Post on 16-Jan-2017
Nama kelompok : Anis Sawdatul Hasanah Deffa Nabilah Dewi Zhofiyah Syarafina Azzahra Wahdiyatun Munawaroh
*KELOMPOK FIQIH*
“HUTANG PIUTANG”
PENGERTIAN HUTANG PIUTANG Di dalam fiqih Islam, hutang piutang
atau pinjam meminjam telah dikenal dengan istilah Al-Qardh. Makna Al-Qardh secara etimologi (bahasa) ialah Al-Qath’u yang berarti memotong. Harta yang diserahkan kepada orang yang berhutang disebut Al-Qardh, karena merupakan potongan dari harta orang yang memberikan hutang. Sedangkan secara terminologis (istilah syar’i), makna Al-Qardh ialah menyerahkan harta (uang) sebagai bentuk kasih sayang kepada siapa saja yang akan memanfaatkannya dan dia akan mengembalikannya (pada suatu saat) sesuai dengan padanannya.
HUKUM HUTANG PIUTANGAdapun dalil yang menunjukkan
disyariatkannya hutang piutang ialah sebagaimana berikut ini:Dalil dari Al-Qur’an adalah firman Allahله فيضاعفه حسنا قرضا الله يقرض الذي ذا منترجعون وإليه ويبسط يقبض والله كثيرة أضعافا
(245)“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245)
*RUKUN HUTANG PIUTANG*
4. Ijab qabul1. Muqridh
(yang memberikan pinjaman).
2. Muqtaridh (peminjam).
3. Qardh (barang yang dipinjamkan)
*SYARAT HUTANG PIUTANG*
1. Orang yang melakukan akad harus baligh, dan
berakal.
2. Ijab qabul harus
dilakukan dengan jelas.
2. Qardh harus berupa harta yang
menurut syara’ boleh digunakan/dikonsumsi
SYARAT PIUTANG MENJADI AMAL SHOLIH
1. Harta yang dihutangkan adalah harta yang jelas dan murni kehalalannya, bukan harta yang haram atau tercampur dengan sesuatu yang haram.2. Pemberi piutang / pinjaman tidak mengungkit-ungkit atau menyakiti penerima pinjaman baik dengan kata-kata maupun perbuatan.3. Pemberi piutang/pinjaman berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan ikhlas, hanya mengharap pahala dan ridho dari-Nya semata. Tidak ada maksud riya’ (pamer) atau sum’ah (ingin didengar kebaikannya oleh orang lain).4. Pinjaman tersebut tidak mendatangkan tambahan manfaat atau keuntungan sedikitpun bagi pemberi pinjaman.
ANJURAN MENGHINDARI HUTANGMeskipun aktifitas hutang piutang bukanlah
hal yang tercela dalam Islam, namun sejak awal syariat kita menganjurkan kepada kita untuk menahan diri agar tidak berhutang kecuali benar-benar terpaksa. Karena tanpa disadari, seorang yang berhutang akan tersiksa dengan hutangnya secara tidak langsung. Rasulullah SAW pun berdoa untuk terhindar dari lilitan hutang , beliau berdoa : “ Ya Tuhanku! Aku berlindung diri kepadaMu dari berbuat dosa dan hutang. Kemudian ia ditanya: Mengapa Engkau banyak minta perlindungan dari hutang ya Rasulullah? Ia menjawab: Karena seseorang kalau berhutang, apabila berbicara berdusta dan apabila berjanji menyalahi." (HR Bukhari)
Orang yang berhutang wajib mengembalikan hutangnya sesuai
dengan waktu yang telah dijanjikan. Apabila sampai batas waktu tersebut
belum dapat mengembalikan, dia harus menyampaikan hal tersebut kepada
pemberi hutang.
*KEWAJIBAN ORANG YANG BERHUTANG
1. Niatan kuat untuk membayar.2. Tidak ada perjanjian kelebihan dalam pengembalian saat akad terjadi.3. Menuliskan pernyataan bagi yang berhutang.4. Memperbanyak Doa bagi yang berhutang.5. Tidak Menunda Pembayaran.6. Menunaikan dengan Sempurna.7. Bagi yang menghutangi, hendaknya memberi Tenggang Waktu.8. Menunaikan dengan Sempurna.
ADAB DALAM HUTANG PIUTANG
PERKARA YANG HARUS DIJAUHI*Haram bagi orang yg memberi hutang untuk memberikan
syarat adanya tambahan ketika mengembalikannya.*Para ulama bersepakat bahwa bila ia memberi syarat seperti
itu maka ia telah memakan riba.*Seperti yang dilakukan oleh bank-bank yg ada dengan istilah
bunga.*Dengan nama apapun tambahan ini tidak diperkenankan baik
faidah atau hadiah atau tempat tinggal atau menaiki kendaraan atau lainnya.
Keutamaan Memberi HutanganSyariat Islam menjanjikan serangkaian keutamaan bagi mereka yang memberikan pinjaman kepada saudaranya dengan niatan yang tulus penuh keikhlasan. Seseorang yang mau membantu saudaranya saat
ditimpa kesulitan, maka Allah SWT akan membantunya di akhirat nanti. Rasulullah SAW bersabda : “ Barang siapa yang membebaskan atas diri
seorang muslim, satu penderitaan dari penderitaan2 di dunia, maka Allah akan mengangkatnya dari kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan kesusahan yg ada pada seseorang, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.” (HR Muslim)
Keutamaan yang lain adalah, bahwa pahala memberikan hutang atau pinjaman ternyata lebih besar dari seorang yang menyedekahkan
hartanya. Diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW mengatakan : “ Saya melihat pada waktu di-isra’-kan, pada pintu surga tertulis “Pahala shadaqah sepuluh kali lipat dan pahala pemberian utang delapan belas kali lipat” lalu saya bertanya pada Jibril “Wahai Jibril, mengapa pahala pemberian utang lebih besar?” Ia menjawab “Karena peminta-minta sesuatu meminta dari orang yang punya, sedangkan seseorang yang
meminjam tidak akan meminjam kecuali ia dalam keadaan sangat membutuhkan”. (HR Ibnu Majah)
INGATLAH..!!! BAGI SIAPA SAJA YANG PUNYA HUTANG
AGAR SEGERA DIBAYAR AGAR NANTINYA TIDAK
BERTUMPUK-TUMPUK..
Manfaat Hutang Piutang Hutang pihutang sangat besar manfaatnya, karena dengan hutang pihutang, seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh sebab itu bagi orang yang mampu sebaiknya memberikan hutang kepada orang yang memerlukan sehingga tercipta sikap gotong royong sesama manusia.
PERBEDAAN HUTANG PIUTANG DAN PINJAM MEMINJAMHutang Piutang menurut IslamHutang Piutang ialah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian dia akan membayar/Mengembalikan barang tersebut dengan jumlah yang sama, misalnya hutang Rp. 3000 dikembalikan Rp. 3000 atau
Jika ada tambahan waktu pengembalian hutang itu, lebih dari jumlah semestinya harus diterima, dan tambahan itu telah menjadi perjanjian sewaktu akad, maka tambahan dari jumlah yang semestinya, tidak halal atas piutang mengambilnya.
Pinjam Meminjam Menurut IslamAdapun pinjam meminjam menurut Islam ialah membolehkan kepada orang lain mengambil manfaat sesuatu yang halaluntuk mengambil manfaatnya dengan tidak merusakan zatnya, dan di kembalikan setelah di ambil manfaatnya dalam keadaan tetap tidak rusak zatnya, pinjam meminjam itu boleh, baik secara mutlak artinya tidak di batasi dengan waktu,atau dibatasi oleh waktu.
Barang pinjaman kalau hilang atau rusak, menjadi tanggungan orang yang meminjam dengan harga pada hari rusaknya.
Pinjam ini wajib dikembalikan kepada yang meminjamkan.
APA ADA YANG INGIN DITANYAKAN.???