Post on 01-Feb-2016
description
Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan dan Pelaporan
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi yang diampu oleh
Aristanti Widyaningsih S.Pd.,M.Si
Disusun Oleh
Kelompok 5
Annisa Anggraeni 1203940
Gamelia Kirana 1203929
Gibran Haeroni 1206438
Arif Rahman 1203496
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Teori
Akuntansi mengenai “Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan dan
Pelaporan”.
Adapun dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu kami :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kesabaran kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
2. Ibu Aristanti Widyaningsih S.Pd.,M.Si selaku dosen mata kuliah Teori Akuntansi
yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
3. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah mendukung, memotivasi,
mendoakan dan memberikan fasilitas kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
4. Dan kepada seluruh pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu karena
telah membantu kami.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
yang telah membaca makalah ini sehingga dapat menjadi perbaikan untuk makalah
kami selanjutnya.. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat untuk semua
pihak khususnya mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung,
Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Definisi Kerangka Konseptual.............................................................................3
2.1.1 Model Kerangka Konseptual.........................................................................5
2.2 Menuju ke Arah Perumusan Tujuan Laporan Keuangan...................................11
2.2.1 Tujuan laporan Keuangan Menurut Aspek Sosial.......................................11
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan menurut FASB.................................................12
2.2.3 Tujuan Laporan Keuangan Menurut APB Statement no.4..........................13
2.2.4 Tujuan Laporan Keuangan Menurut ASOBAT..........................................14
2.2.5 Laporan Kelompok Studi mengenai Tujuan Laporan Keuangan................15
2.3 Menuju ke Arah Kerangka Konseptual..............................................................16
2.3.1 Hakikat Kerangka Konseptual....................................................................16
2.3.2 Masalah-masalah dalam Kerangka Konseptual..........................................16
2.3.3 Perkembangan dari Sebuah Kerangka Konseptual.....................................17
2.4 Tujuan Pelaporan Keuangan..............................................................................17
2.4.1 Tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis...................................17
2.4.2 Tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan nonbisnis.............................18
2.5 Konsep-Konsep Fundamental............................................................................18
2.6 Pengakuan dan Pengukuran...............................................................................20
2.7 Laporan-Laporan Lain.......................................................................................21
2.7.1 Laporan Perusahaan....................................................................................21
2.7.2 “Laporan Stamp”.........................................................................................21
2.8 Taksonomi Karakteristik Normatif yang Harus Dicerminkan oleh Pernyataan-Pernyataan Akuntansi..............................................................................................22
2.9 Kerangka Keria Konseptual Akuntansi Keuangan............................................22
2.10 Manfaat Kerangka Kerja Konseptual Akuntansi Keuangan Bagi Akuntan Publik.......................................................................................................................23
BAB III........................................................................................................................26
SIMPULAN.................................................................................................................26
3.1 Simpulan.......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori akuntansi terdiri atas kerangka-kerangka acuan yang menjadi dasar dari
pengembangan teknik-teknik akuntansi. Kerangka-kerangka acuan ini, nantinya
akan terutama didasarkan pada penentuan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
akuntansi. Menyadari akan pentingnya arti tujuan, para profesi akuntansi di
Amerika Serikat, Inggris, Kanada telah melakukan beberapa usaha percobaan
untuk merumuskan tujuan dari laporan keuangan. Di Amerika Serikat, pentingnya
pengembangan tujuan pelaporan keuangan pertama kali diungkapkan oleh laporan
dari Study Group on the Objectives of Financial Statements (Laporan Kelompok
Studi mengenai Tujuan Laporan Keuangan) dan ditekankan lagi oleh usaha yang
dilakukan oleh FASB untuk mengembangkan suatu kerangka atau konstitusi
konseptual. Di Inggris, pentingnya tujuan-tujuan ini telah menjadi sorotan dari
publikasi The Corporate Report (Laporan Perusahaan) oleh Institute of Chartered
Accountants in England and Wales. Di Kanada, perhatian akan subjek ini
dipublikasikan dalam Corporate Reporting (Pelaporan Keuangan). Meskipun
relatif masih, semua usaha-usaha yang dilakukan di atas secara langsung
mendapat banyak pengaruh dari Bab 4 dalam APB Statement No.4
Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari
hubungan anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang
konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan
dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses
penyusunan standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam
menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar
dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar telah sesuai dengan kerangka
konseptual ataukah tidak.
1
Makalah ini dibuat agar memahami kerangka kerja konseptual yang terdiri
dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta
batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah tujuan laporan keuangan ?
2. Bagaimana arah kerangka kerja konseptual?
3. Bagaimana manfaat kerangka kerja akuntansi keuangan bagi akuntan publik ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tujuan laporan keuangan .
2. Mengetahui arah kerangka kerja konseptual?
3. Mengetahui manfaat kerangka kerja akuntansi keuangan bagi akuntan
publik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kerangka Konseptual
Menurut Belkaoui, kerangka konseptual diartikan sebagai teori akuntansi
yang terstruktur. Hal ini dikarenakan struktur kerangka konseptual sama dengan
teori akuntansi yang didasarkan pada penalaran yang sifatnya logis, yang mana
dapat digambarkan dalam bentuk hierarki dan terdiri dari beberapa tingkat:
1. Tingkat Teori Tertinggi
Kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan
keuangan.
2. Tingkat Selanjutnya
Kerangka konseptual mengidentifikasikan dan mendefinisikan
karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan
keuangan.
3. Tingkat Operasional yang Lebih Rendah
Kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan
(rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen laporan keuangan dan
tipe informasi yang perlu disajikan.
Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu sistem koheren dari
hubungan anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang
konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan
dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses
penyusunan standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam
menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar
dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar telah sesuai dengan kerangka
konseptual ataukah tidak. Secara lengkap, kerangka kerja konseptual adalah :
3
1. Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi
2. Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum
ada standar khusus yang mengaturnya.
3. Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan
4. Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative
metode akuntansi.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh
FASB sebagai :
“a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to
lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of
financial accounting and reporting”.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem
koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling
berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan
penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan
keuangan.
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan.
Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang
mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan
transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan,
pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa
konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang
diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan
menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
4
2.2 Menuju ke Arah Perumusan Tujuan Laporan Keuangan
2.2.1 Tujuan Laporan Keuangan Menurut APB Statement no.4
APB Statement no. 4 mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan
menjadi:
a. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi
keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi
keuangan.
b. Tujuan Umum dari laporan keuangan adalah:
a) Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai
sumber daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis agar
dapat:
1. Mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya.
2. Menunjukkan pendanaan dan investasinya.
3. Mengevaluasi kemampuan dalam memenuhi komitmen-
komitmennya.
4. Menunujukkan berbagai dasar sumber daya bagi
pertumbuhannya.
b) Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai
perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan
bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.
c) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan
untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
d) Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai
perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.
e) Untuk mengumpulkan informasi lain yang relevan terhadap
kebutuhan pengguna laporan.
5
c. Tujuan Kualitatif
Tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah:
1. Relevansi
Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu
pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Dapat dimengerti
Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting, tetap
juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.
3. Dapat diverifikasi
Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan
menghasilkan pendapat yang sama.
4. Netralitas
Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan
pihak-pihak tertentu saja.
5. Ketepatan waktu
Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan
apabila diserahkan pada saat yang tepat
6. Komparabilitas
Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi
harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan
maupun perusahaan lain.
7. Kelengkapan
Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua
kebutuhan yang layak dari pada pemakai.
2.2.5 Laporan Kelompok Studi mengenai Tujuan Laporan Keuangan
Kelompok studi untuk pembuatan prinsip-prinsip akuntansi yang dikenal
sebagai “Komite Wheat”diberi tugas memperbaiki dan meningkatkan proses
6
penetapan stansar. Laporan yang dihasilkan komite ini mencetuskan
dibentukknya Financial Accounting Standards Board (FASB). Kelompok studi
kedua, dikenal sebagai “Komite Trueblood” ditugaskan untuk mengembangkan
tujuan laporan keuangan. Yaitu dengan menentukan :
1. Siapa yang membutuhkan laporan keuangan
2. Informasi apa yang mereka butuhkan
3. Seberapa banyak dari infromasi yang dibutuhkan itu dapat diberikan oleh
akuntansi
4. Kerangka apa yang dibutuhkan untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan tersebut
Karakteristik kualitatif pelaporan
Untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan pengguna , informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan harus memiliki karateristik tertentu . “ Laporan True
Blood ” menyebutkan 7 karateristik kualitatif dari pelaporan
1. Relevansi dan materialitas
2. Bentuk dan substansi
3. Keandalan
4. Kebebasan dari bias
5. Komparabilitas
6. Konsistensi
7. Dapat dimengerti
2.3 Menuju ke Arah Kerangka Konseptual
2.3.1 Hakikat Kerangka KonseptualKerangka konseptual adalah sebuah konstitusi, sebuah sistem koheren dari
tujuan dan asas yang saling berhubungan yang dapat mengarah kepada standar
yang konsisten dan menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan
dan laporan keuangan. Konsep-konsep seperti ini menjadi asas dalam artian
bahwa konsep-konsep yang lain akan dihasilkan dari asas tersebut dan
penggunaannya sebagai acuan secara berulang-ulang akan dibutuhkan dalam
menentukan, mengartikan, dan menerapkan standar akuntansi dan pelaporan.
7
Permasalahan dan kritik yang sering terjadi yang mengakui adanya
penurunan kredibilitas dan pelaporan keuangan di beberapa tahun belakangan.
Dua atau lebih metode akuntansi yang diterima untuk fakta-fakta yang sama
digunakan metode akuntansi yang kurang konservatif daripada metode awal yang
konservatif. Digunakan pencadangan untuk meratakan fluktuasi pendapatan
secara artificial. Laporan keuangan yang tidak mampu memberikan peringatan
akan masalah likuiditas yang segera terjadi. Adanya optimisme yang belum
mendapat penyesuaian dalam estimasi jumlah yang akan diperoleh kembali,
umumnya pendanaan yang tidak tercatat di neraca (hanya berupa pengungkapan
dalam laporan keuangan).
2.3.2 Masalah-masalah dalam Kerangka Konseptual
Berikut masalah-masalah yang terjadi dalam Kerangka Konseptual:
1. Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan.
2. Masalah pendefinisian.
3. Konsep pemeliharaan modal atau penembangan biaya mana yang harus
digunakan.
4. Metode pengukuran mana yang harus digunakan.
2.3.3 Perkembangan dari Sebuah Kerangka Konseptual
Ada empat tingkatan dalam ruang lingkup kerangka konseptual, yaitu:
1) Tingkat pertama
Pada tingkat pertama, tujuan menunjukkan sasaran dan maksud dari
akuntansi.
2) Tingkat kedua
Tingkat kedua terdiri dari hal-hal yang fundamental meliputi karakteristik
kualitatif dari informasi akuntansi dan definisi elemen-elemen dalam
laporan keuangan.
3) Tingkat ketiga
Pada tingkat ketiga, terdapat pedoman operasional yang digunakan oleh
akuntan dalam menentukan dan menerapkan standar akuntansi yang
8
meliputi kriteria pengakuan, laporan keuangan versus pelaporan keuangan
dan pengukuran.
4) Tingkat keempat
Tingkat keempat terdiri dari mekanisme penyajian yang digunakan oleh
akuntansi untuk menyampaikan informasi akuntansi yang meliputi
pelaporan penghasilan, pelaporan arus dana dan likuiditas, dan pelaporan
posisi keuangan.
2.5 Konsep-Konsep Fundamental
Konsep-konsep fundamental meliputi karakteristik kualitatif dari informasi
akuntansi dan definisi dari elemen-elemen laporan keuangan.
Karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi:
a. Relevansi : Informasi harus ditujukan atau di asosiasikan secara bermanfaat
dengan tindakan yang telah dirancang untuk memfasilitasinya atau hasil yang
ingin diperolehnya
b. Keandalan : Kualitas yang memungkinkan pengguna data agar dengan yakin
mengandalkannya sebagai pencerminan dari apa yang dimaksud untuk
disajikan
c. Kualitas sekunder : Kualitas kedua yang diusulkan oleh statement of financial
accounting concepst. No.2 FASB
d. Pertimbnagan biaya-manfaat : Salah satu bahasan umum informasi akuntansi
manfaat akan dicari jika keuntungan yang didapat dari informasi tersebut
melebihi biayanya.
Elemen-elemen yang berkaitan langsung dengan pengukuran kinerja daan
status dari perusahaan:
a. Aktiva : Kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan yang diperoleh atau
dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa
dimasa lalu.
b. Kewajiban : Kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di masa depan
yang timbul dari utang saat ini. Suatu entitas untuk mengalihkan aktiva atau
memberikan jasa kepada entitas lain di masa depan sebagai akibat dari
transaksi atau peristiwa dimasa lalu .
9
c. Ekuitas : Kepentingan residual dari aktiva suatu entitas yang tersisa setelah
mengurangi dengan kewajibannya
d. Investasi oleh pemilik : Peningkatan aktiva bersih dari perusahaan yan
diakibatkan pengalihan sesuatu yang bernilai kepada perusahaan dari entitas
lain untuk mendapatkan atau meningkatkan kepemilikan dari perusahaan.
e. Distribusi kepada pemilik : Penurunan aktiva bersih dari perusahaan yang
diakibatkan oleh pengahlian aktiva, pemberian jasa, atau timbulnya
kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik
f. Laba komprehensif : Perubahan ekuitas (aktiva Bersih) perusahaan selama
periode tertentu yang diakibatkan dari transaksi dan peristiwa serta kejadian-
kejadian lain dari sumber non pemilik
g. Pendapatan : Arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva atau sebuah entitas
pelunasan kewajiban sebuah entitas (atau kombinasi dari keduanya) selama
satu periode tertentu
h. Beban : Arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva dari sebuah entitas atau
timbulnya kewajiban suatu entitas (atau kombinas dari keduanya) selama satu
periode tertentu yang dihasilkan oleh penyampaian atau produksi barang
i. Keuntungan : Peningkatan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
entitas yang insidental atau sampingan dan dari semua transaksi dan peristiwa
serta kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama satu periode
tertentu yang timbul dari pendapatan atau investasi pemilik
j. Kerugian : penurunan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi entitas yang
insidental atau sampingan dan dari semua transaksi dan peristiwa serta
kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama satu periode tertentu
kecuali yang timbul dari beban atau distribusi kepada pemilik
2.6 Pengakuan dan Pengukuran
Kriteria pengakuan meliputi:
1) Definisi: hal tersebut memenuhi definisi dari sebuah elemen laporan
keuangan.
2) Dapat diukur: hal ini memiliki atribut yang relevan dan dapat diukur dengan
cukup andal.
10
ASSUMPTIONSEconomic entityGoing concernMonetary unit
Periodicity
PRINCIPLESHistorical cost
Revenue recognitionMatching
Full disclosure
CONSTRAINTSCost-benefitMateriality
Industry practiceConservatism
OBJECTIVES1. Useful in investment and
credit decisions2. Useful in assessing future
cash flows3. About enterprise resources, claims to
resources, and changes in them
ELEMENTSAssets, Liabilities, and Equity
Investments by ownersDistribution to owners
Comprehensive incomeRevenues and Expenses
Gains and Losses
QUALITATIVE CHARACTERISTICSRelevanceReliabilityComparabilityConsistency
3) Relevansi: informasi yang berkenaan membuat perbedaan pada keputusan
penggunanya.
4) Keandalan: informasi tersebut representasional, tepat, dapat diverifikasi, dan
netral.
Dalam kaitannya dengan pengukuran, laporan melihat lima atribut yang
berbeda dari aktiva dan kewajiban, yaitu:
1) Biaya historis
2) Biaya penggantian saat ini
3) Nilai pasar saat ini
4) Nilai bersih yang dapat direalisasi
5) Nilai arus kas masa depan saat ini
2.9 Kerangka Keria Konseptual Akuntansi KeuanganKerangka Konseptual Versi IFRS
Ilustrasi kerangka konseptual versi IFRS adalah sebagai berikut:
Sumber: Kieso (2002)
11
Kerangka konseptual IFRS dibagi menjadi 3 level, yaitu diantaranya:
1. First Level = Basic objective
2. Second Level = Karakteristik keuangan dan Unsur Iaporan keuangan
3. Third Level = Recognition, measurement, and disclosure concepts
First Level
Basic objective adalah untuk memberikan informasi keuangan tentang
entitas pelapor yang berguna untuk investor sekarang dan potensial, lenders dan
kreditur lain dalam pengambilan keputusan dalam kapasitasnya penyedia modal.
Second Level
1. Karakteristik kualitatif
IASB mengidentifikasi karakteristik kualitatif informasi akuntansi untuk
membedakan informasi yang lebih baik (lebih berguna) dan lnformasi
yang inferior (kurang bermanfaat) untuk keperluan pembuatan keputusan.
Fundamental qualities:
a. Relevance:
Predictive Value: membantu meramalkan hasil-hasil yang akan
diperoleh di masa-masa yang akan datang.
Confirmatory Value: membantu mengkonfirmasi kebenaran
ekpektasi sebelumnya.
b. Faithful Representation:
Completeness: menyajikan semua informasi yang penting untuk
memenuhi kriteria penyajian secara wajar.
Neutrality: informasi laporan keuangan tidak dibuat atas dasar
kepentingan salah satu pihak.
Free from error: informasi laporan keuangan bebas dari kesalahan.
Enhancing qualities:
12
a. Comparability: Laporan keuangan harus dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan dari perusahaan lain yang sejenis atau dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau juga
sering disebut dengan consistency
b. Verifiability: laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh akuntan-
akuntan lain dengan metode-metode yang sama, dapat diuji.
c. Timeliness: laporan keuangan disajikan secara tepat waktu yaitu
sebelum keputusan akan dibuat.
d. Understandability: Harus dapat dipahami oleh orang-orang yang
mengerti masalah akuntansi dan bisnis atau oleh orang-orang yang
ingin mempelajari dan menganalisa informasi yang disajikan.
2. Unsur-unsur laporan keuangan
Assets: manfaat ekonomi masa datang
Liabilities: pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang
Equity and net assets: nilai sisa antara selisih assets dan liabilities
Revenues: aliran masuk atau perluasan assets
Expenses: aliran keluar atau penggunaan/penghabisan assets
Third Level
Konsep-konsep pengukuran dan pengakuan (recognition,
measurement, and disclosure concepts) yang digunakan dalam penetapan
standar akuntansi. Konsep-konsep tersebut meliputi asumsi, prinsip dan
kendala-kendala dalam pelaporan keuangan.
1. Asumsi Dasar
Economic entity: Perusahaan merupakan entitas ekonomi yang terpisah
dan berbeda dari pemiliknya dan unit bisnis lainnya.
Going concern: Perusahaan dianggap sebagai entitas yang memiliki
kelangsungan hidup yang berkelanjutan sehingga perencanaan atas
pembuatan laporan keuangan masa kini dan yang akan datang
dilaksanakan terus-menerus.
Monetary unit: uang adalah common denominator
13
Periodicity: Untuk tujuan laporan keuangan, sebuah entitas bisnis dibagi
ke dalam periode-periode akuntansi.
Accrual basis of accounting: transaksi dicatat dalam periode di mana
peristiwa terjadi.
2. Prinsip Dasar
Measurement
a. Cost - penyajian secara wajar dari jumlah yang dibayarkan untuk
barang yang diterima.
b. Fair value - jumlah nilai dimana aset dapat ditukarkan antara pihak-
pihak yang berpengetahuan dan bersedia dalam arm‘s length
transaction.
c. IASB telah mengambil langkah yang memberikan perusahaan pilihan
untuk menggunakan nilai wajar sebagai dasar untuk pengukuran aset
keuangan dan kewajiban keuangan.
Revenue recognition
Pendapatan harus diakui apabila kemungkinan besar bahwa manfaat
ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan pengukuran dapat
dilakukan secara andal.
Expense recognition
Pengeluaran atau penggunaan aset atau menimbulkan kewajiban (atau
kombinasi dari keduanya) selama periode sebagai akibat dari penyerahan
atau produksi barang dan / atau memberikan jasa.
Full disclosure
Memberikan informasi yang penting dalam jumlah cukup yang dapat
mempengaruhi penilaian dan keputusan dari pengguna informasi.
3. Constraint
Biaya: biaya dan penyediaan mformasi harus mempertimbangkan manfaat
yang dapat ditimbulkan dari menggunakannya.
Materialitas: suatu item dianggap material jika dimasukkannya atau
kelalaian memasukkannya akan mempengaruhi atau mengubah penilaian
dari orang yang menggunakannya.
14
2.10 Manfaat Kerangka Kerja Konseptual Akuntansi Keuangan Bagi Akuntan Publik
Tabel 2.1
Analisis Dukungan Conceptual Framework pada pekerjaan Akuntan
Publik
Sudut
Pandang
Conceptual
Framework
Pekerjaan
Akuntan Publik
Analisis
Berangkat
dari
conceptual
framework
Diadakan untuk
mengusahakan
standarisasi
praktek-praktek
akuntansi
keuangan,
terutama
apabila terdapat
hal-hal yang
tidak diatur oleh
badan
berwenang
Melakukan
pemeriksaan untuk
memberikan opini
Terhadap kewajaran
suatu entitas tertentu,
apakah telah sesuai
dengan prinsip
akuntansi yang
berlaku umum.
Akuntan publik dalam
mengaudit
memerlukan suatu
standar bagaimana
laporan keuangan yang
wajar yakni Standar
Akuntansi Keuangan.
Standar Akuntansi
Keuangan lazimnya
disusun oleh badan
berwenang dengan
mengacu pada conceptual
framework.
Tabel 2.2
Analisis Dukungan Conceptual Framework pada pekerjaan Akuntan Publik
Sudut
Pandang
Pekerjaan
Akuntan Publik
Conceptual
Framework
Analisis
Berangkat
dari pekerjaan
akuntan
Menghadapi
situasi dan
kondisi praktek
Mencakup tiga level
- Level I Tujuan
- Level II
Akuntan publik dapat
menggunakan
conceptual framework
15
publik akuntansi yang
belum diatur
secara tegas
dalam Standar
Akuntansi
Keuangan, pada
saat memeriksa
kewajaran
laporan
keuangan.
Elemendan
KarakteristikKua
litas
- Level III
Pengakuan dan
Pengukuran
Yang digunakan
sebagai acuan
akuntansi
keuangan
sebagai benchmark
laporan keuangan yang
wajar, Meskipun
aturan yang tegas
belum ada didalam
Standar Akuntansi
Keuangan, akuntan
publik tetap dituntut
untuk memberikan
opini mengenai
kewajaran laporan
keuangan.
Apabila saat mengaudit seorang akuntan publik dihadapkan padamasaf ah
kekosongan standar maka ia harus membuat judgment. Judgment tersebut harus
dibuat dengan berbagai pertimbangan yang memadai. Pertimbangan itu sendiri
biasanya sangat tergantung pada pengalaman mengaudit dan kompleksitas
transaksi keuangan yang pernah ia periksa. Semakin banyak pengalaman
mengaudit dan semakin kompleks transaksi keuangan yang pernah dihadapi, maka
semakin cepat akuntan publik tersebut membuat judgment yang tepat untuk
masalah sejenis.
Namun, pada saat pertama kali menghadapi masalah tersebut, akuntan
publik perlu arahan. Ketika ia tidak menemukan arahan dalam Standar Akuntansi
Keuangan, maka ia dapat beralih mencari arahan yang terdapat pada conceptual
framework. Conceptual framework tersebut digunakan oleh akuntan publik
sebagai dasar pertimbangan profesional dalam melaksanakan pekerjaannya.
Conceptual framework tidak dapat secara langsung menyelesaikan masalah
kekosongan standar, tetapi hanya memberikan fasilitas arahan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
16
17
BAB III
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Tujuan dari laporan keuangan diantaranya untuk memberikan
informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan
kewajiban dari perusahaan bisnis
b) Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai
perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan
bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.
c) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan
untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
d) Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai
perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.
e) Untuk mengumpulkan informasi lain yang relevan terhadap
kebutuhan pengguna laporan.
Dalam perkembangnya menuju arah kerangka konseptual terjadi berbagai
masalah dalam kerangka konseptual diantaranya Pandangan mengenai laba
atau penghasilan mana yang harus digunakan, Masalah pendefinisian.,
Konsep pemeliharaan modal atau penembangan biaya mana yang harus
digunakan, Metode pengukuran mana yang harus digunakan.
Conceptual Framework akuntansi keuangan dapat bermanfaat bagiakuntan publik dalam melaksanakan pekerjaannya memberikanpendapat mengenai apakah laporan keuangan telah disusun sesuaidengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jadi kerangka keria inimenjadi arahan khususnya terkait dengan hal-hal yang belum diatur
secara tegas dalam Standar Akuntansi Keuangan.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :http://akuntansisangatmudah.blogspot.co.id/2014/04/kerangka-
konseptual-teori-akuntansi.html
Sumber :http://fiefie21.blogspot.co.id/2014/10/kerangka-konseptual-untuk-
akuntansi-dan.html
Sumber :http://wintanghestimumpuni.blogspot.co.id/2010/10/kerangka-
konseptual-untuk-akuntansi-dan.html
Michael lskandar dan Sylvia Fettry (2008) MANFAAT KERANGKA KERJA KONSEPTUAL AKUNTANSIKEUANGAN BAGI AKUNTAN PUBLIKDALAM MELAKSANAKAN PEKERJAANNYA Bina Ekonomi Majalah llmiah Fakultas Ekonomi Unoar
Belkaoui, A. R. (2011). Accounting Theory Jilid 1 Edisi 5. Jakarta: Salemba
Empat.
Benston, G. J., et al. (2007). "The FASB’s Conceptual Framework for Financial
Reporting: A Critical Analysis." Accounting Horizons21(2): 229-238.
Godfrey Jayne, et al. 2010. Accounting Theory. Sevent Edition
Harahap, S. S. (2010). Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2004). Intermediate Accounting
(Edisi Ke Dua Belas) Jilid 1 Terjemahan Indonesia. Jakarta: PT Gelora
Aksara Pratama.
Suwardjono. (2009). Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE.
Zeff, S. A. (1999). "The Evolution Of ConceptualFramework For Business
Enterprises In The United States." Accounting Historians Journal26(2).
20
21