Post on 03-Mar-2019
1
PERANCANGAN FESTIVAL PANTOMIM
JAKARTA – INTERNASIONAL
Dian Nadzmi Anindra
Jl. Binawarga kalibata no. 15 pancoran Jak-Sel (021-7994115)
Kikianindra2@gmail.com
Nico A. Pranoto B.F.A
Abstrak
TUJUAN PENELITIAN dari Tugas Akhir yang dibuat oleh penulis adalah mengenalkan pantomim kepada masyarakat kota besar. Sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat akan hiburan berkualitas. METODE PENELITIAN yang digunakan oleh penulis adalah sumber dari buku, kuisioner serta wawancara dengan narasumber di bidangnya. ANALISIS dari data yang didapat menunjukan bahwa penduduk Jakarta sebagai kota metropolitan memiliki masalah yang sama mengenai kebisingan dan kepenatan. Belum ada media yang dapat mewadahi ekspresi mereka dalam bentuk positif. HASIL YANG DICAPAI dari penelitian yang dilakukan penulis, strategi kreatif yang ditempuh adalah dengan membuat suatu event berupa Festival Pantomim di kota Jakarta yang bertaraf internasional. SIMPULAN dari perancangan ini adalah untuk membantu warga Jakarta yang kehilangan hiburan berkualitas seperti teater dan mewadahi mereka untuk ikut berekspresi, serta mengenalkan pantomim kepada mereka . Diharapkan agar imajinasi warga Jakarta dapat terus hidup dan menghasilkan hal baik nantinya.
RESEARCH OBJECTIVES of Final Project created by the author is introduced pantomime to the big city community. Addressing the needs of the community will be quality entertainment. METHODS used by the author is the source of the book, questionnaires and interviews with sources in the field. Analysis of the data obtained shows that the population of Jakarta as a metropolitan city has the same problem of noise and fatigue. There is no media that can facilitate their expression in the form of a positive way. RESULTS ACHIEVED of research by the author, a creative strategy taken is to create an event in the form of Mime Festival in the city with international standards. Conclusion of this design is to help people in Jakarta who lost quality entertainment such as theater and facilitate them to participate expression, as well
2
as introducing them to the pantomime. It is expected that the imagination of Jakarta residents can continue to live and produce good things later.
Kata Kunci : Life essence, Teatrikal, Unlimited, Hilarious
PENDAHULUAN
Teater. Pada masa sekarang hanya sedikit orang yang bisa mengapresiasi dan tertarik
pada karya seni ini. Padahal ada banyak nilai-nilai dan manfaat yang bisa diambil
dari sebuah teater. Untuk para pemain, kebersamaan, kerja keras, pengelolaan emosi,
kreativitas, olah fisik dan mental sangatlah lekat dengan teater. Dan untuk para
penikmat, nilai kebudayaan, moral, estetika, logika, kepekaan akan plot dan visual,
serta hiburan inspiratif dan masih banyak lagi. Namun sangat disayangkan, dewasa
ini budaya perteateran dan seni panggung sudah amat tertinggal dan dilupakan
masyarakat. Seperti halnya perwayangan, teater memiliki banyak cabang dan cara
untuk menyampaikan pesannya masing-masing. Salah satunya adalah teater
pantomim.
Teater Pantomim awalnya adalah Pantomim (Bahasa Latin: pantomimus, meniru
segala sesuatu) adalah suatu pertunjukan teater yang menggunakan isyarat, dalam
bentuk mimik wajah atau gerak tubuh, sebagai dialog. Jenis pertunjukan ini telah
dikenal sejak zaman Romawi Kuno dan sering digunakan dalam ritus keagamaan
dengan cerita umumnya seputar mitologi Yunani. Pantomim kembali populer pada
abad ke-16 dengan berkembangnya Commedia dell’arte di italia yang membawa
pantomim pada bentuknya yang sekarang yang mengutamakan pada lakon komedi.
Pada abad ke-19, J. Grimaldi dari Britania Raya dan J.-B. G. Deburau Perancis ,
pencipta karakter saham terkenal Pierrot, mengembangkan pantomim sebagai bentuk
independen teater .
Pada sepertiga terakhir abad ke-19, pantomim dilakukan terutama di ruang musik. Di
Perancis sekolah Marseille, dipimpin oleh L. Rouffe, didirikan, dan di Inggris
pantomim dilakukan oleh D. Leno Little Tich, dan oleh F. Karno perusahaan, di
mana C. Chaplin memulai karirnya. Pada awal abad ke-20, pantomim dimanfaatkan
secara luas oleh direksi seperti Jerman beredar sebagai M. Reinhardt. Sejak tahun
3
1930-an mimes paling terkenal telah J.-L. Barrault dan M. Marceau dari Perancis, L.
Fialka Cek, dan H. Tomaszew-ski Polandia. Di Rusia pantomim digunakan di
banyak drama rakya, ritual rakyat, dan skomorokh (aktor rakyat) pertunjukan. Pada
abad ke-19 itu dilakukan di acara stand dan sirkus. Antara 1910 dan 1920 pantomim
ini dimanfaatkan oleh direksi KA Mardzhanov, NN Evreinov, A. Ia. Tairov, dan V.
E. Meyer.
Masalah identitas pantomim yang masih banyak salah persepsi di kalangan
masyarakat maupun para senimannya. Setiap Negara memiliki batas dan standar
pantomim mereka masing-masing. Khususnya Negara yang menjadi salah satu
pelopor pantomime dunia. Salah satu contoh pantomim modern di Indonesia adalah
Teater Sena Didi Mime yang menggabungkan teater dan pantomim. Di Negara lain
seperti Studio Magenia (perancis) yang menjadi sanggar kolaborasi pantomim,
musical, dan teater kontemporer.
Di Indonesia masih banyak masyarakat yang yang menganggap bahwa pantomime
hanyalah sekedar badut dan pajangan yang ada di mall. Menyedihkan karena
faktanya pantomim adalah salah satu seni pertunjukan tertua di dunia dan memiliki
nilai seni serta imajinasi tinggi. Dan banyak memberi manfaat bagi audience maupun
pemainnya. Dalam perkembangannya selama lebih dari 200 tahun, pantomim
menjadi suatu seni pentas tersendiri. Perkembangan pantomim dunia telah
menemukan dinamisitasnya jauh waktu, sedangkan di Indonesia baru dimulai sekitar
tahun 1970-an, khususnya di Jakarta dan Yogyakarta. Tidak banyak seniman yang
menggeluti pantomim dan hanya beberapa seniman yang cukup konsisten, seperti
Sena A. Utaya, Didi Petet, Yayu Unru, Jemek Supardi, Moortri Poernomo, dan
Deddy Ratmoyo. Realitas sosial juga menunjukkan bahwa belum tercapai apresiasi
yang menggembirakan dari masyarakat terhadap eksisitensi pantomim.
METODE PENELITIAN
Ruang lingkup proyek tugas akhir ini yang dianggap tepat oleh penulis adalah
memediakan identitas pantomim di Indonesia dengan media perancangan event
suatu festival bertaraf internasional. Tujuan mendesain event Festival Pantomim
ini adalah untuk menyatukan arah pikiran masyarakat mengenai pantomime
4
sehingga pantomime menjadi lebih mudah dimengerti oleh khayalak Indonesia.
Peluang ini juga dimanfaatkan untuk mengajak sanggar-sanggar pantomime luar
negeri untuk ikut mengapresiasi pantomime lain dan berpartisipasi dalam
pengenalan identitas pantomim ini.
- Merancang sebuah event berbentuk festival yang menjadi wadah
pencerminan identitas pantomim.
- Merancang konsep acara yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat
melalui cara pantomim.
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas audience.
HASIL DAN BAHASAN
Identifikasi Masalah
- Kurangnya apresiasi masyarakat terhadap seni pantomim - Belum adanya media pengenalan apapun mengenai pantomim - Identitas pantomim yang belum tercerminkan secara lisan dan visual untu - khayalak di Indonesia. - Maraknya idealisme akan jenis pantomim di kalangan internasional yang
mengakibatkan perbedaan cara pandang dan terkadang kurang objektif.
Perumusan Masalah
Dari penjabaran kondisi dan masalah di atas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
- Bagaimana mendesain suatu event yang dapat menjadi media pemberi solusi kebutuhan masyarakat sekaligus pencerminan identitas pantomime kepada audience khususnya di Indonesia, serta menyatukan komunitas kreatif pantomime. - Bagaimana cara mendefinisikan pantomime dalam komunikasi visual tanpa menyempitkan ruang dan konten pantomim. - Bagaimana memposisikan pantomim menjadi hal yang menarik di masyarakat.
5
Proses Kreatif
Jakarta International Mime Festival adalah Festival Panomim di Indonesia khususnya di Jakarta. Acara ini diselenggarakan untuk memperkenalkan pantomime dalam bentuk pendekatan sosial kehidupan sehari-hari masyarakat kota.
Memiliki Visi untuk, “Menciptakan dan memperkenalkan komunitas pantomime yang dicintai”. Dengan Misi utama untuk,
1. Menjadi sebuah acara yang dapat menjawab kebutuhan audience. 2. Selalu memberikan kebaharuan di setiap acara Festival 3. Melebihi Imajinasi
Target audience dari Festival ini adalah masyarakat kota besar yang memiliki ketertarikan pada seni, humor visual dan pertunjukan. Konsumen (Insight) dari audience adalah para young adults dan pelajar yang sangat penat tinggal di kota besar. Mereka sangat berharap dapat bersenang-senang dengan tenang dalam kota yang menjemukan ini.
Konsep Brand
Jakarta International Mime Festival memiliki esensi brand yaitu Vivid Imaination (Imajinasi yang Hidup), yang merupakan jiwa dari Festival Pantomim ini. Dengan kata kuci atau Brand Valuesnya adalah life, theatrical, unlimited, hillarious, dan friendly. Visi dari brand ini adalah menjadi Festival Pantomim yang dapat menginspirasi dan dicintai masyarakat. Brand Promise Jakarta International Mime Festival adalah
Big Idea
“ Ruang tanpa ruang ”
pribadi teater pantomim yang dapat menjadi apa saja dalam pementasannya. Panggung dapat berubah menjadi dimana saja dan apa saja. Karena itu kata ruang tanpa ruang mendefinisikan kebebasan dan kekuatan teater pantomime.
Pemilihan Strategi Verbal
Cara komunikasi verbal yang digunakan adalah dengan pendekatan bahasa yang humoris namun tetap puitis. Digunakan majas-majas dalam berbahasa dan gaya sastra yang cukup berseni, namun dengan pendekatan yang mudah diterima. Alasan penggunaan tata bahasa seperti ini adalah untuk mengedukasi audience mengenai keindahan seni sastra Indonesia. Bahasa-bahasi puitis tersebut juga melambangkan teater yang dekat dengan unsur dilebih-lebihkan dan mempunyai rasa. Penulisan narasi konten dibimbing oleh mentor sastra dan penulis senior.
Pemilihan Strategi Visual
Referensi style visual yang akan digunakana adalah gaya ilustrasi erica illcane, dan
6
japanesse style. Kompilasi teknik cat air dan digital painting. Gaya Tadanori Yokoo dalam mendesain poster teater jepang pada tahun 1930an menjadi referensi khusus untuk pengembangan visual. Juga teknik sketching Erica Illcane dan visual character dari Hayao Miyazaki.
Logo, Untuk kepentingan festival, logo festival pantomim dibuat menjadi komunikatif dan dinamis dengan pemilihan huruf sans serif serta dekoratif type.
Tipografi, Tipografi yang akan digunakan terdiri dari kombinasi antara Font dekoratif dan san serif yang menjadi elemen visual.
Judul dan Logo
Konsep logo Jakarta Mime Festival adalah sbuah symbol mata Mime. Gaya make up
mime klasik, dengan pidi putih dan bibir merah. Namun mata mime dipilih karena
mata mereka dapat melihat hal yang inin mereka lihat. Semut sebagai elemen
pembangun mata mime menggambarkan manusia yang membentuk dan menghadiri
Jakarta International Mime Festival. Logo terbentuk dari semut-semut yang terdiri
dari 23 (dua puluh tiga) pose semut yang berbeda. Mereka datang dari berbagai
penjuru menuju keramaian festival.
7
Stationary
Merupakan alat pembantu utama dalam pencerminan identitas. Stationary Jakarta
Intenational Mime Festival dirancang dengan warna hitam dan putih dengan aksen
merah. Kop surat berukuran A4 dengan bahan Concord white. Kartu nama berukuran
5.5 x 9 cm dua sisi dengan bahan kertas Symbol freelite 210gr. Amplop dengan
ukuran 23 x 11 cm dengan bahan Concord White. Sisi depan terdapat logo, website,
supergrafis dan letak label tujuan di bagian belakang amplop.
8
Graphic Standard Manual
Graphic Standard Manual, ini adalah judul panduan tata cara pemakaian elemen
visual dan grafis suatu identitas brand, agar tidak melenceng/ memberikan perubahan
persepsi dan penciptaan karakter desain.
(Gambar 4. Thumbnail Buku GSM)
9
Event Fun To Mime (Pan-to-mim)
Adalah tema Festival Mime Jakata Internasional di tahun ini. Fun To Mime
juga dapat dibaca sebagai Pan-to-mim. Menjelaskan bahwa pantomim adalah
sebuah hiburan yang menyenangkan. Fun To Mime mengambil tema
kehidupan sehari-hari masyarakat yang sarat dengan kepenatan dan bising. Di
event ini masyarakat akan diajak ke dimensi lain kota Jakarta dalam duia
mime. Kota yang tenang penuh imajinasi dan menyenangan. Hal-hal
menghibur namun tanpa bising dan kepenatan. Pengunjung akan didekatkan
kepada pantomime dengan mencoba langsung symbol-simbol dari pantomim.
Logo Fun To Mime
(Gambar 5. Logo Fun To Mime)
Memakai font modifikasi dari Futura. Warna jingga, merah muda dan turquoise
dipilih untuk memberikan kesan ceria dan nyaman. Tracking dibiarkan bermain
untuk memberi kesal fun dan tidak dibatasi.
10
ID Card
(Gambar 6. ID Card Fun To Mime)
Kartu ID berukuran 7x12cm dengan bahan Art Cartoon 210gr dimasukan ke dalam
case plastik standar yang dapat dikalungkan ke leher. Digunakan sebagai kartu
identitas panitia Fun To Mime.
11
Kaos
(Gambar 7. Kaos Merchandise Fun To Mime)
Kaos acara sebagai merchandise dalam ukuran S, M, L, XL. Dengan bahan kaos
katun nyaman berwarna putih. Dicetak separasi gambar utama Fun To Mime bagian
depan dan logo Fun To Mime di bagian belakang dengan super grafis dari Jakarta
International Mime Festival di bagian kiri bawah dan logo festival di bagian lengan.
12
Poster
(Gambar 8. Poster Utama)
Poster utama terdiri dari visual utama yang menggambarkan 3 (tiga) orang dengan
ekspresi yang berbeda. Didukung oleh poster teaser yang merupakan bagian dari
poster utama. Diprint dalam format A2 dengan kertas art paper 150 gr
(Gamabr 9. Poster teaser 1 dan 2)
13
Canvas Bag
(Gambar 10. Canvas Bag)
Canvas bag sebagai merchandise yang diberikan kepada pengunjung. Di dalamnya
terdapat buku program, flyer dan promotion tools lainnya yang dapat dibawa oleh
pengunjung. Canvas Bag untuk acara Fun To Mime ini menggunakan bahan canvas
mori berukuran 50x45 cm. Berwarna dasar cream dan di cetak visual poster serta
logo festival.
14
Tiket
(Gambar 11. Tiket)
Terdapat beberapa jenis tiket untuk acara ini, yaitu tiket untuk masuk, teater,
workshop,dan room without room. Setiap tiket dan jenis acara berbeda visualnya.
Tiket dicetak dengan ukuran 15x5 cm di kertas art paper 210g.
15
Banner
Banner vertical digunakan untuk promosi di luar dan di dalam acara. Memberikan
dan mendukung suasana yang menggambarkan mood acara Fun To Mime. Banner
dicetak di bahan albatros 100g dengan ukuran 160x60 cm, 210x80 cm dan 120x 40
cm.
(Gambar 12. Vertikal Banner)
16
Banner horizontal dicetak dalam ukuran 720x300 cm, 728x90 cm, 300x100 cm.
dicetak dengan bahan outdoor dan penempatannya digantung di dalam dan di luar
acara.
(Gambar 13. Horizontal Banner)
Pin
Pin sebagai salah sau media promosi di merchandise memiliki peran sebagai aksen
dan asesoris pengingat acara. Pin dicetak dalam diameter 6 cm di bahan doff.
17
Signage
Signage acara dirancang untuk dapat mengilustrasikan gambaran konsep di setiap
acara dalam Festival seperti, teater, workshop, ruang tanpa ruang, pasar bisu,
terowongan ajaib dan lain-lain. Seiap signage memiliki karakter dari masing-masing
acara. Signage digunakan sebagai penunjuk tempat dalam dekorasi juga sebagai
elemen bantuan dalam buku program dan poster.
18
(Gambar 15. Signage)
Buku Program
Merupakan suatu panduan yang diberikan kepada pengunjung. Berisi mengenai
keterangan acara dan Jakarta International Mime Festival. Di dalam buku program
ini pengunjung dapat mengerti tujuan penyelenggaraan Festival ini dan dapat
membantu pengenalan Mime kepada masyarakat.
19
( Gambar 15. Thumbnail Buku program)
20
PENUTUP
Kesimpulan
Perancangan Festival Pantomim Jakarta Internasional ini dibuat untuk memperkenalkan pantomime di Indonesia dan menyatukan teater-teater pantomime menjadi suatu komunitas yang kaya akan apresiasi. Adapun perancangan Festival ini memiliki keuntungan sendiri bagi para seniman pantomim. Hal ini tak lepas dari nilai positif yang bertujuan untuk memberikan arah perspektif yang lebih baik.
Saran
Perancangan Festival Pantomim Jakarta Internasional ini bukanlah suatu hal yang sederhana, karena peranan desaigner sangatlah penting dalam hal ini, bila seorang kreatif tidak benar-benar memahami atau minimal mengerti secara dalam maka hasil yang akan diperoleh akan terbatasi oleh keterbatasan yang dimiliki kreatif tersebut.
REFERENSI
Designerboks, (2010). Magic Branding, (Jilid 1). Germany: Billy Blue
Europe Design Ltd (2010). *EDAWARDS (Jilid 1). Europe: Page One
Heller, S. (2006). Becoming Graphic Designer. (3rd edition). New York : Wiley
Kipnis (1974) The Mime Book (edisi kedua). USA : Rockport
Lidwell, W., Holden, K., dan Butler, J., (2003). Universal Principles of Design.
(1st Edition ). USA:Rockport
Matthews, A. (2008). Ikuti Kata Hatimu. (Jilid 1). Jakarta : Kharisma
Meyer, G. (2006). Psychology. (1st Edition ). New Jersey : Pearson
Rustan, S. (2009). Layout dan penerapannya. (Jilid 1). Jakarta : Gramedia
Rustan, Surianto (2009). Mendesain logo. (Jilid 2) Jakarta: Gunung Agung
Safanayong, Y. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. (Jilid 1). Jakarta : Arte
Segall, K. (2012). Insanely Simple The Obsession That Drives Apple’s Success. (Jilid
1). USA : Portofolio Penguin
Wiryawan, Mendiola B. (2007).Kamus Branding. (Jilid 1) Jakarta : Page One
Wheeler, A. (2009), Designing Brand Identity. (3rd edition). USA : Rockport
21
RIWAYAT PENULIS
Dian Nadzmi Anindra lahir di Jakarta pada 6 Agustus 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada 2014. Saat ini bekerja sebagai creative designer di Ismaya Group dan Visal Cerdas.