Post on 31-Oct-2014
PROGRAM GIZI LANSIA DIINDONESIA
Avianing Kemala Ulfa 108101000003
Fitri Amalia108101000017
Nurmalita Sani 108101000033
Melda Santi 108101000057
Latar Belakang
• Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan Sasaran rencana strategi Kementrian Kesehatan tahun 2010 – 2014 adalah meningkatnya UHH dari 70,7 menjadi 72 tahun. (depkes RI, 2011)program Gizi lansia
• Dari Kementerian Kesehatan belum ada target nasional untuk program gizi lansia. Maka dari itu lansia belum menjadi prioritas atau sasaran khusus, hal tersebut karena berkaitan dengan MDGs.
• MDGs merupakan komitmen nasional dalam upaya lebih menyejahterakan masyarakat melalui pengurangan kemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan perempuan, kesehatan dan lingkungan. Ada 8 tujuan MDGs, yaitu:
• MDG 1 : Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan• MDG 2: Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua• MDG 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
• MDG 4 : Menurunkan Kematian Anak • MDG 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu• MDG 6 : Mengendalikan HIVdan AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya (Tb)
• MDG 7 : Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup• MDG 8 : Mengembangkan Kemitraan Pembangunan di Tingkat Global
Tujuan
• Untuk mengetahui program-program yang terkait gizi pada lansia di Indonesia• Untuk mengetahui peran dari masing-masing direktorat di Kementrian Kesehatan terkait program gizi lansia.• Untuk mengevaluasi kesesuaian program gizi lansia yang ada dengan teori yang sudah dipelajari (teori penuaan, kebutuhan gizi dan aktivitas fisik pada lansia)
• Dalam rencananya Kementrian Kesehatan lansia akan menjadi prioritas atau sasaran khusus pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015 – 2019.
Program gizi lansia• Direktorat Bina Gizi lansia
berada dibawah tugas Subdirektorat Bina Gizi Klinis.
Tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang bina gizi klinik dan dietetik
Fungsi• Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang bina gizi klinik dan dietetik;
• Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina gizi klinik dan dietetik;
• Penyiapan bahan bimbingan teknis di bidang bina gizi klinik dan dietetik; dan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang bina gizi klinik dan dietetik.
Tujuan Program Gizi Lansia Subdirektorat Bina Gizi Klinik
Tujuan umum : meningkatkan status kesehatan usia lanjut agar tetap sehat dan produktif melalui pelayanan gizi yang bermutu.
Tujuan khusus :• Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan untuk menangani pelayanan gizi pada usia lanjut.
• Meningkatkan kualitas penyuluhan kesehatan dan konseling gizi pada usia lanjut.
• Meningkatkan kualitas pelayanan gizi pada usia lanjut.
• Meningkatkan status gizi usia lanjut.
Kebijakan Dan StrategiKebijakan : • meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat (usia lanjut).• Menanggulangi penyakit kronik.• Memperpanjang usia harapan hidup.Strategi :• Profesionalisme : untuk meningkatkan kualitas
pelayanan oleh tenaga kesehatan yang bermutu.• Sistem Pembiayaan Bersama (Mandiri) :
mengarah pada asuransi kesehatan masyarakat.• Desentralisasi : untuk mendekatkan pelayanan
dan tanggung jawab usia lanjut
Sasaran
Sasaran langsung• Pra usia lanjut (45 -59 tahun)• Lanjut usia (60 – 69 tahun)• Lanjut usia resiko tinggi ( ≥ 70 tahun)
Sasaran tidak langsung• Tenaga kesehatan• Keluarga dimana usia lanjut berada• Masyarakat dlingkungan usia lanjut• Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan
lanjut usia
Proses Manejemen
• Perencanaan Pelayanan gizi secara individu, Pelayanan gizi secara kelompok
• Monitoring dan EvaluasiPihak Subdit melakukan monitoring dengan turun ke lapangan langsung yaitu ke dinas provinsi.
• Direktorat Bina Upaya Kesehatandibawah tugas Subdirektorat Bina Pelayanan Kesehatan Khusus, USILA dan Pelayanan Darah
Tugas : Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pembinaan upaya kesehatan.
Fungsi :• Perumusan kebijakan di bidang pembinaan upaya
kesehatan• Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
upaya kesehatan• Penyusunan norma, standar, prosedur dan
kriteria di bidang pembinaan upaya kesehatan
• Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembinaan upaya kesehatan.
• Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
Program Yang Dinamakan Puskesmas Santun LansiaPuskesmas yang melakukan pelayanan kepada Lanjut Usia yang mengutamakan aspek promotif dan preventif disamping aspek kuratif dan rehabilitatif, secara proaktif baik dan sopan serta memberikan kemudahan dan dukungan bagi Lanjut Usia.
Tujuan Program Subdirektorat Bina Pelayanan Kesehatan Khusus, Usila dan Pelayanan Darah • Tujuan umum : meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan terhadap Lanjut Usia dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010.
• Tujuan khusus :– Melakukan PERENCANAAN lebih terarah dalam pelaksanaan pelayanan kepada lanjut usia sesuai dengan kebutuhan.
– Melakukan PELAYANAN pro-aktif serta pemberian pelayanan yang komprehensif dan lebih berkualitas bagi penduduk Lanjut Usia.
– Memberikan KEMUDAHAN PELAYANAN sebagai bentuk penghargaan kepada Lanjut Usia.
– MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN pada Lanjut Usia di wilayah kerja Puskesmas.
– Mewujudkan LANJUT USIA YANG PRODUKTIF dan bahagia
Sasaran
Sasaran langsung• Pra usia lanjut (45 -59 tahun)• Lanjut usia (60 – 69 tahun)• Lanjut usia resiko tinggi ( ≥ 70 tahun)
Sasaran tidak langsung• Tenaga kesehatan• Keluarga dimana usia lanjut berada• Masyarakat dlingkungan usia lanjut• Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan
lanjut usia
Proses Manajemen
PERENCANAAN PROGRAM (kesepakatanpengumpulan datapendekatan kerja sama)MONITORING DAN EVALUASIKegiatan monitoring dilakukan melalui pencatatan dan pelaporan atau pengamatan langsung
Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
• Direktorat PPTM Tugas : merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
Fungsi :• perumusan kebijakan di bidang pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan;• pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan;• penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;• pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; dan• pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Evaluasi Kesesuaian Program Dengan Teori Penuaan, Kebutuhan Zat Gizi
Dan Aktivitas Fisik
• Asupan makanan dan aktivitas fisik mempengaruhi status gizi dan memperlambat kehilangan fungsional dari lansia.
• Pada paparan program dari beberapa direktorat di atas, disebutkan bahwa dari Direktorat Gizi Klinis program untuk gizi lansia adalah Pelayanan Gizi Usia Lanjut yang mencakup pengajian status gizi dan pelayanan gizi
Lanjutan…
• Program gizi lansia pada Direktorat Bina Upaya Kesehatan berupa membentuk Puskesmas Santun Lansia. Program ini lebih mengutmakan aspek promotif dan preventif, disamping kuratif dan rehabilitatif.
• Sedangkan pada Direktorat PPTM, tidak ada program khusus Lansia
Kesimpulan
• Program untuk gizi lansia dari Direktorat Bina Gizi yaitu Pelayanan Gizi Usia Lajut. Pelayanan gizi usia lanjut itu berupa pengkajian status gizi dan pelayananan gizi.
• Pelayanan gizi secara kelompok (penyelenggaraan makanan) dapat dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan serta kapasitas fungsinya secara optimal
• Perencanaan terdiri atas pelayanan gizi individu & kelompok. Monitoring dan evaluasi terdiri atas pihak Subdit melakukan monitoring dengan turun ke lapangan langsung yaitu ke dinas provinsi.
• Pada direktorat bina upaya kesehatan, program gizi lansia (pelayanan Lansia) melaksanakan suatu program yang dinamakan Puskesmas Santun Lansia
• proses perencanaan adalah Kesepakatan diantara staf puskesmas tentang pembinaan kesehatan lanjut usia, pengumpulan data dasar, peta lokasi Lanjut Usia dan sumber daya pendukung kegiatan, melakukan pendekatan dan kerjasama dengan lintas sektor di tingkat kecamatan/desa/kelurahan. Sedangkan untuk monitoring melalui pencatatan dan pelaporan atau pengamatan langsung, dan evaluasi dilakukan dengan pemanfaatan data hasil pencatatan dan pelaporan atau pengamatan langsung
• Secara keseluruhan dan terintegrasi, program dari Kementrian Kesehatan sudah sesuai dengan teori bahwa dikarenakan adanya teori penuanan pada lansia sehingga dibutuhkan kebutuhan gizi yang lebih dan ativitas fisik yang cukup.
Saran • Agar Direktorat PPTM membuat program secara khusus untuk lansia terkait sosialisasi penyakit-penyakit degeneratif kepada lansia.
• Dikarenakan tidak setiap direktorat memenuhi segala hal yang dibutuhkan oleh lansia (kebutuhan gizi dan aktivitas fisik) maka sangat diperlukan untuk bekerja sama lintas sektor antar direktorat dan dikementrian kesehatan.
• Agar masing-masing direktorat dapat melakukan proses evaluasi secara optimal. Karena proses evaluasi sangat mempengaruhi proses perencanaan selanjutnya. Sehingga dapat mewujudkan derajat masyarakat terutama kesehatan lansia setinggi-tingginya.
T
E
HISA
K
AMIR