Post on 03-Jan-2016
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Pemanfaatan Rumput Teki (Cyperus rotundus) sebagai Alternatif Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Radang Paru-Paru (Pneumonia)
PKM-GT
Diusulkan Oleh
i
RINGKASAN
Pemanfaatan Rumput Teki (Cyperus rotundus) sebagai Alternatif Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Radang Paru-Paru (Pneumonia)
Oleh :Ni Putu Yani Novi Arysanti, Luh Amy Yuliantika,
Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Pendidikan Ganesha
Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang merenggut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun. Di Indonesia, pneumonia adalah penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis.
Pengobatan Pneumonia secara medis hampir selalu dilakukan dengan cara pemberian antibiotik. Namun, jika radang paru-paru tersebut telah semakin parah dan menyebabkan kerusakan yang cukup fatal pada paru-paru maka jalur operasi terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan nyawa penderita radang paru-paru tersebut. Sistem pengobatan dengan pemberian antibiotik memang tidak semahal dengan cara operasi, namun apabila antibiotik tersebut tidak secara rutin dikonsumsi maka dapat mengakibatkan bakteri penyebab penyakit Pneumonia menjadi resistan (tahan) terhadap antibiotik yang dianjurkan dokter. Akibatnya penderita Pneumonia tersebut tidak kunjung sembuh. Salah satu faktor penyebab penderita Pneumonia tersebut tidak secara rutin mengkonsumsi antibiotik karena keterbatasan biaya untuk membeli antibiotik. Apalagi penyakit tersebut merupakan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri, jika tidak mengkonsumsi antibiotik secara rutin maka penyakit tersebut tidak akan sembuh. Selain itu, antibiotik yang dianjurkan dokter juga bisa menyebabkan alergi bagi orang-orang tertentu yang tidak cocok dengan kandungan kimia dari antibiotik tersebut. Jika ditinjau dari pengobatan dengan cara operasi tentu biaya yang dibutuhkan lebih besar dan semakin sulit dijangkau oleh masyarakat yang kurang mampu. Apalagi pada kenyataan dilapangan yang kita jumpai cenderung orang-orang penderita pneumonia adalah para masyarakat yang tidak mampu. Adanya masalah-masalah seperti ini, maka diperlukan adanya suatu alternatif pengobatan yang dapat mengatasi resistensi dan melawan pertumbuhan bakteri tanpa memberikan efek samping yang membahayakan. Hal ini dapat dilakukan dengan optimalisasi pemanfaatan potensi tumbuhan obat alami dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satu tumbuhan yang berpotensi untuk dijadikan sebagai alternatif pengobatan radang paru-paru adalah tumbuhan rumput teki. Tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) berpotensi sebagai pencegah dan obat alternatif radang paru-paru karena adanya senyawa aktif yang berperan sebagai anti-
ii
inflamasi, antikoagulan, dan antioksidan yaitu minyak atsiri yang mengandung Seskuiterpen-Keton, Flavonoid dan Alkaloid.
Permasalahan yang difokuskan pada penulisan ini adalah potensi tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit radang paru-paru (pneumonia), serta pemanfaatannya. Sesuai dengan permasalahan tersebut, tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji secara teoritis potensi tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit radang paru-paru, sekaligus mengetahui kondisi penderita , serta cara pemanfaatannya.
Berdasarkan kajian pustaka yang diperoleh, tanaman rumput teki utamanya bagian umbinya berpotensi sebagai alternatif pencegah dan pengobatan penyakit radang paru-paru karena mengandung beberapa senyawa kimia seperti minyak atsiri yang mengandung Seskuiterpen-Keton yang berfungsi sebagai anti-inflamasi dan antikoagulan (berperan dalam proses peningkatan antibodi atau ketahanan tubuh dalam melawan bakteri penyebab pneumonia dan mampu menahan penyebaran bakteri yang semakin meluas pada paru-paru serta memperbaiki sel paru-paru yang dirusak oleh bakteri tersebut). Selain itu, tanaman ini mengandung flavonoid dan alkaloid yang telah menunjukan perannya sebagai antioksidan, yang mampu menangkal radikal bebas untuk pencegahan terjangkitnya suatu penyakit termasuk radang paru-paru.
Dalam tulisan ini metode yang digunakan dalam mengumpulkan data mengenai radang paru-paru dan kandungan senyawa kimia pada rumput teki adalah melalui metode telaah pustaka untuk mendapatkan informasi melalui buku-buku sumber dan literatur lainnya. Melalui metode kepustakaan ini didapatkan suatu landasan teori untuk dijadikan pedoman dalam melakukan kajian terhadap permasalahan ini. Kemudian data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Pencegahan dan pengobatan penyakit radang paru-paru menggunakan rumput teki didasarkan pada jenis bakteri penyebab penyakit radang paru-paru dan kandungan kimia dari rumput teki yang dapat mencegah dan mengobati penyakit tersebut. Penyakit radang paru-paru (pneumonia) umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus Aureus sehingga menyebabkan paru-paru meradang dan pada bagian alveolus paru-paru (tempat pertukaran gas) menjadi terisi cairan (nanah) yang diakibatkan oleh aktivitas bakteri sehingga mengakibatkan penderita radang paru-paru sulit bernafas. Pada rumput teki khususnya pada bagian umbi mengandung minyak atsiri yang berpotensi sebagai antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus Aureus, disamping itu umbi rumput teki juga memiliki antioksidan yang dapat berfungsi untuk menangkal radikal bebas.
Sesuai dengan fungsi senyawa kimia tersebut, maka tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) memiliki potensi sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit radang paru-paru. Cara pengolahan yang dapat dilakukan adalah rumput teki dapat digunakan secara langsung atau tidak langsung. Umbi rumput teki yang segar yang telah dibersihkan dari serabut-serabut yang menempel dimemarkan kemudian direbus. Air rebusan rumput teki tersebut dapat langsung dikonsumsi. Ataupun dengan cara kering, umbi rumput teki dijadikan tepung. Tepung tersebut kemudian diseduh dengan air panas dan bisa ditambahkan madu untuk penikmat rasa terutama bagi penderita radang paru-paru untuk anak-anak. Kemudian diminum sekali dalam sehari.
iii
Berdasarkan fakta-fakta diatas, maka simpulan dari penulisan ini adalah tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) memiliki potensi sebagai Pencegahan dan Pengobatan untuk penyakit radang paru-paru. Tanaman rumput teki memiliki kandungan beberapa senyawa aktif, salah satunya minyak atsiri yang mengandung Seskuiterpen-Keton yang berfungsi sebagai anti-inflamasi dan antikoagulan (berperan dalam proses peningkatan antibodi atau ketahanan tubuh dalam melawan bakteri penyebab pneumonia dan menahan penyebaran bakteri yang semakin meluas pada paru-paru serta memperbaiki sel paru-paru yang dirusak oleh bakteri tersebut). Selain itu, tanaman ini mengandung flavonoid dan alkaloid yang telah menunjukan perannya sebagai antioksidan, yang mampu menangkal radikal bebas untuk mencegah terjangkitnya suatu penyakit termasuk radang paru-paru. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan pengolahan secara langsung ataupun tidak langsung.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pola hidup yang tidak sehat menyebabkan tingginya angka pertumbuhan penyakit Radang Paru-Paru (Pneumonia) di dunia termasuk di Indonesia. Radang paru-paru (bahasa Inggris: pneumonia) adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Umumnya penyebab penyakit pneumonia ini disebabkan oleh bakteri Staphyllococcus aureus. Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum minuman beralkohol. Radang paru-paru merupakan penyakit yang umum, yang terjadi di seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab kematian paling banyak yang terjadi pada orang tua dan orang yang sakit menahun. Prognosis perseorangan tergantung dari jenis radang paru-paru, perawatan yang cocok, komplikasi lainnya, dan kesehatan orang tersebut. Di Indonesia, pneumonia adalah penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis.
Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun. Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru-paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali
iv
permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.
Pengobatan Pneumonia secara medis dilakukan dengan cara pemberian antibiotik. Namun, jika radang paru-paru tersebut telah semakin parah dan menyebabkan kerusakan yang cukup fatal pada paru-paru, maka jalur operasi terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan nyawa penderita radang paru-paru tersebut. Sistem pengobatan dengan pemberian antibiotik memang tidak semahal dengan cara operasi, namun apabila antibiotik tersebut tidak secara rutin dikonsumsi maka dapat mengakibatkan bakteri penyebab penyakit Pneumonia tersebut menjadi resistan (tahan) terhadap antibiotik yang dianjurkan dokter. Akibatnya penderita Pneumonia tersebut tidak kunjung sembuh. Salah satu faktor penyebab penderita Pneumonia tersebut tidak secara rutin mengkonsumsi antibiotik karena keterbatasan biaya untuk membelinya. Apalagi penyakit tersebut merupakan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri, jika tidak mengkonsumsi antibiotik secara rutin maka penyakit tersebut tidak akan sembuh. Selain itu antibiotik yang dianjurkan dokter juga bisa menyebabkan alergi bagi orang-orang tertentu yang tidak cocok dengan kandungan kimia dari antibiotik tersebut. Jika ditinjau dari pengobatan dengan cara operasi tentu biaya yang dibutuhkan lebih besar dan semakin sulit dijangkau oleh masyarakat yang kurang mampu. Apalagi pada kenyataan dilapangan yang kita jumpai cenderung orang-orang penderita pneumonia adalah para masyarakat yang tidak mampu. Disamping itu para perokok juga sangat rentan terjangkit oleh penyakit ini karena daya tahan atau imunitas paru-paru yang semakin melemah akibat dari merokok. Bakteri penyebab penyakit Pneumonia ini yaitu bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. Penyakit ini sangat berbahaya, apabila penyakit ini dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan medis maka bisa menyebabkan kematian. Adanya kesulitan ekonomi inilah yang mengakibatkan pengobatan penyakit Pneumonia ini menjadi sulit untuk diobati karena ketiadaan biaya. Sehingga perlu adanya suatu alternatif pengobatan yang dapat mengatasi permasalahan penyakit Pneumonia tersebut dengan cara yang sederhana dan tidak banyak menghabiskan biaya agar bisa dijangkau oleh masyarakat yang kurang mampu.. Hal ini dapat dilakukan dengan optimalisasi pemanfaatan potensi tumbuhan obat alami sebagai bahan antibiotik selain murah kandungan bahan kimianya juga aman sehingga tidak menimbulkan efek samping bagi penderitanya.
Salah satu tumbuhan yang berpotensi untuk dijadikan sebagai alternatif pencegahan serta pengobatan Pneumonia adalah tanaman rumput teki (Cyperus rotundus). Tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) berpotensi sebagai pencegah dan obat alternatif penyakit Pneumonia yang membahayakan masyarakat tersebut, karena adanya senyawa aktif yang berperan sebagai antibiotic alami yang resistan terhadap bakteri Staphylococcus aureus penyebab penyakit Pneumonia. Selama ini rumput teki hanya digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit seperti: obat busung air, kencing batu, pengatur haid, keputihan pada wanita, sebagai penenag, antispasmodic, melunakkan feses, mempercepat pembekuan darah pada luka, dan
v
juga sebagai perangsang ASI(Didik Gunawan, 1998). Padahal keberadaan tumbuhan ini tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia. Tanaman ini biasanya tumbuh secara liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari seperti di tanah kosong, tegalan, lapangan rumput, pinggir jalan atau lahan pertanian dan tumbuh sebagai gulma. Meskipun sebagai gulma rumput teki (Cyperus Rotundus) ternyata menyimpan berbagai manfaat pengobatan salah satunya sebagai obata untuk penyaki Pneumonia. Hal tersebut didasari karena adanya potensi senyawa kimia salah satunya adalah minyak atsiri memiliki potensi sebagai antibiotik terhadap kuman Staphyllococcus aureus penyebab penyakit Pneumonia. Namun, karena keterbatasan kajian ilmiah yang tersedia maka masyarakat belum bisa memanfaatkan rumput teki ini secara optimal sebagai obat Pneumonia atau radang paru-paru.
Berdasarkan literatur dan telaah pustaka yang penulis lakukan, ada beberapa hal yang mendorong penulis menggunakan tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) sebagai agen kemopreventif pada penderita pneumonia. Pertama, rumput teki sangat banyak terdapat di Indonesia dan pemanfaatannya belum optimal bahkan hanya dianggap sebagai tanaman liar atau gulma. Kedua, tanaman rumput teki memiliki kandungan minyak atsiri yang memiliki potensi sebagai antibiotik terhadap bakteri penyebab penyakit pneumonia. Ketiga, tanaman ini mengandung Flavonoid yang dapat berfungsi sebagai vitamin E yang mana dikemukan oleh Department of Environmental and Molecular Toxicology, Oregon State University bahwa gugus prenil flavonoid dikembangkan untuk pencegahan atau terapi terhadap penyakit-penyakit yang diasosiasikan dengan radikal bebas dan begitu pula dengan alkaloid yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Keempat, kemungkinan terjadinya efek samping yang berisiko dapat dikurangi karena tanaman rumput teki dapat dijadikan obat alternatif yang bersifat alami.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk menulis sekaligus memberikan alternatif yang terkait dengan pemanfaatan tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit radang paru-paru (pneumonia). Beberapa hal yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah penyebab air rebusan umbi tanaman rumput teki berpotensi sebagai obat alternatif pencegahan serta pengobatan pada penyakit radang paru-paru (pneumonia) dan bentuk pemanfaatan atau pengolahan tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) sebagai obat alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit radang paru-paru. Hal tersebut penulis sajikan dalam gagasan ilmiah yang berjudul”Pemanfaatan Tanaman Rumput Teki (Cyperus rotundus) sebagai Alternatif Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Radang Paru-Paru (Pneumonia).
Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun beberapa tujuan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.
(1) Untuk mengkaji apa yang menyebabkan tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) berpotensi sebagai obat alternatif bagi penderita radang paru-paru (Pneumonia).
vi
(2) Untuk mengetahui cara pemanfaatan atau pengolahan tanaman rumput teki yang berpotensi sebagai obat alternatif untuk mencegah dan mengobati penyakit radang paru-paru.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut.
(1) Penulisa.Menambah pengetahuan mengenai potensi tanaman rumput teki
(Cyperus rotundus) yang berpotensi sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit radang paru-paru (Pneumonia).
b. Memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan tentang semakin meningkatnya penyebaran dan pengobatan penyakit radang paru-paru, khususnya bagi masyarakat di Indonesia.
c.Memberikan pandangan terkait dengan pentingnya pemanfaatan tanaman sebagai obat alami.
(2) Masyarakata.Memberikan informasi mengenai potensi tanaman rumput teki yang
berpotensi sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit radang paru-paru (Pneumonia).
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan pengobatan alternatif menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai obat alami.
c.Memotivasi masyarakat untuk ikut secara aktif untuk mengenal berbagai tumbuhan alami yang keberadaannya dekat dengan kehidupan masyarakat yang berpotensi sebagai alternatif pengobatan untuk penyakit-penyakit kronis.
(3) Pemerintah a.Sebagai gambaran dalam mengambil kebijakan terkait optimalisasi
pelestarian sumberdaya alam dalam hal ini adalah tanaman rumput teki (Cyperus rotundus).
b. Memberikan deskripsi terkait semakin banyaknya sumber daya alam, khususnya tumbuhan yang bisa dijadikan obat tumbuhan alami dalam mengatasi berbagai penyakit kronis salah satunya adalah radang paru-paru.
c.Sebagai pedoman dalam pengadaan penyuluhan tentang tanaman sebagai obat alami untuk radang paru-paru (Pneumonia).
GAGASAN
Keberadaan Radang Paru-Paru di Indonesia
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak.
vii
Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia. Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Penyebab yang paling umum penyakit radang paru-paru adalah bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga menyebabkan pada bagian alveoli terdapat cairan yang dapat mengganggu sistem kerja paru-paru dalam mengabsorpsi oksigen. Bakteri tersebut tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. Sehingga pertumbuhan bakteri ini cukup cepat dan apabila tidak segera ditangani maka penyebarannya akan semakin meluas dan dapat membahayakan nyawa penderita pneumonia. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa tapi berbagai usia termasuk bayi. Orang-orang bisa terjangkit penyakit ini disebabkan karena sistim imunitas yang lemah sehingga menyebabkan bakteri tersebut dapat masuk ke paru-paru dan berkembang biak. Para perokok memiliki kecenderungan yang tinggi untuk terjangkit penyakit ini karena para perokok daya imunitas pada paru-parunya akan menjadi lemah sehingga bakteri dapat hidup dan berkembangbiak.
Karena penyakit dapat menyebabkan kematian, maka perlu dilakukan penangan khusus untuk penyakit ini. Karena penyakit ini menyerang bagian vital pada tubuh manusia yaitu paru-paru.
(Sumber : TDW Club, 2009)
Gambar 1. Radang Paru-Paru
Saat ini, kasus radang paru-paru semakin meningkat dan diduga akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Hal tersebut berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat seperti merokok dan kurang bisa menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Di Indonesia, pneumonia adalah penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis.
viii
Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun. Hal ini dipicu oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat dan lingkungan.
Penyakit radang paru-paru menjadi salah satu penyakit yang sangat mematikanKanker kolon menjadi salah satu penyakit yang sangat mematikan.Apalagi penyakit ini telah mampu menyerang para balita, sehingga penyakit ini semakin meresahkan masyarakat. Data yang diperoleh dari WHO dan UNICEF 50 persen dari pneumonia disebabkan oleh kuman ‘Staphylococcus aureus’ dan 30 persen oleh Haemophylus Influenza type B (HIB), sisanya oleh virus dan penyebab lain secara global, sekitar 1,6 juta kematian setiap tahun disebabkan oleh penyakit ini, didalamnya 700.000 hingga 1 (satu) juta balita terutama berasal dari Negara berkembang. Secara nasional angka kejadian pneumonia belum diketahui secara pasti data yang ada baru berasal dari laporan Subdit ISPA Ditjen P2M-PL Depkes RI tahun 2007 dari 31 provinsi ditemukan 477.429 balita dengan pneumonia atau 21,52 persen dari jumlah seluruh balita di Indonesia (Windy Hapsari, 2010).
Terjadinya Penyakit Pneumonia
Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :
1. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang lemah.
2. Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan Pneumonia. Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan suatu infeksi.
3. Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) 'endotracheal tube' sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.
ix
4. Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.
5. Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi media berkembangnya bakteri
Diagnosis Pneumonia
Penegakan diagnosis pneumonia dapat dilakukan melalui:
Gambaran Klinis
Gejala-gejala pneumonia serupa untuk semua jenis pneumonia. Gejala-gejala meliputi:
1. Demam dan menggigil akibat proses peradangan2. Batuk yang sering produktif dan purulen3. Sputum berwarna merah karat atau kehijauan dengan bau khas4. Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.
Gambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagian atas selama beberapa hari, kemudian diikuti dengan demam, menggigil, suhu tubuh kadang-kadang melebihi 400C, sakit tenggorokan, nyeri otot dan sendi. Juga disertai batuk, dengan sputum mukoid atau purulen, kadang-kadang berdarah.
Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagiam yang sakit tertinggal waktu bernafas dengan suara napas bronchial kadang-kadang melemah. Didapatkan ronkhi halus, yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar pada stadium resolusi.
Gambaran Radiologis
Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain:
Perselubungan homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus atau segment paru secara anantomis.
Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang jelas. Volume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru
mengecil. Tidak tampak deviasi trachea/septum/fissure/ seperti pada atelektasis.
x
Silhouette sign (+) : bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru ; batas lesi dengan jantung hilang, berarti lesi tersebut berdampingan dengan jantung atau di lobus medius kanan.
Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura. Bila terjadinya pada lobus inferior, maka sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena. Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler. Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign.
Patologi Anatomi
Terdapat empat stadium anatomic dari pneumonia lobaris terbagi atas:
1. Stadium kongesti, terdiri dari proliferasi cepat dari bakteri dengan peningkatan vaskularisasi dan eksudasi yang serius. Sehingga lobus yang terkena akan berat, merah penuh dengan cairan. Rongga alveolar mengandung cairan edema yang berprotein, neutrofil yang menyebar dan banyak bakteri. Susunan alveolar masih tampak.
2. Stadium hepatisasi merah terjadi oleh karena rongga udara di penuhi dengan eksudat fibrinosupuratif yang berakibat konsolidasi kongestif yang menyerupai hepar pada jaringan paru. Benang-benang fibrin dapat mengalir dari suatu alveolus melalui pori-pori yang berdekatan.
3. Stadium hepatisasi kelabu (konsulidasi) melibatkan desintegrasi progresif dari leukosit dan eritrosit bersamaan dengan penumpukan terus-menerus dari fibrin diantara alveoli.
4. Stadium akhir yaitu resolusi, mengikuti kasus-kasus tanpa komplikasi. Eksudat yang mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara enzimatis yang diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk. Parenkim paru kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah sampai pulih mencapai keadaan normal.
Potensi Tanaman Rumput Teki (Cyperus rotundus) Sebagai Alternatif Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Radang Paru-Paru (Pneumonia)
Pada keadaan normal, pertukaran gas oksigen pada paru-paru biasanya melalui hidung, kemudian masuk ke tenggorokan masuk ke saluran trakea. Trakea ini kemudia memiliki dua cabang yang disebut dengan bronchus, cabang ini yang kemudian masuk ke paru-paru. Didalam paru-paru bronchus ini bercabang lagi
xi
Gambar.2. Perselubungan pada lapangan paru bagian atas
(sumber : Anonim, 2005)
yang disebut dengan bronkiolus. Bronkiolus juga memiliki cabang-cabang yang jamak yang disebut denngan alveoli/alveolus. Di dalam alveolus inilah terjadi pertukaran gas. Jika seseorang menderita pneumonia maka jalan udara untuk menuju alveolus akan terhalangi oleh lendir-lendir yang diakibatkan oleh bakteri, sehingga menyebabkan penderita sulit untuk bernafas. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut digunakan pengobatan dari tumbuhan alami yakni rumput teki. Tum-buh di dataran rendah sampai dengan ketinggian 1000 m di atas permukaan laut; banyak tumbuh liar di Afrika Selatan, Korea, Cina, Jepang, Taiwan, Malaysia, Indonesia dan kawasan Asia Tenggara pada umumnya. Tumbuh di lahan pertanian yang tidak terlalu kering (tanahnya tidak berbencah-bencah), di ladang, kebun. Umbi sebesar kelingking bulat atau lonjong, berkerut dan berlekuk, agak berduri rasanya bila diraba. Bagian luar umbi berwarna coklat dan bagian dalam berwarna putih, berbau seperti rempah-rempah, berasa agak pahit(Suriawiria, 2000). Pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman herba tahunan dengan morfologi seperti ditunjukkan pada gambar 3. Klasifikasi taksonomi dari tanaman pegagan sebagai berikut :
(Sumber : Didik Gunawan:2009)Gambar.3. Tanaman Rumput Teki
Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : CyperalesFamilia : CyperaceaeGenus : CyperusSpesies : Cyperus rotundus L.
Rumput Teki adalah sejenis Rumput semu menahun, tapi bukan termasuk keluaga rumput-rumputan (Graminae) dapat mencapai tinggi 10 cm; Rimpang (rhizome) berumbi, batang bentuk segitiga. Daun 4-10 berjejal pada pangkal batang, dengan pelepah daun yang tertutup di bawah tanah, berwarna coklat kemerahan, helaian daun berbentuk garis dengan permukaan atas berwarna hijau tua mengkilat, ujung daun meruncing, lebar helaian 2-6 mm, panjang 10-60 kali lebar. Bunga berbentuk bulir majemuk, anak bulir terkumpul menjadi bulir yang pendek dan tipis, berkelamin dua. Daun pembalut 3-4, tepi kasar, tidak merata. Sekam dengan punggung hijau dan sisi coklat, panjang kurang lebih 3 mm.
xii
Benang sari 3, kepala sari kuning cerah. Tangkai putik bercabang 3. Buah memanjang sampai bulat telur terbalik, bersegi tiga coklat, panjang 1,5 mm.
Kandungan Kimia Tanaman Rumput Teki Kandungan Kimia Rumput Teki (Cyperus rotundus) Mengandung 0,45 –
1% minyak atsiri, bobot jenis 0,9829-0,9907, indeks bias 1,5127, memutar bidang polarisasi ke kanan +11,7 hingga +16,1, nilai penyabunan setelah asetilasi 16,5 sampai 98%. Di perdagangan dikenal dengan nama Cyperiol oil atau Oil of cyperiol atau Oil of Cyperus. Minyak atsiri yang berasal dari Cina mengandung cyperene, pascholenone, sedangkan yang berasal dari Jepang mengandung cyperol, cyperene (cyperene I dan cyperene II), a-cyperone, cyperotundone dan cyperulone, disamping itu ditemukan pula alkaloid dan flavonoid, triterpen. a-Cyperon merupakan senyawa seskuiterpen keton, dan kadarnya dalam minyak at-siri sekitar 35-54%. Minyak atsiri yang dikandung dalam umbi ini dilaporkan me-miliki potensi sebagai antibiotik terhadap kuman Staphyllococcus aureus. Kandungan yang lain berupa karbohidrat, seperti d-glukosa (41,7%), d-fruktosa (9,3%) dan gula tak mereduksi (4%)(Didik Gunawan, 2009).
Kandungan minyak atsiri pada rumput teki memiliki potensi sebagai antibiotic untuk bakteri Staphyllococcus aureus. Selain untuk pencegahan, air rebusan umbi rumput teki juga dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit radang paru-paru yang diakibatkan oleh bakteri Staphyllococcus aureus tersebut. Disamping itu, rumput teki juga mengandung senyawa flavonoid dan alkanoid yang dapat berfungsi sebagai aktioksidan untuk menangkal radikal bebas sehingga dapat berperan dalam proses pencegahan terjangkit penyakit radang paru-pru tersebut.
Berdasarkan keberadaan senyawa tersebut, utamanya minyak atsiri dari rumput teki yang berpotensi sebagai antibiotic terhadap bakteri penyebab radang paru-paru, maka tanaman rumput teki ini dapat digunakan sebagai obat alami untuk mencegah dan mengobati penyakit radang paru-paru serta memulihkan kembali kesehatan penderita radang paru-paru. Selain itu penderita radang paru-paru tersebut juga harus mulai mengubah pola hidup yang kurang baik misalnya seperti merokok untuk berhenti agar penyakit radang paru-paru ini bisa sembuh dengan maksimal.
xiii
Gambar.4. Cyperon
Sumber : Didik Gunawan:2009
Kandungan Minyak Atsiri pada Tanaman Rumput Teki sebagai antibiotik terhadap Bakteri Staphyllococcus aureus Penyebab Radang Paru-Paru
Minyak atsiri atau dikenal sebagai minyak esensial bisa menjadi alternatif antibiotik murah dan efektif untuk melawan serangan bakteri dan resistensi obat-obatan. Minyak esensial juga bisa menggantikan bahan pengawet kimia sintetik yang ada saat ini. Minyak atsiri adalah suatu substansi alami yang telah dikenal memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Bahkan minyak atsiri cengkeh telah digunakan sejak lama di berbagai rumah sakit Eropa untuk mengatasi infeksi Mycobacterium tuberculosis (Yulliasri dkk.2000). Minyak atsiri dapat menghambat beberapa jenis bakteri merugikan seperti Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus, Klebsiella, dan Pasteurella (Agusta, 2000). Rumput Teki (Cyperus rotundus) merupakan salah satu tumbuhan yang menghasilkan minyak atsiri. Tanaman ini dilaporkan bahwa umbinyanya mengandung flavanoid, alkaloid, minyak atsiri dan polisakarida. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, minyak atsiri memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus (Didik Gunawan, 2009). Penelitian Society for General Microbiology di Edinburgh menguji aktivitas antimikroba terhadap minyak atsiri. Hasilnya, miyak atsiri memiliki kekuatan menghilangkan bakteri paling besar, dapat membasmi hampir semua jenis bakteri dalam 60 menit seperti dikutip dari laman Science Daily. Profesor Yiannis Samaras dan Dr Effimia Eriotou dari Institut Pendidikan Teknologi Yunani, yang memimpin studi, mengungkap, bahwa minyak atsiri merupakan agen bakteri yang sangat efisien membasmi berbagai spesies Staphylococcus. Strain bakteri yang menempati kulit ini menyebabkan infeksi dan resistan obat, seperti Staphylococcus aureus yang tahan meticillin (MRSA) dan sangat sulit untuk diobati. Minyak atsiri menjadikan pengobatan lebih murah dan efektif serta menurunkan penggunaan antibiotik dan membantu meminimalkan risiko munculnya strain baru,(Samaras, 2009). Minyak esensial dikenal sejak ratusan tahun lalu dengan sifat terapeutik dan antimikroba.
Secara kimia, minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang tergolong kelompok terpenoid dan fenilpropanoid (Tyler, et al., 1976). Terpen minyak atsiri terdiri dari monoterpen dan seskuiterpen. Titik didih monoterpen berkisar 140-180oC sedangkan titik didih seskuiterpen lebih besar dari 200oC (Harborne, 1987). Minyak atsiri dalam kandungan rumput teki mengandung seskuiterpen-keton yang mana memiliki khasiat sebagai anti-inflamasi dan antikoagulan. Seskuiterpen, seskuiterpen yang efektif dan memiliki atom karbon 15 di dalamnya. Mereka memiliki efek menenangkan, anti-inflamasi dan anti-menular. Pada rumput teki seskuiterpen ditemukan dalam minyak atsiri. Keton, Antikoagulan, keton bisa santai, tenang dan menyembuhkan jaringan bekas luka, sistem kekebalan tubuh atau sistem pernafasan dalam tubuh. Namun, Keton bisa membahayakan sistem saraf dan dapat mengakibatkan keguguran, kejang dan epilepsi.
Dengan adanya kandungan seskuiterpen pada minyak atsiri akan mencegah terjadinya penyebaran bakteri didalam paru-paru sehingga kerusakan paru-paru yang diakibatkan oleh bakteri tidak semakin meluas. Keton memiliki kemampuan sebagai antikoagulan, dimana mampu menyembuhkan bekas luka
xiv
atau kerusakan pada paru-paru yang diakibatkan oleh aktivitas bakteri dan juga keton sangat berfungsi dalam proses pembekuan darah. Dengan adanya seskuiterpen-keton, maka penyembuhan penderita radang paru-paru bisa terlaksana dengan kandungan yang dimiliki oleh rumput teki. Sehingga dengan pengkonsumsian secara rutin maka penderita radang paru-paru dapat sembuh dengan maksimal.
Flavanoid dan Alkaloid sebagai Antioksidan
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Senyawa flavonoid yang merupakan kelompok senyawa fenol memiliki fungsi sebagai antiseptic. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid juga mempunyai sifat farmakologi. Sebagai contoh, pereda rasa sakit, obat penenang, antispamodia, anestetik lokal, dan sebagai stimulan syaraf (Ikan, 1969). Disamping kandungan kimia tersebut, flavonoid dan alkaloid memiliki kemampuan sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Antioksidan ini dapat menetralkan radikal bebas yang memicu aktivitas bakteri yang dapat menyebabkan seseorang terjangkit radang paru-paru. Sehingga dengan demikian senyawa flavonoid dan alkanoid dapat berperan dalam proses pencegahan terjangkitnya suatu penyakit termasuk radang paru-paru (Pneumonia).
Pengolahan Rumput Teki (Cyperus rotundus) untuk Pencegahan dan Pengobatan Radang Paru-Paru (Pneumonia)
Bagian utama dari rumput teki yang dapat dimanfaatkan dalam pencegahan dan pengobatan radang paru-paru adalah bagian umbi dari rumput teki. Cara yang dapat dilakukan, umbi rumput teki dibersihkan terlebih dahulu dari serabut-serabut yang menempel. Dalam keadaan segar, umbi dimemarkan dan dibubuhkan ke dalam minuman dan kemudian direbus. Air rebusan umbi rumput teki inilah yang mampu mencegah dan mengobati penyakit radang paru-paru
xv
Gambar.5.Flavonoid
(Sumber : Anonim,2008
tanpa efek samping. Setelah dingin, disaring. Kemudian diminum sekali dalam sehari. Belum ada penelitian terkait pemanfaatan tanaman rumput teki dalam pengobatan radang paru-paru. Namun, berdasarkan potensi yang terdapat pada tanaman rumput teki, terutama bagian umbinya dapat djadikan obat alternative untuk mencegah dan mengobati penyakit radang paru-paru. Umbi rumput teki dapat diolah dalam bentuk simplisia maupun segar. Bentuk simplisia maupun sirup, seperti disajikan pada gambar bagan berikut.
Umbi dapat dipergunakan langsung dalam keadaan segar maupun dikeringkan, sehingga di peroleh tepung dari umbi rumput teki, sehingga lebih praktis pengemasannya. Dalam keadaan segar tidak memerlukan perlakuan khusus, hanya perlu dibersihkan dari kotoran dan serabut-serabut yang menempel, selanjutnya apabila akan digunakan sebagai obat, memarkan 3 umbi rumput teki kemudian direbus dengan 2 gelas air, setelah dingin dapat langsung diminum. Sedangkan untuk umbi rumput teki dalam bentuk tepungnya dapat dikonsumsi dengan cara mencampurkan tepung tersebut dengan air hangat dan madu, setelah itu dapat langsung dikonsumsi.
xvi
Diminum untuk pencegahan dan
pengobatan radang paru-paru
dimemarkanSegar
Umbi rumput
teki
Kering Tepung
Diberikan pada penderita radang paru-
paru
Campurkan dengan madu dan air hangat
Gambar .6. Bagan Pemanfaatan Rumput Teki
direbus
Gambar.7.Umbi Rumput teki
(Sumber : Anonim,2008
Keamanan konsumsi rumput teki pada bagian umbinya yang akan digunakan dalam pencegahan dan pengobatan radang paru-paru (pneumonia) belum dilakukan secara medis. Karena terbuat dari bahan alami, obat ini diasumsikan tidak memiliki efek samping yang membahayakan bagi pengkonsumsinya. Selain itu dilihat dari kandungan kimianya tidak ada zat yang membahayakan.
Pemanfaatan tanaman rumput teki sebagai alternative pencegahan dan pengobatan penyakit radang paru-paru ini dapat dikembangkan oleh masyarakat dengan teknik pengolahan sederhana sehingga dapat bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan radang apru-paru. Selain itu, para peneliti di laboratorium pun dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut terkait dengan potensi tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan penyakit radang paaru-paru.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut, adapun simpulan yang dapat dituliskan adalah sebagai berikut.
1. Tanaman dapat digunakan sebagai alternati pencegahan dan pengobatan penyakit radang paru-paru. Hal ini disebabkan karena tanaman rumput teki memiliki kandungan beberapa senyawa aktif, salah satunya minyak atsiri yang mengandung Seskuiterpen-Keton yang berfungsi sebagai anti-inflamasi dan antikoagulan (berperan dalam proses peningkatan antibodi atau ketahanan tubuh dalam melawan bakteri penyebab pneumonia dan menahan penyebaran bakteri yang semakin meluas pada paru-paru serta memperbaiki sel paru-paru yang dirusak oleh bakteri tersebut). Selain itu, tanaman ini mengandung flavonoid dan alkaloid yang telah menunjukan perannya sebagai antioksidan, yang mampu menangkal radikal bebas untuk pencegahan terjangkitnya suatu penyakit termasuk radang paru-paru.
2. Pengolahan rumput teki dapat dilakukan dengan cara : bagian utama dari rumput teki yang dapat dimanfaatkan dalam pencegahan dan pengobatan radang paru-paru adalah bagian umbi dari rumput teki. Cara yang dapat dilakukan, umbi rumput teki digunakan secara langsung atau tidak langsung. Selain pemanfaatan secara oral, ekstrak segar umbi rumput teki juga dapat dimanfaatkan sebagai obat luar bagi penderita radang paru-paru. Ekstrak rumput teki dapat digunakan sebagai kompres bila penderita mengalami demam. Berdasarkan hal tersebut, tanaman rumput teki dapat dijadikan sebagai alternatif pencegahan dan pengobatan radang paru-paru.
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Didik. 2009. Rumput Teki (Cyperus Rotundus). http://obtrando.wordpress.com/buk-cyperus-rotundus-rumput-teki/
Anonim. 2008. Flavonoid dan Alkaloid. diakses pada tanggal 15 Januari 2011 dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1842/1/06003489.pdf
Anonim. 2008. Pemanfaatan Rumput Teki. Diakses pada tanggal 15 Januari 2011 dari http://lansida.blogspot.com/2010/09/rumput-teki-cyperus-rotundus-l.html
Anonim. 2007. Penyebab radang paru-paru. http://www.tdwclub.com/health/pneumonia-radang-paru-paru/
Wikipidea. 2008. Radang Paru-Paru. Diakses pada tanggal 5 Pebruari 2011 pada http://id.wikipedia.org/wiki/Radang_paru-paru
Andrian. 2007. Minyak Atsiri. Diakses dari pada tanggal 31 Januari 2011 pada http://etd.eprints.ums.ac.id/5929/1/K100050165.pdf
Wikipedia. 2009. Staphylococcus Aureus. Diakses pada tanggal 15 Pebruari 2011 pada: http://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_aureus
xviii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Pelaksana
1. Nama lengkap : Ni Putu Yani Novi Arysanti
2. NIM : 0913031057
3. Tempat, Tanggal lahir : Gianyar, 2 November 1991
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Jurusan : Pendidikan Kimia
6. Fakultas : MIPA
7. Institusi : Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
8. Riwayat Pendidikan :
Tingkat
PendidikanTempat
Tahun
TamatIjazah/Titel Keterangan
SD SD No 1 Abianbase 2003 Ijazah -
SMPSMP Negeri 1
Gianyar2006 Ijazah -
SMASMA Negeri1
Gianyar2009 Ijazah -
S-1
Universitas
Pendidikan Ganesha
Singaraja
- - Pend.Kimia
Partisipasi kegiatan, perlombaan dan prestasi yang diraih selama di
perguruan tinggi
1. PKMP 2009 “Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis Terhadap
Lama Waktu Terjadinya Ketengikan Pada Minyak Kelapa yang Dibuat
Secara Basah Tradisional”
Singaraja, 27 Pebruari 2011
Yang tersebut di atas,
Ni Putu Yani Novi Arysanti
xix
NIM. 0913031057
Anggota Pelaksana I
1. Nama lengkap : Luh Amy Yuliantika
2. NIM : 0913031045
3. Tempat, Tanggal lahir : Keliki, 13 Juli 1991
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Jurusan : Pendidikan Kimia
6. Fakultas : MIPA
7. Institusi : Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
8. Riwayat Pendidikan :
Tingkat
PendidikanTempat
Tahun
TamatIjazah/Titel Keterangan
SD SD N 3 Lembongan 2003 Ijazah -
SMPSMP Negeri 4 Nusa
Penida 2006 Ijazah -
SMASMA Negeri 1
Semarapura2009 Ijazah -
S-1
Universitas
Pendidikan Ganesha
Singaraja
- - Pend.Kimia
\
Singaraja, 25 Pebruari 2010
Yang tersebut di atas,
Ni Putu Kasih Indriani
NIM. 0913031003
xx
Anggota Pelaksana II
1. Nama lengkap : I Made Adyatmika
2. NIM : 0813031023
3. Tempat, Tanggal lahir : Banjar Bengkel, 25 Juni 1990
4. Jenis Kelamin : laki-laki
5. Jurusan : Pendidikan Kimia
6. Fakultas : MIPA
7. Institusi :Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
8. Riwayat Pendidikan :
Tingkat
PendidikanTempat
Tahun
TamatIjazah/Titel Keterangan
SD SD N 3Antosari 2002 Ijazah -
SMPSMP Negeri 1
Selemadeg2005 Ijazah -
SMASMA Negeri 1
Tabanan 2008 Ijazah -
S-1
Universitas
Pendidikan Ganesha
Singaraja
- - Pend.Kimia
Pengalaman Organisasi :
1. Sekretaris Bidang 1 HMJ Pendidikan Kimia, Undiksha Singaraja (2009-
2010)
2. Koordinator Sie dokumentasi Dharmayatra Jurusan Pendidikan Kimia
tahun 2008
3. Koordinator Sie Dharmayatra Jurusan Pendidikan Kimia tahun 2009
4. Koordinator sie dokumentasi Ratam Jurusan Pendidikan Kimia
(SOCHED) tahun 2009
Karya Tulis yang Pernah Dibuat :
1. Lomba Karya Tulis Tingkat Jurusan Pendidikan Kimia tahun 2008 (“Kulit
Buah Kakao Sebagai Bahan Pakan Ternak Alternatif”)
xxi
2. Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM)
2008 (“Pelatihan Pengolahan Tanaman Lidah Buaya (Aloe Vera)
Menjadi Makanan Kesehatan untuk Pengobatan Penyakit Diabetes
Mellitus”).
3. KKTM-Intim tahun 2008 (“Potensi Buah Sawo (Achras zapota L.) dalam
Mencegah dan Mengurangi Lahirnya Bayi Cacat dengan Cacat Bawaan
Neural Tube Defects).
4. Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Gagasan Tertulis (PKM-GT)
tahun 2009 (“Pemanfaatan Daun Genjer (Umnocharis flava) dalam
Mengantisipasi Stres Oksidatif pada Manusia”).
Singaraja, 25 Pebruari 2010
Yang tersebut di atas
I Made Adyatmika
NIM. 0813031023
xxii