Post on 15-Jun-2019
PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
(Skripsi)
Oleh
FEBRIANA DWI ASTUTI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
ABSTRACK
THE IMPACT OF HEALTH A BANK AGAINST PROFIT GROWTH TO
COMPANIES THE BANKING SECTOR LISTED ON THE INDONESIAN
STOCK
By
FEBRIANA DWI ASTUTI
This study attempts to see if there were any the impact of health a bank against
profit growth in 2012 - 2016 assessed with the methods rgec that uses aspects
assessment Non Performing Loan (NPL) on credit risk , Good Corporate
Governance , BOPO on earning , and Capital Adequacy The Ratio (CAR) on
capital. In the research sample this is a company banks in indonesia registered at
the exchange indonesia stock a period of years 2012 to 2016 that the others were
twice 30 bank. Data from the research is quantitative data obtained from the
indonesia stock exchange .The method of analysis data using linear regression
analysis.
The research results show that a variable credit risk measured by NPL not
significant in profit growth, GCG not significant in profit growth, Earning
measured by BOPO significant in profit growth, and on capital measured by CAR
significant in profit growth. The results of the simultaneously shows that variable
NPL, GCG, BOPO, and CAR significant in profit growth.
Keywords: Profit Growth, NPL, GCG, BOPO, CAR
ABSTRAK
PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Oleh
FEBRIANA DWI ASTUTI
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh tingkat kesehatan
bank terhadap pertumbuhan laba pada tahun 2012 – 2016 yang dinilai dengan
metode RGEC yang menggunakan aspek penilaian Non Performing
Loan (NPL) pada Resiko Kredit, Good Corporate Governance , BOPO pada
Earning, dan Capital Adequacy Rasio (CAR) pada Capital. Sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan Bank di Indonesia yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 yang berjumlah 30
bank. Data dari penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linear.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel resiko kredit yang diukur dengan
NPL tidak berpengaruh signifikan pada pertumbuhan laba, GCG tidak
berpengaruh signifikan pada pertumbuhan laba, Earning yang diukur dengan
BOPO berpengaruh signifikan pada pertumbuhan laba, dan pada Capital yang
diukur dengan CAR tidak berpengaruh signifikan pada pertumbuhan laba. Hasil
uji secara simultan menunjukkan bahwa variabel NPL, GCG, BOPO, dan CAR
berpengaruh signifikan pada pertumbuhan laba.
Kata kunci : Pertumbuhan Laba, NPL, GCG, BOPO, CAR
PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Oleh
FEBRIANA DWI ASTUTI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandar Lampung pada 10 Februari 1995, merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sawekno dan Ibu Isnawati.
Penulis memulai pendidikan formal dari Sekolah Dasar di SDN 2 Way Halim
Permai pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan ke sekolah menengah pertama di
SMPN 12 Bandar Lampung pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010.
Selanjutnya pada tahun tersebut penulis melanjutkan sekolah menengah atas di
SMKN 1 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2013.
Pada pertengahan tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan
Tinggi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
pada tahun 2013 melalui jalur seleksi bersama (SBMPTN).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi yaitu Anggota Aktif
Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HIMAKTA).
MOTTO
“jika engkau tidak dapat menahan sulitnya menuntut ilmu maka
engkau harus bisa menahan pahitnya kebodohan”
(Imam Syafii)
“Jadillah seperti orang asing atau perantau di dunia ini”
(HR al-Bukhari)
“Hidup butuh usaha, untuk menjadi yang sempurna”
(Febriana Dwi Astuti)
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah SWT, dan segala syukur atas Rahmat dan Nikmat yang
tak terhitung. Dengan penuh kerendahan hati penulis ingin mempersembahkan karya
kecil ini untuk orang-orang terkasih:
Untuk Bapak dan Ibu ku tercinta yang selalu memberikanku doa disetiap
langkahku dan senantiasa mengajarkan ku bagaimana menjalani hidup dengan
penuh kesabaran dan keiklasan yang akan membawa ku menikmati indahnya
kehidupan. Terima kasih atas kesabaran, ketulusan dan keikllasan kalian
berikan selama ini.
Untuk Adikku yang tersayang Mega Silvia Saputri yang saat ini tak bisa
menemani namun selalu menyelimuti hati kami.
Untuk semua teman-teman dan sahabat-sahabat ku yang selalu ada dan mampu
membuatku tersenyum, tertawa dan menangis bersama. Terima kasih telah hadir
di dalam hidup ku selama ini.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat dan karunia yang telah diberikan Allah
SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh
Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Sektor
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penyusunan skripsi ini
dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Sarjana
Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan untuk
itu kritik dan saran yang sangat diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini.
Bimbingan dan bantuan dari bagian pihak yang telah di peroleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. Selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si., Akt. selaku pembimbing utama terima
kasih atas bimbingan, inspirasi dan bantuannya dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
5. Ibu Ade Widiyanti, S.E., M.S.Ak., Akt. selaku pembimbing kedua, terima
kasih atas waktu, saran dan ilmu pengetahuan serta kesabaran yang telah
bapak berikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., C.P.A., C.A., Ak. selaku dosen
pembahas. Terima kasih untuk kritik dan saran dalam penyusunan skripsi
ini.
7. Ibu Ade Widiyanti, S.E., M.S.Ak., Akt. selaku dosen pembimbing akademik
selama masa perkuliahan.
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
9. Kedua orang tuaku tercinta, yang selalu memberikan seluruh cinta dan
kasih sayang kepada anak-anaknya yang tidak pernah lelah untuk
mendoakan disetiap sujud dan nafasnya. Terima kasih atas dukungan dan
motivasi yang selalu diberikan selama ini.
10. Kakakku Shintia Mayasari dan Imam Tohari, yang selalu memberi
semangat dan dukungan untuk segera menyelesaikan studi meskipun
tekadang menyebalkan.
11. Teman-teman yang telah berjuang bersama selama saya masih di kampus.
Yang selalu mengingatkan saya tanpa lelah disaat saya terpuruk sampai saya
bangkit kembali. Terima kasih mbak novi, mbak jul, cicil, yuni, uswatun,
indah permata, hanny, devi, nova dan yang lain yang sangat membantu saya
selama ini.
12. Seluruh staf FEB UNILA yang telah banyak membantu dalam proses
penyelesaian skripsi.
Bandar Lampung, 17 September 2018
Penulis,
Febriana Dwi Astuti
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viii
MOTTO .......................................................................................................... ix
PERSEMBAHAN........................................................................................... x
SANWACANA ............................................................................................... xi
DAFTAR ISI................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 01
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 04
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 04
1.4. Batasan Makalah..................................................................................... 05
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................. 05
xv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori ....................................................................................... 07
2.1.1. Signalling Theory........................................................................ 07
2.1.2. Pengertian Bank.......................................................................... 07
2.1.3. Laporan Keuangan Perbankan .................................................... 08
2.1.4. Tingkat Kesehatan Bank............................................................. 08
2.1.5. Pertumbuhan Laba ...................................................................... 12
2.2. Penelitian Terdahulu............................................................................... 14
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................................. 17
2.4. Pengembangan Hipotesis........................................................................ 17
2.4.1. Pengaruh Resiko kredit yang diukur dengan NPL terhadap
Pertumbuhan Laba ...................................................................... 17
2.4.2. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap
Pertumbuhan Laba ...................................................................... 18
2.4.3. Pengaruh rentabilitas yang diukur dengan BOPO terhadap
Pertumbuhan Laba ...................................................................... 19
2.4.4. Pengaruh kecukupan modal yang diukur Capital Adequacy Ratio
(CAR) terhadap Pertumbuhan Laba ........................................... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Sumber Data .................................................................................. 21
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Data ........................ 21
3.3. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 22
3.3.1. Variabel Dependen, Pertumbuhan Laba (Y)............................... 22
3.3.2. Variabel Independen (RGEC)..................................................... 23
3.3.2.1. Credit Risk....................................................................... 23
3.3.2.2. Good Corporate Governance.......................................... 24
3.3.2.3. BOPO (Beban Operasional pada Pendapatan Operasional)
25
3.3.2.4. Capital Adequency Ratio (CAR)..................................... 26
3.4. Metode Analisis Data ............................................................................. 27
3.4.1. Statistik Deskriptif ...................................................................... 27
3.4.2. Uji Asumsi Klasik....................................................................... 28
xvi
3.4.2.1. Uji Normalitas Data ........................................................ 28
3.4.2.2. Uji Heteroskedastisitas.................................................... 28
3.4.2.3. Uji Autokorelasi .............................................................. 29
3.4.2.4. Uji Multikolinearitas ....................................................... 29
3.4.3. Analisis Regresi Berganda.......................................................... 30
3.5. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 31
3.5.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)................................................... 31
3.5.2. Uji Kelayakan Model Regresi (F-statistik) ................................. 31
3.5.3. Uji Statistik t ............................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Data dan Sampel ..................................................................................... 32
4.2. Analisis Data........................................................................................... 33
4.2.1. Statistik Deskriptif ...................................................................... 33
4.2.2. Uji Asumsi Klasik....................................................................... 35
4.2.2.1. Uji Normalitas................................................................. 35
4.2.2.2. Uji Multikolinieritas........................................................ 37
4.2.2.3. Uji Autokorelasi .............................................................. 37
4.2.2.4. Uji Heteroskedastisitas.................................................... 38
4.3. Analisis Regresi Berganda...................................................................... 39
4.4. Hasil Pengujian Hipotesis....................................................................... 40
4.4.1. Koefisien Determinasi ................................................................ 40
4.4.2. Uji Kelayakan Model Regresi (F-statistik) ................................. 41
4.4.3. Uji Statistik t ............................................................................... 41
4.5. Pembahasan ............................................................................................ 44
4.5.1. Pengaruh Resiko kredit yang diukur dengan NPL terhadap
Pertumbuhan Laba ...................................................................... 44
4.5.2. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap
Pertumbuhan Laba ...................................................................... 45
4.5.3. Pengaruh Rentabilitas yang diukur dengan BOPO terhadap
Pertumbuhan Laba ...................................................................... 46
4.5.4. Pengaruh kecukupan modal yang diukur Capital Adequacy Ratio
(CAR) terhadap Pertumbuhan Laba ........................................... 47
xvii
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 49
5.2. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 51
5.3. Saran ....................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 14
3.2 Aspek Penilaian Good Corporate Governance (GCG) ...................... 25
3.3 Peringkat Komposit Good Corporate Governance (GCG) ............... 25
4.1 Kriteria penerimaan Sampel................................................................ 32
4.2 Statistik Deskriptif .............................................................................. 33
4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................................ 36
4.4 Uji Multikolinieritas............................................................................ 37
4.5 Uji Autokorelasi.................................................................................. 37
4.6 Uji Koefisien Regresi.......................................................................... 39
4.7 Uji Koefisien Determinasi .................................................................. 40
4.8 Uji F-statistik ...................................................................................... 41
4.9 Uji t-statistik........................................................................................ 41
4.10 Hasil Hipotesis .................................................................................. 43
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir .................................................................................... 17
4.1 Uji Normalitas Probability Plots ......................................................... 35
4.2 Uji Heteroskedastisitas........................................................................ 38
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Bank
Lampiran 2 Data Pertumbuhan Laba (PL) 2012-2016
Lampiran 3 Data Non Performing Loan (NPL) 2012-2016
Lampiran 4 Data Good Corporate Governance (GCG) 2012-2016
Lampiran 5 Data BOPO 2012-2016
Lampiran 6 Data Capital Adequacy Ratio (CAR) 2012-2016
Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lembaga keuangan bank atau yang lazim dikenal dengan bank dapat didefinisikan
sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dana tersebut
ke masyarakat dalam bentuk kredit atau lainnya serta memberikan jasa bank yang
lain (Kasmir, 2008:11). Dari definisi tersebut, menjelaskan bahwa bank memiliki
tiga aktivitas utama yaitu melakukan penghimpunan dana, melakukan penyaluran
dana dan memberikan jasa bank lainnya seperti pendanaan dan jasa–jasa lain yang
memiliki andil dalam kelancaran mekanisme sistem pembayaran bagi semua
sektor perekonomian. Uraian tersebut juga menunjukan bahwa bank berperan
sebagai lembaga intermediasi keuangan antara pihak yang memiliki dana berlebih
(surplus unit) dan bersedia menempatkan dananya dalam bentuk simpanan dengan
pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar aliran lalu lintas pembayaran (Saunders dan Cournett, 2011:5).
Aktivitas menghimpunan dana menunjukan adanya peran penting bank mengelola
dana masyarakat dengan mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga sudah
semestinya tingkat kesehatan bank perlu dipelihara.
2
Di asumsikan bahwa bank yang sehat akan dapat melakukan kinerja yang baik
dan menghasilkan laba yang optimal. Pertumbuhan laba yang optimal
mencerminkan sistem yang terdapat didalamnya berjalan dengan efektif dan
efisien. Informasi laba bagi pihak manajeman perbankan juga tidak kalah
pentingnya dengan tingkat kesehatan, yaitu untuk mengetahui kinerja bank pada
periode tertentu yang menggambarkan prospek hasil usaha dan bagi pihak
investor informasi laba untuk dijadikan acuan pengambilan keputusan dalam
menentukan apakah akan melakukan investasi atau tidak. Investor tentu
mengharapkan laba yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya sehingga dapat
menghasilkan dividen yang lebih besar lagi yang akan dibagikan oleh perusahaan,
sehingga pertumbuhan laba juga merupakan hal yang vital di dalam perbankan.
Pada tahun 2009-2011 Indonesia telah melewati masa krisis global 2008 dengan
menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian merupakan prinsip yang
dibentuk sejak tahun 1998. Prinsip tersebut mewajibkan untuk memelihara tingkat
kesehatan bank sesuai dengan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas
manajemen, likuidasi, rentabilitas dan solvabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa
lembaga perbankan harus memelihara kesehatan bank dengan prinsip kehati-
hatian untuk melewati krisis global 2008 (Darwini, 2005). Dapat dikatakan,
kemajuan ekonomi perbankan Indonesia selama 2009- 2011 berada dalam tahapan
transformasi dari pemulihan menuju pertumbuhan. Hal ini terbukti pada
pertumbuhan laba setelah terjadinya krisis global 2008 yang tampak dalam
statistik Bank Indonesia, dimana sebagian besar perusahaan perbankan mengalami
peningkatan laba setiap tahunnya. Berbagai cara yang dilakukan pemerintah
dalam hal ini adalah bank sentral dalam menangani masalah sektor keuangan
3
perbankan. Peran Bank Indonesia yang utama adalah meregulasi kondisi
keuangan dengan cara membuat kebijakan-kebijakan yang dapat menstabilkan
kondisi sektor keuangan perbankan. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa
regulasi yang dibuat untuk menstabilkan kinerja perbankan. Hal ini dilakukan
untuk menjaga kepercayaan nasabah agar tidak terjadi kepanikan akan fenomena
tersebut. Dampak krisis keuangan global tersebut sangat berpengaruh terhadap
kinerja perbankan secara keseluruhan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 yang sebagaimana
diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25
Oktober 2011 bahwa bank mengharuskan melaksanakan penilaian tersendiri (self
assessment) yang dihitung berdasarkan penilaian dari pihak internal bank itu
sendiri. Dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan
pendekatan risiko (Risk-Based Bank Rating) dengan cakupan faktor-faktor profil
resiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas (earning),
dan permodalan (capital) baik secara individual maupun secara konsolidasi.
Aspek-aspek penilaian yang digunakan pada Profil resiko lebih berfokus pada
resiko kredit yang menggunakan pengukuran NPL, pada Good Corporate
Governance akan dilakukan Self Assesment sebagai pengukuran penilaian, pada
Rentabilitas menggunakan pengukuran BOPO, dan pada Permodalan
menggunakan pengukuran CAR.
Penilaian ini dianggap dapat mewakili secara keseluruhan terhadap kesehatan
perbankan yang nantinya dapat digunakan oleh investor sebagai indikator yang
eferktif dalam kaitannya dengan tingkat return saham yang diharapkan. Juga
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari pertumbuhan laba terhadap tingkat
4
kesehatan bank maka perlu diuji pengaruhnya tersebut untuk tingkat kesehatan
bank dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang sehingga dapat
memprediksi keuntungan laba bagi perusahaan perbankan. Dengan latar belakang
dan metode yang dikemukan diatas, maka penulis mengambil judul penelitian
“Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan
Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Resiko Kredit yang diukur dengan NPL terhadap
pertumbuhan laba?
2. Bagaimana pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap
pertumbuhan laba?
3. Bagaimana pengaruh Earning yang diukur dengan BOPO terhadap
pertumbuhan laba?
4. Bagaimana pengaruh Capital yang diukur CAR terhadap pertumbuhan
laba?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai
yaitu :
1. Dapat mengetahui pengaruh resiko kredit yang diukur dengan NPL
terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan sektor Perbankan.
2. Dapat mengetahui pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap
5
laba pertumbuhan laba pada perusahaan sektor Perbankan.
3. Dapat mengetahui pengaruh rentabilitas yang diukur dengan BOPO
terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan sektor Perbankan.
4. Dapat mengetahui pengaruh kecukupan modal yang diukur CAR terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan sektor Perbankan
1.4. Batasan Makalah
Agar pembahasan tidak menyimpang dari yang diharapkan, maka permasalahan
dibatasi pada:
1. Alat analisa yang digunakan adalah metode RGEC yang terdiri dari 4
aspek yaitu Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, &
Capital.
2. Untuk aspek Risk Profile, peneliti hanya menggunakan resiko kredit dari 8
faktor resiko.
3. Sampel penelitian diambil dari perusahaan sektor perbankan yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia.
4. Data yang digunakan, yaitu laporan keuangan pada perusahaan sektor
perbankan yang telah diterbitkan dalam Bursa Efek Indonesia dari tahun
2012- 2016.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan manfaat praktis terutama bagi pemilik modal dan manajemen
bank yang bersangkutan dalam bentuk input untuk menentukan kebijakan-
6
kebijakan strategis berikutnya.
2. Sebagai bahan informasi bagi mereka yang berminat dengan masalah
perbankan, dan menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut.
3. Bagi penulis merupakan penerapan ilmu pengetahuan yang sudah
didapatkan selama kuliah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Signalling Theory
Teori sinyal menjelaskan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan
sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Sinyal tersebut berupa informasi
mengenai apa yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Informasi ini dapat menjadi
unsur penting bagi investor karena informasi tersebut menyajikan gambaran
perusahaan mengenai masa yang akan datang. Informasi yang lengkap dan akurat
sangat diperlukan investor untuk pertimbangan menanamkan modalnya. Menurut
Jogiyanto (2000:392) informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman
akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
2.1.2. Pengertian Bank
Dalam Undang–undang No. 10 Tahun 1998, tentang pokok–pokok Perbankan,
bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan
jasa–jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Lembaga keuangan
disini adalah semua badan yang melalui kegiatan– kegiatannya di bidang
keuangan, menarik uang dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
8
masyarakat. Tersirat bahwa fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya sebagai pinjaman kepada masyarakat. Perbankan
memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang kelancaran sistem
pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas system
keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan (Booklet Perbankan Indonesia tahun 2011).
2.1.3. Laporan Keuangan Perbankan
Bank wajib memberikan transparansi kondisi atau kinerja keuangannya kepada
masyarakat pengguna yaitu deposan, investor serta stakeholder yang lain, sebagai
alat pengambilan keputusan investasi. Laporan keuangan bank dimaksudkan
untuk memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh
termasuk perkembangan usaha bank itu sendiri. Oleh karena itu laporan keuangan
sebagai bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada pihak-pihak yang
berkepentingan harus memenuhi syarat mutu dan karakteristik kualitatif, sehingga
pihak-pihak yang berkepentingan tidak ragu-ragu terhadap laporan keuangan
bank. (Taswan 2010).
2.1.4. Tingkat Kesehatan Bank
Menurut Triandaru dan Budisantoso (2007:51), kesehatan bank dapat dipahami
sebagai kemampuan dari suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi berbagai kewajiban yang
dimilikinya dengan baik yaitu sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.
Kemampuan dari suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan
secara normal yang dimaksudkan oleh Triandaru dkk (2007:51) meliputi:
9
1. Memiliki kemampuan dalam menghimpun dana, baik yang berasal dari
masyarakat, lembaga lain, dan modal sendiri.
2. Memiliki kemampuan dalam mengelola dana.
3. Memiliki kemampuan dalam menyalurkan dana kepada masyarakat
(deficit unit).
4. Memiliki kemampuan dalam memenuhi kewajiban kepada masyarakat,
karyawan, pemilik modal, dan pihak lain yang berkepentingan.
5. Memiliki itikad baik dalam pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
Penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan faktor penilaian terhadap
faktor-faktor yang terkandung dalam RGEC, meliputi aspek Risk Profile, Good
Corporate Gorvernance, Earning, dan Capital. Dalam penilaian pendekatan
RGEC menurut Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Pasal 7 faktor-
faktor penilaiannya adalah :
1. Risk Profile (Profil Risiko)
Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 1 penilaian
terhadap faktor profil risiko sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf a
merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan
manajemen risiko dalam operasional Bank yang dilakukan terhadap 8
(delapan) risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko
reputasi. Penelitian ini mengukur faktor Risk Profile dengan menggunakan
indikator faktor risiko kredit dengan menggunakan rumus Non Performing
Loan (NPL). Hal tersebut dikarenakan pada risiko diatas peneliti dapat
memperoleh data kuantitatif yang tidak dapat diperoleh pada faktor risiko
10
yang lain.
2. Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian terhadap faktor GCG dalam pendekatan RGEC didasarkan ke
dalam tiga aspek utama yaitu, governance structure, governance process,
dan governance output. Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia yang
disajikan dalam Laporan Pengawasan Bank (2012:36):
a. Governance structure mencakup pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi serta kelengkapan dan
pelaksanaan tugas komite. Penilaian ini bertujuan untuk menilai
kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank agar proses
pelaksanaan prinsip GCG menhasilkan outcome yang sesuai
dengan harapan stakeholders bank. Yang termasuk dalam struktur
tata kelola bank adalah komisaris, direksi, komite, dan satuan kerja
pada bank. Sedangkan yang termasuk dalam infrastruktur tata
kelola bank antara lain adalah kebijakan dan prosedur bank, sistem
informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing
struktur organisasi.
b. Governance process mencakup fungsi kepatuhan bank,
penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi audit intern
dan ekstern, penerapan manajemen risiko termasuk sistem
pengendalian intern, penyediaan dana kepada pihak terkait dan
dana besar, serta rencana strategis bank. Penilai ini bertujuan untuk
menilai efektivitas proses pelaksanaan prinsip GCG yang didukung
oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank sehingga
11
menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders
bank.
c. Governance output mencakup transaparansi kondisi keuangan dan
non keuangan, laporan pelaksanaan GCG yang memenuhi prinsip
Transparancy, Accountability, Responsibility, Indepedency, dan
Fairness (TARIF). Penilaian ini bertujuan untuk menilai kualitas
outcome yang memenuhi harapan stakeholders bank yang
merupakan hasil proses pelaksaan GCG yang didukung oleh
kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank.
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP tanggal 29 April
2013 juga disebutkan bahwa bank harus melakukan penilaian sendiri (self
assessment) secara berkala yang paling kurang meliputi 11 (sebelas) faktor
penilaian pelaksanaan GCG yaitu:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris.
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi.
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite.
4. Penanganan benturan kepentingan.
5. Penerapan fungsi kepatuhan.
6. Penerapan fungsi audit intern.
7. Penerapan fungsi audit ekstern.
8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern.
9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan
dana besar (large exposures).
10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank, laporan
12
pelaksanaan GCG dan pelaporan internal.
11. Rencana strategis bank.
3. Earnings (Rentabilitas)
Penilaian terhadap faktor earnings didasarkan pada rentabilitas suatu bank
yang melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba (Kasmir,
2009). Komponen faktor rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah BOPO. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional
(BOPO) merupakan rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam mengandilkan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional.
4. Capital (Permodalan)
Peraturan bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 2 sebagaimana
dimaksud dalam pasal 6 huruf d meliputi penilaian terhadap tingkat
kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan. CAR adalah rasio
kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (Kasmir,
2009:198).
2.1.5. Pertumbuhan Laba
Tujuan utama dari perusahaan adalah menghasilkan laba yang optimal. Menurut
Paton dan Littleton (1967) dalam Suwardjono (2013:464), laba merupakan
kenaikan aset dalam suatu periode akibat kegiatan produktif yang dapat
didistribusikan kepada kreditor, pemerintah, dan pemegang saham tanpa
mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham semula. Sedangkan pengertian
laba menurut Bedford dalam Suwardjono (2013:464), yaitu imbalan atas upaya
13
perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa. Adapun beberapa karakteristik
laba menurut Suwardjono (2013) antara lain sebagai berikut:
a. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas.
b. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu (periode), sehingga harus
diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.
c. Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang
menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.
Tujuan utama pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi yang
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Beberapa tujuan pelaporan laba
menurut Imam dan Anis (2007:350) adalah sebagai berikut:
a. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam
perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian.
b. Sebagai pengukur prestasi manajemen.
c. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
d. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara.
e. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.
f. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
g. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran.
h. Sebagai dasar pembagian deviden.
Laba dalam penelitian ini diproksikan dengan ukuran pertumbuhan laba. Analisis
yang digunakan untuk menentukan pertumbuhan laba dalam penelitian ini adalah
analisis fundamental. Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan
dengan kondisi keuangan perusahaan. Data yang dipakai dalam analisis
14
fundamental adalah data-data historis atau data-data yang telah lewat. Analisis
fundamental menyangkut analisis tentang kekuatan dan kelemahan suatu
perusahaan, bagaimana kegiatan operasionalnya, dan juga bagaimana prospeknya
di masa yang akan datang (Pandji dan Piji, 2001:108). Analisis rasio merupakan
salah satu bagian dari analisis fundamental. Analisis rasio merupakan analisis
yang didasarkan pada hubungan antar-pos dalam laporan keuangan perusahaan
yang akan mencerminkan keadaan keuangan serta hasil dari operasional
perusahaan.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian – penelitian terdahulu yang telah dilakukan digunakan sebagai bahan
perbandingan dan referensi dalam penelitian, antara lain:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variabel Hasil Penelitian
Nesti Hapsari
(2008)
Pengaruh Tingkat
Kesehatan Bank Terhadap
Pertumbuhan Laba Masa
Mendatang Pada
Perusahaan Sektor
Perbankan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Jakarta
- Capital Adequacy Ratio
(CAR)
- Asset Quality (Rasio
Kredit)
- Asset Quality (Rasio
Aktiva Produktif)
- Liquidity
- Pertumbuhan Laba
Faktor pemodalan, kualitas asset,
rentabilitas,dan likuiditas baik secara
parsial maupun simultan memiliki
hubungan yang signifikan dengan
pertumbuhan laba namun dengan
tingkatan yang berbeda-beda untuk
periode tahun 2000-2004.
Erna, Lilis
(2010)
Analisis Pengaruh CAR,
NIM, LDR, NPL, BOPO,
ROA Dan Kualitas Aktiva
- Capital Adequacy Ratio
- Net Interest Margin
- Loan to Deposite Ratio
Dari ketujuh variabel hanya LDR
yang berpengaruh positif signifikan
terhadap pertumbuhan laba
15
Produktif
Terhadap Perubahan Laba
Pada Bank Umum Di
Indonesia
- Non Performing Loan
- Beban Operasional
Pendapatan Operasional
- Return On Assets
- Kualitas Aktiva
Produktif
dikarenakan rasio LDR mampu
memprediksi perubahan Laba pada
Bank Umum di Indonesia periode
2004-2008
Fathoni, dkk
(2012)
Pengaruh Tingkat
Kesehatan Bank Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada
Perusahaan Sektor
Perbankan
- Capital Adequacy Ratio
(CAR)
- Non Performing Loan
(NPL)
- Net Profit Margin
(NPM)
- Return On Assets
(ROA)
- Loan to Deposite Ratio
(LDR)
- Interest Rate Risk (IRR)
- Pertumbuhan Laba
CAR, NPL, ROA, CAMELS
berpengaruh terhadap pertumbuhan
laba, sedangkan NPM, LDR, dan IRR
tidak ada pengaruh pada
pertumbuhan laba pada perusahaan
Perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia untuk periode tahun
2007-2010.
Anisah Lubis
(2015)
Pengaruh Tingkat
Kesehatan Bank Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada
BPR Di Indonesia
- Capital Adequacy Ratio
(CAR)
- Non Performing Loan
(NPL)
- Beban Operasional
Pendapatan Operasional
(BOPO)
- Loan to Deposite Ratio
(LDR)
CAR, NPL, BOPO, dan LDR secara
bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan laba
pada BPR di Indonesia untuk periode
tahun 2008-2012.
16
- Pertumbuhan Ekonomi
Noer
Yuliatiningrum
(2016)
Pengaruh Tingkat
Kesehatan Bank Terhadap
Pertumbuhan Laba
Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bei
- Pertumbuhan Laba
- Non Performing Loan
(NPL)
- Loan to Deposite Ratio
(LDR)
- Good Corporate
Governance (GCG)
- Capital Adequacy Ratio
(CAR)
Non Performing Loan (NPL), Loan
to Deposit Ratio (LDR), Good
Corporate Governance (GCG), dan
Capital Adequacy Ratio (CAR)
secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba
pada perusahaan Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
untuk periode tahun 2010-2014.
Tarra
Marcelina
(2017)
Analisis Tingkat Kesehatan
Bank Terhadap
Pertumbuhan
Laba Dengan
Menggunakan Pendekatan
Risk Profile, Good
Corporate Governance,
Earnings, Capital (RGEC)
(Studi Kasus Bank
Konvensional Pada Periode
2010 – 2015)
- Non Performing
Loan (NPL),
- Dewan Komisaris
Independen (DKI),
- Komite Audit (KA),
- Kepemilikan
Institusional (KI),
- Return On Assets
(ROA),
- Capital Adequacy Rasio
(CAR)
Hasil pengujian dengan Uji F
menunjukkan bahwa NPL dan ROA
mempengaruhi tingkat kesehatan
bank terhadap pertumbuhan laba
sedangkan DKI, KA, KI, CAR tidak
mempengaruhi tingkat kesehatan
bank terhadap pertumbuhan laba.
17
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis
Sebagai dasar dalam mengarahkan pemikiran dalam penelitian ini, untuk
mengetahui pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba maka
digunakan kerangka pemikiran seperti pada gambar berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
2.4. Pengembangan Hipotesis
2.4.1. Pengaruh Resiko kredit yang diukur dengan NPL terhadap
Pertumbuhan Laba
Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio kredit yang menunjukkan jumlah
kredit yang mengalami masalah karena kegagalan debitur dalam memenuhi
kewajibannya pada bank. NPL dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah
kredit yang bermasalah dibandingkan dengan total kredit. Semakin tinggi rasio ini
maka semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit
bermasalah semakin besar (Almilia dkk, 2005). Hasil penelitian Fathoni, dkk.
(2012) dan Lubis (2013) menunjukkan bahwa NPL berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba.
RGEC
NPL (X1)
GCG (X2)
BOPO (X3)
CAR (X4)
PertumbuhanLaba (Y)
H1
H2
H3
H4
18
Hipotesis 1: Non Performing Loan (NPL) memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan laba
2.4.2. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Pertumbuhan
Laba
Good Corporate Governance (GCG) merupakan seperangkat sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value
added) bagi para pemangku kepentingan (Muh. Arief, 2009:2). Prinsip-prinsip
dasar dari GCG pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan
terhadap kinerja keuangan pada suatu perusahaan. Menurut Like (2012) GCG
merupakan “salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis,
yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan
direksi, para penegang saham, dan stakeholders lainnya”. Semakin baik corporate
governance yang dimiliki suatu perusahaan maka diharapkan semakin baik pula
kinerja keuangan dari perusahaan tersebut. Menurut hasil penelitian Like (2012)
menunjukkan bahwa GCG berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Begitu pun dengan hasil penelitian Noer (2016) yang menunjukkan
bahwa variabel GCG berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan
laba. Berdasarkan pada telaah literatur yang menjelaskan good corporate
governance, maka hipotesis yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis 2: Good Corporate Governance (GCG) memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan laba
19
2.4.3. Pengaruh rentabilitas yang diukur dengan BOPO terhadap
Pertumbuhan Laba
BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional) digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional. Rasio BOPO menunjukkan rasio efisiensi
perusahaan, karena semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank.
Semakin kecil angka rasio BOPO, maka kondisi bermasalah di bank semakin
kecil. Jika kondisi bermasalah di bank semakin kecil maka kemungkinan kondisi
bank semakin baik. Kondisi bank yang semakin baik akan menyebabkan kinerja
perusahaan juga mengalami peningkatan. Pada hasil penelitian Purwanto (2016)
menyatakan BOPO berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan pada
penelitian Iswatun (2010) menyatakan bahwa BOPO tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba.
Hipotesis 3: Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan laba.
2.4.4. Pengaruh kecukupan modal yang diukur Capital Adequacy Ratio
(CAR) terhadap Pertumbuhan Laba
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan salah satu indikator kemampuan bank
dalam menutupi penurunan aktiva sebagai akibat dari kerugian yang diderita bank.
Semakin tinggi CAR berarti semakin tinggi modal sendiri yang digunakan untuk
mendanai aktiva produktif, sehingga semakin rendah pula biaya dana yang
dikeluarkan oleh bank. Semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan oleh bank
maka laba bank tersebut akan semakin meningkat. Menurut hasil penelitian
20
Fathoni, dkk. (2012) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Hasil penelitian Lubis (2013) juga menunjukkan bahwa
Capital Adequacy ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba. Namun berbanding terbalik dengan hasil penelitian Tommy (2014) yang
menyatakan bahwa Capital Adequacy ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba.
Hipotesis 4: Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan laba
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, data diperoleh secara
tidak langsung melalui media perantara yang umumnya berupa bukti, catatan atau
laporan historis perusahaan yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan
perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2016
dapat diakses disitus BEI www.idx.co.id.
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Data
Metode pengambilan sampel dalam penelitian yaitu dengan menggunakan teknik
purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representif
dengan kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
bulan Januari 2012 sampai dengan Desember 2016.
2. Perusahaan perbankan yang menerbitkan laporan keuangan minimal
selama periode pengamatan tahun 2012-2016.
3. Perusahaan perbankan yang menerbitkan laporan keuangan dengan
informasi laba selama periode pengamatan pada tahun 2012-2016.
22
3.3. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013). Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.3.1. Variabel Dependen, Pertumbuhan Laba (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Belkaoui (1993)
mengemukakan bahwa laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar
keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba
umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada
kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi dan pengambilan keputusan
dan unsur prediksi.
Salvatore (2001) menyatakan bahwa laba yang tinggi merupakan tanda bahwa
konsumen menginginkan output industri lebih banyak. Laba yang tinggi
memberikan insentif bagi perusahaan untuk meningkatkan output dan lebih
banyak perusahaan yang akan masuk ke industri tersebut dalam jangka panjang.
Laba yang lebih rendah atau kerugian merupakan tanda bahwa konsumen
menginginkan komoditas lebih sedikit atau metode produksi perusahaan tersebut
tidak efisien. Laba dapat memberikan sinyal yang penting untuk realokasi sumber
daya yang dimiliki masyarakat sebagai cerminan perubahan dalam selera.
Pertumbuhan laba dihitung dari selisih laba antara tahun yang bersangkutan
dengan tahun sebelumnya dibagi dengan laba tahun sebelumnya. Adapun formula
pertumbuhan laba adalah sebagai berikut (Lubis 2013) :
23
∆ = − × 100%Diketahui :∆ : Pertumbuhan Laba
: Laba Periode t
: Laba pada periode sebelum t sepanjang waktu.
3.3.2. Variabel Independen (RGEC)
Faktor penilaian tingkat kesehatan bank yaitu RGEC Pada PBI No.13/1/PBI/2011
dan SE No. 13/ 24/ DPNP tanggal 25 Oktober 2011 yang menjadi indikator
adalah:
3.3.2.1. Credit Risk
Penilaian terhadap faktor profil risiko adalah penilaian terhadap risiko inheren dan
kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktifitas operasional bank. Salah satu
penilaian terhadap resiko yaitu risiko kredit, dalam UU Nomor 10 Tahun 1998
tentang perbankan, disebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberi bunga.
Risiko Kredit / Credit Risk muncul dikala kewajiban yang seharusnya dipenuhi
debitur tiap bulannya tidak mampu terpenuhi atau adanya suatu kerugian yang
timbul yang terpicu oleh kegagalan debitur dalam pemenuhan kewajibannya
terhadap bank (Utami, 2015). Terdapat tiga kategori kredit non produktif yang
diklasifikasikan oleh Bank Indonesia yaitu, kredit lancar, diragukan, dan macet.
Risiko kredit dapat diukur dengan rasio Non Performing Loan (NPL) yang
24
merupakan presentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar,
diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang disalurkan. Semakin rendah rasio
ini, maka terdapat kemungkinan semakin rendah pula kerugian atas risiko ini NPL
dihitung dengan rumus (Almilia dkk, 2005):
= ℎ × 100%Kredit bermasalah dilihat dari Catatan atas Laporan Keuangan pada bagian Kredit
yang Diberikan. Kredit bermasalah dihitung berdasarkan kolektibilitas kredit
tersebut. Kredit bermasalah dapat dilihat dari beberapa kategori, yaitu kurang
lancar, diragukan, dan macet. Sedangkan total kredit, dilihat dari seluruh total
Kredit yang diberikan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai yang terdapat
dalam Laporan Posisi Keuangan.
3.3.2.2. Good Corporate Governance
Good corporate governance merupakan suatu sistem pengelolaan perusahaan
yang dirancang untuk meningkatkan kinerja perusahaan, melindungi kepentingan
stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum. Menurut surat edaran
Bank Indonesia No. 15/15/DPNP 2013 bank harus melakukan penilaian sendiri
(self assessment) sehingga bank dapat segera menetapkan rencana tindak (action
plan) yang meliputi tindakan korektif (corrective action) yang diperlukan apabila
masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan GCG.
25
Tabel 3.2
Aspek Penilaian Good Corporate Governance (GCG)
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
2 PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
3 KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE
4 PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
5 PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BANK
6 PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERN
7 PENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN
8 PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTERN
9 PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT (RELATED PARTY) DAN DEBITUR
BESAR (LARGE EXPOSURE)10 TRANSPARASI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BANK, LAPORAN
PENEKANAN GCG, DAN LAPORAN INTERNAL11 RENCANA STRATEGIS BANK
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007
Hasil penilaian self assessment yang telah dilakukan sendiri oleh bank, kemudian
akan disesuaikan ke dalam tabel peringkat komposit. Tabel peringkat komposit
untuk good corporate governance yang disesuaikan dengan Lampiran Surat
Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP Tahun 2011.
Tabel 3.3
Peringkat Komposit Good Corporate Governance (GCG)
PERINGKAT KETERANGAN
1 SANGAT BAIK
2 BAIK
3 CUKUP BAIK
4 KURANG BAIK
5 TIDAK BAIK
Sumber: Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP Tahun 2011
3.3.2.3. BOPO (Beban Operasional pada Pendapatan Operasional)
Rasio BOPO sebagai salah satu rasio pengeluaran akan digunakan untuk
mengukur kinerja manajemen dalam efektifitas dan efisiensi biaya untuk
menghasilkan profit. Menurut surat edaran BI No. 3/30/DPNP tanggal 14
Desember 2001, BOPO diukur dari perbandingan antara biaya operasional dengan
26
pendapatan operasional. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (biaya bunga, biaya
tenaga kerja, biaya pemasaran, dan biaya operasi lainnya). Pendapatan operasi
merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari
penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. Semakin
kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank
yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil (Dewi, 2017). Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus
(Dendawijaya, 2009:147):
= × 100%Biaya Operasional didapat dari laba bersih dari total biaya operasional pada
Laporan Laba Rugi di Laporan Keuangan Tahunan. Sedangkan pendapatan
operasional didapat dari total pendapatan operasional pada Laporan Laba Rugi di
Laporan Keuangan Tahunan.
3.3.2.4. Capital Adequency Ratio (CAR)
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva
bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada
bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber diluar bank (PBI, 2008). Semakin tinggi CAR maka semakin baik
kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva
produktif yang berisiko. Menurut peraturan Bank Indonesia nomor
13/13/PBI/2011 yaitu bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari
aset tertimbang menurut resiko (ATMR). Perhitungan capital adequacy
27
didasarkan pada prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus
disediakan jumlah modal sebesar persentase tertentu terhadap jumlah
penanamannya. CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:
= × 100%Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko dilakukan
berdasarkan ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang berlaku.
ATMR dilihat dari Catatan atas Laporan Keuangan pada bagian Informasi
Tambahan mengenai Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum.
Perhitungannya didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008
tanggal 24 September 2008 dimana jumlah modal untuk resiko kredit terdiri dari
modal inti dan modal pelengkap. Selain itu bank dengan kriteria tertentu harus
memasukkan resiko pasar dan resiko operasional dalam perhitungan CAR dengan
memasukkan komponen modal pelengkap tambahan.
3.4. Metode Analisis Data
3.4.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menjelaskan data statistik dapat disajikan dengan
menggunakan tabel statistic descriptive yang memaparkan nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi (standart deviation)
(Ghozali,2016). Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
28
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dalam model regresi perlu dilakukan agar hasil analisis
regresi dapat memenuhi kriteria dan supaya variabel independen sebagai estimator
atas variabel dependent tidak bias (memenuhi kriteria). Uji asumsi klasik dalam
penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
multikolinearitas.
3.4.2.1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
independen dan dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk
mengetahui normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas menurut kolmogorof
smirnov satu arah dan analisis grafik smirnov menggunakan tingkat kepercayaan
5 % (Ghozali, 2013).
3.4.2.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain.
Apabila varians dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut
homokedastik, sedangkan jika berbeda disebut heteroskedastik (Ghozali, 2013).
Model regresi yang baik adalah yang homokedastik atau tidak terjadi
heteroskedastik. Heteroskedastik terjadi apabila ada kesamaan deviasi standar
nilai variabel dependent pada variabel independen. Hal ini akan mengakibatkan
varians koefisien regresi menjadi minimum dan convidence interval melebihi
sehingga hasil uji statistik tidak valid.
29
3.4.2.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
terjadi korelasi (hubungan) diantara anggota-anggota sampel penelitian yang
diurutkan berdasarkan waktu sebelumnya. Menurut Ghozali (2013), Autokorelasi
adalah kondisi dimana dalam sekumpulan observasi yang berurutan sepanjang
waktu untuk variabel tertentu antara observasi yang satu dengan yang lainnya
saling berkaitan. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak
bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013). Metode yang dipakai dalam
penelitian ini adalah dengan uji Durbin-Watson (DW Test). Pengambilan
keputusan tidak adanya autokorelasi apabila du < d< 4-du (Ghozali, 2016).
3.4.2.4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan uji korelasi antara variabel-variabel
independen dengan korelasi sederhana. Menurut Ghozali (2013) uji ini dilakukan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen dimana model regresi yang baik tidak terjadi ortogonal.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam regresi adalah
dengan menganalisis korelasi variabel-variabel independent. Jika antara variebel
ada korelasi yang cukup tinggi (> 0,90) maka hal ini menunjukkan indikasi
multikolinearitas dengan menunjukan nilai tolerance dan variance inflation
factors (VIF). Indikator adanya multikolinearitas yang relevan dapat dilihat dari
nilai koefisien korelasi antar independent variabel akan tetapi tidak ada atau
sangat sedikit penguji yang signifikan. Model regresi yang bebas multikolinaritas
adalah:
30
1. Mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10
2. Mempunyai angka toleransi mendekati 1
Bila ada variabel independent yang terkena multikolinearitas maka
penanggulanganya adalah dengan mengeluarkan satu variabel tersebut dari model.
3.4.3. Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah analisis
kuantitatif (dalam skala angka) dengan alat analisis regresi berganda.Metode
regresi berganda (multiple regresional) dilakukan terhadap model yang diajukan
oleh peneliti menggunakan program SPSS untuk memprediksi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan rumusan masalah
dan kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka model
penelitian yang dibentuk adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e …….. (i)
Keterangan:
Y = Pertumbuhan laba
b1,...b4 = koefisien regresi
X1 = Non Performing Loan (NPL)
X2 = Good Corporate Governance (GCG)
X3 = Return on Assets (ROA)
X4 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
a = konstanta
e = Error
31
3.5. Pengujian Hipotesis
3.5.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan varian variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
nol atau satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi varian
variabel dependen (Ghozali, 2013). Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksikan varian variabel dependen. Bila terdapat nilai adjusted R bernilai
2 negatif, maka adjusted R dianggap nol.
3.5.2. Uji Kelayakan Model Regresi (F-statistik)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji signifikan secara bersama-sama dengan
semua variabel independen terhadap variabel dependen. Ada criteria pengambilan
keputusan, yaitu jika probabilitas < 0,05 maka semua variabel independen dalam
model ini mempunyai pengaruh secara bersamaan terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2016).
3.5.3. Uji Statistik t
Uji t-test menunjukkan pengaruh variabel independen secara individu terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2016). Adapun kriteria pengambilan keputusan yaitu
jika nilai signifikan > 0,05 maka tidak ada pengaruh secara parsial variabel
independen pada variabel dependen, begitupun sebaliknya jika nilai signifikan <
0,05 maka ada pengaruh secara parsial variabel independen pada variabel
dependen.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh tingkat
kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba perusahaan perbankan yang terdaftar
di BEI tahun 2012-2016 dengan menggunakan rasio RGEC sebagai alat
pengukuran pada 30 perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Variabel independen yaitu NPL, GCG, BOPO, dan CAR berpengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan laba.
Artinya setiap perubahan yang terjadi pada variabel independen yaitu
NPL, GCG, BOPO, dan CAR secara simultan atau bersama-sama akan
berpengaruh pada Pertumbuhan Laba Bank di Indonesia.
2. Risk Profile yang diukur dengan NPL tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan laba, dikarenakan semakin tinggi nilai NPL maka
risiko yang ditangung oleh bank juga semakin besar menjadikan kredit
bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan keenganan pihak bank untuk
menyalurkan kredit, karena harus membentuk cadangan penghapusan yang
besar.
3. Good Corporate Governance tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba, diindikasikan bahwa Good Corporate Governance
50
hanya mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan perbankan dalam
memberikan pertanggungjawaban kepada stakeholder agar tidak ada
penyimpangan kewenangan atau kekuasaan pada manajemen perusahaan.
Jika manajemen Bank baik dalam melakukan GCG, maka perusahaan
sudah mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan
perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada stakeholder.
4. Earning yang diukur dengan BOPO berpengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan laba, dikarenakan bahwa manajemen sudah
melakukan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya, dan manajemen bank
telah menggunakan biaya operasional secara efektif dan tepat sasaran pada
kegiatan operasional bank sehingga berjalan optimal dan mampu
meningkatkan pertumbuhan laba.
5. Capital yang diukur dengan CAR tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan laba, diakibatkan karena adanya peraturan Bank
Indonesia tentang CAR bank umum minimal 8% sedangkan pada kenyataannya
banyak bank yang memiliki CAR jauh diatas 8%, sehingga rasio CAR minimum
oleh bank, digunakan sebagai pemenuhan syarat dari Bank Indonesia dan bukan
salah satu faktor signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan Laba.
51
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain:
1. Periode penelitian hanya sebatas tahun 2012-2016 saja.
2. Sampel penelitian relatif kecil yaitu 30 sampel, karena hanya terbatas pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Rasio keuangan yang digunakan hanya meliputi rasio keuangan NPL,
GCG, BOPO, dan CAR.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan adanya
keterbatasan yang disampaikan, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan penelitian ini
untuk mengembangkan lebih lanjut mengenai penelitian terhadap
pertumbuhan laba. yaitu dengan menambah periode penelitian, mengganti
penelitian dengan objek yang lain, serta menambah variabel lainnya
sehingga dapat memperbaiki penelitian sebelumnya.
2. Melakukan penelitian pada sektor perbankan yang belum go public agar
mendapatkan hasil yang lebih bisa mencerminkan kondisi perbankan di
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica, dan H. Winny. 2005. Analisa Rasio CAMEL TerhadapPrediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Vol.7 No.2, Nopember 2005.
Anogara, Pandji dan Pakarti, Piji. 2001. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi.Jakarta: PT Rineka Cipta
Bank Indonesia. 2008. Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24September 2008 - Perihal Kewajiban Penyediaan Modal Minimum BankUmum. Jakarta: Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2008. Peraturan Bank Indonesia No. 10/30/PBI/2008 -Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/26/PBI/2008 -Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum. Jakarta: BankIndonesia.
Bank Indonesia. 2011. Booklet Perbankan Indonesia. Edisi Tahun 2011. BankIndonesia
Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal05 Januari 2011. Perihal Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan BankUmum. Jakarta: Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia No.13/13/PBI/2011 tanggal 24Maret 2011 tentang Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank Umum Syariahdan Unit Usaha Syariah. Jakarta: Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25Oktober 2011, tentang Matriks PerhitunganAnalisis Komponen Faktor Analisis RGEC untuk Bank Umum. Jakarta:Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2012. Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Jakarta:Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2013. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP tanggal29 April 2013 Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance BagiBank Umum. Jakarta: Bank Indonesia.
Belkaoui, Ahmed, dkk. 1993. Teori Akuntansi. Edisi Kedua, Erlangga
Darwini, T. 2005. Urgensi Pengaturan Prinsip Kehati-hatian dalam PengelolaanBank. Jurnal Equality, Vol.10.No.2 tahun 2005, 75-81
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Jakarta:Ghalia Indonesia.
Dewi, Farida Shinta, dkk. 2017. Analysis of Effect of CAR, ROA, LDR, CompanySize, NPL, and GCG to Bank Profitability (Caase Study on BankingCompanies Listed in BEI Period 2010-2013). Journal of Accounting, Vol.2No.2.
Erna, Lilis. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, ROA danKualitas Aktiva Produktif terhadap Perubahan Laba pada Bank Umum diIndonesia. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains AkuntansiUniversitas Diponegoro.
Fathoni, M.I., Sasongko, N., dan Setiawan, A.A. 2012. Pengaruh TingkatKesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan SektorPerbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Naskah PublikasiUniversitas Muhammadiyah Surakarta.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analis Multivariate dengan Program SPSS. EdisiKetujuh. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analis Multivariate dengan Program SPSS 23.Cetakan VIII. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hapsari, Nesti. 2008. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap PertumbuhanLaba Masa Mendatang Pada Perusahaan Sektor Perbankan YangTerdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Disertasi. Universitas Diponegoro.Semarang.
Hidayatullah dan Roby Febrianto. 2012. Analisis Pengaruh Rasio Camelsterhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Binus Business Review, Vol. 3 No.2.
Jogiyanto, HM. 2000. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatanterstruktur teori dan praktis aplikasi bisnis. Andi.Yogyakarta.
Kasmir. 2008. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2008. Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada.
Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta.
Khasanah, Iswatun. 2010. Pengaruh Rasio Camel Terhadap Kinerja PerusahaanPerbankan Yang Terdaftar Di Bei. Undergraduate thesis, UniversitasDiponegoro.
Kusuma, Tommy Hendra. 2014. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank TerhadapPertumbuhan Laba Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa DiIndonesia. Undergraduate Thesis, Stie Perbanas Surabaya.
Like, Monisa Wati. 2012. Pengaruh Praktek Good Corporate GovernanceTerhadap Kinerja Keuangan Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. JurnalManajemen. Vol. 1, No. 1
Lubis, Anisah. 2013. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap PertumbuhanLaba pada BPR di Indonesia. Jurnal ekonomi dan keuangan. Vol 1, No. 4
Marcelina, Tarra. 2017. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Terhadap PertumbuhanLaba Dengan Menggunakan Pendekatan Risk Profile, Good CorporateGovernance, Earnings, Capital (RGEC) (Studi Kasus Bank KonvensionalPada Periode 2010 – 2015). The International Journal of Business andFinance.
Muh. Arief Effendi. 2009. The Power Of Good Corporate Governance: TeoriDan Implikasi. Jakarta: Salemba Empat
Purwanto, Hendri. 2017. Pengaruh Kesehatan Keungan Bank TerhadapPertumbuhan Laba Pada Perusahaan Bank Go-Publik Di Bursa EfekIndonesia (BEI) Periode 2010-2014. Jurnal Pendidikan Ekonomi, Volume6, Nomor 2, Tahun 2017. Fakultas Ekonomi, Universitas NegeriYogyakarta.
Rotinsulu, David Peter, Paulus Kindangen, dan Merinda Pandowo, 2015. TheAnalyze of Risk Based Bank Rating Method on Bank’s Profitability inState-Owned Banks. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis danAkuntansi 3.1.
Salvatore, Dominick. 2001. Managerial Economics in a Global Economy 4th
Edition. Harcourt College Publishers
Saunders, Anthony., dan Cornett, Marcia Milton. 2011. Financial InstitutionManagement: A Risk Management Approach. Seventh Edition. Mc GrawHill.
Setiawan, Andy. 2017. Analisis Pengaruh Tingkat Kesehatan BankTerhadap Return On Asset. Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan.Volume 1 Nomer 2 September 2017. hlm 130-152.
Setyaningsih, N. R. 2014. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank TerhadapPerubahan Laba (Studi Pada Bank Syariah Di Indonesia Tahun 2010-2012). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 2(2).
Setyawan, A. W. P., & Mawardi, W. 2012. Pengaruh Komponen Risk Based BankRating Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Go PublicDi Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2008-2011. Doctoral Dissertation,Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Sofyan, Amri., Ask, H. Noor Shodiq., dan Junaidi. 2017. Pengaruh TingkatKesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba Masa Mendatang PadaPerusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek IndonesiaTahun 2013-2015. Vol 6, No 10 (2017): e_Jurnal Ilmiah Riset AkuntansiJuni 2017
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta
Suwardjono. 2013. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. EdisiKetiga. Yogyakarta: BPFE.
Syahputra, dkk. 2014. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan LabaBank Pembangunan Daerah di Indonesia dengan Pertumbuhan KreditSebagai Variabel Intervening (Studi pada Bank-Bank PembangunanDaerah di Sumatera). Vol. VI No. 2 Mei 2014 Jurnal Tepak ManajemenBisnis.
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan. UPP STIM YKPN Yogyakarta.
Triandaru, Sigit., dan Budisantoso, Totok. 2007. Bank Dan Lembaga KeuanganLain. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Trimurti, Muhammad Chandra. 2014. Pengaruh Tingkat Kesehatan BankTerhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Perbankan DiIndonesia. Undergraduate Thesis, Stie Perbanas Surabaya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang PerubahanAtas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
Wantera, Ni Luh Kunthi Pranyanti Sentana Madri dan I Made Mertha. 2015.Pengaruh Penerapan Corporate Governance, DPK, CAR dan NPL,Terhadap Profitabilitas Bank. E Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.12.2 (154-171)
Yuliatiningrum, Noer. 2016. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank TerhadapPertumbuhan Laba Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI. JurnalIlmiah Mahasiswa FEB.