Post on 29-Nov-2015
description
_________________________________________________________________________________
LESI PRAKANKER DAN KANKER RONGGA MULUT
Kelompok I B
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara
Jl. Alumni No. 2, Kampus USU , Medan 20155
Abstrak
Kasus kanker rongga mulut merupakan suatu masalah yang serius di berbagai negara. Etiologinya
yang multifaktorial dan compleks membuat sulitnya penanganan kanker rongga mulut ini. Pada
tahap awal kanker rongga mulut akan ditemui lesi atau kelainan prakanker. Tahap awal lesi ini tidak
menimbulkan rasa sakit atau perih membuat pasien baru memeriksakan diri ketika kanker rongga
mulut sudah berstatus stadium lanjut. Kanker rongga mulut mencakup kanker palatum, kanker bibir,
kanker lidah, kanker mukosa bukal, dan kanker gingiva. Dokter gigi dituntut untuk memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai tanda dan gejala serta gambaran klinis kanker rongga mulut
mengingat sebagian kasus kanker rongga mulut ditemukan oleh dokter gigi. Sejauh ini kanker rongga
mulut dapat diatasi dengan operasi pengangkatan jaringan yang terkena kanker.
Key word: kanker rongga mulut, lesi prakanker
_________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Ilmu kedokteran gigi berkembang sangat pesat, tidak hanya membahas masalah penyakit-
penyakit atau kelainan pada gigi saja, tetapi meluas membahas hingga bagian jaringan lunak pada
rongga mulut, diantaranya kanker mulut. Peningkatan kasus kematian oleh kanker mulut menjadi
perhatian serius diberbagai negara.1,2
Seperti halnya penyakit kanker yang lainnya, kanker rongga mulut belum diketahui
penyebabnya secara pasti.2 Akan tetapi, faktor predisposisi kanker rongga mulut sudah dapat
diketahui, baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik.3
Walaupun ada perkembangan dalam mendiagnosa dan terapi, keabnormalan dan kematian
yang diakibatkan kanker mulut masih tinggi dan sudah lama merupakan masalah dunia.2 Seperti dari
catatan Amerika Cancer Society tahun 1900-1947 diketahui bahwa 5-7% dari semua pasien kanker
meninggal karena kanker mulut. Sebesar 80% dari pasien kanker diketemukan pada tingkat
permulaan, sehingga dapat diobati, kemudian 20% diketemukan pada tingkat lanjut dan tidak dapat
diobati.4
Gejala yang tidak menimbulkan keluhan sakit membuat keterlambatan dalam penanganan
dini kanker rongga mulut. Deteksi dini diperlukan untuk mendeteksi keganasan dalam mulut yang
dilakukan dengan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan tambahan laboratorium. Dengan adanya
pendeteksian dini tersebut dokter gigi dapat menemukan lesi-lesi yang dicurigai dan melakukan
penanganan sedini mungkin.2
Pada makalah ini akan dijelaskan tentang faktor presdiposisi kanker mulut, lesi-lesi pada
prakanker dan kanker rongga mulut, deteksi dini yang perlu diketahui dalam mendiagonosis kanker
serta penanganan yang dapat dilakukan.
KANKER RONGGA MULUT
Kanker rongga mulut merupakan suatu masalah serius di berbagai negara. Bukan hanya
menyebabkan kematian, tetapi dapat menyebabkan kerusakan yang luas, kehilangan fungsi,
perubahan sikap, kesusahan dalam bentuk keuangan dan sosiologi. Kanker rongga mulut merupakan
kira-kira 5% dari semua keganasan yang terjadi pada kaum pria dan 2 % pada kaum wanita.1,2
DEFINISI
Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel tubuh yang
tumbuh dan berkembang abnormal, di luar batas dan sangat liar.5
Kanker rongga mulut adalah suatu pertumbuhan sel kanker pada rongga mulut yang dapat
mengenai rongga mulut, meliputi bibir dan mukosa bibir, lidah, palatum, ginggiva, dasar mulut dan
mukosa pipi.6
FAKTOR PREDISPOSISI KANKER RONGGA MULUT
Hingga kini masih belum diketahui penyebab kanker rongga mulut secara pasti. Ini
disebabkan data statistik kanker yang bervariasi dan etiologi kanker yang multifaktorial dan
kompleks.7 Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, telah ditemukan faktor-faktor predisposisi
kanker rongga mulut. Secara umum faktor predisposisi ini dibagi menjadi dua yaitu faktor intrinsik
atau faktor dari dalam yaitu genetic dan faktor ekstrinsik. atau faktor dari luar yaitu mengkomsumsi
tembakau, alkohol, infeksi virus, penyakit mucosal, malnutrisi, oral sepsis, dan sinar matahari.2
Faktor predisposisi kanker rongga mulut:
1. Faktor genetik.
Kesalahan genetik juga dapat memicu terjadi kanker rongga mulut. Dyskeratosis congenital
merupakan penyakit genetik dimana kanker mulut menjadi tanda yang sering ditemukan. Namun,
penyakit ini jarang terjadi, dan hampir selalu dijumpai pada pria dan ditandai dengan serentetan
perubahan mulut yang akhirnya menyebabakan suatu atropik, leukoplakik dari mukosa mulut dan
yang paling sering ditemui pada lidah dan pipi.7 Penyakit ini diturunkan secara resesif dan tidak
dijumpai insiden yang tinggi pada kanker mulut yang terjadi pada anak-anak muda.
1. Konsumsi tembakau
Tembakau menjadi faktor dominan penyebab kanker rongga mulut. Pengaruh rokok, cerutu dan
merokok dengan pipa terbukti meningkatkan resiko terserang kanker rongga mulut.8 Selain itu
kebiasaan khusus seperti mengunyah tembakau, mencium tembakau, dan mengunyah biji pinang
dengan tembakau juga terlihat resiko terjadinya kanker rongga mulut. Wynder dalam penelitiannya
menemukan adanya hubungan respon-dosis untuk perokok cerutu dan pipa dengan perkembangan
kanker rongga mulut, bahkan untuk pemakai tembakau dalam jumlah kecil. Perokok berat memiliki
resiko terserang kanker mulut 6 kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah merokok.8
2. Alkohol
Di Amerika serikat terlihat hubungan positif antara kebiasaan minum alcohol dengan kanker mulut.8
Dari penelitian di Perancis juga dilaporkan adanya hubungan erat antara komsumsi alkohol dan
kanker rongga mulut. Peningkatan komsumsi alcohol berhubungan dengan meningkatnya resiko
terserang kanker mulut. Peminum kuat diperkirakan mempunyai resiko terserang kanker mulut 10
kali lebih besar daripada pemakai alcohol minimal.8
Perokok sekaligus peminum alcohol akan mempunyai resiko yang lebih tinggi terserang kanker
rongga mulut.8 Kombinasi komsumsi alcohol dan tembakau dapat mendorong terjadinya kanker
rongga mulut 15 tahun lebih dini daripada yang tidak mengkomsumsi keduanya.8
3. Infeksi virus
Human papilomavirus (khususnya HPV tipe 16) dikatakan dapat menyebabkan kanker rongga
mulut.8 Ini dibuktikan dengan ditemukannya genom HPV yang menyatu dengan sel kanker mulut.
HPV memiliki peran yang signifikan dalam kariogenesis mulut. Infeksi HPV yang meningkat akan
menurunkan sistem imun, yang akan beresiko lebih besar terhadap karsinoma oral.8
4. Malnutrisi
Secara epidemiologi, rendahnya intake vitamin A berhubungan dengan insiden kanker rongga
mulut.7 Akan tetapi, defisiensi beta carotene masih belum dapat dipastikan hubungannya dengan
resiko kanker rongga mulut. Defesiensi vitamin A diperkirakan dapat mengakibatkan metaplasia dan
keratinisasi dari susunan epitel.7
5. Oral sepsis
Oral sepsis secara traditional dianggap sebagai konstribusi terhadap kanker mulut. Yang paling
sering terjadi pada kelompok soial ekonomi rendah yang cenderung mengabaikan kesehatan rongga
mulut.7
6. Sinar matahari
Pemaparan dari sinar ultraviolet meningkatkan resiko terserang kanker bibir. Kira-kira 30% pasien
yang terserang kanker mulut adalah golongan pekerja yang banyak terpapar dengan sinar matahari
seperti petani dan nelayan.1,7 Paparan kuat sinar matahari dapat menyebabkan Dysplasia lesions
yang merupakan tanda awal carcinoma dan secara klinis akan ditemukan kerusakan bibir berupa
hilangnya elastisitas dan epitel atropiknya.7 Seperti halnya kanker kulit, orang berkulit putih
memiliki resiko yang paling besar untuk terserang kanker bibir.
LESI-LESI PRAKANKER RONGGA MULUT
Kebanyakan pasien kanker rongga mulut mempunyai riwayat lesi/keadaan prakanker mulut
sebelumnya, seperti leukoplakia, eritroplakia, submukus fibrosis dan lain-lain. Untuk itu dokter gigi
seharusnya mengenali gambaran klinis lesi-lesi tersebut.1
1. Leukoplakia
Leukoplakia merupakan istilah klinis untuk bercak putih atau plak yang tidak normal yang
terdapat pada membran mukosa dan sukar untuk dihilangkan.9,10 Leukoplakia bisa mengenai semua
usia, tetapi sebagian besar kasus terjadi pada pria antara usia 45 dan 65 tahun.2 Pada tahap awal
leukoplakia tidak menimbulkan rasa sakit atau perih. Setelah beberapa lama leukoplakia mengalami
penebalan dengan permukaan yang licin. 6-10% kelainan ini akan menjadi kanker rongga mulut.2
Defisiensi vitamin A, B dan C, kandidiasis, iritasi kronis, malnutrisi, tembakau, alkohol,
sifilis, defisiensi asam folat dan xerostomia merupakan faktor penyebab lesi ini.2
Lesi ini sering ditemukan pada daerah alveolar, mukosa lidah, bibir, palatum lunak dan keras,
daerah dasar mulut, gingival, mukosa lipatan bukal, serta mandibular alveolar ridge.2 Secara klinis,
lesi tampak kecil, berwarna putih, terlokalisir, barbatas jelas, dan permukaannya tampak melipat.
Bila dilakukan palpasi akan terasa keras, tebal, berfisure, halus, datar atau agak menonjol.
Leukoplakia dapat dibagi menjadi 3 stadium, yaitu:
• Homogenous leukoplakia
Merupakan bercak putih yang kadang-kadang berwarna kebiruan, permukaannya licin, rata, dan
berbatas jelas. Pada tahap ini, tidak dijumpai adanya indurasi.
• Erosif leukoplakia
Erosif leukoplakia berwarna putih dan mengkilat seperti perak dan pada umumnya sudah disertai
dengan indurasi. Pada palpasi, permukaan lesi mulai terasa kasar dan dijumpai juga permukaan lesi
yang erosif.
• Speckled atau Verocuos leukoplakia
Permukaan lesi tampak sudah menonjol, berwarna putih, tetapi tidak mengkilat. Timbulnya indurasi
menyebabkan permukaan menjadi kasar dan berlekuk-lekuk. Saat ini, lesi telah dianggap berubah
menjadi ganas. Karena biasanya dalam waktu yang relatif singkat akan akan berubah menjadi tumor
ganas seperti squamus sel karsinoma, terutama bila lesi ini terdapat di lidah dan dasar mulut.10
2. Eritroplakia
Eritroplakia didefinisikan sebagai bercak merah seperti beludru, menetap, yang tidak dapat
digolongkan secara klinis sebagai keadaan lain manapun.10 Bila mengalami pembesaran, bercak akan
berubah seperti kembang kol atau bunga kaktus.2,9 Eritroplakia merupakan akibat daripenipisan
membran mukosa.12 Eritroplakia dapat terjadi di setiap tempat di rongga mulut, orofaring, dan dasar
mulut. Merahnya lesi adalah akibat dari atrofi mukosa yang menutupi submukosa yang banyak
vaskularisasinya. Tepi lesi biasanya berbatas jelas,9,10 bagian tengahnya rapuh dan berbau. 90% dari
eritoplakia akan menjadi kanker rongga mulut.2 Tidak ada predileksi jenis kelamin dan paling sering
mengenai pasien-pasien yang berusia di atas 60 tahun.10
3. Eritroleukoplakia
Eritroleukoplakia merupakan lesi-lesi merah dan putih prakanker, berbentuk sebagai bercak
merah dengan daerah-daerah leukoplakia yang terpisah-pisah. Lesi-lesi ini sering kali dihubungkan
dengan merokok berat, alkoholisme dan kebersihan mulut yang jelek. Eritroleukoplakia dapat terjadi
di setiap daerah intraoral, tetapi sering kali terjadi pada tepi lateral lidah, mukosa pipi dan palatum
lunak. Eritroleukoplakia mempunyai predileksi pria dan sebagian besar lesi dijumpai pada pasien-
pasien di atas usia 50 tahun.
DETEKSI DINI KANKER RONGGA MULUT
Hampir semua penderita kanker rongga mulut ditemukan dalam stadium yang sudah lanjut,
yang biasanya sudah terdapat selama berbulan-bulan atau bahkan lebih lama. Akibatnya prognosa
dari kanker rongga mulut relatif buruk, yang diakibatkan oleh diagnosis dan perawatan yang
terlambat.1,2
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan keterlambatan ini antara lain perkembangan kanker
pada tahap awal seringkali tidak menimbulkan keluhan, dikarenakan tidak mau repotnya datang ke
dokter, pendidikan masyarakat pada umumnya masih rendah, lokasi lesi yang tidak langsung terlihat
dan lesi dirawat sebagai lesi jinak. Faktor lain adalah dokter gigi kurang teliti pada pemeriksaan rutin
rongga mulut atau tidak mengetahui tanda-tanda awal keganasan dalam mulut atau ragu-ragu karena
tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gambaran klinis keganasan mulut sehingga
terlambat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.1
Namun sudah banyak metode yang digunakan untuk deteksi dini kanker mulut. Metode yang
paling umum digunakan para klinis adalah dengan inspeksi visual ataupun dengan anjuran
pengurangan kebiasaan konsumsi alkohol dan tembakau yang menjadi faktor risiko utama kanker
mulut.11 Metode deteksi dini yang lain antara lain penggunaan pewarnaan toluidine blue, methylene
blue, teknik-teknik fluorescene imaging, biopsi, pemeriksaan cairan tubuh seperti darah, urin dan
cairan serebrospinal. Teknik pewarnaan dengan toluidine blue sudah banyak dilakukan dan terbukti
dengan meningkatkan kemampuan mendiagnosis kanker mulut, namun bahan ini berbahaya bila
tertelan dan menunjukan sifat toksik terhadap jaringan fibroblast.11 Teknik biopsi biasa digunakan
untuk melihat penanda-penanda molekular pada kanker mulut, namun biasanya teknik biopsy
bersifat infasif dan hanya dilakukan pada cell line kanker ataupun pada kanker stadium lanjut dan
metastatis. Dengan demikian dibutuhkan alat diagnosis baru yang ideal, noninfasif, dan dapat
melihat penanda-penanda molecular secara spesifik. Penanda-penanda molecular dan genetik ini
akan dapat meningkatkan kemampuan prognosis, diagnosis dan perawatan kanker mulut.11
GAMBARAN KLINIS
Pada stadium awal kanker rongga mulut tahap dini tidak menimbulkan rasa sakit dan gejala.
Seringkali awal dari keganasan ditandai oleh adanya ulkus. Apabila terdapat ulkus yang tidak
sembuh-sembuh, maka keadaan ini sudah dapat dicurigai sebagai awal proses keganasan. Selain
mengenali gambaran klinis awal proses keganasan dan keganasan kanker rongga mulut, dokter gigi
harus mengetahui faktor-faktor predileksi umur, jenis kelamin dan tempat dari kanker rongga mulut
tersebut.1
Gambaran klinis kanker rongga mulut pada berbagai lokasi rongga mulut mungkin memiliki
beberapa perbedaan. Untuk lebih jelas, gambaran klinis akan dibahas secara terpisah menurut
lokasinya.1
Kanker Pada Bibir (Tepi Vermilion)
Bibir (terutama bibir bawah), merupakan tempat terjadinya kerusakan karena cahaya
matahari (keilosis aktinik), sehingga bibir tampak pecah-pecah dan kemerahan, keputihan atau
campuran dari merah dan putih.3 Kanker bibir atas bertumbuh lebih cepat dan menghasilkan anak
yang lebih cepat daripada kanker bibir bawah karena pembuluh limfatif pada bagian bibir atas lebih
banyak daripada bibir bawah.8
Sejauh ini tanda awal yang paling umum adalah ulserasi yang mmepunyai gambaran klinis
yang bervariasi. Pada awal pertumbuhan, lesi dapat berupa nodul kecil atau ulkus yang tidak
sembuh-sembuh. Deteksi tumor pada keadaan ini memberikan kesempatan untuk menemukan
karsinoma dini. Lesi yang lebih lanjut dapat berbntuk papilari, ulseratif atau infiltratif. Tipe
papilomatous dapat diawali dari epitel yang menebal dan sebagian dari epitel ini tetap berada pada
superficial. Lesi-lesi yang ulseratif dan infiltrative diawali dari epitel yang menebal tetapi
selanjutnya mengalami infiltrative lebih dalam. Tanda yang paling penting adalah terdapat indurasi
yang didapat pada pinggiran ulkus.1
Kanker Pada Dasar mulut
Kanker dasar mulut adalah suatu keadaan anatomis klinis hanya pada tahap awalnya.
Penyebaran ke struktur di dekatnya sering terjadi dan dengan segera penyakit akan menyebar
melewati dasar mulut tersebut.8 Kanker pada dasar mulut biasanya dihubungkan dengan penggunaan
alkohol dan tembakau. Pada stage awal mungkin tidak menimbulkan gejala. Bila lesi berkembang
pasien akan mengeluhkan adanya gumpalan dalam mulut atau perasaan yang tidak nyaman.1
Secara klinis yang paling sering dijumpai adalah lesi berupa ulserasi dengan tepi yang
menonjol dan indurasi yang terletak dekat frenulum lingual. Dasar ulser menunjukan permukaan
granular yang berwarna abu-abu kemerahan, serta indolen, yang umumnya bebas dari pengupasan.
Kadang-kadang kanker terlihat seperti lesi ulserasi kecil.8 Bentuk yang lain adalah penebalan mukosa
yang kemerah-merahan, nodul yang tidak sakit atau dapat berasal dari leukoplakia. Pada kanker
tahap lanjut dapat terjadi pertumbuhan eksofitik dan infiltratif.1
Kanker Pada Lidah
Pada stadium dini, kanker lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasanya ditemukan pada
pemeriksaan rutin gigi. Kanker biasanya tumbuh di bagian pinggir lidah.12 Namun hampir 80%
kanker lidah terletak pada 2/3 anterior lidah umumnya pada tepi lateral dan bawah lidah dan dalam
jumlah sedikit pada posterior lidah.8
Kanker yang terletak 2/3 anterior lidah lebih dapat dideteksi dini daripada yang terletak pada
1/3 posterior lidah. Kadang-kadang metastase limph node regional mungkin merupakan indikasi
pertama dari kanker kecil pada basis lidah. Secara klinis kanker lidah dapat bermanifestasi dalam
berbagai bentuk dan cara, dapat sebagai ulserasi permukaan atau dapat berupa bercak leukoplakia
dibagian tepi, penebalan, perkembangan eksofitik atau endofitik bentuk ulkus. Tetapi sebagian besar
dalam bentuk ulkus. Lama kelamaan ulkus ini akan mengalami infiltrasi lebih dalam. Umumnya
tidak menimbulkan rasa sakit kecuali pada infeksi sekunder.1,8
Kanker Pada Gingiva dan Alveolar Ridge
Kanker pada gingiva umumnya berasal dari daerah dimana susur tembakau ditempatkan pada
orang-orang yang memiliki kebiasaan ini. Keluhan utama dari pasien dengan kanker alveolar/gingiva
adalah sakit atau ulserasi pada keduanya. Pada beberapa pasien dengan kanker gingiva, keluhan
pertama adalah goyangnya gigi yang dikelilingi oleh jaringan tumor.8
Secara klinis, kanker dimulai sebagi ulserasi dengan leukoplakia, baik pada gingiva maupun
alveolar ridge tidak bergigi. Kanker dapat menembus jauh ke dalam dengan cepat, menyerang tulang
dibawahnya. Kanker gingiva sering meluas sepanjang membran periodontal, dengan kerusakan awal
tulang pendukung. Sedangkan pada alveolar ridge, kanker sering kali bertumbuh dengan ulserasi
datar dan memanjang, serta ditandai dengan permukaan yang mudah berdarah. Karena alveolar ridge
dengan atau tanpa gigi cukup sempit, struktur di dekatnya sering kali terserang oleh kanker yang
meluas ke dasar mulut pada daerah mandibular dan meluas ke palatum, mukosa bakal, dan sulkus
maksilaris pada daerah maksila.8
Kanker Pada Palatum
Kanker palatum adalah kanker rongga mulut yang paling jarang terlihat, namun efek
merokok dengan posisi terbalik mungkin terbatas pada palatum dapat dinggap sebagai daerah yang
beresiko tinggi.8 Kanker pada palatum terbentuk dari keratosis palatal. Kanker palatum biasanya
berupa pembengkakan yang datar serta nantinya terulserasi, erosi, daerah nodul dan bercak adalah
gejala yang paling umum. Kebanyakan kanker palatum merupakan pertumbuhan eksofitik dan dasar
yang luas dengan permukaan bernodul. Jika lesi terus berkembang mungkin akan mengisi seluruh
palatum. Kanker pada palatum dapat menyebabkan perforasi palatum dan meluas sampai ke rongga
hidung.1
Kanker Pada Mukosa Bukal
Kanker mukosa bukal sangat sering ditemukan pada perokok, mereka yang kebiasaan
menguyah tembakau. Kanker mukosa bukal pada dasarnya tidak menimbulkan keluhan pada tahap
awal. Sebagian besar kanker mukosa bukal terletak di belakang. Biasanya timbul menonjol, kecil
aerta terulserasi yang paling sering berhubungan dengan leukoplakia, atau kadang-kadang dengan
eritroplakia. Bila bertambah besar, akan mudah terkena trauma selama pengunyahan sehingga
menjadi terulserasi. Infeksi dapat menimbulkan pembengkakan pipi.8
PENANGANAN PASIEN KANKER RONGGA MULUT
Sebelum dilakukan perawatan dan penanganan, diperlukan adanya diagnosa dengan pemeriksaan
sitologi mulut dan biopsi untuk mendeteksi adanya lesi pada mulut dan mengetahui terapi apakah
yang harus diberikan pada pasien.
1. Pembedahan
Pembedahan dapat dilakukan pada jaringan lunak dan jaringan keras. Pembedahan dilakukan untuk
mengangkat keseluruhan lesi untuk mencegah terjadinya penyebaran sel kanker pada nodul limfa,
pembulu darah dan saraf.8
2. Radiasi
Radiasi jarang digunakan sebagai pengobatan yang utama. Terapi radiasi ini dapat menghasilkan
energi dengan menggunakan sinar ion yang bisa menghancurkan sel-sel kanker sehingga sel-sel
kanker tersebut tidak dapat berkembang lagi. Radiasi sering digunakan untuk mengecilkan sel kanker
sebelum dilakukan pembedahan, dan untuk mencegah sel kanker timbul kembali atau untuk
menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang tidak terambil ketika pembedahan.7,8
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan terapi yang menggunakan bahan kimia yang berfungsi untuk menghancurkan
sel kanker. Terdapat enam jenis bahan yang digunakan untuk kemoterapi yaitu: alkylating agent,
nitrosoureas, anti metabolite, anti tumor antibiotic, plant alkoloid, dan steroid hormone.7,8
4. Terapi Kombinasi
Terapi kombinasi terdiri dari pembedahan, radiasi dan kemoterapi. Terapi ini dilakukan kepada
pasien yang pertumbuhan sel kanker telahmenyebar luas.13,14
5. Edukasi
Edukasi dapat diberikan kepada pasien kanker rongga mulut melalui dokter gigi atau ahli kesehatan
yang lain. Bagi pasien yang sering merokok, mengkonsumsi alkohol, dan menyirih agar mengurangi
atau menghentikan kebiasaan tersebut.1
PEMBAHASAN
Kanker didefinisikan sebagai pertumbuhan tidak terkontrol sel-sel yang menyerang dan
menyebabkan kerusakan pada jaringan sekitarnya. Kanker mulut muncul akibat pertumbuhan atau
luka pada mulut yang tidak hilang. Kanker mulut meliputi kanker bibir, lidah, pipi, dasar mulut,
langit-langit lunak dan keras, sinus, dan faring (tenggorokan), dapat mengancam kehidupan jika
tidak didiagnosis dan diobati dini. Kanker rongga mulut belum diketahui penyebabnya, namun dapat
dipicu oleh beberapa faktor yang sudah jelas seperti genetik, menkonsumsi tembakau dan alkohol,
infeksi virus, malnutrisi, oral sepsis dan paparan sinar matahari. Kebanyakan kanker rongga mulut
terjadi karena ketidaktahuan pasien mengenai gejala awal yang ditandai adanya lesi prakanker seperti
leukoplakia, eritroplakia, dan eritoleukoplakia. Selain itu kanker rongga mulut pada tahap awal sulit
untuk dideteksi dan menimbulkan gejala yang tidak begitu jelas. Akibatnya seringkali pasien datang
terlambat ke dokter gigi dengan lesi prakanker yang sudah memasuki tahap lanjut. Perlu pengetahuan
mengenai gambaran klinis yang baik untuk seorang dokter gigi sehingga dapat mendiagnosa dengan
tepat dari lesi prakanker dan kanker rongga mulut tersebut. Penanganan kanker rongga mulut sangat
diperlukan seperti edukasi dari dokter gigi mengenai deteksi dini agar kanker rongga mulut dapat
diatasi sedini mungkin. Selain edukasi dapat juga dilakukan pembedahan, radiasi, kemoterapi dan
terapi kombinasi sebagai bentuk pengelolaan dan penanganan kanker mulut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hasibuan S. 2004. Prosedur deteksi dan diagnosa kanker rongga mulut.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1159/1/fkg-sayuti2.pdf. 7 Juni 2012.
2. Chichibernardus. Kanker Rongga Mulut, Kenali Gejalanya. 27 Juli 2008.
<http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1829820-kanker-rongga-mulut-kenali-
gejalanya/ > . 7 Juni 2012.
3. Heriady Y. Kanker Rongga Mulut, Bagaimana Mengobatinya?. 7 Maret 2009.
<http://yusufheriady.blogspot.com/2009/03/kanker-rongga-mulutbagaimana.html >. 7 Juni
2012.
4. Suhardjo. Peran Radiologi Pada Kanker Rongga Mulut. Dalam: Universitas Trisakti. Forum
Ilmiah 1984 Fakultas Kedokteran Gigi, 1984: 19-20.
5. Kaze W. Kanker Rongga Mulut. 20 Maret 2012. <http://windyakaze.wordpress.com/2012/03
/20/kanker-rongga-mulut/ > 7 Juni 2012.
6. Anonymus. Oral Cancer. < http://en.wikipedia.org/wiki/Oral cancer/ > 7 Juni 2012.
7. Cawson RA, Odell EW. Oral Phatology and Oral Medicine. 8 th ed. Oxford: Elseiver, 2008:
277-280.
8. Pindborg JJ. Kanker dan Prakanker Rongga Mulut. Alih Bahasa. Lilian Wuyono. Jakarta:
EGC, 1991: 27-28, 67-69, 77-78, 97-98.
9. Laskaris G. Pocket Atlas of Oral Diseases. 2nd ed. New York: Thieme, 2006: 2-3, 54-55.
10. Aya A. Lesi Praganas Rongga Mulut.3 September2010. http://amaliapradana.blogspot.com
/2010/09/lesi-praganas-rongga-mulut.html. 7 Juni 2012.
11. Rizal MI. Transkriptom Saliva untuk Deteksi Dini Kanker Mulut. JITEKGI 2011; 8(2):32-35.
12. Ihsan. Kanker dan Pertumbuhan Lainnya di Mulut. 10 Agustus 2009. < http://www.mall-
archive.com/dokter-umum@yahoogroups.com/msg08325.html >. 7 juni 2012.
13. Anonymous. Oral Cancer. < http://www.cancer.org/downloads/PRO/OralCancer.pdf > 7 Juni
2012.
14. Anonymous. Head and Neck Cancer. < http://en.wikipedia.org/wiki/Head_and_neck_cancer>
7 Juni 2012.