Post on 02-Oct-2021
PERAN GURU PEMBIMBING TERHADAP PEMBINAAN
AKHLAK SISWA DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA NEGERI 6
KOTA JAMBI
PROPOSAL PENELITIAN
TRI AJI PURNAMA
NIM. TP. 140900
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
vi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
PERSEMBAHAN
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang.
Dengan rasa syukur dan bahagia kupersembahkan skripsi ini untuk
Ayahanda (alm) Kgs. Usman Nungcik dan Ibunda Hasnah,
dengan selalu memperjuangkan hidupku dengan penuh kesabaran,
cinta dan kasih sayang, sebagai bukti dan rasa banggaku,
selalu ada do’a agar beliau diberikan kesehatan,
umur panjang dan terutama selalu ta’at beribadah pada Allah SWT.
Dengan didikan dan pengorbanan yang tak terhingga kepadaku,
sehingga aku bisa menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, Berguna bagi
Agama, Bangsa dan terlebih mampu dalam menjalani kehidupan di Masyarakat
Untuk Ayuk dan Abang ku yang sudah menjadi motivasi bagiku, Kuucapkan terimah kasih
yang tak terhingga atas segala yang telah diberikan dan perjalan hidupku
Dan untuk keluargaku yang kucinta dan kusayangi seumur hidupku.
Juga untuk sahabat-sahabat seperjuanganku, seniorku, adik-adik ku yang selalu
mendukung dan memotivasi, memberi arahan serta masukan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Dan semoga Allah memberikan berkah dan ridho-Nya. Amiiin.........
vii
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
MOTTO
حيم ب حمن الر سم الله الر
ناس والحجارة يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها ال
ما أمرهم ويفعلونعليها .مايؤمرونملئكة غلظ شداد ل يعصون الل
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-
Tahrim : 6).
viii
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan yang maha ‘Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga
skripsi ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW
pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan motivasi, baik moril maupun materil, untuk itu, melalui kolom ini
Penulis ingin menyampaikan terimah kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Dr Su’aidi, MA., Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. H. Kemas Imron Rosyadi, M.Pd dan Bapak Habib Muhammad, M.
Ag selaku Dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Kepala SMP N 6 Kota Jambi dan seluruh guru mata pelajaran
bimbingan konseling yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam
memperoleh data dilapangan.
5. Sahabat-sahabat mahasiswa seperjuangan yang telah menjadi pathner diskusi
dalam penyusunan skripsi ini.
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga
menjadi kekuatan, pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skirpsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Jambi, November 2019
Penulis,
TRI AJI PURNAMA
NIM. TP. 140900
ix
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
ABSTRAK Nama : Tri Aji Purnama Nim : TP. 140 900 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul : Peran Guru Pembimbing Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa
di Sekolah Menengah Pertama 6 Kota Jambi
Skripsi ini dilatarbelakangi oleh kurangnya bimbingan sosial pertama dalam bimbingan sosial untuk pembinaan akhlak masih terdapat kekurangan seperti perkelahian antara siswa, ribut didalam kelas dan sebagainya. Kedua siswa masih banyak terlihat enggan melakukan bimbingan, walaupun telah diharuskan kepada semua peserta didik untuk melakukan bimbingan, ketiga masih perlunya perhatian yang khusus dari guru bimbingan konseling untuk pembinaan akhlak siswa melalui bimbingan ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field recearch). Sumber data dari penelitian ini terdiri dari data primer yaitu: 4 guru bimbingan konseling, data skunder yaitu: Historis dan Geografis, Struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, Keadaan sarana dan prasarana. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara, data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru bimbingan konseling telah melakukan bimbingan, seperti bimbingan belajar, bimbingan karir, bimbingan sosial dan bimbingan belajar
Adapun yang menjadi kendala diantaranya adalah: meningkatkan perhatian terhadap pendidikan terhadap anak, memberikan nasehat dan motivasi terhadap anak, dan meningkatkan disiplin siswa.
Kata Kunci: Peranan Guru Bimbingan Konseling, Pembinaan akhlak
x
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
ABSTRACT Name : Tri Aji Purnama Nim : TP. 140 900 Department : Islamic Education Tittle : The Role of Teacher Mentor Guidance on Student Morals
Development in Sekolah Menengah Pertama 6 Kota Jambi
This thesis is motivated by the lack of the first social guidance in social guidance for moral coaching there are still shortcomings such as fights between students, noisy in the class and so forth. Both students still seem reluctant to do guidance, although it has been required to all learners to do the guidance, the third is still the need for special attention from counseling teachers to coaching students morals through this guidance.
The method used in this research is descriptive qualitative method, and the type of research used is field research. Sources of data from this study consisted of primary data, namely: 4 teachers counseling guidance, secondary data are: Historical and Geographic, organizational structure, state of teachers and students, the state of facilities and infrastructure. While the data collection techniques used are observations and interviews, data that has been collected and then processed by means of data reduction, data presentation and conclusion
The results showed that counseling teachers have conducted guidance, such as learning guidance, career counseling, social counseling and tutoring
The obstacles include: increasing attention to education of children, giving advice and motivation to children, and improving student discipline.
Keywords: Role of Teacher Counseling Guidance, Coaching morals
xi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRACT ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI. .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. ..................................................................... 1
B. Fokus penelitian ................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah. ............................................................................. 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.. ........................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik ..................................................................................... 9
1. Peranan Guru ................................................................................... 9
2. Bimbingan Konseling ...................................................................... 10
3. Jenis Bimbingan di Sekolah ............................................................ 13
4. Pola Umum Bimbingan dan Konseling di Sekolah ......................... 14
5. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ............................ 15
6. Fungsi Bimbingan Konseling .......................................................... 18
7. Pengertian Akhlak ........................................................................... 20
8. Pentingnya Pembinaan Akhlak ........................................................ 21
B. Studi Relevan ....................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ........................................................ 26
B. Setting Dan Subjek Penelitian .............................................................. 27
C. Jenis dan sumber Data .......................................................................... 28
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 29
E. Teknik Analisis Data. ........................................................................... 31
F. Teknik pemeriksaan Keabsahan Data. ................................................. 32
G. Jadwal Penelitian .................................................................................. 33
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan umum
1. Historis ............................................................................................ 34
2. Geografis ........................................................................................ 35
3. Visi dan Misi Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi.. . 35
4. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi........ 36
5. Struktur Organisasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi
xii
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
......................................................................................................... 36
6. Keadaan Tenaga Pendidik dan Pendidikan ..................................... 38
7. Sarana dan Prasarana ....................................................................... 43
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 6 Kota Jambi ......................................................... 44
2. Upaya yang dilakukan Guru Bimbingan Konseling Terhadap
Pembinaan Akhlak di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6
Kota Jambi ....................................................................................... 54
3. Kendala-Kendala yang dihadapi Guru Bimbingan Konseling
Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 6 Kota Jambi ......................................................... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. ......................................................................................... 66
B. Saran-saran. ......................................................................................... 66
C. Kata Penutup ........................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
LAMPIRAN
xiii
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Jadwal Penelitian ......................................................................... 33
Tabel 4.1: Daftar Nama Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri
6 Kota Jambi ................................................................................................. 34
Tabel 4.2: Data Profil Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri
6 Kota Jambi ................................................................................................. 38
Tabel 4.3: Jumlah Guru Dengan Tugas Mengajar Sesuai Dengan
Latar Belakang Pendidikan (Keahlian) ......................................................... 39
Tabel 4.4: Daftar Nama Wali Kelas Sekolah Menengah Pertama Negeri
6 Kota Jambi ................................................................................................. 40
Tabel 4.5: Daftar Keadaan Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota
Jambi ............................................................................................................ 41
Tabel 4.6: Keadaan Gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri 6
Kota Jambi.................................................................................................... 43
xiv
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1. Struktur Organisasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi .................................................................................. 37
xv
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 2: Daftar Informan
Lampiran 3: Foto Kegiatan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha yang terencana untuk membentuk
perkembangan potensi dan kemampuan agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya
sebagai pribadi, sebagai masyarakat maupun sebagai warga Negara. Pendidikan akan
dapat membawa kemajuan bagi setiap individu menjadi manusia yang sempurna.
Melalui pendidikan itu juga akan dapat membawa kemajuan individu dalam berbagai
bidang bahkan akan mengangkat derajatnya di sisi Allah SWT. Pendidikan
mengambil perannya masing-masing meskipun dalam lingkungan yang berbeda,
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Undang- undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
“untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Proses belajar mengajar disekolah dimaksudkan untuk membantu siswa
tumbuh dan berkembang menemukan pribadinya didalam kedewasaan masing-
masing. Tumbuh dan berkembang secara maksimal dalam berbagai aspek
kepribadian, sehingga menjadi manusia dewasa yang mampu berdiri sendiri didalam
dan ditengah-tengah masyarakat. Berbicara masalah pendidikan, maka sebagai objek
dan subjeknya adalah siswa. Siswa merupakan generasi muda yang harus diarahkan,
dibimbing dan dibina dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.Generasi muda
mempunyai prospek yang perlu pembinaan scara intensif.
1
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pendidikan dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan menyelesaikan masalah-masalah kehidupan serta membantu
mengembangkan sosial masing-masing agar mereka mampu menyesuaiakan diri
dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk masyarakat yang dinamis. Mencapai
masyarakat yang maju tidak lah mudah kalau tidak diusahakan dengan sungguh-
sungguh, karena perkembangan dan kemajuan tekhnologi akan menambah
kompleksnya permaslahan yang dihadapi. Dalam hal ini pendidikan mempunyai
tanggung jawab besar dimana pendidikan itu juga turut menentukan maju atau
tidaknya suatu bangsa.
Dengan adanya tujuan pendidikan yang menunjang tercapainya tujuan
nasional maka jelas pentingya bimbingan konseling dalam proses pendidikan sekolah
untuk membanntu siswa dalam menemukan jati dirinya dan sebagai pembinaan
akhlak konseling untuk membantu siswa menyelesaikan persoalan yang dihadapinya
“Konseling bertujuan membantu individu untuk mengadakan interpretasi
fakta-fakta, mendalam arti nilai kehidupan masa kini dan yang akan datang.
Konseling memberikan bantuan pada individu untuk mengembangkan
kesehatan mental, perubahan sikap dan tingkah laku. Konseling menjadi
strategi utama dalam proses bimbingan dan merupakan tekhnik standar serta
merupakan tugas pokok seorang konselor dipusat pendidikan”. (Achmad
Juntika Nurihsan, 2005 hal 11)
Fungsi bimbingan antara lain memberikan pemahaman yaitu membantu
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama),
preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah
yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh
peserta didik, pengembangan yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa,
perbaikan yaitu fungsi bimbingan yang bersifat penyembuhan, penyaluran yaitu
fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakulikuler,
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karier atau jabatan sesuai
dengan minat, bakat dan keahliannya, adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana
pendidikan dan kebutuhan siswa, penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dalam
membantu siswa agara dapat menyesuaikan diri secara dinamis terhadap program
pendidikan, peraturan sekolah dan norma agama.
Siswa adalah murid (peserta didik) terutama pada tingkat sekolah menengah
yang perlu dibimbing dan dibina dari berbagai aspek. Makna bimbingan dan
konseling pada prinsipnya mempunyai pengertian yang sama dengan bimbingan
penyuluhan dan moral yaitu bertujuan membentuk pribadi siswa agar dapat
menemukan jati diri mengenai masalah yang dihadapinya. Sekolah mempunyai
peranan dan tanggung jawab yang besar dalam memberikan bimbingan dan konseling
terhadap siswa, karena sekolah tidak hanya memnberikan ilmu pengetahuan akan
tetapi juga pendidikan akhlak atau kepribadian. Tugas memberikan bimbingan dan
konseling terhadap siswa disekolah biasanya dilakukan oleh guru.
Guru adalah seorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang,
kehadiran guru ditengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa ada guru
atau seseorang yang dapat ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar dan
berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya, norma dan agama ( Martinis
Yamin, 2006 hal 64 ). Karena tugasnya yang demikian maka guru berkewajiban
menyelesaikan segala permasalahan siswa yang berhubungan dengan kegiatan belajar
disekolah.Permasalahan yang dialami oleh para siswa disekolah sering kali tidak
dapat dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini terlebih lagi
disebabkan oleh sumber-sumber permasalahan siswa banyak terletak diluar sekolah (
Prayitno dan Erman, 1999 hal 24 ).
Peranan guru bimbingan dan konseling terhadap siswa tentunya merupakan
salah satu tanggung jawab yang besar karena seorang guru dalam hal ini tidak hanya
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memberikan bekal kepada siswa akan ilmu pengetahuan akan tetapi juga pendidikan
kepribadian.
Bimbingan dan konseling yang kini popular dengan singkatan BK adalah
suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata antara konselor dan klien,
yang berisi usaha yang selaras dan manusiawi, yang dilkukan dengan suasana
keahlian yang didasarkan atas norma yang berlaku. Bimbingan dan konseling
merupakan salah satu segi pendidikan yang berupaya mencapai tujuan pendidikan.
Unsur pendidikan dalam hal ini adalah mengembangkan kepribadian siswa dalam
upaya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu, pendidikan
dapat dilaksanakan melalui kegiatan bimbingan dan konseling.Bimbingan dan
konseling juga merupakan salah satu aspek pendidikan yang bertujuan untuk
membantu siswa agar berkembang secara optimal.
Dewasa ini bimbingan dan konseling disekolah telah diterapkan.Dalam hal ini
bimbingan dan konseling berfungsi untuk memberikan catatan kepada siswa agar
masing-masing dapat berkembang menjadi pribadi mandiri. Bimbingan dan konseling
merupakan faktor penting dalam menjadikan siswa dapat mandiri yakni dapat
memahami diri, mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat, terlebihnya kepada tuhannya.
Dalam Islam memahami diri sendiri sebagai makhlukNya merupakan
kewajiban individu sebagaimana firman Allah SWT Surat Ad-Dzariyat ayat 56 :
Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun [1180]. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
[1180] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur
dua tahun. ( Mohamad Tofiq, Qur’an In Word Ver 1.3 )
Ayat diatas memberikan implikasi bahwa manusia diciptakan untuk mengabdi kepada
tuhan dengan cara berbakti kepada orang tua. Bisa berarti orang tua kandung, guru
dan lain sebaginya.
Setiap siswa mempunyai permasalahan diri sendiri-sendiri dengan kata lain
permasalahan yang dialami seseorang tidak pernah sama dengan permasalahan orang
lain. Untuk itu penyelesainnya pun disesuaikan dengan permasalahan yang dialami
masing-masing individu dalam hubungan ini perlu adanya guru pembimbing yang
dapat membantu siswa dengan berbagai keunikan permaslahannya.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling perlu adanya kerja sama antara
sejumlah orang, misalnya dengan melibatkan kepala sekolah, guru, siswa dan orang
tua siswa serta petugas khusus bimbingan dan konseling itu sendiri, karena keadaan
siswa yang berada pada tingkat sekolah menengah seperti SMP/Mts sederajat, berada
pada masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat mudah dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar maupun dari dalam diri sendiri.
Pada suatu sekolah tidak semua siswa benar-benar mengetahui tentang bimbingan
konseling yang ada disekolahnya. Karena masing-masing siswa mempunyai
anggapan yang berbeda mengenai hal itu.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi adalah salah satu sekolah
yang elit di kota jambi, didalamnya terdapat guru bimbingan konseling yang terdiri
dari 4 orang guru bimbingan konseling, pelajaran bimbingan konseling dilakukan
satu kali dalam satu minggu, materi yang diajarkan mengenai bimbingan sosial,
bimbingan karir, bimbingan kelompok,dan bimbingan belajar, guru bimbingan
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi memiliki koordinator
Bimbingan konseling yaitu bapak Solahuhuddin, S. Pd, Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi terdapat 2 ruangan bimbingan, yang pertama ruang bimbingan
kelompok sedangkan yang satunya ruang bimbingan pribadi. Bentuk bimbingan yang
dilakukan kepada siswa adalah dengan cara pemanggilan terhadap siswa yang
bermasalah dalam belajar ataupun diluar belajar atau bimbingan sosial, selanjutnya
bimbingan kepada siswa/I kelas IX yang akan melanjutkan ke Sekolah Menengah
Atas atapun dengan bimbingan karir, guru bimbingan konseling didalam kelas hanya
menyampaikan mengenai macam-macam bimbingan.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara awal (grand tour) yang dilakukan
penulis di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi mengenai permasalahan
ini terlihat bahwa dalam bimbingan moral untuk pembinaan akhlak masih terdapat
kekurangan seperti perkelahian antara siswa, ribut didalam kelas dan sebagainya.
Kedua siswa masih banyak terlihat enggan melakukan bimbingan, walaupun telah
diharuskan kepada semua peserta didik untuk melakukan bimbingan, ketiga masih
perlunya perhatian yang khusus dari guru bimbingan konseling untuk pembinaan
akhlak siswa melalui bimbingan ini. Menyikapi hal yang telah dipaparkan tersebut,
maka penulis ingin melakukan penelitian tentang : “Peran Guru Pebimbing
Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6
Kota Jambi”.
B. Fokus Penelitian
Agar penelitian ini tidak terjadi kesimpang siuran baik analisis maupun dalam
kesimpulan penelitaian, di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi terdapat
pelaksanaan bimbingan pribadi, bimbingan kelompok, bimbingan Sosial, bimbingan
Karir, dan bimbingan belajar. maka maka penulis memberikan fokus penelitian yaitu
kepada bimbingan sosial, yang menyangkut pembinaan akhlak siswa di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi kelas VIII.
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat
diangakat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Pelaksanaan Bimbingan Konseling Terhadap Pembinaan Akhlak
Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi ?
2. Bagaimana Upaya Guru Bimbingan Konseling Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa
Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi ?
3. Apa Saja Kendala-Kendala Yang Dihadapi Guru Bimbingan Konseling Terhadap
Pembinaan Akhlak Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi ?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan konseling terhadap pembinaan
akhlak siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi.
b. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan guru bimbingan konseling
terhadap pembinaan akhlak siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota
Jambi.
c. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru bimbingan konseling
terhadap pembinaan akhlak siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota
Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Untuk menyumbang pemikiran terhadap guru bimbingan konseling dalam
pembinaan akhlak siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi.
b. Menambah pengalaman penulis dalam penelitian lapangan terutama dalam
masalah bimbingan konseling.
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Sebagai persyaratan penulis dalam menyelesaikan program studi Strata Satu
(S1) Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultasn Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Peranan Guru
Dilihat dari segi bahasa, kata peranan berasal dari kata dasar “peran” yang
berarti seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat “mendapat akhiran ”an” menjadi peranan yang
berarti bagian dari tugas utama yang harus dilksananakan.
Sedangkan menurut undang-undang tentang guru dan dosen tahun 2005
Nomor 14 pasal 1 ayat 1 mengemukakan “guru adalah pendidik yang profesional
dengan tugas utama mendiidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendiikan anak usia dini, jalur
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah ( Martinis Yamin, 2006 hal 6
). mampu mendidik, membina sikap dan mental siswa.
“Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan keahlian khusus. Guru
juga merupakan orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal baik
disekolah maupun diluar sekolah. Ini berarti bahwa seorang guru minimal
memeliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan
menjakankan tugasnya”. ( Saiful Bahri Djamarah, 1994 hal 6 )
Tugas utama seorang guru dalam mengajar adalah membantu
perkembangan intelektual, afektif, pskimotorik melalui penyampaian dan
pengetahuan, selain itu juga hakikat seorang guru harus member contoh yang bisa
dititiru anak didiknya, yaitu menanamkan nilai-nlai yang sesuai dengan kehidupan
masyarakat. Guru merupakan pendidik dan pembantu orang tua dalam
melanjutkan pendidikan anak disekolah. Guru merupakan faktor utama dalam
9
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pendidikan, jenis peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakan oleh seorang
guru.
Dari keterangan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa peranan
guru adalah bagian dari tugas utama seorang pengajar (guru) yang tidak hanya
mampu berdiri didepan kelas menyampaikan pelajaran, namun guru juga harus
mampu mendidik, membina sikap dan mental siswa.
“Guru profesional disamping mereka berkualifikasi akedemis juga dituntut
memiliki pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang dimiliki, dihayati
dan dikuasai dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dalam UU 14
Tahun 2005 Pasal 4 disebut peran guru adalah agen pembelajaran,
kemudian PP Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 28 Ayat 3 disebut agen
pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kpribadian,
kompetensi profesioanl dan kompetensi sosial”. ( Martinis Yamin, 2006 hal
2 ).
2. Bimbingan Konseling
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
“guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide”, yang mempunyai arti
“menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu“ ( Jamal
Makmur Asmani, 2010 hal 31 ).
Sedangkan secara terminologi, menurut Moh Surya sebagaiman
dikutip oleh Hallen bahwa “bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan
yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing
agar tercapai kemandirian” ( Hallen A, 2002 hal 5 ). Prayitno dkk mencoba
menjelaskan arti bimbingan sebagai berikut :
“Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
anak-anak, remaja, maupun dewasa. Agar orang yang dibibing dapat
mengembangkan kemapmpuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan invidu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku”. ( Prayitno
dan Erman Amti, 2008 hal 99 ).
Dari beberapa penjelasan mengenai bimbingan dari para ahli dapat
ditarik kesimpulan bahwa bimbingan merupakan suatu proses yang
berkesinambungan, sehingga bantuan itu diberikan secara sistematis,
berencana, terus-menerus, dan terarah pada tujuan tertentu. selanjutnya
bimbingan juga memberikan bantuan kepada setiap individu yang
memerlukannya baik ia anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua.
Dengan demikian kegiatan bimbingan bukanlah kegiatan yang dilakukan
secara kebetulan, sewaktu-waktu, tidak sengaja, atau asal-asalan.
Sedangkan konseling berasal dari bahasa inggris ”to counsel” yang
secara etimologis berarti “to give advice” atau memberi saran dan nasihat.
Disamping itu istilah bimbingan yang selalu dirangkaikan dengan istilah
konseling itu merupakan suatu kegiatan yang integral. Konseling merupakan
salah satu tekhnik dalam pelayanan bimbingan diantara bebrapa tekhnik
lainnya ( Jamal Makmur Asmani, 2010 hal 36). Sedangkan secara terminologi
diartikan sebagai “ proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada invidu yang
sedang mengalami masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh klien ( Prayitno dan Erman Amti, 2008 hal 105 )
Konseling merupakan salah satu tekhnik dalam pelayanan bimbingan
dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam
serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru
pembimbing/konselor dengan klien yang bertujuan agar mampu memecahkan
masalah yang sedang dihadapinya.
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang di berikan
seorang konselor kepada klien dengan wawancara agar klien tersebut mampu
memecahkan masalah yang dihadapi dengan kemampuan-kemampuan yamg
dimiliki. Pengertian bimbingan dan konseling sebagaimana yang di sampaikan
di atas, maka kedua istilah tersebut memiliki kaitan yang saling
berhubungan.Oleh sebab itu bahwa salah satu jenis bimbingan tersebut adalah
konseling.
Bimbingan dan konseling juga merupakan program sekolah yang
sangat penting adanya di setiap sekolah. Bimbingan dan konseling bertujuan
untuk membina kepribadian serta akhlak siswa, karena siswa pada umumnya
berada pada tahap puber maka bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan
agar siswa terhindar dari perbuatan yang melanggar norma-norma dan
bantuan yang diberikan oleh seorang konselor adalah bantuan yang bersifat
psikologis.
“Konseling bertujuan membantu individu untuk mengadakan
interpretasi fakta-fakta mendalami arti nilai hidup pribadi, kini dan
mendatang.konseling memberikan bantuan kepada individu untuk
mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah
laku”. ( Syamsu Yusuf dan A.Juntika Nurihsan, 2010 hal 14 ).
Dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, disini
guru pembimbing dituntut mempunyai peran yang cukup untuk membimbing
anak didik. Guru pembimbing tidak hanya berkepentingan kepada siswa yang
bermasalah saja akan tetapi juga untuk mengembangkan kemampuan siswa
secara optimal serta membantu atau membina mental, sikap dan tingkah laku
menuju kearah yang lebih baik.
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3. Jenis Bimbingan Konseling Di Sekolah
Dilihat dari masalah individu, ada tiga jenis bimbingan yaitu
bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan bimbingan karir.
a. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar yaitu bimbingan yang diarahkan untuk
membantu para individu dalam menghadapi dan menyelesaikan masasal-
masalah belajar. Adapun yang menjadi masalah-masalah belajar yaitu
pengenalan kurikulu, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar,
penyelesaiaan tugas-tugas dan latihan, penggunaan sumber belajar,
perencanaan pendidikan lanjutan dan lain-lain.
Bimbingan belajar dilakukan dengan cara mengembangkan
suasana belajar-mengajar yag kondusif agar terhindar dari kesulitan
belajar. Para pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan
belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu
agar sukses dalam belajar, dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua
tuntutan program pendidikan. Dalam bimbingan belajar, para
pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan
akademik yang diharapkan.
b. Bimbingan Sosial
Bimbingan sosial merupakan bimbingan untuk membantu para
individu dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial. Adapun yang
tergolong masalah-masalah sosial adalah masalah hubungan dengan
sesama teman, guru, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri,
penyesuaian diri dengan ingkungan pendidikan dan penyelesaian konflik.
Bimbingan sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan
mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-
masalah dalam dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang
mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permsalahan
yang dialami oleh individu.
c. Bimbingan Karir
Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karir,
seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan,
penyesuaian kerjaan, dan penyeleseaian masalah-masalah karir yang
dihadapi.
Bimbingan karir merupakan upaya bantuan terhadap individu agar
dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, dan
mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk
kehidupannya yang diharapkan. (Achamd Juntika Nurihsan, 2006:15)
4. Pola Umum Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Pola umum bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan
bimbingan dan konseling yang mencakup bidang-bidang bimbingan jenis-
jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konseling.
Pola umum bimbingan dan konseling ini di sekolah sering disebut
dengan pola 17, karena terdapat 17 (tujuh belas) butir pokok perinciannya
adalah kegiatan bimbingan dan konseling secara menyeluruh meliputi empat
bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier.
Kegiatan bimbingan dan konseling dalam empat bidang diselenggarakan
melalui tujuh jenis layanan yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan
atau penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok,
dan konseling kelompok. Untuk mendukung ketujuh jenis layanan itu
diselenggarakan lima kegiatan pendukung yaitu instrumentasi bimbingan dan
konseling, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih
tangan kasus ( Jamal Ma’mur Asmani, 2010 hal 203 ). Melalui sejumlah
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan mampu menyelasaikan
permasalahan dan kesulitan belajar siswa di sekolah.
5. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan kegiatan
sistematis, terarah dan berkelanjutan.oleh karena itu pelayanan bimbingan dan
konseling selalu memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum,
dan peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah/ madrasah
juga merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pengembangan karier (Jamal Ma’ruf Asmani, 2010 : 133). Pelayanan ini juga
membantu mengatasi kelemahan-kelemahan dan hambatan serta masalah yang
dihadapi peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling mengacu pada
bidang-bidang bimbingan dan konseling keterkaitannya dapat dilihat melalui
uraian berikut:
a. Layanan Orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik memahami lingkungan (seperti sekolah)
yang baru dimasukinya dalam rangka mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik ( Hallen A, 2002 hal 81 ). Layanan ini
mempunyai tujuan membantu siswa atau orang tua guna menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekolah.Hasil yang diharapkan dari layanan ini
adalah menunjang keberhasilan siswa di sekolah.
b. Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai
informasi ( Hallen A, 2002 hal 82 ). Layanan ini bertujuan membekali
siswa dengan berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri
merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai siwa.
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai dengan potensi, bakat, dan
minat serta kondisi pribadinya ( Hallen A, 2002 hal 81 ). Berbagai hal
seperti kemampuan, bakat dan minat yang tidak tesalurkan secara tepat
mengakibatkan siswa tidak dapat berkembang secara optimal.Layanan ini
membantu siswa menentukan pilihan dan posisi yang tepat berkenaan
dengan penjurusan, kelompok belajar dan sebagainya.
d. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran adalah layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan diri dengan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik ( Hallen A, 2002 hal 84 ). Layanan
ini membantu peserta didik mengembangkan sikap belajar yang baik.
e. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan
langsung/ tatap muka secara perorangan dengan guru pembimbing (
Hallen A, 2002 hal 85 ). Layanan ini memungkinkan siswa mendapatkan
layanan secara langsung secara tatap muka dengan pembimbing untuk
menyelesaikan masalah siswa.
f. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
memungkinkan peserta didik memperoleh berbagai bahan dari narasumber
(guru pembimbing atau guru kelas) yang bermanfaat untuk kehidupan
sehari-hari ( Hallen A, 2002 hal 88 ).
g. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok memungkinkan peserta didik
memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan penyelesain masalah yang
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dialami melalui dinamika kelompok ( Hallen A, 2002 hal 88 ). Dari
layanan dan bidang bimbingan yang dipaparkan di atas memudahkan
konselor atau guru bimbingan konseling dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi siswa (klien) dan membina sikap, mental serta akhlak siswa
menjadi yang lebih baik.
Kegiatan pendukung ini pada umumnya dilaksanakan tanpa kontak
langsung dengan sasaran layanan, kegiatan ini berfungsi membantu
kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik (klien).
Kegiatan ini meliputi:
a. Aplikasi intrumentasi bimbingan dan konseling. Aplikasi ini bertujuan
untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik.
Pengumpulan data dan keterangan dapat dilakukan dengan berbagai
instrument, baik tes maupun non tes ( Hallen A, 2002 hal 88 ).
Penggunaan tes standar tidak oleh semua guru melainkan oleh mereka
yang telah memiliki kompetensi untuk menyelenggarakan tes.
b. Penyelenggaraan himpunan data bermaksud menghimpun seluruh data
dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa
dalam berbagai aspek ( Prayitno, 1999 hal 127 ). Himpunan data perlu
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, terpadu dan bersifat
tertutup.
c. Konfrensi kasus yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk membahas permasalahan yang dialami oleh siswadalam suatu
forum yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait seperti guru BK, Wali
Kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua, dan tenaga ahli
lainnya ( Hallen A, 2002 hal 91 ).
d. Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk
memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
teselesaikannya permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kerumahnya ( Hallen A, 2002 hal 92 ). Kunjungan rumah ini mempunyai
dua tujuan yaitu memperoleh keterangan dan membahas permasalahan
untuk mencari jalan keluar. Dalam keadaan tertentu kunjungan rumah
dapat diganti dengan pemanggilan orang tua ke sekolah.
e. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang
dihadapi peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan kasus
dari pihak satu ke pihak lainnya ( Hallen A, 2002 hal 93 ). Tujuan dari
alih tangan kasus yaitu untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat
dan tuntas atas masalah yang dialami oleh siswa. Seperti guru mata
pelajaran, wali kelas, dan staf sekolah lainnya atau orang tua
menyerahkan siswa yang bermasalah kepada guru pembimbing atau guru
bimbingan konselingnya.
6. Fungsi Bimbingan Konseling
Ditinjau dari sifatnya, layanan bimbingan dan konseling dapat
berfungsi sebagai berikut:
a. Pencegahan (Preventif)
Layanan bimbingan dapat berfungsi sebagai pencegahan. Artinya
ia merupakan suatu usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
Dalam fungsi pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi
pencegahan ini, layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa
agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat mengahmbat
perkembangannya.
b. Pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang suatu oleh pihak-
pihak tertentu, sesuai dengan keperluan pengembangan siswa.
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pemahaman ini mencakup pemahaman tentang diri siswa, pemahaman
tentang lingkungan siswa, pemahaman tentang lingkungan yang lebih
luas termasuk didalamnya informasi pendidikan, pekerjaan, dan karir
terutama oleh siswa.
c. Fungsi Perbaikan
Fungsi perbaikan yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli, sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berpikir, berperasaan, dan bertindak. Disinilah fungsi perbaikan itu
berperan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
terpecahnya berbagai permasalahan yang dialami siswa.
d. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseling agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. Dengan demikian adanya
kesesuaian antara pribadi siswa dan sekolah sebagai lingkungan
merupakan sasaran fungsi ini.
e. Fungsi Adaptasi
Fungsi adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana
pendidikan, kepala sekolah/ Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk
menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan,
minat, kemampuan, dan kebutuhan konseling.
f. Fungsi Penyaluran
Fungsi penyaluran yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseling memilih kegiatan ektrakulikuler, jurusan atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karier sesuai dengan minat,
bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. ( Jamal Makmur
Asmani, 2010 hal 58 ).
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
7. Pengertian Akhlak
Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat didalam jiwa
seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya. Perbuatan yang timbul dari
dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari
luar, dan dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main, berpura-pura
atau bersandiwara. ( Muhammad Alim, 2006 hal 151 )
Selanjutnya penulis akan mengemukakan pengertian akhlak secara
etimologis dan secara terminologis dilengkapi dengan pendapat para ahli.
Secara etimologi perkataan akhlak berasal dari bahasa arab khuluq
jama’nya khuluqun artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabi’at.
kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan kalimat
Khalqun yang berarti kejadian, serta erat kaitannya dengan Khaliq dengan
makna pencipta, dan makluk yang diciptakan. ( Rosihon Anwar, 2008 hal 205
)
Secara terminologi pengertian akhlak dikemukakan oleh para ahli
sebagai berikut:
a. Menurut Al-Qurtuby Akhlak adalah : suatu perbuatan manusia yang
bersumber dari adab kesopanannya disebut akhlak, karena perbuatan itu
termasuk bagian dari kejadiaannya
b. Menurut Ibnu Maskawaih: akhlak ialah keadaan jiwa yang selalu
mendorong manusia berbuat, tanpa pemikiran (lebih lama)
c. Menurut Imam Al-ghazali: akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam
jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang
dilakukan, tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka
jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang terpuji menurut
ketentuan akal dan norma agama. ( Mahjudin, 2009 hal 3)
Dari beberapa defenisi diatas, penulis menarik definisi lain bahwa
akhlak adalah perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya.
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Maka gerakan reflex, denyut jantung, dan kedipan mata tidak dapat disebut
akhlak, karna gerakan tersebut tidak diperintah oleh unsur kejiwaan.
8. Pentingnya Pembinaan Akhlak
Merebaknya isu-isu moral, etika dan akhlak dikalangan remaja seperti
penggunaan narkotika, tawuran pelajar, pornografi, pencurian, pembunuhan,
perjudian dan lain sebagainya, sudah mensosial yang sampai saat ini belum
bisa diatasi secara tuntas. Akibat yang timbul dari persoalan tersebut sangat
serius, karena tindakan tersebut sudah menjurus kepada tindakan kriminal.
Kondisi ini sangat memperihatinkan orang tua dan para pendidik (guru), sebab
pelaku-pelaku beserta korbannya adalah kebanyakan remaja, terutama pelajar
dan mahasiswa.
Banyak orang berpandangan bahwa kondisi tersebut diduga bermula
dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan sesungguhnya
yang paling besar memberikan konstribusi atas situasi tersebut. Mereka yang
telah melewati sistem pendidikan selama ini, mulai dalam pendidikan
keluarga, lingkungan sekitar dan pendidikan di sekolah, kurang memiliki
kemampuan dalam menanamkan nilai-nilai moral dan agama.
Dibidang pendidikan sosial, terjadinya penyimpangan moral siswa
tersebut bukan saja menjadi tanggung jawab guru pendidikan akidah akhlak
saja, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh guru pendidikan agama, maka
moralitas yang akan timbul hanyalah sebatas terdapatnya doktrin-doktrin
agama.
Jika pembelajaran moral menggunakan model terintegrasi dalam
semua bidang studi, maka semua guru adalah pengajar moral tanpa terkecuali
semua guru bertanggung jawab atas pembinaan akhlak siswa dan
pembelajaran tidak selalu bersifat informatif kognitif melainkan bersifat
terapan pada setiap bidang studi. Semua tenaga pendidik harus bekerja sama
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dalam membina akhlak, moral dan etika anak didik, apabila kerjasama telah
terjalin dengan baik, maka hasil yang akan dicapai dalam mewujudkan siswa
yang bermoral dan berintelektual tinggi akan mudah dicapai.
Al-Quran sebagai sumber ajaran dalam agama islam telah memberikan
tuntunan agar setiap muslim senantiasa mensucikan dirinya dari sifat-sifat
syaitan dan membiasakan dirinya dengan budi pekerti luhur dan akhlak yang
mulia. Mensucikan jiwa di sini maksutnya adalah membersihkan jasmani dan
rohani dari segala perbuatan maksiat dan dosa, meninggalkan semua sifat
tercela, menjauhi apa-apa yang telah dilarang oleh Allah SWT. Setelah jiwa
bersih dari sifat-sifat kotor kemudian dimasukkan kedalam diri manusia sifat-
sifat terpuji dengan melakukan pembinaan, bimbingan dan arahan akhlakul
karimah (akhlak yang mulia).
Pentingnya pembinaan akhlak terutama terhadap anak sejak usia dini
merupakan agenda utama bagi setiap orang tua, guru dan keluarga. Disekolah
guru bertanggung jawab atas pembinaan akhlak siswa dalam bentuk penyajian
metode pangajaran dan sekaligus mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Dirumah orang tua bertanggung jawab mengarahkan, sikap, jiwa
anak baik dengan tingkah laku terpuji maupun dengan nasehat-nasehat yang
berguna. Tidak hanya itu orang tua juga berkewajiban memberikan segala
sesuatu yang halal kepada anak mulai dari makanan, minuman, pakaiaan dan
lain sebagainya. Hal ini sangat berpengaruh kepada anak dan mental anak,
apabila orang tua sering memberikan nafkah dari hal-hal yang haram kepada
anak, maka sifat dan prilaku anak juga cendrung kepada hal-hal yang negatif
dan yang berbau maksiat dan dosa. ( A. Jailani, 2000 hal 36 )
Tujuan sebenarnya dari pembinaan akhlak adalah agar manusia
menjadi baik dan biasa kepada yang baik tersebut. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa tujuan pembinaan akhlak adalah latihan agar dapat
melahirkan tingkah laku sebagai tabiat dalam artian agar perbuatan yang
timbul dari akhlak baik dirasakan sebagai suatu kenikmatan bagi yang
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
melakukannnya. Menurut Sait Agil tujuan pendidikan adalah membentuk
menusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, maju dan mandiri
sehingga memiliki ketahanan rohaniah yang tinggi serta mampu beradaptasi
dengan dinamika perkembangan masyarakat. ( Said Agil Al-Munawar, 2005
hal 15 )
Hal senada juga dikemukakan oleh Muhammad Athiyyah Al-abrasi,
beliau mengatakan bahwa tujuan penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak
adalah untuk membentuk orang- orang bermoral baik, berkemauan keras,
sopan dalam berbica dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku serta beradab. (
Muhammad Athiyah Abrasyi, 1994 hal 103 )
Dengan kata lain maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
penanaman pendidikan akhlak: pertama, supaya seseorang terbiasa melakukan
yang baik, indah, mulia, terpuji serta menghindari yang buruk hina dan
tercela. Kedua, supaya interaksi manusia dengan Allah SWT serta dengan
sesama makhluk senantiasa terpelihara dengan baik dan harmonis. Esensinya
sudah tentu, bahwa untuk memperoleh yang baik seseorang harus
membandingkannya dengan yang buruk atau membandingakan keduanya
kemudian setelah itu, harus memilih yang baik dan meninggalkan yang
buruk.
Agar seseorang memiliki budi pekerti yang baik, maka upaya yang
dilakukan adalah dengan cara pembiasaan sehari-hari. Dengan upaya seperti
ini seseorang akan nampak dengan perilakunya sikap yang mulia dan timbul
atas faktor kesadaran, bukan karena adanya pihak dari mana pun. Jika
dikaitkan dengan kondisi di Indonesia dengan saat ini maka akhlak yang baik
akan mampu menciptakan bangsa ini bermartabat baik bagi warga Indonesia
maupun tingkat internasional.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan pembinaan akhlak
adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan dalam membina tingkah
laku atau budi pekerti untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Studi Relevan
Penelitian ini mengenai “Peran Guru Pembimbing Terhadap Pembinaan
Akhlak Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi”, berdasarkan
ekplorasi peneliti, ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian
ini.
Yang pertama adalah penelitian dari Rizky Pranata pada tahun 2016 yang
berjudul “Peranan Guru Bimbingan Konseling Terhadap Pembinaan Akhlak
Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri Model Kota Jambi”. Dilaksanakannya
penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan peranan guru bimbingan konseling
terhadap pembinaan akhlak siswa serta upaya dan kendala apa saja yang
dihadapi.
Yang kedua adalah penelitian dari Ari imam Mustofa pada tahun 2015 yang
berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlakul
Karimah Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Mojogedang Tahun Pelajaran
2014/2015. Dilaksanakannya penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan upaya
guru dalam pembinaan akhlakul karimah siswa.
Yang ketiga adalah penelitian dari Okna Yosi Rahmi pada tahun 2013 yang
berjudul “Upaya Guru Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di Madrasah Aliyah
Negeri (MAN) Lembah Gumanti Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten
Solok. Dilaksanakannya penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan upaya guru
dalam pembinaan akhlak siswa.
Adapun perbedaan penelitian yang dilaksanakan peneliti dengan ketiga
peneliti yang relevan tersebut adalah penelitian yang dilaksanakan lebih
mencakup keseluruhan masyarakat sekolah lebih khususnya guru pembimbing
yaitu seluruh guru yang mengadakan proses belajar mengajar sebagaiman telah
diterangkan.
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Adapun persamaan penelitian yang dilaksnakan peneliti dengan ketiga peneliti
yang relevan tersebut adalah peneliti yang dilaksanakan bertujuan yang sama
untuk menghasilkan upaya, kendala dalam pembinaan akhlak siswa.
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian ini didapatkan dari fakta-fakta yang ditemukan dilapangan
sehingga ditetapkan akan mengunakan penelitian kualitatif. ( Beni Ahmad Saebani,
2008 hal 123 ) menjelaskan dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak
dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat
penelitian di lapangan. Oleh karena itu, analisais data yang dilakukan bersifat
induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan kemudian dapat dikonstruksikan
menjadi hipoteisi atau teori.
Menurut sugiyono dalam buku ( Beni Ahmad Saebani, 2008 hal 123 )
menjelaskan metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,
suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data pasti
yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu, penelitian
kualitatif tidak menekankan generalisasi, tetapi lebih menekankan makna.
Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability, artinya hasil
penelitian tersebut dapat digunakan di tempat lain, manakala tempat tersebut
memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda.
Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument dan dengan
teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperanan serta) dan in
depth interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus berinteraksi dengan
sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif mengenal betul orang yang
memberikan data. ( Sugiyono, 2012 hal 11) Dengan begitu peneliti akan berupaya
berinteraksi dengan sumber data seperti Kepala Sekolah, guru bimbingan konseling,
murid, dan sebagainya. Sehingga data yang didapatkan benar-benar valid.
Dengan demikian peneliti berupaya akan mendapatkan data yang mendalam
dari kajian tentang peran guru pembimbing terhadap pembinaan akhlak siswa di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi. Nantinya data yang telah
dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dan diharapkan terangkat gambaran
mengenai kualitas, realitas sosial dan persepsi sasaran peneliti tanpa tercemar oleh
pengukuran formal.
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi,
dengan alasan masih dihadapkan pada fenomena-fenomena yang terjadi pada
pelaksanaan Pendidikan, dan anggapan penulis masih kurang berjalannya bimbingan
konseling di bidang bimbingan sosial terhadap pembinaan akhlak siswa, seperti
datang terlambat, ribut dikelas dan bagainya.
2. Subjek Penelitian
Dalam pendekatan kualitatif, ada beberapa istilah yang digunakan untuk
menunjuk subjek penelitian. Ada yang mengistilah-kan informan karena informan
memberikan informasi tentang suatu kelompok atau entitas tertentu, dan informan
bukan di-harapkan menjadi representasi dari kelompok atau entitas tersebut. Istilah
lain adalah partisipan. Partisipan digunakan, terutama apabila subjek mewakili suatu
kelompok tertentu, dan hubungan antara peneliti dengan subjek penelitian dianggap
bermakna bagi subjek. ( Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, 2009 hal 88 )
Dengan begitu peneliti akan menjadikan guru bimbingan konseling
menjadi informan. Sedangkan siswa akan dijadikan partisipan dalam penelitian ini.
Mengenai penelitian kualitatif konsep sampel berkaitan dengan memilih informasi
atau situasi sosial tertentu yang dapat memberikan informasi yang akurat dan
terpercaya mengenai elemen-elemen yang ada dalam (karakteristik elemen-elemen
yang tercakup dalam fokus atau topik penelitian)
Sebaliknya dalam memilih sampel informasi awal dan lima buah kriteria
yang seyogyanya dipenuhi oleh objek yang dipilih sebagai informasi yaitu :
1. Subjek yang cukup lama dan intensif “menyatu” dengan sesuatu kegiatan atau
medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian
2. Subjek yang masih terlihat secara penuh atau aktif dalam lingkungan/kegiatan
yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian.
3. Subjek yang mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk diminta
informasi.
4. Subjek yang memberikan infromasi tidak cenderung “di olah” atau “dikemas”
terlebih dahulu. Mereka masih relative “lugu” dalam pemberian infromasi
5. Subjek yang sebelumnya tergolong masih “asing” dengan peneliti sehingga
dapat merasa lebih tertantang untuk belajar sebanyak mungkin dari subjek yang
semacam “guru baru” bagi dirinya. ( sanafiah faisal, 1990 : 56 )
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Penelitian ini tidak mengenal konsep keterwakilan contoh sampel dalam
rangka generalisasi yang berlaku bagi populasi. Sampel dalam penelitian kualitatif
berkaitan dengan bagaimana informasi yang mantap dan terpercaya mengenai
elemen-elemen yang ada yang dilakukan secara porposif yaitu atas dasar apa yang
kita ketahui tentang variasi-variasi yang ada . dalam penentuan sampel akan
digunakan pengmbilan sampel dengan Penentuan subjek didasarkan dengan tekhnik
purpossive sampling, Purpossive sampling adalah pengambilan sampel secara
sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang di perlukan. Dalam bahasa sederhana
purpossive sampling itu dapat dikatakan secara sengaja mengambil sampel tertentu
(jika orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuai persyaratan (sifat-sifat,
karakteristik, ciri, kriteria) sampel.(Amirin Tatang, 2009 : 18) Key infoman: Guru
Bimbingan Konseling Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung peneliti kepada
sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010: 86) Pengumpulan data
primer tetap dilakukan dengan menggunakan tenaga pembantu, asalkan
penelitian telah menghayati permasalahan yang dihadapi atau telah menemukan
objek penelitiannya. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya terutama mengenai
peranan guru bimbingan konseling terhadap pembinaan akhlak siswa di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi.
b. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah dan
struktur organisasi) atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010 : 90) Data sekunder
adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi profil Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi, seperti :
1) Historis dan geografis
2) Struktur organisasi
3) Keadaan guru dan siswa
4) Keadaan sarana dan prasarana
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
darimana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 207) Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto, yang dimaksud denga sumber data adalah subyek darimana
data-data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 106) Sumber data yaitu
berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat melalui wawancara.
Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui observasi. Dan sumber
data dari dokumen didapat dari instansi terkait. “menurut Lofland sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. (Jam’an Satori, 2009 :
105).
Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh
yaitu :
a. Sumber data berupa manusia, yakni guru Bimbingan Konseling, Guru
Pendidikan Agama, Kepala Sekolah dan Para siswa.
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi bentuk bimbingan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi.
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip dokumentasi
resmi yang berhubungan dengan Bimbingan Konseling.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi
data-data yang diinginkan, peneliti dalam hal ini menerapkan beberapa metode
sebagai berikut :
1. Observasi
“Metode observasi atau disebut juga dengan pengematan merupakan
kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh
indera”. (Suharsini Arikunto, 2006 : 156) Di dalam pengertian psikologik,
observasi atau disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan alat indera. Metode
observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi secara
tidak langsung, jadi peneliti hanya mengamati perilaku dan interaksi tanpa
adanya pendekatan secara langsung pada subjek yang diteliti nantinya.
Observasi berkaitan dengan semua aspek yang diteliti mulai dari proses
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pembelajaran sampai selesai dan disitu dapat dilihat bahwa guru dan siswa
seperti apa didalam kelas. Data observasi berupa data faktual dimana kegiatan-
kegiatan itu terjadi. Adapun langkah-langkah observasi sebagai berikut :
a. Mengamati Peranan Guru Bimbingan Konseling
b. Mengamati mengenai pelayanan Bimbingan Konseling
c. Mengamati faktor penyebab munculnya masalah siswa di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi
d. Mengamati Upaya-Upaya yang dilakukan guru bimbingan konseling
terhadap pembinaan akhlak siswa
e. Mengamati Kendala-Kendala yang dihadapi guru bimbingan konseling
terhadap pembinaan akhlak siswa
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi Arikunto, 2006 :
156) Metode ini gunanya untuk memperoleh data melalui wawancara langsung
secara terpimpin antara peneliti dengan orang yang memberikan informasi
dengan menggunakan daftar wawancara. Wawancara ini dipakai untuk lebih
mendalami data yang diperoleh dari observasi. Wawancara ini digunakan untuk
mencari informasi kepada siswa, guru bimbingan koseling, guru pendidikan
agama dan kepala sekolah guna untuk mendapatkan data-data tentang peranan
guru bimbingan konseling terhadap pembinaan akhlak siswa di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi. Adapun data yang akan dicari dalam
penelitian ini adalah :
a. Bentuk bimbingan konseling terhadap pembinaan akhlak siswa di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi
b. Metode bimbingan konseling terhadap pembinaan akhlak siswa di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi
c. Upaya – upaya guru bimbingan Konseling terhadap pembinaan akhlak
siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi
d. Kendala – kendala guru bimbingan Konseling terhadap pembinaan akhlak
siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi
3. Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal
seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
prasasti,majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012 : 138) Data
tersebut merupakan gambaran umum Sekolah Menengah Pertama Negeri 6
Kota Jambi, seperti:
a. Historis dan geografis
b. Struktur Organisasi
c. Keadaan guru dan siswa
d. Keadaan sarana dan prasarana.
E. Teknik Analisis Data
Setalah pengumpulan data, maka data yang diperoleh terlebih dahulu
diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui segi
kualitatif, dengan tekhnik :
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data-data kasar yang
muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Tumpukan data yang
didapatkan di lapangan akan direduksi dengan cara merangkum, meresume,
kemudian mengklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan penelitian. (Matthew B.
Miles dan A. Michael Huberman, 2007 : 16).
2. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi data, langkah berikutnya adalah penyajian
data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti melakukan
penarikan kesimpulan.
3. Verifikasi/ PenarikanKesimpulan
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (2007 : 20) menarik
kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari proses analisis data, yaitu dengan
cara merumuskan kesimpulan penelitian, baik kesimpulan sementara maupun
kesimpulan akhir. Peneliti akan membuat kesimpulan sementara terhadap setiap
data yang ditemukan pada saat penelitian sedang berlangsung, dan kesimpulan
akhir dapat dibuat setelah seluruh data dianalisis mengenai masalah yang
muncul dari peranan guru bimbingan konseling terhadap pembinaan akhlak
siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi.
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Adapun tingkat kepercayaan data (trustworthiness) dalam penelitian
dilakukan suatu tekhnik pemeriksaan data antara lain; melakukan perpanjangan
keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi Berikut penjelasannya :
1. Perpanjang keikutsertaan
Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di
lapangan sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini dilakukan
maka membatasi membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks,
membatasi kekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian
atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan waktu di lapangan
akan memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan data yang dikumpul.
(Sugiono, 2012 : 219)
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut secara rinci
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. (Sugiono, 2012 : 99)
Halini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang timbul akibat peneliti
terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun kesalahan responden
yang tidak benar dalam memberikan informasi.
3. Triangulasi
Trianggulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik
pemerikasaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexy J
Moleong, 2011 : 178)
G. Jadwal Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan,
maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal
penelitian sebagai berikut:
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan Ke
April
2017
Mei
2017
Januari
2018
Februari
- April
2018
Mei 2018 Juni 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
penelitian
X
2 Menyusun atau
menulis konsep
proposal
X
3 Mengajukan
judul ke
Fakultas untuk
persetujuan
judul
X
4 Konsultasi
dengan dosen
pembimbing
X
5 Seminar
proposal
X
6 Izin atau
perintah riset
x x
7 Pelaksanaan
riset
X X X
8 Penulisan
konsep skripsi
X X
9 Konsultasi
kepada dosen
pembimbing
X X X
10 Penggandaan
skripsi
11 Munaqasah dan
perbaikan
X
12 Penggandaan
skripsi dan
penyampaian
skripsi kepada
tim Penguji dan
Fakultas
X
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
34
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. TEMUAN UMUM
1. Historis
Latar belakang sejarah Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota
Jambi yang berada dikomplek Jl. H. Kamil Rt 21 Kel. Pasir Putih Kec.
Jambi Selatan Kota Jambi Provinsi Jambi yang luasnya mencapai 11.540
m2 yang dibeli dari dana anggaran Negara. Serta luas tanah yang
terbangun mencapai 4.330,8 m2, No Telp 0741572172, NSS
201106002006, NPSN 10504626, NPWP 004274155331000, Kode Pos
36139, No Lingkungan 160
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi didirikan pada 13
januari 1977 sesuai dengan Surat keputusan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0292/02/1977 tentang pembukaan sekolah, sedangkan
peresmian gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi pada
18 April 1977 Oleh Dr. Syarif Thajeb maka dijadikanlah sebagai hari
ulang tahun Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi yang
diperingati setiap tahunnya.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi diusia sekolah
40 tahun telah terjadi beberapa pergantian kepala sekolah diantaranya :
Tabel 4.1 : Daftar Nama Kepala Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi.
NO
I
NAMA
II
TAHUN
III
1 Hj. Meinar Firdaus 1977 - 1985
2 Fauzi Sulaiman 1985 - 1987
3 Radi Arif 1987 - 1992
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
I II III
4 Hj. Syarifah Lawalatah. S. Pd 1992 - 1996
5 Drs. Gunawan Purba 1996 - 1998
6 Drs. Darul Ulum 1998 - 2000
7 Wasril. S. Pd 2000 - 2001
8 Aman Priyono. S. Pd 2001 - 2002
9 Narmita. S. Pd 2002 - 2004
10 Muhammad Najmi. S. Pd 2004 - 2009
11 Drs. Ismet Muhammad. M. Pd 2009 – 2014
12 Dra. Hj. Asmiyati. M. Pd 2009 – 2014
13 Nizam. S. Pd 2014 - Sekarang
2. Geografis
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi termasuk dalam
wilayah Kota Jambi, tepatnya di Jalan Haji Kamil Kecamatan Jambi
Selatan Kelurahan Thehok Kota Jambi, secara geografis daerah ini
berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan aspal
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah penduduk
3. Visi dan Misi Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi
Adapun VISI dan MISI Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota
Jambi adalah sebagai berikut :
a. V I S I
1) Terwujudnya Prestasi, Berdasarkan IMTEK dan Berwawasan
Lingkungan.
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. M I S I
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan
efisien sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai
dengan potensi yang dimiliki.
2) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi
dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal.
3) Menumbuhkembangkan keunggulan dalam penerapan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
4) Menumbuhkembangkan etos kerja seluruh warga sekolah.
5) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap
ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga terbangun
siswa yang berakhlak mulia dan kepribadian.
6) Menumbuhkembangkan budaya kebersihan dan keindahan
lingkungan bagi semua warga sekolah.
4. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi
Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi mengacu pada standar
kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP sesuai Permendikbud
Tahun 2016 nomor 20.
5. Struktur Organisasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi
Susuna Organisasi Adalah Susunan Personil yang tergabung dalam suatu
organisasi. Melalui struktur kita dapat melihat tugas wewenang, dan
bidang kerja yang ada pada organisasi tersebut, serta untuk mewujudkan
visi dan misi sehingga dapap terorganisasi dengan baik. Adapun struktur
organisasi Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi adalah
sebagai berikut:
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Bagan 4.1 : Struktur Organisasi Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi
WAKA
HUMAS
H. M Yasir, S. Pd
WAKA
SAPRAS
Drs. Anwar Khattab. a
WAKA
KURIKULUM
Nazalman Kumidi, S. Pd
WAKA
PENGAWAS
SEKOLAH
Drs. Usup
WAKA
KESISWAAN
Masri, S. E
KEPALA
SEKOLAH
Nizam, S. Pd
KEPALA TU
Hj. Sri Ernawati, BSc
PEMBINA
OSIS
1. KOORDINATOR
BK
2. KEPALA
PERPUSTAKAAN 3. KEPALA LABOR 4. KEPALA TIK
WALI KELAS
SISWA
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
6. Keadaan Tenaga Pendidik Dan Pendidikan
a. Keadaan Guru
Tenaga pengajar di Sekolah Menegah Pertama Negeri 6 Kota
Jambi mempunyai tugas utama dalam mengelola pelajaran untuk
disampaikan kepada siswa dan siswi. Selain itu guru-guru di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi tahun 2017 juga harus
menjalankan tugas piket dan sebagai wali kelas. Ketentuan yang
menunjukkan bahwa tenaga dalam satu lembaga pendidikan harus
mempunyai ijazah guru untuk menjadi tenaga pengajar.
Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan
dalam proses belajar mengajar. Seorang guru mempunyai tugas dan
tanggungjawab untuk membina dan mengembangkan anak-anak
didiknya. Adapun guru-guru yang ada di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi berjumlah 55 orang. Dari segi sumberdaya
mengajar rata-rata mempunyai kualifikasi sebagai guru, baik dari
lembaga pendidikan umum maupun dari pendidikan agama. Dengan
demikian sumber daya mengajar Sekolah Menengah Pertama Negeri 6
Kota Jambi telah mempunyai persyaratan baik dari segi pendidikan
umum mapun pendidikan agama.
Tabel 4.2 : Data Profil Guru Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi.
NO
I
Tingkat Pendidikan
II
Jumlah dan Status Guru
III
Jumlah
IV GT/PNS
GTT/ Guru
Bantu
L P L P
1 S2/S3 1 2 3
2 S1 12 27 3 7 49
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
I II III IV
3 D-4
4 D3/Samud 3 3
5 D2
6 D1
7 SMA/Sederajat
Jumlah 13 32 3 7 55
Tabel 4.3 : Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan
latar belakang pendidikan (keahlian)
NO
I
Guru
II
Jumlah guru dengan
latar belakang
pendidikan sesuai
dengan tugas mengajar
III
Jumlah guru dengan latar
belakang pendidikan yang
TIDAK dengan tugas
mengajar
IV
Jumlah
V
D1/
D2
D3
S1/
D4
S2/
S3
D1/
D2
D3
S1/
D4
S2/S3
1. IPA 5 2 7
2. MTK 6 6
3. Bahasa Indonesia 7 7
4. Bahasa Inggris 5 1 6
5.
Pendidikan
Agama
5 5
6. IIPS 6 6
7. Penjaskes 3 3
8. Seni Budaya 1 1 2
9. PKn 4 4
10. TIK/Ktm 2 1 3
11. BK 4 1 5
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
I II III IV V
12. Lainnya : …….. 1 1
Jumlah 48 2 2 55
Tabel 4.4 : Daftar Nama Wali Kelas Sekolah Menengah
Pertama Negeri 6 Kota Jambi.
NO
I
KELAS
II
NAMA
III
1 VII A BANGKUMULI, S. Pd
2 VII B MAYA, S. Pd
3 VII C YULMAINIS, S. Pd
4 VII D INDRIANI, S. Pd
5 VII E NURHIDAYAH, S. Pd
6 VII F M. AZMI, S. Pd
7 VII G NIDA ULHIDAYAH
8 VII H SRI WAHYUNI, S.Pd
9 VII I SALMADI, S. Pd. I
10 VII J MIRNAYANTI, A. M, S. Pd
11 VII K HARSALADIN, S. Pd
12 VIII A HERLELY DJUNEFIE
13 VIII B ERA WAHYUNI, S. Pd
14 VIII C ZULIA FEBRIANTI, S. Kom
15 VIII D DEWI HARSI, S. Pd
16 VIII E MULYATI, S. Pd
17 VIII F HEFRI YENNI, S. Pd
18 VIII G TIMMA D. SIALLAGAN, S. Pd
19 VIII H Dra. NURLAELA
20 VIII I MARWIDIANSYAH, S. Pd
21 VIII J SOLAHUDDIN, S. Pd
22 VIII K HERIYANI, S. Pd
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b.Keadaan Siswa
Dalam pengamatan selama berada di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi, dalam bidang akademisi siswa sangat disiplin serta
taat pada tata tertib yang di berlakukan oleh pihak sekolah, bahkan dalam
bidang keorganisasian siswa yang terdapat di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi sangat aktif dan boleh saya bahasakan hampir semua
siswa yang memilki potensi atau bakat dapat disalurkan melalui kegiatan
Ekstra maupun intra,seperti Pramuka, Drum Band, PMR, Olah raga,
Olimpiade, OSIS dan seterusnya.
Tabel 4.5 : Daftar Keadaan Siswa Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi
I II II
23 IX A DONNY TAMPUBOLON, S. Pd
24 IX B Hj. ELFAYETTI, S.Pd
25 IX C NURHAYATI, S, AG
26 IX D NASIDA, S. Pd
27 IX E NOVELA ARCADIA, S. Pd
28 IX F MASITOH, S. Pd
29 IX G NYIMAS NURFATIMAH, S. Pd
30 IX H YUSLAINI LATIFAH, S. Pd
31 IX I Hj. TRISNA MARTINI, S. Pd
32 IX J IMELDA AISAH SARIP, S. Pd,
M. Pd
NO
I
KELAS
II
SISWA
III
JUMLAH
IV
1 VII A 35 Orang
381 Orang
2 VII B 34 Orang
3 VII C 34 Orang
4 VII D 34 Orang
5 VII E 35 Orang
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(SUMBER DATA : DOKUMENTASI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 6 KOTA JAMBI)
I II III IV
6 VII F 35 Orang
7 VII G 35 Orang
8 VII H 35 Orang
9 VII I 35 Orang
10 VII J 35 Orang
11 VII K 34 Orang
407 Orang
12 VIII A 36 Orang
13 VIII B 36 Orang
14 VIII C 37 Orang
15 VIII D 37 Orang
16 VIII E 38 Orang
17 VIII F 38 Orang
18 VIII G 37 Orang
19 VIII H 37 Orang
20 VIII I 37 Orang
21 VIII J 37 Orang
22 VIII K 37 Orang
23 IX A 40 Orang
395 Orang
24 IX B 39 Orang
25 IX C 39 Orang
26 IX D 40 Orang
27 IX E 40 Orang
28 IX F 40 Orang
29 IX G 40 Orang
30 IX H 40 Orang
31 IX I 39 Orang
32 IX J 38 Orang
Jumlah Keseluruhan 1138 0RANG
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
7. Sarana Dan Prasarana
Adapun sarana prasasarana yang terdapat di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 6 Kota Jambi adalah sebagai berikut:
1. Tanah dan Halaman
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi berdiri
diatas tanah sertifikat hak milik Pemerintah Provinsi Jambi dengan
luas tanah: 11.540 m2 .luas tanah terbangun 4.330,8 m2. sekitarnya
dikelilingi oleh pagar beton. Di sebelah selatan berbatasan dengan
pemukiman penduduk, utara berbatasan dengan jalan Umum.
2. Gedung
Bangunan gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota
Jambi saat ini pada umumnya dalam keadaan baik dan terpelihara,
seluruhnya dangan konstruksi beton. Gedung ini terdiri dari ruang
kelas, ruang kantor, Ruang penunjang, lapangan olahraga dan upacara
sebagai berikut.
Tabel 4.6 : Keadaan Gedung Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi.
No
I
Sarana
II
Jumlah
III
Keterangan
IV
1 Ruang Kelas (Ruang Belajar) 32 Baik
2 Ruang Keterampilan/Workshop 1 Baik
3 Laboratorium IPA 1 Baik
4 Laboratorium Bahasa 1 Baik
5 Laboratorium Komputer 1 Baik
6 Perpustakan 1 Baik
7 Ruang Guru 1 Baik
8 Ruang TU 1 Baik
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
I II III IV
9 Ruang UKS 1 Baik
10 Ruang BK 1 Baik
11 Wc Guru 5 Baik
12 Wc Siswa 10 Baik
13 Kantin Siswa 13 Baik
14 Masjid 1 Baik
15 Sarana Olahraga 3 Baik
16 Koperasi 1 Baik
17 Ruang Ganti 1 Baik
18 Gudang 1 Baik
(SUMBER DATA : DOKUMENTASI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 6 KOTA JAMBI)
B. TEMUAN KHUSUS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi, hasil
wawancara yang merupakan jawaban langsung oleh orang-orang yang terlibat
dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, seperti siswa, Guru. Tentang
“Peran Guru Pembimbing terhadap pembinaan Akhlak siswa”, dengan
demikian peneliti menemukan jawaban mengenai permasalahan tersebut
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 6 Kota Jambi
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi Kota Jambi
memiliki tanggung jawab yang besar tehadap kepribadian siswa, karena
selain memberikan ilmu pengetahuan dan juga harus memberikan
pembinaan akhlak. Untuk itu sekolah bertugas untuk merealisasikan dari
tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan tujuan intruksional pada
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
khususnya. Dalam rangka mendewasakan siswa dan menjadi anggota
masyarakat yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun bagi
nusa, bangsa dan agama.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi adalah salah
satu sekolah yang berdomisili di Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi,
turut berperan serta bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan
pendidikan. Kegiatan ini meliputi kegiatan pengajaran, administrasi dan
layanan bimbingan konseling, berikut penjelasan Guru A, selaku guru
bimbingan konseling yang mengatakan :
“Untuk merealisasikan tujuan pendidikan baik itu tujuan
intruksional maupun tujuan pendidikan nasional, serta visi dan
misi bimbingan konseling Sekolah Menengah Pertama Negeri 6
Kota Jambi, selanjutnya menetapkan ruang lingkup bimbingan
konseling kepada siswa yaitu bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir, bimbingan kehidupan
keluarga, bimbingan kehidupan keberagamaan ”. (Wawancara,
21 Maret 2018)
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap aktivitas pelayanan
guru bimbingan konseling terhadap siswa di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi dimana layanan bimbingan dan konseling dilakukan
seperti yang dijelaskan dibawah ini :
a. Bimbingan pribadi
Guru bimbingan konseling melakukan pelayanan bimbingan
konseling kepada siswa dengan tujuan agar siswa menemukan jati
diri guna mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan Mandiri serta dapat
mengembangkan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan
keputusan yang diambilnya agar pribadi nya menjadi pribadi yang
baik dan bertanggung jawab dalam segala bidang kemampuan yang
ada pada diri nya.
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Guru A dalam hal ini
mengatakan:
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
“Kami selaku guru bimbingan konseling memberi layanan
kepada siswa untuk membangun hidup pribadinya, seperti
motivasi, persepsi tentang diri, gaya hidup, perkembangan
nilai moral/agama dan sosial dalam diri, kemampuan
mengerti dan menerima diri orang lain serta membantu untuk
memecahkan masalah pribadi yang ditemui oleh siswa
tersebut, seperti masalah siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar, masalah orang tua dirumah, masalah bersosial
di kehidupan sekolah dan masyarakat”. (Wawancara, 21
Maret 2018)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis dilapangan
terlihat bahwa guru bimbingan konseling dalam layanan ini benar-
benar melakukan layanan bimbingan pribadi terhadap siswa, seperti
siswa yang memberi contekan kepada siswa lainnya dan masalah
orang tua dirumah.
b. Bimbingan sosial
Guru bimbingan konseling melakukan pelayanan kepada
siswa agar siswa mampu mengenal dan berhubungan dengan
lingkungan sosial baik lingkungan sekolah, keluarga, serta
masyarakat .
Menurut yang di ungkapkan oleh Guru B dalam bimbingan
ini mengatakan:
“Dalam bimbingan ini kami selaku guru bimbingan konseling
melakukan bimbingan sosial mengatasi masalah siswa yang
berkelahi, mempunyai masalah terhadap guru, sering berkata
kasar terhadap teman, acuh tak acuh terhadap guru, sering
ribut dikelas, murung saat belajar dengan mengetahui segala
permasalahan yang dihadapi serta memberi layanan mediasi,
layanan konsultasi, serta layanan bimbingan kelompok ”.
(Wawancara, 21 Maret 2018)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis dilapangan
bahwa guru bimbingan konseling dalam pelayanan ini benar-benar
melakukan bimbingan sosial di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kota Jambi dengan memberi layanan mediasi, layanan konsultasi,
serta layanan bimbingan kelompok.
c. Bimbingan belajar
Guru bimbingan konseling melakukan pelayanan kepada
siswa untuk membantu peserta didik mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, agar harapan nya siswa menjadi rajin
dalam belajar serta mendapat prestasi yang memuaskan bagi dirinya
dan keluarga.
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Guru B, guru
mata pelajaran Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi yang mengatakan bahwa:
“Dalam bimbingan ini kami selaku guru bimbingan konseling
memberikan layanan informasi, layanan penempatan dan
penyaluran dengan memberi pembelajaran kepada siswa
mengenai masalah masalah-masalah akademik seperti,
pengenalan kurikulum, pemilihan bakat minat, cara belajar,
penyelesaian tugas-tugas dan latihan, penggunaan sumber
belajar, perencanaan pendidikan lanjutan serta keterampilan
yang ada pada siswa itu sendiri”. (Wawancara, 21 Maret
2018)
Berdasarkan pengamatan penulis yang dilakukan dilapangan
bahwa guru bimbingan konseling dalam hal ini benar-benar telah
melakukan bimbingan pribadi dengan cara layanan informasi,
layanan penempatan dan penyaluran sebagai pengenalan kurikulum,
pemilihan bakat minat, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan
latihan, penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan
lanjutan.
d. Bimbingan karier
Guru bimbingan konseling melakukan pelayanan bimbingan
konseling kepada siswa yang bertujuan membantu siswa mengenal
potensi yang dimilikinya dan memantapkan pilihan karier, agar
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
siswa-siswa nya mempunyai arah dan tujuan yang jelas mengenai
kariernya. (Observasi, 01 Maret 2018)
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Guru C, guru
mata pelajaran Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi yang mengatakan bahwa:
“Kami selaku guru bimbingan konseling memberikan
bimbingan karir ini dengan melakukan layanan penguasaan
konten, layanan orientasi, layanan penempatan dan
penyaluran seperti, membantu siswa dalam perencanaan,
pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karir.
Dalam hal ini ialah memberikan bantuan terhadap siswa agar
dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal bakat
minat nya , dan mengembangkan masa depannya yang sesuai
dengan kehidupan yang diharapkan”. (Wawancara, 22 Maret
2018)
Berdasarkan pengamatan penulis yang dilakukan dilapangan
bahwa guru bimbgan konseling dalam hal ini benar-benar telah
melakukan bimbingan karir seperti memberikan layanan penguasaan
konten, layanan orientasi, layanan penempatan dan penyaluran
terhadap siswa agar dapat mengenal dan memahami dirinya,
mengenal bakat minat nya, dan mengembangkan masa depannya
yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Lebih
lanjut dengan layanan bimbingan karir, individu mampu menentukan
dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas
keputusan yang diambilnya sehingga mampu mewujudkan dirinya
secara bermakna.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi dilaksanakan sesuai
dengan mekanisme bimbingan konseling yaitu, kerjasama antara
guru bimbingan konseling dan guru mata pelajaran. Sebagaimana
yang di ungkapkan oleh Guru D yang mengatakan bahwa:
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
“Bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi berjalan dengan mekanisme
bimbingan konseling, kerjasama antara guru pembimbing
dengan guru mata pelajaran terjalin dengan baik, sehingga
dalam pelaksanaan bimbingan dapat berjalan sesuai dengan
pola umum bimbingan konseling di sekolah yaitu BK pola
17”. (Wawancara, 22 Maret 2018)
Di dalam pelaksanaan nya, bimbingan dan konseling sangat
memerlukan mekanisme dan kompetensi yang dimiliki oleh guru
pembimbing untuk menerapkan pola umum bimbingan dan
konseling di sekolah. Begitu juga terhadap siswa harus bisa
dibuktikan melalui keberanian untuk mengungkapkan permasalahan
yang tengah dihadapinya, sehingga pelaksanaan bimbingan
konseling dapat berjalan dengan baik dan semestinya.
Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi
merupakan siswa yang masih masa remaja, pada masa ini juga anak
masih bersifat ragu-ragu, sering murung bahkan tidak pasti. Maka
dalam pelaksanaan bimbingan pembinaan akhlak siswa haruslah di
sesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa itu sendiri. Adapun
pelaksanaan bimbingan terhadap pembinaan akhlak siswa adalah
sebagaimana dari hasil wawancara dengan Guru E salah satu guru
pendidikan agama sebagai berikut :
“Kami sebagai guru di sini apabila ada siswa yang
akhlaknya kurang baik, maka kami akan berupaya
memanggil siswa yang berkaitan setelah itu memberikan
mediasi dan motivasi agar siswa tersebut tidak mengulangi
kesalahan-kesalahan yang sering mereka lakukan. Dan
disamping itu kami juga memberikan beberapa sanksi
kepada siswa yang sering melanggar peraturan sekolah,
dimulai dari teguran hingga hukuman di suruh hormat
bendera, lari keliling lapangan, dan membersihkan halaman
sekolah”. (Wawancara, 23 Maret 2018)
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kemudian wawancara penulis selanjutnya dengan Guru A,
selaku guru bimbingan konseling mengungkapkan:
“Bila ada siswa siswa yang akhlaknya kurang baik, seperti
terlambat datang ke sekolah, ribut pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung dan sering melamun pada saat
kegiatan belajar mengajar, pertama yang dilakukan pihak
wali kelas memberikan teguran serta saran awal. Apabila
tidak ada perubahan pada akhlak siswa, maka kami
serahkan kepada guru bimbingan konseling. Dan guru
pembimbing akan memberikan nasehat dan teguran dengan
menitik beratkan perlunya perubahan sikap dan perilaku
kepada siswa. Jika langkah awal belum berhasil maka kami
akan menerapkan pola 17 tentang layanan bimbingan
konseling melalui kegiatan pendukung bimbingan
konseling”. (Wawancara, 21 Maret 2018)
Menurut penjelasan guru mata pelajaran pendidikan agama
dan guru bimbingan konseling, langkah yang perlu dilakukan dalam
pelaksanaan bimbingan terhadap siswa yaitu setiap guru mata
pelajaran bekerja sama dengan guru bimbingan konseling.
Selanjutnya penulis juga melakukan pengamatan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi yaitu sebagai berikut,
pertama guru memperhatikan tingkah laku siswa pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung dikelas, pada tahap awal apabila ada
siswa yang bermasalah maka guru akan berusaha membina dan
membantu malalui nasehat dan saran. Kedua, apabila tidak ada
kemajuan maka guru akan menyerahkan langsung kepada guru
bimbingan konseling. Ketiga, guru pembimbing akan membina
akhlak siswa melalui pola 17 dengan menggunakan kompetensi yang
dimilikinya dan langkah pertama yang dilakukan guru bimbingan
konseling yaitu meneliti latar belakang siswa tersebut selanjutnya
menentukan cara penyelesaian masalah siswa. (Observasi, 01 Maret
2018)
51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kemudian hal ini dipertegas oleh Guru A, selaku guru
bimbingan konseling melalui wawancara yaitu:
“Langkah yang kami ambil dalam pembinaan akhlak siswa
yaitu dengan meneliti latar belakang siswa yang bermasalah
serta faktor yang menyebabkan akhlak siswa kurang baik.
Setelah itu barulah memberikan bimbingan dengan layanan
bimbingan konseling pola 17 melalui kegiatan pendukung
layanan bimbingan konseling untuk membantu siswa yang
akhlaknya bermasalah dengan kompetensi dan modal
professional yang kami miliki demi tercipta iklim sekolah
yang kondusif”. (Wawancara, 21 Maret 2018)
Hasil observasi penulis mengenai pelaksanaan bimbingan
konseling dalam pembinaan akhlak siswa, guru pembimbing
menerapkan layanan-layanan bimbingan konseling di antaranya:
a. Layanan informasi
Layanan ini ditujukan kepada siswa untuk membekali
siswa berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai
hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai siswa, anggota
keluarga dan masyarakat. Materi yang di angkat melalui layanan
ini meliputi informasi pengembangan pribadi dan informasi
proses belajar mengajar.
b. Layanan pembelajaran
Layanan ini dimaksudkan untuk memungkinkan peserta
didik memahami dan mengembangkan sikap kebiasaan belajar
yang baik. Materi yang di angkat melalui layanan ini meliputi
pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar seperti
pengembangan kemampuan, motivasi dan kebiasaan belajar
serta mengajarkan bagaimana belajar yang menyenangkan.
c. Layanan Konseling Perorangan
Melalui layanan ini memungkinkan peserta didik
mengemukakan kepada guru bimbingan konseling tentang
52
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
masalah yang dihadapinya. Materi yang di angkat oleh guru
pembimbing ada berbagai macam dan tidak terbatas. Layanan
ini dilaksanakan untuk seluruh masalah siswa secara perorangan
dalam berbagai bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi,
sosial, belajar, dan karier. Lebih lanjut guru pembimbing
melayani siswa dengan berbagai permasalahan perorangan tanpa
membedakan pribadi siswa.
Tujuan layanan bimbingan konseling di sekolah adalah
membantu peserta didik (siswa) mencapai tahap perkembangan
yang optimal baik secara akademis, psikologis, maupun sosial.
Perkembangan yang optimal secara psikologis bertujuan agar
siswa dapat mencapai perkembangan yang di tandai dengan
kematangan dan kesehatan mental/pribadi (akhlak).
Perkembangan yang optimal dari segi sosial bertujuan agar
siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan memiliki
keterampilan sosial.
Hasil observasi penulis di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi menemukan bahwa guru bimbingan
konseling masih belum optimal menerapkan kompetensi yang
dimilikinya secara maksimal, sehingga penerapan pola umum
bimbingan konseling kurang begitu optimal. Karena guru
pembimbing di sekolah tersebut merasakan masih kurangnya
jam pembelajaran di kelas serta kurangnya fasilitas yang
disediakan pihak sekolah.
Guru pembimbing merasakan kurangnya perhatian
pihak sekolah dalam melengkapi fasilitas yang ada untuk
menunjang pengoptimalan bimbingan konseling dikarenakan
ruangan bimbingan konseling yang begitu sempit dan tidak
adanya ruangan tertutup untuk melakukan bimbingan pribadi
untuk privasi klien.
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Guru pembimbing telah beberapa kali mengajukan
untuk penambahan ruangan kepada pihak sekolah tetapi sampai
sekarang tidak terealisasikan.
Dengan adanya bimbingan pembinaan akhlak siswa
yang dilakukan guru bimbingan konseling bekerja sama dengan
guru mata pelajaran yang berada di bawah pengawasan kepala
sekolah maka telah ada kemajuan dan perkembangan yang
bersifat positif bagi akhlak siswa. Seperti, siswa G yang telah
mendapatkan bimbingan pembinaan akhlak telah mendapatkan
bimbingan pembinaan akhlak mengakui bahwa :
“Saya dulu pernah melaporkan teman saya yang sering
rebut pada saat jam belajar, karena menganggu
konsentrasi pada saat proses mengajar dan belajar,
setelah mendapat bimbingan melalui guru bimbingan
konseling teman saya sadar dan menyesal, karena telah
rebit dan mengganggu teman, teman saya sekarang giat
belajar dan berpacu dalam prestasi serta memiliki
akhlak yang terpuji. (Wawancara, 28 Maret 2018)
Kemudian hasil wawancara dengan beberapa siswa di
antaranya H, I, J, K dan L yang di temui di sekolah yang
mengemukakan:
“Kami sering mendapatkan bimbingan konseling dari
guru bimbingan konseling pada saat jam pelajaran
kosong seperti bimbingan belajar, bimbingan sosial dan
bimbingan karier. Kami sangat senang, sebab dengan
adanya bimbingan tersebut kami menjadi termotivasi
dalam belajar dan giat memacu prestasi demi
menggapai cita – cita serta dapat membanggakan diri
sendiri dan keluarga bukan itu saja tetapi kami juga
diberi pengetahuan tentang bahayanya pergaulan bebas
dan penyalahgunaan NARKOBA . (Wawancara, 02
April 2018)
Sejalan dengan adanya pelaksanaan bimbingan
konseling yang baik, diharapkan mampu membina akhlak siswa
54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan mempunyai pengaruh yang positif bagi perkembangan
belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota
Jambi.
Dengan adanya bimbingan konseling di sekolah yang
telah dilaksanakan oleh guru Bimbingan Konseling melalui
kerja sama dengan guru mata pelajaran dibawah pengawasan
kepala sekolah, maka telah banyak tercapai beberapa kemajuan
dan perkembangan yang bersifat positif pada akhlak siswa di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi. Berdasarkan
hasil wawancara dengan bapak F, selaku Kepala Sekolah
mengatakan bahwa :
“Dengan adanya bimbingan konseling di sekolah kami,
banyak sekali Manfaat yang bisa kami rasakan dalam
proses belajar mengajar. Hal ini dapat dirasakan dengan
semakin menurunnya permasalahan yang dilakukan
oleh siswa, dan siswa lebih termotivasi untuk lebih
meningkatkan prestasi belajarnya untuk mencapai cita-
citanya serta terhindarnya siswa siswi Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi dari bahaya
pergaulan bebas dan penyalahgunaan NARKOBA”.
(Wawancara, 02 April 2018)
Berdasarkan pengamatan penulis yang dilakukan
dilapangan bahwa guru bimbingan konseling dalam hal ini
benar-benar telah melakukan bimbingan terhadap peserta
didik.
2. Upaya Yang Dilakukan Guru Bimbingan Konseling terhadap
Pembinaan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6
Kota Jambi
Dalam kaitan dengan berbagai pembinaan akhlak anak-anak di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi, maka guru bimbingan
konseling tentunya masih ada upaya dan usaha dalam memperbaiki dan
55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
melakukan solusi terbaik terhadap pembinaan akhlak bagi siswa tersebut.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan Perhatian Terhadap Pendidikan Siswa
Untuk memberikan suatu peningkatan dalam pembentukan
akhlak kepada siswa adalah guru bimbingan konseling harus selalu
memberikan perhatian kepada siswa. Karena dengan selalu
memberikan perhatian mereka, siswa selalu memperoleh perhatian,
selalu diperdulikan dan termasuk selalu terawasi.
Hal ini sebagaimana hasil observasi di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 6 Kota Jambi telah diperoleh suatu gambaran, upaya
terhadap pembinaan akhlak siswa tersebut dengan memberikan suatu
perhatian khusus seperti memperhatikan cara siswa bergaul dengan
temannya serta tingkah lakunya dalam keseharian di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi, sehingga siswa selalu
merasa terayomi dan diperhatikan oleh guru bimbingan konseling.
(Observasi, 01 Maret 2018)
Kemudian hasil wawancara dengan guru B selaku guru
bimbingan konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota
Jambi mengatakan :
“Saya dalam memberikan pembinaan akhlak di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi ini salah satu
upaya pertama adalah dengan selalu memberikan perhatian
penuh kepada siswa. Dengan perhatian mudah-mudahan
siswak akan terasa diperdulikan, upaya ini tidak lain adalah
untuk perbaikan dan perubahan serta perkembangan masa
depan siswa itu sendiri”. (Wawancara, 21 Maret 2018)
Wawancara dengan guru E selaku guru pendidikan agama
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi yang
mengatakan:
“Siswa yang terlihat akhlaknya kurang baik sebaiknya
diberikan perhatian lebih untuk mereka. Dengan upaya ini
diharapkan siswa mengetahui bahwa semua perbuatan
56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mereka tentunya dalam pantauan dan pengawasan guru di
sekolah. Karena dengan perhatian yang serius dan intensif
yang diberikan kepada siswa tersebut merasa dihormati hak-
haknya sebagai siswa serta kami member mereka tugas
untuk membuat prakarya agar jiwa keterampilan mereka
bangkit. Hal ini lah yang kami lakukan saat mengajar saat
jam pelajaran berlangsung”. (Wawancara, 23 Maret 2018)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, maka
dapat diambil suatu pemahaman bahwa, perhatian guru bimbingan
konseling sangat perlu sekali karena tanpa memperhatikan siswa
maka akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan akhlak
siswa itu sendiri.
b. Memberikan Motivasi dan Nasehat Kepada Siswa
Sebagai guru bimbingan konseling yang bertanggung
jawab, maka selaku guru bimbingan konseling harus memberikan
motivasi dan nasehat kepada siswa, agar mereka kelak menjadi siswa
yang mempunyai akhlak yang baik dan bertanggung jawab. Untuk
itu, guru harus selalu meningkatkan dengan melalui memberikan
motivasi dan nasehat kepada siswa.
Hal ini sebagaimana hasil observasi di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 6 Kota Jambi telah diperoleh bahwa guru bimbingan
konseling telah meberikan motivasi dan nasehat saat jam
pembelajaran bimbingan konseling berlangsung dikelas ataupun saat
siswa datang sendiri ke ruangan guru bimbingan konseling.
(Observasi, 01 Maret 2018)
Kemudian hasil wawancara dengan Guru A selaku guru
bimbingan konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota
Jambi yang mengatakan:
“Kepada siswa-siswa dikelas saya selalu memberikan
motivasi dan nasehat, agar mereka kelak menjadi anak-anak
yang taat kepada agama bangsa dan orang tua, yang
mempunyai akhlak yang baik serta bertanggung jawab.
Motivasi ini dilakukan juga untuk saling meningkatkan
57
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kepada anak-anak jangan sampai melakukan segala hal-hal
dan bentuk perbuatan yang melanggar aturan sekolah baik
di rumah maupun di sekolah, serta tindakan yang tidak
bermoral lainnya”. (Wawancara, 21 Maret 2018)
Wawancara dengan Guru B selaku guru bimbingan
konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi yang
mengatakan:
“Motivasi dan nasehat yang diberikan oleh guru hendaknya
dilakukan secara terus menerus, melalui motivasi dan
nasehat tersebut, diharapkan siswa giat belajar disekolah
dan mempunyai akhlak yang baik karena motivasi dan
nasehat ini sangat diperlukan bagi siswa agar siswa selalu
ingat untuk menjadi pribadi-pribadi yang baik sesuai yang
diharapkan, Motivasi ini juga sebagai langkah cepat untuk
mengatasi beban psikologis dan memberikan motivasi
dalam menempuh pendidikan” (Wawancara, 21 Maret
2018)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, maka
dapat diambil suatu pemahaman bahwa, pemberian motivasi dan
nasehat merupakan upaya guru bimbingan konseling terhadap
pembinaan akhlak siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6
Kota Jambi karena pemberian motivasi ini sebagai langkah yang
sangat baik .
c. Meningkatkan Disiplin Siswa
Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin
terdalam untuk mengikuti dan mentaati peraturan-peraturan, nilai-
nilai dan hukum yang berlaku dalam suatu lingkungan tertentu.
Disiplin di sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan dengan
baik, konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi
kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong siswa
belajar dengan baik dan mempunyai akhlak yang baik juga.
58
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Wawancara dengan Guru B selaku guru bimbingan
konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi yang
mengatakan:
“Upaya guru bimbingan konseling dalam meningkatkan
disiplin siswa ini melalui pengawasan disiplin siswa dimana
guru bimbingan konseling melakukan pengawasan ke kelas-
kelas dan melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran
tentang perkembangan akhlak siswa ataupun tata tertib yang
di langgar siswa serta mengontrol absensi kehadiran siswa
di kelas serta melihat tingkah lakunya”. (Wawancara, 21
Maret 2018)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat diambil
suatu pemahaman bahwa, upaya yang dilakukan para guru
bimbingan konseling dalam melakukan upaya peningkatan
pembinaan akhlak demi berjalannya visi dan misi sekolah, siswa di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 kota Jambi sangat diperlukan
dengan cara melalui meningkatkan disiplin anak di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi.
d. Memberikan Contoh Teladan Yang Baik
Dalam upaya pembinaan akhlak siswa, maka salah satu cara
yang utama adalah dengan memberikan contoh teladan kepada siswa
disekolah dalam kehidupan kesehariannya, karena dengan member
contoh dan teladan yang baik kepada siswa dalam lingkungan
sekolah, maka siswa akan mencontoh sikap dan perilaku guru di
sekolah.
Wawancara dengan Guru D selaku guru bimbingan
konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi
mengatakan bahwa:
“Saya sebagai guru bimbingan konseling harus memberikan
contoh dan panutan bagi siswa disekolah, baik dari segi
perkataan, perbuatan yang dilihat atau perkataan siswa yang
didengar siswa masuk dalam jiwanya. Untuk itu saya
berusaha memberikan contoh yang terbaik yang bisa saya
59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
berikan seperti dalam halnya berbicara yang lembut dengan
siswa ataupun dengan siapapun yang berada di sekolah ini”.
(Wawancara, 22 Maret 2018)
Sejauh pengamatan penulis dilapangan bahwa guru
bimbingan konseling tampak bersikap bersahabat kepada siswa di
sekolah, dengan memberikan contoh teladan yang baik terhadap
siapapun siswa saat sedang mengajar ataupun melakukan bimbingan.
(Observasi, 01 Maret 2018)
Hasil observasi dan wawancara dilapangan dapat penulis
simpulkan bahwa melakukan pembinaan akhlak siswa bisa melalui
teladan yang baik yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling
ataupun guru-guru mata pelajaran yang lain.
3. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru Bimbingan Konseling
terhadap Pembinaan Akhlak Siswa di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi
Meskipun sudah ada kemajuan dan perkembangan dalam proses
pembinaan akhlak siswa di sekolah, namun dalam hal ini belumlah
sepenuhnya berhasil dikarenakan masih ada beberapa kendala yang
dihadapi oleh guru bimbingan konseling, di antara kendala-kendala
tersebut yaitu sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Guru E, guru
mata pelajaran pendidikan agama di Sekolah Menengah Pertama Negeri
6 Kota Jambi yang mengatakan :
“Di sekolah ini ada beberapa siswa yang mempunyai masalah
mengenai akhlak yang kurang baik seperti ; ribut saat pelajaran
berlangsung, terlambat datang kesekolah, murung ketika belajar.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya
seperti faktor pribadi anak, faktor lingkungan, faktor keluarga,
dan faktor ekonomi, seperti kurangnya perhatian orang tua
terhadap masalah pendidikan anak. Hal ini harus cepat diatasi
oleh guru pembimbing agar anak tidak larut terhadap masalah
yang dihadapinya sendiri”. (Wawancara, 23 Maret 2018)
60
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Untuk lebih jelasnya mengenai permasalahan siswa Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi yang perlu mendapat perhatian
guru bimbingan konseling adalah :
a. Ribut saat belajar
Siswa yang ribut saat belajar mengajar disekolah dikarenakan
kurangnya perhatian orang tua, sehingga anak membawa masalah
tersebut ke sekolah. Hal ini dapat menyebabkan siswa atau anak
ketinggalan dalam mengikuti pelajaran yang di ajarkan oleh guru di
sekolah dan di samping itu juga mereka dapat mengganggu
konsentrasi belajar teman-teman yang lainnya.
Seperti hasil wawancara penulis dengan siswa M yang
mengemukakan:
“saya sering ribut di kelas karena sewaktu belajar saya tidak
bisa memahami dari pelajaran tersebut dan sewaktu dirumah
saya tidak punya teman untuk diajak bicara mengenai
pelajaran, orang tua saya selalu sibuk dengan pekerjaannya”.
(Wawancara, 05 April 2018)
berbeda dengan siswa M seorang siswa N mengakui:
“saya ribut di kelas karena saya kurang diperhatikan guru
mata pelajaran tertentu, karena guru lebih memperhatikan
siswa yang pintar. Satu-satunya jalan agar guru
memperhatikan saya adalah ribut. (Wawancara, 05 April
2018)
Berdasarkan wawancara dengan siswa di atas dapat dipahami
bahwa siswa selama ini ribut dalam belajar dikelas salah satunya
ialah karena kurang mendapatkan perhatian dari guru yang mengajar
dan kurangnya perhatian orang tua.
b. Terlambat datang Kesekolah
Siswa yang sering datang terlambat kesekolah dikarenakan
jarak tempuh dari rumah ke sekolah sangat jauh dan juga
keterbatasan sarana transportasi. Hal ini juga mempengaruhi anak
dalam belajar. Hasil wawancara penulis dengan siswa yang pernah
61
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
datang terlambat ke sekolah di antaranya O, P, dan Q mereka
mengatakan :
”kami sering terlambat ke sekolah karena rumah saya jauh
dari sekolah dan kami juga tidak punya kendaraan bermotor
sehingga kami harus naik angkot dan menunggu angkot
sangat lama, kami sudah berusaha untuk tidak datang
;terlambat”. (Wawancara, 06 April 2018)
Berdasarkan penjelasan di atas, maka mereka datang
terlambat dan tidak masuk tepat pada waktunya karena kurangnya
sarana transportasi.
c. Siswa yang murung dalam belajar
Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi
adalah siswa yang berada pada masa remaja, siswa sering bersifat
ragu atau tidak pasti, ataupun sering murung saat belajar. Di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi ada siswa yang sering
terlihat murung saat belajar mengajar. hasil wawancara penulis
dengan R yang mengatakan bahwa:
“saya sering murung di sekolah atau pada saat belajar
mengajarkarena saya sulit untuk menerima pelajaran yang
disampaikan oleh guru dan juga guru kurang memperhatikan
saya”. (Wawancara, 08 April 2018)
Dari ketiga masalah yang penulis temui di lapangan dapat di
ambil kesimpulan, masalah yang timbul di sekolah karena kurangnya
motivasi siswa untuk belajar. Dan hal ini berpengaruh pada akhlak
anak atau siswa itu sendiri. Kurang nya motivasi anak dalam belajar
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal
diantaranya :
a. Faktor Siswa
Siswa merupakan faktor utama dalam proses bimbingan
konseling, karena sasaran dari pelaksanaan bimbingan konseling
adalah siswa. Tidak semua siswa tahu arti dan pentingnya manfaat
62
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
bimbingan konseling di sekolah. Sebagaimanaa wawancara dengan
bapak F selaku kepala sekolah yang menyatakan:
“Siswa sering sekali mempunyai pemahaman yang keliru
tentang bimbingan konseling, mereka menganggap bahwa
bimbingan konseling hanyalah untuk anak-anak yang nakal
saja, sehingga mereka enggan untuk meminta guru
bimbingan konseling dalam mengatasi masalah yang tengah
dihadapinya dan akhirnya berdampak negatif pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Misalnya, sering
terlambat datang ke sekolah, melamun, murung saat belajar,
dan ribut”. (Wawancara, 02 April 2018)
Berdasarkan wawancara di atas, maka kendala tersebut
merupakan bagian yang menjadi permasalahan sendiri bagi pihak
guru bimbingan konseling dalam pembinaan akhlak siswa, sebab
apabila masalah ini di biarkan dan tidak dicari jalan keluar, maka
siswa tersebut akan selalu bersifat seperti itu. Disini lah dituntut
perlunya peranan guru bimbingan konseling terhadap pembinaan
akhlak siswa.
b. Faktor Orang Tua
Pelaksanaan program bimbingan konseling akan berhasil dan
berguna jika dalam operasioanalnya diadakan kerjasama yang baik
antara pihak sekolah, petugas BK, pihak orang tua dan siswa yang
bersangkutan. Permasalahan yang dilakukan siswa dikarenakan
kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan anak
sehingga orang tua tidak mengetahui perilaku anak-anaknya
disekolah, karena orang tua seakan-akan meletakan tanggung jawab
pendidikan dan akhlak hanya pada pihak sekolah. Perhatian orang
tua inilah yang menjadi kendala yang dihadapi oleh guru bimbingan
konseling untuk membina akhlak siswa, sebagaimana dikemukakan
Guru A melalui wawancara yang mengatakan:
“Salah satu kendala yang kami hadapi dalam pembinaan
akhlak siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota
Jambi adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap
63
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
perkembangan dan permasalahan yang dihadapi anak, serta
kunjungan rumah yang dilakukan sering gagal karena orang
tua sibuk bekerja dan lokasi rumah yang sangat jauh.
Sehingga kami tidak bisa berkomunikasi tentang masalah
anak. Hal inilah yang menyulitkan kami dalam pembinaan
akhlak anak”. (Wawancara, 21 Maret 2018)
Dapat disimpulkan bahwa orang tua mempunyai peranan
yang besar terhadap perkembangan anak, karena anak lebih sering
berinteraksi pada keluarga atau orang tua disbanding sekolah.
c. Faktor Sarana dan Prasarana
Dalam pelaksanaan bimbingan konseling, sarana dan
prasarana merupakan suatu faktor penunjang keberhasilan guru
dalam pembinaan akhlak siswa. Di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi berdasarkan observasi penulis di sekolah
tersebut masih kurang memadai, sarana dan prasarana yang tersedia
belum optimal, dimana tata ruang bimbingan konseling masih
terkesan seadanya. Padahal ruangan bimbingan konseling digunakan
sebagai tempat konsultasi antara siswa dan guru bimbingan
konseling. Seharusnya penataaan nya sedemikian rupa agar kesan
yang ditimbulkan menjadi sejuk dan menyenangkan, sehingga siswa
menjadi tertarik untuk masuk dan betah di dalamnya. (Observasi, 01
Maret 2018)
Pelaksanaan peranaan guru bimbingan konseling di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi telah berada pada jalur
yang sesuai dengan bidang-bidang, jenis-jenis layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan konseling walaupun belum sepenuhnya
diterapkan. Apabila ke depan pola bimbingan konseling di sekolah
dilaksanakan sesuai prosedur yang sesungguhnya, maka tentunya
akan memberikan hasil yang maksimal dan memuaskan.
d. Faktor Latar belakang pendidikan guru
Dalam pelaksanaan bimbingan konseling, sarana dan
prasarana merupakan suatu faktor penunjang keberhasilan guru
64
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dalam pembinaan akhlak siswa. Di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 6 Kota Jambi berdasarkan observasi penulis di sekolah
tersebut latar belakang pendidikan guru bimbingan konseling masih
ditemukan yang bukan berasal dari jurusan bimbingan konseling, ada
sebagian guru yang berasal dari latar belakang jurusan selain
bimbingan konseling, walaupun sebahagian mereka telah mengikuti
pealtihan atau penataran tentang bimbingan. Hal yang tetap menjadi
kendala adalah keterampilan mereka yang cukup minim. Kondisi ini
menjadikan pelaksanaan bimbingan konseling belum berjalan
dengan apa yang diharapkan. (Observasi, 01 Maret 2018)
Selain itu berbagai pemahaman yang tidak tepat tentang
konseling di sekolah adalah seringnya konseling diarahkan secara
langsung sebagai suatu kegiatan untuk mengatasi pelanggaran siswa.
Guru pembimbing sering beranggapan bahwa menyadarkan siswa
dari pelanggaran adalah tugas utama mereka. Sehingga konsultasi
atau konseling yang mereka lakukan kadang mengarah pada upaya
paksa agar siswa berubah. Pada kenyataannya banyak guru
pembimbing membuat pendekatan yang masih menyimpang dari
teknik konseling.
Dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan guru
bimbingan konseling mempunyai peranan yang besar terhadap
pemahaman anak, karena anak akan mudah cepat pemahamaannya
jika guru bimbingan konseling berlatar belakang pendidikan
bimbingan konseling, bukan dari latar belakang jurusan selain
bimbingan konseling.
e. Faktor lingkungan sosial masyarakat
Faktor lingkungan sosial masyarakat ialah adanya pengaruh
pergaulan siswa yang kurang baik. Hubungan terhadap masyarakat
yang kurang baik ataupun tidak mampu berkomunikasi dengan baik
di masyarakat tersebut.
65
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
f. Faktor lingkungan sekolah
Faktor lingkungan sekolah ialah siswa merasa malas belajar
karena sulit dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru dan
kurangnya perhatian guru terhadap siswa yang kurang motivasi
dalam belajar.
Dari ke enam faktor tersebut mempengaruhi akhlak siswa
disekolah yang akhirnya berdampak kurang baik terhadap proses belajar
mengajar di sekolah, seperti menggagu teman yang belajar, sering minta
izin keluar masuk kelas dengan alasan yang dibuat-buat dan ribut saat
kegiatan belajar berlangsung. Hasil observasi penulis di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi menunjukan bahwa salah satu
penyebab timbulnya masalah di kalangan siswa dikarenakan adanya
faktor yang menyebabkan masalah tersebut timbul, seperti faktor
keluarga, faktor lingkungan masyarakat, sekolah, dan teman-teman.
(Observasi, 01 Maret 2018)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan bimbingan konseling terhadap pembinaan akhlak siswa di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi telah dijalankan
sebagaimana mestinya, hanya saja guru menyajikan layanan dan kegiatan
pendukung pola umum bimbingan konseling (BK Pola 17) secara terbatas,
seperti melakukan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,
dan bimbingan karir. Selain itu guru bimbingan konseling melakukan
layanan seperti layanan informasi, layanan pembelajaran, dan layanan
konseling perorangan.
2. Upaya-upaya yang dilakukan guru bimbingan konseling terhadap pembinaan
akhlak siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Kota Jambi adalah
meningkatkan perhatian terhadap pendidikan terhadap anak, memberikan
nasehat dan motivasi terhadap anak, dan meningkatkan disiplin siswa serta
mencontohkan prilaku hidup yang baik dan sehat.
3. Kendala-kendala yang dihadapi guru bimbingan konseling terhadap
pembinaan akhlak siswa di Madrasah Aliyah Negeri Model Kota Jambi
terbagi kepada 6 (Enam) faktor yaitu faktor siswa, faktor orang tua, faktor
sarana dan prasarana, faktor lingkungan masyarakat, faktor lingkungan
sekolah, dan Faktor latar belakang pendidikan guru.
B. Saran-saran
Setelah penulis menguraikan permaslaahan ini, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut :
66
67
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Untuk guru Bimbingan Konseling agar selalu meningkatkan kinerjanya
dalam pembinaan akhlak siswa melalui kompetensi yang dimiliki sesuai
dengan pola umum bimbingan konseling. Kemudian, kerja sama dengan
guru mata pelajaran serta orang tua lebih ditingkatkan demi terciptanya hasil
yang diharapkan karena akhlak merupakan pondasi penting dalam
kehidupan, oleh sebab itu pembinaan akhlak semestinya terus dilakukan oleh
guru bimbingan konseling.
2. Kegiatan bimbingan konseling seharus nya lebih ditingkatkan melalui
penambahan sarana dan prasarana untuk mencukupi fasilitas yang
dibutuhkan oleh guru bimbingan konseling. Agar dalam pelaksanaan
kegiatan bimbingan konseling disekolah berjalan secara optimal harus
menambahkan jumlah jam mengajar di kelas.
3. Kepada orang tua siswa seharusnya ikut memperhatikan anak-anaknya
dengan cara bekerjasama dengan pihak sekolah dalam memberi pengawasan
dan perhatian yang baik, karena tanpa adanya kerjasama dari orang tua,
maka akan sangat menyulitkan guru BK dalam pembinaan akhlak siswa,
begitupun sebalinya guru melakukan koordinasi terhadap orang tua siswa
sehingga apa yang direncanakan dapat berjalan secara maksimal.
4. Kepada guru BK diharapkan selalu memberikan suri tauladan yang baik bagi
siswa/siswi dikarenekan tidak cukup hanya member materi tanpa ada praktek
secara langsung.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang
telah menganugerahkan taufik dan hidayah-Nya kepada penulis atas selesainya
penelitian dan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum
tentu sempurna baik dari isinya maupun segi bahasa. Hal ini tidak lain karena
keterbatasan kemampuan penulis dalam berbagai hal.Untuk itu saran serta
68
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kritiknya yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi
ini.
Semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi pengetahuan dan
pelaksanaan bimbingan konseling serta membina akhlak para siswa. Dan semoga
Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita
semua. Aminn Ya Rabbal ‘Alamin.
Wassalam, Oktober 2017
Penulis
TRI AJI PURNAMA
NIM. TP.140900
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul : Peran Guru Pembimbing Terhada Pembinaan Akhlak
Siswa di Sekolah Negeri 6 Kota Jambi
A. Observasi
1. Mengamati secara langsung peranan guru bimbingan konseling
2. Mengamati secara langsung mengenai pelayanan bimbingan konseling
3. Mengamati secara langsung faktor penyebab munculnya masalah siswa
di sekolah
4. Mengamati secara langsung kendala-kendala yang dihadapi guru
bimbingan konseling dalam pembinaan akhlak siswa di Madrasah Aliyah
Negeri Model Kota Jambi
B. Wawancara
1. Guru Bimbingan Konseling
a. Bagaimana bentuk pelaksanaan bimbingan yang dilakukan guru
bimbingan konseling terhadap pembinaan akhlak siswa ?
b. Apa saja akhlak siswa yang perlu di bina melalui bimbingan konseling
?
c. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi guru bimbingan konseling
dalam pembinaan akhlak siswa di Madrasah Aliyah Negeri Model
Kota Jambi ?
2. Siswa
a. Apa bentuk permasalahan siswa dalam belajar selama di sekolah?
b. Bagaimana pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah ?
C. Dokumentasi
1. Historis dan Geografis
2. Struktur Organisasi
3. Keadaan Guru dan Siswa
4. Keadaan sarana dan prasarana
Wawancara dengan siswa
Wawawncara dengan siswa
Keadaan luar ruangan BK
Foto bersama dengan siswa
Foto lingkungan sekolah
Foto Personal
Foto bersama guru piket
Foto wawancara koordinator BK