Post on 02-Mar-2019
Halaman 1
MODUL
PRAKTIKUM REFRIGERASI TERAPAN 2
PROGRAM STUDI D4
Semester VI
Tahun ajaran 2018/2019
Editor:
Dr. Ir. Windy Hermawan Mitrakusuma, MT
Instruktur/kontributor:
Triaji Pangripto Pramudantoro, ST. M.Eng
Tandi Sutandi, ST, M.Eng.
Ir. Arda Rahardja Lukitobudi, M.Eng.
Laboratorium Refrigerasi Terapan
Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara 2019
Halaman 2
TATA TERTIB LABORATORIUM REFRIGERASI TERAPAN
Peserta Praktikum Refrigerasi Terapan harus mentaati peraturan-peraturan sebagai berikut: 1. Datang tepat waktu, terlambat lebih dari satu jam dianggap tidak ikut praktikum 2. Berpakaian rapi dan mengenakan Jas Laboratorium yang bersih 3. Menjaga kebersihan dan ketertiban laboratorium 4. Berhati-hati dalam menggunakan peralatan. Kelompok yang melakukan kesalahan
sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan alat wajib mengganti alat tersebut. 5. Peserta yang tidak mengikuti praktikum (termasuk presentasi) tanpa alasan dan
bukti yang jelas bisa dinyatakan tidak lulus mata kuliah praktikum ini. 6. Pada saat praktikum setiap peserta harus membawa kartu praktikum dan
menyerahkan kepada asisten praktikum, kelalaian membawa kartu praktikum berdampak pada pengurangan nilai. Pada akhir praktikum peserta harus mengambil kembali kartu yang sudah diparaf oleh asisten.
7. Sebelum praktikum peserta harus menyerahkan Tugas Pendahuluan dan mengikuti Test Pendahuluan. Tugas Pendahuluan ditulis tangan pada kertas HVS ukuran A4 dan diberi sampul depan yang diketik sesuai contoh.
8. Mengumpulkan jurnal praktikum setelah praktikum selesai. 9. Membuat laporan akhir setelah praktikum selesai. Laporan ditulis tangan dan
sampul diketik sesuai contoh. Laporan praktikum diserahkan seminggu setelah pengambilan data. Keterlambatan pengumpulan laporan berdampak pada pengurangan nilai.
10. Apabila laporan Praktikum dianggap kurang memadai oleh asisten (termasuk bila tidak rapi), laporan akan dikembalikan untuk diperbaiki dan diserahkan selambatnya seminggu setelahnya.
11. Grup/kelompok yang mendapat tugas seminar harus melaksanakan presentasi. Grup yang tidak mendapat tugas presentasi wajib hadir mengikuti presentasi yang diberikan oleh grup lain.
12. Penilaian meliputi:
Tugas Pendahuluan Test Pendahuluan Pelaksanaan Praktikum Laporan Praktikum Presentasi
Bandung, 22 Februari 2018 KaLab. Refrigerasi Terapan
Halaman 3
FORMAT LAPORAN
Laporan harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1. Isi laporan meliputi :
Sampul depan diketik sesuai dengan contoh
Tujuan dan Prosedur percobaan
Data pengamatan
Tugas dan Analisis
Kesimpulan
Lampiran berupa gambar, grafik atau materi penunjang lain.
2. Laporan ditulis tangan (kecuali cover) dengan tulisan yang rapi dan mudah
terbaca. (Bila tidak rapi akan dikembalikan oleh asisten dan diserahkan kembali
paling lambat satu hari berikutnya).
3. Tabel data dan grafik boleh menggunakan computer, TIDAK DI-FOTOCOPY !!.
4. Laporan dibuat pada kertas HVS ukuran A4
Halaman 4
CONTOH SAMPUL DEPAN LAPORAN
PRAKTIKUM REFRIGERASI TERAPAN 2
SEMESTER V TAHUN 2018/2019
LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN 1
WALKIN COOLER
Nama : Raden Gatot Kaca
NIM : 161624002
Kelas/Kelompok : 3D4/V
Partner : 1. Den Mas Dawala (161624012)
: 2. R. Abimanyu (161624022)
Hari/Tgl. Percobaan : Selasa, 2 Oktober 2018
Hari/Tgl. Penyerahan : Selasa, 9 Oktober 2018
Instruktur/Asisten : Ir. Yudhistira Sakti
LABORATORIUM REFRIGERASI TERAPAN JURUSAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2018/2019
Halaman 5
CONTOH SAMPUL DEPAN TUGAS PENDAHULUAN
PRAKTIKUM REFRIGERASI TERAPAN 2
SEMESTER V TAHUN 2018/2019
TUGAS PENDAHULUAN
PERCOBAAN 1
WALKIN COOLER
Nama : Raden Gatot Kaca
NIM : 161624002
Kelas/Kelompok : 3D4/V
Partner : 1. Den Mas Dawala (161624012)
: 2. R. Abimanyu (161624022)
Hari/Tgl. Percobaan : Selasa, 2 Oktober 2018
Instruktur/Asisten : Ir. Yudhistira Sakti
LABORATORIUM REFRIGERASI TERAPAN
JURUSAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018/2019
Halaman 6
Modul 1: WALK-IN COOLER
I. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan praktikan:
1. Memahami sistem kompressi uap pada Walk-in Cooler.
2. Memahami cara kerja sistem kontrol kelistrikannya.
3. Menganalisa performasi dari sistem tersebut berdasarkan data sepesifikasi yang
ada dan data hasil pengamatan.
4. Mampu mengidentifikasi komponen walk-in cooler.
5. Mampu membuat/memodifikasi sistem yang sejenis.
II. LANDASAN TEORI
Walk-in cooler merupakan sebuah ruang penyimpanan macam-macam produk
yang mempunyai temperatur rendah tetapi umumnya diatas 0oC. Walk-in cooler
digunakan di supermarket-supermarket dan juga retoran-restoran atau hotel-hotel besar
untuk menyimpan produk berupa bahan-bahan makanan dan sayuran. Kapasitasnya
bervariasi dengan ukuran mulai dari kurang lebih 6 m3 hingga 40 m3, dengan RH
berkisar 80 % sedangkan laju aliran udara bervariasi antara 0,5 m/dt s/d 5 m/dt (forced
conv.). Insulasi dinding yang sering digunakan adalah Polyorethane foom.
Komponen-komponen yang digunakan antara lain: condensing unit (biasanya, open
type) evaporator, filter dryer, liq. Rec sight glass., HX, metering device dan beberapa
komponen lainnya seperti: motor, MCB, Fuce dsb.
II. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN.
A. Observasi
a. Catat data spesifikasi alat.
b. Gambarkan diagram pemipaanya serta letak titik-titik pengukuran (sensor) yang
akan dilakukan.
c. Gambarkan diagram kontrol kelistrikannya (jika tidak memungkinkan, dapat dibuat
rangkaian yang lain asalkan prinsip kerjanya tidak berubah).
d. Lakukan percobaan pengambilan data.
B. Pengamatan kinerja sistem
Halaman 7
a. Siapkan peralatan dan alat ukur yang dibutuhkan.
b. Pastikan setting tersmostat pada temperatur kurang lebih 4,5oC.
c. Lakukan pengambilan data awal, tulis pada tabel pengamatan menit ke nol.
d. Lakukan pengambilan data berikutnya untuk menit-menit berikutnya, tulis pada
tabel pengamatan menit ke nol.
e. Pengambilan data dilakukan hingga tercapainya chilling time (ditambah 20 menit).
f. Buatlah jurnal sementara dari data yang anda dapatkan dan serahkan pada asisten
yang bersangkutan.
III. DATA PENGAMATAN
a. Asumsikan bahwa walk-in cooler ini digunakan untuk menyimpan produk sayuran
(Asparagus) dengan temperatur penyimpanan 4,5oC.
b. Amati kecenderungan perubahan suhu yang ada pada masing-masing titik
pengukuran, dengan cara membuat grafik suhu terhadap waktu (petunjuk: gunakan
MS Excell), lakukan analisa.
c. Gambarkan data manual pada diagram P-H (gunakan kurva aslinya), hitung C.O.P.
, kompressi rasio dan lakukan analisa.
d. Buat kesimpulan dari semua analisa yang telah dilakukan.
IV. TUGAS PENDAHULUAN
a. Apa yang dimaksud dengan Chilling Time, C.O.P., kompressi rasio ?
b. Jelaskan cara menggambarkan data pada diagram P-H !.
c. Buatlah tabel pengukuran manual seperti pada contoh dengan jumlah pengukuran
sebanyak 20 buah.
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 8
Tabel Pengukuran
Menit ke
No Titik pengukuran 0 1 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
1 Tekanan suction
2 Tekanan discharge
3 Temperatur kabin
4 Temperatur Lingkungan
5 Temperatur masuk evaporator
6 Temperatur keluar evaporator
7 Temperatur masuk kondenser
8 Temperatur keluaran kondenser
9 Temperatur Suction Kompresor
10 Temperatur Discharge
Kompresor
11 Tegangan listrik
12 Arus listrik
13 Kelembaban Relatif
Ruang kabin
14 Keterangan
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 9
Modul 2: COLD STORAGE HC
I. TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan praktikan mampu:
6. Memahami sistem refrigerasi kompressi uap pada Cold Storage-HC.
7. Memahami cara kerja sistem kontrol kelistrikannya.
8. Menganalisa performansi dari sistem tersebut berdasarkan data spesifikasi yang
ada dan data hasil pengamatan.
9. Mengidentifikasi komponen cold sorage HC.
10. Membuat/memodifikasi sistem yang sejenis.
II. LANDASAN TEORI
Cold Storage merupakan sebuah ruangan yang digunakan untuk penyimpanan
produk pada temperatur yang lebih dingin dari temperatur lingungan. Pada dasarnya
cold storage dibagi menjadi freezer dan cooler, yang untuk ukuran cukup besar, dapat
disebut sebagai Walk-in cooler atau walk-in freezer, atau kadang disebut juga sebagai
Walk-in cooler merupakan sebuah ruang penyimpanan macam-macam produk yang
mempunyai temperatur rendah tetapi umumnya berkisar 0oC. Walk-in cooler
digunakan di supermarket-supermarket dan juga restoran-restoran atau hotel-hotel
besar untuk menyimpan produk berupa bahan-bahan makanan dan sayuran.
Kapasitasnya bervariasi dengan ukuran mulai dari kurang lebih 6 m3 hingga 40 m3,
dengan RH berkisar 80 % sedangkan laju aliran udara bervariasi antara 0,5 m/dt sampai
dengan 5 m/dt (forced convection). Insulasi dinding yang sering digunakan adalah
Polyorethane foam dengan ketebalan berkisar 5 cm hingga 10 cm.
Komponen-komponen yang digunakan antara lain: condensing unit, evaporator,
filter dryer, liquid Receiver, sight glass, metering device dan beberapa komponen
lainnya seperti: motor fan, MCB, kontaktor, TDR, termometer digital dsb.
Pada praktikum ini akan digunakan walk-in cooler yang menggunakan refrigeran
hidrokarban. Yang membedakan pada Walk-in Coller hidrokarbon adalah refrigeran
yang digunakan adalah jenis refrigeran alami (Propana-R290) yang ramah lingkungan
karena tidak merusak lapisan ozon dan memiliki GWP yang sangat rendah sehingga
relatif tidak menyebabkan peningkatan temperatur global.
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 10
Karena R290 adalah jenis refrigeran yang flamable, maka pada instalasi sistem
refrigerasi ini sangat perlu memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan kerjanya.
Oleh karena itu pada sambungan pemipaanya sangat dianjurkan dilakukan dengan
metoda brasing dan dihindari jenis sambungan pipa yang menggunakan nut/ulir karena
rawan kebocoran akibat getran mesin yang berjalan pada perioda waktu tertentu.
Demikian pula untuk instalasi kontrol dan kelistrikanya perlu pengamanan yang baik,
seperti semua sambungan harus kencang dan menggunakan kabel skun yg benar serta
bila perlu di seal pada bagian yang kemungkinan dapat menimbulkan percikan
api/spark saat dinyalakan.
Alarm unit biasanya selalu terpasang di area mesin dan ruangan sebagai kontrol
indikator apabila terjadi kebocoran, umumnya jenis alarm yang digunakan akan
mengeluarkan suara apabila sensornya bersentuhan dengan refrigeran hidrokarbon.
Posisi alarm unit sebaiknya diletakan 20 hingga 30 cm diatas lantai, hal ini
mengingat bahwa refrigeran jenis hidrokarbon memiliki massa jenis yang lebih berat
dibandingkan dengan udara sehingga apabila terjadi kebocoran maka gas hidrokarbon
cenderung terakumulasi berada di bawah dekat lantai.
Menurut zona ATEX (Atmosphere Explosive) yaitu merupakan nama yang umum
diberikan pada syarat legal untuk mengontrol area eksplosif dan kesesuaian peralatan
serta sistem proteksi yang di pasang (Pedoman dari EN 60079-10: Classification of
hazardous areas) maka area yang relatif aman untuk bekerja adalah berjarak tiga meter
ke arah horizontal dan satu meter ke arah vertikal terhadap sumber dimana refrigeran
hidrokarbon berada, seperti dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Page 41
Zone 2
Berdasarkan EN 60079-1 Lampiran C, Contoh 1:a = 3 m secara horizontal dari sumber kebocoranb = 1 m dari permukaan tanah sampai 1 m di atas sumber kebocoran.
a a
b
Contoh Klasifikasi Zona ATEX
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 11
Untuk memahami konsep dasar flamability ada tiga faktor terjadinya penyalaan
api:
1. Bahan bakar pada konsentrasi yang tepat!
2. Suplai Oksigen (biasanya dari udara)
3. Sumber Penyalaan (SOI).
Apabila ketiga faktor ini dikontrol, misal dengan menghilangkan setidaknya satu
namun sebaiknya dua dari ketiga faktor ini, maka penyalaan api atau kebakaran dapat
dicegah.
Keuntungan memilih refrigeran hidrokarbon
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan refrigeran dapat dilihat pada tabel
berikut.
Pengganti R22
Performa energi yang baik
GWP yang rendah
Harga yang
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 12
III. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN. A. Observasi
a. Catat data spesifikasi alat.
e. Gambarkan diagram pemipaannya serta letak titik-titik pengukuran (sensor)
yang akan dilakukan.
f. Gambarkan diagram kontrol kelistrikannya (jika tidak memungkinkan, dapat
dibuat rangkaian yang lain asalkan prinsip kerjanya tidak berubah).
g. Lakukan percobaan pengambilan data.
B. Pengambilan Data
g. Siapkan peralatan dan alat ukur yang dibutuhkan.
h. Pastikan setting termostat pada temperatur kurang lebih 5oC.
i. Lakukan pengambilan data awal, tulis pada tabel pengamatan menit ke nol.
j. Lakukan pengambilan data berikutnya untuk menit-menit berikutnya, tulis pada
tabel pengamatan menit ke nol.
k. Pengambilan data dilakukan hingga tercapainya chilling time (ditambah 20
menit).
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 13
l. Buatlah jurnal sementara dari data yang anda dapatkan dan serahkan pada asisten
yang bersangkutan.
III. DATA PENGAMATAN dan TUGAS e. Asumsikan bahwa walk-in cooler ini digunakan untuk menyimpan produk
sayuran (Asparagus) dengan temperatur penyimpanan 5oC.
f. Amati kecenderungan perubahan suhu yang ada pada masing-masing titik
pengukuran, dengan cara membuat grafik suhu terhadap waktu, lakukan analisa.
g. Gambarkan data manual pada diagram P-H (gunakan kurva aslinya), hitung
COP, kompressi rasio dan lakukan analisa.
h. Buat kesimpulan dari semua analisa yang telah dilakukan.
IV TEST PENDAHULUAN
1. Sebutkan perbedaan sistem walk-in cooler hidrokarbon dibandingkan dengan
sistem walk-in cooler yang tidak menggunakan refrigeran hidrokarbon.
2. Sebutkan keuntungan menggunakan refrigeran hidrokarbon.
3. Sebutkan hal-hal yang penting ketika menggunakan refrigeran hidrokarbon
berkaitan dengan keamanan dan keselamatan kerja.
4. Apakah perlu dipasang alarm unit pada setiap instalasi sistem refrigerasi
hidrokarbon? Berikan penjelasanya.
14
Tabel Pengukuran
Menit ke
No Titik pengukuran 0 1 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 dst
1 Tekanan suction
2 Tekanan discharge
3 Temperatur kabin
4 Temperatur Lingkungan
5 Temperatur keluar evaporator
6 Temperatur Suction Kompresor
7 Temperatur Discharge Kompresor
8 Temperatur keluaran kondenser
9 Tegangan listrik
10 Arus listrik
11 RH Ruang/ kabin
12
13
14
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 15
Modul 3: BRINE COOLING
I. TUJUAN
Setelah dilaksanakan praktikum, praktikan akan mampu :
1. Memahami dan menjelaskan cara kerja sistem pemipaan dari system refrigerasi
kompresi uap dengan menggunakan refrigrant sekunder (secondary refrigerant).
2. Mengindentifikasi komponen pemipaan dan kelistrikan yang digunakan pada system
brine cooling yang diamati.
3. memahami dan menjelaskan cara kerja sistem kontrol kelistrikannya
4. Menganalisa Performansi dari sistem tersebut, berdasarkan data spesipikasi yang ada
dan berdasarkan data hasil pengamatan
5. Membuat/memodifikasi diagram kelistrikan dari sistem refrigerasi kompresi uap
dengan secondary refrigerant.
II. TEORI DASAR
Brine cooling merupakan salah satu sistem refrigerasi komersial yang banyak
dipakai di industri-industri besar atau pada sistem tata udara.
Sistem ini menggunakan refrigeran sekunder (kedua) sebagai media pemindah kalor, yang
sering kita kenal sebagai brine. Ada beberapa jenis brine yang sering digunakan pada
sistem refrigerasi atau pada sistem tata udara, diantaranya adalah
a. Alkohol (brine alkohol) biasanya terbuat dari etylen glycol
b. Air garam (Brine) garam tersebut dari sodium chlorida dan calsium chlorida.
c. Glycol terbuat dari glyserin, etylen glycol atau propylene glycol
Adapun jenis brine yang digunakan pada sistem refrigerasi yang saudara sedang
pelajari saat ini adalah brine jenis propylene glycol. Karena sistem refrigerasi ini
digunakan untuk membuat es balok, maka suhu brine harus lebih rendah dari 0 oC dan
harus mampu tetap cair pada temperatur dibawah 0 oC agar sirkulasi pendinginan pada
bak penampung es balok dapat berlangsung secara merata.
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 16
Komponen-komponen pada sistem ini antara lainl : Kompresor (jenis open type),
kondenser, heat exchanger; cooling tower, bak penampung glycol (tempat pembuatan es);
pompa brine; TXV; filter dryer; sight glass; agitator; sol.valve; oil separator dll.
III. TUGAS PENDAHULUAN
1. Sebukan beberapa jenis kontrol aliran refrigeran dan jelaskan cara kerjanya.
2. Apa yang dimaksud dengan flooded evaporator dan untuk beban yang bagaimana?
3. Sebutkan beberapa jenis kondenser berdasarkan medium pendinginnya dan jelaskan
cara kerjanya.
4. Mengapa pada refrigeran sekunder untuk pembuatan es balok digunakan garam
(brine) bukan air?
IV. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
A. Pengamatan Sistem Refrigerasi
1. Catat komponen-komponen sistem refrigerasi yang digunakan berserta data
spesifikasinya.
2. Gambar diagram pemipaan sistem refrigerasinya
3. Gambar diagram kontrol kelistrikannya (jika tidak mungkin/memungkinkan; maka
dapat dibuat rangkaian yang lain, asalkan prinsip kerjanya tidak berubah/sama).
4. Setelah selesai pengamatan dan penggambaran diagram kelistrikan dan pemipaan, salin
data pengamatan dan gambar-gambar tersebut dan kumpulkan ke instruktur.
B. Pengamatan Kinerja Sistem Refrigerasi (pengoperasian sistem)
1. Siapkan peralatan dan alat ukur yang dibutuhkan.
2. Tentukan titik-tik pengukuran.
3. Periksa air di bak Cooling tower dan cek kerja pompa air dari Cooling tower (bak harus
terisi cukup air, dan blade pompa tidak macet).
4 Catat kondisi awal :
a. Temperatur udara lingkungan
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 17
b. Temperatur air di cetakan
c. Temperatur brine di bak penampungan brine.
5. Hidupkan pompa (air dan brine, Onn-kan saklar pompa)
6. Hidupkan kompresor
7. Hidupkan motor agitator
8. Lakukan pengambilan data setiap 25 menit..
V. DATA PENGAMATAN
Lakukan pengamatan/pengukuran data dengan selang waktu 25 menit (4 kali)
No Titik pengukuran Pengukuran ke - Satuan
0 1 2 3
1 Temperatur brine masuk dan keluar Heat
exchanger
2 Temperatur air (produk) dicetakan
3 Temperatur brine di dalam bak
4 Temperatur air masuk C. Tower
5 Temperatur air keluar C. Tower
6 Temperatur discharge
7 Temperatur suction
8 Temperatur masuk kondensor
9 Temperatur keluar kondensator
10 Temperatur masuk evaporator
11 Temperatur keluar evaporator
12 Temperatur liquid line
13 Tek.discharge (Masuk&Keluar Kond.)
14 Tek. Suction (Masuk&Keluar Evap)
15 Arus listrik
16 Tegangan
17 Volume air (produk)
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 18
VI. TUGAS
Tugas saudara dari data yang diperoleh buat laporan, lakukanlah sbb:
1. Jelaskan cara kerja sistem refrigerasinya!
2. Jelaskan cara kerja sistem kontrol kelistrikannya!
3. Gambarkan pada diagram ph siklus refrigerasi yang terjadi untuk masing-masing
pengamatan!
4. Hitung COP Carnot, COP actual dan efisien refrigerasinya!
5. Analisa perubahan temperatur air dan brine
6. Analisa tentang kerja cooling tower
7. Hitung :
Beban Produk
Q yang diserap oleh brine
8. Dengan spesifikasi mesin yang ada, hitung chilling time dan operating time-nya!
9. Buat kesimpulannya.
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 19
Modul 4: SNOW ICE MAKER
I. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan praktikan:
11. Memahami sistem dan cara kerja Snow Ice Maker.
12. Memahami komponen dan cara kontrol kelistrikannya.
13. Menganalisa performasi dari sistem tersebut berdasarkan data sepesifikasi yang
ada dan data hasil pengamatan.
14. Mampu mengidentifikasi komponen pada Snow Ice Maker.
II. LANDASAN TEORI
Snow Ice Maker adalah sebuah mesin penghasil es dalam bentuk butiran salju (snow),
berupa bekuan air yang lembut. Berbagai cara dapat dilakukan antara lain dengan
menyemprotkan air yang dicampur dengan udara bertekanan tinggi melalui nosel, pada
saat keluar, tekanan yang rendah menyebabkan butir butir air yang keluar membeku.
Bentuk salju yang halus sangat bergantung pada kualitas butiran air yang terbentuk saat
keluar nosel. Lingkungan yang dingin akan membantu produksi salju lebih banyak dan
bertahan lama di lingkungan.
Gambar 1. Prinsip Pembuatan Salju.
Cara lain adalah dengan menempelkan butiran air pada permukaan yang sangat dingin,
sehingga pada permukaan luar, akan terbentuk salju.
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 20
III. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
A. Observasi
h. Catat data spesifikasi alat.
i. Gambarkan diagram pemipaanya serta letak titik-titik pengukuran (sensor) yang akan
dilakukan.
j. Gambarkan diagram kontrol kelistrikannya (jika tidak memungkinkan, dapat dibuat
rangkaian yang lain asalkan prinsip kerjanya tidak berubah).
k. Lakukan percobaan pengambilan data.
B. Pengamatan kinerja sistem
a) Siapkan peralatan dan alat ukur yang dibutuhkan.
b) Siapkan unit Snow Ice Maker, dan siapkan saluran air penambah dari kran yang
ditentukan.
c) Tempatkan wadah penampung salju yang terbentuk.
d) Tempatkan thermometer pada:
1) Wadah penampung air.
2) Salju yang terbentuk (usahakan sensor ditempatkan di tengah tengan salju yang
terbentuk. Bukan di dasar ataupun di lelehan air.)
e) Lakukan pengukuran arus pada:
1) Masukan daya sistem keseluruhan
2) Masukan ke kompresor saja.
f) Lakukan pengukuran awal (sebelum system dijalankan)
g) Jalankan sistem dan lakukan pengamayan terhadap:
1) Temperature air dalam penampung
2) Temperatur salju terbentuk
3) Arus listrik yang digunakan (total, maupun hanya ke kompresor saja)
4) Massa salju yang terbentuk (dipanen) setiap 30 menit, dan lakukan percobaan
hingga 4 kali panen
h) Buatlah jurnal sementara dari data yang anda dapatkan dan serahkan pada asisten yang
bersangkutan.
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 21
IV. DATA PENGAMATAN
Lakukan pengamatan terhadap hal berikut: 1. Waktu Es pertama kali terbentuk dan jatuh.
2. Waktu Salju pertama kali terbentuk dan jatuh.
3. Waktu Panen
a. Setelah 0,5 jam (30 menit) dari waktu pertama dijalankan
b. Setelah 1,0 jam dari waktu pertama dijalankan (selang 0,5 jam)
c. Setelah 1,5 jam dari waktu pertama dijalankan (selang 0,5 jam)
d. Setelah 2,0 jam dari waktu pertama dijalankan (selang 0,5 jam)
IV. TUGAS
Tugas I: 1. Buat gambar kerja dari suklus refrigerasi dan sistem distribusi/suplay air.
2. Buat gambar sistem kelistrikan.
3. Jelaskan cara kerja sistem tersebut pada no 1 dan 2.
Tugas II:
1. Buat grafik:
a. Temperatur air terhadap waktu
b. Temperatur salju dalam wadah terhadap waktu
*Buat Catatan dalam grafik keterangan kapan es dan salju terbentuk/jatuh.
2. Hitung dan buatkan grafik :
a. Laju pembentukan es/salju per panen
b. Kalor dibutuhkan untuk pembentukan es/salju per panen
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 22
3. Hitung daya total masuk terhadap mesin dan daya kompresor rata-rata.
4. Hitung COPc per panen berdasarkan:
���� =������ ��������� ����� ����������� �����
���� ���������
5. Hitung COPt per panen berdasarkan:
���� =������ ��������� ����� ����������� �����
���� ����� ������
6. Buatlah analisis terhadap data dan grafik yang diperoleh di atas.
-
Bottle Cooler
Labolatorium Refrigerasi Terapan 2018 Modul- 4 Hal : 23
Tabel data pengamatan:
Menit ke
No Titik pengukuran 0 1 5 10 15 20 25 30
1 Tekanan suction
2 Tekanan discharge
3 Temperatur keluaran kondenser
4 Temperatur keluaran evaporator
5 Temperatur lingkungan
6 Temperatur kabin (return)
7 Temperatur produk
8 Tegangan listrik
9 Arus listrik
10 COP