Post on 14-Jul-2015
i
MAKALAH REALISASI ISLAM DALAM KEHIDUPAN
SEORANG PERAWAT MUSLIM
Disusun oleh:
DWI FEBRIANTI
IB/D3 Keperawatan
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN 2014 / 2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu.Makalah ini berisi tentang tatacara/berakhlaq pada pasien
yang sedang sakit baik kapada pasien islam maupun pasien nonislam. Dalam
makalah ini di terangkan bagaimana seharusnya seorang perawat bersikap dalam
memberikan pelayanan kesehatan baik bagi orang islam maupun nonislam. Serta
penjelasan tentang prinsip-prinsip moral dalam bidang keperawatan dan kode etik
keperawatan. Selain itu makalah ini juga menjelaskan tentang pengertian akhlak
atau etika itu sendiri.
Di akhir makalah ini sengaja kami sertakan rangkuman agar
mempermudah dalam proses pembelajaran.
Demikian makalah ini kami buat semoga bisa membantu dalam proses
belajar dan mengajar. Saran dan kritikan yang membangun tetap kami nantikan
demi kesempurnaannya.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN / ISI MATERI ......................................................... 3
A. Pengertian akhlak dan Etika dalam islam ........................................... 3
B. Cara Berakhlak kepada Pasien Muslim dan Nonmuslim .................... 5
C. Sifat - Sifat Akhlak Islami Yang Wajib di Miliki di Dalam Bidang
Keperawatan ........................................................................................ 5
D. Akhlak (Etika) Profesi Keperawatan dalam Sudut Pandang Islam ...... 6
E. Prinsip-Prinsip Moral Dalam Praktek Keperawatan ........................... 11
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 22
A. Simpulan .............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta
keadaaan dalam kehidupan keperawatan. Dimana telah kita ketahui bahwa
perawat diwajibkan memiliki sifat akhlak islam. Akan tetapi pada umumnya
pandangan masyarakat kepada seorang perawat memiliki sifat yang jahat,
namun pandangan ini akan dibenarkan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan
menyampaikan beberapa sifat – sifat keperawatan dalam akhlak islam. Ilmu
keperawatan sngatlah terkait dengan pendidikan agama islam karena untuk
menjadikan seorang perawat diwajibkan memiliki sifat yang berakhlak islam.
Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang pendidikan agama islam.
Dimana telah diketahui bahwa pendidikan agama islam adalah suatu ajaran
yang benar yang berlandaskan al-qur’an dan as-sunnah.
Dan tentunya akhlak islam dalam keperawatan itu akan kita peroleh
dari pembelajaran pendidikan agama islam, maka dari itu melalui Makalah ini
penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan prinsip – prinsip akhlak islam
agar menciptakan seorang perawat yang berakhlak islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pngertian akhlak dan etika dalam islami itu ?
2. Siapa yang harus memiliki sifat akhlak islam dalam kehidupan kesehatan
?
3. Kapan akhlak islam itu dilakukan ?
4. Bagaimana cara menciptakan sifat akhlak islam keperawatan ?
5. Dimanakah seorang perawat harus bersifat akhlak islam ?
2
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi beberapa syarat-syarat dalam proses belajar
mengajar di perguruan tinggi.
2. Sebagai langkah lanjutan dalam mempelajari bidang study umum
khususnya pendidikan agama islam.
3. Menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai sifat akhlak islam
dalam keperawatan.
4. Melatih kita untuk membuat laporan untuk beberapa pelajaran yang
selanjutnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN / ISI MATERI
A. Pengertian Akhlak dan Etika Dalam Islam
Akhlak adalah perangai atau karakter seseorang ketika bertindak dan
berperilaku atau aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam
situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing
manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-
nilai yang dianutnya.
Sedangkan pengertian beraklak dalam profesi keperawatan adalah
akhlaq khusus yang mengatur tanggung jawab moral para perawat dalam
bertingkah laku terhadap pasien dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga
kesehatan.
Dalam islam, sebagai sebuah agama yang juga menjadi identitas
seorang muslim. Islam di turunkan ke bumi untuk membenahi dan
memperindah akhlak manusia.
Akhlak ialam sangatlah penting, karena akhlak itu ciri setiap individu
dalam mengisi hidupnya.
Akhlak tah hanya keshalihan individu, tetapi jugamenjadi kebaikan
kolektif yang menjadikan hidupnya maju dan berkembang. Akhlak tak hanya
menyoroti masalah ibadah ritual, atau bagaimana perilaku kepada orang lain,
tetapi juga etos kerja, management diri dan waktu, dan sifat serta kebiasaan
baik lainya.
Realisasi akhlak islam adalah realisasi keimanan seseorang. Dengan
motivasi ibadah, meraih keridhoaan Allah SWT, maka seseorang akan
berusaha untuk selalu memperbaiki dirinya hingga sesuai dengan ketentuan
Al-qur’an dan As-sunnah Nabi Muhammad SAW. Dari Abu Hurairah ra.
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang criteria orang yang paling banyak
masuk syurga. Beliau menjawab, “Taqwa kepada Allah dan akhlak yang
baik.” (HR. Tirmidzi dan ahmad). Bahkan orang yang terbaik dilihat dari
4
factor perilaku akhlaknya, sebagaimana dalam hadist, “Sesungguhnya sebaik-
baik kalian ialah yang terbaik akhlaknya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Akhlak islam mulanya telah dicontohkan oleh nabi kita Muhammad
SAW. “Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri
teladan yang baik, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab:21).
Dan di ayatnya yang lain, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berakhlak
yang agung.” (QS. Al- Qalam :4). Kualitas ibadah beliau sangat tinggi.
Management diri dan waktu beliau luar biasa, pada suatu saat menjadi
panglima perang, pemimpin Negara yang mumpuni, disaat lain bisa menjadi
ayah yang baik dan suami penyayang.
Anas bin Malik ra. Pernah berkata, “Selama sepuluh tahun saya
melayani Rasulullah SAW, belum pernah saya dibentak atau di tegur
perbuatan saya: mengapa engkau berbuat ini?atau mengapa engkau tidak
mengerjakan itu?.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk
yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung
jawab moral.
Etika keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat
dalam bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan
lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang bersifat professional. Prilaku
etik akan dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien, perawat dan interaksi sosial
dalam lingkungan.
Dalam agama islam kita selalu di anjurkan berbuat adil baek sesama
muslim maupun non muslim begitu juga halnya dengan tenaga kesehatan tidak
ada larangan bagi perawat muslim untuk mengobati pasien non muslim tetapi
harus dengan tatacara dan aklaq yang baek sebagai mana tercantum dalam al-
qur'an:
ن ديااركم أان تابا لام يخرجوكم م عان الهذينا لام يقااتلوكم في الدين وا اكم الله م لا يانها و رو
ا يحبو المقسطين تقسطوا إلايهم إنه الله وا
5
Artinya : “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku
adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah : 8)
B. Cara Berakhlak kepada Pasien Muslim dan Nonmuslim
Pasien Muslim
Sebelum membicarakan akhlak atau sifat-sifat yang wajib dimiliki oleh
Tenaga kesehatan Muslim, maka lebih dahulu hendaknya diketahui apa
maksud dan tujuan kita mendirikan Rumah Sakit Islam. Sebagai suatu gerakan
Islam, tentu saja tujuan hakiki dari segala usaha dan gerak langkahnya
didasarkan kepada pengabdian kepada Allah SWT. semata, sesuai dengan
firman-Nya yang mengatakan : "Dan tidaklah aku jadikan jin dan manusia
melainkan untuk mengabdi kepada-Ku”1). (QS. adzariyat 56)
Berdasarkan ayat tersebut diatas maka setiap Muslim dalam
pengabdiannya berkewajiban menegakkan dan menjunjung tinggi Agama
Islam disegala bidang kehidupannya. Oleh sebab itu maka semua daya upaya
kaum muslimin, baik individu maupun masyarakat dan negara, termasuk pula
daya upaya mendirikan Rumah Sakit, semuanya dimaksudkan untuk
menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam yang didasarkan pada
pengabdian kepada Allah SWT.
C. FUNGSI TENAGA KESEHATAN MUSLIM
Tenaga kesehatan Muslim adalah unsur utama dalam kegiatan Rumah
Sakit terutama dalam perawatan dan pertolongan pasien, merekalah yang
paling dekat kepada pasien dan pengunjung Rumah Sakit, Tenaga kesehatan
Muslim bertugas merawat dan menolong pasien baik yang menyenangkan
maupun yang tidak menyenangkan, yang ringan maupun yang berat
Tenaga kesehatan Muslim, tidak boleh melepaskan diri dari tugas dan
kewajibannya menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam. Dengan kata
lain, Tenaga kesehatan Muslim tidak terlepas dari tugas dan kewajiban
6
melaksanakan Da’wah Islamiyah sesuai dengan kemampuannya di dalam
bidangnya masing-masing
Jadi fungsi Tenaga kesehatan Muslim pada garis besarnya ada dua, yaitu :
1. Sebagai tenaga para medis, yaitu melaksanakan tugas yang berhubungan
dengan perawatan / pertolongan pasien.
2. Sebagai Da’i (mubaligh), yaitu mengingatkan, menasehati, dan memberi
tuntunan tentang ajaran Islam kepada pasien serta memberikan contoh
mengamalkannya (Role Model) sehingga diharapkan agar orang-orang
yang sedang dan pernah dirawat di rumah sakit akan bertambah taqwanya
kepada Allah SWT.
D. AKHLAK TENAGA KESEHATAN MUSLIM
Mengingat fungsi Tenaga kesehatan Muslim seperti tersebut diatas,
maka Tenaga kesehatan Muslim wajib memiliki akhlak yang meliputi dua
fungsi :
1. Akhlak sebagai insan pengabdi kemanusiaan untuk mencari keridlo’an
Allah SWT.
2. Akhlak yang wajib bagi seorang da’i (mubaligh).
Kedua faktor tersebut akan tersimpul didalam suatu rumusan dalam
rangkaian akhlak yang wajib bagi Tenaga kesehatan Muslim seperti dibawah
ini :
1. Melaksanakan tugas dengan tulus ikhlas karena Allah semata :
a. Merawat pasien hendaklah diniati untuk pengabdian (ibadah).
b. Benar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal. Karena amal yang
diterima Allah hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan .
c. Tidak mengharapkan balasan atau pujian baik dari pasien maupun
orang lain
d. Selalu optimis akan berhasil dalam tugasnya dengan baik.
2. Tenaga kesehatan Muslim harus bersifat penyantun :
a. Orang yang penyantun ialah yang halus perasaanya, lekas dapat
merasakan kesukaran orang lain (empaty), dan bisa bersikap
7
menyesuaikan diri bila dia berhadapan dengan orang yang ditimpa
musibah, serta cepat memberikan pertolongan, karena mengerti
kebutuhan orang lain yang dihadapinya.
b. Tenaga kesehatan Muslim harus yakin bahwa rahmat Allah selalu dekat
kepada orang yang berbuat santun.
c. Tutur katanya lemah lembut kepada siapa saja terutama kepada pasien,
rela dan cepat memaafkan kesalahan orang lain. Karena memberi maaf
kepada orang lain adalah lebih utama dari pada memberi shodaqoh atau
harta benda padanya.
d. Hanya orang penyantunlah yang disantuni pula oleh Allah yang Maha
Penyantun.
3. Ramah tamah berdasarkan ukhuwah (persaudaraan) dalam pergaulan,
kapan dan dimana ia berada terutama terhadap pasien dan orang-orang
yang dho’if (lemah/miskin) :
a. Ketahuilah bahwa bermuka manis kepada orang yang sedang menderita
sakit adalah merupakan sebagian dari pada pengobatan.
b. Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan orang sakit,
bukanlah harta benda akan tetapi wajah yang berseri-seri dan budi
pekerti yang baik.
4. Tenaga kesehatan Muslim harus sabar dan tidak cepat marah :
a. Penyabar dan pemaaf adalah salah satu dari budi pekerti yang luhur,
yang sangat penting dipelihara.
b. Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan kasih sayang,
tetapi tidak semua pasien menunjukkan kasih sayang atau
menjengkelkan. Akan tetapi melayaninya dengan sabar adalah perbuatan
yang terpuji disisi Allah. 14)
c. Sebaik-baik senjata Tenaga kesehatan Muslim adalah sabar dan berdo’a.
5. Tenaga kesehatan Muslim harus tenang dan tidak tergopoh-gopoh :
a. Jiwa orang akan sangat membutuhkan ketenangan dan ketentraman, jauh
dari pada suara-suara yang keras, gerakan-gerakan yang hiruk-pikuk dan
8
gaduh. Karena tugas Tenaga kesehatan Muslim membutuhkan
ketenangan dan perhatian yang sungguh-sungguh.
b. Orang yang melaksanakan pekerjaan dengan tenang dan berhati-hati,
Allah akan memudahkan pekerjan itu baginya dan akan terhindar dari
berbagai kesukaran dan kekeliruan.
6. Tenaga kesehatan Muslim harus cepat, cermat, teliti dan lincah :
a. Pekerjaan Tenaga kesehatan Muslim cukup ruwet dan sulit. Oleh karena
itu Tenaga kesehatan Muslim hendaklah senantiasa teliti dan berhati-hati
dalam menunaikan tugasnya.
b. Apabila menghadapi sesuatu persoalan yang meragukan atau kurang
jelas maka lebih baik ditanyakan lebih dahulu kepada orang yang lebih
tahu (ahlinya). Sebab pekerjaan yang dilakukan dengan ragu-ragu lebih
besar kemungkinannya akan menimbulkan bahaya.
7. Tenaga kesehatan Muslim harus tunduk, patuh dan disiplin :
a. Tenaga kesehatan Muslim harus patuh pada petunjuk atasannya baik
lisan maupun tulisan.
b. Tenaga kesehatan Muslim harus disiplin dalam menunaikan tugasnya
agar bisa terlaksana dengan tertib dan teratur.
c. Mematuhi dan melaksanakan petunjuk atasan tanpa membantah
sekalipun kurang menyenangkan, selama tidak menyalahi norma agama
Islam, norma-norma kemanusiaan maupun etika profesi dari tenaga
kesehatan berbagai bidang ilmu.
8. Tenaga kesehatan Muslim harus selalu bersih dan menjaga kebersihan,
rapih, baik jasmani maupun rohani :
a. Rohani atau jiwa Tenaga kesehatan Muslim hendaknya selalu bersih
dan suci dari sifat-sifat : hasad (dengki), sentimen, takabbur (sombong)
dan lain-lain sifat yang tidak baik. Sebab hanya dari jiwa yang bersih
dan sucilah akan memancarkan sifat-sifat yang terpuji, sikap yang baik
dan ucapan yang menyenangkan.
9
b. Tubuh dan pakaian Tenaga kesehatan Muslim harus selalu bersih,
rapih, sederhana dan tidak berlebihan dalam bermake up atau memakai
perhiasan.
9. Tenaga kesehatan Muslim harus kuat menyimpan rahasia :
a. Penyakit itu adalah salah satu ‘aib (noda) bagi orang yang sakit. Ada
beberapa macam penyakit yang merupakan ‘aib, hal ini sangat
dirahasiakan oleh pasien. Agama Islam tidak membenarkan seseorang
membuka ‘aib orang lain. Oleh sebab itu seorang Tenaga kesehatan
Muslim tidak boleh membuka ‘aib pasien kepada orang lain.
b. Orang yang suka mebicarakan ‘aib orang lain, Allah SWT.
mengancamnya dengan siksaan yang sangat pedih, baik di dunia
maupun di akherat kelak.
10. Tenaga kesehatan Muslim harus bersifat jujur dan bertanggung jawab atas
segala tindakannya :
a. Berbahagialah orang yang dapat memelihara amanat dan menepati
janjinya.
b. Tugas dan kewajiban yang dibebankan kepada Tenaga kesehatan
Muslim adalah amanat yang wajib dilaksanakan.
c. Jujur, dapat dipercaya, suka berterus terang, selalu menepati janji,
adalah sifat yang terpuji dan harus dimiliki oleh Tenaga kesehatan
Muslim.
Pasien Non Muslim
Dalam islam kita di ajarkan cara beraklaq yang baik dengan sesama
muslim maupun non muslim, kita di anjurkan bersikap adil kepada siapapun
dalam bidang kesehatan. Hendaknya seorang perawat muslim tidak membeda-
bedakan antara pesien muslim dan non muslim hendaknya seorang perawat
mampu bersikap adil terhadap pasien selama dalam batas-batas yang di
perbolehkan agama
Dengan begitu hendaklah perawat tetap memberikan perhatian terhadap
perkembangan kesehatannya, merawatnya secara baik, bersikap lemah lembut
10
terhadapnya, membantu memenuhi kebutuhannya selama dibawah perawatan
kita sebagai perawat, memberikannya makanan jika memang dirinya tidak
memiliki atau membutuhkan makanan, menutupi auratnya jika tersingkap,
melunakkan suara, menunjukkan keramahan terhadapnya, tidak ada salahnya
anda mengucapkan kepadanya,”semoga lekas sembuh”, sebagaimana
disebutkan didalam shahih Muslim tentang seorang sahabat yang meruqyah
seorang kepala kampung—ada kemungkinan kampung kafir atau kampung
orang-orang bakhil, sebagaimana disebutkan Ibnul Qoyyim didalam kitab
“Madarij as Salikin—yang disengat oleh ular berbisa.
Namun hendaklah berbagai perbuatan baik yang dilakukan seorang
perawat muslim terhadap para pasien non muslim yang tidak memerangi kaum
muslimin itu tetap dalam batas-batas yang wajar, sehingga tidak tampak seperti
mengagungkan mereka dan merendahkan dirinya sebagai seorang muslim.
Itu semua juga merupakan sarana da’wah yang bisa anda gunakan
untuk bisa melunakkan kekerasan hatinya yang selama ini tertutupi oleh
kekufuran dan jauh dari kebenaran. Dengan begitu orang tadi akan merasakan
keramahan dan kelembutan anda terhadap dirinya walau berbeda agama dan
pada akhirnya dia akan merasakan kenyamanan dengan anda. Anda pun bisa
memberikan sentuhan-sentuhan da’wah lainnya di saat-saat luang, seperti
tentang keesaan Allah, obat dari segala penyakit ada di tangan-Nya hingga
menawarkan islam kepadanya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhori dari Tsabit dari Anas bahwa seorang remaja Yahudi yang biasa
menmbantu Nabi saw—sakit dan Nabi saw mendatanginya—untuk
menjenguknya lalu beliau saw duduk di dekat kepalanya dan mengatakan
kepadanya,”Masuk islamlah kamu.” Kemudian remaja itu memandang kearah
ayahnya yang ada di dekatnya dan ayahnya pun berkata kepadanya,”Taatilah
Abal Qosim—Muhammad—saw.” Lalu remaja itu pun masuk islam. Nabi pun
meninggalkannya dan bersabda,”Alhamdulillah yang telah menyelamatkannya
dari neraka.”
Adapun tentang mengucapkan salam kepada pasien non muslim maka
dilarang bagi anda mengawali salam kepadanya, berdasarkan sabda Rasulullah
11
saw,”Janganlah kalian mengawali salam kepada orang Yahudi dan Nasrani.”
(HR. Muslim).
Akan tetapi jika si pasien non muslim itu mengawali salam kepada
anda maka cukuplah anda menjawab dengan “wa alaikum”, berdasarkan sabda
Rasulullah saw,”Apabila seorang ahli kitab mengucapkan salam kepada kalian
maka jawablah,’Wa Alaikum.” (Muttafaq Alaih)
E. Sifat - Sifat Akhlak Islami Yang Wajib di Miliki di Dalam Bidang
Keperawatan
Dalam hal ini dibagi menjadi 15 :
1. Berl ak u B en ar Sifat benar adalah akhlak islam yang
diperintahkan Allah Swt kepada seorang muslim. Allah SWT berfirman
dalam (Surat At-Taubah 119) “Hai orang-orang yang beriman
bertakwalah kepadaAllah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar”. Bersabda rasulullah SAW : “Hendaklah kamu berlaku
benar, karena sifat benar akan membawa kepadakebaikan, dan
sesungguhnya kebaikan itu akan membimbing masuk surga, seseorang
yang selalu berlakubenar, dan bersungguh-sungguh untuk selalu
benar, sampai ia dituliskan di sisi Allah sebagai Shiddiq (hamba
yang sangat benar)”.(HR. muslim)
2. Menunaikan amanah kepada ahlinya adalah akhlak islam yang
diperintahkan Allah kepada setiap m u s lim , s es uai dengan firman Alla h
SW T yan g a r t inya :” Se su ng gu h nya Alla h m en yur uh
ka mi menggembalikan semua amanah kepada yang berhak menerimannya
“ (QS. An-Nisaa : 53). Nabi Muhammad SAW dahulu dikenal dikalangan
kaumnya dengan gelar “al Amin” (orang yang jujur). Oleh sebab itu
mereka selalu mempercayakan harta mereka kepadanya. Ketika Allah
mengijinkan hijrah ke Madinah karena kerasnya intimidasi dari
orang-orang musyrikin terhadapnya dan kaum muslimin, beliau
baru hijrah setelah mengembalikan semua harta benda yang
dititipkan kepada semua pemiliknya, padahal mereka adalah orang-orang
12
kafir.
Walaupun demikian Islam tetap memerintahkan mengembalikan semu
a amanah kepada pemiliknya.
3. Diantara akhlak Islam yang agung adalah menepati janji. Allah SWT
berfirman yang artinya “ Dan tepatilah janji, karena janji itu akan
dimintai pertanggung jawabannya.” (QS Al Asraa:34dan34). Dan Allah
SWT berfirman juga yang artinya : “Yaitu orng-orang yang
mempati janji, dan mereka tiada menghianati perjanjian.” Menyalahi
janji adalah salah satu sifat orang munafik yang disebutkan Nabi
Muhammad SAW.
4. Tawadhu” (merendahkan diri). Diantara akhlaq islami yang mesti
diperhatian oleh seorang muslimah adalah sifat tawadhu.,kepada
sesama muslim baik kaya atau miskin. Allah Swt berfirman dalam (Surat
Al-Hijr 88) : “Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang
beriman”.Sabda Nabi saw.”Sesungguhnya Allah telah
memahyukan kepadaku; agar kamu merendahkandiri, sampai tidak
ada seorangpun yang berlaku sombonh dan angkuh terhadap yang lain.”
(HR.Muslim).
5. Berbakti kepada Ibu Bapak adalah termasuk akhlak yang mulia, karena
keduanya memiliki hak yang sangat besar pada anak-anaknya, setelah hak
Allah SWT. Allah berfirman yang artinya : “Dan beribadahlah kepada
Allah, Jangan menyekutukan-Nyadengan sesuatu, dan berbuat baiklah
kepada Ibu bapak”. (QS. An-Nisaa’ 36) Allah Swt. Memerintahkan ta’at
kepada keduanya, menyayangi, dan merendahkan diri serta mendo’akan
keduanya, Ia berfirman yang artinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,sebagaimana mereka berdua Telah
mendidik Aku waktu kecil".Seorang lelaki pernah datang kepada Nabi
saw dan bertanya : “wahai Rasulullah, siapakahmanusia yang
paling berhak saya temani dengan baik?. Rasul menjawab : “Ibumu”.
“Lalu siapalagi?”. Nabi berkata : “Ibumu”. Laki-laki itu bertanya lagi :
13
“kemudian siapa?”. Nabi menjawab :“Ibumu”. Ia bertanya lagi :
Kemudian siapa?”. Nabi menjawab : “Kemudian Ayahmu”.Berbakti dan
berbuat baik kepada Ibu Bapak adalah fardu ‘ain menurut
kesepakatan kaummuslimin, bukan sekedar pelengkap yang bersifat
anjuran semata.
6. Menyambung Silaturahmi.
Di antara akhlak islami yang diwajibkan adalah menghubungkan silatu
rahmi, sebab memutuskannya dapat menyebabkan pelakunya
dilaknat dan terhalang masuk surga.. Yang dimaksud dengan
keluarga (Arham) di sini adalah karib kerabat seperti : Paman,
Bibi (saudaraperempuan ayah atau ibu) dan lain-lain. Allah berfirman
yang artinya : “ Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan
membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan
kekeluargaan? Mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan
ditulikan-Nya telinga merekadan dibutakan-Nya penglihatan mereka”.
(QS. Muhammad : 22-23).R asu lu llah S aw. B e rs a bda : “Tiada akan
masuk surga oran g ya ng m emu tu skan hubungankekeluargaan”.
(Mutatafaq’alaihi).
7. Di antara akhlak islam juga berlaku baik kepada Orang Lain. Yang paling
berhak mendapatkan kebaikan dan penghargaan adalah yang paling dekat
kepadamu. Allah Swt berfirman yang artinya : “Sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh ”
(QS.An-Nisaa’ 36) Nabi Saw.bersabda : ”Jibril selalu memesankan
tetangga kepadaku sehingga saya menduga bahwatetangga akan
dijadikannya ahli waris” (Mutatafaq’alaihi). Dan Nabi saw pernah berkata
kepada Abu Zarr ra. : ”Wahai Abu Zarr, bila enkau memasak maraq(gulai)
maka banyakkan kuanya, dan tolong perhatikan tetangga-tetanggamu”.
(HR. Muslim) Seseorang tetap punya hak kedekatannya dengan kita
sekalipun dia orang kafir.
14
8. Memuliakan tamu adalah akhlak yang dianjurkan Islam berdasarkan s
abda Rasulullah Saw. : “Siapa yang beriman kepada Allah dan
hari Akherat hendaklah memuliakan tamunya ”. (Mutatafaq’alaihi).
9. Salah satu akhlak Islam adalah Pemurah dan Dermawan. Allah telah
memuji orang yang suka berinfaq lagi pemurah dan dermawan dalam
firman-Nya : “Orang-orang yang menafkahkanhartanya di jalan
Allah, Kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu
denganmenyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti
(perasaan si penerima), merekamemperoleh pahala di sisi Tuhan
mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.” (QS Al Baqarah: 262). Nabi Saw Bersabda :
“Barang siapa yang memiliki kelebihan kendaraan, hendaklah ia
berikankepada yang tidak punya kendaraan, dan siapa yang memiliki
kelebihan bekal hendaklah iakembalikan kepada yang tidak memeiliki
bekal”. (HR. Muslim).
10. Di antara akhlak Islami adalah sifat penyantun, penyabar, pemaaf dan
merelakan kesalahan orang lain serta mau menerima permohonan
maaf orang yang mengakui kesalahannya. Allah Swt berfirman
yang artinya : “Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan,
Sesungguhnya (perbuatan )yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diutamakan.” (QS. Asy Syuuraa : 43) Dan firman-Nya pula : “.... Dan
hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. apakah kamutidak
ingin bahwa Allah mengampunimu?.” Nabi Muhammad saw Bersabda :
“Sedekah tiada akan mengurangi harta, Allah tiada menambah seorang
hamba pemaaf kecuali kemuliaan, tiada seorangpun yang
merendahkan diri karena Allah,melainkan Ia tinggikan derajatnya”.
(HR. Muslim) .Dan beliau bersabda pula : “Kasihinilah niscaya kamu
dikasihi, dan ampunkanlah niscaya kamudiampuni”. (HR. Ahmad).
11. Mendamaikan pertikaian adalah akhlak Islami yang sangat agung yang
dapat menebarkan cinta, kedamaian dan semangat saling membantu antara
sesama manusia. Allah berfirman yang artinya : “Tidak ada kebaikan pada
15
kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari
orangyang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf,
atau mengadakan perdamaian diantara manusia. dan barangsiapa yang
berbuat demikian Karena mencari keredhaan Allah, Makakelak kami
memberi kepadanya pahala yang besar” (QS. An Nisaa’ : 114)
12. Sifat malu adalah akhlak Islami yang mengajak mencapai kesempurnaan
dan keutamaan serta menghalangi dari sifat-sifat rendah dan kekejian. Malu
yang dimaksudkan adalah malu kepada Allah, bila seorang muslim
dilihatnya dalam maksiat. Demikian juga malu kepada diri sendiri,yang
merupakan ekspresi iman yang ada dalam hati. Nabi Muhammad
saw bersabda : ” Sifat malu tidak mendatangkan selain kebaikan”
(Muttafaq ’alaihi)
13. Di antara akhlak Islami adalah saling kasih dan sayang, yang
sudah lenyap dari jiwa banyak manusia, sehingga hati mereka menjad
keras bagaikan batu atau lebih keras lagi. Sedangkan orang mukmin
bersifat penyayang, merasa iba, mempunyai perasaan yang halus dan
mudah tersentuh, Allah Swt berfirman yang artinya : ” Dan dia (Tidak
pula) termasuk orang-orang yang berimandan saling berpesan untuk
bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-
orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan”.
(QS Al Balad : 17-18) Nabi Muhammad saw bersabda : “Perumpamaan
orang-orang beriman dalam saling mencintai dan berkasihsayang
adalah ibarat satu tubuh, bila salah satu anggotanya sakit
anggota yang lain akan ikutmerasakan tidak tidut dan sakinya”
(HR.Muslim)
14. Di antara akhlak Islami adalah keadilan yang dapat menebarkan
ketentraman jiwa, menyebabkan langgengnya keamanan dalam
masyarakat, serta terhapusnya segala macam bentuk kejahatan.
Allah Swt berfirman yang artinya : “Sesungguhnya Allah
menyuruh (kamu) berlaku adil danberbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat” (QS. An Nahl : 90). Dan firman-Nya pula: “Dan berlaku
16
adillah kamu, karena berlaku adil itu lebih ekat kepadaketaqwaan.” Nabi
saw bersabda : “Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah berada
di atas mimbar-mimbar cahaya; yaitu orang-orang yang berlaku adil
dalam hukum mereka, terhadap keluarga danorang-orang yang mereka
pimpin”.
15. Di antara akhlak Islami adalah menjaga kesucian diri yang dapat
mengawal kehormatan, daripercampuran keturunan, Allah berfirman :
”Hendaklah orang-orang yang belum sanggup menikahmenjaga kesucian
dirinya sampai Allah mengaruniakan kecukupan”.Nabi saw bersabda:
”Jaminlah olehmu enam perkara, niscaya aku menjamin surga bagimu;
apabilaseseorang dari kalian berbicara jangan bohong, apabila
dipercaya jangat berkhianat, apabilaberjanji jangan mangkir,
tundukkanlah pandanganmu, tahanlah tanganmu (dari berbuat dosa)
danpeliharalah kemaluanmu” (HR. Thabarany) Inilah akhlak-akhlak
Islam, tak satupun yang tidak dapat diterima, bahkan ia
merupakan budi peke r t i yang mulia yan g s e s uai dengan fitr ah ya ng
sehat. Jika kaum muslimi n ko n sistendengannya pasti orang-orang
akan berlomba-lomba datang kepada mereka
memasuki agamaAllah dengan berbondong-bondong seperti orang-
orang terdahulu masuk Islam disebabkan baiknya akhlaq dan tingkah
laku kaum muslimin.
F. Akhlak (Etika) Profesi Keperawatan dalam Sudut Pandang Islam
Dalam berbagai aspek kehidupan kita sering menyebutkan etika,
namun apa pengertian etika itu sendiri?
Etika memiliki beberapa pengertian :
1. Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan
buruk yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan
tanggung jawab moral
17
2. Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral
kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang
membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang
dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya.
Etika profesi keperawatan adalah etika khusus yang mengatur tanggung
jawab moral para perawat.
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat,
yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan
untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut
tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu
dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan
keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata
tetapi juga dengan mempertimbangkan etika. Banyak pihak yang menggunakan
istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya
dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI atau IBI.
Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar
personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal
antara etika dalam agama, hukum, adat dan praktek professional
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan
prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat
keputusan untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua
profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu
profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional. (Doheny et all, 1982).
Moral, etika dan akhlak memiliki pengertian yang sangat berbeda.
Moral berasal dari bahasa latin yaitu mos, yang berarti adat istiadat yang
menjadi dasar untuk mengukur apakah perbuatan seseorang baik atau buruk .
Dapat dikatakan baik buruk suatu perbuatan secara moral, bersifat lokal.
Sedangkan akhlak adalah tingkah laku baik, buruk, salah benar, penilaian ini
dipandang dari sudut hukum yang ada di dalam ajaran agama. Perbedaan
dengan etika, yakni Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau
tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Etika terdiri dari tiga
18
pendekatan, yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika. Kaidah etika
yang biasa dimunculkan dalam etika deskriptif adalah adat kebiasaan,
anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang
diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Sedangkan kaidah yang sering muncul
dalam etika normatif, yaitu hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai
dan norma, serta hak dan kewajiban. Selanjutnya yang termasuk kaidah dalam
mata etika adalah ucapan-ucapan yang dikatakan pada bidang moralitas. Dari
penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa etika adalah ilmu, moral
adalah ajaran, dan akhlak adalah tingkah laku manusia.
Dengan menggunakan kode etik keperawatan, organisasi profesi
keperawatan dapat meletakan kerangka berfikir perawat untuk mengambil
keputusan dan bertanggungjawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan
yang lain, dan kepada profesi (ANA, 1976). Secara umum tujuan etika profesi
keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien
kepada perawat, kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan
masyarakat kepada profesi keperawatan.
Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching, tujuan
etika profesi keperawatan adalah mampu:
1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.
2. Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi
dalam praktek keperawatan.
3. Menghubungkan prinsip moral atau pelajaran yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada
Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.
Perawat membutuhkan kemampuan untuk menghubungkan dan
mempertimbangkan peran prinsip moralitas, yaitu keyakinannya terhadap
tindakan yang dihubungkan dengan ajaran agama dan perintah tuhan dalam:
1. Pelaksanaan kode prilaku yang disepakati oleh kelompok profesi, perawat
sendiri, maupun masyarakat.
2. Cara mengambil keputusan yang didasari oleh sikap kebiasaan dan
pandangan (hal yang dianggap benar)
19
Menurut Veatch, yang mengambil keputusan tentang etika profesi
keperawatan adalah perawat sendiri, tenaga kesehatan lainnya: dan etika yang
berhubungan dengan pelayanan keperawatan ialah masyarakat atau orang
awam yang menggunakan ukuran dan nilai umum sesuai dengan tuntutan
masyarakat.
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan dilema etik
1. Etik
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah
laku manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur
hidup ke arah tujuannya ( Pastur scalia, 1971 )
2. Etik Keperawatan
Etik keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat
dalam bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga
kesehatan lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang bersifat
professional. Prilaku etik akan dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien, perawat
dan interaksi sosial dalam lingkungan.
3. Kode Etik Keperawatan
Kode etik adalah suatu tatanan tentang prinsip-prinsip imum yang
telah diterima oleh suatu profesi. Kode etik keperawatan merupakan suatu
pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntutan bagi
anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan, baik yang
berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat, teman sejawat, diri
sendiri dan tim kesehatan lain, yang berfungsi untuk
a. Memberikan dasar dalam mengatur hubungan antara perawat, pasien,
tenaga kesehatan lain, masyarakat dan profesi keperawatan.
b. Memberikan dasar dalam menilai tindakan keperawatan
c. Membantu masyarakat untuk mengetahui pedoman dalam melaksanakan
praktek keperawatan.
d. Menjadi dasar dalam membuat kurikulum pendidikan keperawatan (
Kozier & Erb, 1989)
20
4. Dilema Etik
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua ( atau lebih )
landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini
merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan moral
atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benara atau
salah dan dapat menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang
harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik
biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi
menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil
keputusan. Menurut Thompson & Thompson (1985 ) dilema etik
merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang
memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak
memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau yang
salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung
pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional.
G. Prinsip-Prinsip Moral Dalam Praktek Keperawatan
Prinsip moral merupakan masalah umum dalam melakukan sesuatu
sehingga membentuk suatu sistem etik. Prinsip moral berfungsi untuk
membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan atau
diizinkan dalam situasi tertentu. ( John Stone, 1989 )
1. Autonomi
Autonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau
mengatur diri sendiri, berarti menghargai manusia sehingga
memperlakukan mereka sebagai seseorang yang mempunyai harga diri dan
martabat serta mampu menentukan sesuatu bagi dirinya.
2. Benefesience
Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak
merugikan pasien atau tidak menimbulkan bahaya bagi pasien.
21
3. Justice
Merupakan prinsip moral untuk bertindak adil bagi semua
individu, setiap individu mendapat pperlakuan dan tindakan yang sama.
Tindakan yang sama tidak selalu identik tetapi dalam hal ini persamaan
berarti mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan hidup
seseorang
4. Veracity
Merupakan prinsip moral dimana kita mempunyai suatu kewajiban
untuk mengatakan yang sebenarnya atau tidak membohongi orang lain /
pasien. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam membangun
suatu hubungan denganorang lain. Kewajiban untuk mengatakan yang
sebenarnya didasarkan atau penghargaan terhadap otonomi seseorang dan
mereka berhak untuk diberi tahu tentang hal yang sebenarnya.
5. Avoiding Killing
Merupakan prinsip yang menekankan kewajiban perawat untuk
menghargai kehidupan. Bila perawat berkewajiban melakukan hal-hal
yang menguntungkan (Benefisience ) haruskah perawat membantu pasien
mengatasi penderitaannya ( misalnya akibat kanker ) dengan mempercepat
kematian ? Kewajiban perawat untuk menghargai eksistensi kemanusiaan
yang mempunyai konsekuensi untuk melindungi dan mempertahankan
kehidupan dengan berbagai cara.
6. Fedelity
Merupakan prinsip moral yang menjelaskan kewajiban perawat
untuk tetap setia pada komitmennya, yaitu kewajiban mempertahankan
hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Kewajiban ini
meliputi menepati janji, menyimpan rahasia dan “caring “.
22
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan agama islam mengajarkan kita semua menjadi orang yang
berakhlak islam salah satunya dalam keperawatan.
Kepastian tersebut berdasarkan al-qur’an dan As-sunnah. Dan
berlandaskan sifat – sifat nabi Muhammad SAW yang perlu ditiru karena
beliau adalah panutan umat muslim yang diperintahkan Allah dalam
menjalankan agama Islam yang benar dan baik.
Seseorang perawat tetap harus membantu/ merawat pasien non muslim
tapi harus dalam batasan-batasan yang di anjurkan agama,memberikan
bantuan sesuai yang di butuhkan pasien.
Sebagai perawat muslim tidak di anjurkan mengucapkan salam terlebih
dahulu tetapi menjawab salam jika pasien non muslim tadi memberi salam
kapada kita hendaknya menjawab dengan ''waalaikumsalam'', dan hendaknya
kita dapat berlaku adil terhadap pasien baik itu muslim maupun non muslim,
dan tidak membeda-bedakan mereka dalam memberikan layanan kesehatan.
23
DAFTAR PUSTAKA
www.scribd.co.id/2010/02/akhlak islam dalam keperawatan.html
www.AnneAhira.com/2011/04/akhlak islam adalah tuntunan iman.html
www.TwinsivOneAAkpem.co.id/2009/01/Etika Keperawatan dalam islam.html