Post on 23-Feb-2018
7/24/2019 Paper Obstetri
1/26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hepatitis merupakan penyakit hepar yang paling sering mengenai wanita
hamil. Hepatitis virus merupakan komplikasi yang mengenai 0,2 % dari seluruh
kehamilan. Kejadian abortus, dan persalinan preterm merupakan komplikasi yang
paling sering terjadi pada wanita hamil dengan infeksi hepatitis.(!Hepatitis dapat
disebabkan oleh virus, obat"obatan dan bahan kimia toksik dengan gejala klinis
yang hampir sama.(2!#nfeksi virus hepatitis dapat menimbulkan masalah baik pada
kehamilan, persalinan, maupun pada bayi yang dilahirkan (vertikel transmission!
yang nantinya dapat menjadi pengidap hepatitis kronis dengan kemungkinan
terjadinya kanker hati primer atau sirosis hepatis setelah dewasa.($!ampai saat ini
telah diidentifikasi & tipe virus hepatitis yaitu virus hepatitis ', , ), *, + dan .
#nfeksi virus hepatitis yang paling sering menimbulkan komplikasi dalam
kehamilan adalah virus hepatitis dan + (-H -H+!.
#nfeksi virus hepatitis ' (-H'! jarang terjadi dalam kehamilan dan tidak
menimbulkan infeksi kronis dengan resiko perinatal yang rendah. #nfeksi -H
pada wanita hamil dapat ditularkan se/ara tranplasental dan 20 % dari anak yang
terinfeksi melalui jalur ini akan berkembang menjadi kanker hati primer atau
sirosis hepatis pada usia dewasa. leh karena itu bayi yang lahir dari ibu /arier
Hs'g harus diimunisasi dengan memberikan immunoglobulin dan vaksin
hepatitis . 1enularan perinatal virus hepatitis ) (-H)! telah dibuktikan dan
sangat erat hubungannya dengan penyakit hati kronis. #nfeksi virus hepatitis *
(-H*! hanya dapat ditularkan dari ibu ke anak bersamaan dengan -H karena
-H* memerlukan -H untuk bereplikasi. edangkan infeksi virus hepatitis +
(-H+! sering berat pada wanita hamil dengan angka mortalitas ibu $0 %. (3!
#nfeksi -H+ pada wanita hamil dapat ditularkan pada janinya se/ara vertikel.
-irus hepatitis masih dipelajari dan diteliti serta dihubungkan dengan infeksi
-H). ejala klinik yang signifikan pada -H masih belum diketahui.(4!
7/24/2019 Paper Obstetri
2/26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hepatitis
Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel! hati. 1eradangan ini
ditandai dengan meningakatan kadar en5im hati. 1eningkatan ini disebabkan
adanya gangguan atau kerusakan membran hati. 'da dua faktor penyebabnya
yaitu faktor infeksi dan faktor non infeksi. 6aktor penyebab infeksi antara lain
virus hepatitis dan bakteri. elain karena virus Hepatitis ', , ), *, + dan
masih banyak virus lain yang berpotensi menyebabkan hepatitis misalnya
adenoviruses , )7- , Herpes simple8 , H#- , rubella ,vari/ella dan lain"lain.
edangkan bakteri yang menyebabkan hepatitis antara lain misalnya bakteri
almonella typhi, almonella paratyphi , tuberkulosis , leptosvera. 6aktor non"
infeksi misalnya karena obat. bet tertentu dapat mengganggu fungsi hati dan
menyebabkan hepatitis.(!
2.2 Hepatitis Virus A
2.2.1 Seara!
-H' pertamakali ditemukan tahum 9:$. -H' merupakan anenteric non
enveloped RNA picornavirusdengan ukuran ;
7/24/2019 Paper Obstetri
3/26
mengeksresikan -H' ini kedalam feses dan dalam periode viremia yang relatif
singkat darah penderita juga bersifat infeksius. 1eriode inkubasi infeksi -H'
adalah 2": minggu dimana darah dan feses penderita bersifat infeksius dalam
periode ini.(,2!Keluhan dan gejala kliniknya tidak spesifik sekali sehingga dapat
terjadi tanpa terdiagnosis. 7ayoritas kasus tanpa gejala ikterik.(! Keluhan yang
sering terjadi dalam periode ikterik adalah kuning, demam, letih lesu, nyeri perut
kanan atas, nafsu makan hilang, mual muntah dan diare. *ari penelitian
ditemukan sampai 4 % pasien asimptomatik dan $0 % tanpa ikterik. Kasus fatal
dilaporkan kurang dari ,4 % dari seluruh pasien yang dirawat karena ikterik.
*eteksi dini -H' bisa melalui test serologik untuk mendeteksi #g7 antibody
(anti"-H'! yang bisa terdeteksi 4"0 hari sebelum onset gejala dan dapat
bertahan sampai & bulan setelah infeksi. edangkan #g anti -H' terbentuk dan
predominan pada masa konvalessensi dan bertanggung jawab memberikan
proteksi jangka panjang terhadap -H'.(&! *ilaporkan 4 % infeksi -H' rellaps
dalam jangka waktu &"9 bulan.
eberapa jalur penularan -H' adalah sbb =
7elalui air yang terkontamiasi
7akanan yang terkontamiasi oleh tangan yang mengandung virus.
#kan yang tidak dimasak dari air yang telah terkontaminasi
uah"buahan dan sayuran yang di/u/i dengan air yang terkontaminasi.
1enggunaan obat"obatan injeksi dan non injeksi
'ktifitas seksual baik anal maupun oral.
Konsentrasi -H' dalam berbagai ma/am /airan tubuh adalah=
2.2.$ Pengaru! Ter!a"ap Ke!a%ilan Dan Ba&i
#nfeksi -H' dalam kehamilan tidak banyak dibi/arakan karena kasusnya
yang jarang dan tidak menimbulkan infeksi pada janin. elum ditemukan bukti
bahwa infeksi -H' bersifat teratogenik. ;esiko penularan pada janin tampaknya
nol dan pada bayi baru lahir /ukup ke/il >etapi resiko kelahiran preterm /ukup
$
7/24/2019 Paper Obstetri
4/26
meningkat untuk kehamilan yang dipersulit hepatitis ' (teven,9?!. @anita
hamil yang baru saja kontak dengan penderita infeksi -H' harus mendapatkan
terapi profilaksis dengan gamma globulin ml.(!
2.2.' Pen(ega!an
@anita hamil yang akan mengadakan perjalanan ke negara endemis yang
beresiko tinggi untuk terinfeksi -H' dianjurkan untuk vaksinasi. -aksinasi
sebaiknya diberikan paling lambat 2 minggu sebelum perjalanan dan dapat
bertahan sampai 2 bulan setelah dosis tunggal dan sampai 20 tahun setelah dosis
kedua.(:!1rofilaksis infeksi -H' se/ara umum dapat dibagi 2 yaitu(&!=
. 1rofilaksis pre ekposure
*iberikan untuk yang beresiko tinggi untuk terinfeksi -H', yaitu=
Aangka pendek = dengan #g 0,02 mlBkg
Aangka panjang = dengan #g 0,0& mlBkg
2. 1rofilaksis post eksposure
Caitu dengan #g single dose #7 0,002 mlBkg diberikan tidak lebih dari
2 minggu setelah tereksposure.
Devel protektif antiobodi terhadap -H' berkembang 93"00 % pada orang yang
divaksinasi dalam bulan setelah pemberian dosis pertama. 1emberian dosis
kedua dapat menghasilkan level protektif terhadap -H' untuk jangka panjang
lebih dari 20 tahun(?!. 'dapun efek samping pemberian vaksinasi adalah nyeri
tempat suntikan, sakit kepala, lemah,letih dan lesu. 'dapun mengenai keamanan
pada pemberian pada wanita hamil belum diketahui.(?!
2.2.) Terapi
1engobatan infeksi -H' bersifat simptomatik dan infeksi bisa sembuh
dengan sendirinya sehingga tidak ada terapi yang dibutuhkan ke/uali mungkin
/airan untuk rehidrasi. Aika infeksi terjadi dalam minggu awal dapat diberikan
#munoglobulin hepatitis ' sebagai profilaksis post eksposure.(9!
3
7/24/2019 Paper Obstetri
5/26
2.$ HEPATITIS VI*US B
2.$.1 Seara!
-H ditemukan pertama kali tahun 9&4 oleh*r.lumberg ketika sedang
mempelajari tentang hemophilia. -H merupakan double stranded DNAa32nm
dari klass Hepadnaviridae. 1ermukaan paling luar dari membrannya mengandung
antigen yang disebut Hs'g yang bersirkulasi dalam darah sebagai partikel
spheris dan tubuler dengan ukuran 22 nm. #nti paling dalam dari virus
mengandung H/'g. -H (partikel dane!, antigen inti (H/'g!, dan antigen
permukaan (Hs'g! serta semua jenis antibodi yang bersesuaian dapat dideteksi
melalui berbagai /ara pemriksaan.(:,9!
2.$.2 Penularan"an #eala Klinik
7asa #nkubasi infeksi hepatitis adalah 34"?0 hari (rata"rata &0"90
hari !. nset penyakit ini sering tersembunyi dengan gejala klinik yang tergantungusia penderita. Kasus yang fatal dilaporkan di E' sebesar 0,4" %. ebagian
infeksi akut -H pada orang dewasa menghasilkan penyembuhan yang sempurna
dengan pengeluaran Hs'g dari darah dan produksi anti Hs yang dapat
memberikan imunitas untuk infeksi berikutnya.
*iperkirakan 2"0 % infeksi -H menjadi kronis dan sering bersifat
asimptomatik dimana 4"24 % meninggal sebelum mun/ulnya sirosis hepatis atau
kanker hati. ejala akut dapat berupa mual, muntah, nafsu makan menurun,
demam, nyeri perut dan ikterik.(:,9!
*ibawah ini grafik gambaran serologik infeksi akut -H
4
7/24/2019 Paper Obstetri
6/26
#a%+ar 1 Kur,a ser-l-gik ineksi akut VHB
.
Konsentrasi -H dalam berbagai /airan tubuh dapat dibagi dalam $
kategori yaitu =
konsentrasi tinggi (darah, serum, eksudat luka!
sedang (semen, /airan vagina, saliva!
rendah (urine, feses, keringat, air mata, air susu!.
-H 00 kali lebih infeksius daripada H#- dan paling sering mengenai usia
4"$9 tahun. 1enularan -H dapat melalui kontak seksual ( 24 %!, parenteral
seperti jarum suntik, dan penularan perinatal melalui kontak darah ibu penderitakronis dengan membran mukus janin.(:,9!e/ara umum penularan -H melalui
jalur sbb=
Kontak seksual yang tidak aman baik pervaginal ataupun anal dengan
penderita dengan Hbs'g positif.
7elalui oral seks dengan penderita Hbs'g positif yaitu melalui saliva
yang sama infeksiusnya dengan /airan alat genital.
&
7/24/2019 Paper Obstetri
7/26
Kontak darah dengan penderita Hbs'g positif sepertiF jarum suntik,
tranfusi darah,dsb. >ransmisi #bu"anak baik selama kehamilan, saat persalinan maupun waktu
menyusui. >ransmisi dapat diturunkan dengan memberikan vaksinasi,
dimana bayi yang dilahirkan dari ibu yang infeksius diberikan
imunoglobulin dalam 23 jam pertama sebelum disusui. Hanya bayi yang
dapat vaksinasi yang boleh disusui oleh ibu yang infeksius(:,9!.
2.$.$ Pengaru! Ter!a"ap Ke!a%ilan "an Ba&i
*ilaporkan 0"20 % ibu hamil dengan Hs'g positif yang tidak
mendapatkan imunoprofilaksis menularkan virus pada neonatusnya *an 90 %
wanita hamil dengan seropositif untuk Hs'g dan He'g menularkan virus
se/ara vertikel kepada janinnya dengan insiden 0 % pada trimester # dan ?0"90
% pada trimester ###(9!. 'dapun faktor predisposisi terjadinya transmisi vertikal
adalah(?!=
. >iter *
7/24/2019 Paper Obstetri
8/26
bulan pertama kehidupannya dan sampai 30 % menjadi karier jangka panjang
dengan resiko sirosis dan kanker hepar dikemudian harinya.(9!
-H dapat melalui '# sehingga wanita yang karier dianjurkan mendapat
#munoglobulin hepatitis sebelum bayinya disusui.(0!1enelitian yang dilakukan
Hill A,dkk (dipublikasikan tahun 2002! di E' mengenai resiko transmisi -H
melalui '# pada ibu penderita kronis"karier menghasilkan kesimpulan dengan
imunoprofilaksis yang tepat termasuk #g hepatitis dengan vaksin -H akan
menurunkan resiko penularan(!. edangkan penelitian @angA, dkk
(dipublikasikan 200$! mengenai resiko dan kegagalan imunoprofilaksis pada
wanita karier yang menyusui bayinya menghasilkan kesimpulan tidak terdapat
perbedaan yang bermakna antara '# dengan susu botol. Hal ini mengindikasikan
bahwa '# tidak mempunyai pengaruh negatif dalam merespon anti Hs.(2!
edangkan transmisi -H dari bayi ke bayi selama perawatan sangat rendah.(0!
#bu hamil yang karier -H dianjurkan untuk memberikan bayinya
#munoglobulin Hepatitis (H#g! sesegera mungkin setelah lahir dalam waktu 2
jam sebelum disusui untuk pertama kalinya dan sebaiknya vaksinasi -H
diberikan dalam : hari setelah lahir. #munoglobulin merupakan produk darah yang
diambil dari darah donor yang memberikan imunitas sementara terhadap -H
sampai vaksinasi -H memberikan efek. -aksin hepatitis kedua diberikan
sekitar bulan kemudian dan vaksinasi ketiga setelah & bulan dari vaksinasi
pertama.(0! 1enelitian yang dilakukan Dee *, dkk (dipublikasikan 9??!
mengenai peranan eksio esarea dalam men/egah transmisi -H dari ibu
kejanin menghasilkan kesimpulan bahwa ) yang dikombinasikan dengan
imunisasi Hepatitis dianjurkan pada bayi yang ibunya penderita kronis"karier
Hbs'g dengan level atau titer *etapi pemeriksaan rutin
wanita hamil tua untuk skreening tidak dianjurkan ke/uali pada kasus"kasus
tertentu seperti pernah menderita hepatitis akut, riwayat tereksposure dengan
?
7/24/2019 Paper Obstetri
9/26
hepatitis, atau mempunyai kebiasaan yang beresiko tinggi untuk tertular seperti
penyalahgunaan obat"obatan parenteral selama hamil, maka test Hbs'g dapat
dilakukan pada trimester ### kehamilan. Hbs'g yang positif tanpa #g7 anti H/
menunjukkan infeksi kronis sehingga bayinya harus mendapat H#g dan vaksin
-H.(9!
2.$.' Pen(ega!an
1en/egahan penularan -H dapat dilakukan dengan melakukan aktifitas
seksual yang aman, tidak menggunakan bersama obat"obatan yang
mempergunakan alat seperti jarum, siringe, filter, spons, air dan tourniGuet, dsb,
tidak memakai bersama alat"alat yang bisa terkontaminasi darah seperti sikat gigi,
gunting kuku, dsb, memakai pengaman waktu kerja kontak dengan darah, dan
melakukan vaksinasi untuk men/egah penularan.(:,9!
1rofilaksis pada wanita hamil yang telah tereksposure dan rentan terinfeksi
adalah sbb(9!=
. Ketika kontak seksual dengan penderita hepatitis terjadi dalam 3 hari
erikan vaksin -H kedalam m.deltoideus. >ersedia 2 monovalen
vaksin -H untuk imunisasi pre"post eksposure yaitu ;e/ombiva8 H
dan +ngeri8". *osis H#g yang diberikan 0,0& mlBkg #7 pada
lengan kontralateral.
Entuk profilaksis setelah tereksposure melalui perkutan atau luka
mukosa, dosis kedua H#g dapat diberikan bulan kemudian.
2. Ketika tereksposure dengan penderita kronis -H
1ada kontak seksual, jarum suntik dan kontak nonseksual dalam rumah
dengan penderita kronis -H dapat diberikan profilaksis post eksposure
dengan vaksin hepatitis dengan dosis tunggal.
@anita hamil dengan karier -H dianjurkan memperhatikan hal"hal sbb =
>idak mengkonsumsi alkohol dan obat"obatan hepatotoksik seperti
asetaminophen
Aangan mendonorkan darah, organ tubuh, jaringan tubuh lain atau semen
9
7/24/2019 Paper Obstetri
10/26
>idak memakai bersama alat"alat yang dapat terkontaminasi darah seperti
sikat gigi,dsb. 7emberikan informasi pada ahli anak, kebidanan dan laboratorium bahwa
dirinya penderita hepatitis /arier.
1astikan bayinya mendapatkan H#g saat lahir, vaksin hepatitis dalam
minggu setelah lahir, bulan dan & bulan kemudian.
Konsul teratur kedokter
1eriksa fungsi hati.
;ekomendasi dari ) (>he o/iety bstetri/ and ynae/ologi/ of )anada!
mengenai amniosintesis sbb(9!=
;esiko infeksi -H pada bayi melalui amniosintesis adalah rendah.
1engetahuan tentang status antigen H/ pada ibu sangat berharga dalam
konseling tentang resiko penularan melalui amniosintesis.
Entuk wanita yang terinnfeksi dengan -H, -H) dan H#- yang
memerlukan amniosintesis diusahakan setiap langkah"langkah yang
dilakukan jangan sampai jarumnya mengenai plasenta.
Pilihan persalinan
1ilihan persalinan dengan eksio sesaria telah diusulkan dalam
menurunkan resiko transmisi -H dari ibu kejanin. @alaupun dari penelitian para
ahli /ara persalinan tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna dalam transmisi
-H dari ibu ke janin yang mendapatkan imunoprofilaksis. ') tidakmerekomendasikan ) untuk menurunkan transmisi -H dari ibu ke janin. 1ada
persalinan ibu hamil dengan titer -H tinggi ( $,4 pgBml atau Hbe'g positif!
lebih baik ) sebagai pilihan /ara persalinan (urya,99:!.(9!
2.$.) Terapi
>erapi infeksi akut -H adalah supportif. >erdapat 3 jenis obat dalm
mengobati hepatitis kronik yaitu interferon (#6
7/24/2019 Paper Obstetri
11/26
Damivudin ($>)! dan 'defovir. bat"obatan ini efektif pada 30"34 % pasien. Aika
infeksi terjadi dalam fase inisial dapat diberikan #munoglobulin hepatitis
sebagai profilaksis post"eksposure. #nterferon tidak diketahui mempunyai efek
samping terhadap embrio atau fetus. *ata yang ada sangat terbatas tapi
penggunaan interferon dalam kehamilan mempunyai resiko yang lebih berat.
>idak ada data yang mendukung fakta efek teratogenik lamivudin.
Damivudin telah digunakan pada kehamilan lanjut sebagai usaha men/egah
transmisi perinatal -H.(9!
2.' HEPATITIS VI*US /
2.'.1 Seara!
-H) pertama kali ditemukan pada tahun 9??. 7erupakan *
7/24/2019 Paper Obstetri
12/26
2. #nfeksi Kronis
ekitar ?0 % penderita berkembang menjadi kronis dimana virus dapat
tidur (dormant! selama bertahun"tahun. irosis terjadi karena hati berusaha
terus mengadakan perlawanan terhadap -H) sehingga menimbulkan
sikatrik (s/ar! pada hepar. ehingga terjadi gangguan fungsi hepar dan
dapat berkembang menjadi kanker hati (hepatocellulare carcinoma!.
1enyakit hepar kronis terjadi pada :0 % penderita yang terkena infeksi
kronis. irosis hepar tejadi pada 20 % penderita yang mengalami infeksi
kronis. Kematian akibat penyakit hepar kronis terjadi I $ % dari yang
terinfeksi kronis(3!.
*ibawah ini terdapat kurva serologik mengenai infeksi akut -H) yang
berlanjut menjadi kronik(3!
1ada wanita hamil terjadi peningkatan kadar alkali phosphatase ('D>!$"3
8 normal karena plasenta juga menghasilkan 'D>. Kadar 'D> dapat juga
meningkat jika terinfeksi -H), adanya kerusakan hepar oleh obat"obatan, batu
empedu, muntah hebat, atau perlemakan hati.
1enularan -H) biasanya terjadi kalau darah /airan tubuh penderita yang
terinfeksi -H) seperti saliva, /airan seminal dan sekresi vagina memasuki tubuh
orang yang tidak terinfeksi. -H) 00 kali lebih infeksius daripada H#-. e/ara
umum penularan dapat terjadi pada keadaan sbb(3!
. 'ktifitas seksual yang tidak aman baik vaginal, anal maupun oral dengan
penderita -H) positif. @alaupun -H) lebih infeksius dari -H dan H#-
tetapi jarang ditularkan melalui kontak seksual ke/uali adanya kontak
darah.
2. 7elalaui kontak darah seperti jarum suntik, tranfusi darah, dsb.
$. 1enularan dari ibu keanak baik selama kehamilan maupun saat persalinan.
Aanin mempunyai resiko 4 % terinfeksi dari ibu kejanin dan akan
meningkat sampai $& % jika ibu juga terinfeksi H#-.
2
7/24/2019 Paper Obstetri
13/26
ampai saat ini belum ada vaksin untuk -H), untuk itu tindakan preventif
sangat penting peranannya dalam men/egah infeksi -H). >indakan preventif
dalam pen/egahan infeksi -H) adalah sbb(3,4!=
7elakukan aktifitas seksual yang aman
>idak menggunakan alat"alat yang bisa terkontaminasi virus seperti jarum
suntik, filter, syringe dsb.
>idak menggunakan alat"alat yang bisa terkontaminasi darah seperti sikat
gigi dan gunting kuku.
7enggunakan pengaman ketika bekerja dan kontak dengan darah
penderita.
Ko-infeksi VHC dengan HIV
#stilah ko"infeksi ini digunakan jika sesorang terinfeksi -H) dan H#-
se/ara bersamaan. ejak diketahui jalur penularan -H) dengan H#- yang hampir
sama, penemuan ko"infeksi -H) dan H#- menjadi lebih sering. *i +ropa
diperkirakan $$ % penderita H#- mengalami ko"infeksi dengan -H). 'ngka inimenjadi lebih besar lagi pada penderita hemophilia dan pengguna obat"obatan
injeksi. ejak pertengahan tahun 90"an dengan dikenalkannya H'';> (Highly
'/tive 'nti ;etroviral >herapy! sehingga memperpanjang angka harapan hidup
pada penderita H#-, infeksi -H) pada penderita ini menjadi masalah kesehatan
yang baru.ejak tahun 999 -H) telah dikenal sebagai virus yang menginfeksi
penderita se/ara oppurtunistik (oppurtunisti/ infe/tion!(3,4!.
*iagnosa dan penatalaksanaan yang /epat dapat mengurangi resiko
penularan perinatal ibu dan janin oleh kedua virus, mengurangi progressifitas
gangguan hepar, dan meningkatkan efektifitas pengobatan anti H#-.
Pengaruh HIV terhadap infeksi VHC
#nefeksi H#- sering menyebabkan pemeriksaan antibodi untuk -H)
memberikan hasil yang negatif palsu terutama jika kadar )*3 nya rendah. ;esiko
transmisi dari ibu ke janin yang menderita infeksi -H) meningkat jika ibu
terinfeksi H#- dan sebaliknya jika ibu menderita H#- positif terinfeksi -H).
$
7/24/2019 Paper Obstetri
14/26
eberapa studi menunjukkan peningkatan resiko transmisi infeksi dari ibu kejanin
sekitar &": % hingga 4"$& %. 1rogressifitas H#- dengan ko"infeksi -H) belum
banyak diketahui. >api beberapa kasus menunjukkan akselerasi perjalanan H#-
terutama jika terinfeksi -H) genotype , juga menurunkan toleransi terhadap
terapi H#-.
Skreening dan Uji Diagnostik Serologik VHC(19)
>est yang hanya diakui pada saat ini oleh E. 6ood and *rug
'dministration ( 6*' ! untuk diagnosis infeksi -H) adalah pemeriksaan antibodi
terhadap -H). >est ini mampu mendeteksi anti -H) pada lebih 9: % pasien
yang terinfeksi -H) tapi tidak bisa membedakan infeksi akut, kronik atau dalam
perubahan akut ke kronik. ebagai test penyaring, nilai prediksi positif dari
Enzym Immunoassay (EIA)untuk anti -H) sangat berharga dan tergantung pada
prevalensi infeksi pada suatu populasi dan kurang berharga jika prevalensi infeksi
kurang dari 0 %. >est penunjang yang lebih spesifik seperti Recombinant
Immunoblot Assay (RIA!")pada spesimen dengan +#' yang positif dapat
men/egah adanya hasil yang positif palsu terutama pada penderita yang
asimptomatis. Hasil test penunjang ini dilaporkan sebagai hasil yang positif,
negatif atau tidak dapat ditentukan. eseorang dikatakan positif anti -H) bila test
serologik +#' positif dan test penunjang juga positif. eseorang dengan +#'
negatif atau positif tapi hasil test penunjang menunjukkan hasil yang negatif,
dikatakan tidak terinfeksi -H). Hasil test penunjang tidak dapat ditentukan bila
sesorang yang terinfeksi dalam proses serokonversi atau dengan hasil yang positif
palsu pada orang dengan resiko infeksi -H) yang rendah.
Deteksi RNA-VHC Seara Kualitatif(19)
*iagnosis infeksi -H) juga dapat dibuat se/ara #ualitatif dengan
mendeteksi ;
7/24/2019 Paper Obstetri
15/26
Aminotransferase(A!) atau sebelum anti -H) terbentuk. *eteksi ;
7/24/2019 Paper Obstetri
16/26
mengukur tingkat keberhasilan terapi antivirus yang diberikan. ;esiko transmisi
rendah (0"? %! jika ibunya H#- negatif dan tidak ada riwayat penggunaan obat
suntik atau transfusi darah. >ransmisi -irus kepada janin sangat tinggi pada
wanita dengan titer /;virus sampai 30 % pada genotipe dan hingga ?0 % pada genotip 2 dan $.
enotipe virus menunjukkan perbedaan dalam infeksi -H). +fektifitas
pengobatan sangat tergantung pada jenis genotipe -H) yang menginfeksinya(3!.
1ada wanita usia reproduksi yang mendapatkan terapi hepatitis ) harus
menyepakati untuk tidak hamil selama pengobatan dan & bulan sesudahnya
dengan menggunakan konrasepsi yang efektif, karena terapi ;ibavirin bersifat
teratogenik yang bisa menimbulkan defek pada janin saat lahir dan abortus
spontan(3,4!@anita yang mendapat terapi kombinasi seharusnya tidak menyusui
karena sangat potensial menimbulkan efek samping obat terhadap bayi(3,4!.
1enatalaksanaan penderita dengan H#- dan ko"infeksi oleh -H) sangat
komplek. angat perlu mempertimbangkan keuntungan dan resiko terapi hepatitis
) terhadap H#-. 7engenai pemilihan yang mana lebih dahulu diterapi sangat
bergantung pada beberapa faktor, tapi indikator yang paling sering dipakai adalah
kadar )*3 dan tingkat kerusakan hepar. Kadart )*3 yang tinggi (400!
menunjukkan gangguan sistem imun yang masih ringan sehingga merupakan
indikator untuk mendahulukan terapi hepatitis ),dan jika hasil biopsi
menunjukkan gangguan yang berat, perlu penatalaksanaan yang /epat. 1enderita
dengan kadar )*3 yang rendah menunjukkan gangguan fungsi imun yang /ukup
berat sehingga terapi hepatitis )"nya harus diundur dulu. 1erlu terapi H#- dulu
untuk meningkatkan sistem imun sehingga dapat men/egah infeksi yang
&
7/24/2019 Paper Obstetri
17/26
oppurtunistik. >erapi H#- dengan H'';> sering menimbulkan gangguan akut
pada hepar karena bersifat hepatotoksik.(3,4!
2.) HEPATITIS VI*US D
2.).1 Seara!
*isebut juga dengan delta virus merupakan small circular RNA virus.
inge"stranded ;
7/24/2019 Paper Obstetri
18/26
'lpha interferon digunakan pada pasien dengan hepatitis dan * kronik.
eberapa penelitian menunjukkan penggunaan dosis yang lebih tinggi dari
biasanya menunjukkan hasil yang lebih baik(4!
2.0 HEPATITIS VI*US E
2.0.1 #a%+aran VHE
7erupakan single stranded ;
7/24/2019 Paper Obstetri
19/26
>est diagnostik belum tersedia se/ara komersial. erum #g7 dan #g anti
H+- dapat dideteksi dengan +D#'.#nfeksi -H+ didiagnosa jika anti -H+ #g7
atau -H+ ;
7/24/2019 Paper Obstetri
20/26
ampai saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk -H+.
#munoprofilaksis untuk -H+ belum tersedia tapi mungkin saja dengan
menggunakan darah donor dari penderita yang berasal dari negara dengan
prevalensi hepatitis + yang tinggi. Entuk itu pe/egahan se/ara primer dengan
meningkatkan higiene dan memastikan bahwa air yang digunakan bersih sangat
penting.
2.0.) Terapi
ampai saat ini belum ada terapi yang khusus untuk -H+. @anita hamil
yang menderita infeksi -H+ harus berobat dan diawasi oleh tenaga ahli sesegera
mungkin disamping istirahat dan minum air yang lebih banyak untuk men/egah
dehidrasi.(:!
>abel . 1endekatan diagnosti/ yang disederhanakan pada pasien dengan hepatitis
2. SI*SIS HEPATIS
1enyakit hati kronis yang irreversibel dengan fibrosis dan nodul yang
regeneratif adalah perjalanan akhir yang umum pada beberapa gangguan. Daene/
/irrhosis dari pemajanan alkohol yang kronis adalah penyebab yang paling umum
dalam populasi. >etapi pada wanita muda"termasuk wanita hamil, sebagian besar
20
7/24/2019 Paper Obstetri
21/26
kasus disebabkan oleh sirosis postnekrotik dari hepatitis dan ) yang kronis.
anyak kasus dari sirosis kriptogenik yang sekarang diketahui disebabkan oleh
penyakit perlemakan hati nonalkoholik. 7anifestasi klinis dari sirosis meliputi
jaundi/e, oedem, koagulopathy, kelainan metabolik, dan hipertensi portal dengan
varises gastroesofageal dan splenomegali. #nsiden dari tromboemboli vena dalam
meningkat. 1rognosisnya buruk, dan :4% mempunyai progresivitas menuju ke
kematian dalam "4 tahun.
Sir-sis "an ke!a%ilan
@anita dengan sirosis yang simptomatik sering infertile. 7ereka yang
akhirnya hamil biasanya memiliki keluaran yang buruk. Komplikasi yang umum
meliputi kegagalan hati transien, perdarahan varises, persalinan preterm,
pertumbuhan janin terhambat dan kematian maternal. 1ada studi sebelumnya,
keluaran biasanya buruk jika telah ada varises esophagus. /hreyer and asso/iates
(9?2! meneliti &9 kehamilan dari &0 kehamilan dengan sirosis tanpa shunt
hepati/ dan 2? kehamilan dari 2$ wanita lainnya yang telah menjalani dekompresi
portal shunting. 1erdarahan varises yang parah telah meningkat : kali lipat pada
wanita yang tidak dilakukan shunt dibandingkan dengan mereka yang telah
menjalani prosedur ini" 23 versus $ %.
Hipertensi p-rtal "an ,arises es-p!agus pa"a ke!a%ilan
Hipertensi pada system portal hepati/ seiring dengan adanya varises
esophagus akan berakibat dari sirosis atau dari obstruksi vena portal e8trahepatik.
eberapa kasus ekstrahepatik diikuti oelh thrombosis vena portal berhubungan
dengan sindrom trombofilia. *engan resistensi aliran baik intrahepatik maupun
ekstrahepatik, tekanan vena portal meningkat dari kisaran normal antara 4"0
mmHg, dan nilai dapat meningkat hingga $0 mmHg. irkulasi kolateral dapat
2
7/24/2019 Paper Obstetri
22/26
berkembang yang membawa darah portal ke sirkulasi sistemik. *rainase adalah
via gaster, interkostal dan vena"vena lain menuju ke system esophageal, dimana
varises berkembang. 1erdarahan biasanya berasal dari varises yang dekat dengan
gastroesofageal jun/tion dan perdarahan dapat menjadi hebat. 1erdarahan selama
kehamilan dari varises terjadi pada sepertiga sampai setengah dari wanita yang
menderita penyakit ini dan penyebab terbesar dari kematian maternal. 1rognosis
maternal bergantung pada adanya perdarahan dari varises. 'ngka mortalitas lebih
tinggi jika varises berhubungan dengan sirosis dibandingkan dengan varises tanpa
sirosis" ? versus 2 %. 'ngka kematian perinatal lebih tinggi pada wanita dengan
varises esophagus. *an seperti keluaran maternal, keluaran neonatus akan
memburuk jika sirosis yang menjadi penyebab varises
Penatalaksanaan
>erapi sama seperti pada wanita yang tidak hamil. e/ara preventif,
pertimbangan harus diberikan untjuk menegakkan pentingnya dilakukan dilatasi
varises dengan endoskopi atau multide/tor )> esophagography. bat"obatan J"
blo/ker seperti propanolol diberikan untuk mengurangi tekanan portal dan lebih
lanjut resiko terhadap perdarahan.
Entuk perdarahan yang akut, ligasi endoskopi band dipilih menurut a/on
(200?b!. eeman and 7oise (999! mendeskripsikan wanita hamil yang
menjalani pemasangan band profilaksis pada 4, 2& dan $ minggu kehamilanuntuk men/egah perdarahan. kleroterapi juga dapat digunakan dan pada
beberapa kasus dapat membantu pemasangan band. 1enatalaksanaan medis yang
akut untuk perdarahan varises diverifikasi dengan endoskopi termasuk pemberian
vasopressin intravena atau o/treotide and somatostatin. >amponade balon untuk
perdarahan yang parah menggunakan triple"lumen tube dapat menyelamatkan
nyawa jika endoskopi tidak tersedia. hunting darurat digunakan pada 0"20%
dari pasien dengan perdarahan yang tidak bisa dikontrol dengan endoskopi.
22
7/24/2019 Paper Obstetri
23/26
1rosedur radiologi intervensi" transu$ular intrahepatic portosystemic stent
shuntin$(!I&**)" dapat mengontrol perdarahan varises gaster juga. >#1 dapat
dilakukan se/ara elektif pada pasien dengan perdarahan varises sebelumnya.
2$
7/24/2019 Paper Obstetri
24/26
BAB III
KESI3PULAN
Hepatitis merupakan penyakit hepar yang paling sering mengenai wanita
hamil.
Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel! hati. 1eradangan ini
ditandai dengan meningakatan kadar en5im hati.
#nfeksi virus hepatitis ' (-H'! jarang terjadi dalam kehamilan dan tidak
menimbulkan infeksi kronis dengan resiko perinatal yang rendah.
#nfeksi -H pada wanita hamil dapat ditularkan se/ara tranplasental dan
20 % dari anak yang terinfeksi melalui jalur ini akan berkembang menjadi
kanker hati primer atau sirosis hepatis pada usia dewasa.
1enularan perinatal virus hepatitis ) (-H)! telah dibuktikan dan sangat
erat hubungannya dengan penyakit hati kronis.
#nfeksi virus hepatitis * (-H*! hanya dapat ditularkan dari ibu ke anak
bersamaan dengan -H karena -H* memerlukan -H untuk
bereplikasi.
#nfeksi virus hepatitis + (-H+! sering berat pada wanita hamil dengan
angka mortalitas ibu $0 %.(3!#nfeksi -H+ pada wanita hamil dapat
ditularkan pada janinya se/ara vertikel.
-irus hepatitis masih dipelajari dan diteliti serta dihubungkan dengan
infeksi -H).
23
7/24/2019 Paper Obstetri
25/26
*'6>'; 1E>'K'
. )unningham 6, ant ransmission in reast"6ed #nfants
of )hroni/ Hepatitis )arriers. in bstetri/ and yne/ologi/ Aournal.2002
AuniF99(&!=039"42. diakses dari http=BBwww.greenjournal.org.
24
http://www/http://www/http://www/http://www/mailto:MMWRq@CDC.govhttp://www/http://www/http://www/http://www.green/http://www/http://www/http://www/mailto:MMWRq@CDC.govhttp://www/http://www/http://www.green/http://www/7/24/2019 Paper Obstetri
26/26
2. @ang A, hu N;, @ang OH. reast 6eeding *oes not 1ose 'ny 'dditional
;isk of #munoprophyla8is 6ailure on #nfants of H- )arriers 7others. #nt A
)lin 1ra/t.200$ 7ar/hF4:(2!=00"2. diakses dari http=BBwww. 1ub.7ed.gov.
$. Dee *. Do KA,et al. ;ole of )esarean e/tion in 1revention of 7others"
#nfant >ransmission of Hepatitis -irus. Dan/et.99? /t ?F2(?&4!F?$$"3.
diakses dari http=BBwww. 1ub.7ed.gov
3.