Post on 21-Jul-2015
Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam
hidupnya, manusia senatiasa terkagum atas apa yang
dilihatnya. Terkadang manusia ragu apakah Ia ditipu atau
tidak oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari
keterbatasannya.
Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah
tahu dan apa yang belum tahu. Demikian juga berfilsafat
berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus
terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang telah
dijangkau dan diketahui.
ALIRAN PRAGMATISME
Menurut Kamus Ilmiah Populer, Pragmatisme adalah aliran filsafat
yang menekankan pengamatan dengan eksperimen (tindak percobaan),
serta kebenaran yang mempunyai akibat – akibat yang memuaskan.
Sedangkan, definisi Pragmatisme lainnya adalah hal mempergunakan
segala sesuatu secara berguna. Patokan pragmatisme adalah “manfaat
bagi hidup praktis”. Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran
ajaran adalah faedah atau manfaat. Dengan kata lain, suatu teori itu
benar kalau berfungsi (if it works).
John Dewey menambahkan bahwa filsafat harus berpijak pada
pengalaman (experience) , dan menyelidiki serta mengolah pengalaman
itu secara aktif kritis.
KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013 adalah suatu upaya penyederhanaan dan tematik-
integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam
menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi
perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik mampu dalam
melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan) apa yang mereka dari materi pelajaran. Adapun obyek yang
menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013
menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa Indonesia memiliki kompetensi
sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,
inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa
depan yang lebih baik.
TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan harus mengajarkan seseorang bagaimana berpikir dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Sekolah
harus bertujuan mengembangkan pengalaman-pengalaman tersebut yang akan
memungkinkan seseorang terarah kepada kehidupan yang baik. Tujuan-tujuan
tersebut meliputi:
Keterampilan-keterampilan kejuruan (pekerjaan).
Minat-minat dan hobi-hobi untuk kehidupan yang menyenangkan.
Kemampuan untuk bertransaksi secara efektif dengan masalah-masalah sosial
(mampu memecahkan masalah-masalah sosial secara efektif).
Menurut Pragmatisme pendidikan hendaknya bertujuan menyediakan
pengalaman untuk menemukan/memecahkan hal-hal baru dalam kehidupan
pribadi dan sosialnya (Edward J. Power, 1982).
KURIKULUM PENDIDIKAN
Dalam pandangan Pragmatisme, kurikulum sekolah seharusnya tidak
terpisahkan dari keadaan-keadaan masyarakat. Karena itu kurikulum harus :
Berbasis pada masyarakat.
Bermakna kreatif untuk pengembangan keterampilan-keterampilan baru.
Kurikulum berpusat pada siswa (pupil/child centrered) dan berpusat pada
aktifitas (activity centered).
Selain itu perlu dicatat bahwa kurikulum pendidikan Pragmatisme
diorganisasikan secara interdisipliner, dengan kata lain kurikulum harus bersifat
terpadu, tidak merupakan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpisah-pisah.
Sejalan dengan uraian di atas, Edward J. Power (1982) bahwa kurikulum
pendidikan Pragmatisme “berisi pengalaman-pengalaman yang telah teruji, yang
sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa”.
METODE PENDIDIKAN
Sebagaimana dikemukakan Callahan dan Clark (1983),
penganut Pragmatisme mengutamakan penggunaan metode
pemecahan masalah (Problem Solving Method) serta metode
penyelidikan dan penemuan (Inquiry and Discovery Method).
Dalam proses belajar mengajar, metode ini membutuhkan
guru yang memiliki sifat sebagai berikut: permissive (pemberi
kesempatan), friendly (bersahabat), a guide (seorang
pembimbing), open-minded (berpandangan terbuka),
enthusiastic (bersifat antusias), creative (kreatif), socialy aware
(sadar bermasyarakat), alert (siap siaga), patien (sabar),
cooperative and sincere (bekerjasama dan ikhlas atau
bersungguh-sungguh).
PERANAN GURU DAN SISWA
Dalam pembelajaran peranan guru bukan “menuangkan” pengetahuannya
kepada siswa, sebab ini merupakan upaya tak berbuah. Sewajarnya, setiap apa yang
siswa pelajari sesuai dengan kebutuhan dan minat. Dengan demikian seorang siswa
yang menghadapi suatu permasalahan akan mungkin untuk merekonstruksi
lingkunganya untuk memecahkan kebutuhan yang dirasakannya. Untuk membantu
siswa, guru harus berperan:
Membantu para siswa dalam mengumpulkan informasi berkenaan dengan
masalah.
guru melayani para siswa sebagai pembimbing dengan memperkenalkan
keterampilan, pemahaman-pemahaman, pengetahuan, dan penghayatan-
penghayatan melalui penggunaan buku-buku, nara sumber, film-film, televisi, atau
segala sesuatu yang tepat digunakan.
Bersama-sama kelas mengevaluasi apa yang telah dipelajari dan informasi baru
apa yang setiap siswa temukan oleh dirinya .
Edward J. Power (1982) menyimpulkan
pandangan Pragmatisme bahwa
“siswa merupakan organisme yang rumit yang
mempunyai kemampuan luar biasa untuk tumbuh”
“sedangkan guru berperanan untuk memimpin dan
membimbing pengalaman belajar tanpa ikut
campur terlalu jauh atas minat dan kebutuhan
siswa”
KESIMPULAN
Manusia adalah hasil evolusi biologis, psikologis dan sosial.
Pengetahuan diperoleh manusia melalui pengalaman (metode sains), teori uji
kebenaran pengetahuan dikenal sebagai pragmatisme, sebab pengetahuan
dikatakan benar apabila dapat diaplikasikan.
Pendidikan bertujuan agar siswa dapat memecahkan permasalahan
hidup individual maupun sosial. Sesuai dengan kurikulum 2013 yang
menekankan pada 5M. Dari pengamatan dan penemuan yang dilakukan
masing-masing individu, diyakini siswa dapat mengingat ilmu pengetahuan
lebih lama dan mampu mengaplikasikannnya dalam kehidupan sosialnya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa Indonesia memiliki kompetensi
sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,
inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa
depan yang lebih baik.