Post on 18-Mar-2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEKERJAAN
UBIN SISWA KELAS XI TKB DI SMK N 2
SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh:
ERMA SETYA UTAMI
K 1506023
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEKERJAAN
UBIN SISWA KELAS XI TKB DI SMK N 2
SURAKARTA
Oleh:
ERMA SETYA UTAMI
K 1506023
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Jurusan
Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. AG.Thamrin , M.Pd, M.Si
NIP. 19670102 199103 1 002
Pembimbing II
Taufiq Lilo Adi Sucipto,ST,MT
NIP. 19760618 200003 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :Selasa
Tanggal : 6 Juli 2010
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sutrisno, ST, M.Pd .................................
Sekretaris : Drs. Suradji, M.Pd .................................
Anggota I : Drs. AG. Thamrin, M.Pd, M.Si .................................
Anggota II : Taufiq Lilo Adi Sucipto, ST, MT .................................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.
NIP. 19600727 198702 1 001
v
ABSTRAK
Erma Setya Utami. K1506023. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEKERJAAN UBIN SISWA KELAS
XI TKB DI SMK N 2 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta, Juni 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mengetahui adanya peningkatan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran pekerjaan ubin dengan menerapkan model
pembelajaran STAD di kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta. (2) Mengetahui
efektifitas penerapan model pembelajaran STAD dalam mata pelajaran pekerjaan
ubin di kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Obyek
penelitian ini adalah siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta yang berjumlah 26
siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara penulis, guru kelas
dan melibatkan partisipasi siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap:
(1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4)
implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses
penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi, dan (4) refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan,
masing-masing pertemuan selama 6 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada
mata pelajaran pekerjaan ubin melalui penerapan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD), dan efektifitas penerapan model
pembelajaran STAD di kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran
pekerjaan ubin dapat tercapai dengan baik. Hal tersebut terefleksi dari beberapa
indikator sebagai berikut: (1) ketuntasan hasil belajar siswa yang mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II secara klasikal siswa sebesar 95% dengan
nilai rata-rata 76,87, (2) adanya peningkatan keaktifan siswa selama apersepsi
yaitu 70% menjadi 76% secara klasikal siswa, (3) meningkatnya keaktifan siswa
dalam kegiatan kelompok belajar yaitu 75% menjadi 87,5% secara klasikal siswa,
(4) adanya peningkatan ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan
pekerjaan kelompok yaitu 74,5% menjadi 86,5% secara klasikal siswa.
Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain:
(1) penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD), (2) guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran
pekerjaan ubin dengan membentuk kelompok-kelompok belajar dan membuka
kegiatan diskusi dan tanya jawab, (3) siswa diminta untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya masing-masing sehingga keaktifan siswa meningkat.
vi
ABSTRACT
Erma Setya Utami. K1506023. IMPLEMENTATION OF STUDENT
LEARNING MODEL Teams Achievement Division (STAD) AS A RESULT OF
EFFORTS TO INCREASE STUDENT LEARNING TO WORK tile TKB IN
CLASS XI SMK N 2 SURAKARTA. Thesis, Surakarta. Faculty of Teacher
Training and Education. Eleven University in March. Surakarta, June 2010.
The purpose of this study were (1) Determine the increase in student
learning outcomes in subjects tiling job by applying learning models in class XI
STAD TKB SMK N 2 Surakarta. (2) Determine the effective application of
learning models STAD tile work in the subject in class XI TKB SMK N 2
Surakarta.
This study uses a classroom action research approach. Object
This research is a class XI student of SMK N 2 TKB Surakarta, which amounts to
26 students. This research was conducted with the collaboration between writer,
teacher and involves the participation of students. Data collection technique used
observation, interviews, documentation, and test. Research procedure included
three stages: (1) identification, (2) preparation, (3) preparation of action plans, (4)
implementation of measures, (5) observations, and (6) preparation of reports. The
research process was conducted in two cycles, each cycle consisting of four
stages: (1) planning action, (2) implementation of the action, (3) observation, and
(4) reflection. Each cycle is carried out in one meeting, each meeting for 6 x 45
mins.
Based on research that has been done, it can be concluded that
there is an increasing students' grade XI TKB SMK N 2 Surakarta tile work on the
subjects through the application of learning models Student Teams Achievement
Division (STAD), and the effective application of learning models in class XI
STAD TKB SMK N 2 Surakarta tile work on the subjects can be achieved well.
This is reflected in several indicators as follows: (1) mastery of student learning
achievement has increased from cycle I to cycle II classically students at 95%
with an average rating of 76.87, (2) an increase in the activity of students during
apersepsi 70% to 76% in classical students, (3) increased activity of the students
in group activities to learn that 75% to 87.5% in classical students, (4) an increase
in precision and accuracy of students in completing the work groups, namely
74.5% to 86.5% in classical students. The increase occurred after the teacher made
several attempts, among other things: (1) the use of learning models Student
Teams Achievement Division (STAD), (2) teachers create new innovation in
delivering lessons tile work by forming study groups and open discussion and
question events responsibility, (3) students were asked to present the results of
each working group so that the activeness of students increased.
vii
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari sesuatu, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.
(Q. S. Al-Insyirah 6-7)
Kalau tidak lantaran cita-cita, tentu tidak timbul orang-orang mencari ilmu yang
dalam.
(Hamka)
Hari yang telah lalu boleh dikenang, hari ini boleh dinikmati, dan hari esok
menjadi harapan, tetapi optimis dengan harapan bahwa hari esok akan
lebih baik daripada pada hari lalu dan hari ini.
(Hamka)
Hidup itu cerita, hidup itu pasti akan berubah setiap detikan waktu, maka buatlah
cerita hidupmu dengan penuh suka cita dan cari yang terbaik buat hidupmu.
(Penulis)
Bermimpilah untuk meraih semua cita-citamu. Enjoy your life and be your self.
(Penulis)
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada:
Allah SWT
Bapak Ibu tercinta
Keluarga besar Bapak Ibu tercinta
Kekasihku yang aku sayangi dan
kucintai
Rekan-rekan seperjuangan PTS/B „06
Sahabatku tercinta
Almamater
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana
Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan izin penulisan skripsi.
2. Drs. H. Suwachid, M. Pd, MT., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan
Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan persetujuan skripsi.
3. Drs. AG. Thamrin, M. Pd, M. Si., selaku Ketua Program Pendidikan Teknik
dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
penulis selesaikan dengan lancar.
4. Taufiq Lilo Adi Sucipto, ST, MT., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar.
5. Drs. Sutrisno, ST, M. pd., selaku Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik
Sipil/Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Abdul Haris Setiawan, S. Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program
Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan FKIP UNS.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan yang
secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
8. Sigit Susilo, S. Pd, MT., selaku WKS I SMK N 2 Surakarta yang telah
memberikan izin pelaksanaan penelitian.
x
9. Sudarsono, S. Pd. T., selaku guru pekerjaan ubin SMK N 2 Surakarta dan
siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian dalam skripsi ini.
10. Bapak Ibu tercinta yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun
spiritual, kasih sayang, serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Rekan-rekan seperjuangan PTB ‟06 dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang memberikan dorongan dan support atas
terselesainya proposal skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta, 6 Juli 2010
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................................... i
PENGAJUAN ....................................................................................................... ii
PERSETUJUAN .................................................................................................. iii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...... ................................................................................. viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 3
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 6
A. Kajian Pustaka .......................................................................................... 6
1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) ........................................................... 6
2. Kajian Tentang Hasil Belajar .............................................................. 8
a. Belajar .......................................................................................... 8
b. Prinsip-prinsip Belajar ................................................................. 9
c. Efektifitas Belajar ...................................................................... 10
d. Hasil Belajar .............................................................................. 12
xii
3. Materi Pembelajaran Pekerjaan Ubin ............................................... 15
B. Kerangka Berpikir ................................................................................... 15
C. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 19
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 19
B. Subjek Penelitian .................................................................................... 20
C. Data dan Sumber Data ............................................................................ 20
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 20
E. Validitas Data .......................................................................................... 21
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 21
G. Indikator Kinerja ..................................................................................... 21
H. Prosedur Penelitian ................................................................................ 22
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 28
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................................... 28
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Pekerjaan Ubin di Kelas XI
TKB SMK N 2 Surakarta ......................................................................... 32
C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................ 34
D. Pembahasan.............................................................................................. 51
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................ 56
A. Simpulan .................................................................................................. 56
B. Implikasi .................................................................................................. 56
C. Saran ....................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
LAMPIRAN .......................................................................................................... 62
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Penelitian........................................................................................ 19
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa ........................................................ 22
Tabel 3. Peningkatan Kualitas dan Hasil Pembelajaran........................................... 51
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Model Pembelajaran STAD (Sumber : Adili, 2004: 4)
........................................................................................................................................ 10
Gambar 2. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 21
Gambar 3. Denah Lokasi SMK N 2 Surakarta .............................................................. 35
Gambar 4. Guru Memberikan Waktu kepada Siswa untuk Bertanya ............................ 40
Gambar 5.Siswa Mengambil Bahan dan Alat-alat untuk Praktek di Laboratorium
Penyimpanan Alat ........................................................................................................... 41
Gambar 6. Siswa Bekerja Sama dalam Menyelesaikan Pekerjaan Kelompok ............... 41
Gambar 7.Guru Memeriksa Pekerjaan Siswa dan Membantu Siswa yang Sedang
Menemui Kesulitan ......................................................................................................... 42
Gambar 8. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus I .............................................. 44
Gambar 9. Grafik Tingkat Kepasifan Siswa pada Siklus I ............................................. 45
Gambar 10. Guru Mengkondisikan Kelas pada Saat Pembelajaran Berlangsung .......... 48
Gambar 11. Guru Menerangkan Job Sheet Pemasangan Keramik Pertemuan
Dinding dan Lantai .......................................................................................................... 48
Gambar 12. Siswa Aktif dalam Kegiatan Kelompok ...................................................... 49
Gambar 13. Siswa Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Kelompoknya .......................... 50
Gambar 14. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus II .......................................... 52
Gambar 15. Grafik Tingkat Kepasifan Siswa pada Siklus II ......................................... 53
Gambar 16. Grafik Hasil Penelitian I .............................................................................. 55
Gambar 17. Grafik Hasil Penelitian II ............................................................................ 57
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Hadir Siswa ................................................................................
Lampiran 2. Daftar Anggota Kelompok Pekerjaan Ubin (SIKLUS I).......................
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SIKLUS I) ..................................
Lampiran 4. Job Sheet (SIKLUS I) ............................................................................
Lampiran 5. Lembar Evaluasi Siswa (SIKLUS I) .....................................................
Lampiran 6. Lembar Observasi Aktifitas Siswa (SIKLUS I) ....................................
Lampiran 7. Lembar Observasi Siswa (SIKLUS I) ...................................................
Lampiran 8. Lembar Observasi Guru (SIKLUS I).....................................................
Lampiran 9. Lembar Nilai Siswa (SIKLUS I) ...........................................................
Lampiran 10. Daftar Anggota Kelompok Pekerjaan Ubin (SIKLUS II) ...................
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SIKLUS II)...............................
Lampiran 12. Job Sheet (SIKLUS II) ........................................................................
Lampiran 13. Lembar Evaluasi Siswa (SIKLUS II) ..................................................
Lampiran 14. Lembar Observasi Aktifitas Siswa (SIKLUS II) .................................
Lampiran 15. Lembar Observasi Siswa (SIKLUS II) ................................................
Lampiran 16. Lembar Observasi Guru (SIKLUS II) .................................................
Lampiran 17. Lembar Nilai Siswa (SIKLUS II) ........................................................
Lampiran 18. Pedoman Wawancara Untuk Siswa .....................................................
Lampiran 19. Pedoman Wawancara Untuk Guru ......................................................
Lampiran 20. Dokumentasi Pengamatan ...................................................................
Lampiran 21. Pengajuan Judul Skripsi.......................................................................
Lampiran 22. Daftar Hadir Seminar Skripsi ..............................................................
xvi
Lampiran 23. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ...........................................
Lampiran 24. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ......... .....................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu pondasi yang menentukan ketangguhan
dan kemajuan suatu bangsa. Jalur pendidikan pun dapat diperoleh melalui jalur
pendidikan formal maupun jalur pendidikan non formal. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran yang baik
dan seoptimal mungkin sehingga dapat mencetak generasi muda bangsa yang
cerdas, terampil, dan bermoral tinggi. Proses pembelajaran membantu siswa untuk
mengembangkan potensi intelektual yang dimilikinya, sehingga tujuan utama
pembelajaran adalah usaha yang dilakukan agar intelek setiap pelajar dapat
berkembang.
Pelaksanaan pembelajaran saat ini harus mengalami perubahan, dimana
siswa tidak boleh lagi dianggap sebagai obyek pembelajaran semata tetapi harus
diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga
siswa bertindak sebagai agen pembelajar yang aktif, sedangkan guru bertindak
sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif.
Untuk mewujudkan tujuan ini sangat diperlukan peran guru secara aktif,
sebab selain guru sebagai pengelola proses pembelajaran, guru juga bertindak
sebagai fasilitator yang hendaknya berusaha menciptakan kondisi pembelajaran
yang kondusif, mengembangkan bahan pengajaran dan meningkatkan kemampuan
siswa untuk menyimak dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka
capai. Oleh karena itu, guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang
dapat memberikan rangsangan kepada siswa sebagai subyek utama belajar.
Diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat terjadi aktivitas dari siswa yaitu
siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah
dipahami. Selain itu, diharapkan pula siswa mampu berinteraksi secara positif
antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru apabila ada
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar segera mudah diselesaikan secara
bersama sama antar mereka.
2
Selama ini proses pembelajaran pekerjaan ubin di SMK N 2 Surakarta
kelas XI TKB cenderung hanya berjalan satu arah, dimana guru yang lebih banyak
aktif memberikan informasi kepada siswa sehingga siswa hanya bertindak sebagai
agen pembelajar yang pasif. Oleh karena itu, tantangan bagi seorang guru untuk
dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan mampu
meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran adalah menerapkan
model pembelajaran yang dapat merangsang minat siswa untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan membuat siswa aktif menemukan dan membangun
sendiri pemahaman mereka terutama dalam mata pelajaran pekerjaan ubin.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas XI TKB SMK
N 2 Surakarta, banyak ditemukan permasalahan yang dihadapi. Sebagian besar
para siswa lebih suka praktek daripada teori, seharusnya minat siswa dalam
mengikuti pelajaran harus seimbang antara praktek dan teori. Beberapa kendala
yang dihadapi saat praktek yang dapat membuat minat siswa berkurang yaitu
lokasi praktek yang tidak mendukung, waktu istirahat pada saat praktek yang
kurang, bahan-bahan untuk praktek yang kurang memadai sehingga membuat
siswa cepat bosan dan malas dalam mengikuti praktek, penggunaan alat-alat
praktek yang tidak sesuai dengan kegunaannya, dan siswa tidak begitu
memperhatikan langkah kerja praktek secara benar.
Selain itu setiap guru mengajukan pertanyaan dijawab dengan serempak.
Hal ini menunjukkan tidak adanya kepercayaan diri pada siswa untuk
mengungkapkan pendapatnya. Bila dilakukan kegiatan kelompok hanya sebagian
kecil saja yang dapat aktif dan selebihnya pasif, serta sering didapati siswa yang
kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.
Dari data yang ada menunjukkan bahwa pada mata pelajaran pekerjaan
ubin siswa yang nilainya kurang dari batas minimal 70 sebanyak 35%, sedangkan
siswa yang lebih dari batas minimal sebanyak 65%. Batas nilai kelulusan untuk
mata pelajaran produktif untuk pekerjaan ubin adalah 70.
Melihat permasalahan yang muncul dikelas tersebut, untuk meningkatkan
minat siswa pada saat pelajaran dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka
pada penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran Student Teams
3
Achievement Division (STAD). Model pembelajaran STAD ini dalam
pelaksanaannya adalah mengajak siswa untuk belajar secara berkelompok dengan
anggota kelompok yang berasal dari campuran tingkat kecerdasan dan jenis
kelamin. Tujuan dari pembagian kelompok dengan ketentuan tersebut adalah agar
dalam satu kelompok terdapat siswa yang lebih unggul sehingga apabila ada
anggota kelompok yang mengalami kesulitan siswa tersebut dapat membantu
menyelesaikannya.
Dalam hal ini, pembelajaran dengan model pembelajaran STAD
merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru di sekolah untuk dapat
meningkatkan aktifitas belajar siswa, sehingga terjadi penyusunan dan penguatan
terhadap materi yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu
meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Interaksi pembelajaran cenderung searah dan dominasi pembelajaran dipegang
oleh guru, sehingga siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran.
2. Rendahnya hasil belajar siswa, ada kemungkinan disebabkan penggunaan
metode pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa.
3. Sarana dan prasarana praktek yang kurang mendukung, sehingga membuat
siswa cepat bosan dan malas dalam mengikuti pembelajaran.
4. Model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar secara maksimal pada mata
pelajaran pekerjaan ubin.
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah penelitian pada beberapa
hal sebagai berikut :
1. Penelitian ini mengambil studi kasus siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta,
dengan jumlah siswa 26 anak.
4
2. Model pembelajaran dibatasi pada model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD). Model pembelajaran STAD merupakan model
pembelajaran diskusi kelompok heterogen, dimana guru memberikan materi
pelajaran dan kegiatan kelompok, pelaksanaan kegiatan kelompok dan
evaluasi, dan pemberian penghargaan kelompok bagi yang mempunyai skor
tertinggi. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk bekerja bersama-sama
dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman dan dirinya
sendiri.
3. Mata pelajaran yang diterapkan adalah pekerjaan ubin, dengan materi pokok
yang disesuaikan dengan indikator yang sedang dipelajari di kelas XI TKB
SMK N 2 Surakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan diatas,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada mata
pelajaran pekerjaan ubin ?
2. Bagaimana efektifitas penerapan model pembelajaran STAD di kelas dalam
mata pelajaran pekerjaan ubin ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam
perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
pekerjaan ubin dengan menerapkan model pembelajaran STAD di kelas XI
TKB SMK N 2 Surakarta.
2. Untuk mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran STAD dalam
mata pelajaran pekerjaan ubin di kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta.
5
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi Siswa
Meningkatkan peran aktif siswa selama proses pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat saat diskusi berlangsung
serta melatih siswa untuk bekerjasama, sehingga siswa menjadi senang dalam
pembelajaran.
2. Bagi Guru
Dapat dijadikan sebagai metode pengajaran alternatif, sehingga keterlibatan
siswa selama proses pembelajaran dapat meningkat dan siswa menjadi
termotivasi dalam belajar.
3. Bagi Sekolah
Memberikan wacana baru bagi sekolah untuk menerapkan metode
pembelajaran yang tepat.
4. Bagi peneliti
Memperoleh dan menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan peneliti
khususnya terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD).
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kajian Tentang Model Pembelajaran STAD
Model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
adalah model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campur
yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk
pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut tingkat prestasi,
jenis kelamin, dan suku.
Ciri-ciri model pembelajaran STAD, yaitu kelas terbagi dalam
kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok terdiri 4-5 anggota yang heterogen, dan
belajar dengan model pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis. Secara skematis
model pembelajaran STAD dapat ditunjukkan pada skema berikut :
Gambar 1. Skema Model Pembelajaran STAD
(Sumber : Adili, 2004: 4)
Pembentukan Kelompok Heterogen
Pemberian Materi Pelajaran dan
Kegiatan Kelompok
Pelaksanaan Kuis atau Evaluasi
Pemberian Penghargaan Kelompok
7
a. Pembentukan kelompok heterogen
Pembentukan kelompok dalam kelas ditentukan oleh guru yang lebih
mengetahui siswa yang pandai dan lemah. Pembentukan kelompok ini pun
harus bersifat heterogen. Siswa-siswa dalam kelompok merupakan campuran
siswa dari tingkat kepandaian, jenis kelamin, dan suku. Sehingga tidak akan
ditemui kelompok yang hanya beranggotakan siswa yang pandai saja atau
sebaliknya. Untuk anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang.
b. Penjelasan materi dan kegiatan kelompok
Guru memberikan informasi pada siswa berkenaan dengan kegiatan yang akan
dilakukan oleh siswa serta relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Pada
saat guru menjelaskan materi pelajaran, siswa harus sudah berada dalam
kelompok masing-masing. Kemudian siswa melakukan diskusi sesuai arahan
guru berdasarkan LKS atau bentuk tugas yang lain. Apabila terdapat kesulitan
dalam interprestasi petunjuk kegiatan siswa dapat meminta bantuan guru.
c. Pelaksanaan kuis atau evaluasi
Setelah diskusi berlangsung, guru dapat memberikan tes atau kuis kepada
siswa yang harus dikerjakan siswa secara individu.
d. Pemberian penghargaan
Kelompok yang mempunyai nilai rata-rata tiap anggotanya paling baik, pantas
diberi penghargaan . Hasil tes ini dapat digunakan sebagai dasar pembentukan
kelompok baru untuk materi berikutnya (Adili, 2004: 4).
Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) yaitu :
a. Kelebihan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
menurut Davidson (dalam Nurasma, 2006: 26).
1) Meningkatkan kecakapan individu.
2) Meningkatkan kecakapan kelompok.
3) Meningkatkan komitmen.
4) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya.
5) Tidak bersifat kompetitif.
6) Tidak memiliki rasa dendam.
8
b. Kekurangan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) menurut Robert Slavin (dalam Nurasma, 2006: 2007).
1) Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.
2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan, karena peran
anggota yang pandai lebih dominan.
2. Kajian Tentang Hasil Belajar
a. Belajar
Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu hal yang
menarik untuk dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan proses
pembelajaran. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidup. Hampir semua ahli telah merumuskan dan
membuat tafsiran tentang “belajar” diantaranya, yaitu :
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan
dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap
dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya kreasi, daya
penerimaan, dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut (Sudjana,
2004: 28).
Menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2004: 50-54): “belajar adalah
perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif (yaitu pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi), ranah afektif (yaitu
penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi) serta ranah
psikomotorik (yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
perseptual atau ketepatan, gerakan-gerakan skill dan gerakan ekspresif dan
interpretatif)”.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
2003: 2).
9
Menurut skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 9): “belajar adalah
suatu perilaku dimana pada saat orang belajar responnya menjadi lebih baik”.
Dari beberapa definisi tentang belajar diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
dalam diri seseorang baik itu mengenai pengetahuan atau sikap yang mencangkup
tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan,
misal membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.
b. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 42-50) seseorang akan dikatakan
telah mengalami proses belajar apabila memenuhi prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut:
1) Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian
terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai
dengan kebutuhan siswa. Disamping perhatian, motivasi juga mempunyai
peran yang penting, dimana motivasi tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktifitas seseorang.
2) Keaktifan
Kecenderungan psikologis dewasa ini menganggap anak adalah makhluk yang
aktif. Suatu kegiatan belajar hanya mungkin terjadi apabila seorang anak aktif
mengalaminya sendiri. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan
keaktifan.
3) Keterlibatan langsung (pengalaman)
Kegiatan belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa. Belajar adalah
pengalaman dan belajar tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.Dalam
belajar melalui pengalaman langsung, siswa tidak hanya sekedar mengamati
secara langsung tetapi juga harus terlibat dalam perbuatan dan bertanggung
jawab pada hasil belajarnya.
10
4) Pengulangan
Prinsip pengulangan merupakan prinsip yang paling tua dan sudah
diperkenalkan. Tujuan dari dilakukannya pengulangan adalah agar melatih
daya ingat siswa dan untuk membentuk respon yang benar serta membentuk
suatu kebiasaan.
5) Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar akan membuat siswa
bersemangat untuk mengatasinya.Bahan belajar yang baru dan mengandung
masalah yang perlu dipecahkan akan membuat siswa tertantang untuk
mempelajarinya.
6) Balikan dan penguatan
Balikan yang diberikan oleh guru kepada siswa bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan siswa dalam suatu hal, tentang kekuatan dan
kelemahan siswa. Penguatan berfungsi agar siswa mengulangi perbuatan yang
sudah baik.
7) Perbedaan Individual
Siswa dalam suatu kelas tidak boleh kita perlakukan dengan cara yang sama,
karena masing-masing mempunyai karakteristik dan perbedaan kemampuan
sehingga guru harus memperlakukan siswa sesuai dengan kemampuannya.
c. Efektifitas Belajar
Proses belajar mengajar yang dikembangkan di sekolah menengah harus
mempunyai target dalam penyampaian materi pelajaran yang dilakukan oleh
masing-masing guru mata pelajaran, dimana harus berdasarkan pada kurikulum
yang berlaku pada saat ini, karena kurikulum saat ini sudah mengalami perubahan
yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan kurikulum zaman dulu. Bahan
mata pelajaran banyak sekali yang masuk dalam sebuah kurikulum, tentunya
semua mata pelajaran tersebut harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia pada
hari yang efektif, tapi materi pelajaran yang ada di kurikulum lebih banyak dari
waktu yang tersedia. Ini sangat ironis karena semua mata pelajaran dituntut untuk
bisa mencapai target yang ditentukan dalam kurikulum.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efektifitas berasal dari kata efektif
yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa diartikan sebagai
11
kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga
bahwa efektifitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan,
dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil
yang dicapai. Jadi, efektifitas belajar yang dimaksud adalah segala kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan apakah ada pengaruhnya setelah dilakukan
dengan sebelumnya, terutama dalam masalah penggunaan model pembelajaran
STAD dalam proses pembelajaran.
Belajar memang suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah guru tentang pengetahuan. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Jika proses belajarnya tidak efektif,
yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses belajar
berlangsung. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti permainan biasa.
Oleh karena itu, agar pelaksanaan pembelajaran siswa kelas XI TKB
SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin dapat berjalan dengan
efektif maka pendidik menerapkan model pembelajaran STAD. Pendidik
membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen, dimana siswa-
siswa dalam kelompok merupakan campuran siswa dari tingkat kepandaian, jenis
kelamin, dan suku. Sehingga tidak akan ditemui kelompok yang hanya
beranggotakan siswa yang pandai saja atau sebaliknya. Anggota kelompok terdiri
dari 4-5 orang untuk mendiskusikan soal-soal yang telah diberikan pendidik.
Dengan kegiatan pembelajaran ini diharapkan pelaksanaan pembelajaran siswa
kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin dapat
berjalan dengan efektif, sehingga efektifitas pembelajaran tercapai dan keaktifan
siswa pun juga meningkat.
Belajar yang efektif harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Bertanggung jawab atas dirimu sendiri.
2) Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya.
3) Kerjakan dulu mana yang penting.
12
4) Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (bukan situasi "win-win"
lagi).
5) Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.
6) Cari solusi yang lebih baik.
7) Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan.
d. Hasil Belajar
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang
dapat dibedakan, yaitu tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses)
belajar mengajar, dan hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-
kemampuan tersebut sesuai dengan aspek-aspek tujuan belajar yang mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Howard Kingsley dan Sudjana membagi
hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu (1) ketrampilan dan kebiasaan, (2)
pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-cita (Sudjana, 2001: 22).
Dalam setiap pembelajaran pendidik harus berusaha mengetahui hasil
dari proses pembelajaran yang siswa lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik,
tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat. Pentingnya diketahui hasil ini
karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh
mana proses pembelajaran yang dilakukan dapat mengembangkan potensi peserta
didik. Artinya, apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang
baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan
demikian pula sebaliknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui
hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui
evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil
belajar dan evaluasi pembelajaran.
Evaluasi secara umum adalah suatu proses untuk mendiagnosis kegiatan
belajar dan pembelajaran. Bagi pendidik, evaluasi pendidikan memiliki lima
fungsi, yaitu:
1) memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai
oleh peserta didiknya.
13
2) memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi peserta
didik dalam kelompoknya.
3) memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan
status peserta didik.
4) memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi
peserta didik yang memang memerlukannya.
5) memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah
ditentukan telah dapat dicapai (Sudijono, 2006: 12).
Tujuan evaluasi pendidikan terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
1) Tujuan umum evaluasi pendidikan adalah untuk menghimpun bahan-bahan
keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan
atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, mengetahui
tingkat efektifitas dari metode-metode pembelajaran yang telah dipergunakan
dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
2) Tujuan khusus evaluasi pendidikan adalah untuk merangsang kegiatan peserta
didik dalam menempuh program pendidikan, untuk mencari dan menemukan
faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam
mengikuti program pendidikan sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikannya (Sudijono, 2006: 17).
Evaluasi hasil belajar dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam
pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini.
1) Prinsip Keseluruhan
Yang dimaksud dengan evaluasi yang berprinsip keseluruhan atau menyeluruh
atau komprehensif adalah evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh,
menyeluruh. Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa dalam pelaksanaannya
evaluasi tidak dapat dilaksanakan secara terpisah, tetapi mencakup berbagai
aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku
yang terjadi pada diri peserta didik sebagai makhluk hidup dan bukan benda
mati.
14
Dalam hubungan ini, evaluasi diharapkan tidak hanya menggambarkan aspek
kognitif, tetapi juga aspek psikomotor dan afektif pun diharapkan terangkum
dalam evaluasi. Jika dikaitkan dengan mata pelajaran pekerjaan ubin, penilaian
bukan hanya menggambarkan pemahaman siswa terhadap materi ini,
melainkan juga harus dapat mengungkapkan sudah sejauh mana peserta didik
dapat menghayati dan mengimplementasikan materi tersebut dalam
kehidupannya.
Jika prinsip evaluasi yang pertama ini dilaksanakan, akan diperoleh bahan-
bahan keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan dan
perkembangan subjek-subjek didik yang sedang dijadikan sasaran evaluasi.
2) Prinsip Kesinambungan
Istilah lain dari prinsip ini adalah kontinuitas. Penilaian yang
berkesinambungan ini artinya adalah penilaian yang dilakukan secara terus
menerus, sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Penilaian secara
berkesinambungan ini akan memungkinkan si penilai memperoleh informasi
yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan
peserta didik sejak awal mengikuti program pendidikan sampai dengan saat-
saat mereka mengakhiri program-program pendidikan yang mereka tempuh.
3) Prinsip Objektifitas
Prinsip objektifitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar terlepas
dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif. Orang juga sering menyebut prinsip
objektif ini dengan sebutan “apa adanya”. Istilah apa adanya ini mengandung
pengertian bahwa materi evaluasi tersebut bersumber dari materi atau bahan
ajar yang akan diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus
pembelajaran. Ditilik dari pemberian skor dalam evaluasi, istilah apa adanya
itu mengandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi, pemberian skor, dan
penentuan nilai terhindar dari unsur-unsur subjektifitas yang melekat pada diri
tester. Di sini tester harus dapat mengeliminasi sejauh mungkin kemungkinan-
kemungkinan “hallo effect” yaitu jawaban soal dengan tulisan yang baik
mendapat skor lebih tinggi daripada jawaban soal yang tulisannya lebih jelek
padahal jawaban tersebut sama. Demikian pula “kesan masa lalu” dan lain-lain
15
harus disingkirkan jauh-jauh sehingga evaluasi nantinya menghasilkan nilai-
nilai yang objektif.
Dengan kata lain, tester harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar menurut
keadaan yang senyatanya, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang
sifatnya subjektif. Prinsip ini sangat penting sebab apabila dalam melakukan
evaluasi, subjektifitas menyelinap masuk dalam suatu evaluasi, kemurnian
pekerjaan evaluasi itu sendiri akan ternoda.
3. Materi Pembelajaran Pekerjaan Ubin
Pekerjaan ubin merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada
siswa kelas XI TKB program keahlian bangunan SMK N 2 Surakarta, yang
mempelajari tentang konstruksi suatu bangunan. Pada mata pelajaran pekerjaan
ubin siswa harus benar-benar mampu memahami dasar dari pekerjaan ubin
tersebut dan guru dituntut mampu menyampaikan materi dan memberikan proses
pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan minat dan hasil belajar yang baik
bagi siswa.
Dengan menaikkan Standar Kompetensi Kelulusan pada mata pelajaran
produktif, maka guru dan siswa harus lebih berkompeten agar dapat mencapai
tujuan dari proses pembelajaran. Untuk memperoleh hasil dan tujuan yang ingin
dicapai pada proses pembelajaran guru dituntut dapat memberikan model
pembelajaran yang tepat, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul
penelitian yang diambil, yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Pekerjaan Ubin Siswa Kelas XI TKB Di SMK N 2 Surakarta”.
Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yaitu peningkatan hasil
belajar siswa yang optimal dan efektifitas pembelajaran dapat tercapai dengan
16
baik, maka diperlukan interaksi timbal balik yang positif antara guru dan siswa
melalui model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang
tepat adalah penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik dan selaras dengan materi yang disampaikan. Jika tidak, maka akan
menyebabkan proses belajar mengajar menjadi tidak berdaya guna atau tidak
optimal sehingga menimbulkan permasalahan dalam pembelajaran.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, yaitu
interaksi pembelajaran cenderung searah dan dominasi pembelajaran dipegang
oleh guru, sehingga siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran. Selain
itu, rendahnya hasil belajar siswa yang kemungkinan disebabkan penggunaan
model pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa. Oleh karena itu, untuk
mengatasi permasalahan tersebut peneliti menerapkan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) sehingga akan terbentuk suasana
belajar yang lebih hidup dengan diskusi dan tanya jawab sekaligus dapat
memberikan semangat baru bagi siswa dalam pembelajaran pekerjaan ubin.
Dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat, karena minat dan
pemahaman mereka terhadap pembelajaran pekerjaan ubin pun meningkat.
Dari alur penalaran diatas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir
sebagai berikut :
17
Gambar 2. Kerangka Berpikir
Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran :
rendahnya hasil belajar siswa, ada kemungkinan disebabkan penggunaan
model pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa
Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga perhatian
siswa terhadap pembelajaran pun rendah.
Hasil belajar pekerjaan ubin kurang optimal dan efektifitas pembelajaran
belum tercapai
Penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD)
Siswa aktif berdiskusi dan mengerjakan pekerjaan kelompok secara
kolaboratif
Mempresentasikan hasil kerja kelompok sehingga terjadi diskusi kelas
Memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi baik secara
kelompok atau individual
Siswa lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran sehingga pemahaman
yang dimiliki siswa meningkat
Hasil belajar pekerjaan ubin meningkat dan efektifitas pembelajaran dapat
tercapai dengan baik
18
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :
1. Melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD), maka hasil belajar siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada
mata pelajaran pekerjaan ubin dapat ditingkatkan.
2. Melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD), maka pelaksanaan pembelajaran siswa kelas XI TKB SMK N 2
Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin dapat berjalan dengan efektif,
sehingga efektifitas pembelajaran dapat tercapai.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) Sebagai Upaya Peningkatan Hasil
Belajar Pekerjaan Ubin Siswa Kelas XI TKB Di SMK N 2 Surakarta” ini
dilaksanakan di SMK N 2 Surakarta yang beralamatkan di JL.LU.Adi Sucipto.
No.33 .Telp. (0271) 714901 Surakarta 57139.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2010.
Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Jadwal Penelitian
Bulan Januari Februari Maret April Mei
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
judul
Pembuatan
proposal
Seminar
proposal
Perijinan
penelitian
Pelaksanaan
penelitian
Penulisan
laporan
penelitian
20
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 26 siswa. PTK ini dilakukan oleh
peneliti dan sejumlah kolabolator.
C. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
dokumentasi dan tes evaluasi yang dilakukan terhadap siswa kelas XI TKB SMK
N 2 Surakarta berkaitan dengan pemahaman siswa mengenai mata pelajaran
pekerjaan ubin. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKB
SMK N 2 Surakarta dan guru sebagai mitra peneliti serta seluruh komponen
sekolah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengambilan data dalam penelitian ini antara lain, sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan memperhatikan objek dengan menggunakan
seluruh indra atau disebut sebagai pengamatan langsung dan digunakan untuk
mengukur indikator-indikator kerja, permasalahan yang muncul, kerjasama,
dan faktor-faktor yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum dimulai
penelitian untuk tindakan berikutnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai oleh peneliti
adalah guru dan siswa.Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk
memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru mengenai
penyebab kesulitan siswa dalam memahami pelajaran pekerjaan ubin.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada benda
yang tertulis. Peneliti secara langsung dapat mengambil bahan dokumen yang
sudah ada dan memperoleh data yang dibutuhkan. Metode ini digunakan untuk
21
memperoleh data daftar nama siswa dan daftar nilai siswa serta rencana
tindakan kegiatan belajar mengajar.
4. Tes evaluasi
Tes evaluasi adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman siswa mengenai materi setelah diberi panduan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD). Dengan menggunakan tes ini maka peneliti
akan dapat mengetahui apakah hasil belajar pekerjaan ubin siswa mengalami
peningkatan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.
E. Validitas Data
Untuk memperoleh kebenaran data agar hasil penelitian dapat
dipertanggung jawabkan, maka diperlukan teknik pemeriksaan data yang tepat,
yaitu dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi sumber data (informan, lokasi penelitian,
dokumen dan arsip) dan triangulasi metode pengumpulan data (observasi,
wawancara, dokumentasi, dan tes evaluasi).
F. Teknik analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kritis yang
mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa
dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang
diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Teknik analisis
kritis ini berkaitan dengan data kualitatif.
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja pada penelitian ini adalah bahwa penelitian akan
dinyatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya 75% secara klasikal siswa telah
mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 70 atau telah mengalami ketuntasan
22
belajar pada pelajaran pekerjaan ubin dan aktifitas siswa selama pembelajaran
mencapai 75%.
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
Aspek yang diukur Prosentase
Target Capaian
Cara Mengukur
Keaktifan siswa
selama apersepsi
75% Diamati saat guru memberikan
apersepsi kepada siswa pada
awal pembelajaran.
Keaktifan siswa
dalam kegiatan
kelompok belajar
75% Diamati saat pembelajaran
dengan menggunakan lembar
observasi dan dihitung dari
jumlah siswa yang menunjukkan
perhatian dan kesungguhan
dalam kelompok selama KBM
Ketelitian dan
ketepatan siswa
dalam
menyelesaikan
pekerjaan kelompok
75% Diamati saat pembelajaran,
dihitung dari jumlah siswa yang
diteliti dan benar (tepat) dalam
menyelesaikan pekerjaan kelompok
Ketuntasan hasil
belajar (standar
nilai 70)
75% Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 70 ke atas.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian tindakan kelas pada penelitian ini terdiri dari
beberapa siklus. Hal ini telah memenuhi persyaratan sesuai dengan pendapat
Suyitno (2005: 3) yang menyatakan bahwa: “dalam penelitian tindakan kelas
perlu ada siklus kegiatan sekurang-kurangnya dua siklus, dimana pada setiap
siklus kegiatan pembelajaran dimulai dari perencanaan, persiapan tindakan,
pemantauan atau observasi, dan refleksi”. Perencanaan pada kegiatan
23
pembelajaran siklus I didasarkan pada perumusan masalah yang ditemukan,
apakah masalah tersebut terjadi karena kondisi pembelajaran siswa atau guru.
Perencanaan tindakan untuk siklus II dan siklus selanjutnya didasarkan pada hasil
refleksi hasil belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I.
SIKLUS I
1. Perencanaan Tindakan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk tiap siklus pembelajaran
dalam prosedur penelitian tindakan kelas. Dalam tahap ini penulis menetapkan
seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran
pekerjaan ubin, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD,
adapun langkah-langkah perencanaannya yaitu :
a. Meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru terutama guru wali kelas XI TKB
SMK N 2 Surakarta.
b. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
c. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
d. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
e. Memilih bahan pelajaran yang sesuai.
f. Menentukan skenario pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
STAD.
g. Mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa sumber, bahan, dan alat bantu
yang dibutuhkan.
h. Menyiapkan lembar kerja siswa atau job sheet.
i. Mengembangkan format evaluasi.
j. Mengembangkan format observasi pembelajaran.
k. Melakukan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran.
24
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu
pada perencanaan yang telah dibuat yaitu :
a. Tahap Awal Pembelajaran
1) Siswa disiapkan oleh ketua kelas dan dilanjutkan dengan berdoa
2) Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan presensi
3) Guru memotivasi siswa dengan mengajak siswa untuk sedikit santai, yang
selanjutnya dilakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada
siswa tentang pekerjaan pemasangan ubin
b. Tahap Inti Pembelajaran
1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan
4-5anak dengan tingkat prestasi yang berbeda
2) Siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-
masing
3) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang job sheet pemasangan ubin
4) Siswa mengajukan pertanyaan yang dirasa masih sulit untuk dipahami
5) Siswa mengambil peralatan dan bahan-bahan untuk praktek
6) Siswa saling bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan kelompok yang
nantinya akan terjadi diskusi kelas
7) Siswa mengerjakan pekerjaan pemasangan ubin sesuai dengan job sheet
yang sudah ada
8) Siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan segera
meminta bantuan atau arahan dari guru
9) Siswa yang pekerjaannya sudah selesai segera mempresentasikan hasil
pekerjaan kelompoknya
10) Siswa bersama guru mengevaluasi pekerjaan kelompok yang sudah selesai
11) Siswa membersihkan peralatan praktek dan dikembalikan ke laboratorium
penyimpanan alat
12) Guru mengecek hasil kerja siswa dan buat skor perkembangan tiap siswa
atau kelompok
25
c. Tahap Akhir Pembelajaran
1) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2) Guru mengumumkan rekor tim dan individual, serta memberikan
penghargaan.
3) Siswa disiapkan dan berdoa.
4) Melakukan tindak lanjut.
3. Observasi
Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap
aktifitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung.
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktifitas
siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran pekerjaan ubin dari awal
pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah aktifitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum
dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada
siklus berikutnya.
4. Refleksi
Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan
atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan
oleh tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Refleksi ini diperoleh saat
observasi oleh peneliti, praktikan, dan pembimbing. Hasil refleksi yang ada
dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus
selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.
Peneliti akan melakukan refleksi diakhir pembelajaran dengan
menerangkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan
sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Refleksi merupakan bagian yang
sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan
hasil pembelajaran yang terjadi, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Mengecek kelengkapan pengumpulan data yang terjaring selama proses
tindakan.
b. Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru dan peneliti berupa hasil
nilai siswa, hasil pengamatan, catatan lapangan, dll.
26
c. Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam skenario
pembelajaran dengan berdasar pada analisis data dari proses dalam tindakan
sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan
pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus II.
SIKLUS II
1. Perencanaan Tindakan
a. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan
penetapan alternatif pemecahan masalah.
b. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
c. Pengembangan program tindakan II.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi
masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah
yang sudah ditentukan, antara lain melalui :
a. Guru melakukan apersepsi.
b. Siswa diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran, langkah-langkahnya hampir sama dengan yang
tertera pada siklus I.
c. Siswa melakukan diskusi kelompok belajar, memahami materi dan siswa
segera melaksanakan pekerjaan sesuai dengan job sheet yang ada.
d. Presentasi hasil kerja kelompok.
e. Siswa menyelesaikan pekerjaan ubin di tempat praktek yang sudah disediakan.
3. Observasi
a. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat
semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
b. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
27
4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang
terkumpul.
b. Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II.
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus selanjutnya.
d. Evaluasi tindakan II.
SIKLUS III ( bila diperlukan )
Siklus III dilakukan jika pada siklus II belum ada peningkatan hasil.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 2 Surakarta
Dengan terdorongnya kemajuan jaman, maka pakar teknologi
berkeinginan mendirikan sekolah STM di Solo. Adapun pendirinya :
a. Ir. Frederick Cornelius Lovis Van Olden
b. Prof. Ir. Soediro
c. R.T Djoyo Soeparno (Sri Sampurno)
d. R. Soemardi Djadi Sworo
e. Letda Soedjono, BA
Pada tanggal 1 Juli 1952, berdirilah sekolah yang diberi nama STM Solo
yang berlokasi di Gendengan Solo, sekarang lokasi tersebut dipakai SMP 24 dan
SMP 25 Surakarta dengan membuka tiga jurusan (mesin, listrik, dan bangunan).
Pada tanggal 12 Juli 1952, terbit Surat Keputusan Menteri Pengajaran
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 1952 No.3095/B, maka STM Solo
resmi menjadi STM Negeri Solo dengan pimpinan Ir. Frederick Cornelius Lovis
Van Olden.
Pada tahun 1966, dari STM Negeri Solo diperbaiki namanya menjadi
STM Negeri 1 Surakarta. Berdasarkan surat dari Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan Jakarta 6 Januari 1977 Nomor : 5.1.012.77, maka STM Negeri 1
Surakarta ditunjuk untuk melaksanakan kurikulum 1976 (STM 3 tahun) dengan
pengembangan jurusan Mesin, Bangunan, Listrik, Mesin Otomotif (BELMO).
Berdasarkan surat dari Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
Jakarta 20 April 1979 Nomor : 267/C4/R.79, maka STM Negeri 1 Surakarta
ditunjuk menjadi model sekolah untuk melaksanakan berbagai program
pengembangan guna penelitian Direktorat Menengah dalam usaha peningkatan
efektifitas proses belajar mengajar.
29
Pada tahun pelajaran 1999/2000, nama STM Negeri 1 Surakarta diganti
dengan nama SMK Negeri 2 Surakarta dengan memiliki 3 bidang keahlian dan 7
program keahlian yang meliputi :
a. Teknik Bangunan
1) Teknik Perkayuan
2) Teknik Konstruksi Bangunan
3) Teknik Gambar Bangunan
b. Teknik Elektro
1) Teknik Audio Video
2) Teknik Listrik Pemakaian
c. Teknik Mesin
1) Teknik Mesin Perkakas
2) Teknik Mesin Otomotif
Pada tahun 2003, menambah bidang keahlian Teknik Informasi dengan
program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.
Adapun kepala sekolah yang pernah memangku jabatan di SMK Negeri 2
Surakarta :
a. Ir. Frederick Cornelius Lovis Van Olden tahun 1952 – 1956
b. Soedirman Sastro Atmojo tahun 1956 – 1957
c. Soekamto tahun 1957 – 1966
d. R.M. Soekarso Atmodipura tahun 1966 – 1967
e. R. Iskandar Isman Jaya Hasmara tahun 1967 – 1970
f. Soekisno Hadi Winoto tahun 1970 – 1972
g. Soewito Hadi Pramono, BA tahun 1972 – 1977
h. Drs. Hadi Wijoyo tahun 1977 – 1985
i. Soeparno, BA tahun 1985 – 1994
j. Drs. Soepratno tahun 1994 – 1997
k. Drs. Y. Soenargo tahun 1997 – 1998
l. Drs. Suwardi tahun 1998 – 2005
m. Drs. Rakhmat Sutomo M.Pd tahun 2005 – 2008
n. Drs. Susanta, MM tahun 2009–sekarang
30
Berdasarkan surat keputusan dari Direktur Pendidikan Menengah
Kejuruan Nomor : 0096/C5.3/kep/ku/2005 tanggal 20 September 2005 SMK
Negeri 2 Surakarta diputuskan memperoleh subsidi pengembangan program SMK
besar melalui pembinaan pengelolaan sekolah kejuruan tahun anggaran 2005.
Kemudian tanggal 9 Mei 2006, SMK Negeri 2 Surakarta dinyatakan lulus
seleksi dan sertifikasi untuk dikembangkan sebagai Sekolah Nasional bertaraf
Internasional ditandai dengan terbit surat Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Nomor : 0004/C5.2/kep/MN/2006 tentang penetapan
Sekolah Nasional bertaraf Internasional (SNBI) tahun 2006.
Dengan kemauan yang tinggi untuk meningkatkan kualitas sumber daya
masyarakat, maka seluruh civitas SMK N 2 Surakarta bersama-sama industri yang
menjadi institusi pasangan dari lulusannya dengan mengikuti Audit Sertifikasi
ISO 9001 : 2000 sebagai pedoman untuk mengembangkan potensi SMK N 2
Surakarta dan sebagai wahana persiapan agar terbiasa dengan ISO yang akan
dihadapi setelah bekerja di DU/DI.
2. Keadaan Lingkungan Belajar
Letak SMK Negeri 2 Surakarta yang beralamatkan di JL.LU.Adi Sucipto.
No.33 Surakarta cukup strategis karena mudah dijangkau oleh sarana transportasi.
Namun karena dekat jalan raya, justru menyebabkan SMK Negeri 2 Surakarta
menjadi sedikit ramai dan bising. Meski begitu, ruang kelas telah diatur agak ke
dalam agar proses belajar mengajar tidak sampai terganggu bisingnya jalan raya.
31
Gambar 3. Denah Lokasi SMK N 2 Surakarta
3. Visi dan Misi
a. Visi Sekolah
Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang unggul di Era
Global.
b. Misi Sekolah
1) Unggul dalam kepribadian dan pengembangan diri.
2) Unggul dalam keterampilan dan teknologi serta studi lanjut.
3) Unggul dalam kewirausahaan.
4) Unggul dalam kemandirian.
U
32
4. Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum yang pernah dipakai di SMK Negeri 2 Surakarta :
a. Tahun 1952 – 1957 memakai kurikulum 1954
b. Tahun 1958 – 1960 memakai kurikulum 1958
c. Tahun 1961 – 1975 memakai kurikulum 1964
d. Tahun 1976 – 1978 memakai kurikulum 1976
e. Tahun 1979 – 1985 memakai kurikulum 1979
f. Tahun 1986 – 1994 memakai kurikulum 1986
g. Tahun 1995 – 1999 memakai kurikulum 1999
h. Tahun 2000 – 2004 memakai kurikulum 2000
i. Tahun 2005 – sekarang memakai dan mengikuti audit sertifikasi ISO 9001 :
2000
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Pekerjaan Ubin di Kelas XI TKB
SMK N 2 Surakarta
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengadakan
identifikasi masalah atau observasi awal untuk mengetahui bagaimana keadaan
sebenarnya pada saat pembelajaran pekerjaan ubin berlangsung. Hasil dari
identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ditinjau dari segi siswa
a. Siswa kurang percaya diri dengan kemampuan diri sendiri.
Kebiasaan siswa yang satu ini sangatlah buruk. Setiap guru mengajukan
pertanyaan dijawab dengan serempak, hal ini menunjukkan tidak adanya
kepercayaan diri pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Selain itu,
sering didapati siswa yang kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Hal ini
akan membentuk kebiasaan yang kurang baik bagi siswa dan tentu saja akan
menghambat ketika siswa dituntut untuk mengerjakan ujian seorang diri. Pada
kenyataannya, ini sangat berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh.
b. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Masalah ini hampir sama dengan poin sebelumnya. Namun,
penekanannya adalah bila dilakukan kegiatan kelompok hanya sebagian kecil saja
33
siswa yang aktif dan selebihnya pasif. Para siswa hanya mengandalkan teman
yang telah mengerjakan. Hal ini mungkin dikarenakan siswa yang malas
mengerjakan tugas kelompok atau bahkan dikarenakan pembagian anggota setiap
kelompok yang berlebihan, sehingga banyak siswa yang tidak tahu harus
mengerjakan apa karena sudah ada temannya yang mengerjakan. Para siswa perlu
peringatan lebih dari satu kali untuk mengerjakan tugas kelompok mereka. Di
dalam proses pembelajaran pun, dari pengamatan peneliti setiap kali pelajaran,
rata-rata siswa yang aktif bertanya dan memperhatikan hanya sekitar 30% saja.
36% dari siswa menunjukkan perhatian namun kadang juga malah bicara dengan
temannya. 34% siswa lain benar-benar tidak fokus pada pembelajaran. Hal ini
menjadikan suasana belajar yang kurang optimal.
c. Siswa cepat bosan dan malas dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas XI TKB SMK
N 2 Surakarta, sebenarnya sebagian besar para siswa lebih suka praktek daripada
teori, seharusnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran harus seimbang antara
praktek dan teori. Namun, beberapa kendala yang dihadapi saat praktek yaitu
lokasi praktek yang tidak mendukung, waktu istirahat pada saat praktek yang
kurang, bahan-bahan praktek yang kurang memadai, penggunaan alat-alat praktek
yang tidak sesuai dengan kegunaannya, dan siswa tidak begitu memperhatikan
langkah kerja praktek secara benar. Hal ini yang akan membuat para siswa cepat
bosan dan malas dalam mengikuti pembelajaran, sehingga menyebabkan minat
belajar siswa berkurang.
2. Ditinjau dari segi guru
Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang mampu
membangkitkan semangat siswa dan meningkatkan keaktifan siswa pada mata
pelajaran pekerjaan ubin.
Pembelajaran pekerjaan ubin di SMK N 2 Surakarta dikatakan kurang
hidup, penggunaan metode pembelajaran yang monoton dan kurang menarik
menjadikan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Meskipun
guru telah memberi dorongan dan pendekatan secara pribadi kepada siswa, namun
34
keaktifan dan antusias siswa terhadap pembelajaran pekerjaan ubin masih belum
dapat ditingkatkan.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) Refleksi.
1. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama satu minggu mulai tanggal 19
April 2010 sampai 24 April 2010. Penerapan pembelajaran pekerjaan ubin pada
siklus I melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) adalah :
a. Perencanaan Tindakan I
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin 19 April
2010 di ruang guru SMK N 2 Surakarta. Peneliti bersama guru kelas XI TKB
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.
Peneliti mengungkapkan permasalahan siswa dalam membangun semangat
belajar, serta memahami materi pekerjaan ubin. Kemudian disepakati bahwa
pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan,
dengan alokasi waktu 6 x 45 menit yaitu pada hari Kamis 22 April 2010.
Tahap perencanaan tindakan siklus I, meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran pekerjaan ubin
menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD).
2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi pemasangan kuku macan pada sudut keramik dengan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa test dan non-
test. Instrumen test dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
Sedangkan instrumen non-test dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama
proses belajar mengajar berlangsung.
35
4) Mempersiapkan media pembelajaran berupa bahan praktek dan alat-alat
praktek yang dibutuhkan.
5) Menyiapkan lembar kerja siswa atau job sheet sebelum pembelajaran
dilakukan.
6) Menyiapkan lembar penilaian.
7) Membuat lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, seperti
yang sudah direncanakan yaitu pada hari Kamis 22 April 2010 di ruang praktek
PDKB SMK N 2 Surakarta. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai
dengan skenario pembelajaran dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah pemasangan kuku macan
pada sudut keramik. Sebelum pelajaran dimulai, guru telah mempersiapkan alat
atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Pada pembukaan pelajaran, seperti biasanya siswa disiapkan oleh ketua
kelas dan dilanjutkan dengan berdoa. Kemudian guru mengucapkan salam
dilanjutkan dengan mengabsen siswa, siswa yang tidak masuk adalah Doddy,
Burhanudin, Noor Rahman, dan Helly. Seusai mengabsen, guru memotivasi siswa
sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang cara-cara
pemasangan keramik dengan tepat dan benar. Guru menunjuk beberapa siswa
yang ramai sendiri untuk menjawab pertanyaan tersebut. Beberapa siswa seperti
Defi, Addien, Rikwan, dan Febri menjawab pertanyaannya.
Selain itu, guru juga sedikit mengulas kembali tentang pelajaran yang
sudah disampaikan pada minggu lalu untuk kembali menyegarkan ingatan siswa,
dilanjutkan mengaitkan materi minggu lalu dengan materi yang akan disampaikan
pada hari ini yaitu tentang pemasangan kuku macan pada sudut keramik.
Selanjutnya guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum jelas untuk mengetahui kondisi siswa sebelum melaksanakan
pekerjaan yang diberikan dan setelah materi yang berkaitan dengan pekerjaan
yang akan dilaksanakan siswa dapat diterima dengan baik.
36
Gambar 4. Guru Memberikan Waktu Kepada
Siswa untuk Bertanya
Kemudian pada kegiatan inti, guru mulai membagi kelompok sesuai
dengan tingkat prestasi yang berbeda dengan anggota 5-6 anak setiap kelompok.
Kelompok digunakan untuk mendukung keefektifan pembelajaran serta
memudahkan siswa untuk diskusi, bertukar pendapat, dan bekerja sama sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Setelah pembagian kelompok, siswa
duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing untuk
memperhatikan penjelasan guru tentang job sheet pemasangan kuku macan pada
sudut keramik. Kemudian siswa segera mengambil bahan dan alat-alat yang
dibutuhkan di laboratorium penyimpanan alat dan segera mengerjakan pekerjaan
sesuai dengan job sheet bersama dengan anggota kelompoknya masing-masing.
37
Gambar 5. Siswa Mengambil Bahan dan Alat-alat untuk Praktek
di Laboratorium Penyimpanan Alat
Gambar 6. Siswa Bekerja Sama dalam Menyelesaikan
Pekerjaan Kelompok
38
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa saling bekerja sama
dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok yang nantinya akan terjadi diskusi
kelas. Siswa mengerjakan pekerjaaan pemasangan kuku macan pada sudut
keramik sesuai dengan job sheet yang sudah ada, tetapi ada juga siswa yang masih
mengerjaan pekerjaan kelompok tidak sesuai dengan langkah kerja secara benar.
Guru memberikan penilaian pada siswa dengan berkeliling ketiap kelompok untuk
mengawasi keaktifan siswa pada waktu kegiatan berlangsung, memeriksa
pekerjaan siswa apakah sudah sesuai dengan job sheet dan membantu siswa
apabila menemui kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan pemasangan kuku
macan pada sudut keramik. Pada kegiatan ini semua siswa terlihat antusias, tetapi
ada sebagian siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan pekerjaan kelompok.
Gambar 7. Guru Memeriksa Pekerjaan Siswa dan Membantu
Siswa yang Sedang Menemui Kesulitan
Setelah itu, siswa yang sudah selesai mengerjakan pekerjaannya segera
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Guru bersama kelompok lain
mengevaluasi hasil kerja siswa, pada kegiatan ini guru memberikan kesempatan
siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Kemudian guru mengecek hasil kerja
siswa dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok dan dilanjutkan
39
siswa membersihkan kembali alat yang telah digunakan untuk praktek dan
dikembalikan ke laboratorium penyimpanan alat.
Untuk kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi dan menyimpulkan
materi tentang pekerjaan yang sudah dilaksanakan tentang kesalahan dan
kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaan. Setelah selesai, guru mengumumkan
rekor tim dan individual serta memberikan penghargaan yang berupa nilai tambah
bagi siswa yang pekerjaannya paling baik dan bagi siswa yang aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Kemudian siswa disiapkan dan berdoa pada akhir
pelajaran.
c. Observasi
Peneliti mengamati tingkah laku dan sikap siswa selama proses
pembelajaran pekerjaan ubin dengan menerapkan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD), serta mengamati keterampilan guru dalam
mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD). Peneliti mengambil posisi di ruang praktek PDKB, yaitu di
belakang para siswa sambil sesekali berkeliling untuk mengamati dengan jelas
jalannya pembelajaran sehingga dapat menilai dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar pekerjaan ubin, diperoleh gambaran tentang aktifitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut :
1) Siswa yang betul-betul aktif selama pemberian apersepsi sebesar 70%
sedangkan 30% lainnya belum dapat memusatkan perhatian pada awal
pembelajaran.
2) Siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan belajar berlangsung sebesar
75%, sedangkan 25% lainnya kurang kompak dan tidak saling membantu
dalam kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa yang malas dan mungkin
kebanyakan jumlah anggota ditiap kelompok, sehingga membuat siswa
bergantung pada teman yang sudah mengerjakan pekerjaan kelompoknya.
3) Kelompok yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti
sebesar 74,5% sedangkan 25,5% lainnya masih kurang lengkap dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini dikarenakan sebagian siswa yang tidak
40
begitu memperhatikan langkah kerja praktek secara benar sesuai dengan job
sheet.
4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa yang sudah
mampu mengerjakan pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik
dan mendapatkan nilai 70 ke atas sebesar 72%, sedangkan 28% siswa lainnya
belum sempurna dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan. Hal ini
disebabkan mereka masih tidak begitu memperhatikan langkah kerja praktek
secara benar sesuai dengan job sheet dan sebagian siswa bergantung pada
teman keompok yang mengerjakan pekerjaannya.
Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik Tingkat Keaktifan Siswa
Gambar 9. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus I
Gambar 8. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus I
15.5
16
16.5
17
17.5
18
18.5
19
19.5
20
20.5
SIKLUS I
jum
lah
si
swa
Keaktifan Selama Apersepsi
Keaktifan dalam Kelompok
Ketelitian dan Ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok
Ketuntasan Hasil Belajar
41
Grafik Tingkat Kepasifan Siswa
Gambar 9. Grafik Tingkat Kepasifan Siswa pada Siklus I
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan siklus I, peneliti dapat
memberikan analisis bahwa, dilihat dari hasil penelitian pada siklus I ternyata
hasil penelitian belum dinyatakan berhasil karena hasil penelitian tidak sesuai
dengan indikator yang telah ditentukan. Beberapa alasan tidak tercapainya
indikator :
1) Kelemahan guru dalam siklus I
a) Guru kurang jelas dalam menerangkan job sheet, sehingga sebagian siswa
tidak begitu memperhatikan langkah kerja praktek secara benar sesuai
dengan job sheet.
b) Guru dalam memberikan materi terlalu santai, sehingga siswa malah ramai
sendiri karena menganggap pembelajaran ini tidak begitu penting.
2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan sebagai berikut :
a) Siswa masih banyak yang kurang konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran, saat pemberian apersepsi beberapa dari mereka ramai sendiri.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
SIKLUS I
Ju
mla
h S
isw
a
Siswa yang pasif saat pemberian apersepsi
Siswa yang pasif dalam kelompok belajar
Siswa yang kurang tepat dan teliti dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok
Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran
42
b) Saat kerja kelompok beberapa siswa mengabaikan tugas dalam
kelompoknya, terutama Addien, Hani, Ipa, dan Sutrisno.
c) Dari segi ketuntasan belajar, masih terdapat 8 siswa yang tidak tuntas dalam
mengerjakan pekerjaan kelompok dan dengan hasil yang tidak memuaskan.
Rata-rata kelas sudah cukup baik, yaitu 74,18 dibanding sebelum
diterapkannya siklus I yaitu hanya 73,5.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah :
1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan terhadap
anak, sehingga setiap anak mengalami kesulitan akan mudah teratasi.
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif,
sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan siswa tidak cepat
bosan dalam mengikuti pembelajaran.
2. Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama satu minggu mulai tanggal 26
April 2010 sampai 30 April 2010. Penerapan pembelajaran pekerjaan ubin pada
siklus II melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) adalah :
a. Perencanaan Tindakan II
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin, 26 April
2010 di ruang guru SMK N 2 Surakarta. Peneliti bersama guru kelas XI TKB
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.
Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus
I, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, dengan alokasi waktu 6 x 45 menit yaitu
pada hari Kamis 29 April 2010.
Tahap perencanaan tindakan siklus II, meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran pekerjaan ubin
menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD).
43
2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai dengan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa test dan non-
test. Instrumen test dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
Sedangkan instrumen non-test dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama
proses belajar mengajar berlangsung.
4) Mempersiapkan media pembelajaran berupa bahan praktek dan alat-alat
praktek yang dibutuhkan.
5) Menyiapkan lembar kerja siswa atau job sheet sebelum pembelajaran
dilakukan.
6) Menyiapkan lembar penilaian.
7) Membuat lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Kegiatan pelaksanaan tindakan II dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan, seperti yang sudah direncanakan yaitu pada hari Kamis 29 April 2010
di ruang praktek PDKB SMK N 2 Surakarta. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x
45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II
hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II
ini terdapat perbaikan yang masih diperlukan dari tindakan I.
Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah pemasangan keramik
pertemuan dinding dan lantai. Sebelum pelajaran dimulai, guru telah
mempersiapkan alat atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Pada pembukaan pelajaran, seperti biasanya siswa disiapkan oleh ketua
kelas dan dilanjutkan dengan berdoa. Kemudian guru mengucapkan salam dengan
dilanjutkan mengabsen siswa, siswa yang tidak masuk adalah Doddy dan Ade.
Seusai mengabsen, sebagai kegiatan awal guru memberikan motivasi pada siswa
dengan mengajak siswa untuk sedikit santai karena pada pelajaran pekerjaan ubin
di ruang praktek PDKB mendapatkan jadwal jam siang yaitu jam ke-5 sampai
selesai atau pukul 10.15 sampai selesai. Dengan tujuan untuk mengkondisikan
44
kelas serta melepas rasa lelah setelah mengikuti pelajaran dan siswa dapat kembali
termotivasi untuk belajar dan kembali mempunyai minat dalam mengikuti
pelajaran.
Gambar 10. Guru Mengkondisikan Kelas pada Saat
Pembelajaran Berlangsung
Kemudian guru sedikit mengulas kembali tentang pelajaran yang sudah
disampaikan pada minggu lalu untuk kembali menyegarkan ingatan siswa,
dilanjutkan mengaitkan materi minggu lalu dengan materi yang akan disampaikan
pada hari ini yaitu tentang pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai.
45
Gambar 11. Guru Menerangkan Job sheet Pemasangan
Keramik Pertemuan Dinding dan Lantai
Selanjutnya guru memberikan waktu pada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum jelas untuk mengetahui kondisi siswa sebelum melaksanakan
pekerjaan yang diberikan dan setelah materi yang berkaitan dengan pekerjaan
yang akan dilaksanakan siswa dapat diterima dengan baik . Guru mendekati
beberapa siswa yang ramai sendiri untuk menanyakan apakah sudah paham
dengan materi yang telah disampaikan dan menyuruh siswa untuk
memperhatikan.
Kemudian pada kegiatan inti, guru mulai membagi kelompok dengan
cara memberi kebebasan siswa untuk memilih teman satu kelompoknya agar
mereka lebih nyaman dan bersemangat. Dalam siklus ini pembagian kelompok
diperkecil, setiap kelompok beranggotakan 4 anak. Kelompok digunakan untuk
mendukung keefektifan pembelajaran serta memudahkan siswa untuk diskusi,
bertukar pendapat, dan bekerja sama sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan baik. Setelah pembagian kelompok, siswa segera mengambil bahan dan
alat-alat yang dibutuhkan untuk praktek di laboratorium penyimpanan alat dan
segera mengerjakan pekerjaan sesuai dengan job sheet bersama dengan anggota
kelompoknya masing-masing. Dalam siklus II ini pelaksanaan hampir sama
dengan siklus I.
46
Gambar 12. Siswa Aktif dalam Kegiatan Kelompok
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa bekerja sama, saling
membantu dan aktif dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok ini. Guru
memberikan penilaian pada siswa dengan berkeliling ketiap kelompok untuk
mengawasi keaktifan siswa pada waktu kegiatan berlangsung, memeriksa
pekerjaan siswa apakah sudah sesuai dengan job sheet dan membantu siswa
apabila menemui kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan pemasangan kuku
macan pada sudut keramik. Pada kegiatan ini semua siswa terlihat sangat antusias,
tetapi masih ada sebagian siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan pekerjaan
kelompok.
Setelah itu, siswa yang pekerjaannya sudah selesai segera
mempresentasikan pekerjaan kelompoknya. Guru bersama kelompok lain
mengevaluasi hasil kerja siswa, pada kegiatan ini guru memberikan kesempatan
siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Kemudian guru mengecek hasil kerja
siswa dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok dan dilanjutkan
siswa membersihkan peralatan praktek yang telah digunakan dan dikembalikan ke
laboratorium penyimpanan alat.
47
Gambar 13. Siswa Mempresentasikan Hasil Pekerjaan
Kelompoknya
Untuk kegiatan akhir guru memberikan evaluasi dan menyimpulkan
materi tentang pekerjaan yang sudah dilaksanakan tentang kesalahan dan
kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaan. Setelah selesai guru mengumumkan
rekor tim dan individual serta memberikan penghargaan yang berupa nilai tambah
bagi siswa yang pekerjaannya paling baik dan bagi siswa yang aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Kemudian siswa disiapkan dan berdoa pada akhir
pelajaran.
c. Observasi
Peneliti mengamati tingkah laku dan sikap siswa selama proses
pembelajaran pekerjaan ubin dengan menerapkan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD), serta mengamati keterampilan guru dalam
mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD). Peneliti mengambil posisi di ruang praktek PDKB, sebab guru
kelas menginginkan agar peneliti dapat mengamati langsung proses belajar
mengajar pekerjaan ubin dengan seksama dan dapat menilai dengan baik.
48
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar pekerjaan ubin, diperoleh informasi tentang motivasi dan aktifitas siswa
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut :
1) Siswa aktif selama pemberian apersepsi sebesar 76% sedangkan 24% lainnya
belum secara optimal dalam persiapan mengikuti pelajaran.
2) Siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan belajar berlangsung sebesar
87,5%, sedangkan 12,5% lainnya masih kurang kompak dan tidak saling
membantu dalam kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa yang malas.
3) Kelompok yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti
sebesar 86,5% sedangkan 13,5% lainnya masih kurang lengkap dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini dikarenakan siswa yang tidak
memanfaatkan waktu dengan baik dan tidak memperhatikan langkah kerja
sesuai job sheet.
4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa yang sudah
mampu mengerjakan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai dan
mendapatkan nilai 70 ke atas sebesar 95%, sedangkan 5% siswa lainnya belum
sempurna dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan. Hal ini
disebabkan mereka masih tidak begitu memperhatikan langkah kerja praktek
secara benar sesuai dengan job sheet, sehingga hasil pekerjaan yang diperoleh
tidak mencapai sempurna.
49
Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik Tingkat Keaktifan Siswa
Gambar 14. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa
pada Siklus II
Grafik Tingkat Kepasifan Siswa
Gambar 15. Grafik Tingkat Kepasifan Siswa pada Siklus II
19.5
20
20.5
21
21.5
22
22.5
23
23.5
24
24.5
Ju
mla
h S
isw
a
SIKLUS II
Keaktifan selama apersepsi
Keaktifan dalam kelompok
Ketelitian dan ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok
Ketuntasan hasil belajar
0
1
2
3
4
5
6
SIKLUS II
Ju
mla
h S
isw
a
Siswa yang pasif saat pemberian apersepsi
Siswa yang pasif dalam kelompok belajar
Siswa yang kurang tepat dan teliti dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok
Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran
50
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan siklus II, peneliti dapat
memberikan analisis bahwa, dilihat dari hasil penelitian pada siklus II ternyata
hasil penelitian sudah memenuhi indikator yang telah ditentukan dan mengalami
peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II, sehingga penelitian pada siklus II ini
dinyatakan berhasil. Meskipun demikian, masih ada beberapa kelemahan atau pun
kekurangan siswa pada siklus II ini yang perlu ditindak lanjuti, antara lain :
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus II ini adalah :
a) Dalam menerangkan job sheet suara guru masih dikeluhkan siswa kurang
jelas.
b) Guru sudah tidak terlalu santai dalam memberikan materi, namun masih ada
beberapa siswa yang ramai sendiri dan mengabaikan pelajaran.
2) Sedangkan dari siswa masih ditemukan kekurangan, antara lain :
a) Kurangnya perhatian dari beberapa siswa terhadap pembelajaran. Justru
siswa-siswa ini adalah siswa yang dirasa sering mengabaikan pelajaran
pekerjaan ubin.
b) Masih ada beberapa siswa yang malas-malasan bekerja dengan
kelompoknya,terutama tonny dan wahyu.
c) Dari segi hasil belajar sudah ada peningkatan dari siklus I yaitu 76,87.
Secara keseluruhan rata-rata naik, namun masih terdapat 2 siswa yang tidak
lulus atau mendapat nilai kurang dari 70.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan adalah :
1) Guru lebih memperbaiki gaya mengajar yang lebih dapat membuat siswa
tertarik dan berminat dalam mengikuti pembelajaran pekerjaan ubin, sehingga
siswa tidak lagi mengabaikan pelajaran.
2) Guru agar lebih memperhatikan volume suara dan kejelasan pengucapan
kalimat agar siswa tidak mengalami kebingungan.
51
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran pekerjaan
ubin melalui penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat
dari tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Peningkatan Kualitas dan Hasil Pembelajaran
Aspek yang dinilai Siklus Jumlah (%) Peningkatan
Keaktifan siswa selama apersepsi Siklus I 17 siswa 70 6%
Siklus II 21 siswa 76
Keaktifan siswa dalam kelompok
belajar
Siklus I 20 siswa 75 12,5%
Siklus II 23 siswa 87,5
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam
menyelesaikan pekerjaan kelompok
Siklus I 19 siswa 74,5 12%
Siklus II 22 siswa 86,5
Ketuntasan hasil belajar Siklus I 18 siswa 72 23%
Siklus II 24 siswa 95
52
Peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran pekerjaan ubin tersebut juga
dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa
Gambar 16. Grafik Hasil Penelitian I
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan observasi awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di SMK N 2 Surakarta. Dari hasil observasi ini,
peneliti menemukan bahwa pembelajaran pekerjaan ubin pada siswa kelas XI
TKB masih kurang optimal, dimana siswa kurang antusias mengikuti
pembelajaran dan hasil evaluasi belajarnya kurang maksimal. Oleh karena itu,
peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas XI TKB dan mencari solusi untuk
mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD). Alasan utama peneliti mengambil
metode ini adalah karena kondisi belajar siswa yang kurang kondusif, maka
dengan pembentukan kegiatan kelompok, siswa disuruh mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya, dan pemberian penghargaan diakhir pembelajaran diharapkan
dapat meningkatkan semangat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
pekerjaan ubin.
Kemudian guru kelas dibantu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada
I
I I I
IIII II
II
0
5
10
15
20
25
30
Ju
mla
h S
isw
a
SIKLUS
keaktifan selama apersepsi
keaktifan dalam kelompok
ketepatan dan ketelitian dalam mengerjakan pekerjaan kelompok
ketuntasan hasil belajar
53
pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah pemasangan kuku macan pada sudut
keramik. Guru memberikan materi dengan menerangkan job sheet yang nantinya
akan dikerjakan siswa secara berkelompok. Namun, dari hasil pengamatan
terhadap proses belajar mengajar pekerjaan ubin pada siklus I masih terdapat
kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan kerja kelompok, dimana dari 5-6
siswa anggota kelompok, hanya 2 atau 3 anak saja yang mau aktif mengerjakan
pekerjaan kelompok. Selain itu, kesempatan presentasi untuk tanya jawab banyak
diabaikan para siswa yang belum maju. Karena itu, peneliti mencari solusi dan
menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan
kelemahan dalam pembelajaran pekerjaan ubin pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II adalah pemasangan keramik
pertemuan dinding dan lantai. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan
siswa, siswa merasa cukup antusias dengan diterapkannya model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD) kemarin. Selain siswa menjadi
aktif, siswa juga tidak segan bertanya dan bekerja sama dengan teman satu
kelompoknya.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar
pekerjaan ubin pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses
sudah menunjukkan peningkatan. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat
pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi guru.
Dengan memperkecil anggota kelompok menjadi 4 anak saja, ternyata membuat
siswa jauh lebih aktif dalam mengerjakan tugas kelompoknya. Kegiatan presentasi
dengan tanya jawab oleh guru juga lebih efektif. Meskipun begitu, masih
diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari guru untuk mendukung
berhasilnya proses belajar mengajar pekerjaan guru. Guru merasa kegiatan
pemberian motivasi ini akan dapat dilaksanakan tiap saat nanti. Oleh sebab itu,
masalah yang dihadapi pada pembelajaran pekerjaan ubin sudah dapat teratasi
dengan cara penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD). Teratasinya masalah pembelajaran tersebut dapat dilihat dari aspek-
54
aspek pengamatan yang telah dilakukan yaitu menurunnya tingkat kepasifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, antara lain :
1. Ketidakaktifan siswa dalam menanggapi apersepsi yang diberikan guru saat
pemberian materi menurun dari 9 siswa menjadi 5 siswa.
2. Siswa yang tidak aktif dalam kegiatan kelompok belajar menurun dari 6 siswa
menjadi 3 siswa dengan memperkecil jumlah anggota kelompok belajar.
3. Siswa yang belum mengerjakan tugas kelompok dengan tepat dan teliti
menurun dari 7 siswa menjadi 4 siswa.
4. Siswa yang hasil belajarnya belum tuntas menurun dari 8 siswa menjadi 2
siswa.
Penurunan tingkat kepasifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik Penurunan Tingkat Kepasifan Siswa
Gambar 17. Grafik Hasil Penelitian II
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
pekerjaan ubin yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil
pembelajaran pekerjaan ubin. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja
I
I
I
I
II
II
II
II
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ju
mla
h S
isw
a
SIKLUS
Siswa yang pasif saat pemberian apersepsi
Siswa yang pasif dalam kelompok belajar
siswa yang kurang tepat dan teliti dalam mengerjakan pekerjaan kelompok
siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran
55
guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan
pembelajaran pekerjaan ubin dengan menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division (STAD), dapat dilihat dari indikator-indikator
sebagai berikut :
1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
pekerjaan ubin.
2. Siswa sudah mampu mengatasi kesulitan belajar dengan berdiskusi dengan
teman yang lebih paham akan materinya dan belajar bekerja sama dengan baik.
3. Siswa sudah mampu memahami materi pekerjaan ubin.
4. Pada setiap penyampaian materi, guru selalu memberikan motivasi dengan
pertanyaan-pertanyaan yang membantu keaktifan belajar siswa.
5. Nilai dari hasil pekerjaan yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan
dari siklus I sampai siklus II.
56
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti
uraikan, maka dapat diambil suatu simpulan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI
TKB SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin. Meningkatnya
hasil belajar siswa dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa yang
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan hasil belajar yang
dicapai secara klasikal siswa sebesar 95% dengan nilai rata-rata 76,87.
2. Efektifitas penerapan model pembelajaran STAD di kelas XI TKB SMK N 2
Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin dapat tercapai dengan baik.
Tercapainya efektifitas belajar siswa dapat dilihat dengan adanya peningkatan
keaktifan siswa selama apersepsi yaitu 70% menjadi 76% secara klasikal
siswa, meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok belajar yaitu
75% menjadi 87,5% secara klasikal siswa, serta adanya peningkatan ketelitian
dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok yaitu 74,5%
menjadi 86,5% secara klasikal siswa.
.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian beserta pembahasan dan simpulan yang
dikemukakan tersebut diatas, maka implikasi dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu berasal dari
pihak guru maupun siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam
mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi,
kemampuan guru dalam mengelola kelas, dan metode yang digunakan oleh guru
57
dalam proses pembelajaran. Sedangkan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran pekerjaan ubin.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan secara maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru
memiliki kemampuan baik, maka guru dapat menyampaikan materi dengan baik.
Materi tersebut akan diterima siswa dengan baik apabila siswa juga memiliki
minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif,
efektif, dan efisien.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat, sangat berpengaruh
terhadap kualitas dan efektifitas penyampaian materi yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini akan berpengaruh pula pada motivasi
dan keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan
belajar mengajar yang berkualitas. Ada beberapa manfaat dari penggunaan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran,
antara lain : (1) membantu siswa dalam memahami materi, (2) melibatkan siswa
dalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih aktif, (3) siswa dapat
menambah pengalaman dan pengetahuan melalui kegiatan presentasi dan diskusi
kelompok, dan (4) menumbuhkan minat belajar dan antusiasme terhadap
pembelajaran pekerjaan ubin dengan metode pembelajaran yang menyenangkan.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa melalui
penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
dalam pembelajaran pekerjaan ubin dapat meningkatkan hasil belajar pekerjaan
ubin. Bagi guru bidang studi pekerjaan ubin, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai alternatif pilihan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Disamping itu, dapat menjadikan siswa lebih aktif dan menghapus
pandangan siswa terhadap pembelajaran yang membosankan menjadi
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Apalagi bagi guru yang memiliki
kemampuan dalam mengajak siswa untuk dapat berkomunikasi dengan baik,
58
sehingga siswa menjadi tidak malu untuk bertanya atau maju ke depan kelas
menyampaikan pendapatnya dan hasil pekerjaannya.
Pemberian tindakan dari siklus I sampai siklus II memberikan deskripsi
bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran pekerjaan ubin berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan
tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus II. Dari pelaksanaan
tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat
dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses maupun hasil dari
pembelajaran pekerjaan ubin.
Dalam pembelajaran pekerjaan ubin ini digunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division (STAD). Dengan penggunaan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), hasil belajar
pekerjaan ubin siswa dapat meningkat. Hal ini dikarenakan dalam
penggunaannya, siswa diberi kesempatan untuk bertanya, berdiskusi dalam
kelompok belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan
pekerjaannya, siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sehingga
pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya berasal dari pengalaman pada saat
melihat guru mengajar tetapi juga diperoleh dari kegiatan yang dilakukan siswa
itu sendiri. Selain itu, guru juga memberikan penghargaan bagi siswa yang hasil
kerjanya paling baik dan bagi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
bertujuan agar supaya siswa lebih termotivasi dan bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran. Pengetahuan dibangun atas dasar konsep yang diterima siswa yang
dikembangkan berdasarkan pengalaman yang telah merekan dapat. Pengetahuan
tersebut bersifat lebih kekal (bertahan lama) dalam pikiran siswa.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan diatas, maka peneliti dapat mengajukan
saran-saran sebagai berikut :
1. Guru harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan
menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas
pembelajaran yang dilakukan dapat terus meningkat seiring dengan
59
peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya mau
membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan
agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
2. Guru hendaknya menerapkan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan selama proses pembelajaran, guru
hendaknya menggunakan cara-cara mengajar yang bervariatif dan menarik
perhatian siswa sehingga siswa tidak cepat bosan.
3. Bagi guru yang belum menerapkan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD), dapat menerapkan model pembelajaran tersebut
dengan berbagai komponennya dalam pembelajaran agar pemahaman siswa
menjadi lebih meningkat.
4. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain, namun
dalam penerapannya harus diikuti penyesuaian dengan konteks kelas maupun
sekolah masing-masing. Hal ini perlu dilakukan karena meskipun sekolah-
sekolah di Indonesia memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan
sekolah lain. Maka dengan adanya penyesuaian tersebut diharapkan dapat
menciptakan pola pengajaran yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adili, La Ode. 2004. Metode STAD Pembelajaran Membaca Pemahaman.
Dimyati dan Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Lie, Anita. 2003. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana
Pustaka.
Suyitno, Amin. 2005. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas untuk
Penyusunan Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES.
Zuriah, Nurul. 2003. Penelitian Tindakan Kelas dalam Bidang Pendidikan dan
Sosial. Malang: Bayu Media Publishing.
LAMPIRAN 1
DAFTAR HADIR SISWA
Kelas : XI TKB Semester : Genap
Program Keahlian : Teknik Konstruksi Bangunan TP. : 2009/2010
Mata Pelajaran : Pekerjaan Ubin
No NAMA PERTEMUAN KET %
Siklus I Siklus II S I A HADIR
1 Doddy Bharata S S
2 Addien Luqmanul Hakim / /
3 Ade Ristianto / I
4 Agus Budi Santoso / /
5 Burhanudin Anshori I /
6 Daniel Triyono / /
7 Dany Saputro / /
8 Daud Mulyadi / /
9 Dawut Kistiono / /
10 Defi Prasetyo / /
11 Eko Prastyo / /
12 Hani Tri Praja Guta / /
13 Hendrik Bagus Prayetno / /
14 Ikhsanudin / /
15 Ipa Renggono / /
16 M Sutrisno A / /
17 Muh Alevcha Rizqi / /
18 Muh Febry Setiawan A / /
19 Muh Syarifudin Budi N / /
20 Muna Lestianto / /
21 Noor Rachman Afif S S /
22 Rikwan Santoso / /
23 Tonny Hindra Wibowo / /
24 Tri Jatmiko / /
25 Wahyu Widodo / /
26 Helly Angkasa Yudha I /
LAMPIRAN 2
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK PEKERJAAN UBIN
PEMASANGAN KUKU MACAN PADA SUDUT KERAMIK
( SIKLUS I )
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2
Tonny Hindra Wibowo
Ade Ristianto
Muh Alevcha Rizqi
Daud Mulyadi
Ikhsanudin
Addien Luqmanul Hakim
Muh Febry Setiawan A
Eko Prastyo
Dawut Kistiono
Daniel Triono
Muna Listianto
Hani Tri Praja Guta
KELOMPOK 3 KELOMPOK 4
Wahyu Widodo
Defi Prasetyo
Tri Jatmiko
Hendrik Bagus Prayetno
Ipa Renggono
Rikwan Santoso
Dany Saputro
Agus Budi Santoso
Muh Syarifudin Budi N
M Sutrisno A
LAMPIRAN 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Pekerjaan Ubin
Kelas / Semester : XI / 4 (Empat)
Pertemuan Ke- : 3
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : Melakukan pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut
keramik
Kompetensi Dasar : Menguasai langkah kerja pekerjaan pemasangan kuku
macan pada sudut keramik
A. Indikator
1. Bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan kuku
macan pada sudut keramik disebutkan dengan benar sesuai dengan
penjelasan guru
2. Langkah kerja pemasangan kuku macan pada sudut keramik disebutkan
dengan benar sesuai dengan job sheet
3. Pemasangan kuku macan pada sudut keramik dilaksanakan sesuai
dengan job sheet
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bahan dan alat-alat yang digunakan untuk
pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik sesuai dengan
penjelasan guru
2. Siswa dapat menyebutkan langkah kerja pemasangan kuku macan pada
sudut keramik dengan benar
3. Siswa dapat memasang kuku macan pada sudut keramik sesuai dengan
job sheet
C. Materi Pembelajaran
1. Bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan kuku
macan pada sudut keramik
2. Langkah kerja pemasangan kuku macan pada sudut keramik
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
2. Metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan
E. Sumber dan Bahan Pembelajaran
1. Buku paket
2. Alat-alat praktek
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan
Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1. Siswa disiapkan oleh ketua kelas dan dilanjutkan dengan
berdoa
2. Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan
presensi
3. Guru memotivasi siswa dengan mengajak siswa untuk
sedikit santai, yang selanjutnya dilakukan apersepsi
dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang
kegunaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik
15 menit
Kegiatan Inti
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang
beranggotakan 4-5anak dengan tingkat prestasi yang
berbeda
2. Siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan
kelompoknya masing-masing
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang job sheet
pemasangan kuku macan pada sudut keramik
4. Siswa mengajukan pertanyaan yang dirasa masih sulit
untuk dipahami
240 menit
5. Siswa mengambil peralatan dan bahan-bahan untuk
praktek
6. Siswa saling bekerja sama untuk menyelesaikan
pekerjaan kelompok yang nantinya akan terjadi diskusi
kelas
7. Siswa mengerjakan pekerjaan pemasangan kuku macan
pada sudut keramik sesuai dengan job sheet yang sudah
ada
8. Siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
pekerjaan segera meminta bantuan atau arahan dari guru
9. Siswa yang pekerjaannya sudah selesai segera
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya
10. Siswa bersama guru mengevaluasi pekerjaan kelompok
yang sudah selesai
11. Siswa membersihkan peralatan praktek dan dikembalikan
ke laboratorium penyimpanan alat
12. Guru mengecek hasil kerja siswa dan buat skor
perkembangan tiap siswa atau kelompok
Kegiatan Akhir
1. Tes Evaluasi
Soal :
a. Apakah kegunaan pemasangan nat keramik ?
b. Apakah kegunaan pemasangan kuku macan pada
sudut keramik ?
Jawaban :
a. Kegunaan pemasangan nat keramik adalah untuk
mengisi sela-sela antar keramik dan memperindah
pasangan keramik
b. Untuk mempercantik ruangan, mengatasi suasana
yang biasa-biasa saja, dan untuk keselamatan.
Penilaian hasil keterampilan praktek meliputi :
15 menit
a. Keterampilan pokok (50%)
b. Keterampilan tambahan (20%)
c. Metode (10%)
d. Keamanan (10%)
e. Waktu (10%)
2. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
3. Guru mengumumkan rekor tim dan individual, serta
memberikan penghargaan
4. Siswa disiapkan dan berdoa
LAMPIRAN 4
JOB SHEET
( Siklus I )
SATUAN PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan
MATA PELAJARAN : Pekerjaan Ubin
KELAS/SEMESTER : XI/4 ( Empat )
STANDAR KOMPETENSI : Melakukan pekerjaan pemasangan kuku macan
pada sudut keramik
LOKASI WAKTU : 6 x 45 menit
A. KOMPETENSI DASAR
Menguasai langkah kerja pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut
keramik
B. INDIKATOR
1. Bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan kuku
macan pada sudut keramik disebutkan dengan benar sesuai dengan
penjelasan guru
2. Langkah kerja pemasangan kuku macan pada sudut keramik disebutkan
dengan benar sesuai dengan job sheet
3. Pemasangan kuku macan pada sudut keramik dilaksanakan sesuai dengan
job sheet
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Sendok spesi / cetok
b. Roskam
c. Mistar
d. Waterpas
e. Meteran
f. Benang
g. Siku
h. Palu
i. Ember
j. Paku ternit
k. Kain lap
2. Bahan:
a. Keramik
b. Semen
c. Pasir
d. Air
e. Kuku macan
D. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar aman selama melakukan pekerjaan
adalah :
a. Memakai pakaian kerja (wear pack)
b. Tempat kerja harus bersih dari kotoran.
c. Tempatkan alat dan bahan yang mudah dijangkau dan aman untuk
mendapatkan ruang kerja yang ideal.
d. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
e. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan penuh konsentrasi.
E. LANGKAH KERJA
1. Persiapan pekerjaan
a. Mengenakan pakaian kerja (wear pack).
b. Mempelajari gambar kerja.
c. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan.
d. Menghitung secara akurat ubin keramik yang dibutuhkan.
Menentukan dan mengatur peralatan dan bahan dengan tujuan:
a. Menghindari kecelakaan kerja.
b. Tersedianya ruang gerak yang cukup leluasa saat bekerja.
c. Meningkatkan produktifitas
d. Menghindari tercecernya material yang bisa mengakibatkan
pemborosan.
e. Menambah semangat kerja.
2. Pelaksanaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik
a. Bersihkan tempat lokasi praktek terlebih dahulu.
b. Rendam keramik dalam air ± 15 menit agar keramik menjadi lebih
elastis dan pada saat pemasangan dapat dengan mudah menempel.
c. Buatlah garis dengan menggunakan benang di tepi/pinggiran lantai
sebagai patokan pemasangan keramik, sikukan benang tadi dengan
penggaris siku dan beri tanda untuk mempermudah pengerjaannya.
d. Letakkan keramik sejajar dengan benang dan garis siku tadi untuk
memastikan apakah sudah siku atau belum.
e. Setelah siku tentukan beda tingginya, ikatkan benang tadi pada paku
yang sudang ditancapkan pada lantai dan jangan dilepas kalau
pekerjaan belum selesai.
f. Buatlah adukan yang benar-benar homogen/semen,pasir dan air sudah
diaduk sehigga benar-benar bercampur dengan baik.
g. Buatlah air semen untuk dioleskan kebawah keramik sebelum dipasang
diatas spesi dengan tujuan agar daya rekat keramik ke adukan benar-
benar lengket.
h. Setelah semuanya siap, letakkan spesi ke lantai dan pasangkan keramik
yang sudah diolesi air semen.
i. Ketuk keramik dengan menggunakan palu karet agar padatnya merata.
j. Periksa kembali apakah ketinggiannya sudah sama rata dengan benang
yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai sebelum melanjutkan
pekerjaan.
k. Tancapkan paku ternit di tepi keramik yang sudah dipasang tadi untuk
membuat jarak nat keramik, selain itu agar kelihatan rapi dan lakukan
pekerjaan yang telah ditentukan
l. Setelah pengerjaan pemasangan keramik pada tepi lantai sudah selesai,
untuk pengerjaan tepi bawah caranya sama, tinggal menyesuaikan
pekerjaan pemasangan keramik pada tepi lantai.
m. Setelah pekerjaan selesai jangan lupa chek kembali kesikuannya,
kedatarannya dengan menggunakan waterpas dan tebal spesi dengan
mistar.
n. Setelah pemasangan keramik selesai, pasangkan kuku macan yang
sesuai dengan ukuran pada sudut keramik.
o. Jangan diinjak-injak, amankan areal keramik yang baru dipasang dari
lalu lalang orang selama 2-3 hari.
p. Periksa kembali hasil pemasangan, pastikan dibawah ubin keramik
yang terpasang semuanya padat terisi adukan dan tidak ada yang
kosong.
q. Setelah pekerjaan selesai, sambil menunggu keramik yang telah
dipasang tadi kering, bersihkan alat-alat yang telah digunakan tadi dan
dikembalikan pada tempatnya ,bersihkan lokasi praktek, untuk finishing
lap pasangan keramik yang sudah kering tadi dengan kain
F. GAMBAR KERJA
1. Pembuatan adukan
2. Pemasangan spesi
3. Pemasangan keramik dan
kuku macan
5. Hasil praktek
4. Pengelapan/finishing
LAMPIRAN 5
LEMBAR EVALUASI SISWA
( SIKLUS I )
Soal Test :
1. Apakah kegunaan pemasangan nat keramik ?
2. Apakah kegunaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik ?
Jawaban :
1. Kegunaan pemasangan nat keramik adalah untuk mengisi sela-sela
antar keramik dan memperindah pasangan keramik
2. Untuk mempercantik ruangan, mengatasi suasana yang biasa-biasa
saja, dan untuk keselamatan.
Lembar Observasi Praktek
No.
Hasil Keterampilan
Skor
1
Keterampilan pokok
50%
2
Keterampilan tambahan
20%
3
Metode
10%
4
Keamanan
10%
5
Waktu
10%
LAMPIRAN 6
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA
( SIKLUS I )
No.
Nama
Aspek yang Diamati
Apersepsi Kegiatan
Kelompok
Ketelitian dan
Ketepatan
B C K KS B C K KS B C K KS
1 Doddy Bharata √ √ √
2 Addien Luqmanul
Hakim
√ √ √
3 Ade Ristianto √ √ √
4 Agus Budi Santoso √ √ √
5 Burhanudin Anshori √ √ √
6 Daniel Triyono √ √ √
7 Dany Saputro √ √ √
8 Daud Mulyadi √ √ √
9 Dawut Kistiono √ √ √
10 Defi Prasetyo √ √ √
11 Eko Prastyo √ √ √
12 Hani Tri Praja Guta √ √ √
13 Hendrik Bagus Prayetno √ √ √
14 Ikhsanudin √ √ √
15 Ipa Renggono √ √ √
16 M Sutrisno A √ √ √
17 Muh Alevcha Rizqi √ √ √
18 Muh Febry Setiawan A √ √ √
19 Muh Syarifudin Budi N √ √ √
Surakarta, 22 April 2010
Observer
Taofik
NIM. K 1506050
20 Muna Lestianto √ √ √
21 Noor Rachman Afif S √ √ √
22 Rikwan Santoso √ √ √
23 Tonny Hindra Wibowo √ √ √
24 Tri Jatmiko √ √ √
25 Wahyu Widodo √ √ √
26 Helly Angkasa Yudha √ √ √
Jumlah
Rata-rata
Prosentase
DESKRIPTOR PENILAIAN AKTIFITAS SISWA
1. Apersepsi
a. Menunjukkan antusias dan rasa senang dalam pembelajaran
b. Mengajukan pertanyaan
c. Menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh
2. Kegiatan Kelompok
a. Memberi bantuan pada teman yang mengalami kesulitan
b. Menunjukkan kekompakan dan saling bekerja sama
c. Mengerjakan pekerjaan kelompok dengan baik
3. Ketelitian dan Ketepatan
a. Memperhatikan sistematika kerja dan keselamatan kerja dengan baik
b. Memperhatikan ketegakan, kesikuan, kelurusan, posisi, ketepatan
pengukuran, dan kedataran pemasangan ubin dengan baik dan benar
c. Memperhatikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
Keterangan :
Diisi dengan tanda cek (√)
Baik (B) : Jika semua indikator dilaksanakan
Cukup (C) : Jika hanya dua indikator dilaksanakan
Kurang (K) : Jika hanya satu indikator dilaksanakan
Kurang Sekali (KS) : Jika semua indikator tidak dilaksanakan
LAMPIRAN 7
LEMBAR OBSERVASI SISWA
( SIKLUS I )
Nama Peneliti : Erma Setya Utami
Sekolah : SMK N 2 Surakarta
Hari/tanggal : Kamis/22 April 2010
No.
Aspek Pengamatan
Kriteria Pengamatan
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali
1 Kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran
√
2 Keaktifan siswa dalam
melaksanakan kegiatan
kelompok
√
3 Keberanian siswa untuk
bertanya
√
4 Kerjasama siswa dalam
kelompok
√
5 Kemampuan siswa dalam
menyelesaikan pekerjaan
kelompok
√
6 Suasana diskusi antar siswa √
7 Antusias siswa dalam
belajar
√
8 Kreatifitas siswa dalam
mengerjakan pekerjaan
kelompok
√
Keterangan :
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom
yang sesuai.
1 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas < 40% ( Kurang )
2 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 41% - 60% ( Cukup )
3 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 61% - 80% ( Baik )
4 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 81% - 100% ( Baik Sekali )
Surakarta, 22 April 2010
Observer
Taofik
NIM. K 1506050
9 Keberanian siswa dalam
menyajikan temuannya
√
10 Kemampuan siswa
menghubungkan materi
dengan kehidupan nyata
√
11 Kemampuan siswa
memecahkan masalah
√
12 Kesan umum respon siswa √
LAMPIRAN 8
LEMBAR OBSERVASI GURU
( SIKLUS I )
Nama Peneliti : Erma Setya Utami
Sekolah : SMK N 2 Surakarta
Hari/tanggal : Kamis/22 April 2010
No.
Aspek Pengamatan
Kriteria Pengamatan
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali
I Pendahuluan :
1 a. Melakukan persiapan fisik :
papan tulis tertata rapi dan
bersih, bahan dan alat-alat
praktek, dan tempat untuk
praktek
√
b. Menyiapkan alat bantu
mengajar dan sumber
belajar
√
c. Mengabsen siswa √
d. Melakukan tatapan
keseluruh siswa
√
e. Meminta siswa untuk
memperhatikan pelajaran
√
2 Melakukan apersepsi sesuai
dengan materi yang akan
diajarkan
√
3 Motivasi √
II Pengembangan :
1 Mengelola kelas :
a. Memberi petunjuk dan
penjelasan
√
b. Menunjukkan sifat adil
kepada siswa
√
c. Menegur siswa secara wajar
dan tegas jika ada tingkah
laku siswa yang kurang
baik
√
d. Memberi penguatan pada
jawaban siswa yang benar
√
2 Memberi kesempatan siswa :
a. Untuk membangun
pengetahuan sendiri
√
b. Untuk berpartisipasi aktif
dalam kegiatan
pembelajaran
√
3 Usaha guru dalam membantu
siswa dalam kegiatan
penemuan pengetahuan baru
√
4 Mengembangkan teknik
bertanya untuk mengungkap
rasa ingin tahu siswa
√
5 Berbahasa dan menulis dipapan
tulis :
a. Menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan
benar
√
b. Intonasi suara dilakukan
dengan baik dan benar
√
c. Posisi saat bersuara
menghadap siswa
√
d. Penggunaan papan tulis
efektif
6 Memberi kesempatan siswa
untuk berinteraksi dengan
teman maupun guru
√
7 Menciptakan suasana yang
interaktif dan menyenangkan
√
8 Menyajikan materi :
a. Membuat dan
menggunakan RPP
√
b. Menguasai materi √
c. Menyajikan materi sesuai
RPP
√
d. Memberikan jawaban
pertanyaan dari siswa
dengan tepat dan cepat
√
e. Materi disampaikan dengan
lancar
√
9 Menggunakan media
pembelajaran :
a. Media yang tersedia
digunakan tanpa kesulitan
√
b. Media digunakan secara
aktif dan menyenangkan
√
c. Penggunaan media mampu
memperjelas penyampaian
materi
√
10 Menggunakan metode
mengajar yang tepat :
a. Metode yang dipilih sesuai
indikator dan materi
pembelajaran
√
b. Metode yang digunakan
sesuai dengan kondisi
siswa
√
11 Melakukan penilaian :
a. Melakukan penilaian dalam
proses pembelajaran
√
b. Memberi pekerjaan
kelompok sesuai dengan
job sheet
√
III Penutup :
1 Membimbing siswa membuat
simpulan
√
2 Melakukan refleksi √
3 Kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan urut
√
Keterangan :
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom
yang sesuai.
1 : Kurang ( < 40% )
2 : Cukup ( 41% - 60% )
3 : Baik ( 61% - 80% )
4 : Baik Sekali ( 81% - 100% )
Surakarta, 22 April 2010
Observer
Taofik
NIM. K 1506050
LAMPIRAN 9
PEKERJAAN : Pekerjaan Ubin
T/P
: 2009/2010
LEMBAR PENILAIAN : Pemasangan Kuku macan pada sudut Keramik
Tanggal : 22 April 2010
KELAS : II TKB
NO NIS
Penilaian (Bobot) Nama
Ke
tra
mp
ila
n P
oko
k
50%
K
etr
am
pila
n
Ta
mb
ah
an
20%
M
eto
de
10
%
K
ea
man
an
10%
W
ak
tu
10%
N
ila
i ya
ng
did
ap
at
K
ete
ran
gan
1 7001045 DODDY BARATA R
2 809100035 ADDIEN L.H 35,0 12,0 7,0 7,0 7,0 68,0 R
3 809100036 ADE RISTIYANTO 38,0 14,0 8,0 7,0 8,0 75,0 L
4 809100039 AGUS BUDI S 38,0 12,0 7,0 7,0 7,0 71,0 L
5 809100041 BURHANUDIN A R
6 809100042 DANIEL T 40,0 14,0 8,0 7,0 8,0 77,0 L
7 809100043 DANY S 40,0 14,0 8,0 7,0 8,0 77,0 L
8 809100044 DAUD M 42,0 14,0 8,0 7,0 8,0 79,0 L
9 809100045 DAWUT K 38,0 14,0 8,0 7,0 8,0 75,0 L
10 809100046 DEFI P 42,0 14,0 8,0 7,0 8,0 79,0 L
11 809100047 EKO.P 40,0 14,0 8,0 7,0 8,0 77,0 L
12 809100048 HANI.TRI PG 34,0 13,0 6,0 7,0 7,0 67,0 R
13 809100049 HENDRIK BP 36,0 14,0 7,0 8,0 8,0 73,0 L
14 809100050 IKHSANUDIN 38,0 14,0 7,0 8,0 8,0 75,0 L
15 809100051 IPA R 35,0 12,0 7,0 7,0 8,0 69,0 R
16 809100054 M SUTRISNO 35,0 12,0 7,0 7,0 7,0 68,0 R
17 809100055 MUH.ALEVCHA 40,0 15,0 8,0 7,0 8,0 78,0 L
18 809100056 MUH.FEBRI S 40,0 15,0 8,0 7,0 8,0 78,0 L
19 809100057 MUH.SYARIFUDIN 36,0 13,0 7,0 8,0 7,0 71,0 L
20 809100058 MUNA L 38,0 14,0 8,0 7,0 8,0 75,0 L
21 809100059 NOOR RAHMAN R
22 809100060 RIKWAN S 40,0 14,0 7,0 8,0 8,0 77,0 L
23 809100061 TONNY S 38,0 14,0 7,0 8,0 7,0 74,0 L
24 809100062 TRI JATMIKO 38,0 14,0 7,0 8,0 8,0 75,0 L
25 809100063 WAHYU WIDODO 38,0 14,0 7,0 8,0 7,0 74,0 L
26 809100642 HELLY ANGKASA Y R
LAMPIRAN 10
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK PEKERJAAN UBIN
PEMASANGAN KERAMIK PERTEMUAN DINDING DAN LANTAI
( SIKLUS II )
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2
M Sutrisno A
Ipa Renggono
Hendrik Bagus Prayetno
Muh Syarifudin Budi N
Daniel Triono
Tonny Hindra Wibowo
Dany Saputro
Dawut Kistiono
KELOMPOK 3 KELOMPOK4
Defi Prasetyo
Wahyu Widodo
Muna Listianto
Muh Alevcha Rizqi
Rikwan Santoso
Eko Prastyo
Agus Budi Santoso
Ikhsanudin
KELOMPOK 5 KELOMPOK 6
Muh Febry Setiawan A
Addien Luqmanul Hakim
Burhanudin Anshori
Daud Mulyadi
Hani Tri Praja Guta
Noor Rachman Afif S
Tri Jatmiko
Helly Angkasa Yudha
LAMPIRAN 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Pekerjaan Ubin
Kelas / Semester : XI / 4 (Empat)
Pertemuan Ke- : 4
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : Melakukan pekerjaan pemasangan keramik pertemuan
dinding dan lantai
Kompetensi Dasar : Menguasai langkah kerja pekerjaan pemasangan keramik
pertemuan dinding dan lantai
A. Indikator
1. Bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan
keramik pertemuan dinding dan lantai disebutkan dengan benar sesuai
dengan penjelasan guru
2. Langkah kerja pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai
disebutkan dengan benar sesuai dengan job sheet
3. Pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai dilaksanakan sesuai
dengan job sheet
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bahan dan alat-alat yang digunakan untuk
pekerjaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai sesuai
dengan penjelasan guru
2. Siswa dapat menyebutkan langkah kerja pemasangan keramik pertemuan
dinding dan lantai dengan benar
3. Siswa dapat memasang keramik pertemuan dinding dan lantai sesuai
dengan job sheet
C. Materi Pembelajaran
1. Bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan
keramik pertemuan dinding dan lantai
2. Langkah kerja pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
2. Metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan
E. Sumber dan Bahan Pembelajaran
1. Buku paket
2. Alat-alat praktek
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan
Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1. Siswa disiapkan oleh ketua kelas dan dilanjutkan dengan
berdoa
2. Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan
presensi
3. Guru memotivasi siswa dengan mengajak siswa untuk
sedikit santai, yang selanjutnya dilakukan apersepsi
dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang
kegunaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan
lantai
15 menit
Kegiatan Inti
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang
beranggotakan 4-5anak dengan tingkat prestasi yang
berbeda
2. Siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan
kelompoknya masing-masing
240 menit
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang job sheet
pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai
4. Siswa mengajukan pertanyaan yang dirasa masih sulit
untuk dipahami
5. Siswa mengambil peralatan dan bahan-bahan untuk
praktek
6. Siswa saling bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan
kelompok yang nantinya akan terjadi diskusi kelas
7. Siswa mengerjakan pekerjaan pemasangan keramik
pertemuan dinding dan lantai sesuai dengan job sheet
yang sudah ada
8. Siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
pekerjaan segera meminta bantuan atau arahan dari guru
9. Siswa yang pekerjaannya sudah selesai segera
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya
10. Siswa bersama guru mengevaluasi pekerjaan kelompok
yang sudah selesai
11. Siswa membersihkan peralatan praktek dan dikembalikan
ke laboratorium penyimpanan alat
1) Guru mengecek hasil kerja siswa dan buat skor
perkembangan tiap siswa atau kelompok
Kegiatan Akhir
1. Evaluasi
Soal :
a. Sebutkan kegunaan pemasangan keramik
pertemuan dinding dan lantai ?
b. Kenapa sebelum melakukan pemasangan,
keramik harus direndam kedalam air terlebih
dahulu ?
Jawaban :
a. Untuk mengantisipasi jika ruangan yang di pasang
15 menit
ubin tidak siku dan besar ruangan tidak dapat
dibagi ubin secara utuh sehingga perlu
pemotongan ubin, dan ruangan tampak terlihat
luas.
b. Karena agar keramik menjadi lebih elastis dan
pada saat pemasangan dapat dengan mudah
menempel.
Penilaian hasil keterampilan praktek meliputi :
a. Keterampilan pokok (50%)
b. Keterampilan tambahan (20%)
c. Metode (10%)
d. Keamanan (10%)
e. Waktu (10%)
2. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
3. Guru mengumumkan rekor tim dan individual, serta
memberikan penghargaan
4. Siswa disiapkan dan berdoa
LAMPIRAN 12
JOB SHEET
( Siklus II )
SATUAN PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan
MATA PELAJARAN : Pekerjaan Ubin
KELAS/SEMESTER : XI/4 ( Empat )
STANDAR KOMPETENSI : Melakukan pekerjaan pemasangan keramik
pertemuan dinding dan lantai
ALOKASI WAKTU : 6 x 45 menit
A. KOMPETENSI DASAR
Menguasai langkah kerja pekerjaan pemasangan keramik pertemuan dinding
dan lantai
B. INDIKATOR
1. Bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan
keramik pertemuan dinding dan lantai disebutkan dengan benar sesuai
dengan penjelasan guru
2. Langkah kerja pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai
disebutkan dengan benar sesuai dengan job sheet
3. Pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai dilaksanakan sesuai
dengan job sheet
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Sendok spesi / cetok
b. Roskam
c. Mistar
d. Waterpas
e. Meteran
f. Benang
g. Siku
h. Palu
i. Ember
j. Paku ternit
k. Kain lap
2. Bahan:
a. Keramik
b. Semen
c. Pasir
d. Air
D. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar aman selama melakukan pekerjaan
adalah :
a. Memakai pakaian kerja (wear pack)
b. Tempat kerja harus bersih dari kotoran.
c. Tempatkan alat dan bahan yang mudah dijangkau dan aman untuk
mendapatkan ruang kerja yang ideal.
d. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
e. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan penuh konsentrasi.
E. LANGKAH KERJA
1. Persiapan pekerjaan
a. Mengenakan pakaian kerja (wear pack).
b. Mempelajari gambar kerja.
c. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan.
d. Menghitung secara akurat ubin keramik yang dibutuhkan.
Menentukan dan mengatur peralatan dan bahan dengan tujuan:
a. Menghindari kecelakaan kerja.
b. Tersedianya ruang gerak yang cukup leluasa saat bekerja.
c. Meningkatkan produktifitas.
d. Menghindari tercecernya material yang bisa mengakibatkan
pemborosan.
e. Menambah semangat kerja.
2. Pelaksanaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai
a. Bersihkan tempat lokasi praktek terlebih dahulu.
b. Rendam keramik dalam air ± 15 menit agar keramik menjadi lebih
elastis dan pada saat pemasangan dapat dengan mudah menempel.
c. Buatlah garis dengan menggunakan benang di tepi/pinggiran lantai
sebagai patokan pemasangan keramik, sikukan benang tadi dengan
penggaris siku dan beri tanda untuk mempermudah pengerjaannya.
d. Letakkan keramik sejajar dengan benang dan garis siku tadi untuk
memastikan apakah sudah siku atau belum.
e. Setelah siku tentukan beda tingginya, ikatkan benang tadi pada paku
yang sudang ditancapkan pada lantai dan jangan dilepas kalau
pekerjaan belum selesai.
f. Buatlah adukan yang benar-benar homogen/semen,pasir dan air sudah
diaduk sehigga benar-benar bercampur dengan baik.
g. Buatlah air semen untuk dioleskan kebawah keramik sebelum
dipasang diatas spesi dengan tujuan agar daya rekat keramik ke
adukan benar-benar lengket.
h. Setelah semuanya siap, letakkan spesi ke lantai dan pasangkan
keramik yang sudah diolesi air semen.
i. Ketuk keramik dengan menggunakan palu karet agar padatnya merata.
j. Periksa kembali apakah ketinggiannya sudah sama rata dengan benang
yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai sebelum melanjutkan
pekerjaan.
k. Tancapkan paku ternit di tepi keramik yang sudah dipasang tadi untuk
membuat jarak nat keramik, selain itu agar kelihatan rapi dan lakukan
pekerjaan yang telah ditentukan
l. Setelah pengerjaan pemasangan keramik pada lantai sudah selesai,
untuk pengerjaan dinding caranya sama, tinggal menyesuaikan
pekerjaan pemasangan keramik pada lantai.
m. Setelah pekerjaan selesai jangan lupa chek kembali kesikuannya,
kedatarannya dengan menggunakan waterpas dan tebal spesi dengan
mistar.
n. Jangan diinjak-injak, amankan areal keramik yang baru dipasang dari
lalu lalang orang selama 2-3 hari.
o. Periksa kembali hasil pemasangan, pastikan dibawah ubin keramik
yang terpasang semuanya padat terisi adukan dan tidak ada yang
kosong.
p. Setelah pekerjaan selesai, sambil menunggu keramik yang telah
dipasang tadi kering, bersihkan alat-alat yang telah digunakan tadi dan
dikembalikan pada tempatnya ,bersihkan lokasi praktek ,untuk
finishing lap pasangan keramik yang sudah kering tadi dengan kain
F. GAMBAR KERJA
1. Pembuatan adukan 2. Pemasangan spesi
3. Pemasangan keramik
3. Pemasangan keramik
5. Hasil praktek
4. Pengelapan/finishing
LAMPIRAN 13
LEMBAR EVALUASI SISWA
( SIKLUS II )
Soal Test :
1. Sebutkan kegunaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai ?
2. Kenapa sebelum melakukan pemasangan, keramik harus direndam kedalam
air terlebih dahulu ?
Jawaban :
1. Untuk mengantisipasi jika ruangan yang di pasang ubin tidak siku dan besar
ruangan tidak dapat dibagi ubin secara utuh sehingga perlu pemotongan ubin,
dan ruangan tampak terlihat luas.
2. Karena agar keramik menjadi lebih elastis dan pada saat pemasangan dapat
dengan mudah menempel.
Lembar Observasi Praktek
No.
Hasil Keterampilan
Skor
1
Keterampilan pokok
50%
2
Keterampilan tambahan
20%
3
Metode
10%
4
Keamanan
10%
5
Waktu
10%
96
LAMPIRAN 14
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA
( SIKLUS II )
No.
Nama
Aspek yang Diamati
Apersepsi Kegiatan
Kelompok
Ketelitian dan
Ketepatan
B C K KS B C K KS B C K KS
1 Doddy Bharata √ √ √
2 Addien Luqmanul Hakim √ √ √
3 Ade Ristianto √ √ √
4 Agus Budi Santoso √ √ √
5 Burhanudin Anshori √ √ √
6 Daniel Triyono √ √ √
7 Dany Saputro √ √ √
8 Daud Mulyadi √ √ √
9 Dawut Kistiono √ √ √
10 Defi Prasetyo √ √ √
11 Eko Prastyo √ √ √
12 Hani Tri Praja Guta √ √ √
13 Hendrik Bagus Prayetno √ √ √
14 Ikhsanudin √ √ √
15 Ipa Renggono √ √ √
16 M Sutrisno A √ √ √
17 Muh Alevcha Rizqi √ √ √
18 Muh Febry Setiawan A √ √ √
19 Muh Syarifudin Budi N √ √ √
97
Surakarta, 29 April 2010
Observer
Taofik
NIM. K 1506050
20 Muna Lestianto √ √ √
21 Noor Rachman Afif S √ √ √
22 Rikwan Santoso √ √ √
23 Tonny Hindra Wibowo √ √ √
24 Tri Jatmiko √ √ √
25 Wahyu Widodo √ √ √
26 Helly Angkasa Yudha √ √ √
Jumlah
Rata-rata
Prosentase
98
DESKRIPTOR PENILAIAN AKTIFITAS SISWA
1. Apersepsi
a. Menunjukkan antusias dan rasa senang dalam pembelajaran
b. Mengajukan pertanyaan
c. Menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh
2. Kegiatan Kelompok
a. Memberi bantuan pada teman yang mengalami kesulitan
b. Menunjukkan kekompakan dan saling bekerja sama
c. Mengerjakan pekerjaan kelompok dengan baik
3. Ketelitian dan Ketepatan
a. Memperhatikan sistematika kerja dan keselamatan kerja dengan baik
b. Memperhatikan ketegakan, kesikuan, kelurusan, posisi, ketepatan
pengukuran, dan kedataran pemasangan ubin dengan baik dan benar
c. Memperhatikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
Keterangan :
Diisi dengan tanda cek (√)
Baik (B) : Jika semua indikator dilaksanakan
Cukup (C) : Jika hanya dua indikator dilaksanakan
Kurang (K) : Jika hanya satu indikator dilaksanakan
Kurang Sekali (KS) : Jika semua indikator tidak dilaksanakan
99
LAMPIRAN 15
LEMBAR OBSERVASI SISWA
( SIKLUS II )
Nama Peneliti : Erma Setya Utami
Sekolah : SMK N 2 Surakarta
Hari/tanggal : Kamis/29 April 2010
No.
Aspek Pengamatan
Kriteria Pengamatan
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali
1 Kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran
√
2 Keaktifan siswa dalam
melaksanakan kegiatan
kelompok
√
3 Keberanian siswa untuk
bertanya
√
4 Kerjasama siswa dalam
kelompok
√
5 Kemampuan siswa dalam
menyelesaikan pekerjaan
kelompok
√
6 Suasana diskusi antar
siswa
√
7 Antusias siswa dalam
belajar
√
8 Kreatifitas siswa dalam
mengerjakan pekerjaan
√
100
Keterangan :
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom
yang sesuai.
1 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas < 40% ( Kurang )
2 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 41% - 60% ( Cukup )
3 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 61% - 80% ( Baik )
4 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 81% - 100% ( Baik Sekali )
Surakarta, 29 April 2010
Observer
Taofik
NIM. K 1506050
kelompok
9 Keberanian siswa dalam
menyajikan temuannya
√
10 Kemampuan siswa
menghubungkan materi
dengan kehidupan nyata
√
11 Kemampuan siswa
memecahkan masalah
√
12 Kesan umum respon siswa √
101
LAMPIRAN 16
LEMBAR OBSERVASI GURU
( SIKLUS II )
Nama Peneliti : Erma Setya Utami
Sekolah : SMK N 2 Surakarta
Hari/tanggal : Kamis/29 April 2010
No. Aspek Pengamatan Kriteria Pengamatan
Kurang Cukup Baik Baik
Sekali
I Pendahuluan :
1 a. Melakukan persiapan fisik :
papan tulis tertata rapi dan
bersih, bahan dan alat-alat
praktek, dan tempat untuk
praktek
√
b. Menyiapkan alat bantu
mengajar dan sumber
belajar
√
c. Mengabsen siswa √
d. Melakukan tatapan
keseluruh siswa
√
e. Meminta siswa untuk
memperhatikan pelajaran
√
2 Melakukan apersepsi sesuai
dengan materi yang akan
diajarkan
√
3 Motivasi √
102
II Pengembangan :
1 Mengelola kelas :
a. Memberi petunjuk dan
penjelasan
√
b. Menunjukkan sifat adil
kepada siswa
√
c. Menegur siswa secara wajar
dan tegas jika ada tingkah
laku siswa yang kurang baik
√
d. Memberi penguatan pada
jawaban siswa yang benar
√
2 Memberi kesempatan siswa :
a. Untuk membangun
pengetahuan sendiri
√
b. Untuk berpartisipasi aktif
dalam kegiatan
pembelajaran
√
3 Usaha guru dalam membantu
siswa dalam kegiatan
penemuan pengetahuan baru
√
4 Mengembangkan teknik
bertanya untuk mengungkap
rasa ingin tahu siswa
√
5 Berbahasa dan menulis dipapan
tulis :
a. Menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan
benar
√
a. Intonasi suara dilakukan
dengan baik dan benar
√
103
b. Posisi saat bersuara
menghadap siswa
√
c. Penggunaan papan tulis
efektif
√
6 Memberi kesempatan siswa
untuk berinteraksi dengan
teman maupun guru
√
7 Menciptakan suasana yang
interaktif dan menyenangkan
√
8 Menyajikan materi :
a. Membuat dan
menggunakan RPP
√
b. Menguasai materi √
c. Menyajikan materi sesuai
RPP
√
d. Memberikan jawaban
pertanyaan dari siswa
dengan tepat dan cepat
e. Materi disampaikan dengan
lancar
√
9 Menggunakan media
pembelajaran :
a. Media yang tersedia
digunakan tanpa kesulitan
√
b. Media digunakan secara
aktif dan menyenangkan
√
c. Penggunaan media mampu
memperjelas penyampaian
materi
√
10 Menggunakan metode
104
mengajar yang tepat :
a. Metode yang dipilih sesuai
indikator dan materi
pembelajaran
√
b. Metode yang digunakan
sesuai dengan kondisi siswa
√
11 Melakukan penilaian :
a. Melakukan penilaian
dalam proses pembelajaran
√
b. Memberi pekerjaan
kelompok sesuai dengan
job sheet
√
III Penutup :
1 Membimbing siswa membuat
simpulan
√
2 Melakukan refleksi √
3 Kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan urut
√
105
Keterangan :
Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom
yang sesuai.
1 : Kurang ( < 40% )
2 : Cukup ( 41% - 60% )
3 : Baik ( 61% - 80% )
4 : Baik Sekali ( 81% - 100% )
Surakarta, 29 April 2010
Observer
Taofik
NIM. K 1506050
106
Lampiran 17
PEKERJAAN : Pekerjaan Ubin
T/P
: 2009/2010
LEMBAR PENILAIAN : Pas.Keramik Pertemuan dinding & lantai Tanggal : 29 April 2010
KELAS : II TKB
NO NIS Penilaian (Bobot)
Nama
K
etr
am
pila
n P
oko
k
50%
K
etr
am
pila
n
Ta
mb
ah
an
20%
M
eto
de
10
%
K
ea
man
an
10%
W
ak
tu
10%
N
ila
i ya
ng
did
ap
at
K
ete
ran
gan
1 07001045 DODDY BARATA R
2 0809100035 ADDIEN L.H 40 15 8 7 8 78,0 L
3 0809100036 ADE RISTIYANTO R
4 0809100039 AGUS BUDI S 37 12 7 7 8 71,0 L
5 0809100041 BURHANUDIN A 43 14 7 7 8 79,0 L
6 0809100042 DANIEL T 44 16 8 8 8 84,0 L
7 0809100043 DANY S 44 16 8 8 8 84,0 L
8 0809100044 DAUD M 45 15 8 8 8 84,0 L
9 0809100045 DAWUT K 40 12 7 8 8 75,0 L
10 0809100046 DEFI P 45 15 8 7 8 83,0 L
11 0809100047 EKO.P 44 15 8 7 8 82,0 L
12 0809100048 HANI.TRI PG 38 13 7 7 7 72,0 L
13 0809100049 HENDRIK BP 36 13 7 7 7 70,0 L
14 0809100050 IKHSANUDIN 40 14 7 7 7 75,0 L
15 0809100051 IPA R 44 15 8 7 7 81,0 L
16 0809100054 M SUTRISNO 45 15 8 7 8 83,0 L
17 0809100055 MUH.ALEVCHA 42 14 8 7 8 79,0 L
18 0809100056 MUH.FEBRI S 42 14 8 7 8 79,0 L
19 0809100057 MUH.SYARIFUDIN 37 12 7 7 7 70,0 L
20 0809100058 MUNA L 39 14 7 8 8 76,0 L
21 0809100059 NOOR RAHMAN 37 12 7 8 7 71,0 L
22 0809100060 RIKWAN S 43 14 8 8 8 81,0 L
23 0809100061 TONNY S 38 13 7 7 7 72,0 L
24 0809100062 TRI JATMIKO 37 12 7 7 7 70,0 L
25 0809100063 WAHYU WIDODO 38 14 7 7 7 73,0 L
26 0809100642 HELLY ANGKASA Y 39 12 8 7 7 73,0 L
107
LAMPIRAN 18
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA
Nama Siswa : Agus Budi Santoso
Waktu Wawancara : 13.45 WIB
No. Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1 Apakah kamu lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran pekerjaan
ubin pada hari ini ?
Ya, karena pada hari ini
pembelajarannya tidak seperti
biasanya.
2 Menurut kamu apakah dengan
pembelajaran seperti ini dapat
mengurangi rasa kebosanan kalian
dalam mengikuti pembelajaran
pekerjaan ubin ?
Ya, karena waktu terasa lebih cepat.
3 Apakah kamu lebih cepat paham
mengenai pelajaran pekerjaan ubin
dengan pembelajaran seperti ini ?
Ya, lebih cepat paham karena saya bisa
mempraktekkannya langsung.
4 Apa kesan kamu mengenai
pembelajaran pekerjaan ubin pada
hari ini ?
Menyenangkan, karena bisa langsung
praktek dan pembelajarannya mudah
dipahami.
5 Manfaat apa yang bisa kamu ambil di
pembelajaran pekerjaan ubin pada
hari ini ?
Dapat mengetahui bagaimana
pekerjaan yang benar dan yang salah,
dan dapat memasang ubin/keramik
dengan benar, baik, dan rapi.
Surakarta, 29 April 2010
Pewawancara
Erma Setya Utami
NIM. K 1506023
108
LAMPIRAN 19
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
Nama Guru : Sudarsono, S.Pd.T
Waktu Wawancara : 14.00 WIB
No. Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1 Bagaimana pendapat bapak apabila
pembelajaran mengenai pekerjaan
ubin, siswa berperan aktif dalam
pembelajaran ?
Semua berperan aktif, dalam artian
pekerjaan dilakukan bergantian,
ada yang berperan sebagai tukang
dan tenaga.
2 Apakah dengan menggunakan
metode STAD sudah membuktikan
adanya peningkatan aktifitas siswa
dan minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran ?
Yang jelas semua berperan aktif
dan dapat merasakan kehidupan
pekerja di lapangan. Dan dengan
bekerja bergantian, semua dapat
meningkatkan kompetensinya
masing-masing.
3 Adakah kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran pekerjaan ubin dengan
diterapkannya metode STAD ?
Ada sebagian siswa yang kurang
aktif, melihat juga dengan kondisi
tempat praktek yang kurang
mendukung.
4 Bagaimana pendapat bapak
mengenai, penerapan metode STAD
dalam pembelajaran pekerjaan ubin
merupakan alternatif yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa ?
Dengan bekerja secara kelompok,
semua dapat mengukur
keterampilan dirinya masing-
masing dan dapat bekerja dengan
teman yang lebih terampil.
5 Bagaimana kesan bapak dengan
diterapkannya metode STAD dalam
pembelajaran pekerjaan ubin ?
Siswa dapat bekerja sama dengan
baik dan dapat mengaplikasikan
pekerjaan tukang dengan baik.
Surakarta, 29 April 2010
Pewawancara
Erma Setya Utami
NIM. K 1506023
109
LAMPIRAN 20
DOKUMENTASI PENGAMATAN
Gambar 1. Guru Mengabsen Siswa Gambar 2. Guru Mengkondisikan
Kelas Sebelum Memulai Pelajaran
Gambar 3. Guru Menerangkan Job
Sheet Sebelum Praktek Dimulai
Gambar 4. Guru Memberikan Waktu
Kepada Siswa untuk Bertanya
110
Gambar 5. Siswa Mengambil
Peralatan Praktek
Gambar 6. Siswa Bekerja Sama
dalam Menyelesaikan Pekerjaan
Kelompok
Gambar 7. Guru Memeriksa Pekerjaan
Siswa dan Membantu Siswa yang
Sedang Menemui Kesulitan
Gambar 8. Siswa Mempresentasikan
Hasil Pekerjaan Kelompoknya
111
Gambar 9. Peneliti Mengamati
Jalannya Pembelajaran
Gambar 10. Peneliti Mewawancarai
Siswa
112