Post on 16-Oct-2021
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN
MEDIA VISUAL BASIC APLICATION (VBA) DAN MEDIA POWER POINT GAMBAR DIAM
COMPARISON OF MATHEMATICS LEARNING OUTCOMES MODEL OF CLASS V ELEMENTARY SCHOOL STUDENSTS THROUGH
COOPERATIVE LEARNING TYPE STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) ASSISTED BY VISUAL BASIC APLICATION (VBA)
MEDIA AND POWER POINT MEDIA STILL IMAGES
TESIS
Oleh :
ANDI TRY DARMANINGSI Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.02.005.17
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
ABSTRAK
ANDI TRY DARMANINGSI, 2020. Perbandingan Hail Belajar Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Berbantuan Media Visual Basic Aplication (VBA) Dan Media Power Point Gambar Diam. Pembimbing (1) Dr. Agustan S.,M.Pd. Pembimbing (II) Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas V (lima) sekolah dasar di Kabupaten Pangkep antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media powerpoint berbasis Visual Basic Aplication (VBA) dengan media powerpoint gambar diam. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (kuasi eksperimen) dengan menggunakan desain pretest posttest control group design. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling yang melibatkan 60 siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar matematika. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan inferensial melalui uji N-Gain dan Uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media visual basic application (VBA) memperoleh rata-rata sebesar 87,07 yang berada pada sangat tinggi. Sementara hasil belajar siswa dengan berbantuan powerpoint Gambar diam memperoleh rata-rata sebesar 81,03 yang berada pada kategori tinggi Nilai t-hitung diperoleh sebesar 3,12. Jika dibandingkan dengan t-tabel diperoleh 2,0 sehingga dapat disimpulkan bahwa t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan visual basic application (VBA) lebih baik daripada berbantuan media powerpoint Gambar diam. Kata Kunci : Model Kooperatif Tipe STAD, Powerpoint, Visual Basic Application (VBA), Gambar Diam, Hasl Belajar Matematika
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil ’alamin puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas berkah, rahmat, taufik dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.
Salawat dan taslim senantiasa kita kirimkan kepada junjungan tercinta
baginda Rasulullah SAW yang telah mengantarkan kita kepada jaman
ilmu pengetahuan yang syarat dengan risalah keselamatan dunia dan
akhirat di muka bumi ini. Semoga kita menjadi hamba yang selalu dalam
limpahan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala dan termasuk golongan umat
yang mendapatkan syafa’at Muhammad SAW di akhirat kelak. Aamiin.
Pada ujung dari studi magister ini, penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah berupa tesis dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran
Kooperatiif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Berbantuan
Media Visual Basic Aplication (Vba) dan Media Power Point Gambar
Diam”. disusun untuk memperoleh derajat Magister Pendidikan Dasar
Pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada ibu
Hj.Sulfasyah, S.Pd.,M.A.,Ph.D selaku ketua Program Studi Magister
Pendidika Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar, serta bapak Prof.
Dr.Irwan Akib,M.Pd, yang telah memberikan banyak sumbangsih atas
semua saran, serta Dosen Pascasarjana yang telah memberikan
kekayaan ilmunya. Penulis juga memberikan penghargaan dan terima
kasih kepada bapak Dr.Agustan S,M.Pd sebagai Pembimbing I, serta Ibu
Hj. Sulfasyah, S.Pd., M.A.,Ph.D sebagai pembimbing II. Ucapan terima
kasih yang tulus kepada Bapak Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag selaku
Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ucapan terima kasih yang tulus dan do’a buat Ayahanda (alm)
Allahummaghfirlahu warhamhu yang semasa hidupnya sering memberi
nasihat dan motivasi tentang pendidikan bagi anak-anaknya, begitupun
Ibunda tercinta yang senantiasa dengan tulus dan sabar tanpa mengenal
lelah dalam memberikan doa dan dukungannya, serta terima kasih yang
tulus buat keluarga besar dan suami saya Amiruddin,S.Pd serta ketiga
karunia amanah Allah buah hatiku Nadiyah, Fathin dan Farizki, yang
keberadaan kalian Allah jadikan penyejuk mataku dan senantiasa
memberikan dukungan, pengertian, kesabaran serta mendo’akan dalam
menyelesaikan studi ini. Semoga kita dijadikan ahlul jannah. Allahumma
Aamiin.
Ungkapan terima kasih dan penghargaan penulis ucapkan kepada
rekan-rekan seangkatan dan seperjuangan S2 Magister Pendidikan Dasar
Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya angkatan kedua dan
rekan-rekan lain yang tidak sempat penulis sebut namanya satu persatu
semoga persaudaraan dan silatuhrahim kita senantiasa terjalin.
Semoga semua amal kebaikan yang telah dengan tulus diberikan
kepada penulis memperoleh imbalan dari Allah SWT. Penulis meyadari
bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga Tesis ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
Aamiin ya Rabbal’Alamiin.
Makassar, 01 September 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... ii
LEMBAR PENERIMAAN PENGUJI ..................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................ v
ABSTRACT .......................................................................................... vi
Kata Pengantar .................................................................................... vii
Daftar Isi .............................................................................................. x
Daftar Tabel ......................................................................................... xii
Daftar Gambar Grafik .......................................................................... xv
Daftar Lampiran ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 10 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 11 D. Manfaat Penelitian .................................................................. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis ........................................................................ 14 1. Hakikat Hasil Belajar .......................................................... 14 2. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD ........................... 18 3. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif ...................... 21 4. Media ................................................................................. 28 5. Powerpoint Visual Berbasis Application (VBA) .................. 38 6. Powerpoint Gambar Diam .................................................. 40 B. Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................. 43 C. Kerangka Pikir. ....................................................................... 45 D. Hipotesis ................................................................................ 48
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian ................................................... 50 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 52
xi
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 53 D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 55 E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................... 62 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian . ..................................................................... 67 1. Analisis Statistika Deskriptif ............................................... 67 2. Uji Gain .............................................................................. 85 3. Analisis Statistik Inferensial ................................................ 88 B. Pembahasan .......................................................................... 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 102 B. Saran .................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 104
LAMPIRAN .......................................................................................... 107 RIWAYAT HIDUP ................................................................................ 176
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah – langkah Model Pembelajaran Kooperatif ........ 23
Tabel 3.1 Desain Penelitian .............................................................. 51
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian .............................................. 54
Tabel 3.3 Jumlah sampel penelitian ................................................ 54
Tabel 3.4 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai ................................ 56
Tabel 3.5 Kriteria Penskoran Validasi Tes Hasil Belajar .................. 58
Tabel 3.6 Kualifikasi Tingkat Kelayakan Berdasarkan Persentase .. 59
Tabel 3.7 Hasil Validasi Media Pembelajaran Powerpoint VBA ...... 60
Tabel 3.8 Hasil Validasi Media Pembelajaran Powerpoint Gambar Diam ................................................................................ 61
Tabel 3.9 Hasil Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar ...................... 62
Tabel 3.10 Kategorisasi Hasil Belajar ................................................ 64
Tabel 3.11 Interpretasi N-Gain dalam Pesen ..................................... 66
Tabel 4.1 Deskripsi skor hasil belajar matematika sebelum menggunakan Model student team achievement division (STAD) dengan media powerpoint visual basic apllication (VBA) ............................................................................... 68
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase sebelum menggunakan Model student team achievement division (STAD) dengan media powerpoint visual basic apllication (VBA). .............. 69
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketuntasan skor matematika siswa sebelum di ajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) ............................................ 71
Tabel 4.4 Deskripsi hasil belajar siswa kelas VA SDN 04 Paddoang-doangan setelah menggunakan Model student team achievement division (STAD) dengan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) ........... 72
xiii
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor siswa sesudah diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) ............................................................... 73
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Ketuntasan skor matematika siswa sesudah diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) ............................................ 75
Tabel 4.7 Deskripsi skor hasil belajar matematika siswa kelas VB SD Negeri SD Negeri 04 Paddoang-doangan sebelum diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan Media Pembelajaran Powerpoint gambar diam ........................... 77
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor matematika siswa sebelum di ajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan Media Pembelajaran Interaktif Powerpoint Gambar Diam ................................................................... 78
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Ketuntasan skor matematika siswa sebelum diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) ............................................ 80
Tabel 4.10 Deskripsi skor hasil belajar matematika siswa kelas VB SD Negeri SD Negeri 04 Paddoang-doangan sesudah diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam ............................ 81
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor matematika siswa sesudah diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint gambar diam ..................................................................... 82
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Ketuntasan skor matematika siswa sesudah diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint gambar diam ..................................................................... 84
xiv
Tabel 4.13 Kategorisasi Tafsiran Efektivitas N-Gain ........................... 85
Tabel 4.14 Uji Persentase NGain terhadap keefektifan model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan Media Pembelajaran Interaktif Powerpoint Visual Basic Apllication (VBA) ........................ 86
Tabel 4.15 Uji Persentase NGain terhadap keefektifan model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam ..................................................................... 87
Tabel 4.16 Hasil uji Normalitas data ................................................... 88
Tabel 4.17 Hasil Analisis Uji Homogenitas ......................................... 90
Tabel 4.18 Hasil Uji t pasangan data hasil belajar matematika kelas VA SD Negeri 04 Padoang-doangan sebelum dan sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) ........... 93
Tabel 4.19 Hasil Uji t pasangan data hasil belajar matematika kelas VA SD Negeri 04 Padoang-doangan sebelum dan sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media powerpoint gambar diam ..................................................................... 94
Tabel 4.20 Hasil Uji t pasangan data hasil belajar matematika kelas V SDN 04 Padoang-doangan sesudah diberikan model pembelajaran STAD dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint VBA dengan menggunakan media powerpoint gambar diam ................ 96
Tabel 4.21 Gambaran perbedaan hasil deskriftif variabel penelitian .. 97
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan kerangka fikir ......................................................... 48
Gambar 4.1 Diagram skor matematika sebelum diajar menggunakan model STAD PPT VBA ..................................................... 70
Gambar 4.2 Diagram skor matematika sesudah diajar menggunakan model STAD PPT VBA .................................................... 75
Gambar 4.3 Diagram skor matematika sebelum diajar menggunakan model STAD PPT Gambar Diam ...................................... 79
Gambar 4.4 Diagram skor matematika sesudah diajar menggunakan model STAD PPT Gambar Diam ..................................... 83
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus
2. RPP
3. Kisi-kisi
4. Tes Hasil Belajar Pretest
5. Tes Hasil Belajar Pretest
6. Media power point
7. Aktivitas guru dan siswa
8. Output SPSS
9. Lembar Validasi
10. Izin Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diera revolusi industri
4.0, telah mewarnai dinamika perubahan secara nyata terhadap berbagai
pola kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun
pendidikan. oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari
perkembangan iptek tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian.
(Asnawir dan Basyiruddin Usman, 2002). Selain itu perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar dan pembelajaran.
Proses pembelajaran menjadi penentu kualitas pendidikan itu
sendiri, karena kegiatan pembelajaran adalah proses tatap muka
langsung yang terjadi diantara guru sebagai pendidik dengan siswa.
Pembelajaran sama saja dengan proses komunikasi atau menyampaikan
pesan dari pendidik kepada siswa. Pesan yang disampaikan dapat berupa
pengetahuan, ilmu, ide, pengalaman, sejarah dan sebagainya. Untuk itu
perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar
mengajar.
2
Alur proses belajar mengajar tidak harus berasal dari guru menuju
siswa, akan tetapi, siswa juga dapat belajar dari siswa lainnya. Salah satu
alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai upaya
peningkatan pembelajaran di sekolah adalah model cooperative learning.
Model pembelajaran cooperatif learning menitik beratkan pada
kerjasama dan tolong menolong diantara sesama manusia yang
merupakan suatu aspek yang harus hadir dalam peradaban manusia,
dalam masyarakat sangat dianjurkan untuk peduli dan menolong orang
lain. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT dalam surat at-Taubat ayat
71 yang berbunyi :
Terjemahannya ;
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan sebahagian
dari mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.
( Qs: At-Taubat; 71 ).
Dari ayat tersebut tersirat dalam suatu anjuran sesama manusia
untuk saling tolong menolong dalam hal kebaikan termasuk ilmu
pengetahuan. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh
guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa, pada kegiatan pembelajaran terdapat
beberapa komponen meliputi: tujuan, bahan pembelajaran, penilaian,
metode dan alat atau media. Komponen tersebut menjadi komponen
utama yang harus dipenuhi dalam proses belajar mengajar. Komponen
tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan dan saling
mempengaruhi satu sama lain (Nana Sudjana, 2013:31).
3
Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu komponen
penting di dalam proses pembelajaran di sekolah, karena membantu
pencapaian tujuan pembelajaran. Media pembelajaran visual sebagai alat
penyalur pesan dalam menyampaikan pesan melalui indera penglihatan
dari media tersebut. Dalam AL-Qur’an surah AL-Baqarah (2) 31 sebagai
berikut :
Terjemahannya ; Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu memang benar orang-orang yang benar!"
Oleh karena itu, penyiapan media pembelajaran menjadi salah
satu tanggung jawab pendidik, dan dianggap penting untuk menarik minat
kegiatan belajar siswa, kehadiran guru untuk mengarahkan kegiatan
belajar, buku teks sebagai informasi dan media lain juga diperlukan untuk
meningkatkan motivasi siswa sebagai wujud nyata dari aktivitas belajar,
tanpa adanya interaksi antara siswa dengan media maka belajar tidak
akan pernah terjadi.
Keberhasilan siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada
dirinya dibutuhkan seorang guru yang memiliki tanggung jawab yang
besar. Dalam proses pembelajaran di identikkan dengan proses
penyampaian informasi atau komunikasi. Dalam hal ini media
pembelajaran merupakan bagian yang tak terpisahkan pada lembaga
4
pendidikan. Pemanfaatan media pembelajaran merupakan upaya kreatif
dan sistematis untuk menciptakan pengalaman yang dapat
membelajarkan siswa sehingga pada akhirnya lembaga pendidikan akan
mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Menurut Dimyati dan Mujiono (Komarah, 2014) Pemanfaatan media
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan guru yang secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar
secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Salah
satu upaya yang dapat didisain oleh guru untuk menerapkan
pembelajaran aktif adalah dengan mendisain model pembelajaran yang
interaktif. Model pembelajaran interaktif adalah suatu cara atau teknik
pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat menyajikan materi
pembelajaran dengan guru sebagai pemeran utama dalam menciptakan
situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa,
dan sumber belajar dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Pada tahun 2013 pemerintah telah melakukan perubahan kurikulum
pendidikan yaitu kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama di sekolah dasar
(SD). Perubahan yang paling mendasar dari kurikulum ini adalah
pembelajaran aktif, dimana siswa dituntut aktif dalam pembelajaran,
sehingga siswa secara sadar terlibat penuh dalam proses pembelajaran
dan dapat memaksimalkan kreativitas dalam mengembangkan
kompetensinya melalui penemuan-penemuan (Sunarti, 2014).
5
Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013
adalah mata pelajaran matematika. Matematika sendiri berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menemukan dan
menggunakan rumus matematika yang dapat menunjang pemahaman
konsep siswa kaitannya dalam kehidupan sehari-hari (Sugiarto, 2010).
Mata pelajaran yang diberikan kepada siswa mulai dari SD sampai
SMA untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir secara logis,
analitis, sistematis, dan kritis. Matematika menjadi begitu penting karena
kompetensi ilmu matematika diperlukan agar siswa dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif. Anggapan banyak orang bahwa matematika merupakan
pelajaran yang sulit tanpa disadari telah mempengaruhi penilaian siswa
terhadap matematika. Keadaan itu menyebabkan siswa juga akan
beranggapan demikian, ketika berhadapan dengan matematika.
Pandangan bahwa matematika merupakan ilmu yang kering, abstrak,
teoretis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus-rumus yang sulit
dan membingungkan, yang didasarkan atas pengalaman kurang
menyenangkan ketika belajar matematika di sekolah telah ikut membentuk
persepsi negatif siswa terhadap matematika.
Hal tersebut terjadi karena guru dalam memberikan pembelajaran
matematika belum maksimal sehingga siswa belum mampu menemukan
konsep secara mandiri. Guru hendaknya membantu siswa agar dapat
6
mengatasi rasa sulit yang dialami siswa dalam belajar matematika. Untuk
mengatasi rasa sulit tersebut, hendaknya guru menggunakan media
pembelajaran sebagai salah satu unsur pendukung data pembelajaran.
Sundayana (2015) mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Pengertian lain disebutkan bahwa
pengertian media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi
menyampaikan pesan.
Tercapainya pesan yang disampaikan pendidik kepada siswa, itu
sangat tergantung bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung. Jika
pembelajaran yang dilakukan efektif, maka siswa pun akan dapat
menyerap ilmu dan pesan yang pendidik sampaikan. Untuk menciptakan
pembelajaran matematika yang menyenangkan dan membangkitkan
motivasi siswa, diperlukan model pembelajaran berbasis media sebagai
salah satu alat untuk memudahkan penyampaian pesan kepada siswa
agar materi yang diajarkan dapat dipahami oleh siswa.
Mursid (2015) menjelaskan bahwa media pembelajaran merupakan
wadah atau alat yang berguna membangkitkan keinginan dan minat baru,
media mengembangkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar
lebih optimal. Proses belajar mengajar dengan menggunakan media
interaktif, juga membuat materi menjadi lebih menarik karena melalui
media bahan pelajaran dapat disampaikan dalam bentuk visual maupun
7
audio visual. kemampuan guru juga dalam pembelajar sangat terbatas
dan strategi yang digunakan terkadang kurang tepat. Sebagai solusi
alternatif yang paling efektif dan efisien diantaranya adalah dengan
melakukan strategi pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan pembelajaran
dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu
mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan.
Menurut Rahman (2012), kedudukan media pendidikan sebagi alat
bantú mengajar ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu
lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Berbagai macam media
pembelajaran seperti LKS, buku teks, dan modul telah umum
dipergunakan. Selain itu, sekarang juga sedang berkembang media audio
visual seperti video pembelajaran, makromedia, powerpoint, hingga yang
memanfaatkan jaringan internet. Program pendidikan yang memanfaatkan
fasilitas teknologi sebagai salah satu sarana dan media dalam
pembelajaran. siswa dapat bersemangat belajar dengan menggunakan
media interaktif juga sebagai sumber belajar bagi siswa karena
tampilannya menarik dan mendukung pembelajaran.
Media teknologi yang interaktif sangat menunjang dalam proses
belajar mengajar di kelas, hal ini dipengaruhi oleh ketertarikan siswa
dengan penerapan teknologi tersebut sebagai sesuatu yang baru
sehingga dapat membantu dalam dalam berkomunikasi dengan siswa.
Sebagai guru atau pendidik harus mampu memahami dan mengetahui
berbagai faktor yang mempengaruhi dalam komunikasi dengan siswa
8
sebagai bagian dalam pemerolehan pengetahuan, ketrampilan ataupun
sikap dalam proses pembelajaran sehingga pengetahuan, ketrampilan
ataupun sikap menjadi sebuah hal baru sebagai hasil dari belajar.
Selain pemanfaatan media pembelajaran, pada proses
pelaksanaan pembelajaran harus menggunakan model yang sesuai atau
yang dapat menunjang pemanfaatan media tersebut. Salat satu model
pembelajaran yang memiliki kesesuain dengan pemanfaatan media
adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Apilcation
Division (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Apilcation Division (STAD) merupakan rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Menurut AL-Hafizh (2011) memberikan penjelasan
bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model
pembelajaran yang banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama
untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran.
Menurut Slavin (Wayan 2017), salah satu model pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana adalah tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) dan merupakan model yang paling baik
untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan media interaktif.
Isjoni (2010), menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD
merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pembelajaran
pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
9
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi yang maksimal.
Salah satu penelitian terdahulu tentang penggunaan media
interaktif dalam pembelajaran matematika pernah dilakukan oleh Nuryadi
dan Zulfa Hanani Bahtiar(2017) yang berjudul “Pengembangan Media
Pembelajaran Matematika Interaktif Menggunakan Adobe Flash Cs 5
Pokok Bahasan Trigonometri Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
SISWA Kelas X SMA”. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa
media pembelajaran matematika interaktif dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara di salah satu
sekolah yang ada di Kabupaten Pangkep yaitu SDN Paddoang-doangan
Kecamatan Pangkajene, peneliti menemukan beberapa kendala yang
terjadi dalam pembelajaran matematika, pertama pada saat proses
pembelajaran guru hanya melakukan pembelajaran secara klasikal yang
menoton tanpa menggunakan media interaktif yang bervariasi, sehingga
ditemukan suasana kelas yang menampakkan kurangnya minat belajar
yang digunakan hanya menggunakan sebatas buku teks yang membuat
anak-anak merasa jenuh, kurang semangat. Kedua siswa bercerita
sesama temannya, dan kurang aktif dalam tanya jawab terkait dengan
materi yang diajarkan. Ketiga hasil belajar atau prestasi siswa rendah
yaitu dibawah standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 yang
telah ditentukan.
10
Berdasarkan masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mengambil suatu solusi. Menggunakan suatu metode
pembelajaran, dibutuhkan proses pembelajaran yang tepat yaitu
penggunaan media pembelajaran (Syamsuddin, 2018). Pemahaman
siswa akan optimal jika menggunakan media yang efektif. Sehingga hasil
yang diperoleh siswa dapat nilai yang sesuai standar Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditentukan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis disini tertarik melakukan
penelitian tentang pembelajaran Matematika dengan menentukan model
media yang interaktif, dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar
Matematika Siswa kelas V Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Berbantuan
Media Visual Basic Aplication (VBA) Media Powerpoint Gambar Diam”
dimana siswa disajikan gambar dalam aplikasi powerpoint dengan fasilitas
komputer di depan kelas, guru memberikan instruksi agar siswa
berkelompok dapat menyelesaikan lembar kerja yang telah disajikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, penulis
merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Seberapa besar hasil belajar matematika siswa kelas V SDN
Paddoang-doangan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
11
Student Team Achievement Division (STAD) berbantukan media
pembelajaran interaktif powerpoint Visual Basic Aplication (VBA)?
2. Seberapa besar hasil belajar matematika siswa kelas V SDN
Paddoang-doangan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Division (STAD) media pembelajaran
powerpoint gambar diam ?
3. Apakah kemampuan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN
Paddoang-doangan menggunakan media powerpoint berbantukan
Visual Basic Application (VBA) lebih baik dibandingkan yang
menggunakan media powerpoint gambar diam dengan setting
kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapai
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas V SDN
Paddoang-doangan dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) berbantukan media pembelajaran
interaktif powerpoint Visual Basic Aplication (VBA).
2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas V SDN
Paddoang-doangan dengan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) media pembelajaran powerpoint
gambar diam.
12
3. Untuk mengetahui perbandingan kemampuan hasil belajar
matematika siswa kelas V SDN Paddoang-doangan memnggunakan
media powerpoint berbantukan Visul Basic Application (VBA) lebih
baik dibandingkan yang menggunakan media powerpoint gambar
diam dengan setting kooperatif model Student Team Achievement
Divison (STAD)?
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat teoritis dan
manfaat praktiks bagi guru, siswa, dan peneliti.
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan mengenai
perangkat media pembelajaran interaktif dengan setting kooperatif model
STAD dan pengaruhnya terhadap hasil belajar pada siswa kelas V SD.
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini yaitu.
1. Bagi siswa , penggunaan media interaktif yang diterapkan dapat dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang harus diselesaikan sesuai
tuntutan materi pelajaran matematika yang diajarkan, serta mencapai
hasil belajar yang diharapkan.
2. Bagi guru, sebagai referensi dan bahan masukan untuk memotivasi
guru menerapkan media-media pembelajaran sebagai salah satu
untuk alternatif mencapai hasil belajar yang diharapkan.
13
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini bisa menjadi acuan bagi pengambil
kebijakan disekolah untuk menerapkan sumber-sumber belajar yang
interaktif.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
kemampuan yang berupa keterampilan dan prilaku baru sebagai akibat
dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, hasil belajar
sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses
belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley
dalam Nana Sudjana (2016: 11) membagi 3 hasil belajar, yakni: (a)
keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap
dan cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang
telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gegne membagi 5 kategori
hasil belajar, yakni: (a) informasi verbal, (b) keterampilan intlektual, (c)
strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motorik.
Menurut Abdurrahman dalam Asep Jihad, dkk (2013:14), hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Berbeda dengan pendapat Abdurrahman, dalam Agus Suprijono
15
(2015:5), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.
Dari beberapa definisi hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat
diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis,
yang diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima
pengalaman belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan
pelajaran. Unsur terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan
yang dimiliki oleh setiap individu sesuai dengan situasi belajarnya. Apa
yang diketahui siswa akan menentukan apa yang akan diperhatikannya,
dipersepsi olehnya, dipelajari, diingat atau bahkan dilupakan (Hariyanto,
Suyono, 2014).
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor
perolehan nilai siswa dalam aspek kemampuan pengetahuan setelah
mengikuti kegiatan proses pembelajaran. Menurut Benjamin S. Bloom tiga
ranah hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif
adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis
(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai).
Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding
(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi perception
16
(persepsi), set (kesiapan), guided response (gerakan terbimbing),
mechanical response (gerakan yang terbiasa), complex response
(gerakan yang kompleks), adjustment (penyesuaian pola gerakan),
creativity (kreativitas). (Agus Suprijono, 2015: 6-7).
Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian
yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari
tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan,
(Jihad dkk, 2013:15). Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa
mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Menurut Muhibbin Syah (2015:24), mengemukakan pendapatnya
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu sebagai
berikut:
a. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan alami, yaitu lingkungan hidup (tempat tinggal anak didik )
dan lingkungan sekolah.
2) Lingkungan sosial budaya, yaitu lingkungan di dalam sekolah dan di
luar sekolah.
b. Faktor Instrumental
1) Kurikulum, dapat dipakai oleh guru dalam merencanakan program
pengajaran.
17
2) Program sekolah, dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas
belajar mengajar.
3) Sarana dan fasilitas mencakup gedung sekolah (ruang kelas, ruang
kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang perpustakaan, ruang BP,
ruang tata usaha, dan halaman sekolah yang memadai ), buku-buku di
perpustakaan, buku pegangan anak didik, buku pegangan guru, dan
buku penunjang serta alat peraga.
c. Faktor Fisiologis
1) Kondisi fisiologis yaitu jasmani yang sehat dan tidak sehat
2) Kodisi panca indera yaitu mata, hidung, pengecap, telinga, dan tubuh.
d. Faktor Psikologis
1) Minat yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh
2) Kecerdasan yaitu kecerdasan yang tinggi dan kecerdasan yang
rendah
3) Bakat yaitu kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau latihan.
4) Motivasi yaitu kondisi psikologis yang mendorong sesorang untuk
melakukan sesuatu.
5) Kemampuan kognitif yaitu persepsi, mengingat dan berpikir.
18
2. Hakikat Pembelajaran Matematika di SD
Hakikatnya matematika merupakan suatu ilmu yang abstrak, formal
dan memiliki banyak bahasa simbol yang memiliki padat arti serta
kemampuan berfikir konkret anak SD yang relatif berbeda-beda maka
dalam pembelajaran matematika guru harus bisa menciptakan
pembelajaran yang bisa mempermudah proses berpikir siswa dari suatu
yang abstrak menjadi suatu yang konkret yang bisa dengan mudah
dipahami oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa
mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta berkemampuan
bekerjasama (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007). Matematika
sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang pendidikan
formal yang memegang peran penting dalam peningkatan kualitas
pendidikan. Oleh karena guru diharapkan merancang pembelajaran
matematika, sehingga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar sehingga
motivasi siswa dapat diatasi. Sifat matematika yang merupakan suatu
struktur, sehingga kesalahan pada satu bagian akan menyebabkan
kesalahan pada bagian lain yang bisa menciptakan rendahnya motivasi
siswa untuk mempelajari matematika.
Menurut Suherman (Harwana:2013), tujuan pendidikan matematika
di jenjang pendidikan dasar dan menengah, antara lain:
19
1).Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan
di alam kehidupan nyata yang selalu berubah, melalui latihan bertindak
atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif, efesien
dan jujur, 2).Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika
dan pola piker matematis dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Berdasarkan tujuan tersebut
bahwa orientasi pembelajaran matematika adalah bagaimana
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dalam proses belajar
matematika.
Ellington (Hakim, 2012) menyatakan tujuan pembelajaran adalah
pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Akib
(2016), menyatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika sebagai
berikut; 1).Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,
misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen,
menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi, dan inkonsistensi,
2).Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan dengan pemikiran divergen, orisinil,
rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba,
3).Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
4).Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan tersebut.
20
Hadi (2005) menyatakan bahwa ”matematika sebagai salah satu
mata pelajaran di sekolah di nilai sangat memegang peranan penting
karena matematika dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam
berfikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien”. Oleh
karena itu, pengetahuan matematika harus dikuasai sedini mungkin oleh
para siswa . Suatu proses belajar yang aktif ditandai dengan adanya
keterlibatan siswa secara komprehensif baik fisik, mental maupun
emosional. Pengelolaan ini dapat dilakukan dengan melakukan variasi
metode mengajar, disesuaikan dengan sub pokok bahasan yang sedang
diberikan.
Mustafa (Wijayanti 2011) menyebutkan bahwa matematika adalah
ilmu tentang kuantitas, bentuk, susunan, dan ukuran, yang utama adalah
metode dan proses untuk menemukan dengan konsep yang tepat dan
lambang yang konsisten, sifat dan hubungan antara jumlah dan ukuran,
baik secara abstrak, matematika murni atau dalam keterkaitan manfaat
pada matematika terapan.
Kesimpulan dari pernyataan di atas adalah, pembelajaran
matematika merupakan ilmu pendidikan formal dimana dapat
meningkatkan aktifitas kreatif dalam belajar serta mengembangkan
kemampuan dalam menemukan konsep yang tepat, berfikir, bernalar
mampu menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan baik
secara lisan maupun tulisan.
21
3. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif .
a. Pembelajaran kooperatif.
Menurut Suprijono (2015), pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) mengandung banyak pengertian. Para ahli pun mencoba untuk
mendefenisikan tentang pembelaran cooperative learning. Model
pembelajaran cooperative learning menempatkan siswa sebagai bagian
dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal
dalam belajar. Model ini berangkat dari asumsi dalam kehidupan
masyarakat, yaitu “getting better together” atau raihlah yang lebih baik
bersama-sama.
Abidin (2014) menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan
sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur.
Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara
berkelompok, tapi belajar kooperatif ada struktur dorongan yang bersifat
interdependensi efektif diantara anggota kelompok. Hubungan kerja
seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi positif tentang apa yang
dapat dilakukan siswa untuk méncapai keberhasilan belajar berdasarkan
kemampuan dirinya dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar
bersama dalam kelompok.
22
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Lie (2008) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa
dianggap cooperative learning. Pembelajaran kooperatif memenuhi lima
unsur model pembelajaran gotong royonh, yaitu sebagai berikut:
(1). Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence).
Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota kelompok.
(2).Tanggung jawab perseorangan (personal responsibilty), yaitu
kebahasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota
kelompoknya.
(3). Interaksi tatap muka (face to face promotive interaction), yaitu
memberikan kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk
bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi
dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.
(4). Partisipasi dan komunikasi (participation commmication), yaitu melatih
siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam
kegiatan pembelajaran.
(5). Evaluasi proses kelompok (group processing), yaitu menjadwalkan
waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi program kerja
kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja
sama dengan lebih efektif.
Pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
23
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterog en.
Rusman, (2014).
Tom, (Rusman, 2014) mengemukakan bahwa cooperative learning
adalah suatu pendekatan yang menekankan kerjasama dalam suatu
kelompok.
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif.
Menurut Rusman (2014) terdapat enam langkah utama di dalam
pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, pelajaran dengan
guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.
Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan
dari pada secara verbal. Selanjutnya, siswa dikelompokkan kedalam tim-
tim belajar.
Sintaks model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase
seperti tabel berikut.
Tabel 2.1 Langkah – langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase-fase Perilaku Guru
Fase 1 : present goals and set
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
menjelaskan tujuan pembelajaran
dan mempersiapkan siswa siap
belajar.
Fase 2 : present information
Menyajikan infomasi
mempresentasikan informasi
kepada siswa secara verbal
24
Tabel 2.1 Langkah – langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase 3 : organize students into
learning teams.
learning teams Mcngorganisir
siswa ke dalam tim-tim belaar
memberikan penjelasan kepada
siswa tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan
transisi yang efesien.
Fase 4 : assist team work and
study.
Membantu kerja tim dan belajar
membantu tim – tim belajar selama
siswa mengerjakan tugasnya.
Fase 5 : test on the materials
Mengevaluasi
menguji pengetahuan siswa
mengenal berbagai materi
pembelajaran atau kelompok –
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
Fase 6 : provide recognition
Memberikan pengakuan atau
penghargaan
mempersiapkan cara untuk
mengeakui usaha dan prestasi
individu maupun kelompok.
Sumber : Suprijono A. 2015
d. Penerapan Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division
(STAD).
Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif,
walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah,
menurut Rusman (2014 : 213). Model Student Team Achievement Division
(STAD), model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya
di Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (2005), model STAD
merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti.
Model ini sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam matematika,
25
IPA, IPS, Bahasa Inggris, Teknik dan banyak subjek lainnya, dan pada
tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Dalam model STAD, siswa
dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam
kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu
pelajaran dan para siswa didalam kelompok memastikan bahwa semua
anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD:
1).penyampaian tujuan dan motivasi, 2).pembagian kelompok,
3).presentasi dari guru, 4).kegiatan belajar dalam tim (kerja tim), 5).Kuis
(evaluasi), 6).penghargaan prestasi tim.
Menurut Robert E. Slavin (2005) pembelajaran model student team
achievement division (STAD) dapat dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Persiapan
1) Guru menyiapkan materi yang akan diberikan kepada siswa
2) Guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan lima
siswa yang memiliki karakteristik yang berbeda.
3) Menentukan skor nilai dasar yang merupakan nilai rata-rata siswa
pada tes yang lalu atau nilai akhir siswa secara individu.
4) Membangun tim yang dimaksudkan agar tidak ada kecanggungan
dalam kelompok dan untuk mengenal satu sama lain.
b. Tahapan pembelajaran
26
1) Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajar
2) Guru mengorganisasi siswa kedalam kelompok-kelompok belajar.
3) Guru memberikan tugas individu
b. Evaluasi individu dan penghargaan kelompok Sesudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa mengerjakan kuis, dan
dari sinilah guru memberikan skor individu dan skor tim. Bagi
kelompok yang memiliki skor paling tinggi berhak mendapatkan
penghargaan.
Berdasarkan uraian langkah pembelajaran tersebut, penerapan
metode pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dalam
mata pelajaran matematika dengan media berbasis komoputer di kelas
dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Kegiatan pendahuluan
1) Guru mengucap salam
2) Guru mengecek kehadiran siswa
3) Guru memberikan apersepsi pada siswa
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
5) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (5 orang) yang bersifat
heterogen dan menunjuk satu siswa sebagai ketua pada masing-
masing kelompok
6) Guru menjelaskan tujuan pembagian kelompok siswa
27
7) Guru membagikan Lembaran yang harus diselesaikan oleh siswa
kepada setiap siswa
8) Guru menyampaikan definisi singkat pelaksanaan pembelajaran
dengan media VBA atau powerpoint menggunakan model
pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)
a. Kegiatan inti
1) Siswa secara mandiri mencari informasi dari berbagai sumber (buku,
majalah, internet, pengalaman) untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari guru mengenai topik yang akan dibahas.
2) Siswa mendiskusikan jawaban secara klasikal.
3) Siswa melengkapi pemahaman setiap point materi yang ada dalam
pertanyaan dengan memahami slide pembelajaran yang disediakan
oleh guru
4) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5-6
siswa.
5) Pembagian kelompok dengan mempertimbangkan keheterogenitasan
kemampuan akademik, jenis kelamin, dan etnis.
6) Siswa melakukan kegiatan yang ada pada lembar kerja kelompok
yang telah dirancang guna semakin memahami materi dari slide
media powerpoint.
7) Selama kegiatan diskusi kelompok guru berkeliling guna mengontrol
dan memotivasi siswa
8) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok
28
9) Siswa bersama guru mendiskusikan, menambah gagasan,
mengkonfirmasi secara klasikal hasil presentasi kelompok. Guru
memastikan bahwa semua kelompok mempunyai infomasi yang benar
dan sama.
10) Guru memberikan penghargaan berupa reward terhadap kelompok
yang mendapatkan skor tertinggi.
11) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
c. Kegiatan penutup
1) Guru memberi kesimpulan tentang materi yang dipelajari
2) Guru mengevaluasi ketercapaian materi pembelajaran
3) Guru memberikan skor peningkatan untuk masing-masing kelompok
dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang mengerjakan
tugas dengan baik dan memiliki poin tertinggi
4) Guru memberi umpan balik terhadap tugas / kegiatan yang telah
dilakukan oleh siswa
5) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe student team
achievement division ini adalah satu kesatuan yang tidak dapat dilakukan
sendiri-sendiri dan harus dilakukan secara sistematis. Hal ini agar hasil
dari pembelajaran tersebut tercapai.
4. Media
Media berasal dari bahasa Latin bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, dalam bahasa
29
Inggris media dikenal dengan istilah medium yang berarti perantara,
demikian pula dalam bahasa Arab disebut wasa’il yang berarti perantara.
Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan
pesan-pesan pengajaran. Menurut Syaiful (1995) media adalah alat bantu
apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai
tujuan pengajaran. Menurut Hamalik (2003) media pembelajaran
merupakan unsur penunjang dalam proses belajar mengajar agar
terlaksana dengan lancar dan efektif.
Menurut Sanjaya (2006), media pembelajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti
radio, televisi, koran, buku, majalah, dsb. Menurut Rohman, (Hakim 2014),
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap atau media juga
dapat disebut sebagai alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau
informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
Gagne dan Briggs, (Satriansya 2016) secara implisit mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain
buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan Komputer. Media
adalah komponen sumber belajar atau wahana yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
30
belajar. Sundayana (2015), menyatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa media
interaktif merupakan multimedia yang digunakan sebagai media
pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa
sehingga siswa mampu memahami informasi yang diberikan.
a. Media Pembelajaran Interaktif
Seorang guru dalam melaksanakan tugas mengajar dan mendidik
harus memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan
media pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan. Salah satu
media pembelajaran yang digunakan di kelas adalah media pembelajaran
interaktif. Menurut Dimyati dan Mujiono (Komara 2014) adalah suatu
kegiatan guru yang secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar. Jadi model pembelajaran interaktif adalah suatu cara atau
teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat menyajikan
bahan pelajaran guru dapat menciptakan situasi interaktif dan edukatif,
dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
Menurut Sulaiman ( Utami, 2014) pembelajaran yang memfasilitasi
siswa agar memiliki kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
31
tidak cukup hanya mengakomodasi proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi, namun juga mengakomodasi proses mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Di
samping itu juga, perlu memanfaatkan beberapa media pendidikan yang
telah ada dan mengupayakan pengadaan media pendidikan baru demi
terwujudnya tujuan bersama. Menurut Fahroji (2014), media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan belajar.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati
posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan
proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa
berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen
integral dari sistem pembelajaran.
Media interaktif adalah alat bantu berbasis multimedia yang bisa
menjabarkan pesan atau informasi dari guru ke siswa yang dalam
prosesnya terjadi komunikasi aktif dua arah antara multimedia dengan
pengguna atau yang tujuannya untuk mempermudah proses
pembelajaran.
32
Menurut Seels & Glasgow (Arsyad 2002),mengelompokkan media
interaktif merupakan kelompok pilihan media teknologi mutakhir. Media
teknologi mutakhir sendiri dibedakan menjadi (1) media berbasis
telekomunikasi, misal teleconference, kuliah jarak jauh, dan (2) media
berbasis mikroprosesor, misal computer-assited instruction, permainan
komputer, sistem tutor intelejen, interaktif, hypermedia, dan compact
(video) disc (CD / VCD).
Kesimpulannya, media pembelajaran interaktif adalah suatu sistem
penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan
pengendalian komputer kepada siswa yang tidak hanya mendengar dan
melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respons yang aktif, dan
respons itu yang menentukan keberhasilan dan ketercapaian tujuan dari
media tersebut.
b. Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Sudrajat (2010) menyatakan komputer merupakan jenis media
yang secara virtual dapat menyediakan respons yang segera terhadap
hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu, komputer memiliki
kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai kebutuhan.
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan
komputer memuat dan menayangkan berbagai bentuk media didalamnya.
Saat ini teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai
sarana komputasi dan pengolahan kata (word processor) tetapi juga
33
sebagai sarana belajar multimedia yang memungkinkan siswa membuat
desain dan rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. Menurut Wiana,
w.(2017), sajian multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai
teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk
menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah
tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat
mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan,
komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang
efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang
relevan misalnya rancangan grafis dan animasi
c. Kriteria Pemilihan Media Animasi
Animasi menurut Suheri (Nasir 2014) merupakan kumpulan
gambar yang diolah sedemikian rupa sehinggah menghasilkan gerakan.
Animasi mewujudkan ilusi (illusion) bagi pergerakan dengan memaparkan
atau menampilkan satu urutan gambar yang berubah sedikit demi sedikit
(progressively) pada kecepatan yang tinggi. Animasi digunakan untuk
memberi gambaran pergerakan bagi sesuatu objek. Menurut Bustaman
(Nasir 2014) animasi adalah suatu proses dalam menciptakan efek
gerakan atau perubahan dalam jangka waktu tertentu dapat juga berupa
perubahan warna dari suatu objek dalam jangka waktu tertentu dan bias
juga dikatakan berupa perubahan bentuk dari suatu objek ke objek lainnya
dalam jangka waktu tertentu.
34
Menurut Nasir (2014), animasi adalah sebuah objek atau beberapa
objek yang tampil bergerak melintasi stage atau beberapa bentuk,
berubah ukuran, berubah warna, berubah putaran, berubah properti-
properti lainnya. Pendapat lain dari Zeembry (Nasir 2014) animasi adalah
pembuatan gambar atau isi yang berbeda-beda pada setiap frame,
kemudian dijalankan rangkaian frame tersebut menjadi setiap motion atau
gerakan sehingga terlihat seperti film. Efektifitas animasi dalam
pembelajaran tidak hanya berhubungan dengan bagaimana animasi itu
diterima dan dikonsepkan, namun juga bagaimana animasi tersebut
dirancang. Ada tiga jenis format animasi menurut Utami (Nasir 2014) yaitu,
a) Animasi tanpa sIstem kontrol adalah animasi ini hanya memberikan
gambaran kejadian sebenarnya (Behavioural realism), tanpa ada kontrol
sistem. Misalnya pause, memperlambat kecepatan penggantian frame,
zoom in, zoom out, dan lain-lain. b) Animasi dengan sistem kontrol adalah
animasi ini dilengkapi dengan tombol kontrol. Misalnya tombol untuk
pause, zoom in, zoom out, dan lain-lain.b). Animasi manipulasi langsung
animasi manipulasi langsung menyediakan fasilitas untuk pengguna
berinteraksi langsung dengan control navigasi (misalnya tombol dan
slider). Animasi yang tidak dilengkapi dengan sistem kontrol memiliki
kelemahan, bisa jadi animasi terlalu cepat, pengguna tidak memiliki waktu
yang cukup untuk memperhatikan detil tertentu karena tidak ada fasilitas
untuk pause dan zoom in.
35
Animasi dengan sistem kontrol memungkinkan pengguna untuk
menyesuaikan animasi dengan kapasitas pemrosesan informasi mereka.
Namun hal ini pun masih memiliki kekurangan, penelitian menunjukkan
bahwa kurangnya pengetahuan awam atas materi yang dipelajari
menyebabkan siswa tidak tahu mana bagian yang penting dan harus
diperhatikan guna memahami materi. Seringkali siswa lebih
memperhatikan bagian yang tampak menonjol secara perseptual.
Pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan secara garis besar animasi
adalah suatu tampilan menarik, grafis statis maupun dinamis, yang
disebabkan oleh perubahan tiap frame (frame by frame), perubahan posisi
bergerak (motion tween) maupun perubahan bentuk pergerakan (motion
shape).
Memilih media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran
tidaklah mudah. Selain memerlukan analisis mendalam dengan
mempertimbangkan berbagai aspek juga dibutuhkan prinsip-prinsip
tertentu agar pemilihan media bisa lebih tepat.
d. Manfaat Media .
Pribadi (2017) menegemukakan bahwa pemanfaatan media, baik
keperluan individu maupun kelompok, secara umum mempunyai beberapa
tujuan yaitu: (1) Memperoleh informasi dan pengetahuan; (2) mendukung
aktivitas pembelajaran; dan(3) sarana persuasi dan motivasi.
36
Aspek Manfaat media Pembelajaran
Bagi guru Bagi siswa
Penyampaian materi
Memudahkan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran
Memudahkan siswa dalam memahami pelajaran
Konsep Materi yang bersifat abstrak menjadi konkret
Konsep materi mudah di pahami konkret medianya, konkret pemahamannya.
Waktu Lebih efektif dan efisien mengulang materi pembelajaran seperlunya saja
Memilih waktu yang lebih banyak dalam pembelajaran materi dan menambah materi yang relevan.
Minat Mendorong minat belajar dan mengajar guru
Membangkitkan minat belajar siswa.
Situasi belajar hasil belajar
Interaktif kualitas hasil mengajar lebih baik.
Multi aktif lebih mendalam dan utuh.
(satrianawati:2018)
Berdasarkan pendapat dapat dinyatakan bahwa tujuan
menggunakan media dalam pembelajaran dimana informasi-informasi dan
pengetahuan yang ada dapat digunakan sebagai sarana untuk
mempelajari pengetahuan dan keterampilan tertentu, sehingga dapat
mendukung aktivitas dalam pembelajaran serta memotivasi terjadinya
perilaku positif dari penggunanya.
e. Fungsi Media
Menurut Sardiman dan Sundayana (2005), menyatakan bahwa
secara umum media mempunyai fungsi: a) memperjelas pesan agar tidak
terlalu verbalistis. b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan
daya indera. c) menimbulkan gairah belajar, interaksi Iebih langsung antar
37
siswa dengan sumber belajar. d) memungkinkan anak belajar mandiri
sesuai dengan kemampuan visual auditorial dan kinestetiknya. e)
memberi rangsangan yang sama mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama. f) penyampaian pesan pembelajaran
dapat lebih terstandar. g) pembelajaran dapat lebih menarik. h)
pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. i)
waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. j) kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan. k) proses pembelajaran dapat
berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. l) sikap positif siswa
terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan.
Menurut Sugiarto (2010) pemanfaatan media/alat peraga yang
dilakukan secara benar akan memberikan kemudahan bagi siswa untuk
membangun sendiri pengetahaun yang sedang dipelajarinya. Apabila
peserta dapat memahami secara tuntas materi pokok tertentu, maka
kemampuan tersebut merupakan modal dasar untuk mempelajari materi
pokok lain yang berhubungan dengan materi pokok tersebut. Hal ini akan
memberikan semangat baru, motivasi baru dan rasa senang bagi siswa
mempelajari matematika. Oleh karena semangat dan motivasi yang
tumbuh dari diri siswa sendiri diharapkan dapat meningkatkan prestasi
belajar dan hasil belajar siswa tercapai.
Media yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran
disebut dengan media pembelajaran (Satrianawati:2018:5). Media dalam
38
berdasarkan fungsinya di bagi menjadi dua (1). Media dalam arti luas
merupakan segala bentuk benda yang digunakan oleh seseorang untuk
melakukan perubahan dengan harapan perubahan tersebut bertahan
lama yang terjadi melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung.
(2) media dala arti sempit misalkan alat dan bahan yang digunakan guru
dalam proses belajar mengajar yang terjadi di kelas untuk menyelesaikan
masalah ataupun untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Powerpoint Visual Berbasis Application (VBA).
Pengembangan media, guru memiliki peranan yang sangat penting
untuk ikut mengembangkan media dan menyesuaikannya dengan
metode, model, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Selanjutnya dalam pembelajaran matematika berbasis komputer, guru
dapat memanfaatkan berbagai aplikasi matematika seperti maple,
mathlab, geogebra, cabri, geometri sketcpad dan lain sebagainya.
Selain aplikasi-aplikasi tersebut, guru dapat membuatnya sendiri
sesuai dengan strategi pembelajaran yang digunakan. Beberapa aplikasi
tersebut diantaranya adobe flash, adobe animation, adobe dreamweaver,
html 5 ataupun memanfaatkan Ms. Office seperti Microsoft Powerpoint,
Excel, dan Word. Pramita (Hasana & Maharany, 2017) menyatakan
bahwa permasalahan yang sering dihadapi oleh guru dalam membuat
media adalah keterbatasan waktu serta kurangnya keterampilan yang
dimiliki.
39
Selanjutnya untuk mensiasati permasalahan tersebut, guru dapat
berkolaborasi dengan KKG untuk membicarakan konsep media yang akan
dibuat atau berkonsultasi dengan teknisi sekolah. Selain itu guru dapat
menggunakan aplikasi yang mudah dipelajari dan praktis dalam
penggunaannya. Marcovitz (Hasana & Maharany, 2017) menyatakan
bahwa produk pembelajaran menggunakan Visual Basic Applications
(VBA). Powerpoint bisa membuat tampilan powerpoint lebih menarik.
Tampilan standar dari Powerpoint sendiri sebenarnya dapat menampilkan
hasil yang menarik tergantung kreatifitas ketika menggunakannya. Namun
dengan memanfaatkan Visual Basic Applications (VBA) memungkinkan
untuk memunculkan kreatifitas yang lebih kompleks dibandingkan dengan
Powerpoint biasa.
Penelitian ini, media pembelajaran interaktif yang digunakan adalah
animasi powerpoint berbasis Visual Basic Applications (VBA). Dengan
menggunakan media Powerpoint berbasis Visual Basic Applications (VBA)
diharapkan siswa bisa lebih tertarik pada media pembelajaran Powerpoint
ini. Fathoni (2016), Visual Basic Applications (VBA) merupakan bahasa
pemograman yang terdapat dibalik aplikasi Microsoft Office. Bahasa
pemrograman ini dapat dimanfaatkan untuk lebih mendayagunakan file -
file Microsoft Office yang kita ciptakan, misalnya membentuk interaktivitas
pada sebuah file presentasi. Powerpoint berbasis Visual Basic
Applications (VBA) memiliki daya tarik tersendiri yang berupa gambar dan
40
suara sehingga mudah di pahami sebagai media pembelajaran dan
dengan penggunaan Visual Basic Applications (VBA) pada Powerpoint.
Animasi powerpoint Visual Basic Applications (VBA) akan
membantu dalam menyusun sebuah media yang digunakan untuk
membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran yang lebih
menarik dan interaktif kepada siswa. Dalam menyajikan pembelajaran
disini peneliti menambahkan animasi permainan kedalam pembelajaran.
Adapun proses pembuatan-pembuatan animasi microsoft powerpoint
(VBA), pertama-tama membuat gambar yang akan digunakan dalam
membuat animasi, lalu memasukkan gambar-gambar pembelajaran
kedalam bentuk powerpoint, dan menyusun tata letak bentuk gambar
bergerak sesuai kebutuhan materi pembelajaran siswa di kelas.
Diharapkan siswa lebih dapat memahami materi yang diterangkan
melalui Powerpiont. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
yang positif dan signifikan Powerpoint dengan Visual Basic Applications
(VBA) sebagai media pada pembelajaran matematika terhadap hasil
belajar kognitif siswa kelas V di Sekolah Dasar.
6. Powerpoint Gambar Diam.
Powerpoint adalah alat bantu presentasi, biasanya digunakan
untuk menjelaskan suatu hal yang dirangkum dan dikemas dalam slide
powerpoint. Sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami penjelasan
kita melalui visualisasi yang terangkum di dalam slide. Powerpoint
41
merupakan program untuk membantu mempresentasikan dan
menampilkan presentasi dalam bentuk tulisan, gambar, grafik, objek,
clipart, movie, suara, atau video yang dimainkan pada saat presentasi
(Purnomo, 2010).
Kelebihan powerpoint antara lain: dapat menyajikan teks, gambar,
film, sound efek, lagu, grafik, dan animasi sehingga menimbulkan
pengertian dan ingatan yang kuat, mudah direvisi, mudah disimpan dan
efisien, dapat dipakai berulang-ulang, dapat diperbanyak dalam waktu
singkat dan tanpa biaya, dapat dikoneksikan dengan internet.
Menurut Kenthut dan Rahadi (2008), langkah–langkah untuk
mendesain media pembelajaran powerpoint yang tepat agar materi yang
dipresentasikan dapat dipahami oleh siswa secara maksimal adalah
sebagai berikut: 1) Tentukan topik sesuai dengan materi yang akan di
sampaikan 2) Siapkan materi yang sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Pemilihan materi ini sangat penting karena tidak semua
materi dianjurkan untuk menggunakan powerpoint. 3) Identifikasi bahan-
bahan materi tersebut untuk diseleksi mana yang sesuai dengan
karakteristik media presentasi. Ingat tidak semua materi tersebut cocok
untuk dituangkan melalui media presentasi. 4) Tulis materi yang telah
dipilih dalam kalimat yang singkat, pointers dan hanya memuat poin-poin
penting saja (key words). Penulisan penjelasan yang panjang lebar sangat
tidak dianjurkan dalam penulisan naskah presentasi. Pada saat membuat
outline ini, pikirkan juga bahan-bahan pendukung presentasi, misalnya:
42
clip art, picture, sound, background music, video klip dan lain sebagainya.
5) Tuangkan pesan-pesan yang disajikan dalam berbagai format seperti
teks (katakata), gambar, animasi atau audio-visual. Lengkapi outline yang
sudah dibuat dengan keterangan tambahan. Berilah warna pada font. Atur
tata letaknya. Berilah warna pada background. 6) Pastikan bahwa materi
yang ditulis telah cukup lengkap, jelas dan mudah dipahami oleh sasaran.
Menyelesaikan desain, mengulas ulang desain yang telah dibuat. Jika
perlu minta pendapat dan masukan dari orang lain. Lakukan perbaikan-
perbaikan jika diperlukan, hingga Anda telah yakin presentasi telah seperti
yang diinginkan.
Pribadi (2017), menyatakan powerpoint merupakan program
aplikasi komputer yang banyak digunakan untuk keperluan presentase.
Program powerpoint digunakan sebagai panduan oleh penyaji atau
presenter untuk menyampaikan pesan dan informasi yang ada dalam
media tersebut. Media powerpoint bersifat fleksibel untuk dikombinasikan
dengan bentuk tayangan atau media lain.
Gambar Diam terdiri dari beberapa jenis gambar-gambar yaitu ada
yang berupa foto, gambar, peta, dan sebagainya. Gambar atau foto
merupakan bahasa yang paling umum sehinggah mudah dimengerti.
Manfaat atau kelebihan gambar atau foto sebagai media pembelajaran
adalah : a) Memberikan tampilan yang sifatnya konkrit, b) Gambar dapat
mengatasi batasan ruang dan waktu, c) Gambar atau foto dapat
mengatasi keterbatasan pengamatan kita, d) Dapat memperjelas suatu
43
masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, e)
Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan
peralatan khusus.
Adapun kelemahan media gambar diam dalam microsoft
powerpoint, biasanya ukurannya terbatas sehinggah kurang efektif untuk
pembelajaran kelompok besar, dan perbandingan yang kurang tepat dari
suatu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi. penulis
menyimpulkan bahwa media merupakan bentuk/alat atau perantara untuk
memudahkan penyampaian pesan kepada siswa agar mudah dipahami.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Tinjauan penelitian terdahulu merupakan salah satu referensi yang
diambil oleh peneliti. Sesudah peneliti melakukan tinjauan pustaka pada
hasil penelitian terdahulu berupa artikel dari beberapa jurnal yang telah
dibaca oleh peneliti seperti yang dipaparkan sebagai berikut:
Rudi, (2013). dengan judul “Perancangan Media Pembelajaran
Interaktif Matematika untuk siswa kelas 5 SD). Hasil penelitiannya
mengatakan, bahwa media interaktif membuat proses pembelajaran lebih
menarik karena gambar-gambar ilustrasi cerita, suara dan teks dapat
terintegrasi dan dapat di kendalikan sesuai keinginan.
Wiana, (2017). dengan judul “Animasi Berbasis Multimedia
Interaktif”. Hasil penelitiannya dalam pengujian terhadap penguasaan
konsep dan keterampilan merancang model dalam format digital
44
menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memperoleh kualifikasi yang
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Itu artinya
penggunaan animasi interaktif berbasis multimedia, efektif untuk
meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan membuat desain
pengembangan multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika
dengan pendekatan kontekstual ditinjau dari pemahaman konsep siswa
dalam format digital.
Dina, (2017). dengan judul “Pengembangan multimedia interaktif
dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual ditinjau
dari pemahaman konsep siswa “. Menyatakan multimedia interaktif
dengan pendekatan kontekstual ditinjau dari pemahaman konsep siswa
efektif dalam proses pembelajaran.
Wulandari, E & Sukirno, (2012). Dengan judul Penerapan Model
Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
Berbantu Media Monopoli Dalam Peningkatan Aktivitas Belajar Akuntansi
siswa Kelas X Akutansi 2 SMK Negeri 1 Godean. Hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan Aktivitas Belajar siswa kelas X
Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2011/2012 melalui
penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Rekonsiliasi
Bank. Aktivitas belajar secara umum mengalami peningkatan pada siklus I
dan siklus II. Sebelum menggunakan Model Cooperative Learning Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) Aktivitas Belajar siswa
45
hanya 39,31%, kemudian pada siklus I sebesar 67,43% dan menjadi
88,06% pada siklus II.
Hasil akhir dari proses akhir belajar mengajar sebagai perwujudan
segala upaya yang telah dilakukan selama proses berlangsung lebih
sering dikaitkan dengan pengelolaan kelas dan nilai siswa sesudah
evaluasi diberikan yang selanjutnya dikenal sebagai hasil belajar.
Berdasarkan dari penelitian ini, maka terlihat beberapa hal yang menjadi
persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini, antara lain :
1. Lokasi penelitian yang berbeda, dimana penelitian ini dilakukan di
sekolah dasar, sedangkan penelitian yang relevan dilakukan di
sekolah menengah.
2. Persamaan penelitian ini, meneliti tentang penggunaan media
interaktif dengan setting kooperatif dan pengaruhnya media
terhadap hasil belajar siswa.
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran yang menggunakan media powerpoint dijadikan
salah satu media pembelajaran yang dapat mengatasi masalah-masalah
fokus siswa atau perhatian siswa yang kurang pada saat guru
menyampaikan materi pembelajaran. Dengan penggunaan media
powerpoint dalam kegiatan proses belajar mengajar. Siswa akan menjadi
tertarik dalam mengikuti pelajaran, sehingga siswa menjadi termotivasi
dalam belajar, apabila siswa telah termotivasi maka daya serap
46
pemahaman siswa pada materi yang diajarkan akan menjadi lebih banyak
sehingga dapat menyebabkan hasil belajar siswa pada saat evaluasi
menjadi meningkat. Dengan demikian penggunaan media powerpoint
akan meningkatkan motivasi siswa, pemahaman dan penguasaan siswa
akan konsep dan nilai-nilai yang dapat dipetik dari pembelajaran
matematika, sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa media
powerpoint dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan wawancara pada siswa kelas V di SDN
Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep ditemukan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran matematika serta
kurangnya media dan variasi pembelajaran dari guru, sehingga hasil
belajar siswa yang masih rendah. Media teknologi yang interaktif sangat
menunjang dalam proses belajar mengajar di kelas dalam berkomunikasi
dengan peseta didik.
Penggunaan media pembelajaran powerpoint dengan gnmbar diam
dapat memmbantu guru dalam menyajikan teks, gambar, film, sound efek,
lagu, grafik, dan animasi sehingga menimbulkan pengertian dan ingatan
yang kuat, mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien, dapat dipakai
berulang-ulang, dapat diperbanyak dalam waktu singkat dan tanpa biaya,
sehingga bisa membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Sedangkan pemanfaatkan VBA pada powerpoint dapat membuat
animasi diluar format yang tersedia di powerpoint yang biasa digunakan.
47
sehingga tampilan atau animasi lain yang tidak terdapat sebelumnya
dapat dibuat lebih menarik dengan membuat kode-kode program pada
worksheet VBA bahkan dapat mengaplikasikan rumus-rumus matematika
untuk menghasilkan sebuah animasi yang mnerik minat atau perhatian
siswa dalam pembelajaran.
Pengaplikasian kedua model powerpoint ini, yang dikombinasikan
dengan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement
Division (STAD) dengan mengelompokkan siswa dalam beberapa
kelompok, sehingga siswa dapat saling bertukar pendapat, saling
bertanya dan membantu dalam menyelesaikan masalah akan memberi
efektifitas yang tinggi dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.
Dengan penerapan media pembelajaran interaktif berbasis animasi
powerpoint berbasis Visual Basic Applications (VBA) kooperatif model
Student Teams Achievement Division (STAD) dengan setting
pembelajaran kooperatif di harapkan memberikan manfaat dalam
pencapaian hasil belajar matematika kelas V SD Negeri paddoang-
doanggan sesuai dengan target.
Adapaun kerangka pikir dapat digambarkan pada bagan dibawah
ini:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
48
Gambar 2.1 Bagan kerangka pikir
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas, maka disusun hipotesis penelitian
yang merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. “
Adapun hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
Masalah rendahnya hasil belajar
matematika siswa
Proses Pembelajaran
dengan setting kooperatif
STAD
Post test
Media powerpoint Gambar
Diam
Media powerpoint berbasis
VBA
Temuan
Analisis
49
H1 = ada perbedaan yang signifikan hasil belajar antara siswa yang
memperoleh pembelajaran yang dengan setting kooperatif model
Student Teams Achievement Division (STAD) menggunakan media
powerpoint berbasis Visual Basic Applications (VBA) dan siswa yang
memperoleh pembelajaran yang dengan setting kooperatif model
Student Teams Achievement Division (STAD) menggunakan media
powerpoint Gambar diam.
H0= Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar antara siswa yang
memperoleh pembelajaran yang dengan setting kooperatif model
Student Teams Achievement Division (STAD) menggunakan media
powerpoint berbasis Visual Basic Applications (VBA) dan siswa
yang memperoleh pembelajaran yang dengan setting kooperatif
model Student Teams Achievement Division (STAD) menggunakan
media powerpoint Gambar Diam.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian
1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimen)
dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen
pembelajaran berupa penggunaan animasi powerpoint berbasis Visual
Basic Applications (VBA) dengan setting kooperatif model STAD dan
pembelajaran berupa penggunaan Microsoft powerpoint gambar diam
dengan setting kooperatif model STAD.
Desain penelitian ini adalah pretest-posttest control group design.
gambaran atau rencana untuk melakukan suatu penelitian dengan
variabel-variabel yang akan diuji kebenarannya. Karena tidak semua
variabel luar yang dapat mempengaruhi jalannya eksperimen dapat
dikontrol, Desain ini memerlukan dua kelompok yang dipilih secara
random kemudian kelompok diberikan tes sebanyak dua kali, yaitu tes
awal (pretest) sebelum perlakuan dan tes akhir (posttest) sesudah
perlakuan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)
berdasarkan Tabel 3.1.
51
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Random Kelas
Eksperimen Pretset
Treatment (Perlakuan)
Posttes
R1 E1 O1 X1 O3
R2 E2 O2 X2 O4 Sumber : Sugiyono (2015)
R1 = Random
R2 = Random
E1 = Kelas eksperimen pembelajaran berupa penggunaan animasi
powerpoint berbasis Visual Basic Applications (VBA) dengan
setting kooperatif model STAD.
E2 = Kelas eksperimen pembelajaran berupa penggunaan Microsoft
powerpoint gambar diam dengan setting kooperatif model STAD.
X1 = Perlakuan dengan pembelajaran berupa penggunaan animasi
powerpoint berbasis Visual Basic Applications (VBA) dengan
setting kooperatif model STAD.
X2 = Perlakuan dengan pembelajaran berupa penggunaan Microsoft
powerpoint gambar diam dengan setting kooperatif model STAD.
O1 = Pretest kelas eksperimen dengan pembelajaran berupa
penggunaan animasi powerpoint berbasis Visual Basic
Applications (VBA) dengan setting kooperatif model STAD.
O2 = Pretest kelas eksperimen dengan pembelajaran berupa
penggunaan Microsoft powerpoint gambar diam dengan setting
kooperatif model STAD.
52
O3 = Hasil belajar siswa sesudah diajar dengan pembelajaran berupa
penggunaan animasi powerpoint berbasis Visual Basic
Applications (VBA) dengan setting kooperatif model STAD.
O4 = Hasil belajar siswa sesudah diajar dengan pembelajaran berupa
penggunaan Microsoft powerpoint gambar diam dengan setting
kooperatif model STAD.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 04 Paddoang-
doangan Kecamatan pangkajene Kota Pangkep.
2. Waktu Penelitian.
Penelitian dilakukan pada semester ganjil 2019 tahun pelajaran
2019/2020 yang waktunya disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang
sudah di tetapkan oleh pihak sekolah. Tahap-tahap dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi pengajuan topik, penyusunan
proposal, penyusunan instrumen penelitian dan mengurus surat ijin
53
penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada semester I Tahun ajaran
2019/2020.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pen elitian ini dilaksanakan pada semester I Tahun ajaran
2019/2020 yaitu tanggal 10 Oktober 2019 sampai dengan 30 November
2019.
c. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini dilakukan analisis data dan penyusunan laporan
penelitian pada semester I Tahun ajaran 2019/2020.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah semua siswa kelas V di SD Negeri
Wilayah I Kecamatan Pangkajene pada Tahun Ajaran 2019/2020 yang
terdiri dari 5 sekolah yang homogen, sampelnya diambil 2 kelas yang
setara secara acak. Jumlah siswa kelas V SD Negeri di wilayah I
Kecamatan Pangkajene sebanyak 287 siswa yang terbagi pada 5 kelas,
dimana letaknya sama berada di tengah kota pangkep, dan tingkat
prestasi di setiap sekolah hampir sama dikarenakan fasilitas, sarana dan
prasarana, dengan pertimbangan mengambil kelas V karena siswa belum
disibukkan dengan ujian nasional. Berikut tabel populasi dalam penelitian
ini :
54
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian
Nama Sekolah Kelas V Jumlah siswa
SDN 28 Tumampua A 32
B 30
SDN 31 Tumampua A 31
B 29
SDN 4 Paddoang-doangan
A 30
B 30
SDN 10 Bontomangape
A 28
B 20
SDN 3 Jagong A 30
B 27
Jumlah 287
Sumber: Data Dinas Pendidikan Nasional Pangkep 2019
2. Sampel
Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah random
sampling, dengan merandom sekolah yang menjadali lokasai penelitian,
selanjutnya sekolah yang terpilih adalah SD negeri 04 Padoang-doangan.
Peneliti memilih kelas V SD Negeri 04 Paddoang-doangan sebanyak 58
yang dibagi dalam dua kelas penelitian dengan kelas yang dijabarkan
pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Jumlah sampel penelitian
Kelas Jumlah siswa
Jumlah Total Laki-laki Perempuan
Eksperimen 1 (V.A)
14 16 30
Eksperimen 2 (V.B)
12 18 30
Jumlah 26 34 60
55
D. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Tes. Tes hasil Belajar diperlukan untuk mengukur tingkat
ketercapaian terhadap penggunaan media pembelajaran interaktif dalam
pembelajaran matematika. Tes hasil belajar berbentuk soal essay dengan
mengacu pada kemampuan berpikir siswa SD .
Dalam penelitian ini digunakan adalah instrumen tes hasil belajar.
Adapun langkah-langkah dalam proses pembuatan instrumen tes tersebut
meliputi:
a. Penyusunan butir-butir soal
SK, KD dan Indikator disesuaikan oleh kurikulum 2013 maka
dubuatkanlah butir-butir soal. Rencana penulisan soal berbentuk pilihan
ganda.
b. Uji Validasi Tes
Untuk mengukur validitasi soal tersebut menggunakan SPSS 20.0.
kriteria yang digunakan dapat di tunjukkan pada tabel.
Tabel 3.4 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai
56
Tabel 3.4 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai
Interval Koefision Tingkat Hubungan
0-0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
c. Uji Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-
indikator sebuah variabel bentukkan yang menunjukkan derajat sampai
dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel
bentukan yang umum.
Rumus reliabilitas dengan
𝛼 =𝑘
𝑘 − 1[1 −
∑ 𝑠2
∑ 𝑠 𝑡𝑜𝑡]
𝛼 : Koefisien reliabilitas alpha
k : Jumlah item
∑ 𝑠𝑥2 : jumlah varians item
∑ 𝑠2𝑡𝑜𝑡 : jumlah varians total
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS
dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan
pedoman yang dikemukakan oleh George dan Milleri (1995) sbb:
𝛼 ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < 𝛼 ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < 𝛼 ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
𝛼 > 0,9 : reliabilitas memuaskan
57
Prosedur Pelaksanaan Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen dilaksanakan melalui tiga tahapan dengan perincian sebagai
berikut.
2. Tes Hasil Belajar Matematika
Bentuk instrumen yang dipakai adalah soal uraian menyelesaikan
masalah soal cerita yang menakup materi jaring-jaring kubus dan balok.
Soal uraian memberikan indikasi yang baik untuk mengungkap
kemampuan pemecahan masalah matematika, dan untuk mengetahui
sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diujikan. Soal uraian
tersebut sebanyak 10 item yang digunakan untuk mengukur kemampuan
hasil belajar siswa sebelum dan setelah perlakuan. Metode ini
dilaksanakan dengan cara memberikan tes hasil belajaram matematika
siswa semester satu (ganjil) yang sudah valid, kemudian diolah sehingga
menghasilkan suatu nilai dan mencatat nilai matematika kemudian diolah
sehinggah menghasilkan suatu nilai dan mencatat nilai matematika siswa
yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dengan nilai yang dikumpulkan
yaitu tes akhir setelah diberikan perlakuan.
3. Uji Validasi Instrumen
Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi
kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran dimana guru
mengukur kesesuaian pelaksanaan proses pembelajaran dikelas dengan
58
yang ada di RPP (Rencana proses pembelajaran) yang menggunakan
setting kooperatif model Student Teams Achievement Division (STAD)
berbantukan media pembelajaran interaktif powerpoint Visual Basic
Aplication (VBA) untuk kelas eksperimen 1 dan model pembelajaran tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) berbantukan media
pembelajaran powerpoint gambar diam untuk kelas eksperimen II.
Analisis validasi tes hasil belajar Visual Basic Aplication (VBA)
siswa pembelajaran matematika, dan hasil validasi observasi terhadap
kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran dianalisis secara
deskriptif kuantitatif, yaitu dengan rata-rata skor masing-masing
komponen. Penskoran dideskripsikan dalam 4 kategori sebagai berikut :
Tabel 3.5 Kriteria Penskoran Validasi Tes Hasil Belajar
Kategori Keterangan Skor
B Baik 4
CB Cukup Baik 3
KB Kurang Baik 2
TB Tidak Baik 1
Laurens & Ratumanan (2011)
Penilaian dari hasil validasi menggunakan konversi skala tingkat
pencapaian, karena dalam penilaian diperlukan standar pencapaian (skor)
dan disesuaikan dengan kategori yang telah ditetapkan. Berdasarkan
pedoman tersebut, selanjutnya ditetapkan kelas interval untuk frekuensi
masing-masing kelas. Setelah diperoleh interval kelas dapat diketahui
menggunakan setting kooperatif model Student Teams Achievement
Division (STAD) dengan berbantuan Visual Basic Aplication (VBA) dan
59
dengan kategori menerapkan setting kooperatif model Student Teams
Achievement Division (STAD) berbantuan powerpoint media gambar diam
pada siswa kelas V sekolah Dasar kabupaten Pangkep. Berikut tabel
kualifikasi penilaian.
Tabel 3.6 Kualifikasi Tingkat Kelayakan Berdasarkan Persentase
Tingkat Pencapaian Kualifikasi
3,6 – 4 Sangat Valid
3 – 3,5 Valid
2,1 – 2,9 Kurang Valid
1-2 Tidak Valid
Laurens & Ratumanan (2011)
Berdasarkan tabel 3.6 penilaian dikatakan valid jika memenuhi
syarat pencapaian mulai dari skor 3 – 4 dari seluruh unsur yang terdapat
dalam instrumen penilaian. Penilaian harus memenuhi kriteria valid. Jika
dalam kriteria tidak valid maka dilakukan revisi, sampai mencapai kriteria
valid. Perhitungan reliabilitas instrumen ditentukan oleh tiga validator
dengan menggunakan Percentage of Agreement (R), sebagai berikut:
Percentage of Agreement (R) : [1 – A – B ] x 100 % A + B
Keterangan : R : Reliabilitas Instrumen A : Skor yang lebih tinggi dari penilai B : Skor yang lebih rendah dari penilai
Instrumen dikatakan reliabel bila indeks reliabilitas yang diperoleh
lebih besar dari 75%, Borich (1994).
Instrumen penelitian yang digunakan telah divalidasi oleh 3 (tiga)
validator yang ahli di bidang evaluasi (V1), pendidikan matematika (V2),
60
dan pendidikan dasar (V3). Berikut ini disajikan tabel hasil validasi
observasi, menggunakan model pembelajaran tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) dengan berbantuan Visual Basic Aplication
(VBA) dan dengan kategori menerapkan setting kooperatif model
Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan powerpoint
gambar diam.
Tabel 3.7 Hasil Validasi Media Pembelajaran Powerpoint VBA
No. Aspek
yang
dinilai
Kriteria Penilaian
Rata- rata
Ket V1 V2 V3
A
Format Kesesuaian dengan
indikator Hasil belajar
3 4 4 3,6 Sangat Valid
Kesesuaian dengan level
Kognitif
3 3 3 3 Valid
Kesesuaian dengan butir
soal
3 3 3 3 Valid
Powerpoint VBA memuat
ilustrasi gambar dan dari
sebuah benda jaring-jaring
yang dekat dengan
kehidupan siswa
4 3 4 3,7 Valid
B Penyajian Tampilan gambar menarik 4 4 4 4 Sangat
Valid
Tampilan gambar jelas
sesuai uraian soal
4 4 4 4 Sangat
Valid
C Bahasa Penggunaan bahasa sesuai
dengan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI)
3 3 4 3,3 Valid
Bahasa yang digunakan
Komunikatif
3 3 3 3 Valid
Mudah dipahami 3 3 3 3 Valid
61
D Tingkat
kesulitan
Bervariasi sesuai dengan
level Kognitif
3 3 3 3 Valid
Kesesuaian dengan alokasi
Waktu
3 3 3 3 Valid
Kesesuain dengan
pengalaman sehari-hari
siswa
3 3 4 3,3 Valid
E
Alokasi
Waktu
Alokasi waktu yang
digunakan sesuai dengan
jumlah dan kesulitan soal
3 3 3 3 Valid
Tabel 3.8 Hasil Validasi Media pembelajaran Powerpoint Gambar Diam
No. Aspek
yang
dinilai
Kriteria Penilaian
Rata- rata
Ket V1 V2 V3
A.
Format Gambar dan ilustrasi pada
powerpoint gambar diam
berbasis kooperatif model
STAD
4 3 4 3,7 Valid
Gambar dan ilustrasi pada
powerpoint gambar diam
mudah dimengerti.
3 3 4 3,6 Valid
Gambar dan ilustrasi pada
powerpoint gambar diam
sesuai konteksnya.
3 3 3 3 Valid
B. Isi Ukuran gambar dan tulisan
tiap halaman sesuai
3 3 4 3,6 Valid
Urutan gambar jelas sesuai
uraian soal
3 3 3 3 Valid
C. Bahasa Ukuran gambar yang
digunakan menarik
3 3 4 3,6 Valid
Bahasa yang digunakan
komunikatif
3 3 4 3,6 Valid
Bentuk huruf mudah dibaca 3 3 4 3,6 Valid
62
Tabel 3.9 Hasil Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar
No. Aspek yang
dinilai
Kriteria Penilaian
Rata-rata
Ket V1 V2 V3
A Format
Kesesuaian soal
dengan indikator
pencapaian
kompetensi dasar.i
3 4 4 3,3 Valid
B Isi Kejelasan maksud
soal.
4 3 3 3,7 Valid
Pedoman penskoran
dinyatakan dengan
jelas.
3 4 4 3,7 Sangat
Valid
C Penggunaan
Bahasa
Menggunakan
Bahasa Indonesia
yang benar.i
3 4 4 3,7 Sangat Valid
Kalimat soal tidak
mengandung arti
ganda.
3 4 4 3,7 Valid
Menggunakan Istilah
(kata-kata) yang
dikenal murid.
4 3 3 3,7 Valid
Ket : Baik = 4 Cukup Baik = 3 Kurang Baik = 2 Tidak Baik = 1
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel perlakuan dan
variabel ukur.
a. Variabel perlakuan yaitu model pembelajaran tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) dan media gambar diam.
b. Variabel ukur yaitu hasil belajar siswa.
63
Untuk menghindari peredaan penafsiran yang menyangkut penelitian
ini, penulis memandang perlu mengemukakan beberapa defenisi
operasional variabel sebagai berikut ;
1. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division (STAD). Merupakan suatu pembelajaran kelompok dengan
jumlah siswa dua atau lebih dengan gagasan untuk saling memotivasi
antara anggotannya untuk saling membantu agar tercapainya suatu
tujuan pembelajaran yang maksimal.
2. Media powerpoint Visual Basic Aplication (VBA) dan powerpoint
Gambar diam, dengan tujuan untuk memahami konsep dasar bilangan
bulat, yang bisa menjabarkan pesan atau informasi dari guru atau ke
siswa yang dalam prosesnya terjadi kemunikasi aktif dua arah antara
multimedia dengan media yang lainnya tujuannya untuk
mempermudah proses pembelajaran.
3. Hasil belajar matematika siswa Mengetahui perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis data dalam aktivitas dan hasil belajar. Data berdasarkan hasil
belajar selama proses belajar mengajar berikut dengan ketentuan
kriterianya yang dikemukan oleh Sudijono (2009) sebagai berikut :
64
81% - 100% : Sangat aktif
61% - 100% : Aktif
41% - 60% : Cukup aktif
0% - 40% : Kurang aktif
Analisis data yang dalam pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran dianalisis dengan cara menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh sudjana (1994) sebagai berikut :
𝑃 =𝐹
𝑁𝑥100
Keterangan :
P = Angka Presentase
F = Jumlah skor yang dicapai siswa
N = Banyaknya aspek yang diamati
100 = Nilai Konstanta
Sedangkan untuk hasil belajar digunakan kategorisasi berdasarkan
permendiknas untuk kurikulum 2013 dengan dasar KKM = 75, sehingga
dibuat tiga kategori untuk nilai di atas KKM dan dua kategori untuk nilai di
bawah KKM sebagai berikut:
Tabel 3.10 Kategorisasi Hasil Belajar
Interval Kategorisasi Nilai mutu
90 ≤ x ≤ 100 Sangat tinggi A
80 ≤ x < 89 tinggi B
70 ≤ x < 79 Cukup C
60 ≤ x < 69 rendah D
0 ≤ x < 59 Sangat rendah E
Sumber: adaptasi dari Permendiknas No 4 tahun 2018
Sebelum diuji hipotesiskan terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat.
65
Berikut Uji prasyarat sebagai berikut :
1. Uji Normalitas.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data skor aktivitas dan
tes hasil belajar berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal.
Perhitungan uji normalitas pada penelitian ini melalui uji Kolmograf
Smirnov dengan bantuan SPSS. Kriteria pengumpulan data untuk
pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka data tersebut normal
b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka data terdsitribus tidak normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data skor
aktivitas belajar dan skor pretes hasil belajar kelas eksperimen 1
dan eksperimen 2 bersifat homogen atau tidak homogen. Untuk
menguji homogenitas maka peneliti menggunakan uji Levene
Statistik. Kriteria pengujian homogen data yaitu:
a. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka data homogen
b. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka data tidak homogency
3. N-Gain
Sesudah diperoleh data nilai pretest dan postest tiap kelas,
kemudian dilakukan perhitungan Normal Gain untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar yang diperoleh dengan menggunakan rumus N-
Gain sebagai berikut.
𝑵 − 𝑮𝒂𝒊𝒏 = 𝑷𝒐𝒔𝒕𝒕𝒆𝒔𝒕 − 𝑷𝒓𝒆𝒕𝒔𝒆𝒕
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑰𝒅𝒆𝒂𝒍 − 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
66
Tabel 3.11. Interpretasi N-Gain dalam Pesen
Sumber: Hake (Susanto:2012)
Sesudah uji prasyarat dilakukan maka dilakukan uji hipotesis.
Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahuI perbandingan antara
penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) berbentuk media pembelajaran interaktif powerpoint Visual Basic
aplication (VBA) dengan media powerpoint gambar diam terhadap hasil
belajar Matematika. Jika uji prasyarat terpenuhi maka dilakukan uji
hipotesis dengan menggunakan uji t (Independent sample t-test).
Adapun kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai sig < 0,05 maka H1 diterima
b. Jika nilai sig > 0,05 maka H0 ditolak
dimana :
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran yang dengan setting kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan media powerpoint berbasis Visual Basic Application (VBA) dan siswa yang memperoleh pembelajaran yang dengan setting kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan media powerpoint Gambar diam.
H1 : Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran yang dengan setting kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan media powerpoint berbasis VBA dan siswa yang memperoleh pembelajaran yang dengan setting kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan media powerpoint gambar diam
Persentase Taksiran
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g<0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini disajikan hasil analisis berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan. Ada dua macam hasil analisis yang disajikan di sini
yaitu hasil analisis yang menggunakan statistika deskriptif dan hasil
analisis yang menggunakan statistik inferensial. Data mengenai kemampuan
hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika, siswa mengerjakan soal
bagun ruang, deskriptif pada pre tes dan post tes pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol diperoleh dengan menggunakan instrument tes bangun
ruang.
Instrumen yang diberikan sebelum perlakuan pretest berbentuk
instrumen menyelesaikan pertanyaan tentang bagun ruang. Hasil
pekerjaan siswa selanjutnya diperiksa dan dianalisis yang pada akhirnya
di peroleh skor kemampuan awal siswa. Skor hasil belajar siswa pada pre
tes dan post tes pada akhirnya dinamakan kemampuan siswa.
1. Analisis Statistika Deskriptif
a. Analisis deskripsi skor hasil belajar matematika sebelum
menggunakan Model student team achievement division (STAD)
dengan media powerpoint visual basic apllication (VBA)
68
Berikut gambaran analisis data deskriptif skor hasil belajar
matematika siswa kelas VA SD Negeri 04 Paddoang-doangan sebelum di
ajar dengan menggunakan model pembelajaran student team
achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran
interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) seperti pada tabel 4.1
berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi skor hasil belajar matematika sebelum menggunakan Model student team achievement division (STAD) dengan media powerpoint visual basic apllication (VBA)
Statistik Skor hasil belajar matematika siswa
N 30
Rata-rata 57,43
Median 59,00
Modus 46
Standar Deviasi 8,106
Varians 65,702
Jangkauan 24
Nilai terendah 46
Nilai tertinggi 70
Sumber: diolah dari hasil analisis data
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh
siswa sebelum diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student
team achievement division (STAD) dengan menggunakan media
pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) adalah
70,00 dan skor terendah 46,00 sehingga rentang data nilai hasil belajar
berada pada nilai 24,00 dari skor ideal maksimal 100. Rata-rata hasil
belajar siswa mencapai 57,43 dan modus atau skor terbanyak yakni
46,00. Nilai tengah atau median 59,00.
69
Jika skor yang diperoleh siswa sebelum diajar dengan
menggunakan Model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint
visual basic apllication (VBA) dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka
diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase seperti yang ditunjukkan
pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase sebelum menggunakan
Model student team achievement division (STAD) dengan
media powerpoint visual basic apllication (VBA).
Skor Kategori Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)
90 ≤ x ≤ 100 Sangat tinggi 0 0
80 ≤ x < 89 Tinggi 0 0
70 ≤ x < 79 Sedang 2 6.67
60 ≤ x < 69 Rendah 28 93.33
0 ≤ x < 59 Sangat rendah 0 0
Total 30 100,00
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 30
siswa kelas Negeri SD Negeri 04 Paddoang-doangan sebelum diajar
dengan menggunakan model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA), Tidak ada seorang siswapun
yang memperoleh skor hasil belajar matematika yang dikategorikan
sangat tinggi dan kategori tinggi. Terdapat 2 orang siswa atau 6,67% yang
memperoleh skor hasil belajar matematika kategori sedang. Terdapat 28
70
orang siswa atau 93,33% yang memperoleh skor hasil belajar matematika
kategori rendah.
Kategori skor matematika siswa di atas, jika skor rata-rata
matematika siswa sebelum di ajar dengan menggunakan Model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic
apllication (VBA) sebesar 57,47 dikonversikan pada tabel 4.2 di atas maka
hasil belajar matematika siswa berada dalam kategori rendah. Ini berarti
bahwa rata-rata skor matematika siswa masih sangat perlu ada perbaikan.
Adapun Skor Matematika siswa kelas VA sebelum di ajar dengan
menggunakan Model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint
visual basic apllication (VBA) dapat diamati dalam gambar diagram seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Diagram skor hasil belajar matematika siswa kelas VA
sebelum diajar dengan menggunakan Model
pembelajaran STAD menggunakan media pembelajaran
interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA)
71
Data ketuntasan skor hasil belajar matematika siswa kelas VA
sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran student team
achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran
interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) dapat dilihat pada Tabel
4.3 berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketuntasan skor matematika siswa
sebelum di ajar dengan menggunakan Model pembelajaran
student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint
visual basic apllication (VBA)
Skor Kategori Frekuensi Persentase
0≤ Nilai < 70 Belum Tuntas 28 93,33
70 ≤ Nilai ≤ 100 Tuntas 2 6,67
Total 30 100%
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa skor
matematika siswa kelas VA sebelum diajar dengan menggunakan model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic
apllication (VBA) dari 30 siswa ada 28 siswa atau 93,33% memperoleh
nilai < 70 yang berarti ada 28 orang siswa atau 93,35% yang tidak
mencapai ketuntasan individu dan hanya 2 orang siswa atau 6,67% yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70,00. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa skor matematika siswa kelas VA
sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran student team
achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran
72
interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) tidak mencapai nilai
KKM atau tidak tuntas secara klasikal karena tidak mencapai nilai KKM.
b. Analisis deskripsi Hasil Belajar Kelas VA setelah menggunakan
model pembelajaran student team achievement division (STAD)
dengan media powerpoint visual basic apllication (VBA)
Tabel 4.4 Deskripsi hasil belajar siswa kelas VA SDN 04 Paddoang-doangan setelah menggunakan Model student team achievement division (STAD) dengan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA)
Statistik
Skor hasil belajar matematika siswa
N 30
Rata-rata 85,00
Median 85,00
Modus 81
Standar Deviasi 8,812
Varians 77,655
Jangkauan 30
Nilai terendah 70
Nilai tertinggi 100
Sumber: Hasil analisis Data
Tabel di atas menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh
siswa sesudah diajar dengan menggunakan model pembelajaran student
team achievement division (S hbkk TAD) dengan menggunakan media
pembelajaran interaktif PowerPoint Visual Basic Apllication (VBA) adalah
100,00 dan skor terendah 70,00 sehingga rentang data nilai hasil belajar
berada pada nilai 30,00 dari skor ideal maksimal 100. Rata-rata hasil
belajar siswa mencapai 85,00 dan modus atau skor terbanyak yakni
81,00. Nilai tengah atau median 85,00.
Jika skor yang diperoleh siswa sesudah diajar dengan
menggunakan Model pembelajaran student team achievement division
73
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint
visual basic apllication (VBA) dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka
diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase seperti yang ditunjukkan
pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor siswa sesudah
diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student
team achievement division (STAD) dengan menggunakan
media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic
apllication (VBA)
Skor Kategori Hasil Belajar Frekuensi Persentase
90 ≤ x ≤ 100 Sangat tinggi 11 36.67
80 ≤ x < 90 Tinggi 11 36.67
70 ≤ x < 80 Sedang 8 26.66
35 ≤ x < 70 Rendah 0 0
0 ≤ x < 35 Sangat rendah 0 0
Total 30 100,00
Sumber: Hasil Analisis data penelitian
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 30
siswa kelas Negeri SD Negeri 04 Paddoang-doangan sesudah diajar
dengan menggunakan model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA), terdapat 11 orang atau 36,67%
siswa yang memperoleh skor matematika pada kategori sangat tinggi.
Terdapat 11 orang siswa atau 36,67% yang memperoleh skor hasil belajar
matematika yang dikategorikan tinggi. Ada 8 orang siswa (26.66 %)
seorang siswa yang memperoleh skor hasil belajar matematika yang
74
dikategorikan sedang. Tidak ada seorang siswa yang memperoleh skor
hasil belajar matematika yang dikategorikan rendah dan sangat rendah.
Berdasarkan kategorisasi dari skor hasil belajar matematika siswa
di atas terlihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa sesudah
diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team
achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran
interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) sebesar 85,00 jika
dikonversikan pada Tabel 4.5 di atas berada dalam kategori sangat tinggi.
Ini berarti bahwa skor rata-rata matematika siswa sesudah diajar dengan
menggunakan Model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint
visual basic apllication (VBA) dalam kategori sangat tinggi.
Adapun skor hasil belajar matematika siswa kelas VA sesudah
diajar dengan menggunakan model pembelajaran student team
achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran
interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) dapat diamati dalam
gambar diagram seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2 berikut:
75
Gambar 4.2 Diagram skor matematika siswa kelas VA sesudah
diajar dengan menggunakan Model pembelajaran
student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA)
Data ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas VA sesudah
diajar dengan menggunakan model pembelajaran student team
achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran
interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) dapat dilihat pada Tabel
4.6 berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Ketuntasan skor matematika siswa sesudah diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA)
Skor Kategori Frekuensi Persentase
0≤ Nilai < 70 Belum Tuntas 0 0
70 ≤ Nilai ≤ 100 Tuntas 30 100%
Total 30 100%
Sumber: Hasil Analisis Data Penelitian
76
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, menunjukkan bahwa skor
matematika siswa kelas VA sesudah diajar dengan menggunakan model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic
apllication (VBA) dari 30 siswa seluruhnya memperoleh nilai > 70 yang
berarti 100% yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar
70,00.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa skor matematika siswa
kelas VA sesudah diajar dengan menggunakan Model pembelajaran
student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media
pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) mencapai
nilai KKM atau tuntas secara klasikal.
c. Deskripsi Skor Tes Hasil Belajar Matematika Kelas VB sebelum di
ajar dengan model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan Media Pembelajaran Powerpoint gambar diam
Analisis data deskriptif skor hasil belajar matematika siswa kelas
VB SD Negeri SD Negeri 04 Paddoang-doangan sebelum diajar dengan
menggunakan Model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar
diam seperti pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Deskripsi skor hasil belajar matematika
77
Tabel 4.7 Deskripsi skor hasil belajar matematika siswa kelas VB
SD Negeri SD Negeri 04 Paddoang-doangan sebelum
diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student
team achievement division (STAD) dengan menggunakan
Media Pembelajaran powerpoint gambar diam
Statistik Skor hasil belajar
matematika siswa
N 30
Rata-rata 56,83
Median 56,50
Modus 51
Standar Deviasi 6,983
Varians 48,764
Jangkauan 22
Nilai terendah 40
Nilai tertinggi 68
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh
siswa sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran student
team achievement division (STAD) dengan menggunakan media
pembelajaran powerpoint gambar diam adalah 68,00 skor terendah 46,00
sehingga rentang data nilai hasil belajar berada pada nilai 22,00 dari skor
ideal maksimal.
Skor rata-rata yang diperoleh siswa sebelum di ajar dengan
menggunakan model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan media pembelajaran powerpoint gambar diam mencapai
56,83 dan modus atau skor terbanyak yakni 51,00. Nilai tengah atau
median 56,50. Jika hasil belajar siswa dengan model pembelajaran
student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media
78
pembelajaran powerpoint gambar diam dikelompokkan ke dalam lima
kategori, maka diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor matematika
siswa sebelum di ajar dengan menggunakan Model
pembelajaran student team achievement division (STAD)
dengan menggunakan Media Pembelajaran Interaktif
PowerPoint Gambar Diam
Skor Kategori Hasil Belajar Frekuensi
Persentase (%)
90 ≤ x ≤ 100 Sangat tinggi - -
80 ≤ x < 90 Tinggi 0 0
70 ≤ x < 80 Sedang 0 0
35 ≤ x < 70 Rendah 30 100
0 ≤ x < 35 Sangat rendah - -
0Total 30 100,00
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 30
siswa kelas VB SD Negeri 04 Paddoang-doangan sebelum diajar dengan
menggunakan Model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar
diam sebagai berikut: Tidak ada seorang siswapun yang memperoleh skor
hasil belajar matematika pada kategori sangat tinggi, tinggi, sedang dan
sangat rendah. Sebnyak 30 siswa atau 100 % yang berada pada kategori
rendah. Dari kategori skor hasil belajar matematika siswa di atas terlihat
bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa sebelum diajar
dengan menggunakan Model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint
79
gambar diam sebesar 56,83 jika dikonversikan pada tabel 4.8 di atas
berada dalam kategori rendah. Ini berarti bahwa rata-rata skor matematika
siswa perlu tindakan atau usaha untuk lebih meningkatkannnya.
Adapun skor matematika siswa kelas VB sebelum diajar dengan
menggunakan model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar
diam dapat diamati dalam gambar diagram seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3 Diagram skor matematika siswa kelas VB sebelum
diajar dengan menggunakan Model pembelajaran
student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan Media Pembelajaran powerpoint
gambar diam
Data ketuntasan skor hasil belajar matematika siswa kelas VB
sebelum diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team
achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran
powerpoint gambar diam dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:
80
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Ketuntasan skor matematika siswa
sebelum diajar dengan menggunakan Model
pembelajaran student team achievement division (STAD)
dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA)
Skor Kategori Frekuensi Persentase
0≤ Nilai < 70 Belum Tuntas 30 100%
70 ≤ Nilai ≤ 100 Tuntas - -
Total 30 100%
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, menunjukkan bahwa skor
matematika siswa kelas VB sebelum diajar dengan menggunakan model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam dari 30 siswa
seluruhnya atau 100% memperoleh nilai < 70 yang berarti tidak ada siswa
yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70,00. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa skor matematika siswa kelas VB
sebelum diajar dengan menggunakan Model pembelajaran student team
achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran.
d. Deskripsi Skor Tes Hasil Belajar Matematika Kelas VB sesudah diajar dengan model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam
Analisis data deskriptif skor hasil belajar matematika siswa kelas
VB SD Negeri SD Negeri 04 Paddoang-doangan sesudah diajar dengan
menggunakan Model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar
diam seperti pada Tabel 4.10 berikut:
81
Tabel 4.10 Deskripsi skor hasil belajar matematika siswa kelas VB SD
Negeri SD Negeri 04 Paddoang-doangan sesudah diajar
dengan menggunakan Model pembelajaran student team
achievement division (STAD) dengan menggunakan
media pembelajaran powerpoint gambar diam
Statistik Skor hasil belajar matematika siswa
N 30
Rata-rata 81,53
Median 84,00
Modus 87
Standar Deviasi 9,028
Varians 81,499
Jangkauan 33
Nilai terendah 66
Nilai tertinggi 99
Sumber: Hasil Analisis data Penelitian
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa skor tertinggi yang
diperoleh siswa sesudah diajar dengan menggunakan Model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam adalah 99,00
skor terendah 66,00 sehingga rentang data nilai hasil belajar berada pada
nilai 33,00 dari skor ideal maksimal 100. Rata-rata hasil belajar siswa
mencapai 81,53 dan modus atau skor terbanyak yakni 87,00. Nilai tengah
atau median 84,00.
Jika skor yang diperoleh siswa sesudah diajar dengan
menggunakan Model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar
diam dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi
82
skor frekuensi dan persentase seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.11
berikut:
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor matematika
siswa sesudah diajar dengan menggunakan Model
pembelajaran student team achievement division (STAD)
dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint gambar diam
Skor Kategori Hasil Belajar Frekuensi Persentase
90 ≤ x ≤ 100 Sangat tinggi 5 16.67
80 ≤ x < 90 Tinggi 11 36.67
70 ≤ x < 80 Sedang 12 40.00
35 ≤ x < 70 Rendah 2 6.67
0 ≤ x < 35 Sangat rendah 0 0.00
Total 30 100,00
Sumber: Hasil analisis Data penelitian
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 30
siswa kelas VB SD Negeri 04 Paddoang-doangan sesudah diajar dengan
menggunakan Model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar
diam, Tidak ada seorang siswa yang memperoleh skor hasil belajar
matematika yang dikategorikan sangat rendah. Terdapat 2 orang siswa
atau 6,67% yang memperoleh skor hasil belajar matematika yang
dikategorikan rendah, terdapat 12 orang siswa atau 40,00% yang
memperoleh skor hasil belajar matematika yang dikategorikan sedang.
ada sebanyak 11 orang siswa atau 36,67 % yang memperoleh skor hasil
belajar matematika yang dikategorikan tinggi dan sebanyak 5 orang siswa
83
atau 16,67 % yang memperoleh skor hasil belajar matematika dalam yang
dikategorikan sangat tinggi.
Berdasarkan kategori skor hasil belajar matematika siswa di atas,
terlihat bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa sesudah
diajar dengan menggunakan model pembelajaran student team
achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran
powerpoint gambar diam sebesar 81,53 jika dikonversikan pada Tabel
4.11 di atas berada dalam kategori tinggi. Ini berarti bahwa rata-rata
matematika siswa sesudah diajar dengan menggunakan model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam dalam
kategori tinggi.
Adapun diagram matematika siswa kelas VB sesudah diajar
dengan menggunakan model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint
gambar diam dapat diamati dalam gambar diagram seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.4 berikut:
Gambar 4.4 Diagram Skor Matematika siswa kelas VB sesudah diajar
84
dengan menggunakan Model pembelajaran student team
achievement division (STAD) dengan menggunakan
Media Pembelajaran powerpoint gambar diam
Data ketuntasan diagram siswa kelas VB sesudah diajar dengan
menggunakan Model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar
diam dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Ketuntasan skor matematika siswa
sesudah diajar dengan menggunakan Model
pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran
interaktif powerpoint gambar diam
Skor Kategori Frekuensi Persentase
0≤ Nilai < 70 Belum Tuntas 2 6.67%
70 ≤ Nilai ≤ 100 Tuntas 28 93.33%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, menunjukkan bahwa skor
matematika siswa kelas VB sesudah diajar dengan menggunakan model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam dari 30 siswa
seluruhnya atau 100%, 28 siswa memperoleh nilai > 70 yang berarti
93,33% yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar
70,00.Sedangkan yang memeproleh nilai dibawah KKm sebanyak 2 orang
siswa atu 6,37%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa skor
matematika siswa kelas VB sesudah diajar dengan menggunakan model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
85
menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam seluruhnya
tuntas secara klasikal karena mencapai persentase diata 85%.
2. Uji Gain
Uji gain dipergunakan untuk mengetahui kategorisasi peningkatan
skor matematika siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa
penggunaan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic
apllication (VBA) untuk siswa kelas VA SD Negeri 04 Padoang-doangan
dan penggunaan media pembelajaran powerpoint gambar diam untuk
siswa kelas VB SD Negeri 04 Padoang-doangan.
Dari uji gain akan dapat diketahui efektivitas penggunaan model
dengan berpedoman pada kategorisasi menurut hake dalam Syafitri
(2008:33) sebagai berikut:
Tabel 4.13 Kategorisasi Tafsiran Efektivitas N-Gain
NO Presentase (%) Tafsiran
1. <40 Tidak Efektif
2. 40 – 55 Kurang Efekti
3. 56 – 75 Cukup Efektif
4 .>76 Efektif
2.1 Uji gain Untuk model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA)
Peningkatan skor matematika siswa kelas VA sebelum dan
sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement
86
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA), dilakukan dengan uji Gain
adapun hasil uji gain yang dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS 26
adalah sebagai berikut: .
Tabel 4.14 Uji Persentase NGain terhadap keefektifan model
pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan Media Pembelajaran
Interaktif Powerpoint Visual Basic Apllication (VBA)
Perlakuan Hasil Uji NGain_Score
Maksimal Minimal Rata-rata
Interaktif VBA 100 21,875 64,476
Berdasarkan data pada Tabel 4.14 diketahui bahwa rata-rata skor
untuk kelas yang diajar model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA) adalah sebesar 64,476 jika
dikonversi pada tabel 4.14 tentang kategorisas tafsiran efektivitas N-Gain
di atas diperoleh taksiran cukup efektif.
Ini berarti bahwa model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA) cukup efektif meningkatkan skor
hasil belajar matematika siswa kelas VA SD Negeri 04 Padong-doangan.
87
2.2 Uji gain Untuk model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam
Pembelajaran dengan model STAD pada kelas VB atau kelas
eksperimen powerpoint gambar diam, dilakukan tes sebelum dabn
sesudah perlakuan, untuk mengetahui keefektifan perlakuan terhadap
peningkatan skor matematika siswa kelas VB sebelum dan sesudah
diberikan pembelajaran model student team achievement division (STAD)
dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam
dilakukan dengan uji Gain.
Tabel 4.15 Uji Persentase NGain terhadap keefektifan model
pembelajaran student team achievement division (STAD)
dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint
gambar diam
Perlakuan Hasil Uji NGain_Score
Maksimal Minimal Rata-rata
Interaktif powerpoint
gambar diam 96,97 6,25 57,4618
Berdasarkan data pada tabel 4.15 diketahui bahwa rata-rata skor
untuk kelas yang diajar model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint
gambar diam adalah sebesar 57,461 jika dikonversi pada Tabel 4.15
tentang kategorisasi tafsiran efektivitas N-Gain di atas diperoleh taksiran
cukup efektif.
88
Ini berarti bahwa model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint
gambar diam cukup efektif meningkatkan skor hasil belajar matematika
siswa kelas VB SD Negeri 04 Padong-doangan.
3. Analisis Statistik Inferensial
3.1 Uji Prasyarat Analisis
3.1.1 Uji Normalitas
Sebelum dilakulkan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat analisi
berupa uji normalitas dan uji homogenitas sebagai berikut:
Adapun hasil analisis normalitas data kelas eksperimen powerpoint
gambar diam pretest (kelompok 1), kelas eksperimen powerpoint gambar
diam posttest (kelompok 2), kelas eksperimen pretset (kelompok 3) dan
kelas eksperimen posttest (kelompok 4) dengan menggunakan SPSS 26
seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.16 Hasil uji Normalitas data
Aspek Kelompok
Uji Kolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig.
Hasil Belajar Matematika
Kelas eksperimen pretest VBA ,143 30 ,118
Kelas eksperimen posttest VBA
,142 30 ,128
Kelas ekperimen pretest powerpoint gambar diam
,132 30 ,196
Kelas eksperimen posttest powerpoint gambar diam
,141 30 ,132
Sumber: Hasil Analisi Data Penelitian
Dasar penentuan untuk uji normalitas data dilihat dari nilai
signifikansi atau nilai probabilitas. Pedoman pengambilan keputusan
89
adalah jika nilai signifikan α<0,05 data tidak normal dan sebaliknya jika
nilai signifikansi α>0,05 data dikatakan normal.
Uji kenormalan distribusi data yang digunakan adalah uji
Kolmogorov smirnov. Nilai signifikan skor masing-masing kelompok data
dijabarkan sebagai berikut:
a) Data skor hasil belajar matematika siswa kelas VA sebelum diberikan
model pembelajaran student team achievement division (STAD)
dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint
visual basic apllication (VBA) atau kelas eksperimen pretest, untuk uji
Kolgomorov Smirnov sebesar 0,118 sebesar 0,061. Ini berarti sig =
0,118 > 0,05. Ini berarti sampel tersebut bersal dari populasi yang
berdistribusi normal.
b) Data skor matematika siswa kelas VA sesudah diberikan model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic
apllication (VBA) atau kelas eksperimen posttest, untuk uji
Kolgomorov Smirnov sebesar 0,128, Ini berarti sig = 0,128 > 0,05 Ini
berarti sampel tersebut bersal dari populasi yang berdistribusi normal.
c) Data skor matematika siswa kelas VB sebelum diberikan model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam atau
kelas eksperimen gambar diam pretest, untuk uji Kolgomorov Smirnov
90
sebesar 0,196. Ini berarti sig = 0,196 > 0,05. Ini berarti sampel
tersebut bersal dari populasi yang berdistribusi normal.
d) Data skor matematika siswa kelas VB sesudah diberikan model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam atau
kelas eksperimen powerpoint gambar diam posttest, untuk uji
Kolgomorov Smirnov sebesar 0,132, ini berarti sig = 0,132 > 0,05 dan
ini berarti berarti sampel tersebut bersal dari populasi yang
berdistribusi normal.
3.1.2 Uji Homogenitas
Analisis homogenitas data kelas eksperimen powerpoint gambar
diam pretest (kelompok 1), kelas eksperimen powerpoint gambar diam
posttest (kelompok 2), kelas eksperimen pretset (kelompok 3) dan kelas
eksperimen posttest (kelompok 4) dengan menggunakan SPSS 26 seperti
pada tabel 4.19 berikut:
Tabel 4.17 Hasil Analisis Uji Homogenitas
Statistic
Levene
Statistic Sig.
Ekperimen
powerpoint
gambar
diam
Based on Mean .584 .448
Based on Median .203 .654
Based on Median and with adjusted df .203 .655
Based on trimmed mean .608 .439
Eksperimen VBA
Based on Mean .000 .984
Based on Median .012 .914
Based on Median and with adjusted df .012 .914
Based on trimmed mean .001 .979 Sumber: Hasil Analisi Data Penelitian
91
Pedoman pengambilan keputusan adalah jika pada levene statistic
bernilai signifikansi (sig)< 0,05 maka data tidak homogen. Sebaliknya jika
nilai signifikansi (sig)> 0,05 maka data homogen.
Data skor hasil belajar matematika siswa kelas VB (eksperimen
powerpoint gambar diam) sebelum dan sesuadah diberikan model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam, untuk uji
levene statistic bernilai signifikansi sig = 0,448. Ini berarti sig 0,446 > 0,05
yang menunjukkan bawa data memiliki varian yang sama atau homogen.
Data skor matematika siswa kela VA (eksperimen) sesudah
diberikan model pembelajaran student team achievement division (STAD)
dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual
basic apllication (VBA), untuk uji levene statistic bernilai signifikansi sig =
0,984. Ini berarti sig = 0,984 > 0,05 yang menunjukkan bawa data data
memiliki varian yang sama atau homogen
Berdasarkan hasil analisis normalitas dan homogenitas disimpulkan
bahwa seluruh data pada semua kelas, seluruhnya memenuhi syarat
berdistribusi normal dan homogen. Ini berati bahwa seluruh data
memenuhi prasyarat untuk dianalisis inferensial lebih lanjut.
92
3.2 Uji Hipotesis
1.2.1 Perbedaan skor hasil belajar matematika kelas VA sebelum-sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA).
Perbedaan skor hasil belajar matematika kelas VA sebelum-
sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA).
Hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
Ho : Tidak ada perbedaan skor hasil belajar matematika kelas VA
SD Negeri 04 Padoang-doangan sebelum dan sesudah
diberikan model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran
interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA).
H1 : Ada perbedaan skor hasil belajar matematika kelas VA SD
Negeri 04 Padoang-doangan sebelum dan sesudah diberikan
model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA).
Hasil analisis data hasil belajar siswa dengan uji t untuk sampel
berpasangan menunjukkan hasil sebagai berikut:
93
Tabel. 4.18 : Hasil Uji t pasangan data hasil belajar matematika kelas VA
SDN 04 Padoang-doangan sebelum dan sesudah diberikan
model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA)
Paired Samples Test
T df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Pretest Eksperimen VBA- Posttest Eksperimen VBA
14.08 29 .000
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai t sebesar 14,08
dengan derajat kebebasan 29 dengan nilai sigifikansi atau p sebesar
0,000 yang lebih kecil dari nilai 𝛼 sebesar 0,05, hal ini menunjukkan
bahwa perbedaan antara kedua kelompok adalah nyata atau signifikan,
sehingga hasil ini dapat menyatakan untuk menolak H0 sehingga hipotesis
yang diajukan diterima. Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan hasil
matematika kelas VA SD Negeri 04 Padoang-doangan sebelum dan
sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA).
3.2.2 Perbedaan skor hasil belajar matematika kelas VB sebelum dan sesudah diberikan Model Pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media powerpoint gambar diam.
Perbedaan skor hasil belajar matematika kelas VB sebelum dan
sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint
gambar diam, hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
94
Ho : Tidak ada perbedaan skor hasil belajar matematika kelas VB
sebelum dan sesudah diberikan model pembelajaran student
team achievement division (STAD) dengan menggunakan media
powerpoint gambar diam
H1 : Ada perbedaan skor hasil belajar matematika kelas VB sebelum
dan sesudah diberikan model pembelajaran student team
achievement division (STAD) dengan menggunakan media
powerpoint gambar diam
Hasil analisis data hasil belajar siswa dengan uji t untuk sampel
berpasangan menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel. 4.19 : Hasil Uji t pasangan data hasil belajar matematika kelas VA
SD Negeri 04 Padoang-doangan sebelum dan sesudah
diberikan model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media powerpoint
gambar diam
Paired Samples Test
t df Sig. (2-tailed)
Pair
1
Pretest eksperimen powerpoint
gambar diam Posttest eksperimen
powerpoint gambar diam
14.53 29 .000
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai t sebesar 14,53
dengan derajat kebebasan 29 dengan nilai sigifikansi atau p sebesar
0,000 yang lebih kecil dari nilai 𝛼 sebesar 0,05, hal ini menunjukkan
bahwa perbedaan antara kedua kelompok adalah nyata atau signifikan,
sehingga hasil ini dapat menyatakan untuk menolak H0 sehingga hipotesis
yang diajukan diterima. Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan hasil
matematika kelas VA SDN Padoang-doangan sebelum dan sesudah
95
diberikan model pembelajaran student team achievement division (STAD)
dengan menggunakan media powerpoint gambar diam.
3.2.3 Perbedaan skor hasil belajar matematika kelas V sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) dengan menggunakan media powerpoint gambar diam.
Perbedaan skor hasil belajar matematika kelas VA sesudah
diberikan model pembelajaran student team achievement division (STAD)
dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual
basic apllication (VBA) dan kelas VB sesudah diberikan model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media powerpoint gambar diam di uji dengan
menggunakan uji t independen sampel. Adapun hipotesis yang diajukan
sebagai berikut:
Ho : Tidak ada perbedaan skor hasil belajar matematika kelas VA sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) dan kelas VB sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media powerpoint gambar diam.
H1 : Ada perbedaan skor hasil belajar matematika kelas VA sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) dan kelas VB sesudah diberikan Model Pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media powerpoint gambar diam.
96
Hasil analisis data hasil belajar siswa dengan uji t untuk sampel
independen menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.20 : Hasil Uji t pasangan data hasil belajar matematika kelas V SDN 04 Padoang-doangan sesudah diberikan model pembelajaran STAD dengan menggunakan media pembelajaran interaktif powerpoint VBA dengan menggunakan media powerpoint gambar diam
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
t-test for
Equality of
Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Posttest ekperimen gambar diam Posttest Eskperimen VBA
Equal variances assumed
.00 .984 1.47 58 .148
Equal variances not assumed
1.47 58.0 .148
Sumber: Hasil Analisis data penelitian
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai t sebesar 1,47
dengan derajat kebebasan 58 dengan nilai sigifikansi atau p sebesar
0,148 yang lebih besar dari nilai 𝛼 sebesar 0,05, hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan antara kedua kelompok atau tidak
signifikansi, sehingga hasil ini dapat menyatakan untuk menerima H0
sehingga hipotesis alternatif yang diajukan diterima. Hal ini menunjukan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan model pembelajaran student
team achievement division (STAD) dengan menggunakan media
pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) dengan
97
model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media powerpoint gambar diam.
Hal diatas berarti bahwa tidak adanya perbedaan yang terjadi
hanya pada sampel yang ditetiti, tidak dapat digeneralisasikan pada
semua populasi. Selain itu tidak perbedaan berdasarkan hasil uji t, namum
secara deskriftif terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar, hal ini
menunjukkan bahwa pada sampel yang diteliti masih terdapat perbedaan
dari hasil penerapan kedua penggunaan powerpoint baik VBA mupun
gambar diam.
Sebagai perbandingan untuk hasil infrensi yang telah dilakukan,
berikut diberikan gambaran hasil deskrifsi secara singkat hasil uji deskriftif
yang dilakukan terhadap kedua variabel sebagai berikut:
Tabel. 4.21. Gambaran perbedaan hasil deskriftif variabel penelitian
No. Variabel Rata-rata Perbedaan Persentase
(%)
1 Pretest eksperimen gambar
diam 56,83
24,84 30,42 2
Posttest eksperimen gambar diam
81,67
3 Pretest eksperimen VBA 57,43 27,587 32,41
4 Posttest eksperimen VBA 85,00
5 Posttest eksperimen VBA 85,00 3,33 3,92
6 Posttest Ekperimen
powerpoint gambar diam 81,67
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa perbedaan yang terjadi
antara pasangan data yang diujikan, untuk pretest dan posttest kelas
eksperimen dengan powerpoint gambar diam terlihat perbedaan sebesar
98
24,84 atau 30,42 persen, sedangkan pada kelas eksperimen dengan
model pembelajaran STAD dengan powerpoint berbasis VBA terlihat
perbedaan sebesar 32,41, sedangkan untuk posttest pada kedua kelas
terlihat p[erbedaan sebesar 3,33 atau 3,92 persen.
B. Pembahasan
Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VA sebelum dan
sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA), dari analisis deskriptif skor hasil
belajar matematika, siswa kelas VA terlihat adanya perbedaan yang
mencolok dengan selisih sebesar 27,59 atau selisih sebesar 32,41%.
Ternyata perbedaan ini sangat signifikan yang diperkuat dari hasil uji t
dengan sig = 0,00 < 0,05 dengan keputusan menolak Ho dan menerima
H1. Hal ini tentunya dimungkinkan karena siswa telah mengalami
perubahan pemahaman setelah mengikuti pembelajaran dengan
penggunaan media yang sangat membantu pemahaman siswa, seperti
yang dikatakan oleh Sugiarto (2010) bahwa pemanfaatan media/alat
peraga yang dilakukan secara benar akan memberikan kemudahan bagi
siswa untuk membangun sendiri pengetahaun yang sedang dipelajarinya.
Uji N-Gain semakin memperkuat besarnya pengaruh perlakuan
terhdap peningkatan skor hasil belajar matematika siswa. Dari taksiran
kategorisasi N gain disimpulkan bahwa model pembelajaran student team
99
achievement division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran
interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) cukup efektif
meningkatkan skor hasil belajar matematika siswa kelas VA SD Negeri 04
Padong-doangan.
Hasil belajar siswa kelas VB sebelum dan sesudah diberikan
model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam, dari analisis
deskriptif skor hasil belajarsiswa kelas VA sebelum dan sesudah
diberikan model pembelajaran student team achievement division (STAD)
dengan menggunakan media pembelajaran powerpoint gambar diam
terlihat adanya perbedaan dengan selisih sebesar 24,84 atau selisih
sebesar 30,42%. Ternyata perbedaan ini sangat signifikan yang
diperkkuat dari hasil uji t dengan sig = 0,00 < 0,05 dengan keputusan
menolak Ho dan menerima H1.
Uji N-Gain semakin memperkuat besarnya pengaruh perlakuan
terhdap peningkatan skor hasil belajar matematika siswa. Dari taksiran
kategorisasi N gain disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa
kelas VB SD Negeri 04 Padong-doangan model pembelajaran student
team achievement division (STAD) dengan menggunakan media
pembelajaran powerpoint gambar diam cukup efektif. Perbedaan skor
hasil belajar matematika kelas VA sesudah diberikan model pembelajaran
student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media
pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) dan kelas
100
VB sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement
division (stad) dengan menggunakan media powerpoint gambar diam.
Dari analisis deskriptif hasil belajar matematika siswa kelas VA
sesudah diberikan model pembelajaran student team achievement
division (STAD) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA) dan kelas VB sesudah diberikan
model pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
menggunakan media powerpoint gambar diam terlihat adanya perbedaan
yang kurang mencolok dengan selisih sebesar 3,33 atau selisih sebesar
3,92%. Ternyata perbedaan tidak signifikan yang diperkuat dari hasil uji t
dengan sig= 0,0148 > 0,05 dengan keputusan menerima Ho dan menolak
H1. Hal ini seusai yang katakan oleh Muhibbin Syah (2015:24), bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar salahsatunya dalah faktor
instrumental yaitu buku-buku di perpustakaan, buku pegangan anak didik,
buku pegangan guru, dan buku penunjang serta alat peraga.
Meskipun hasil uji t pada posttest kelas eksperimen dan posttest
kelas eksperimen powerpoint gambar diam yang menunjukkan tidak
adanya perbedaan secara signifikan hasil penelitian tidak dapat
digeneralisasikan terhadap populasi, skor hasil belajar menunjukkan
bahwa hasil belajar model pembelajaran student team achievement
division (stad) dengan menggunakan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA) lebih besar dibandingkan model
pembelajaran student team achievement division (STAD) dengan
101
menggunakan media powerpoint gambar diam, hal ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh Heronimus Delu (2015) bahwa setiap siswa memiliki
cara tersendiri mempunyai cara tersendiri dalam proses belajar.
Pembelajaran dengan bentuk visual yang berkaitan dengan gambar,
sehingga akan sangat baik bagi pendidik untuk dapat membantu
pembelajaran visual yang menghubungkan warna dan bentuk, serta
memberikan desain-desain yang eye-catching untuk siswa dengan diiringi
pertanyaan dengan kalimat yang merangsang mata dan pikiran mereka.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
student team achievement division (STAD) dengan menggunakan media
pembelajaran interaktif powerpoint visual basic apllication (VBA) lebih baik
dibandingkan model pembelajaran student team achievement division
(STAD) dengan menggunakan media powerpoint gambar diam, karena
rata-rata hasil belajar menunjukkan media pembelajaran interaktif
powerpoint visual basic apllication (VBA) lebih tinggi daripada hasil belajar
dengan menggunakan media powerpoint gambar diam.
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dibuat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 04 Paddoang-
doangan dengan model pembelajaran tipe Student Team
Achievement Division (STAD) berbantuan Visual Basic Aplication
(VBA) berada pada kategori sangat baik dengan rata-rata sebesar
87,07.
2. Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 04Paddoang-
doangan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Student
Team Achievement Division (STAD) berbantuan media powerpoint
Gambar diam, berada pada kategori baik dengan rata-rata sebesar
81,03.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan hasil
belajar matematika bagi siswa dengan menggunakan media
berbantuan Visual Basic Application (VBA) lebiha baik daripada
menggunakan media powerpoint Gambar diam, dengan model
pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD)
dimana perbedaannya sebesar 6,60.
103
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara hasil
belajar matematika siswa yang signifikan dengan menggunakan media
powerpoint berbantuan Visual Basic Application (VBA) lebih baik daripada
menggunakan media powerpoint Gambar Diam, dengan model
pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD), maka
kiranya perlu disarankan kepada:
1. Guru, secara rutin menggunakan model pembelajaran yang
bersesuaian dengan materi yang diajarkan guna menambah
keterampilan dan pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar siswa,
dengan memilih model pembelajaran salah satunya adalah model
pembelajaran STAD berbantuan media powerpoint VBA.
2. Kepala Sekolah dan pengawas sekolah dasar, diharapkan selalu
memantau kinerja guru dalam proses pembelajaran, agar tercipta guru
profesional yang menguasai kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional.
3. Dinas Pendidikan, untuk meningkatkan pengetahuan guru dalam
mengelola pembelajaran, maka diharapkan agar dinas pendidikan
melaksanakan yang dapat membantu guru dalam penerapan model
pembelajaran.
4. Peneliti lain, diharapkan peneliti lain dapat meneliti lebih lanjut tentang
variabel lain yang dapat mempengaruhi penelitian ini.
104
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Y. (2014). Desain Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Agus Suprijono. 2015 .Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pusaka Pelajar
Al-Hafizh, (2011). Model Pembelajaran Cooperative Learning. Diakses
dari http://www.surgamakalah.com/2011/07/model-pembelajaran
cooperatif-learning. html pada tanggal 8 Februari 2019 pukul
23:09 WIB.
Akib, Irwan (2016). Implementasi Teori Belajar Robert Gagne Dalam
Pembelajaran Konsep Matematika (Suatu Alternatif Kegiatan
Mengajar Belajar Konsep Matematika). Sulawesi Selatan :
Lembaga perpustakaan dan penerbitan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta: Jakarta.
Arsyad, A (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Asnawir dan Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran, Jakarta:
Ciputat Pers,
Depdiknas, (2003). Undang-undang RI No.20 tahun 2003. Tentang
system pendidikan
Dimyati dan Mudjiono, (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.
Rineke Cipta.
Dina, dkk (2017). Pengembangan multimedia interaktif dalam
pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual ditinjau
dari pemahaman konsep siswa. Journal of Mathematics Education,
Science and Technology. Vol. 2, No. 2, Hal. 221 – 230. 221.
Fathoni, dkk (2016). Pengaruh Powerpoint Dengan Visual Basic
Applications (Vba) Sebagai Media Pembelajaran Sejarah.Bandar
lampung
105
Fahroji, dkk (2014). Tahap Pengelolaan Media Pembelajaran. Tanggerang
Selatan
George, D & Mallery, P. Spss/Pc Step By Step, A Simpel Guide and
Reference. Belment : Wadswoth Publishers.
Hadi. 2005. Pendekatan Matematika Realistik
(http://one.indoskripsi.com/artikel Skripsi) diakses 19 Maret 2019.
Harwana, (2013). Model Pembelajaran Berbasis Masalah Di SMP.
Jurnal”Ruang Kartesian”, vol.II No.3. MGMP : Pangkep.
Hakim, Zainal, (2012). “Pengertian dan Tujuan Pembelajaran”.
www.zainalhakim.web.id/pengertian-dan-tujuan-pembelajaran.html
(diakses pada hari sabtu 30 maret 2019).
Hamalik, Oemar, (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Nusa Media.
Heromonis Delu, 2015, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Sekolah Dasar Di Kecamatan Kota Tambolaka,
http://journal.uad.ac.id/index.php/JPSD/article/view/4947
(diakses 13 Agustus 2020).
Isjoni, (2010). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi Antar Siswa. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
Kadir, (2010), Statistika Untuk Penelitan Ilm-Ilmu Sosial. Jakarta:
Rosemata Sampurna.
Komara E, (2014). Belajar dan Pembelajaran Interaktif, Bnadung : PT
Refika Aditama.Lie A. 2008. Cooperative Learning. Jakarta:
Grasindo
Lestari,K. N & Yudhanegara,M. R. 2015. Penelitian Pendidikan
Matematika. Bandung: PT. Refika Aditama.
Lie A. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Muhibbin Syah, 2015. Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali press
Mursid, (2015). Belajar dan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT Rosda
Karya.
Nana Sudjana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Sinar Baru.
106
Nuryadi dan bahtiar, (2017). Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika Interaktif Menggunakan Adobe Flash Cs 5 Pokok
Bahasan Trigonometri Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas X SMA.
Nasir, A.M. (2014). Penerapan Media Animasi pada Materi Bangun datar
Segiempat Dalam Pembelajaran Matematika Kelas II SMP. Tesis.
Tidak diterbitkan. Makassar : Program Pascasarjana UNM
Makassar.
Pratama. (2016), Penerapan model Pembelajaran Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran
Sosiologi Kelas x-3 di SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran
2015/2016” K8410004.
Pribadi, Dr. (2017). Media & Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta.
Purnomo, 2010. Panduan Belajar Otodidak Microsoft Powerpoint,
Yogyakarta : Gaya Media
Putrayasa, dkk, (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery
Learning dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar IPA Murid.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1).
Rahman, dkk. (2012). Konsep dan Pmbelajaran Kreatif. Yogyakarta:
Gaya Media.
Ridwan, 2009. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Rudi, dkk, (.2013) .Perancangan Media Pembelajaran Interaktif
Matematika untuk siswa kelas 5 SD. jurnal sains dan seni pomits
vol. 2, No.1, 2337-3520 (2301-928X print).
Rusman. (2014). Cooperative Learning. (Mengembangkan
Professionalisme Guru). Jakarta: Rajawali Pers.
Satriansya, E, M. (2016). Penggunaan Media Interaktif pada
Pembelajaran Konsep Usaha dan Energi di Mtss ulumul Quran
Banda Aceh.
Safitri dan Nuryati. (2015). Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi
Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif. (Jurnal
Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015.ISSN: 2407– 3792.Hal 24-32).
107
Sahidin dan Jamil, (2013). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Persepsi
Siswa Tentang Cara Guru Mengajar Terhadap Hasil Belajar
Matematika . Jurnal Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2/juli.
Slavin R. E. (2005). Cooperative Learning : theory, research and practice.
Bandung : Nusa Media.
Sudjana. Nana (1994) Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di
Sekolah. Bandung : Sinar Baru Alhensindo.
Sudjana. (2005) Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung : Alfabeta.
Sudrajat A. (2010). Media Pembelajaran berbasis komputer, online, https
://_akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/07/16/media-
pembelajaran berbasis-komputer/ diakses 8 Februari 2019.
Sugiarto. (2010). Workshop Pendidikan Matematika 1. Jurusan
Matematika FMIPA. Semarang: UNNES
Sugiyono A. (2017). Metode Peneltian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suherman. E. (2001). Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung:JICA.
Sunarti, Selly Rahmawati. (2014). Penilaian dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Sundayana, R. (2015). Media dan Alat Peraga Pembelajaran Matematika.
Bandung: Penerbit Alfabeta,
Supardi. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Konsep Statistika
yang Lebih Komprehensif. Jakarta : Change Publication.
Suprijono A., (2015). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syaiful bahri. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Utami, B, W, dkk. (2017). Pengaruh Penerapan Kompetensi Pedagogik
Guru dalam Pembelajaran Matematika Berbasis Kurikulum 2013
Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Ttahun Pelajaran
2016/2017 . Aksioma Vol. 8, No. 1, Juli e-ISSN 2579-7646
108
Wayan, dkk . (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPS”. (International Journal of Elementary Education. Vol.1 (2) pp.
115-124.
Winarso, dkk. (2015). Pengaruh Motivasi dan Persepsi Siswa pada
Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika SiswaKelas
VIIIdi MTs Al-Hidayah Dukupuntang Kabupaten Cirebon (Pokok
Bahasan Kubus dan Balok). EduMa Vol. 4 No. 2. Ciribon.
Wijayanti, Tri. (2011). Pengembangan Student Worksheet Berbahasa
Inggris SMP Kelas VIII Pada Pembelajaran Aljabar Pokok Bahasan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Pendekatan
Pemecahan Masalah Berbasis Kontruktivisme. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Wiana, W. (2017). Interactive Multimedia-Based Animation: A Study of
Effectiveness on Fashion Design Technology Learning. The 2nd
International Joint Conference on Science and Technology (IJCST).
doi :10.1088/1742-6596/953/1/012024. Bandung.
Wulandari, E & Sukirno. (2012). Penerapan Model Cooperative Learning
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Berbantu Media
Monopoli Dalam Peningkatan Aktivitas Belajar AkuntansiI Siswa
Kelas X Akutansi 2 SMK Negeri 1 Godean. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1
SILABUS KURIKULUM 2013 REVISI 2017
Mata Pelajaran : Matematika Kelas : V Tahun Program : 2019/2020 KI 1: Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru dan tetangganya. KI 3: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain. KI 4: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. A. Jaring-Jaring Bangun Ruang
Alokasi Waktu : 14 jam pelajaran
Kompetensi Dasar
Indikator Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Bahan Ajar
3.5 Menjelaskan dan menemukan jaring-jaring bangun ruang
3.6.1. Memahami aneka bentuk dari jaring-jaring bangun ruang kubus
3.6.2. Memahami aneka bentuk
Jaring-jaring kubus
Jaring-jaring balok
Mencermati peragaan jaring-jaring bangun ruang menggunakan kemasan benda konkret
Pengetahuan
Mengidentifikasi bentuk jaring-jaring beberapa bangun ruang
Buku Matematika K13 Kelas 5 Referensi Kementerian Pendidikan
Kompetensi Dasar
Indikator Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Bahan Ajar
sederhana (kubus dan balok)
4.6 Membuat
jaring-jaring bangun ruang sederhana (kubus dan balok)
dari jaring-jaring bangun ruang sederhana balok
4.6.1. Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring bangun ruang sederhana kubus
4.6.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring bangun ruang sederhana balok
Mendiskusikan jaring-jaring beberapa bangun ruang
Mengidentifikasi bentuk jaring-jaring beberapa bangun ruang
Mengkonstruk bangun ruang atas dasar jaring-jaringnya
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring bangung ruang sederhana (kubus dan balok)
Menyajikan penyelesaian masalah yang
Katerampilan
Praktek membuat jaring-jaring beberapa bangun ruang
dan Kebudayaan, 2017).
Media Ajar K13 matematika kelas 5 SD/MI dari SCI Media
Kompetensi Dasar
Indikator Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Bahan Ajar
terkait dengan jaring-jaring kubus dan balok
Mengetahui
Kepal UPTSDN 04 Padoang-doangan
Hj Suriati G , S.Pd NIP.196212311982 03 2 137
Pangkajene, 2020
Peneliti
Andi Try Darmaningsih, S.Pd NIM.105060201317
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REVISI 2017
(Disusun Berdasarkan Permendikbud Nomor: 22 Tahun 2016)
Satuan Pendidikan : SD Negeri 04 Paddoang-doangan Mata Pelajaran : Matematika Kelas /Semester : V /Genap Tahun Pelajaran : 2019/2020 Materi Pokok : Jaring Bangun Ruang Alokasi Waktu : 18 JP (6 Pertemuan) A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran mengamati, menanya, mengeksplorasi, menganalisis dan mengkomunikasikan peserta didik diharapkan dapat 1. Siswa dapat mengetahui jarring-jairng bangun ruang pada benda konkret 2. Siswa dapat membuat jarring-jaring bangun ruang balok dan kubus
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
(IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.6 Menjelaskan dan menemukan jaring-jaring bangun ruangsederhana (kubusdan balok)
3.6.1 Menganalisis jaring-jaring kubus 3.6.2 Menganalisis jaring-jaring balok 3.6.3 Mengidentifikasi bentuk jarring-jaring
bangun ruang kubus dan balok 3.6.4 Memahami bentuk jarring-jaring
bangun ruang kubus dan balok
4.6 Membuat jaring-jaring Bangun ruang sederhana (kubus dan balok)
4.6.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring bangung ruang sederhana (kubus dan balok)
4.6.2 Menyajikan penyelesaian masalah yang terkait dengan jaring-jaring kubus dan balok
C. MATERI PEMBELAJARAN
1. Fakta: Contoh-contoh gambar jarring-jaring balok dan kubus
2. Konsep
Kubus adalah balok atau prismasiku-siku khusus.
Balok disebut prisma siku-siku. Balok mempunyai 6 sisi, masing-masing berbentuk persegi panjang.
3. Prinsip Membuat jaring-jaring Bangun ruang sederhana (kubus dan balok)
4. Prosedur
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring bangung ruang sederhana (kubus dan balok)
Menyajikan penyelesaian masalah yang terkait dengan jaring-jaring kubus dan balok
D. METODE PEMBELAJARAN 1. Pendekatan : Scientific Learning 2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
E. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media LCD projector, 2. Laptop, 3. Bahan Tayang
F. SUMBER BELAJAR
1. Buku Siswa Matematika Kelas V Revisi 2017 2. Buku Petunjuk Guru Matematika Kelas V Revisi 2017 3. Modul/bahan ajar, 4. Internet, 5. Sumber lain yang relevan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 35 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan Guru : Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran. (PPK: Spiritual)
2. Memeriksa kehadiran peserta didik (PPK:Disiplin) 3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran. Apersepsi
1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan balok.
2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. 3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan. Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
2. Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang: Jaring-jaring kubus.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
4. Mengajukan pertanyaan. Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
3. Pembagian kelompok belajar
15 menit
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 35 menit ) Waktu
4. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Orientasi peserta didik kepada masalah
MENGAMATI Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik dengan cara : Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto/tabel berikut ini
Mengamati
Lembar kerja, pemberian contoh-contoh materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb yang berhubungan dengan: a. Materi yang disampaikan guru b. Contoh-contoh soal yang berkaitan
Membaca(Literasi)
Dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung), materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan denganJaring-jaring kubus.
Mendengar pemberian materi oleh guru yang berkaitan dengan Jaring-jaring kubus.
Menyimak
75 menit
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 35 menit ) Waktu
penjelasan pengantar kegiatan/materi secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai Jaring-jaring kubusuntuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Mengorganisasikan peserta didik
MENANYA (4C: CRITICAL THINKING) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya : Mengajukan pertanyaan tentang Jaring-jaring
kubusyang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
MENGUMPULKAN INFORMASI Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan: Mengamati obyek/kejadian, Membaca sumber lain selain buku teks
(Literasi) Mengunjungi laboratorium komputer perpustakaan sekolah untuk mencari dan membaca artikel tentang Jaring-jaring kubus.
Mengumpulkan Informasi(4C: Collaboration) Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi kelompok atau kegiatan lain guna menemukan solusimasalah terkait materi pokok yaitu Jaring-jaring kubus.
Aktivitas 1. Guru meminta siswa untuk memberikan
tanggapan atau pendapatnya mengenai gambar yang disediakan oleh guru atau yang terdapat pada buku teks
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca kembali materi tentang jarring-jaring kubus
3. Peserta didik diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya
Mempraktikan Mendiskusikan(4C: Collaboration)
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 35 menit ) Waktu
Peserta didik diminta membuat kelompok diskusi yang terdiri dari 3-5 orang untuk mendiskusikan jarring-jaring kubus.
Saling Tukar Informasi Saling tukar informasi tentangJaring-jaring kubusdengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
MENGKOMUNIKASIKAN (4C: COMMUNICATION) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan 1. Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang Jaring-jaring kubus.
3. Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
4. Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
5. Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang Jaring-jaring kubus.
6. Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
7. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
8. Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 35 menit ) Waktu
lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Menganalisa & mengevaluasi proses pemecahan masalah
MENGASOSIASIKAN (HOTS: REFLEKTIF) Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru terkait pembelajaran tentang: 1. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
2. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai Jaring-jaring kubus.
3. Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan : Jaring-jaring kubus.
Catatan : Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup Peserta didik :
1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Guru :
1. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
2. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasamayang baik.
3. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/ perseorangan (jika diperlukan).
4. Mengagendakan pekerjaan rumah. 5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
15 menit
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 35 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan Guru : Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran. (PPK: Religius)
2. Sebelum memulai pelajaran, guru mengajak peserta didik untuk bernyanyibersama yang ada pada buku siswa, guru juga bisa mengajak peserta didikmenyanyikan lagu nasional yang sesuai dengan tema pelajaran.(PPK: Nasionalis)
3. Memeriksa kehadiran peserta didik (PPK: Disiplin) 4. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran. Apersepsi
1. Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya:Jaring-jaring kubus.
2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. 3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan. Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
2. Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang: Jaring-jaring balok.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
4. Mengajukan pertanyaan. Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung.
3. Pembagian kelompok belajar. 4. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
15 menit
Kegiatan Inti
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Orientasi peserta didik kepada masalah
MENGAMATI Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik dengan cara : Melihat (tanpa atau dengan alat)
Menayangkan gambar/foto/tabel berikut ini
75 menit
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 35 menit ) Waktu
Mengamati
Lembar kerja, pemberian contoh-contoh materi/soal untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb yang berhubungan dengan: a. Materi yang disampaikan guru b. Contoh-contoh soal yang berkaitan
Membaca(Literasi) Dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan denganJaring-jaring balok.
Mendengar pemberian materi oleh guru yang berkaitan dengan Jaring-jaring balok.
Menyimak, penjelasan pengantar kegiatan/materi secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai : Jaring-jaring balokuntuk melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Mengorganisasikan peserta didik
MENANYA (4C: CRITICAL THINKING) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya : Mengajukan pertanyaantentang :Jaring-jaring
balokyang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 35 menit ) Waktu
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
MENGUMPULKAN INFORMASI (LITERASI) Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan: Mengamati obyek/kejadian, Membaca sumber lain selain buku teks,
mengunjungi laboratorium komputer perpustakaan sekolah untuk mencari dan membaca artikel tentang Jaring-jaring balok.
Mengumpulkan Informasi Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi kelompok atau kegiatan lain guna menemukan solusimasalah terkait materi pokok yaitu Jaring-jaring balok.
Aktivitas 1. Guru meminta siswa untuk memberikan
tanggapan atau pendapatnya mengenai gambar yang disediakan oleh guru atau yang terdapat pada buku teks.
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca kembali materi tentang jarring-jaring balok.
3. Peserta didik diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya.
Mempraktikan Mendiskusikan(4C: Collaboration)
Peserta didik diminta membuat kelompok diskusi yang terdiri dari 3-5 orang untuk mendiskusikan jarring-jaring balok.
Saling Tukar Informasi (4C: Collaboration) Saling tukar informasi tentangJaring-jaring balokdengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
MENGKOMUNIKASIKAN (4C: COMMUNICATION) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan : 1. Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 35 menit ) Waktu
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang :Jaring-jaring balok.
3. Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
4. Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
5. Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang Jaring-jaring balok.
6. Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
7. Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
8. Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Menganalisa & mengevaluasi proses pemecahan masalah
MENGASOSIASIKAN (HOTS: REFLEKTIF) Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru terkait pembelajaran tentang: 1. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
2. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai Jaring-jaring balok.
3. Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
2. Pertemuan Ke-2 (3 x 35 menit ) Waktu
induktif serta deduktif dalam membuktikan : Jaring-jaring balok.
Catatan : Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup Peserta didik :
1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Guru :
1. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.
2. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
3. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/ perseorangan (jika diperlukan).
4. Mengagendakan pekerjaan rumah. 5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
15 menit
H. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN
1. Teknik Penilaian a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Tes Tertulis a) Pilihan ganda b) Uraian/esai
2) Tes Lisan b. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Proyek, pengamatan, wawancara’ a. Mempelajari buku teks dan sumber lain tentang materi pokok b. Menyimak tayangan/demo tentang materi pokok c. Menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan pengamatan dan
eksplorasi 2) Portofolio / unjuk kerja
Laporan tertulis individu/ kelompok 3) Produk
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan Pertama (Terlampir) b. Pertemuan Kedua (Terlampir) c. Pertemuan Ketiga (Terlampir) d. Pertemuan Keempat (Terlampir) e. Pertemuan Kelima (Terlampir) f. Pertemuan Keenam (Terlampir)
3. PembelajaranRemedial dan Pengayaan
a. Remedial 1) Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai
KKM maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri atas dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan remedial karena belum mencapai Kompetensi Dasar
2) Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal), misalnya sebagai berikut. Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh guru materi Guru akan melakukan penilaian kembali dengan soal yang sejenis. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai).
b. Pengayaan 1) Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik
mengenai materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
2) Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik.
3) Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan pengembangan lebih luas misalnya Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda dalam buku panduan guru. Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan.
Pangkajene, 2020 Mengetahui : Kepala SDN 04 Paddoang doangan Peneliti Hj. Suriati G, S.Pd Andi Try Darmaningsi NIP. 196212311982032137 NIM. 105060201317
Penilaian Sikap
Satuan Pendidikan : SDN Mata Pelajaran : Matematika Kelas /Semester : V /Genap Tahun Pelajaran : 2019/2020 No.
Nama peserta
didik
Aktifitas
Kerja sama
Keaktifan
Partisipasi
Inisiatif
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
Rubrik penilaian:
1. Apabilapesertadidikbelummemperlihatkanperilakuyangdinyatakan dalam indikator. 2. Apabila sudahmemperlihatkan perilaku tetapi belum konsisten yang dinyatakan dalam
indikator. 3. Apabilasudahmemperlihatkanperilakudansudahkosistenyangdinyatakan dalam
indikator. 4. Apabilasudahmemperlihatkanperilakukebiasaanyangdinyatakandalam indikator.
Catatan :
Penguasaan nilai disesuaikan dengan karakter yang diinginkan.
Rentang Skor = Skor Maksimal – Skor Minimal
= 16 – 4
= 12
MK= 14 - 16
MB= 11- 13
MT= 8 - 10
BT= 4-7
Keterangan:
BT BelumTerlihat(apabilapesertadidikbelummemperlihatkantanda- tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT MulaiTerlihat(apabilapesertadidiksudahmulaimemperlihatkan adanyatanda-tandaawalperilakuyangdinyatakandalamindikator tetapi belum konsisten).
MB MulaiBerkembang(apabilapesertadidiksudahmemperlihatkan berbagaitanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai
MK Mulaimembudaya/terbiasa(apabilapesertadidikterus-menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
Format Penilaian Sikap. Satuan Pendidikan : SDN Mata Pelajaran : Matematika Kelas /Semester : V /Genap Tahun Pelajaran : 2019/2020
Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta didik
No
Nama
Sikap
K
ete
rbu
kaa
n
K
ete
ku
nan
bela
jar
K
era
jin
an
Ten
gg
an
g
rasa
K
ed
isip
lin
a
n
K
erj
a s
am
a
R
am
ah
den
ga
n
tem
an
H
orm
at
pad
a
ora
ng
tu
a
K
eju
jura
n
M
en
ep
ati
jan
j
i
Ke
pe
du
lia
n
T
an
gg
un
g
jaw
ab
1
2
3
4
5
6
7
Keterangan: Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 4
Jurnal (buku catatan harian tentang peserta didik oleh guru)
Nama sekolah : Mata pelajaran : Kelas : Tahun Pelajaran : Nama Guru :
Contoh Isi Buku Catatan Harian
No. Hari/Tanggal Nama Peserta didik Kejadian
1.
2.
3.
dst.
Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran
buku tersebut selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didik,
sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan
dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, dalam
observasi perilaku, dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku
tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan
tertentu.
KISI-KISI TES HASIL BELAJAR SOAL
( Pretest-Postest )
N
O KOMPETESI DASAR INDIKATOR SOAL
Level
Kognitif SOAL
BENTUK
SOAL
KUNCI JAWABAN NO
SOAL
1.
3.6
Menjelaskan dan
menemukan
jaring-jaring
bangun ruang
sederhana (kubus
dan balok)
Siswa mampu
menentukan volume
kubus.
Pemahaman 1. Panjang rusuk sebuah
kubus 17 cm. Tentukan
volume kubus tersebut!
uraian Diketahui r = 17 cm
Ditanyakan volume?
V = r³
V = 17 x 17 x 17 =
4.913 cm³
Jadi, volume kubus
tersebut adalah 4.913
cm³
1
siswa mampu
mencari volume
sebuah balok.
Pemahaman 2. Sebuah balok memiliki
panjang 32 cm, lebar 20 cm,
dan tinggi 12 cm. Berapa
volumenya?
uraian Diketahui p = 32, l =
20 cm, t = 12 cm
Ditanyakan volume?
V = p x l x t
V = 32 x 20 x 12 =
7.680 cm³
Jadi, volume balok
tersebut 7.680 cm³
2
N
O KOMPETESI DASAR INDIKATOR SOAL
Level
Kognitif SOAL
BENTUK
SOAL
KUNCI JAWABAN NO
SOAL
Siswa mampu
menentukan luas
bangun ruang balok,
Pemahaman 3. Putri membungkus kado
berbentuk balok dengan
kertas kado. Panjang
kotak kado 20 cm, lebar
12 cm dan tingginya 8 cm.
Berapa luas kertas kado
yang dibutuhkan Putri?
uraian Luas = 2(p × l) + 2(p
× t) + 2(l × t)
= 2(20 × 12) + 2(20 ×
8) + 2(12 × 8)
= 480 + 320 + 192
= 992 cm²
3
Disajikan gambar,
siswa mampu
menentukan
panjang sisi-sisi
dalam pembuatan
jaring-jaring bangun
kubus.
Pemahaman 4. perhatikan gambar jaring-
jaring kubus dibawah ini
sebutkan ada berapa yang
sejajar dngan alas ?
Uraian Tiga 4
N
O KOMPETESI DASAR INDIKATOR SOAL
Level
Kognitif SOAL
BENTUK
SOAL
KUNCI JAWABAN NO
SOAL
Siswa mampu
menentukan luas
kubus.
Pemahaman 5. Berapakah luas
permukaan kubus jika
panjang rusuknya 25 cm?
Uraian Diketahui panjang
rusuk = 25 cm
Ditanyakan luas
permukaan?
L= 6 x s x s
L = 6 x 25 x 25
L = 3.750 cm²
Jadi, luas permukaan
kubus tersebut
adalah 3.750 cm²
5
Siswa mampu
menentukan salah
satu benda yang
berbentuk balok.
Pemahaman 6. Sebutkan salah satu
Benda yang berbentuk
balok?
Uraian Almari (bervariasi) 6
Disajikan gambar,
siswa mampu
menentukan alas
dari jaring-jaring
gambar tersebut.
Pemahaman 7. Disajikan gambar Bila
nomor lima 5 adalah alas
maka, sebutkan penutup
pada balok diatas?
Uraian Tiga 7
N
O KOMPETESI DASAR INDIKATOR SOAL
Level
Kognitif SOAL
BENTUK
SOAL
KUNCI JAWABAN NO
SOAL
Disajikan gambar,
siswa mampu
menentukan luas
permukaan dari
gambar tersebut.
Pemahaman 8. Gambarlah salah satu
contoh jaring-jaring balok?
Uraian
8
siswa mampu
menentukan
Volume balok.
Pemahaman 9. Jelaskan jumlah volume
balok, jika balok memiliki
panjang 28 cm, lebar 14
cm, dan tingginya 12 cm.
Uraian . 4.702 9
Disajikan gambar,
siswa mampu
menentukan volume
dari gambar
tersebut.
Pemahaman 10. Tentukan panjang sisi
kubus jika diketahui
volume kubus 3.375 cm³ ?
Uraian 15 cm
10
TES HASIL BELAJAR
(Posttest Soal Kelas Eksprimen 1 dan 2 )
Satuan Pendidikan : SDN 04 Paddoang-doangan Nama :
Kelas : V Kelas :
Materi : Jaring-jaring Nis :
Alokasi Waktu : 70 mnt
A. Petunjuk :
1. Tulislah nama, nomor stambuk dan kelas pada kolom yang disediakan !
2. Periksa dan bacalah dengan seksama soal-soal pilihan ganda sebelum
menjawab !
3. Pilihlah jawaban yang kamu anggap benar !
4. Waktu mengerjakan 30 menit
B. Berilah tanda silang (x) pada Pilihlah jawaban a, b, c, dan d yang
benar !
1. perhatikan gambar jaring-jaring kubus dibawah ini
sebutkan ada berapa yang sejajar dengan alas ?
Jawab :..................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
2. Tentukan panjang sisi kubus jika diketahui volume kubus 3.375 cm³ ?
Jawab :..................................................................................
..............................................................................................
3. Sebuah balok memiliki panjang 32 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 12 cm.
Berapa volumenya?
Jawab :..................................................................................
..............................................................................................
4. Sebutkan salah satu Benda yang berbentuk balok?
Jawab :..................................................................................
..............................................................................................
5. Gambarlah salah satu contoh jaring-jaring balok?
Jawab :..................................................................................
..............................................................................................
6. Panjang rusuk sebuah kubus 17 cm. Tentukan volume kubus tersebut!
Jawab :..................................................................................
..............................................................................................
7. Putri membungkus kado berbentuk balok dengan kertas kado. Panjang
kotak kado 20 cm, lebar 12 cm dan tingginya 8 cm. Berapa luas kertas
kado yang dibutuhkan Putri?
Jawab :..................................................................................
..............................................................................................
8. Berapakah luas permukaan kubus jika panjang rusuknya 25 cm?
Jawab :..................................................................................
..............................................................................................
9. Disajikan gambar Bila nomor lima 5 adalah alas maka, sebutkan
penutup pada balok diatas?
Jawab :..................................................................................
..............................................................................................
10. Jelaskan jumlah volume balok, jika balok memiliki panjang 28 cm,
lebar 14 cm, dan tingginya 12
Jawab :..................................................................................
..............................................................................................
TES HASIL BELAJAR
(Pretest Soal Kelas Eksprimen 1 dan 2 )
Satuan Pendidikan : SDN 04 Paddoang-doangan Nama :
Kelas : V Kelas :
Materi : Jaring-jaring Nis :
Alokasi Waktu : 70 menit
A. Petunjuk :
1. Tulislah nama, nomor stambuk dan kelas pada kolom yang disediakan !
2. Periksa dan bacalah dengan seksama soal-soal pilihan ganda sebelum
menjawab !
3. Pilihlah jawaban yang kamu anggap benar !
4. Waktu mengerjakan 30 menit
B. Berilah tanda silang (x) pada Pilihlah jawaban a, b, c, dan d yang
benar !
1. Sebuah balok memiliki panjang 32 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 12 cm.
Berapa volumenya?
Jawab
:.....................................................................................................................
...........................................................................................................
2. perhatikan gambar jaring-jaring kubus dibawah ini
sebutkan ada berapa yang sejajar dngan alas ?
Jawab :..................................................................................
..............................................................................................
3. Sebutkan salah satu Benda yang berbentuk balok?
Jawab :.................................................................................................
................................................................................................
4. Gambarlah salah satu contoh jaring-jaring balok?
Jawab : ...................................................................................
................................................................................................
5. Tentukan panjang sisi kubus jika diketahui volume kubus 3.375 cm³ ?
Jawab : ‘’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’
‘’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’
6. Panjang rusuk sebuah kubus 17 cm. Tentukan volume kubus tersebut!
Jawab : ..........................................................................................................
......................................................................................................................
7. Putri membungkus kado berbentuk balok dengan kertas kado. Panjang
kotak kado 20 cm, lebar 12 cm dan tingginya 8 cm. Berapa luas kertas
kado yang dibutuhkan Putri?
Jawab : .................................................................................................
..............................................................................................................
8. Berapakah luas permukaan kubus jika panjang rusuknya 25 cm?
Jawab : .................................................................................................
..............................................................................................................
9. Disajikan gambar Bila nomor lima 5 adalah alas maka, sebutkan penutup
pada balok diatas?
Jawab : .................................................................................................
10. Jelaskan jumlah volume balok, jika balok memiliki panjang 28 cm, lebar
14 cm, dan tingginya 12
Jawab : .................................................................................................
..............................................................................................................
LAMPIRAN
POWERPOINT GAMBAR DIAM
LAMPIRAN
MEDIA INTERAKTIF POWERPOINT
VISUAL BASIC APLICATION (VBA)
POWERPOINT VBA JARING-JARING KUBUS
POWERPOINT VBA JARING-JARING BALOK
Penggunaan Media Pembelajaran PowerPoint Gambar Diam
Penggunaan Media Pembelajaran PowerPoint VBA
Pretes dan Post Tes Sebelum dan Sesudah Menggunakan Media Pembelajaran
HASIL ANALISIS DATA PENELITIAN
Frequencies
Statistics
PRETEST
KONTTROL POSTTEST KONTROL
N Valid 30 30
Missing 0 0
Mean 56.8333 81.6667
Median 56.5000 84.0000
Mode 51.00a 87.00
Std. Deviation 6.98315 8.81743
Variance 48.764 77.747
Range 22.00 32.00
Minimum 46.00 67.00
Maximum 68.00 99.00
Sum 1705.00 2450.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
PRETEST KONTTROL
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 46.00 1 3.3 3.3 3.3
47.00 2 6.7 6.7 10.0
48.00 1 3.3 3.3 13.3
49.00 2 6.7 6.7 20.0
50.00 1 3.3 3.3 23.3
51.00 3 10.0 10.0 33.3
53.00 1 3.3 3.3 36.7
54.00 2 6.7 6.7 43.3
55.00 2 6.7 6.7 50.0
58.00 1 3.3 3.3 53.3
59.00 1 3.3 3.3 56.7
60.00 3 10.0 10.0 66.7
62.00 2 6.7 6.7 73.3
63.00 1 3.3 3.3 76.7
64.00 2 6.7 6.7 83.3
65.00 2 6.7 6.7 90.0
67.00 1 3.3 3.3 93.3
68.00 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
POSTTEST KONTROL
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 67.00 1 3.3 3.3 3.3
69.00 1 3.3 3.3 6.7
70.00 3 10.0 10.0 16.7
71.00 1 3.3 3.3 20.0
74.00 2 6.7 6.7 26.7
75.00 2 6.7 6.7 33.3
78.00 2 6.7 6.7 40.0
79.00 1 3.3 3.3 43.3
80.00 1 3.3 3.3 46.7
84.00 3 10.0 10.0 56.7
85.00 1 3.3 3.3 60.0
86.00 2 6.7 6.7 66.7
87.00 4 13.3 13.3 80.0
90.00 1 3.3 3.3 83.3
92.00 1 3.3 3.3 86.7
93.00 1 3.3 3.3 90.0
94.00 1 3.3 3.3 93.3
95.00 1 3.3 3.3 96.7
99.00 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Frequencies Statistics
PRETEST
EKSPERIMEN POSTTEST
EKSPERIMEN
N Valid 30 30
Missing 0 0
Mean 57.4333 85.0000
Median 59.0000 85.0000
Mode 46.00 81.00a
Std. Deviation 8.10570 8.81222
Variance 65.702 77.655
Range 24.00 30.00
Minimum 46.00 70.00
Maximum 70.00 100.00
Sum 1723.00 2550.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table PRETEST EKSPERIMEN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 46.00 5 16.7 16.7 16.7
47.00 1 3.3 3.3 20.0
49.00 1 3.3 3.3 23.3
50.00 2 6.7 6.7 30.0
51.00 1 3.3 3.3 33.3
53.00 1 3.3 3.3 36.7
56.00 1 3.3 3.3 40.0
58.00 1 3.3 3.3 43.3
59.00 3 10.0 10.0 53.3
60.00 3 10.0 10.0 63.3
61.00 3 10.0 10.0 73.3
64.00 2 6.7 6.7 80.0
66.00 1 3.3 3.3 83.3
68.00 2 6.7 6.7 90.0
69.00 1 3.3 3.3 93.3
70.00 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
POSTTEST EKSPERIMEN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 70.00 1 3.3 3.3 3.3
71.00 2 6.7 6.7 10.0
73.00 1 3.3 3.3 13.3
74.00 1 3.3 3.3 16.7
75.00 1 3.3 3.3 20.0
76.00 1 3.3 3.3 23.3
79.00 1 3.3 3.3 26.7
81.00 3 10.0 10.0 36.7
82.00 2 6.7 6.7 43.3
83.00 2 6.7 6.7 50.0
87.00 1 3.3 3.3 53.3
89.00 3 10.0 10.0 63.3
90.00 3 10.0 10.0 73.3
91.00 1 3.3 3.3 76.7
93.00 1 3.3 3.3 80.0
94.00 2 6.7 6.7 86.7
95.00 1 3.3 3.3 90.0
98.00 1 3.3 3.3 93.3
99.00 1 3.3 3.3 96.7
100.00 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil
Belajar
Matematika
1 ,143 30 ,118 ,916 30 ,061
2 ,142 30 ,128 ,956 30 ,250
3 ,132 30 ,196 ,937 30 ,073
4 ,141 30 ,132 ,965 30 ,403
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kontrol Based on Mean .584 1 58 .448
Based on Median .203 1 58 .654
Based on Median and with
adjusted df
.203 1 49.702 .655
Based on trimmed mean .608 1 58 .439
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Eksperimen Based on Mean .000 1 58 .984
Based on Median .012 1 58 .914
Based on Median and with
adjusted df
.012 1 56.363 .914
Based on trimmed mean .001 1 58 .979
Explore N-GAIN KELAS
Case Processing Summary
KELAS
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
N_GAIN_PERSEN EKSPERIMEN 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
KONTROL 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Descriptives
KELAS Statistic
Std. Error
N_GAIN_PERSEN EKSPERIMEN Mean 64.4759 3.95561
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
56.3858
Upper Bound
72.5660
5% Trimmed Mean 64.8610 Median 66.2784 Variance 469.405 Std. Deviation 21.66576 Minimum 21.88 Maximum 100.00 Range 78.13 Interquartile Range 35.92 Skewness -.231 .427
Kurtosis -.872 .833
KONTROL Mean 57.4618 3.93842 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
49.4068
Upper Bound
65.5168
5% Trimmed Mean 58.0774 Median 62.3366 Variance 465.335 Std. Deviation 21.57164
Minimum 6.25 Maximum 96.97 Range 90.72 Interquartile Range 30.58 Skewness -.534 .427 Kurtosis -.076 .833
T-Test
Paired Samples Statistics
Mea
n N Std.
Deviation Std. Error Mean
Pair 1
PRETEST EKSPERIMEN 57.4333
30 8.10570 1.47989
POSTTEST EKSPERIMEN 85.0000
30 8.81222 1.60888
Pair 2
PRETEST KONTTROL 56.8333
30 6.98315 1.27494
POSTTEST KONTROL 81.6667
30 8.81743 1.60984
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PRETEST EKSPERIMEN & POSTTEST EKSPERIMEN
30 .199 .292
Pair 2 PRETEST KONTTROL & POSTTEST KONTROL
30 .316 .089
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 PRETEST EKSPERIMEN - POSTTEST EKSPERIMEN
-27.57 10.72 1.96 31.570 23.563 14.08 29 .000
Pair 2 PRETEST KONTTROL - POSTTEST KONTROL
-24.83 9.36 1.71 28.328 21.338 14.53 29 .000
T-Test
Group Statistics KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Posttest Kontrol-
Posttest
Eskperimen
1.00 30 85.0000 8.81222 1.60888
2.00 30 81.6667 8.81743 1.60984
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std.
Error
Differen
ce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Posttest
Kontrol-
Posttest
Eskperimen
Equal
variances
assumed
.000 .984 1.47 58 .148 3.33333 2.27598 1.2225 7.8892
Equal
variances
not
assumed
1.47 58.000 .148 3.33333 2.27598 1.2225 7.8892
RIWAYAT HIDUP
ANDI TRY DARMANINGSI, lahir di Ujung Pandang
Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar, pada tanggal
02 Desember 1980. Anak ke delapan sekaligus sebagai
anak bungsu dari pasangan Bapak Drs. Muh. Saleh
Dg.Palliweng dengan Ibu Hj.Andi Husna. Penulis
memulai pendidikannya di SD Negeri 2 Ujung Tanah
Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar, pada tahun 1986 dan tamat
pada tahun 1993. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMP
Negeri 7 Makassar dan menyelesaikan pendidikannya disekolah tersebut
pada tahun 1996. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya di SMA
Negeri 4 Makassar dan menyelesaikan pendidikannya tersebut pada
tahun 1999. Kemudian melanjutkan Kuliah di Universitas Negeri Makassar
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) dengan Diploma Dua (D2) pada tahun 2001
dan selesai pada tahun 2003 dan berhasil meraih gelar akademik Ahli
Muda (A.Ma). Selanjutnya melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka (UT)
Makassar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dengan
Strata Satu (S1). Seiring berjalannya pendidikan di UT, penulis berhasil
lulus menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tahun 2008
dengan pangkat Pengatur Muda Tk.1 Golongan II/b Jabatan Guru
Pratama, dan ditempatkan di SD Negeri 31 Binanga Polo Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep. Pada 2010 dan berhasil menyelesaikan
pendidikan strata satu (S1) di Universitas Terbuka (UT) Makassar dan
meraih gelar akademik Sarjana Pendidikan Gurur Sekolah Dasar
(S.Pd.SD). Kemudian merasa bangga melanjutkan kuliah pada jurusan
Pendidikan Dasar dengan Strata Dua (S2) di Universitas Muhammadiyah
(UNISMUH) Makassar.