Post on 18-Aug-2015
Injeksi Antibiotik untuk Meningitis
Meningitis merupakan peradangan meningen biasanya disebabkan bakteri atau virus.Bakteri
yang dapat menimbulkan penyakit ini adalah antara lain : Haemophilus influenzae, Neisseria
meningitidis, Streptococcus pneumoniae, Mycobacterium tuberculosis. Sedangkan virus yang
dapat menyebabkan meningitis antara lain: virus coxsackie, virus gondongan dan virus
koriomeningitis limfositik. Ampisilin merupakan salah satu antibiotik yang dapat digunakan
untuk mengobati meningitis. Penggunaanya biasa dikombinasi dengan sulbaktam untuk
meningkatkan aktivitas nya. Dosis lazim yang digunakan adalah: 1,5 gr – 3gr kombinasi antara
ampisilin dengan sulbaktam dengan perbandingan 2:1. berdasarkan literatur 375 mg kombinasi
tersebut larut dalam 1 ml air. Sehingga bentuk sediaan yang dipakai adalah ampul rekonstitusi
karena ampisilin tidak stabil pada air pada waktu yang lama.
Keuntungan Obat Injeksi
1. Respon fisiologis yang cepat dapat dicapai segera bila diperlukan, yang menjadi
pertimbangan utama dalam kondisi klinik seperti gagal jantung, asma, shok.
2. Terapi parenteral diperlukan untukobat-obat yang tidak efektif secara oral atau yang
dapat dirusak oleh saluran pencernaan, seperti insulin, hormon dan antibiotik.
3. Obat-obat untuk pasien yang tidak kooperatif, mual atau tidak sadar harus diberikan
secara injeksi.
4. Bila memungkinkan, terapi parenteral memberikan kontrol obat dari ahli karena pasien
harus kembali untuk pengobatan selanjutnya. Juga dalam beberapa kasus, pasien tidak
dapat menerima obat secara oral.
5. Penggunaan parenteral dapat menghasilkan efek lokal untuk obat bila diinginkan seperti
pada gigi dan anestesi.
6. Dalam kasus simana dinginkan aksi obat yang diperpanjang, bentuk parenteral tersedia,
termasuk injeksi steroid periode panjang secara intra-artikular dan penggunaan penisilin
periode panjang secara i.m.
7. Terapi parenteral dapat memperbaiki kerusakan serius pada keseimbangan cairan dan
elektrolit.
8. Bila makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, nutrisi total diharapkan dapat dipenuhi
melalui rute parenteral.
9. Aksi obat biasanya lebih cepat.
10. Seluruh dosis obat digunakan.
11. Beberapa obat, seperti insulin dan heparin, secara lengkap tidak aktif ketika diberikan
secara oral, dan harus diberikan secara parenteral.
12. Beberapa obat mengiritasi ketika diberikan secara oral, tetapi dapat ditoleransi ketika
diberikan secara intravena, misalnya larutan kuat dektrosa.
13. Jika pasien dalam keadaan hidrasi atau shok, pemberian intravena dapat menyelamatkan
hidupnya.
Kerugian Obat Injeksi
1. Bentuk sediaan harus diberikan oleh orang yang terlatih dan membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan pemberian rute lain.
2. Pada pemberian parenteral dibutuhkan ketelitian yang cukup untuk pengerjaan secara
aseptik dari beberapa rasa sakit tidak dapat dihindari.
3. Obat yang diberikan secara parenteral menjadi sulit untuk mengembalikan efek
fisiologisnya.
4. Yang terakhir, karena pada pemberian dan pengemasan, bentuk sediaan parenteral lebih
mahal dibandingkan metode rute yang lain.
5. Beberapa rasa sakit dapat terjadi seringkali tidak disukai oleh pasien, terutama bila sulit
untuk mendapatkan vena yang cocok untuk pemakaian i.v.
6. Dalam beberapa kasus, dokter dan perawat dibutuhkan untuk mengatur dosis.
7. Sekali digunakan, obat dengan segera menuju ke organ targetnya. Jika pasien
hipersensitivitas terhadap obat atau overdosis setelah penggunaan, efeknya sulit untuk
dikembalikan lagi.
8. Pemberian beberapa bahan melalui kulit membutuhkan perhatian sebab udara atau
mikroorganisme dapat masuk ke dalam tubuh. Efek sampingnya dapat berupa reaksi
phlebitis, pada bagian yang diinjeksikan.
Injeksi Antibiotik Golongan Beta Laktam
Suspensi kering adalah sediaan khusus dengan preparat berbentuk serbuk kering yang baru
dirubah menjadi suspensi dengan penambahan airr sesaat sebelum digunakan.
Kebanyakan dari obat-obat yang dibuat dari campuran kering untuk suspensi oral adalah obat-
obat anatibiotik karena obat-obat seperti antibiotik tidak stabil untuk disimpan dalam periode
tertentu dengan adanya cairan pembawa air maka lebih sering diberikan sebagai campuran serbuk
keringuntuk dibuat suspensi pada waktu pada waktu akan diberikan. Alasan pembuatan suspensi
kering salah satunya adalah karena obat-obat tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam
larutan tapi stabil bila disuspensi.
Suspensi kering dibuat dengan granulasi maupun tanpa granukasi. Granulasi adalah suatu
metode yang memperbesar ukuran partikel serbuk guna memperbaiki sifat alir serbuk.
Persyaratan pada sebuah granulat sebaiknya :
1. Dalam bentuk dan warana yang sedapat mungkin teratur
2. Memiliki sifat alir yang baik
3. Tidak terlalu kering
4. Hancur baik dalam air
5. Menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan
Injeksi Antiasma
Asma adalah suatu penyakit alergi yang bercirikan peradangan steril kronis yang disertai
serangan sesak napas akut secara berkala mudah tersengal-sengal dan batuk (dengan bunyi khas).
Ciri lain adalah hipersekresi dahak yang biasanya lebih parah pada malam hari dan meningkatkan
ambang rangsang (hiperreaktivitas) bronchi terhadap rangsangan alergis maupun non alergis.
Aminofilin digunakan sebagai antiasma golongan beta2-mimetika yang mempunyai indikasi
sama dengan teofilin sebagai bronkodilator. Pada bronkospasme yang akut aminofilin diberikan
melalui intravena secara injeksi atau infuse. (Obat-Obat Penting)
Injeksi Aminofilin
Teofilin secara langsung merelaksasi otot polos pada saluran pernafasan, menyebabkan
bronkodilatasi serta meningkatkan sirkulasi pernafasan dan kapasitas vital paru-paru.
Injeksi Amikasin
Amikasin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang memiliki khasiat untuk
mengatasi basil gram negatif terutama Pseudomonas. Zat ini terutama digunakan untuk terapi
singkat pada infeksi yang resisten terhadap aminoglikosida lain.
Injeksi Antihipertensi Golongan Beta – Bloker
Propanolol HCl adalah bentuk garam dari Propanolol yang lebih mudah larut dalam air.
Memiliki khasiat sebagai anti hipertensi (β-blocker) yang digunakan secara intra vena (i.v).
Propanolol HCl merupakan obat antiaritmia dari kelas II β-bloker. Propanolol HCl
memperlihatkan dua efek langsung lain yang berkaitan dengan efek antiaritmia, yaitu
meningkatkan arus masuk ion K+ dan pada kadar yang tinggi menekan arus masuk ion Na+ yang
dikenal sebagai efek stabilitas membran. Dalam keadaan darurat, propanolol dapat diberikan
secara intravena dengan dosis 1-3 mg diberikan dalam beberapa menit. (farmakologi dan terapi
hal 308).
Injeksi Vitamin C
Vitamin C tidak boleh diberikan secara oral kepada pasien dalam kondisi tertentu seperti
pasien penderita maag. Namun pada keaadaan defisiensi vitamin C pasien tersebut harus segera
diberikan suplemen vitamin C. Oleh sebab itu vitamin c dibuat dalam bentuk sediaan injeksi.
Injeksi intravena vitamin C dapat menyebabkan pusing dan pingsan, oleh sebab itu vitamin C
dibuat dalam bentuk injeksi intra muscular, walaupun pemmberian secara IM akan meninggalkan
rasa sakit ditempat suntikan. Pemerian obat IM memberikan efek obat yang kurang tepat, tetapi
biasanya efek berlangsung lebih lama dari yang dihasilkan oleh pemberian lewat IV.
Injeksi Atropin Sulfat
Injeksi atropin sulfat adalah larutan steril atropine sulfat dlam air untuk injeksi yang telah dibuat
isotonic dengan penambahan NaCl (FI IV hal 117).
Persyaratan : Mengandung atropine sulfat (C17H23NO3)2.H2SO4.H20 , tidak kurang dari 93,0
% dan tidak lebih dari 107,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.
Farmakologi : Pengaruh atropine sulfat terhadap jantung bifasik, atropine juga dapat menghambat
bradikardia, yang ditimbulkan oleh obat kolinergik. Atropine tidak mempengaruhi tekanan darah
secara langsung. Atropine juga ttidak berefek terhadap sirkulasi darah bila diberikan sendiri.
Injeksi Oxytocin (Intramuskular)
Oksitosin (ŏk'sĭ-tō'sĭn) (bahasa Yunani: "kelahiran cepat") adalah hormon pada manusia yang
berfungsi untuk merangsang kontraksi yang kuat pada dinding rahim/uterus sehingga
mempermudah dalam membantu proses kelahiran.
Injeksi oksitosin adalah larutan steril dalam pelarut yang sesuai, bahan yang mengandung
hormon polipeptida yang mempunyai sifat yang menyebabkan kontraksi otot rahim, otot
vaskular, dan otot halus lain, yang dibuat dengan sintesis atau diperoleh dari globus posterior
kelenjar pituitaria hewan peliharaan sehat yang biasa dimakan.
Injeksi Ampicilin
Salah satu zat aktif yang dapat dibuat kedalam sediaan injeksi adalah ampisillin. Ampisillin
merupakan suatu antibiotik. Umumnya injeksi ampisillin diberikan melalui rute intravena (i.v)
atau melalui rute intramuskular (i.m). Efek yang dihasilkan secara intravena lebih cepat bila
dibandingkan dengan pemberian secara intramuskular. Pemberian dengan cara parenteral
dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih cepat. Rute ini diberikan jika penderita tidak
sadarkan diri, tidak dapat menerima obat melalui oral atau bila obat tersebut tidak efektif dengan
cara pemberian lain.
Injeksi Vitamin A ( Intramuscular )
Vitamin A, dikenal dengan nama Retinol atau Asam Retinoik. Vitamin A adalah salah satu
vitamin yang larut dalam lemak. Molekul lemak pulalah yang mengantarkan vitamin ini ke
seluruh bagian tubuh. Artinya bila kita tidak mengkonsumsi lemak sama sekali, maka kita tidak
bisa mendapatkan manfaat vitamin tersebut
Mengingat bahwa tubuh kita tidak bisa memproduksi vitamin A, maka satu-satunya cara
adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A. Vitamin ini bisa didapat dari
makanan yang berasal dari hewan maupun dari tumbuhan. Sebenarnya bukan vitamin A yang
dikandung sayuran tersebut, tapi beta karoten. Beta karoten inilah yang kemudian diubah tubuh
menjadi vitamin A.
Vitamin A sangat berguna untuk penglihatan, terutama di malam hari. Juga bermanfaat untuk
kekebalan tubuh, pembentukan dan pemeliharaan sel-sel kulit, saluran pencernaan dan selaput
kulit. Meski tak banyak orang yang tahu, vitamin A sebenarnya ikut mempengaruhi pertumbuhan
gigi dan tulang belulang yang sehat.
Vitamin A dibuat dalam bentuk sediaan injeksi dan digunakan oleh pasien yang memerlukan
efeknya secara cepat. Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek
jaringan kedalam kulit atau melalui selaput lendir. Injeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspensi
atau serbuk steril yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
Injeksi Epinefrin HCl
Zat aktif yang digunakan adalah kortison, tetapi dikarenakan zat tersebut sukar larut dalam
pelarut air, maka digunakan bentuk garamnya sebagai zat aktif yaitu, hidrokortison Na asetat,
dengan dosis yang digunakan adalah 100mg/hari. Dan proses sterilisasi secara aseptis.
Pada injeksi ini digunakan pemakaian dosis ganda, sehingga diperlukan penambahan
pengawet. Karena dalam pengambilannya selalu berulang sehingga kemungkinan terkontaminasi
dengan udara sangat mudah. Pengawet yang digunakan yaitu Benzalkonium klorida yang
berfungsi sebagai anti mikrobal.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Tidak perlu pengawet, karena merupakan takaran tunggal
2. Tidak perlu isotonis, kecepatan untuk subkengan udara panas suhuutan dan i.v volume besar
3. Tidak perlu dapar untuk mempertahankan stabilitas pHnya. Dicari cara sterilisasi yang sama, jika
pH yang lewat asam, basa itu dikhawatirkan bila tidak ada dapar. Misalnya pH 5/9 sebaiknya
didapar
4. Isi melalui buret, dimana ujungnya disterilkan dulu dengan alkohol 70% dengan kapas
5. Bilas buret dengan larutan obat sebelum diisi
Injeksi Propanolol (Intravena)
Propanolol HCl merupakan obat antiaritmia dari kelas II β-bloker. Propanolol HCl
memperlihatkan dua efek langsung lain yang berkaitan dengan efek antiaritmia, yaitu
meningkatkan arus masuk ion K+ dan pada kadar yang tinggi menekan arus masuk ion Na+ yang
dikenal sebagai efek stabilitas membran. Dalam keadaan darurat, propanolol dapat diberikan
secara intravena dengan dosis 1-3 mg diberikan dalam beberapa menit. (farmakoligi dan terapi
hal 308)
Injeksi Digoksin ( Intravena )
Injeksi Digoxin adalah larutan steril digoksin dalam pelarut yang sesuai. Digoksin merupakan
glikosida kardiotonik yang diperoleh dari daun Digitalis lanata. Digoksin, manfaatnya pada gagal
jantung kongestif terutama karena efek peningkatan kontraktilitas jantung, sehingga
menyebabkan peningkatan curah jantung sehingga tekanan vena berkurang dan akan mengurangi
gejala bendungan. Selain itu juga menyebabkan perlambatan denyut ventrikel dan fibrilasi dan
flutter atrium, namun pada dosis toksik dapat menimbulkan aritmia. Injeksi digoksin dibuat
dalam bentuk suspensi, karena digoksin merupakan zat aktif yang tidak larut dalam air. Agar larut
dan stabil maka digunakan zat tambahan yaitu suspending agent. Suspending agent yang
digunakan adalah CMC Na (Carboxymetylcellulosa natrium) dengan konsentrasi 0,05 – 0,75 %,
digunakan dalam konsentrasi yang rendah agar dapat bercampur dengan darah dan tidak
menghambat aliran darah.
Zat pengisotonis tidak digunakan dalam sediaan ini karena voleme sediaan kecil yaitu 1 ml. Zat
pengawet juga tidak digunakan karena sediaan ini merupakan dosis tunggal. Sebelum dicampur
dengan suspending agent, digoksin digerus terlebih dahulu agar ukuran partikelnya lebih kecil
dan seragam sehingga lebih mudah terdispersi dan tidak mengendap ketika digunakan. Rute
pemberian adalah secara intravena yang menimbulkan efek lebih cepat daripada intramuscular
atau subcutan karena digoksin merupakan obat jantung yang efeknya harus cepat selain itu
pemberian intramuscular dapat menimbulkan nyeri yang hebat dan nekrosis.
Injeksi Diazepam ( Intravena )
Diazepam merupakan obat golongan anastesi umum yang digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit disertai hilangnya kesadaran. Diazepam dibuat dalam bentuk sediaan injeksi yang ditujukan
dalam keadaan darurat katrena dapat mencapai efek yang cepat.
Injeksi Strikinin NO3 ( Intravena )
FARMAKOLOGI
Striknin bekerja dengan cara mengadakan antagonisme kompetitif terhadap transmitor
penghambatan yaitu glisin di daerah penghambatan pasca sinaps. Striknin menyebabkan
perangsangan pada semua bagian SSP. Obat ini merupakan konvulsan kuat dengan sifat kejang
yang khas. Sifat khas yang lainnya dari kejang striknin ialah kontraksi ekstensor yang simetris
yang diperkuat oleh rangsangan sensorik yaitu pendengaran, penglihatan dan perabaan.
Injeksi Vitamin D ( Intravena )
Salah satu zat aktif yang dapat digunakan pada sediaan injeksi adalah vit.D. dalam praktikum ini
akan dibuat sediaan injeksi yang mengandung calcitriol yaitu 1,25- dihidroksikolekalsiferol yang
merupakan analog dari vitamin D.injeksi calcitriol adalah larutan obat steril dan isotonis yang
mempunyai pH mendekati 7, berkhasiat sebagai hipokalsemia.
Injeksi Klopromazin (Intramuscular)
Injeksi klorpromazin adalah sediaan larutan steril yang mengandung klorpromazin hidroklorida
dalam air injeksi (British Pharmacopeia 2007, hal. 2419) yang diberikan melalui rute
intramuskular (BNF 37, hal169).
Injeksi Hidrokortison
Pemberian hidrokortison bertujuan untuk memperbaiki kekurangan akibat insufisiensi sekresi
korteks adrenal akibat gangguan fungsi atau struktur adrenal sendiri (insufisiensi primer) atau
hipofisis (insufisiensi sekunder). Hidrokortison juga diberikan pada pasien reumatoid yang
sifatnya progesif, dengan pembengkakan dan nyeri sendi yang hebat sehingga mengganggu sosio-
ekonomi pasien, meskipun telah diberikan istirahat, terapi fisik, dan obat golongan anti-inflamasi
nonsteroid. Hidrokortison bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul
hormon memasuki sel jaringan melalui membran plasma secara difusi pasif di jaringan target,
kemudian bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan
membentuk kompleks reseptor-steroid. Kompleks ini mengalami perubahan konformasi, lalu
bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi traskripsi RNA
dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologik
steroid. (Farmakologi dan terapi ed 4 hal 485, 496)
Injeksi Gagal Jantung (Intravena)
Digoksin adalah glikosida jantung yang diekstraksi dari daun Digitalis lanata. Pengaruh glikosida
jantung terhadap otot jantung tergantung dosis dan berupa efek langsung terhadap otot jantung
serta sistem konduksi dan efek tidak langsung terhadap sistem kardiovaskuler yang dihantarkan
melalui sistem saraf otonom
Injeksi Hipoglikemia
Injeksi hipoglikemia adalah injeksi yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah.
Biasanya digunakan pada penderita yang mengalami kelebihan gula darah. Keadaan ini biasanya
disebut dengan diabetes. Antidiabetik merupakan kelompok obat yang digunakan dalam
pengobatan diabetes mellitus (DM) dan dibedakan atas insulin dan antidiabetik oral. Insulin
tergolong hormon polipeptida yang awalnya diekstraksi dari pankreas babi maupun sapi tetapi
kini telah dapat disintesis dengan teknologi rekombinan DNA menggunakan E.coli.
Berdasarkan mula dan lama kerjanya jenis insulin dibedakan atas :
1. Insulin kerja singkat (short acting) disebut juga soluble, regular insulin
2. Insulin kerja sedang (intermediate acting)
3. Insulin kerja sedang dengan mula kerja singkat
4. Insulin kerja lama (long acting)
Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah dalam batas normal
sepanjang hari yaitu 80-120 mg% dan saat puasa 80-160 mg% setelah makan. Untuk usia di atas
60 tahun, batas ini lebih tinggi yaitu puasa kurang dari 150 mg% dan kurang dari 200 mg%
seteleh makan.
Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap pasien akan insulin,
oleh karena itu pasien harus diajarkan memantau kadar gula darahnya sendiri.
Injeksi Anti Radang – Anti Rematik
Dexamethason mempunyai kegunaan sebagai anti inflamasi. Dexamethason dibuat sediaan
injeksi karena untuk mendapatkan efek yang lebih cepat. Wadah yang digunakan berbentuk
ampul karena sediaan injeksi dexamethason merupakan sediaan dosis tunggal dimana
pemakaiannya hanya untuk satu kali. Pengawet harus ditambahkan untuk menjaga tumbuhnya
mikroba sehingga sterilitas tetap terjaga.
Injeksi Teofilin
- Aminofilin merupakan kompleks 2:1 dari Teofilin dan etilendiamin (Handbook on Injectabe hal 85)
- Teofilin sebagai z.a untuk antiasma
- Etilendiamin digunakan agar terbentuk kompleks aminofilin yang mudah larut dalam air
- Bentuk pemberian adalah injeksi iv yang digunakan dalam wadah dosis tunggal ampul
- Tidak perlu ditambahkan pengawet karena sediaan dalam wadah dosis tunggal
- Sterilisasi akhir dengan autoklaf karena zat tetap stabil pada pemanasan tinggi
1. Thiamin Hydrochloridum
Nama Resmi : THIAMINI HYDROCHLORIDUM
Sinonim : Thiamin Hidrokloridum, Vit.B1
Pemerian : Hablur kecil, bau khas lemah, mirip ragi, rasa pahit.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)P, praktis
tidak larut dalam eter P, dan dalam enzena P, dan larut dalam gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
K/P : Antineuritikum yaitu sebagai penekan fungsi kerja saraf pusat dan
sebagai komponen Vit. B kompleks.
2. Pyridoxin (FI. Edisi III hal 541)
Nama Resmi : PYRIDOXIN
Sinonim : Piridoxin Hidroksida
Pemerian : Hablur putih, atau tidak berwarna, tidak berbau, rasa
asin.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
(95%) P, praktis tidak larut dalam eter P.
K/P : Komponen Vit. B kompleks.
3. Cianocobalamin (FI. Edisi III hal 185-186)
Nama Resmi : CIANOCOBALAMINUM
Sinonim : Sianokobalamin
Pemerian : Hablur atau sebuk hablur merah tua, tidak berbau,
bentuk anhidrat, sangat hidroskopis.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam
aseton P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya.
K/P : Vitamin, anti oksidant yaitu untuk mencegah
terjadinya oksidasi oleh udara
.
4. Aethylendiamin (FI. Edisi III hal 71)
Nama Resmi : AETHYLENDIAMINUM
Sinonim : Etilendiamin
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, atau agak kuning, bau
mirip amoniak.
Kelarutan : Dapat larut dalam air dan etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya.
K/P : Pelarut Teofillina.
5. Nipagin (FI.Edisi III, Hal 378)
Nama Resmi : METHILYS PARABEN
Sinonim : Metil P hidroksida benzoat, nipagin
Pemerian : Serbuk hablur halus, hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 350 bagian etanol
(95%) P dan dalam 60 bagian gliserol P panas, dan 40
bagian minyak lemak nabati panas jika dididihkan
larutan tetap jernih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
K/P : Zat tambahan, zat pengawet.
6. Tokoferol (FI. Edisi III hal 606)
Nama Resmi : TOCOPHEROLUM
Sinonim : Vitamin E
Pemerian : Tidak berbau, atau sedikit berbau, tidak berasa atau
sedikit berasa alfa tokoferol atau asetat seperti
minyak, kuning, jernih, pada suhu 75% C dingin,
bentuk padat.
Kelarutan : Alfa tokoferol asam saksianat, praktis tidak larut
dalam larutan alkali, larutan etanol (95%) P, eter P.
aseton P, dan dalam minyak, sangat mudah larut
dalam kloroform P, bentuk lain alfa tokoferol, praktis
tidak larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
K/P : Antioksidan : penangkal radikal bebas dan mencegah.
7. Aqua Pro Injection (FI. Edisi III hal 97)
Nama Resmi : AQUA PRO INJECTION
Sinonim : Aqua untuk injeksi
Pemerian : Keasaman, kebasaan, ammonium, besi, tembaga,
timbal, kalsium klorida, nitrat, sulfat, zat teroksidasi
menurut syarat yang tertera pada aqua destillata.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
K/P : Sebagai pelarut untuk injeksi (zat tambahan)
Keuntungan
• Dapat dicapai efek fisiolgis segera, untuk kondisi penyakit tertentu (Jantung berhenti)
• untuk sediaan yang tidak efektif diberikan secara oral (tidak tahan asam lambung)
• Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkonsumsi oral (Sakit jiwa atau tidak
sadar)
• Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk mengontrol obat, karena
pasien harus kembali melakukan pengobatan
• Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal seperti pada kedokteran gigi/anastesiologi
• Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi ganggun serius cairan dan
keseimbangn elektrolit
Kerugian
• harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan waktu pemberian lebih lama
• Pemberian obat secara parenteral sangat berkaitan dengan ketentuan prosedur aseptik dengan
rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak selalu dapat dihindari
• Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk menghilangkan/merubah efek
fisiologisnya karena obat telah berada dalam sirkulasi sistemik
• Harganya relatif lebih mahal
• Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara parenteral seperti septisema, infeksi
jamur, inkompatibilias karena pencampuran sediaan parenteral dan interaksi obat
• Persyaratan sediaan parenteral tentang sterilitas, bebas dari partikel partikulat, bebas dari
pirogen, dan stabilitas sediaan parenteral harus disadari oleh semua personel yang terlibat.
Keuntungan Obat Injeksi
1. Respon fisiologis yang cepat dapat dicapai segera bila diperlukan, yang menjadi
pertimbangan utama dalam kondisi klinik seperti gagal jantung, asma, shok.
2. Terapi parenteral diperlukan untukobat-obat yang tidak efektif secara oral atau yang
dapat dirusak oleh saluran pencernaan, seperti insulin, hormon dan antibiotik.
3. Obat-obat untuk pasien yang tidak kooperatif, mual atau tidak sadar harus diberikan
secara injeksi.
4. Bila memungkinkan, terapi parenteral memberikan kontrol obat dari ahli karena pasien
harus kembali untuk pengobatan selanjutnya. Juga dalam beberapa kasus, pasien tidak
dapat menerima obat secara oral.
5. Penggunaan parenteral dapat menghasilkan efek lokal untuk obat bila diinginkan seperti
pada gigi dan anestesi.
6. Dalam kasus simana dinginkan aksi obat yang diperpanjang, bentuk parenteral tersedia,
termasuk injeksi steroid periode panjang secara intra-artikular dan penggunaan penisilin
periode panjang secara i.m.
7. Terapi parenteral dapat memperbaiki kerusakan serius pada keseimbangan cairan dan
elektrolit.
8. Bila makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, nutrisi total diharapkan dapat dipenuhi
melalui rute parenteral.
9. Aksi obat biasanya lebih cepat.
10. Seluruh dosis obat digunakan.
11. Beberapa obat, seperti insulin dan heparin, secara lengkap tidak aktif ketika diberikan
secara oral, dan harus diberikan secara parenteral.
12. Beberapa obat mengiritasi ketika diberikan secara oral, tetapi dapat ditoleransi ketika
diberikan secara intravena, misalnya larutan kuat dektrosa.
13. Jika pasien dalam keadaan hidrasi atau shok, pemberian intravena dapat menyelamatkan
hidupnya.
Kerugian Obat Injeksi
1. Bentuk sediaan harus diberikan oleh orang yang terlatih dan membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan pemberian rute lain.
2. Pada pemberian parenteral dibutuhkan ketelitian yang cukup untuk pengerjaan secara
aseptik dari beberapa rasa sakit tidak dapat dihindari.
3. Obat yang diberikan secara parenteral menjadi sulit untuk mengembalikan efek
fisiologisnya.
4. Yang terakhir, karena pada pemberian dan pengemasan, bentuk sediaan parenteral lebih
mahal dibandingkan metode rute yang lain.
5. Beberapa rasa sakit dapat terjadi seringkali tidak disukai oleh pasien, terutama bila sulit
untuk mendapatkan vena yang cocok untuk pemakaian i.v.
6. Dalam beberapa kasus, dokter dan perawat dibutuhkan untuk mengatur dosis.
7. Sekali digunakan, obat dengan segera menuju ke organ targetnya. Jika pasien
hipersensitivitas terhadap obat atau overdosis setelah penggunaan, efeknya sulit untuk
dikembalikan lagi.
8. Pemberian beberapa bahan melalui kulit membutuhkan perhatian sebab udara atau
mikroorganisme dapat masuk ke dalam tubuh. Efek sampingnya dapat berupa reaksi
phlebitis, pada bagian yang diinjeksikan.
INJEKSI INTRA VENA (IV)
Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI INTRA VENA (IV):
Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.
Gunakan jarum paling tipis (JARUM NO.30) atau WING NEEDLE (no. 27). Bila jenis
produk yang digunakan LEBIH dari 1, disarankan untuk memasukkan satu per satu
secara BERGANTIAN dengan wing needle (Pangkal wing needle dapat dipisahkan
dengan spuit TANPA harus MELEPAS jarum)
Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai CAIRAN KELUAR
SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.
Posisi jarum waktu dimasukkan adalah SEJAJAR dengan kulit (1 S/D 5 DERAJAT)
Masukan cairan secara PERLAHAN-LAHAN untuk mencegah pecahnya pembuluh
darah. Dalam hal ini, wing needle dapat membantu memperlambat proses injeksi.
INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM)
Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM):
Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.
UKURAN jarum yang ideal adalah NO.23.
Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai CAIRAN KELUAR
SEDIKIT untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.
Posisi jarum waktu dimasukkan adalah TEGAK LURUS (90 derajat)
Pastikan jarum MASUK sampai HABIS, untuk sampai ke jaringan otot
Sebelum menyuntikan obat, pastikan untuk melakukan "ASPIRATE" (sedikit menarik
pompa spuit) untuk mengecek apa betul jarum sudah MASUK SEMPURNA pada
pembuluh darah. Pada injeksi INTRA MUSCULAR, bila MASUK sedikit DARAH ke
dalam spuit = SALAH. Bila ada darah yang masuk, artinya jarum berada di posisi
pembuluh darah.
Masukan cairan PERLAHAN-LAHAN.
INJEKSI SUB CUTAN (SC)
Sedikit penjelasan mengenai INJEKSI SUB CUTAN (SC):
Gunakan ALCOHOL SWAB untuk men-STERIL-kan wilayah injeksi.
Ukuran jarum yang ideal adalah NO.26
Pada akhir proses persiapan, DORONG pompa spuit sampai cairan KELUAR SEDIKIT
untuk memastikan seluruh UDARA dalam tabung sudah keluar.
3 lokasi umum untuk SC adalah:
o PERUT bawah
o LENGAN atas
o PAHA atas
Jumlah maximal yang boleh disuntikkan per titik adalah 1 CC/TITIK (untuk L-carnitine
mixture).
Pastikan jarum MASUK sampai HABIS, untuk sampai ke jaringan lemak yang berada
diantara jaringan kulit dengan otot.
Sebelum menyuntikan obat, pastikan untuk melakukan "ASPIRATE" (sedikit menarik
pompa spuit) untuk mengecek apa betul jarum sudah masuk sempurna pada pembuluh
darah. Pada injeksi sub cutan, bila MASUK sedikit DARAH ke dalam spuit = SALAH.
Bila ada darah yang masuk, artinya jarum berada di posisi pembuluh darah.
Masukan cairan PERLAHAN-LAHAN.
Pastikan anda berada dalam kondisi FIT (cukup makan, cukup tidur) sebelum
melakukan injeksi. Apabila merasa kurang fit namun ingin memaksakan, lakukan TEST
TEKANAN DARAH sebelum melakukan injeksi.
Setelah injeksi, MINUMLAH banyak AIR PUTIH. Untuk sementara waktu disarankan
untuk menghindari konsumsi minuman lain khususnya KOPI, TEH, dan minuman
BERALKOHOL.