Post on 30-Dec-2016
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
18
Pembuatan Inverter Satu Phasa Berbasis Mikrokontroler Dengan Gelombang
Sinus Untuk Kontinuitas Pelayanan Listrik
Making Inverter Single Phase Microcontroller Based Sine Wave With
Electrical Services For Continuity
Nazris Nazaruddin
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang Telp. 0751-72590 Fax. 0751-72576, Email : nazrisnazaruddin@yahoo.cm
ABSTRACT
Termination voltage or power outage suddenly can cause demage to electrical equipment. To overcome
the above problems are used as source of backup power equipment with inverter systes wich utilize direct voltage to
be coverted into alternating voltage. Direct Voltage from the battery is converted into AC Voltage. Generation of
pulse width modulations signals digitaly to give a good peformace system because is more resistant to interference /
noise. With the aid of step up transformer, the voltage of inverter is increased to 220 V AC. Inveter control circuit
consist of a pulse signal generation using AT89C51microcontroller and a power inverter that will produce an a
voltage with a sine wave modification
Keyword : Inverter, mikrokontroler, battery, frekuensi
PENDAHULUAN
Teknologi yang berkembang pesat
baik di industri maupun di rumah tangga menyebabkan kebutuhan akan sumber daya listrik meningkat. Jika pasokan daya listrik ini tidak mencukupi, kontinuitas pelayanan listrik kepada konsumen tidak tercapai, diperlukan suatu alternatif dalam penyediaan daya listrik yang mampu melayani konsumen secara kontinyu, maka dari itu penulis mencoba menuangkan ide dengan cara membuat alat yang mampu melayani penyedian listrik secara kontinyu.
Keunggulan dari alat ini yaitu dapat bekerja sebagai backup listrik dalam waktu yang tertentu selama supply listrik padam dan supply input dari baterai tidak habis. Input masukan dari alat ini yaitu baterai atau aki yang mampu menyediakan sumber listrik tanpa jala-jala PLN. Alat ini digunakan pada saat diperlukan, atau sebagai pengganti listrik PLN yang mengalami gangguan. Dalam rangkaian
inverter ini penulis manggunakan transistor, karena transistor dapat menghasilkan keluaran tegangan yang cukup besar. Pembuatan inverter satu phasa ini dilakukan dengan menggunakan komponen-komponen elektronik
Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah menghasilkan alat yang dapat memback up sumber listrik jika listrik dari PLN padam sehingga membantu dalam melakukan pekerjaan ketika listrik PLN padam dan dapat menjadikannya sebagai energi listrik utama atau cadangan yang bersumber dari aki 12 VDC, yang dapat diaplikasikan pada rumah tangga sebagai tenaga listrik cadangan dengan biaya yang ekonomis.
Inverter
Menurut Samir K. Datta (1985) inverter DC ke AC digunakanan untuk mengubah jenis tegangan sbb :Tegangan DC konstan atau tegangan AC yang frekuensi variable (baik untuk 1 phasa maupun 3 phasa ) , tegangan AC yang diserahkan ke
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
19
DC kemudian diubah kembali ke AC 1 Phasa atau 3 Phasa atau tegangan output yang frekuensinya variabel.
Penggunaan inverter adalah: Untuk membangkitkan tegangan AC konstan
dengan frekuensi 60 Hz yang didapat dari sumber DC seperti sumber DC tenaga matahari dan battery. Untuk mengatur kecepatan motor induksi 3 phasa dan motor synchron Dipakai dalam UPS Untuk pemanas induksi dan sebagai sumber tegangan cadangan
Berdasarkan bentuk gelombang yang
dihasilkan, inverter dikelompokkan menjadi
tiga yaitu inverter dengan gelombang keluaran
berbentuk square, modified, dan true sine
wave. Inverter yang terbaik adalah yang
mampu menghasilkan gelombang sinusoida
murni atau true sine wave yaitu bentuk
gelombang yang sama dengan bentuk
gelombang dari jaringan listrik (grid utility).
Gambar 1. Bentuk gelombang output inverter
Jenis Gelombang Power Inverter
Ada tiga jenis gelombang yang dihasilkan oleh inverter, pemilihan dari ketiga jenis gelombang ini sangat penting dalam menentukan jenis inverter yang anda butuhkan. a. Gelombang Kotak (Square Wave)
Beberapa tahun lalu, hanya inverter ini yang tersedia, saat ini sudah amat jarang ditemukan, banyak perlengkapan elektronik tidak dapat bekerja pada jenis gelombang Square Wave.
b. Gelombang Sinus Modifikasi (Modified Sine Wave) Ini adalah jenis gelombang pilihan mayoritas masyarakat, produk dengan gelombang ini lebih ekonomis dan range penggunaan fleksibel, peralatan rumah tangga, working tools, komputer dan masih banyak lagi. Namun gelombang ini tidak cocok bila digunakan pada alat-alat dengan presisi gelombang sangat tinggi, seperti laser printer dan alat-alat kedokteran. Untuk penggunaan sehari-hari, di anjurkan menggunakan Inverter bergelombang modified Sine Wave ini.
c. Gelombang Sinus (True Sine Wave) Ini adalah jenis gelombang terbaik output power inverter. True Sine Wave setara bahkan lebih baik dari kualitas gelombang listrik rumahan. Untuk penggunaan ekonomis tidak dianjurkan menggunakan inverter jenis ini, karena harganya yang sangat mahal.
Jenis Inverter Pada sistem Tenaga Listrik
Ada dua jenis inverter yang umum digunakan pada sistem tenaga listrik yaitu: a. Inverter dengan frekuensi dan tegangan
keluaran yang konstan CVCF (Constant Voltage Constant Frequency)
b. Inverter dengan frekuensi dan tegangan keluaran yang berubah-ubah. Umumnya inverter dengan frekuensi dan tegangan keluaran yang berubah-ubah digunakan pada pemakaian khusus seperti pemakaian pada pompa listrik 3 phasa dengan menggunakan sumber tegangan AC. Kerugian cara ini adalah bahwa sistem hanya dapat digunakan pada pemakaian khusus saja, sedangkan keuntungannya adalah kemampuan untuk menggerakkan sistem (beban)
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
20
dengan sumber-sumber yang berubah-ubah seperti misalnya photovoltaic atau solar cell.
Jenis Inverter Berdasarkan Tipenya
Moh. Suryadiman dan kawan kawan (2008) mengatakan jenis-jenis inverter berdasarkan tipenya adalah : a. Inverter dengan tipe Quasi-Square Wave
Tipe inverter quasi Square Wave ini hanya mempunyai effisiensi yang tidak terlalu tinggi yaitu 75% sehingga daya sebesar 25% terbuang untuk regulasi dan pengubahan tegangan DC menjadi tegangan AC. Dan di dalam blok osilator dan kontrol tidaklah sederhana sehingga membutuhkan komponen yang banyak dan biaya pembuatannya menjadi mahal .
Gambar 2. Inverter dengan tipe Quasi-Square Wave
b. Pulse With Modulation Inverter
Tipe inverter yang lain adalah tipe pulse with modulation. Tipe inverter ini menghasilkan deretan pulsa-pulsa yang dutycyclenya bervariasi. Pulsa-pulsa ini setelah melalui filter akan dihasilkan sebuah sinyal sinusoidal yang cukup baik. Tipe inverter pulse with modulation ini akan meningkatkan respon regulasi dan respon terhadap tegangan transien yang cukup baik. Walaupun demikian tipe inverter seperti ini masih kompleks namun jumlah penggunaan komponen untuk kontrol
tidak terlalu banyak. Tipe inverter
semacam ini biasanya digunakan pada inverter dengan daya yang besar, sekitar 50KVA. Inverter PWM ini dapat menghasilkan tegangan output yang baik dengan pengurangan komponen filter sehingga rangkaian filter menjadi lebih sederhana dan penurunan biaya pembuatan. Namun tipe inverter ini digunakan pada inverter dengan kapasitas daya yang besar.
c. Step Wave Inverter
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
21
Dengan banyaknya inverter akan menghasilkan step yang lebih halus sehingga fungsi filter dapat diminimisasi. Penggunaan inverter
dengan tipe ini jarang dipakai untuk aplikasi komputer tetapi biasanya digunakan untuk aplikasi 3 phasa dengan kapasitas daya yang besar. Walaupun demikian kelemahan sistem inverter ini adalah dengan banyaknya inverter yang digunakan akan menghasilkan sinyal sinus yang baik namun biaya yang dibutuhkan untuk membuat inverter ini menjadi berlipat-lipat tergantung dari jumlah inverter yang digunakan. Yang menjadi titik berat pada tipe inverter ini adalah pada bagian osilator dan kontrolnya karena pada bagian ini akan menghasilkan trigger-trigger bagi SCR-SCR yang berfungsi sebagai inverter tersebut dengan perioda yang disesuaikan antara yang satu dengan
yang lainnya sehingga dapat membentuk sinyal stair case up/down dengan frekuensi yang sesuai dengan frekuensi yang dinginkan.
d. Pulsa PWM Membentuk Sinusoidal
Tipe inverter yang lain adalah tipe pulsa PWM membentuk sinusoidal. Pada rangkaian Step Wave Inverter ini menggunakan inverter yang banyak untuk mendapatkan sinyal sinusoidal yang baik dan pengurangan komponen filter. Jumlah inverter yang digunakan di dalam sebuah sistem UPS biasanya 3 buah tetapi dapat pula berjumlah 6 bahkan 12 (kelipatan 3). Pada tipe regulator ini tegangan DC harus sudah teregulasi sebelum masuk pada bagian inverter agar tidak terjadi pergeseran tegangan kotak yang dihasilkan. sistem UPS dengan inverter ini mempunyai
effisiensi sampai 85% pada beban penuh.
Gambar 3. Pulsa PWM membentuk Sinusoidal
Mikrokontroler
Konsep Dasar Mikrokontroler
Pada tahun 1970 mikrokontroler telah menimbulkan revolusi dibidang perancangan dan pembuatan sistem digital, terutama sistem-sistem yang komplek.
Kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam teknologi IC menghasilkan chip mikroprosesor yang makin canggih dan makin kecil sehingga memungkinkan ditemukannya sistem peralatan baru yang tidak terbayangkan sebelumnya. Perkembangan lanjutan dari teknologi digital adalah mikrokontroler. Teknologi ini menggabungkan memori, I/O dan mikrokontroler digunakan sebagai otak dari Mikrokontroler. sistem peralatan control digital. Dalam dunia industri mikrokontroler banyak digunakan karena memiliki keunggulan antara lain : a. Dimensi ukuran fisiknya kecil b. Kecepatan operasinya makin tinggi c. Makin handal d. Kemampuan dan fleksibel makin tinggi Dengan kelebihan-kelebihan diatas, maka aplikasi dari mikrokontroler dapat berkembang dengan pesat.
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
22
Mikrokontroler AT89C51
Widodo Budiharto.M.Kom (2004) mengatakan mikrokontroler AT89C51 merupakan salah satu keluarga dari MCS 51. sebagai mikrokontroler satu chip, suatu sistem mikrokontroler dapat di kelompokkan menjadi 3 yaitu : 1. Type HMOS dengan ROM internal
2. Type HMOS tanpa ROM internal
(ROMless)
3. Type CMOS dengan ROM internal
Mikrokontroler AT89C51 ini termasuk kedalam versi CMOS 8 bit yang memiliki sistem pemograman kembali flash memory 4 kbyte dengan daya tahan 1000 kali write/erase. Disamping itu juga terdapat : a. 8 bit CPU untuk pengendalian b. Space alamat program dan data memori
64 KB c. Mampu memproses Boolean (logika bit
tunggal) d. 128 byte ON chip data memori e. 4 x 8 bidirectional addressable bit I/O f. 2 timer/counter 16 bit g. Full duplex UART (universal
Asynchronous Receiver Transmiter)
h. 6 sumber interrupt/5 struktur vertor
dengan 2 level prioritas. METODOLOGI
Sebelum membuat perangkat keras diperlukan pemahaman terlebih dahulu mengenai diagram blok sistem. Diagram blok dari keseluruhan sistem
Switch
On/Off
Transformator
Step Up
Beban
Switching
INVERTER
Osilator
Diver
Switching
Aki
Charger
PLN
220 Volt
Trafo
Step Down
Rectifier
f = 50 Hz
Pada blok diagram dapat dijelaskan
cara kerja alat yaitu trafo sebagai penurun tegangan 220 VAC menjadi tegangan 12 vac disearahkan melalui rectifier dan output tegangan 12 VDC akan digunakan rangkaian charger untuk menchager aki sebagai penyimpan tegangan sekaligus sebagai penyedia sumber utama bagi bebanbeban yang nanti akan di supply. Lama waktu pengisian aki tergantung pada besar arus yang mengalir ke aki. Besar arus yang mengalir ke aki tergantung pada pengaturan tegangan pada rangkaian charger. Apabila tegangan yang diberikan dari rangkaian charger besar, maka arus penchargeran keluaran semakin besar. aki yang digunakan
untuk menyimpan tegangan mempunyai rating 12 VDC 80 Ah. Tegangan yang tersimpan di aki digunakan sebagai tegangan masukan untuk mengaktifkan inverter tegangan keluaran 220 VAC. Transfer switch akan bekerja untuk mengaktifkan rangkaian inverter jika posisi saklar pada posisi on, dan menon-aktifkan inverter jika posisi saklar pada posisi off. Pada posisi on, sumber tegangan inverter berasal dari tegangan aki dan output inverter terhubung ke beban.
Perancangan Rangkaian Inverter
Rangkaian inverter berbasis mikrokontroler dengan keluaran sinusiodal modifikasi.
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
23
1 uf
VccP1.0
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
P1.6
P1.7
RST
P0.0
P0.1
P0.2
P0.3
P0.4
P0.5
P0.6
P0.7
2200 uF
/25V
Vin
3
2
+5V
1
7805
GND
+
Gnd
XTAL1
XTAL2
P2.0
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7
P3.0
P3.1
P3.2
P3.3
P3.4
P3.5
P3.6
P3.733p
33p
12MHz
10 K
EA/VPP
ALE/PROG
PSEN
A
T
8
9
C
5
1
+12 Vdc
Aki
1K5
1K5
BC548
10 K
100
10 K 10 K
100
10 K
IRFZ44
10 K
Output
220 Volt ~
BC547
10 KIN4001
IRFZ44
BC547
BC548
IN4001
1uF
10 K
Gambar 4. Rangkaian inverter berbasis mikrokontroler
Rangkaian inverter akan mengkonversi tegangan DC 12 Volt dari aki menjadi tegangan AC 220 Volt, 50 Hz, gelombang sinus modifikasi. Gelombang sinus modifikasi dihasilkan berdasarkan modulasi lebar pulsa dari port P1.0 dan P1.1 mikrokontroler AT89C51. Gelombang modulasi lebar pulsa ini kemudian dimasukkan ke sirkuit mosfet daya switching, yang terhubung ke sisi primer transformator. Kemudian di sisi sekunder
transformator menghasilkan tegangan AC gelombang sinus modifikasi sebesar 220 Volt. Pendekatan yang digunakan untuk membuat gelombang sinus modifikasi yang dijelaskan adalah dilakukan melalui manipulasi representasi dari gelombang sinus asli. Hal ini dilakukan dengan membagi gelombang modulasi lebar pulsa. Adapun flowchart dari inverter berbasis mikrokontroler adalah sebagai berikut.
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
24
P1.0 = High
Inisialisasi
Data, Addres, Port
Start
Delay = 5ms
Delay = 2,5ms
End
P1.0 = Low
P1.1 = High
P1.1 = Low
Delay = 2,5ms
Delay = 5ms
Delay = 2,5ms
Delay = 2,5ms
Rangkaian Charger
Rangkaian charger aki merupakan rangkaian yang terus menerus mengisi aki selama rangkaian dihidupkan (ON). Jika aki sudah penuh dan rangkaian tidak dimatikan (OFF) maka akan terjadi over charger, yang bisa menyebabkan penguapan cairan elektrolit dan merusak elemen-elemennya. Rangkaian charger yang digunakan dalam alat ini terdiri dari Transformator, rectifier dan komponen elektronika lainnya. Trafo
yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah transformator step down 2A yang berfungsi menurunkan tegangan dari 220 VAC menjadi tegangan 12 VAC. Rectifier yang digunakan dalam pembuatan alat menggunakan dioda bridge 3 Ampere. Rectifier berfungsi sebagai penyearah gelombang penuh dengan input tegangan AC 12 VAC. Rangkaian Charger mempunyai keluaran 12 VDC sebagai masukan untuk mencharger aki 12 VDC 80 Ah.
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
25
HASIL
Pengujian Transformator Tanpa Beban
Data pengukuran transformator tanpa beban
V Primer
Trafo
(V)
I Primer
Trafo
(A)
V Sekunder
Trafo
(V)
I Sekunder
Trafo
(A)
12 0,56 218 -
Dari hasil pengukuran pada tabel di atas terlihat kenaikan tegangan pada sisi sekunder transformator. Dan untuk mencari nilai penguatan step-up dari transformator dapat digunakan persaman.
a Vp
Vs
V
V==
1
2 , a 12
218=
a = 18,16 Dari hasil perhitungan didapatkan nilai penguatan perbandingan transformator step-up sebesar 18,16 kali.
Pengujian Transformator Dengan Beban
Data pengukuran transformator dengan beban
V Primer
Trafo
(V)
I Primer
Trafo
(A)
V Sekunder
Trafo
(V)
I Sekunder
Trafo
(A)
Cos φ
12 7,93 216 0,44 0,93
Pada tabel diatas terlihat nilai-nilai pengukuran tegangan dan arus transformator yang digunakan, maka daya transformator yang terjadi berdasarkan sisi primer dan sisi sekunder adalah sebagai berikut :
Sisi Primer
Ip x Vp P = x Cos φ
P = 12 V x 7,93 A
= 95,16 Watt
Sisi Sekunder
Is x Vs P = x Cos φ
P = 216 V x 0,44 A
= 95,04 Watt
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
26
Hasil perhitungan daya transformator dengan beban
Beban Lampu
(Watt)
Daya Input
( Watt )
Daya Output
( Watt )
100 95,16 95,04
PEMBAHASAN
Pengujian Inverter
Untuk pengujian inverter yang telah dirancang dilakukan beberapa tahap yang harus dilakukan. Pada pengujian ini dilakukan dengan mengunakan osciloscope untuk melihat bentuk gelombang keluaran apakah sesuai dengan yang diharapkan. Berikut prosedur pengujian inverter yang akan diuji :
a. Pengujian rangkaian kontrol penyalaan inverter
b. Pengujian inverter menggunakan sumber aki
- Tanpa beban - Beban 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175 dan 200 Watt.
c. Pengujian rangkaian charger
Pengujian Rangkaian Penyalaan Inverter
Pengujian rangkaian ini bertujuan untuk melihat bentuk gelombang keluaran dari kontrol penyalaan inverter. Berikut gambar sistem pengujian rangkaian kontrol penyalaan inverter.
Dengan mengunakan osciloscope
untuk keluaran penyalaan inverter akan
diperoleh gelombang sebagai berikut :
Data osiloskop - Volt/div = 5 Volt/div - Time/Div = 5 ms /div - Probe = x1
Data osiloskop - Volt/div = 5 Volt/div - Time/Div = 5 ms /div - Probe = x1
Berdasarkan bentuk gelombang penyalaan inverter diatas, maka besarnya tegangan
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
27
puncak ke puncak, tegangan rata-rata, tegangan efektif dan frekwensi keluaran inverter adalah :
Vpp = Tinggi gelombang kali Volt/div kali kalibrasi probe
= 2 Div x 5 Volt/div x 1
= 10 Volt
π
pp
ratarata
VV =
−
14,3
10Volt=
= 3,18 Volt
2
pp
rms
VV =
2
10Volt=
07,7= Volt
T = panjang gelombang x time/div = 3,9 div x 5 ms/div x 1 = 19,5 ms
f = T
1
= ms5,19
1
= 51,28 Hz
Daya Transformator
Pada pengujian transformator dapat dianalisa bahwa daya input transformator adalah sama dengan daya output transformator. Hal ini telah sesuai dengan konsep transformator (daya primer = daya sekunder). Daya Output Inverter
Untuk menentukan daya perbandingan daya yang dihasilkan dengan daya output harus di diperhatikan parameternya dimana tegangan yang masuk ke inverter dari aki adalah 12 VDC dan arus
input sangat dipengaruhi oleh beban AC yang diberikan. Dimana semakin besar beban semakin besar pula arus yang diperlukan.
Efisiensi Inverter
Pada pengujian ini yang diamati adalah untuk mengetahui pengaruh beban (Pout) terhadap daya dari sistem inverter. Dengan adanya hasil pengujian ini maka akan diketahui besarnya daya dan efisiensi dari sistem inverter ini. Adapun hasil pengujian yang dilakukan dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
1. Pada beban 25 Watt
%100xP
P
in
out=η
%10040,27
54,25x=η
%93,21=η
2. Pada beban 40 Watt
%10016,41
37,38x=η
%93,22=η
3. Pada beban 100 Watt
%10035,91
16,85x=η
%93,22=η
4. Pada beban 125 Watt
%10092,112
50,104x=η
%92,54=η
5. Pada beban 140 Watt
%10076,134
00.123x=η
%27,19=η
6. Pada beban 200 Watt
%10012,171
41,155x=η
%81,90=η
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
28
Grafik perhitungan efesieni inverter
93.21 93.22 93.22
92.54
91.27
90.81
89.5
90
90.5
91
91.5
92
92.5
93
93.5
25 40 100 125 140 200
Beban (Watt)
Efe
sie
nsi
(%)
Efisiensi ( %)
Hasil perhitungan efesiensi inverter
No. Beban Lampu
(Watt)
Efisiensi
( %)
1 25 93,21
2 40 93,22
3 100 93,22
4 125 92,54
5 140 91,27
6 200 90,81
Dari hasil perhitungan efesiensi inverter diatas, maka dapat dibuatkan grafik efesiensi inverter,
sebagai berikut ;
Gambar . Grafik perhitungan efesiensi inverter
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
29
Pengujian Rangkaian Charger
Jadi Lamanya pengisian Arus aki
dapat dihitung
A
Aht =
Ket :
t = Lama pengisian aki
Ah = Besarnya kapasitas aki
AmpereHour
A = Besarnya arus pengisian
ke
aki Ampere
A
Aht
2
80=
jamt 40=
Lama Pengisian Daya dihitung dengan
rumus berikut :
energiA
energiAht =
keterangan :
t = Lamanya pengisian
energi (jam).
energi Ah = Besarnya energi yang
didapat dari perkalian
Ah dengan besar
tegangan aki (Watt
hours).
energi A = Besarnya energi yang
didapat dari perkalian
A dengan besar
tegangan aki (VA)
Ax
Ahxt
212
8012= ,
W
Wht
24
960=
Jamt 40=
Kapasitas Aki
Analisa kapasitas aki diambil
berdasarkan spesifikasi aki dan pemakaian
beban yang digunakan. Jadi lamanya
pemakaian aki dapat dihitung :
A
Aht =
Ket :
t = Lama pemakaian atau
pengosongan aki (Jam)
Ah = Besarnya kapasitas aki
(AmpereHour)
A = Besarnya arus pemakaian aki
berdasarkan pemakaian beban
(Ampere)
1. Pada beban 25 Watt
A
Aht
21,2
80=
jamt 19,36=
2. Pada beban 40 Watt
A
Aht
32,3
80=
jamt 09,24=
3. Pada beban 100 Watt
A
Aht
55,7
80=
jamt 59,10=
4. Pada beban 125 Watt
A
Aht
41,9
80=
jamt 50,8=
5. Pada beban 140 Watt
A
Aht
23,11
80=
jamt 12,7=
6. Pada beban 200 Watt
A
Aht
38,14
80=
jamt 59,5=
Dari hasil perhitungan pemakian aki
berdasarkan beban yang digunakan dapat
dianalisa bahwa semakin besar beban yang
digunakan maka semakin cepat
pengosongan kapasitas aki. Ini berarti
bahwa kemampuan aki sebagai sumber arus
listrik hanya mampu bertahan berdasarkan
beban yang digunakan .
SIMPULAN
Setelah dilakukan perancangan
inverter satu phasa berbasis mikrokontroler,
maka Inverter berfungsi untuk mengubah
tegangan searah yang berasal dari aki
menjadi tegangan bolak-balik sebagai
keluaran inverter untuk beban. Dari hasil
pengujian inverter dengan beban lampu
yang bervariasi, disimpulkan bahwa
semakin besar beban yang digunakan maka
POLI REKAYASA Volume 7, Nomor 1, Oktober 2011 ISSN : 1858-3709
30
semakin besar arus dan daya yang
dihasilkan.
Penggunaan rectifier/penyearah
dengan sumber PLN bertujuan sebagai
sumber tegangan untuk proses pengisian
aki, dimana semakin besar arus pengisian
maka semakin cepat pengisian aki. Semakin
besar aki yang digunakan dengan arus
pengisian yang sama, maka semakin lama
proses pengisiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rahman, 2006, Keterampilan
Elektronika. Bandung, Ganeca Exact.
Cyril W. Lander, 1981, Power Electronics
(Paperback) Company. Inc
J.R. Penketh, 1982, Electronic Power
Control for Technicians, (Paperback )
Malvino, 1994,Aproksimasi Rangkaian
Semi Konduktor, Jakarta, Erlangga ,.
Malvino Paul Albert, 2003, Prinsip-prinsip
elektronika. Jakarta, Salemba
Teknika,
Moh.Suryadiman, Achmad Sunarko, 2008,
Analisis Pengaruh UPS Terhadap
Kinerja Perangkat Komputer.
Muhammad H Rashid, 1990, Elektronika
Daya–Rangkaian, Devais, dan
Aplikasinya, Jakarta, Erlangga.
Muhammad H Rashid, 1999, Elektronika
Daya – Rangkaian, Devais, dan
Aplikasinya, Edisi ke-2. Jakarta,
Erlangga.