Post on 23-Jul-2016
description
batik
DAFTAR�ISI
RUBRIK HALAMAN
ACARA
AKADEMIK
KARYA SASTRA
OPINI
SALAM REDAKSI
ACARA
2
3
7
11
16
SALAM REDAKSI
A l h a m d u l i l l a h i r a b b i l ’ a l a m i n , senantiasa rasa sukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat izin Tuhan dan kerja keras tim Pena Budaya, akhirnya majalah Pena Budaya edisi Pramuda 2015 dapat dirampungkan. Kali ini tim Pena Budaya mengangkat tema batik, budaya khas Indonesia yang mampu bertahan dari generasi ke generasi, disini kami mengajak anda untuk melihat batik dari sisi yang jarang tersingkap. Edisi kali ini diisi oleh beberapa artikel bertema batik, kegiatan yang memakai batik dan hal–hal unik tentang buku yang sempurna adalah buku yang tidak pernah ditulis, dalam majalah kali ini pasti ada kekurangan di berbagai tempat, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk penyempurnaan di edisi selanjutnya.
Assalamualaikum wr.wb
Penanggung JawabULFA KURNIASIH
Dewan PenasehatCLARA NURVIAN. MRESTI PUTRI.AROMI D.CIHFA FIRDAUSANATALIE. APUTRI SYIFA.NSUSI SOPIANIINTAN SETIAWATIHASYA HANIFANSUCI P CAHYANIKEVIN. RFAUZIAH. R
Pemimpin RedaksiDIMITRY YUNUSEVICH
IlustratorHANA HANIFAH
LayouterM.DZAUHAR AZANIAUDREY M TAHIR
Redaksi AcaraINDAH APRILIANIKARINA AUDIA
Redaksi Karya SastraABDUL RIZALSYIFA
Redaksi OpiniAZZAHRA H.G FAJRIULFA LUTHFIA
Redaksi AkademikWINDA WAHYUNIARIRIMA
Redaksi Karangan KhasFENY WIDYAWATI
PENABUDAYA 2
ACARA
mengintip keseruan pawai
hari-hari sastra
2015 Jatinangor ― Kamis (1/10) sekitar pukul 16.00 WIB, pelataran kampus FIB Unpad sudah dipenuhi para mahasiswa peserta pawai yang berbaris mewakili masing-masing jurusan, lembaga maupun himpunan di Fakultas Ilmu Budaya. Berbagai dresscode unik peserta seperti kesatria pandawa lima, kimono ala Jepang, baju tradisional khas Jerman, pakaian khas Prancis, cowboy, 90's style, batik, bahkan pocong pun turut serta mewarnai iring-iringan pawai yang merupakan salah satu dari banyaknya rangkaian acara Hari-Hari Sastra atau H2S selama bulan Oktober 2015. Pawai yang dimulai sekitar pukul setengah lima sore tersebut memulai rute perjalanannya dari FIB, kemudian FISIP, tanjakan cinta, belakang FK, FTG, FAPSI, FK, FKG, gerlam dan kembali lagi ke FIB. Selama acara berlangsung, beberapa aks i seper t i o ras i dan menyuarakan yel-yel menjadi senjata utama untuk menarik perhatian orang-orang di sekitar fakultas yang dilalui iring-iringan pawai.
PENABUDAYA 3
Yang tidak kalah heboh, mereka menyanyikan lagu “Bagimu Sastra“ yang merupakan plesetan dari lagu wajib “Bagimu Negeri” dan menyerukan #KagokEdan yang menjadi jargon H2S pada tahun ini. Tak lupa beberapa kal i peserta menyapa orang-orang yang ditemui saat melewati fakultas yang dilalui dalam rute pawai sebagai bentuk keramahtamahan.
ACARA
PENABUDAYA 4
P u n c a k n y a a d a l a h k e t i k a rombongan pawai stay di gerlam selama 15 menit membagi-bagikan flyer mengenai main event H2S pada 31 Oktober kepada orang-orang di sekitar gerlam Menurut Ziki, selaku ketua Hari-Hari Sastra 2015, pelaksanaan pawai kali ini memang mempunyai maksud tertentu. “Tujuan yang pertama jelas untuk a jang publ ikas i ke satu universitas untuk main event tanggal 31 Oktober 2015. Jadi kita mem-publish-nya dengan cara pawai, itu tujuan utamanya. Tujuan keduanya yaitu merangkul l embaga kemahas iswaan dan himpunan yang mungkin merasa bahwa acara H2S itu bukan milik bersama, sementara hakikatnya H2S itu acara milik bersama”. Beberapa peser ta j uga i ku t mengutarakan opini mereka terkait pawai kali ini.
Menurut Helmi, mahasiswa dari jurusan Sastra Jepang yang menggunakan kostum salah satu kesatria Pandawa Lima, Bima, mengaku bahwa acara pawai ini seru, terlebih ini merupakan sebuah pengalaman pertamanya mengikuti pawai. “Untuk H2S sendiri seru acaranya, pengennya sih nanti keliling lagi. Kebetulan ini pertama kali ikut, pawai sebelumnya saya kan masih maba, jadi belum ngerti.” Sementara itu, Pulski, menanggapi pawai H2S secara berbeda dari Helmi. “Massanya kurang banyak, harusnya lebih rame lagi, terus pengkondisian dari FIB itu lama b a n g e t e n t a h k a r e n a a p a waktunya kebuang hampir sejam, nggak ada pemberitahuan buat ngapain aja, kita yang ikut pawai agak bingung pas disuruh diem di Brooklyn soalnya nggak ada pemberitahuan buat rangkaian acaranya tuh ngapain aja. Tapi at all lumayan keren lah bisa nunjukin acara H2S sama fakultas lain walaupun dengan keadaan kampus sedikit sepi.” (Indah/Karina)
Para peserta berpose di tengah-tengah berlangsungnya pawai (Dok.Ulfa)
ACARA
PENABUDAYA 5
forsi kembali gelar screen night Jatinangor ― Senin (28/9) bertempat di Bale Santika, Universitas Padjadjaran, Festival Olahraga dan Seni atau biasa dikenal dengan nama Forsi menyelenggarakan “Screening Night”, yaitu pemutaran film perdana dengan menayangkan fi lm-fi lm pendek pese r ta “Shor t Mov ie Competition” yang diikuti oleh klub sinematografi seantero fakultas di Unpad. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini Forsi mengangkat tema Pahlawan untuk film yang diikutsertakan. J ika tahun la lu pen i la ian berdasarkan jumlah likes terbanyak pada Youtube, tahun ini penilaian dilakukan melalui voting oleh orang-orang yang datang dalam screening film. Ada 14 film pendek dari berbagai fakultas yang ditayangkan dalam Screening Night kali ini. Ke-14 film tersebut antara lain :Ÿ Punya Siapa? (FIB)Ÿ Aksi Bisu (FIB)Ÿ My Dad My Hero (FMIPAŸ Awaken (D3 FEB)Ÿ The Chain Project (FKEP)Ÿ Mata (FAPSI)Ÿ Ayah (FAPERTA)Ÿ Tamak (FK)Ÿ Injustice (FTG)
Ÿ H e r o e s G o e s N o t h i n g (FAPERTA)
Ÿ Pileuleuyan (FIKOM)Ÿ NATA (FTIP)Ÿ Stasiun Realita (FISIP)Ÿ Genggam (FIKOM) Dari ke-14 film tersebut, terpilih beberapa pemenang dalam berbagai kategori yang cukup menarik minat para penontonnya yang antara lain seperti:Ÿ Punya Siapa (FIB) membawa
pulang penghargaan dalam kategori “Best Story”
Ÿ Pileuleuyan (FIKOM) meraih kategori “Best Cinematography”
Ÿ “Favorite Short Movie” yaitu Injustice (FTG).
ACARA
PENABUDAYA 6
...Jika tahun lalu penilaian berdasarkan jumlah likes terbanyak pada Youtube, tahun ini penilaian dilakukan melalui voting oleh orang-orang yang datang dalam screening film....
Untuk pemenang juara pertama sampai ketiga secara berturut-turut adalah Tamak (FK), Aksi Bisu (FIB), dan Genggam (FIKOM). Menuru t Wibawa, se laku penanggungjawab Forsi, menjelaskan aspek apa saja yang mempengaruhi penilaian setiap film. “Untuk kategori Unpad sendiri ada juara pertama, kedua, dan ketiga. Lalu juara umum itu ada best story dan best cinematography. Kelima juara dinilai oleh juri semua, kecuali juara favorit yang dipilih melalui voting. Biasanya yang juara-juara ini dilihatnya dari kualitas performa aktor, originalitas/keaslian yang utuh, kesesuaian tema, alur cerita, dan segala macam aspek. Kalau best cinematography dilihat dari kualitas produksinya.”
Untuk penjurian, tahun ini Forsi mengundang tiga perwakilan dari lembaga yang berbeda, yaitu mahas iswa yang merupakan perwakilan dari GSSTF, Kepala Dinas Seni Kontemporer dan Bagian Perfi lman dar i Dinas Kepariwisataan Daerah Jawa Barat, dan juri yang terakhir adalah penulis naskah film Denias, Senandung di Atas Awan. (Karina/Indah)
...”Kelima juara dinilai oleh juri semua, kecuali juara favorit yang dipilih melalui voting. Biasanya yang juara-juara ini dilihatnya dari kualitas performa aktor, originalitas, kesesuaian tema, alur cerita, dan segala macam aspek. Kalau untuk sebuah best cinematography dilihat dari kualitas produksinya...”
PENABUDAYA 7
Akademik
S I B NE M A G
Bukan hal yang mudah
berperan sebagai mahasiswa.
Kuliah, berorganisasi,dan bergaul
adalah beberapa hal yang harus
dibarengi kemauan yang ikhlas.
Namun tak jarang pula hal
tersebut menjadikan seorang
m a h a s i s w a n y a m a n d e n g a n
dunianya, sehingga berbagai
prestasi pun dapat diraihnya.
Abdul Aziz Jalaluddin adalah
salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Padjadjaran.
Aziz adalah sapaan akrabnya, ia
tercatat sebagai mahasiswa Sastra
Sunda 2013.
Lahir tanggal 15 Oktober 1993
di Garut. Pemilik hobi di bidang
olahraga ini, menempuh pendidikan
formal di kota kelahirannya yaitu
SDN Pangrumasan (2000-2006),
SMPN 1 Cihirup (2006-2009), SMAN
4 Garut (2010-2013).
Menurut pendapatnya
keseimbangan antara hubungan
manusia dengan Tuhan menjadi
salah satu kunci keberhasilan.
Ia mengatakan bahwa
segala sesuatu yang dilakukan
karena Allah, akan menghasilkan
k e b a i k a n k a p a n p u n d a n
dimanapun.
Akademik
PENABUDAYA 8
“Selama di dunia, masalah
apapun itu masih bisa dihadapi”
Abdul Aziz Jalaluddin
Aktif sebagai mahasiswa
bukan berarti mengabaikan pekerjaan
non akademik, meski di hari-hari
normal mahasiswa terdapat sekelumit
tugas akademik, namun ia mampu
membagi waktu yang dimiliki untuk
berorganisasi.
Bahkan organisasi yang ia ikuti
cukup banyak, diantaranya : BOKEP
(Bola Keranjang Pamass), ROHIS
(Rohani Islam) Pamass, Ketua
Mapaba (2015), Perisai Diri UNPAD,
KMNU (Keluarga Mahasiwa Nahdatul
Ulama), PMII (Pergerakkan Mahsiswa
I s l a m I n d o n e s i a ) , d a n B P U N
(Bimbingan Pasca Ujian Nasional).
Mahasiswa Sastra Sunda ini
menuturkan “Biasakan untuk tidak
me la l a i ka sebuah peke r j aan ,
maksimalkanlah waktu yang ada, dan
yang terpenting adalah sayangi Ayah
serta Ibu, karena mereka adalah
kunci keberhasilan kita di dunia dan
akhirat”
Selain banyak organisasi
yang ia ikuti,ia juga meraih prestasi-
prestasi yang gemilang selama
m e n e m p u h p e n d i d i k a n d i
Universitas Padjajaran,antara lain :
sebagai de legas i a t le t s i la t
Universitas Padjajaran tingkat
nasional di UGM (Universitas
Gajah Mada) dan UPN (Universitas
Pembangunan Nasional) Veteran,
d e l e g a s i K M N U ( K e l u a r g a
Mahasiswa Nahdatul Ulama)
Unpad di Jakarta (Rakernas).
Membagi waktu antara
kuliah dan organisasi memang
sulit, namun bagaimana kalau jika
mahasiswa meyakinkan dirinya
bahwa segala sesuatu yang ia
kerjakan dengan senang hati,
tanpa keluhan, dijalani penuh
dengan niatan akan menjadi
sesuatu yang bahkan bisa menjadi
kebutuhan.
Tergantung bagaimana
mahasiswa itu sendiri percaya
akan kesanggupannya dalam
perkuliahan dan keorganisasian.
Akademik
PENABUDAYA 9
Aktif dengan Prestasi
Amirahvelda Priyono
Gadis kelahiran Surabaya 20
tahun silam ini merupakan salah
seorang mahasiwa yang aktif dan
berprestasi di Jurusan Bahasa dan
Sastra Perancis Universitas Padjajaran
angkatan 2012.
Menjadi orang aktif dan
berprestasi bukan baru dilakukan
sejak kuliah, namun ia sudah aktif
berorganisasi dan mengikut i
berbagai lomba se jak SMA,
diantaranya: aktif sebagai anggota
OSIS, anggota tim basket, mewakili
sekolahnya dalam Lomba Cerdas
Cermat Bahasa Inggris dan Lomba
Jurnalistik sebagai Best Spirit
Award.
Hingga di bangku kuliah ia
tetap menjadi salah satu seorang
mahas iswa yang te lah ak t i f
berorganisasi, seperti: aktif di BEM
Gama Fakultas Ilmu Budaya,
Parasastra, School of Leader 7,
Konjen Ikatan Mahasiswa Studi
Perancis se-Indonesia, anggota
Presidium Kema Universi tas
P a d j a j a r a n , H i m a p e r s e r t a
Komunitas Arek Unpad Suroboyo .
Akademik
Akademik
PENABUDAYA 10
Tak sekedar aktif berorganisasi
namun ia juga menorehkan beberapa
prestasi selama perkuliahanya ,
terbukti saat ia di tunjuk sebagai
mahasiswa berprestasi yang mewakili
jurusan Sastra Prancis pada tahun
2015.
Selanjutnya ia juga mengikuti
kegiatan pertukaran pelajar ke
Thailand dalam kegiatan Asean Youth
Friendship Network selama seminggu
. D isana ia berkun jung ke
Universitas Chiangmai , belajar
bahasa Thailand , dan di bekali materi
marketing dalam rangka persiapan
Asian Economic Community .
Menjadi mahasiswa yang aktif
dan berprestasi bukan di jalani tanpa
halangan, menurutnya halangan
terbesar yang di hadapi selama ini
adalah rasa malas .
Namun ia tak ingin tenggelam
dalam rasa malas , ketika rasa malas
menghampiri ia akan mengingat
tujuanya yang sebenarnya.
“ Biasanya ada quote dari Dagelan itu
satu hari menunda skripsi sama dengan
satu hari menunda pernikahan, itu
sebenernya ada benernya juga
walaupun kedengaran konyol ,jadi kalo
kita menunda langkah untuk kelulusan
kita , kita akan menunda satu hari untuk
melakukan hal lainya “ ujar Velda
Akademik
“Prestasi itu bukan berasal dari
penghargaan tetapi pencapaian
yang telah kamu buat untuk
membahagiakan orang-orang di
sekitarmu”
Lupa
Oleh Vivi Mayangsari
Tidakkah kau tau...Sinar bintang itu tidak pernah redup Suatu yang mengalir dalam nadikuSuatu yang tidak luput dari benakkuTidak ada keraguanKau hidup...Aku ada...
KARYA SASTRA
PENABUDAYA 11
KARYA SASTRA
PENABUDAYA 12
Kerasnya AnginOleh: Riswanto
Aku ikut atas kakimu
Tiada sekat,aku lekat
Di dunia nisbi, kamu seperti kiamat bertanda
Yang dibilang anak, terus bersabda
Lalu kamu seperti hendak melarat
Bercucuran mengais-ngais Bumi
Sedang yang dilakukan Ibu Pertiwi
Cuma nangis berahi
Terlalu banyak tanda yang kabur diantara hubungan kami, terlalu banyak waktu yang terlunta-lunta dalam sejarah perjuangan pertemuan kami, terlalu banyak sekat yang sulit dimengerti, serta terlalu banyak pula tanda tanya menghampiri.
Tetapi terus mengurai dari jauh menjadi dekat. Pikiranku terbang pada masa, pada sebuah tanda yang berkelebat tanpa mungkin terbaca.
Memang susah dimengerti, perasaan ini seperti seekor teka-teki yang menjuntai pada waktu yang p a n j a n g . S u s a h d i t a n g k a p kemungkinan-kemungkinannya, karena maknanya terengut belati bunga.“Sampai berapa lama kau disana?” W a n i t a b e r p a r a s c a n t i k i t u menegurku.
“Apanya?” Ujarku.“Berdiri dekat jendela itu, apalagi?” Matanya medidih tajam.
“Sebentar lagi, belum bersih kenangan dari balik tralis ini.” Aku enggan beranjak. Udara menjulur dar i lubang hidungku, pelan terdengar hembus yang memberat.“Sampai berapa lama kau disana?” Ujarnya sambil menatap jauh pada poster bertemanakan batik di dinding kamar.
“Secepat mungkin kurang empat tahun kalau bisa.” Jawabku asal. “Kau akan menikmatinya, nikmat mana lagi yang akan kau dustakan?” Ia beranjak pergi menyisakan lebam udara, kini sepi ruangku. Ada perasaan segan untuk menoleh apalagi mengejarnya. Ia serupa kupu-kupu, semakin dikejar semakin jauh terbangnya.
Ada teka-teki yang harus ku pecahkan.
Setidaknya ada penjelasan yang membuatku memahami situasi yang sedang ku masuki. Bahwa cita kadang tumbuh disaat yang tidak diharapkan serta tidak tepat.
PENABUDAYA 13
KARYA SASTRA
PENABUDAYA 14
KARANGAN KHAS
Tapi tidak mungkin untuk memfermentasikan lebih lama lagi. Di atas pertemuan kami yang semu ini, akankah masa depan cita ini akan berakhir pada ilusi yang abstrak? Ta p i b a g i k u i n i a d a l a h pertaruhan sejarah, tentu ada cita yang harus diberi kesempatan. Pertemuanku dengannya adalah momen valid yang mengiris waktu, karena terjadi pertempuran untuk menggapainya. Bukan karena inilah momen pertama kami secara terus terang menyatakan perasaan kami, tetapi juga karena pertemuan ini memang punya akar sejarah yang panjang. Ada keniscayaan histor is mengalun erat di dalamnya. Kami berdua, memustuskan untuk saling mendamaikan diri dalam sebuah momentum. Momentum kali ini tak sabar untuk mencatat adegan.
“Dik…!” Suara itu terdengar memanggil dengan emosi. “Aku akan turun!” Suara itu pun memaksa mulut ini untuk teriak.
“Kapan? Kau mengatakan sejak setengah jam yang lalu!” Kini ia serius menyerang dengan penekanan nada keras dimana-mana. Aku beralih sebelum detik beralih mendahuluiku. Tu r u n d a r i a t a p j e n d e l a bertralis, melakukan pendaratan sempurna pada keramik putih yang mengkilat.
Ah ini paling berat. Koper itu b e r b i n c a n g d e n g a n k u , i a menceritakan kemenanganku. Aku memilih memenangkan diam dan memuja ketenangan.
Ku pandang jendela itu untuk kesekian kalinya, lalu sekilas ku beranikan diri untuk menatap poster kesayangan disudut yang lain. Poster itu ternyata agak miring, corak batik yang indah pun tak kuasa bernyanyian. Mengalun tulus kebanggaannya pada kemenangan kali ini. Kuraih tangka i koper dan akh i rnya menyusuri tangga mengambil hadiah.
A k u m e n a n g . M e r e k a dibawah memandangku satu per satu. Ku balas dengan tatapan tenang. Mereka semua tersenyum sangat indah, sepertinya ingin memenjarakan diriku kedalam kasih. Ada enggan untuk menerima waktu, rasanya ingin sebuah pertanggungjawaban. Tapi waktu bergerak cepat saat rasa ini bergerak lebih pelan. Sebuah detak yang memilukan dalam ruang yang tak terkatakan.
KARYA SASTRA
PENABUDAYA 15
KARANGAN KHAS
Begitulah kadang kesedihan datang lebih dulu sebelum angin perpisahan tiba. Aku menjadi sepasang anak kecil yang mendua di dalam diri. B e l a j a r m e n y i m p a n r a s a d a n menyembunyikan simfoni yang merasuk sukma. S e p e r t i n y a m a l a m a k a n menundunginya dengan rahasia yang pa l i ng peka t . Se lamat , i n i l ah kemenangan.
Kemenangan luar biasa antara sebuah rasa dengan momentum. Kemenangan yang memiliki corak amat indah dengan ingatan pada sebuah waktu yang telah terbang.
B iar cant ing in i kembal i melukiskan warna di atas kain. Biar warna yang menjadikan haluan ini indah.
Kami menjalin hubungan baru. Aku dan Universitas Padjadjaran. S u r g a i l m u y a n g b e s a r, a k u mengalahkan ribuan orang dan ketakutan akan sebuah kelok masa.
KARYA SASTRA
PENABUDAYA 16
OPINI
batik busanakhas
indonesia Apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata 'batik'? Sebagian besar orang merepresentasikan batik dengan Indonesia. Sebab, di tanah itulah batik diciptakan. Batik merupakan ciri khas yang menempel di Indonesia sejak lama. Apalagi setelah disahkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia sejak 02 Oktober 2009, batik makin saja lekat dengan Nusantara. Sejak itu pula, rakyat Indonesia gencar mempromosikan batik di seluruh penjuru dunia. Promosi yang mereka lakukan tentu saja bukan sekadar wacana atau teori, namun langsung kepada praktik, seperti menggunakan batik pada acara-acara resmi. Pemerintah juga memberikan perhatian lebih pada batik. Mereka acapkali menggunakan batik dalam acara kenegaraan, misalnya saat mengadakan kunjungan kerja keluar negeri atau berdiplomasi.
Oleh : Rock
OPINI
PENABUDAYA 17
Lalu, bagaimana batik digunakan di sekitar kita? S e ko l a h s e b a g a i l e m b a g a pendidikan resmi sudah mewajibkan para siswanya untuk menggunakan batik pada hari tertentu. A d a y a n g m e wa j i b ka n n y a digunakan setiap hari Kamis, ada pula yang mewajibkan penggunaannya di setiap hari Jumat. Mereka pun memi l ik i a lasan tersendiri dalam memilih hari untuk menggunakan baju batik. Namun, bagaimana penggunaan baju batik di lembaga pendidikan seperti Perguruan Tinggi? Di kalangan mahasiswa sendiri, khususnya Unpad, t idak memi l ik i kewajiban menggunakan batik pada hari tertentu. M e re ka d i b e b a s ka n u n t u k menggunakan pakaian tersebut selama sopan dan rapi. Namun, rupanya peraturan yang sudah mereka laksanakan selama 12 tahun mengemban pendidikan di sekolah membuat beberapa mahasiswa masih menjalankan aturan tersebut. Tak jarang ditemukan mahasiswa yang menggunakan baju batik pada hari Kamis.
Sedangkan untuk kalangan staf sivitas akademika, mereka lebih memilih menggunakan batik hari Jumat. B e b e r a p a m u n g k i n menggunakan batik pada seminar atau acara resmi. Batik rupanya sudah memasuki dunia fashion tidak hanya di Indonesia. Beberapa designer merancang pakaian dengan unsur batik untuk perayaan resmi di luar nusantara. Tentu saja, hal ini dan diterima dengan baik dan berdampak positif bagi Indonesia sendiri. Sudah sepantasnya k i ta menghargai dan menjaga apa yang menjadi warisan budaya Indonesia. Dengan melestarikan budaya tersebut, tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi pribadi masing-masing. So guys, what are you waiting for to use bat ik? Se lamat Har i Bat ik Nasional!!!
OPINI
PENABUDAYA 18
tanya jawabBATIK
Kalau aku bilang batikapa yang terlintas di pikiranmu?
Rubrik ini berdasarkan hasil pertanyaan dan jawaban dar i t iga narasumber yaitu :Ÿ F i t r i y a n i P u t r i
N u g ra h a - S a s t ra Jerman 2015
Ÿ Multaz im-Sastra Jerman 2015
Ÿ Ari Bayu. S-Sastra Inggris 2015
Ÿ F i t r i : B u d a y a k h a s Indonesia banget
Ÿ Multazim: Jawa, karena batik itu lebih terkenal di Jawa
Ÿ Ari: Kain khas Indonesia
OPINI
OPINIOPINI
PENABUDAYA 19
Kamu sering Pake Batik?
Ÿ Fitri: Aku hanya batik pada saat-saat tertentu sajaŸ Multazim: Saya pakai batik kalau acara-acaranya penting serta
menuntut untuk rapi dan formalŸ Ari: Sering, biasanya untuk acara resmi
Mengapa batik itu terkesan formal?
Ÿ Fitri: Karena dari dulu sering dipakai buat acar formal ajaŸ Multazim: Karena sejak kecil kita udah dibiasain pakai batik pas
acara formal ajaŸ Ari: Karena sekarang Desainya lebih dikhususkan untuk ke
kantor atau acara formal
Berarti ada anggapan umum barangkali?
Ÿ Fitri: Kalau menurut saya itu karena kebiasaan masyarakat ajaŸ Multazim:Kalau saya liat model dulu, kalau kaos untuk bisa buat non
formal, kalo kemeja baru buat acara formalŸ Alif: Kayaknya sih desainnya yang belum”kekini-an”
Bagaiamana cara Meningkatkanya dong?
Ÿ Fitri: Harus punya kesadaran kalau batik punya kitaŸ Multazim: Mulai dari sendiri, yuk pakai batik!Ÿ Ari: Bisa kita mix dan match yang “kekini-an”
Kunjungi kami di:http://penabudaya.fib.unpad.ac.id/
Twitter:@Penabudaya
LINE ID:@ddb1067y