Dr. Lily Kartika Surya DTMH,MS,SpParK

MALARIA :

Malaria = Paludisme = Paludismo

Mal = Buruk Aria = UdaraMalaria = Udara buruk

SEJARAH :Diperkirakan dari Afrika Mediterania Mesopotamia India --> AsiaTenggara

Abad 19 : Laveran Bentuk pisang dl darah penderita malaria1897 : ROSS Nyamuk menularkan malariaAbad 5 : HIPPOCRATES (Yunani) merinci gambaran klinis malaria

HOSPES :Hospes definitif = NyamukHospes perantara = ManusiaSpesies malaria :1. Plasmodium vivax2. Plasmodium falciparum3. Plasmodium malariae4. Plasmodium ovale

NAMA PENYAKIT :

1. Plasmodium vivax - Benign tertiana - Tertiana - Malaria vivax2. Plasmodium falciparum - malignant tertiana - malaria tropica - malaria perniciosa - malaria falciparum

3. Plasmodium malariae - malaria quartana

4. Plasmodium ovale - malaria ovale

Malaria pada binatang :KERA :Plasmodium cynomologi ~ P.vivaxPlasmodium knowlesi ~ P.falciparum P. malariaeCHINPANZEE :

Plasmodium rodhaini ~ P. malariaePlasmodium brasilianum ~ P. malariae

DISTRIBUSI GEOGRAFIK

64 LU : Rusia 32 LS : Argentina 400 m dibawah permukaan laut ( laut Mati ) 2600 m diatas permukaan laut ( Kenya ) 2800 m diatas permukaan laut ( Bolivia ) Indonesia : seluruh kepulauan

1. Masa tunas intrinsik : Waktu antara sporozoit masuk ke hospes sp timbul gejala demam

2. Masa tunas ekstrinsik : Waktu antara gametosit masuk ke nyamuk sp terbentuk sporozoit

3. Masa pra paten : Waktu antara masuknya parasit ke tubuh hspes sp ditemukan parasit dalam darah.

RELAPS : GEJALA INFEKSI YG TIMBUL KEM- KEMBALI SETELAH SERANGAN PERTAMA

REKRUDESENSI = RELAPS JANGKA PENDEK. TIMBUL KARENA PARSIT DL DARAH

MENJADI BANYAK. ( 8 MINGGU SETE LAH SERANGAN PERTAMA)

2. REKURENS = relaps jangka panjang

Timbul karena parasit daur ekso eritrosit dari hati masuk dl darah menjadi banyak (24 minggu)

VEKTOR MALARIA : Anopheles sp. Betina•430 spesies 30 – 40 spesies sbg vektor

1. Telur Anopheles•50 – 200 telur diatas air•Pelampung ki – ka•Tdk tahan kering•Menetas 2 – 3 hari

2. Larva Anopheles.

*paralel permukaan*spirakel seg.8 abdm*makan algae, bakteri*4 std larva/instar

3. Pupa Anopheles

•Cephalothorax•Sepasang respiratory trumpets

4. Anopheles dewasa

Kepala:•Mata, antena deteksi odor dr host•Probocsis makan•Palpi sensoryThorax:•Locomotion•3 ps kaki, 2 ps sayapAbdomen:*pencernaan makan*telur

Vektor malaria : Anopheles sundaicusAnopheles aconitusAnopheles barbarostrisAnopheles farautiAnopheles balabacensis

Di Indonesia ada 80 spesies 16 spesies vektor malaria

DAUR HIDUP

I. Fase jaringan manusiaII. Fase aseksual manusiaIII. Fase seksual nyamuk

- eksoertrosit sekunder

II. Fase seksual (nyamuk) Mikro/makrogametosit terhisap nyamuk mikro/makrogamet zigot ookinet ookista sporozoit

DAUR HIDUP PARASIT MALARIA

Manusia (HP) Anopheles (HD)Sel hati kel. Liur SPOROZOITHipnozoitSkizon skizon ookista merozoit

Darah ookista LAMBUNG TROFOZOIT ZIGOT NYAMUKSKIZON MEROZOITMAKRO / MIKROGAMETOSIT MIKRO/ MAKROGAMET

CARA INFEKSI :

1. Melalui tusukan Anopheles yang mengandung sporozoit. (alami)

2. Transfusi, jarum suntik, kongenital transplantasi organ (induksi) mengandung stadium aseksual

P. f P.v P.o Pm

Daur praeritrosit 5,5 hari 8 hari 9 hari 10 – 15 hariHipnozoit - + + -Jlh merizoit hati 40.000 10.000 15.000 15.000Daur eritrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jamEri yg dhinggapi muda, tua retikulosit retikulosit tua normosit normosit normo mudaPembesaran eri - ++ + -Titik eritrosit Maurer Schuffner Schuffner Ziemann (James)Pigmen Hitam kuning tguli tguli tua tguli hitamJlh merozoit eri 8-24 12-18 8-10 8Daur dl nyamuk 10 hari 8 – 9 hari 12- 14 hari 26-28 hariPd 27 CSkizon hati 60 mikron 45 mikron 70 mikron 55 mikron

PATOFISIOLOGI MALARIAI. PENGHANCURAN ERITROSIT 1. OK ERITROSIT HEMOLISIS 2. OK FAGOSITOSIS ERITROSIT + PARA SIT & ERITROSIT NORMAL anemia & anoksia jaringan.

Hemolisis intravaskuler berat hemo globinuria (“blackwater fever) gagal ginjal

II . MEDIATOR ENDOTOKSIN – MAKROFAG Skizogoni eritrosit + parasit makro fag --. Melepas mediator TNF & sitokin demam, hipoglikemi, ARDS (adult respiratory disease syndrome) TNF menyebabkan : 1. menghancurkan P. falciparum in vitro 2. meningkatkan perlekatan eritrosit + parasit dg endothelium kapiler 3. konsentrasi TNF dl serum anak berhu- bungan mortalitas, hipoglikemia hiperparasitemia, beratnya penyakit

III. SEKUESTRASI ERITROSIT

ERITROSIT + P.f (knobs + Ag mal)

Ab mal afinitas eritrosit & endotel

kapiler alat dalam sludge mem

bendung alat dlam protein + cairan

keluar kapiler anoksia edema

jar.

DIAGNOSIS :

I. MIKROSKOP 1. Mikroskop cahaya 2. QBC (Quantitative Buffy Coat) 3. Kawamoto

II. Tanpa Mikroskop 1. Dip. Stick & uji ICT 2. Polymerase Chain Reaction (PCR)

MIKROSKOP CAHAYA

1. SEDIAAN DARAH TEBAL (Giemsa) 2. 100 lap mikr dg pembesaran 500 – 600 ~ 0,2 µl darah•Jumlah parasit dihitung per lap mikr.+ = 1-10 parasit per 100 lap++ = 11-100 par per 100 lap.+++ = 1 – 10 par. per 1 lap.++++ = > 10 par. Per 1 lap.+++++ = > 100 par. Per 1 lap, setara dg 40.000 parasit / µl.

Parasit/µl darah = jumlah parasit yg dihitung X

8000 jumlah lekosit yg dihitung (200)

2. QBC (Quantitative Buffy Coat) Pulasan jingga akridin fluoresensi

3. Tehnik Kawamoto * pulasan jingga akridin * sediaan darah tebal * mikroskop cahaya dg lampu halogen

TEHNIK DIP – STICK1. Immuno enzymatic detection of the parasite specific histidine rich

protein II2. Spesifik untuk P.falciparum & P.vivax3. 10 menit4. MasalKelemahan :1.Tidak kwantitatif2.False positif 2 minggu stlh par

hilang Ag (+)3. Gametosit muda positif . 4. Biaya tinggi

DETEKSI ASAM NUKLEAT1.Hibridisasi DNA / RNA PCR2.DNA & RNA probe spesifik & sensitif