Post on 26-Jun-2015
DOSEN MATA KULIAH : DARLIN S.Kep,Ns,MN
MATA KULIAH : KMB II
MAKALAH KANKER USUS BESAR
(KANKER KOLONOREKTUM)
KELOMPOK III :
JULIAS
MUH. ASIRAM
HENDRA
MUH. ARIF
NURDIANA LARAUSU
WD. ZULQAIDAH
KELAS GIII
SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar dan rectum relative umum.
Pada kenyataannya kanker kolon dan rectum sekarang adalah tipe paling umum kedua dari
kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Dkiperkirakan bahwa
150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di Negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon
menyerang individu dua kali lebih besar dibangdingkan kanker rectal.
Insidennya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang berusia lebih
dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat keluarga mengalami kanker kolon,
penyakit usus inflamasi kronis atau polip.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya,kira-kira setengah dari jumlah
tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan
dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup dibawah 5 tahun adalah
40%sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan
orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka
menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rectal.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rectal tidak diketahui, tetapi factor resiko telah
teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga;riwayuat
penyakit usus inflamasi kronis;dan diet tinggi lemak, protein, dan daging serta rendah serat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi kegiatan belajar mengajar dari mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah.
2. Tujuan Khusus
- Memperoleh gambaran umum mengenai Karsinoma kolorektal.
- Dapat memahami tentang konsep asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
Karsinoma kolorektal.
C. Kegunaan Penulisan
1. Kegunaan Ilmiah
- Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa
- Sebagai salah satu tugas akademik
2. Kegunaan Praktis
Bermanfaat bagi tenaga perawat dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan Karsinoma kolorektal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Medis
A. Pengertian
Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam
permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal
membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).
Kanker kolon / usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rectum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada
kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker kolon
adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan
sehat disekitar kolon (usus besar)
A. Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer
Institute dan organisasi kanker lainnya. Makanan-makanan yang pasti di curigai
mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut
juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar
menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari
daging merah menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob menyebabkan timbulnya
kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-
zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung
serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar.
Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi
sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).
B. Patofisiologi
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi
dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat
yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri didalam usus besar dengan asam
empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol,
khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma
(muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai
sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak
jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa
polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai
striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagian
rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan
kolon asendens.
Tumor dapat menyebar melalui :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan seperti kedalam kandung kemih (vesika
urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe, limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah
balik ke sistem portal.
C. Gejala Klinis
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala
umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung
beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan
tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus
biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar
gejala tersebut terbagi yaitu gejala local dan gejala umum .
Gejala lokalnya seperti :
1) Perubahan kebiasaan buang air.
2) Timbulnya rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat
sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor.
3) Adanya distensi yang mungkin dirasakan oleh penderita.
4) Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar likasi tumor, karena kanker dapat tumbuh
mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut.
Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan
semakin luas penyebarannya.
Gejala umumnya seperti :
1) Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di
semua jenis keganasan).
2) Hilangnya nafsu makan.
3) Anemia, pasien tampak pucat.
4) Sering merasa lelah.
5) Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang.
D. Stadium Kanker Kolon
1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus
besar (lapisan mukosa).
2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan
mukosa.
3. Pda stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak
terdapat disekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau
bahkan keorgan-organ lain.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoskopi.
2. Radiologi.
3. Ultrasonografi (USG).
4. Histopatologi.
5. Laboratorium.
6. Scan.
7. Biopsi.
8. Jumlah darah lengkap dengan diferensiasi dan trombosis.
9. Sinar-X
F. Penatalaksanaan (Medis. Keperawatan, Diet)
Penatalaksanaan Medis
Adapun penatalaksanaan medis dengan penderita kanker kolon bila sudah pasti
ditemukan karsinoma kolorektal, maka kemungkinan pengobatannya adalah:
1. Pembedahan reseksi.
Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi dan biasanya diambil
sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan
proksimal dari tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asendens biasanya
dilakukan hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-transversal. Untuk kanker
di kolon transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi subtotal dan dibuat
anastomosis ileosigmoidektomi. Dikolon desendens dan sigmoid dilakukan
hemikolektomi kiri dan dibuat anastomosis kolorektal transversal. Untuk kanker di
rektosigmoid dan rektum atas dilakukan rektosigmoidektomi dan dibuat anastomosis.
Desenden kolorektal pada kanker direktum bawah dilakukan proktokolektomi dan
dibuat anastomosis kolorektal.
2. Kolostomi.
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon(usus besar) kedinding abdomen (perut). Stoma ini
dapat bersifat sementara atau permanen. Tujuan pembuatan kolostomi adalah untuk
tindakan dekompresi usus besar kasus sumbatan/obstruksi usus.
Jenis-jenis kolostomi berdasarkan sifatnya :
a. Sementara.
Indikasi untuk kolostomo sementara :
1. Hirschprung disease.
2. Luka tusuk atau luka tembak.
3. Atresia Ani letak tinggi.
b. Permanen.
Indikasi untuk kolostomi permanent yaitu penyakit tumor ganas pada kolon yang
tidak memungkinkan tindakan operasi reseksi anastomosis usus.
3. Radioterapi
Seyelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan
radiasi dengan dosis adekuat. Memberikan radiasi isoniasi pada neoplasma. Karena
pengaruh yang mematikan lebih besar pada sel-sel kanker yang sedang proliferasi dan
berdiferensiasi buruk dibandingkan terhadap sel-sel normal yang berada didekatnya,
maka jaringan normal mungkin mengalami cidera dalam derajat yang dapat
ditoleransi dan dapat diperbaiki. Sedangkan sel-sel kanker dapat dimatikan ,
selanjutnya dilakukan kemoterapi.
4. Kemoterapi.
Kemoterapi yang di berikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering
dikombinasikan dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi.
Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu 5-FU, levamisol dan
leuvocorin.
Penatalaksanaan keperawatan
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
Penatalaksanaan Diet
1. Cukup mengkonsumsi makanan serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3. Menghindari makanan yang mengandung laemak jenuh dan kolesterol tinggi tarutama
yang terdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut
dapat memicu sel karsinogen/sel kanker.
5. Hindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
G. Komplikasi
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan
pendarahan. Tumor tumbuh ke dalam usus besar dan secara berangsur-angsur
membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor
melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus,
urinary bladder, dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh
kanker.
H. Pencegahan Kanker Kolorektal
1. Konsumsi makanan berserat tujuannya untuk memperlancar buang air besar dan
menurunkan derajat keasaman, konsentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi
dalam usus besar.
2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.
3. Konsentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.
4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.
5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang
air besar.
6. Hidup rileks dan kurangi stress.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon menurut Marilynn E. Doenges (1999)
diperoleh data sebagai barikut :
Aktivitas/Istirahat
Gejala : Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan
Integritas Ego
Gejala : takut terhadap hasil/ penampilan
Tanda : Peningkatan ketegangan, cemas, khawatir
Eliminasi
Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien,
seperti diare. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi, komposisi, jumlah, warna,
dan cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang
menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.
Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat di lakukan pemeriksaan fisik dengan
observasi adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.
Massa tumor diabdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar
inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan
berat badan, linkar perut, dan colok dubur.
Makanan/Cairan
Gejala : Kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi
setiap kali makan, adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia,
sehingga menyebabkan berat badan menurun.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit
Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala : klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya
B. Penyimpangan KDM
Kelainan kolon Diet/Kebiasaan makan rendah serat
Kolitis Ulseratif Perubahan feses dan degradasi garam
empedu
Pembentukan abses Masa transit feses meningkat
Kontak zat berpotensi karsinogenik
dengan mucosa usus bertambah lama
Menyerang dinding usus
Ca Colorektum
Inflamasi jaringan desruksi jaringan syaraf perubahan status kesehatan
Kehilangan fungsi kolon merangsang serabut syaraf nyeri stress psikologis
Gangguan absorbsi cairan hipothalamus anorexia,
RESTI DIARE korteks cerebri intake inadekuat
Nyeri dipersepsikan penurunan berat badan
NYERI NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
RESTI KEKURANGAN VOLUME CAIRAN ANSIETAS
Informasi inadekuat
Kesalahan interpretasi
KURANG PENGETAHUAN
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan syaraf ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada bagian anusnya,wajah nampak meringis kesakitan, perilaku distraksi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan stress psikologis ditandai dengan anoreksia, penurunan BB
3. Resiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan
4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan klien
mengatakan takut terhap kondisi penyakitnya, klien nampak tegang, cemas dan
khawatir.
6. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan informasi inadekuat ditandai dengan klien sering
bertanya tentang kondisi penyakitnya
D. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan syaraf ditandai dengan klien mengatakan
nyeri pada daerah anusnya, wajah klien nampak meringis kesakitan, perilaku distraksi
Tujuan : Menyatakan nyeri hilang atau terkontrol.
Kriteria Evaluasi : - Menunjukkan nyeri hilang.
- Menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan
kenyamanan umum sesuai indikasi situasi individu.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala 0-10)
1. Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan keefektifan analgesik atau dapat menyatakan terjadinya komplikasi.
2. Berikan tindakan kenyamanan dengan mengubah posisi
2. Mencegah ketidaknyamanan, menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi.
3. Dorong penggunaan tehnik relaksasi, misal bimbingan imajinasi, visualisasi.
3. Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian, sehingga menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan.
4. Berikan obat sesuai indikasi, misal analgesik.
4. Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan stress psikologis ditandai dengan
anoreksia, intake inadekuat, penurunan BB
Tujuan: berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan atau
peningkatan masukan diet.
Kriteria:
- Klien mengatakan nafsu makan meningkat
- Porsi makanan yang diberikan dihabiskan setiap pemberian
- Berat badan secara bertahap meningkat.
Intervensi Keperawatan Rasional
Mandiri
Pantau masukan makanan setiap
hari
Mengidentifikasi
kekuatan/defisiensi nutrisi
Ukur berat badan setiap hari
Berikan makanan sedikit tapi
sering
Membantu dalam identifikasi
malnutrisi
Membantu meningkatkan nafsu
makan klien
Identifikasi pasien yang
mengalami mual/muntah yang
diantisipasi
Mual/muntah psikogenik terjadi
sebelum kemotherapi mulai secara
umum tidak berespons terhadap
obat antiemetik.
Kolaborasi
Antasid Meminimalkan iritasi lambung
3.Risiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan
Tujuan : Setelah dilakukan tidakam keperawatan diharapkan pasien dapat
mempertahankan konsistensi/ pola defekasi umum.
Kriteria Evaluasi : - Mengungkapkan pemahaman tentang faktor dan intervensi/solusi
yang tepat berkenaan dengan situasi individu.
- Membuat pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup
dengan ketepatan jumlah dan konsistensi.
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi dan catat frekwensi defekasi 1. Mengkaji beratnya episode2. Tingkatkan tirah baring. 2. Tirah baring dapat menurunkan motilitas
usus juga menurunkan laju metabolisme bila infeksi atau perdarahan sebagai komplikasi.
3. Identifikasi makanan dan cairan yang dapat mencetuskan diare, mis: sayur segar dan buah, bumbu, minuman karbonat, dan susu.
3. Menghindarkan iritan dan meningkatkan istrahat usus.
4. Berikan antikolinergik contoh: beladonna tinktur, atropin, difenoksilat.
4. Menurunkan motilitas usus/ peristaltik GI dan menghilangkan diare.
1. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan
absorbsi cairan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kekurangan volume
cairan tidak terjadi.
Kriteria Evaluasi : Menunjukkan keseimbangan adekuat dengan bukti membran
mucosa lembab, turgor kulit baik, dan pengisian kapiler baik, tanda vital stabil, dan
secara individual mengeluarkan urine secara tepat.
INTERVENSI RASIONAL
1. Awasi masukan dan haluaran dengan cermat, ukur feses cair.
1. Memberikan indikator langsung keseimbangan cairan.
2. Palpasi nadi perifer. Evaluasi pengisian kapiler, turgor kulit, dan status membran mucosa.
2. Memberikan informasi tentang volume sirkulasi umum dan tingkat hidrasi.
3. Ukur berat badan tiap hari. 3. indikator cairan dan status nutrisi.
4. Berikan cairan IV dan elektrolit sesuai indikasi.
4. Dapat diperlukan untuk mempertahankan perfusi jeringan adekuat/fungís organ.
2. Ansietas berhubungan perubahan status kesehatan ditandai dengan Klien mengatakan
takut terhap kondisi penyakitnya, klien nampak tegang, cemas dan khawatir.
Tujuan:
- Rasa takut, tegang , cemas dan khawatir klien berangsur-angsur menghilang.
Kriteria:
- Klien nampak rileks.
- Klien melaporkan ansietasnya berkurang sampai tingkat dapat diatasi
- Klien dapat menyadari dan menerima keadaannya serta dapat mengekspresikan
perasaannya
INTERVENSI RASIONAL Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh
pasien.
Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang cepat dan tepat
Beri kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan rasa cemasnya.
Dapat meringankan beban pikiran pasien
Beri informasi yang akurat tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan
Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin
Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara bergantian.
Informasi yang akurat tentang penyakitnya
dan keikutsertaan pasien dalam melakukan
tindakan dapat mengurangi beban pikiran
pasien
Sikap positif dari timkesehatan akan
membantu menurunkan kecemasan yang
dirasakan pasien
Pasien akan merasa lebih tenang bila ada
anggota keluarga yang menunggu
7. Kura
3. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan informasi inadekuat ditandai dengan
klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya
Tujuan:
- Setelah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 2 kali, klien dapat mengerti
Kriteria:
- Klien dapat berpartisipasi dalam proses belajar
- Klien dapat mengidentifikasi antara hubungan dan gejala pada proses Penyakit dan
hubungan gejala dengan faktor penyebab
- Klien mau memulai perubahan pola hidup yang penting dan berpartisipasi dalam
tindakan pengobatan.
INTERVENSI RASIONAL Kaji pengetahuan klien tentang Penyakit
dan pengobatannya, identifikasi sumber
informasi yang diterima klien
Memberikan informasi pada tingkat
pemahaman pasien
Perhatikan tingkat ansietas/ takut dan
perubahan proses piker
Factor ini secara langsung mempengaruhi
kemampuan untuk berpartisipasi/ mengakses
dan menggunakan pengetahuan.
Akui bahwa respon perasaan/ pola tertentu
normal selama terapi
Pasien/ orang terdekat awalnaya membantu
dan positif tentang masa depan, tetapi sesuai
berlanjutnya pengobatan dan kemajuan yang
Dorong dan berikan kesempatan untuk
bertanya.
kurang menyolok, mereka menjadi kecewa/
depresi, dan dapat terjadi konflik dependent/
kemandirian
meningkatkan proses belajar, meningkatkan
pengembalian berdasarakan keputusan dan
menurunkan ansietas, sehubungan dengan
ketidaktahuan.
E. IMPLEMENTASI
Tindakan dilaksanakan berdasarkan intervensi yang direncanakan.
F. EVALUASI
a. Nyeri teratasi setelah pemberian analgesic
b. Nutrisi sudah mulai terpenuhi dengan kriteria klien sudah ada nafsu makan dan
setiap makan porsi dihabiskan dalam waktu 1 x 24 jam.
c. Resiko tinggi terhadap diare dapat teratasi yang ditandai dengan pasien dapat
mempertahankan konsistensi atau pola defekasi umum.
d. Resiko gangguan volume cairan dapat teratasi yang ditunjukkan dengan adanya
keseimbangan adekuat yang ditandai dengan membrane mukosa lembab, turgor
kulit baik, tanda vital stabil serta individu dapat mengeluarkan urine dengan tepat.
e. Rasa takut, tegang , cemas dan khawatir klien berangsur-angsur menghilang.
f. Setelah diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 2 kali, klien dapat mengerti
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar dan rectum relative umum.
Pada kenyataannya kanker kolon dan rectum sekarang adalah tipe paling umum kedua dari
kanker internal di Amerika Serikat. Ini adalah penyakit budaya barat. Dkiperkirakan bahwa
150.000 kasus baru kanker kolorektal didiagnosis di Negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon
menyerang individu dua kali lebih besar dibangdingkan kanker rectal.
Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam
permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal
membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi
dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar
serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri didalam usus besar dengan
asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang
beralkohol, khususnya bir..
Gejela klinis yang dapat timbul pada pasien kanker kolorektal antara lain: Berat
badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis
keganasan), Hilangnya nafsu makan.Anemia, pasien tampak pucat, Sering merasa
lelah dan Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang.
Untuk stadium kanker ini terdiri atas: Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker
masih sebatas pada lapisan dinding usus besar (lapisan mukosa).Stadium II terjadi saat
sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa.Pda stadium III
sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat disekitar
usus.Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe
atau bahkan keorgan-organ lain.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, Diagnosa Keperawatan yang dapat
muncul antara lain:
1. Nyeri berhubungan dengan destruksi jaringan syaraf ditandai dengan klien
mengatakan nyeri pada bagian anusnya,wajah nampak meringis kesakitan, perilaku
distraksi.
2.. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan stress psikologis ditandai
dengan anoreksia, mual muntah
3. Risiko tinggi terhadap diare berhubungan dengan gangguan absorbsi cairan
4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
gangguan absorbsi cairan
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan klien
mengatakan takut terhadap kondisi penyakitnya, klien nampak tegang, cemas dan
khawatir.
6. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan informasi inadekuat ditandai dengan
klien sering bertanya tentang kondisi penyakitnya
B. Saran
Diharapakan kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat
memberikan pendidikan kesehatan tentang pengenalan, pencegahan dan
perawatan pasien kanker kolonoraktal dirumah sakit melalui pasien dan
keluarga maupun dimasyarakat.
Agar masalah keperawatan pada pasien kanker kolonoraktal dapat teratasi
dengan baik, hendaknya para perawat menerapkan asuhan keperawatan
dirumah sakit sesuai dengan sistematika proses keperawatan.
Untuk mempercepat proses penyembuhan pada pasien kanker kolonorektal,
hendaknya memperhatikan prosedur pelaksanaan tindakan keperawatan
dalam hal ini sebelum dan sesudahnya harus mencuci tangan dengan alat-alat
instrumen dalam keadaan steril serta keterlibatn pasien dan keluarga dalam
partisipasi kesembuhan luka sehingga perawatan dalam rumah sakit dapat
diperpendek.
Untuk mencegah infeksi nosokomial pada pasien kanker kolonorektal,
hendaknya diberikan pelayanan dalam ruangan khusus dan tidak bergabung
dengan penderita yang bukan luka steril.
Agar perawat dalam setiap pelaksanaan tindakan keperawatan hendaknya
selalu mengikutsertakan keluarga sebagai orang terdekat dari pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. Marilynn dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC
Meltzer, C. Suzanne dkk. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Vol 2. Edisi 8. Jakarta: EGC
Price, A. Sylvia & Wilson, M. Lorraine. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit Vol 1. Edisi 4. Jakarta:EGC