 184) bahwa belajar
memerlukan minat dan perhatian siswa. serta ilustrasi yang digunakan
dapat membantu pemahaman materi, sehingga memudahkan siswa untuk
memahaminya.
105
Pada aspek sajian didapatkan persentase rata-rata aspek sebesar
78,86%. Hal ini menandakan bahwa buku suplemen yang dikembangkan
runtut dan terstruktur. selain itu buku suplemen memiliki predikat baik
dalam memotivasi siswa untuk mencari informasi lebih jauh serta mampu
memotivasi untuk berkreasi dan berinovasi. Karena penyajian pada buku
suplemen ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Dari aspek bahasa, penulisan buku suplemen
sudah sesuai dengan kaidah EYD dan dikategorikan bahwa bahasa yang
digunakan termasuk predikat baik yaitu mampu untuk dimengerti siswa
sehingga siswa merasa lebih mudah mempelajarinya, bahkan hasil ini
melampaui penelitian yang dilakukan Saputra (2015, hal 145) yang
mendapatkan kategori cukup baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen kimia
berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer, serta untuk
mengetahui respon guru dan siswa terhdap buku suplemen yang
dikembangkan. Berdasarkan tujuan tersebut, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Proses pengembangan buku suplemen kimia berbasis sains teknologi
masyarakat pada materi kimia polimer ini terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap
perancangan, tahap produksi, dan tahap evaluasi. Tahap perancangan
menghasilkan indikator buku suplemen kimia yang telah diintegrasikan
dengan lima ranah STM (ranah konsep, proses, sikap, kreativitas, aplikasi
dan keterkaitan) dan desain buku suplemen yang kemudian dijadikan acuan
dalam mengembangkan buku suplemen. Tahap produksi menghasilkan buku
suplemen yang kemudian divalidasi dan direvisi sehingga dihasilkan buku
suplemen final. Tahap evaluasi ialah tahap untuk memperoleh data respon
atau penilaian guru dan siswa terhadap buku suplemen kimia berbasis sains
teknologi masyarakat pada materi kimia polimer.
2. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diadopsi dari penilaian buku
suplemen menurut Pusat Perbukuan, diperoleh hasil bahwa buku suplemen
kimia berbasis sains teknologi masyarakat pada materi kimia polimer
mendapatkan persentase total skor respon guru sebesar 80,61% termasuk
dalam kategori layak dengan predikat baik. Tidak jauh berbeda hasil respon
siswa mendapatkan total skor sebesar 82,01% termasuk dalam kategori
layak dengan predikat baik.
107
B. Saran
Pengembangan buku suplemen pada materi kimia polimer telah
dikembangkan dengan menonjolkan aspek sains teknologi masyarakat namun,
buku ini perlu dilakukan perbaikan untuk penelitian selanjutnya, yaitu sebagai
berikut:
1. Penyempurnaan buku suplemen khususnya pada sajian buku dan aspek
bahasa.
2. Model untuk ilustrasi yang digunakan diharapkan model lokal dan
ilustrasi/gambar memiliki resolusi yang tinggi.
3. Struktur buku lebih diperhatikan lagi pada bagian resume buku pada bagian
sampul belakang.
4. Pembuat buku suplemen pada materi lain untuk memperkaya bahan ajar
yang terintegrasi sains teknologi masyarakat.
109
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali.
Binadja, Achmad, & Nuryanto. (2010). Efektivitas Pembelajaran Kimia dengan
Pendekatan Salingtemas ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No. 1, 552-556.
Bisnis UKM. (2014, November 20). bisnis-daur-ulang-limbah-styrofoam-menjdi-
batako.html. Dipetik Oktober 15, 2015, dari htp;//bisnisukm.com:
bisnisukm.com/bisnis-daur-ulang-limbah-styrofoam-menjadi-batako.html
Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Direktorat Pembinaan SMA. (2010). Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. 25-
35.
Ermawati, Rahyani. (2011). Konversi Limbah Plastik Sebagai Sumber Energi
Alternatif. Jurnal Riset Industri Vol. V, No. 3, 257-263.
Esmiyati, Haryani, S., Purwantoyo, E. (2013). Pengembangan Modul IPA
Terpadu Bervisi Sets (Science, Environment, Technology, and Society)
pada Tema ekosistem. Unnes Science Educatin Journal 2 (1).
Firdaus, Flora. E. (2013). Dasar-Dasar Ilmu Polimer. Jayabaya: LPPM
Universitas Jayabaya.
Firman, H. (2000). Pendidikan Kimia. In F.-U. Tim Pengembang Ilmu
Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III (pp. 221-241).
Bandung: PT. Imtima.
Fitri, Zarlaida. (2013). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
pada Materi Koloid di MAN Kuto Baro Aceh Besar. CDA vol.1 No. 1, 41-
47.
Hart, Harold. (2003). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Hervici, Vany Fahreza. (2013). Pengembangan Modul Kimia Polimer Berbasis
Kontekstual Sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Didik SMA/MA
Kelas XII Semester 2. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta.
110
Jannah, D. F., & Dwiningsih, K. (2013). Kelayakan Buku Ajar Kimia Berorientasi
Quantum Learning pada Materi Kimia Unsur untuk kelas XII SMA. Unesa
Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2 ISSN 2252-9454, 163-170.
Kitti, Sura. (2014). Bahan Ajar Persiapan Menuju Olimpiade Sains
Nasional/Internasional SMA: Kimia 3. Jakarta: PT. Trisula Adisakti.
Kurniasari, Dwi A. (2014). Pengembangan Buku Suplemen IPA Terpadu dengan
Tema Pendengaran Kelas VIII. Unnes Science Education Journal 3 (2),
463.
Lestari, Ika. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:
Akademia Permata.
Margono. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Maryam, Siti. (2012). Strengthening the Character: Uphold Ethics in Indonesian
Language Study Pass by Supplementary Books. International Journal for
educational studies.
MenLHK. (2016, Februari 09). siaran-31-menuju-penerapan-kebijakan-kantong-
plastik-berbayar.html. Dipetik Maret 19, 2016, dari www.menlhk.go.id:
www.menlhk.go.id/siaran-31-menuju-penerapan-kebijakan-kantong-
plastik-berbayar.html
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008. (2008).
Buku. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional.
Najid, Annisah. (2015). Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan
Lokal Kota Tangerang. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta
Nugraheni, Dian. (2013). Pembelajaran Bervisi dan Berpendekatam SETS
terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritsis Siswa
Kelas X SMAN 2 Sukoharjo pada Materi Minyak Bumi. Jurnal
Pendidikan Kimia, vol.2 no.3.
Nurlaelasari, Lela. (2015, Agustus 10). Wawancara Analisis Kebutuhan. (M.
Rizki, Pewawancara)
Paembonan, Taya. (1990). Penerbitan dan Pengembangan Buku Pelajaran di
Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
111
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007. (2007). Standar Kompetensi Guru.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Peraturan Menteri Pendidian dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013. (2013).
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/
Madrasah Aliyah. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Permendiknas. (2010). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Poedjiadi, Anna. (2010). Sains Teknologi Lingkungan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Purnamasari, Imas. (2015). wawancara . Karawang: SMAN 5 Karawang.
Pusat Perbukuan. (2014). Instrumen Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan.
Instrumen B1.
Pusat Perbukuan. (2008). Pedoman Penulisan Buku Nonteks. Jakarta: Departemen
Pendidian Nasional.
Riduwan. (2010). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Riyanto, A. (2013). Pengembangan Buku Pengayaan Keterampilan Membaca
Bahasa Indonesia yang Bermuatan Niai Kewirausahaan. SELOKA 2 (1).
Saefudin, E. (2015, Agustus 10). Wawancara Analisis Kebutuhan. (M. Rizki,
Pewawancara)
Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur.
Jakarta: Kencana.
Schwarz, Maurice. W. (2005). Plastik. Dalam i. Grolier International, Ilmu
Pengetahuan Populer Jilid 10 (hal. 75-86). Jakarta: PT Widyadara.
Setiawan, Denny. (2007). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Simbolon, Tiurma. (2009). Pembuatan dan Karakteristik Batako Ringan yang
Terbuat dari Styrofoam-Semen. (Tesis). Universitas Sumatera Utara
Medan.
Sitepu. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
112
Sugiyanto, Kartika, I., & Purwanto, J. (2012). Pengembanagn Modul IPA Terpadu
Berbasis Sains teknologi Masyarakat dengan Tema Tekonologi Biogas.
Jurnal Kependidikan, Volumr 42, Nomor 1, Halaman 54-60.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidian: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Teti. (2015, Agustus 06). Wawancara Analisis Kebutuhan. (M. Rizki,
Pewawancara).
Tirtaraharja, Umar. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. (2003). Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ulfa, Anik., Bintari, S. H., & Pamelasari, S. D. (2013). Pengembangan LKS IPA
Berbasis World Square Model Keterpaduan Connected. Unnes Science
Education Journal USEJ 2 (1), 239-244.
Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Widodo, Chomsin. S. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Yaumi, Muhammad. (2013). Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Yörük, N. d. (2010). The effects of science, technology, society, environment
(STSE) interactions on teaching chemistry. Vol.2, No.12
doi:10.4236/ns.2010.212173, 1417-1424.
Zul, Nurlita. (2015, Agustur 10). Wawancara Analisis Kebutuhan. (M. Rizki,
Pewawancara).
Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarata.