Post on 09-Aug-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman saat ini begitu pesat tanpa ada pembatas yang
menghalangi kita untuk mencegah terjadinya perubahan. Tentunya pada
perkembangan yang berimbas pada perubahan kea rah yang positif menjadi
harapan setiap manusia. Tanpa tersadari perkembangan zaman pun membawa
perubahan yang negatif, timbulnya kejahatan-kejahatan yang menjadi momok
menakutkan pada khalayak ramai. Pada dasarnya kejahatan saat ini sering terjadi,
jarang sekali kejahatan yang secara-secara terang-terangan muncul di muka
publik, kejahatan yang sekarang sering muncul adalah kejahatan yang kasad mata,
tidak terlihat dan tidak mampu dirasakan terkecuali bagi yang mengalaminya.
Jika kita berbicara tentang kejahatan terorganisir, terlebih dahulu kita
harus dapat membedakannya dengan kejahatan organisasi. Karena umumnya
orang sering salah memahami dengan menganggap dua istilah tersebut sebagai
istilah yang memiliki definisi yang sama. Kejahatan organisasi
atau organizational crime adalah kejahatan kerah putih (white collar crime) yang
dilakukan dengan dukungan dan dorongan dari sebuah organisasi formal dan
cenderung memiliki tujuan yang setidaknya dapat memajukan tujuan dari
organisasi. Sedangkan kejahatan terorganisir atau organized crime lebih kepada
kejahatan transnasional, nasional, atau lokal yang dijalankan oleh kelompok
penjahat untuk tujuan hal-hal yang menjadi tujuan mereka sendiri.
Tentunya kita sebagai masyarakat enggan untuk terlibat secara langsung
dalam hal kejahatan seperti ini. Namun terkadang kita tidak tersadar menjadi
daging empuk yang sedang di intai untuk menjadi santapan lezat untuk para
pelaku kejahatan. Namun bagaimana baiknya kita mengetahui hal apa saja yang
menjadi dimaksud dengan “Organized Crime”
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari permasalahan tersebut maka dalam penelitian Studi kasus ini dapat di
jabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan “Organized Crime”?
2. Apa hal yang menjadi tujuan dari “ Organized Crime”?
3. Apa saja kategori yang termasuk kedalam “Organized Crime”?
4. Bagaimana sejarah para mafia ?
5. Bagaimana penegakan hukum terhadap “Organized Crime?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu “Organized Crime”
2. Memahami apa yang menjadi tujuan “Organized Crime”
3. Mengetahui beberapa kategori dari “Organized Crime”
4. Mengetahui sejarah para mafia
5. Mengetahui penegakan hukum terhadap “Organized Crime”
1.4 Manfaat Penulisan
1. Memberi sumbangan pengetahuan dan wawasan mengenai “Organized
Crime”
2. Memberi gambaran tentang bagaimana “Organized Crime” serta tata
struktur dalam kegiatan yang dilakukannya. Serta memberi cara
pencegahan agar tidak terlibat dalam hal tersebut.
1.5 Metode Penulisan
1. Kajian Pustaka
2. Browsing
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kejahatan Terorganisir
Kejahatan terorganisir atau yang disebut dengan Organized Crime sering
digolongkan ke dalam salah satu bentuk White Collar Crime. Meskipun kejahatan
teroganisir sering digolongkan kedalam white collar crime tidaklah berarti bahwa
Organized Crime murni semata-mata kasus non konveksional. "Kejahatan
terorganisir" (Organized Crime) harus dibedakan dengan "kejahatan organisasi"
(Organizational Crime), karena yang dimaksud dengan organizational crime
adalah kejahatan yang dilakukan oleh organisasi, baik berbentuk badan hukum,
korporat, atau organisasi non-badan hukum, sehingga sebenarnya "organiszational
crime" itu hanya merupakan istilah lain dari "kejahatan korporat" (Corporate
Crime).
Akan tetapi ada juga yang mengartikan. Organized crime sebagai suatu
indikasi dari penjahat profesional yang melakukan kegiatan ilegal sebagai cara
hidup (way of life) mereka (Steven Gifis, 1984: 330)
Beberapa pengertian lain yang pernah diberikan terhadap kejahatan terorganisir
adalah sebagai berikut: (J.E. Sahetapy, 1994: 29)
1. Menurut Timothy S. Bynum
Menurut Timothy S. Bynum, yang dimaksud dengan organized
crime adalah suatu perusahaan yang terus menerus beroperasi secara
rasional untuk memperoleh keuntungan, dengan menggunakan kekerasan,
atau paling tidak, ancaman kekerasan, atau menyebabkan dilakukannya
korupsi oleh pejabat pemerintah
2. Menurut Hagam3
Menurut Hagam, yang dimaksud dengan organized crime adalah
tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mempunyai
kegiatan utama yang berlawanan dengan hukum (pidana) dengan tujuan
untuk mencari keuntungan secara tidak ilegal dengan menggunakan
kekuasaan yang tidak sah dengan jalan melakukan kegiatan pemerasan
(racketeering) bahkan bila mungkin, melakukan manipulasi finansial yang
canggih.
3. Menurut Albini
Menurut Albini, yang dimaksud dengan Organized Crime adalah
perbuatan yang melibatkan 2 atau lebih individu, baik specialist atau
nonspecialist, yang memimpin suatu bentuk struktur sosial tertentu,
dimana tujuan akhir dari organisasinya adalah terlihat dalam maksud dan
tujuan yang khusus dari kelompok tersebut.
Selanjutnya, dengan mengambil pendapat beberapa ahli, Frank E. Hagan
menyimpulkan beberapa ciri dari suatu organized crime, yaitu sebagai berikut:
(J.E. Sahetapu, 1994: 31)
1. Merupakan kejatan nonideologi
2. Organisasi yang hierakis dan kontinu
3. Memakai kekerasan (violence), yakni menggunakan kekerasan fisik
atau ancaman kekerasan fisik.
4. Keanggotaannya terbatas
5. Mempunyai suati planning yang rapi dan terukur
6. Mendapatkan keuntungan yang rasional melalui kegiatan yang tidak
ilegal
7. Public demand
8. Korupsi/immunity
4
9. Monopoli, dengan menguasai wilayah tertentu
10. Spesialisasi.
11. Penuh rahasia
12. Mempunyai aturan main tertentu yang dipatuhi dengan taat oleh para
anggotanya.
13. Mempunyai tenaga ahli khusus dalam bidang tertentu, semisal
akuntan, ahli hukum, ahli perbankan, ahli medis, dan lain lain.
Salah satu model kejahatan utama dari kejahatan teroganisir, terutama
yang dilakukan oleh gembong mafia adalah tindakan yang secara populer disebut
dengan istilah "racketeering" (pemerasan). Yang dimaksud dengan kejahatan
racketeering adalah suatu perbuatan pidana yang dilakukan oleh sindikat
kejahatan/mafia, dengan jalan mengancam (exortion) fisik atau mental sehingga
menimbulkan rasa takut bagi yang di ancam, yang dilakukan, baik secara lisan
maupun tulis, lewat telepon, SMS, internet/e-mail, atau dengan mempergunakan
cara-cara kekerasan (coercion) dalam berbagai bentuk dan tingkat, termasuk
mengebom, membajak kendaraan, membunuh, mencederai, menculik dengan
tebusan, melukai, dan merampas, baik terhadap diri yang dituju maupun terhadap
anggota keluarga atau rekannya, dengan tujuan untuk mendapatkan uang, harta
benda, atau manfaat-manfaat lainnya.
Menurut hukum di Amerika Serikat, perbuatan racketeering dimaksud
sebagai suatu kejahatan terorganisir, yang dilakukan dengan jalan salah satu dari
kategori berikut:
1. Secara langsung atau tidak langsung melakukan investasi dalam
perusahandibidang bisnis, atas uangnya yang berasal dari kegiatan yang
termasuk ke dalam formula racketeering, atau yang berasal dari penagihan
terhadap hutang ilegal (unlawful debt)
5
2. Mendapatkan keuntungan dari suatau perusahaan melalui cara-cara yang
termasuk ke dalam kegiatan dengan formula rackteering, atau yang
termasuk ke dalam penagihan terhadap hutang yang ilegal (unlawful debt)
3. Menjalankan perusahaan atau berpatisipasi dalam kegiatan perusahaan
melalui formula rackteering atau penagihan terhadap hutang yang ilegal
(unlawful debt)
4. Ikut berkonspirasi dalam melakukan pelanggaran tterhadap ketentuan-
ketentuan tentang rackteering (Steven H Gifis, 1984; 383)
Beberapa contoh organisasi bawah tanah atau gembong mafia preman yang
terkenal adalah:
1. Yakuza (Jepang)
2. Triad (Cina dan Hongkong)
3. Al Capone (Mafia legendaris dari Chicago, Amerika Serikat)
4. Beberapa keluarga mafia di Amerika Serikat (Chicago dan New York) asal
Italy, seperti Genovese, Gambino, Lucchese, Bonanno, dan Colombo
5. Beberapa organisasi mafia di Italy, seperti Cosa Nostra (di Palermo dan
Sisilia), Camorra (di Napoli dan Campania), Ndrangheta (di Reggio dan
Calabria), atau Sacra Corona Unita (di Tarante, Brindisi, dan Pouilles).
6. Di kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Medan, Surabaya, dan
Bandung, juga ada organisasi mafia bawah tanah, baik mafia preman
maupun mafia non preman, yang menjalankan tugasnya sebagai
perdagangan obat bius/ganja/pil ecstasy, perdagangan dan penyelundupan
senjata api, pem- backing-an, pendemo bayaran, pencaloan, pemerasan,
pemborong dengan jalan pembakaran, dan lain-lain.
7. Di beberapa tempat di Indonesia juga terdapat beberapa sindikat organisasi
preman dengan mencantolkan dirinya pada partai politik, organisasi
massa, organisasi kedaerahan, organisasi pembela hak asasi, bahkan
6
organisasi keagaaman, yang melakukan tugasnya, seperti membunuh
bayaran, menculik, membakar, melakukan pengeboman, backing tempat
hiburan, dan lain-lain
Dilhat dari keabsahan bisnisnya, suatu kejahatan terorganisasi dapat
dikategorikan :
1. Kejahatan dengan bisnis gelap
Bekerja di bidang-bidang bisnis yang ilegal. Seperti,
perdagangan/penggunaan obat bius, main perempuan, perdagangan
senjata api, pembunuh bayaran, pencurian kendaraan bermotor,
pemerasan, dan lain-lain
2. Kejahatan dengan bisinis setengah gelap
Tindakan mafia yang digolongkan setengah gelap artinya, tindakan
tersebut tidak terpuji bahkan bertentangan dengan hukum, tetapi oleh
pemerintah dan masyarakat kegiatan tersebut dibiarkan saja. Misalnya
terhadap tindakan backing judi/pelacuran, pendemo bayaran, dan lain-lain.
3. Kejahatan bisnis terang-terangan
Banyak bisnis terang-terangan dan sebenarnya legal yang
dijalankan oleh para mafia. Inilah model mafia tradisional, seperti, suap-
menyuap, pembakaran pasar atau komplek pertokoan, penindasan,
pengancaman, pemusnahan pesaing, atau intrik-intrik tidak sehat lainnya.
2.2 Sejarah Para Mafia Dan Sekelumit Riwayat Al Capone
Adalah Alphonse Capone atau yang lebih populer dengan sebutan Al
Capone, yang merupakan seorang gembong mafia yang legendaris, yang
merupakan bos mafia paling terkenal sepanjang zaman di seluruh dunia. Dia
merupakan gembong sindikat organisasi gerakan bawah tanah yang bermarkas di
Chicago, Amerika Serikat pada sekitar awal abad ke-20.
7
Sebenarnya cerita tentang adanya bos-bos mafia yang mengendalikan
sindikat organisasi bawah tanah sebelumnya sudah ada di Sisilia, Italy yang
diperkirakan sudah ada sejak abad ke-18 dan sangat merajalela pada abad ke-19.
Bahkan sebenarnya kejahatan banditisme sudah ada sejak zaman pertengahan.
Jika dibandingkan jaringan mafia Sisilia yang sampai ke Amerika Serikat,
jaringan mafia Asia Timur seperti Yakuza (Jepang) atau Triad (Cina dan Hong
kong) tidak ada apa-apanya.
Sejarah lahirnya mafia di Sisilia tidak terlepas dari situasi kemasyarakatan
yang sangat feodal saat itu. Bahkan, istilah “mafia” itu sendiri muncul pertama
kalinya dalam sebuah dokumen di Sisilia pada tahun 1658. Para mandor atau
centeng ini yang kemudian berkembang lebih lanjut menjadi bos-bos mafia, yang
selanjutnya menjadi sindikat organisasi bawah tanah di abad ke-18. Tapi
kemudian feodalisme dihapuskan, dengan demikian sistem tuan-tuan tanah juga
berakhir. Sehingga para mafia memihak para petani untuk memprotes adanya
pajak yang tidak adil. Sehingga mereka dianggap pahlawan oleh para buruh tani
karena mereka terlihat seperti orang baik dan kejahatan mereka yang tersembunyi
rapi, bahkan sampai pada pertengahan abad ke-20 di Italy orang masih bertanya-
tanya apakah sebenarnya memang ada yang namanya organisasi bawah tanah atau
mafia itu.
Kemudian ketika Mussolini berkuasa di Italy menjelang tahun 1900
dengan rezimnya yang fascist, pada saat yang bersamaan mafia di Sisilia sudah
sangat berkuasa. Pada saat kekalahan rezim fascist Mussolini di Italy, posisi para
mafia berhati serigala, muncul ke permukaan sepertidewa penolong ala God father
atau Robin Hood sangat terasa. Bahkan, para mafioso tersebut mendukung
sepenuhnya pemberontakan kaum separatis di Sisilia untuk menjadi negara
merdeka atau mungkin menjadi bagian dari negara Amerika Serikat.
Apa yang terjadi di Sisilia bahkan lebih kejam daripada counterparts-nya
di Amerika Serikat. Di Sisilia para mafioso membunuh tanpa ampun siapa saja,
termasuk hakim, jaksa, polisi, dan pejabat pemerintah lainnya yang dianggap
8
menghalang-halangi pekerjaan para mafia. Bahkan, sejak dekade 1960-an, kerja
sama semakin intens antara mafia yang disebut “Cupola” di Sisilia dan mafia asal
Sisilia di Amerika Serikat yang disebut dengan “Comission”. Kerja sama mereka
terutama di bidang bisnis narkotika, padahal sebelumnya haram bagi para mafia
untuk masuk ke bisnis narkotika. Di mata para mafioso bisnis menyuap,
mengancam, menculik, atau membunuh jauh lebih terhormat daripada bisnis di
bidang narkotika.
Di Sisilia para mafia menguasai bisnis secara total. Mengapa di Sisilia
banyak gedung aneh tidak menentu, tanpa penghijauan dan tanpa tempat parkir
yang efisien? Hal ini disebabkan bsinis pembangunan gedung dikuasai/dicukongi
oleh para mafia di sana. Bahkan semenjak walikota Palermo ( di Sisilia ) yang
terkenal korup yaitu Salvo Lima dan penggantinya yaitu Vito Ciancimono.
Mereka menjual izin mendirikan gedung kepada para gembong mafia. Meskipun
kemudian Salvo Lima ditembak secara mengenaskan oreh para mafioso setelah
tidak dibutuhkan lagi. Itulah hukum dalam dunia mafia: tembak setelah tidak
dibutuhkan lagi.
Para mafia juga menguasai pasar daging, mendirikan dan menguasai hotel,
menguasai bisnis transportasi, banking, telekomunikasi, energi, dan yang lainnya
masih banyak, baik sebagai pelaku bisnis maupun sebagai calo. Seperti telah
disebutkan bahwa dalam sejarah kemafiaan, tidak ada gembong mafia yang
sepopuler Al Capone di Amerika Serikat yang bermarkas di kota Chicago.
Bahkan, nama Al Capone sudah menjadi legenda dunia tentang mafia.
Seperti biasanya, gembong-gembong mafia di Amerika Serikat adalah
keturunan imigran Italy yang ada di Amerika Serikat, khususnya yang berasal dari
kampung mafia Italy yang disebut dengan Sisilia. Melihat riwayat Al Capone,
pada awalnya Al Capone henya merupakan mafia tingkat pesuruh dalam satu
kelompok mafia di kota New York. Kemudian sekitar tahun 1921, oleh gembong
mafia di New York, Al Capone dikirim ke Chicago untuk bekerja dengan
gembong mafia yang lainyaitu Johnny Torrio. Akan tetapi diluar dugaan Johnny
9
Torrio pensiun, maka, sejak itulah Al Capone gembong maia ( mafioso ) yang
paling dikenal. Antara mafia di Sisilia dan New York tetap terjalin hubungan
bisnis. Dibidang perdagangan obat bius misalnya. Obat bius yang berada di New
York berasal dari Sisilia karena obat bius tersebut disuling di Sisilia dengan bahan
mentah dari negara lain. Karena mafia di New York juga berasal dari Italy, maka
terkenalah apa yang disebut dengan “pizza conection”. Artinya para mafia sering
memutihkan uang mereka dan merancanakan rancangan bisnisnya di restoran-
restoran pizza.
Para mafia di Amerika Serikat sama juga seperti mafia di Sisilia (Italy)
mempunyai organisasi yang sangat rapi dan bekerja dibawah tanah. Mereka
sangat berkuasa dan tentu saja sangat kejam. Bukan hanya menguasai bisnis-
bisnis di New York, tetapi mereka juga mengontrol politik nasional Ameria
Serikat. Oleh aparat penegak hukum, mereka tercium dan sangat terasa ada, tetapi
susah dibuktikan kesalahannya, sampai kemudian ke luar undang-undang di
penghujung abad ke-20, yang memberikan kewenangan yang lenih luas kepada
penegak hukum dalam hal ini FBI, dalam memberantas mefia. Undang-undang ini
dikenal dengan nama Recketeer Influenced and Corrupt Organization (RICO).
Di samping Italy dan Amerika Serikat, negara-negara lain juga ikut
mensuplai bibit mafia dan juga bersatu dalam jaringan organisasi bawah tanah.
Seperti Yakuza di Jepang, Triad di China. Kemudia mafia obat bius dari negara
Kolumbia, atau bahkan negara Afrika. Bahkan, di Indonesia sendiri sekarang
mulai tumbuh kejahatan yang terorganisasi. Misalnya mereka yang berdagang
obat bius, ataupun vcd porno, mafia preman backing judi atau tempat pelacuran,
memungut uang secar paksa dari pedagang/pemeras, sindikat pemalsu kartu
kredit, penyelundupan senjata, sindikat pencurian sepeda motor, atau mereka yang
berbisnis halal seperti biasa, tetapi dengan cara suap-menyuap terhadap aparat
penegak hukum dan pemerintah. Bahkan ada juga diantara para organisasi mafia
di Indonesia yang tidak lagi di bawah tanah, tetapi organisasi yang berkedok
organisasi keagamaan, organisasi politik dan sosial, atau mafia nonorganisasi
masayarakat, tetapi mempunyai jaringan tersendiri.
10
Karena cara kerja mereka yang cukup rapi dan kegiatan suap-menyuap
yang cukup gencar, ditambah dengan masih banyak aparat hukum yang haus
uang, maka para mafia dalam suatu organization crime semuanya tidak terjangkau
oleh hukum kita.
2.3 Law Enforcement Terhadap Kejahatan Terorganisir
Kejahatan terorganisir merupakan kejahatan yang cukup sulit diberantas.
Oleh sebab itu, setiap waktu kita mendengar ada pembasmian terhadap organisasi-
organisasi mafia atau organisasi penjahat lainnya. Akan tetapi, kenyataannya
organisasi-organisasi tersebut tetap saja eksis.
Ada beberapa hambatan dalam melakukan law enforcement (menegakkan
hukum) terhadap kejahatan terorganisasi ini, yang paling prinsip adalah sebagai
berikut:
1. Organisasi kejahatan tersebut cukup canggih sehingga tidak mudah
terdeteksi.
2. Organisasi kejahatan tersebut cepat menyesuaikan diri mengikuti
perkembangan tekhnologi penyidikan penegak hukum.
3. Oerganisasi kejahatan memegang penegak hukum dan pejabat
pemerintah dengan jalan menyuap.
4. Organisasi kejahatan membunuh penegak hukum dan pejabat
pemerintah yang tidak bisa disuap.
5. Penegak hukum dan pejabat pemerintah takut dengan ancaman
pembunuhan oleh organisasi kejahatan.
6. Para anggota organisasi kejahatan menjalankan kewajibannya
(perintah atasan) dengan disiplin yang tinggi karena taruhannya adalah
nyawa.
Dalam kenyataannya, keberhasilan dari suatu law enforcement (penegakan
hukum) terhadap kejahatan terorganisir ini bergantung pada beberapa faktor
sebagai berikut:
11
1. Adanya tekad dan semangat yang kuat dari penegak hukum dan
pemerintah untuk membasmi mafia.
2. Integritas para penegak hukum dan pemerintah yang tinggi sehingga
tidak gampang disuap oleh para mafia.
3. Adanya keberanian dari penegak hukum dan pemerintah sehingga
tidak takut dari ancaman para mafia, termasuk ancaman
pembunuhan.
4. Adanya undang-undang yang dapat benar-benar menunjang
pembasmian para mafia.
5. Menggunakan seefektif mungkin para informan yang berasal dari
anggota mafia yang membelot.
6. Keikutsertaan masyarakat untuk membasmi mafia, dengan tidak
menyembunyikan data para mafia dan berani mengungkapkannya.
Para mafia memang tidak segan-segan utnuk membunuh atau menyiksa
orang. Seperti para mafia di Italy, mereka sinis terhadap penegakan hukum disana
yang terlalu berbelit-belit, mahal dan time consuming, sedangkan penegakan
hukum cara mafia cukup to the point, singkat, praktis, dan hasilnya segera terlihat,
yakni suap, ancam, dan bunuh, tanpa terlalu banyak basa-basi.
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kejahatan terorganisir adalah kejahatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang yang melawan hukum atau ilegal dengan jalan
melakukan pemerasan. Tujuan dari kejahatan terorganisir ini adalah untuk
mendapatkan keuntungan dengan menggunakan kekerasan atau paling
tidak ancaman kekerasan. Kejahatan yang termasuk kedalam kejahatan
terorganisir terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kejahatan yang pertama
dilakukan oleh mafia preman dan non-preman.
Adapun dari keabsahan bisnisnya kejahatan terorganisir dapat
dikategorikan kedalam kejahatan dengan bisnis gelap, kejahatan dengan
bisinis setengah gelap, dan kejahatan bisnis terang-terangan. Kemudian
yang terkait dengan kejahatan terorganisir ini adalah mafia-mafia yang
terkenal didunia contonya Yakuza (Jepang), Triad (Cina dan Hongkong),
Al Capone (Mafia legendaris dari Chicago, Amerika Serikat), Beberapa
keluarga mafia di Amerika Serikat (Chicago dan New York) asal Italy,
seperti Genovese, Gambino, Lucchese, Bonanno, dan Colombo, Beberapa
organisasi mafia di Italy, seperti Cosa Nostra (di Palermo dan Sisilia),
Camorra (di Napoli dan Campania), Ndrangheta (di Reggio dan Calabria),
atau Sacra Corona Unita (di Tarante, Brindisi, dan Pouilles). Beberapa
mafia diatas bermula berasal dari daerah Sisilia Italy yang sejarah awal
lahirnya mafia di Sisilia tidak terlepas dari situasi kemasyarakatan yang
sangat feodal saat itu. Bahkan, istilah “mafia” itu sendiri muncul pertama
kalinya dalam sebuah dokumen di Sisilia pada tahun 1658. Para mandor
atau centeng ini yang kemudian berkembang lebih lanjut menjadi bos-bos
mafia, yang selanjutnya menjadi sindikat organisasi bawah tanah di abad
13
ke-18. Tapi kemudian feodalisme dihapuskan, dengan demikian sistem
tuan-tuan tanah juga berakhir. Sehingga para mafia memihak para petani
untuk memprotes adanya pajak yang tidak adil.
Dalam rangka memberantas kejahatan yang terorganisir secara
umum harus terdapat keinginan keras dari para penegak hukum dan
kerjasama seluruh elemen masyarakat sehingga kejahatan itu dapat
diberantas.
Dalam kenyataannya, keberhasilan dari suatu penegakan hukum
terhadap kejahatan terorganisir ini bergantung pada beberapa faktor
sebagai berikut:
1. Adanya tekad dan semangat yang kuat dari penegak hukum dan
pemerintah untuk membasmi mafia.
2. Integritas para penegak hukum dan pemerintah yang tinggi sehingga
tidak gampang disuap oleh para mafia.
3. Adanya keberanian dari penegak hukum dan pemerintah sehingga
tidak takut dari ancaman para mafia, termasuk ancaman
pembunuhan.
4. Adanya undang-undang yang dapat benar-benar menunjang
pembasmian para mafia.
5. Menggunakan seefektif mungkin para informan yang berasal dari
anggota mafia yang membelot.
6. Keikutsertaan masyarakat untuk membasmi mafia, dengan tidak
menyembunyikan data para mafia dan berani mengungkapkannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Fuady, Munir. (2004). Bisnis Kotor Anatomi Kejahatan Kerah Putih. Jakarta: PT.
Citra Aditya Bakti. 2004.
http://djicom.wordpress.com/2010/01/10/kejahatan-terorganisir/ diakses pada tanggal 26 September 2012
http://disinibos.blogspot.com/2012/06/mafia-mafia-di-seluruh-dunia.html diakses pada tanggal 26 September 2012
15