Post on 24-May-2019
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS
MATERI MENGHARGAI PERJUANGAN PARA TOKOH
DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2
DI SDN RAPAH 03 KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun oleh
KHAFIDHOTUL LAILA
115-14-046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS
MATERI MENGHARGAI PERJUANGAN PARA TOKOH
DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2
DI SDN RAPAH 03 KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun oleh
KHAFIDHOTUL LAILA
115-14-046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
iv
v
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan :
Nama : Khafidhotul Laila
NIM : 115-14-046
Jurusan : PGMI
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk di publikasikan pada e-respository
IAIN Salatiga.
Salatiga, 28 Mei 2018
Yang Menyatakan
Khafidhotul Laila
115-14-046
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
علمىا أوالدكم على غير شاكلتكم فإنهم مخلىقىن لسمان غير زمانكم
“didiklah (persiapkanlah) anak-anakmu atas hal yang berbeda dengan
keadaanmu (sekarang) karena mereka adalah makhluk yang hidup untuk satu
zaman yang bukan zamanmu (sekarang)”
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Bapak Ibuku tercinta yang telah membimbing, mendidik dan memotivasi untuk
terus maju dalam belajar, terima kasih atas doa restu dan kasih sayangnya.
2. Kakakku yang senantiasa memotivasi agar terselesainya skripsi ini, terimakasih
dukungannya.
3. Keluargaku yang senantiasa mendukung dan membantu dengan keikhlasannya.
4. Sahabatku Tri Indah Telogowati, Eny Latifah, Catur Nila, Rif’atul Choriyah
yang telah memotivasi, meluangakan waktu, menemani dan membantu penulis
menyusun skipsi ini.
5. Teman-teman seperjuangan PGMI yang telah banyak membantu.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.Shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Rasullullah SAW.
Penulisan skripsi ini diajaukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Penulis menulis skripsi dengan judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN IPS MATERI MENGHARGAI PERJUANGAN
PARA TOKOH DALAM MEMEPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 DI SDN
RAPAH 03 KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan senang hati manyampaikan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti,M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Bapak Sutrisna, S.Ag.M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan yang sangat berharga, sehingga terwujudnya skripsi ini.
ix
5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
berbagai ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di IAIN
Salatiga.
6. Ibu Prihatiningsih, S.Pd selaku wali kelas V di SDN Rapah 03 yang telah
membantu dan mengijinkan melakukan penelitian di kelasnya.
7. Seluruh siswa kelas V SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam penelitian.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya. Tidak lupa penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat
membengun demi penyempurnaan skripsi ini, hal ini sisebabkan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis.
Salatiga, 28 Mei 2018
Penulis
Khafidhotul Laila
115-14-046
x
ABSTRAK
Laila, Khafidhotul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi
Menghargai Perjuangan Para Tokoh dalam Memertahankan Kemerdekaan
Menggunakan Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) pada
Siswa Kelas V Semester 2 Di SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru
Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2017/2018. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Sutrisna, S.Ag.
M,Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial, Metode Contextual
Teaching and Learning (CTL).
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS
materi menghargai merjuangan para tokoh dalam memertahankan kemerdekaan
menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas
V semester 2 Di SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 23 siswa yang
terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa. Pembelajaran yang diarahkan guru
didalam kelas hanya sebatas peserta didik menghafal informasi yang di sampaikan
oleh guru tanpa dituntut untuk memahami informasi yang dapat dan
menghubungkannya dengan realitas kehidupan mereka ataupun mereka.
Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu apakah penggunaan
metode Contextual Teaching And Learning (CTL) pada mata pelajaran IPS materi
menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 di SDN Rapah 03
Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018?
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Adapun langkah
dalam penelitian adalah perencanan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
dimanaa setiap siklus difokuskan materi dengan penerapan metode CTL. Metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tes tertulis, lembar observasi,
dokumantasi dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode CTL dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi menghargai perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V DI SDN Rapah 03 Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang. Hal ini terbukti dari perolehan hasil belajar
siswa yang terus meningkat. Dari 23 siswa hasil prasiklus hanya mencapai (13%)
3 siswa yang tuntas dan (87%) 20 siswa tidak tuntas sedangkan yang diharapkan
85% dari seluruh siswa mencapai KKM (Nilai 71). Pada siklus I hasil belajar
meningkat menjadi (70%) 16 siswa tuntas dan (30%) 7 siswa tidak tuntas
meningkat lagi pada siklus II menjadi (87%) 20 siswa yang tuntas dan (13%) 3
siswa tuntas. Serta peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus I sebesar
57% meningkat lagi di siklus I ke siklus II sebesar 17%.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ....................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................. ii
JUDUL .......................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
ABSTRAK .................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah….. ………… ................................... … 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Hipotesis dan Indikator ................................................................ 5
1. Hipotesis Tindakan .................................................................. 5
2. Indikator Keberhasilan ............................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
F. Definisi Oprasional ........................................................................ 8
1. Peningkatan .............................................................................. 8
2. Hasil Belajar ............................................................................. 8
3. Ilmu Pengetahuan Sosial .......................................................... 9
4. Metode CTL ............................................................................. 9
xii
G. Metode Penelitan .......................................................................... 9
1. Rencana Penelitian .................................................................... 9
2. Subjek Penelitian ..................................................................... 10
3. Langkah- langkah Penelitian ................................................... 10
4. Instrumen Penilaian ................................................................. 13
5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 13
6. Analisis Data................................................... ....................14
H. Sistematika Penulisan ..............................................................15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar .................................................................................. 18
1. Peningkatan Hasil Belajar ......................................................... 18
2. Pengertian Belajar .................................................................... 18
a. Prinsip-prinsip Belajar ....................................................... 20
b. Tujuan Belajar.................................................................... 21
c. Pengertian Hasil Belajar .................................................... 23
d. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ........................... 24
B. Metode Pembelajaran CTL ............................................................ 25
1. Pengertian Metode Pembelajaran ...................................... 25
2. Metode Pembelajaran CTL ............................................... 25
C. IPS ................................................................................................. 30
1. Pengertian IPS.................................................................... 30
2. Ruang Lingkup IPS ........................................................... 31
3. Fungsi IPS ......................................................................... 33
xiii
4. Hakekat IPS di Sekolah Dasar ........................................... 34
D. Materi Menghargai Jasa Pahlawan Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia .............................................................. 35
I. Hubungan Metode Pembelajaran CTL dengan IPS ....................... 43
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umun SDN Rapah 03 ........................................... 48
1. Letak Geografis SDN Rapah 03 ........................................ 48
2. Identitas Sekolah ............................................................... 48
3. Keadaan Guru ................................................................... 49
4. Kaadaan Siswa .................................................................. 49
5. Keadaan Siswa Penelitian ................................................. 51
6. Visi,Misi dan Tujuan Sekolah ........................................... 51
7. Susunan Organisasi Sekolah ............................................. 52
B. Subjek Penelitian .................................................................... 53
C. Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 54
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ...................................... 54
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .......................................... 55
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ........................................ 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................... 73
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal Pra Siklus .......................... 73
2. Deskripsi Siklus I .............................................................. 75
3. Deskripsi Siklus II........................................................79
xiv
B. Pembahasan............................................................................ 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 87
B. Saran dan Kritik ...................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 90
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS .................................................. 139
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru SDN Rapah 03 Tahun Pelajaran 2017/2018 ................ 50
Tabel 3.2 Data Siawa SDN Rapah 03 Tahun Pelajaran 2017/2018 ............... 50
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas V........................................................................ 51
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus .............................................. 73
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................................. 77
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................................. 80
Tabel 4.4 Data Rekapitusi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus- Siklus II ............ 82
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Pra Siklus ..................................................... 75
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Siklus I ......................................................... 79
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Siklus II ........................................................ 82
Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar ................................................................... 84
Gambar 4.5 Grafik Hasil Belajar Pra Siklus .................................................. 84
Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar Siklus ....................................................... 85
Gambar 4.7 Garfik Hasil Belajar Siklus II ..................................................... 85
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I .............................................................................. 91
Lampiran 2 Lembar Observasi Guru Siklus I .............................................. 102
Lampiran 3 Lembar Observasi Siswa Siklus I ............................................. 103
Lampiran 4 Nilai Hasil Belajar Siklus I ....................................................... 104
Lampiran 5 RPP Siklus II ............................................................................ 109
Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................. 118
Lampiran 7 Lembar Observasi Siswa Siklus II............................................. 119
Lampiran 8 Nilai Hasil Belajar Siklus II....................................................... 120
Lampiran 9 Dokumentasi Pembelajaran …………………………………...123
Lampiran 10 Lembar KKM………………………………………………....129
Lampiran 12 Lembar Silabus………………………………………………..130
Lampiran 13 Surat Ijin Melakukan Penelitian ............................................... 131
Lampiran 14 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................. 132
Lampiran 15 Lembar Konsultasi .................................................................... 133
Lampiran 16 SKK .......................................................................................... 134
Lampiran 17 Daftar Riwayat Penilis……………………………………….. 139
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu usaha untuk menggali,
mengembangkan, dan menciptakan kepribadian serta potensi yang dimiliki
oleh setiap individu merupakan pengetahuan, sikap maupun keterampilan
tertentu. Pendidikan diharapkan dapat merubah pola pikir dalam
menghadapi segala tantangan dimasa yang akan datang. Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 PASAL 1 ayat 1,
mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagaman, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara (Depdiknas,2003:1).
Pendidikan di sekolah dasar memegang peranan penting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dimasa mendatang.
Pendidikan tak terlepas dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan selalu mengacu pada tujuan sebagiamana
yang dimaksudkan dalam kurikulum. Tujuan yang dimaksud adalah
memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk
mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga
Negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik
untuk mengikuti pendidikan menengah (Nasution, 2006:24).
2
Menurut Somantri (2001:79) bahwa ilmu pengetahuan sosial
merupakan program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari
disiplin ilmu–ilmu sosial dan humanities yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Sebagai
bidang pengetahuan, ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah berupa
kehidupan manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota.
Dalam ruang lingkup IPS sangatlah luas diantaranya yaitu sejarah.
Pembelajaran sejarah memberikan pembulatan wawasan berkenaan
dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Sama halnya dengan
kompetensi pembelajaran lainnya, kompetensi pembelajaran ilmu
pengetahuan sosial juga mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif
dan pengetahuan. Pengetahuan mencakup fakta, konsep, dan generalisasi.
Fakta merupakan data atau informasi tentang suatu peristiwa atau benda
yang terjadi.
Akan tetapi pada kenyataannya mata pelajaran IPS di SD dianggap
salah satu mata pelajaran yang membosankan. Hal ini terjadi sebab
pembelajaran IPS hanya dilakukan didalam kelas atau di ruangan. Padahal
cangkupan dari pembelajaran IPS bisa dilakukan di luar ruangan. Terlebih
lagi hal yang dapat menunjang pembelajaran IPS dilakukan di luar
ruangan adalah materi sejarah. Karena materi sejarah dianggap materi
yang membosankan dan hanya meghafal seperti : nama, tahun, dan
peristiwa, yang mejadikan anak merasa bosan dan jenuh.
3
Berdasarkan studi yang dilakukan di SDN Rapah 03 khususnya
kelas V yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan
13 siswa perempuan, proses pembelajaran IPS masih berpusat pada guru.
Dalam pembelajaran guru kurang melibatkan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran, siswa cenderung hanya mendengarkan penjelasan dari guru.
Sedangakan pembelajaran yang diarahkan guru di dalam kelas hanya
sebatas peserta didik menghafal informasi yang disampaikan oleh guru
tanpa dituntut untuk memahami informasi yang dapat dan
menghubungkannya dengan realitas kehiduapan mereka ataupun mereka
dapat membuktikan dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan permasalahan tersebut dari hasil wawancara peneliti
dengan guru kelas V di SDN Rapah 03 Kecamatan Banyubiru ditemukan
beberapa masalah dalam pembelajaran IPS diantaranya mengganggap
bahwa IPS adalah pelajaran yang membosankan yang hanya berisi tentang
hafalan dan cerita sedangkan diantara beberapa peserta didik tidak
menyukai tentang membaca, selain itu ada rasa tidak percaya diri (minder)
dari peserta didik karena pembelajaran yang terjadi tidak melibatkan
seluruh peserta didik. Selain dari peserta didik permasalahan yang mucul
juga berasal dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru
cenderung melakukan pembelajaran yang monoton yang biasanya
dilakukan hanya menjelaskan sehingga murid merasa jenuh dan bosan
sehingga tidak sedikit peserta didik tidak memperhatikan justru bermain
sendiri.
4
Pembelajaran merupakan elemen yang strategis dalam proses
belajar didalam maupun diluar kelas. Oleh karena itu pembelajaran
merupakan sesuatu yang sangat strategis, karena guru dan siswa bersama-
sama berfungsi sebagai unjung tombak perubahan.
Metode pembelajaran yang masih konvensional membuat siswa
merasa kesulitan dalam memahami mata pelajaran yang diajarkan,
sehingga sebagian dari siswa kurang memahami mata pelajaran IPS. Hal
ini dibuktikan dengan nilai IPS yang masih di bawah dibawah nilai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 71.
Dalam hal ini penggunaan motode pembelajaran sangat diperlukan
agar kegiatan pembelajaran lebih menarik dan siswa tidak merasa bosan.
Guru perlu menyiapkan strategi pembelajaran atau metode pemeblajran
agar terciptanya situasai kelas dan iteraksi yang nyaman antara guru
dengan murid seperti yang tercantum dalam kutipan Surat Thaha ayat 44:
ر أو يخشى فقىال له قىالا ليناا لعله يتذك
Artinya: “maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan
kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". (Q.S
Thaha:44)
Maksud dari ayat rersebut adalah proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik dan lancar manakala ada interaksi yang kondusif
antara guru dan peserta didik. Komunikasi yang arif dan
bijaksanamemberikan kesan mendalam sehingga “teacher oriented” akan
berubah menjadi “student oriented”. Berdasarkan pendapar Windasari
(2007:22) Guru yang bijaksana akan selalu memberikan peluang dan
5
kesempatan kepada siswanya untuk berkembang. Oleh karena itu metode
sangat di perlukan dalam pembelajara agar suasana kelas menjadi kondusif
serta aktif.
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Menurut
WSJ. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:767)
metode adalah cara yang telah teratur dan terpikirkan baik-baik untuk
mencapai suatu maksud. Sedangkan metode pembelajaran adalah suatu
pengetahuan tentang cara-cara mengajar atau menyajikan bahan pelajaran
kepada siswa didalam kelas, baik secara individu ataupun secara kelompok
agar pembelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh
siswa dengan baik (Ahmadi, 1997:52).
Untuk memecahkan masalah yang terjadi salah satu solusi yang
dapat diambil adalah dengan menerapkan motode pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (CTL) sebagai solusi tindakan untuk
mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPS di SDN Rapah 03.
Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan
konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi didunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (Rusman, 2011:189).
Penerapan model Contextual Teaching And Learning (CTL)
diharapkan siswa mampu memahami pelajaran dengan mudah dan siswa
6
merasa antusias dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan sifat kritis dan analisis siswa. Untuk membantu
permasalahan tersebut penulis melakukan penelitian tindakan kelas guna
mengkaji peningkatan hasil belajar, dengan judul : “Peningkatan hasil
belajar mata pelajaran IPS materi menghargai perjuangan para tokoh
dalam mempertahankan kemerdekaan menggunakan model Contextual
Teaching And Learning (CTL) pada siswa kelas V di SDN Rapah 03
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018.”
B. Rumusan Masalah
Apakah penggunaan metode Contextual Teaching And Learning
(CTL) pada mata pelajaran IPS materi menghargai perjuangan para tokoh
dalam mempertahankan kemerdekaan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V semester 2 di SDN Rapah 03 Banyubiru Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
IPS materi menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan pada siswa kelas V menggunakan metode pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (CTL) di SDN Rapah 03 Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/ 2018.
7
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK
(Mulyasa, 2011:63). Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir
serta mempertimbangkan konsep yang ada maka “penggunaan metode
pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS materi menghargai
perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa
kelas V di SDN Rapah 03 Banyubiru Kabupaten Semarang tahun ajaran
2017/ 2018”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan penggunaan metode pelajaran contextual teaching and
learning (CTL) ini dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan
dapat tercapai. Sebagai berikut :
a. Secara Individual
Siswa dinyatakan berhasil atau tuntas apabila pencapaian skor hasil
belajar ≥ 71 nilai KKM materi menghargai perjuangan para tokoh
dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
8
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila jumlah nilai siswa kelas V secara
keseluruhan dalam kelas telah memenuhi Kriteria Ketuntasan
Mininal (KKM) ≥ 71 serta tercapainya ketuntasan klasikal sebesar
besarnya 85% dalam pembelajaran IPS.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
yang jelas dan dapat memberi manfaat secara teoritis maupun praktis,
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori
yang menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPS pada
materi mengahargai perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan dengan menggunakan metode
Contextual Teaching And Learning (CTL) terhadap siswa sekolah
dasar sangat bermanfaat bagi siswa.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk
kajian lanjutan bagi peneliti lain khususnya pada pendidikan di
SD/MI.
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa.
1) Tumbuhnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS,
bahwa pembelajaran IPS terasa mudah dan sangat
menyenangkan;
2) Menumbuhkan kemampuan inkuiri pada diri siswa;
3) Mengembangkan potensi siswa dalam menghubungkan
materi yang mereka pelajari dengan peristiwa yang mereka
lihat dan;
4) Meningkatkan hasil belajar IPS.
b. Bagi guru.
1) Meningkatkan kemampuan guru dalam berkreasi dan
berinovasi dalam pembelajaran IPS;
2) Meningkatkan kualitas pembelajaran, serta memperluas
kemampuan guru dalam menggunakan model-model
pembelajaran khususnya metode pembelajaran contextual
theacing and learning. Kemampuan guru dalam
menggunakan model-model pembelajaran khususnya metode
pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL).
c. Bagi sekolah.
Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model
Contextual Teaching And Learning (CTL).
10
d. Bagi peneliti.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi
kepada pembaca tentang penerapan pembelajaran contextual
teaching and learning dalam mata pelajaran IPS, bahan kajian
mengenai model dan media ini dapat dijadikan motivasi peneliti
lain untuk menciptakan kreasi baru yang lebih inovatif dengan
hasil yang lebih efektif.
F. Defenisi Operasional
Untuk menghindari kekurangjelasan atau pemahaman yang berbeda
antara pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat
dalam judul penelitian, maka peneliti memberikan definisi operasional
sebagai berikut:
1. Peningkatan
Secara umum peningkatan merupakan upaya untuk menambah
derajat tingkat dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga berarti
penambahan keterampilan dan kemampuan akan menjadi lebih baik.
Berdasarkan pendapat dari Adi S (2011:21) peningkatan juga
menggambarkan perubahan dari suatu sifat atau keadaan yang negatif
berubah menjadi positif. Berdasarkan kesimpulan tersebut peningkatan
adalah suatu proses perubahan meningkat, yang berarti proses
perubahan menjadi lebih baik.
11
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap.
Menurut Suprijono (2011:5) hasil belajar adalah pola–pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Selain itu hasil belajar merupakan hasil penelitian
terahadap hasil kegiatan pembelajaran sebagai tolak ukur tingkat
keberhasilan siswa dalam memahami pembelajaran yang dinyatakan
dengan nilai berupa huruf atau angka.
Dalam proses kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa yang berhasil dalam
belajar adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang ditandai dengan mencapai nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). KKM yang ditetapkan dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di SDN Rapah 03 adalah 71.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan nilai atau
skor yang di dapat siswa setelah proses kegiatan belajar mengajar.
3. Ilmu Pengetahuan Sosial.
Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu bidang kajian ilmu
pengetahuan yang dilakulan secara terpadu, dan merupakan hasil dari
penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin ilmu–
12
ilmu sosial yang diorganisasikan dari konsep– konsep dan
keterampilan- keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropolgi, dan
ekonomi bahkan disiplin ilmu humaniora, pendidikan dan agama
(Rasimin, 2012:56). Karakteristik IPS berdasarkan aspek tujuan
meliputi pengembangan intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan
individu.
Ilmu Pengatahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di tingkat sekolah rendah hingga tingkat sekolah tinggi
khusunya di negara Indonesia. Tingkat sekolah rendah SD atau MI
sesuai yang peneliti teliti Ilmu Pengtahuan Sosial diajarkan pada kelas
V semseter II. Dengan pemilihan materi menghargai perjuangan para
tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
4. Motode Contextual Teaching And Learning (CTL)
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penetapannya dalam kehidupan mereka (Rusman,
2010:190).
Pada pembelajaran di SDN Rapah 03 pemelajaran masih bersifat
konvensional yaituhanya di lakukan didalam ruangan saja tanpa
memanfaat situasi alam atau menggabungkannya dengan keaadan
lingkungan sekitar siswa untuk mempermudah proses pembelajaran.
13
G. Metode Penelitian
1. Rencana Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas atau
biasa disebut (PTK). Menurut (Suyadi, 2010:18) penelitian
tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap
kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersamaan. Selain itu juga berdasarkan
pendapat (Supardi, 2008:102) penelitian tindakan kelas mampu
menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar
mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa. Penelitian
tindakan kelas ini dipilih karena diantaranya dapat membantu
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran selain itu
dapat menjadikan siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas V SDN Rapah 03
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, yang berjumlah 23
siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
Kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga yang sederhana.
Subjek ini dipilih karena perlu adaya peningkatan dalam proses
pembelajaran IPS dimana siswa cenderung pasif dan merasa
minder dengan teman sebayanya dalam proses pembelajaran.
14
Penelitian ini dikhususkan untuk pembelajaran IPS materi
menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
dengan menggunakan motode Contextual Teaching And Learning
(CTL).
3. Langkah-langkah Penelitian
Peneliti menggunakan PTK guna membantu memecahkan masalah
yang ditemui dalam kelas. Terdapat empat tahapan PTK antara lain
sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yaitu secara jelas
dan dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti;
2) Merumuskan masalah dengan jelas;
3) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan
jawaban, berupa hipotesis tindakan;
4) Membuat RPP dengan menerapkan model pembelajaran CTL
pada materi menghargai perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan;
5) Menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam
pembelajaran;
6) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan peserta didik;
7) Menyiapakan lembar observasi untuk kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran dan;
15
8) Mempersiapakan soal evaluasi untuk pesera didik.
b. Pelaksanaan tindakan
Dalam tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan
tindakan yang telah tertulis dalam RPP yang terdiri dari tiga
kegiatan yaitu pendahuluan, inti, penutup.
c. Pengamatan
Pada bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan
pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan
kegiatan, tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil
tindakan agar dapat dievaluasi dan di jadikan sebagai landasan
dalam melakukan refleksi.
d. Refleksi
Setelah melakukan perencanaan, tindakan dan pengamatan
peneliti melakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan
hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi sesuai
pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran CTL.
Menurut (Suyadi, 2010:50) gambar tahap penelitian adalah sebagai
berikut:
16
Gambar 1.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas
4. Instrumean Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri :
a. Pedoman observasi
Pedoman observasi digunakan untuk mengamati
secara langsung siswa dalam proses pembelajaran mata
pelajaran IPS khususnya materi menghargai perjuangan para
tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Siklus I Refleksi
Perencanaan
Refleksi Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
?
17
b. Soal tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran IPS khususnya materi
menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan. Soal tes ini berisi pertanyaan-pertanyaan
berupa lisan maupun tertulis yang berhubungan dengan
materi yang diberikan kepada siswa.
c. Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP) Adalah
rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetendi dasar yang ditetepkan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Observasi
Dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan
terhadap siswa untuk mengetahui hasil belajar dan kegiatan
siswa terhadap mata pelajaran IPS khususnya materi
menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan.
18
b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui seberapa tingkat hasil
belajar siswa terhadap materi pelajatan IPS. Pada setiap siklus
guru memberikan tes atau soal untuk mengukur kemampuan
dan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi disini digunakan agar mendapatkan
gambaran umum sekolah, keadaan guru, serta keadaan sarana
prasarana sekolah dan kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
6. Analisis Data
Tahap penelitian yang dilakukan selanjutnya adalah
menganalisis tindakan kelas atau keberhasilan siswa dengan cara
dengan memberikan soal tes maupun non tes yang diberikan pada
siswa setelah selesai dilakukan pembelajaran. Analisis data ini
dilakukan dengan membandingkan nilai siswa dengan KKM yang
ditentukan di sekolahan yaitu 71 (ditentukan oleh SDN Rapah 03).
Siswa dikatakan tuntas atau berhasil dalam pembelajaran
sebaiknya apabila siswa mendapatkan nilai ≥ 71 dan dikatakan
belum tuntas apabila siswa mendapatkan nilai < 71. Penentu akhir
perbaikan diamati dari siklus-siklus menggunakan tolak ukur
kriteria ketuntasan klasikal. Menurut Depdikbud dalam Daryanto
(2011:191-192) ketuntasan klasikal dikatakan tuntas belajar
19
apabila dalam kelas terdapat 85% siswa tuntas belajar. Hasil
penelitian akan dianalisis untuk membuktikan hipotesis dengan
cara sebagai berikut:
a. Untuk menilai rata-rata ulangan tes famatif dapat
menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
X =
Keterangan:
X = Nila rata-rata
∑ = Jumlah semua nilai siswa
∑N = Jumlah siswa
b. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar siswa
digunakan rumus sebagai berikut:
P = 100%
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis
menyusun sistematika sebagi berikut:
Bagian awal meliputi : Halaman sampul, lembar logo, halaman
judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, deklarasi, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar lampiran.
BAB I Pendahuluan.Berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian,
20
penjelasan dan definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II Kajian Pustaka.Berisi pengertian belajar, hasil belajar, ilmu
pengetahuan sosial, materi menghargai jasa para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan, metode pembelajaran Contextual
Teaching And Leraning (CTL), hubungan model pembelajaran CTL
dengan IPS.
BAB III Pelaksanan dan Penelitian.Berisi gambaran situasi umum
SDN Rahan 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, subjek
penelitian dan karakteristik objek penelitian, serta deskripsi per siklus.
BAB IV Laporan Hasil Penelitian.Berisi deskripsi kondisi awal,
hasil penelitian, tiap siklus, analisis data dan pembahasan.
BAB V Penutup.Berisi kesimpulan dan penutup dan Bagian akhir
terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup
penulis.
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Peningkatan Hasil belajar
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia peningkatan adalah
proses perbuatan, cara meningkatkan usaha, dan sebagainya. Berdasarkan
kesimpulan tersebut peningkatan adalah suatu proses perubahan
meningkat, yang berarti proses perubahan menjadi lebih baik. Sedangkan
hasil belajar merupakan hasil penelitian terahadap hasil kegiatan
pembelajaran sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam
memahami pembelajaran yang dinyatakan dengan nilai berupa huruf atau
angka. Maka berdasarkan teori tersebut penulis menyimpulkan bahwa
peningkatan hasil belajar adalah proses meningkatnaya usaha perbuatan
menajadi baik terhadap pembelajaran siswa dinilai dengan perubahan hasil
pembelajaran siswa menjadi lebih baik.
2. Pengertian Belajar
Menurut Suprijono (2011:5) hasil belajar adalah pola–
polperbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Selain itu hasil belajar merupakan hasil penelitian terahadap
hasil kegiatan pembelajaran sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan siswa
dalam memahami pembelajaran yang dinyatakan dengan nilai berupa
huruf atau angka. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
22
kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa
sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak proses belajar.
Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan kompleks. Hasil belajar
berupa kapasitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan,
pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilits tersebut dari stimulasi
yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh
pelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi,
menjadi kapabilits baru Dimyati, (2006:10)
Menurut teori Piaget belajar adalah dengan adanya interaksi dengan
lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Perkembangan
intelektual melalui tahap sensori motor, pra–oprasional, operasional
konkret, dan operasional formal. Menurut Rogers belajar lebih menitik
beratkan pada praktik. Belajar merupakan proses internal yang kompleks
proses belajar tersebut dapat dialami siswa, siswa tidak dapat diamati tapi
dapat dipahami oleh guru Mudjiono (2006:18). Bejalar menurut teori
behavioristik diartikan sebagi proses perubahan tingkah laku, perubahan
disebabkan oleh seringnya interaksi antara stimulus dan respons. Teori
belajar behavioristik menjelaskan mengenai cara belajar organisme yang
terikat erat dengan faktor eksternal diluar diri individu.
Menurut teori kognitif belajar adalah proses untuk membangun
persepsi seseorang dari sebuah objek yang dilihat. Menurut teori
konsrukviisme belajar adalah upaya untuk membangun pemahaman atau
23
persepsi atas dasar pengalaman yang dialami siswa. Belajar adalah suatu
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku dan kemampuan diri yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengamatan individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
3. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan
dalam proses belajar mengajar. Guru dapat mengajar dengan baik apabila
seorang guru dapat menerapkan cara belajar sesuai dengan prinsip belajar.
Dari prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku
umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran,
baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajar maupun bagi guru
dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip menurut Dimyati
(2006:44-48) berkaitan dengan sebagai berikut:
a. Perhatian dan motivasi
Dari pengertian teori belajar pengolahan informasi terungkap
bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian
terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhannya.
b. Keaktifan
Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalaminya
sendiri. John Dewey mengungkapkan bahwa belajar adalah
24
menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri,
maka inisitif harus datang dari siswa itu sendiri.
c. Keterlibatan Langsung
Dalam belajar melalui pengamatan langsung siswa tidak sekedar
mengamati langsung tapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
d. Pengualangan
Seperti yang dijelaskan dalam teori Psikologi Daya, belajar
adalah melatih daya yang ada pada manusia terdiri dari daya
mengamat, menaggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir,
dan sebagainya.
e. Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam belajar membuat siswa bergairah
untuk mengatasinya.
f. Balikan dan penguatan
Penguatan ini dapat berupa penguatan positif maupun penguatan
negatif.
g. Perbedaan individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua siswa
yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu sama lain.
4. Tujuan Belajar
Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Dalam
desain instruksional guru merumuskan tujuan instruksional khusus atau
25
sasaran belajar siswa. Menurut Serdiman (2009:26) tujuan belajar adalah
sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan pengtahuan
Pengetahuan dan kemampuan berfikir tidak dapat dipisahkan.
Pengetahuan dan kemampuan berpikir sangat berhubungan karena
kemampuan berpikir seseorang akan berkembang, jika terdapat bahan
pengetahuan dan sebaliknya dengan kemampuan berfikir seseorang
akan memperkaya pengetahuan.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep memerlukan keterampilan, keterampilan yang
diperlukan berupa keterampilan jasmani dan rohani. Keterampilan
jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan
menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan dari anggota
tubuh seseorang yang sedang belajar. Keterampilan rohani menyangkut
persoalan penghayatan dan keterampilan berfikir serta kreativitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah.
c. Pembentukan sikap
Dalam kegiatan belajar mengajar guru akan selalu diamati, dilihat,
didengar, ditiru semua perilakunya oleh siswa. Dalam kegiatan belajar
siswa mungkin juga meniru perilaku gurunya. Guru diharapkan
memiliki perilaku yang baik agar bisa dicontoh kemudian diamalkan
oleh siswanya.
26
5. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2011:5) hasil belajar adalah pola–pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Secara eksplisit
ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menurut Taksonomi
Bloom hasil belajar adalah perubahan perilaku yang meliputi tiga ranah
tersebut sebagai berikut
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir,
termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, menyintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
b. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik berhubungan erat dengan hasil belajar yang
pencapainnya melalui keterampilan dengan hasil belajar yang
pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi, yang melibatkan otot
dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan
dengan aktivitas fisik, misalnya menulis memukul, melompat, dan
sebagainya.
c. Ranah afektif
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep
diri, nilai, dan moral. Ranah afektif meliputi tujuan belajar yang
berhubungan dengan perubahan sikap yang menyangkut emosional
27
dalam diri seseorang. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang
berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu
mengingat, sampai pada kemapuan memecahkan masalah. Dengan
demikian menurut Elis Ratnawulan, (2015:58) aspek kognitif adalah
subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang
sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang paling
tinggi yaitu evaluasi.
6. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam belajar keberhasilan tidak hanya dipengaruhi pada potensi dari
diri seorang individu saja, namun dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain
yang berasal dari luar diri yang belajar. Dalam menentukan keberhasilan
belajar dapat juga dipengaruhi oleh faktor internal dan juga faktor
eksternal.
a. faktor internal
Menurut Susanto (2013:12) faktor internal merupakan faktor yang
bersumber dari dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal meliputi kondisi fisik, kesehatan,
kecerdasan, minat, perhatian, dan kebiasaan belajar.
b. faktor eksternal
Faktor eksternal adalah kesulitan belajar yang berasal dari luar diri
individu. faktor eksternal terdiri dari faktor non sosial dan faktor sosial.
28
Menurut Sriyati (2013:25) faktor non soaial adalah faktor diluar
individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.
Sedangkan Faktor sosial adalah kedekatan hubungan antara anak
dengan orang lain, kehadiran orang dalam belajar.
B. Metode Pembelajaran CTL
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan
oleh guru dalam proses pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat
metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran semakin
baik. Sudjana (2005:76) berpendapat bahwa metode merupakan
perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran
bahasa secara teratur, dan semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan
tertentu. Menurut Sangidu (2004:14) metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan penilaian guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Metode pembelajaran ini adalah
sebuah cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang
berbeda. Hai itu berarti pemilihan metode pembelajaran harus sesuai
dengan kondisi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Metode Pembelajaran CTL
Pembelajaran Kontektual (Contextual Teaching And Learning)
merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
29
penetapannya dalam kehidupan mereka (Rusman, 2010:190). Oleh sebab
itu, melalui pembelajaran CTL, mengajar bukan transformasi pengetahuan
dari guru kepada siswa dengan menghafal sejumlah konsep-konsep yang
sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan pada
upaya memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan bisa hidup dari apa
yang dipelajarinya. Ciri khas dari pembelajaran Contextual Teaching And
Learning ditandai oleh tujuh komponen utama yaitu: Contructivism,
Inquiry, Questioning, Learning, Modelling, Reflektion, dan Autentic
Assessment.
a. Prinsip pembelajaran Kontekstual
CTL sebagai suatu metode dalam implementasinya tentu saja
memerlukan perencanaan pembelajaran yang mencerminkan
pembelajaran CTL. Hal ini karena setiap model pembelajaran memiliki
karakteristik khas tertentu yang tentusaja berimplikasi pada adanya
perbedaan tertentu pula dalam membuat desain yang disesuaikan
denga metode yang diterapkan. Menurut Rusman (2011:193) ada tujuh
prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru,
yaitu:
1) Kontruktivisme (Contructivism)
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir dalam CTL,
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
30
Manusia harus membangun pengetahuan itu memberi makna
melalui pengalaman yang nyata.
2) Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan kegiatan inti ddari CTL, melalui
upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa
pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain
yang diperlukan bukan merupakan hasil mengingat seperangkat
fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.
3) Bertanya (Questioning)
Unsur lain yang menjadi karakteristik utama CTL adalah
kemampuan dan kebiasaan untuk bertanya. Melalui penerapan
bertanya, pembelajaran akan lebih hidup, akan mendorong proses
dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam, dan akan
banyak ditemukan unsur yang terkait yang sebelumnya tidak
terfikirkan baik guru maupun murid.
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa
untuk bekerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman–
teman belajarnya. Hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama
dengan orang lain melalui berbagi pengalaman (sharing). Melalui
sharing anak dibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat
ketergantungan yang positif dalam learning Community.
31
5) Pemodelan (Modelling)
Tahap pembuatn model dapat dijadikan alternatif untuk
mangambangkan pembelajaran agar siswa bisa memenuhi harapan
siswa secara menyeluruh dan membantu mengatasi keterbatasan
yang dimiliki oleh para guru.
6) Refleksi (Reflection)
Reflesi adalah cara berfikir tentang apa yang baru saja
terjadi atau baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah
berfikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu,
siswa mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur
pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari
pengetahuan sebelumnya.
7) Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian sebagai integral dari pembelajaran memiliki
fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi
kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui penerapan CTL.
b. Langkah-langkah Pembelajaran CTL
Menurut Putra (2013:227) dalam pembelajaran CTL guru perlu
mengembangkan pembelajaran agar siswa dapat berfikir tentang apa
yang baru mereka pelajari dengan apa yang sudah mereka lakukan
dimasa yang lalu. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut.
32
1) Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna
dengan bekerja sendiri serta mengkontruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya;
2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inqury untuk semua topik;
3) Kembangkan sikap ingin tahu dengan bertanya;
4) Ciptakan masyarakat belajar dengan menghadirkan model sebagai
contoh pembelajaran;
5) Lakukan refleksi diakhir pertemuan dan;
6) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbangai cara.
c. Kelebihan dan Kelemahan pembelajaran CTL
Setiap metode pembelajaran memiliki kelemahan dan kelebihan,
begitu pula dengan metode pembelajaran CTL. Menurut Rasimin
(2012, 130-131) kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran
CTL sebagai berikut.
1) Kelebihan CTL
a) Pembelajaran menjadi lebih bermakna. Artinya siswa
melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan dengan materi
sehingga siswa dapat memahami materi sendiri.
b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan
penguatan konsep kepada siswa, karena pembelajaran CTL
menuntut siswa bukan hanya sekedar menghafalkan tapi
menemukan sendiri dan mengamati.
33
c) Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan
pendapat tentang materi yang dipelajari.
d) Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari
kepada guru.
e) Menumbuhkan kemampuan kerja sama dalam memecahkan
masalah.
f) Siswa dapat membuat kesimpulan atau merangkum dari
kegiatan pembelajaran.
2) Kelemahan CTL
a) Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran tidak
mendapat pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan
teman lainnya, karena siswa tidak mengalami sendiri atau
menemukan langsung.
b) Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya
karakteristik siswa, karena harus menyesuaikan dengan
kelompoknya.
c) Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerja sama
dengan yang lainnya, karena siswa yang tekun merasa harus
bekerja lebih dibanding dengan siswa yang lainnya.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang guru
dalam menerapkan metode pembelajaran CTL harus memperhatikan
keadaan siswa dalam kelas. Selain itu seorang guru harus mampu
membagi kelompok secara heterogen.
34
C. IPS
1. Pengartian IPS
Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu bidang kajian ilmu
pengetahuan yang dilakulan secara terpadu, dan merupakan hasil dari
penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin ilmu–ilmu
sosial yang diorganisasikan dari konsep– konsep dan keterampilan-
keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropolgi, dan ekonomi bahkan
disiplin ilmu humaniora, pendidikan dan agama (Rasimin, 2012:56).
Karakteristik IPS berdasarkan aspek tujuan meliputi pengembangan
intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individu.
Proses kehidupan manusia selalu berhubungan dengan sesama
manusia dan makhluk hidup lainya. Hal ini disebabkan karena manusia
pada hakekatnya sebagai makhluk sosial. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan pengalaman hidup
manusia yang dialami sejak lahir.
Menurut Rasimin ( 2012: 37 ) hadirnya kita sebagi umat manusia
yang diikuti adanya hubungan pergaulan, pemenuhan kebutuhan, dan
sebaginya yang ada dalam lingkungan hidup masyarakat, telah membentuk
ilmu pengetahuan sosial setiap individu. Sehingga dapat dikatakan bahwa
apa yang kita alami dalam kehidupan msyarakat, baik yang dilakukan
secara sadar ataupun tidak sadar, akan membentuk ilmu pengetahuan yang
secara konseptual disebut dengan istilah ilmu pengetahuan sosial.
35
2. Ruang lingkup IPS
Ilmu sosial sebagi program pendidikan tidak hanya menyajikan
pengetahuan sosial semata, melainkan juga harus diarahkan membina
siswa menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki
tanggung jawab atas kesejahteraan bersama. Berkaitan dengan
pernyaataan tersebut menurut Somantri (2001:15) bahwa ilmu
pengetahuan sosial merupakan program pendidikan yang memilih bahan
pendidikan dari disiplin ilmu sosial dan humanistis yang diorganisasikan
dan disajikan secara ilmiah dari psikologi untuk tujuan pendidikan.
Karena ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial berkaitan dengan
masalah –masalah nyata dalam kehidupan masyarakat, maka penetapanya
ilmu pengetahuan sosial dalam pendidikan secara langsung dapat
dikembangkan pada beberapa mata pelajaran. Menurut Rasimin (2012:39)
untuk menatapkan ilmu pengetahuan sosial tersebut, tepat kiranya bila
guru memahami secara bulat struktur disiplin ilmu serta mengikuti
perkembangan dinamika ilmu-ilmu sosial serta perkembangan perubahan
sosial yang begitu cepat. Tafsir (2008:4) manyatakan bahwa ruang lingkup
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada jenjang pendidikan adalah
sebagi berikut:
a) Ditinjau dari ruang lingkup hubungan, mencakup hubungan sosial,
hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan
sejarah, hubungan geografi, dan hubungan politik.
36
b) Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun
tetangga, kampung, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.
c) Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik, dan
ekonomi.
Berdasarkan dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahawa ruang lingkup dari ilmu pengetahuan sosial meliputi manusia,
ligkungan, waktu, perilaku, ekonomi, perubahan, sistem sosial, lokal,
regional, rung lingkup dari ilmu pengetahuan sosial mencakup tentang
perilaku manusia membutuhkan antara satu dengan yang lainnya dan
antara manusia dengan lingkungannya.
3. Fungsi IPS
Fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan menurut
Sumaatmadja (2007) adalah mengembangkan perhatian dan kepedulian
sosial siswa terhadap kehidupan dimasyarakat dan bermasyarakat. Dalam
bukunya Rasimin (2012:41) juga mengatakaan bahwa fungsi dari ilmu
pengetahuan sosial secara sederhana adalah sebagi berikut:
a) Ilmu pengetahuan sosial sebagi pendidikan
Membina siswa menjadi warga negara yang baik yang memiliki
penengetahuan keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna
bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara, serta harus
disesuaikan dengan tata nilai-moral yang berlaku dalam masyarakat
b) Ilmu pengetahuan sosial sebagai mewarisi nilai-moral
37
Untuk mewariskan nilai-moral dalam masyarakat agar dapat
menjunjung tinggi kemuliaan hakekat dan derajat manusia. Oleh
sebab itu mengajar ilmu pengetahuan sosial dengan ikhlas juga dapat
dikatakan sebagai dakwah islamiyah, karena didalammnya memuat
cara-cara menyampaikan nilai moral tentang agama.
4. Hakekat IPS di Sekolah Dasar
Pendidikan ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar merupakan
salah satu mata pelajaran yang dapat memberikan wawasan pengetahuan
yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global, agar mampu hidup
ditengah-tengah masyarakat yang majemuk. Menurut Rasimin (2012: 59 )
ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar, pada hakekatnya harus
memperhatikan kebutuhan pesert didik yang rata-rata masih berusia antara
6-12 tahun. Dalam kelompok usia ini, anak berada dalam tahap
perkembangan kemampuan intelektual/ kognitifnya pada tingkat kongkrit
operasional. Mereka memandanag dunia dalam keseluruhan yang utuh dan
menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh.
Permendiknas No 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa tujuan
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial yaitu agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut.
a) Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan terhadap
masyarakat dan lingkungannya;
b) Memiliki kemapuan dasar untuk befikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kemanusiaan;
38
c) Memiliki komitmen, kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi
dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global;
Berdasarkan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa hakekat dari
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar adalah mengenalkan
konsep-kosep yang berkaitan dengan kehidupan nyata, mengajarkan siswa
untuk memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai sosial. Pendidikan ilmu pengtahuan
sosial di sekolah dasar membarikan wawasan pengetahuan mengenai
masyarakat lokal maupun global, agar mampu hidup di tengah-tengah
masyarakat majemuk.
D. Materi Menghargai Jasa Pahlawan Mempertahankan Kemerekaan
1. Cara menghargai jasa pahlawan
Kemerdekaan Indonesia ditebus oleh pengoban para pahlawan bangsa
sebagai penerus bangsa wajib untuk mengetahui dan meghargai jasannya
diantaranya dengan:
a) Mengabadikan nama pahlawan sebagi nama jalan, gedung;
b) Membangun tugu peringatan, monument, patung untuk mengenang
perjuangannya;
c) Memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam perjuangan bangsa
dan;
d) Turut menjaga bentuk peninggalannya.
39
Sebagai generasi penerus bangsa, sudah merupakan tugas dan
kewajiban kita untuk meneruskan perjuangan tersebut. Tentusaja bentuk
perjuangan itu harus disesuaikan dengan keadaaan zaman dan kemepuan
kita masing-masing.
2. Tokoh dan peranannya dalam mempertahankan kemerdekaan
Ketika Negara Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada
tanggal 17 Agustus 1945 tentara sekutu masih berada di Indonesia. Sekutu
menugaskan Jepang untuk menjaga keadaan dan keamanan di Indonesia.
Pada tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu dan pasukan NICA tiba di
Indonesia dan mendarat di Pelabuhan Periok. Tentara Sekutu memnbantu
NICA yang membatalkan kemerdekaan Indonesia.
Rakyat Indonesia menggunakan senjata rampasan dari Jepang dan
senjata tradisional yang ada. Berkobarlah semangat dan terjadi perlawanan
dimana-mana. Dalam upaya mempertahankan kemerdekaan tersebut banyak
pertempuran dibeberapa tempat sebab penduduk Indonesia tetep
menginginkan kebebesan dan kemerdekaan Indonesia berikut adalah bentuk
perlawanan dari rakyat Indonesia.
a. Peristiwa Pertempuran 1O November 1945 di Surabaya.
Peringatan itu sebagai bentuk penghargaan terhadap
kepahlawanan rakyat Surabaya pada tanggal 10 November 1945 yang
merupakan tekad perjuangan seluruh rakyat Indonesia dalam
mempertahankan kemerdekaan. Masih banyak lagi pahlawan-pahlawan
40
kusuma bangsa yang telah rela mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
Kehadiran pasukan sekutu yang membawa orang-orang
NICA pada tanggal 29 September 1945 sangat mencemaskan rakyat
dan pemerintah RI. Keadaan ini semakin memanas ketika NICA
mempersenjatai kembali bekas KNIL yang baru dilepaskan dari tahanan
Jepang. Di beberapa daerah muncul perjuangan untuk mempertahankan
kemerdekan tersebut, salah satunya yang terkenal sebagai hari
pahlawan kita adalah pertempuran 10 November di Surabaya.
Pada tanggal 25 Oktober 1945 Brigade 49 dibawah pimpinan
Brigadir Jendral A.W.S Mallaby mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya. Brigade ini merupakan bagian dari Devisi India ke-23,
dibawah pimpinan Jendral D.C Hawthorn. Mereka mendapat tugas
melucuti tentra Jepang dan menyelamatkan tawanan Sekutu. Tanggal
26 Oktober 1945 pasukan Sekutu melanggar kesepakatan terbukti
melakukan penyergapan kepenjara kalisosok. Mereka akan
membebaskan para tawanan Belanda diantaranya adalah Kolonel
Huiyer tindakan ini dilanjutkan dengan penyebaran pamphlet yang
berisi pemerintah agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata mereka.
Rakayat Surabaya dan TKR bertekad untuk mengusir Sekutu
dari bumi Indonesia dan tidak menyerahkan senjata mereka. Kontak
senjata antara rakyat Surabaya melawan Inggris terjadi pada tanggal 27
Oktober 1945. Para pemuda dengan perjuangan yang gigih dapat
41
melumpuhkan tank-tank Sekutu dan berhasil menguasai objek vital.
Strategi yang digunakan rakyat Surabaya adalah dengan mengepung
dan menghancurkan pemusatan-pemusatan tentara Inggris kemudian
melumpuhkan hubungan logistiknya. Serangan tersebut mencapai
kemenangan yang gemilang walaupun dipihak kita banyak yang
berjatuhan korban. Pada tanggal 29 Oktober 1945 Bung Karno beserta
Jendral D.C. Hawthron tiba di Surabaya.
Dalam perundingan antar pemerintah RI dengan Mallaby
dicapai kesepakatan untuk menghentikan kontak senjata. Kesepakatan
ini dilanggar oleh sekutu. Dalam insiden ini Jendral Mallaby terbunuh.
Dengan terbunuhnya Mallaby, pihak Inggris menuntut pertanggung
jawaban kepada rakyat Surabaya. Pada tanggal 9 November 1945
Mayor Jendral E.C. Mansergh sebagai pengganti Mallaby
mengeluarkan senagai ultimatum yang sangat melukai sangat melukai
bangsa Indonesia sebagai Negara yang telah merdeka. Ultimatum ini
dirasa penghinaan terhadap martabat bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia sebagai yang cinta damai tetapi lebih cinta
kenerdekaan. Oleh karena itu rakyat Surabaya menolak ultilatum
tersebut secara resmi melalui pernyataan Gubernur Suryo. Karena
penolakan ultimatum itu maka meletuslah pertempuran pada tanggal 10
November 1945. Melalui siaran radio yang dipancarkan dari Jl. Mawar
No 4 Bung Tomo membakar semangat juang arek-arek Surabaya.
Korbaran semangat Bung Tomo yang menggelegar. Kontak senjata
42
pertama terjadi di Perak sampai pukul 18.00 Pasukan Sekutu dibawah
pimpinan Jendral Mnsergh mengarahkan satu Devisi Infanteri sebanyak
10.000-15.000 orang dibantu tembakan dari lauat oleh kapal perang
“Mosquito” dan “Thunderbolt”. Dalam pertempuran yang berlangsung
sampai akhir November 1945 ini rakyat Surabaya berhasil
mempertakankan kota Surabaya dari gempuran Inggris walaupun jatuh
korban yang banyak dari pihak Indonesia. Pertempuran di Surabaya
merupakan pertempuran yang menggambarkan betapa hebatnya bangsa
Indonesia mempertahankan tanah airnya sampai titik darah
penghabisan.
Bangsa kita memepertahankan bangsa ini baik harta, jiwa
maupun raga. Mereka yang gugur dalam pertempuran 10 November
menjadi pahlawan kusuma bangsa. Dan untuk menghargai jasa-jasa
para tokoh pahlawan yang telah gugur mendahului kita pemerintah
melalui keputusan bersama menetapkan bahwa pada tanggal 10
November dikenal sebagai hari pahlawan.
b. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa diawali oleh mendaratnya tentara
Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di Semarang.
Tentara Sekutu mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.
Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan perang dan
tentara Jepang di Jawa Tengah. Bentrokan bersenjata mulai timbul di
Magelang. Bentrokan itu mulai meluas menjadi pertempuran antara
43
pasukan Sekutu dengan pejuang Indonesia. Penyebabnya adalah tentara
Sekutu diboncengi NICA. NICA adalah singkatan dari Netherlands
Indies Civil Administration, yaitu pemerintahan peralihan Belanda.
Setelah diadakan perundingan antara Presiden Sukarno
dengan Brigadir Jenderal Bethel, tentara Sekutu kemudian
meninggalkan Magelang menuju Ambarawa pada tanggal 21 November
1945. Para pejuang Indonesia yang dipimpin Letnan Kolonel M. Sarbini
mengejar pasukan Sekutu yang mundur ke Ambarawa. Di desa Jambu,
pasukan Sekutu dihadang pejuang Angkatan Muda yang dipimpin oleh
Sastrodiharjo. Di desa Ngipik, pasukan Sekutu diserang pejuang
Indonesia yang dipimpin oleh Suryosumpeno. Pada saat mundur,
pasukan Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa.
Dalam pertempuran untuk membebaskan kedua desa
tersebut, Letnan Kolonel Isdiman gugur. Letnan Kolonel Isdiman
adalah Komandan Resimen Banyumas. Dengan gugurnya Letnan
Kolonel Isdiman, Kolonel Sudirman turun langsung ke medan
pertempuran Ambarawa. Kolonel Sudirman adalah Panglima Divisi
Banyumas. Kehadiran Kolonel Sudirman memberi semangat baru bagi
pejuang Indonesia. Pasukan Indonesia mengepung kota Ambarawa dari
berbagai jurusan. Siasat yang dipakai adalah mengadakan serangan
serentak dari berbagai jurusan pada saat yang sama. Pasukan Indonesia
mendapat bantuan dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwokerto,
Magelang, Semarang, dan lain-lain.
44
Pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan Indonesia
melancarkan serangan serentak ke Ambarawa. Pada tanggal 15
Desember 1945 pasukan Sekutu berhasil dipukul mundur ke Semarang.
Dalam pertempuran di Ambarawa ini banyak pejuang yang gugur.
Untuk memperingati hari bersejarah itu, maka setiap tanggal 15
Desember diperingati sebagai Hari Infanteri. Selain itu, di Ambarawa
juga didirikan sebuah monumen yang diberi nama Palagan Ambarawa.
c. Pertempuran Medan Area
Pasukan Inggris di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D.
Kelly mulai mendarat di Medan (Sumatera Utara) pada tanggal 9
Oktober 1945. Tentara NICA yang telah dipersiapkan untuk
mengambil alih pemerintahan ikut membonceng pasukan Inggris itu.
Mereka menduduki beberapa hotel di Medan. Para pemuda dipelopori
oleh Achmad Tahir, seorang mantan perwira Tentara Sukarela
(Giyugun) membentuk Barisan Pemuda Indonesia.
Mereka mengambil alih gedung-gedung pemerintahan dan
merebut senjata dari tangan tentara Jepang. Kemudian pada tanggal 10
Oktober 1945 dibentuklah TKR (Tentara Keamanan Rakyat)
Sumatera Timur. Anggotanya para pemuda bekas Giyugun dan Heiho
Sumatera Timur yang dipimpin oleh Ahmad Tahir. Pada tanggal 13
Oktober 1945 terjadi insiden di sebuah hotel di Jalan Bali, Medan.
Seorang anggota NICA menginjak-injak bendera merah putih yang
dirampas dari seorang pemuda. Pemuda-pemuda Indonesia marah.
45
d. Bandung Lautan Api
Pada bulan Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki Kota
Bandung. Ketika itu para pejuang Bandung sedang melaksanakan
pemindahan kekuasaan dan merebut senjata dan peralatan dari tentara
Jepang. Tentara Sekutu menduduki dan menguasai kantor-kantor
penting. Tentara NICA membonceng tentara Sekutu itu. NICA
berkeinginan mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Para
pejuang yang tergabung dalam TKR, laskar-laskar, dan badan-badan
pejuang mengadakan perlawanan terhadap tentara Sekutu dan
Belanda.
Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan
ultimatum (peringatan) pertama agar kota Bandung bagian utara
dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya tanggal 29
November 1945. Para pejuang kita harus menyerahkan senjata yang
dirampas dari tentara Jepang. Alasannya untuk menjaga keamanan.
Apabila tidak diindahkan, tentara Sekutu akan menyerang habis-
habisan.
Rakyat diungsikan ke luar kota Bandung. Pasukan TRI dan
para pejuang lainnya dengan berat hati meninggalkan Bandung
Selatan. Sebelum ditinggalkan, Bandung Selatan dibumihanguskan
oleh para pejuang. Bumi hangus adalah memusnahkan dengan
pembakaran semua barang, bangunan, gedung yang mungkin akan
dipakai oleh musuh. Pertempuran terus berlanjut. Para anggota TKR
46
dan pemuda kita menggunakan taktik perang gerilya. Peristiwa ini
terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 dan terkenal dengan sebutan
Bandung Lautan Api. Dalam peristiwa tersebut, gugur seorang
pejuang Mohammad Toha.
Dari berbagai pertempuran yang terjadi antara pejuang-pejuang
kemerdekaan dan tentara Sekutu dan NICA, kita dapat belajar
beberapa hal berikut ini:
1. Kemerdekaan merupakan hal yang sangat mahal harganya.
Demi kemerdekaan yang telah diproklamasikan para pejuang
rela mengorbankan jiwa dan raganya;
2. Semangat perjuangan merupakan kekuatan yang dahsyat,
melebihi kekuatan senjata. Hal ini dibuktikan, misalnya dalam
pertempuran Ambarawa dan;
3. Menghormati keputusan para pemimpin. Para pejuang
mempunyai jiwa yang besar. Meskipun dengan berat hati,
keputusan pemimpin dilaksanakan. Hal ini misalnya terjadi
dalam peristiwa Bandung Lautan Api.
E. Hubungan Metode Pembelajaran CTL dengan IPS
IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang mempunyai
peranan penting untuk membantu siawa dalam mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam
kehidupan masyarakat baik di tingkat lokal maupun global. Dalam
pembelajran IPS tidak hanya hafalan namun membutuhkan pemahaman yang
47
dapat bermakna bagi siswa sehingga pembelajaran yang diserap oleh siswa
tidak serta merta hilang dari memorinya.
Namun pada kenyataanya pembeljaran IPS tidak selalu diajarkan
secara nyata dengan menunjukkan kejadian atau pun perustiwa yang nyata
pada siswa sehingga siswa hanya bisa meraba-raba tentang materi yang
diberikan oleh guru. Dalam banyak kasus pembelajaran IPS pola pembelajaran
masih berpusat pada guru (teacher center), guru belum maksimal
menggunakan metode maupun model pembelajaran, kegiatan siswa
didominasi dengan hanya sekedar mencatat dan mendengarkan penjelasn guru
sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran IPS materi menghargai jasa pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan akan sulit dipahami oleh siswa jika guru hanya
menjelaskan dan memberikan pengetahuan kepada anak secara abstrak dan ha
ya menghafal saja, oleh sebab itu diperlukan sebuah motode pembelajaran
yang dapat memberikan pengetahuan yang konkret. Salah satunya adalah
metode pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL).
Metode pembelajaran ini dapat memberikan pengetahuan secara
multak kepada siswa sebab dalam pembelajaran ini siswa bukan hanya
sekedar memehani materi yang ada dalam teks maupun yang sudah dijelaskan
oleh guru namun siswa menemukan sendiri materi yang akan mereka pelajari
selain itu dalam pembelajaran ini menjadikan siswa aktif untuk bertanya dan
memiliki jiwa bekerjasama yang kuat antara anggota kelompoknya.
48
Berdasarkan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Darmita
(2012) menunjukkaan bahwa peningkatan hasil belajar siswa dari setiap
pertemuan sebesar 77, 50 dengan kategori “baik”. Peningkatan hasil belajar
siwa secara individu sebesar 77, 92 dengan karegori “sangat baik”. Sedangkan
peningkatan hasil belajar secara klasikal setiap pertemuan 86, 83%. Oleh
karena itu penggunaan metode CTL dapat digunakan agar membentu
meningkatkan hasil belajar siswa.
Salain itu seperti yang telah dilakukan oleh Pipit (2015) dalam
penelitiannya penggunaan metode CTL terjadi peningkatan 0,80 di siklus I
pada silkus II peningkatan sebesar 1,17. Terjadinya target pencapaian KKM
individu siklus I (77%) dan KKM nasional (24%), terjadi peningkatan pada
siklus II KKM individu (83%) dan KKM nasional (53%). Pengingkatan pada
silkus III KKM individu (94 %) dan KKM nasionl (94%). Berdasarkan
penjelasan tersebut metode Contextual Teaching And Leraning (CTL) Dapat
meningkatkan hasil belajar siswa materi menghargai jasa perjuangan tokoh
dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Oleh karenanya dengan penggunaan metode CTL tersebut penerapannya
metode CTL dalam pembelajaran IPS materi menghargai jasa para pahlawan
dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Guru memberikan motivasi dan apersepsi dengan bertanya jawab
tentang materi sebelumnya seperti pertanyaan “apa kalian masih ingat
49
dengan pertempuran apa saja yang terjadi dalam memepertahankan
kemerdekaan Indonesia?”
b. Tahap Kontruktivisme
1) Guru menjelaskan secara singkat tentang tujuan pembelajaran dan
menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari.
2) Selanjutnya guru dapat menambah pengetahuan anak dengan
menghadirkan model atau dapat ditunjukkan secara langsung
ketempat kejadian salah satunya dengan menghadirkan gambaran
pemodelan atau pemutaran film/ video tentang pertempuran.
c. Tahap Question
Guru memberikian kesempatan anak untuk bertanya jawab sebagai
penguatan anak terhadap materi yang disampaikan.
d. Tahap Community
1) Setelah menyaksikan video yang diputarkan oleh guru, siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok.
2) Guru memberikan tugas menceritakan kembali bagaimana
kronologisnya pertempuran yang sudah siswa saksikan.
3) Guru memeberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja
sama dengan kelompoknya guna menyelesaikan permasalahan
yang diberikan oleh guru.
4) Siswa mencatat hasil diskusi pada lembar kerja yang sudah
disiapkan oleh guru.
50
e. Tahap Inquiry
Guru membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas dan
membantu memcahkan masalah yang siswa hadapi dalam pengerjaan
tugasnya.
f. Tahap Moddeling
1) Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan siswa untuk
tampil mempresentasikan hasil diskusi.
2) Guru memberikan kesempatan siswa lain untuk memberikan
komentar kepada kelompok lain.
3) Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi maupun
menjawab pertanyaan dari kelompok lain.
g. Tahap reflection
Guru bersama dengan murid menyimpulkan pembelajaran yang
telah dipelajari.
51
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SDN Rapah 03
1. Letak Geografis SDN Rapah 03
Sekolah Dasar SDN Rapah 03 terletak di Dusun Ngapah, Desa Mendut,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Adapun batasan-batasan
dari lokasinya adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan kampung dan rumah milik
Bapak Gunawan.
b. Sebelah Barat berbatasan dengan sungai dan halaman rumah Ibu
Yarkoni.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah Bapak Muhrodin.
d. Sebelah Utara berbatasan dengan pekarangan rumah Bapak Mahmudi
dan Ibu Endang.
2. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SD RAPAH 03
b. Status Sekolah : NEGERI – Terakreditasi A
c. N S S : 101032207019
d. NSB : 1005-1006
e. Alamat Sekolah : Dsn Mendut, RT 02/RW 03. Ngrapah
f. Nama Kepala Sekolah : SUMARDI, S.Pd. M.M
g. Nama Ketua Komite SD : NURUL HUDA
h. Pembelajaran : Pagi hari
52
3. Keadaan Gedung SD
Keadaan gedung dalam SDN Rapah 03 sudah layak dan memadai
sebagai salah satu sarana pendidikan serta tersedianya sara yang cukup
memadai dalam kegiatan pembelajaran. Berikut adalah jumlah gedung
yang terdapat dalam SDN Rapah 03.
a. Enam kelas lokal untuk pembelajaran umum kelas I- VI dengan
ukuran 7 x 6 m;
b. Satu ruangan ukuran 7 x 6 m sebagai ruang guru dan kepala sekolah;
c. Satu ruang perpustakan;
d. Satu ruang dapur;
e. Satu ruang untuk alat olahraga;
f. Satu ruang koperasi;
g. Dua WC dan kamar mandi untuk siswa dan satu untuk guru dengan
ukuran 4 x 3 m dan;
h. Gudang.
4. Keadaan Guru SDN Rapah 03
Jumlah guru yang mengajar di SDN Rapah 03 ada 10 guru. Selain
bertugas aktif dalam kegiatan belajar mengajar para guru juga bertugas
sebagai Pembina ekstrakulikuler dan 2 diantaranya merangkap sebagai
operator administrasi sekolah. Untuk lebih jelasnya mengenai data guru di
SDN Rapah 03 dapat dilihat pada tabel berikut:
53
Table 3.1 Data Guru SDN Rapah 03 Tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama Tanggal
Lahir
L/P Ijazah
1 Sumardi,S,Pd.M,M 02-07-1962 L S2
2 Sutarti,S,Pd SD 25-07-1959 P S1
3 Sugimin Nekasius,S,Pd SD 10-05-1960 L S1
4 Budi Priyati, S,Pd 17-09-1963 P S1
5 Khayatin, S,Pd SD 05-08-1962 P S1
6 Dwi Eko Lestari, S,Pd SD 22-09-1969 P S1
7 Hurin Ain 03-05-1983 P SMA
8 Prihatiningsih,S,Pd SD 15-12-1983 P S1
9 Siti Imroatun,S,Pd 15-07-1992 P S1
10 Nurul Fadhilah,S,Pd 29-07-1994 P S1
5. Keadaan Siswa SDN Rapah 03
Jumlah siswa SDN Rapah 03 dari kelas I sampai dengan kelas VI
tahun pelajaran 2017/2018 seluruhnya berjumlah 145 siswa yang terdiri
dari siswa laki-laki 61 dan 88 siswa perempuan.
Tabel 3.2 Data Siswa SDN Rapah 03 Tahun Pelajaran 2017/2018
Kelas Jumlah Siswa
Jumlah L P
I 11 12 22
II 11 14 25
II 14 12 26
IV 17 11 28
V 10 13 23
VI 8 13 21
Jumlah 61 88 145
54
6. Keadaan Siswa Penelitian
Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian pada siswa kelas
V dimana jumlah siswanya 23 anak yang terdiri 11 siwa laki-laki dan 13
siswa perempuan. Berikut adalah daftar lengkap objek penelitian.
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2017/2018
No NIS Nama
L/P Tanggal
Lahir
1 1205 Sulistyowati Dwi Safitri P 11-11-2004
2 1087 Eko Yuli Supriyati P 07-21-2005
3 1118 Achmad Maulana L 16-11-2006
4 1120 Aisya Widiyanti P 09-05-2006
5 1121 Alenta Intan Rachmawati P 17-03-2007
6 1122 Aris Tri Yanto L 02-12-2006
7 1124 Bagus Hidayyattullah L 19-01-2008
8 1125 Bangkit Adam Fahruzak L 18-08-2006
9 1127 Fauzi Dira Pratama L 21-09-2006
10 1130 Muhamad Irgi Ferdiayan L 22-02-2007
11 1131 Nayla Aninda Salwa P 15-06-2007
12 1132 Nina Saraswati P 18-12-2006
13 1133 Purti Dini Pramesti P 05-07-2007
14 1134 Revasya Alvares L 19-01-2007
15 1135 Robby Nur Kurniawan L 09-03-2007
16 1136 Tsaniyatul Fithri P 10-10-2007
17 1139 Wildan Asna Ansya S L 28-03-2007
18 1143 Destika Serrawati P 04-12-2006
19 1200 Elsa Aulia Kurniawati P 16-08-2007
20 1202 Ani Noviana Puji Astuti P 13-11-2007
21 1203 Elga Aditya Kurniawan L 08-10-2007
22 1204 Sri Wahyuni P 08-01-2006
23 1205 Zahra Salsabila P 18-11-2006
7. Visi, Misi dan Tujuan SDN Rapah 03
a. Visi: Unggul dalam prestasi berbudi pekerti luhur, cinta tanah air
dilandasi iman dan taqwa.
55
b. Misi:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang
Maha Esa.
2. Menciptakan siswa yang berpengetahuan luas.
3. Menjadikan siswa agar berbudi pekerti luhur.
4. Menciptakan siswa yang mencintai tanah air dan budaya bangsa.
b. Tujuan Sekolah
1. Agar siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menyiapkan anak didik menjadi generasi muda yang menguasai
prestasi akademik dan non akademik.
3. Menjadikan anak yang berkepribadian bangsa dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai budaya sebagai awal melanjutkan pendidikan
berikutnya.
4. Menjadikan sekolah yang diminati masyarakat.
8. Susunan Organisasi Sekolah
Untuk dapat berjalan dengan baik perlu dibuat susunan yang baik
agar tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar selain itu dapat
membantu tugas dari kepala sekolah. Berikut adalah susunan organisasi di
SDN Rapah 03.
56
Bagan 3.1 Sususan Organisasi Sekolah
Kepala
Sekolah Sumardi,
S.Pd., M.M
Wali Kelas I
Khayatin,S,Pd.
SD
Wali Kelas III
Sugimin
Nekasius,S.Pd.
SD
Wali Kelas V
Prihatiningsih,
S.Pd SD
Wali Kelas IV
Sutarti,S.Pd
SD
Wali Kelas II
Siti Imroatul,S,Pd
PPT
Puji Astuti
Guru PAI
Hurin Ain
Guru
Olahraga
Budi Priyati
S.Pd
Wali Kelas VI
Dwi Eko
Lestari
S.Pd.Sd
Penjaga
Sekolah
Suwahdi
Guru
B.Inggris
Nurul
Fadhilah S.Pd
57
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah siswa kelas V SDN
Rapah 03 Banyubiru yang berjumlah 23 siswa terdiri dari 11 siswa laki-
laki dan 13 siswa perempuan yang pada tahun pelajaran 2017/2018 tercatat
sebagai siswa kelas V di SDN Rapah 03.
Mata pelajaran yang dijadikan objek kajian penelitian adalah mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sesuai dengan silabus dan kompetensi
dasar peneliti mengambil bahan penelitian pada materi menghargai
perjuangan para tokoh dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Waktu pelakasanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pra siklus untuk observasi awal dilakukan pada tanggal
11 April 2018.
2. Kegiatan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 April 2018.
3. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 April 2018.
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitaian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPS tahun
pelajaran 2017/2018 dan dilaksanakan dengan menggunakan jam pelajaran
IPS sesuai dengan jadwal pelajaran IPS kelas V. Penelitian tindakan kelas
ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Tahap-
tahapan tersebut sebagai berikut:
58
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Kegiatan prasiklus ini dilakukan pada tanggal 11 April 2018.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui nilai siswa kelas V dan
pengumpulan data sebelum di lakukan tindakan perbaikan. Dalam
tahapan pra siklus ini digunakan untuk dasar peneliti melakukan
perbaikan dalam peningkatan hasil belajar siswa terutama siswa kelas
V dalam mata pelajaran IPS materi menghargai jasa para tokoh dalam
memepertahannkan kemerdekaan. Pada tahapan ini guru menerangkan
dengan metode ceramah serta hanya menyuruh anak untuk memebaca
teks pada buku paket mereka masing-msing sehingga kelas cenderung
pasif dan banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat
menerangkan. Sehingga pada akhir evaluasi banyak siswa yang nilai
ulangannya berada jauh dari nilai KKM yaitu 71. Oleh karena itu
untuk menumbuhkan semangat siswa dan mempermudah siswa dalam
memahami materi maka perlu dilakukan penelitian perbaikan kelas
dengan menggunakan metode Contextual Teaching And Learning
(CTL). Perbaikan tersebut dilakukan melalui Penelitian Tindakan
Kelas.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 April 2018 pada jam
ke-2. Silkus ini dilakukan selama 2x35 menit (70 menit) mulai dari
jam (09.30-11.00) secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat
dideskripsikan sebagai berkut:
59
a. Perencanaan
1) Mewawancarai guru mengenai materi pelajaran khususnya
materi tentang menghargai jasa para pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
2) Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pokok
bahasan Mengidentifikasi usaha perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Menceritakan peristiwa 10 November
1945 di Surabaya.
3) Menyusun dan menyiapakan lembar kerja siswa (LKS)
4) Membuat instrumen penilaian (tes dan non tes). Penilaian non
tes berupa soal uraian yang digunakan untuk mengukur
kemampuan hasil belajar siswa sedangkan instrumen non tes
berupa lembar observasi kinerja guru, hasil observasi siswa.
5) Menyiapkan media pembelajaran (berupa wayang tokoh)
6) Menyiapkan dokumentasi
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini merupakan tahap pelaksanaan dari
RPP siklus I menggunakan metode CTL materi menghargai
perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan yang
telah disiapkan oleh peneliti sebelum diserahkan kepada guru
untuk diterapkan dalam pembelajaran. Tindakan yang dilakukan
dalam pembelajaran pada siklus I ini telah disusun sebagai barikut:
1) Kegiatan Awal
60
a) Kegiatan Guru
(1) Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis
Guru memberikan salam pembuka diawal pelajaran
“Assalamu’alaikum wr.wb.”
(2) Guru mengajak siswa berdoa bersama dengan
khidmat.
(3) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran.
(4) Memberikan apersepsi dengan menanyakan hal yang
berkaitan dengan pembelajaran hari ini. Tentang
peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
a. dengan menyanyikan lagu maju tak gentar.
b. Setelah 17 Agustus 1945 apakah perjuangan
bangsa Indonesia perjuangannya sampai disini?
c. Apakah setelah kemerdekan tercapai masih ada
pihak asing yang ingin menguasai Indonesia
kembali?
(5) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
(6) Guru menyampaikan cakupan materi pada
pembelajaran hari ini.
(7) Guru menjelaskan skenario pembelajaran.
b) Kegiatan Peserta Didik
(1) Peserta didik menjawab salam.
61
(2) Peserta didik berdoa bersama.
(3) Peserta didik mempersiapkan bahan untuk
pembelajaran.
(4) Peserta didik menunjukkan sikap siap menerima
pelajaran.
(5) Peserta didik menyanyikan lagu wajib.
(6) Pesera didik bertanya jawab tentang materi hari ini.
(7) Peserta didik medengarkan penjelasan dari guru.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru mengajak siswa mengamati teks bacaan
dalan buku mereka (hal. 64).
(b) Guru menjelaskan tentang peristiwa yang terjadi
pada 10 November 1945.
(c) Siswa mengamati contoh tokoh yang dibawakan
oleh guru.
(d) Siswa diperkenalkan satu persatu tokoh wayang
sejarah serta perannya dalam peristiwa 10
November 1945.
(e) Guru membagikan lembar kerja siswa dan
menjelaskan tugasnya.
(2) Kegiatan Siswa
62
(a) Siswa mengamati LKS.
(b) Siswa pendengarkan penjelasan guru.
(c) Siswa mengamati tokoh pehlawan yang terlibat
dalam Pertempuran Surabaya.
(b) Elaborasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru membagi peserta didik menjadi 4
kelompok.
(b) Guru menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan untuk diskusi kelompok .
(c) Guru mejelaskan apa yang harus dilakukan
dalam kelompok.
(d) Guru meminta peserta didik membuat narasi
dengan bahasa mereka menggunakan media
dengan mengacu pada buku.
(e) Guru membimbing peserta didik dalam
membuat narasi tentang peristiwa
Pertempuran Surabaya.
(f) Guru meminta peseta didik untuk mencatat
pada lembar kerja kelompok.
(g) Guru meminta pesera didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas secara bergantian.
63
(h) Guru meminta kelompok lain mengomentari
hasilnya dari kelompok yang sudah
mempresentasikan.
(2) Kegiatan siswa
(a) Peserta didik membuat kelompok yang terdiri
dari 5 orang.
(b) Peserta didik menyiapkan alat untuk
berdiskusi.
(c) Peserta didik berdiskusi tentang narasi yang
akan ditampilkan tentang peristiwa 10
November 1945 di Surabaya.
(d) Peserta didik mendiskusikan peranan tokoh
dan peristiwa 10 November 1945 sesuai
tokoh yang di berikan guru.
(e) Peserta didik mempresintasikan hasil diskusi
narsi peristiwa 10 november di depan kelas.
(f) Peserta dididk mengomentari hasil presentasi
dari kelompok lain.
c) Konfirmasi
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk tulisan/ lisan
terhadap hasil tampilan dari peserta didik.
64
(b) Guru memberikan contoh model kreatif
dalam menggunakan media wayang tokoh.
(c) Guru mengajak siswa dalam dialog-dialog
singkat dengan menjawab pertaanyaan dan
yel-yel dari salah satu pejuang contoh (
rawe-rawe rantas malang puthung allahu
akbar… ) guru sebagai dalang.
(d) Guru memberikan pertanyaan pada siswa
tentang pelajaran yang belum dipahami.
(e) Guru meminta siswa mengerjakan soal
evaluasi yang sudah disiapkan oleh guru.
(2) Kegiatan peserta didik
(a) Peserta didik memperhatikan klarifikasi dan
penguatan terhadap hasil kerjanya oleh guru.
(b) Peserta didik bertanya tentang hal yang belum
mereka pahami.
(c) Peserta didik menirukan yel-yel dari guru
sebagai tokoh pahlawan.
(d) Peserta didik mengerjakan soal dari guru.
3) Kegiatan Penutup
a) Kegiatan guru
(1) Guru Mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan
pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
65
untuk selanjutnya secara bersama menemukan
manfaat langsung maupun tidak langsung dari
hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
(2) Guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
(3) Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
(4) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa
yang dipimpin oleh salah satu teman.
(5) Guru berpesan kepada siswa untuk berhati -
hati di jalan dan mengingatkan akan tugasnya.
(6) Guru mengucap salam.
b) Kegiatan Peserta Didik
1) Peserta didik ikut menyimpukan hasil belajar.
2) Peserta didik memperhatikan penilaian atau
refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang
diberikan oleh guru.
3) Peserta didik memperhatikan umpan balik dan
hasil pembelajaran yang guru kaitkan dengan
lingkungan sekitar.
4) Peserta didik mendengarkan informasi yang
yang berkaitan dengan pembelajaran
selanjutnya.
66
5) Peserta didik berdoa untuk menutup pelajaran
dan mengucap salam.
c. Pengamatan
Pengamatan ini dilaksanakan untuk mengetahui sikap siswa
dan guru selama pembelajaran berlangsung serta untuk
memperoleh data mengenai hasil belajar siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode CTL.
Dalam kegiatan ini yang peneliti amati adalah kegiatan
siswa tentang keaktifan,
Dalam kegiatan ini yang peneliti amati adalah kegiatan
siswa tentang keaktifan, antusias dalam pembelajaran, kerjasama
dalam kelompok, perhatian terhadap guru dan materi yang
diberikan serta bagaimana sikap seorang guru dalam melakukan
apersepsi, kemampuan guru dalam menguasai pembelajaran,
ketepatan guru menerapkan metode dalam pembelajaran,
pengguasaan media dalam pembelajaran, kemapuan guru dalam
melakukan evaluasi pembelajaran dan kempuan guru dalam
menutup pembelajaran.
d. Refleksi
Dalam kegiatan ini hasil yang didapat dalam tahap siklus I
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah hasil
refleksi dari siklus I.
67
1. Dalam kerja kelompok kurang adanya kerja sama anatar
kelommpok sehingga hanya sebagian sisa saja yang berfikir
untuk menyelesaikan masalah.
2. Siswa belum antusis dalam menjawab pertanyaan, pertanyaan
masih dijawab dengan didominasi oleh siswa yang pintar.
3. Siswa masih kurang mengembangkan kertampilan
berkomunikasi dalam aspek menjelaskan materi pada kelompok.
4. Masih kurangnya rasa percaya diri siswa dalam
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
5. Kegiatan pendahuluan guru belum maksimal dalam
mendemonstrasikan sesuatu yang berkaitan dengan materi.
6. Kemampuan penggunaan media oleh guru masih kurang.
7. Guru belum optimal dalam membagi kelompok siswa secara
heterogen.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Siklus ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 April 2018 pada
jam 09.00 – 10.30. kegiatan pada silkus II ini berlangsung di luar
pembelajaran sekolah (outing class) kegiatan ini dilaksanakan di
Monumen Palagan Ambarawa. Secara garis besar pelaksanaan
penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan
Perencanaan dimulai dengan merumuskan perbaikan hasil
refleksi siklus I, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
68
(RPP), Peneliti mengunakan metode pembelajaran CTL pada mata
pelajaran IPS materi menghargai perjuangan para tokoh dalam
memperjuangankan kemerdekaan. Adapun tahapan perencanaan
meliputi:
1) Merencanakan proses pelakasanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran CTL pada mata pelajaran
kelas V dengan materi menghargai jasa pahlawan dalam
mempertahankan kemerdekaan sub bab menceritakan peristiwa
yang terjadi didaerah setempat (Pertempuran Ambarawa).
2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Sabtu
tanggal 21 April 2018.
3) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
4) Menyiapkan sarana prasarana untuk pembelajaran.
5) Menyiapkan akomodasi untuk kegiatan Outing Class.
6) Membuat instrumen penilaian untuk mengumpulkan data
tentang kegiatan siswa selama pembelajaran. Baik lembar
observasi siswa maupun lembar observasi guru.
7) Membuat instrumen penilaian berupa tes formatif sebagai
pengukuran hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi
menghargai jasa para tokoh dalam memperjuangkan
kemerdekan.
69
b. Pelaksaan Tindakan
Pada siklus ini peneliti menggunakan metode CTL dengan
materi menghargai jasa para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia sub bab menceritakan peristiwa yang
terjadi didaerah setempat (Pertempuran Ambarawa). Tahap-tahap
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
a) Kegiatan guru
(1) Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis
(2) Guru memberikan salam pembuka di awal pelajaran “
Assalamu’alaikum wr.wb.
(3) Guru mengajak siswa berdoa bersama dengan khidmat.
(4) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran.
(5) Memberikan apresepsi dengan menayakan hal yang
berkaitan dengan pembelajaran hari ini. Tentang
Pertempuran Ambarawa.
1. Taukah kalian mengapa monumen Palagan ini
dibangun?.
2. Apakah kalian tahu siapa saja patung- patung yang
ada di monumen ini?
(6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran .
70
(7) Guru menyampaikan cakupan materi pada
pembelajaran hari ini .
(8) Guru menjelaskan skenario pembelajaran.
b) Kegiatan Siswa
(1) Peserta didik menjawab salam.
(2) Peserta didik berdoa bersama.
(3) Peserta didik mempersiapkan bahan untuk
pembelajaran.
(4) Peserta didik menunjukkan sikap siap menerima
pelajaran.
(5) Peserta didik bertanya jawab tentang materi hari ini.
(6) Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru mengajak siswa mengamati relif yang ada
di monumen.
(b) Guru menjelaskan tentang peristiwa Pertempuran
Ambarawa.
(c) Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya.
(2) Kegiatan Siswa
(a) Siswa mengamati monumen.
71
(b) Siswa mendengarkan penjelasan guru
(c) Siswa bertanya tentang hal yang belum diketahui.
b) Elaborsi
(1) Kegiatan Guru
(a) Guru mengajak siswa mengamati relief yang
ada di monumen.
(b) Guru menjelaskan tentang peristiwa
Pertempuran Ambarawa.
(c) Guru mengajak siswa berkeliling mengamati
bukti Pertempuran Ambarawa.
(d) Guru mengajak siswa mengamati museum
Isdiman tentang Pertempuran Ambarawa.
(e) Guru memperkenalkan satu persatu tokoh
sejarah yang ada di monumen.
(f) Guru meminta siswa untuk mencatat nama
tokoh dan peranan sesuai yang mereka lihat.
(2) Kegiatan Siswa
(a) Siswa mengamati monumen.
(b) Siswa mendengarkan penjelasan guru.
(c) Siswa bersama guru berkeliling mengamati bukti
dalam Pertempuran Ambarawa.
(d) Siswa mengamati Museum Isdiman tentang
yang disimpan didalamnya.
72
(e) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
nama tokoh dalam Pertempuran Ambarawa.
(f) Siswa mencatat hasil yang sudah mereka amati.
c) Konfirmasi
(1) Kegiatan guru
(a) Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk tulisan/ lisan
terhadap hasil tampilan dari peserta didik.
(b) Guru memberikan penjelasan tentang cara
menghargai perjuangan tokoh .
(c) Guru memberikan pertanyaan pada siswa
tentang pelajaran yang belum dipahami.
(d) Guru meminta siswa mengerjakan soal
evaluasi yang sudah disiapkan oleh guru.
2) Kegiatan siswa
(a) Peserta didik memperhatikan klarifikasi dan
penguatan terhadap hasil kerjanya oleh
guru.
(b) Peserta didik bertanya tentang hal yang
belum mereka pahami.
(c) Peserta didik mendengarkan dan
menyebutkan contoh menghargai jasa
73
perjuangan tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan.
(d) Peserta didik mengerjakan soal dari guru.
3) Kegiatan penutup
a) Kegiatan guru
(1) Guru mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan
pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menentukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung.
2) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran.
3) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
4) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa yang
dipimpin oleh salah satu teman.
5) Guru berpesan kepada siswa untuk berhati-hati di
jalan dan mengingatkan akan tugasnya.
6) Guru mengucap salam.
b) Kegiatan Peserta Didik
(1) Peserta didik ikut menyimpulkan hasil belajar.
74
(2) Peserta didik memperhatikan penilaian atau refleksi
tentang kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh
guru.
(3) Peserta didik memperhatikan umpan balik dan hasil
pembelajaran yang guru kaitkan dengan
lingkungan sekitar.
(4) Peserta didik mendengarkan informasi yang yang
berkaitan dengan pembelajaran selanjutnya.
(5) Peserta didik berdoa untuk menutup pelajaran dan
mengucap salam.
e. Pengamatan
Pengamatan ini dilaksanakan untuk mengetahui sikap siswa
dan guru selama pembelajaran berlangsung serta untuk
memperoleh data mengenai hasil belajar siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode CTL.
Dalam kegiatan ini yang peneliti amati sama dengan siklus
I pengamatan yang diamati adalah kegiatan siswa tentang
keaktifan, antusias dalam pembelajaran,kerjasama dalam
kelompok, perhatian terhadap guru dan materi yang diberikan serta
bagaimana sikap seorang guru dalam melakukan apersepsi,
kemampuan guru dalam menguasai pembelajaran, ketepatan guru
menerapkan metode dalam pembelajaran, pengguasaan media
75
dalam pembelajaran, kemampuan guru dalam melakukan evaluasi
pembelajaran dan kemampuan guru dalam menutup pembelajaran.
f. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapati bahwa
hasil belajar pada siklus II jauh lebih baik dari siklus I sebab
hampir dari semua siswa berperan aktif dan banyak siswa yang
bertanya tentang pengetahuan baru yang mereka dapat. Selain
itu hasil observasi menunjukkan perubahan hasil yang sangat
baik. Berikut adalah hasil dari pembelajaran silkus II:
1. Kegiatan pendahuluan guru sudah optimal dalam
mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi.
2. Dalam kegiatan inti guru sudah sangat baik dalam
kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan yang
relevan.
3. Pembagian kelompok sudah secara merata.
4. Siswa sudah sangat antusias dalam menjawab pertanyan
maupun berpendapat.
5. Siswa lebih aktif bertanya tentang pengetahuan baru yang
mereka dapat bukan hanya siswa yang pintar saja yang aktif
untuk bertanya.
6. Dalam mengembangkan keterampilan komunikasi sudah
sangat baik.
76
Berdasarkan hasil yang dilakukan pada siklus II jauh lebih bagus
dan terjadi peningkatan dari siklus I oleh karena itu, peneliti tidak
melanjutkan siklus selanjutnya sebab hasil pencapaian pada silkus II sudah
mencapai indikator klasikal sebesar 85%.
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per-Siklus
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)
Sebelum dilaksanakan tindakan penelitian, kondisi awal siswa
dapat dilihat bagaimana siswa itu dalam belajar dan dari hasil belajar
siswa serta dari daftar nilai ulangan harian yang dapat menunjukkan
bahwa bagaimana kemampuan hasil belajar siswa masih rendah atau
cukup untuk memenuhi kriteria yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini
kondisi awal siswa dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan
penelitian.
Berdasarkan pengamatan yang singkat terhadap sikap siawa
sebelum dilakukan penelitian, menunjukkan jika kemampuan masih
sangat rendah terhadap mata pelajaran IPS terutama pada materi
menghargai jasa pahlawan dalam mmpertahankan kemerdekaan. Hal
tersebut dibuktikan dengan hasil nilai ulangan harian siswa yang masih
banyak kurang dari KKM. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Pra siklus
No Nama Nilai Tuntas Belum Tuntas
1 SDS 60
2 EYS 75
3 AM 40
4 AW 40
78
5 AIR 50
6 ATY 55
7 BH 60
8 BAF 45
9 FDP 60
10 MIF 35
11 NAS 55
12 NS 75
13 PDP 45
14 RA 50
15 RNK 55
16 TF 65
17 WAAS 60
18 DS 55
19 EAK 30
20 ANPS 70
21 EAK 80
22 SW 50
23 ZS 50
Jumlah 1257 3 20
Rata-rata Nilai 54,65
Keterangan :
Tuntas : 3 Siswa
Belum Tuntas : 4 Siswa
79
Presentase Ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P =
P =
= 13,04 %
= 13% (Pembulatan)
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata
yang dicapai pada pra siklus mencapai 54,65 dari jumlah siswa
kelas V. Siswa yang tuntas belajar terdapat 3 siswa (13%),
sedangkan siswa yang belum tuntas terdapat 20 siswa (87%). Pra
siklus ini secara klasikal belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai KKM 71 hanya 13% dari jumlah siswa secara
keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai indikator
keberhasilan sebesar 85% dari seluruh siswa yang tuntas
belajarnya, jadi harus dilaksanakan siklus belajar selanjutnya. Dari
keterangan jumlah siswa yang tuntas dapat dilihat dalam grafik
dibawah ini.
80
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Siswa Prasiklus
2. Deskripsi Siklus I
Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 April 2018
pada jam ke dua pembelajaran berlangsung selama 2x 35 menit (70
menit) dengan materi menghargai jasa para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan sub pokok bahasan menceritakan
perjadinya peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
Berdasarkan pengamatan pada pra siklus peneliti
menemukan permasalahan yang menyebabkan nilai hasil belajar
belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu adanya siswa yang pasif, pembelajaran dari guru yang masih
monoton serta pertanyaan lebih didominasi pada siswa yang pintar
sedangkan yang kurang cenderung pasif dan hanya mendengarkan
penjelasan dari guru. Selain itu kegiatan pendahuluan guru belum
81
maksimal dalam mendemonstrasikan materi, kurangnya
kemampuan guru dalam penggunaan media dan pembagian
kelompok siswa beum optimal. Namun pembelajaran pada siklus I
ini lebih baik dari pada pra silkus. Nilai hasil pada siklus I dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Siklus I
No Nama Nilai Tuntas Belum Tuntas
1 SDS 80
2 EYS 80
3 AM 40
4 AW 40
5 AIR 80
6 ATY 80
7 BH 80
8 BAF 40
9 FDP 80
10 MIF 80
11 NAS 80
12 NS 80
13 PDP 40
14 RA 80
15 RNK 50
16 TF 40
17 WAAS 80
18 DS 80
82
19 EAK 80
20 ANPS 80
21 EAK 40
22 SW 80
23 ZS 80
Jumlah 1570 16 7
Rata-rata Nilai 68,26
Keterangan :
Tuntas : 16 Siswa
Belum Tuntas : 7 Siswa
Presentase Ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P =
P =
= 68,26%
= 70% (Pembulatan )
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai pada siklus I mencapai 68,26 dari jumlah siswa kelas V.
Siswa yang tuntas belajar terdapat 16 siswa (70%), sedangkan siswa
yang belum tuntas terdapat 7 siswa (30%). Siklus ini secara klasikal
belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai KKM 71
hanya 70 % dari jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil persentase
83
belum mencapai indikator keberhasilan sebesar 85% dari seluruh
siswa yang tuntas belajarnya, jadi penelitian ini dilanjutkan pada
siklus II. Berdasarkan keterangan pada tabel 4.2 jumlah siswa yang
tuntas dalam siklus I dapat dilihar pada grafik berikut.
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Siswa Siklus I
3. Deskripsi Siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 April
2018 pada jam ke dua pembelajaran berlangsung selama 2x35
menit (70 menit) dengan materi menghargai jasa para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan sub pokok bahasan menceritakan
84
peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar (pertempuran
Ambarawa).
Siklus II merupakan tidakan lanjut dari siklus I, kelemahan-
kelemahan yang terjadi pada siklus I dapat diatasi pada siklus II
ini. Dalam siklus ini proses pembelajaran berlangsung dengan baik
sesuai dengan apa yang direncanakan. Diantaranya kegiatan
pendahuluan guru sudah optimal dalam mendemonstrasikam
materi, pembagian kelompok sudah merata, siswa sudah sangat
antusias dalam menjawab pertanyaan maupun berpendapat, dan
siswa lebih aktif bertanya bukan hanya yang pintar saja. Hasil dari
silkus II dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Siklus II
No Nama Nilai Tuntas Belum Tuntas
1 SDS 100
2 EYS 100
3 AM 80
4 AW 80
5 AIR 80
6 ATY 80
7 BH 100
8 BAF 70
9 FDP 80
10 MIF 100
11 NAS 80
85
12 NS 90
13 PDP 80
14 RA 80
15 RNK 70
16 TF 80
17 WAAS 80
18 DS 80
19 EAK 80
20 ANPS 80
21 EAK 60
22 SW 90
23 ZS 80
Jumlah 1900 20 3
Rata-rata Nilai 82,60
Keterangan :
Tuntas : 20 Siswa
Belum Tuntas : 3 Siswa
Presentase Ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P =
P = × 100%
= 86,93 %
86
= 87 % (Pembulatan )
Berdasarkan table 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
di capai pada siklus II mencapai 82,60 dari jumlah siswa kelas V.
Siswa yang tuntas belajar terdapat 20 siswa (87%), sedangkan siswa
yang belum tuntas terdapat 3 siswa (13 %). Siklus ini secara klasikal
pembelajaran sudah dianggap tuntas karena siswa yang memperoleh
nilai KKM 71 dari jumlah siswa secara keseluruhan mecapai 87%.
Pembelajaraan pada siklus II dianggap sudah berhasil oleh karena itu
siklus dihentikan. Berdasarkan keterangan pada tabel 4.2 jumlah siswa
yang tuntas dalam siklus II dapat dilihar pada grafik berikut. tu
ntas
tida
k tu
ntas
0
5
10
15
20
3 tuntas
tidak tuntas
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Siswa Siklus II
87
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka diperoleh
kesimpulan data hasil belajar. Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilikat
pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah
siswa
Persentase
Pra
siklus
54,76 Tuntas 3 13%
Tidak
tuntas
20 87%
Siklus I 68,26 Tuntas 16 70%
Tidak
tuntas
7 30%
Siklus II 82,60 Tuntas 20 87%
Tidak
tuntas
3 13%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahawa adanya peningjatan
hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Peningkatan hasil belajar
siswa dengan menggunakan metode Contextual Teaching And Learning
(CTL) adalah bukti keberhasilan menggunakaan metode Contextual
Teaching And Learning (CTL).
Tabel 4.4 diatas menunjukkah bahwa hasil belajar siswa pra siklus
terdapat 3 siswa (13%) dan 20 (87%)siswa tidak tuntas belajar dengan
rata-rata 54,76. Berdasarkan hasil tersebut belum memenuhi kriteria
ketuntasan yang telah ditetapkan maka penelitian dilanjutkan pada siklus I
dengan materi dan waktu yang berbeda.
Hasil belajar siswa siklus I terdapat 16 siswa (70%) dan 7 siswa
(30%) tidak tuntas belajar dengan rata-rata 68,26 Berdasarkan hasil
tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan maka
88
penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan materi dan waktu yang
berbeda.
Hasil belajar siswa siklus II terdapat 20 siswa (87%) dan 3 siswa
tidak tuntas belajar dengan rata-rata 82,60 Berdasarkan hasil tersebut
sudah memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan maka penelitian
dihentikan siswa yang belum tuntas pada siklus II akan diberikan tindak
mandiri berupa latihan-latihan atau remidiasi yang dipantau oleh guru
sehingga seluruh siswa diharapkan dapat tuntas belajar. Pembahasan
tersebut dapat di gambarkan dengan gambar 4.4.
Gambar 4.4 grafik hasil belajar
Hasil belajar siswa pada tabel 4.1 juga dapat dilihat pada gambar 4.5
89
Gambar 4.5 hasil belajar siswa pra siklus
Hasil belajar siswa tabel 4.2 dapat digambarkan pada gambar 4.6
Gambar 4.6 hasil belajar siswa siklus I
90
Hasil belajar siswa tabel 4.3 dapat digambarkan pada gambar 4.7
Gambar 4.7 hasl belajar siswa siklus II
Persentase hasil belajar dari gambar diatas menunjukan bahwa
hasil belajar menggunakan metode contextual teaching and learning
mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari hasil belajar pra siklus
13% siswa tuntas belajar, siklus I 70% siswa tuntas belajar, dan siklus II
87%. Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus I mencapai
57% dan siklus I ke siklus II mencapai 30%. Target pencapaian KKM
kelas pada siklus II telah melampaui kriteria ketuntasan klasikal (85%).
Indikator pencapaian keberhasilan yang tentukan peneliti telah tercapai
maka tidak perlu diadakan penelitian lanjutan.
Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh (Pipit :
2015) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS. Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (Rasimin:
91
2012) yang menyataan bahwa metode bermain CTL ini memiliki banyak
keunggulan yang mendukung dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Seperti, dapat melatih peserta didik untuk memahami dan
mengingat pembelajran yang menghubungkannya dengan kehidupan
mereka serta menumbuhkan keberanian dan rasa ingin tahu pada diri
siswa.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan persentase hasil belajar menunjukan bahwa dengan
menggunakan metode contextual teaching and learning hasil belajar pada
materi menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan
kemerdekaan untuk mata pelajaran IPS mengalami peningkatan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil belajar bahwa pada pra siklus hasil belajar siswa dari
23 yang mencapai nilai KKM sebesar (13%) 3 siswa yang tuntas dan (87%)
20 siswa tidak tuntas, dengan nilai rata-rata 54,76.
Pada siklus I hasil belajar siswa dari 23 siswa terdapat 16 siswa (70%)
tuntas dan 7 siswa (30%) tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata 68,26.
Pada siklus II hasil belajar siswa dari 23 siswa terdapat 3 siswa (13%) tidak
tuntas dan 20 siswa (87%) tuntas belajar dengan nilai rata-rata 82,60.
Peningkatan tersebut sangat bagus, hasil belajar siswa dari pra siklus ke
siklus I mencapai 57% dan siklus I ke siklus II meningkat sebesar 17%.
Karena target pencapaian KKM kelas pada siklus II telah melampaui
kriteria ketuntasan klasikal sebesar (87%) dari 20 siswa tuntas. Dari
indikator pencapaian yang ditentukan peneliti sebesar 85%, maka tidak
perlu diadakan penelitian lanjutan.
93
B. Saran
1. Bagi sekolah
Pihak sekolah diharapkan memberikan pelatihan kepada guru
agar dapat menggunakan berbagai metode terlebih dalam menggunakan
metode Contextual Teaching And Learning (CTL), serta pihak sekolah
memberikan kesempatan kepada guru agar pembelajaran tidak hanya
dilakukan di dalam kelas namun dapat dilaksanakan di luar kelas agar
siswa dapat mengamati objek langsung yang dipelajari.
2. Bagi guru
Guru hendaknya lebih menguasai tentang metode pembelajaran
dan disesuaikan dengan karakteristik anak sehingga pembelajaran tidak
monoton dan anak tidak cenderung pasif.
3. Bagi siswa
Siswa diharapkan lebih bisa menghargai pendapat dari teman serta
siswa lebih aktif dan produktif bukan haya beberapa saja namun
diharapkan seluruh siswa.
94
95
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Sekolah : SDN RAPAH 03.
Mata pelajaran : IPS.
Kelas/ Semester : 5/2
Materi Pokok : Menceritakan peristiwa 10 November 1945 di
Surabaya.
Alokasi waktu : 2 x 35 menit.
A. STANDAR KOMPETENSI
2.4 Memahami usaha mempertahankan kemerdekaan.
B. KOMPETENSI DASAR
2.4.1 Mengidentifikasi usaha perjuangan memepertahankan kemerdekaan
Indonesia.
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan perjuangan bersenjata melawan sekuty pada peristiwa
pertempuran 10 November di Surabaya.
2. Menceritakan kembali kronologis peristiwa pertempuran 10
November 1945didepan kelas dengan kreatof dan percaya diri.
3. Memahami penetapan 10 November sebagai hari pahlawan bagi
seluruh bangsa Indonesia.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mendengarkan penjelasan guru siswa dapat mengetahuai
peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dengan baik.
2. Dengan mendengarkan penjelasan guru siswa dapat mengetahui awal
penyebab peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dengan baik.
3. Dengan membaca teks dari buku LKS siswa mampu memahami
kronologi pertempuran 10 November 1945 di Surabaya dengan tepat.
96
4. Dengan berdiskusi dan Tanya jawab siswa dapat menjelaskan
terjadinya pertempuran 10 November 1945 di Surabaya dengan tepat
dan baik sesuai dengan panduan dibuku
5. Dengan menggunakan media tokoh wayang pahlawan siswa dapat
menceritakan kembali peroses 10 November 1945 di Surabaya dengan
baik dan benar.
6. Dengan penugaan siswa dapat mengetahui dan menyebutkan tokoh
yang terlibat dalam peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dengan
tepat.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Peristiwa Pertempuran 1O November 1945 di Surabaya.
Peringatan itu sebagai bentuk penghargaan terhadap kepahlawanan
rakyat Surabaya pada tanggal 10 November 1945 yang merupakan
tekad perjuangan seluruh rakyat Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan. Masih banyak lagi pahlawan-pahlawan kusuma bangsa
yang telah rela mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
2. Kedatangan NICA dan Sekutu.
Kehadiran pasukan sekutu yang membawa orang-orang NICA pada
tanggal 29 September 1945 sangat mencemaskan rakyat dan
pemerintah RI. Keadaan ini semakin memanas ketika NICA
mempersenjatai kembali bekas KNIL yang baru dilepaskan dari
tahanan Jepang. Di beberapa daerah muncul perjuangan untuk
mempertahankan kemerdekan tersebut , salah satunya yang terkenal
sebagai hari pahlawan kira adalah pertempuran 10 November di
Surabaya.
3. Kronologis Pertempuran 1o November di Surabaya.
Pada tanggal 25 Oktober 1945 Brigade 49 di bawah pimpinan Brigadir
Jendral A.W.S Mallaby mendarat di pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya. Brigade ini merupakan bagian dari Devisi India ke-23 ,
dibawah pimpina Jendral D.C Hawthorn. Mereka mendapat tugas
97
melucuti tentra Jepang dan menyelamatkan tawanan Sekutu.tanggal
26 Oktober 1945 pasukan Sekutu melanggar kesepakatan terbukti
melakukan penyergapan kepenjara kalisosok. Mereka akan
membebaskan para tawanan Belanda diantaranya adalah Kolonel
Huiyer tindakan ini dilanjutkan dengan penyebaran pamphlet yang
berisi pemerintah agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata mereka.
Rakat Surabaya dan TKR bertekad untuk mengusir Sekutu dari bumu
Indonesia dan tidak menyerahkan senjata mereka. Kontak senjata
antara rakyat Surabaya melawan Inggris terjadi pada tanggal 27
Oktober 1945. Para pemuda dengan perjuangan yang gigih dapat
melumpuhkan tank-tank Sekutu dan berhasil menguasai objek vital.
Strategi yang digunakan rakyat Surabaya adalah dengan mengepung
dan menghancurkan pemusatan-pemusatan tentara Inggris kemudian
melumpuhkan hubungan logistiknya. Serangan tersebut mencapai
kemenangan yang gemilang walaupun dipihak kita banyak yang
berjatuhan korban. Pada tanggal 29 Oktober 1945 Bung Karno beserta
Jendral D.C.. Hawthron tiba di Surabaya. Dalam perundingan
antarpemerintah RI dengan Mallaby dicapai kesepakatan untuk
menghentikan kontak senjata. Kesepakatan ini dilanggar oleh sekutu .
dalm insiden ini Jendral Mallaby terbunuh. Dengan terbunuhnya
Mallaby , pihak Inggris menuntut pertanggung jawaban kepada rakyat
Surabaya. Pada tanggal 9 November 1945 Mayor Jendral E.C.
Mansergh sebagai pengganti Mallaby mengeluarkan senagai ultimatum
yang sangat melukai sangat melukai bangsa Indonesia sebagai Negara
yang telah merdeka. Ultimatum ini dirasa penghinaan terhadap
martabat bangsa Indonesia.Bangsa Indonesia sebagai yang cinta damai
tetapi lebih cinta kenerdekaan. Oleh karena itu rakyat Surabaya
menolak ultilatum tersebut secara resmi melalui pernyataan Gubernur
Suryo. Karena penolakan ultimatum itu maka meletuslah pertempuran
pada tanggal 10 November 1945. Melalui siaran radio yang
dipancarkan dari Jl.Mawar No 4 Bung Tomo membakar semangat
98
juang arek-arek Surabaya. Korbaran semangat Bung Tomo yang
menggelegar. Kontak senjata pertama terjadi di Perak sampai pukul
18.00 Pasukan Sekutu dibawah pimpinan Jendral Mnsergh
mengarahkan satu Devisi Infnrti sebanyak 10.000-15.000 orang
dibantu tembakan dari lauat oleh kapal perang “Mosquito” dan
“Thunderbolt”. Dalam pertempuran yang berlangsung sampai akhir
November 1945 ini rakyat Surabaya berhasil mempertakankan kota
Surabaya dari gempuran Inggris walaupun jatuh korban yang banyak
dari pihak Indonesia. Pertempuran di Surabaya merupakan
pertempuran yang menggambarkan betapa hebatnya bangsa Indonesia
mempertahankan tanah airnya sampai titik darah penghabisan. Bangsa
kita memepertahankan bangsa ini baik harta, jiwa maupun raga.
Mereka yang gugur dalam pertempuran 10 November menjadi
pahlawan kusuma bangsa. Dan untuk menghargai jasa-jasa para tokoh
pahlawan yang telah gugur mendahului kita pemerintah melalui
keputusan bersama menetapkan bahwa pada tanggal 10 November
dikenal sebagi hari pahlawan.
F. METODE PEMBELAJARAN
1.Ceramah tentang ( peristiwa 10 November 1945 di Surabaya)
2. Penugasan tentang ( skrenario tokoh pertempuran Surabaya)
3. Demostrasi tentang (terjadinya pertempuran 10 November 1945)
4. Tanya jawab tentang ( perjadinya peristiwa 10 November 1945 )
5. Diskusi tentang (kronologi penyebab pertemputan 10 November 1945)
G. MEDIA PEMBELAJARAN
Gambar tokoh wayang pahlawan
H. SUMBER BELAJAR
1. Buku Paket IPS SD/MI kelas 5 semester 2, penerbit PT Sunda kelapa,
hal 195-198
2. Buku LKS SD Kelas 5 semester 2 , focus KTSP : Penerbit CV
Sandunanta , hal 64-66
99
I. LANGKAH-LANGKAH
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan a. Kegiatan Guru
Menyiapkan peserta didik secara
fisik dan psikis
1) Guru memberikan salam
pembuka di awal pelajaran “
Assalamu’alaikum wr.wb.
2) Guru mengajak siswa berdoa
bersama dengan khidmat.
3) Memperlihatkan kesiapan diri
dengan mengisi lembar
kehadiran.
4) Memberikan apresepsi dengan
menanayakan hal yang
berkaiatan dengan pembelajaran
hari ini. Tentang peristiwa 10
November 1945 di Surabaya.
d. dengan menyanyikan lagu
maju tak gentar.
e. Setelah 17 Agustus 1945
Apakah perjuangan bangsa
Indonesia perjuangannya
sampai disini?
f. Apakah setelah kemerdekan
tercapai masih ada pihak
asing yang ingin menguasai
Indonesia kembali?
5) Guru menjelaskan tujuan
10 menit
100
pembelajaran
6) Guru menyampaikan cakupan
materi pada pembelajaran hari ini
.
7) Guru menjelaskaan skenario
pembelajaran.
b. Kegiatan Peserta Didik
1) Peserta didik menjawab salam
2) Peserta didik berdoa bersama
3) Peserta didik mempersiapkan
bahan untuk pembelajaran
4) Peserta didik menunjukkan sikap
siap menerima pelajaran
5) Peserta didik menyanyikan lagu
wajib
6) Pesera didik bertanya jawab
tentang materi hari ini.
7) Pesera didik medengarkan
penjelasan dari guru.
Kegiatan Inti Eksplorasi
a. Kegiatan Guru
1) Guru mengajak siswa mengamati
teks bacaan dalan buku mereka (
hal. 64).
2) Guru menjelaskan tentang
peristiwa yang terjadi pada 10
November 1945
3) siswa mengamati contoh tokoh
50 menit
101
yang di bawakan oleh guru.
4) Siswa di perkenalkan satu
persatu tokoh wayang sejarah
serta perannya dalam peristiwa
10 November 1945.
5) Guru membagikan lembar kerja
siswa dan menjelaskan tugasnya.
b. Kegiatan Siswa
1) Siswa mengamati LKS
2) Siswa pendengarkan
penjelasan guru
3) Siswa mengamati tokoh
pehlawan yang terlibat dalam
pertempuran Surabaya.
Elaborsi
a. Kegiatan Guru
1) Guru membagi peserta didik
menjadi 4 kelompok
2) Guru menyiapakan alat dan bahan
yang digunakan untuk diskusi
kelompok.
3) Guru mejelaskan apa yang harus
di kalukan dalam kelompok
4) Guru meminta peserta didik
membuat narsi dengan bahasa
mereka menggunakan media
dengan mengacu pada buku.
5) Guru membimbing peserta didik
dalam membuat narasi tentang
peristiwa pertempuran Surabaya.
102
6) Guru meminta peseta didik untuk
mencatat pada lembar kerja
kelompok.
7) Guru meminnta peserta didik
untuk mempersentasikan hasilnya
didepan kelasa secara bergantian.
8) Guru meminta kelompok lain
mengomentari hasilnya dari
kelompok yang sudah
mempresentasikan.
b. Kegiatan siswa
1) Peserta didik membuat kelompok
yang terdiri dari 5 orang
2) Peserta didik menyiapkan alat
untuk berdiskusi
3) Peserta didik berdiskusi tentang
narasi yang akan ditampilkan
tentang peristiwa 10 November
1945 di Surabaya.
4) Peserta didik mendiskusikan
peranan tokoh dam peristiwa 10
November 1945 sesuai tokoh
yang di berikan guru.
5) Peserta didik mempresintasikan
hasil diskusi narsi peristiwa 10
november di depan kelas
6) Peserta dididk mengomentari hasil
presentasi dari kelompok lain.
Konfirmasi
a. Kegiatan Guru
103
1) Guru memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam
bentuk tulisan/ lisan terhadap
hasil tampilan dari peserta didik.
2) Guru memberikan contoh model
kreatif dalam menggunakan
media wayang tokoh.
3) Guru mengajak siswa dalam
pelinatan dialog-dialog singkat
dengan menjawab pertaanyaan
dan yel-yel dari salah satu
pejuang contoh ( rawe-rawe
rantas malang puthung allahu
akbar… ) guru sebagai dalang
4) Guru memberikan pertanyaan
pada siswa tentang pelajaran
yang belum dipahami
5) Guru meminta siswa
mengerjakan soal evaluasi yang
sudah disiapkan oleh guru.
b. Kegiatan peserta didik
1) Peserta didik memperhatikan
klarifikasi dan penguatan
terhadap hasil kerjanya oleh
guru.
2) Peserta didik bertanya tentang
hal yang belum mereka pahami.
3) Peserta didik menirukan yel-yel
dari guru sebagai tokoh
pahlawan
104
4) Peserta didik mengerjakan soal
dari guru.
Penutup
a. kegiatan Guru
(7) Guru mengevaluasi seluruh
rangkaian kegiatan
pembelajaran dan hasil-hasil
yang diperoleh untuk
selanjutnya secara
bersamamenenukan manfaat
langsung maupun tidak
langsung dari hasil
pembelajaran yang telah
berlangsung.
(8) Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
(9) Menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
(10) Guru menutup pembelajaran
dengan berdoa yang dipimpin
oleh salah satu teman.
(11) Guru berpesan kepada siswa
untuk berhati -hati di jalan dan
mengingatkan akan tugasnya
(12) Guru mengucap salam.
b.Kegiatan Peserta Didik
6) Peserta didik ikit menyimpukan
10 menit
105
hasil belajar.
7) Peserta didik memperhatikan
penilaian atau refleksi tentang
kegiatan pembelajaran yang
diberikan oleh guru
8) Peserta didik memperhatikan
umpan balik dan hasil
pembelajaran yang guru kaitkan
dengan lingkungang sekitar.
9) Peserta didik mendengarkan
informasi yang yang berkaitan
dengan pembelajaran
selanjutnya.
10) Peserta didik berdoa untuk
menutup pelajaran dan
mengucap salam.
A. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian sikap
a) Observasi dan pecatatan sikap siswa selama kegiatan.
2. Penilaian pengetahuan
a) Tes tertulis
1. Jelaskan yang melatar belakangi terjadinya pertempuran Surabaya.
2. Sebutkan isi ultimatum sekutu yang melukai arek-arek Surabaya.
3. Jelaskan yang menjadi alasan para pemuda Surabaya
mempertahankan kota Surabaya.
4. Bagaimana serangan sekutu dalam menggempur Surabaya baik
darat maupun Laut.
5. Sebutkan tokoh yang berperan penting dalam mempertahankan
kota Sueabaya dari serangan sekutu.
106
6. Bagaimana peran bung karno dalam pertempuran Surabaya
tuliskan contoh kobaran semangatnya…
7. Siapakah jedral inggris yang tewas dalam pertempuran Surabaya..
8. mengapa tanggal 10 November dijadikan hari pahlawan Indonesia..
9. mengapa inggris meminta pertanggung jawaban rakyat Indonesia
dalam peristiwapertempuran Surabaya..
10. sebutkan sejumlah mentri yang memperkuat hari pahlawan jatuh
dapa 10 november…
Kunci jawaban
1. Kehadiran pasukan sekutu yang membawa orang-orang NICA
pada tanggal 25 Oktober 1945 sangat mencemaskan rakyat dan
pemerintah RI. Pasukan yang memimpin adalah A.WS Jendral
Mallaby. Keadaan ini semakin memanas ketika NICA
mempersenjatai kembali bekas KNIL yang baru dilepaskan dari
tahanan Jepang.
2. a. Semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus
melapor dan melaporkan serta meletakkan senjatanya ditempat
yang sudah ditentukan.
b.batas waktu Ultimatum adalah pukul 06.00 tanggal 10 November
jika sampai batas waktu tidak menyerahkan senjata maka
Surabaya akan diserang.
3. Karena pemuda Surabaya ingin terbebas dari para Sekutu dan
NICA
4. Dari laut mereka mendarat di Perak dan di darat mereka berusaha
untuk melituci senjata rakyat Surabaya
5. Soekarno, soeharta, bung tomo, amir ayarifudin.
6. Bung karno membakar semangat para arek pemuda dengan
semangat “ merdeka hidup atau mati “
7. Jendral A.W.S Mallaby
107
8. Karena pada tanggal 10 November Banyak pada pahlawan yang
gugur dalam mempertahankan kemerdekaan dan banyak harta
benda bahkan nyawa mereka pertaruhkan
9. Sebab jedral A.W.S Mallaby tewas dalam peristiwa tersebut
10. Mentri sosial, mentri pendidikan dan kebudayaan dan mentri
hakim
Pensekoran = 100
format penskoran
N
o
Nam
a
Skor tiap soal jumla
h
skor
Ketuntasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
tunta
s
Tida
k
108
109
Lampiran 2
110
Lampiran 3
111
Lampiran 4
Nilai Hasil Belajar Siklus I
No Nama
Nilai
1 Sulistyowati Dwi Safitri 80
2 Eko Yuli Supriyati 80
3 Achmad Maulana 40
4 Aisya Widiyanti 40
5 Alenta Intan Rachmawati 80
6 Aris Tri Yanto 80
7 Bagus Hidayyattullah 80
8 Bangkit Adam Fahruzak 40
9 Fauzi Dira Pratama 80
10 Muhamad Irgi Ferdiayan 80
11 Nayla Aninda Salwa 80
12 Nina Saraswati 80
13 Purti Dini Pramesti 40
14 Revasya Alvares 80
15 Robby Nur Kurniawan 50
16 Tsaniyatul Fithri 40
17 Wildan Asna Ansya S 80
18 Destika Serrawati 80
19 Elsa Aulia Kurniawati 40
20 Ani Noviana Puji Astuti 80
112
21 Elga Aditya Kurniawan 40
22 Sri Wahyuni 80
23 Zahra Salsabila 80
113
Lembar Kerja Siswa Siklus I
114
115
116
117
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Sekolah : SDN RAPAH 03.
Mata pelajaran : IPS.
Kelas/ Semester : 5/2
Materi Pokok : Menceritakan peristiwa monument palagan
Ambarawa.
Alokasi waktu : 2 x 35 menit.
A. STANDAR KOMPETENSI
2.4 Memahami usaha mempertahankan kemerdekaan.
B. KOMPETENSI DASAR
2.4.3 Menceritakan usaha perjuangan memepertahankan kemerdekaan
Indonesia diwilayah setempat .
C.INDIKATOR
1. Menjelaskan perjuangan bersenjata melawan sekutu pada peristiwa
pertempuran Ambarawa.
2. Menceritakan kembali kronologis peristiwa pertempuran Ambarawa
dengan kreatif.
3. Mengtahui pemetapan monument palagan sebagai tanda mengenang
jasa para pahlawan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mendengarkan penjelasan guru siswa dapat mengetahuai
peristiwa pertempuran Ambarawa dengan baik.
2. Dengan mendengarkan penjelasan guru siswa dapat mengetahui awal
penyebab peristiwa pertemputan Ambarawa dengan baik.Melalui
pengamatan langsung siswa dapat mengetahui kronologi pertempuran
Ambarawa.
118
3. Dengan Tanya jawab siswa dapat menjelaskan terjadinya pertempuran
Ambarawa1945 dengan tepat dan baik.
4. Dengan pengamatan langsung siswa dapat mengetahui kronologis
kejadin pertempuran Ambarawa dengan baik dan benar.
5. Dengan mengamati relif dan patung siswa dapat mengetahui serta
menyebutkan tokoh yang terlibat dalam pertempuran Ambarawa
dengan tepat.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Peristiwa Pertempuran Ambarawa ( didirikan Monumen Palagan)
Peringatan itu sebagai bentuk penghargaan terhadap kepahlawanan
rakyat dalam pertempuran Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945
yang merupakan tekad perjuangan seluruh rakyat Indonesia dalam
mempertahankan kemerdekaan. Masih banyak lagi pahlawan-pahlawan
kusuma bangsa yang telah rela mempertahankan kemerdekaan
Indonesia hingga pada pertistiwaa tersebut menyebabakan Letnal
Kolonel Isdiman gugur. Sehingga didirikan monument palagan yang
digunakan untuk mengenang peristiwa bersejaran dalam pertempuran
Ambrawa.
2. Kedatangan NICA dan Sekutu.
Kehadiran pasukan Sekutu semula disambut baik oleh rakyat
Samarang. Bahkan ,Gubernur Jawa Tengah menawarkan bantuan bahan
makanan dan keperluan-keperluan lainnya. Pihak Sekutu pun berjanji
auntuk tidak mengganggu kedaulatan Republik Indonesia. Namun
berontakn senjata mulai timbul di Megelang. Berontakan itu mulai
meluas menjadi pertempuran antara pasukan Sekutu dengan pejuang
Indonesia. Penyebabnya adalah NICA. NICA yaitu pemerintahan
peralihan Belanda. NICA hendak membebaskan tawanan perang
Belanda di Megelang dan Ambarawa.
3. Kronologis Pertempuran 1o November di Surabaya.
Pertempuran Ambarawa diawali oleh mendaratnya tentara Sekutu
di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Betheldi Semarang. Tentara
119
Sekutu mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Tujuan
kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan perang dan tentara
Jepang di Jawa Tengah.Bentrokan bersenjata mulai timbul di Magelang.
Bentrokan itu mulai meluas menjadi pertempuran antara pasukan
Sekutu dengan pejuang Indonesia.Penyebabnya adalah tentara Sekutu
diboncengi NICA. NICA adalah singkatan dari Netherlands Indies Civil
Administration, yaitu pemerintahan peralihan Belanda.
Setelah diadakan perundingan antara Presiden Sukarno dengan
Brigadir Jenderal Bethel, tentara Sekutu kemudian meninggalkan
Magelang menuju Ambarawa pada tanggal 21 November 1945. Para
pejuang Indonesia yang dipimpin Letnan Kolonel M. Sarbinimengejar
pasukan Sekutu yang mundur ke Ambarawa. Di desa Jambu, pasukan
Sekutu dihadang pejuang Angkatan Muda yang dipimpin oleh
Sastrodiharjo. Di desa Ngipik, pasukan Sekutu diserang pejuang
Indonesia yang dipimpin oleh Suryosumpeno.Pada saat mundur,
pasukan Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa.
Dalam pertempuran untuk membebaskan kedua desa tersebut,
Letnan Kolonel Isdimangugur. Letnan Kolonel Isdiman adalah
Komandan Resimen Banyumas.Dengan gugurnya Letnan Kolonel
Isdiman, Kolonel Sudirmanturun langsung ke medan pertempuran
Ambarawa. Kolonel Sudirman adalah Panglima Divisi Banyumas.
Kehadiran Kolonel Sudirman memberi semangat baru bagi pejuang
Indonesia. Pasukan Indonesia mengepung kota Ambarawa dari berbagai
jurusan. Siasat yang dipakai adalah mengadakan serangan serentak dari
berbagai jurusan pada saat yang sama. Pasukan Indonesia mendapat
bantuan dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwokerto, Magelang,
Semarang, dan lain-lain.
Pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan Indonesia melancarkan
serangan serentak ke Ambarawa. Pada tanggal 15 Desember 1945
120
pasukan Sekutu berhasil dipukul mundur ke Semarang. Dalam
pertempuran di Ambarawa ini banyak pejuang yang gugur.Untuk
memperingati hari bersejarah itu, maka setiap tanggal 15 Desember
diperingati sebagai Hari Infanteri. Selain itu, di Ambarawa juga
didirikan sebuah monumen yang diberi nama PalaganAmbarawa.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah tentang ( peristiwa pertempuran Ambarawa).
2. Pengamatan tentang (kronologi pertempuran Ambarawa ).
3. Tanya jawab tentang ( terjadinya pertemputan Ambarawa).
4. Pengamatan langsung tentang ( tokoh pahlawan yang terlibat dalam
pertempuran Ambarawa).
G. MEDIA PEMBELAJARAN
Momumen Palagan Ambarawa
H. SUMBER BELAJAR
1. Buku Paket IPS SD/MI kelas 5 semester 2, penerbit PT Sunda
kelapa, hal 199-201.
2. Buku LKS SD Kelas 5 semester 2 , focus KTSP : Penerbit CV
Sandunanta , hal 65.
3. Lingkungan sekitar
I. LANGKAH-LANGKAH
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan a. Kegiatan Guru
Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis
1) Guru memberikan salam pembuka di awal
pelajaran “ Assalamu’alaikum wr.wb.
2) Guru mengajak siswa berdoa bersama dengan
khidmat.
3) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi
10 menit
121
lembar kehadiran.
4) Memberikan apresepsi dengan menanayakan
hal yang berkaiatan dengan pembelajaran hari
ini. Tentang pertempuran Ambarawa.
a. Taukah kalian mengapa momumen
Palagan ini dibangun?
b. Apakah kalian tahu siapa saja patung-
patung yang ada di monument ini?
5) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran .
6) Guru menyampaikan cakupan materi pada
pembelajaran hari ini .
7) Guru menjelaskaan skenario pembelajaran.
b.Kegiatan Peserta Didik
1) Peserta didik menjawab salam.
2) Peserta didik berdoa bersama.
3) Peserta didik mempersiapkan bahan untuk
pembelajaran.
4) Peserta didik menunjukkan sikap siap
menerima pelajaran.
5) Peserta didik bertanya jawab tentang materi
hari ini.
6) Peserta didik medengarkan penjelasan dari
guru.
Kegiatan Inti Eksplorasi
a. Kegiatan Guru
1) Guru mengajak siswa mengamati relif yang
ada di monumen.
2) Guru menjelaskan tentang peristiwa
pertempuran Ambarawa.
50 menit
122
3) Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya.
b. Kegiatan Siswa
1) Siswa mengamati monument.
2) Siswa pendengarkan penjelasan guru
3) Siswa bertanya tentang hal yang belum
dketahui .
Elaborsi
a. Kegiatan Guru
1) Guru mengajak siswa mengamati relif yang
ada di monumen.
2) Guru menjelaskan tentang peristiwa
pertempuran Ambarawa.
3) Guru mengajak siswa berkeliling mengamati
bukti pertempuran Ambarawa.
4) Guru mengajak siswa mengamati museum
Isdiman tentang pertenpuran Ambarawa.
5) Guru perkenalkan satu persatu tokoh sejarah
yang ada di monument.
6) Guru meminta siswa untuk mencatat nama
tokoh dan peranan sesuai yang mereka lihat.
b. Kegiatan Siswa
1) Siswa mengamati monument.
2) Siswa pendengarkan penjelasan guru.
3) Siswa bersama guru berkeliling mengamati
bukti dalam pertempuran Ambarawa.
4) Siswa mengamati museum Isdiman tentang
yang disimpan didalamnya.
5) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
nama tokoh dalam pertempuram Ambarawa.
123
6) Siswa mencatat hasil yang sudah mereka
amati.
Konfirmasi
b. Kegiatan Guru
1) Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk tulisan/ lisan terhadap
hasil tampilan dari peserta didik.
2) Guru memberikan penjelasan tentang cara
menghargai menghargai perjuangan tokoh .
3) Guru memberikan pertanyaan pada siswa
tentang pelajaran yang belum dipahami.
4) Guru meminta siswa mengerjakan soal
evaluasi yang sudah disiapkan oleh guru.
c. Kegiatan peserta didik
(e) Peserta didik memperhatikan klarifikasi dan
penguatan terhadap hasil kerjanya oleh guru.
(f) Peserta didik bertanya tentang hal yang belum
mereka pahami.
(g) Peserta didik mendengarkan dan menyebutkan
contoh menghargai jasa perjuan tokoh dalam
mempertahankan kemerdeka.
(h) Peserta didik mengerjakan soal dari guru.
Penutup
a. kegiatan Guru
(1) Guru Mengevaluasi seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran dan hasil-hasil
yang diperoleh untuk selanjutnya secara
bersamamenenukan manfaat langsung
10 menit
10 e
n
i
t
124
maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran yang telah berlangsung.
(2) Guru emberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
(3) Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
(4) Guru menutup pembelajaran dengan berdoa
yang dipimpin oleh salah satu teman.
(5) Guru berpesan kepada siswa untuk berhati -
hati di jalan dan mengingatkan akan
tugasnya
(6) Guru mengucap salam.
b.Kegiatan Peserta Didik
11) Peserta didik ikit menyimpukan hasil
belajar.
12) Peserta didik memperhatikan penilaian
atau refleksi tentang kegiatan
pembelajaran yang diberikan oleh guru
13) Peserta didik memperhatikan umpan balik
dan hasil pembelajaran yang guru kaitkan
dengan lingkungang sekitar.
14) Peserta didik mendengarkan informasi
yang yang berkaitan dengan
pembelajaran selanjutnya.
15) Peserta didik berdoa untuk menutup
pelajaran dan mengucap salam.
J. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1.Teknik Penilaian
125
a. Unjuk kerja
b. Tes tertulis
2. Instrumen Penilaian
a. Lembar kerja siswa
b. Soal uraian
Jawablah soal dibawah ini dengan tepat
1. Peristiwa pertempuran di peringati pada tanggal…
2. Tentara Sekutu yang memimpin pertempuran Ambarawa adalah…
3. Pemberontakan senjata oleh NICA berawal di daerah…
4. Jelaskan secara singkat awal pertempuran Ambarawa terjadi…
5. Sebutkan nama tokoh yang berperan dalam pertempuran
Ambarawa…
6. Sebutkan siasat yang dipakai dalam pertemputan Ambarawa
melawan penjajah…
7. Siapakah komandan Remimen Banyumas yang gugur dalam
pertempuran Ambarawa..
8. Dalam pertempuran Ambarawa ini sebutkan daerah yang
membantu pasukan Ambarawa dalam berperang…
9. Pejuang yang menghadang pasukan Sekutu di desa Ngipik
adalah…
10. Jelaskan awal mula pertempuran antara Sekutu dengan pejuang
Indonesi…
Kunci Jawaban
1. 15 Desember 1945
2. Brigader Jendral Bethel
3. Megelang
4. Pertempuran Ambarawa diawali oleh mendaratnya tentara Sekutu
di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Betheldi Semarang. Tentara
Sekutu mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.
Tujuan kedatangan mereka adalah untuk mengurus tawanan
126
perang dan tentara Jepang di Jawa Tengah.Bentrokan bersenjata
mulai timbul di Magelang. Bentrokan itu mulai meluas menjadi
pertempuran antara pasukan Sekutu dengan pejuang
Indonesia.Penyebabnya adalah tentara Sekutu diboncengi NICA.
NICA
127
128
Lampiran 6
129
Lampiran 7
130
Lampiran 8
Nilai Hasil Belajar Siklus II
No Nama
Nilai
1 Sulistyowati Dwi Safitri 100
2 Eko Yuli Supriyati 100
3 Achmad Maulana 80
4 Aisya Widiyanti 80
5 Alenta Intan Rachmawati 80
6 Aris Tri Yanto 80
7 Bagus Hidayyattullah 100
8 Bangkit Adam Fahruzak 70
9 Fauzi Dira Pratama 80
10 Muhamad Irgi Ferdiayan 100
11 Nayla Aninda Salwa 80
12 Nina Saraswati 90
13 Purti Dini Pramesti 80
14 Revasya Alvares 80
15 Robby Nur Kurniawan 70
16 Tsaniyatul Fithri 80
17 Wildan Asna Ansya S 80
18 Destika Serrawati 80
19 Elsa Aulia Kurniawati 80
20 Ani Noviana Puji Astuti 80
21 Elga Aditya Kurniawan 60
22 Sri Wahyuni 90
23 Zahra Salsabila 80
131
132
133
134
135
Lampiran 9
DOKUMENTASI PELAKSANAAN
Pembelajaran Siklus I
Gambar.1 Guru Mempersiapkan Peserta Didik
Gambar.2 Guru Membentuk Kelompok Diskusi
136
Gambar.3 Kerjasama Dalam Kelompok Menyusun Percakapan
Gambar. 4 Diskusi Kelompok Menceritakan Peristiwa Pertemputan Surabaya
137
Gambar.5 Persentasi Kelompok
Gambar.6 Presentasi Kelompok dan Tanggapan Guru
138
Pembelajaran Siklus II
Gambar.7 Pengarahan Guru Tentang Proses Pembelajaran
Gambar.8 Penjelasan Guru Mengenai Relif Monumen
139
Gambar.9 Pengamatan Siswa Tentang Pengetahuan Baru
Gambar.10 Pengamatan Siswa Tentang Penemuan Baru
140
Gambar. 11 Pengamatan Siswa Tentang Alur Peristiwa Pertempuran Ambarawa
Gambar. 12 Pengerjaan Tugas
141
Lampiran 10
142
Lampiran 11
143
Lampiran 12
144
Lampiran 13
145
Lampiran 14
146
147
Lampiran 15 skk
DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)
Nama : Khafidhotul Laila
Nim : 115-14-046
Jurusan : PGMI
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1 Orientasi Dasar
Keislaman dangan tema
“ Pemahaman Islam
Rahmatan Lil Alamin
Sebagai Langkah Awal
Menjadi Mahasiawa
Berkarakter”
21 Agustus 2014 Peserta
3
2 Workshop
Entrepreneuship dengan
tema” Menanamkan
Nilai-nilai Jiwa
Kewirausahaan
Mahasiswa Yang
Kreatif dan Inovatif
22 Agustus 2014 Peserta
2
3 Pengakraban Mahasiswa
Baru PGMI STAIN
Salatiga “Harmoni
Keluarga PGMI yang
Humanis dan
Berkarakter”
27 Agustus 2014 Peserta
2
4 Sertifikat UPT
perpustakaan
28 Agustus 2014 Peserta
2
5 Talk Show dengan tema
“ Ciptakan Karakter
19 September 2014 Peserta
2
148
Religius dan Berakhlak
Mulia”
6 Sekolah Pasar Modal
“Level Basic 1 Atau
Pendidikan 1”
13 Oktober 2014 Peserta 2
7 Tablig Akbar dengan
tema” Membangun
Karakter Mahasiswa
Islamic Enterprenusip”
14 Oktober 2014 Peserta
2
8 Seminar Nasional
dengan tema “
Optimalisasi Sumber
Daya Insani Terhadap
Lembaga Keuangan
Syariah”
14 Oktober 2014 Peserta
8
9 Seminar Nasional
denagan tema”
Pemberdayaan
Perempuan
Mengembalikan Peran
Perempuan dalam
Ranah Dosmetik dan
Publik”
5 Januari 2015 Peserta
8
10 Seminar Nasional
dengan tema ” Islam dan
Diskursus
Kebangasaan”
24 Januari 2015 Peseta
8
11 Simposioum Nasional
dengan tema “
Tantangan Modernitas
Umat Islam Dalam
Himpitan Assean
Econimic Community
(AEC)
1 Mei 2015 Peserta
8
12 Seminar Nasional
dengan tema” Mencegah
Generasi Pemuda Islam
dari Pengaruh
Radikalisme ISIS”
6 Mei 2015 Peserta
8
13 Seminar Nasional HMI
“ Aktualisasi Peran
Mahasiswa Di Era
Globalisasi”
27 Mei 2015 Peserta
8
14 Latihan Calon Pramuka
Pandega XXV dengan
tema “ Racana Sebagai
25-27 September
2015
Peserta
2
149
Gardu Terdepan Pelaku
Perubahan”
15 Seminar Nasional
dengan tema”
Pendidikan Karakter
Melahirkan Pemimpin
Masa Depan”
17 November 2015 Peserta
8
16 Surat Keputusan Ketua
Jurusan PGMI Tentang
Pengangkatan Pengurus
HMJ PGMI
28 Maret 2016 Dewan HMJ 4
17 Dialog Imteraktif “
Penerapan UU Sisdiknas
Dan Permendikbud
Dalam Penerapan
Kurikulum 2013”
2 Mei 2016 Peserta
2
18 Seminar Nasional
dengan tema “ Indonesia
Budayaku Indonesia
Warisanku (Salatiga
Kota Pusaka)
2 Juni 2016 Peserta
8
19 Surat Keputusan Dekan
FTIK tentang Panitia dn
Juri Kegiatan Festival
Tari dan Muswil IMPI
WIJAYA TIRTA III
HMJ PGMI
9 November 2016 Panitia
3
20 Kegiatan Festival Tari
dan Musyawarah
Wilayah (MUSWIL)
Ikatan Mahasiswa
Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah
(IMPI) Wilayah III HMJ
PGMI Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
10 November 2016 Panitia
3
21 Terapi Hati 2 “
Menjemput Kebahagian
Dengan Cinta dan
Syukur”
10 Juni 2017 Peserta
2
22 Seminar Nasional Pasar
Modal dengan tema “
Peluang Mahasiswa
Dalam Berinvestasi
Menuju Kemandirian
8 November 2017 Peserta
8
150
Ekonomi”
23 Seminar Nasional
“Reaktualisasi Cantik
Dhohir dan Batin Dalam
Kacamata Islam”
18 November 2017 Peserta 8
24 Seminar Nasional &
Launcing FKKDN
“Tantangan Lembaga
Dakwah Dalam
Mencetak Generasi
Mahasiswa Muslim
Moderat dan Cinta
NKRI”
7 Mei 2018 Pesrta
8
25 Seminar Nasional
dengan Tema “
Tantangan dan Prospek
Pembelajaran Bahasa
Arab Di Era Kekinian”
12 Mei 2018 Peserta
8
Jumlah 128
151
Lampiran 16
BIOGRAFI PENULIS
Yanga bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Khafidhotul Laila
NIM : 115-14-046
Tempat/Tanggal Lahir : Kab.Semarang, 21 Mei 1996
Agama : Islam
Alamat : Dsn.Ngrapah RT 03/ RW02, Kec. Banyubiru,
Kab.Semarang.
PENDIDIKAN
SD : SD Negeri Rapah 03 Tahun 2008
SMP : SMP Negeri 01 Banyubiru Tahun 2011
SMA : SMA Takhasus Al-Qur’an Wonosobo Tahun 2014
Pesantren : PPTQ Al-Asy’ariyah Kalibeber, Wonosobo Tahun
2014
Melanjutkan : Masuk IAIN Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah
Tahun 2014.
Demikian daftar riwayat hidup singkat ini dibuat
dengansesungguhnya,dan agar dapat digunakan seperlunya.
Salatiga, 28 Mei 2018
Yang Menyatakan
Khafidhotul Laila
11514046