PENGUATAN LITERASI AL- QURAN DALAM BINGKAI MODERASI...

Post on 05-Nov-2020

17 views 0 download

Transcript of PENGUATAN LITERASI AL- QURAN DALAM BINGKAI MODERASI...

PENGUATAN LITERASI AL-

QURAN DALAM BINGKAI

MODERASI BERAGAMA

OLEH : MUCHLIS M. HANAFI

MAKNA LITERASI

Kemampuan menulis dan membaca

Pengetahuan atau keterampilan dalam

bidang atau aktivitas tertentu

Kemampuan individu dalam mengolah

informasi dan pengetahuan untuk

kecakapan hidup

(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

APA & MENGAPA LITERASI AL-QURAN?

• Laporan ISESCO: 40% laki-laki dan 65% perempuan di dunia Islam buta huruf

(www.Aljazeera.net, 5/9/2014)

• Buta Aksara Al-Qur`an masih sangat tinggi

• Survey BPS 2013 : 54% dari total populasi umat Islam di Indonesia buta huruf Alquran

(Republika, 15/1/2018)

• Riset PTIQ : 65% masyarakat Indonesia masih buta aksara Alquran, terutama di pedesaan atau

wilayah pelosok (Republika, 18/1/2018)

يون ل يعلمون الكتاب إلا أمانيا وإن نون ومنهم أم م إلا ي [78: البقرة]

APA ITU LPMQ?

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an (LPMQ) adalah

Satuan Kerja pada Balitbang dan Diklat Kementerian

Agama, yang dibentuk pada tahun 2007.

TUGAS UTAMA:Menyelenggarakan pentashihan, pengkajian danpenerbitan Al-Qur’an dan mengelola Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal serta seluruh saranadan prasarananya. (PMA No. 3/2007, psl 2 dan(KMA No. 45/2007, psl 1)

LPMQ (Penguatan Literasi

Al-Quran)

PENGKAJIANPENTASHIHAN

Pengelolaan Bayt Al-

Qur`an

PROBLEM KEAGAMAAN

Penelitian sosial bertema ”How Islamic are Islamic

Countries” di Global Economy Journal tahun 2010,

menyimpulkan bahwa perilaku sosial, ekonomi, dan

politik negara-negara anggota OKI justru berjarak lebih

jauh dari ajaran Islam dibandingkan negara-negara non-

Muslim yang perilakunya dinilai lebih Islami.

Kesenjangan/ gap antara nilai-nilai luhur dalam Islam

yang terkandung dalam Al-Qur`an dan Sunnah, dengan

perilaku dan sikap umat Islam

سول يا رب إن قومي ات ورا خذوا هذا القرآن مهج وقال الر

[30/الفرقان]

Dan Rasul (Muhammad) berkata, “YaTuhanku, sesungguhnya kaumku

telah menjadikan Al-Qur'an ini diabaikan.”

Bentuk pengabaian “ketika dibacakan Al-Qur`an mereka malah

menyibukkan diri dengan lainnya agar tidak mendengar. Tidak

mempelajari dan menghafalnya, tidak mengimaninya, tidak merenungi

dan mencermati (tadabbur) kandungannya, tidak mengamalkannya,

beralih ke yang selainnya seperti syair, ucapan, lagu/musik dan lainnya,

juga termasuk mengabaikan Al-Qur`an”. (Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur`ân al-

`Âzhîm, 6/108)

APAYANG SALAH DALAM CARA KITA BERAGAMA?

• Masih berada di level semarak ritual untuk mengejar kesalehan

individual, tetapi menyepelekan kesalehan sosial. Apa yang dikecam

ajaran Islam itu ternyata lebih mudah ditemukan di masyarakat

Muslim ketimbang negara-negara Barat.

Muhammad Abduh, pernah mengatakan,

“Saya lebih melihat Islam di Eropa, tetapi

kalau orang Muslim banyak saya temukan

di dunia Arab”.

Abduh juga mengatakan, “al-Islâm mahjûbun

bil muslimîn”.

TIGATINGKATAN INTERAKSI DENGAN AL-QUR`AN

1. Interaksi dengan membaca, menghafal dan mendengarkan;

2. Interaksi dengan memahami dan menafsirkan;

3. Interaksi dalam bentuk pengamalan dan dakwah; menjadikan

Al-Qur`an sebagai manhaj dan pedoman dalam hidup, the

living Qur`an.

Ketiganya telah dilakukan dengan baik secara bersamaan oleh

generasi para sahabat. Mereka mempelajari Al-Qur`an setiap

sepuluh ayat. Tidak berpindah kepada sepuluh ayat berikut

kecuali setelah memahami dan mengamalkannya dengan baik.

“Oleh karenanya, kita perlu

mengawal pemaknaan teks agar

tetap benar, dan selalu melakukan

tajdid pemahaman agar selalu sesuai

dengan situasi dan kondisi manusia”

(:354/ 10)السنن الكبرى للبيهقي

ذا العلم من كل خلف ع أويل دوله ، ينفون عنه ت يرث

لين ، وانتحال المبطلين ، ".وتحريف الغالين الجا

TANTANGAN DAKWAH ISLAM GLOBAL

• Setelah Uni Soviet runtuh mata dunia tertuju pada Islam dan umat Islam. Islam sebagai

‘ancaman’.

• Peristiwa 11/9 momentum perang melawan terorisme, ekstremisme dan fundamentalisme

Islam. Melahirkan fenomena Islamophobia di Barat.

• Kekacauan di dunia Islam seakan diciptakan (al-fawdhâ al-khallâqah). Mulai dari invasi Amerika

ke Afghanistan (2001) dan Irak (2003), sampai kepada rentetan peristiwa Arab Spring (musim

semi Arab, tahun 2011) yang melumpuhkan beberapa negara Arab dan kemunculan ISIS di

Timur Tengah (2013).

• Untuk mengimbangi ekstremisme Islam atau “Islam Radikal” dimunculkan ‘Islam Moderat’ a la

Barat.

TANTANGAN DAKWAH DI ERA DIGITAL

• Media social sebagai sumber informasi dan bahan bacaan keagamaan.

• Informasi keagamaan diperoleh secara instan, serba cepat, tidak utuh dan bersifat

indoktrinasi. Lebih mengedepankan emosi daripada rasa dan rasio/nalar.

• Otoritas keagamaan dan keulamaan mulai bergeser. Dari sosok yang penuh kesalehan dan

keilmuan kepada sosok yang bisa menguasai ruang publik.

• Kebenaran ditentukan oleh siapa yang berhasil menguasai ruang publik.

• Menguatnya semangat keberagamaan yang tidak diimbangi dengan pengetahuan dan

wawasan keislaman yang memadai melahirkan sikap ekstrem dan eksklusif.

“Oleh karenanya, kita perlu

mengawal pemaknaan teks agar

tetap benar, dan selalu melakukan

tajdid pemahaman agar selalu sesuai

dengan situasi dan kondisi manusia”

(:354/ 10)السنن الكبرى للبيهقي

ذا العلم من كل خلف ع أويل دوله ، ينفون عنه ت يرث

لين ، وانتحال المبطلين ، ".وتحريف الغالين الجا

MODERASI SEBAGAI SOLUSI

• Masyarakat dunia, bukan hanya Indonesia, yang plural dan multicultural menginginkan

kehidupan damai yang lebih berkeadilan.

• Moderasi sangat popular di era millennium ketiga. Setelah peristiwa serangan 11 September

2001 di New York dan Washington DC Amerika Serikat (AS).

• PBB menetapkan tahun 2019 sebagai “Tahun Moderasi Internasional” (The International Year of

Moderation), dan setiap tgl 16 Mei sebagai “Hari Hidup Bersama dalam Damai Internasional”

(International Day of Living Together in Peace) (Sidang pleno ke-68 pada 8 Desember 2017 Majelis

Umum PBB).

• Kementerian Agama menjadikan tahun 2019 sebagai tahun “Moderasi beragama untuk

Kebersamaan Umat”.

Apakah Moderat Harus Mengikuti Barat?

Adakah Nilai-Nilai Moderasi dalam Islam?

APA ITU MODERASI?

• Kata ‘moderasi’ dari Bahasa Latin moderâtio, yang berarti ke-sedang-an (tidak kelebihan

dan tidak kekurangan). Kata itu juga berarti “penguasaan diri” (dari sikap sangat kelebihan

dan kekurangan).

• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ‘moderasi’, yakni: 1. n pengurangan

kekerasan, dan 2. n penghindaran keekstreman.

• Dari pengertian tersebut, moderasi memiliki nilai-nilai yang hakikatnya universal, yakni

jalan tengah.

• Dalam bahasa Arab, tengah = wasath

WASATHIYAH = MODERAT?

• Disebut 5 kali dalam Al-Qur`an

لة }• لوات والصا وا على الصا قانتين الوسطىحاف [238: البقرة]{ (238)وقوموا للا

باللاغو في أيمانكم ولكن يؤاخذكم بم • ما أوسط ساكين من عام عشرة م ا عقادتم اليمان فكفاارته إط ل يؤاخذكم اللا

ليكم أو كسوتهم أو تحرير رقبة [89: المائدة]تطعمون أ

ة وسطا وكذلك جعلناكم }• سول عليكم شهيدالتكونوا شهداء على النااس وي أم [143: البقرة]{ كون الرا

[29، 28: القلم]{ ( 28)ألم أقل لكم لول تسبحون أوسطهم قال }•

[5، 4: العاديات]{ (5)به جمعا فوسطن ( 4)فأثرن به نقعا }•

MAKNA WASATHIYYAH

Makna wasath berkisar pada adil, baik, tengah dan seimbang.

Seseorang yang adil akan berada di tengah dan menjaga keseimbangan dalam

menghadapi dua keadaan.

Wasathiyyah adalah sebuah metode berpikir, bersikap dan berperilaku yang

didasari atas sikap tawâzun (seimbang) dalam melihat berbagai persoalan yang

dimungkinkan untuk dianalisis dan dibandingkan, sehingga dapat ditemukan

pandangan dan sikap yang sesuai dengan kondisi masayarakat dan tidak

bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran agama.

Tawassuth >< Tatharruf = Ghuluww = Tanaththu`

(Mujaawazat al-Hadd)

ل الكتاب ل تغلوا في دينكم غير ا واء قوم قل يا أ بعوا أ قد ضلوا من قبل لحق ول تتا

بيل (77: لمائدة ا)وأضلوا كثيرا وضلوا عن سواء السا

لك من ما أ ين فإنا اكم والغلوا فى الد ين إيا (الحديث)كان قبلكم الغلو فى الد

APA DAN SIAPA UMMATAN WASATHAN?

ة وسطا لتكونوا شهداء على النااس وي • سول عليكم شهيدا وكذلك جعلناكم أما [143: البقرة]كون الرا

Bercirikan:

• Membawa Kebenaran (Ummatul Haqq)

• Menegakkan Keadilan (al-`Adl)

• Menebarkan Kebaikan (al-Khaiyriyyah)

• Simbol Kekuatan (al-Quwwah)

• Menjadi Titik Temu/Penengah

AL-QUR`AN DAN SUNNAH MENGAJAK KEPADA“JALAN TENGAH”

[30، 29: الإسراء]{ ( 29)د ملوما محسورا ول تجعل يدك مغلولة إلى عنقك ول تبسطها كلا البسط فتقع }•

[67: الفرقان]{ (67)والاذين إذا أنفقوا لم يسرفوا ولم يقتروا وكان بين ذلك قواما }•

نيا وأحس }• ار الخرة ول تنس نصيبك من الد الدا إل وابتغ فيما آتاك اللا ل يحب يك ول تبغ الفساد في ال ن كما أحسن اللا رض إنا اللا

[77: القصص]{ ( 77)المفسدين

ماء رفعها ووضع الميزان }• [9-7: الرحمن]{ (9)زان وأقيموا الوزن بالقسط ول تخسروا المي( 8)ألا تطغوا في الميزان ( 7)والسا

نات وأنزلنا معهم الكتاب والميزان لي }• [25: الحديد]{ (25)قوم النااس بالقسط لقد أرسلنا رسلنا بالبي

(63/ 2)محققا -صحيح ابن حبان •

عليه وسلام قال • صلاى اللا ريرة أنا رسول اللا ذا ال"عن أبي ين أحد إلا غلبهإنا ين يسر ولن يشادا الد د

BAGAIMANA CIRI-CIRI MODERAT?

1. Memahami realitas

2. Memahami prioritas

3. Memahami prinsip gradualitas/sunnatu al-tadarruj dalam segala hal

4. Memudahkan dalam beragama

5. Mengedepankan dialog

6. Terbuka dengan dunia luar dan bersikap toleran

CIRI sikap moderat dalam memahami teks, antara LAIN:

• Memahami teks-teks keagamaan secara menyeluruh (komprehensif),

seimbang (tawâzun) dan mendalam.

• Memahami prinsip-prinsip syari`at (maqâshid al-syarî`ah) dan tidak jumud

pada tataran lahir.

• Menggabungkan antara “yang lama” (al-ashâlah) dan “yang baru” (al-

mu`âsharah)

• Menjaga keseimbangan antara tsawâbit dan mutaghayyirât.

CIRI-CIRI EKSTREMISME

• Fanatisme berlebihan

• Tidak siap menerima perbedaan

• Cenderung mempersulit

• Menganggap dirinya paling benar

• Berprasangka buruk terhadap orang lain

• Mengkafirkan yang berbeda pandangan

UPAYA PEMERINTAH (LPMQ)

1. Al-Qur`an dan Terjemahnya

- Terbit pertama kali tahun 1965

- Revisi I tahun 1990

- Revisi II tahun 1998-2002

- Revisi III tahun 2016 - ?

2. Al-Qur`an dan Tafsirnya

- Disusun mulai tahun 1972 (Dewan Penyelenggara Penafsir Al-

Qur`an; Prof. Soenarjo, Prof. Bustami A Gani, Prof. Ibrahim Hosen)

- Mulai dicetak lengkap 30 juz tahun 1980

- Revisi tahun 2003-2008

- Hasil revisi sudah mengakomodir tafsir ilmi dari LIPI

UPAYA PEMERINTAH (LPMQ)

3. Tafsir Tematik (26 Judul Buku)

- Disusun tahun 2007-2011

4. Tafsir Ilmi (16 judul buku)

- Disusun tahun 2009-2015

- Kerjasama Kemenag dengan LIPI dan lainnya

5. Tafsir Ringkas Al-Qur`an

- Disusun tahun 2012-2015

- Kerjasama dengan PSQ (Prof. M. Quraish

Shihab)

UPAYA PEMERINTAH (LPMQ)

6. Literatur Standar Ke-Alquran-an

- Dilatarbelakangi oleh kreatifitas para penerbit

yang menyertakan materi-materi tafsir dan

ilmu-ilmu Alquran tanpa kendali

- Keutamaan Al-Qur`an dalam Kesaksian Sunnah

- Asbab Nuzul

- Makki-Madani,dll

- Pedoman Membaca dan Menulis Al-Qur`an

Braille (tiga bahasa)

7. Mushaf Al-Qur`an Braille & terjemahnya

8. Jurnal Suhuf

TAFSIR TEMATIK LPMA

TAFSIR TEMATIK KEMENAG

“Ensiklopedia tafsir tematik

pertama, terbesar dan terlengkap

di dunia yang diinisiasi oleh sebuah

negara Muslim”.

TEMA-TEMA

1. Sosial; Tanggung jawab Sosial, Pelestarian Lingkungan, Kesehatan, dllY

2. Politik; Al-Qur’an dan Kenegaraan, Al-Qur`an dan Kebinekaan, dll

3. Ekonomi; Pemberdayaan Kaum Dhuafa, Pembangunan Ekonomi Umat,

dll

4. Pendidikan; Membangun Keluarga Harmonis, Pembangunan Generasi

Muda, dll

5. Keagamaan;

- Akidah: Keniscayaan Hari Akhir, Kenabian

- Ibadah/Muamalah: Amar Makruf Nahi Munkar, Maqashid Syariah

- Akhlak; Spiritualitas dan Akhlak

- Al-Quran dan Isu-Isu Kontemporer

SEKIAN

TERIMA KASIH