Post on 02-Feb-2016
description
WARRANTS AND CONVERTIBLE
NAMA NIMRina Septianingrum 12030114220043Susiana 12030114220030Tommy Hidayat Mukas
12030114220041
Tyas Rukmi Ken H. 12030114220034Wulandari 12030114220050
Kelompok 6
MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG2015
WARRANTS
Warrant adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya dan dengan harga tertentu
Persyaratan tersebut biasanya mengenai harga, jumlah, dan masa berlakunya warrant tersebut.
Warrant biasanya merupakan instrumen jangka panjang, karena tanggal jatuh temponya umumnya lebih dari setahun.
Untuk apa menerbitkan warrant ?
Pada awalnya warrant digunakan oleh perusahaan yg kurang potensial utk menerbitkan saham guna melancarkan penjualan obligasi. Dengan demikian warrant sering disebut sbg sweetener/ pemanis dlm penerbitan obligasi
Dengan adanya warrant, pembeli obligasi akan mempunyai kesempatan menikmati kenaikan nilai atau harga saham perusahaan (capital gain). Jika harga saham naik melebihi harga beli yang tertera pada warrant, pemegang warrant akan meng-exercise warrant. Kesempatan ini tdk dinikmati oleh pemegang obligasi tanpa warrant yang hanya menikmati bunga yang tetap pada tingkat berapapun keuntungan perusahaan.
PERBEDAAN ANTARA WARRANTS DAN CALL OPTION
Call Option Warrants
Underlying Asset yang digunakan.Option biasa menggunakan berbagai macam jenis underlying asset seperti saham, obligasi, komoditas, indeks, future.
Underlying Asset yang digunakan.underlying asset yang digunakan hanyalah saham.
Penerbit.Option bisa diterbitkan oleh berbagai pihak
Penerbit.Warrant diterbitkan dan dijamin oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang mengeluarkan saham.
Expiry Date (Tgl Kadaluarsa)kebanyakan option hanya berlaku untuk beberapa bulan.
Expiry Date (Tgl Kadaluarsa)Warrant biasanya berlaku untuk waktu yang lebih lama (sampai beberapa tahun)
Penilaian warrant
Kita bisa mendapatkan perkiraan untuk nilai warrant menggunakan versi modifikasi dari Black-Scholes:
1. Untuk Call Options
2. Untuk Warrant
Convertible bond (obligasi konversi)
Convertible bond (obligasi konversi) mirip dengan obligasi dengan warrants. Perbedaan yang paling penting adalah bahwa obligasi dengan warrant dapat dipisahkan kedalam sekuritas yang berbeda sedangkan obligasi konversi tidak. Obligasi konversi memberikan hak kepada pemegangnya untuk menukarkannya menjadi sejumlah saham kapan saja sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi.
a. Straight Bond Value
Straight bond value adalah harga jual obligasi konversi bila mereka tidak dapat dikonversi menjadi saham biasa. Straight bond value ini bergantung pada tarif bunga pasar dan risiko.
Straight Bond Value = Present Value nilai pokok + Present Value kupon bunga
Nilai Convertible Bonds
b. Nilai Konversi
Nilai konversi adalah nilai jika obligasi konversi langsung dikonversikan ke dalam saham biasa pada harga tertentu.
Conversion value = Number shares of common stocks x Current Price
b. Nilai Konversi
Nilai konversi adalah nilai jika obligasi konversi langsung dikonversikan ke dalam saham biasa pada harga tertentu.
Conversion value = Number shares of common stocks x Current Price
Nilai Convertible Bonds
c. Nilai Opsi
Merupakan selisih dari straight bond value dan conversion value.
Alasan Perusahaan Menerbitkan Warrants dan Convertibles
Bila perusahaan terus menerus memburuk
Bila perusahaan terus menerus membaik
Obligasi Konversi (dibandingkan dengan) Straight Bonds
Tidak terjadi konversi karena harga saham rendah
Obligasi konversi menyediakan pendanaan yang murah karena tariff kupon lebih rendah.
Terjadi konversi karena harga saham tinggi.
Convertible bonds memberikan pendanaan yang mahal karena obligasi akan dikonversi dan menimbulkan efek dilusi dalam ekuitas.
Obligasi Konversi (dibandingkan dengan) Saham Biasa/Common Stock
Obligasi konversi menyediakan pendanaan yang mahal karena perusahaan akan memperoleh pendanaan yang lebih banyak jika menerbitkan saham karena harga sahamnya lebih tinggi saat diterbitkan.
Obligasi konversi menyediakan pendanaan yang murah karena perusahaan menerbitkan saham pada harga tinggi ketika obligasi dikonversi.
Mengapa Perusahaan Menerbitkan Warrants dan Convertibles ?a. Adanya matching cash flowsb. Sinergi risikoc. Biaya agensid. Adanya “backdoor equity”
Matching cash flows
Bila pembiayaan mengharuskan biaya yang tinggi, adalah masuk akal bagi perusahaan untuk menerbitkan sekuritas yang selaras dengan arus kas peruahaan tersebut. Perusahaan yang masih muda, berisiko, dan berharap untuk tumbuh mungkin lebih memilih menerbitkan obligasi konversi atau obligasi dengan warrant karena mereka memiliki biaya bunga yang lebih rendah.
Obligasi konversi dan obligasi dengan warrants dapat melindungi dari kesalahan dalam melakukan evaluasi atas risiko karena memiliki dua komponen yakni straight bonds dan call option untuk saham.
Bila perusahaan adalah perusahaan yang risikonya rendah, straight bond akan memiliki nilai yang tinggi sedangkan call option akan memiliki nilai yang rendah.
Bila perusahaan adalah perusahaan yang risikonya tinggi, maka straight bond akan memiliki yang rendah sedangkan call option akan memiliki nilai yang tinggi.
Sinergi Risiko
Biaya Agensi
Obligasi konversi dapat menyelesaikan masalah keagenan yang berhubungan dengan upaya pencarian pendanaan.
Pemegang obligasi mengingkan perusahaan menjalankan aktivitas-aktivitas yang berisiko rendah, sedangkan pemegang saham menginginkan aktivitas-aktivitas yang berisiko tinggi. Jika konflik ini tidak dapat diselesaikan, maka perusahaan lebih baik melakukan pendanaan dengan menerbitkan obligasi konversi yang memiliki sisi liabilitas dan ekuitas.
Adanya “backdoor equity”
Yakni pembiayaan ekuitas tidak langsung. perusahaan kemungkinan mendapatkan bahwa Obligasi Konversi merupakan titik temu yang menarik antara konsekuensi informasi negative terkait penerbitan saham biasa dan kemungkinan terjadinya tekanan keuangan bagi perusahaan dalam hal surat hutang diterbitkan. Situasi ini relevan bagi perusahaan-perusahaan yang baru tumbuh dan kecil, namun memiliki prospek bisnis yang baik di kemudian hari.
Kebijakan Konversi
Jika nilai konversi lebih rendah daripada call price, maka lebih baik tidak mengkonversi obligasi ke saham. Sebaliknya jika nilai konversi dari obligasi lebih besar dari call price, hal ini dinamakan force conversion, maka yang lebih baik adalah dikonversi.
Terdapat pula kebijakan yang memaksimalkan nilai pemegang saham dan meminimalkan nilai pemegang obligasi. Kebijakan ini adalah memanggil obligasi ketika nilainya sama dengan harga pemanggilan (call price)-nya.