Post on 29-Jun-2015
PRESENTASI KASUS PRESENTASI KASUS LUKA BAKARLUKA BAKAR
OLEH: DJATI SUSILO
IDENTITAS PASIENNama : Tn. S Jenis kelamin : Laki-LakiTanggal masuk : 27-11-09 Usia : 49 tahunStatus perkawinan : Menikah
Suku bangsa : BetawiAlamat : Lorong 20 RT 007/006 no.5
KojaAgama : IslamPekerjaan : Montir BengkelPendidikan : SMA
A. ANAMNESISDiambil dari: AlloanamnesisTanggal : 27 November 2009Jam : 07.00 WIBKeluhan Utama:Tubuh terbakar api 1 jam SMRSKeluhan Tambahan:Pasien tampak kesakitan
Riwayat Penyakit Sekarang1 jam SMRS, OS terbakar api ketika sedang
membakar sate. OS yang sedang hendak menyiapkan pembakaran sate terkena ledakan dari dirigen minyak tanah yang terletak dekat dari sumber api. Dan ketika itu juga adik dari OS berusaha membantu memadamkan dengan berniat menyiramkan air tapi ternyata yang disiramkan itu adalah minyak tanah. Sehingga api disekujur tubuh OS malah semakin membesar, OS terkapar di tanah dan berguling-guling ksakitan. Dan akhirnya orang-orang sekitar cepat-cepat memadamkan dengan jalan menyiramkan air dan juga dengan menggunakan kain
Riwayat Penyakit SekarangKejadian ini terjadi pada halaman
belakang rumah pasien (ruangan terbuka) dan ketika jatuh ke tanah OS mengaku tidak membentur sesuatu, Os juga mengaku tidak mengalami sesak napas ataupun penurunan kesadaran.
Riwayat Penyakit DahuluOS mengaku tidak memiliki riwayat
perawatan/pembedahan di RS sebelumnya.
Riwayat Diabetes Melitus disangkal, Hipertensi (-)
Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada riwayat DM, hipertensi, asma,
TBC
B. Primary SurveyAirwayTidak tampak adanya sumbatan jalan napas,darah(-),
muntahan (-), corpus alienum/jelaga/arang (-), lidah tidak terlipat kebelakang, suara napas tidak mengorok.
BreathingKedua dinding thoraks tampak simetris pada
pergerakan, napas spontan, tidak ada jejas maupun vulnus pada dinding thoraks, suara nafas vesikuler, ronchi (-), Wheezing (-).
CirculationPasien tidak tampak pucat, sianosis (-), nadi carotis
dan radialis teraba cukup isi, 100x/menit reguler.
DisabilityGlasgow Coma Scale (GCS) :Eye = 4Verbal = 5Movement = 6 15ExposurePakaian OS segera dievakuasi guna
mengurangi pajanan berkelanjutan serta menilai luas dan derajat luka bakar.
C. Secondary SurveyStatus GeneralisKeadaan Umum : Tampak sakit beratKesadaran : ComposmentisTekanan darah : 150/100 mmHgNadi : 100x/mnt, reguler, cukup
isiSuhu : 36,9 CPernapasan (Frekuensi dan tipe) : 28x/menit –
pernapasan torakoabdominalTinggi badan : 170 cmBerat badan : 85 kg
Kelenjar Getah BeningSubmandibula : tidak terabaLeher : tidak terabaSupraklavikula : tidak terabaKetiak : tidak terabaLipat paha : tidak terabaKepalaEkspresi wajah : normalRambut : hitam berubanSimetri muka : simetris
Mata Exophthalmus : tidak ada Enopthalmus : tidak
ada Kelopak : tidak oedem Lensa : jernih Konjungtiva : anemis -/- Visus : tidak
dilakukan Sklera : ikterik -/- Gerakan mata : normal Lapangan penglihatan : normal Tekanan bola mata : tidak dilakukan Deviatio konjungae : tidak ada Nystagmus: tidak ada Pupil : isokor Refleks : cahaya langsung +/+ Tidak langsung
+/+
TelingaTuli : - / -Selaput pendengaran : utuh Lubang : + / +Penyumbatan : - / -Serumen : + / + Perdarahan : - / - Cairan : - / -
MulutBibir : normalTonsil : T1-T1 tenangLangit-langit : normalBau pernapasan: tidak khasGigi geligi : normalTrismus : tidak adaFaring : tidak hiperemis,jelaga (-)Selaput lendir : normalLidah : tidak kotor, tidak kering,
jelaga (-)
Leher Tampak luka bakar pada leher sebelah kiri
dengan ukuran 10 x 2 cm warna kulit merah pucat
Tekanan vena Jugularis (JVP): 5-2 cmH2OKelenjar Tiroid : tidak teraba membesarKelenjar Limfe : tidak taraba membesarDada Bentuk : simetrisPembuluh darah : tidak tampakBuah dada : simetrisRetraksi sela Iga : (-)
Paru-paru Depan Belakang Inspeksi Kiri : simetris dalam kondisi statis dan dinamis Kanan : simetris dalam kondisi statis dan dinamis Palpasi Kiri : vokal fremitus normal vokal fremitus
normal Kanan : vokal fremitus normal vokal fremitus
normal Perkusi Kiri :sonor sonor Kanan :redup redup Auskultasi Kiri : Vesikuler, Rh (-), Wh (-) Vesikuler, Rh
(-), Wh (-) Kanan :vesikuler, Rh (-), Wh (-) Vesikuler Rh(-),
Wh (-)
Jantung Inspeksi : tidak tampak pulsasi iktus kordisPalpasi : iktus kordis di sela iga V di linea
midclavicula kiriPerkusi Batas kanan jantung : sela iga V,
linea sternalis kanan
Batas kiri jantung : sela iga V, 1 jari medial linea midclavikula kiri
Batas atas jantung : sela iga II, linea parasternalis kiri
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), Gallop(-)
Perut Inspeks i : datar, tidak ada ascites, Tampak luka bakar
berwarna merah pucat pada regio abdomen dekat umbilikus memanjang dengan ukuran 15 x 3 cm (derajat II 3%)
Palpasi : supel, NT epigastrium (+)
Hati : tidak teraba membesarLimpa : tidak teraba membesarGinjal : balotemen - / -
Lain-lain : - Perkusi : shifting dullness (-)
fluid wave / undulasi (-) tymphani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
EkstremitasTerdapat Luka Bakar Grade II di lengan kiri dan tungkai kiri serta lengan kanan
Status Lokalis Tampak luka bakar berwarna merah pucat kehitaman pada
daerah leher kiri dengan ukuran 5 x 2 cm. (derajat II 2%) Tampak luka bakar berwarna merah pucat kehitaman pada
pinggirnya di daerah regio brachii dan antebrachii sinistra ukuran 50 x 10 cm memanjang ke bawah sampai ke bagian belakang, bullae (+)(derajat II 9%)
Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio abdomen dekat umbilikus memanjang dengan ukuran 15 x 3 cm (derajat II 3%)
Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio femur (depan) sampai kruris depan sinistra dan memanjang ke bawah, bullae (+) (derajat II 4,5%)
Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio femur (depan) sampai kruris depan dekstra dan memanjang ke bawah , bullae (+) (derajat II 4,5%)
D. Hasil laboratorium Pemeriksaan Hematologi 27 November 2009 Hb : 14,5 g/dl Leukosit : 16.100/mm3 Trombosit : 257.000/mm3 (n) Ht : 44 % (n) Hasil laboratorium pada tanggal 28 November 2009 Hb : 16,1 g/dl Leukosit : 24.200/mm3 Eritrosit : 3,92 juta/uL Trombosit : 213.000/mm3 (n) Ht : 30 % (n) LED : 6 (n) MCV : 85 fL (n) MCH : 27 (n) MCHC : 32 g/uL (n)
Fungsi Ginjal Kreatinin : 1,3 mg/dl (n) Ureum : 39 mg/dl (n)Elektrolit Na : 133 mmol/Lt K : 3,68 mmol/Lt (n) Cl : 112 mmol/Lt Pemeriksaan Hitung jenis leukosit Basofil : 0% (0-1%) Eosinofil : 0% (1-4%) Segment neutrofil : 86% (35-70%) Neutrofil : 1% (3-5%) Limfosit : 6% (20-40%) Monosit : 7% (2-10%)
Hasil laboratorium pada tanggal 3 Desember 2009 Trigliserida 159 mg/dL Kolesterol HDL 25 mg/dL Kolesterol LDL 83 mg/dL (n)Elektrolit Natrium :144 (n) Kalium :4,23 (n) Chlorida :110 Hb : 12,8 g/dl Leukosit : 11.800/mm3 Eritrosit : 4,74 juta/uL Trombosit : 261.000/mm3 (n) Ht : 40 % (n) LED : 6 (n) MCV : 85 fL (n) MCH : 27 (n) MCHC : 32 g/uL (n)
Masa perdarahan : 14 menit (n) Masa pembekuan : 3 menit (n) Fungsi Ginjal Kreatinin : 1,0 mg/dl (n) Ureum : 41 mg/dl Elektrolit Na : 133 mmol/Lt K : 3,68 mmol/Lt (n) Cl : 112 mmol/Lt Pemeriksaan Hitung jenis leukosit Basofil : 1% (0-1%) Eosinofil : 5% (1-4%) Segment neutrofil : 71% (35-70%) Neutrofil : 5% (3-5%) Limfosit : 11% (20-40%) Monosit : 12% (2-10%) Kolesterol total : 140 (n)
E. Resume Anamnesa 1 jam SMRS, OS terbakar api ketika sedang membakar sate. OS
yang sedang hendak menyiapkan pembakaran sate terkena ledakan dari dirigen minyak tanah yang terletak dekat dari sumber api. Dan ketika itu juga adik dari OS berusaha membantu memadamkan dengan berniat menyiramkan air tapi ternyata yang disiramkan itu adalah minyak tanah. Sehingga api disekujur tubuh OS malah semakin membesar, OS terkapar di tanah dan berguling-guling ksakitan. Dan akhirnya orang-orang sekitar cepat-cepat memadamkan dengan jalan menyiramkan air dan juga dengan menggunakan kain. Kejadian ini terjadi pada halaman belakang rumah pasien (terbuka) dan ketika jatuh ke tanah OS mengaku tidak membentur sesuatu. Tidak ada sesak atau penurunan kesadaran
Status Lokalis Tampak luka bakar berwarna merah pucat kehitaman pada
daerah leher kiri dengan ukuran 5 x 2 cm. (derajat II 2%) Tampak luka bakar berwarna merah pucat kehitaman pada
pinggirnya di daerah regio brachii dan antebrachii sinistra ukuran 20 x 5 cm memanjang ke bawah sampai ke bagian belakang, bullae (+) (derajat II 9%)
Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio abdomen dekat umbilikus memanjang dengan ukuran 15 x 3 cm (derajat II 3%)
Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio kruris depan dekstra dan memanjang ke bawah ukuran 20 x 6 cm, bullae (+) (derajat II 4,5%)
Tampak luka bakar berwarna merah pucat pada regio kruris depan dekstra dan memanjang ke bawah ukuran 22 x 5 cm, bullae (+) (derajat II 4,5 %)
F. Diagnosis kerja dan dasar diagnosisBerdasarkan anamnesis, pemeriksaan
jasmani dan pemeriksaan laboratorium rutin :
Luka bakar derajat II dengan luas luka bakar +/- 23%
G. Pemeriksaan yang dianjurkanAlbumin/total protein serum , AGD, kadar COHbH. TerapiPrinsip Primary survey ABCDE lanjut secondary
surveyTerapi Cairan Baxter: Ringer Laktat 4cc x BB x % luka
bakar; 4 x 75 x 23 = 6900 cc/24 jam. Diberikan setengahnya pada 8 jam pertama dan sisanya 8 jam berikutnya. Untuk keesokan harinya berikan setengah jumlah dari hari pertama dan seterusnya.
Pemasangan dauer kateter untuk monitoring volume urine (monitoring volume cairan input dan output).
Pemasangan Nasogastric tube. Injeksi Tetanus Toxoid 1 cc intramuskuler.Antibiotik Cefotaxim 2 x 1 gram.Antrain 3 x 1 ampul.Ranitidin 2 x 1 ampul.Pencucian luka dengan NaCl lalu diolesi dengan
Burnasin dan ditutup dengan sufratul dan verban steril.
Rawat InapDirencanakan untuk operasi pembersihaan luka,
eskarotomi, nekrotomi.Lakukan penggantian verban dan perawatan luka
berkelanjutan
Dilakukan tindakan eskarotomi dan nekrotomi pada tanggal 8 Desember 2009:
Pasien dibaringkan dalam general anastesi Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada daerah
operasi Dilakukan tindakan nekrotomi dan eskarotomi Penutupan luka dengan sufratulle, kasa steril kompres
penicilin prokain, lalu ditutup dengan verban gulung Operasi selesaiInstruksi Post Operasi Puasa sampai sadar benar, IVFD RL 24 tpm, tampung
urine, medikasi: ceftizoxime 2x1 gram, remopain 2x30mg, gastridin 3x1 ampul, omeprazole 2x1 ampul, sactivis 2x30mg
I. PrognosisAd Vitam : dubia ad bonamAd fungsionam: dubia ad bonamAd sanationam: dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKALUKA BAKAR (COMBUTIO)PENDAHULUAN cedera yang cukup sering dihadapi para
dokter. Penyebab selain terbakar api langsung atau
tidak langsung, juga pajanan langsung dari sinar matahari, listrik maupun kimia.
Luka bakar karena siraman air panas cukup sering pada kecelakaan rumah tangga.
DEFINISI Merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau
kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi
Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan.
komplikasi yang fatal shock, infeksi, ketidak seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit) dan masalah distress pernapasan. distress emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar).
EPIDEMIOLOGIDi Amerika 2 sampai 3 juta penderita
setiap tahunnya dengan jumlah kematian 5 - 6 ribu kematian/tahun
Di Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta pada tahun 1998 di laporkan 107 kasus luka bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38% sedangkan di Rumah Sakit Dr.Sutomo Surabaya pada tahun 2000 dirawat 106 kasus luka bakar, kematian 26, 41 %.
PatofisiologiAkibat pertama luka bakar adalah syok
karena kaget dan kesakitanPembuluh kapiler yang terkena suhu
tinggi rusak sel darah yang di dalamnya ikut rusak anemia
Permeabilitas udem + bula dengan membawa serta elektrolit volume cairan intra vaskuler
Tubuh kehilangan cairan antara ½ % - 1 %, “Blood Volume ”setiap 1 % luka bakar.
insensible water loss meningkat
Patofisiologi cont.d..Patofisiologi cont.d..
>20 % syok hipovolemik Pada kebakaran daerah muka cedera
inhalasi + keracunan COluka bakar yang berat ileus paralitik
Stres dan beban faali tukak peptic (tukak curling) Hematemesis melena
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSISSecara klinisLaboratorium : Hb,Ht,Leukosit,trombosit,
Electrolit, albumin, fungsi ginjal, AGD, COHb
KOMPLIKASISyok karena kehilangan cairan.Sepsis / toksis.Gagal Ginjal mendadakCedera Inhalasi
PROGNOSA :Tergantung derajad luka bakar.Luas permukaanDaerah yang terkena, perineum, ketiak,
leher dan tangan karena sulit perawatan dan mudah kontraktur.
Usia dan kesehatan penderita.
FASE LUKA BAKAR1. Fase akut / fase syok / fase awal.Fase ini mulai dari saat kejadian sampai
penderita mendapat perawatan di IRD /Unit luka bakar.
Ancaman ganguan ABC + cedera inhalasi
2. Fase SubakutFase ini berlangsung setelah fase syok berakhir
atau dapat teratasi. Luka yang terjadi dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu :
a. Proses inflamasi atau infeksi.b. Problem penutupan luka.c. Keadaan hipermetabolisme.
3. Fase LanjutFase ini penderita sudah dinyatakan sembuh
tetapi tetap dipantau melalui rawat jalan. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertrofik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan timbulnya kontraktur.
PENYEBAB LUKA BAKARBerdasarkan penyebab luka bakar, luka bakar
dibedakan atas beberapa jenis penyebab, antara lain :
1. Luka bakar karena api2. Luka bakar karena air panas3. Luka bakar karena bahan kimia4. Luka bakar karena listrik, petir dan radiasi5. Luka bakar karena sengatan sinar matahari.6. Luka bakar karena tungku panas/udara panas7. Luka bakar karena ledakan bom.
DERAJAT LUKA BAKARDERAJAT LUKA BAKAR
Derajat luka bakarDerajat luka bakar
LUKA BAKARLUKA BAKAR
LUAS LUKA BAKARLUAS LUKA BAKAR
KRITERIA BERAT RINGANNYA (American Burn Association) 1. Luka Bakar Ringan - Luka bakar derajat II <15 % - Luka bakar derajat II < 10 % pada anak – anak - Luka bakar derajat III < 2 % 2. Luka bakar sedang - Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa - Luka bakar II 10 – 20 % pada anak – anak - Luka bakar derajat III < 10 % 3. Luka bakar berat - Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa - Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak – anak. - Luka bakar derajat III 10 % atau lebih -Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan
genitalia/perineum. - Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.
PENATALAKSANAAN PENDERITA LUKA BAKAR FASE AKUT.
Pada penanganan penderita dengan trauma luka bakar, seperti pada penderita trauma – trauma lainnya harus ditangani secara teliti dan sistematik.
I. Evaluasi Pertama (Triage)A. Airway, sirkulasi, ventilasiB. Pemeriksaan fisik keseluruhan.C. AnamnesisD. Pemeriksaan luka bakar
Penanganan di Ruang EmergencyDiwajibkan memakai sarung tangan steril bila
melakukan pemeriksaan penderita.Bebaskan pakaian yang terbakar.Dilakukan pemeriksaan yang teliti dan
menyeluruh untuk memastikan adanya trauma lain yang menyertai.
Bebaskan jalan napas. Diberikan cairan ringer Laktat dengan jumlah 30-
50 cc/jam untuk dewasa dan 20-30 cc/jam untuk anak – anak di atas 2 tahun dan 1 cc/kg/jam untuk anak dibawah 2 tahun.
Dilakukan pemasangan Foley kateterDi lakukan pemasangan nosogastrik tubemorfin intravenaTimbang berat badan
Diberikan tetanus toksoid bila diperlukan. Pencucian Luka di kamar operasi dalam
keadaan pembiusan umumEskarotomiPenutupan luka dapat terjadi atau dapat
dilakukan bila preparasi bed luka telah dilakukan dimana didapatkan kondisi luka yang relative lebih bersih dan tidak infeksi.
RESUSTASI CAIRANBAXTER formulaHari Pertama :Dewasa : Ringer Laktat 4 cc x berat badan x
% luas luka bakar per 24 jamAnak : Ringer Laktat: Dextran = 17 : 32 cc x berat badan x % luas luka ditambah
kebutuhan faali.
½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.
½ diberikan 16 jam berikutnya.Hari keduaDewasa : ½ hari IAnak : diberi sesuai kebutuhan faali
Menurut Evans - Cairan yang dibutuhkan :1. RL / NaCl = luas combustio ……% X BB/ Kg X 1
cc2. Plasma = luas combustio ……% X BB / Kg X 1 cc3. Pengganti yang hilang karena penguapan D5
2000 ccHari I --- 8 jam X ½---16 jam X ½Hari II -- ½ hari IHari ke III --- kari ke II
TRAUMA INHALASIMekanisme kerusakan saluran napas.1. Trauma panas langsung2. Keracunan asap yang toksik3. Intoksikasi karbon monoksida (CO)
KLINISKecurigaan adanya trauma inhalasi bila pada penderita luka bakar terdapat 3 atau lebih dari keadaan berikut :
Riwayat terjebak dalam rumah/ ruangan terbakar Sputum tercampur arang Luka bakar perioral, hidung, bibir, mulut atau tenggorokan. penurunan kesadaran. Tanda distress napas, rasa tercekik, tersedak, malas
bernapas dan adanya wheezing atau rasa tidak nyaman pada mata atau tenggorokan (iritasi mukosa)
Gejala distress napas. Takipea Sesak atau tidak ada suara.
Pemeriksaan tambahan :1. Kadar karboksihemoglobin (COHb)2. Gas Darah3. Foto Toraks biasanya normal pada fase awal4. Bronkoskopi FiberopticBila terdapat sputum berarang, edema
mukosa, adanya bintik – bintik pendarahan dan ulserasi diagnosa trauma inhalasi.
5. Tes Fungsi paruScan Paru Xenon tidak praktis.
PENATALAKSANAN1. Dilakukan trakeostomi dengan local anestesi, dengan atau
tanpa kanul trakeostomi.2. Pemberian oksigen 2 - 4 liter /menit melalui trakeostomi.3. Pembersihan secret saluran pernapasan secara berkala
serta bronchial washing.4. Humidifikasi dengan nebulizer.5. Pemberian bronkodilator (Ventolin ® inhalasi setiap 6 jam.6. Pemantauan gejala dan tanda distress pernapasan.
◦ Gejala subyektif : gelisah, sesak napas (dispnea)◦ Gejala obyektif : frekuensi napas meningkat (30-40 kali / menit),
sianotik, stridor, aktivitas otot pernapasan tambahan, perubahan hasil pemeriksaan analisis gas darah 98 jam pertama). Gambaran hasil infitrat paru dijumpai > 24 jam samapi 4-5 hari.
7. Pemeriksaan radiologik (foto toraks) dikerjakan bila masalah pernapasan telah diatasi.
8. kasus ini dirawat pada bed observasi dengan posisi duduk atau setengah duduk.
9. Pelaksanaan di ruang resusitasi instalasi gawat darurat.
KESIMPULANMengingat kasus luka bakar merupakan suatu
cedera berat yang memerlukan penanganan dan penatalaksanaan yang sangat komplek dengan biaya yang cukup tinggi serta angka morbiditas dan mortalitas karena beberapa faktor penderita, factor pelayanan petugas, factor fasilitas pelayanan dan faktor cideranya.
Untuk penanganan luka bakar perlu perlu diketahui fase luka bakar, penyebab luka bakar, derajat kedalaman luka bakar, luas luka bakar. Pada penanganan luka bakar seperti penanganan trauma yang lain ditangani secara teliti dan sistematik.
Penatalaksanaan sejak awal harus sebaik – baiknya karena pertolongan pertama kali sangat menentukan perjalanan penyakit ini.
TERIMA KASIH…TERIMA KASIH…
THANKS FOR UR ATTENTION!