Post on 25-Nov-2021
PERAN ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN LITERASI
AWAL ANAK USIA DINI DI KELURAHAN BENTENG
KECAMATAN SUNGAI BATANG KABUPATEN
INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU
SKRIPSI
SITI AISYAH
NIM: 209173256
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
PERAN ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN LITERASI
AWAL ANAK USIA DINI DI KELURAHAN BENTENG
KECAMATAN SUNGAI BATANG KABUPATEN
INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
SITI AISYAH
NIM: 209173256
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
iii
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi Ini untuk:
Yang Utama Dari Segalanya, sembah sujud serta syukur ku kepada Allah SWT.
Yang telah memberikan ku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta, atas karunia serta kemudahan yang Engkau
berikan ya rab Alhamdulillah akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat
terselesaikan
Ibu dan ayah Tercinta. Sebagai tanda bakti, hormat, dan terima kasih yang tak
terhingga ku persembahkan karya kecil ku ini kepada Ibuku tersayang (Sulaiha),
ayahku tercinta (Nurdin), yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan,
cinta kasih yang tak terhingga, dan doa tulus yang selalu diucapkan untuk anak-
anaknya. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah
bahagia karena ku sadar bahwa selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk
ibuku dan ayah ku yang selalu memberikan ku motivasi, semangat, serta doa-
doa-Nya selalu mengiring setiap langkah ku terimakasih yang tak terhingga.
Dan ku ucapkan terimakasih kepada Adiku Muhammad Husaini yang selalu
membantu dan menemaniku selama ini, terimakasih juga kepada abang ku Idris
Hamar yang selalu memberikan motivasi, semangat dan selalu mendengarkan
keluh kesah ku, dan terimakasih yang tak terhingga kepada Ibu (Dr. Siti Mariah
Ulfah, M.Pd. I), dan bapak (Dodi Harianto, M.Pd. I). Yang telah membimbing
saya dengan penuh kesabaran.
Serta terimakasih kepada teman-teman PIAUD C. Dan teruntuk teman ku Ria
Angraini, Resti Wahyuni Tyastuti, Santika, Siti Barokatul Hasanah terimakasih
sudah membantu, memotivasi dan memberikan saran kepada saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Hidupku tidak akan bisa berjalan sempurna tanpa adanya bantuan, dukungan, dan
doa dari orang lain. Semoga semua perbuatan baik yang kita lakukan menjadi
ladang pahala bagi kita semua di akhirat kelak aamiin aamiin yarabbal’alamin.
viii
MOTTO
Artinya: “ Setiapbayi dilahirkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya yahudi, nasrani, majusi ( H.R. Muttfaq Alaih).
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Dengan mengucapkan Alhadulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT.
Penulis panjatkan karena atas limpahan rahmat dan karunianya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Peran Orang Tua dalam
Pengembangan Literasi Awal Anak Usia Dini di Kelurahan Benteng
Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau”.
Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan untuk baginda Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang cerah
benderang ini. Skripsi ini disusun dan di ajukan untuk melengkapi dan memenuhi
perrsyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Pendidikan Islam
Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Selanjutnya selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, M.A., Ph. D selaku Rektor UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi
2. Ibu Dr.Rofiqoh Ferawati, SE., M,El selaku Wakil Rektor I UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi
3. Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd selaku Wakil Rektor II UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi
4. Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., M.A selaku Wakil Rektor III UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi
5. Bapak Ridwan, S.Psi, M.Psi, Psikolog Ketua Prodi Pendidikan Islam
Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi
6. Dr. Hj. Fadlillah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi
7. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi
8. Bapak Dr. Najmul, M.Pd.I sebagai Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
9. Ibu Dr. Yusria, M. Ag sebagai Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
10. Ibu Dr. Siti Mariah Ulfah, M.Pd.I selaku Dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi
11. Bapak Dodi Harianto, M.Pd.I selaku Dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi
12. Bapak dan ibu Dosen dan Asisten dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
13. Karyawan dan karyawati Perpustakaan di lingkungan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
14. Karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
x
15. Kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Angkatan 2017 Lokal C terkusus teman-teman yang selalu membantu
saya Ria Angraini, Santika, Resti Wahyuni Tyastuti, Siti Barokatul
Hasanah, Uci Gunata, Umi Alifah, Desy Karlina, Siti Fatimah, Miftahul
Jannah dan teman-teman KKN. Terimakasih atas semangat dan dukungan
kalian sehingga penulis tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis panjatkan do’a kepada Allah SWT. Semoga segala bantuan,
pengorbanan jasa baik yang diberikan kepada penulis secara langsung maupun
tidak langsung serta amal kebaikan dari beliau-beliau mendapatka balasan dari
Allah SWT.
Jika dalam penulisan ini terdapat kekurangan dan kehilafan baik teknik
maupun strategi serta materi-materi yang di sajikan, penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih
penulis haturkan kepada para pembaca, semoga tulisan ini bisa bermanfaat
nantinya.
Aamiin yaa rabbal’alamiin
Jambi, 08 Januari 2021
Siti Aisyah
NIM. 209173256
xi
ABSTRAK
Nama : Siti Aisyah
Jurusan/Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Judul : Peran Orang Tua Dalam Pengembangan Literasi Awal Anak
Usia Dini Di Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Skripsi ini membahas tentang Peran Orang Tua Dalam Pengembangan
Literasi Awal Anak Usia Dini Di Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau dengan permasalahan (a) Bagaimana
Peran Orang Tua Dalam Pengembangan Literasi Awal Anak Usia Dini (b) Apa
Kendala Dalam Pengembangan Literasi Awal Anak Usia Dini (c) Bagaimana
Upaya Dalam Pengembangan Literasi Awal Anak Usia Dini. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui baimana peran orang tua dalam pengembangan
literasi awal anak usia dini di Kelurahan Benteng, apa kendala orang tua dalam
pengembangan literasi awal anak usia dini di kelurahan benteng, bagaimana
upaya yang dilakukan orang tua dalam pengembangan literasi awal anak usia
dini di kelurahan benteng.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, teknik
pengumpulanan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi.
Sedangkan sumber data dari penelitian ini meliputi kepala lurah, staf kelurahan,
dan para orang tua anak. Dijadikannya sebagai objek informan sebab peneliti
menilai bahwa mereka inilah yang berkompeten memberikan keterangan atau
data yang erat hubungannya dengan masalah yang di teliti.
Berdasarkan hasil penelitian ini di temukan bahwa peran orang tua dalam
pengembangan literasi awal anak usia dini yaitu melalui Bimbingan Dalam
Belajar, Pengawasan Terhadap Anak, Memberikan Dorongan Atau Motivasi
Pada Anak, Pembiasaan, Menyediakan Sarana Dan Prasarana Belajar Seperti
Mainan Edukasi, Dan Memberikan Hukuman Dan Hadiah Pada Anak. Adapun
kendala yang di peroleh orang tua dalam menumbuhkan literasi anak yaitu, dari
diri anak itu sendiri terkadang malas untuk belajar, dari orang tua karena
terkendala dalam pekerjaan rumah tangga, pendidikan orang tua yang rendah.
Selanjutnya adapun upaya yang di lakukan orang tua dalam mengembangkan
literasi awal anak yaitu menemani anak saat belajar seperti menggunting huruf-
huruf, memberikan motivasi dalam bentuk kata-kata, memberikan ciuman dan
pelukan dengan seperti itu anak akan semangat dan mau belajar, dan orang tua
melengkapi sarana dan prasarana anak seperti membelikan permainan edukatif,
alat-alat dan tempat belajar yang menarik.
kata kunci: peran orang tua, literasi awal
xii
ABSTRACT
Name : Siti Aisyah
Department/ Study Program: Early Childhood Islamic Education
Tittle : The Role Of Parents In The Development Of Early
Childhood Literacy In The Village Of The Fort,
Sungai Batang Sub-District, Indragiri Hilir District,
Riau Province
This thesis discusses the Role of Parents in Early Childhood Early Childhood
Literacy Development in Benteng Village, Sungai Batang District, Indragiri Hilir
Regency, Riau Province with the problems (a) What are the Roles of Parents in
Early Childhood Literacy Development (b) What are the Constraints in Early
Literacy Development Early Childhood (c) How to Efforts in Early Childhood
Literacy Development. This study aims to determine the role of parents in the
development of early literacy in early childhood in Benteng Village, what are the
obstacles for parents in developing early literacy in early childhood in Benteng
village, how the efforts are made by parents in developing early literacy in early
childhood in the village. fortress.
This type of research is descriptive qualitative research, data collection
techniques are carried out by means of observation, interviews, documentation.
Sources of data from this study include the head of the village head, village staff,
and parents of children. Used as the object of the informan because the
researchers considered that they were competent or data that was closely related
to the problem under study
Based on the results of this study, it was found that the role of parents in the
development of early childhood literacy is through Guidance in Learning,
Supervision of Children, Providing Encouragement or Motivation in Children,
Habit, Providing Learning Facilities and Infrastructure such as Educational Toys,
and Providing Punishment and Gifts. In Children. As for the obstacles faced by
parents in fostering children's literacy, namely, from themselves, they are
sometimes lazy to learn, from parents because they are constrained by household
chores, and their parents' low education. Furthermore, there are efforts made by
parents in developing children's early literacy, namely accompanying children
while learning such as cutting letters, providing motivation in the form of words,
giving kisses and hugs like that the child will be enthusiastic and want to learn,
and parents complete children's facilities and infrastructure such as buying
educational games, tools and interesting learning places.
key words: the role of parents, early literacy
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
JUDUL ............................................................................................................... i
NOTA DINAS .................................................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii
MOTTO ............................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
ABSTRAK ......................................................................................................... xi
ABSTRACT ....................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Fokus Permasalahan ................................................................................ 3
C. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
E. Kegunaan Penelitian................................................................................ 4
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
A. Peran Orang Tua ..................................................................................... 5
1. Pengertian anak usia dini .................................................................. 5
2. Pengertian Peran orang tua................................................................ 6
B. Literasi Awal Anak ................................................................................. 11
1. Pengertian literasi awal AUD ........................................................... 11
2. Macam-macam kemampuan literasi yang dimiliki anak .................. 16
3. Upaya orang tua terhadap literasi awal anak..................................... 17
4. Manfaat literasi sejak dini ................................................................. 19
C. Studi Relevan .......................................................................................... 20
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ............................................................ 23
B. Setting dan Subjek Penelitian .................................................................... 24
C. Jenis dan Sumber Data............................................................................... 25
D. Teknik pengumpulan data.......................................................................... 27
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 29
F. Teknik Pemeriksaan Keabsaan Data ......................................................... 31
G. Jadwal Penelitian ....................................................................................... 34
xiv
BAB IV TEMUAN-TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ............................................................................................ 36
B. Temuan khusus ............................................................................................ 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 61
B. Saran ............................................................................................................ 62
C. Kata Penutup ................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Komponen analisis data .................................................................... 29
Gambar 2. Struktur Organisasi Kelurahan .......................................................... 45
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian.................................................................................... 35
Tabel 2 Jumlah Penduduk ................................................................................... 37
Tabel 3 Luas Wilayah ......................................................................................... 37
Tabel 4 Penggunaan Lahan ................................................................................. 38
Tabel 5 Jumlah Parit/sungai ................................................................................ 38
Tabel 6 jumlah Masjid/Surau .............................................................................. 39
Tabel 7 Jumlah Sekolah ..................................................................................... 40
Tabel 8 Magrib Mengaji...................................................................................... 41
Tabel 9 TPA ........................................................................................................ 42
Tabel 10 Sarana Kesehatan ................................................................................. 42
Tabel 11 RT/RW ................................................................................................. 43
1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan dilengkap dengan berbagai macam potensi (kecerdasan)
yang perlu dibantu untuk ditumbuh kembangkan. Berbagai macam potensi itu
dikenal dengan kecerdasan jamak (multiple intelligences). Walaupun pada
dasarnya setiap anak memiliki potensi yang sama, tetap perlu diingat bahwa
dalam potensi yang dimilikinya tersebut terdapat keunikan-keunikan (spesialisasi)
sebagai seorang individu. (Helmawati, 2018, hlm, 1)
Yang disebut masa kanak-kanak atau usia dini yaitu seseorang telah
memasuki fase sejuta potensi dan membutuhkan faktor-faktor dalam menempuh
perkembangannya agar dapat berkembang dengan optimal perkembangan anak
bersifat kompleks yang terlihat dari karakteristik perkembangan kognitif, motorik,
emosional. (Selfi Lailiyatul Iftitah, 2019, hlm. 20).
Anak usia dini identik dengan bermain. Karena setiap aktifitas belajar yang
dilakukan anak di dapatkan dari kegiatan bermain dan itu sudah menjadi
kebutuhan bagi anak yang harus ada, maka dari itu dengan tercapainya kegiatan
bermain anak yang sempurna maka secara tidak langsung ini menjadi pintu utama
agar semakin besar jalan bagi anak dalam mencapai masa pertumbuhan yang
maksimal. (Fadlilah, 2019, hlm 1).
Anak memiliki dimensi potensi, keunikan dan dinamika tersendiri sebagai
makhluk ciptaan. Tuhan. Potensi yang dimiliki manusia sangat menentukan dalam
setiap rentang kehidupannya sejak manusia lahir.Sasaran pendidikan adalah
manusia sehingga dengan sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia
tugas pendidikan.Sejak lahir manusia manusia telah dikarunia dimensi hakikat
manusia tetapi masih dalam wujud potensi. (Dadan Suryana, 2016, hlm.1).
Usia dini merupakan seseorang yang baru memasuki fase pertumbuhan dan
perkembangan yang unik dan memerlukan dukungan dalam menempuh
perkembangannya secara optimal. (Safrudin Aziz, 2017, hlm. 6).
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Thn 2003. Menyatakan yang
dimaksud dengan pendidikan yaitu sesuatu yang dilakukan dengan sadar dan telah
di rencanakan dengan tujuan agar sesorang mampu menggali potensi yang
dimiliki didalam dirinya dan menanamkan nilai-nilai keagamaan, mampu
mengendalikan diri, memiliki kemampuan berfikir logis, akhlak yang baik dan
mampu menempatkan dirinya kearah yang baik dan dapat bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang-orang. (Sisdiknas Nomor 20 Thn 2003, hlm 2)
Pentingnya pengenalan pendidikan sejak dini menjadi sebuah titik awal untuk
anak dalam memulai berkenalan dengan pembelajaran seperti belajar membaca,
menulis, dan mengenal lingkungan sekitar. Dan inilah yang dimaksud dengan
perkembangan literasi awal yang memiliki faktor seperti memerlukannya
bimbingan, waktu, dan motivasi oleh orang-orang yang ada di lingkungan
sekitarnya. (Khirjan Nahdi, 2020, hlm. 2).
Disaat anak memasuki usia pra sekolah, masyarakat secara umum
memandang pendidikan sudah tergantikan dan menjadi tanggungan jawab guru di
sekolah. Anak dalam keluarga hanya sebatas makan, minum, bermain, dan
istirahat. Sementara harapan orang tua, anak disekolah bisa belajar membaca,
menulis, dan berhitung bahkan menghafal serta memperoleh tugas berat layaknya
orang dewasa. Padahal sekolah hanya sebatas lembaga yang memfasilitasi proses
bermain serta belajar anak dan peran tanggung jawab utama melekat dalam
keluarga yakni di tangan ayah dan ibu atau orang orang yang ada di sekeliling
anak. Sinergitas atau kerja sama antara ayah dan ibu dalam mengajarkan anak
dapat menjadikan sebuah pemahaman penting bahwa lingkungan keluarga adalah
lingkungan belajar anak yang pertama, keterlibatan orang tua dalam pendidikan
formal anak akan meningkatkan prestasi anak, keterlibatan orang tua akan lebih
efektif apabila terencana dengan baik dan berjalan dalam waktu panjang,
keterlibatan orang tua terhadap pendidikan anak sebaiknya dilakukan sedini
mungkin dan berkelanjutan, keterlibatan orang tua terhadap pendidikan anak-anak
dirumah belum cukup. (Safrudin Aziz, 2017, hlm.144)
Peneliti melihat di Kelurahan Benteng masih banyak orang tua yang kurang
memperhatikan anak, terutama dalam hal pengetahuan (pendidikan). Orang tua
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memiliki peranan sebagai modeling (panutan), mentoring (pendorong), organizing
(pangatur), teaching, (guru) bagi anaknya. (Christina, 2019, hlm. 11). Contoh
permasalahan yang ada di Kelurahan Benteng: sebagian besar warga Kelurahan
Benteng bekerja sebagai seorang petani (padi), berangkat dari rumah jam 6 pagi
dan pulang dari sawah jam 5 sore sehingga anaknya dititip dengan neneknya
sedangkan nenek tidak memiliki pendidikan, orang tua hanya bisa bersama
anaknya di malam hari, itupun tidak bisa berkomunikasi lama dengan anak karena
kecapean dari sawah. Hal ini menyebabkan kurangnya komunikasi antara orang
tua dan anak dorongan belajar pada anak (mentoring), dan orang tua tidak bisa
berperan sebagai guru (teaching) dengan maksimal, dikarenakan terlalu sibuk
dengan pekerjaannya. (Obsevasi Tanggal 04 September 2020)
Kemudian peneliti melihat di Kelurahan Benteng juga ada orang tua yang
sibuk dengan (Handphone) sehingga kurang memperhatikan, berinteraksi dan
kurang berkomunikasi dengan anak, yang menyebabkan aspek bahasa anak tidak
berkembang. Orang tua mengabaikan bahwa anak membutuhkan stimulus yang
harus di rangsang untuk membangkitkan minat dan potensi yang dimilikinya.
Dengan demikian orang tua tidak bisa memberikan contoh (modeling) dan
menjadi pengatur (organizing) bagi anaknya. (Obsevasi Tanggal 25 September
2020).
Dimasa pandemi COVID-19 saat ini menyebabkan belajar di sekolah
dialihkan menjadi belajar daring (belajar melalui internet), oleh sebab itu anak
lebih banyak berada di rumah bersama orang tua. Maka dari itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian lebih mendalam dalam bentuk skripsi yang diberi
judul Peran Orang Tua Dalam Pengembangan Literasi Awal Anak Usia Dini di
Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir
Provinsi Riau
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas untuk menghindari kesalah
fahaman dalam penafsiran judul ini maka peneliti memfokuskan penelitian secara
konkrit. Adapun fokus penelitian ini adalah peran orang tua dalam peningkatan
literasi awal anak usia dini. Orang tua yang dimaksud disini adalah orang tua yang
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memiliki anak yang berusia 2-6 tahun.di RT 002 di Kelurahan Benteng
Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir Provinsi Riau.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran orang tua dalam pengembangan literasi awal anak usia
dini di Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indragiri
Hilir Provinsi Riau
2. Apa kendala yang ditemukan orang tua dalam pengembangan literasi awal
anak usia dini di Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten
Indragiri Hilir Provinsi Riau
3. Bagaimana upaya orang tua dalam pengembangan literasi awal anak usia
dini di Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indragiri
Hilir Provinsi Riau
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui peran orang dalam pengembangan literasi awal anak
usia dini di Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten
Indragiri Hilir Provinsi Riau
b. Untuk mengetahui kendala yang ditemukan orang tua dalam
pengembangan literasi awal anak usia dini di Kelurahan Benteng
Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
c. Untuk mengetahui upaya orang tua dalam dalam pengembangan literasi
awal anak usia dini di Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat teoritis, setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan hasilnya
dapat menjadi bagian langkah awal atau acuan untuk mengkaji dan
mencari solusi permasalah yang ada yaitu peranan orang tua dalam
mengembangkan literasi awal anak usia dini
b. Manfaat praktis, untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan
tentang upaya orang tua dalam pengembangan literasi awal anak usia dini
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Manfaat bagi peneliti, sebagai sarana pengetahuan dan memenuhi
persyaratan mencapai sarjana strata satu (S1) dalam bidang Pendidikikan
Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peran Orang Tua
1. Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini menurut para ahli memiliki pengertian yang cukup beragam.
Sebagaimana dikemukakan National Association For The Education For Young
Children (NAEYC) bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang
usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan penitipan anak (TPA),
TK dan SD. Sholehuddin juga menegaskan bahwa anak usia dini adalah anak
yang berada pada kisaran usia 0-8 tahun. Dalam pengertian yang cukup berbeda
Hurlock mengemukakan bahwa kategori anak usia dini atau masa kanak-kanak
awal adalah usia prasekolah yang tercakup dalam kelompok usia antara 2-6 tahun
Pernyataan Hurlock selaras dengan Undang-undang no 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang tertuang dalam pasa 28 ayat 1 yang
berbunyi pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun dan bukan persyaratan untuk mengikuti pendidikan
dasarnya. (Safrudin Aziz, 2017, hlm. 1-2).
Setiap anak diciptakan oleh Allah Swt unik dan berbeda sehingga anak-anak
tentunya akan memiliki prestasi yang beragam. Perlu diketahui bahwa motor
penggerak system tubuh manusia ada pada otak. Dengan demikian keunikan anak
pun di tentukan oleh keunikan otaknya, dengan demikian para pendidik perlu
memahami dan mempelajari bagaimana cara mendidik, mengajar dan
mengarahkan anak yang mudah dan cepat direspon oleh otak anak. Semua itu
melalui bahasa yang digunakan para pendidik, bahasa yang ramah dan dipahami
otak akan segera direspon dengan baik. Sebaliknya bahasa yang digunakan para
pendidik yang tidak ramah atau kurang direspon otak akan mengakibatkan respon
atau perintah atas suatu informasi tidak sesuai harapan. (Helmawati, 2018, hlm.
29).
Selain beberapa pandangan di atas terdapat beberapa pandangan mengenai
anak usia dini. (Safrudin Aziz, 2017, hlm. 10-12).
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. John Lock
John lock berpandangan bahwa pada saat seorang bayi dilahirkan, dia seperti
tabula rasa atau kertas kosong. Sedangkan pikiran yang dimilikinya diperoleh
dari pengalaman dan proses belajar. Sehingga pengalaman dan proses belajar yang
diperoleh melalui indera membentuk manusia menjadi individu yang unik. Dalam
pandangan ini, orang tua ataupun pendidik memiliki peran dominan dalam
membentuk perkembangan anak.
b. Jean Jacques Rousseau
Menurutnya seorang anak yang baru dilahirkan sudah dibekali rasa keadilan
dan moralitas serta perasaan dan pikiran. Artinya ketika bayi dilahirkan dia sudah
memiliki kapasitas dan modal yang aka terus berkembang secara alami tahap demi
tahap
c. Konsep Unitas Multipleks (William Stern)
Seorang ahli pendidikan dari jerman yang berpandangan bahwa setiap
individu lahir berbeda satu sama lain dengan keunikan masing-maisng. Tidak ada
satupun individu yang sama persis selalu ada yang berbeda. Artinya mereka
berbeda dengan keunikannya sendiri-sendiri meskipun mereka terlahir berasal dari
satu sel.
Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap anak memiliki potensi yang mana
potensi-potensi tersebut akan teraktualisasikan sehingga potensi tersebut menjadi
kemampuan yang konkrit. Dan anak usia dini adalah anak yang dilabelkan
maksimal pada taraf usia 8 tahun. Dan anak usia dini belum mengenyam
pendidikan dasar, anak masih menikmati masa bermain seperti di lembaga
pendidikan PAUD, TK, Tempat penitipan Anak dan lainnya.
2. Pengertian Peran Orang Tua
Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto dalam Syaron Brigette
Lantaeda. Peran merupakan aspek dinamis atau kedudukan (status), apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu
peranan. (Syaron Brigette Lantaeda, 2017, hlm. 2).
Menurut Riyadi dalam Syaron Brigette Lantaeda. Peran dapat diartikan
sebagai orientasi dan konsep dari bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
oposisi sosial. Dengan peranan tersebut sang pelaku baik itu individu maupun
organisasi akan berperilaku sesuai harapan orang atau lingkungannya. Peran juga
diartikan sebagai tuntutan yang diberikan secara struktural (norma-norma,
harapan, tabu, tanggung jawab dan lainnya) dimana didalamnya terdapat
serangkaian tekanan dan kemudahan yang menghubungkan pembimbing dan
mendukung fungsinya dalam mengorganisasi. Peranan didefinisikan sebagai
seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kepada individu yang menempati
kedudukan sosial tetentu. (Syaron Brigette Lantaeda, 2017, hlm. 107).
Jadi kesimpulan peran adalah peran adalah suatu kedudukan yang telah di
tetapkan kepada seseorang yang harus di jalankan sesuai dengan fungsi dan
tujuannya
Karunia berupa seorang anak dari Allah swt merupakan anugerah yang sangat
besar bagi orang tua. Kehadiran anak di tengah-tengah keluarga selalu dinanti-
nantikan oleh setiap pasangan yang telah menikah. Bahkan tidak sedikit pasangan
suami istri yang telah lama menikah dan belum dikaruniai anak berikhtiar dengan
berbagai cara agar diberikan keturunan. Sebagian besar masyarakat selalu
beranggapan bahwa anak seolah-olah menjadi tolok ukur kebahagiaan bagi
pasangan suami istri. Apabila telah hadir seorang anak dalam keluarga maka telah
lengkap dan sempurnalah kehidupan rumah tangga suami istri tersebut.
Sebaliknya, apabila anak yang ditunggu-tunggu tak kunjung hadir di tengah-
tengah keluarga maka tak sedikit orang-orang yang membicarakan dan
menggunjingkannya. Keberadaan seorang anak memang akan menjadi pelengkap
kebahagiaan orang tuanya. Namun, orang tua terkadang tidak benar-benar
menyadari serta memahami makna dari keberadaan anak tersebut. (Azizah
Maulina Erzad, 2017, hlm. 2)
Orang tua adalah ibu bapak yaitu orang yang bertanggung jawab dari anak
anaknya. Adapun pengertian orang tua secara terminologi adalah pria dan wanita
yang terikat dalam perkawinan (pernikahan) siap sedia memikul tanggung jawab
sebagai ibu dan bapak dari anak-anaknya yang dilahirkan. Orang tua bertanggung
jawab penuh bagi pendidikan anaknya yaitu salah satu fungsi yang harus
dijalankan dalam mewujudkan anak yang shaleh adalah fungsi edukatif. Fungsi
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
edukatif adalah fungsi orang tua yang berkaitan dengan pendidikan. Orang tua ibu
dan bapak merupakan orang yang paling bertanggung jawab terkait dengan tugas
orang tua sebagai pendidik. (Ayuha, 2018, hlm. 74-75).
Sebagaimana firman Allah dalam surah At-Tahrim ayat 6.
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.Qs. At-tahrim ayat 6. (Departemen Agama , 2009, hlm 650)
Ayat di atas menurut Qurais Shihab, tafsir al-Misbah dalam Evendi Anwar
memberikan penegasan bahwa setiap orang beriman diwajibkan untuk menjaga
diri dan keluarganya dari apa pun yang membuat celaka dan menderita baik lahir
maupun batin, agar terhindar dari api neraka baik neraka dunia maupun akhirat,
dihindarkan dari perbuatan apa pun y ا ang memaksa seseorang menyesalinya
sesudah melakukannya. Dan dihindarkan dari perbuatan apa pun yang membuat
Allah murka. (Evendi Anwar, 2016, hlm. 31)
Jadi dapat dipahami bahwa posisi keluarga mempunyai tanggung jawab yang
sangat besar bagi perkembangan anak dan menjadi bekal agar selamat dari jilatan
api neraka. Maka dasar utama yang diletakkan adalahdasar-dasar tingkah laku dan
budi pekerti (akhlak) anak, keluarga merupakan wadah pembentukan watak dan
akhlak yang pertama bagi anak.
Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang lebih di tuakan
namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua adalah orang yang telah
melahirkan kita yaitu ibu dan bapak karena orang tua adalah pusat kehidupan
rohani anak, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian adalah
hasil ajaran orang tuanya tersebut. Sehingga orang tua memegang peranan yang
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak. (Abdul Wahib, 2015,
hlm.2)
Dalam keluarga ayah adalah penanggung jawab dalam perkembangan anak-
anaknya baik secara fisik maupun secara psikis. Tugas ayah adalah memenuhi
kebutuhan secara fisik seperti makan, minum, sandang dan sebagainya, ayah juga
dituntun agar aktif dalam membina perkembangan pendidikan pada anak.
Pendidikan anak usia dini dengan berbagai aspeknya bukan tanggung jawab
sekolah secara total. Namun inti pendidikan pertama adalah orang tua dan
keluarga. Hal ini dapat dipahami karena anak semenjak lahir memiliki hubungan
yang sangat melekat dengan orang tuanya setiap saat orang tua berada dalam
dekapan anak. Sebaliknya anak senantiasa berada dalam kasih sayang, dekapan
hangat dan perlindungan orang tua. Untuk itu pendidikan awal bagi anak mutlak
berada dalam keluarga khususnya orang tua (Safrudin Aziz, 2017, hlm. 142).
Masa kanak-kanak merupakan sebuah masa ketika anak belum memasuki
pendidikan formal. Pada masa ini adalah periode yang penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Rentang usia ini merupakan saat
dimana potensi anak sedang berkembang sehingga pada masa ini anak-anak
cenderung sangat aktif dan ingin tahu segala hal yang ada di lingkungan
sekitarnya. Anak dengan mudah akan meniru baik berupa perkataan maupun
perbuatan dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Masa anak usia pra sekolah ini
seharusnya menjadi perhatian yang serius di kalangan pendidik terutama orang
tua. Sebab pada masa ini kepribadian anak dapat dengan mudah dibentuk dan
diarahkan. . (Azizah Maulina Erzad, 2017, hlm. 4)
Pada dasarnya pendidikan anak secara formal berlangsung di lembaga-
lembaga PAUD seperti kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA),
dan taman kanak-kanak (TK). Namun disamping itu pendidikan anak juga dapat
berlangsung secara informal yaitu pendidikan yang dilakukan oleh orang tua
kepada anaknya, orang tua merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
keberhasilan pendidikan anaknya karena anak merupakan anugerah Tuhan kepada
orang tua, anak mendapatkan pendidikan pertama dari orang tuanya, dan yang
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
lebih mengenal karakter anak sepenuhnya adalah orang tuanya. (Amini, M. 2015,
hlm: 1-2).
Sejak anak lahir sudah berbekal berbagai potensi diantaranya adalah potensi
imaniah. Seperti yang di jelaskan dalam al-Quran Surah Al-A’raf ayat 172 sebagai
berikut:
يتهم واشهدهم على انفسهم الست برب كم قالوا واذ اخذ ربك من بني ادم من ظهورهم ذر
بلى شهدنا ان تقولوا يوم القيمة انا كنا عن هذا غفلين
Artinya: dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman):” Bukankah aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab:”Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi, (kami lakukan yang demikian itu),
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “sesungguhnya kami (bani adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Allah). (Q.S Al-A’raf
172). (Departemen Agama, 2009, hlm. 173).
Qurais Shihab dalam menafsirkan ayat mengatakan Dia, yakni Allah
mempersaksikan mereka putra-putri adam itu atas diri mereka sendiri, yakni
meminta pengakuan mereka masing-masing melalui potensi yang di anugrahkan
Allah kepada mereka, juga melalui penghamparan bukti keesaanNya di alam raya
dan pengutusan para nabi seraya berfirman: “ Bukan Aku pemelihara kkamu dan
yang selalu berbuat baik kepada kamu? ” Mereka menjawab “Betul kami
menyaksikan bahwa Engkau adalah tuhan kami dan menyaksikan pula bahwa
Engkau Maha Esa. (Sulaiman saat, 2010, hlm. 72)
Ayat di atas menunjukan bahwa sebelum manusia lahir ke dunia, manusia
(jiwa) telah mengadakan perjanjian suci dengan Allah berupa pentauhidan Allah.
Pentauhidan ini dibawa oleh manusia lahir kedunia yang di sebut dengan potensi
imaniah (fitrah beragama). Potensi ini merupakan kemampuan yang masih
terpendam (laten). Untuk mengaktualisasikannya memerlukan bantuan, dan
bantuan itulah yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan itu sifat nya
memelihara dan menumbuh kembangkan potensi yang di bawa oleh manusia
sejak lahir. (Sulaiman saat, 2010, hlm. 73)
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Literasi Awal Anak Usia Dini
1. Pengertian Literasi Awal
Istilah literasi (literacy) oleh Barton dalam Burhan Nurgiantoro. Literasi
mempunyai makna yang beragam dan salah satu makna kemudian dapat diberikan
kepadanya adalah “being able to read and write”, kemampuan untuk membaca
dan menulis. Dengan istilah lain literasi dapat di pahami sebagai melek huruf,
kemelekhurufan, mengenal tulisan, dan dapat membaca dan menulis. Pengenalan
literasi kepada anak dapat di pahami bahwa memberkenalkan anak dengan huruf-
huruf tulisan dengan tujuan akhir agar anak menjadi melek huruf, dapat membaca
tulisan dan dapat menulis. (Burhan Nurgiantoro, 2018, hlm, 120)
Literasi awal merupakan salah satu pintu utama bagi anak untuk mengenalkan
literasi lainnya sebab berasal dari literasi dini. Seorang anak dikenalkan dengan
cara membaca, menulis, dan berhitung yang merupakan bekal awal dalam
perkembangan kognitifnya. Lingkungan rumah terutama keluarga memiliki peran
penting terhadap perkembangan literasi anak sejak dini sehingga tidak hanya
orang tua yang yang termasuk didalamnya tetapi juga keluarga lainnya termasuk
didalammnya yang dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman tekait dengan
literasi dini. (Syahriatul Awla, 2017, hlm. 1)
Menurut Clinard dalam Syahriatul Awla menjelaskan bahwa literasi adalah
kemampuan menggunakan pemikiran, berbicara, mendengar, membaca, menulis,
untuk menyelesaikan masalah tugas serta mengutarakan keinginan, kebutuhan,
perasaan, dan ide seseorang. Oleh karena itu kemampuan literasi ini dibutuhkan
bagi perkembangan anak telebih pada anak usia dini dimasa yang akan datang.
(Syahriatul Awla, 2017, hlm. 3)
Mustafha dalam Syahriatul Awla mengemukakan bahwa literasi adalah
proses membaca dan menulis secara informal dengan ciri-ciri seperti demontrasi
baca-tulis, kerja sama yang interaktif antara orang tua dan anak, bebasis kepada
kebutuhan sehari-hari anak, dan cara pengajaran yang minimal tetapi langsung
(minimal direct) aktivitas membaca yang ditujukan untuk anak usia dini tidak
dengan cara membaca secara langsung melalui buku, tetapi melalui kegiatan
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
membaca yang mana lebih kepada membaca lingkungan sekitar, membaca dan
mengenal berbagai tulisan-tulisan yang ada disekitar anak serta mengajak pergia
anak-anak kesuatu tempat dimana mereka dapat terlibat langsung dalam kegiatan
membaca.
a. Kegiatan membaca
Anak usia dini memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menghafal dan
belajar. Setelah anak memiliki cukup kosakata dari apa yang didengarkannya
melalui indera pendengaran, anak perlu diajarkan untuk melihat abjad atau huruf
dari kosa kata tersebut. Membaca adalah jendela dunia. Sediakan buku-buku yang
memiliki objek wisata dan lain-lain. Usia 0-6 tahun di yakini sebagai masa paling
baik untuk menampung dan mengahafal banyak kosa-kata. Dengan berbagai
bahasa yang dikenalkan, anak akan mampu menguasai beberapa bahasa sekaligus
sejak dini. Sebab itulah pendidik baik itu orang tua ataupun pendidik
pendamping/guru harus memiliki waktu yang cukup untuk mendampingi anak
saat membaca. Untuk gemar membaca atau cinta dengan buku perlu pembiasaan.
Tidak bisa orang tua menyuruh anaknya membaca, sedangkan anaknya masih
belum dapat membaca ketika usia 0-6 tahun. Oleh karena itu, agar anak-anak
gemar membaca sejak dini, orang tualah yang harus memiliki waktu dan
menyediakan buku-buku bacaan yang dapat berguna bagi anak. Dengan demikian,
kosa kata, pengetahuan, dan wawasan anak akan berkembang secar optimal. Dari
membaca anak dapat belajar berbagai macam hal. Dengannya ia akan memiliki
pengetahuan dan wawasan. Sebab itu, membaca yang diajarkan oleh pendidik
kepada anak jangan hanya membaca saja tetapi ajari juga membaca alam dan
lingkungan sekitar. (Helmawati, 2018, hlm. 68-69)
Menurut Suherman (2013) Dalam Indah Rachmah Cahyani Membaca adalah
salah satu bentuk Literasi Dini. Yang dimaksud membaca disini adalah membaca
sebuah konsep dalam buku, koran, dan majalah. Memperkenalkan anak-anak
dengan kata kata sederhana. Masa kanak-kanak adalah waktu yang paling penting
menanamkan kebiasaan membaca. Dibanding media pembelajaran audiovisual,
buku lebih mampu mengembangkan daya kreativitas dan imajinasi anak-anak
karena membuat otak lebih aktif mengasosiasikan simbol dengan makna.
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan berikutnya, apa yang dilihat oleh anak adalah sebuah pelajaran.
Hal tersebut apabila tanpa bimbingan yang terarah dan terpadu dari orang tua dan
keluarga, perkembangan anak akan mengarah pada sisi negatif. Aktivitas-aktivitas
yang dilakukan oleh anak pada usia tersebut pastilah tidak luput dari peran media
informasi dan teknologi yang ada pada saat bersamaan dengan perkembangan
anak. pengaruh dari orang dewasa baik secara kualitas atau kuantitas dalam
pengalaman literasi awal pada anak13. Dalam hal ini orang tua dan guru adalah
orang dalam posisi terbaik dalam mendukung literasi dini sebab orang tua paling
tau kondisi psikologis anak, orang tua adalah sebagai fondasi untuk anak-anak
dalam hal belajar membaca. Indah Rachma Cahyani, 2016, hlm. 29)
Minat baca perlu ditumbuhkan sejak dini. Anak yang gemar membaca akan
tumbuh menjadi seseorang pemelajar yang cinta pengetahuan dan pengembangan
rasa ingin tahu sepanjang hayatnya. Masa awal seseorang anak adalah saat yang
tepat untuk menumbuhkan kegemaran membaca dalam dirinya. Pengalaman yang
dilalui seorang anak pada masa ini akan di kenang dalam kehidupannya. Oleh
karena itu, kegiatan membaca harus diperkenalkan dengan cara yang
menyenangkan kepada anak yang baru memasuki usia sekolah. (Dadang
Sunendar, 2019, hlm. 3)
Kecapakapan literasi untuk anak di jenjang prabaca dan pembaca dini
beberapa hal sebagai berikut:
1. Kesadaran fonologis: adalah pengetahuan bahwa kata-kata terdiri atas satuan
bunyi terkecil berwujud huruf. Ketika diperkenalkan pada huruf anak perlu
diajak untuk mengenal bahwa bunyi huruf membentuk kata-kata. Huruf
merupakan lambang satuan bunyi yang terkecil.
2. Minat terhadap materi cetak: minat anak terhadap materi cetak dapat terlihat
apabila anak menunjukan ketertarikan terhadap buku. Untuk mengembangkan
minat ini, anak perlu dibiasakan melihat dan mengeksplorasi materi cetak
(print materials). Baik dalam bentuk buku, poster, maupun media lain. Anak
yang tumbuh dikelilingi buku akan mengembangkan ketertarikan pada materi
didalam buku tersebut.
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Kesadaran terhadap materi cetak: Kesadaran terhadap materi cetak terlihat
pada cara anak memperlakukan bacaan (menelusuri bacaan dengan
pandangannya, dari kiri ke kanan dan atas kebawah). Anak yang dikelilingi
materi cetak dan terbiasa melihat orang dewasa di sekitarnya membaca buku
akan memahami bahwa bacaan memuat materi yang menyampaikan makna
tertentu.
4. Pengetahuan huruf: pengetahuan huruf tidak saja mencakup kemampuan untuk
mengidentifikasi huruf, tetapi juga kesadaran bahwa huruf mewakili bunyi
serta memiliki bentuk dan bunyi yang berbeda satu sama lain. Ketertarikan
anak terhadap huruf dapat ditumbuhkan melalui kegiatan yang menyenangkan
baginya, misalnya bermain dan bermain
5. Perbendaharaan kata-kata: hal ini ditunjukan oleh penguasaan anak terhadap
nama-nama benda, perbuatan, emosi dan konsep sederhana di sekitar mereka.
Seorang anak yang memiliki kosa kata yang kaya akan mudah memahami
materi bacaan. Sejalan dengan hal tersebut kebiasaan membaca akan
memperkenalkan anak dengan berbagai kosa kata baru.
6. Pengetahuan latar: adalah pemahaman anak tentang dunia disekitarnya. Anak
yang sering diajak berkomunikasi akan mengembangkan kemampuan anak
untuk menyampaikan pemahamannya melalui percakapan dan interaksi dengan
orang-orang disekitarnya
7. Kemampuan bertutur :kemampuan bahasa lisan merupakan fondasi yang
membentuk kecakapan literasi anak pada jenjang prabaca dan pembaca dini.
Anak perlu mengembangkan kemampuan untuk bekromunikasi dengan bahasa
lain. (Dadang Sunendar, 2019, hlm. 4-5)
b. Literasi menulis
Setelah anak mendengarkan kata-kata yang didengarkan setiap hari, melihat
huruf-huruf dan angka, ajarkanlah mereka untuk menulis. Anak telah memperoleh
pengetahuan melalui pendengaran dan penglihatan. Apabila telah memasuki usia
yang cukup mampu untuk menulis, ajarkan anak menulis. Mengajarkan berarti
melatih seluruh anggota tubuhnya untuk menghasilkan suatu karya yaitu berupa
tulisan. Tahap awal belajar menulis bagi anak tentu bukan sesuatu yang mudah.
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Biarkan anak belajar memegang alat tulis dan biarkan anak menulis apa yang
ia inginkan meskipun hasilnya seperti benang kusut atau huruf yang tidak jelas.
Hargai usaha yang telah dilakukannya. Apabila anak sudah cukup mapan (kuat
psikomotor kasar dan halusnya) dalam memegang alat tulisnya, masuklah pada
tahapan yang lebih menantang bagi anak. Seperti buatkan suatu huruf atau angka
yang dibuat terputus-putus kemudian minta anak untuk mengikuti titik-titik garis
terputus tadi hingga membentuk suatu huruf atau angka.
Tahap berikutnya apabila anak sudah mahir membentuk huruf atau angka
masuklah ke dalam penulisan kata-kata yang dipenggal dalam satu kata. Latih
terus hingga terampil sambil diajarkan bagaimana membacanya. Baru pendidik
dapat masuk dalam tahap yang lebih rumit seperti merangkai kata menjadi sebuah
kalimat dan seterusnya. (Helmawati, 2018, hlm.70)
Anak yang tumbuh di keluarga yang literat akan terbiasa melihat kegiatan
menulis kemudian akan tumbuh minat anak untuk mulai menggores-gores alat
tulis membentuk huruf-huruf yang sering dilihat di buku-buku yang dibacakan
orang tuanya. Anak akan mengetahui bahwa apa yang sering di baca orang tua
nya adalah hal yang menarik begitu pula goresan-goresan pena yang dilakukan
oleh atyah dan ibunya mengandung makna tertentu sehingga timbullah rasa ingin
mengetahui anak tentang makna di dalam tulisan. Menulis bagi anak merupakan
kegiatan mencoret-coret, menggaris-garis, menggambar, membentuk berbagai hal
yang ada dalam pikirannya. Menulis adalah kegiatan dimana anak mampu
mengekspresikan ide, makna, pikiran dan perasaannya. Kegiatan menulis pada
anak harus memperhatikan kesiapan dan kematangan anak. Kegiatan menulis
memerlukan kematangan perkembangan motorik halus serta konsentrasi anak
berupa kematangan anak dalam memegang alat tulis dan kemampuannya dalam
menggerakkan jari jemari serta tangannya untuk meniru bentuk dan menulis.
Kemampuan menulis bagi anak usia dini menurut Marrow dalam Dinar Nur
Inten. Ada 5 tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Writing via drawing: menulis dengan cara menggambar
b. Writing via scribbing yaitu menulis dengan cara menggores
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Writing via reproducing well learned unit or letter sting, yaitu menulis
dengan cara menghasilkan huruf-huruf atau unit yang sudah baik
d. Writing via invented spelling, yaitu mencoba mengeja satu persatu
e. Writing via convencional spelling yaitu menulis dengan cara mengeja
dengan tepat dan benar. (Dinar Nur Inten, 2017, hlm. 26).
Jadi penulis menyimpulkan bahwa literasi awal anak usia dini yaitu
merupakan pengetahuan, sikap dan keterampilan seorang anak yang berkaitan
dengan membaca dan menulis sebelum menguasai kemampuan formal pada usia
sekolah.
2. Macam-Macam Kemampuan Literasi Yang Dimiliki Anak
a. Print Motivation:
Dimana akan tumbuh konstruksi positif bahwa membaca buku adalah sesuatu
yang menyenangkan artinya sebagai orang tua dan guru mampu memunculkan
minat dan menikmati buku. Seorang anak dengan print motivation sedang
berproses mencintai membaca, bermain dengan buku, dan berpura-pura menulis,
perjalanan ke perpustakaan, orang tua mengajarkan bertukar buku antara anak dan
orang tua atau anak bertukar buku dengan teman lainnya, membiarkan anak
melihat dan menikmati membaca. Mengajak bicara anak tentang bagaimana
proses untuk membaca dan menulis hamper setiap hari.
b. Vocabulary:
Anak akan mengetahui nama-nama benda dan hal-hal di sekelilingnya,
artinya adalah mampu mengetahui kosa kata yang lebih, anak-anak tahu sebelum
mereka masuk sekolah, hal itu lebih baik, anak-anak yang belum pernah menemui
kata akan memiliki kesulitan membaca buku di kemudian hari. Kemudian
Narrative skill dimana anak mampu menceritakan kembalo teks isi buku.
c. Phonological awareness:
Yaitu kemampuan untuk mendengarkan dan memainkan bunyi dari sebuah
kata sederhana
d. Letter knowledge:
Artinya anak akan mengetahui huruf dapat di baca, memiliki nama dan bunyi
pada benda-benda. Mengetahui bahwa huruf adalah berbeda-beda. Di dalam
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sistematika menulis seperti yang kita miliki, yang abjad, anak-anak belajar untuk
memecahkan kode yang ditulis dengan menggabungkan unit-unitnya, disebut
grafem, unit dari suara, disebut fonem. Proses membalik tulisan dan melibatkan
terjemahan unit dari suara, fonem unit dari cetakan, grafem. Pada kasus keduanya
anak harus mampu untuk mengenali perbedaan huruf, untuk mengerti bahwa
masing-masing huruf berbeda.
e. Narrative skill:
Adalah kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dan kejadian untuk di
ceritakan kembali, berhubungan erat dengan dengan berbicara bahasa dan
menuliskan bahasa. Pertama, kata-kata tercetaj di akui, pemahaman tentang teks
sangat tergantung pada kemampuan pada kemampuan bahasa lisan pembaca.
Perkembangan bahasa pada anak usia dini preskul terkait dengan prestasi
membaca, sejumlah studi mendukung kesimpulan ini dengan mendemonstrasikan
korelasi antara kemampuan lisan dan membaca. (Indah Rachma Cahyani, 2016,
hlm. 19)
3. Upaya orang tua dalam pengembangan literasi awal anak
Ada beberapa peran orang tua dalam keluarga, (1) peran orang tua sebagai
modeling, (2) peran orang tua sebagai mentoring, (3) peran orang tua sebagai
organizing, dan (4) peran orang tua sebagai guru/teaching. (Christina, 2019, hlm.
10-11)
1. Modelling
Keluarga adalah tempat pembentukan karakter dan kepribadian anak.
Keluarga juga tempat anak-anak mendapat nilai dan norma pendidikan,
pengajaran, dan pengalaman hidup. Keluarga merupakan tempat latihan anak
untuk beradaptasi sebelum terjun ke dunia luar.Salah satu peran orang tua adalah
sebagai role model dari anak. Anak adalah peniru, sehingga secara naluri mereka
akan mengikuti perilaku dan juga tindakan yang sering dilakukan oleh orang
tuanya secara rutin dirumah akan merangsang anak untuk melakukannya juga.
Mungkin pada awalnya ia hanya tertarik dengan buku yang dibaca tetapi lama-
kelamaan karena melihat aktivitas orang tuanya membaca dirumah setiap hari
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
maka tidak menutup kemungkinania juga akan melakukannya. (Christina,
2019, hlm. 10)
2. Mentoring:
Orang tua adalah penentu tumbuh dan berkembangnya minat baca pada anak.
Karena pendidikan pertama yang diperoleh anak adalah dari lingkungan keluarga.
Maka orang tua harus menciptakan suasana rumah yang nyaman dan
menyenangkan dan tenang, supaya minat belajar anak juga meningkat, orang tua
harus menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai bagi anak.
Dengan suasana dan fasilitas yang mendukung, maka intensitas waktu berkumpul
dengan keluarga merupakan moment yang baik untuk mengenalkan anak
membaca. Selain itu kualitas pertemuan dengan keluarga harus disesuaikan
dengan lama membaca dalam keluarga. Misalnya memberikan waktu membaca
sekitar 15-20 menit saja untuk aktifitas membaca berasama. Walaupun tidak lama
tetapi bila dilakukan secara rutin maka dapat menumbuhkan minat baca pada
anak. Ini akan membuat anak merasa orang tuanya bisa diandalkan, sehingga anak
tidak segan untuk bercerita dan terbuka pada orang tua. (Christina, 2019, hlm. 11)
3. Organizing (pengorganisasian)
Keluarga bisa di ibaratkan sebagai perusahaan kecil yang memerlukan kerja
sama dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dan permasalahan, serta memenuhi
kebutuhaan keluarga. Kerjasama anatara anggota keluarga dalam menumbuhkan
literasi anak merupakan hal yang paling utama dalam keluarga.Keluarga memiliki
peranan mendasar dalam menumbuhkan minat baca pada anak. Peran orang tua
sangat menentukan dalam membentuk karakter yang baik sehingga kebiasaan
membaca yang dilakukan akan ditiru oleh mereka. (Christina, 2019, hlm. 11)
4. Teaching
Orang tua sebagai guru di rumah, selama 24 jam anak sejatinya berada dalam
pengawasan dan tanggung jawab orang tua. Semua kegiatan seharusnya berada
dalam bimbingan dan pengawasan orang tua.Orang tua perlu memiliki ilmu
pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk dapat membantu anaknya
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, orang tua adalah madrasah
pertama bagi anak. Orang tua sebagai pendidik yang berhasil memberikan teladan
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dapat mempengaruhi bakat dan minat anak, semua itu tentu akan mendatangkan
prestasi jika dibina dan diarahkan. Maka tidak heran ketika profesi yang ditekuni
orang tua akhirnya berpengaruh terhadap minat dan bakat anak itu sendiri. Anak
yang terbiasa diikut sertakan dalam berbagai kegiatan akan terbiasa dan akhirnya
mampu meraih prestasi. Itu semua dapat dicapai dengan pembiasaan dari rumah
dengan bimbingan orang tua di lingkungan keluarga. (Helmawati, 2018, hlm. 39-
40)
Bebepara cara yang bisa dilakukan orang tua untuk meningkatkan kesiapan
menulis anak secara alami
a. membuat papan tulis atau meja tulis dilengkapi dengan kertas, kartu amplop,
penghapus, pensil, pena, penggaris dan spidol
b. penuhi ruangan dengan lingkungan materi cetak seperti koran, majalah, buku,
katalog, poster dan sebagainya
c. membacakan sebuah buku
d. gunakan alat tulis seperti pensil, pena, atau spidol warna dan anak akan
menemukan sendiri alat tulis mana yang cocock bagi mereka
e. orang tua harus menjadikan dirinya sendiri sebagai model dalam kegiatan
menulis. (Iis Basyiroh, 2017, hlm, 26-27)
4. Manfaat Literasi Sejak Usia Dini
Budaya literasi dapat diterapkan pada anak sedini mungkin, dengan
menumbuhkan minat baca bisa dimulai sejak dalam kandungan karena kecerdasan
linguistic atau bahasa bisa diasah pada masa itu. Cara untuk membudayakan
literasi pada anak yaitu dengan membiasakan membaca dalam kehidupan sehari-
hari. Orang tua harus sebisa mungkin memberikan waktu luangnya untuk
membacakan cerita kepada anak dan apabila anak sudah bisa membaca sendiri,
maka orang tua tinggal menemani. Mengasah minat untuk berliterasi pada anak
sejak dini sangatlah penting tidak hanya untuk kecerdasan akan tetapi untuk
kelanjutan masa depan bagi bangsa ini. Lemahnya minat membaca merupakan
tantangan yang harus dihadapi bangsa ini (Lilis Sumaryanti, 2018, hlm. 121).
Masa balita merupakan masa emas yang tidak akan berulang, karena
merupakan masa paling penting dalam pembentukan dasar-dasar kepribadian,
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kemampuan berpikir, kecerdasan, keterampilan dan kemampuan bersosialisasi.
Masa usia dini juga disebut sebagai masa keemasan dimana pada masa ini
ditandai oleh berkembangnya jumlah dan fungsi sel-sel saraf otak anak oleh
karena itu masa keemasan ini sangat penting bagi perkembangan intelektual,
emosi, dan sosialanak dimasa mendatang dengan memperhatikan dan menghargai
keunikan setiap anak. (Novrianda, 2017, hlm. 40)
Steinberg dalam Iis Basyiroh mengemukakan ada empat keuntungan
mengajar anak membaca dini dilihat dari proses belajar-mengajar, yakni anak
yang gemar membaca akan memiliki rasa kebahasaan yang lebih tinggi
a. Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak
b. Situasi akrab dan informal di rumah dan di KB atau di TK merupakan faktor
yang kondusif bagi anaj untuk belajar
c. Anak-anak yang berusia dini pada umumnya perasa dan mudah terkesan,
sehingga mudah untuk di atur
d. Anak-anak yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan
cepat. (Iis Basyiroh, 2017, hlm, 125)
Membaca merupakan salah satu cara terbaik untuk menghasilkan nutrisi dan
gizi literasi yang menyehatkan pikiran anak. Untuk itu sedini mungkin anak harus
dikondisikan untuk hobi membaca. Sebabnya, melalui membaca semakin sehat
pula pikira anak, dan ini sangat baik untuk perkembangan anak usia dewasa nanti.
Semakin sehat pikiran anak maka akan semakin sehat pula negaranya sebab anak
merupakan alat paling berharga sebuah negara. (Heru Kurniawan, 2018, hlm. 3)
Kemampuan membaca dan menulis pada anak dilakukan secara bertahap.
Membaca pada anak usia dini tidak dapat dilakukan secara langsung seperti cara
belajar orang dewasa. Pendidik harus memberikan stimulus kepada anak melalui
strategi yang bervariasi sehingga minat anak untuk membaca, menulis, dan
kemampuan anak dalam mengungkapkan bahasa meningkat. (Alfu Laila, 2015,
hlm. 4)
Ada 6 keterampilan literasi yang harus dimiliki oleh anak yaitu literasi baca
tulis, literasi numerasi, literasi finansial, literasi sains, literasi digital, literasi
budaya dan kewargaan. Ke enam literasi tersebut perlu diperkenalkan dan di
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kembangkan kepada anak sebagai dasar yang harus dimiliki. di abad 21 menuntut
manusia memiliki kecakapan, keterampilan, dan kemampuan untuk dapat
mengikuti perubahan-perubahan yang lebih baik. (Umi Khomsiyatun, 2019, hlm.
29-31)
Literasi dini sangat bermanfaat untuk perkembangan kebahasaan anak
khususnya pada kemampuan membaca dan menulis. Dengan demikian, literasi
pada masa prasekolah memberikan pengaruh positif pada kesuksesan akademik
anak.Dengan menstimulasinya sejak dini maka dapat membantu anak untuk
mencapai kesuksesan belajarnya kelak. literasi dini adalah pendahuluan dari
perkembangan bahasa anak selanjutnya dan menjadi kemampuan dasar anak
untuk mampu membaca dan memahami tulisan. (Afian nuraeni, 2016, hlm. 24-25)
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat literasi dini
bagi anak adalah sebagai prediktor dan menjadi landasan anak untuk mampu
membaca dan memahami tulisan untuk kesuksesan akademiknya kelak.
C. Hasil Penelitia Relevan
1. Skripsi saudara Afian Nuraeni Dengan “Judul Peran Orang Tua Dalam
Pengembangan Literasi Dunia Anak”. (Yogyakarta, 2016). Metode yang
digunakan adalah metode survey yang analisis datanya menggunakan statistik
deskriptif kuantitatif Temuanya menunjukan peran orang tua dalam
mengembangkan literasi dini anak kelompok B di gugus 7 Mangunan
dikategorikan cukup terlibat, Sedangkan, pada penelitian saya menggunakan
penelitian kualitatif deskriptif metode pengumpulan datanya dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
2. Selanjutnya penelitian Skripsi Indah Rachmah Cahyani dengan judul “ Peran
Orang Tua Dan Guru Dalam Mengembangkan Literasi Dini. (Surabaya, 2016).
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan pengambilan
sample secara proposional tujuanya adalah mendeskripsikan model literasi
yang dilakukan orang tua dalam mengembangkan literasi. Adapun, temuannya
adalah orang tua belum bisa menjadi model yang baik dalam mengembangkan
literasi. Sedangkan dalam penelitian saya menggunakan metode penelitian
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kualitatif deskriptif. Yang mendeskripsikan nagaimana peran orang tua sebagai
modeling, mentoring, organizing, teaching.
3. Penelitian yang terakhir yaitu skripsi dari saudari Faricha Andriani dengan
judul “Peran Guru dan Orang Tua Dalam Mengembangkan Literasi Anak Usia
Dini”. (Surakarta 2017). metode yang digunakan dalam penelitian tersebut
adalah metode kualitatif. studi kasus dengan alat pengumpulan data berupa
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian mengungkapkan
bahwa Keterlibatan ayah dan ibu dapat diwujudkan dengan interaksi antara
ayah dan ibu sehingga ayah dan ibu berperan sebagai mentoring dan teaching.
Sedangkan dalam penelitian saya menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Dan peran ayah dan ibu tidak hanya sebagai mentoring dan teaching saja tapi
termasuk juga orang tua sebagai modeling (panutan), dan organizing
(pengatur).
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian ini memaparkan apa adanya yang
terjadi dilapangan dengan menggunakan metode pengumpulan data yaitu
wawancara, observasi, dokumentasi. (Sugiyono, 2017, hlm. 3)
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum
tujuan penenelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian
dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu
adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui.Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan membuktikan ke
ragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan
terhadap informasi berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah
ada. (Sugiyono, 2017, hlm. 3)
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kejadian atau
fakta, keadaan, fenomena, variable, dan keadaan yang terjadi tentang peran orang
tua dalam perkembangan literasi anak di Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai
Batang Kabupaten Indra Giri Hilir Provinsi Riau.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan observasi, wawancara, dokumentasi), data yang diperoleh cenderung
data kualitatif, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif bersifat untuk memahami makna. Memahami keunikan, mengkonstruksi
fenomena, dan menemukan hipotesis. (Sugiyono, 2020, hlm. 9-10). Penelitian
dengan judul “Peran Orang Tua Dalam Peningkatan Literasi Awal Anak di
Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir” ini
menggunakan penelitian kualitatif.
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Desain Penelitian
Desain Penelitian merupakan pola atau bentuk penelitian yang diinginkan.
Adapun kegunaan desain penelitian yaitu memberikan pegangan yang lebih jelas
kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya, desain menentukan batasan-
batasan penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian bila tujuan tidak
dirumuskan maka tidak ada panggakal ujungnya desain selalu berhubungan erat
dengan tujuan. Desain penelitian memberikan gambaran yang jelas tentang apa
yang harus dilakukan dan memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan
yang akan dihadapi. (Mohammad Mulyadi, 2012, hlm. 72)
Dengan demikian penilitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif
dimana peneliti akan melakukan wawancara dan observasi terlebih dahulu dengan
fokus permasalahan peneliti sesuai dengan latar penelitian. Kemudian peneliti
akan memaparkan apa adanya hasil penelitian sesuai dengan penelitian kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. (Mohammad Mulyadi, 2012, hlm. 72)
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada setting tertentu karena mereka
berorientasi pada konteks. Mereka berasumsi bahwa perilaku manusia secara
signifikan dipengaruhi oleh setting dimana perilaku itu terjadi, dan mereka merasa
bahwa perilaku dapat dimengerti secara baik apabila diobservasi dalam setting
dimana peristiwa terjadi. Setting harus di fahami dalam konteks sejarah institusi di
mana partisipasi merupakan bagiannya. Ketika data diperoleh peneliti perlu
mengetahui dimana data itu diperoleh, bagaimana memperolehnya.(Asmadi Alsa,
2014, hlm. 39).
Jadi setting penelitian merupakan tempat dan waktu dimana data diperoleh
sebagai berikut:
a) Tempat penelitian:
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang
Kabupaten Indra Giri Hilir. Pemilihan tempat tersebut yaitu dimana peneliti
menemukana adanya suatu masalah yang terjadi di Kelurahan Benteng, dan lokasi
penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga mudah untuk di jangkau.
b) Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2020/2021 yang dimulai dari bulan
September 2020
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah responden yaitu orang yang memberi respon atas
suatu perlakuan yang diberikan kepadanya. Istilah responden atau subjek
penelitian disebut dengan istilah informan yaitu orang yang memberi informasi
tentang data yang diinginkan peneliti yang berkaitan dengan penelitian yang
sedang dilaksanakan. (Muh. Fitrah, 2017, hlm. 152).
Dalam menentukan subjek penelitian maka peneliti memakai teknik
pengambilan sampel berupa (Purposive Sampling) adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2014, hlm 85).
Subjek dalam penelitian ini terdiri kepala lurah, staf kelurahan, dan para
orang tua yang memiliki anak berusia 2-6 tahun di RT 02 Kelurahan Benteng.
Dijadikannya sebagai objek informan sebab peneliti menilai bahwa mereka inilah
yang berkompeten memberikan keterangan atau data yang erat hubungannya
dengan masalah yang di teliti.
C. Jenis dan Sumber Data Peneliti
1. Jenis Data
Jenis data merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran
spesifik mengenai objek penelitian. Data adalah fakta empiric yang dikumpulkan
oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan
peneliti. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan
dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan penelitian berlangsung.
(Salim, 2019, hlm. 5). Berdasarkan sumbernya data penelitian dapat
dikelompokan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Data primer langsung diambil peneliti tanpa campur tangan orang lain yang
diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara. (Sugiyono, 2020, hlm. 101-
104). Yaitu orang tua yang memiliki anak berusia 2-6 tahun di RT 02 Kelurahan
Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumentasi.
(Sugiyono, 2020, hlm.102-104). Di Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang
Kecamatan Sungai Batang. Data yang termasuk dalam data sekunder adalah
1) Histori dan geografi Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang
Kabupaten Indragiri Hilir
2) Struktur organisasi Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten
Indra Giri Hilir.
2. Sumber data
Menurut Lofland dalam Lexy J Moleong sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain- lain. (Lexy J.Moleong, hlm.157). Adapun data yang diambil
dari sumber data adalah data tentang:
1. Bagaimana peran orang tua sebagai (modeling) dalam pengembangan literasi
awal anak usiadini
2. Bagaimana peran orang tua sebagai (mentoring) dalam pengembangan literasi
awal anak usia dini
3. Bagaimana peran orang tua sebagai (teaching) dalam pengembangan literasi
awal anak usia dini
4. Bagaimana peran orang tua sebagai (organizing) dalam pengembangan
literasi awal anak usia dini
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi data yang ditetapkan. (Sugiyono, 2020,hlm.101-104)
Teknik pengumpulan data yaitu suatu cara yang dilakukan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data, disini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini di paparkan
teknik tersebut:
1. Teknik Observasi
Adapun jenis observasi yang di lakukan oleh peneliti adalah observasi
partisipatif. Observasi partisipatif adalah bagian dari kerja lapangan yaitu peneliti
ikut terlibat dengan individu yang ingin di observasi, dalam observasi ini peneliti
terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari dengan orang yang sedang diamati
yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan
peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan sumber data. Dengan observasi
partisifan ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam. (Sugiyono,
2020, hlm. 101-107)
Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara mendalam
melalui pengamatan langsung dari peneliti. Peneliti ikut berperan langsung dalam
observasi dimana peneliti mempersiapkan beberapa pertanyaan-pertanyaan.yang
akan diamati. .(Sugiyono,2020, hlm. 107)
Bentuk observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan, peneliti melihat
langsung kegiatan yang dilakukan oleh orang yang sedang diteliti.Adapun yang
diobservasi dalam penelitian ini adalah “Peran Orang Tua Dalam Literasi Awal
Anak Di Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri
Hilir”.
2. Teknik Wawancara
Esterberg mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara
terstruktur,semi struktur, dan tidak terstruktur. Adapun jenis wawancara yang
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dilakukan oleh peneliti adalah jenis wawancara terstruktur dan jenis wawancara
tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai pengumpulan data,
dalam melakukan wawancara pengumpul data telah menyiapkan instrument
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun
telah di siapkan. Dalam melakukan wawancara maka pengumpul data dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brouser, dan material lain
yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancer. (Sugiyono, 2017,
hlm. 233).
Sedangkan wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam wawancara tak
berstruktur peneliti belum mengetahi secara pasti data apa yang akan diperoleh,
sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang di ceritakan responden.
Dengan demikian peneliti dapat mengajukan pertanyaan yang lebih terarah pada
suatu tujuan. Dalam melakukan wawancara peneliti dapat menggunakan cara
“berputar-putar baru menukik” artinya pada awal wawancara yang dibicarakan
adalah hal-hal yang tidak terkait dengan tujuan, dan bila sudah terbuka
kesempatan untuk menanyakan sesuatu yang menjadi tujuan, maka segera
ditanyakan. (Sugiyono, 2017, hlm. 233-244).Adapun data yang diperoleh dalam
wawancara tersebut adalah
a. Bagaimana peran orang tua sebagai (modeling) dalam pengembangan literasi
awal anak usia dini
b. Bagaimana peran orang tua sebagai (mentoring) dalam pengembangan
literasi awal anak usia dini
c. Bagaimana peran orang tua sebagai (teaching) dalam pengembangan literasi
awal anak usia dini
d. Bagaimana peran orang tua sebagai (organizing) dalam pengembangan
literasi awal anak usia dini
3. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,
ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen ynag berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. (Sugiyono, 2017, hlm. 240). Adapun metode dokumentasi yang
digunakan peneliti untuk memperoleh data dari sumber yang telah di percaya di
Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir.
E. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datangya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu, data
reducation, data display, data conclusion drawing/verification
Gambar: 1 Komponen dalam analisis data (interactive model)
1. Data Collection (Pengumpulan Data)
Pengumpulan data yaitu kegiatan utama pada setiap penelitian adalah
mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan
observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi atau gabungan ketiganya
(triangulasi). Pengumpulan data dilakukan berhari-hari, mungkin berbulan-bulan,
sehingga data yang diperoleh akan banyak. Pada tahap awal peneliti melakukan
penjelajahan secara umum terhadap situasi sosial/obyek yang diteliti, semua yang
Data
Collection
Data
display
Conclusions
Drawing/ verifying
Data
reduction
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dilihat dan didengar direkam semua. Dengan demikian peneliti akan memperoleh
data yang sangat banyak dan sangat bervariasi. (Sugiyono, 2020, hlm.135).
Dalam pengumpulan data disini peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi di Kelurahan Benteng.
2. Data Reducation (Reduksi data)
Redukasi data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak
kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
redukasi data. Meredukasi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal yang penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian
data yang telah diredukasi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Redukasi data dapat dibantu dengan
peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-
aspek tertentu.(Sugiyono, 2020, hlm.135).
Pada saat pengumpulan data berlangsung, data reduction berupa singkatan,
memusatkan tema, membuat batas-batas permasalahan. Dimana peneliti membuat
batas-batasan tentang apa yang akan diteliti agar lebih mudah dalam melakukan
penelitian.
3. Data Display (Penyajian Data)
Penyajiam data yaitu setelah data di redukasi, maka langkah selanjutnya
adalah mendisplaykan data. dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat
dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan hubungan antara kategori, flowcart
dan sejenisnya. Dengan mendispalykan data maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah difahami tersebut.(Sugiyono, 2020, hlm.135-136).
Setelah peneliti mendapatkan data maka data-data tersebut disajikan dalam
bentuk teks yang bersifat naratif karena jenis penelitian yang digunakan penelitian
adalah penelitian kualitatif dimana didalam kualitatif hanya menjabarkan apa yang
terjadi dilapangan.
32
4. Conclusion Drawing (Kesimpulan)
Langkah ke empat dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya,
tetapi apa bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung bukti-
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
(Sugiyono, 2020, hlm.141-142)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal tetapi mungkin juga tidak karena telah
dikemukakan bahwa masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara
dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. (Sugiyono, 2020,
hlm. 142)
Dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi
jelas, dapat berupa hubungan kautsal atau interaktif, hipotesis atau
teori.(Sugiyono, 2020, hlm.143).
Setelah peneliti mengumpulkan data sejak dari awal, maka akan mengetahui
dan memahami arti dari berbagai hal yang ditemukan dengan pencatatan
pernyataan-pernyataan, arahan sebab akibat, pola-pola yang mungkin dari
berbagai proporsi. Dari situlah akan menangkap berbagai hal yang kemudian
ditarik kesimpulan akhir.Sebelum disimpulkan Data yang didapatkan dilapangan
perlu diverifikasi agar data yang ditemukan adalah kebenaran. dan dapat
dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu diperlukan aktifitas pengulangan untuk
tujuan pemantapan, penelusuran data kembali.
F. Teknik Pemeriksaan dan Keabsaan Data
Pemeriksaan keabsaan data sering ditekankan pada uji validasi dan
kredibilitas. Dalam penelitian kualittatif temuan data dinyatakan valid apabila
tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesunggunya
33
terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas
data menurut peneliti kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung
pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental
tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Uji keabsahan data dalam
penelitian kualitatif meliputi, Perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan
dan triangulasi.(Sugiyono, 2017, hlm.267-269)
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,
mengalakukan pengamatan wawancara lagi dengan sumber data yang pernah di
temui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti peneliti
hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport semakin
akrab, terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan lagi. (Sugiyono,2020, hlm.186)
Dengan perpanjangan ini peneliti mengecek kembali apakah data yang telah
diberikan selama ini merupakan data yang benar. Bila data di cek ternyata hasil
yang diperoleh tidak benar maka peneliti melakukan pengamatan kembali lebih
mendalam sampai mendapat data yang pasti kebenarannya.
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat
dan berkesinambungan, meningkatkan ketekunan berarti mengecek kembali
apakah data yang telah diperoleh benar atau tidak, Demikian juga dengan
meningkatkan ketekunan maka penelti dapat memberikan deskripsi data yang
akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. (Sugiyono, 2020, hlm.188-189)
Peniliti melakukan peningkatan ketekunan dimana setelah data semua
terkumpul peneliti harus melakukan pengamatan berkali-kali dalam pengecekan
data agar mengetahui apakah data yang diddapatkan benar atau tidak.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. (Lexy J. Moleong, 2017 hlm. 330). Macam-macam
triangulasi yaitu tringulasi sumber, tringulasi pengumpulan data, dan waktu.
34
a) Triangulasi Sumber
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang
dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi,
membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, membandingkan keadaan keadaan
dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan,
membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan.
(Lexy J. Moleong, hlm. 330-331).
Adapun tujuan dilakukannya tringulasi sumber agar data yang diperoleh dari
satu sumber dapat dikuatkan dengan sumber yang lain sehingga data yang
dihasilkan dapat dipercaya.
b) Tringulasi Teknik
Yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yeng berbeda, misalnya data diperoleh dari
wawancara, lalu di cek dengan observasi, dokumentasi, atau kuisoner. Bila
dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang
berbeda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
(Sugiyono, 2020, hlm.191)
c) Tringulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data dikumpulkan dengan
teknik wawancara disaat sumber data yang ingin diteliti masih segar, belum
banyak masalah sehingga akan memberikan data yang lebih valid dan lebih
kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibel data dapat dilakukan dengan
cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, dan teknik lain dalam
waktu dan situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,
35
maka dilakukan secara berulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.
(Sugyiono,2020, hlm.191-192)
Di sini peneliti tidak melakukan wawancara atau observasi sekali, namun
sberkali-kali dan adanya pengecekan kesehatan narasumber saat diwawancara
peneliti harus mengetahui apakah saat melakukan wawancara keadaan narasumber
sedang dalam kondisi sakit atau tidak
G. Jadwal Penelitian
Pada umumnya penelitian kualitatif memerlukan waktu yang relative lama.
Untuk itu perlu direncanakan jadwal pelaksanaan penelitian. Jadwal penelitian
berisi aktivitas yang dilakukan dan kapan akan dilakukan. (Sugiyono, 2020,
hlm.:212). Penelitian ini dilakukan pada tahun 2020/2021. Di Kelurahan Benteng
Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
36
Tabel 1: Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini bersifat sementara
N
o
Kegiatan Bulan
Juli Septemb
er
Oktober Novemb
er
Desembe
r
Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pegajuan dan
pengesaha judul
✓
2 Penyusunan
proposal
✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
3 Seminar
proposal
✓
4 Perbaikan hasil
seminar
proposal
✓
5 Izin riset ✓
6 Penulisan
konsep skripsi
✓ ✓
7 Konsultasi
dosen
pembimbing
✓ ✓
8 Sidang skripsi
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A.TEMUAN UMUM
1. Histori Kelurahan Benteng
Pada awalya Kelurahan Benteng adalah sebuah desa termasyur di kawasan
Indragiri Hilir dan di beberap a wilayah sekitarnya, termasyhur sebagai lumbung
beras dengan hamparan dan produksivitas padi yang cukup tinggi. Wilayah
Kelurahan Benteng terletak 0 sampai 3 meter di atas permukaan laut, dan sekitar 1
kilometer dari Sungai Batang dan Sungai Gansal. Kelurahan Benteng dibelah oleh
Sungai Sempi yang menjadi dasar transportasi sungai dan saluran irigasi baik
pertanian maupun perkebunan.
Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir
terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Indra Giri Hilir Nomor 4
Tahun 2011 Tentang perubahan satuan desa menjadi kelurahan terhadap Desa
Benteng, Kuala Enok, Sungai Piring, dan Pelangiran.
Kelurahan Benteng 100% beragama islam serta masih kental dengan nilai-
nilai Agama melalui sekolah-sekolah agama yang terdapat di Kelurahan Benteng,
mulai dari tingkat PAUD hingga Madrasah Aliyah/SMA. (Dokumentasi,4 Januari,
2020). Mata pencaharian masyarakat di Kelurahan Benteng sebagian besar adalah
sebagai petani dan pedagang. Penduduk asli Kelurahan Benteng adalah suku
melayu dengan system kekerabatan yang bersifat parental dan beragama Islam,
hal tersebut terlihat dengan datang dan menetapnya suku-suku lain dari daerah
asalnya kedaerah ini yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan
satu sama lainnya yang berlangsung terus menerus dan diikuti dengan pembauran
atau asimilasi antara suku Melayu dengan suku-suku pendatang tersebut.
2. Kondisi dan Geografis Kelurahan Benteng
Kelurahan Benteng berada pada titik koordinat Garis Bujur 1030 21’ 385”
Garis Lintang 00 68’ 075” memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
➢ Sebelah utara berbatasan Desa Benteng Utara
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
➢ Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Reteh
➢ Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mugomolyo
➢ Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pasenggerahan
Adapun akses jalan ke Ibu kota kecamatan 1,5 KM dan Ibu kota Kabupaten
35 Km dan ke ibukota Provinsi 360 KM, Sedangkan Luas Wilayah 32,97 Km2,
dengan peruntukan Lahan Perkebunan kelapa 2.710 Ha, Lahan pertanian Tanaman
Pangan 687,35 Ha, Lahan Bakau, Lahan Pekarangan dan perumahan 37 Ha.
3. kependudukan
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kelurahan Benteng
NO NAMA JUMLAH SATUAN
1 Jumlah Penduduk
- Laki-laki
- Perempuan
2.763
- 1.372
- 1.391
Jiwa
Jiwa
Jiwa
2 Jumlah KK 773 KK
Tabel 3 Luas wilayah Kelurahan Benteng
NO NAMA JUMLAH SATUAN
1 Luas Wilayah
- Pemukiman
- Kebun
- Sawah
- Perairan
- Sarana sosial
- Lainnya
3600
- 500
- 1500
- 1000
- 400
- 100
- 100
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
2 Klasifikasi Agraris
Pertanian/ perkebunan
-
3 Jarak
- KeibuKotaKecamatan
- Ke ibu kota Kbupaten
- 1,5
- 35
KM
KM
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 4 Penggunaan lahan
No Penggunaan Lahan Diusah
akan
Tidak Diusahakan Jumlah
1
2
3
4
5
Di Tanami Padi
Perkebunan
Bangunan
Rawa-rawa
Lainnya(jalan,sungai,
dll)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
687,35 Ha
2.710,00 Ha
43,00 Ha
2,00 Ha
- Ha
Tabel 5 Jumlah Parit dan Sungai
No Kelurahan Nama Parit Dan
Sungai
1
BENTENG
Sungai Batang
2 Parit H Bacok
3 Parit H Bugek
4 Parit H Lepang
5 Parit H Hasan
6 Parit H Rubba
7 Parit H Malak
8 Parit H Tiro
9 Parit H Tareng
10 Parit H Pamek
11 Parit H Mattak
12 Parit H Tabek
13 Parit Sungai Limau
14 Parit Benteng
15 Parit Baru
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Sosial Budaya
a. Agama
Penduduk Kelurahan Benteng yang beragama Islam mencapai 100% jumlah
tempat ibadah di kelurahan benteng adalah sebanyak 10 tempat ibadah yang
terdiri dari 1 masjid dan 9 surau atau langgar yang tersebar di masing-masing RT.
Tabel 6 Banyaknya masjid dan surau
NO NAMA
MESJID/SURAU/MUSHOLLA
SUSUNAN PENGURUSAN
1 2 3
1 Masjid An-nur Pasar Benteng Ketua : KH Idrus Hasyim
Sekretaris : H. Basri, S.Pi
Bendahara : Misbar
2 Musholla Al-Habibah Jl. Serai Ketua : H. Idrus
Sekretaris : Abd Basir
Bendahara : Idris
3 Surau Nurul Iman Parit H.Rubba Ketua : Yahya Hamid
Sekretaris : Ahmad
Bendahara : Bahri
4 Surau Al-Amin Parit H.Hasan Ketua : H. Mustamin
Sekretaris : Riki Rinaldi
Bendahara : Siti Wahidah
5 Surau Al-Hamidiyah Parit H. Lepang Ketua : Saing
Sekretaris : H. Alimin
Bendahara : Abdul Rasyid
6 Surau Al-Huda Parit H.Tiro Ketua : M. Amir
Sekretaris : A Darmansyah
Bendahara : Andi Ummu
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
7 Surau Nurul Hidayah Parit H. Buge Ketua : H. Sultan
Sekretaris : M. Yunus
Bendahara : Rabiah
8 Surau Muqarrabin Parit H. Tareng Ketua : H. Dg. Massiga
Sekretaris : Suprianto
Bendahara : M. Arif
9 Surau Nurul Muttaqin Parit H. Baco Ketua : H. Nurdin
Sekretaris : Ahmad
Bendahara : Taharuddin
10 Surau Nurul Huda Parit H. Tabe Ketua : H. Abdul Basir
Sekretaris : Naharuddin
Bendahara : Sirajuddin
Dokumentasi Kelurahan (4 Januari 2020)
b. Adat Istiadat
Penduduk asli Kelurahan Benteng adalah suku melayu dengan sistem
kekerabatan yang bersifat parental dan beragama Islam, hal tersebut terlihat
dengan datang dan menetapnya suku-suku lain dari daerah asalnya kedaerah ini
yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan satu sama lainnya
yang berlangsung terus menerus dan di ikuti dengan pembauran atau asimilasi
antara suku Melayu dengan suku-suku pendatang tersebut.
c. Pendidikan
Tabel.7: Jumlah Sarana Pendidikan Negeri & Swasta
No Nama Sekolah Status
Sekolah
Jenjang
Pendidi
kan
Juml
ah
Guru
Jumlah
Murid
LK PR
1 Paud Bunga Hati Swasta PAUD 8 25 16
2 RA Yabid Swasta PAUD 7 10 18
3 TK UMDI DDI Swasta TK 4 19 18
4 SDN 001 Benteng Negeri SD 14 64 80
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5 SDN 002 Benteng Negeri SD 10 26 28
6 SDN 006 Benteng Negeri SD 8 9 8
7 MI Nurul Muttaqin Swasta MI 13 41 31
8 Mts DDI Benteng Swasta SLTP 16 63 49
9 Mts Yabid Benteng Swasta SLTP 18 43 38
10 MA DDI Benteng Swasta SLTA 28 54 52
11 MA Yabid Benteng Swasta SLTA 19 43 24
d. Keagamaan
Sebagai Penunjang Pelaksanaan Program Pemberdayaan Desa dalam rangka
otonomi Desa terintegerasi Kelurahan telah membentuk Kegiatan Magirb mengaji
dan TPA untuk memberikan peningkatan ilmu Agama.
Tabel 8 magrib mengaji
NO NAMA GURU NAMA KEGIATAN
1 Samsu, S.Hi Magrib mengaji Jl. H. Sandrang
2 Daniawati Magrib mengaji Prt H.Bacok
3 Arifuddin Magrib mengaji patit H. Hasan
4 H.M.Sultan Aras Magrib mengaji parit H. Buge
5 Dg mamala Magrib mengaji parit H. Tareng
6 Muammar S.Pd Magrib mengaji Jl. H. Saleh
7 Marlina Magrib mengaji parit H. Lepang
8 Nurhayati Magrib mengaji parit H. Tabe
9 H.Muhammad Idrus Ali, Lc Magrib mengaji Jl. Serai
10 Marana Magrib mengaji parit H. Rubba
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 9 TPA
No Nama Guru Nama Kegiatan
1 Samsu, S.HI TPA Al-Faza
2 Samsinar S.Pdi TPA Al-Faza
3 Zainal Abidin, S.Pd TPA Al-Faza
4 Drs. Baharuddin TPA Al-Hamidiyah
5 Dra. Rugayyah TPA Al-Hamidiyah
6 Marlina TPA Al-Hamidiyah
7 Muammar, S.Pd.I TPA AL-Istiqomah
8 Endri, A.Md TPA Al-Istiqomah
9 Siti Aminah TPA Al-Istiqomah
10 Nuraini Majid, S.Pd. SD TPA An-Nurain
11 Wardatul Khairiah, S.Pd. I TPA An-Nurain
12 Risnawati, S.Pd.i TPA An-Nurain
e. Kesehatan
Yang dimaksud dengan kesehatan yaitu dimana keadaan tubuh baik-baik saja
atau dalam keadaan sehat baik dari badan maupun jiwa. Dan menjaga kesehatan
sangat penting adapun upaya yang di lakukan yaitu sering melakukan pengecekan
kesehatan, dan menjaga pola makan yang sehat.
Tabel 9: Sarana Kesehatan
N
O
JENIS KESEHATAN
Rumah
Sakit
Puskesmas Pustu Polindes Posyandu Bidan Dokte
r
1 - 1 - - 3 3 1
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5. Pemerintahan Kelurahan Benteng
a. Pembagian Wilayah
Wilayah Kelurahan Benteng dibagi menjadi 12 (Dua Belas) RW. Setiap RW
dipimpin oleh Ketua RW sebagai delegasi dari Lurah di Kelurahan tersebut.
Pembagian kelurahan Benteng tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 10 RT dan RW
No Nama Jabatan Nama Jabatan Keterangan
1 2 3 4 5 6
1 Ismail Ketua RW
01
Mukhsin
Supriadi
Ketua RT
001
Kerua RT
002
Jln.Cempaka
Kuning 1
Jln.cempaka
kuning 2
2 Abdul
Hamid
Ketua RW
02
H.Mattang
M.Idris
Ketua RT
001
Ketua RT
002
Jalan Pinang
Jalan Cempaka
3 Rusian Ketua RW
03
Drs.H.M.Na
sir
Ridwan, F
Ketua RT
001
Ketua RT
002
Jalan An-Nur
Jalan Bengkinang
4 M.Saruji Ketua RW
04
M.Yusuf
Iskandar
Ketua RT
001
Ketua RT
002
Jalan pendidikan
Jalan mayang sari
5 M.
Yusuf
HDM
Ketua RW
05
Aidi HS
Jamaluddin
Ketua RT
001
Ketua RT
002
Jalan H.M.Saleh
Jalan Kelapa
Gading
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
6 Muham
mad
Arsyad
Ketua RW
06
Abidin
Sayuti. S.Pd
H.M.Amin
Ketua RT
001
Ketua RT
002
Jalan H.M Darlan
Jalan H.Sandrang
7 Abdul
Basir
Ketua RW
007
M Ramli,
S.Pd
H.Cingke
Ketua RT
001
Ketua RT
002
Jalan Serai
Parit Baru
8 H.Abd
Wahab
Ketua RW
08
H.Adam
Yahya
Abdul
Rahman
Ketua RT
001
Ketua RT
002
Ketua RT
003
J.H.Dg.
Manandrang
Parit H. Rubba
Parit H.Matta
9 H.Musta
min
Ketua RW
09
H.Jalali
Misbar
S.TP
H.Dg.Mane
ssa
Ketua RT
001
Ketua RT
002
Ketua RT
003
Parit H.Hasan
Parit H.Pame
Parit H. Matta
10 Abd.
Jalil
Ketua RW
10
M.Rawi
M.Amir
Ketua RT
001
Ketua RT
002
Parit H. Lepang
Parit H. Tiro
11 H.Dg.
Makkelo
Ketua RW
11
H.Parakkasi
H. Nurdin
Ketua RT
001
Ketua RT
002
Parit H.Buge
Parit H.Baco
12 M.Taher Ketua RW
12
Suprianto
H.Abdul
Basir
Ketua RT
001
Ketua RT
002
ParitH.Dg.
materang
Parit H. Tabe
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
6. STRUKTUR ORGANISASI KELURAHAN BENTENG
LURAH
SYAHRIL, S.Ag
Nip.197308172008011013
Gambar 2: Strukur Organisasi
Kelompok Jabatan
Fungsional
SEKRETARIS
KHASAN SUDIN, SH
NIP.1967081020090610
01
Seksi
Kesejahter
aan Sosial
STAF
AMIN
AH
ANN
A
FATI
MAH
KHAE
RUNN
ISAH
DIST
A
REPO
LINA
SEKSI
PEMBERDAYA
AN
MASYARAKA
T
STAF
EDI
DARMAWAN
ABDUL
RAHMAN
M. IDRIS JALIL
SAPUTRA
SEKSI TATA
PEMERINTAHAN
DAN KETENTRAMAN
KETERTIBAN UMUM
WILMAN ARISON,
S.SI
NIP.1985042220100110
17
STAF
AGUS SATRIAWAN
ABDUL GAFUR
ZAINUDDI, SH
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
7. VISI DAN MISI
a. Visi Kelurahan
Visi adalah suatu gambaran atau cita-cita yang menggambarkan keadaan di
masa yang akan datang yang ingin di capai meningkatkan potensi dan melihat
sarana prasarana kebutuhan desa. Perancangan Visi di Kelurahan Benteng
melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan di Kelurahan. Adapun visi
Kelurahan Benteng adalah sebagai berikut:
b. Misi Kelurahan
Sebagai mana penyusunan visi, pendekatan yang di lakukan dalam menyusun
misi adalah dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan mempertimbangkan
potensi dan kebutuhan Kelurahan. Misi memuat pernyataan-pernyataan yang
harus di lakukan Kelurahan agaR Visi Kelurahan tersebut dapat tercapai. Adapun
Misi Kelurahan Benteng adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan aparatur pemerintsh Kelurahan Benteng secara
optimal
2. Mewujudkan pelayanan umum yang lebih baik, murah dan cepat
3. Mewujudkan pemberdayaan masyarakat
4. Mewujudkan keseimbangan dan kesinambungan penyelenggaraan pemerintah
secara koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat.
8. Temuan Khusus
Sebagaimana telah di jelaskan pada bab sebelumnya, bahwa untuk
menganilisis data yang terkumpul, baik itu wawancara, maupun observasi yang
penulis lakukan, maka penulis akan menganalisiskan dengan sistem deskriptif
kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu dengan menjelaskan secara rinci data-data
tersebut, alasan digunakan sistem kualitatif karena peneliti tidak melakukan
“ Terwujudnya Kelurahan Benteng Yang Agamis Di Dukung
Oleh Intrastruktur Dan Sumber Daya Manusi Yang
Berkualitas Menuju Masyarakat Yang Damai, Tertib, Adil
makmur Dan Bersahaja”
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pengetesan atau pengujian, melainkan berusaha menelusuri, memahami,
menjelaskan gejala, kaitan hubungan antara segala sesuatu yang diteliti. Untuk
menganalisis permasalahan ini, maka penulis akan menghubungkan dengan hasil
observasi, wawancara, yang di dapat di lapangan, yaitu “ Peran Orang Tua Dalam
Pengembangan Literasi Awal Anak Usia di Kelurahan Benteng Kecamatan
Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir Provinsi Riau
1. Peran Orang Tua dalam Pengembangan Literasi Awal Anak Usia Dini di
RT 002 Kelurahan Benteng
Dalam proses pengajaran anak, ada pendidikan di sekolah dan pendidikan
luar sekolah. Salah satu bentuk pendidikan luar sekolah adalah pendidikan dalam
keluarga. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang dilalui anak,
secara langsung pendidikan anak terpikul pada orang tua, ayah adalah pimpinan
keluarga, orang tua mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan dan
keberhasilan anaknya, orang tua bisa membina, mengarahkan, memperhatikan dan
mendidik anak-anaknya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak,
karena keluarga merupakan penentu baik buruknya anak terlebih dahulu
dipengaruhi oleh lingkungan keluarga.
Orang tua yang cerdas memiliki perhatian yang sungguh-sungguh terhadap
pendidikan anak, dan berperan aktif dalam membangun potensi yang dimiliki
anak. Orang tua mempengaruhi secara kuat sekali dalam hal keteladanan bagi
sang anak. Baik hal positif maupun negatif, orang tua lah yang pertama dan
terdepan yang dijadikan teladan oleh anak. Cara berfikir dan perbuatan anak
dibentuk oleh cara berpikir orang tuanya, anak akan mewarisi apa pun perbuatan
dan kebiasaan, pola pikir orang tuanya karena orang tua merupakan suatu
modeling (panutan/contoh) bagi anak.
Kasih ibu sangat berpengaruh dalam pendidikan pada anak-anak nya apalagi
dalam umur 2-6 tahun. Karena pada masa itu keingin tahuan anak sangat besar
sehingga membutuhkan stimulus yang baik dari orang-orang sekitar nya. dalam
pengembangan literasi awal anak merupakan proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh kedua orang tua, dilakukan secara terus menerus dengan tujuan
untuk meningkatkan potensi anak sejak kecil dan menjadi bekal sampai dewasa.
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Orang tua adalah pemeran utama dalam membimbing anaknya dalam belajar dan
memberikan segala stimulus khususnya dalam hal membaca buku.
Minat anak timbul dari orang tuanya yaitu ditunjukkan dengan memberikan
nasehat kepada anak dan juga memberikan perhatian kepada anak. Hal yang perlu
untuk diperhatikan bagi orang tua terhadap kegaitan belajar anak adalah
memberikan dorongan atau motivasi pada mereka. Sebab ini merupakan hal yang
sangat penting untuk membantu anak mencapai keberhasilan dalam belajar
pengembangan literasi awal anak.
Seperti yang kita ketahui bahwa yang paling bertanggung jawab terhadap
pendidikan anakyaitu keluarga, karena itu ayah dan ibu harus partisipasi dalam
menumbuhkan minat anak-anak nya, khususnya dalam pendidikan anak.
Pendidikan anak dari kecil, yaitu tentang bagaimana sopan santun dalam keluarga,
etika dalam rumah tangga dan ajaran-ajaran dasar pendidikan bagi anak.
Ibu mengajarkan tentang kebaikan tetapi ayahlah yang memberikan contoh
tentang kebaikan tersebut. Kebaikan yang dicontohkan oleh orang tua akan ditiru
oleh anak, bahkan bisa dipastikan bahwa pengaruh paling dominan berasal dari
kedua orang tua.
Nabi bersabda “barang siapa yang memberi sesuatu kepada anak kecil,
kemarilah aku beri sesuatu namun tidak memberikannya maka itu adalah
kedustaan” (H.R Ahmad).
Anak akan selalu memperhatikan dan meniru apa pun yang sering dilakukan
oleh orang tuanya maka dari itu orang tua harus meberikan contoh yang baik
kepada anak. Keluarga merupakan analogi dari perusahaan kecil yang
memerlukan kerjasama tim, dalam menyelesaikan permasalahan tugas atau
memenuhi kebutuhan keluarga.
Dengan demikian orang tua harus mampu bekerjasama dengan anak dalam
menyelesaikan masalah pada anak khusus nya dalam lingkungan literasi belajar
dirumah. Ayah dan ibu juga harus bekerjasama dalam proses pengembangan
literasi awal anak usia dini.
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari pengamatan penulis, dapat dipahami bahwa yang dimaksud orang tua
disini, adalah ibu dan bapak dimana orang tua sangat berperan dalam
perkembangan anak terutama perhatiannya kepada anak-anak. (Observasi, 17
Desember 2020 ).
a. Membimbing anak dalam belajar
Bimbingan orang tua merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan secara
terus menerus dengan tujuan untuk meningkatkan potensi anak sejak kecil sampai
dewasa. Orang tua sangat berperan penting dalam membimbing anaknya dalam
belajar dan mempelajari segala hal khususnya dalam hal pendidikan . Banyak cara
yang dilakukan orang tua dalam memberikan bimbingan dalam belajar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Siti Aisyah terkait bimbimbinga
yang dilakukan dalam membimbing anak supaya rajin dan mau belajar adalah
sebagai berikut
“ saya membelikan buku-buku bergambar untuk anak saya, membelikan
poster-poster huruf abjad dan selalu memberikan motivasi dengan iming-
iming kalo nanti sudah bisa menulis dan dapat juara di sekolah di belikan
hadiah, dan saya selalu menemani saat anak saya belajar kalo tidak di temani
anak saya kadang tidak mau belajar jadi saya bergantian dengan bapak nya
menemani belajar” (Wawancara, 17 Desember 2020)
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode yang dilakukan
oleh orang tua dalam membimbing anak yaitu dengan bentuk, menemaninya
dalam belajar, dan memberikan hadiah ketika dia bisa menulis dan dapat juara di
sekolah, dengan demikian anak akan semangat untuk belajar karena akan
mendapat hadiah. Penting nya kerja sama antara ayah dan ibu dalam memberikan
perhatian kepada anak nya seperti bergantian menemaninya belajar sehingga anak
akan merasa bahwa dirinya di bimbing dan di perhatikan , dengan begitu akan
memberikan hasil yang positif, karena anak termotivasi dan bersemangat dalam
belajar.
Hal yang senada juga disampaikan oleh ibu Mia, beliau mengatakan:
“ saya selalu membimbing anak saya dengan memberikan motivasi dan
nasehat kepada anak saya (kalo rajin belajar nanti besar nya kamu jadi pintar
nak”, dan saya juga membelikan buku biar dia bisa menulis. Hanya itu yang
bisa saya lakukan karena keterbatasan saya dalam pendidikan”.
(Wawancara, 3 Januari 2021)
51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dapat disimpulkan bahwa metode yang dilakukan dalam membimbing anak
adalah metode bimbingan dengan dan motivasi. Dengan menasehati dan
memberikan motivasi anak akan bersemangat dalam belajar, karena pada hakikat
nya anak memang sangat membutuhkan motivasi atau stimulis dari orang tua,
motivasi itu akan sangat berpengaruh terhadap jiwa anak sehingga akan
meninggalkan bekas di ingatan anak bahwa ketika saya belajar nanti saya akan
pintar. Sebagian besar orang tua di Kelurhan Benteng di RT 02 memberikan
tanggung jawab pendidikan anaknya sepenuhnya di TK. Bukan berarti semua
orang tua di wilayah tersebut tidak memberikan bimbingan dengan baik kepada
anak nya, hanya saja keterbatasan orang tua dalam hal pendidikan yang menjadi
kendala bagi mereka dalam mengajarkan anak nya.
Ada juga orang tua yang memberikan teladan dan pembiasaan yang baik
kepada anak nya yaitu mengajak anak nya membaca dan belajar bersama setela
sholat magrib seperti yang di katakana oleh ibu imus, beliau mengatakan:
“pekerjaan saya seorang guru, jadi setelah selesai shalat magrib saya
membuka buka pembelajaran dan anak saya pun ikut belajar, sibuk mencari
pena dan buku karena mau belajar, selain itu cara saya agar anak bisa
mengenal huruf abjad saya menunjukan huruf-huruf itu satu persatu dan saya
menulis di buku kemudian dia mencontoh tulisan saya’’. (Wawancara, 4
Januari 2021)
Metode bimbingan yang dilakukan oleh ibu Imus adalah bimbingan dengan
memberikan contoh/keteladanan yaitu ibu Imus memberikan contoh membaca
buku setiap sehabis shlat magrib kemudian anak nya juga tertarik untuk lebih
dekat dengan buku, anak usia dini adalah peniru yang baik apapun yang sering di
lihat nya maka ia juga akan ikut melakukan nya. Dengan demikian keluarga (ayah
dan ibu) harus menjadi moodelling (panutan) untuk anak nya karena itu sangat
berpengaruh terhadap diri anak. Selanjutnya wawancara dengan ibu Nurasia
dalam membimbing anak nya belajar ia mengatakan sebagai berikut:
“saya membimbing anak saya dengan cara menyuruh dan membujuknya agar
mau belajar, supaya anak saya semangat untuk belajar saya selalu menemani
nya sampai selesai. (wawancara, 4 Januari 2021)
52
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari penjelasan di atas dapat di ketetahui bahwa metode yang di lakukan ibu
Nurasiah dalam membimbing anaknya belajar menggunakan metode
membujuk/mengarahkan, kemudian agar anak nya bersemangat belajar ibu
Nurasiah juga selalu menemani anak nya belajar sampai selesai. Jadi dapat di lihat
bahwa peran orang tua sangat di butuhkan dalam pengembangan Literasi awal
anak karena orang tua memiliki banyak waktu bersama anak. Selanjutnya menurut
ibu Salma mengatakan:
“kalau saya mengajarkannya secara mengalir aja tidak dipaksakan, seperti di
jadwalkan jam tertentu tapi kalau dia lagi gak mau ya tidak bisa di paksakan,
tapi saya rutin mengingatkan”.( Wawancara 16 Januari 2021)
Metode yang di gunakan ibu Salma sangat unik karena dia tidak memaksakan
anak nya untuk belajar namun dia mengikuti alur saja kapan anak nya lagi mau
belajar dan juga ibu Salma selalu mengingatkan kepada anaknya untuk belajar.
Karena anak usia dini memang tidak bisa di paksakan belajar, hanya saja orang
tua harus selalu mengingatkan.
b. Pengawasan orang tua terhadap anak
Sebagai orang tua harus bertanggung jawab dengan kebutuhan anak-anaknya,
langkah ditempuh dengan jalan memberikan pengawasan, baik itu terhadap
individu anak itu sendiri maupun terhadap lingkungan dimana anak sering bergaul
dengan teman-temanya. Karena tanpa kita sadari lingkungan banyak memberikan
pengaruh kepada anak, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Sebagai orang tua maka harus memberikan perhatian dan pengawasan yang
baik untuk anak, orang tua harus memberikan pengawasan baik terhadap anak itu
sendiri dan juga terhadap lingukangan dimana anak sering bergaul dengan teman-
temannya. Dapat di waspadai bahwa tanpa di sadari lingkungan banyak
memberikan pengaruh kepada anak, baik pengaruh positif maupun pengaruh
negatif. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Aisyah mengatakan:
“ saya tidak bisa selalu mengawasi anak saya, karena kalo dia main suka
pergi jauh-jauh jadi susah mau di lihat, tapi saya selalu tanya anak saya
sebelum pergi main saya tanya mau main dimana, sama siapa perginya
supaya saya tidak terlalu khawatir. lagipun saya baru saja punya anak lagi
jadi perhatian saya lebih banyak ke adek nya dan bapak nya juga kerja itupun
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kalo balek nya sore-sore, palingan kalo bapak nya pulang baru lah dicari anak
nya di suruh pulang” (Wawan cara 17 Desember 2020)
Berbeda dengan Ibu Nurasiah ia mengatakan:
“Pekerjaan saya seorang petani, berangkat jam 7 pagi dan pulang jam 5 sore,
kemaren waktu belum adanya pandemi covid-19 anak saya dititipkan di
sekolah pulang dari sawah baru saya jemput, tapi sekarang adanya covid dan
sekolah juga di liburkan jadi anak saya tidak ada lagi yang jaga, maka
terpaksa lah saya membawa anak saya ikut ke sawah, biar lebih aman dan
saya juga tidak khawatir karena tetap bisa selalu mengawasi anak saya.
(Wawancara, 4 Januari 2021)
Kemudian ibu Imus juga demikian mengatakan:
“ saya berja sebagai seorang guru jadi saya bisa selalu mengawasi anak saya
dalam bermain bersama teman-temannya di sekolah, jika dirumah anak saya
tidak pernah keluar rumah main sama teman-teman nya di dekat rumah
karena anak saya sangat pemalu mungkin karena umur nya masih kecil jadi
masih takut dan belum berani main jauh. Jadi masih enak di atur dan saya
juga mudah mengawasinya”. (Wawancara 4 Januari, 2020)
Dari wawancara di atas dapat di lihat bahwa orang tua yang ada di RT 02
Kelurahan Benteng memiliki pengawasan yang baik terhadap anak nya meskipun
masih ada orang tua yang memiliki hambatan mengawasi anak karena memliki
anak lagi tapi tidak begitu saja dia tetap menanyakan anak pergi kemana dan
bersama siapa. Kemudian dimasa pandemi Covid-19 menyebabkan sekolah-
sekolah tutup dan ini sangat di rasakan oleh ibu Nurasiah yang terpaksa membawa
anak nya ikut ke sawah karena orang tua khawatir jika anak di tinggal di rumah
dan tidak ada yang jaga, jadi orang tua memutuskan untuk membawa nya ikut ke
sawa.
c. Memberikan dorongan
Peran orang tua dalam mengembangkan literasi anak (baca tulis), orang tua harus
memberikan dorongan terhadap anak agar mau dan bersemangat untuk belajar,
kemudian orang tua juga harus memberikan contoh terhadap anaknya karena
setiap anak itu adalah peniru yang baik tidak hanya dan orang tua juga menjadi
guru di depan anak nya karena orang tua terutama ibu adalah madrasah pertama
bagi anak.
54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Salma mengatakan:
“biasanya yang saya lakukan kalau missal dalam belajar atau bermain dia
berhasil melakukan dengan benar saya kasi apresiasi missal dengan peluk,
cium atu tepuk tangan”. (Wawancara, 16 Januari 2020)
cara ibu salma dalam memberikan dorongan pada anak yaitu dengan
memberikan sebuah apresiasi ketika anak nya berhasil melakukan sesuatu dengan
baik dan benar. Karena anak usia dini sangat membutuhkan suatu dorongan dan
apresiasi agar ia mau dan semnagat belajar meskipun apresiasi nya hanya dengan
pujian, tepuk tangan dan pelukan dari orang tua karena anak sangat senang ketika
di berikan tepuk tangan. Selanjutnya ibu Imus mengatakan
“ iya tentu saja saya selalu memberikan dorongan belajar untuk anak saya,
dengan cara memberikan pujian kepada nya seperti kalo dia anak pintar, anak
hebat, tulisan nya bagus rapi. Dan Saya selalu memuji nya agar dia merasa
senang dan tidak malas untuk belajar”. (Wawancara 4 Desember 2021)
Selain itu orang tua yang bernama Mia juga mengatakan
“saya memberikan dorongan belajar kepada anak saya seperti menyuruhnya
belajar, memberikan motivasi kepada nya seperti kalo rajin belajar nanti dpat
hadiah di sekolah kalo tidak mau belajar nanti tidak dapat juara”
(Wawancara, 3 Januari 2021)
Melihat dari pernyataan di atas tidak dapat di pungkiri bahwa setiap manusia
dalam melakukan suatu tindakan pasti di sadari atas adanya dorongan, baik
dorongan berasal dari hati nurani maupun dari orang sekitar misalnya seperti
teman, saudara, orang tua maupun guru. Dorongan itulah yang sangat di butuhkan
oleh anak usia dini karena mereka di ibarat kan sebagai kertas kosong yang belum
ada corotan, itulah tugas orang sekitar untuk mengisi jika mengisi kertas dengan
baik dan tepat maka akan menjadi positif, dan juga sebaliknya apabila tidak di
beri rangsangan dan stimulus yang baik maka juga akan berdampak negative bagi
perkembangan otak anak.
d. Pembiasaan
Orang tua harus membiasakan dirinya untuk selalu menjadi model bagi anak,
misalnya membiasakan diri untuk membaca buku setidaknya satu kali dalam
sehari sehingga anak akan meniru apa yang di lakukan ibu/bapak nya. Anak akan
meniru apa pun yang sering di lihat nya, anak sangat membutuhkan pembiasaan
55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sejak kecil. Karena adat dan kebiasaan yang bersifat edukatif dilaksanakan sejak
kecil sangat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. “pendidikan budi
pekerti yang telah di biasakan dalam kehidupan keluarga dengan metode
bimbingan yang tepat. Maka seorang anak yang biasanya memiliki pembiasaan
yang baik, maka niscaya ketika dewasa perkembangan otaknya akan berkembang
dengan baik dan sempurna. Berdasarkan wawancara dengan ibu Nurasiah
mengatakan:
“saya membiasakan anak saya untuk belajar setelah shalat magrib karena
hanya itu waktu saya mengajarkan nya, kalo pagi saya ke sawah sampai sore,
jadi hanya malam waktu saya bisa menemani anak saya belajar “
(Wawancara, 4 Januari 2021)
e. Menyediakan sarana dan prasarana
Salah satu upaya yang harus di lakukan orang tua untuk menunjang
keberhasilan pendidikan anak adalah dengan memperhatikan sarana belajar anak.
Sarana adalah wahana yang sangat di butuhkan anak untuk membantu kelancaran
dalam belajar nya. Tersedianya tempat belajar yang memadai dan peralatan
belajar yang cukup akan sangat membantu keberhasilan belajar anak. Misanya
orang tua ingin anak nya semangat belajar, maka orang tua juga harus
menyediakan ruang belajar atau alat-alat belajar yang di butuhkan anak, dengan
begitu anak juga akan senang dan tertarik untuk mau belajar. Berdasarkan
wawancara dengan ibu Aisyah mengatakan:
“ya saya sudah melengkapi sarana belajar anak saya, dengan melengkapi
peralatan sekolah nya seperti saya membelikan buku, pena, meja belar dan
alat-alat lain nya”. (Wawancara, 17 Desember 2020)
Ibu Salma juga demikian ia mengatakan:
“iyya, saya menyediakan mainana edukasi seperti huruf-hijaiyah, alphabet,
gambar binatang, atau membuat mainan sendiri missal dari kertas biasa atau
kertas origami gitu, dan mainan yang saya sediakan kayak fuzzle dari kayu
gitu”. (Wawancara, 16 Januari, 2021)
56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Melihat dari pernyataan di atas untuk menumbuhkan minat anak dalam
belajar memang sudah menjadi kewajiban orang tua, dengan melengkapi sarana
dan prasana yang dibutuhkan dalam belajar karena bermain merupakan prinsip
pembelajaran bagi anak. Melalui bermain anak di ajak untuk bereksplorasi untuk
mengenal lingkungan sekitar, memahami dan melakukan hal-hal yang kreatif agar
pemberian rangsangan belajar bisa melekat di ingatan anak.
f. Memberikan sangsi/hadiah
Apa yang dilakukan orang tua di RT 02 Kelurahan Benteng dalam
memberikan partisipasi kepada anak dengan memberikan sanksi kepada mereka
apabila tidak mau belajar. Untuk meningkatkan keinginan anak untuk belajar
biasanya orang tua memberikan hadiah, hal ini bermaksud agar anak akan
semakin bersemangat dan senang sehingga belajar merupakan sesuatu yang
menyenangkan bagi nya. Salah satu orang tua mengatakan:
“kalo misalkan adib kepingin sesuatu misal nonton kartun kesukaan nya di
hp, tidak diizinkan sebelum mengaji atau belajar dan juga hadiah yang biasa
saya kasi misal kalau dia mau belajar saya kasi snack apa yang dia mau.”
Berbeda dengan ibu Aisyah yang mengatakan:
“kalo saya tidak pernah memaksakan atau menghukum anak saya kalo dia
tidak mau belajar karna semakin di paksa biasanya anak saya semakin tidak
mau, biasanya kalo mau belajar saya selalu memberikan hadiah dalam bentuk
apresiasi misal berupa ucapan, kamu pintar ya, anak rajin ya, anak sholeh ya
anak ibu, biasanya juga akan menambah percaya diri anak”
Melihat dari pernyataan diatas bahwa ketika anak dapat melakukan sesuatu
yang baik tidak ada salah nya orang tua memberikan hadiah sekali-sekali kepada
anak. Hadiah bukan hanya berupa benda ataupun material, tetapi bisa juga berupa
apresiasi kata-kata dan ucapan yang membuat anak senang dan bersemangat,
ketika anak senang maka akan dapat membantu mendorong anak untuk semangat
dalam belajar dan bermain. Kemudian sanksi ketika anak melakukan kesalahan.
Memberikan hukuman atau sanksi pada anak cukup hanya dengan menegur anak
saja sebagai tanda peringatan terhadap perilaku anak yang salah. Cara
menegurnya pun tidak boleh dengan kata-kata yang kasar, orang tua harus
memberikan teguran atau nasehat-nasehat yang halus agar anak tidak mengulangi
kesalahan yang dilakukan.
57
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari hasil observasi di RT 002 Kelurahan Benteng peneliti melihat bahwa
dalam mengembangkan kualitas literasi awal anak, orang tua melakukan
bimbingan kepada anak, pengawasan terhadap anak, memberikan dorongan,
pembiasaan, menyediakan sarana dan prasarana, memberikan sanksi dan hadiah
2. Kendala Orang Tua dalam Pengembangan Literasi Awal Anak Usia Dini
di RT 002 Kelurahan Benteng
Dalam proses pelaksanaan dalam menumbuhkan literasi awal pada anak pastinya
memiliki suatu hambatan. Hambatan ini merupakan suatu kewajaran sebab ketika
seseorang menginginkan sesuatu yang baik maka pasti ada saja hambatan yang di
alami.
Berikut ini wawancara peneliti terkait dengan kendala dalam menumbuhkan
literasi awal anak. Ibu Salma menjelaskan
“kendala itu pasti ada, kalau dari diri anak misal dari mood yang tidak tentu,
kadang dari segi waktu juga yang menjadi kendala, misalnya kan kesibukan
mengurus pekerjaan rumah kadang mengharuskan saya untuk mengabaikan
dulu kepentingan anak” (Wawancara, 16 Januari 2020)
Selanjutnya wawancara dengan salah satu orang tua yang bernama Nurasiah
“iya kendala yang saya alami yaitu anak saya suka pergi main apa lagi
sekarang libur jadi waktu mainnya juga banyak sama teman-temannya,
kadang kalo disuru belajar dia gak mau dan nangis. Kemudian saya juga
jarang di rumah karna kerja jadi kendala nya ya waktu saya juga terbatas
untuk anak” (Wawancara 4 Januari 2020)
Peneliti melakukan wawancara dengan ibu Imus:
“ kendalanya saya tidak bekerja sama dengan suami dalam mengajarkan anak
belajar, suami saya tidak ada waktu untuk mengajarkan anak karna kerja dari
pagi sampai sore ketika pulang langsung istirahat dan tidur. Jadi sekarang
urusan anak sepenuhnya saya yang megang karena sekolah juga tutup jadi
anak lebih banyak berada dirumah”. (Wawancara 4 Januari 2020).
Proses terbentuknya pembiasaan anak akan tercapai apabila ayah dan ibu
sebagai orang tua dapat menjalankan tugas dan perannya dengan baik. Ayah dan
ibu memiliki peran yang sama dalam mengelola rumah tangga terutama dalam hal
pendidikan dan pengasuhan anak. Namun pada kenyataan nya masih ada orang
tua (ayah) yang tidak memiliki waktu untuk megajarkan atau bermain dengan
anak nya dengan alasan sibuk dengan pekerjaan. Padahal anak juga membutuhkan
58
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
perhatian dari seorang ayah agar perhatian yang di dapatkan anak lengkap
sehingga terciptanya didikan yang sempurna untuk anak.
Pada hakikatnya ayah dalam keluarga memiliki peran ganda, yaitu sebagai
pencari nafkah sekaligus sebagai pengasuh dan pendidik bagi anaknya. Dengan
begitu kerja sama ayah dan ibu sangat dibutuhkan dalam proses pemberian
rangsangan dan stimulus pendidikan untuk anak.
Peneliti melihat di RT 002 Kelurahan Benteng Kendala yang dialami yaitu
ayah dan ibu sudah bekerjasama dalam mengajarkan anaknya belajar hanya saja
terkadang ayah terkendala oleh pekerjaan sehingga hanya sesekali bermain dan
mengajarkan anaknya belajar.
terkadang waktu orang tua dalam mengajarkan anak terhalang oleh pekerjaan
rumah yang mengharuskan orang tua mengabaikan dulu kepentingan belajar anak
nya, dan juga dari profesi orang tua yang ada di RT 002 banyak yang berprofesi
sebagai petani jadi waktunya sangat terbatas untuk anak, hanya pada saat malam
hari orang tua bisa bersama anak nya. Ada juga anak yang tidak mau tinggal
dirumah selalu keluar bermain bersama teman-temannya sehingga sulit bagi orang
tua untuk mengajarkan nya karena ketika sudah pulang anak sudah capek dan
lelah sehingga gak mau lagi belajar.
3. Bagaimana Upaya Orang Tua Dalam Pengembangan Literasi Awal Anak
Usia Dini di RT 002 Kelurahan Benteng
Dalam masa kanak-kanak merupakan suatu kondisi yang sangat baik untuk di
manfaatkan melatih kemampuan anak yang berusia 0-6 tahun karena di masa ini
anak berada pada masa emas atau yang sering disebut sebagai tabularasa yang
artinya anak diibaratkan kerrtas kosong yang belum ada coretan sama sekali,
orang-orang sekitarnya lah yang menjadi penentu apakah mau menggoreskan tinta
dengan baik atau hanya menggoreskan semaunya saja. Dan di masa ini anak
sangan sensitif dan mudah menerima rangsangan-rangsangan yang di berikan oleh
lingkungannya. Pendidikan untuk anak yang berada di usia tersebut bergantung
pada bagaimana tindakan yang di berikan oleh orang tua dalam mendidik,
mengasuh, dan bagaimana menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar
anak lebih mudah untuk bereksplorasi mencari pengalaman dan pengetahuannya
59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Orang tua berperan sebagai guru yang mendidik anak dengan baik. Sebagai
seorang guru, orang tua dituntut memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas.
Anak-anak akan banyak bertanya kepada guru tentang apa yang dilihat, didengar
dan dirasakan. Seorang guru harus melayani pertanyaan pertanyaan anak dengan
sabar dan telaten. Disamping itu suri teladan yang baik perlu dikembangkan,
sebab anak-anak mudah mentransfer ucapan dan ucapan dan tindakan orangtua
Orang tua sebagai guru di rumah, selama 24 jam anak berada dalam
pengawasan dan tanggung jawab orang tua. Semua kegiatan seharusnya berada
dalam bimbingan dan pengawasan orang tua. Orang tua perlu memiliki ilmu
pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk dapat membantu anaknya
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, orang tua adalah madrasah
pertama bagi anak. Anak yang terbiasa diikut sertakan dalam berbagai kegiatan
akan terbiasa dan akhirnya mampu meraih prestasi. Itu semua dapat dicapai
dengan pembiasaan dari rumah dengan bimbingan orang tua di lingkungan
keluarga.
Seperti yang kita ketahui bahwa kedua orang tua merupakan tempat
pendidikan pertama dan utama bagi anak karena itu orang tua harus memiliki
peran atau partisipasi dalam menumbuhkan minat anak-anak nya, khususnya
dalam pendidikan anak. Upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam belajar dikemukakan sebagai berikut:
Berdasarkan wawancara dengan ibu Salma yaitu:
“saya kasi misalnya seperti penguatan terhadap apa yang dilakukan, misal
kalau dia berhasil melakukan sesuatu dengan benar di kasi apresiasi misal
dengan ucapan, wah pintar ya nak udah pintar nulis nya, kemudian saya kasi
tau apa manfaat dari dia belajar, biasanya saya bilang kalau adib mau belajar,
nanti jadi anak yang pintar biar bisa sekolah kayak kakak nya” (Wawancara,
16 Januari 2021).
Dari hasil wawancara di atas upaya yang di lakukan ibu Salma dalam
mengembangkan literasi anak nya yaitu berupa kata-kata, motivasi dan dorongan
dan ibu Salma juga selalu memberikan penjelasan apa manfaat dari bermain dan
belajar yang di lakukan anak nya.
60
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berbeda dengan cara yang dilakukan oleh ibu Imus:
“kalo saya biasanya mengajak zahra main gunting-gunting saya menulis
huruf-huruf baru nanti dia yang gunting sekaligus melati motori halusnya”
(Wawancara 04, Januari 2021).
Cara yang dilakukan oleh ibu Imus yaitu dengan berkolaborasi langsung dengan
anak saat belajar, hal yang seperti ini lah yang di butuhkan anak karena anak akan
merasa bahwa dia sangat di perhatikan. Dan anak usia dini juga sangat menyukai
kegiatan menggunting dan orang tua juga harus menemani dan mengawasi anak
saat menggunakan metode menggunting ini karena berbahaya jika anak di biarkan
bermain sendiri.
Seperti yang dilakukan oleh ibu Salmiah
“saya selalu menunjukan respon positif apapun yang dilakukan, meskipun
mungkin masih ada kesalahan yang dilakukan dan tentunya tetap dalam
pengawasan dan diarahkan saja, karena kalau dikasi respon negatif takutnya
anak saya mecontoh, misalnya kalau saya ngasi respon kasar dengan
membentak atau yang lain lah, itu akan menghilangkan rasa percaya diri anak
saya”. (Wawancara, 3 Januari 2021).
Selanjutnya wawancara dengan ibu Nurasiah:
“kalau saya mengajarkannya secara mengalir saja tidak dipaksakan, seperti di
jadwalkan jam tertentu kalau dia lagi gak mau belajar ya tidak bisa
dipaksakan, tapi saya rutin mengingatkannya belajar”. (Wawancara, 04
Januari, 2021).
Cara ibu Nurasiah dalam mengajarkan anak nya sangat unik karena beliau
tidak memaksakan anak nya untuk belajar namun dia mengikuti alur saja kapan
anak nya mau belajar dan juga ibu Salma selalu mengingatkan kepada anaknya
untuk belajar. karena anak usia dini memang tidak bisa dipaksakan dalam belajar
hanya saja orang tua harus selalu mengingatkannya.
Melalui pembiasaan dan latihan anak-anak akan aktif melakukan hal-hal
secara mandiri dan mereka menjadi terbiasa untuk melakukan rutinitasnya sendiri.
Hal ini dilakukan oleh orang tua karena sebelum anak anak terdidik untuk mampu
melaksanakan rutinitas yang baik dan benar terlebih dahulu ada pembiasaan dan
latihan yang di tanamkan oleh setiap orang tua artinya pada saat mereka diajarkan
dan dicontohkan melakukan kegiatan literasi mereka akan terbiasa.
61
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Peneliti Melakukan Wawancara Dengan Ibu Aisyah:
“saya membelikan buku-buku bergambar, poster-poster huruf abjad dan
selalu memberikan motivasi dengan iming-iming kalo nanti sudah bisa
menulis dan dapat juara di sekolah di belikan hadiah, dan saya selalu
menemani saat anak saya belajar kalo tidak di temani anak saya kadang tidak
mau belajar jadi saya bergantian dengan bapaknya menemani belajar.
(Wawancara, 17 Desember 2020)
Metode yang dilakukan oleh ibu Aisyah dalam membimbing anak yaitu
dengan menemani anak dalam belajar, dan sesekali memberikan hadiah kepada
anak ketika anak menyelesaikan tugas dengan baik. Dan pentingnya kerja sama
antara ayah dan ibu dalam memberikan perhatian kepada anaknya seperti,
bergantian menemaninya belajar sehingga anak akan merasa bahwa dirinya di
bimbing dan di perhatikan, dengan begitu akan memberikan hasil yang positif,
karena anak termotivasi dan akan bersemangat dalam belajar.
Dari hasil observasi di RT 02 Kelurahan Benteng dapat dipahami bahwa
dalam mengembangkan kualitas literasi awal anak yaitu orang tua harus menjadi
guru menyediakan berbagai mainan edukasi untuk anak agar bisa belajar karena
anak tidak bisa belajar seperti orang dewasa yang pada umumnya pembelajaran
yang diberikan kepada anak harus perlahan-lahan tanpa di paksakan, orang tua
harus menciptakan suasana belajar yang menarik atau unik agar anak tertarik
dalam belajar
62
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai
jawaban rumusan permasalahan sebagai berikut:
1. Peran orang dalam pengembangan literasi awal anak usia dini di RT 02
Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indragiri Hilir
Provinsi Riau, yaitu orang tua (membimbing) anak dalam belajar: seperti
memberikan motivasi, nasehat kepada anak, (pengawasan) orang tua terhadap
anak: selalu menemani anak saat bermain, (memberikan dorongan): seperti
memberikan apresiasi, motivasi, (pembiasaan): orang tua selalu mengingatkan
kepada anak untuk belajar agar anak terbiasa dengan waktu-waktu kapan harus
belajar, (menyediakan sarana prasarana): orang tua membelikan alat-alat tulis
dan menyediakan tempat belajar yang menarik. (Memberikan sanksi/hadiah):
orang tua akan memberikan sesuatu yang diinginkan anak ketika anak bisa
menyelesaikan tugasnya dengan baik.
2. Kendala yang dihadapi orang tua dalam pengembangan literasi awal anak usia
dini di RT 02 Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten
Indragiri Hilir Provinsi Riau, yaitu kurangnya sinergitas ayah dan ibu dalam
mengajarkan anak karena sibuk dengan pekerjaan, dan anak lebih banyak main
diluar rumahyang menyebabkan sulit untuk belajar.
3. Upaya orang tua dalam pengembangan literasi awal anak usia dini di RT 02
Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indragiri Hilir
Provinsi Riau, orang tua menggunakan cara yaitu menulis huruf-huruf abjad di
kertas origami kemudian anak yang menggunting huruf-huruf tersebut untuk
melatih motorik anak. Dan orang tua menyediakan mainan edukatif seperti
Puzzle, origami, menyusun angka dan huruf. Orang tua selalu menunjukan
respon positif apapun yang dilakukan, meskipun mungkin masih ada kesalahan
yang dilakukan dan tentunya tetap dalam pengawasan dan diarahkan saja,
karena kalau dikasi respon negatif orang tua takut memberikan contoh, ketika
63
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memberikan respon kasar dengan membentak atau yang lain lah, itu akan
menghilangkan rasa percaya diri anak .
B. Saran
1. Orang tua harus memiliki kesadaran bahwa anak usia dini sangat memerlukan
stimulus sejak kecil, agar otak nya berkembang dengan baik. Dengan begitu
orang tua harus benar-benar memanfaat kan kesempatan emas dalam merawat
perkembangan anak dengan baik
2. Orang tua harus bisa membagi waktu antara melakukan pekerjaan rumah dan
mendidik anak karena ada sebagian orang tua di RT 02 yang terkadang harus
mengabaikan keperluan anak demi mengerjakan pekerjaan rumah.
3. Ayah dan ibu harus bekerja sama dalam merawat anak agar anak merasa
senang karena mendapatkan perhatian dan dorongan belajar oleh kedua orang
tuanya.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan kata Alhamdulillah dan memanjatkan rasa puja dan
puji syukur kepada Allah SWT. Maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya dengan harapan agar
semua pihak dapat memberikan sumbangan dan saran-saran demi kesempurnaan
karya tulis ini sehingga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi kita
semua.
Jambi, 08 Januari 2021
Siti Aisyah
209173256
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahib (2015). Konsep orang tua dalam membangun kepribadian anak.
Jurnal paradigma. 2, 1
Dinar Nur Inten (2017). Peran keluarga dalam menanamkan literasi dini pada
anak . Jurnal Golden Age. 1,1
Afiani Nuraeni (2016), Peran Orang Tua dalam Pengembangan Literasi Dini
Anak, Yogyakarta Universitas Negeri Yogyakarta
Amien Wahyudi (2016). Mendidik Anak Usia Dini Dengan Cara Rasulullah Saw.
Jurnal Care Edisi Khusus Temuan Ilmiah. 03,3
Burhan Nurgiantoro, (2018). Sastra Anak (pengantar pemahaman dunia anak).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Chiristina, (2019), Mengajar Membaca Itu Mudah. Yogyakarta:Cv Alaf Media
Dadan Suryana. (2016). Stimulasi dan aspek perkembangan anak. Jakarta:
Kencana
Dadan Sunendar (2019). Model Pembelajaran Literasi Untuk Jenjang Prabaca
dan Pembaca Dini Panduan Bagi Orang Tua dan Guru. Jakarta: Badan
Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Katalog dalam terbitan (KDT)
Evendi Anwar. (2015). Sentuhan al-qur’an untuk kecerdasan anak.
Yogyakarta:Pt. Lkis Printing Cemerlang
Fadlillah, M. (2019). Buku ajar bermain & permainan anak usia dini. Jakarta:
Prenada Media.
Faricha Andriani. (2017), Peran Guru Dan Orang Tua dalam Mengembangkan
Literasi Anak Usia Dini . Surakarta Universitas Muhammadiah Surakarta
Helmawati (2018) Mendidik Anak Berprestasi. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
Heru Kurniawan. (2018) literasi parenting. Jakarta: Pt Elec Media Komputindo,
Iis Basyiroh (2017). Program Pengembangan kemampuan Literasi anak usia dini.
Tuanas Silawangi, 2, 3
Indah Rachma Cahyani. (2016). Peran orang tua dan dugu dalam
mengembangkan literasi dini. Surabaya. Universitas Airlangga
Kamisah (2019). Mendidik Anak Ala Rasulullah (Propthic Parenting). Journal of
education science. 2615-5338
Khirjan Nahdi. (2020). Literasi Berbahasa Indonesia Usia Prasekolah: Ancangan
Metode Dia Tampan Dalam Membaca Permulaan. Jurnal obsesi, l.4, 434-
441.
Lilis Sumaryanti. (2018). Membudayakan Literasi Pada Anak. Jurnal Basic Of
Education, 03, 01.
Mohammad Mulyadi. (2012), Riset Dalam Metodologi Penelitian. Jurnal studi
komunikasi dan media. .16. 1.
Muh. Fitrah, dkk. (2017) metodologi penelitian penelitian kualitatif, tindakan
kelas, dan studi kasus. Jawa barat: CV. Jejak
Safrudin Aziz (2017). Strategi Pembelajaran Aktif Anak Usia Dini
Yogyakarta:Kalimedia
Salim, (2019), Penelitian Pendidikan, Metode Penelitian, Dan Jenis, Jakarta:
Prenada Media Group.
Selfi Lailiyatul Iftitah, (2019). Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta:
Duta Media
Sugiyono (2017), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta
Sugiyono (2020), Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian Yang Bersifat
Eksploratif, Enterpretif, Interaktif Dan Konstruktif. Penerbit Alfabeta
Bandung
Sulaiman saat, (2010) Pendidikan Anak Dalam Al-Quran. Jurnal Lentera
Kehidupan. 13,01
Syahriatul Awla.(2017), peran keluarga (nuclear family dan extended family
)dalam pengembangan literasi dini anak di paud Surabaya. Universitas
Airlangga
Syaron Brigrtte Lantataeda (2016). Peran Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dalam Penyusunan RPJMD Kota Tomohon. Jurnal Adminitrasi
Public. 04, 048
Umi Komsiyatun. (2017). Pola Pengembangan Literasi Bahasa Pada Anak Studi
Kasus Di Paud Wadas Kelir. Jurnal metabase. 1, 2
Yuha (2018) Konsep Pendidikan Anak Shalih Dalam Perspektif Islam.
Yogyakarta: CV Budi Utama
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Judul Skripsi : Peran Orang Tua Dalam Pengembangan Literasi Awal Anak Usia
Dini Di Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri Hilir
Provinsi Riau
Tabel 5.1 Instrumen pengumpulan data
Kegiatan Pertanyaan Keterangan
1. Wawancara
orang tua 1. Apa Pendidikan bapak/ibu.?
2. apa pekerjaan bapak/ibu.?
a. Jam berapa berangkat
b. Jam berapa pulang
c. Anak dititip dengan
siapa
3. apa yang dilakukan saat
pekerjaan selesai.?
4. jam berapa bapak/ibu tidur.?
5. apa yang dilakukan setelah
bapk/ibu bangun tidur
6. apakah bapak/ibu ada waktu
untuk mengajarkan anak
belajar.?
7. Apakah ibu/ bapak
membelikan buku belajar
8. Apakah bapak/ ibu membaca
buku
9. Kalo iya Buku apa yang
dibaca
10. Bagaimana cara ibu/bapa
membimbing anak dalam
mengenal pengetahuan awal
11. bagaimana pengawasan
ibu/bapak saat anak
belajar/bermain
12.apakah ibu/ bpak
memberikan dorongan belajar
untuk anak
13.bagaimana cara ibu/bapak
membiasakan anak agar mau
belajar
14.apakah menyediakan sarana
belajar untuk anak
15. apakah ibu/bapak
memberikan sanksi atau
hadiah pada anak
16. Apakah ayah /ibu ada
kendala dalam
mengajarkan anak
17. Apakah bapak/ibu
bekerjasama mengajarkan
anak
18. Bagaimana cara ibu/bapak
berperan sebagai guru di
rumah
19. Bagaimana cara ibu/bapak
menumbuhkan minat
belajar pada anak
2. Observasi
Mengamati saat anak bernain
Mengamati kegiatan orang tua
setelah pekerjaan nya selesai
Mengamati Apakah orang tua
meluangkan waktu untuk
membaca
Mengamati Bagaimana cara
orang tua menambah wawasan
Mengamati Bagaimana cara
orang tua membantu anak dalam
belajar dirumah
Mengamati Bagaimana perilaku
orang tua ketika mengajarkan
anak membaca di rumah
Tabel 5.2 daftar informan
No NAMA PEKERJAAN
1 Siti Aisyah Ibu rumah tangga
2 Salmiah Petani
3 Musdalifah Guru
4 Nurasiah Petani
5 Salmah Ibu rumah tangga
3. Dokumentasi
Foto Kantor Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai Batang Kabupaten Indra Giri
Hilir Provinsi Riau
Foto Bersama Dengan Salah Satu Staf Kelurahan Benteng Kecamatan Sungai
Batang Kabupaten Inderagiri Hilir Provinsi Riau
Wawancara dengan ibu Salmiah
Foto ibu Salmiah saat mengajarkan anak nya menulis
Foto wawancara dengan ibu Nurasiah
Foto saat ibu Nurasiah mengajarkan anak nya
Foto wawancara dengan ibu Musdalifah
Foto anak sedang bermain Fuzzle
Foto anak sedang bermain
Foto anak belajar menulis
Foto anak belajar menghitung
Foto anak belajar mengaji
Foto anak belajar menulis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Siti Aisyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Benteng, 15 November 1999
Alamat : Benteng Jln. Cempaka Kuning
Kecamatan Sungai Batang
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi
Riau
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat Email : Cha.aisyah1999@gmail.com
Nomor Kontak : 082382587455
Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal:
1. SD Negeri 008 Benteng : Tamatan Tahun 2011
2. MTS Yayasan Bin Dahlan : Tamatan Tahun 2014
3. MA Yayasan Bin Dahlan Benteng : Tamatan Tahun 2017
4. UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi : Tamatan Tahun 2021
Motto Hidup:
“Ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran, kelapangan bersama
kesempitan dan kesulitan bersama kemudahan. (H.R Tirmidzi)