Permasalahan Sampah

Post on 25-May-2015

244 views 6 download

Transcript of Permasalahan Sampah

MASALAH SAMPAH DAN CARA MENGATASINYA

Septi Ratnasari

(4101412082)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013

KONDISI LINGKUNGAN KAMPUS KITA

Bagaimana kondisi lingkungan kampus kita???

Selokan yang dikelilingi sampah

Kesadaran membuang sampah yang masih kurang

Kondisi sampah di dekat gang tikus FMIPA

Sampah terlihat belum dipisahkan antara organik dan anorganik.

Buanglah sampah sesuai

tempatnya

Seorang bapak sedang mengambil sampah di dekat PKM FMIPA

Sampah yang sudah

dikumpulkan, kemudian

dijual ke tempat pengumpul

sampah (rongsok).

GAMBARAN TEMPAT PENGUMPUL SAMPAH

MASALAH SAMPAH DAN CARA MENGATASINYA

Sampah adalah sebuah masalah besar

Kita selalu merasa tidak memiliki masalah

dengan sampah setelah membayar iuran sampah,

telah membuang sampah pada tempatnya, tong

sampah di depan rumah kita kosong, seakan-akan

kewajiban kita telah tuntas, lalu menyerahkan

tanggung jawab sepenuhnya pada Pemerintah.

BENAR ???

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang di

Bekasi dan Leuwigajah di Kota Bandung yang

mengalami longsor.

Kejadian tersebut menyebabkan Indonesia menjadi

berita internasional, karena sangat jarang bencana

akibat sampah, ditambah lagi memakan korban jiwa.

Dampak Adanya SampahMenurut Hadiwiyoto (1983) jika ditinjau dari segi keseimbangan

lingkungan, kesehatan, keamanan dan pencemaran, apabila

sampah tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai

gangguan-gangguan antara lain sebagai berikut:

1. Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena

mengandung gas-gas yang terjadi dan rombakan sampah bau

yang tidak sedap, daerah becek dan kadang-kadang berlumpur

terutama apabila musimpenghujan datang.

2. Sampah yang bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi

dari segi fisik dan kimia yang tidak sesuai dengan lingkungan

normal, yang dapat mengganggu kehidupan dilingkungan

sekitarnya.

4. Disekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan

oksigen. Keadaan ini disebabkan karena selama proses peromabakan

sampah menjadi senyawa-senyawa sederhana diperlukan oksigen

yang diambil dari udara disekitarnya. Karena kekurangan oksigen

dapat menyebankan kehidupan flora dan fauna menjadi terdesak.

5. Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi (pembusukan) sampah

dapat membahayakan kesehatan karena kadang-kadang proses

pembusukan ada mengeluarkan gas beracun.

6. Dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama yang dapat

ditularkan oleh lalat atau seranngga lainya, binatang-binatang

seperrti tikus dan anjing.

7. Secara estetika sampah tidak dapat digolongkan sebagai

pemandangan yang nyaman untuk dinikmati.

Lalu, bagaimana dengan sampah plastik??

Dampak Sampah Plastik terhadap Lingkungan

Racun dari partikel plastik ketika masuk ke dalam tanah akan membunuh

hewan-hewan pengurai seperti cacing.

PCB (Polychlorinated Biphenyl) tidak dapat terurai meskipun termakan oleh

binatang dan akan menjadi pembunuh berantai sesuai urutan rantai

makanan.

Kantong plastik dapat menganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.

Kantong plastik dapat menganggu kesuburan tanah karena dapat

menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah.

Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut & anjing laut

menganggap plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat

mencernanya.

Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tidak

dapat hancur dan akan meracuni hewan lain.

Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai akan mengakibatkan

pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yg menyebabkan

banjir.

Penyebab timbulnya sampah

Penggunaan barang-barang yang cepat menghasilkan

sampah.

Membuang sampah sembarangan masih dianggap hal

yang wajar karena banyak orang yang melakukannya.

Kurangnya kesadaran dalam memisahkan sampah

organik dan anorganik.

Sistem pengelolaan sampah belum berjalan dengan

baik

Apa itu ???

Langkah bijak menyelesaikan sampah adalah  Zero Waste.

Untuk menuju kondisi Zero Waste, pada

dasarnya kita menerapkan prinsip Reduce,

Reuse, Recycle (3R). Jika kita masih

menghasilkan sampah yang akan dibuang ke

TPA, berarti kita belum berhasil menerapkan

Zero Waste dengan benar.

Reduce

Upaya pertama menuju dunia tanpa sampah adalah

mengurangi sampah yang “akan” kita hasilkan. Sebagai

konsumen, perlu untuk mulai mencegah (atau

menimalisasi) keberadaan sampah yang akan

diakibatkan dari hasil belanja. Ketika akan membeli

sesuatu sudah dipikirkan, “apakah nantinya barang

yang akan kita beli akan menghasilkan sampah?”.

contohnya:

1. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi

sampah kantong pembungkus barang belanja

2. Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan

sabun daripada membeli botol baru tiap kali habis.

3. Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-

lain dalam paket yang besar daripada membeli

beberapa paket kecil untuk volume yang sama.

Reuse

Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa

dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang

yang hanya bisa sekali digunakan (disposable). Hal ini

dapat memperpanjang waktu pemakaian barang

sebeleum dijadikan sampah. Selain itu, berkreasi dan

berimajinasilah agar barang-barang yang sudah using

dan tidak terpakai bisa menjadi barang baru dan

bermanfaat.

Contohnya: 1. Memanfaaatkan botol-botol bekas untuk wadah.

2. Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan

belanja untuk pembungkus.

3. Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk

kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap),

maupun berbagai keperluan lainnya.

4. Menggunakan lagi kertas bekas untuk membungkus

kado atau membuat amplop.

Recycle

Usahakan untuk mendaur ulang barang-barang

yang tidak terpakai, walau tidak semua barang

dapat di daur ulang. Usaha ini dilakukan dengan

mengubah barang bekas menjai barang yang lebih

berguna dan layak pakai. Misalnya, mengubah

botol, gelas plastic, dan kaleng biscuit menjadi vas

bunga.

Jadi,

Apa yang kita lakukan dalam merubah kebiasaan untuk

mengelola sampah kita sendiri telah menyelamatkan diri

sendiri tanpa menyusahkan orang lain. Kita telah membangun

lingkungan sehat sehingga terhindar dari penyakit dan racun-

racun yang terkandung dalam sampah. Pada awalnya,

merubah kebiasaan memang sulit, namun setelah menjadi

‘kebiasaan’ baru (atau kebutuhan baru) akan menjadi mudah.

Upaya yang kita lakukan tidak cukup berarti

dalam mengurangi beban TPA, tetapi apa

yang kita lakukan akan menjadi contoh

keberhasilan memanfaatkan dan mengurangi

sampah, sehingga orang lain bisa meniru

upaya yang kita lakukan.

Perubahan besar tidak akan terjadi kalau tidak

ada yang memulainya dengan perubahan kecil.

Perubahan Kecil dimulai dengan langkah-

langkah kecil yang terjadi setelah Kita

Melangkah!!! 

MARI MELANGKAH………..