Post on 02-Dec-2020
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING
DALAM PEMBELAJARAN SUHU DAN PENGUKURANNYA
PADA SISWA KELAS VII A SMPS ST. HUBERTUS YOHANES
DI LAJA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Theresia Emilia Woghe
NIM: 121424041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING
DALAM PEMBELAJARAN SUHU DAN PENGUKURANNYA
PADA SISWA KELAS VII A SMPS ST. HUBERTUS YOHANES
DI LAJA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Theresia Emilia Woghe
NIM: 121424041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
Orang tua yang ku cintai :
(Alm) Ir. Due Dorotheus, SP dan Theresia Daku
Kakak-kakak ku :
Agnes Maria Florida, Simon Adrianus dan Polikarpus Vitalis
dan
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Theresia Emilia Woghe. 2016. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing
Dalam Pembelajaran Suhu Dan Pengukurannya Pada Siswa Kelas VII
A SMPS St. Hubertus Yohanes Laja. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Peningkatan
pemahaman siswa tentang suhu dan pengukuran sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing. (2) Mengetahui
tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran menggunakan metode
penemuan terbimbing. (3) Mengetahui bimbingan yang dapat dilakukan
oleh guru untuk membantu siswa menemukan pemahaman tentang suhu
dan pengukurannya.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Juli – 25 Juli 2016 di
SMPS St. Hubertus Yohanes Laja. Subyek penelitian siswa-siswa kelas
VII A yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini menggunakan metode
penemuan terbimbing dengan treatment menggunakan Lembar Kerja
Siswa yang digunakan sebagai pedoman siswa dalam berdiskusi untuk
menemukan konsep Suhu dan Pengukurannya. Instrumen yang digunakan
pada penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri dari soal pretest dan soal
posttest dalam bentuk soal uraian terdiri dari 9 soal dan lembar observasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pemahaman
siswa tentang suhu dan pengukuran sebelum dan sesudah pembelajaran
dengan metode penemuan terbimbing meningkat dari 20,03% menjadi
72,28% . (2) Selama mengikuti proses pembelajaran fisika dengan
menerapkan metode penemuan terbimbing terjadi perubahan tingkat
keaktifan siswa mulai dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Hal ini
dapat dilihat dari perubahan skor rata-rata pertemuan pertama yaitu 2,96
dengan kualifikasi baik menjadi 3,09 dengan kualifikasi sangat baik pada
pertemuan kedua. (3) Bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru untuk
membantu siswa menemukan pemahaman tentang suhu dan
pengukurannya berupa memberi pertanyaan, membentuk siswa dalam
kelompok kecil, mendampingi siswa selama melakukan percobaan dan
memberikan tanggapan atau informasi jika siswa bertanya.
Kata kunci: metode penemuan terbimbing, suhu dan pengukurannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Theresia Emilia Woghe. 2016. The Implementation of Guided Discovery
Method in Learning Temperature and Its Measurement for the
Students of Class VII A of SMPS St. Hubertus Yohanes Laja. Thesis.
Physics Education Study Program, Department of Mathematics and
Science Education, Faculty of Teachers Training and Education,
Sanata Dharma University Yogyakarta.
This research aimed to identify (1) the improvement of students’
understanding of temperature and its measurement before and after
joining the learning process using guided discovery method, (2) the level
of students’ engagement in the learning process using guided discovery
method, and (3) the activities which could be done by teachers to help
students understand the concept of temperature and its measurement.
This research was conducted from 21st July 2016 until 25
th July
2016 at SMPS St. Hubertus Yohanes Laja. The subjects of this research
were the students of class VII A. There were 28 students. This research
used guided discovery method with the treatment using students’
worksheet. In this case, the worksheet was used as the guideline for
students to discuss in finding out the concept of temperature and its
measurement. Besides, the instruments used in this research were written
tests. The tests were pretest and posttest. For pretest and posttest, there
were nine descriptive questions and one observation sheet.
The result of this research showed that (1) the level of students’
understanding of temperature and its measurement before and after
joining the learning process using guided discovery method increased
from 20,03% to be 72,28%, (2) the level of students’ engagement in the
learning process changed significantly after joining the learning process
using guided discovery method. It can be shown by the average scores of
the students. In the first meeting, the average was 2,96 with a good
qualification, while in the second meeting, the average was 3,09 with a
very good qualification. (3) The activities that could be done by teachers
to help students understand the concept of temperature and its
measurement were giving questions, dividing students into some groups,
guiding students during the learning process, and giving response or
information if students asked.
Keywords: guided discovery method, temperature and its measurement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DALAM
PEMBELAJARAN SUHU DAN PENGUKURANNYA PADA SISWA KELAS
VII A SMPS ST. HUBERTUS YOHANES LAJA”sebagai syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika.
Skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai
pihak, teristimewa pembimbing. Oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini
penulis ingin mengucapkan dan menyampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi dengan
penuh perhatian dan kesabaran.
2. Bapak Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Kaprodi Pendidikan Fisika yang telah
memberikan izin dalam segala kepentingan.
3. Bapak Drs. Severinus Domi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membantu memperlancar proses penyelesaian skripsi.
4. Bapak/Ibu Kepala SMPS St. Hubertus Yohanes Laja dan Guru pengampu
mata pelajaran Fisika atas bantuan dan dukungannya.
5. Siswa kelas VII A SMPS St. Hubertus Yohanes Laja yang telah
meluangkan waktu dalam proses pengambilan data.
6. Orang tua praktikan, bapak Ir. Due Dorotheus, SP dan ibu Theresia Daku
serta kakak Agnes Maria Florida Wua Prima, Simon Adrianus Belo Waku
dan Polikarpus Vitalis Watu Ninu yang telah memberikan dukungan baik
moral maupun material kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Elfridus Theody Cinayu Manti yang telah memberikan motivasi, saran,
dukungan dan doanya.
8. Teman Felegi Daeli, Fidelia Destyari Dyan Irianti dan Fransiskus Lima
yang telah memberi ide, saran dan motivasi.
9. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2012 yang telah memberikan
dukungan dan motivasi bagi penulis.
10. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan ide dalam
proses penulisan skripsi ini
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka
dari itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhir kata,
semoga skripsi ini bisa berguna bagi kita semua.
.
Yogyakarta, September 2016
Penulis
Theresia Emilia Woghe
NIM: 12-1424-041
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Batasan Masalah .......................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
E. Kegunaan Penelitian .................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 6
A. Deskripsi Teori ............................................................................. 6
1. Hakikat Fisika ....................................................................... 6
2. Filsafat Konstruktivisme ........................................................ 7
3. Belajar ................................................................................... 9
4. Hasil Belajar ........................................................................ 14
5. Metode Pembelajaran ............................................................ 14
6. Metode Penemuan Terbimbing ............................................. 16
7. Suhu dan Pengukuran ......................................................... 19
B. Pembelajaran Suhu dan Pengukurannya dengan Metode
Penemuan Terbimbing ............................................................... 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 31
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 31
B. Subyek Penelitian ..................................................................... 31
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 31
D. Desain Penelitian ..................................................................... 32
E. Treatmen .................................................................................... 33
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 34
G. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 38
H. Metode Analisis Data ............................................................... 38
BAB IV DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................ 46
A. Deskripsi Penelitian .................................................................. 46
B. Data, Analisis Data dan Pembahasan ....................................... 48
1. Tes Tertulis Sebelum Pembelajaran (Pretest) ..................... 48
2. Proses Pembentukan Pengetahuan Tentang Suhu Dan
Pengukurannya ........................................................................ 53
3. Tes Tertulis Setelah Pembelajaran (Posttest) ..................... 76
4. Peningkatan Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah
Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing ......... 80
5. Hasil Belajar yang Dicapai Siswa Menggunakan T-Test dan
SPSS .................................................................................... 89
6. Data Analisis Lembar Observasi .......................................... 93
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 101
A. Kesimpulan ............................................................................ 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Saran ........................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 103
LAMPIRAN .................................................................................................... 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Perbandingan Antara Raksa Dan Alkohol Sebagai Bahan
Termometer ....................................................................................... 21
Tabel 2 : Hubungan Beberapa Skala Termometer ............................................. 25
Tabel 3 : Kisi-Kisi Pembuatan Pretest dan Posttest Penilaian Pemahaman
Konsep ............................................................................................. 35
Tabel 4. Rubrik Penilaian Keterlibatan Siswa Selama Proses Pembelajaran dalam
Lembar Observasi ................................................................................ 36
Tabel 5 : Persentase Skor ................................................................................. 39
Tabel 6 : Tingkat Penguasaan Kompetensi Siswa ............................................. 40
Tabel 7 : Peningkatan Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan ........................ 40
Tabel 8 : Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Masing-Masing Soal ............... 40
Tabel 9 : Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Setiap
Butir Soal .......................................................................................... 41
Tabel 10 : Kualifikasi Tingkat Pemahaman Berdasarkan Persentase Skor Yang
Diperoleh Siswa Setiap Butir Soal ................................................... 42
Tabel 11 : Peningkatan Persentase Jumlah Siswa Yang Mampu Mengerjakan
Setiap Butir Soal Pada Pretest dan Posttest ....................................... 42
Tabel 12 : Lembar Observasi .............................................................................. 44
Tabel 13 : Kualifikasi pada Rata-Rata Skor ...................................................... 45
Tabel 14 : Persentase Skor Pemahaman Awal (Pretest) ................................. 49
Tabel 15 : Kualifikasi Tingkat Pemahaman Awal Siswa ................................. 50
Tabel 16 : Rata-rata Kualifikasi Tingkat Pemahaman Awal Siswa ................... 50
Tabel 17 : Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Setiap Butir
Soal Pretest ............................................................................................ 51
Tabel 18 : Kualifikasi Tingkat Pemahaman Berdasarkan Persentase Skor Yang
Diperoleh Siswa Setiap Butir Soal ................................................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 19 : Persentase Skor Pemahaman Akhir (Posttest) ................................. 76
Tabel 20 : Kualifikasi Tingkat Pemahaman Akhir Siswa ................................. 77
Tabel 21 : Rata-rata Kualifikasi Tingkat Pemahaman Akhir Siswa ................... 77
Tabel 22 : Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Setiap Butir Soal
Posttest ............................................................................................. 79
Tabel 23 : Kualifikasi Tingkat Pemahaman Berdasarkan Persentase Skor yang
Diperoleh Siswa Setiap Butir Soal ...................................................... 79
Tabel 24 : Data Skor Persentase Pretest dan Posttest ........................................ 80
Tabel 25 : Data Skor dan Kualifikasi Pada Pretest dan Posttest ..................... 80
Tabel 26 : Frekuensi dan Kualifikasi Data Hasil Pretest dan Posttest ............... 82
Tabel 27 : Persentase Peningkatan Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest ......... 83
Tabel 28 : Persentase Skor Rata-Rata Kelas untuk Setiap Soal ........................ 86
Tabel 29 : Peningkatan Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan
Setiap Butir Soal Pretest dan Postest ............................................. 87
Tabel 30 : T-Test untuk Perhitungan Manual ................................................... 89
Tabel 31 : Hasil Analisis Pretest dan Postest dengan SPSS .............................. 92
Tabel 32 : Analisis Lembar Observasi Pertemuan Pertama .............................. 89
Tabel 33 : Kualifikasi pada Rata-Rata Skor Pertemuan Kedua ........................ 94
Tabel 34 : Analisis Lembar Observasi Pertemuan Kedua ................................. 96
Tabel 35 : Kualifikasi pada Rata-Rata Skor Pertemuan Kedua ........................ 97
Tabel 36 : Peningkatan Rata-Rata Skor Pertemuan Pertama dan
Pertemuan Kedua ........................................................................... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................... 105
Lampiran A2 : Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ............................... 106
Lampiran B1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 107
Lampiran B2 : Lembar Observasi ................................................................... 118
Lampiran B3 : Kisi-kisi Soal ............................................................................ 119
Lampiran B4 : Soal Pretest dan Soal Posttest ................................................. 121
Lampiran B5 : Lembar Kerja Siswa ................................................................ 123
Lampiran C1 : Absen Siswa ............................................................................ 128
Lampiran C2 : Hasil Pengisian Lembar Observasi ........................................... 130
Lampiran C3 : Hasil Pengerjaan Pretest .......................................................... 133
Lampiran C4 : Hasil Pengerjaan Posttest ......................................................... 136
Lampiran C5 : Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa ....................................... 139
Lampiran C6: Kunci Jawaban .................................................................... 143
Lampiran C7: Rubrik Penilaian Soal ............................................................. 147
Lampiran C8: Penilaian Lembar Observasi ...................................................... 150
Lampiran C9 : Hasil Nilai Pretest dan Posttest Siswa ..................................... 154
Lampiran D1 : Foto Kegiatan Penelitian .......................................................... 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala
fisik dari alam. Fisika lahir dan berkembang dari hasil penemuan dari
berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari para ilmuwan
diinventarisir, dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi
sebuah kumpulan pengetahuan. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu
dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model.
Guna memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan keterampilan
ilmiah dan menumbuhkan sikap ilmiah maka ilmu fisika perlu
dipelajarai mulai dari jenjang SLTP.
Menurut Suparno (2013), dalam belajar fisika yang
terpenting adalah siswa yang aktif dalam belajar fisika. Maka semua
usaha guru harus diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa
mau mempelajari fisika sendiri. Dari pihak guru diharapkan selain
menguasai bahan yang mau diajarkan, mengerti keadaan siswa sehingga
dapat mengajar sesuai dengan keadaan dan perkembangan siswa, dapat
menyusun bahan sehingga mudah ditangkap siswa tetapi juga guru
diharapkan menguasai berbagai metode.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
SMPS St.Hubertus Yohanes Laja merupakan salah satu
lembaga pendidikan swasta yang terdapat di Kecamatan Golewa Selatan,
Kabupaten Ngada, NTT. Kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut
khususnya mata pelajaran fisika belum sesuai dengan yang diharapankan
pendidik. Hal tersebut berdasarkan informasi dari guru dan beberapa
siswa di sekolah bahwa guru masih mendominasi dalam pelaksanaan
pembelajaran dan harus menjelaskan berulang-ulang kali agar siswa
dapat memahami materi pembelajaran, selain itu siswa cenderung pasif
dalam menanggapi atau mengajukan pertanyaan. Dengan kata lain,
proses pembelajaran fisika masih bersifat satu arah sehingga tidak ada
timbal-balik antara guru dan siswa. Siswa seperti memiliki masalah
ketika dihadapkan dengan mata pelajaran fisika. Pembelajaran yang
diharapkan yaitu menjadi sarana bagi siswa untuk meningkatkan prestasi
dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran.
Berkenaan dengan hal tersebut, perlu ada upaya untuk
meningkatkan prestasi dan keterlibatan siswa terhadap mata pelajaran
fisika. Mengubah metode belajar yang digunakan untuk mengajar para
siswa adalah salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu
metode mengajar fisika yang dianggap dapat membantu meningkatkan
prestasi dan keterlibatan siswa adalah metode penemuan terbimbing.
Metode ini lebih menekankan bahwa discovery selalu dalam situasi
problem solving, pelajar dihadapkan pada pengalaman sendiri dan
pengalaman awal mereka, untuk menemukan kebenaran atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pengetahuan baru yang harus dipelajari. Pembelajaran tidak berpusat
pada guru, melainkan kepada siswa. Pendekatan ini dianggap sangat
dekat dengan prinsip konstruktivis, personal dan sosial. Dalam model ini
siswa berperan aktif dalam proses belajar dengan: (1) menjawab berbagai
pertanyaan atau persoalan, (2) memecahkan persoalan, untuk
menemukan konsep dasar. Peran guru berubah dari menyajikan informasi
dan konsepnya, menjadi mengajak siswa bertanya, melihat, dan mencari
sendiri.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka batasan masalah
pada penelitian ini adalah:
1. Pokok bahasan yang diajarkan adalah Suhu dan
Pengukurannya (Besaran dan Satuan).
2. Metode belajaran yang digunakan adalah penemuan
terbimbing, siswa dibagi dalam kelompok kemudian diminta
memecahkan persoalan dengan prosedur yang ditetapkan guru
dan mempresentasikan hasil penyelidikan.
3. Perubahan yang akan diukur adalah prestasi dan keterlibatan
siswa selama proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pemahaman siswa tentang suhu dan
pengukurannya sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
metode penemuan terbimbing?
2. Bagaimana keaktifan siswa selama proses pembelajaran
menggunakan metode penemuan terbimbing?
3. Bimbingan apakah yang dapat dilakukan oleh guru untuk
membantu siswa menemukan pemahaman tentang suhu dan
pengukurannya?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang suhu dan
pengukurannya sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
metode penemuan terbimbing.
2. Mengetahui tingkat keaktifan siswa selama proses
pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing.
3. Mengetahui bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru untuk
membantu siswa menemukan pemahaman tentang suhu dan
pengukurannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi banyak pihak, diantaranya:
1. Bagi siswa-siswi:
a. Menambah motivasi dan minat siswa untuk belajar fisika.
b. Membantu siswa mengerti prinsip fisika lebih mendalam.
c. Mendorong siswa memposisikan dirinya sebagai subyek
belajar yang aktif.
d. Melatih siswa agar mampu bekerjasama dengan siswa lain
dalam memecahkan masalah.
2. Bagi guru-guru Fisika:
a. Sebagai bahan pertimbangan penggunaan metode
penemuan terbimbing dalam proses pembelajaran.
b. Menambah pengalaman mengajar menggunakan metode
penemuan terbimbing.
3. Bagi mahasiswa/ peneliti:
a. Menambah pengetahuan tentang metode penemuan
terbimbing.
b. Menambah pengetahuan tentang keterampilan mengelolah
proses belajar didalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Fisika
a. Pengertian Fisika
Physical science adalah ilmu yang mempelajari materi dan
energi (Kanginan, 2006: 5). Para ilmuwan mempelajari tentang
bentuk-bentuk energi, seperti kalor dan cahaya. Ini adalah fisika.
Fisika merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang menjadi salah
satu penentu perkembangan teknologi (Suryatin, 2006). Banyak
temuan-temuan dalam bidang fisika yang menandai perkebangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Fisika juga mengajarkan bagaimana
manusia bisa hidup selaras dengan alam.
Belajar fisika bukan hanya bergelut dengan rumus-rumus
yang seolah-olah tanpa makna. Fisika akan lebih bermakna jika
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Pemikiran yang tajam dan
bermakna membuahkan berbagai terapan teknologi di antaranya:
pengubahan energi alamiah menjadi energi listrik, yang mengawali
abad energi dan pengubahannya, terbentuknya berbagai mesin-mesin,
karya eksplorasi ruang angkasa dengan berbagai jenis pesawat
antariksa dan pesawat ulang-alik, eksplorasi perut bumi yang
menemukan berbagia batuan logam dan benda yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dikembangkan dalam teknologi canggih dan mutakir yang tidak pernah
surut. Fisika sebagai bagian dari sains menuntut kita mempelajari lebih
mendalam tentang sifat-sifat fisik dan gejalah dari benda-benda mati,
yang ternyata berkembang pesat sebagai dasar dari perkembangan
teknologi dan seni sampai saat ini (Sukabdiyah, 2007).
2. Filsafat Konstruktivisme
Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari
hakikat pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi. Menurut
filsafat konstruktivisme, pengetahuan itu adalah bentuk (konstruksi)
kita sendiri yang sedang menekuninya (von Glasersfeld dalam
Bettencourt, 1989; Mattews, 1994; Piaget, 1971; Suparno, 2013). Bila
yang sedang menekuni adalah siswa maka pengetahuan itu adalah
bentuk siswa itu sendiri. Maka pengetahuan bukanlah sesuatu yang
sudah jadi, yang ada di luar kita, tetapi sesuatu yang harus kita bentuk
sendiri dalam pikiran kita. Jadi, pengetahuan itu selalu merupakan
akibat dari suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan berpikir
seseorang (Bettencourt dalam Suparno, 2013).
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang dilepas dari subyek, tetapi
merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman
ataupun dunia sejauh dialaminya. Orang membentuk pengetahuannya
pertama-tama melalui indera (Suparno, 2013). Dengan melihat,
mendengar, menjamah, membau dan merasakan, orang membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pengetahuan tentang sesuatu hal. Dari sini cukup jelas bahwa untuk
mengetahui sesuatu, siswa haruslah aktif sendiri mengkonstruksi.
Dengan kata lain, dalam belajar siswa harus aktif mengolah bahan,
mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya terpenting
merangkumnya sebagai suatu pengertian yang utuh. Secara prinsipial
para konstruktivis menolak kemungkinan transfer pengetahuan dari
seseorang kepada yang lain. Tidak ada kemungkinan mentransfer
pengetahuan karena setia orang membangun pengetahuan pada dirinya
sendiri (von Glasersfeld, 1982; Bettencourt, 1989; Suparno, 2013).
Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut
Suparno (1997) dalam Trianto (2012:75), antara lain:
1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif,
2) tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa,
3) mengajar adalah membantu siswa belajar,
4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan
pada hasil akhir,
5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan
6) guru sebagai fasilitator.
Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah proses yang aktif
dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti
sendiri dari yang mereka pelajari. Dalam proses itu siswa
menyesuaikan konsep dan ide-ide baru yang mereka pelajari dengan
kerangka berpikir yang telah mereka punyai (Betterncourt, 1989;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Shymansky, 1992; Watss & Pope, 1989 dalam Suparno, 2013). Siswa
sendirilah yang bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Sangat
jelas bahwa tanpa keaktifan kognitif yang sungguh-sungguh, siswa
tidak akan berhasil dalam proses belajar mereka. Guru dapat
memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan siswa
kesempatan untuk menentukan dan menerapkan ide-ide mereka
sendiri, dan membelajarkan siswa dengan dengan secara sadar
menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat
memberi siswa anak tangga yang membawa siswa kepemahaman yang
lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjatnya
(Slavin, 1994 dalam Trianto, 2012).
3. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Kosasih (2014) istilah belajar memiliki konsep
yakni kegiatan yang mengubah keadaan seseorang menjadi lebih
baik: pintar, menjadi orang besar dan kondisi-kondisi positif
lainnya. Di dalam referensi-referensi buku, seperti Kamus Besar
Bahasa Indonesia dalam Kosasi (2014), belajar diartikan
sebagai „usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
kepandaian, atau keterampilan‟. Belajar berasal dari kata ajar
yang artinya „petunjuk‟ yang diberikan kepada seseorang supaya
diketahui atau diturut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Sementara itu, pedoman pelaksanaan kurikulum SD,
SLTP dan SMA dalam Kosasih (2014), belajar diartikan
sebagai suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah
terjadinya interkasi dengan sumber belajar. Sumber belajar
tersebut dapat berupa buku, lingkungan, guru dan sejenisnya.
Galloway dalam Toeti Soekamti dalam Kosasih (2014)
mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan
faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman
sebelumnya. Kesamaan umum, yang mendasari konsep-konsep
belajar diatas adalah sebagai berikut.
1) Belajar merupakan perubahan tingkah laku, yakni ditandai
adanya sesuatu yang baru pada diri seseorang, entah itu
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan,
ataupun kecakapan.
2) Belajar merupakan hasil dari suatu pengalaman, yakni
berupa interaksi dengan sumber belajar: lingkungan, buku
(bacaan), ataupun orang.
Belajar bukanlah suatu kegiatan mengumpulkan fakta,
tetapi suatu perkembangan berpikir, dengan membuat kerangka
pengertian yang baru (Suparno, 2013). Siswa harus punya
pengalaman dengan membuat hipotesa, meramalkan, mengetes
hipotesa, memanipulasi obyek, memecahkan persoalan, mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan
refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan,
dll untuk membentuk konstuksi pengetahuan yang baru. Belajar
yang sungguh-sungguh akan terjadi bila siswa mengadakan
refleksi, pemecahan konflik pengertian, dan selalu
memperbaharui tingkat pemikiran yang tidak lengkap (Fosnot,
1989 dalam Suparno, 2013). Sementara itu menurut Hamalik
(2013: 27) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan
kelakuan.
b. Ciri-ciri Belajar
Menurut Kosasih (2014) suatu kegiatan disebut belajar
sekurang-kurangnya ditandai oleh dua ciri: (1) adanya perubahan
tingkah laku, (2) melalui suatu pengalaman atau adanya interaksi
dengan sumber belajar. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, seseorang
yang membaca ataupun mengikuti ceramah, tanpa disertai
perubahan tingkah laku, bukanlah belajar. Sebaliknya, seseorang
yang mengalami perubahan tingkah laku secara tiba-tiba tanpa
dilatarbelakangi oleh suatu pengalaman tertentu, juga bukan
belajar. Dengan demikian, seseorang dapat dikatakan belajar
apabila mengalami perubahan tingkah laku yang berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pengalaman atau interaksi dengan sumber belajar. Adapun William
Burton dalam Hamalik (2013: 31) menyimpulkan uraian yang
cukup panjang tentang prinsip-prinsip belajar sebagai berikut.
1) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan
melampaui (under going).
2) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman
dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu
tujuan tertentu.
3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi
kehidupan murid.
4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan
murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.
5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan
lingkungan.
6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil
dipengaruhi oleh perbedaan-perbendaan individual di
kalangan murid-murid.
7) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila
pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan
disesuaikan dengan kematangan murid.
8) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status
dan kemajuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
9) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai
prosedur.
10) Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama
lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
11) Proses belajar berlangsung secara efektif dibawah
bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa
tekanan dan paksaan.
12) Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan
keterampilan.
13) Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi
kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna
baginya.
14) Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian
pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan
dengan pertimbangan yang baik.
15) Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi
kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.
16) Hasil-hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan
dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan
statis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4. Hasil Belajar
Menurut Hamalik (2013) mengemukakan, “hasil belajar
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi, ablititas dan keterampilan”. Bukti bahwa seseorang telah
belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris.
Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah
unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek.
Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek
tersebut, antara lain:
1) pengetahuan, 6) emosional,
2) pengertian, 7) hubungan sosial,
3) kebiasaan, 8) jasmani,
4) keterampilan, 9) etis atau budi pekerti, dan
5) apresiasi, 10) sikap
Kalau seseorang telah melakukan perubahan belajar maka akan
terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek
tingkah laku tersebut.
5. Metode Pembelajaran
Menurut Seels and Richey dalam Rahman dan Amri
(2014:59) metode pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan mengurutkan peristiwa atau langkah-langkah dalam sebuah
pembelajaran. Snelbecker dalam Rahman dan Amri (2014:59)
mengemukakan metode pembelajaran adalah suatu cara yang
dilakukan oleh guru untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran
dengan memahami suatu perbedaan karakteristik dan kemampuan
siswa, sehingga diharapkan guru dapat membantu kesulitan belajar
siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Proses
pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa harus diusahakan dalam
rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran, artinya guru harus
mampu memahami bahwa diantara siswa terdapat perbedaan-
perbedaan karakteristik.
Dengan memahami perbedaan karakteristik siswa, dalam
proses pembelajaran, oleh guru dapat menentukan dan memilih metode
pembelajaran yang sesuai, guru dapat memberikan suatu perlakuan dan
penilaian, serta keputusan yang tepat kepada siswa, sehingga siswa
merasa dirinya dihargai dan diperhatikan dalam proses pembelajaran
tersebut. Proses pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas
beberapa komponen seperti siswa, guru, dan metode, serta materi
pembelajaran yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. Dalam
menyajikan materi pembelajaran guru perlu menentukan dan memilih
metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Metode pembelajaran yang tepat adalah metode yang
mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurut Muhhibin (1995: 190) metode pembelajaran
adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
suatu tujuan. Semakin baik metode pembelajaran maka semakin efektif
pula pencapaian tujuan. Untuk menetapkan lebih dahulu apakah suatu
metode pembelajaran disebut baik, diperlukan ketentuan yang
bersumber dari beberapa faktor. Adapun faktor utama yang menetukan
adalah tujuan yang akan dicapai. Metode pembelajaran di dalam kelas
selain faktor tujuan, juga faktor murid, faktor situasi, dan faktor guru
ikut menentukan efektif tidaknya suatu metode pembelajaran.
6. Metode Penemuan Terbimbing
a. Pengertian Penemuan Terbimbing
Menurut Eggen & Kauchak (2012: 177) penemuan
terbimbing, adalah suatu pendekatan mengajar dimana guru
memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu
siswa untuk memahami topik tersebut. Model ini efektif untuk
keterlibatan dan motivasi siswa seraya membantu mereka
mendapatkan pemahaman mendalam tentang topik-topik yang
jelas. Yang menarik adalah bahwa discovery selalu dalam
situasi problem solving, di mana pelajar dihadapkan pada
pengalaman sendiri dan pengetahuan awal mereka, untuk
menemukan kebenaran atau pengetahuan baru yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dipelajari. Maka sering discovery disebut pembelajaran
personal, internal, dan konstruktivis.
Dalam model ini siswa berperan aktif dalam proses
belajar dengan: (1) menjawab berbagai pertanyaan atau
persoalan, (2) memecahkan persoalan, untuk menemukan
konsep dasar. Peran guru berubah dari menyajikan informasi
dan konsepnya, menjadi mengajak siswa bertanya, melihat, dan
mencari sendiri. Discovery terjadi bila seseorang sungguh
terlibat dalam proses berpikir untuk menemukan konsep atau
prinsip-prinsip. Unsur penting dalam proses ini adalah siswa
dengan menggunakan pikirannya sendiri mencoba menemukan
sesuatu pengertian dari yang digeluti. Bagi penemuan
terbimbing siswa diberi soal untuk dipecahkan dengan guru
menyediakan petunjuk, dan arahan bagaimana memecahkan
persoalan itu. Proses discovery itu meliputi:
Mengamati. Siswa mengamati gejala atau persoalan
yang dihadapi.
Menggolongkan. Siswa mengklasifikasi apa-apa
yang ditemukan dalam pengamatan sehingga
menjadi lebih jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Memprediksi. Siswa diajak untuk memperkirakan
mengapa gejalah itu terjadi atau mengapa persoalan
itu terjadi.
Mengukur. Siswa melakukan pengukuran terhadap
yang diamati untuk memperoleh data yang lebih
akurat yang dapat digunakan untuk mengambil
kesimpulan.
Menguraikan atau menjelaskan. Siswa dibantu
untuk menjelaskan atau menguraikan dari data
pengukuran yang dilakukan.
Menyimpulkan. Siswa mengambil kesimpulan dari
data-data yang didapatkan.
Penemuan terbimbing adalah model mengajar dimana
guru menyediakan petunjuk dan cara memecahkan persoalan
yang membantu siswa memahami suatu topik. Dalam model
penemuan terbimbing peran guru membantu mengarahkan
hingga siswa dapat menemukan pengetahuan dan memahami
suatu topik.
b. Urutan Model Discovery
1. Persoalan diajukan oleh guru. Guru mengajukan persoalan
yang harus dicari pemecahannya oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Siswa memecahkan persoalan itu. Siswa entah sendiri
ataupun berkelompok mulai mencari pemecahan persoalan.
3. Konsep baru dijelaskan. Bila ada konsep baru yang perlu
ditambahkan, guru dapat menambahkannya sehingga
pengertian siswa menjadi lebih lengkap.
7. Suhu dan Pengukuran
Menurut Kanginan (2006: 52) suhu, yaitu suatu besaran
yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda.
Jadi, suhu menyatakan tingkat derajat panas dan dinginya suatu benda.
Tingkat derajat suatu benda sangat rendah disebut dingin. Derajat
panas suatu benda sedang disebut sejuk atau hangat. Derajat panas
suatu benda tinggi disebut panas. Menurut Sukabdiyah dkk (2007: 30)
suhu tidak sama dengan panas atau kalor. Panas atau kalor adalah
energi yang diberikan oleh suatu sumber panas kepada benda untuk
menaikkan suhu benda itu. Suhu menunjukan kecepatan gerak
molekul-molekul benda. Makin besar kecepatan gerak molekul, makin
tinggi suhu benda. Makin besar energi kalor yang diterima benda,
makin besar kecepatan gerak molekul-molekul dan makin tinggi suhu
benda. Besarnya energi panas yang dibutuhkan untuk mempercepat
gerak molekul bergantung pada banyaknya molekul benda atau massa
benda. Suhu termasuk suatu besaran pokok yang dalam Satuan
Internasional (SI) satuannya adalah kelvin (K).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Mengapa indra peraba kita tidak dapat menentukan
tinggi rendah suhu untuk mengatakan perbedanaan panas, dingin, dan
sejuk? Ketika indra peraba kita menyentuh benda yang dingin, kita
hanya mampu menyatakan dingin tetapi tidak mampu dengan tepat
menyatakan berapa derajat suhu benda dingin yang diraba. Oleh
karena itu, untuk mengukur suhu digunakan termometer. Dengan
termometer, tinggi rendahnya suhu benda dapat dinyatakan dengan
tepat karena terdapat angka pada termometer sebagai derajat suhu.
Termometer biasanya berupa sebuah pipa kaca sempit tertutup yang
berisi zat cair dan memiliki skala. Beberapa sifat yang mutlak
dibutuhkan oleh sebuah termometer adalah:
1. skalanya mudah dibaca,
2. aman untuk digunakan,
3. kepekaan pengukurannya,
4. lebar jangkauan suhu yang mampu diukur.
Prinsip kerja termometer ada pada pengaruh perubahan
suhu terhadap perubahan volumenya. Coba perhatikan volume air
yang sedang dipanaskan. Saat air dipanaskan, suhu air akan
meningkat. Peristiwa yang terjadi selanjutnya adalah volume air
tersebut juga meningkat. Begitupun sebaliknya, saat air didinginkan
volume air tersebut juga menurun. Selain pada air, peristiwa ini pun
terjadi pada zat lain, seperti raksa dan alkohol yang digunakan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
bahan termometer. Berikut adalah keuntungan dan kekurangan
masing-masing zat cair yang digunakan sebagai bahan termometer.
Tabel 1. Perbandingan Antara Raksa dan Alkohol Sebagai Bahan Termometer
Raksa Alkohol
Keuntungan:
mudah dilihat karena warnahnya
mengkilap
daerah ukurnya sangat luas, yaitu
antara -40 sampai 350
penghantar yang baik
kalor jenisnya kecil
Keuntungan:
daerah ukurnya sangat luas,
yaitu antara -122 sampai
78
penghantar yang baik
kalor jenisnya kecil
Kerugian:
termasuk zat beracun
tidak dapat mengukur suhu yang
lebih rendah dari -40
harganya mahal
Kerugian:
titk didihnya rendah 78
tidak berwarnah, susah
untuk dilihat
membasahi dinding kaca
1) Beberapa jenis termometer zat cair yang biasa digunakan,
diantaranya adalah:
a. Termometer Klinis
Termometer klinis digunakan untuk mengukur
suhu badan. Termometer ini umumnya dibuat dengan skala
35º C sampai 42º C sesuai dengan suhu tubuh manusia.
b. Termometer Suhu Ruang
Sesuai dengan namanya, termometer ini digunakan
untuk mengukur suhu pada suatu ruangan. Skala pada
termometer ini umumnya adalah -50º C sampai 50º C.
Ukuran termometer suhu ruang jauh lebih besar
dibandingkan termometer klinis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
c. Termometer Maksimum – Minimum
Termometer yang diperkenalkan pertama kali oleh
James Six Bellani pada abad kedelapan belas ini, khusus
dipakai untuk mencatat suhu tertinggi dan terendah di suatu
tempat dalam satu hari.
2) Skala Termometer
Standar suhu disebut titik tetap. Untuk menentukan
skala sebuah termometer diperlukan dua titik tetap. Untuk suhu
yang terlalu tinggi, digunakan titik lebur es sebagai titik tetap
bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas.
a. Kalibrasi Termometer
Kalibrasi termometer adalah proses memberikan skala
pada sebuah termometer polos. Prosesnya terdiri dari empat
langkah berikut:
1) Menentukan titik tetap bawah. Masukan pentolan
termometer secara tegak ke dalam wadah yang berisi es
dan diamkan beberapa saat sampai tinggi permukanaan
raksa dalam pipa kapiler tidak berubah. Ini berarti suhu
termometer sudah sama dengan suhu es dan pada skala
celcius ditandai sebagai 0 atau sebagai titik tetap bawah.
2) Menentukann titik tetap atas. Masukan pentolan
termometer ke dalam wadah berisi air sambil dipanaskan
sampai mendidih. Biarkan beberapa saat hingga suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
termometer sama dengan suhu air panas yang ditandai
dengan permukaan raksa ada pipa kapiler tidak berubah.
Tandai ketinggian tersebut sebagai titik tetap atas atau
dalam skala Celcius ditandai dengan skala 100 .
3) Bagilah jarak antara kedua titik tetap tersebut menjadi
beberapa bagian yang sama.
4) Memperluas skala dengan pembagian yang sesuai
Ketika sebuah termometer raksa dalam sebuah pipa kaca
diberi skala maka panjang kolom raksa dalam pipa dicatat pada
titik lebur es dan titik didih air. Skala didefinisikan sedemikian
sehingga hubungan antara X dan suhu adalah linear. Jika Xθ
adalah panjang kolom raksa pada suhu θ yang tidak diketahui,
X0 dan X100 masing-masing adalah panjang kolom raksa pada
titik lebur es dan titik didih air maka θ dinyatakan oleh
persamaan:
b. Skala Celsius
Skala ini ditetapkan oleh fisikawan Swedia bernama
Andreas Celsius dengan satuan yang digunakan disebut
celsius, dilambangkan ( ). Skala terendah didasarkan pada
titik beku air, yaitu 0º C dan tertinggi yang merupakan titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
didih air, yaitu 100º C. Skala ini sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Skala Fahrenheit
Ditetapkan oleh seorang Fisikawan berkebangsaan
Jerman, yaitu Gabriel Daniel Fahrenheit. Satuannya adalah
fahrenheit, dilambangkan ( ). Titik beku air skala fahrenheit
adalah pada suhu 32º F dan titik didihnya 212º F. Skala ini
banyak digunakan oleh negara-negara di Benua Amerika dan
Eropa.
d. Skala Reamur
Skala terendah dari termometer dengan satuan
Reamur ini adalah 0º R dan skala tertingginya adalah 80º R.
Termometer dengan skala ini merupakan termometer yang
jarang digunakan.
e. Skala Kelvin
Skala ini ditetapkan oleh William Thomas
Thompson Kelvin, ilmuwan berkebangsaan Inggris. Berbeda
dengan yang lain, skala ini dibuat berdasarkan batasan enegi
kinetik yang dimiliki oleh benda. Berdasarkan teori kinetik
partikel, benda berhenti bergerak pada suhu nol mutlak sebesar
-273º C yang kemudian ditetapkan sebagai titik terendah, yaitu
0 K. Sehingga pada skala kelvin titik beku air adalah 273 K
dan titik didihnya 373 K. Skala ini digunakan sebagai Sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Internasional karena kepraktisan penggunaannya dibandingkan
dengan skala yang lain. Untuk mengetahui hubungan antara
keempat skala di atas, perhatikan tabel berikut.
Tabel 2. Hubungan Beberapa Skala Termometer
Skala Titik
Terendah
Titik
Tertinggi
Rentang
Skala
Perbandingan
Satuan Skala
Celsius
Celsius 0 100 100
Fahrenheit 32 212 180
=
satuan
skala F Reamur 0 ºR 80 ºR 80
=
satuan
skala R Kelvin 273 K 373 K 100
= 1 satuan
skala K
Rumus untuk mengubah dari satu skala ke skala lainnya:
=
dengan:
X = skala yang ditanyakan Y = skala yang diketahui
= titik tetap atas X = titik tetap atas Y
= titik tetap bawah X = titik tetap bawah Y
Karena skala Celsius adalah skala yang banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, berikut cara pengubahan skala celsius
menjadi skala yang lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1) Hubungan antara Celcius dan Reamur
atau
2) Hubungan antara Celcius dan Fahrenheit
atau
3) Hubungan antara Celcius dan kelvin
atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
B. Pembelajaran Suhu Dan Pengukurannya Dengan Metode Penemuan
Terbimbing
Dalam rangka membantu siswa membentuk atau
mengkonstruksi pengetahuan, sebagai guru harus menemukan metode
pembelajaran yang mana siswa berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Karena ukuran kualitas pembelajaran juga terletak pada
kualitan dan kuantitas belajar siswa dalam arti seberapa banyak dan
seberapa besar siswa aktif dalam proses pembelajaran. Belajar bukan
hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan
kelakuan. Sedangkan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan
yang dapat mengaktifkan siswa untuk saling berinteraksi dalam mencapai
tujuan.
Berdarkan kajian teori diatas, maka peneliti mencoba
menerapkan metode penemuan terbimbing pada pokok bahasan suhu dan
pengukurannya. Pada pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk
menemukan konsep baru dari pokok bahasan suhu dan pengukurannya.
Dalam rangka menemukan konsep baru, siswa tidak dibiarkan
menemukannya sendiri melainkan dibimbing dan diberikan langkah-
langkah pemecahan masalah masalah yang terkait hingga sampai pada
penemuan konsep tersebut. Berikut adalah gambaran langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1. Pada awal pembelajaran siswa diminta untuk mengerjakan soal
pretest dengan materi suhu dan pengukuran. Tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dasar siswa
terhadap materi suhu dan pengukurannya sebelum
diterapkannya metode penemuan terbimbing.
2. Eksperimen Sederhana
Dengan bantuan guru, siswa dibimbing untuk melakukan
eksperimen sedehana. Kegiatan eksperimen ini bertujuan untuk
memberikan masalah kepada siswa yang berkaitan dengan
materi suhu dan pengukurannya. Dari kegiatan eksperimen
diharapkan siswa dapat aktif berpikir, mengolah proses dalam
pikirannya dan dapat mengambil kesimpulan dari masalah yang
diberikan.
3. Pendalaman Permasalahan
Siswa dibimbing untuk memperdalam permasalahan. Pada
kegiatan ini, guru menuntun siswa dengan beberapa pertanyaan
yang sudah dirangkum dalam lembar kerja siswa. Dari
pertanyaan tersebut, siswa dibantu untuk menemukan/
membentuk pengetahuannya sendiri tentang suhu dan
pengukurannya. Dalam kegiatan ini, siswa dibagi kedalam
beberapa kelompok dengan tujuan siswa dapat saling
berdiskusi dengan teman satu kelompok dan saling membantu.
4. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Setelah memperdalam permasalahan dengan menjawab
beberapa pertanyaan arahan maka yang dilakukan siswa
selanjutnya adalah mengambil kesimpulan tentang konsep suhu
dan pengukurannya.
5. Penegasan
Guru memberikan penegasan tentang kesimpulan yang
dikemukakan oleh siswa dan melengkapi konsep baru jika
perlu untuk ditambahkan.
6. Evaluasi
Setelah proses pembelajaran selesai, guru melakukan evaluasi
dengan memberikan soal posttest kepada siswa dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa setelah
melakukan proses pembelajaran.
Penerapan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran
tentang suhu dan pengukurannya yaitu:
1) Guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan
dasar siswa. Kegiatan ini dimaksudkan agar dengan
mengetahui pengetahuan awal siswa maka dalam proses
pembelajaran guru dapat melengkapi pengetahuan siswa yang
belum lengkap.
2) Siswa diminta untuk mengamati gejala atau persoalan yang
dihadapi. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa mampu
menemukan gejala atau persoalan dari keseharian mereka dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dari apa yang dapat diamati secara langsung oleh siswa. Dalam
kegiatan ini guru dapat melihat antusias dan keterlibatan siswa.
3) Guru membimbing siswa untuk menggolongkan hasil
pengamatan dan temuan siswa sehingga menjadi lebih jelas.
Kegiatan ini bertujuan agar memudahkan siswa dalam
memahami gejala atau persoalan yang berkaitan dengan materi
yang dipelajari saat itu.
4) Siswa diminta untuk memprediksi, mengukur dan menjelaskan
hasil pengamatan dan temuan yang telah digolongkan. Dalam
kegiatan ini bisa dilakukan siswa secara berkelompok dan
hasilnya dapat dipresentasikan secara klasikal. Peran guru
hanya mengajak siswa bertanya dan mengarahkan siswa dalam
menemukan atau mengkonstruksi pengetahuan baru mereka.
5) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pengamatan dan
temuan siswa sehingga pengetahuan siswa menjadi lengkap.
Setelah semua kegiatan diatas dilakukan, pada akhirnya guru
meminta siswa untuk menyimpulkan berdasarkan data-data
yang peroleh. Kesimpulan yang didapatkan siswa dapat berupa
konsep atau prinsip-prinsip.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dan
kuantitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh data yang
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau ucapan terhadap hal yang sedang
diamati. Sedangkan kuantitatif karena penelitian kuantitatif dilakukan
dengan mengumpulkan data dan hasil analisis yang dapat di ukur untuk
mendapatkan informasi yang harus disimpulkan.
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII SMPS St.
Hubertus Yohanes Laja.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VII A SMPS St.
Hubertus Yohanes Laja.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMPS St. Huberthus Yohanes
Laja, Kecamatan Golewa Selatan, Kabupaten Ngada, NTT pada tahun
ajaran baru yaitu pada tanggal 21 Juli-25 Juli 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
D. Desain Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan desain penelitian yang terbagi kedalam beberapa tahap:
1. Penyusunan Instrumen Oleh Peneliti
Instrumen disusun berdasarkan tujuan penelitian, yakni untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa dan keterlibatan siswa selama
proses pembelajaran pada materi suhu dan pengukurannya. Instrumen
yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Intrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran meliputi pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
b. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data meliputi soal pretest, soal
posttest dan lembar observasi.
2. Desain Pembelajaran
Desain pembelajaran dibagi dalam beberapa tahap, antara
lain sebagai berikut:
a. Pra Pembelajaran
Pada proses ini adapun tahapan-tahapan sebagai berikut,
siswa diminta untuk mengerjakan soal pretest yang telah disediakan
oleh peneliti. Selanjutnya siswa akan diberikan penjelasan mengenai
kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b. Proses Pembelajaran
Pada proses ini, peneliti memberikan pengantar mengenai
materi yang akan diajarkan dan menjelaskan langkah-langkah yang
dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Selain itu, siswa
mulai melakukan eksperimen sederhana berdasarkan langkah-
langkah yang telah disediakan dalam lembar kerja siswa.
c. Setelah Pembelajaran
Pada proses ini, siswa diminta untuk mengerjakan soal
posttest yang sudah disediakan oleh peneliti.
E. Treatmen
Treatmen merupakan perlakuan peneliti kepada subyek yang
mau diteliti agar nantinya mendapat data yang diinginkan (Suparno, 2007:
51). Dalam penelitian ini, peneliti memberikan treatmen berupa kegiatan
pembelajaran menggunakan eksperimen sederhana. Kelas treatmen ini,
diberikan pembelajaran dengan pendekatan visual agar siswa dapat
mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pelajaran fisika.
Proses pembelajaran secara umum adalah sebagai berikut :
a. Siswa membentuk kelompok yang terdiri 5 sampai 6 orang.
b. Siswa dalam kelompok kecil menempati setiap meja yang telah
disiapkan guru dilengkapi dengan peralatan untuk eksperimen.
c. Guru membagikan LKS untuk setiap kelompok.
d. Guru dan siswa sama-sama melakukan eksperimen sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
e. Siswa dalam kelompoknya masing-masing dipersilahkan untuk
mengerjakan tugas seperti yang sudah disajikan dalam LKS yang
telah dibagikan.
f. Siswa melapor dan mengumpulkan hasil pekerjaannya yang telah
dikerjakan dalam kelompoknya masing-masing.
g. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran
tersebut.
F. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal
pretest, soal posttest dan lembar observasi.
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pembuatan RPP bertujuan untuk mempersiapkan proses
pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Hal
yang paling penting dalam RPP adalah bagian inti.
2) Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa merupakan media sebagai panduan bagi
siswa melakukan kegiatan dalam mengikuti proses pembelajaran.
LKS berisikan tentang serangkaian kegiatan yang harus dilakukan
siswa selama proses pembelajaran dan merupakan jabaran yang
lebih rinci dari rencana pembelajaran yang telah dirumuskan dalam
RPP. LKS dibagikan kepada siswa saat proses pembelajaran
berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3) Soal Pretest
Pretest dilakukan di awal pertemuan, yaitu sebelum proses
belajar mengajar berlangsung. Tujuan dilakukannya pretest adalah
untuk mengetahui kemampuan awal kognitif produk siswa.
4) Soal posttest
Postest dilakukan di akhir pertemuan, yaitu setelah proses
belajar mengajar berlangsung. Tujuan dilakukannya postest adalah
untuk mengetahui kemampuan akhir kognitif produk siswa.
Tabel 3. Kisi-Kisi Pembuatan Pretest dan Posttest Penilaian Pemahaman Konsep
Materi
Pokok
Indikator
Pencapaian
Hasil Belajar
Aspek yang diukur Butir
Soal Mengi
ngat
Mema
hami
Mener
epkan
Menganali
sis
Suhu dan
Pengukur
annya
Menjelaskan
pengertian suhu. 1
Menjelaskan
bagian-bagian
termometer.
,3 2
Menyebutkan cir-
ciri termometer
1
Menyebutkan
jenis-jenis
termometer
1
Membaca skala
pada termometer.
2
Membandingkan
skala termometer
Celsius dengan
skala termometer
lain
2
5) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan keterampilan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sains, tujuannya adalah untuk memperkuat pengukuran keterlibatan
siswa selama proses pembelajaran.
Lembar observasi ini diisi oleh observer/ pengamat yang
mengamati siswa saat melakukan kegiatan pembelajaran dengan
eksperimen sederhana. Pengamat mengamati kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh siswa, mencatat dan mendeskripsikan kegiatan
yang dilakukan berdasarkan rubrik penilaian lembar observasi.
Tabel 4. Rubrik Penilaian Keterlibatan Siswa Selama Proses Pembelajaran
dalam Lembar Observasi
Aspek
Penilaian
Skor
4 3 2 1
Menyampaik
an ide
- Siswa aktif
menyampaika
n ide
- Siswa berani
beradu
argumen
dengan teman
jika terjadi
perbedaan
pedapat
- Siswa
bersedia
menyampaika
n ide secara
klasikal
- Siswa
menyampaika
n ide dengan
baik jika
ditanya guru
atau siswa
- Siswa yang
belum
memahami
materi lebih
cenderung
bertanya
kepada teman
daripada
kepada guru
- Siswa hanya
berani
menyampaikan
ide jika
sebelumnya
telah
diyakinkan
oleh guru
ataupun teman
- Siswa terbata-
bata saat
menyampaikan
ide secara
klasikal
- Siswa tidak
aktif
menyampai
kan ide
- Siswa tidak
berani
menyampai
kan ide
secara
klasikal
- Siswa tidak
berani
beradu
argumen
Menanggapi
pertanyaan
- Siswa
dengan cepat
merespon
pertanyaan
- Siswa berani
bertanya
kepada guru
jika
pertanyaan
kurang jelas
- Siswa
antusias
- Siswa
cenderung
mencari
informasi
sebelum
merespon
pertanyaan
- Siswa
cenderung
bertanya
kepada teman
jika
- Siswa
cenderung
lamban
merespon
pertanyaan
- Siswa
merespon
pertanyaan jika
ditanya
berulang kali
- Siswa berani
menanggapi
- Siswa pasif
merespon
pertanyaan
- Siswa tidak
aktif
mencari
jawaban
dari
beberapa
sumber
- Siswa tidak
berani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Aspek
Penilaian
Skor
4 3 2 1
mencari
jawaban dari
beberapa
sumber
pertanyaan
kurang jelas
pertanyaan jika
dijawab
beramai-ramai
menanggapi
pertanyaan
Bekerjasama - Siswa
antusias saat
bekerja
kelompok
- Relasi
dengan
teman
kelompok
sangat baik
- Siswa berani
meminta
pendapat
teman lain
didalam
kelompok
- Siswa hanya
bekerjasama
jika dimintai
pendapat
- Siswa
cenderung
hanya
merespon
jika ada hal
yang benar
dipahami
- Siswa tampak
bekerjasama
hanya dengan
teman yang
dikenal
- Siswa
cenderung
mengikuti
pendapat teman
- Siswa lebih
cenderung
bekerja
sendiri
- Relasi
dengan
teman
kelompok
kurang baik
Menghargai
pendapat
teman
sekelompok
- Siswa
mendengark
an dan
memperhan
jika teman
lain
menyampaik
an ide
- Siswa tidak
membuat
kegaduhan
saat teman
lain
menyampaik
an ide
- Siswa
menampung
dan
menanggapi
jawaban
teman lain
saat diskusi
berlangsung
- Siswa berani
mendukung
dan
menguatkan
pendapat
teman
kelompokny
a sendiri
- Siswa
kadang
berbicara
dengan
teman
didekatnya
saat diskusi
berlangsung
- Siswa kurang
memperhatikan
jika teman lain
menyampaikan
ide
- Siswa kadang
membuat
kegaduhan saat
diskusi
berlangsung
- Siswa tidak
mendengar
kan dan
memperhati
kan jika
teman
menyampai
kan ide
- Siswa
sering
membuat
kegaduhan
saat proses
diskusi
berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
G. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan
melalui dua tahap, yaitu:
1. Hasil Pretest dan Posttest
Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, siswa diminta
untuk mengerjakan soal pretest dengan tujuan mengukur pemahaman
awal siswa terhadap materi suhu dan pengukuran. Skor yang diperoleh
siswa akan menjadi data awal yang mengukur pemahaman awal siswa.
Sedangkan pada akhir proses belajar mengajar, siswa diminta untuk
mengerjakan soal posttest dengan tujuan mengukur perubahan
pemahaman siswa setelah dilakukannya treatmen. Skor yang diperoleh
siswa akan menjadi data akhir yang mengukur perubahan pemahan
siswa terhadap materi suhu dan pengukuran.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi akan diisi oleh observer selama terjadinya
proses belajar meengajar. Tujuannya memperoleh data secara deskriptif
mengenai keterlibatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
H. Metode Analisis Data
1. Penskoran Tes Tertulis (pretest dan posttest)
Setelah dilakukan peskoran untuk masing-masing siswa,
selanjutnya skor tersebut akan diubah menjadi persentase skor.
Perhitungan persentase skor diperoleh dengan cara jumlah skor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
diperoleh masing-masing siswa dibagi skor maksimal kemudian dikalikan
100%. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Persentasi Skor =
Tabel 5. Persentase Skor
No Kode Siswa Skor yang di
Peroleh
Skor
Maksimal
Persentase
Skor (%)
Setelah perhitungan nilai siswa dilakukan, skor tersebut akan
dikelompokkan dalam interval skor yaitu berdasarkan tingkat pemahaman
siswa. Interval skor di bagi menjadi 5 dengan kualifikasi sebagai berikut:
A = sangat paham,
B = paham,
C = cukup paham,
D = kurang paham,
E = tidak paham.
Untuk menentukan interval skor dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menentukan passing score
Passing score adalah skor terendah untuk nilai cukup.
Untuk menetapkan suatu batas penguasaan bahan pelajaran
atau kompetensi minimal yang dianggap dapat meluluskan dari
keseluruhan penguasaan bahan yakni 65% yang diberi nilai
cukup (Masidjo 1999:153). Tuntutan pada persentil 65 sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
disebut persentil maksimal dan dianggap merupakan batas
penguasaan kompetensi minimal yang sudah tinggi. Untuk
nilai-nilai di atas dan di bawah cukup diperhitungkan sebagai
berikut.
Tabel 6. Tingkat Penguasaan Kompetensi Siswa
Tingkat Penguasaan
Kompetensi
Nilai Huruf
90 % - 100% A
80 % - 89% B
65% - 79% C
55% - 64% D
di bawah 55% E
b. Setelah mengkualifikasi skor siswa dalam interval skor,
kemudian membandingkan skor yang diperoleh siswa untuk
hasil pretest dan posttest. Berikut adalah tabel peningkatan
pemahaman siswa secara keseluruhan.
Tabel 7. Peningkatan Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan
Skor Pretest
(%)
Skor Posttest
(%)
Peningkatan
(%)
Tabel 8. Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Masing-Masing
Soal
No Soal Soal Pretest
(%)
Soal Posttest
(%)
Peningkatan
(%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Analisis Tes Tertulis (pretest dan postest)
Untuk menganalisis tes tertulis pada setiap butir soal peneliti
menghitung persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan.
Persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan setiap butir soal
menggunakan persamaan sebagai berikut:
(PJSMM) =
x 100 %
Ket:
PJSMM = Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan
B = jumlah siswa yang menjawab secara benar terhadap
terhadap suatu item
N = kelompok siswa
Skor Maksimal = besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban
yang benar
N x Skor maksimal = jumlah jawaban benar yang seharusnya
diperoleh siswa dari suatu soal.
Tabel 9. Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan
Setiap Butir Soal
Nomor
Soal
Pretest Postest
Jumla
h Skor
Maksi
mal
Jumlah
Skor Yang
Diperoleh
Siswa
Persentase
Jumlah
Siswa yang
Mampu
Mengerjakan
(%)
Jumlah
Skor
Maksi
mal
Jumlah
Skor Yang
Diperoleh
Siswa
Persentase
Jumlah
Siswa
yang
Mampu
Mengerja
kan (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan Tabel 8. persentase skor pada setiap butir soal
diperoleh gambaran konkret tentang taraf kesukaran suatu soal
dapat menggunakan acuan sebagai berikut (Masidjo 1999:192):
Tabel 10. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Berdasarkan Persentase
Skor Yang Diperoleh Siswa Setiap Butir Soal
Interval Skor (%) Kualifikasi
90 % - 100% Sangat Paham
80 % - 89% Paham
65% - 79% Cukup Paham
55% - 64% Kurang Paham
di bawah 55% Tidak Paham
Tabel 11. Peningkatan Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan
Setiap Butir Soal Pada Pretest dan Posttest
Nomor
Soal
Pretest Posttest
Persentase
Jumlah Siswa
yang Mampu
Mengerjakan
(%)
Kualifikasi Persentase
Jumlah Siswa
yang Mampu
Mengerjakan
(%)
Kualifikasi
3. Analisis hasil belajar yang dicapai siswa menggunakan T-Test dan
SPSS
Untuk menganalisis hasil tes tertulis yakni pretest dan
posttest dapat menggunakan uji T (T-test). Kegunaan dari uji T adalah
untuk mengetes dua kelompok yang dependen atau satu kelompok
yang dites dua kali, yakni pada pretest dan posttest. Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dependen adalah kelompok yang saling bergantung, berkaitan, atau
bahkan sama. Cara menghitung:
a. Menghitung nilai akhir pretest dan posttest setiap siswa
menggunakan persamaan berikut:
Nilai =
b. Membandingkan nilai akhir pretest dan posttest menggunakan
statistik berupa uji-T untuk kelompok dependen untuk melihat
apakah ada peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains
pada suatu kelas yang diberi treatmen. Persamaan umum uji-T
kelompok dependen adalah sebagai berikut:
| |
√∑
∑
( )
Dimana : X1 = nilai pretest
X2 = nilai posttest
D = perbedaan nilai (X1 - X2 )
N = jumlah pasangan
Nilai | | dibandingkan dengan nilai | |. Untuk
meminimalisir kesalahan dalam perhitungan, data yang diperoleh
diolah dengan menggunakan program SPSS. Jika perbandingan
kedua nilai T tersebut diperoleh hasil | | | | maka
signifikan, artinya terjadi peningkatan pemahaman siswa dengan
metode penemuan terbimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Selain menggunakan T-test analisis data untuk mengetahui
hasil belajar yang dicapai siswa juga dapat melakukan perhitungan
dengan menggunakan program SPSS sebagai berikut:
1) Membuka program SPSS.
2) Klik VARIABEL VIEW dan buatlah file pretest dan posttest.
3) Memasukan data.
4) Buka ANALYZE.
5) Pilih COMPARE MEANS.
6) Pilih PAIRED SAMPLE T-TEST.
7) Memasukan pada kolom Paired Variabels.
8) Tekan OK.
9) Lihat hasil.
Jika hasilnya muncul maka dapat kita simpulkan:
Jika probabilitas (p) = 0,000 < = 0,05; maka
signifikan.
Jika probabilitas (p) = 0,000 > = 0,05; maka tidak
signifikan.
4. Analisis lembar observasi
Tabel 12. Lembar Observasi
No Aspek Penilaian Rata-
rata
skor Kode
Siswa
Menyampaikan
Ide
(Skor 1-4)
Menanggapi
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasama
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
KETERANGAN:
4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = Cukup; 1 = Kurang;
Rata-rata skor =
Tabel 13. Kualifikasi pada Rata-Rata Skor
Interval Kualifikasi
3,10 – 4,00 Sangat Baik
2,10 – 3,00 Baik
1,10 – 2,00 Cukup
0,00 – 1,00 Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMPS St. Hubertus Yohanes di
Laja, Ngada pada tanggal 21 Juli – 25 Juli 2016. Waktu yang digunakan
peneliti untuk melakukan penelitian di SMP tersebut juga cukup terbatas
karena pada bulan Juli hingga Agustus para siswa sedang disibukkan
dengan kegiatan persiapan perlombaan pekan olahraga tingkat Kecamatan.
Alasan peneliti melakukan penelitian di SMP tersebut karena peneliti
merupakan alumni sehingga sudah cukup mengenal lingkungan sekolah,
para guru dan memudahkan peneliti dalam mengurus proses perijinan.
Penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas VII karena materi
Suhu dan Pengukurannya diajarkan pada smester pertama sesuai dengan
kurikulum KTSP yang digunakan di sekolah tersebut. Pada tahun ajaran
baru 2016/2017 di SMPS St. Hubertus Yohanes Laja siswa dibagi kedalam
dua kelas. Dari kedua kelas tersebut peneliti hanya meneliti satu kelas
yang berjumlah 28 siswa yaitu kelas VII A. Kelas yang menjadi sampel
penelitian dipilihkan oleh guru dengan alasan satu kelas lain digunakan
sebagai sampel penelitian bagi mahasiswa lain yang juga mengambil data
di sekolah yang sama.
Proses awal yang dilakukan peneliti yaitu menghubungi
pihak sekolah dalam rangka proses perijinan dan kemudian disusul dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
surat ijin penelitian resmi dari universitas. Peneliti juga melakukan
pendekatan terhadap guru mata pelajaran Fisika yang juga merangkap
sebagai kepala sekolah untuk berkonsultasi dan menjelaskan gambaran
umum mengenai proses pembelajan yang akan dilakukan selama
penelitian. Sehari sebelum penelitian diadakan, peneliti diberikan
kesempatan untuk mengenal siswa secara umum.
Proses pengumpulan data dimulai pada tanggal 22 Juli 2016
pukul 07.00 WITA, dan kegiatan awal yang dilakukan adalah guru
menjelaskan kepada siswa kegiatan-kegiatan yang akan siswa jalankan
selama proses pembelajaran. Selanjutnya siswa diminta untuk
mengerjakan soal pretest berupa uraian yang berhubungan dengan materi
suhu selama 20 menit. Setelah pretest selesai diadakan, guru melanjutkan
dengan membagi siswa kedalam 5 kelompok kecil sambil membagikan
LKS kepada masing-masing kelompok. Sebelum eksperimen sederhana
dilakukan, guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan siswa dalam kelompok dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang kurang dipahami dari isi
LKS.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan eksperimen
sederhana sambil dibimbing oleh guru. Dalam proses ini, guru juga
menjelaskan kepada siswa prosedur kerja yang benar dan membetulkan
cara kerja siswa yang belum mengikuti prosedur. Setelah selesai
melakukan eksperimen sederhana siswa diminta untuk mengisi LKS yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
telah disediakan dengan pertanyaan yang membantu siswa dalam
merumuskan konsep dan pengetahuan yang didapatkan selama proses
eksperimen sederhana. Saat siswa selesai menjawab pertanyaan dalam
LKS tersebut, guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan didepan kelas. Sementara salah satu
kelompok mempresentasikan didepan kelas, kelompok lain diminta untuk
mendengar dan memperhatikan sambil menyiapkan pertanyaan atau
tanggapan dari masing-masing kelompok.
Dalam proses diskusi secara klasikal tersebut terjadi, guru
juga memberikan penegasan mengenai konsep-konsep fisika yang
berkaitan dengan materi suhu. Pada akhir presentasi siswa dalam masing-
masing kelompok menyimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan materi
suhu sambil guru memberi penegasan dan meluruskan jika terjadi
miskonsepsi. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal postttest
berupa uraian yang berhubungan dengan materi suhu selama 20 menit.
Untuk pertemuan selanjutnya, siswa tetap dibagi kedalam 5 kelompok dan
hal yang sama mereka lakukan untuk materi pengukuran suhu.
B. Data, Analisis Data dan Pembahasan
Pada penelitian ini, guru mengambil beberapa data yaitu
pretest, postest dan lembar observasi.
1. Tes Tertulis Sebelum Pembelajaran (Pretest)
a. Data Pemahaman Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 14. Persentase Skor Pemahaman Awal (Pretest)
No Kode Siswa Jumlah Skor
Yang Diperoleh
Skor
Maksimal
Persentase
Skor (%)
1 01 29,5 135 21,85
2 02 25,5 135 18,89
3 03 29,5 135 21,85
4 04 30 135 22,22
5 05 24,5 135 18,15
6 06 31,5 135 23,33
7 07 10 135 7,41
8 08 28,5 135 21,11
9 09 29,5 135 21,85
10 10 29,5 135 21,85
11 11 23,5 135 17,41
12 12 28,5 135 21,11
13 13 26,5 135 19,63
14 14 21,5 135 15,93
15 15 25,5 135 18,89
16 16 23 135 17,04
17 17 29,5 135 21,85
18 18 29,5 135 21,85
19 19 28 135 20,74
20 20 28 135 20,74
21 21 29 135 21,48
22 22 26,5 135 19,63
23 23 36,5 135 27,04
24 24 24 135 17,78
25 25 24 135 17,78
26 26 29 135 21,48
27 27 31 135 22,96
28 28 25,5 135 18,89
Rata-rata 20,03
Berdasarkan tabel skor pretest yang didapatkan di atas
maka rata-rata presentasi skor yaitu 20,03% berarti siswa sangat
tidak paham tenang materi suhu dan pengukurannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
b. Tingkat Pemahaman Awal Siswa
Melalui tabel 14. Persentase skor pemahaman awal siswa
mengenai materi suhu dan pengukurannya, dapat menentukan
kualifikasi tingkat pemahaman siswa berikut ini.
Tabel 15. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Awal Siswa
No Kode Siswa Persentase Skor
(%)
Kualifikasi
1 01 21,85 Tidak Paham
2 02 18,89 Tidak Paham
3 03 21,85 Tidak Paham
4 04 22,22 Tidak Paham
5 05 18,15 Tidak Paham
6 06 23,33 Tidak Paham
7 07 7,41 Tidak Paham
8 08 21,11 Tidak Paham
9 09 21,85 Tidak Paham
10 10 21,85 Tidak Paham
11 11 17,41 Tidak Paham
12 12 21,11 Tidak Paham
13 13 19,63 Tidak Paham
14 14 15,93 Tidak Paham
15 15 18,89 Tidak Paham
16 16 17,04 Tidak Paham
17 17 21,85 Tidak Paham
18 18 21,85 Tidak Paham
19 19 20,74 Tidak Paham
20 20 20,74 Tidak Paham
21 21 21,48 Tidak Paham
22 22 19,63 Tidak Paham
23 23 27,04 Tidak Paham
24 24 17,78 Tidak Paham
25 25 17,78 Tidak Paham
26 26 21,48 Tidak Paham
27 27 22,96 Tidak Paham
28 28 18,89 Tidak Paham
Tabel 16. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Awal Siswa
Interval (%) Kualifikasi Jumlah
siswa
Presentase
(%)
90 % - 100% Sangat Paham 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Interval (%) Kualifikasi Jumlah
siswa
Presentase
(%)
80 % - 89% Paham 0 0
65% - 79% Cukup Paham 0 0
55% - 64% Kurang Paham 0 0
di bawah
55%
Tidak Paham 28 100
Berdasarkan tabel 15. kualifikasi tingkat pemahaman awal
siswa dengan skor tertinggi pada kode siswa 23 dengan persentase
skor 27,04% dan kualifikasi tidak paham. Sedangkan kualifikasi
tingkat pemahaman awal siswa dengan skor terendah pada kode
siswa 07 dengan persentase skor 7,41% dan kualifikasi tidak
paham.
Berdasarkan tabel 16. dapat dilihat bahwa semua siswa yang
mengikuti pretest berada pada interval dibawah 55% dengan
kualifikasi tidak paham. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua
siswa yang berjumlah 28 orang sangat tidak paham dengan materi
suhu dan pengukurannya.
c. Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan
Tabel 17. Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan
Setiap Butir Soal Pretest
No Soal Jumlah Skor
Maksimal
Jumlah Skor
yang Diperoleh
Siswa
Persentase Jumlah
Siswa yang Mampu
Mengerjakan (%)
1 420 202,5 48
2 280 23 8
3 280 117,5 42
4 280 31 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
No Soal Jumlah Skor
Maksimal
Jumlah Skor
yang Diperoleh
Siswa
Persentase Jumlah
Siswa yang Mampu
Mengerjakan (%)
5 280 38 14
6 700 140 20
7 700 130 19
8 560 52 9
9 280 23 8
Tabel 18. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Berdasarkan Persentase
Skor yang Diperoleh Siswa Setiap Butir Soal
No Soal Persentase Jumlah
Siswa yang Mampu
Mengerjakan (%)
Kualifikasi
1 48 Tidak Paham
2 8 Tidak Paham
3 42 Tidak Paham
4 11 Tidak Paham
5 14 Tidak Paham
6 20 Tidak Paham
7 19 Tidak Paham
8 9 Tidak Paham
9 8 Tidak Paham
Berdasarkan tabel 17. persentase jumlah siswa yang mampu
mengerjakan soal pretest dengan skor tertinggi terdapat pada
nomor 1 dengan jumlah skor maksimal 420; jumlah skor yang
diperoleh siswa 202,3 sehingga persentase jumlah siswa yang
mampu mengerjakan 48%. Sedangkan berdasarkan tabel 18.
kualifikasi tingkat pemahaman untuk nomor 1 berada pada taraf
tidak paham. Sedangkan persentase jumlah siswa yang mampu
mengerjakan soal pretest dengan skor terendah terdapat pada
nomor 2 dan 9 dengan jumlah skor maksimal 280; jumlah skor
yang diperoleh siswa 23 sehingga persentase jumlah siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
mampu mengerjakan 8%. Sedangkan berdasarkan tabel 18.
kualifikasi tingkat pemahaman untuk nomor 2 dan 9 berada pada
taraf tidak paham. Dengan kata lain hampir semua siswa tidak
dapat menjawab soal dengan benar sehingga dikatakan siswa tidak
memahami materi.
2. Proses Pembentukan Pengetahuan Tentang Suhu Dan
Pengukurannya
Selama metode pembelajaran penemuan terbimbing
dilakukan, guru mengelompokkan kedalam dua proses, yaitu:
a. Diagram Dan Penjelasan Siswa Menemukan Konsep Suhu
Guru menggali pengetahuan dasar siswa
Pada awal pembelajaran seperti yang ditunjukan diagram 1,
guru menanyakan kepada siswa mengenai pemahaman mereka
tentang suhu yang telah ketahui sebelumnya dengan pertanyaan:
saat mendengar kata suhu apa yang ada didalam pikiran kalian?
Suhu berhubungan
dengan panas
dan dingin
Saat mendengar kata suhu, apakah yang ada didalam pikiran kalian?
Suhu
berhubungan
dengan
termometer
Suhu
berhubungan
dengan angin dan udara yang
kita hirup
Diagram 1
Guru mengajukan pertanyaan
Jawaban
siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Beragam jawab disampaikan siswa yaitu suhu selalu berkaitan
dengan panas dan dingin, suhu berhubungan dengan termometer,
dan ada siswa yang menyebutkan jika suhu berhubungan dengan
angin serta udara yang kita hirup. Melalui jawaban siswa, guru
menyimpulkan bahwa siswa sebelumnya telah memiliki
pengetahuan awal yang belum lengkap mengenai suhu. Kemudian
guru melanjutkan dengan memberikan permasalahan sederhana
yang berhubungan dengan suhu dari fenomena sehari-hari dan
kebiasaan para siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Siswa dibimbing menemukan pengertian suhu Siswa dibimbing menemukan pengertian suhu
Mengapa setiap berangkat ke sekolah kalian selalu
menggunakan jaket/Sweater sedangkan saat pulang sekolah
tidak menggunakannya?
Pada pagi hari rasanya dingin dan siang hari rasanya panas.
Jika memakai jaket/sweater di pagi hari akan menghindari masuk angin dan siang hari
dibuka agar tidak berkeringat.
Karena fungsi jaket/sweater pada pagi hari dapat memberikan
panas sehingga rasanya hangat dan siang hari harus dilepas untuk
mengurangi panas.
Saat musim panas dan musim hujan, manakah minuman yang
paling sering kalian konsumsi? Es teh atau teh panas? Mengapa?
Saat musim panas, yang diminum adalah es teh karena dapat
menyegarkan kerongkongan dan saat musim hujan yang diminum adalah teh panas karena dapat
menghangatkan tubuh.
Saat musim panas, kami memilih mengkonsumsi es teh karena
dapat mengurangi rasa panas dan pada musim hujan kami memilih
teh panas karena dapat mencegah kedinginan.
Saat musim panas, kami mengkonsumsi es teh karena
rasanya dingin dan saat musim hujan kami mengkonsumsi teh panas karena rasanya panas.
Diagram 2
Kesimpulan :
Suatu besaran yang
menyatakan ukuran
derajat panas dan
dinginnya suatu
benda.
Hasil rangkuman siswa:
Suhu menyatakan panas dan
dingin suatu benda
Karena suhu dapat dikur,
berarti suhu merupakan
ukuran panas dan dingin
Suhu termasuk besaran yang
dapat diukur.
Pengertian Suhu :
Termasuk suatu besaran
pokok
Menyatakan ukuran panas
dan dingin
Memiliki satuan/derajat
Dapat diukur dengan alat
ukur
Guru mengajukan
pertanyaan
Siswa memberikan pendapat dan
guru menuliskan jawaban siswa
dipapan tulis
Guru membimbing siswa
untuk mengelompokan
jawaban yang berkaitan
dengan materi
Siswa menemukan poin-poin
penting mengenai pengertian
suhu dengan bimbingan guru
Siswa merangkum menjadi
sebuah pernyataan mengenai
pengertian suhu
Guru dan siswa
menyimpulkan pengertian
suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Keterangan kesulitan siswa dan bentuk bimbingan guru:
: siswa menjawab pertanyaan guru akan tetapi siswa sering mengulang
jawaban yang sama, oleh karena itu guru menuliskan jawaban dipapan
tulis agar membantu siswa tidak mengulangi jawaban yang sama dan
membantu siswa mengelompokkan jawaban yang berkaitan dengan
materi.
: setelah menjawab pertanyaan guru, siswa mengalami kesulitan ketika
hendak mengelompokkan jawaban yang berkaitan dengan materi. Bentuk
bimbingan guru untuk pertanyaan pertama yaitu mengajak siswa untuk
menemukan kata kunci yang berhubungan dengan suhu, untuk jawaban
pertama kata kuncinya yaitu rasa dingin dan panas (suhu dapat diukur
dengan alat ukur termasuk dapat dirasakan dengan alat indera) sehingga
jawabannya sesuai; untuk jawaban kedua tidak sesuai dengan materi
dengan alasan jawabannya lebih erat hubungannya dengan bidang
kesehatan; sedangkan jawaban ketiga tidak sesuai dengan materi karena
jawaban tiga lebih erat hubungannya dengan materi kalor. Kemudian
untuk pertanyaan kedua bentuk bimbingan guru juga sama dilakukan
seperti pada pertanyaan pertama dan pertanyaan kedua diajukan guru
dengan maksud agar lebih membantu siswa untuk menggali pengetahuan
dasar berdasarkan pengalaman siswa. Selain itu juga agar melengkapi
konsep suhu yang belum lengkap dari pertanyaan pertama. Sehingga pada
proses ini, guru hanya membantu membimbing siswa menemukan kata
kunci dari jawaban siswa yang berkaitan dengan pengertian suhu. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
itu guru juga menjelaskan bahwa suhu termasuk dalam besaran pokok,
alasan guru menjelaskan demikian karena pada proses penelitian siswa
langsung diajarkan materi bab II (Suhu dan Pengukurannya).
: pada bagian ini setelah siswa menemukan poin-poin penting mengenai
suhu guru meminta siswa untuk merangkum dan merumuskan pengertian
suhu. Kesulitan siswa yaitu merumuskan dengan bahasa yang baik dan
mudah dimengerti. Bentuk bimbingan guru yaitu berupa mendikte dan
memperbaiki pernyataan siswa yang salah serta melengkapi pernyataan
siswa yang belum lengkap.
Pada diagram 2, guru melanjutkan dengan memberikan permasalahan
sederhana yang berhubungan dengan suhu dari fenomena sehari-hari dan
kebiasaan para siswa. Pertanyaan pertama yaitu mengapa setiap berangkat ke
sekolah kalian selalu menggunakan jaket/ sweater sementara saat pulang sekolah
tidak menggunakannya? Sedangkan pertanyaan kedua yaitu saat musim panas dan
musim hujan, manakah minuman yang paling sering kalian konsumsi? Es teh atau
teh panas? Mengapa? Melalui pertanyaan tersebut guru meminta pendapat siswa
dan setiap jawaban dituliskan di papan tulis agar memudahkan dalam
mengelompokkan jawaban yang berkaitan dengan materi. Pada kegiatan ini, siswa
telah memenuhi proses penemuan yang meliputi mengamati gejalah atau
persoalan dan memperkirakan/ memprediksi mengapa gejalah itu terjadi atau
mengapa persoalan itu terjadi melalui jawaban yang mereka berikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Setelah siswa menyampaikan pendapat, guru bersama siswa
mulai mengelompokkan jawaban yang berkaitan dengan materi
dan jawaban yang tidak berkaitan dengan materi suhu. Kemudian
guru memberikan bimbingan kepada siswa berupa pemahaman
dasar mengenai suhu yaitu bahwa suhu termasuk dalam besaran
pokok yang memiliki satuan dan selanjutnya siswa diminta untuk
menemukan poin-poin penting dari pernyataan mereka sendiri dan
merangkum menjadi sebuah pernyataan mengenai pengertian suhu.
Pada kegiatan ini, siswa memenuhi proses penemuan yang meliputi
menggolongkan/ mengklarifikasi apa yang di temukan dalam
pengamatan sehingga menjadi lebih jelas dan siswa dapat
menjelaskan dengan tepat apa yang sudah ditemukan. Selanjutnya,
guru membimbing para siswa untuk menyimpulkan pengertian
suhu dari setiap jawaban siswa sehingga jawaban mereka menjadi
kesimpulan akhir dari pengertian suhu. Pada kegiatan ini, siswa
telah memenuhi proses penemuan yang meliputi menyimpulkan.
Siswa juga diminta untuk mencari informasi mengenai satuan suhu
dan alat untuk mengukur suhu. Sehingga secara keseluruhan
berdasarkan diagram 2 diatas dapat dikatakan bahwa siswa telah
menemukan pengertian suhu dengan bimbingan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Siswa dibimbing mengetahui prinsip dasar dan ciri alat pengukur
suhu
Diagram 3
Siswa dibagi kedalam 5
kelompok kecil yang terdiri
dari 5-6 peserta
Siswa dibagikan LKS beserta alat-
alat eksperimen
Guru menjelaskan langkah kerja berdasarkan LKS kepada siswa
Siswa melakukan eksperimen
sederhana dalam pengawasan dan bimbingan guru
Kel. 1 (Air
Teh) Kel. 2 (cocacola)
Kel. 3 (minyak
goreng)
Kel. 4 (air
kunyit) Kel. 5 (minyak
tanah)
Kelompok 1:
Apakah ada perubahan ketinggian yang tampak dari kolom termometer sederhana setelah kalian
melakukan langkah 4 dan 5? Jelaskan!
Guru mengajukan pertanyaan kepada
masing-masing kelompok
Kelomok 2:
Apa yang terjadi ketika kalian memasukan
termometer sederhana kedalam wadah air
panas? Jelaskan!
Kelompok 3:
Apakah ada perbedaan peristiwa saat kalian menggunakan termometer sederhana dan termometer standar? Jelaskan!
Kelompok 4:
Bagaimana cara kalian menentukan berapa skala pada termometer standar? Jelaskan!
Kelompok 5:
Jelaskan peristiwa yang terjadi saat termometer
sederhana dimasukkan ke dalam air es dan air
panas!
Guru mengajukan pertanyaan dengan tujuan agar siswa mengetahui peristiwa atau persoalan yang ditemukan selama
melakukan eksperimen sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Keterangan kesulitan siswa dan bentuk bimbingan guru:
: Ketika guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada masing-masing
kelompok, ditemukan beberapa siswa mengalami kesulitan untuk memahami
konsep berdasarkan hasil temuan selama melakukan eksperimen sederhana.
Oleh karena itu guru memberikan bimbingan berupa pendampingan kepada
siswa dalam kelompok. Adapun bentuk pendampingan bagi kelompok 1 yaitu
Kelompok 1:
Ada perubahan ketinggian saat termometer dengan isian air teh dimasukkan kedalam air
panas tetapi saat didalam air es tidak ada perubahan ketinggian/ airnya tetap pada bagian
dasar termometer. Isian termometer sederhana naik karena air panas membuat isian
termometer cepat menguap.
Kelompok 2:
Saat termometer dengan isian cocacola dimasukkan kedalam air panas yang terjadi
adalah muncul gelembung-gelembung kecil pada dinding termometer dan lama-
kelamaan permukaannya naik. Ketika kami manambahkan air panas lagi permukaan
termometer naik lebih cepat.
Kelompok 3:
Ada perbedaan peristiwa dimana saat menggunakan termometer sederhana dengan isian
minyak goreng dimasukkan kedalam air es maupun air panas tidak terjadi perubahan
ketinggian termometer, tetapi saat menggunakan termometer standar terjadi perubahan
ketinggian saat dimasukkan kedalam air es maupun air panas. Alasannya minyak goreng
kelihatannya lengket dan susah bergerak naik/ turun.
Kelompok 4:
Kami menentukan titik bawah saat dimasukkan kedalam air es kemudian menentukan
titik atas saat dimasukkan kedalam air panas. Karena pada termometer standar telah
dilengkapi skala kecil maka kami tinggal mencari selisih kemudian selisih tersebut
menerangkan banyaknya skala dari titik bawah ke titik atas
Kelompok 5:
Peristiwa yang terjadi saat termometer dengan isian minyak tanah dimasukkan kedalam
air es tidak terjadi apa-apa/ permukaan minyak tanah tetap pada posisi dibawah dasar
termometer. Sedangkan saat dimasukkan kedalam air panas yang terjadi adalah
permukaan minyak tanah naik perlahan dan berhenti pada waktu tertentu.
Jawaban siswa
pada masing-
masing
kelompok
Diagram 4
Sisw
a m
engeta
hui p
rinsi-p
rinsip
da
sar p
embu
ata
n term
om
eter da
n p
eman
faata
n isia
n
termo
meter ya
ng b
aik d
ari p
enga
mata
n m
ereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
guru bersama siswa melakukan langkah 4 dan 5 berdasarkan LKS kemudian
guru meminta siswa mengamati peristiwa apa yang terjadi. Guru meminta
siswa untuk mengungkapkan semua hasil temuan siswa agar dapat
disimpulkan menjadi sebuah pernyataan untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan guru. Demikian pula pada kelomppok 2, 3, 4 dan 5. Bentuk
pendampingan dari guru sama dilakukan seperti pada kelompok 1 dengan
maksud agar semua benttuk bimbingan dari guru sama dilakukan kepada
siswa tanpa ada perbedaan.
Berdasarkan diagram 3 guru melanjutkan dengan membagi siswa
kedalam lima kelompok dengan masing-masing kelompok mendapat
pembagian jenis isian termometer yang berbeda. Guru membagikan LKS
dan alat-alat eksperimen pada tiap kelompok dan setelah memastikan
bahwa setiap kelompok telah mendapatkan LKS, maka guru mengajak
siswa untuk bersama-sama membuka lembar LKS dan membaca langkah-
langkah yang harus dilakukan siswa. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar
siswa mengerti kegiatan yang akan dilakukan dan bagaimana prosedur
kerja yang baik selama kegiatan eksperimen sederhana dilakukan.
Selanjutnya siswa diminta untuk memulai kegiatan eksperimen
sederhana dalam pengawasan dan bimbingan guru. Guru juga mengajukan
beberapa pertanyaan agar selain siswa mengamati dan melakukan kegiatan
berdasarkan LKS tetapi siswa juga diharapkan mengetahui peristiwa atau
persoalan yang ditemukan selama mereka melakukan eksperimen
sederhana. Pertanyaan tersebut ditanyakan pada masing-masing kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
namun jawabannya dijelaskan oleh perwakilan siswa secara klasikal
seperti pada diagram 4.
Melalui pertanyaan tersebut siswa mengetahui prinsi-prinsip dasar
pembuatan termometer dan pemanfaatan isian termometer yang baik dari
pengamatan mereka. Siswa juga akhirnya dapat memprediksi dan
menggolongkan peristiwa serta melakukan pengukuran untuk memperoleh
data selama eksperimen. Contohnya saat mengamati perubahan yang
ditunjukan termometer sederhana yang dimasukkan kedalam air es dan air
panas. Selain itu siswa dapat menjelaskan apa yang ditemukan selama
melakukan eksperimen sederhana melalui jawaban yang mereka berikan.
Berdasarkan kegiatan ini, guru menyimpulkan bahwa siswa dengan
bantuan guru telah mengetahui prinsip dasar alat pengukuran suhu.
Guru menanyakan pertanyaan secara
klasikal:
Berdasarkan hasil pengamatan kalian ciri
apa yang harus dimiliki oleh sebuah termometer?
Harus aman untuk digunakan
Pelindung termometer harus
transparan agar mudah dibaca
Termometer harus ada angka
atau skala
Isiannya harus berwarnah atau
mengkilap
Respon harus cepat/ harus lebih
sensitif
Siswa berdiskusi dalam kelompok
1. Jelaskan mengapa ketika termometer sederhana dimasukan ke air panas maka cairan berwarnah dalam termometer akan naik?
2. Jelaskan mengapa air didalam tabung termometer tidak akan naik jika dimasukkan kedalam
air es. 3. a. Jika Tito hendak mengukur suhu es batu sebaiknya termometer dengan jenis pengisian
mana yang tepat untuk digunakan? Mengapa?
b. Jika Andre ingin mengukur suhu air yang sedang mendidih, termometer dengan jenis isian mana yang digunakan? Mengapa?
Diagram 5
Jaw
aba
n sisw
a seb
aga
i ha
sil
temuan
siswa
selam
a m
elaku
kan
eksperim
en sed
erha
na
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan diagram 5, guru juga menanyakan ciri-ciri yang harus
dimiliki oleh sebuah termometer. Tujuannya dari pertanyaan ini yaitu agar peneliti
dapat mengetahui apakah siswa benar melakukan dan memperhatikan peristiwa
yang terjadi selama mereka bereksperimen. Jawaban siswa akhirnya peneliti
simpulkan sebagai suatu hasil temuan siswa selama melakukan eksperimen
sederhana. Setelah itu, peneliti meminta siswa pada tiap kelompok untuk
mengerjakan soal yang terlampir pada lembar LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Setelah siswa selesai berdiskusi didalam kelompok masing-
masing, guru meminta perwakilan siswa dari tiap kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas sambil kelompok lain
mendengar dan memperhatikan seperti pada diagram 6. Siswa juga
diminta untuk bertanya dan memberikan tanggapan pada kelompok
yang sedang presentasi.
Perwakilan siswa
mempresentasikan didepan kelas
Siswa dari kelompok lain bertanya dan menanggapi
hasil presentasi
Guru memberi tanggapan
dan informasi yang benar
Guru dan siswa
menyimpulkan
1. Saat termometer sederhana dimasukkan ke air panas yang terjadi adalah bagi termometer dengan isian yang
sensitif/ peka terhadap panass akan mudah diamati proses kenaikannya sedangkan bagi isian termometer yang tidak sensitif/ tidak peka terhadap panas susah untuk mengamati proses kenaikannya. Isian termometer akan
naik jika terjadi pemuaian yang diakibat suhu yang tinggi.
2. Saat termometer sederhana dimasukan ke air es yang terjadi adalah tidak terlihat adanya kenaikan pada permukaan termometer atau dengan kata lain cairannya tetap pada keadaan mula-mula. Hal ini terjadi karena
isian dalam termometer sederhana tidak menerima panas dari luar melainkan menerima es yang menyebabkan
isiann dalam termometer tersebut tetap menyusut. 3. Untuk mengukur suhu es batu termometer dengan isian alkohol yang tepat untuk digunakan, sedangkan untuk
mengukur suhu air mendidih termometer dengan isian raksa yang tepat untuk digunakan.
Guru mengenalkan kepada siswa beberapa jenis termometer yaitu: termometer klinis,
termometer ruang dan termometer
laboratorium
1. Termometer harus memiliki beberapa ciri berikut yaitu skalanya mudah dibaca, aman untuk digunakan
kepekaan pengukurannya, lebar jangkauan suhu yang mampu diukur.
2. Termometer menerapkan prinsip pemuaian zat cair ketika menerima panas dan penyusutan zat cair ketika melepaskan panas, jika terjadi pemuaian ataupun penyusutan akibat perubahan suhu maka terjadi juga
perubahan volume.
3. Keuntungan dan kerugian menggunakan raksa dan alkohor
Raksa Alkohol
Keuntungan:
mudah dilihat karena warnahnya mengkilap
daerah ukurnya sangat luas, yaitu antara -40℃
sampai 350℃
penghantar yang baik
kalor jenisnya kecil
Keuntungan:
daerah ukurnya sangat luas, yaitu
antara -122℃ sampai 78℃
penghantar yang baik
kalor jenisnya kecil
Kerugian:
termasuk zat beracun
tidak dapat mengukur suhu yang lebih rendah
dari -40℃
harganya mahal
Kerugian:
titk didihnya rendah 78℃
tidak berwarnah, susah untuk
dilihat
membasahi dinding kaca
Diagram 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Guru dapat mengamati bahwa para siswa dapat
menyimpulkan konsep-konsep penting dan mengaitkan dengan
peristiwa yang mereka dapatkan selama eksperimen sederhana
dilakukan. Oleh karena itu guru dapat menarik kesimpulan bahwa
selama melakukan eksperimen sederhana, siswa telah menemukan
pengetahuan baru dari pengalaman mereka sendiri. Selama
kegiatan diskusi bersama tersebut dilakukan, guru langsung
memberikan tanggapan dan informasi yang benar kepada siswa.
Selain itu, guru mengenalkan kepada siswa beberapa jenis
termometer yaitu termometer klinis, termometer ruang dan
termometer laboratorium. Dan pada akhirnya siswa dengan
bimbingan guru dapat menyimpulkan pengetahuan baru yang
ditemukan selama kegiatan eksperimen sederhana dan diskusi
bersama dilakukan. Pada kegiatan ini, siswa telah memenuhi
proses penemuan yang meliputi: menguraikan atau menjelaskan
dan menyimpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Berdasarkan diagram 7 guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum
dipahami selama proses pembelajaran. Salah satu siswa meminta
guru menjelaskan kegunaan termometer klinis dan termometer
ruang karena sebelumnya guru telah mengenalkan kepada siswa
wujud kedua termometer tersebut. Guru menjelaskan kegunaan
kedua termometer tersebut hingga meminta perwakilan siswa untuk
mempraktikkan cara penggunaan termometer klinis dan seorang
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Siswa bertanya mengenai kegunaan
termometer klinis dan termometer
ruang
Guru menjelaskan kegunaan termometer klinis dan termometer
ruang
Siswa dibantu oleh guru untuk
menyimpulkan materi pembelajaran secara keseluruhan
1. Suhu merupakan suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas dan dinginnya suatu benda. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer. Satuan suhu dalam sistem Satuan Internasional adalah kelvin (K)
2. Termometer harus memiliki beberapa ciri berikut yaitu skalanya mudah dibaca, aman untuk digunakan kepekaan
pengukurannya, lebar jangkauan suhu yang mampu diukur. 3. Termometer menerapkan prinsip pemuaian zat cair ketika menerima panas dan penyusutan zat cair ketika
melepaskan panas, jika terjadi pemuaian ataupun penyusutan akibat perubahan suhu maka terjadi juga
perubahan volume. 4. Keuntungan dan kerugian menggunakan raksa dan alkohor
Raksa Alkohol
Keuntungan:
mudah dilihat karena warnahnya mengkilap
daerah ukurnya sangat luas, yaitu antara -40℃
sampai 350℃
penghantar yang baik
kalor jenisnya kecil
Keuntungan:
daerah ukurnya sangat luas, yaitu
antara -122℃ sampai 78℃
penghantar yang baik
kalor jenisnya kecil
Kerugian:
termasuk zat beracun
tidak dapat mengukur suhu yang lebih rendah
dari -40℃
harganya mahal
Kerugian:
titk didihnya rendah 78℃
tidak berwarnah, susah untuk dilihat
membasahi dinding kaca
5. Beberapa jenis termometer cairan dalam keseharian yaitu termometer klinis untuk mengukur suhu badan,
termometer ruang untuk mengukur suhu ruangan, termomeeter laboratorium yang sering digunakan dalam LAB,
termometer Maksimum dan Minimum.
Diagram 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
lagi dipercayakan untuk membaca skala termometer ruang.
Kemudian diakhir pembelajaran siswa dibantu oleh guru
menyimpulkan materi secara keseluruhan selama proses
pembelajaran.
b. Skema Dan Penjelasan Proses Siswa Menemukan Konsep
Pengukuran Suhu
Proses menggali pengalaman siswa mengenal jenis-jenis
termometer dengan berbagai satuan
Pada awal pembelajaran, guru menanyakan kepada siswa
mengenai materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya
dengan tujuan agar siswa mengingat kembali materi yang telah
Apakah ada diantara kalian
yang pernah melihat ataupun
menggunakan termometer standar?
Ya, kami pernah melihat bahkan
menggunakanya saat melakukan
eksperimen pada pertemuan sebelumnya.
Sebutkan apa yang kalian
temukan saat menggunakan
termometer sandar.
Terdapat angka-angka dan garis-garis kecil
Tampak isiannya mengkilap dan
berwarnah merah
Ada tulisan huruf C dan F pada bagian
atas termometer
Ada satu bagian termometer yang
berwarnah putih
Kaca pelindungnya tebal
1
2
Diagram 8
Jaw
aba
n sisw
a ya
ng
men
erang
kan
bah
wa
siswa
mem
iliki
pen
geta
huan
aw
al m
engen
al jen
is-jenis term
om
eter den
gan
berb
aga
i satu
an
berd
asa
rkan
pen
gala
ma
n sisw
a sen
diri
Guru mengajukan
pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dipelajari. Kemudian siswa ditanyakan mengenai pengalaman
mereka dalam mengenal dan menggunakan termometer
standar. Beberapa siswa yang memberikan jawaban bahwa
mereka telah mengenal dan mengetahui cara menggunakan
termometer termasuk cara membaca skala dengan benar dan
bahkan siswa dapat menyebutkan hal-hal yang mereka amati
dari termometer standar berbagai skala. Sehingga guru dapat
menyimpulkan bahwa siswa memeliki pengetahuan awal
mengenal jenis-jenis termometer dengan berbagai satuan
pengalaman siswa sendiri.
Siswa dibimbing mengenal lebih jelas jenis-jenis termometer
standar dengan berbagai skala
Siswa dibagi kedalam lima kelompok kecil
yang beranggotakan 5-6 orang Siswa dibagikan LKS dan termometer standar
masing-masing kelompok mendapat satu
Guru menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan
siswa
Siswa dengan bimbingan guru melakukan
demontrasi sederhana
Karena kegiatannya mengamati proses perubahan suhu yang berpengaruh pada pembacaan skala serta mengamati
satuan dari masing-masing termometer maka guru juga
mengajukan beberapa pertanyaan.
2. Apakah ada perbedaan hasil skala yang terbaca pada termometer kelompokmu
dengan kelompok temanmu? Mengapa?
1. Termometer dengan skala apakah yang kalian gunakan ?
3. Sebut dan tunjukkan skala bagian mana yang disebut batas titik beku dan skala bagian
mana yang disebut batas titik didih!
4. Sebut dan tunjukan skala yang tertera pada
termometer anda!
Diagram 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Keterangan kesulitan siswa dan bentuk bimbingan guru:
: saat siswa diminta untuk melakukan demonstrasi sederhana guru memberi
bimbingan berupa arahan serta pendampingan kepada siswa, agar tujuan
pembelajaran pada LKS dapat tercapai. Saat guru memberi bimbingan kepada
siswa ditemukan bahwa beberapa siswa memerlukan pendampingan lebih
karena kesulitan memahami penjelasan guru. Oleh karena itu guru meminta
siswa yang dianggap mampu agar dapat mendampingi teman yang kesulitan
selama proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya guru membagi siswa kedalam lima kelompok dan membagi
LKS serta termometer standar. Guru memastikan bahwa masing-masing
kelompok mendapatkan LKS, kemudian guru menjelaskan langkah kerja yang
harus di lakukan para siswa dengan termometer dan LKS yang telah diterima,
karena pada pertemuan tersebut siswa dan guru melakukan demonstrasi sederhana
Jawaban siswa
Kelompok 1 & 4:
1. Termometer dengan skala Celsius dengan isian raksa dan
termometer dengan skala fahrenheit dengan isisn alkohol
2. Kami membandingkan dengan kelompok skala Fhrenheit, hasil
yang terbaca berbeda padahal kami memasukkan termometer
secara bersamaan dan dalam waktu yang sama. Menurut kami,
dikarenakan skala pada termometer celsius dan fahrenhait
berbeda selain itu pada termometer fahrenheit isiannya alkohol.
Kelompok 3:
1. Termometer dengan skala Celsius dan isian alkohol.
3.skala yang disebut titik beku adalah -10℃ dan skala yang disebut
titik didk adalah 110℃
Kelompok 2 & 5:
1. Termometer dengan skala cesius dengan isian raksa dan
termometer dengan skala celcius dengan isian alkohol
4. Skala yang tertunjuk pada termometer yaitu 55 ℃ pada sisan
raksa dan 63 ℃ pada isian alkohol. Ada perbedaan karena jarak
skalanya berbeda pada masing-masing termometer.
Diagram 10
Jaw
aba
n sisw
a ya
ng
men
erang
kan
bah
wa
siswa
mem
ah
am
i perso
ala
n ya
ng
ditem
uka
n sela
ma
siswa m
elaku
kan
dem
on
strasi sed
erha
na
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dengan es dan air panas yang telah disediakan guru. Secara bergantian masing-
masing kelompok akan memasukan termometer standar kedalam es dan air panas.
Siswa hanya diminta untuk mengamati proses perubahan yang terjadi dan
mengamati setiap skala serta satuan dari masing-masing termometer tersebut.
Guru juga mengajukan beberapa pertanyaan kepada masing-masing kelompok
dengan tujuan agar siswa benar-benar memahami persoalan yang ditemukan
selama mereka melakukan demonstrasi sederhana. Pada kegiatan ini, siswa telah
memenuhi proses penemuan yang meliputi: mengamati, menggolongkan,
memprediksi dan mengukur. Selain itu, melalui kegiatan ini, para siswa dalam
bimbingan guru untuk mengenal dan membaca skala termometer dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Siswa dibimbing untuk mengerjakan soal pada lembar LKS
Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal
nomor 1 berdasarkan pengetahuan dan
informasi dari buku sumber.
Berdasarkan soal nomor 1 guru meminta siswa
untuk mencari selisih dan perbandingan dari
masing-masing skala termometer
Selisih perbandingan skala:
C:F:R:K = 100:180:80:100
C:F:R:K = 5:9:4:5
Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal
nomor 2 dengan mencari informasi dari buku
sumber.
Salah satu siswa menjelaskan rumus
yang ia gunakan untuk mengerjakan soal
nomor 2 didepan kelas. Rumus tersebut
ia gunakan berdasarkan hasil diskusi
dalam kelompok dengan panduan buku
sumber.
𝑥1
𝑇1= 𝑥2
𝑇2 Guru menambahkan tiga soal dari buku panduaan untuk
siswa kerjakan agar lebih memahami materi yakni
dengan menggunakan rumus:
𝑥1
𝑇1= 𝑥2
𝑇2 dan
𝜃
100=
𝑋𝜃−𝑋0
𝑋100−𝑋0
1
2
Diagram 11
Sisw
a
men
emu
kan
perb
ndin
ga
n
skala
Siswa menerangkan rumus dengan
panduan buku sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Keterangan kesulitan siswa dan bentuk bimbingan guru:
: Pada bagian ini siswa mengalami kesulitan ketika harus menghafal
titik tetap atas dan titik tetap bawah dari setiap termometer dengan
skala yang berbeda. Untuk memudahkan siswa menghafal maka guru
mencoba memberi arahan berupa cara cepat menghafal, menggambar
termometer dan membuat jembatan keledai. Dari hasil bimbingan
guru, siswa selain cepat menghafal tetapi juga dapat menemukan
Guru membimbing siswa untuk
mengerjakan soal nomor 3
Siswa diminta untuk menyebutkan perbandingan
masing-masing sakal termometer yang sudah diketahui
saat mengerjakan soal nomor 1
Guru menjelaskan kepada siswa bahwa:
rumus untuk mengkonversi satuan skala termometer celsius ke termometer lain yaitu:
T℃= (𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎
𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖x Tx) + titik beku
rumus untuk mengkonversi satuan skala termometer lain ke termometer celsius yaitu:
T℃= (𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎
𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖x Tx) - titik beku
cara lain untuk mengubah dari satu skala ke skala lainnya:
𝑋−𝑋𝑎
𝑋𝑏−𝑋𝑎 =
𝑌−𝑌𝑎
𝑌𝑏−𝑌𝑎 dengan:
X = skala yang ditanyakan Y = skala yang diketahui
𝑋𝑎 = titik tetap atas X 𝑌𝑎= titik tetap atas Y
𝑋𝑏 = titik tetap bawah X 𝑌𝑏= titik tetap bawah Y
Siswa mensubstitusikan sendiri rumus untuk mengkonversi satuan skala termometer:
1) Hubungan antara Celcius dan Reamur
𝑡 𝑜𝐶 = (4
5× 𝑡)𝑜𝑅 atau 𝑡 𝑜𝑅 = (
5
4× 𝑡)𝑜𝐶
2) Hubungan antara Celcius dan Fahrenheit
𝑡 𝑜𝐶 = (9
5× 𝑡) + 32𝑜 𝐹 atau 𝑡 𝑜𝐹 =
5
9× (𝑡 − 32)𝑜𝐶
3) Hubungan antara Celcius dan kelvin
𝑡 𝑜𝐶 = (𝑡 + 273)𝐾 atau 𝑡 𝐾 = (𝑡 − 273)𝑜𝐶
Diagram 12 B
imbin
ga
n g
uru
Sisw
a m
enem
uka
n ru
mu
s
untu
k men
gko
nversi sa
tua
n
skala
termo
meter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sendiri selisih dari masing-masing skala termometer dan
perbandingannya.
: Pada bagian ini siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal
nomor 2 pad LKS karena tidak mengetahui rumus apa yang
seharusnya digunakan. Bentuk bimbingan guru yaitu berubapa
arahan agar selain siswa bertanya kepada guru, siswa harus mencari
tahu dari sumber lain seperti buku pelajaran. Saat siswa masih
kesulitan memahami rumus dari buku, maka guru mencoba
menjelaskan mekanisme dalam mengerjakan soal cerita dan cara
mensubstitusikan soal kedalam rumus. Sehingga pada bagian ini,
salah satu perwakilan siswa dari sebuah kelopok berani memaparkan
rumus hasil temuan mereka selama berdiskusi. Guru hanya membatu
mengarahkan dan membetulkan sedikit jawaban dari siswa tersebut.
: pada bagian ini siswa mengalami kesulitan ketika menghafal dan
memahami rumus karena siswa tidak mengetahui bagaimana cara
hingga rumus tersebut ditemukan. Bentuk bimbingan guru berupa
menjelaskan kerangka rumus untuk mengkonversi skala termometer
ke skala termometer lain. Pada penjelasan guru, peran siswa juga
tampak ketika guru meminta siswa menyebutkan perbandingan dan
titik tetap bawah serta titik tetap atas sebuah termometer. Jadi pada
kegiatan ini, selain siswa memperoleh pengetahuan baru tetapi juga
membantu siswa mengingat kembali materi yang telah diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kemudian siswa diminta dalam kelompok masing-masing
untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang terlampir pada
LKS seperti pada bagan 11. Selama kegiatan diskusi kelompok
dilakukan, guru juga memberi pengarahan yang membantu siswa
menemukan rumus yang tepat dalam menyelesaikan soal seperti
pada bagan 12. Jika ada soal yang belum dipahami, guru juga
memberikan contoh soal dari buku pegangan siswa. Selama
Perwakilan siswa
mempresentasikan didepan
kelas Siswa dari kelompok lain bertanya
dan menanggapi hasil presentasi
Guru memberi tanggapan dan
informasi yang benar
Siswa dibantu oleh guru untuk
menyimpulkan materi pembelajaran
secara keseluruhan
Hubungan Beberapa Skala Termometer
Skala Titik Terendah Titik
Tertinggi
Rentang
Skala
Perbandingan Satuan
Skala Celsius
Celsius 0℃ 100℃ 100
Fahrenheit 32℉ 212℉ 180 180°
100° =
9
5 satuan skala F
Reamur 0 ºR 80 ºR 80 80°
100° =
4
5 satuan skala R
Kelvin 273 K 373 K 100 100°
100° = 1 satuan skala K
Jika Xθ adalah panjang kolom raksa pada suhu θ yang tidak diketahui, X0 dan X100 masing-masing adalah
panjang kolom raksa pada titik lebur es dan titik didih air maka θ dinyatakan oleh persamaan:
𝜃
100=
𝑋𝜃−𝑋0
𝑋100−𝑋0
Cara pengubahan skala Celsius menjadi skala yang lain:
1) Hubungan antara Celcius dan Reamur
𝑡 𝑜𝐶 = (4
5× 𝑡)𝑜𝑅 atau 𝑡 𝑜𝑅 = (
5
4× 𝑡)𝑜𝐶
2) Hubungan antara Celcius dan Fahrenheit
𝑡 𝑜𝐶 = (9
5× 𝑡) + 32𝑜 𝐹 atau 𝑡 𝑜𝐹 =
5
9× (𝑡 − 32)𝑜𝐶
3) Hubungan antara Celcius dan kelvin
𝑡 𝑜𝐶 = (𝑡 + 273)𝐾 atau 𝑡 𝐾 = (𝑡 − 273)𝑜𝐶
Cara lain untuk mengubah dari satu skala ke skala lainnya:
𝑋−𝑋𝑎
𝑋𝑏−𝑋𝑎 =
𝑌−𝑌𝑎
𝑌𝑏−𝑌𝑎
Diagram 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
mengerjakan soal dibawah bimbingan guru, siswa dapat
menemukan sendiri rumus perbandingan dari ke empat skala
termometer yaitu skala celsius, skala reamur, skala fahrenhet dan
skala kelvin sampai pada menggolongkan kedalam tabel serta
gambar.
Setelah siswa selesai berdiskusi didalam kelompok
masing-masing, selanjutnya guru meminta perwakilan dari masing-
masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi di depan
kelas sambil kelompok lain mendengan dan memperhatikan seperti
yang ditunjukkan pada bagan 13. Siswa juga diminta untuk
bertanya dan memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang
presentasi. Pada kegiatan ini, siswa telah memenuhi proses
penemuan yang meliputi: menguraikan atau menjelaskan dan
menyimpulkan.
Saat kegiatan diskusi bersama tersebut dilakukan, guru juga
langsung memberikan tanggapan dan informasi yang benar kepada
siswa. Pada kesempatan tersebut, guru mengulangi materi-materi
pokok yang telah dipelajari mulai dari awal pertemuan hingga pada
akhir pembelajaran sambil bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran secara keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
3. Tes Tertulis Setelah Pembelajaran (Posttest)
a. Data Pemahaman Akhir Siswa
Tabel 19. Persentase Skor Pemahaman Akhir (Posttest)
No Kode
Siswa
Jumlah Skor
Yang
Diperoleh
Skor
Maksimal
Persentase
Skor (%)
1 01 116 135 85,93
2 02 113 135 83,70
3 03 99 135 73,33
4 04 86 135 63,70
5 05 94 135 69,63
6 06 92 135 68,15
7 07 98 135 72,59
8 08 110,5 135 81,85
9 09 102 135 75,56
10 10 77,5 135 57,41
11 11 108 135 80,00
12 12 75 135 55,56
13 13 88,5 135 65,56
14 14 91 135 67,41
15 15 108 135 80,00
16 16 109 135 80,74
17 17 71,5 135 52,96
18 18 68 135 50,37
19 19 89 135 65,93
20 20 108,5 135 80,37
21 21 83 135 61,48
22 22 117 135 86,67
23 23 117 135 86,67
24 24 106,5 135 78,89
25 25 81 135 60,00
26 26 105 135 77,78
27 27 103,5 135 76,67
28 28 114,5 135 84,81
Rata-rata 72,28
Berdasarkan tabel 19. persentase skor posttest yang didapatkan
diatas maka rata-rata presentasi skor yaitu 72,28% berarti siswa cukup
paham tentang materi suhu dan pengukurannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
b. Tingkat Pemahaman Akhir Siswa
Melalui tabel 19. persentase skor pemahaman akhir siswa
mengenai materi suhu dan pengukurannya, dapat menentukan
kualifikasi tingkat pemahaman siswa berikut ini.
Tabel 20. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Akhir Siswa
No Kode Siswa Persentase Skor
(%)
Kualifikasi
1 01 85,93 Paham
2 02 83,70 Paham
3 03 73,33 Cukup Paham
4 04 63,70 Cukup Paham
5 05 69,63 Cukup Paham
6 06 68,15 Cukup Paham
7 07 72,59 Cukup Paham
8 08 81,85 Paham
9 09 75,56 Cukup Paham
10 10 57,41 Kurang Paham
11 11 80,00 Paham
12 12 55,56 Kurang Paham
13 13 65,56 Cukup Paham
14 14 67,41 Cukup Paham
15 15 80,00 Paham
16 16 80,74 Paham
17 17 52,96 Kurang Paham
18 18 50,37 Kurang Paham
19 19 65,93 Cukup Paham
20 20 80,37 Paham
21 21 61,48 Kurang Paham
22 22 86,67 Paham
23 23 86,67 Paham
24 24 78,89 Cukup Paham
25 25 60,00 Kurang Paham
26 26 77,78 Cukup Paham
27 27 76,67 Cukup Paham
28 28 84,81 Paham
Tabel 21. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Akhir Siswa
Interval (%) Kualifikasi Jumlah
siswa
Presentase
(%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Interval (%) Kualifikasi Jumlah
siswa
Presentase
(%)
90 % - 100% Sangat Paham 0 0
80 % - 89% Paham 10 35,71
65% - 79% Cukup Paham 12 42,85
55% - 64% Kurang Paham 6 21,42
di bawah
55%
Tidak Paham 0 0
Berdasarkan tabel 20. kualifikasi tingkat pemahaman akhir
siswa dengan skor tertinggi pada kode siswa 22 dan 23 dengan
persentase skor 86,67% dan kualifikasi paham. Sedangkan
kualifikasi tingkat pemahaman akhir siswa dengan skor terendah
pada kode siswa 50,37% dan kualifikasi kurang paham.
Berdasarkan tabel 21. dapat dilihat bahwa tidak ada siswa
yang berada pada interval 90% - 100% akan tetapi siswa yang
berada pada interval 80% - 89% berjumlah 10 orang dengan
kualifikasi paham dengan materi yang disampaikan selama proses
pembelajaran. Sedangkan siswa yang berada pada interval 65% -
70% berjumlah 12 orang dengan kualifikasi cukup paham dengan
materi yang disampaikan selama proses pembelajaran dan interval
terendah berada pada 55% - 64% berjumlah 6 orang dengan
kualifikasi kurang paham dengan materi yang disampaikan selama
proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
c. Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan
Tabel 22. Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan
Setiap Butir Soal Posttest
No Soal Jumlah Skor
Maksimal
Jumlah Skor
Yang Diperoleh
Siswa
Persentase
Jumlah Siswa
yang Mampu
Mengerjakan
(%)
1 420 386 92
2 280 86 31
3 280 263 94
4 280 57 20
5 280 191 68
6 700 630 90
7 700 520 74
8 560 319 57
9 280 280 100
Tabel 23. Kualifikasi Pemahaman Siswa Berdasarkan Persentase
Skor yang Diperoleh Siswa Setiap Butir Soal
No Soal Persentase
Jumlah Siswa
yang Mampu
Mengerjakan
(%)
Kualifikasi
1 92 Sangat Paham
2 31 Tidak Paham
3 94 Sangat Paham
4 20 Tidak Paham
5 68 Cukup Paham
6 90 Sangat Paham
7 74 Cukup Paham
8 57 Kurang Paham
9 100 Sangat Paham
Berdasarkan tabel 22. persentase jumlah siswa yang mampu
mengerjakan soal posttest dengan skor tertinggi berada pada nomor 9
dengan skor maksimal 280; jumlah skor yang diperoleh siswa 280
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
sehingga persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan soal
nomor 9 sebesar 100%. Sedangkan berdasarkan tabel 23. kualifikasi
tingkat pemahaman siswa untuk nomor 9 berada pada sangat paham.
Hal ini berarti bahwa soal ini sangat mudah untuk dikerjakan siswa.
Dengan kata lain, siswa sangat memahami penjelasan materi yang
berkaitan dengan soal nomor 9 saat proses pembelajaran berlangsung.
Sedangkan persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan soal
posttest dengan skor terendah berada pada nomor 4 dengan skor
maksimal 280; jumlah skor yang diperoleh siswa 57 sehingga
persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan soal sebesar 20%.
Kualifikasi tingkat pemahaman siswa untuk nomor 4 berada pada taraf
tidak paham. Hal ini yang menyebabkan soal ini sangat sukar untuk
dikerjakan siswa.
4. Peningkatan Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah
Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing
a. Tingkat Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan
Tabel 24. Data Skor Persentase Pretest dan Posttest
No Kode Siswa Pretest Posttest
Jumlah Skor
Yang Diperoleh
Persentase
Skor (%)
Jumlah
Skor
Yang
Diperoleh
Persentase
Skor (%)
1 01 29,5 21,85 116 85,93
2 02 25,5 18,89 113 83,70
3 03 29,5 21,85 99 73,33
4 04 30 22,22 86 63,70
5 05 24,5 18,15 94 69,63
6 06 31,5 23,33 92 68,15
7 07 10 7,41 98 72,59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
No Kode Siswa Pretest Posttest
Jumlah Skor
Yang Diperoleh
Persentase
Skor (%)
Jumlah
Skor
Yang
Diperoleh
Persentase
Skor (%)
8 08 28,5 21,11 110,5 81,85
9 09 29,5 21,85 102 75,56
10 10 29,5 21,85 77,5 57,41
11 11 23,5 17,41 108 80,00
12 12 28,5 21,11 75 55,56
13 13 26,5 19,63 88,5 65,56
14 14 21,5 15,93 91 67,41
15 15 25,5 18,89 108 80,00
16 16 23 17,04 109 80,74
17 17 29,5 21,85 71,5 52,96
18 18 29,5 21,85 68 50,37
19 19 28 20,74 89 65,93
20 20 28 20,74 108,5 80,37
21 21 29 21,48 83 61,48
22 22 26,5 19,63 117 86,67
23 23 36,5 27,04 117 86,67
24 24 24 17,78 106,5 78,89
25 25 24 17,78 81 60,00
26 26 29 21,48 105 77,78
27 27 31 22,96 103,5 76,67
28 28 25,5 18,89 114,5 84,81
Tabel 25. Data Skor dan Kualifikasi pada Pretest dan Posttest
No Kode
Siswa
Pretest Posttest
Persentase
Skor (%)
Kualifikasi Persentase
Skor (%)
Kualifikasi
1 01 21,85 Tidak Paham 85,93 Paham
2 02 18,89 Tidak Paham 83,70 Paham
3 03 21,85 Tidak Paham 73,33 Cukup Paham
4 04 22,22 Tidak Paham 63,70 Cukup Paham
5 05 18,15 Tidak Paham 69,63 Cukup Paham
6 06 23,33 Tidak Paham 68,15 Cukup Paham
7 07 7,41 Tidak Paham 72,59 Cukup Paham
8 08 21,11 Tidak Paham 81,85 Paham
9 09 21,85 Tidak Paham 75,56 Cukup Paham
10 10 21,85 Tidak Paham 57,41 Kurang Paham
11 11 17,41 Tidak Paham 80,00 Paham
12 12 21,11 Tidak Paham 55,56 Kurang Paham
13 13 19,63 Tidak Paham 65,56 Cukup Paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No Kode
Siswa
Pretest Posttest
Persentase
Skor (%)
Kualifikasi Persentase
Skor (%)
Kualifikasi
14 14 15,93 Tidak Paham 67,41 Cukup Paham
15 15 18,89 Tidak Paham 80,00 Paham
16 16 17,04 Tidak Paham 80,74 Paham
17 17 21,85 Tidak Paham 52,96 Kurang Paham
18 18 21,85 Tidak Paham 50,37 Kurang Paham
19 19 20,74 Tidak Paham 65,93 Cukup Paham
20 20 20,74 Tidak Paham 80,37 Paham
21 21 21,48 Tidak Paham 61,48 Kurang Paham
22 22 19,63 Tidak Paham 86,67 Paham
23 23 27,04 Tidak Paham 86,67 Paham
24 24 17,78 Tidak Paham 78,89 Cukup Paham
25 25 17,78 Tidak Paham 60,00 Kurang Paham
26 26 21,48 Tidak Paham 77,78 Cukup Paham
27 27 22,96 Tidak Paham 76,67 Cukup Paham
28 28 18,89 Tidak Paham 84,81 Paham
Berdasarkan tabel 24 dan 25. ada peningkatan persentase
skor dari pretest dan posttest. Hal ini berarti siswa belum paham
mengenai materi suhu dan pengukuran sebelum dilakukannya
proses pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing akan
tetapi setelah dilakukannya proses pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing dapat dilihat hasilnya siswa memahami
materi tersebut.
Tabel 26. Frekuensi dan Kualifikasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Interval Kualifikasi Pretest Posttest
Frekuensi Persentase
(%)
Frekuensi Persentase
(%)
90 % -
100%
Sangat Paham 0 0 0 0
80 % -
89%
Paham 0 0 10 35,71
65% - Cukup Paham 0 0 12 42,85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Interval Kualifikasi Pretest Posttest
Frekuensi Persentase
(%)
Frekuensi Persentase
(%)
79%
55% -
64%
Kurang Paham 0 0 6 21,42
di
bawah
55%
Tidak Paham 28 100 0 0
Jika dilihat dari tabel 26. terjadi peningkatan pemahaman dari
hasil pretest dan posttest. Hal ini dapat diketahui dari awal hasil
pretest semua siswa berada pada interval dibawah 55% dengan
kualifikasi tidak paham, sedangkan setelah dilakukannya proses
pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing maka
didapatkan hasil posttest siswa berada pada interval diatas 55%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melalui metode
penemuan terbimbing tingkat pemahaman siswa naik secara
berturut-turut dari tidak paham menjadi kurang paham, cukup
paham dan paham.
Tabel 27. Persentase Peningkatan Rata-Rata Skor Pretest dan
Posttest
Skor Pretest (%) Skor Posttest (%) Peningkatan (%)
20,03 72,28 52,25
Berdasarkan tabel 27. mula-mula skor persentasse pretest
sebesar 20,03% dan skor akhir setelah diadakannya posttest
sebesar 72,28%. Besarnya kenaikan dari skor persentase pretest ke
skor persentase posttest sebesar 52,25%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
b. Tingkat Pemahaman Siswa Dilihat dari Masing-Masing Siswa
Jika dilihat dari tabel 25. terjadi peningkatan tingkat
pemahaman masing-masing siswa yang berjumlah 28 orang.
Persentasi skor pretest tertinggi pada siswa dengan kode 23 sebesar
27,04 dengan kualifikasi tidak paham. Sementara persentase skor
terendah pada siswa dengan kode 07 yaitu 7,14 dengan kualifikasi
tidak paham. Sedangkan persentase skor tertinggi posttest berada
pada dua siswa dengan kode 22 dan 23 yaitu 86,67 dengan
kualifikasi paham. Sementara persentase skor terendah pada siswa
dengan kode 18 yaitu 50,37 dengan kualifikasi kurang paham.
Sementara itu jika dilihat secara keseluruhan jumlah siswa
terbanyak berada pada kualifikasi cukup paham dengan materi,
diikuti dengan paham dengan materi dan terakhir berada pada
kualifikasi kurang paham dengan materi. Hal yang mendukung
data diatas juga berdasarkan penilaian lembar observasi siswa yang
mana siswa juga dinilai dari beberapa aspek penilaian antara lain:
menyampaikan ide, menanggapi pertanyaan, bekerjasama dan
menghargai pendapat teman kelompok.
Bagi siswa yang berada pada interval pretest tertinggi dengan
kode 23 untuk keempat aspek penilain rata-ratanya sangat baik,
sedangkan siswa dengan interval pretest terendah dengan kode 07
untuk aspek menyampaikan ide dan menanggapi pertanyaan berada
pada skor cukup sedangankan untuk aspek bekerjasama dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
menghargai pendapat berada pada skor baik. Sementara itu bagi
siswa yang berada pada interval posttest tertinggi yaitu dengan
kode 22 hanya memiliki skor kurang pada aspek bekerjasama dan
menghargai pendapat teman sekelompok dan pada siswa dengan
kode 23 untuk keempat aspek penilaian sangat baik. Bagi siswa
dengan interval posttest terendah dengan kode 18 hanya memiliki
skor kurang pada aspek bekerjasama dan menghargai pendapat
teman sekelompok, untuk aspek lain siswa bersangkutan berada
pada skor baik.
Hal lain yang ditemukan guru selama proses pembelajaran
berlangsung yaitu ditemukannya siswa yang mengantuk dan
kurang konsentrasi, saat ditanya siswa tersebut beralasan bahwa
jarak dari rumah menuju ke sekolah sangat jauh ± 5 km dan harus
bangun pagi karena harus menempuh dengan berjalan kaki. Juga
ada yang beralasan bahwa setelah pulang dari sekolah harus
membantu orang tua diladang hingga sore hari sehingga tidak ada
waktu untuk beristirahat. Ditemukan juga siswa yang tiba-tiba
menangis dan saat ditanya siswa bersangkutan beralasan bahwa
belum sarapan karena harus berjalan kaki dari rumah menuju ke
sekolah dengan jarak ± 4 km.
Selain itu, pada saat penelitian berlangsung, bersamaan
dengan adanya kegiatan sekolah menjelang persiapan pekan
olahraga tingkat kecamatan yang melibatkan semua siswa sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
saat proses pembelajaran berlangsung, konsentrasi siswa terbagi
karena suasana diluar ruangan sangat tidak mendukung proses
pembelajaran. Ditambah lagi, ada beberapa siswa lain yang
menonton proses pembelajaran dari jendela ruangan yang
menyebabkan siswa yang berada dalam ruangan merasa terganggu
dan beberapa ikut terpancing untuk berbuat gaduh.
c. Tingkat Pemahaman Siswa Ditinjau dari Masing-Masing Soal
Tabel 28. Persentase Skor Rata-Rata Kelas untuk Setiap Soal
Nomor Soal Pretest(%) Postest(%) Peningkatan (%)
1 48,21 91,90 43,69
2 8,21 30,71 22,50
3 41,96 93,93 51,96
4 11,07 20,36 9,29
5 13,57 68,21 54,64
6 20,00 90,00 70,00
7 18,57 74,29 55,71
8 9,29 56,96 47,68
9 8,21 100,00 91,79
Berdasarkan tabel 28. terjadi peningkatan persentase skor
dari pretest ke posttest. Peningkatan paling tinggi terdapat pada
soal nomor 9 dengan persentase pretest sebesar 8,21% dan
persentase posttest sebesar 100% sehingga peningkatannya sebesar
91,79%. Pada soal nomor 9 indikatornya mengenai
membandingkan skala termometer celsius dengan skala
termometer lain (lampiran B3). Semua siswa dapat mengerjakan
dengan baik dan bahkan menggambarkan keempat skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
termometer beserta batas titik didih dan titik beku masing-masing
termometer.
Sedangkan persentase skor terendah berada pada soal nomor
4 dengan persentase pretest 11,07% dan persentase posttes sebesar
20,36% sehingga peningkatannya hanya sebesar 9,29%. Pada soal
nomor 4 indikatornya mengenai ciri-ciri termometer (lampiran B3).
Beberapa siswa menjawab soal tersebut dengan sangat baik
sedangkan sisanya tidak mampu menjawab soal dengan benar. Hal
ini dibuktikan dengan hasil jawaban siswa tidak berkaitan jawaban
yang dimaksud.
d. Peningkatan Persentase Jumlah Siswa yang Mampu
Mengerjakan Soal Pretest dan Postest
Tabel 29. Peningkatan Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan
Setiap Butir Soal Pretest dan Postest
Nomor
Soal
Pretest Posttest
Persentase
Jumlah Siswa
yang Mampu
Mengerjakan
(%)
Kualifikasi Persentase
Jumlah Siswa
yang Mampu
Mengerjakan
(%)
Kualifikasi
1 48 Tidak Paham 92 Sangat Paham
2 8 Tidak Paham 31 Tidak Paham
3 42 Tidak Paham 94 Sangat Paham
4 11 Tidak Paham 20 Tidak Paham
5 14 Tidak Paham 68 Cukup Paham
6 20 Tidak Paham 90 Sangat Paham
7 19 Tidak Paham 74 Cukup Paham
8 9 Tidak Paham 57 Kurang Paham
9 8 Tidak Paham 100 Sangat Paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Berdasarkan tabel 29. persentase jumlah siswa yang mampu
mengerjakan setiap butir soal pretest dan postest terjadi
peningkatan berturut-turut adalah pada soal nomor 9 yaitu dari 8%
dengan kualifikasi tidak paham menjadi 100% dengan kualifikasi
sangat paham; soal nomor 6 yaitu dari 20% dengan kualifikasi
tidak paham menjadi 90% dengan kualifikasi sangat paham; soal
nomor 7 yaitu dari 19% dengan kualifikasi tidak paham menjadi
74% dengan cukup paham; soal nomor 5 yaitu dari 14% dengan
kualifikasi tidak paham menjasi 68% dengan cukup paham; soal
nomor 8 dari 9% dengan tidak paham menjadi 57% dengan
kualifikasi kurang paham; soal nomor 3 yaitu dari 42% dengan
kualifikasi tidak paham menjadi 94% dengan kualifikasi sangat
paham; soal nomor 1 yaitu dari 48% dengan kualifikasi tidak
paham menjadi 92% dengan kualifikasi sangat paham; soal nomor
2 yaitu dari 8% dengan kualifikasi tidak paham menjadi 31%
dengan kualifikasi tidak paham; soal nomor 4 yaitu dari 11%
dengan kualifikasi tidak paham menjadi 20% dengan kualifikasi
tidak paham.
Untuk soal nomor 4 berdasarkan tabel 28. peningkatan
persentase skor rata-rata kelas hanya sebesar 9,29% atau dengan
kata lain hampir semua siswa tidak menjawab pertanyaan dengan
benar, hal ini juga dapat dibuktikan melalui tabel peningkatan
persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan setiap butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
soal pretest dan posttest pada soal nomor 4 terlihat tidak ada
perubahan dengan kualifikasi yang sama antara pretest dan posttest
yaitu tidak paham. Indikator soal nomor 4 membahas tentang ciri-
ciri termometer (lampiran B3). Pada proses pembelajaran, konsep
dari indikator tersebut telah ditemukan siswa selama melakukan
eksperimen sederhana dan dipertegas lagi oleh peneliti. Masalah
yang peneliti temukan dari hasil jawaban para siswa yakni
kebanyakan siswa tidak memahami pertanyaan dengan baik
sehingga jawaban yang dijawab siswa diluar dari pertanyaan.
5. Hasil Belajar yang Dicapai Siswa Menggunakan T-Test dan SPSS
Tabel 30. T-Test untuk Perhitungan Manual
Kode
Siswa
Skor Pretest
(X1)
Skor Posttest
(X2) D = (X1 – X2) D2
01 21,85 85,93 -64,07 4105,49
02 18,89 83,70 -64,81 4200,96
03 21,85 73,33 -51,48 2650,34
04 22,22 63,70 -41,48 1720,71
05 18,15 69,63 -51,48 2650,34
06 23,33 68,15 -44,81 2008,37
07 7,41 72,59 -65,19 4249,11
08 21,11 81,85 -60,74 3689,44
09 21,85 75,56 -53,70 2884,09
10 21,85 57,41 -35,56 1264,20
11 17,41 80,00 -62,59 3917,83
12 21,11 55,56 -34,44 1186,42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Kode
Siswa
Skor Pretest
(X1)
Skor Posttest
(X2) D = (X1 – X2) D2
13 19,63 65,56 -45,93 2109,19
14 15,93 67,41 -51,48 2650,34
15 18,89 80,00 -61,11 3734,57
16 17,04 80,74 -63,70 4058,16
17 21,85 52,96 -31,11 967,90
18 21,85 50,37 -28,52 813,31
19 20,74 65,93 -45,19 2041,70
20 20,74 80,37 -59,63 3555,69
21 21,48 61,48 -40,00 1600,00
22 19,63 86,67 -67,04 4493,96
23 27,04 86,67 -59,63 3555,69
24 17,78 78,89 -61,11 3734,57
25 17,78 60,00 -42,22 1782,72
26 21,48 77,78 -56,30 3169,27
27 22,96 76,67 -53,70 2884,09
28 18,89 84,81 -65,93 4346,23
Jumlah 560,74 2023,70 -1462,96 80024,69
Rata-
rata 20,03 72,28
Keterangan :
Mencari mean masing-masing data:
1 = 1
= 560 74
28 = 20,03
2 = 2
= 2023 70
28 = 72,28
D2
= 80024,69
( D)2 = (− 462 96)
2 = 2140260,63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Treal = 1 − 2
√ 2 ( )2
( 1)
= 20 03−72 28
√80024 69
2140260 6328
28(28 1)
= −52 25
√80024 69 76437 88
756
= −52 25
√4 75
Treal = −52 25
2 18 = -23,98
df = N-1 = 28-1 = 27
tcrit = 2,052 (two tailed test), dengan level signifikan = 0,05.
Kesimpulan
| | | | signifikan
|−23 98 | |2 52 | signifikan
23,98 2,052 signifikan
Berdasarkan data dan analisis data diatas diperoleh =
23,98 sedangkan dilihat dari tabel two tailed test dengan df = 27
dan level signifikan = 0,05. Dari tabel t-test diperoleh tcrit = 2,052.
Karena | | | | maka dapat dikatakan signifikan. Hal ini
berarti siswa mengalami peningkatan pemahaman mengenai materi
suhu dan pengukurannya dengan metode penemuan terbimbing.
Hasil analisis pretest dan posttes dapat juga dilakukan
dengan prgram SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 31. Hasil Analisis Pretest dan Posttest dengan SPSS
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 pretest 20,0264 28 3,39165 ,64096
postest 72,2757 28 10,83406 2,04744
Pada statistik Paired Samples diperoleh bahwa siswa yang
mengikuti pretest berjumlah 28 siswa dengan rerata 20,0264, standar
deviasi 3,39165 dan standart error mean (galat baku) 0,64096.
Sementara itu pada posttest jumlah siswa yang mengikuti 28 siswa
dengan rerata 72,2757, standar deviasi 10,83403 dan standart error
mean (galat baku) 2,04744.
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 pretest &
postest
28 -,054 ,787
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
(2-
tailed
)
Mean Std.
Deviati
on
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
pret
est
–
post
est
-52,24929 11,524
57
2,17794 -56,71805 -47,78052 -23,990 27 ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Berdasarkan hasil analisis diatas diperoleh nilai p = 0,000 =
0,05 maka signifikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode
penemuan terbimbing dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai
suhu dan pengukurannya.
Hal lain yang mendukung metode penemuan terbimbing ini
berjalan lancar yakni berdasarkan hasil pengamatan guru, saat proses
pembelajaran berlangsung siswa begitu antusias dan bersemangat ketika
dilakukannya eksperimen sederhana serta diskusi kelompok dibawah
bimbingan guru.
6. Data Analisis Lembar Observasi
Tabel 32. Analisis Lembar Observasi Pertemuan Pertama
No
Kode
Siswa
Aspek Penilaian Skor
Rata-
Rata Menyampaik
an Ide
(Skor 1-4)
Menanggapi
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasam
a
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
1. 01 3 4 4 4 3,75
2. 02 2 3 4 4 3,25
3. 03 3 3 4 4 3,50
4. 04 2 2 3 3 2,50
5. 05 4 4 4 3 3,75
6. 06 2 2 3 3 2,50
7. 07 2 3 3 2 2,50
8. 08 4 3 3 4 3,50
9. 09 2 2 3 3 2,50
10. 10 2 2 3 3 2,50
11. 11 2 2 3 3 2,50
12. 12 3 3 4 4 3,50
13. 13 3 3 3 2 2,75
14. 14 2 3 3 4 3,00
15. 15 3 3 3 3 3,00
15. 16 3 3 3 3 3,00
17 17 3 2 3 2 2,50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
No
Kode
Siswa
Aspek Penilaian Skor
Rata-
Rata Menyampaik
an Ide
(Skor 1-4)
Menanggapi
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasam
a
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
18. 18 3 3 2 2 2,50
19. 19 4 4 3 4 3,75
20. 20 3 2 3 3 2,75
21. 21 2 2 3 3 2,50
22. 22 3 3 2 2 2,50
23. 23 4 4 4 4 4,00
24. 24 2 2 3 3 2,50
25. 25 3 3 3 3 3,00
26. 26 2 2 3 3 2,50
27. 27 3 3 3 4 3,25
28. 28 2 3 3 4 3,00
Rata-rata 2,71 2,79 3,14 3,18 2,96
Tabel 33. Kualifikasi pada Rata-Rata Skor Pertemuan Kedua
Skor Rata-Rata Kualifikasi
3,75 Sangat Baik
3,25 Sangat Baik
3,50 Sangat Baik
2,50 Baik
3,75 Sangat Baik
2,50 Baik
2,50 Baik
3,50 Sangat Baik
2,50 Baik
2,50 Baik
2,50 Baik
3,50 Sangat Baik
2,75 Baik
3,00 Baik
3,00 Baik
3,00 Baik
2,50 Baik
2,50 Baik
3,75 Sangat Baik
2,75 Baik
2,50 Baik
2,50 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Skor Rata-Rata Kualifikasi
4,00 Sangat Baik
2,50 Baik
3,00 Baik
2,50 Baik
3,25 Sangat Baik
3,00 Baik
Berdasarkan tabel 32 dan tabel 33 skor rata-rata siswa
tertinggi yang memenuhi keempat aspek penilaian tersebut yaitu 4,00
berada pada kode siswa nomor 23 dengan kualifikasi sangat baik. Hal
ini dapat dibenarkan oleh guru karena berdasarkan hasil pengamatan
guru siswa tersebut sangat aktif dalam menanggapi, bertanya dan
menyampaikan ide selama proses pembelajaran berlangsung. Selama
proses eksperimen sederhana dan diskusi berlangsung siswa yang
bersangkutan membantu siswa lain yang mengalami kesulitan dalam
memahami pertanyaan maupun kesulitan dalam merumuskan
jawaban.
Bagi siswa dengan skor rata-rata terendah yang memenuhi
keempat aspek penilaian tersebut yaitu 2,50 berada pada kode siswa
nomor 04, 06, 07, 09, 10, 11, 17, 18, 21, 22, 24, 26 dengan kualifikasi
baik. Berdasarkan hasil pengamatan guru selama proses pembelajaran
berlangsung keterlibatan keduabelas siswa tersebut secara keseluruhan
sangat baik akan tetapi dari beberapa aspek penilaian masih dikatakan
kurang dengan alasan, ada siswa yang sangat pasif dalam
menyampaikan ide, ada juga siswa yang tidak memperhatikan saat
siswa lain menyampaikan ide atau gagasan didepan kelas karena siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
yang bersangkutan sibuk mengobrol dan kurang konsetrasi, ada siswa
yang kurang terlibat saat bekerjasama dalam kelompok karena siswa
bersangkutan minder dan tidak akrab dengan teman-teman lain dan
ada salah satu siswa yang saat diminta untuk menanggapi pertanyaan
terlihat sangat sulit menyampaikan dengan struktur bahasa indonesia
yang baik karena siswa bersangkutan terbiasa berkomunikasi dengan
bahasa daerah.
Sedangkan berdasarkan tabel 32. skor rata-rata tertinggi
berturut-turut bagi keempat aspek tersebut yaitu aspek menghargai
pendapat teman sekelompok dengan skor 3,18; aspek bekerjasama
dengan skor 3,14; aspek menanggapi pertanyaan dengan skor 2,79;
dan aspek menyampaikan ide dengan skor 2,71.
Tabel 34. Analisis Lembar Observasi Pertemuan Kedua
No
Nama
Siswa
Aspek Penilaian Skor
Rata-
Rata Menyampai
kan Ide
(Skor 1-4)
Menanggapi
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasa
ma
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
1. 01 4 4 4 4 4
2. 02 3 3 4 4 3,5
3. 03 4 3 4 4 3,75
4. 04 2 2 3 3 2,5
5. 05 4 4 4 3 3,75
6. 06 4 3 3 3 3,25
7. 07 2 2 3 2 2,25
8. 08 3 2 3 4 3
9. 09 2 2 3 4 2,75
10. 10 2 2 3 4 2,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
No
Nama
Siswa
Aspek Penilaian Skor
Rata-
Rata Menyampai
kan Ide
(Skor 1-4)
Menanggapi
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasa
ma
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
11. 11 4 3 3 3 3,25
12. 12 2 2 3 4 2,75
13. 13 3 2 3 2 2,5
14. 14 2 2 3 4 2,75
15. 15 3 3 3 4 3,25
15. 16 3 3 3 4 3,25
17 17 2 2 3 3 2,5
18. 18 3 3 2 2 2,5
19. 19 4 3 3 4 3,5
20. 20 3 3 3 3 3
21. 21 3 2 3 4 3
22. 22 3 3 3 2 2,75
23. 23 4 4 4 4 4
24. 24 3 3 3 4 3,25
25. 25 4 3 3 4 3,5
26. 26 2 2 3 4 2,75
27. 27 3 3 3 4 3,25
28. 28 3 3 3 4 3,25
Rata-Rata 3,00 2,71 3,14 3,50 3,09
Tabel 35. Kualifikasi pada Rata-Rata Skor Pertemuan Kedua
Rata-Rata Skor Kualifikasi
4 Sangat Baik
3,5 Sangat Baik
3,75 Sangat Baik
2,5 Baik
3,75 Sangat Baik
3,25 Sangat Baik
2,25 Baik
3 Baik
2,75 Baik
2,75 Baik
3,25 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Rata-Rata Skor Kualifikasi
2,75 Baik
2,5 Baik
2,75 Baik
3,25 Sangat Baik
3,25 Sangat Baik
2,5 Baik
2,5 Baik
3,5 Sangat Baik
3 Baik
3 Baik
2,75 Baik
4 Sangat Baik
3,25 Sangat Baik
3,5 Sangat Baik
2,75 Baik
3,25 Sangat Baik
3,25 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 34 dan 35 diatas skor rata-rata siswa
tertinggi yang memenuhi keempat aspek penilaian tersebut yaitu 4
terdapat pada kode siswa nomor 01 dan 23 dengan kualifikasi
sangat baik. Hal ini dapat dibenarkan oleh guru karena dari hasil
pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung kedua siswa
tersebut sangat aktif terutama ketika diminta untuk memberikan
pendapat selama mengamati berbagai skala termometer standar.
Selain itu kedua siswa bersangkutan sangat cekatan ketika
mengerjakan soal dan bahkan bersedia menjelaskan kepada siswa
lain yang meminta bantuan.
Sedangkan untuk skor rata-rata siswa terendah yang
memenuhi keempat aspek penilaian tersebut yaitu 2,25 terdapat
pada kode siswa nomor 07 dengan kualifikasi baik. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
dikarenakan siswa bersangkutan masuk dalam kategori cukup jika
dilihat dari aspek menyampaikan ide, menanggai pertanyaan dan
menghargai pendapat teman sekelompok. Akan tetapi siswa
tersebut masuk dalam kategori baik jika dilihat dari aspek
bekerjasama. Selain itu berdasarkan pengamatan guru, siswa
bersangkutan beberapa kali terlihat mengantuk dan kurang
konsentrasi. Saat ditanya alasan dari siswa tersebut yaitu karena
kecapaian akibat jarak tempuh dari rumah kesekolah yang jauh dan
sepulang sekolah harus membantu orang tua di kebun sehingga
waktu untuk beristirahat kurang.
Sedangkan berdasarkan tabel 34. skor rata-rata tertinggi
berturut-turut bagi keempat aspek tersebut yaitu aspek menghargai
pendapat teman sekelompok dengan skor 3,50; aspek bekerjasama
dengan skor 3,14; aspek menyampaikan ide dengan skor3,00; dan
aspek menanggapi pertanyaan dengan skor 2,71.
Tabel 36. Peningkatan Rata-Rata Skor Pertemuan Pertama dan
Pertemuan Kedua
Skor Rata-Rata
Pertemuan Pertama
Skor Rata-Rata
Pertemuan Kedua
Peningkatan
2,96 3,09 0,13
Berdasarkan tabel 36. dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan keterlibatan siswa dari masing-masing pertemuan. Hal
ini dapat dilihat dari tabel bahwa skor rata-rata pertemuan pertama
yaitu 2,96 dan skor rata-rata pertemuan kedua yaitu 3,09 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
peningkatannya sebesar 0,13. Selain itu berdasarkan hasil
pengamatan guru secara langsung tampak bahwa keterlibatan siswa
pada pertemuan kedua lebih baik dari pertemuan pertama dengan
alasan hampir semua siswa sangat antusias dengan pembelajaran
dihari kedua, siswa beramai-ramai meminta kesempatan kepada
guru untuk menyampaikan ide bahkan beradu argumen jika ada
perbedaan pendapat dengan siswa lain. Siswa terlihat lebih percaya
diri saat merasa pendapat mereka dihargai oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Tingkat pemahaman siswa tentang suhu dan pengukuran sebelum dan
sesudah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing
meningkat dari 20,03% menjadi 72,28% .
2. Selama mengikuti proses pembelajaran fisika dengan menerapkan
metode penemuan terbimbing ada perbedaan keaktifan siswa mulai
dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Hal ini dapat dilihat dari
perubahan skor rata-rata pertemuan pertama yaitu 2,96 dengan
kualifikasi baik menjadi 3,09 dengan kualifikasi sangat baik pada
pertemuan kedua.
3. Bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu siswa
menemukan pemahaman tentang suhu dan pengukurannya berupa
arahan, pendampingan kepada siswa, pelengkap informasi siswa dan
melakukan pengawasan kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat menyarankan sebagai
berikut:
1. Karena penelitian ini dianggap berhasil dalam menerapkan metode
penemuan terbimbing terutama pada materi suhu dan
pengukurannya, maka peneliti menyarankan untuk menggunakan
metode ini dalam pembelajaran fisika. Tujuannya agar selain siswa
terlibat aktif selama proses pembelajaran, juga agar siswa mampu
menemukan pengetahuan baru dari hasil pengamatan atau
percobaan.
2. Dalam menerapkan metode pembelajaran, guru harus memastikan
kondisi lingkungan sekolah yang mendukung proses pembelajaran
dan juga memperhatikan kondisi siswa agar tidak membosankan
selama proses pembelajaran. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara
mengembangkan metode pembelajaran lain selain metode
penemuan terbimbing seperti eksperimen sederhana, demonstrasi,
diskusi kelompok dan bahkan metode lain yang menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. 2013. Belajar Untuk Mengajar, Jakarta: Salemba
Humanika.
Djalal, M.F. 1986. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing, Malang: P3T
IKIP Malang.
Eggen, P & Kauchak, D. Strategi dan Model Pembelajaran, Jakarta Barat:
Indeks.
Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Kanginan, Marthen. 2006. IPA Fisika untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar Dan Pembelajaran, Bandung : Yrama
Widya.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah,
Yogyakarta: Kanisius.
Muhibbin, Syah. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rahman, Rahman dan Amri, Sofan. 2014. Model Pembelajaran ARIAS
Terintegratif, Jakara: Prestasi PustakaraySaifudin Azwar. 1996.
Pengantar Psikologi Intelegensi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Schunk, Dale H. 2012. Teori – Teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sukabdiyah, Sri. 2007. Kontekstuanl Sains Fisika SMP Kelas VII, Jakarta:
Yudhistira.
Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan
Menyenangkan, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suryatin, Budi. 2006. Fisika VII Untuk Sekolah Menengah Pertama Dan MTs,
Jakarta: Grasindo.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, W.S. 1987. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta
: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran A1. Surat Permohonan Ijin Penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran A2. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran B1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMPS St. Hubertus Yohanes Laja
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas / Semester : VII / I
Standar Kompetensi :
1.Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajarai benda-benda alam
dengan menggunakan peralatan
Kompetensi Dasar :
1.2. Mendiskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya.
Indikator :
Menjelaskan pengertian suhu.
Menjelaskan bagian-bagian termometer.
Menyebutkan ciri-ciri termometer.
Menyebutkan jenis-jenis termometer.
Membaca skala pada termometer.
Membandingkan skala termometer Celcius dengan skala
termometer lain.
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit ( 2 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
Menjelaskan pengertian suhu.
Menjelaskan bagian-bagian termometer.
Menyebutkan ciri-ciri termometer.
Menyebutkan jenis-jenis termometer.
Membaca skala pada termometer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Membandingkan skala termometer Celcius dengan skala
termometer lain.
B. Materi Pembelajaran
Suhu dan Pengukurannya (terlampir)
C. Metode Pembelajaran
Model : Direct Instruction, Cooperative Learning
Metode : penemuan terbimbing, demostrasi, diskusi, tanya-jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pertemuan 1
1. Pendahuluan
1. Guru memberi salam
2. Guru mengabsen peserta didik
3. Guru membagikan soal pre test
untuk dikerjakan peserta didik
secara mandiri
4. Guru menanyakan kepada peserta
didik mengenai pemahaman awal
tentang materi pembelajaran pada
saat ini
5. Guru memberitahu materi
pembelajaran pada hari ini
25 menit
2. Kegiatan Inti Eksplorasi:
1. Guru memberikan permasalahan
sederhana yang berhubungan
dengan suhu dari fenomena
sehari-hari
2. Guru meminta peserta didik
memberikan tanggapan atau
pendapat tentanng peristiwa
tersebut
3. Guru mengajak peserta didik
untuk merumuskan pengertian
suhu dari permasalahan yang
diberikan
4. Guru meminta peserta didik
menyebutkan jenis-jenis
termometer dari sumber yang ada
Elaborasi:
5. Guru membagikan LKS I kepada
peserta didik sambil menjelaskan
kegiatan yang harus dilakukan
peserta didik
6. Peserta didik dibagi dalam
50 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
No Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
beberapa kelompok kecil
7. Guru bersama peserta didik
melakukan demonstrasi
sederhana tentang prinsip dasar
termometer
8. Guru mengajak siswa untuk
berdiskusi mengenai pertanyaan-
pertanyaan dalam LKS I
9. Guru meminta perwakilan peserta
didik dari tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok secara klasikal
10. Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik lain untuk
menanggapi hasil diskusi yang
dipresentasikan
11. Guru menanggapi hasil diskusi
kelompok peserta didik dan
memberikan informasi yang
sebenarnya
Konfirmasi:
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
12. Guru bertanya jawab tentang hal-
hal yang belum diketahui peserta
didik
13. Guru bersama peserta didik
bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan
penyimpulan
3. Penutup 1. Guru membagikan soal post test
untuk dikerjakan peserta didik
secara mandiri
15 menit
No Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi waktu
Pertemuan 2
1. Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru membagikan soal pre test
untuk dikerjakan peserta didik
secara mandiri
25 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
No Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi waktu
4. Guru menanyakan kepada siswa
mengenai pembelajaran pada
pertemuan sebelumnya
5. Guru memberitahu materi
pembelajaran pada hari ini
2. Kegiatan Inti Eksplorasi:
6. Guru mananyakan pengalaman
peserta didik tentang pengunaan
termometer
7. Peserta didik dibagi dalam
beberapa kelompok kecil
8. Guru mengajak peserta didik
untuk membaca skala pada
termometer
9. Guru mengajak peserta didik
untuk mengenal jenis-jenis skala
yang ada pada termometer
Elaborasi:
10. Guru membagikan LKS II kepada
peserta didik sambil menjelaskan
kegiatan yang harus dilakukan
peserta didik
11. Peserta didik berdiskusi dalam
kelompok kecil mengenai
pertanyaan-pertanyaan dalam
LKS II
12. Guru memberikan pengarahan
jika peserta didik mengalami
kesulitan
13. Guru meminta perwakilan peserta
didik dari tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok secara klasikal
14. Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik lain untuk
menanggapi hasil diskusi yang
dipresentasikan
15. Guru meluruskan pemahaman
peserta didik jika terjadi
miskonsepsi
16. Guru memberikan contoh soal
berkaitan dengan perbandingan
skala termometer.
Konfirmasi:
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:.
40 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
No Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi waktu
17. Guru bersama siswa bertanya
jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
3. Penutup 18. Guru membagikan soal post test
untuk dikerjakan peserta didik
secara mandiri
19. Guru memberikan pekerjaan
rumah berkaitan dengan
membandingkan skala pada
termometer serta membaca untuk
materi selanjutnya
15 menit
E. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber pembelajaran : buku paket ‘Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS
Kelas VII dan IPA Fisika untuk SMP Kelas VII
Media pembelajaran : Laptop,
F. Penilaian :
Teknik Penilaian Instrumen Penilaian Bentuk Instrumen
Observasi Sikap Lembar Observasi -
Tes tertulis Soal tes (pretest & posttest) Uraian
Mengetahui,
Guru Pamong Laja, 22 Juli 2016
Peneliti,
Monika Fao, A.Md
NIP: 195902121987032006 Theresia Emilia Woghe
NIM: 12-1424-041
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 1 :
Suhu dan Pengukuran
Suhu, yaitu suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Jadi, suhu menyatakan tingkat derajat panas dan
dinginya suatu benda. Tingkat derajar suatu benda sangat rendah disebut
dingin. Derajat panas suatu benda sedang disebut sejuk atau hangat. Derajat
panas suatu benda tinggi disebut panas. Suhu tidak sama dengan panas atau
kalor. Panas atau kalor adalah energi yang diberikan oleh suatu sumber panas
kepada benda untuk menaikkan suhu benda itu. Suhu menunjukan kecepatan
gerak molekul-molekul benda. Makin besar kecepatan gerak molekul, makin
tinggi suhu benda. Makin besar energi kalor yang diterima benda, makin bear
kecepatan gerak molekul-molekul dan makin tinggi suhu benda. Besarnya
energi panas yang dibutuhkan untuk mempercepat gerak molekul bergantung
pada banyaknya molekul benda atau massa benda. . Suhu termasuk suatu
besaran pokok yang dalam Satuan Internasional (SI) satuannya adalah kelvin
(K).
Mengapa indra peraba kita tidak dapat menentukan tinggi rendah suhu
untuk mengatakan perbedanaan pans, dingin, dan sejuk? Ketika indra peraba
kita menyentuh benda yang dingin, kita hanya mampu menyatakan dingin
tetapi tidak mampu dengan tepat menyatakan berapa derajat suhu benda dingin
yang diraba. Oleh karena itu, untuk mengukur suhu digunakan termometer.
Dengan termometer, tinggi rendahnya suhu benda dapat dinyatakan dengan
tepat karena terbaa pada termometer sebagai derajat suhu.
Termometer biasanya berupa sebuah pipa kaca sempit tertutup yang
berisi zat cair dan memiliki skala. Beberapa sifat yang mutlak dibutuhkan oleh
sebuah termometer adalah:
skalanya mudah dibaca,
aman untuk digunakan,
kepekaan pengukurannya,
lebar jangkauan suhu yang mampu diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Prinsip kerja termometer ada pada pengaruh perubahan suhu terhadap
perubahan volumenya. Coba perhatikan volume air yang sedang dipanaskan.
Saat air dipanaskan, suhu air akan meningkat. Peristiwa yang terjadi
selanjutnya adalah volume air tersebut juga meningkat. Begitupun sebaliknya,
saat air didinginkan volume air tersebut juga menurun.
Selain pada air, peristiwa ini pun terjadi pada zat lain, seperti raksa dan
alkohol yang digunakan sebagai bahan termometer. Berikut adalah
keuntungan dan kekurangan masing-masing zat cair yang digunakan sebagai
bahan termometer.
Tabel 1. Perbandingan Antara Raksa Dan Alkohol Sebagai Bahan Termometer
Raksa Alkohol
Keuntungan:
mudah dilihat karena
warnahnya mengkilap
daerah ukurnya sangat luas,
yaitu antara -40 sampai
350
penghantar yang baik
kalor jenisnya kecil
Keuntungan:
daerah ukurnya sangat
luas, yaitu antara -122
sampai 78
penghantar yang baik
kalor jenisnya kecil
Kerugian:
termasuk zat beracun
tidak dapat mengukur suhu
yang lebih rendah dari -40
harganya mahal
Kerugian:
titk didihnya rendah 78
tidak berwarnah, susah
untuk dilihat
membasahi dinding kaca
1) Beberapa jenis termometer zat cair yang biasa digunakan, diantaranya adalah:
a. Termometer Klinis
Termometer klinis digunakan untuk mengukur suhu badan.
Termometer ini umumnya dibuat dengan skala 35º C sampai 42º C
sesuai dengan suhu tubuh manusia.
b. Termometer Suhu Ruang
Sesuai dengan namanya, termometer ini digunakan untuk
mengukur suhu pada suatu ruangan. Skala pada termometer ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
umumnya adalah -50º C sampai 50º C. Ukuran termometer suhu ruang
jauh lebih besar dibandingkan termometer klinis.
c. Termometer Maksimum – Minimum
Termometer yang diperkenalkan pertama kali oleh James Six Bellani
pada abad kedelapan belas ini, khusus dipakai untuk mencatat suhu
tertinggi dan terendah di suatu tempat dalam satu hari.
2) Skala Termometer
Standar suhu disebut titik tetap. Untuk menentukan skala sebuah
termometer diperlukan dua titik tetap. Untuk suhu yang terlalu tinggi,
digunakan titik lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai
titik tetap atas.
a. Kalibrasi Termometer
Kalibrasi termometer adalah proses memberikan skala pada sebuah
termometer polos. Prosesnya terdiri dari empat langkah berikut:
1) Menentukan titik tetap bawah. Masukan pentolan termometer secara
tegak ke dalam wadah yang berisi es dan diamkan beberapa saat
sampai tinggi permukanaan raksa dalam pipa kapiler tidak berubah.
Ini berarti suhu termometer sudah sama dengan suhu es dan pada skala
celcius ditandai sebagai 0 atau sebagai titik tetap bawah.
2) Menentukann titik tetap atas. Masukan pentolan termometer ke dalam
wadah berisi air sambil dipanaskan sampai mendidih. Biarkan
beberapa saat hingga suhu termometer sama dengan suhu air panas
yang ditandai dengan permukaan raksa ada pipa kapiler tidak berubah.
Tandai ketinggian tersebut sebagai titik tetap atas atau dalam skala
Celcius ditandai dengan skala 100 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
3) Bagilah jarak antara kedua titik tetap tersebut menjadi beberapa bagian
yang sama.
4) Memperluas skala dengan pembagian yang sesuai
Ketika sebuah termometer raksa dalam sebuah pipa kaca diberi
skala maka panjang kolom raksa dalam pipa dicatat pada titik lebur es dan
titik didih air. Skala didefinisikan sedemikian sehingga hubungan antara X
dan suhu adalah linear. Jika Xθ adalah panjang kolom raksa pada suhu θ
yang tidak diketahui, X0 dan X100 masing-masing adalah panjang kolom
raksa pada titik lebur es dan titik didih air maka θ dinyatakan oleh
persamaan:
b. Skala Celsius
Skala ini ditetapkan oleh fisikawan Swedia bernama Andreas
Celsius dengan satuan yang digunakan disebut celsius, dilambangkan ( ).
Skala terendah didasarkan pada titik beku air, yaitu 0º C dan tertinggi
yang merupakan titik didih air, yaitu 100º C. Skala ini sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Skala Fahrenheit
Ditetapkan oleh seorang Fisikawan berkebangsaan Jerman, yaitu
Gabriel Daniel Fahrenheit. Satuannya adalah fahrenheit, dilambangkan
( ). Titik beku air skala fahrenheit adalah pada suhu 32º F dan titik
didihnya 212º F. Skala ini banyak digunakan oleh negara-negara di Benua
Amerika dan Eropa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
d. Skala Reamur
Skala terendah dari termometer dengan satuan Reamur ini
adalah 0º R dan skala tertingginya adalah 80º R. Termometer dengan skala
ini merupakan termometer yang jarang digunakan.
e. Skala Kelvin
Skala ini ditetapkan oleh William Thomas Thompson Kelvin,
ilmuwan berkebangsaan Inggris. Berbeda dengan yang lain, skala ini
dibuat berdasarkan batasan enegi kinetik yang dimiliki oleh benda.
Berdasarkan teori kinetik partikel, benda berhenti bergerak pada suhu nol
mutlak sebesar -273º C yang kemudian ditetapkan sebagai titik terendah,
yaitu 0 K. Sehingga pada skala kelvin titik beku air adalah 273 K dan titik
didihnya 373 K. Skala ini digunakan sebagai Sistem Internasional karena
kepraktisan penggunaannya dibandingkan dengan skala yang lain. Untuk
mengetahui hubungan antara keempat skala di atas, perhatikan tabel
berikut.
Tabel 2. Hubungan Beberapa Skala Termometer
Skala Titik
Terendah
Titik
Tertinggi
Rentang
Skala
Perbandingan
Satuan Skala
Celsius
Celsius 0 100 100
Fahrenheit 32 212 180 = satuan
skala F
Reamur 0 ºR 80 ºR 80 = satuan
skala R
Kelvin 273 K 373 K 100 = 1 satuan
skala K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Karena skala Celsius adalah skala yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, berikut cara pengubahan skala celsius menjadi skala yang
lain:
1) Hubungan antara Celcius dan Reamur
atau
2) Hubungan antara Celcius dan Fahrenheit
atau
3) Hubungan antara Celcius dan kelvin
atau
Cara lain untuk mengubah dari satu skala ke skala lainnya:
= dengan:
X = skala yang ditanyakan Y = skala yang diketahui
= titik tetap atas X = titik tetap atas Y
= titik tetap bawah X = titik tetap bawah Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran B2. Lembar Observasi
No Aspek Penilaian Rata-
rata
skor Kode
Siswa
Menyampaikan
Ide
(Skor 1-4)
Menanggapi
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasama
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
KETERANGAN:
4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = Cukup; 1 = Kurang;
Rata-rata skor =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran B3. Kisi-kisi Soal:
Materi
Pokok
Indikator
Pencapaian
Hasil Belajar
Soal
Suhu dan
Pengukuran Menjelaskan
pengertian suhu. 1. a) Apakah yang dimaksudkan dengan suhu?
b) Alat apakah yang digunakan untuk mengukur
suhu?
c) Sebutkan satuan suhu dalam sistem Satuan
Internasional (SI)!
Menjelaskan
bagian-bagian
termometer.
1. Apakah yang dipakai sebagai dasar dalam
pembuatann termometer?
2. Sebutkan keuntungan dan kerugian menggunakan
raksa dan alkohol!
Menyebutkan
cir-ciri
termometer
1. Sebutkan sedikitnya empat ciri yang sangat penting
untuk dimiliki oleh sebuah termometer!
Menyebutkan
jenis-jenis
termometer
1. Apa nama termometer yang :
a. Digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia
b. Lebih teliti dari raksa dalam mengukur suhu yang
sangat dingin?
Membaca skala
pada
termometer.
1. Gambar berikut menunjukan air raksa didalam
termometer laboratorium. Jarak antara 10 sampai
110 adalah 25 cm. Besarnya suhu bila raksa
bergerak sejauh 15 cm adalah ...
2. Maria meletakkan sebuah tabung termometer tanpa
skala didalam larutan es, lalu diletakkan di atas air
yang mendidih, dan akhirnya diletakkan di atas air
laut. Pada saat cairan pada termometer naik, Maria
memberi tanda pada termometer seperti pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Materi
Pokok
Indikator
Pencapaian
Hasil Belajar
Soal
gambar. Suhu air laut adalah ...
Membandingkan
skala
termometer
Celcius dengan
skala
termometer lain.
1. Sepotong besi panaskan dari 77 menjadi 239 .
Berapa kenaikan suhu besi ini jika dinyatakan dalam:
(a) Skala celcius
(b) Skala kelvin
2. Sebutkan perbandingan nilai skala suhu antara
Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran B4. Soal Pretest dan Soal Posttest:
Soal Pretest dan Posttest
Nama :
Kelas :
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. a) Apakah yang dimaksudkan dengan suhu?
Jawab :
b) Alat apakah yang digunakan untuk mengukur suhu?
Jawab :
c) Sebutkan satuan suhu dalam sistem Satuan Internasional (SI)!
Jawab :
2. Apakah yang dipakai sebagai dasar dalam pembuatan termometer?
Jawab:
3. Sebutkan keuntungan dan kerugian menggunakan raksa dan alkohol!
Jawab :
Raksa Alkohol
Keuntungan:
Keuntungan:
Kerugian: Kerugian:
4. Sebutkan sedikitnya empat ciri yang sangat penting untuk dimiliki oleh sebuah
termometer!
Jawab :
5. Apa nama termometer yang :
a) Digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia
Jawab :
b) Lebih teliti dari raksa dalam mengukur suhu yang sangat dingin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Jawab:
6. Gambar berikut menunjukan air raksa didalam termometer laboratorium. Jarak antara -
10 sampai 110 adalah 25 cm. Besarnya suhu bila raksa bergerak sejauh 15 cm
adalah ...
Jawab:
7. Maria meletakkan sebuah tabung termometer tanpa skala didalam larutan es, lalu
diletakkan di atas air yang mendidih, dan akhirnya diletakkan di atas air laut. Pada saat
cairan pada termometer naik, Maria memberi tanda pada termometer seperti pada
gambar. Suhu air laut adalah ...
Jawab:
8. Sepotong besi panaskan dari 77 menjadi 239 . Berapa kenaikan suhu besi ini jika
dinyatakan dalam:
(c) Skala celcius
Jawab:
(d) Skala kelvin
Jawab:
9. Sebutkan perbandingan nilai skala suhu antara Celcius, Fahrenheit, Reamur dan
Kelvin!
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran B5. Lembar Kerja Siswa:
Lembar Kerja Siswa (LKS I)
Nama Anggota Kelompok (...) :
1. ....
2. ....
3. ....
4. ....
5. ....
a. Percobaan
Tujuan : Menjelaskan sifat muai zat cair akibat perubahan suhu
yang menyebabkan perubahan pada permukaan kolom.
Alat dan Bahan :
termometer standar
penggaris
pipa kaca/ pipa plastik (yang disumbat salah satu ujungnya)
pewarna
air/ minyak goreng / minyak tanah/ cocacola
wadah berisi air panas dan air es
karet gelang
selotip
Cara Kerja :
1. Warnailah air dengan pewarna secukupnya sebagai isi termometer
sederhana.
2. Masukan air ke dalam pipa kaca/ pipa plastik yang telah disumbat salah
satu ujungnya.
3. Ambilah dua karet gelang dan lilitkan ke batang sebuah termometer
sederhana yang belum ditetapkan skalanya.
4. Sediakan wadah yang berisi air es yang memiliki suhu 0 dan
masukan termometer sederhana kedalam wadah kemudian tunggulah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
beberapa saat ( ) selanjutnya geserlah karet gelang ke bawah
sampai posisinya sama dengan posisi teratas kolom termometer.
5. Sediakan air panas dengan suhu pada sebuah wadah dan masukkan
termometer sederhana ke air hangat, sekitar ( hingga kolom
termometer tersebut tidak naik lagi, geser karet gelang ke atas sampai
posisinya sama dengan posisi teratas termometer. Angkat termometer dan
keluarkan dari wadah. .
6. Ukurlah perubahan suhu tersebut dengan menggunakan penggaris dan
tentukan interval skalanya.
7. Ulangi langkah 4-6 untuk termometer standar.
Data:
Termometer sederhana (.............................................................)
Suhu Gambar Termometer Skala Termometer
Pada suhu
40
Pada suhu
....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Termometer standar
Suhu Skala Termometer
Pada suhu 40
Pada suhu ....
b. Pertanyaan
1. Ketika termometer sederhana dimasukan ke air panas maka cairan berwarnah
dalam termometer akan naik. Mengapa demikian? Jelaskan!
Jawab:
2. Air didalam tabung termometer tidak akan naik jika dimasukkan kedalam air
es. Mengapa demikian? Jelaskan!
Jawab:
3. Berikut adalah tabel kelebihan dan kekurangan air raksa dan alkohol sebagai
pengisi termometer:
No Jenis Pengisi
Termometer
Kelebihan Kekurangan
1. Air raksa Pemuaian teratur
Warnah mengkilat
sehingga mudah dibaca
Daerah ukurannya
sangan luas antara -39
sampai 357
Tidak membasahi
dinding kaca
Harga relatif mahal
Tidak dapat mengukur
suhu yang lebih
rendah dari -40
Termasuk zat beracun
2. Alkohol Pemuaian teratur Titik didih rendah
.... skala
.... skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No Jenis Pengisi
Termometer
Kelebihan Kekurangan
Harga murah
Daerah ukurannya
sangat luas, yaitu antara
-114 sampai 78
Penghantar yang baik
78
Tidak berwarnah
sehingga sulit untuk
dibaca
Membasahi dinding
kaca
a. Jika Tito hendak mengukur suhu es batu sebaiknya termometer dengan
jenis pengisian mana yang tepat untuk digunakan? Mengapa?
Jawab:
b. Jika Andre ingin mengukur suhu air yang sedang mendidih, termometer
dengan jenis isian mana yang ia gunakan? Mengapa?
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lembar Kerja Siswa (LKS II):
Nama Anggota Kelompok (...) :
1. ...
2. ...
3. ...
4. ...
5. ...
a. Kegiatan
Mengajak siswa untuk mengenal dan membaca jenis-jenis skala termometer standar
dengan berbagai satuan.
b. Pertanyaan
1. Hubungan antara skala Celsius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin. Isilah titik-titik
dibawah ini!
2. Jarak skala pada sebuah termometer air raksa antara -20 sampai 80 adalah 20
cm. Besarnya suhu bila raksa bergerak sejauh 10 cm adalah ...
Jawab:
3. Lengkapilah tabel nilai suhu berikut!
No Benda yang diamati
suhunya
Nilai derajat suhu
Celsius Fahrenheit Kelvin
1. Air panas ... 167 ...
2. Sayur hangat 55 ... ...
3. Udara dalam ruang ... ... 295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran C1. Absen Siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran C2. Hasil Pengisian Lembar Observasi
YAYASAN PERSEKOLAHAN UMAT KATOLIK NGADA
SMP SWASTA ST. HUBERTUS YOHANES LAJA
LEMBAR OBSERVASI SISWA KELAS VII
TAHUN PELAJARAN: 2016/2017
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Materi : Suhu dan Pengukurannya
Pertemuan Pertama (I)
No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Menyampa
ikan Ide
(Skor 1-4)
Menanggapi
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasa
ma
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
1. Agnes Monika Kigo 3 4 4 4
2. Alexander Kota 2 3 4 4
3. Anggelina Mugi 3 3 4 4
4. Asgarius Febronius Tiwu 2 2 3 3
5. Astrian Brindinsich Viktor Sebo 4 4 4 3
6. Cristian Yohanes Vianey Bera 2 2 3 3
7. Damianus Watu 2 3 3 2
8. Domitilla Rosa Mistika Wua 4 3 3 4
9. Gaudensius Marino Rimo 2 2 3 3
10. Herlina Kigo 2 2 3 3
11. Hermanus Sandrianus Wake 2 2 3 3
12. Hilarius Lobo 3 3 4 4
13. Kosmas Damianus Suri 3 3 3 2
14. Maria Rineldis Ule 2 3 3 4
15. Maria Rosalinda Eza 3 3 3 3
15. Maria Viany Rema 3 3 3 3
17 Marianus Metodius Babo 3 2 3 2
18. Marselinus Krostogonus Kaki 3 3 2 2
19. Natalia Alfania Anu 4 4 3 4
20. Patrisia Kristina Meo 3 2 3 3
21. Paulina Bhoki 2 2 3 3
22. Robertus Besi Bozu 3 3 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Menyampa
ikan Ide
(Skor 1-4)
Menanggapi
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasa
ma
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
23. Sebastianus Jonatan Ngozo 4 4 4 4
24. Serlina Moghu 2 2 3 3
25. Veronika Agustina Romauly 3 3 3 3
26. Yohana Febriana Astrid Loda 2 2 3 3
27. Yohanes Bhuru 3 3 3 4
28. Yohanes Jago 2 3 3 4
Pertemuan Kedua (II)
No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Menyampa
ikan Ide
(Skor 1-4)
Menangga
pi
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasa
ma
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
1. Agnes Monika Kigo 4 4 4 4
2. Alexander Kota 3 3 4 4
3. Anggelina Mugi 4 3 4 4
4. Asgarius Febronius Tiwu 2 2 3 3
5. Astrian Brindinsich Viktor Sebo 4 4 4 3
6. Cristian Yohanes Vianey Bera 4 3 3 3
7. Damianus Watu 2 2 3 2
8. Domitilla Rosa Mistika Wua 3 2 3 4
9. Gaudensius Marino Rimo 2 2 3 4
10. Herlina Kigo 2 2 3 4
11. Hermanus Sandrianus Wake 4 3 3 3
12. Hilarius Lobo 2 2 3 4
13. Kosmas Damianus Suri 3 2 3 2
14. Maria Rineldis Ule 2 2 3 4
15. Maria Rosalinda Eza 3 3 3 4
15. Maria Viany Rema 3 3 3 4
17 Marianus Metodius Babo 2 2 3 3
18. Marselinus Krostogonus Kaki 3 3 2 2
19. Natalia Alfania Anu 4 3 3 4
20. Patrisia Kristina Meo 3 3 3 3
21. Paulina Bhoki 3 2 3 4
22. Robertus Besi Bozu 3 3 3 2
23. Sebastianus Jonatan Ngozo 4 4 4 4
24. Serlina Moghu 3 3 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Menyampa
ikan Ide
(Skor 1-4)
Menangga
pi
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasa
ma
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
25. Veronika Agustina Romauly 4 3 3 4
26. Yohana Febriana Astrid Loda 2 2 3 4
27. Yohanes Bhuru 3 3 3 4
28. Yohanes Jago 3 3 3 4
KETERANGAN:
Skor adalah 1 sampai 4
Dimana :
4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = Cukup; 1 = Kurang;
Nilai yang diperoleh adalah = (Skor yang diperoleh /16) x 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran C3. Hasil Pengerjaan Pretes:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran C4. Hasil Pengerjaan Posttest:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran C5. Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran C6. Kunci Jawaban:
1. (a) Suhu yaitu suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas dan dinginnya
suatu benda.
(b) Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer.
(c) Satuan suhu dalam sistem Satuan Internasional (SI) adalah kelvin (K).
2. Yang dipakai sebagai prinsip dasar pembuatan termometer adalah:
Sifat pemuaian zat cair ketika menerima panas dan penyusutan zat cair ketika
melepaskan panas menunjukan perubahan suhu.
Adanya perubahan volume akibat perubahan suhu.
3. Keuntungan dan kerugian menggunakan raksa dan alkohol:
Raksa Alkohol
Keuntungan:
mudah dilihat karena warnahnya
mengkilap
daerah ukurnya sangat luas, yaitu
antara -40 sampai 350
penghantar yang baik
kalor jenisnya kecil
Keuntungan:
daerah ukurnya sangat luas,
yaitu antara -122 sampai
78
penghantar yang baik
kalor jenisnya kecil
Kerugian:
termasuk zat beracun
tidak dapat mengukur suhu yang
lebih rendah dari -40
harganya mahal
Kerugian:
titk didihnya rendah 78
tidak berwarnah, susah
untuk dilihat
membasahi dinding kaca
4. Empat ciri yang sangat penting untuk dimiliki oleh sebuah terrmometer adalah:
Skala mudah dibaca
Aman untuk digunakan
Kepekaan pengukurannya
Lebar jangkauan suhu yang mampu diukur.
5. a) Nama termometer yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia adalah
termometer klinis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
b) Nama termometer yang lebih baik dari raksa dalam mengukur suhu yang sangat
dingin adalah termometer alkohol.
6. Gambar berikut menunjukan air raksa didalam termometer laboratorium. Jarak antara
10 sampai 110 adalah 25 cm. Besarnya suhu bila raksa bergerak sejauh 15 cm
adalah ...
Jawaban:
T1 = 100 - 10 = 100
X1 = 25 cm, X2 = 15 cm
T2 = ?
Penyelesaian :
=
=
25 T2 = 1500
T2 = 60
7. Maria meletakkan sebuah tabung termometer tanpa skala didalam larutan es, lalu
diletakkan di atas air yang mendidih, dan akhirnya diletakkan di atas air laut. Pada
saat cairan pada termometer naik, Maria memberi tanda pada termometer seperti pada
gambar. Suhu air laut adalah ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Jawaban:
X0 = 2 cm; X100 = 12; Xθ = 4 cm
Θ = ?
Penyelesaian:
=
=
=
θ = 20
8. Sepotong besi panaskan dari 77 menjadi 239 . Berapa kenaikan suhu besi ini jika
dinyatakan dalam:
(e) Skala celcius
Jawab:
= x (77 – 32)
= = 25
= x (239 – 32)
= = 115
Kenaikannya : 115 - 25 = 90
(f) Skala kelvin
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
= x (77 – 32)
= = 298 K
= x (293 – 32)
= = 388 K
Kenaikannya : 388 K – 298 K= 90 K.
9. Perbandingan nilai skala suhu antara Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin
berturut-turut adalah 5 : 9 : 4 : 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran C7. Rubrik Penilaian Soal:
Nomor Soal Skor Rubrik
1 a 5 Poin 5: jika jawaban benar.
Poin 2,5: jika jawaban tidak lengkap.
Poin 1: jika jawaban salah.
Poin 0: jika tidak dijawab.
b 5
c 5
2 10 Poin 10: jika menyebutkan konsep dengan benar:
pemuaian, perubahan suhu, perubahan volume.
Poin 8: jika hanya menyebutkan konsep pemuaian dan
penyusutan.
Poin 5: jika hanya menyebutkan konsep perubahan
volume.
Poin 1: jika jawaban salah.
Poin 0: jika tidak ada jawaban.
3 10 Poin 10: jika jawaban benar menyebutkan masing-
masing kelebihan dan kekurangan.
Poin 7,5: jika salah satu jawaban dari keempat jawaban
salah.
Poin 5: jika hanya dua jawaban yang benar.
Poin 2,5: jika menjawab tiga jawaban yang benar.
Poin 1: jika jawabannya salah.
Poin 0: jika tidak ada jawaban.
4 10 Poin 10: jika jawaban benar menyebutkan empat ciri
dengan benar.
Poin 7,5: jika salah satu jawaban dari keempat jawaban
salah.
Poin 5: jika hanya dua jawaban yang benar.
Poin 2,5: jika menjawab tiga jawaban yang benar.
Poin 1: jika jawabannya salah.
Poin 0: jika tidak ada jawaban.
5 a 5 Poin 5: jika jawaban benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Nomor Soal Skor Rubrik
b 5 Poin 1: jika jawaban salah.
Poin 0: jika tidak ada jawaban.
6 25 Poin 25: jika jawaban benar dan ada langkah kerja.
Poin 20: jika ada langkah kerja dan rumus tetapi
jawaban salah.
Poin 15: jika langkah kerja dan rumus tidak lengkap
tetapi jawaban benar.
Poin 10: jika tidak ada langkah kerja dan rumus serta
jawaban salah.
Poin 5: jika jawaban salah.
Poin 0: jika tidak ada jawaban.
7 25 Poin 25: jika jawaban benar dan ada langkah kerja.
Poin 20: jika ada langkah kerja dan rumus tetapi
jawaban salah.
Poin 15: jika langkah kerja dan rumus tidak lengkap
tetapi jawaban benar.
Poin 10: jika tidak ada langkah kerja dan rumus serta
jawaban salah.
Poin 5: jika jawaban salah.
Poin 0: jika tidak ada jawaban.
8 a 10 Poin 10: jika jawaban benar dan ada langkah kerja.
Poin 8: jika ada langkah kerja dan rumus tetapi jawaban
salah.
Poin 5: jika langkah kerja dan rumus tidak lengkap
tetapi jawaban benar.
Poin 3: jika tidak ada langkah kerja dan rumus serta
jawaban salah.
Poin 1: jika jawaban salah.
Poin 0: jika tidak ada jawaban.
b 10
9 10 Poin 10: jika jawaban benar.
Poin 7,5: jika hanya salah satu jawaban yang salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Nomor Soal Skor Rubrik
Poin 5: jika hanya dua jawaban yang benar.
Poin 2,5: jika hanya satu jawaban yang benar.
Poin 1: jika jawabannya salah.
Poin 0: jika tidak ada jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran C8. Penilaian Lembar Observasi:
YAYASAN PERSEKOLAHAN UMAT KATOLIK NGADA
SMP SWASTA ST. HUBERTUS YOHANES LAJA
LEMBAR OBSERVASI SISWA KELAS VII
TAHUN PELAJARAN: 2016/2017
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Materi : Suhu dan Pengukuran
Pertemuan Pertama (I)
No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Menyampaik
an Ide
(Skor 1-4)
Menangga
pi
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasa
ma
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
1. Agnes Monika Kigo 3 4 4 4
2. Alexander Kota 2 3 4 4
3. Anggelina Mugi 3 3 4 4
4. Asgarius Febronius Tiwu 2 2 3 3
5. Astrian Brindinsich Viktor Sebo
4 4 4 3
6. Cristian Yohanes Vianey Bera
2 2 3 3
7. Damianus Watu 2 3 3 2
8. Domitilla Rosa Mistika Wua
4 3 3 4
9. Gaudensius Marino Rimo 2 2 3 3
10. Herlina Kigo 2 2 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Menyampaik
an Ide
(Skor 1-4)
Menangga
pi
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasa
ma
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
11. Hermanus Sandrianus Wake
2 2 3 3
12. Hilarius Lobo 3 3 4 4
13. Kosmas Damianus Suri 3 3 3 2
14. Maria Rineldis Ule 2 3 3 4
15. Maria Rosalinda Eza 3 3 3 3
15. Maria Viany Rema 3 3 3 3
17 Marianus Metodius Babo 3 2 3 2
18. Marselinus Krostogonus Kaki
3 3 2 2
19. Natalia Alfania Anu 4 4 3 4
20. Patrisia Kristina Meo 3 2 3 3
21. Paulina Bhoki 2 2 3 3
22. Robertus Besi Bozu 3 3 2 2
23. Sebastianus Jonatan Ngozo
4 4 4 4
24. Serlina Moghu 2 2 3 3
25. Veronika Agustina Romauly
3 3 3 3
26. Yohana Febriana Astrid Loda
2 2 3 3
27. Yohanes Bhuru 3 3 3 4
28. Yohanes Jago 2 3 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Pertemuan Kedua (II)
No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Menyampaik
an Ide
(Skor 1-4)
Menanggap
i
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasa
ma
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
1. Agnes Monika Kigo 4 4 4 4
2. Alexander Kota 3 3 4 4
3. Anggelina Mugi 4 3 4 4
4. Asgarius Febronius Tiwu 2 2 3 3
5. Astrian Brindinsich Viktor Sebo
4 4 4 3
6. Cristian Yohanes Vianey Bera
4 3 3 3
7. Damianus Watu 2 2 3 2
8. Domitilla Rosa Mistika Wua
3 2 3 4
9. Gaudensius Marino Rimo 2 2 3 4
10. Herlina Kigo 2 2 3 4
11. Hermanus Sandrianus Wake
4 3 3 3
12. Hilarius Lobo 2 2 3 4
13. Kosmas Damianus Suri 3 2 3 2
14. Maria Rineldis Ule 2 2 3 4
15. Maria Rosalinda Eza 3 3 3 4
15. Maria Viany Rema 3 3 3 4
17 Marianus Metodius Babo 2 2 3 3
18. Marselinus Krostogonus
3 3 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
No
Nama Siswa
Aspek Penilaian
Menyampaik
an Ide
(Skor 1-4)
Menanggap
i
Pertanyaan
(Skor 1-4)
Bekerjasa
ma
(Skor 1-4)
Menghargai
Pendapat
Teman
Sekelompok
(Skor 1-4)
Kaki
19. Natalia Alfania Anu 4 3 3 4
20. Patrisia Kristina Meo 3 3 3 3
21. Paulina Bhoki 3 2 3 4
22. Robertus Besi Bozu 3 3 3 2
23. Sebastianus Jonatan Ngozo
4 4 4 4
24. Serlina Moghu 3 3 3 4
25. Veronika Agustina Romauly
4 3 3 4
26. Yohana Febriana Astrid Loda
2 2 3 4
27. Yohanes Bhuru 3 3 3 4
28. Yohanes Jago 3 3 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran C9. Nilai Pretest dan Posttest Siswa:
YAYASAN PERSEKOLAHAN UMAT KATOLIK NGADA
SMP SWASTA ST. HUBERTUS YOHANES LAJA
DAFTAR NILAI SISWA KELAS VII
TAHUN PELAJARAN: 2016/2017
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Materi : Suhu dan Pengukuran (Pretest)
No Nama Siswa L/P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Nilai (%)
Skor 15 10 10 10 10 25 25 20 10 135 100
1 Agnes Monika Kigo P 8,5 1 4 1 2 5 5 2 1 29,5 21,85
2 Alexander Kota L 7 1 5,5 1 0 5 5 1 0 25,5 18,89
3 Anggelina Mugi P 8,5 1 4 1 2 5 5 2 1 29,5 21,85
4 Asgarius Febronius
Tiwu
L 7 1 7 1 2 5 5 2 0 30 22,22
5 Astrian Brindinsich
Viktor Sebo
L 7 1 2,5 0 1 5 5 2 1 24,5 18,15
6 Cristian Yohanes
Vianey Bera
L 8,5 1 7 0 2 5 5 2 1 31,5 23,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
7 Damianus Watu L 3 1 0 0 0 5 0 0 1 10 7,41
8 Domitilla Rosa Mistika
Wua
P 7 1 5,5 1 2 5 5 2 0 28,5 21,11
9 Gaudensius Marino
Rimo
L 7 1 5,5 1 2 5 5 2 1 29,5 21,85
10 Herlina Kigo P 7 1 5,5 1 2 5 5 2 1 29,5 21,85
11 Hermanus Sandrianus
Wake
L 7 0 2,5 0 1 5 5 2 1 23,5 17,41
12 Hilarius Lobo L 7 1 5,5 1 2 5 5 2 0 28,5 21,11
13 Kosmas Damianus Suri L 7 1 1 2,5 2 5 5 2 1 26,5 19,63
14 Maria Rineldis Ule P 5 0 4,5 0 0 5 5 1 1 21,5 15,93
15 Maria Rosalinda Eza P 11 1 5,5 0 0 5 0 2 1 25,5 18,89
16 Maria Viany Rema P 6 0 1 1 2 5 5 2 1 23 17,04
17 Marianus Metodius
Babo
L 8,5 1 0 5 2 5 5 2 1 29,5 21,85
18 Marselinus
Krostogonus Kaki
L 7 1 5,5 1 2 5 5 2 1 29,5 21,85
19 Natalia Alfania Anu P 7 1 4 1 2 5 5 2 1 28 20,74
20 Patrisia Kristina Meo P 8,5 1 5,5 0 0 5 5 2 1 28 20,74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
21 Paulina Bhoki P 8,5 1 5,5 1 0 5 5 2 1 29 21,48
22 Robertus Besi Bozu L 7 1 5,5 1 0 5 5 2 0 26,5 19,63
23 Sebastianus Jonatan
Ngozo
L 11 1 7 2,5 2 5 5 2 1 36,5 27,04
24 Serlina Moghu P 3 1 6 1 0 5 5 2 1 24 17,78
25 Veronika Agustina
Romauly
P 6 0 2 1 2 5 5 2 1 24 17,78
26 Yohana Febriana Astrid
Loda
P 8,5 0 4,5 1 2 5 5 2 1 29 21,48
27 Yohanes Bhuru L 7 1 5,5 2,5 2 5 5 2 1 31 22,96
28 Yohanes Jago L 7 1 0 2,5 2 5 5 2 1 25,5 18,89
Jumlah Nilai 560,74
Rata-rata Nilai 20,03
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
YAYASAN PERSEKOLAHAN UMAT KATOLIK NGADA
SMP SWASTA ST. HUBERTUS YOHANES LAJA
DAFTAR NILAI SISWA KELAS VII
TAHUN PELAJARAN: 2016/2017
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Materi : Suhu dan Pengukuran (Postest)
No Nama Siswa L/P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Nilai
(%)
Skor 15 10 10 10 10 25 25 20 10 135 100
1 Agnes Monika Kigo P 15 8 10 1 6 25 25 16 10 116 85,93
2 Alexander Kota L 15 1 10 1 10 25 25 16 10 113 83,70
3 Anggelina Mugi P 11 5 10 1 6 25 25 6 10 99 73,33
4 Asgarius Febronius Tiwu L 15 1 10 1 6 15 15 13 10 86 63,70
5 Astrian Brindinsich Viktor
Sebo
L 15 1 10 1 6 25 20 6 10 94 69,63
6 Cristian Yohanes Vianey Bera L 15 1 10 1 6 25 15 9 10 92 68,15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
7 Damianus Watu L 12,5 5 8,5 1 6 25 20 10 10 98 72,59
8 Domitilla Rosa Mistika Wua P 12,5 5 10 1 6 25 25 16 10 110,5 81,85
9 Gaudensius Marino Rimo L 15 1 10 1 6 25 25 9 10 102 75,56
10 Herlina Kigo P 11 5 8,5 1 2 20 10 10 10 77,5 57,41
11 Hermanus Sandrianus Wake L 15 1 7,5 2,5 6 25 25 16 10 108 80,00
12 Hilarius Lobo L 15 1 10 1 6 25 5 2 10 75 55,56
13 Kosmas Damianus Suri L 11 1 10 7,5 6 15 15 13 10 88,5 65,56
14 Maria Rineldis Ule P 15 10 10 5 10 10 5 16 10 91 67,41
15 Maria Rosalinda Eza P 15 0 7 0 10 25 25 16 10 108 80,00
16 Maria Viany Rema P 15 5 8,5 2,5 2 25 25 16 10 109 80,74
17 Marianus Metodius Babo L 15 1 10 2,5 6 15 10 2 10 71,5 52,96
18 Marselinus Krostogonus Kaki L 11 1 7,5 2,5 10 10 10 6 10 68 50,37
19 Natalia Alfania Anu P 15 1 7 1 6 25 15 9 10 89 65,93
20 Patrisia Kristina Meo P 15 5 10 2,5 10 25 25 6 10 108,5 80,37
21 Paulina Bhoki P 11 5 10 1 6 25 5 10 10 83 61,48
22 Robertus Besi Bozu L 15 5 10 1 10 25 25 16 10 117 86,67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
23 Sebastianus Jonatan Ngozo L 15 1 10 10 10 25 20 16 10 117 86,67
24 Serlina Moghu P 10 5 8,5 1 6 25 25 16 10 106,5 78,89
25 Veronika Agustina Romauly P 15 8 10 1 6 20 5 6 10 81 60,00
26 Yohana Febriana Astrid Loda P 11 1 10 1 6 25 25 16 10 105 77,78
27 Yohanes Bhuru L 15 1 10 2,5 5 25 25 10 10 103,5 76,67
28 Yohanes Jago L 15 1 10 2,5 10 25 25 16 10 114,5 84,81
Jumlah Nilai 386 86 263 57 191 630 520 319 280 2732 2023,70
Rata-rata Nilai 91,90 30,71 93,93 20,36 68,21 90 74,29 56,96 100 72,28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran D1. Foto Kegiatan Penelitian:
Siswa dalam kelompok melakukan eksperimen sederhana dengan menggunakan termometer
sederhana.
Siswa dalam kelompok melakukan eksperimensederhana dengan menggunakan termometer
standar.
Siswa memperhatikan penjelasan guru. Salah satu siswa menuliskan rumus hasil
diskusi kelompok didepan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan salah satu siswa mengacungkan tangan untuk
menanggapi pertanyaan guru.
Guru membantu membimbing siswa Salah satu siswa menjadi tutorial sebaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI