Post on 10-Jan-2020
PENGARUH KEIKUTSERTAAN KEGIATAN PRAMUKA
TERHADAP KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB
SISWA KELAS IV SD NEGERI KLECO 2 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
Oleh :
CINDY PURNAMASARI
A510150206
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
PENGARUH KEIKUTSERTAAN KEGIATAN PRAMUKA TERHADAP
KEDISIPLINAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS IV SD
NEGERI KLECO 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk : (1) mengetahui ada tidaknya pengaruh kegiatan
ektrakurikuler pramuka terhadap kedisiplinan dan tanggung jawab, (2)
mengetahui besarnya pengaruh kegiatan ektrakurikuler pramuka terhadap
kedisiplinan dan tanggung jawab. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Populasi terdiri dari 60 siswa kelas IV SD Negeri Kleco 2 Surakarta
tahun ajaran 2018/2019 dengan sampel sebanyak 52 siswa yang ditentukan
dengan rumus slovin. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional
random sampling. Teknik pengumpulan data dengan angket (angket kedisiplinan
dan tanggung jawab) dan dokumentasi (absensi kehadiran siswa). Teknik analisis
data menggunakan regresi linear sederhana dan uji f. Hasil penelitian menyatakan,
(1) terdapat pengaruh pramuka terhadap kedisiplinan siswa dihitung melalui
persamaan regresi Y1 = 70,05882 + 3,884034X yang bernilai positif dan tanggung
jawab siswa dengan persamaan Y2 = 50,82353 + 1,480672X yang bernilai positif.
(2) Terdapat pengaruh pramuka terhadap kedisiplinan dan tanggung jawab secara
simultan dengan Fhitung sebesar 37,46908 ( = 5%)
Kata Kunci : pramuka, kedisiplinan, tanggung jawab.
Abstract
The purpose of this study is to: (1) determine whether there is an influence of
scout extracurricular activities on discipline and responsibility, (2) determine the
magnitude of the influence of scout extracurricular activities on discipline and
responsibility. This type of research is quantitative research. The population
consisted of 60 students in class IV Public Elementary School of Kleco 2
Surakarta in the 2018/2019 school year with a sample of 52 students determined
by the Slovin formula. The sampling technique uses proportional random
sampling. Data collection techniques using questionnaires (questionnaires for
discipline and responsibility) and documentation (student attendance). Data
analysis techniques using simple linear regression, t test and f test. The results of
the study stated, (1) the influence of scouting on student discipline was calculated
through the regression equation Y1 = 70.05882 + 3.884034X which was positive
and the responsibility of students with the equation Y2 = 50.82353 + 1.480672X
which was also positive (2 there is a scout effect on a student's discipline and
responsibility simultaneously with Fcount of 37.46908 (α = 5%)
Keywords: scouting, discipline, responsibility.
2
1. PENDAHULUAN
UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 3 menjelaskan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Salah satu jenis pendidikan
dasar yang ada yaitu sekolah dasar (SD). Sekolah dasar normalnya ditempuh
dalam waktu 6 tahun. Pendidikan sendiri mempunyai visi dan misi yang baik dan
berusaha untuk mengembangkan serta membentuk karakter siswa dengan baik.
Hendriana dan Jacobus (2016) menyatakan pendidikan karakter adalah adalah
proses pengubahan sifat, kejiwaan, akhlak, budi pekerti seseorang atau kelompok
orang agar menjadi dewasa (manusia seutuhnya/insan kamil). Salah satu nilai
untuk membentuk karakter siswa adalah kedisiplinan dan tanggung jawab.
Menurut Aqib (2012: 5), disiplin adalah tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Contoh disiplin
adalah tepat waktu, taat pada peraturan yang berlaku, menjalankan tugas dengan
sesuai. Sedangkan tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan ( alam, sosial dan budaya ), negara
dan Tuhan YME. Contoh tanggung jawab adalah melakukan tugas dengan
sepenuh hati, melaporkan apa yang menjadi tugasnya, segala yang menjadi
tanggung jawabnya dapat dijalankan.
Kurikulum 2013 mengarah pada pendidikan karakter. Karakter merupakan
nilai – nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri,
lingkungan dan perbuatan berdasarkan norma – norma agama, hukum, tata krama,
budaya dan adat istiadat. Individu yang memiliki karakter yang baik, ia akan
berusaha melakukan hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, diri sendiri,
lingkungan, bangsa dan negara dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan)
dirinya dan diserati dengan kesadaran, emosi dan perasaan (Kurniawan 2013: 29)
3
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 62 tahun
2014 tentang Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah
dinyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan
diperuntukkan bagi peserta didik SD/MI, SMP/MTs ,SMA/MA, dan SMK/MAK.
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib yang
harus diikuti oleh siswa. Hal ini sudah diatur dalam Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dan Prosedur
Operasi Standart (POS) (Permendikbud, 2014:3). Sejalan dengan pernyataan
tersebut, Aqib (2012: 59) juga menyatakan bahwa ekstrakurikuler kepramukaan
merupakan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh para siswa. Menurut Depag RI,
2004: 4, ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan aspek – aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum
yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana
penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh para siswa
sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan di
sekitarnya.
Irwanto dan Jatiningsih (2013) menyatakan, siswa hendaknya selalu aktif
dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka karena dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka, banyak bentuk-bentuk kegiatan yang mampu membentuk kedisiplinan
siswa sehingga siswa menjadi lebih disiplin. Tidak salah jika kegiatan
ekstrakurikuler pramuka menjadi ekstakurikuler bersifat wajib di sekolah karena
banyak menanamkan sikap disiplin pada siswa. Jadi pemerintah harus lebih tegas
dalam menentukan kebijakan tentang kewajiban ekstrakurikuler pramuka di
sekolah. Pada hakikatnya pramuka dikelola oleh Gerakan Pramuka. Gerakan
Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum
muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik,
bertanggung jawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan nasional serta
membangun dunia lebih baik. Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun
2010 tentang Gerakan Pramuka Pasal 4, menyatakan bahwa “Gerakan pramuka
bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang
beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin,
4
menjunjung tinggi nilai – nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup untuk
menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan
Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup”. Melalui organisasi gerakan
pramuka, siswa dapat belajar untuk bersikap disiplin, mandiri, bertanggung jawab,
dan terampil dalam kegiatan tersebut.
Hal ini tertera di dalam isi Dhasadarma Pramuka. Dhasadarma Pramuka
merupakan sepuluh tuntunan tingkah laku bagi Pramuka Indonesia yang berisi
ketentuan moral atau watak pramuka serta penjabaran Pancasila, supaya anggota
dapat mengerti, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Isi dari Dhasadarma Pramuka menurut buku “Panduan Lengkap Gerakan
Pramuka”, yaitu: 1) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2) Cinta alam dan
kasih sayang sesama manusia; 3) Patriot yang sopan dan kesatria; 4) Patuh dan
suka bermusyawarah; 5) Rela menolong dan tabah; 6) Rajin, terampil, dan
gembira; 7) Hemat, cermat, dan bersahaja; 8) Disiplin, berani, dan setia; 9)
Bertanggung jawab dan dapat dipercaya; 10) Suci dalam pikiran, perkataan, dan
perbuatan. Dengan mengamalkan isi Dhasadarma pramuka tersebut diharapkan,
karakter siswa akan mulai tertanam dalam kehidupan sehari-hari. Pramuka yang
merupakan ektrakurikuler wajib di sekolah sangatlah penting bagi para peserta
didik, agar peserta didik mendapatkan bekal ilmu, keterampilan, kedisiplinan,
bertaqwa dan berkarakter (Damanik S. A, 2014)
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (2011: 17) menjelaskan bahwa
kegiatan pramuka adalah proses pendidikan yang melengkapi pendidikan di
lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis dilakukan di alam terbuka
dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang bertujuan
untuk pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur. Karakter yang
terbentuk dari kegiatan pramuka adalah kejujuran, kedisiplinan, kemandirian,
kekeluargaan, serta tumbuhnya jiwa sosial yang tinggi. Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka hasil MUNASLUB tahun 2013 disebutkan bahwa tujuan dari
pendidikan kepramukaan adalah sebagai berikut :a) menjadi manusia yang
memiliki kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
5
berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, dan menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur bangsa, memiliki kecakapan hidup, sehat jasmani dan rohani,
menjadi warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, b) setia dan
patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota
masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara
mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan
negara, c) memiliki kepedulian terhadap sesama makhluk hidup dan alam
lingkungan.
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan di SD N Kleco 2 Surakarta
pada bulan Juli sampai Agustus 2018, kegiatan ektrakurikuler pramuka kurang
memberikan pengaruh kepada pembentukan karakter siswa. Informasi yang
diperoleh dari wawancara kepada pembina, kegiatan ekstrakurikuler sudah ada
sejak lama, sekitar 5 tahun lebih. Tujuan diadakannya kegiatan ektrakurikuler
pramuka adalah membentuk karakter siswa dan meningkatkan pemahaman siswa
mengenai kegiatan kepramukaan agar nantinya siswa tidak kesulitan apabila
mengikuti kegiatan ektrakurikuler pramuka di jenjang pendidikan selanjutnya.
Adanya faktor kurangnya ketertarikan siswa terhadap kegiatan ektrakurikuler
pramuka, jarak tempuh siswa dari rumah ke sekolah dan cuaca yang tidak
menentu menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pramuka. Dalam kegiatan
pramuka berlangsung masih adanya siswa yang gaduh di kelas, tidak memakai
seragam lengkap dengan alasan lupa, lalai dalam mengerjakan tugas dari pembina,
ada pula siswa yang menghadiri kegiatan ektrakurikuler pramuka hanya beberapa
kali. Berbagai permasalahan tersebut yang terdapat dalam diri siswa masih dapat
diperbaiki, karakter disiplin dan tanggung jawab akan muncul apabila dilakukan
secara terarah dan terstruktur melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat positif. Oleh
karena itu, diperlukan penanaman sikap disiplin dan tanggung jawab pada diri
siswa mengingat pentingnya hal tersebut.
Karakter disiplin dan tanggung jawab tidak hanya berpengaruh pada saat
kegiatan pramuka, namun didalam sebuah pembelajaran sebuah karakter juga
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Yasmin Faizatul Lutfia, dkk, 2016
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara disiplin dengan
6
tanggung jawab belajar. Hubungan ini terjadi dikarenakan dalam ciri-ciri
tanggung jawab terdapat aspek disiplin. Rasa tanggung jawab muncul ditandai
dengan adanya sikap rasa memiliki, disiplin dan empati. Menurut Zubaedi
(2011:40), rasa memiliki artinya seseorang memiliki kesadaran akan tanggung
jawab yang harus dilakukan khususnya dalam hal belajar disiplin berarti
seseorang menunjukkan perilaku taat patuh pada aturan yang ada khususnya
belajar; dan empati berarti seseorang tersebut mampu mengungkapkan keadaan
dirinya baik perasaan dan pikiran yang sama dengan orang lain serta tidak
menjadi beban akan tanggung jawabnya itu. Suryani (2017) menyatakan,
peningkatan kedisiplinan pada indikator berada di sekolah tepat waktu sebanyak
37.98%, peningkatan kedisiplinan pada indikator berpakaian rapi sebanyak
67.44%, peningkatan kedisiplinan pada indikator melestarikan fasilitas umum
sebanyak 37.98%, peningkatan kedisiplinan pada indikator melestarikan
lingkungan sekolah sebanyak 45.74%, peningkatan kedisiplinan pada indikator
menjaga nama baik sekolah sebanyak 44.96%, peningkatan kedisiplinan pada
indikator kebiasaan tertib sebanyak 65.88%. Berdasarkan data tersebut
peningkatan kedisiplinan setelah ada kegiatan pramuka sehingga dapat di katakan
bahwa kegiatan pramuka dapat meningkatkan kedisiplinan siswa. Bentuk disiplin
harus dilaksanakan secara sukarela. Guru, masyarakat dan orangtua adalah faktor
yang paling berpengaruh untuk mendisiplinkan anak.(Aulina, 2013).
Mengembangkan karakter disiplin tidak hanya dilimpahkan kepada pihak sekolah
saja, namun kedisiplinan juga mampu dikembangkan melalui tri pusat yakni dari
keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pentingnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai salah satu
alternatif untuk mengembangkan wawasan maupun pengetahuan siswa, dan
menumbuhkan minat bakat siswa melalui kegiatan yang terprogram di Sekolah
Dasar. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler harus dapat membangun karakter dan
kepribadian siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang sangat berperan aktif untuk
mencetak generasi muda kearah yang lebih baik menurut peneliti adalah
ekstrakurikuler kepramukaan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan
inilah siswa dibiasakan dan dilatih untuk berperilaku disiplin dalam segala hal.
7
Sehubungan dengan masalah tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Pengaruh Keikutsertaan Kegiatan Pramuka terhadap Kedisiplinan dan Tanggung
Jawab Siswa Kelas IV SD Negeri Kleco 2 Surakarta Tahun Ajaran 2018/2019”.
2. METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015: 38)
penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian dengan kegiatan pengumpulan
dan pengukuran data berbentuk angka-angka. Penelitian ini menggunakan jenis
pengaruh yaitu hubungan kausal antara variabel bebas/eksogen X terhadap
variabel terikat/endogen Y. Ekstrakurikuler kepramukaan (X) merupakan variabel
bebas/eksogen. Sedangkan kedisplinan (Y1) dan tanggung jawab (Y2) merupakan
variabel terikat/eksogen.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kleco 2 Surakarta yang
beralamatkan di Jalan Slamet Riyadi No. 554, Kerten, Laweyan, Kota Surakarta,
Jawa Tengah, 57114. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun
ajaran 2018/2019. Populasi penelitian sebanyak 60 dan sampel penelitian
sebanyak 52 siswa yang ditentukan dengan rumus slovin. Teknik sampling
menggunakan teknik proporsional random sampling. Variabel kedisiplinan terdiri
dari 20 item pernyataan, sedangkan variabel tanggung jawab terdiri dari 15 item
pernyataan yang telah melewati uji validitas dan uji reliabilitas terhadap instrumen
sehingga variabel kedisiplinan terdiri 18 dan variabel tanggung jawab 14
pernyataan. Teknik pengumpulan data menggunakan angket (pengumpulan data
kedisiplinan dan tanggung jawab) dan dokumentasi (absensi kehadiran siswa).
Teknik analisis data menggunakan 1) regresi linear sederhana (menguji
adakah pengaruh yang ditunjukan oleh hubungan (relasi) linear antara variabel
terikat X terhadap variabel bebas Y1 dan Y2), 2) uji f ( menguji besarnya pengaruh
yang ditunjukan oleh hubungan (relasi) linear antara variabel terikat X terhadap
variabel bebas Y1 dan Y2) yang sebelumnya telah dilakukan uji prasyarat yaitu, uji
normalitas dan uji linearitas dengan taraf signifikasi (5%) menggunakan bantuan
Microsoft Excel 2007. Berdasarkan hasil pengujian prasyarat analisis diperoleh
hasil uji normalitas menunjukan bahwa nilai Lobs variabel kedisiplinan dan
8
tanggung jawab kurang dari Ltabel. Hasil tersebut menunjukan bahwa data dari
masing – masing variabel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil
uji linearitas menunjukan bahwa Fhitung ≤ Ftabel sehingga, variabel X (pramuka)
mempunyai pengaruh terhadap variabel Y1 (kedisiplinan) dan Y2 (tanggung
jawab)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji hipotesis pertama yaitu analisis regresi linear sederhana X (pramuka) terhadap
Y1 (kedisiplinan) diperoleh persamaan Y1 = 70,05882 + 3,884034X, dan X
(pramuka) terhadap Y2 (tanggung jawab) diperoleh persamaan Y2 = 50,82353+
1,480672X. Terlihat bahwa koefisien regresi dari variabel bebas pramuka (X)
bernilai positif, artinya variabel bebas pramuka berpengaruh positif terhadap
kedisiplinan dan tanggung jawab. Persamaan regresi tersebut dapat diartikan
bahwa pramuka dapat diprediksi apabila variabel bebas pramuka (X) diubah atau
dimanipulasi maka nilai kedisiplinan (Y1) dan tanggung jawab (Y2) akan
bertambah dan berkurang.
Uji hipotesis kedua yaitu uji f. Berdasarkan uji F diperoleh Fhitung sebesar
37,46908 dan Ftabel = 3,10007 maka H0 ditolak karena Fhitung > Ftabel sehingga
diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh signifikan antara pramuka (X) terhadap
kedisiplinan (Y1) dan tanggung jawab (Y2). Berdasarkan uji F diperoleh Fhitung
sebesar 37,46908 dan Ftabel = 3,10007 maka H0 ditolak karena Fhitung > Ftabel
sehingga diperoleh kesimpulan terdapat pengaruh signifikan antara pramuka (X)
terhadap kedisiplinan ( Y1 ) dan tanggung jawab ( Y2 ). Woro dan Marzuki (
2016 ) menyatakan, kegiatan diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam
menerapkan berbagai macam metode kepramukaan agar peserta didik tertarik
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Pembina pramuka hendaknya
lebih berperan aktif dalam memonitor peserta didik dengan cara memberikan
angket pada seluruh anggota pramuka yang tujuannya untuk dapat melihat
bagaimana perkembangan peserta didik dalam upaya membangun dan
meningkatkan karakter tanggung jawab.
9
Afiani, Sumarto dan Munandar ( 2016 ) menyatakan penanaman
kedisiplinan di sekolah ditujukan agar semua individu yang berada di dalamnya
bersedia dengan suka rela mematuhi dan mentaati segala peraturan dan tata tertib
yang berlaku tanpa paksaan. Apabila setiap siswa dapat mengendalikan diri dan
mematuhi semua norma-norma yang berlaku maka hal itu dapat menciptakan
lingkungan dan pengalaman yang positif pada siswa, agar proses pertumbuhan
fisik, emosional, intelektual dan sosialnya dapat berlangsung dengan baik,
sehingga menjadi manusia yang dewasa sesuai dengan umur, status dan
lingkungan sekitar. Kesadaran untuk menanamkan kedisiplinan siswa dapat
ditumbuhkan dengan kegiatan-kegiatan yang positif melalui kegiatan
ekstrakurikuler sekolah salah satunya kegiatan kepramukaan. Kegiatan
kepramukaan dapat membiasakan siswa untuk bertindak disiplin melalui kegiatan
yang diadakan.
Yasmin, Santoso dan Utaya ( 2016 ) menyatakan berdasarkan hasil
pengitungan terdapat hubungan yang sangat erat disiplin dengan tanggung
jawab belajar, besar koefisien korelasinya sangat besar, yaitu 0,823 dengan
signifikansi 0,000 dengan tingkat hubungan sangat erat. Murniyetti, Engkizar, dan
Anwar ( 2016 ), sekolah dituntut mendesain secara baik dan sungguh-sungguh
dengan berbagai pola sehingga nilai-nilai karakter tersebut dapat menjadi perilaku
permanen bagi siswa. Tujuan pendidikan karakter tetap sama, yakni
mengantarkan siswa mempunyai kepribadian dan nilai-nilai karakter mulia,
seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan tanggung jawab.
Beberapa hambatan dalam mengembangkan sikap disiplin antara lain
hambatan internal yakni pendidik yang tidak konsisten dalam memberikan
penguatan. Sehingga timbul celah yang dapat menimbulkan asumsi peserta didik
untuk tidak mematuhi kesepakatan yang telah dibuat. Hambatan selanjutnya
bersifat ekternal dari peserta didik yang belum memiliki kesadaran akan
pentingnya sikap disiplin ini dalam membentuk karakter mereka kelak. Jika
10
mereka memiliki sikap disiplin mereka akan meraih sukses, karena mereka dapat
mengatur waktu, dan segala hal yang mereka inginkan. Selain itu orang tua juga
menjadi hambatan. Beberapa orang tua yang berpenghasilan rendah menjadikan
pembentukan disiplin anak dari rumah kurang kuat, dikarenakan kondisi orang tua
yang sibuk mencari nafkah, sehingga mengabaikan anaknya. (Harni dan Tarjiah,
2018 ). Berbeda dengan pendapat tersebut, Ilahi, Syahniar dan Ibrahim ( 2013 )
menyatakan bahwa faktor internal yang dominan mempengaruhi pelanggaran
disiplin adalah kondisi psikologis siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal
yang dominan mempengaruhi pelanggaran disiplin siswa adalah lingkungan
sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
Menurut hasil penelitian Feriany dan Yusri (2013), perhatian orangtua
yang dirasakan siswa dikategorikan cukup, motivasi belajar siswa dalam
mengerjakan tugas - tugas sekolah dikategorikan cukup tinggi, terdapat
hubungan yang signifikan antara perhatian orangtua dengan motivasi
belajar siswa dalam mengerjakan tugas - tugas sekolah dengan Pearson
Correlation sebesar 0,544 dan signifikansi 0,000, dengan tingkat hubungan
cukup kuat.
Penelitian tersebut memperkuat hasil dari penelitian ini. Dimana
membentuk karakter khususnya disiplin dan tanggung jawab sangat penting dan
bermanfaat bagi siswa. Karena didalam kegiatan pramuka terdapat rangkaian
kegiatan yang tidak hanya mampu mengembangkan pengetahuan siswa, namun
juga mampu membangun karakter siswa sesuai dengan dhasadarma antara lain
takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia, patriot yang sopan dan kesatria, patuh dan suka bermusyawarah, rela
menolong dan tabah, rajin, terampil dan gembira, hemat, cermat dan bersahaja,
disiplin, berani dan setia, bertanggung jawab dan dapat dipercaya, suci dalam
pikiran, perkataan maupun perbuatan. Dhasadarma tersebut dapat dijadikan acuan
dalam membangun karakter siswa dalam kegiatan pramuka, khususnya
kedisiplinan dan tanggung jawab.
11
4. PENUTUP
Berdasarkan pada perumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dilakukan,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. (a) terdapat pengaruh pramuka terhadap
kedisiplinan siswa dihitung melalui persamaan regresi yang bernilai positif Y1 =
70,05882 + 3, 884034X dan tanggung jawab siswa dengan persamaan Y2 =
50,82353+ 1, 480672X, b) terdapat pengaruh pramuka terhadap tanggung jawab
siswa dengan Thitung 2,216911 dan terdapat pengaruh pramuka terhadap
kedisiplinan dan tanggung jawab secara simultan dengan Fhitung sebesar
37,46908.
DAFTAR PUSTAKA
Afiani, Y E, Sumarto, S & Munandar M. A. 2016. Penanaman Kedisiplinan
melalui Kegiatan Kepramukaan di SMA N 1 kutowinangun. Jurnal Ilmu
Politik dan Kewarganegaraan. 2 (1), 1 – 13.
Aulina C. N. 2013. Penanaman Disiplin Pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan.
2 (1), 36 – 49.
Aqib, Z. 2012. Membangun Karakter dan Kepribadian Anak. Bandung: Yrama
Widya
Damanik S. A. 2014. Pramuka Ekstrakulikuler Wajib di Sekolah. Jurnal Ilmu
Keolahragaan, 13 (2), 16-21.
Depdiknas. 2003. Undang – Undang RI No. 20 tahun 2003. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Harni, S & Tarjiah, I. 2018. Implementasi Teori Behaviorisme dalam Membentuk
Disiplin Siswa SDN Cipinang Besar Utara 04 Petang Jatinegara Jakarta
Timur. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar. 2 ( 5 ), 127 – 138
Hendriana, E. C , Jacobus Arnold. 2016. Implementasi Pendidikan Karakter di
Sekolah melalui Keteladanan dan Pembiasaan. 2 ( 1 ), 25 – 29
Ilahi, R, Syahniar & Ibrahim, I. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Pelanggaran
Disiplin Siswa dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan
Konseling. Jurnal Ilmiah Konseling. 2 (1), 20 – 25.
Josephine, W. G, dkk. 2013. Correlation Between Student’s Discipline and
Performance in the Kenya Certificate of Secondary Education.
International Journal of Education and Research. 1 ( 8 ) August 2013
12
Kurniawan, S. 2013. Pendidikan Karakter Konsepsi dan Implementasi secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan
Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kemdikbud. 2014. Permendikbud No. 63 tentang Pendidikan Kepramukaan
sebagai Kegiatan Ektrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud
Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Sutama. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D.
Kartasura: Fairuz Media.
Suryani, P. 2017. Pengaruh Kegiatan Pramuka Terhadap Kedisiplinan Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Terusab Nunyai Tahun 2016/ 2017. Jurnal
Ilmu Pendidikan. 2 ( 1 ), 43 - 59
Woro & Marzuki. 2016. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam
Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik di SMP Negeri 2
Windusari Magelang. Jurnal Pendidikan Karakter. (1), 59 – 73.
Yasmin, F. L, Santoso, A & Utaya, S. 2016. Hubungan Disiplin dan Tanggung
Jawab Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan. 1 ( 4 ), 692 – 697.