Post on 03-Apr-2018
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
1/45
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
2/45
B.GerakanGerakan Pada Mesin Milling (Frais)
Ada 3 ( Tiga ) gerakan yang terdapat pada milling ( frais ) yaitu :
1. Gerakan utama
Gerakan berputarnya alat potong pada spindle utama. Satuan yang digunakan adalah rpm
( rotasi per menit ) dan simbolnya n.
2. Gerakan pemakanan ( Feeding )
Gerakan benda kerja pada waktu proses pemotongan. Satuan yang digunakan adalah mm /
menit dan simbolnya s.
3. Gerakan setting ( Depth of Cut )
Gerakan mendekatkan benda kerja pada alat potong. Satuan yang digunakan adalah mm dan
simbolnya a / t.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
3/45
C. Prinsip Pemotongan Pada Mesin Milling ( Frais )
1.Pemotongan Face Cutting
Pemotongan benda kerja dengan menggunakan sisi potong bagian depan ( Face ) dari alat
potong ( Cutter ).
2.Pemotongan Side Cutting
Pemotongan dengan menggunakan sisi potong bagian samping ( Side ) dari alat potong
( Cutter ). Pemotongan ini juga dibedakan menjadi :
a. Pemotongan climbing
Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) searah dengan arah
gerakan pemakanan benda kerja ( Feeding ).
...
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
4/45
b. Pemotongan conventional
Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) berlawanan arah
dengan arah geraka pemakanan benda kerja ( Feeding ).
2.BAHAGIAN UTAMAMESIN MILLING
Bahagian Bahagian Utama Mesin Milling ( Frais )
1.Spindle utama
Merupakan bahagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat
potong. Di bagi menjadi 3 jenis :
a. Vertical spindle
b. Horizontal spindle
c. Universal spindle
2.Meja / table
Merupakan bahagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda kerja. Di bagi
menjadi 3 jenis :
a. Fixed table
b. Swivel table
c. Compound table
3.Motor drive
Merupakan bahagian mesin yang berfungsi menggerakkan bahagian bahagian mesin yang
lain seperti spindle utama, meja ( feeding ) dan pendingin ( cooling ). Pada mesin milling
terdapat 3 buah motor :
a. Motor spindle utama
b. Motor gerakan pemakanan ( feeding )
c. Motor pendingin ( cooling )
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
5/45
4.Tranmisi/menukar kelajuan
Merupakan bahagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan yang digerakkan.
Berdasarkan bagian yang digerakkan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a. Transmisi spindle utama
b. Transmisi feeding
Berdasarkan sistem tranmisinya dibezakan menjadi 2 macam yaitu :
a. Transmisi gear box
b. Transmisi v blet
5.Knee/engkol
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada bagian ini terdapat
transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
6.Column/tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian bagian mesin yang lain.
7.Base/dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan / tiang. Tempat
cairan pendingin.
8.Control
Merupakan pengatur dari bagian bagian mesin yang bergerak. Ada 2 sistem kontrol yaitu :
a. Mekanik
b. Electric
Dibagi menjadi 2 bagian :
1. Sederhana
2. Komplek ( CNC )
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
6/45
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
7/45
3.AKSESORIS MESIN MILLINGA. Clamping Tools
1. Berdasarkan Tangkainya :
1. Arbor ISO 30
2. Arbor ISO 40
3. Arbor ISO 45
4. Arbor ISO 50
5. Arbor ISO 55
6. Arbor ISO 60
Nr. D1 d1 L1 L2 y D2
30 31.75 17.4 50 70 1.6 50
40 44.45 25.3 67 95 1.6 63
45 57.15 32.4 86 110 3.2 80
50 69.85 39.6 105 130 3.2 100
55 88.9 50.4 130 168 3.2 130
60 107.95 60.2 165 210 3.2 160
2. Berdasrkan Fungsinya :
1. DrillChuckArbor
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
8/45
Alat ini dipakai untuk mencekam mata bor, tool lain yang berdiameter kecil dan
memiliki bentuk tangkai silinder.
2. Sleeve Arbor
1. Sleeve Arbor for Cutter
Digunakan untuk mencekam End Mill Cutter yang memiliki bentuk tangkai taper
atau kon.
2. Sleeve Arbor for Twist Drill
Digunakan untuk mencekam Twist Drill yang memiliki bentuk tangkai taper atau
kon.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
9/45
3. Collet Arbor
Digunakan untuk mencekam alat dengan tangkai silinder, dan di bentuk untuk
mengambil sebuah diameter yang spesifik, dari alasan diatas maka standard collet
(1 set) di langkahkan dengan penambahan 0,5 mm.
4. Stub Arbor
Biasanya digunakan untuk mencengkam Shell End Mill Cutter, dan beberapa tools
lain yang memiliki lubang silinder ditengah, dan tanpa perlu menambahkan ring untuk
membantu pencengkaman.
5. Short Arbor
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
10/45
Clamping Tools ini digunakan untuk mencengkam Shell End Mill Cutter dan beberapa
tools lain yang memiliki lubang silinder ditengah, biasanya perlu ditambahkan ring
untuk membantu proses pencengkaman.
6. Long Arbor
Clamping Tools ini digunakan untuk mencengkam Shell End Mill Cutter dan alat
potong lain yang memiliki lubang silinder ditengah. Biasanya Arbor ini digunakan
untuk Mesin Horisontal, dan juga ditambahkan ring untuk membantu pencengkaman.
7. Side Lock Arbor
Salah satu jenis Arbor yang digunakan untuk mencengkam Cutter dengan tangkai
silinder, dimana prinsip pencengkamannya cukup sederhana dengan mengetatkan
screw yang ada pada arbor, sehingga screw tersebut menekan cutter dan
mengikatnya, untuk itu perlu ada keadaan rata pada sisi tangkai cutter, agar boleh
tercengkam dengan baik.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
11/45
8. Boring Head Arbor
Digunakan untuk mencengkam boring tools, dimana dalam boring head biasanya
disertai skala yang cukup teliti untuk pembuatan lubang yang memiliki ukuran
tertentu.
B. Clamping Device
1. Clamping Benda Kerja
1. Clamp
Alat pencengkam sederhana yang digunakan untuk mencengkam material di meja
milling, dimana clamp digunakan sebagai pencengkam sedangkan T-slot Bolt sebagai
pengikatnnya.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
12/45
2. AnglePlate
Ketika permukaan benda kerja yang akan di milling memiliki atau ingin dibuat sudut
tertentu, maka dapat dibuat dengan menggunakan angle plate. Benda kerja yang
dipasang pada angle plate, biasanya dicengkam dengan menggunakan clamp.
3. V-Blocks
V-blocks sangat baik digunakan untuk pencengkaman batang selinder yang akan di
proses milling, batang selinder yang pendek biasanya ditempatkan pada sebuah V-
blocks saja, jika batang selindernya panjang, dua buah V-blocks atau lebih dipasang
pada meja mesin, dengan jarak yang sesuai dengan panjang batang selinder. V-
blocks dan benda kerja dicengkam pada meja mesin dengan menggunakan clamp.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
13/45
2. Vice Machine
1. Fixed Vice
Alat ini paling sering digunakan dalam pengerjaan di Milling. Fixed vice tidak dapat
diubah sudutnya, sehingga kedudukkannya selalu tetap.
2. SwivelVice
Clamping device ini memiliki kemampuan untuk diubah sudutnya pada satu sudut
putar, sehingga boleh digunakan untuk membuat sudut semasa proses kerja Milling
berlangsung.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
14/45
3. Compound Vice
Clamping device ini sama dengan Swivel Vice, tetapi memiliki lebih dari satu sudutputar, sehingga boleh digunakan untuk pembuatan sudut / profil yang lebih rumit.
3. Rotary Table
Salah satu aksesori mesin milling yang biasa digunakan untuk membuat radius luar pada
mesin Milling, semasa proses kerja dilakukan biasanya ditambahkan clamp + center pin
untuk mencengkam benda kerja lebih kuat.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
15/45
4. Deviding Heads
Salah satu aksesori mesin milling yang biasa digunakan untuk membuat segi tertentu
(Misal segi 3, 4, 5 dst),Aksesori ini bisa juga digunakan untuk membuat gigi gear, ataupun spiral pada mesin
milling.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
16/45
4.CUTTING TOOLS
A. Alat Potong Cutter
1. Berdasarkan fungsi dan bentuknya1. Cutter face cutting
1.End Mill Cutter
Merupakan cutter dengan sisi potong pada ujung muka dan pada sisi spiralnya, End
Mill dibuat dari diameter 0.5 50 mm dengan tipe tangkai yang bermacam macam,
ada yang bertangkai lurus dan ada yang bentuk kon.
2. Shell End Mill Cutter
Cutter type ini memiliki lubang berpasak pada bahagian tengah cutter yang
berfungsi untuk pemasangan pada arbor, dibuat dengan diameter antara 30 200
mm. Pada cutter ini terdapat sisi potong pada hujung muka dan pada sisi spiralnya.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
17/45
2.Cutter side cutting
1. Plain Mill Cutter
Cutter ini digunakan untuk proses mengisar horizontal dari permukaan yang
rata. Memiliki bentuk hampir sama dengan SEMC tetapi cutter ini hanya
memiliki sisi potong spiral pada bahagian badannya, dan memiliki lubang
berpasak untuk pemasangan pada arbor.
2. Disk Cutter
Cutter ini memiliki bentuk pipih dan dapat digunakan pada pembuatan slot
maupun slitting, sisi potong dari cutter jenis ini ada yang rata, dan ada juga
yang zig-zag.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
18/45
3.Cutter profil
1.Dove Tail Cutter
Dove Tail Cutter digunakan untuk menghasilkan profil dove tail (ekor burung) pada benda
kerja. Sisi potongnya berbentuk sudut 45o,60o atau 90o
2.T-slot Cutter
T-slot Cutter digunakan untuk membuat alur berbentuk T. memiliki sisi potong di bagian
yang melingkar, dengan sudut helix yang saling berlawanan. T-slot Cutter ada 2 jenis, yaitu
T-slot dengan shank rata dan T-slot dengan shank berulir.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
19/45
3. Prisma Cutter
Cutter yang digunakan untuk menghasilkan profil V pada benda kerja, dengan
sudut potong 45
o
, 60
0
dan 90
o
4. Hobbing Cutter
Cutter yang digunakan pada mesin milling hobbing, untuk menghasilkan profil
berbentuk roda gigi (gear)
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
20/45
5. Modul Cutter
Cutter ini digunakan untuk membuat roda gigi dengan modul tertentu, dan
menggunakan mesin milling konvensional dalam kerjanya, bentuknya hampir sama
dengan cutter hobbing tetapi pipih.
3. Berdasarkan fungsi tugasannya:
1. Cutter roughing
Cutter yang digunakan untuk proses roughing pada benda kerja, dimana proses
pengerjaan dilakukan dengan depth of cut yang besar.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
21/45
2. Cutter finishing
Cutter yang digunakan untuk proses finishing, dengan depth of cut yang lebih
sedikit dibandingkan proses roughing, dan biasanya menghasilkan permukaan yang
lebih halus.
4. Berdasarkan arah putarannya:
1. Cutter putaran kiriApabila putaran cutter berlawanan arah dengan arah
putaran jarum jam.
2. Cutter putaran kananApabila putaran cutter searah dengan arah putaran
jarum jam.
5. Berdasarkan material benda kerja:
1. Cutter type N ( normal )
1. Digunakan untuk material yang normal sampai 70 ( kg/mm2),
2. Sudut potong ( ) tidak begitu besar 73o,
3. Sudut spiral ( ) tidak begitu besar 30o,
4. Kisarnya tidak begitu besar sehingga mempunyai jumlah gigi yang tidak
begitu banyak,
5. Pemakan untuk tiap gigi tidak begitu besar.
2. Cutter type H ( keras )
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
22/45
1. Digunakan untuk material yang ulet dan keras ( baja panduan, baja
tuang, Spk ) sampai 100 ( kg/mm2),
2. Sudut potong ( ) besar 81o,
3. Sudut spiral ( ) kecil 25
o
,4. Kisarnya kecil sehingga mempunyai jumlah gigi yang banyak,
5. Kerja menyuap untuk tiap gigi kecil.
3. Cutter type W ( lembut )
1. Digunakan untuk material/besi lembut,
2. Sudut potong ( ) kecil 57o,
3. Sudut spiral ( ) besar 35o,
4. Kisarnya besar sehingga mempunyai jumlah gigi sedikit,
5. Kerja menyuap untuk tiap gigi besar.
B. Alat Potong Selain Cutter
1. Alat potong twist drill
Alat potong yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja, tangkainya ada
yang silinder dan ada yang kon.
2. Alat potong reamer
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
23/45
Alat potong yang digunakan untuk memperbesar sebuah lubang, dan biasanya lubang
yang dihasilkan berukuran tepat (ISO).
3. Alat potong thread (Tap)
Alat potong yang digunakan untuk membuat ulir dalam / luar pada benda kerja.
Ukurannya ada yang metric (mm) ada yang Whitworth (inchi)
4. Alat potong boring
Alat potong yang digunakan untuk memperbesar lubang, atau membuat lubang khususyang tidak boleh dilakukan dengan Twist Drill ataupun Reamer.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
24/45
5.CUTTING CONDITIONA. Cutting Speed ( Cs )
Cutting speed / Kecepatan potong alat potong di mesin milling adalah jarak yang ditempuh
oleh salah satu mata potong ( gigi ) dalam meter per minit.
Cutting speed ditentukan berdasarkan :
1. Tabel
2. Perhitungan
Yang berdasarkan tabel terdapat sedikitnya 2 buah referensi yaitu :
1. Berdasarkan tabel material benda kerja,
2. Berdasarkan tabel material alat potong.
Hal hal yang mempengaruhi Cutting speed adalah :
1. Material benda kerja,
2. Material alat potong,
3. Pendinginan ( cooling ).
Sedangkan untuk kondisi mesin itu menentukan besarnya putaran utama ( n ).
Tabel untuk material benda kerja berbagai macam. Disini kita menggunakan tabel material
yang dikeluarkan oleh DIN (Jerman Barat). Tabel yang digunakan antara lain :
1. Steel Comparison Table,
2. Tabel Materialgruppen Bossard.
Tata caranya pemilihan Cs adalah sebagai berikut :
3. Kita tentukan material dengan menggunakan Steel Comparison Table, Material
yang kita cari dikomparasikan dengan material yang berasal / menggunakan standart
DIN ( Jerman Barat ).
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
25/45
4. Setelah diketahui material dengan standart DIN, kemudian kita gunakan tabel
Materialgruppen untuk mencari material yang sama dengan material tersebut atau
yang mendekati material tersebut pada kolom kolom yang ada.
5. Setelah ditemukan material tersebut, kita lihat pada baris paling atas yaitu
besarnya v ( kecepatan potong ) pada kolom tersebut.
6. Besarnya v yang didapat adalah Cs dari material yang kita cari.
Mencari Cs juga dapat digunakan dengan menggunakan rumus. Rumus mencarinya adalah
sebagai berikut :
Cs= ( x d x n)/1000satuannya m/min
dengan :
d = diameter alat potong, satuanya mm.
n = putaran spindle utama / alat potong, satuannya rpm.
B. Putaran Spindle Utama ( n )
Hal hal yang mempengaruhi putaran spindle utama / alat potong ( n ) antara lain :
1. Besarnya kecepatan potong ( Cs ),
2. Besarnya diameter alat potong ( d ),
3. Kondisi mesin.
Jika kecepatan potong yang dipakai terlalu tinggi maka cutter akan lekas tumpul, jika
terlalu rendah kemampuan potongnya rendah, sehingga dalam menentukan kecepatan potong
harus sesuai.
Mencari n menggunakan rumus seperti yang tertulis diatas. Rumus mencarinya adalah
sebagai berikut :
n= (1000 x Cs)/( x d)satuannya rpm
dengan :
d = diameter alat potong, satuanya mm.
Cs = kecepatan potong, satuannya m/menit.
Mencari n juga dapat menggunakan tabel.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
26/45
C. Feeding ( s )
Feeding untuk proses milling dibedakan menjadi Tiga ( 3 ) type, yaitu :
1. Feed per minute: Pergerakan meja dalam mm pada waktu 1 menit. Satuannya
mm/menit. Simbolnya s / f.
2. Feed per cutter revolution: Pergerakan meja dalam mm pada 1 kali putaran milling
cutter. Satuannya mm / revolution. Simbolnya fo / so.
3. Feed per tooth: Pergerakan meja dalam mm selama waktu cutter yang berputar
pada benda kerja dari satu mata potong ke mata potong berikutnya. Satuannya
mm/tooth. Simbolnya fz / sz.
1. Kecepatan potong ( Cs ),
2. Jenis material alat potong,
3. Jenis alat potong,
4. Diameter alat potong ( d ).
5. Setelah kita mengetahui data diatas maka kita harus dapat memilih tabel
yang sesuai. Sebagai contoh kita gunakan tabel yang berdasarkan standart Jerman
dengan material alat potongnya HSS.
6. Dari tabel tersebut kita cari berdasarkan jenis alat potongnya, misalnya End
Mill Cutter Roughing.
7. Kemudian pada tabel tersebut kita cari kolom yang sesuai berdasarkan Cs
yang telah kita dapatkan. Kemudian kita cari diameter alat potong sesuai dengan
data yang ada.
8. Dari kolom Cs tersebut kita tarik ke bawah, dari diameter alat potong kita
tarik ke kanan. Sehingga akan ketemu besarnya n dan s pada Cs dan diameter alat
potong tersebut.
Rumus untuk feeding tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1. Feed per minute
s=z x n x szsatuannya mm/min
dengan :
z = jumlah mata potongnya.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
27/45
n = putaran spindle utama / alat potong, satuannya rpm.
sz = feed per tooth, satuannya mm/tooth
2. Feed per cutter revolution
so=z x sz
dengan :
z = jumlah mata potongnya.
sz = feed per tooth, satuannya mm/tooth
3. Feed per tooth
sz=s/(z x n)satuannya mm/tooth
dengan :
z = jumlah mata potongnya.
n = putaran spindle utama / alat potong, satuannya rpm.
s = feed per minute, satuannya mm/menit.
Untuk mencari feeding per minute ( s ) dapat juga menggunakan tabel.
D. Cara Mencari n dan s Dengan Menggunakan Tabel
Untuk mencari n dan s dengan tabel, hal hal yang harus diketahui terlebih dahulu adalah :
Tata cara mencari n dan s adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan potong ( Cs ),
2. Jenis material alat potong,
3. Jenis alat potong,
4. Diameter alat potong ( d ).
Tata cara mencari n dan s adalah sebagai berikut :
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
28/45
1. Setelah kita mengetahui data diatas maka kita harus dapat memilih tabel yang
sesuai. Sebagai contoh kita gunakan tabel yang berdasarkan standart Jerman dengan
material alat potongnya HSS.
2. Dari tabel tersebut kita cari berdasarkan jenis alat potongnya, misalnya End Mill
Cutter Roughing.
3. Kemudian pada tabel tersebut kita cari kolom yang sesuai berdasarkan Cs yang telah
kita dapatkan. Kemudian kita cari diameter alat potong sesuai dengan data yang ada.
4. Dari kolom Cs tersebut kita tarik ke bawah, dari diameter alat potong kita tarik ke
kanan. Sehingga akan ketemu besarnya n dan s pada Cs dan diameter alat potong
tersebut.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
29/45
6.Perhitungan Power Mesin danPower Motor
1. PENDAHULUAN
1. Tujuan umum,Mahasiswa dapat mengetahui perhitungan di sekitar proses milling
2. Tujuan khususMahasiswa dapat menghitung power mesin dan power motor dengan
system face cutting.
2. PEMBAHASAN.
1. Perhitungan power pada umumnya,
P = W/t dalam watt (J/s).
Dengan,
P = Power, watt
W = Usaha, J
Perhitungan dari usaha, W
W= F x s, dalam Nm = J
Dengan,
W = Usaha, Nm
F = Gaya, N
s = Jarak, m
t = Waktu, s
karena W= F x s,
sehingga P = ( F x s)/ t , dalam watt (J/s)
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
30/45
Perhitungan kecepatan
v = s/t, dalam m/s,
Sehingga P = F x v, dalam watt.
2. Perhitungan efficiency
= Pout/Pin, dalam %
dengan,
= Efficiency, %
Pout = power keluar, kW
Pin = power masuk, kW
3. Perhitungan power motor pada mesin milling
Pmot= (Zie x b x hm1-z x ks1.1 x v)/( x 6120), dalam kW
Dengan,
Pmot = Power motor, kW.Zie = jumlah gigi yang memotong pada benda kerja pada waktu yang sama.
Perhitungan jumlah Zie
Zie = (z x s)/360o , dalam jumlah.
Dengan,
z = jumlah gigi pada cutter, jumlah
s = besarnya sudut dari cutter bersentuhan / bersinggungan dengan benda kerja,
derajat.
b = tinggi cutter yang bersinggungan dengan benda kerja, mm.
perhitungan besarnya b
b= a/sinK , dalam mm.
dengan,
a = kedalaman pemakanan/ depth of cut, mm.
K = besarnya sudut potong pada cutter, derajad.
Besarnya sudut pemotongan biasanya 60o, 75o, dan 90o, sehingga:
Sin 60o = 0,866
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
31/45
Sin 75o = 0,97
Sin 90o = 1
hm1-Z =tebal chip rata-rata terhadap jenis dari material.
Terdiri dari:hm = tebal chip rata-rata, dalam mm.
perhitungan besarnya hm
hm=114,6o/s x sz x sin K x e/Ds, dalam mm.
dengan,
1 rad = 57,3o
sz = besarnya feeding setiap giginya, dalam mm
Perhitungan sz:
sz= s/(Z x n) , dalam mm,
Dengan,
s = feeding, mm/min.
Z = jumlah gigi cutter.
n = putaran cutter, rpm
e = lebar benda kerja, mm.
Ds = diameter cutter, mm.
1-Z = Specific cutting exponent, tergantung dari specific force (ks1.1).
Berdasarkan Tabel 1 pada lampiran 3.
Catatan:
Besarnya hm1-Z bisa di dapat dari perhitungan atau dari Tabel 2 pada lampiran 4.
Ks 1.1 = specific cutting force, tergantung dari jenis material. Berdasarkan table
1 pada lampiran 3
v = kecepatan potong, dalam m/min.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
32/45
= Efficiency mesin, dalam %
besarnya efficiency yang sering dipakai = 0,7 (70%).
3. KESIMPULAN
1. Nilai kuasa yang keluar lebih kecil dari kuasa yang diperlukan.
2. Keadaan mesin yang digunakan tidak 100%
3. Besarnya kuasa tergantung dari:
1. Jumlah gigi cutter,
2. Kedalaman pemakanan,
3. Bentuk alat potong,
4. Jenis benda kerja dan alat potong,
5. Besarnya kecepatan potong, putaran alat potong, dan feeding
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
33/45
7.DIVIDING HEAD/KEPALAPEMBAHAGI
A. Pengertian Dasar Dividing Head/Kepala Pembahagi
Seorang mekanik kerap kali harus membahagi keliling benda kerja untuk suatu jenis
kerja ,misalnya :
Perlengkapan yang paling sesuai untuk keperluan tersebut adalah kepala pembahagi(Dividing head). Perlengkapan ini merupakan perlengkapan khusus pada mesin Milling / Kisar.
B. Pembahagian Langsung
Pembahagian yang digunakan untuk pembuatan segi banyak yang dapat dibahagi dengan
jumlah lubang pada piring pembahagi tetap.
Pada spindle dimana alat pencengkam benda kerja terpasang (chuck, collet) terdapat
sebuah piring pembahagi yang memiliki jumlah lubang tertentu (misal : 24).
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
34/45
Contoh :
Pembuatan kepala nut segi enam, maka dilakukan 6 kali pemotongan.
1. Pemotongan 1 :
Agar benda kerja tidak bergerak, maka spindle dikunci dengan memasukkan pin
pengunci ke dalam salah satu lubang pada piring pembagi 24 lubang, misalnya pada
lubang bernombor 7.
2. Benda kerja diputar dengan memutar engkol pemutar (setelah pin pengunci
dibebaskan) ke kanan atau ke kiri, sampai pin pengunci dapat dimasukkan lagi ke dalam
lubang bernombor 11 atau 3
3. Demikian seterusnya sampai pemotongan yang ke-enam selesai
C. Pembahagian Tidak Langsung
Pembahagian ini digunapakai apabila segi yang akan dibuat tidak dapat dikerjakan
dengan menggunakan pembahagian langsung, tetapi jumlah segi yang dapat dikerjakan masih
terbatas pada jumlah lubang pada piring pembahagi (yang dapat ditukar-tukar).
Misal pembuatan segi : 9, 27, 58, 165, 312 dsb.
Didalam housing kepala pembahagi ada transmisi gerakan roda cacing dengan ratio i =
40 : 1. Pergerakan roda cacing terhubung dengan engkol pemutar, sedangkan roda cacing
terhubung dengan benda kerja, sehingga benda kerja berputar 1 kali, bila engkol diputar 40
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
35/45
kali.
Piring pembagi yang terdapat pada mesin kisar ACIERA :
Piring: 1 Jumlah Lubang : 27 31 34 41 43
2 Jumlah Lubang : 33 38 39 42 46
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
36/45
3 Jumlah Lubang : 29 36 37 40
Rumusan utama untuk pembahagian tidak langsung adalah :
nk = 40/z
nk = Putaran engkol
Z = Jumlah segi yang dikerjakan
Contoh : membuat segi 8 dan segi 17
1. Untuk segi 8 :
nk = 40/8 = 5
Maka untuk pembuatan segi 8, engkol diputar 5 x
2. Untuk segi 17 :
Harus sesuai dengan jumlah lubang pada piringan yang tersedia
Lubang 34 terdapat pada piring pembahagi yang tersedia
Karana angka 17 tidak terdapat pada jumlah lubang piringan, maka pecahan harus kita
kalikan sampai ditemukan angka yang sesuai dengan lubang pada piringan, sehingga menjadi :
Sehingga untuk pembuatan segi 17, engkol diputar 2x, ditambah 12 lubang pada piringan 34
D. Pembahagian Differential
Bilamana segi yang akan kita buat tidak dapat dikerjakan dengan menggunakan
pembahagian langsung maupun tidak langsung, maka diperlukan pembahagian differential
untuk proses tersebut.
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
37/45
Prinsip pembahagian differential adalah pada saat engkol diputar maka piringan
pembahagi juga akan ikut di putar dengan proses sebagai berikut :
1. Bila engkol diputar maka poros cacing, roda cacing serta benda kerja akan ikut
berputar, demikian pula dengan rangkaian roda gigi ganti A-B-C-D, karena roda gigi A
satu poros dengan roda gigi cacing dan benda kerja.
2. Sedangkan roda gigi D yang berputar karena pergerakan dari roda gigi A, akan
menggerakkan helical gear dan otomatis akan memutar piringan pembagi, karena satu
poros.
Ingat bahwa antara poros cacing dengan helical gear tidak berhubungan langsung,
sehingga pergerakan dari helical gear terjadi karena terdapat pasangan roda gigi ganti
(R).
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
38/45
Perhatikan Gambar :
Kepala pembahagi differential dengan dua pasang roda gigi tukar :
1. Pandangan X : Engkol diputar ke kanan.
2. Pandangan Y : Benda kerja berputar ke ______________
: Roda gigi tukar B & C berputar ke ______________
: Poros H berputar ke ______________
3. Pandangan X : Piring pembahagi berputar ke ____________4. Kesimpulan : Piring pembahagi berputar ____________ dengan putaran engkol, bila
pada kepala pembahagi dipasang 4 (empat) buah roda gigi tukar.
Kesimpulan umum :
1. Piring pembahagi berputar searah dengan putaran engkol :
1. 2 Roda gigi ganti dan ____ roda gigi antara.
2. 4 Roda gigi ganti dan ____ roda gigi antara.
2. Piring pembahagi berputar berlawanan arah dengan putaran engkol :
1. 2 Roda gigi ganti dan ____ roda gigi antara.
2. 4 Roda gigi ganti dan ____ roda gigi antara.
Contoh pasangan roda gigi ganti yang terpasang pada gear box
Daftar roda gigi ganti yang terdapat padamesin kisar ACIERA:
Z =
24 (2 buah) 44 72
28 48 86
32 56 100
40 64
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
39/45
Rumusan untuk pembahagian differential :
RRG = i x ( Zo Z )/Zo
RRG = Ratio roda gigi
RRG = B/D (Untuk 2 buah RGG)
RRG = ( A x B )/( C x D) (Untuk 4 buah RGG)
i = Ratio roda gigi cacing ( 40 : 1 ).
Z = Jumlah segi yang akan dikerjakan
Zo = Jumlah segi bayangan
Contoh membuat segi 53
1. Misal kita kerjakan dengan pembahagian tidak langsung: nk = 40/53 Tidak
ditemukan piringan yang sesuai dengan 53 Oleh karena itu kita cari angka terdekat dari
53 yang bisa dikerjakan dengan pembagian tidak langsung atau biasa disebut Z
bayangan ( Zo )
Misal Zo = 54 nk = 40/54 = 20/27
Jadi engkol diputar 0 putaran + 20 lubang pada piringan 27
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
40/45
2. Kemudian dicari pasangan roda gigi ganti :
RA=40
RB=64
RC=48
RD = 72
Catatan : Penentuan Zo boleh lebih besar dari Z atau lebih kecil dari Z dengan
ketentuan sebagai berikut :
Zo > Z = Piring pembagi berputar searah dengan putaran engkol
Z > Zo = Piring pembagi berputar berlawanan arah dengan putarane engkol
E. Pembuatan sudut dengan Dividing Head
Selain digunakan untuk pembuatan segi banyak, Dividing Head juga digunakan untuk
pembuatan sudut tertentu.
Rumus yang biasa dipakai :
nk = i x ( / 360o )
Karena i yang ada pada Dividing Head 40 : 1 maka,
nk = ( / 9o )
= sudut yang dicari
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
41/45
Contoh membuat sudut 45o dan 60o
1. Untuk pembuatan sudut 45oMaka untuk pembuatan sudut 45o, engkol diputar 5 x
2. Untuk pembuatan sudut 60oMaka untuk pembuatan sudut 60o, engkol diputar 6 x
ditambah 18 lubang pada piringan 27
Membuat Spiral di Mesin Milling
A. Pengertian
Sama halnya pada mesin turning, pada mesin milling juga dapat digunakan untuk
mengerjakan bentuk bentuk ulir yang sering dinamakan bentukan spiral, seperti worm
shaft, ulir dengan dua awalan, tiga awalan dan lain sebagainya.
Untuk membuat bentukan tersebut diperlukan dividing head, dividing head akan
dihubungkan dengan pergerakan meja pada mesin milling dengan menggunakan transmisi
roda roda gigi ( gear box ), sehingga dapat digunakan untuk pembuatan spiral tersebut.
Alat potong yang digunakan ada beberapa macam, tergantung dari bentuk alur yang
diinginkan, misalnya single lip, prisma cutter, modul cutter dll.
B. Perhitungan
Untuk membuat alur yang berbentuk spiral, maka ada kalanya cutter milling harus
dipasang menyudut () terhadap benda kerja
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
42/45
Dari gambar diatas dapat diambil rumus untuk mencari sudut kemiringan cutter ()
tan = P2/( x d )
Sedangkan besar sudut spiral (&betha;) adalah :
=90
=Sudut kemiringan Cutter( o )
=Sudut spiral( o )
P2 =Pitch benda kerja yang dikerjakan(mm)
d = Diameter benda kerja yang dikerjakan ( mm )
Menentukan Ratio Roda Gigi Ganti
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
43/45
Gambar diatas menunjukkan bagaimana benda kerja memperoleh dua jenis gerakan :
1. Gerak lurus : diperoleh dari feeding meja.
2. Gerak rotasi : diperoleh dari putaran dividing head.
Sumber gerakan dari proses ini adalah Lead Screw mesin, bukan dari dividing head
Rumus untuk menentukan besarnya ratio roda gigi ganti adalah :
RRG = (P1/P2) x i
P1 =Pitch Lead Screw (4)
P2 =Pitch benda kerja yang diker jakan
i = Ratio roda gigi cacing ( 40 : 1 )
Contoh Soalan :
Sebuah Spiral dengan pitch 800 mm pada benda kerja diameter 80 mm akan dibuat dengan
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
44/45
mesin milling yang memiliki pitch lead screw 4 mm dan menggunakan kepala pembagi dengan
ratio roda gigi cacing 40 : 1, hitunglah besar :
1. Sudut kemiringan cutter
2. Sudut Spiral3. Rangkaian roda gigi ganti yang digunakan
Jawab: :
Rodagigigantiyangdigunakan:
RA:40
RB:32
RC:100
RD : 64
7/28/2019 PEMESINAN INDUSTRINOTA PADAT MESIN KISAR, OPERASI MESIN DAN SISTEM KERJA. SELAMAT MENIKMATI PERKON
45/45