Post on 08-Mar-2019
PERANCANGAN FILM KARTUN “MAKA TERPILIHLAH PRESIDEN YANG PERNAH MISKIN” MENGGUNAKAN TEKNIK 2D HYBRID
ANIMATION
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Alam Budi Satriyo
07.11.1478
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA
2013
DESIGNING OF CARTOON FILM “THE ELECTED PRESIDENT WHO HAS EVER
POOR” USING HYBRID 2D ANIMATION TECHNIQUE
PERANCANGAN FILM KARTUN “MAKA TERPILIHLAH PRESIDEN YANG PERNAH MISKIN” MENGGUNAKAN TEKNIK 2D HYBRID ANIMATION
Alam Budi Satriyo
Amir Fatah Sofyan
Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Multimedia is one of the forms of presentation that combines text, sound, images, animation, and video. As a form of entertainment, in the form of multimedia information can be received by the senses of sight and hearing, so people will be more interested in listening. Multimedia gives new meaning for education, especially as a medium of learning an effective one through the work of making cartoons.
This movie tells the story of the political education of a poor scavenger but
intelligent and have the initiative to change Indonesia. He founded the Miskin Party, and the party was great because it supported a lot of the poor people of Indonesia as well as from various circles of society. Presence of their voice in parliament makes Indonesia is growing rapidly due to a variety of budgets more wisely made. With so many changes happening so that poverty really started to disappear.
The film has a concept that uses a Hybrid 2D animation techniques. Hybrid
techniques is the concept of drawing by hand and then using the computer. Software used to create this animated film is the Adobe Flash Professional, Adobe Photoshop, Adobe Audition, and Adobe Premiere Pro. With this software you can create and incorporate a variety of multimedia elements such as text, animation and sound so that the movie would be more interesting.
Keywords: 2D, Animation, Cartoon Movies, Politics, Hybrid Technique
1. Pendahuluan
Masyarakat Indonesia saat ini, banyak terlihat acuh dengan tanah airnya sendiri.
Selain itu, Indonesia juga kekurangan sosok karakter pemimpin yang berkualitas, jujur,
berani, dan pandai mengelola negara serta mampu mensejahterakan rakyat Indonesia.
Semua itu bisa saja terjadi dikarenakan kurangnya edukasi pentingnya politik dengan
baik. Oleh karena itu, maka terciptalah ide dengan membuat karya film inspiratif yang
diangkat dari cerita forum online berjudul “Maka Terpilihlah Presiden Yang Pernah
Miskin”. Berkisah tentang seorang pemulung miskin yang memiliki inisiatif perubahan.
Kisah yang menarik bagi penulis bercerita adalah lika-liku perjalanan untuk menjadi wakil
rakyat. Penulis ingin mengembangkan cerita setiap adegan, menentukan dialog,
menentukan animasi, menentukan jalan cerita serta menguatkannya dengan karakter
tokoh, sehingga secara tidak langsung akan menguatkan tujuan dibuatnya film ini.
Penguasaan teknik menjadi pondasi kuat untuk mewujudkan karya animasi
selain kreativitas. Dengan menggunakan Teknik Hybrid yaitu membuat animasi dengan
menggambar manual di kertas, ,lalu discan agar dapat merubahnya menjadi image digital
dan dianimasikan di komputer. Disebut „hybrid‟, karena menggunakan konsep utama
yakni memadukan seni menggambar manual dengan pengolahan secara digital.
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Animasi
Animasi sendiri adalah seni merekam serangkaian gerakan individual dan
memainkan kembali dalam pergerakan yang cepat untuk memberikan ilusi gerakan
(Patmore Chris, 2003, h. 6). Secara umum, animasi dapat didefinisikan sebagai “seni
atau teknik membuat hidup dan bergeraknya suatu objek diam dan tidak bergerak”.
2.1.1 Prinsip Dasar Animasi
Menurut Aditya (2009, h. 3-5), disebutkan bahwa animasi tidak akan berkembang
tanpa ditemukannya prinsip dasar dari karakter mata manusia yaitu: Persistance of
Vision (pola penglihatan teratur). Paul Roget, Joseph Plateau dan Pierre Desvigenes,
melalui peralatan optic yang mereka ciptakan, berhasil membuktikan bahwa mata
manusia cenderung menangkap urutan gambar-gambar sebagai suatu pola. Sehingga,
animasi secara umum bisa didefinisikan sebagai suatu kumpulan gambar yang berurutan
(sequence) lalu diekspos pada tenggang waktu tertentu sehingga tercipta sebuah ilusi
gambar bergerak. Dengan adanya prinsip Persistance of Vision (PoV), maka suatu
gambar yang dimainkan pada tenggang waktu tertentu akan menimbulkan suatu ilusi
gambar yang bergerak atau disebut dengan istilah “ilusi kehidupan” (illusion of life).
2.2 Jenis Animasi
Secara umum jenis animasi dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:
2.2.1 Traditional Animation (2D Animation)
Yang umum dilakukan adalah animator menciptakan suatu rangkaian yang akan
difilmkan dalam gambar-gambar per framenya. Untuk proses animasinya, gambar-
gambar tersebut di shooting secara tepat oleh kamera sesuai dengan kecepatan
frame/detiknya (Soewignjo, 2005, h. 10).
2.2.2 Computer Graphic Animation
Adalah jenis animasi yang prosesnya dikerjakan dengan media komputer.
Animasi ini dapat berupa animasi 2 dimensi (2D) dan 3 dimensi (3D).
2.2.3 Stop Motion Animation
Animasi ini menggunakan media perekam, misalnya kamera untuk menangkap
pergerakan objek yang digerakkan sedikit demi sedikit.
2.3 Teknik Animasi 2D Hybrid
Teknik ini mengkombinasikan dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D) media
animasi. Menggunakan media animasi 3D karena mampu mengoptimalkan komputer
yang telah berhasil digunakan untuk menghidupkan kompleksitas elemen-elemen yang
sangat sulit di lakukan oleh animasi tradisional (O‟Hailey, 2010, h. 5-7).
2.4 Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Meliputi aspek individu yang terlibat langsung dalam pembuatan film, yaitu:
a. Produser
b. Sutradara
c. Scripwriter/Screenwriter
d. Storyboard Artist
e. Drawing Artist
f. Coloring Artist
g. Background Artist
h. Checker & Scannerman
i. Editor
j. Sound Editor
k. Talent
2.5 12 Prinsip dalam Animasi
Seorang animator juga perlu mengetahui 12 prinsip animasi, yaitu:
a. Squash and Stretch (Elastisitas)
b. Anticipation
c. Staging (Penempatan Bidang Gambar)
d. Straight Ahead Action And Pose To Pose
e. Follow Through And Overlapping Action
f. Slow In and Slow Out (Akselerasi Gerak)
g. Arcs (Gerak Melengkung)
h. Secondary Action
i. Timing
j. Exaggeration (Dramatisasi Gerakan)
k. Solid Drawing
l. Appeal (Daya Tarik Karakter)
2.6 Pra Produksi
Tahap pertama adalah Pra Produksi yaitu merancang cerita dan naskah film.
2.6.1 Ide
Ide merupakan hal mendasar untuk pengembangan sebuah karya film animasi.
2.6.2 Tema
Tema pada sebuah film biasanya mengerucut pada satu kata.
2.6.3 Logline
Merupakan plot yang dituangkan dalam kata-kata yang digunakan.
2.6.4 Sinopsis
Sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar dari cerita film.
2.6.5 Diagram Scene
Sebuah cerita didasarkan pada diagram scene yang secara umum terdiri dari 3
babak, yaitu Awal (25%), Tengah (50%), dan Akhir Cerita (25%).
2.6.6 Character Development
Sebuah cerita dipandu dan dimainkan oleh karakter.
2.6.7 Screenplay/Script
Sebuah naskah cerita berasal dari ide sebuah cerita. Bahan dasar naskah adalah
sinopsis dan character development.
2.6.8 Storyboard
Storyboard merupakan rancangan visual yang memberikan gambaran bagi script
mengenai bagaimana sebuah cerita akan berjalan dan mudah dipahami.
2.6.9 Standard Character Model Sheet
Diperlukan panduan karakter standar sebelum proses pengembangan karakter.
2.6.10 Layout
Digunakan untuk menggambarkan hasil jadi dari visual film.
2.6.11 Sound Recorded
Dilakukan perekaman suara awal untuk menentukan lamanya waktu.
2.7 Produksi
Tahap kedua dalam proses pembuatan film kartun adalah produksi.
2.7.1 Background
Merupakan lokasi dan setting di mana animasi itu berada.
2.7.2 Key Animator
Gambar key adalah sebuah awal dari bentuk animasi dalam frame sebagai
patokan untuk meneruskan sebuah adegan dan gerakan.
2.7.3 In Betweener
Bertugas meneruskan frame-frame dari gambar key.
2.7.4 Scanning
Digitalisasi gambar agar bisa diolah di komputer.
2.7.5 Tracing
Tracing digunakan untuk mengubah bitmap ke dalam vektor
2.7.6 Coloring
Proses pewarnaan dengan menggunakan software komputer.
2.7.7 Timesheeting
Proses mengatur antar gambar pada frame agar pergerakannya menjadi sesuai
dengan panduan storyboard maupun script.
2.8 Pasca Produksi
Editing dilakukan untuk mengemas hasil akhir sebuah film, mensinkronkan suara
dengan visual, bisa juga menambahkan efek, dan mengekspor ke dalam media yang
telah ditentukan
2.9 Perangkat Lunak
2.9.1 Adobe Flash CS5
Adobe Flash merupakan program animasi 2D berbasis vektor yang telah banyak
digunakan oleh para animator untuk membuat berbagai animasi.
2.9.2 Adobe Photoshop
Adobe Photoshop CS3 menjadi sebuah program pengolah gambar, digunakan
untuk pewarnaan.
2.9.3 Adobe Audition
Aplikasi ini secara khusus digunakan untuk mengolah.
2.9.4 Adobe Premiere Pro
Adobe Premiere merupakan program editing video professional yang terpopuler
di dunia.
3. Analisis Dan Perancangan Animasi 2D
3.1 Analisis Kebutuhan
Merupakan hal yang sangat diperlukan dalam rangka memaksimalkan dalam
perancangan sebuah film animasi.
3.1.1 Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak adalah program untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan
kegiatan dari sistem komputer.
3.1.2 Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras adalah alat yang digunakan untuk mengolah data dan penyajian
laporan.
3.1.3 Kebutuhan Dasar Peralatan Animasi
Dalam perancangan film kartun diperlukan beberapa persiapan awal, antara lain:
a. Drawing Table atau Lightboxes
b. Kursi
c. Kertas
d. Pensil dan Drawing Pen
e. Penggaris
f. Penghapus Pensil
g. Penjepit Kertas
h. Scanner
i. Komputer
3.2 Pra Produksi
Untuk membuat sebuah film animasi 2D yang baik secara garis besar dibutuhkan
perancangan cerita dan naskah film.
3.2.1 Ide
Dalam pembuatan cerita film ini, penulis memperoleh ide dalam pembuatan film
dengan adanya cerita yang menarik dari sebuah forum online yaitu kompasiana diposting
oleh Bapak Posma Siahaan. Dengan mengembangkan cerita yang ada, dan melihat
realitas seiring dengan kondisi politik di Tanah. Penulis mencoba memadukan dengan
sosok figur seorang rakyat miskin yang mencoba untuk membuat perubahan.
3.2.2 Tema
Penulis mengambil tema pokok pada perancangan film animasi ini, yaitu
“Edukasi Politik”.
3.2.3 Logline
Logline cerita ini adalah “Bagaimana jika seorang pemulung yang miskin ingin
merubah kebijakan politik agar berorientasi ke rakyat, dan kemudian dia mendirikan
partai, mencari dukungan untuk bisa duduk di pemerintahan, supaya mampu
memberikan perubahan terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang berorientasi ke
rakyat terutama rakyat miskin”.
3.2.4 Sinopsis
Berkisah tentang seorang pemulung miskin bernama Pak Nowan yang dikenal
jujur dan baik. Dengan melihat realitas politik yang ada, Pak Nowan ingin merubah
kebijakan-kebijakan politik agar berorientasi kepada rakyat miskin hingga semua rakyat
Indonesia. Pak Nowan pun mengusulkan untuk menyatukan semua orang miskin yang
berjumlah 35 juta orang dalam sebuah partai. Lalu Pak Nowan dengan dibantu rekannya,
mendirikan Partai Miskin untuk merealisasikannya. Akhirnya, Partai Miskin mampu
memperoleh 65 juta suara dari 183 juta suara pada pemilu. Maka sejak itu orang-orang di
parlemen mulai berisikan orang-orang kumuh. Mereka adalah orang-orang terpilih yang
berkepribadian sederhana, jujur dan memiliki komitmen. Negara ini pun mulai dibangun
berorientasi ke rakyat miskin.
3.2.5 Diagram Scene
Dari keseluruhan cerita “Maka Terpilihlah Presiden Yang Pernah Miskin” di atas,
didapatkan diagram scene berikut:
Gambar 3.1 Diagram Scene “Maka Terpilihlah Presiden Yang Pernah Miskin”
3.2.6 Character Development
Tokoh utama film ini adalah Pak Nowan. Definisi peran dari tokoh dideskripsikan
secara detail sebagai berikut:
l. Karakter Pak Nowan
Nama : Pak Nowan
Usia : Sekitar 40 tahun
Kulit : Kuning
Rambut : Lurus
Mata : Hitam
Sifat : Baik, jujur, bijaksana, selalu ingin
belajar, dan mempunyai komitmen serta
prinsip yang kuat.
Gambar 3.2 Karakter Pak Nowan
3.2.7 Screenplay
Screenplay atau script merupakan panduan bagi sutradara untuk membuat film,
sehingga memiliki standar pembuatannya dalam industri animasi.
Gambar 3.3 Contoh script atau screenplay
3.2.8 Stroyboard
Tujuan penggambaran storyboard yakni, sebagai visualisasi jalannya alur dan
skenario dalam cerita.
Gambar 3.4 Contoh storyboard
3.2.9 Standard Character Model Sheet
Pembuatan standar desain karakter dibuat badan penuh. Selain itu juga
diperlukan standar properti yaitu perlengkapan pendukung pada tokoh-tokohnya.
Gambar 3.5 Character Model Sheet (Pak Nowan)
Gambar 3.6 Standar properti
3.2.10 Layout
Yaitu bentuk realisasi dari background dengan karakter yang dibuat agar tidak
melenceng jauh.
Gambar 3.7 Sketsa dari salah satu layout
3.2.11 Sound Recorded
Sebelum digambar, dilakukan perekaman suara awal untuk menentukan waktu
yang nantinya akan dimasukkan dalam panduan bagi animator untuk membuat frame
dan lypsinc.
4. Pembahasan
4.1 Produksi
Disini animator mulai bekerja menggambar dan menggerakkannya.
4.1.1 Background
Background merupakan lokasi dan setting dimana animasi itu berada. Secara
teknis, background dikelompokkan menjadi dua, yaitu background (sebagai latar
belakang) dan foreground (sebagai latar depan). Dalam pembuatan background pada
film animasi “Maka Terpilihlah Presiden Yang Pernah Miskin” ini menggunakan olah
tangan untuk membuat background pada setiap adegannya sebelum discan lalu diwarnai
menggunakan software Adobe Photoshop.
Gambar 4.1 Background sebelum coloring
4.1.2 Key Animator
Pembuatan gambar key merupakan proses perencanaan titik gerak awal, titik
gerak tengah, dan titik gerak akhir
Gambar 4.2 Gambar key
4.1.3 In Betweener
In between adalah beberapa gambar yang melengkapi dari gambar key,
sehingga nantinya akan terbentuk suatu urutan gerakan yang lebih halus.
a. Unlimited Animation
Unlimited animation adalah animasi yang digambar dan digerakkan secara utuh
dalam satu atau lebih pada suatu karakter.
Gambar 4.3 In between diantara key animator
b. Limited Animation
Disebut juga animasi terbatas karena animasinya memang terbatas pada bagian
tertentu dan gerakannya tidak aktif.
Gambar 4.4 In between pada limited animation
4.1.4 Scanning
Selanjutnya adalah mentransfer gambar manual tersebut ke dalam komputer
atau digital dengan menggunakan scanner, proses ini disebut dengan proses scanning.
4.1.5 Tracing
Proses tracing digunakan untuk mengubah format bitmap ke dalam format vektor,
yaitu ketika kita akan mewarnai gambar menggunakan Adobe Flash. Penulis
menggunakan metode Manual Tracing agar hasil key dan in between lebih baik. Metode
ini menggunakan teknik lama yaitu menggambar ulang atau menjiplak.
Gambar 4.5 Manual Tracing dengan menggambar ulang
4.1.6 Coloring
Proses coloring atau pewarnaan dalam pembuatan film animasi ini dilakukan
dengan menggunakan software Adobe Photosop untuk background dan menggunakan
Adobe Flash untuk gambar key serta in between.
Gambar 4.6 Background Coloring dengan Photoshop
Selanjutnya adalah pewarnaan pada gambar key dan in between. Setelah
gambar selesai ditracing, kemudian dilanjutkan dengan pemberian warna.
Gambar 4.7 Pewarnaan Gambar key dengan Adobe Flash
4.1.7 Timesheeting
Langkah selanjutnya adalah mengatur waktu (timesheeting). Proses ini dilakukan
untuk mengatur frame animasi agar pergerakannya menjadi sesuai dengan yang
diinginkan.
Gambar 4.8 Setiap layer mewakili setiap objek
Jika sudah selesai, berikutnya adalah memasukkan audio dialog yang sudah
direkam sebelumnya ke dalam layer baru dengan blank keyframe. Setelah itu adalah
sinkronisasi audio dengan objek mulut.
Gambar 4.9 Menganimasikan bibir dengan perubahan bentuk vocal
4.2 Pasca Produksi
Tahap selanjutnya adalah Pasca Produksi, yaitu meliputi Editing Video, Audio,
Sound Effect dan Mastering. Editing dilakukan untuk mengemas hasil akhir sebuah
animasi, mensinkronkan antara visual dengan elemen audio seperti musik dan efek
suara. Elemen musik dimaksudkan untuk mempertegas sebuah adegan dan bermakna.
Sedangkan suara langkah sepatu, suara memukul meja, suara kebisingan kendaraan
adalah contoh sound effect dimana suara yang ditimbulkan oleh semua aksi dan reaksi
dalam film.
Pengeditan pada film animasi ini menggunakan software Adobe Premiere. Pada
tahap ini akan melakukan penggabungan potongan adegan ke dalam suatu video
animasi dengan tata suara.
Gambar 4.10 Timeline Adobe Premiere
Setelah proses rendering selesai, maka jadilah film animasi 2D “Maka Terpilihlah
Presiden Yang Pernah Miskin” yang dapat segera ditonton oleh semua orang sebagai
film yang bermanfaat bagi semuanya.
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan sebuah film animasi diperlukan sebuah rancangan yang
nantinya akan menjadi landasan dalam memproduksinya. Untuk membuat animasi yang
baik secara garis besar harus melalui 3 tahapan, yaitu Pra Produksi, Produksi, dan
Pasca Produksi. Tahapan Pra Produksi meliputi ide dasar pembuatan, membuat tema,
menulis logline, menulis sinopsis, membuat diagram scene, membuat character
development, membuat screenplay/script, membuat storyboard, membuat standard
character model sheet, membuat layout, dan perekaman suara. Tahapan Produksi
meliputi pembuatan background, menggambar key animation serta in between, lalu
melakukan scanning, tracing, coloring dan timesheeting. Tahapan Pasca Produksi
meliputi editing video audio lalu mastering.
Pembuatan film animasi ini memadukan antara cara manual dan digital atau lebih
dikenal dengan Teknik Hybrid. Pembuatan karakter dalam animasi ini digambar secara
manual di atas kertas yang kemudian ditransfer ke dalam komputer (media digital)
dengan proses scanning untuk selanjutnya dilakukan tracing, pewarnaan, dan
penganimasian.
5.2 Saran
Untuk membuat sebuah animasi dengan durasi panjang, sebaiknya dikerjakan
secara tim dengan pembagian pekerjaan sesuai dengan keahlian masing-masing.
Apabila memiliki kemampuan menggambar yang baik, detail dan cepat, gunakanlah
Teknik Hybrid.
Disini penulis mengalami kesulitan pada saat coloring karena gambar yang telah
ditracing menggunakan digital tracing, memiliki kualitas line yang kurang baik. Sehingga,
penulis membuat line ulang atau menggunakan manual tracing setiap objeknya satu
persatu agar kualtas gambar lebih baik.
Cerita ini masih bisa dikembangkan lagi agar lebih baik. Dengan melihat realitas
yang ada pada masyarakat dan pemerintahan, film ini bisa dikembangkan lebih jauh lagi
dengan penambahan adegan, dialog, bahkan karakter. Untuk penggunaan sound effect
serta backsound sebaiknya dicermati volumenya agar tidak terlalu besar. Karena bisa
merusak suara dialog pada tiap scenenya. Selain itu untuk menguasai teknik-teknik
disarankan untuk memperbanyak refrensi dengan media seperti buku serta internet.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Wahyu. 2009. Trik Dahsyat Menjadi Animator 3D Andal. Yogyakarta: Andi Offset.
Chris, Patmore. 2003. The Complete Animation Course: The Principles, Practice, and
Techniques of Succesfull Animation. New York: Thames and Hudson.
Madcoms Madiun. 2008. Mahir Dalam 7 Hari Adobe Premiere Pro CS3. Yogyakarta: Andi
Offset.
Madcoms Madiun. 2008. Panduan Lengkap Adobe Photoshop CS3. Yogyakarta: Andi
Offset.
Madcoms Madiun. 2011. Pasti Bisa!! Belajar Sendiri Adobe Flash Pro CS5. Yogyakarta:
Andi Offset.
O‟Hailey, Tina. 2010. Hybrid Animation: Integrating 2D and 3D Assets. Oxford: Focal
Press.
Soewignjo, Santosa. 2005. Belajar Membuat Animasi 2-Dimensi Let’s Animate!.
Bandung: Nexx Media Inc.
Suyanto, M dan Yuniawan Aryanto. 2006. Merancang Film Kartun Kelas Dunia.
Yogyakarta: Andi Offset.
Wahana Komputer. 2009. Panduan Praktis Pengolahan Audio Digital dengan Adobe
Audition 3.0. Yogyakarta: Andi Offset.
Yuniawan, Aryanto. 2007. Modul Film Kartun. Yogyakarta.
Huynh, Anh. 2011. Animation Notes: 12 Principles of Animation.
http://www.epichuynh.com/2011/01/animation-notes-12-principles-of.html. 10 Mei
2012.
Priyatmono, Dody. 2011. Jenis Animasi.
http://dodyandanimation.wordpress.com/2011/03/27/jenis-animasi-2/. 20 Mei 2012.