Post on 05-Jul-2018
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
1/32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan mutu guru, sekaligus diharapkan dapat meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Di dalam UU ini diamanatkan bahwa guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kebijakan prioritas dalam rangka pemberdayaan guru saat ini adalah
meningkatan kualifikasi, peningkatan kompetensi, sertifikasi guru,
pengembangan karir, penghargaan dan perlindungan, perencanaan kebutuhan
guru, tunjangan guru, dan maslahat tambahan.
Sejalan dengan itu, ke depan beberapa kebijakan yang digariskan untuk
meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan mutu guru
khususnya, antara lain mencakup hal-hal berikut ini. Pertama, melakukan
pendataan, validasi data, pengembangan program dan sistem pelaporan
pembinaan profesi pendidik melalui jaringan kerja dengan P4TK, LPMP, dan
Dinas Pendidikan. Kedua, mengembangkan model penyiapan dan penempatan
pendidik untuk daerah khusus melalui pembentukan tim pengembang dan
survey wilayah. Ketiga, menyusun kebijakan dan mengembangkan sistem
pengelolaan pendidik secara transparan dan akuntabel melalui pembentukan
tim pengembang dan program rintisan pengelolaan pendidik. Keempat,
meningkatkan kapasitas staf dalam perencanaan dan evaluasi program melalui
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
2/32
2
pelatihan, pendidikan lanjutan dan rotasi. Kelima, mengembangkan sistem
layanan pendidik untuk pendidikan layanan khusus melalui kerja sama dengan
LPTK dan lembaga terkait lain. Keenam, melakukan kerja sama antar lembaga
di dalam dan di luar negeri melalui berbagai program yang bermanfaat bagi
pengembangan profesi pendidik. Ketujuh, mengembangkan sistem dan
pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan melalui pembentukan tim
pengembang dan tim penjamin mutu pendidikan. Kedelapan, menyusun
kebijakan dan mengembangkan sistem pengelolaan pendidik secara transparan
dan akuntabel melalui pembentukan tim pengembang dan program rintisan
pengelolaan guru dan tenaga kependidikan.
Pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah
disebut guru, dan pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi
disebut dosen, (ayat 3). Kemudian, UU RI No. 14 Tahun 2005, pasal 1, ayat 1,
menjelaskan bahwa Guru adalah "Pendidik Profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah".
Guna menghadapi tantangan perubahan yang semakin berkembang,
diperlukan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang mampu menghadapi
tantangan globalisasi. Peningkatan kualitas SDM tersebut memerlukan guru
yang berkualitas pula untuk mampu mencetak SDM berkualitas, yaitu guru
profesional.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
3/32
3
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah guna meningkatkan
profesionalisme guru adalah peningkatan profesionalisme guru dengan
pendekatan kesejahteraan (welfare approach) dengan pemberian sertifikasi
guru sebagai tunjangan profesional. Kebijakan tersebut diamanatkan dalam
pasal 40 ayat (1) UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Konsekwensi dari adanya hak yang melekat tersebut di atas, guru
mempunyai kewajiban sebagaimana tertuang dalam pasal 40 ayat (2). Pasal 40
ayat (2) UU No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa, "Pendidik dan tenaga
kependidikan berkewajiban: (a) menciptakan suasana pendidikan yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (b) mempunyai
komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (c)
memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Program sertifikasi guru, dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan guru dan menyeleksinya secara cermat. Sehingga para pemegang
sertifikat guru itu benar-benar mampu menjadi seorang profesional seperti
yang tercantum dalam UU Guru dan Dosen (UU No. 14/2005) pasal 2 ayat (1)
tersebut di atas. Dengan meningkatnya kesejahteraan guru, diharapkan guru
akan menjadi lebih fokus dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
sesuai dengan undang-undang. Dengan demikian sertifikasi guru sebagai salah
satu upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui pendekatan kesejahteraan
dapat memenuhi tujuannya.
Tujuan sertifikasi adalah untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru
yang pada akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
4/32
4
Adanya tunjangan profesional yang diberikan pemerintah dengan besaran satu
kali gaji pokok diharapkan dapat digunakan guru untuk meningkatkan
kapasitas diri mereka. Salah satunya adalah mengikuti pendidikan pada jenjang
yang lebih tinggi bagi guru.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tulisan ini membahas
tentang keterkaitan pendidikan paskasarjana Administrasi Pendidikan dengan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia pendidikan. Bahasan tersebut
selanjutnya diperinci ke dalam dua pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana keterkaitan pendidikan pascasarjana Administrasi Pendidikan
dengan Tupoksi Guru?
2. Bagaimana keterkaitan pendidikan pascasarjana Administrasi Pendidikan
dengan kinerja guru?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan umum penulisan ini adalah untuk membahas keterkaitan
pendidikan paskasarjana Administrasi Pendidikan dengan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia pendidikan. Adapun tujuan khusus dari tulisan ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan keterkaitan pendidikan pascasarjana Administrasi
Pendidikan dengan Tupoksi Guru.
2.
Untuk mendeskripsikan keterkaitan pendidikan pascasarjana Administrasi
Pendidikan dengan kinerja guru.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
5/32
5
D. Manfaat Penulisan
Tulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis
maupun secara praktis sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Tulisan ini bermanfaat bagi guru untuk memberikan tambahan
wawasan mengenai keterkaitan pendidikan paskasarjana Administrasi
Pendidikan dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia pendidikan.
2. Bagi Sekolah
Tulisan ini bermanfaat bagi sekolah untuk memberikan informasi
mengenai pentingnya peningkatan kualitas sumberdaya manusia
pendidikan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
3. Bagi Dinas Pendidikan
Tulisan ini bermanfaat bagi dinas terkait untuk memberikan
informasi mengenai pentingnya peningkatan kualitas sumberdaya manusia
pendidikan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
6/32
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Visi dan Misi
Guru adalah salah satu pekerjaan profesi yang diakui di masyarakat.
Profesi ini setara dengan profesi-profesi lainnya di Indonesia. Sebagai lembaga
profesi, pendidikan, pembinaan dan jenjang karier guru sebenarnya telah
tersusun secara sistematis. Dalam hal ini, Pemerintah telah membuat beberapa
peraturan pemerintah tentang pola pembinaan karier profesi guru.
Dalam konteks pendidikan, guru merupakan kunci dalam peningkatan
mutu pendidikan dan mereka berada pada titik sentral dari setiap usaha
reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif.
Bahkan, secara tegas Brandt sebagaimana dikutip Supriadi dan Jalal
(2001:262) menyatakan bahwa pembaharuan kurikulum, pengembangan
metode-metode mengajar, penyediaan sarana dan prasarana hanya akan berarti
apabila melibatkan guru.
Urgensinya peran dan posisi guru ini, senada dengan Babari dan Prijono
(1996 : 79) yang menyatakan bahwa guru dan dosen adalah faktor kunci dalam
proses pemberdayaan dalam dunia pendidikan. Dengan kata lain, kualitas
pendidikan Indonesia sangat ditentukan oleh faktor guru sebagai unsur
dinamis dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, perhatian terhadap guru
sebagai profesi atau pribadi, menjadi satu bagian penting dalam proses
peningkatan mutu layanan dan kualitas lulusan pendidikan.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
7/32
7
Terkait hal tersebut, sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, guru mempunyai visi sebagai berikut: “Guru dosen sebagai tenaga
profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai
dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi
setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.”
Guna mewujudkan visi tersebut, maka dilakukan delapan misi sebagai
berikut ini:
a.
mengangkat martabat guru dan dosen;
b. menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen;
c.
meningkatkan kompetensi guru dan dosen;
d. memajukan profesi serta karier guru dan dosen;
e.
meningkatkan mutu pembelajaran;
f. meningkatkan mutu pendidikan nasional;
g. mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antardaerah dari
segi jumlah, mutu, kualifikasi akademik, dan kompetensi;
h. mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antardaerah; dan
i. meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu
Berdasarkan visi misi tersebut, kedudukan guru dan dosen sebagai
tenaga profesional berfungsi meningkatkan martabat guru serta perannya
sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,
sedangkan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk
meningkatkan martabat dosen serta mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Sejalan dan fungsinya, kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga
profesional bertujuan melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
8/32
8
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
B. Tupoksi Guru Sekolah Dasar
1. Tugas Pokok Guru
Tugas pokok guru, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang
Guru Pasal 52 ayat (1), mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan
yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Tugas guru tersebut dapat
diuraikan secara singkat sebagai berikut:
a. Merencanakan Pembelajaran. Guru wajib membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal semester,
sesuai dengan rencana kerja sekolah/madrasah.
b. Melaksanakan Pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran merupakan
kegiatan interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru. Kegiatan
tersebut merupakan kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru..
c.
Menilai Hasil Pembelajaran. Menilai hasil pembelajaran merupakan
serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan
datatentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan.
d.
Membimbing & Melatih Peserta Didik . Membimbing dan melatih peserta
didik dibedakan menjadi tiga kategori yaitu membimbing atau melatih
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
9/32
9
peserta didik dalam proses tatap muka, intrakurikuler, dan
ekstrakurikuler.
e. Melaksanakan Tugas Tambahan. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru Pasal 24 ayat (7) menyatakan bahwa guru dapat diberi
tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan
pendidikan, ketua program keahlian satuan pendidikan, pengawas satuan
pendidikan, kepala perpustakaan, kepala laboratorium, bengkel, atau unit
produksi. Selanjutnya, sesuai dengan isi Pasal 52 ayat (1) huruf e, guru
dapat diberi tugas tambahan yang melekat pada tugas pokok misalnya
menjadi pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja,
dan guru piket.
2. Fungsi Guru
Menurut Mulyasa (2007: 197-198), guru profesional setidaknya
mempunyai 7 (tujuh) fungsi. Ketujuh fungsi tersebut meliputi: 1) sebagai
pendidik; 2) sebagai Pengajar; 3) sebagai pembimbing; 4) sebagai pelatih;
5) sebagai pengembang program; 6) Sebagai pengelola program; dan 7)
sebagai tenaga profesional.
C. Kompetensi Guru
Kompetensi guru dikembangkan dari Undang Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional da UU Nomor 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen. Dalam implementasinya, standar kompetensi guru diatur
melalui Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentaang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
10/32
10
Broke dan Stone seperti dikutip Mulyasa (2006: 25) mengemukakan
bahwa kompetensi guru sebagai “... descriptive of qualitative nature of teacher
behavior appears to be entirely meaningful ”. Hal ini diartikan bahwa
kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku. guru
yang penuh arti. Charles (Mulyasa, 2006: 26) mengemukakan. bahwa:
“competency as rational performance which satisfactorily meets the objective
for a desired condition” (kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk
mencapai tujuan. yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan).
Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: "kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dani perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan."
Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa kompetensi mengacu pada
kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan;
kompetensi guru menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional
untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas
pendidikan. bikatakan rasional karena mempunyai arah dan tujuan, sedangkan
performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak hanya dapat diamati,
tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata. Kompetensi merupakan
komponen utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi
perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan
tertentu.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
11/32
11
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk
kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme.
Kompetensi seorang guru harus dilihat secara menyeluruh (holistic);
tidak hanya dalam hal pengetahuan dan ketrampilan mengajar, namun juga dari
sisi „manusiawi‟ guru secara utuh. Peran seorang guru akan jauh lebih efektif
bila selain menguasai materi pembelajaran (dimensi head ), dan keterampilan
mengajar (dimensi hand ), dia mampu menerima dan dapat bekerja sama
dengan rekan kerja dan murid-muridnya (dimensi heart ); serta dapat
menemukan kedamaian, prinsip dan makna kehidupan di sekolah tempatnya
bekerja (dimensi spirit) (www.teacher.org/html).
Keempat dimensi tersebut tertuang dalam Pasal 10 UU No. 14 Tahun
2005 yang menyatakan bahwa kompetensi guru “meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”(Hasbullah, 2006: 185).
Keempat dimensi tersebut harus mendapat perhatian yang utuh agar kinerja
guru menjadi optimal.
Keempat kompetensi guru tersebut dapat dijelaskan secara singkat
sebagai berikut:
http://www.teacher.org/htmlhttp://www.teacher.org/html
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
12/32
12
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum
mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
D. Kinerja Guru
Pengertian kinerja menurut As‟ad (2004: 24) didefinisikan sebagai hasil
kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran dan tugasnya
dalam pekerjaan tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai/standar
http://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/permasalahan-pengembangan-kurikulum-di-sekolah.htmlhttp://kompetensi.info/kompetensi-guru/kode-etik-guru-dan-dosen.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/pendidikan-sains-pilar-terpenting-dalam-dunia-pendidikan.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/profesionalitas-dalam-mengajar.htmlhttp://kompetensi.info/berita-kampus/kewajiban-pembuatan-surat-keputusan-tugas-belajar.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/mengembangkan-kurikulum-2013-sebagai-upaya-untuk-menjadikan-anak-bangsa-yang-cerdas-dan-berkarakter.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/mengembangkan-kurikulum-2013-sebagai-upaya-untuk-menjadikan-anak-bangsa-yang-cerdas-dan-berkarakter.htmlhttp://kompetensi.info/berita-kampus/kewajiban-pembuatan-surat-keputusan-tugas-belajar.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/profesionalitas-dalam-mengajar.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/pendidikan-sains-pilar-terpenting-dalam-dunia-pendidikan.htmlhttp://kompetensi.info/kompetensi-guru/kode-etik-guru-dan-dosen.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/permasalahan-pengembangan-kurikulum-di-sekolah.html
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
13/32
13
tertentu di perusahaan dimana individu tersebut berada. Hal ini mengandung
pengertian bahwa kinerja merupakan suatu ketercapaian dalam melakukan
peranan dalam pelaksanaan tugasnya.
Dikaitkan dengan tugas guru, kinerja guru merupakan hasil kerja yang
dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran dan tugasnya. Tugas
profesional guru, menurut Pasal 20 Undang Undang No. 14 Tahun 2005
meliputi: a) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran
yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; b)
Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni; c) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras,dan kondisi fisik tertentu atau
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran; d) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum
dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika; dan e) Memelihara dan
memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
14/32
14
BAB III
PEMBAHASAN
A. Keterkaitan Pendidikan Pascasarjana Administrasi Pendidikan dengan
Tupoksi Guru
Pendidikan Program Pascasarjana Administrasi Pendidikan merupakan
salah satu program studi lanjutan yang linier dengan profesi guru. Program
pendidikan tersebut dirancang untuk memberikan pengalaman dan kesempatan
belajar bagi mahasiswa sehingga lulusan memiliki pemahaman dan penguasaan
bidang pendidikan dan pengajaran.
Kompetensi utama yang dipelajari pada Program Magister Administrasi
Pendidikan meliputi: 1) Memiliki kemampuan untuk menguasai dasar-dasar
ilmiah dan dasar-dasar metodologi pengelolaan pendidikan dan pembelajaran
untuk mengembangkan konsep, teori, dan praktek penyelenggarakan
pendidikan; 2) Memiliki kemampuan menggunakan ICT sebagai sarana untuk
memecahkan masala-masalah sosial dengan memadukan antara konsep, teori,
metodologi, dan praktek-praktek penyelenggaraan pendidikan; dan 3) Memiliki
kemampuan untuk menghasilkan teori, konsep, dan model penerapan
pengelolaan kependidikan dan pembelajaran, yang dapat dijalankan secara
efektif dalam masyarakat, dan menjadi sumber dalam pembentukan tenaga
pendidik dan kependidikan profesional.
Adanya bekal ilmu yang diperoleh setelah mengikuti pendidikan pada
Sekolah Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan tersebut
memungkinkan guru untuk memiliki kemampuan bekerja sebagai tenaga
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
15/32
15
akademik, peneliti, profesional, dan berkemampuan untuk menganalisis
persoalan-persoalan manajemen pendidikan dan pembelajaran yang
berkembang di dunia pendidikan untuk dapat memberikan kontribusi dalam
mencari solusi serta upaya-upaya pengembangan konsep, teori, dan
metodologi.
Keterkaitan antara Pendidikan Program Pascasarjana Administrasi
Pendidikan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru dapat dijelaskan
secara singkat sebagai berikut:
1. Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pendidik
Guru dikatakan sebagai pendidik, menurut UUSPN No. 20/2003 Bab
XI Pasal 39 Ayat 2) dinyatakan bahwa pendidik (guru) merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan. Menurut UU No.
14 tahun 2004 tentang Guru dan Dosen, yang disebut guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah . Dari dua undang-undang tersebut jelas bahwa Guru
merupakan seorang tenaga kependidikan yang professional berbeda
pekerjaannya dengan yang lain, karena ia merupakan suatu profesi, maka
dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya (Tabrani Rusyan, 1990: 5).
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
16/32
16
Sebagaimana dijelaskan bahwa salah satu kompetensi yang diperoleh
setelah mengikuti pendidikan program pascasarjana Administrasi
Pendidikan adalah memiliki dasar-dasar metodologi pengelolaan
pendidikan untuk mengembangkan konsep, teori, dan praktek
penyelenggarakan pendidikan. Kompetensi tersebut berkaitan erat dengan
uraian tugas guru dalam menjalankan fungsinya sebagai pendidik. Uraian
tugas tersebut meliputi: a) mengembangkan potensi/ kemampuan dasar
peserta didik; b) mengembangkan kepribadian peserta didik; c)
memberikan keteladanan; dan d) menciptakan suasana pendidikan yang
kondusif. Dengan adanya kompetensi dasar-dasar metodologi pengelolaan
pendidikan, guru akan lebih menguasai uraian tugas sesuai dengan fungsi
tersebut.
2. Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pengajar
Tugas dan peranan guru, antara lain: menguasai dan
mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pela-
jaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan belajar siswa.
Sedangkan pembelajaran merupakan wujud dari kinerja guru, maka segala
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru harus menyatu, menjiwai, dan
menghayati tugas-tugas yang relevan dengan tingkat kebutuhan, minat,
bakat dan tingkat kemampuan peserta didik serta kemampuan guru dalam
mengorganisasi materi pembelajaran dengan penggunaan ragam teknologi
pembelajaran yang memadai. Pengertian pembelajaran menurut UUSPN
tahun 2003 adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
17/32
17
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Maka Proses pembelajaran
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan
siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu.
Kompetensi lain yang diperoleh setelah mengikuti pendidikan
program pascasarjana Administrasi Pendidikan adalah memiliki dasar-dasar
metodologi pengelolaan pembelajaran untuk mengembangkan konsep,
teori, dan praktek penyelenggarakan pendidikan. Kompetensi tersebut
berkaitan erat dengan uraian tugas guru dalam menjalankan fungsinya
sebagai pengajar. Uraian tugas guru dalam menjalankan fungsinya sebagai
pengajar meliputi: a) merencanakan pembelajaran; b) melaksanakan
pembelajaran yang mendidik; dan c) menilai proses dan hasil pembelajaran.
Dengan adanya kompetensi dasar-dasar metodologi pengelolaan
pembelajaran, guru akan lebih menguasai uraian tugas sesuai dengan fungsi
tersebut.
3. Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pembimbing
Kompetensi mengembangkan konsep, teori, dan praktek
penyelenggarakan pendidikan yang diperoleh setelah mengikuti pendidikan
program pascasarjana Administrasi Pendidikan memungkinkan guru untuk
lebih optimal dalam menjalankan tugas sesuai fungsi sebagai pembimbing.
Uraian tugas guru dalam menjalankan fungsinya sebagai pembimbing
meliputi: a) mendorong berkembangnya perilaku positif dalam
pembelajaran; dan b) membimbing peserta didik memecahkan masalah
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
18/32
18
dalam pembelajaran. Dengan adanya kompetensi mengembangkan konsep,
teori, dan praktek penyelenggarakan pendidikan, guru akan lebih
menguasai uraian tugas sesuai dengan fungsi sebagai pembimbing tersebut.
4. Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pelatih
Uraian tugas guru dalam menjalankan fungsi sebagai pelatih
mencakup: a) melatih keterampilan- keterampilan yang diperlukan dalam
pelajaran; dan b) membiasakan peserta didik berperilaku positif dalam
pembelajaran. Pelaksanaan tugas guru sebagai pelatih tersebut akan
menjadi semakin optimal mengingat salah satu kurikulum yang dipelajari
pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan adalah
Bekerja dengan anak dalam belajar. Kurikulum tersebut sangat menunjang
uraian tugas guru dalam menjalankan fungsi sebagai pelatih.
5. Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pengembang
Program
Uraian tugas guru dalam menjalankan fungsi sebagai pengembang
program mencakup membantu mengembangkan pendidikan sekolah dan
hubungan kerjasama intra sekolah. Pelaksanaan tugas guru sebagai
pengembang program tersebut akan menjadi semakin optimal mengingat
salah satu kurikulum yang dipelajari pada Sekolah Pascasarjana Program
Studi Administrasi Pendidikan adalah Administrasi Pendidikan Dasar.
Kurikulum tersebut sangat menunjang uraian tugas guru dalam
menjalankan fungsi sebagai pengembang program.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
19/32
19
6. Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pengelola
Program
Uraian tugas guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pengelola
Program mencakup membantu mengembangkan pendidikan sekolah dan
hubungan kerjasama antar sekolah dan masyarakat. Pelaksanaan tugas guru
sebagai Pengelola Program tersebut akan menjadi semakin optimal
mengingat salah satu kurikulum yang dipelajari pada Sekolah Pascasarjana
Program Studi Administrasi Pendidikan adalah Administrasi Pendidikan
Dasar. Kurikulum tersebut sangat menunjang uraian tugas guru dalam
menjalankan fungsi sebagai Pengelola Program.
7. Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Tenaga
Profesional
Profesi guru adalah profesi yang berkembang terus menerus dan
berkesinambungan. Adanya persyaratan profesionalisme guru ini maka
perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil guru Indonesia yang
benar-benar profesional. Guru yang profesional harus memiliki kepribadian
yang matang dan berkembang, dengan penguasaan ilmu yang kuat dan
keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan
teknologi dan pengembangan profesi secara berkesinambungan.
Uraian tugas guru dalam menjalankan fungsi sebagai Tenaga
Profesional mencakup melakukan upaya upaya untuk meningkatkan
kemampuann profesional. Pelaksanaan tugas guru sebagai Tenaga
Profesional tersebut akan menjadi semakin optimal mengingat salah satu
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
20/32
20
kurikulum yang dipelajari pada Sekolah Pascasarjana Program Studi
Administrasi Pendidikan adalah Kebijakan & Kepemimpinan. Kurikulum
tersebut sangat menunjang uraian tugas guru dalam menjalankan fungsi
sebagai Pengelola Program
Pengembangan SDM guru dan tenaga kependidikan bertujuan
memberikan kesempatan kepada guru dan tenaga kependidikan untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap individu sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan di sekolah.
Di samping itu, juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, akan
jaminan keamanan, sosial, pengakuan dan penghargaan, kesempatan
mengembangkan diri.
Cara dan strategi yang dapat dipergunakan untuk pengembangan SDM
guru dan tenaga kependidikan, adalah: melalui: (1) Pendidikan Formal; (2)
Pendidikan dan pelatihan; (3) Bimbingan atasan; (4) Bimbingan teman
sejawat; (5) Workshop, lokakarya, seminar, dan sosialisasi program; (6)
Magang, tukar menukar tenaga dalam bentuk kerjasama; dan (7) Studi banding,
outbond, dan atau rekreasi.
Diantara cara dan strategi tersebut pendidikan dan pelatihan bagian dari
pengembangan SDM. Pendidikan dan pelatihan suatu proses yang akan
menghasilkan suatu perubahan perilaku. Secara nyata perubahan perilaku itu
berbentuk peningkatan mutu kemampuan dari sasaran pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya merupakan salah satu
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
21/32
21
bentuk kegiatan dari program pengembangan sumber daya manusia (personal
development).
Pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu mata rantai
(link ) dari siklus pengelolaan personil dapat diartikan: merupakan proses
perbaikan staf melalui berbagai macam pendekatan yang menekankan realisasi
diri (kesadaran), pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri. Pengembangan
mencakup kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk perbaikan dan pertumbuhan
kemampuan (abilities), sikap (attitude), keterampilan ( skill ), dan pengetahuan
(knowledge) anggota organisasi.
B. Keterkaitan Pendidikan Pascasarjana Administrasi Pendidikan dengan
Kinerja Guru
Pendidikan merupakan suatu rekayasa untuk mengendalikan learning
guna mencapai tujuan yang direncanakan secara efektif dan efisien. Dalam
proses rekayasa ini peranan “teaching ” amat penting karena merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan,
keterampilan dan nilai kepada siswa sehingga apa yang ditransfer memiliki
makna bagi diri sendiri, dan berguna tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi
masyarakatnya. “Teaching ” atau mengajar hanya dapat dilakukan dengan baik
dan benar oleh seseorang yang telah melawati pendidikan tertentu yang
dirancang untuk mempersiapkan guru. Dengan kata lain, mengajar merupakan
suatu profesi. (Dr. Zamroni, 2003, Paradigma Pendidikan Masa Depan: 55-
60).
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
22/32
22
Peranan guru mengalami perubahan dari tokoh yang menyampaikan
informasi menjadi orang yang memberikan bimbingan dan bantuan kepada tiap
siswa secara individual. Namun ia tidak halangi untuk memberikan pengajaran
klasikal atau menggunakan metode kuliah bila diperlukan oleh segenap siswa.
Untuk menjalankan pengajaran individual guru harus memperdalam
pengetahuan dan keterampilan tentang cara-cara mengajar yang terbuka
baginya.
Untuk melihat tingkat kemampuan profesional guru ada 2 perspektif,
yaitu pertama, dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar belakang
pendidikan untuk jenjang sekolah tempat dia menjadi guru. Kedua, penguasaan
terhadap materi bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa,
melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain. Profesi guru tampaknya
masih relatif berbeda dengan profesi yang berpijak dari ilmu keras (hard
sciences), profesi yang berbasis ilimu-ilmu keras tertentu benar-benar
mengkondisikan penyandang profesi itu untuk melakukan praktik-praktiknya
berdasarkan teori keilmuan, teori yang benar-benar menjadi masukan dalam
praktek. Untuk pengembangan profesinya, banyak guru pemula yang merasa
sedih karena tidak dipersiapkan secara matang untuk melaksanakan tugas-tugas
kompleks yang diperlukan di dalam kelas. Pendidikan prajabatan bagi guru-
guru dinilai masih terlalu lemah sehingga guru pemula masih harus banyak
belajar di dalam pekerjaan, serta saling membantu satu sama lainnya dalam
batas-batas yang mereka bisa buat.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
23/32
23
Guru yang memiliki pemahaman konseptual tinggi terhadap masalah
pendidikan akan mempunyai relasi yang lebih positif dengan siswa maupun
dengan sejawat dan kurang mengalami gangguan psikologis. Glassberg (dalam
Glickman, 1981) menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa guru-guru yang
tingkat berpikir abstraknya tinggi memiliki daya adaptasi dan gaya mengajar
yang bersifat fleksibel. Mereka lebih supel serta mampu menggunakan
berbagai model mengajar. Sebab dengan daya berpikir yang kreatif mereka
akan mampu menciptakan variasi mengajar yang menyenangkan. Dengan
adanya peningkatan kemampuan konseptual melalui pendidikan yang diikuti
dalam program pascasarjana, diharapkan kinerja guru semakin optimal.
Kinerja guru dapat dilihat pada saat dia melaksanakan interaksi belajar
mengajar dikelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester
maupun persiapan mengajar. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa kinerja seseorang tergantung pada: (1) faktor individu yang
bersangkutan yakni menyangkut kemampuan, kecakapan, motivasi dan
komitmen yang bersangkutan pada organisasi; (2) faktor kepemimpinan yakni
menyangkut dukungan dan bimbingan yang diberikan pada bahan serta
dukungan kualitas itu sendiri; (3) faktor tim atau kelompok yaitu menyangkut
kualitas dukungan yang diberikan oleh tim (partner/teman kerja); (4) faktor
sistem yaitu menyangkut sistem kerja dan fasilitas yang diberikan oleh
organisasi, dan (5) faktor situasi anak yaitu menyangkut lingkungan dari dalam
dan dari luar serta perubahan-perubahan yang terjadi.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
24/32
24
Kompetensi paedagogik menekankan pada kemampuan seorang guru
dalam mengelola peserta didik baik dalam mendidik, mengajar maupun
melatih. Kompetensi kepribadian/personal lebih menunjukkan pada
kematangan pribadi. Di sini aspek mental dan emosional harus benar-benar
terjaga. Kompetensi sosial lebih menunjukkan pada kemampuan guru untuk
berelasi, berinteraksi. Guru memperlihatkan keluwesan dalam pergaulan
dengan peserta didik, kepala sekolah, dan juga teman sejawat di tempat ia
mengajar. Guru bisa menciptakan persahabatan yang baik. Keberadaannya
memberi manfaat yang positif. Sedangkan kompetensi profesional lebih
menunjukkan pada kemampuan yang dimiliki guru sebagai pengajar yang baik.
Hamzah B Uno (2006) berdasarkan Komisi Kurikulum Bersama P3G
menetapkan dan merumuskan bahwa kompetensi profesional guru di Indonesia
terdiri atas 10 kompetensi, yakni: (1) menguasai bahan pelajaran; (2)
mengelola program pembelajaran; (3) mengelola kelas; (4) menggunakan
media dan sumber belajar; (5) menguasai landasan pendidikan; (6) mengelola
interaksi belajar mengajar; (7) menilai prestasi belajar; (8) mengenal fungsi dan
layanan bimbingan dan penyuluhan; (9) mengenal dan menyelenggarakan
administrasi sekolah; dan (10) memahami dan menafsirkan hasil penelitian
guna keperluan pengajaran.
Dari kesepuluh kompetensi profesional itu menurut hemat penulis dapat
dirangkum menjadi dua kompetensi yang paling utama, yaitu menguasai bahan
pelajaran dan dapat mengajarkannya dengan jelas dan menarik. Kedua
kompetensi inilah dalam kondisi objektif belum terpenuhi. Mungkin kita
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
25/32
25
pernah mendengar komentar, “Si guru A itu hebat benar penguasaan materinya
tetapi tidak bisa mengajar‟, atau sebaliknya, “Si guru B itu pandai mengajar
tetapi minim penguasaan materi‟.
Pengembangan profesi guru secara makro dapat dimaknai sebagai
proses peningkatan kompetensi, kualitas dan kemampuan sumberdaya guru dan
tenaga kependidikan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan bangsa.
Mengapa dikatakan demikian, karena semua pembangunan pada suatu Negara
itu pasti dimulai dari pendidikan. Proses pengembangan tersebut mencakup
perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumberdaya guru dan tenaga
kependidikan.
Adapun pengembangan profesi guru secara mikro dapat diartikan
sebagai proses perencanaan dari pendidikan dan pelatihan, pengelolaan guru
dan tenaga kependidikan untuk mencapai suatu hasil yang optimum. Sehingga
untuk mengembangkan kompetensi sebagai pengembangan dari profesi
guru,diantarn melalui pendidikan dan pelatihan
Pendidikan memegang peran yang sangat penting di dalam proses
peningkatan kualitas SDM. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan proses
yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas SDM itu sendiri.
Pendidikan yang bermutu memiliki kaitan ke depan ( forward linkage) dan
kaitan ke belakang (backward linkage). Forward linkage berarti bahwa
pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan
kehidupan bangsa yang maju, modern, dan sejahtera. Backward linkage berarti
bahwa pendidikan yang bermutu tergantung pada keberadaan guru yang
bermutu, yaitu guru yang profesional, sejahtera, dan bermartabat.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
26/32
26
BAB IV
HAMBATAN DAN KENDALA
Peningkatan kualitas sumber daya manusia pendidikan yang dilakukan
melalui pendidikan bukannya tanpa hambatan dan kendala. Berdasarkan
pengalaman pribadi penulis selama mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana
Program Studi Administrasi Pendidikan, hambatan dan kendala yang dihadapi
dapat diklasifikasikan ke dalam hambatan dan kendala yang bersifat internal dan
eksternal.
Hambatan dan kendala yang bersifat internal merupakan hambatan dan
kendala yang berasal dari dalam diri penulis. Adapun hambatan dan kendala yang
bersifat eksternal berasal dari luar diri penulis.
Hambatan dan kendala tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai
berikut ini.
1. Mahalnya Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan yang cukup tinggi untuk menempuh pendidikan di
jenjang Pascasarjana menjadi salah satu hambatan dalam menempuh
pendidikan lanjutan. Biaya pendidikan yang mencapai proporsi sekitar 35%
dari take home pay gaji guru bersertifikasi cukup memberatkan bagi guru
mengingat masih banyak beban biaya lain yang menjadi tanggungan guru.
Untuk itu ke depannya diharapkan ada bantuan dari pemerintah atau pihak lain
yang terkait sehingga beban biaya pendidikan lanjutan menjadi lebih ringan
sehingga semakin banyak guru yang berminat untuk mengikuti pendidikan
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
27/32
27
yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya skema kebijakan
tugas belajar dan bea siswa bagi guru untuk mengikuti pendidikan lanjutan
2. Padatnya Jadwal Kegiatan Mengajar dan Jadwal Kuliah
Sudah menjadi fakta bahwa ijin bagi guru yang melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi diberikan dengan catatan tidak mengganggu
pekerjaan. Dengan demikian guru tetap harus menjalankan tugas dan
kewajiban mengajar selama mengikuti pendidikan lanjutan. Hal ini menjadi
hambatan dan kendala tersendiri bagi guru mengingat jadwal kegiatan
perkuliaahan harus menyesuaikan dengan jadwal kegiatan mengajar di sekolah.
Untuk itu disarankan kepada pihak terkait, khususnya pengambil
kebijakan, agar dapat memberikan dispensasi atau insentif bagi guru yang ingin
melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan
adanya skema kebijakan tugas belajar yang membebaskan guru dari tugas
mengajar selama mengikuti pendidikan lanjutan.
3. Beban Tugas Mengajar dan Tugas Kuliah
Tidak bisa dipungkiri bahwa beban tugas yang disandang guru yang
mengikuti pendidikan lanjutan menjadi semakin berat. Hal ini dikarenakan
selain harus menjalankan beban tugas mengajar yang tidak boleh ditinggalkan,
guru juga harus menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dosen selama
mengikuti pendidikan lanjutan.
Beban tugas ganda tersebut menjadi kendala tersendiri bagi guru. Untuk
itu, ke depan disarankan agar guru yang mengikuti pendidikan lanjutan
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
28/32
28
diberikan insentif keringanan tugas selama waktu tertentu sehingga lebih
optimal dalam mengikuti pendidikan lanjutan yang diikuti. Hal ini dapat
dilakukan dengan adanya skema kebijakan tugas belajar yang membebaskan
guru dari tugas mengajar selama mengikuti pendidikan lanjutan.
4. Kendala Bahasa
Hambatan dan kendala lain yang tidak kalah pentingnya adalah
permasalahan bahasa. Selama ini guru, khususnya guru di Sekolah Dasar,
jarang sekali menggunakan bahasa asing baik dalam bahasa lisan maupun
tulisan. Penguasaan bahasa asing pada sebagian besar guru di tingkat Sekolah
Dasar boleh dikatakan sangat minim. Sedangkan literatur yang banyak
digunakan selama mengikuti pendidikan lanjutan adalah dalam bahasa Inggris.
Hal ini menjadi hambatan dan kendala tersendiri bagi guru. Untuk itu
disarankan kepada para guru yang hendak mengikuti pendidikan lanjutan agar
belajar bahasa Inggris demi kelancaran studi lanjutan mereka.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
29/32
29
BAB V
P E N U T U P
A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab sebelumnya, selanjutnya dapat
disimpulkan sebagai berikut ini.
1.
Keterkaitan pendidikan pascasarjana Administrasi Pendidikan dengan
Tupoksi Guru adalah bahwa dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi, kemampuan konseptual guru semakin meningkat.
Program Pascasarjana Administrasi Pendidikan dirancang untuk
memberikan pengalaman dan kesempatan belajar bagi mahasiswa
sehingga lulusan memiliki pemahaman dan penguasaan bidang
pendidikan dan pengajaran. Hal ini dikarenakan bahwa kompetensi utama
yang dipelajari pada Program Magister Administrasi Pendidikan meliputi:
1) Memiliki kemampuan untuk menguasai dasar-dasar ilmiah dan dasar-
dasar metodologi pengelolaan pendidikan dan pembelajaran untuk
mengembangkan konsep, teori, dan praktek penyelenggarakan
pendidikan; 2) Memiliki kemampuan menggunakan ICT sebagai sarana
untuk memecahkan masalah-masalah sosial dengan memadukan antara
konsep, teori, metodologi, dan praktek-praktek penyelenggaraan
pendidikan; dan 3) Memiliki kemampuan untuk menghasilkan teori,
konsep, dan model penerapan pengelolaan kependidikan dan
pembelajaran, yang dapat dijalankan secara efektif dalam masyarakat, dan
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
30/32
30
menjadi sumber dalam pembentukan tenaga pendidik dan kependidikan
profesional.
2. Keterkaitan pendidikan pascasarjana Administrasi Pendidikan dengan
kinerja guru adalah bahwa pendidikan memegang peran yang sangat
penting di dalam proses peningkatan kualitas SDM. Peningkatan kualitas
pendidikan merupakan proses yang terintegrasi dengan proses
peningkatan kualitas SDM itu sendiri. Pendidikan yang bermutu memiliki
kaitan ke depan ( forward linkage) dan kaitan ke belakang (backward
linkage). Forward linkage berarti bahwa pendidikan yang bermutu
merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang
maju, modern, dan sejahtera. Backward linkage berarti bahwa pendidikan
yang bermutu tergantung pada keberadaan guru yang bermutu, yaitu guru
yang profesional, sejahtera, dan bermartabat.
B. Saran
Berdasarkan pada simpulan di atas, selanjutnya dapat dikemukakan
saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Guru disarankan untuk mau meningkatkan kompetensi dengan
mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Cara ini dapat dilakukan dengan
melanjutkan pendidikan ke tingkat S1 bagi guru yang belum sarjana dan
melanjutkan ke jenjang S2 bagi guru yang sudah memperoleh derajad
sarjana.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
31/32
31
2. Bagi Sekolah
Sekolah disarankan untuk mendorong guru meningkatkan kapasitas
diri mereka dengan cara melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan insentif berupa
pemberian bantuan bea siswa bagi guru untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
3.
Bagi Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan disarankan untuk memotivasi para guru
mengembangkan diri melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal
ini dapat dilakukan dengan pemberian insentif bagi guru yang berminat
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru
32/32
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. 2007a. Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2007b. Menjadi Guru Profesional . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
yang disempurnakan dalam: Lampiran Permendiknas No 16/2007 tentang
kompetensi guru .
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tetang Pendidikan dan Pelatihan
Pringgawidagda Suwarna, (2002), Strategi Penguasaan Berbahasa, Adi Cita
Karya Nusa, Yogyakarta.
Rusyan Tabrani, (1993), Proses Belajar Mengajar Yang Efektif , Bina Budaya,
Jakarta.
Sahertian,A. (1994), Propil Pendidik Profesional , Andi Offset Yogyakarta.
Samana, (1992), Sistem Pengajaran, Knisius, Yogyakarta.
Simamora, Henry. 1997, Manajemen Sumber daya Manusia. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Soeryadi, DM. November, 2005. Profesionalisme Guru Merupakan Pilar Utama
dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Media.
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudarwan, 2002, Inovasi Pendidikan: Falah Production, Bandung.
Sudjana, (2000), Strategi Pembelajaran, Falah Production, Bandung.
Supratno, Haris. 2006. Peran Strategis LPTK dan Sertifikasi. Media.
Supriadi, Dedi dan Fasli Jalal (ed.). 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks
Otonomi Daerah. Yogyakarta : Adi Cita Karya Nusa.
Tilaar. H. A.R., 2007. Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis.
Jakarta : Rineka Cipta
Undang-Undang Dasar Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen.
Bandung: Citra Umbara.