Post on 25-Oct-2020
LAPORAN PENELITIAN
PENGARUH LATIHAN ZIG-ZAG RUN TERHADAP
PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN
SEPAKBOLA JPOK FKIP ULM BANJARBARU
Oleh :
Ramadhan Arifin, S.Pd., M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Peneliti panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala
yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada Peneliti
sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh
Latihan Zig-Zag Run Terhadap Peningkatan Kelincahan Pemain Sepakbola
JPOK FKIP ULM Banjarbaru”.
Proposal ini disusun sebagai bukti pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi pada bidang penelitian oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Banjarmasin, November 2018
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 3
D. Perumusan Masalah .................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
F. Hasil Guna Penelitian ................................................................ 4
BAB II. KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS ................................... 5
A. Landasan Teori .......................................................................... 5
B. Penelitian LainYang Relevan .................................................... 8
C. Kerangka Berfikir...................................................................... 10
D. Hipotesis .................................................................................... 11
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 12
A. Variabel Penelitian .................................................................... 12
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 12
C. Metode Penelitian...................................................................... 12
D. Populasi dan Sampel ................................................................. 13
E. Instrumen Penelitian.................................................................. 13
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 14
G. Rancangan Perlakuan ................................................................ 15
H. Rancangan Analisis Data .......................................................... 16
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 17
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 17
B. Pengajuan Persyaratan Analisis ................................................................ 17
C. Pengajuan Hipotesis ................................................................................. 20
D. Pembahasan .............................................................................................. 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 26
A. Kesimpulan ............................................................................................... 26
B. Saran ......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 27
LAMPIRAN ................................................................................................... 28
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga favorit yang ada di seluruh
dunia, demikian juga Indonesia, dari usia anak-anak hingga orang tua menyukai
olahraga ini,cabang olahraga yang berbentuk permainan beregu, yang masing-
masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya adalah seorang
penjaga gawang. Menurut Imanudin (2008) seorang pemain sepak bola
harus menguasai teknik dasar yang benar juga harus mempunyai kondisi fisik yang
baik, kondisi fisik dalam sepak bola yang sangat diperlukan meliputi: kekuatan,
kecepatan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan, dayatahan, daya
ledak, ketepatan dan reaksi. Salah satu yang di perlukan oleh atlet dalam permainan
sepak bola adalah kelincahan. Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah
arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan
lainnya (Widiastuti,2011). Sebagai atlet sepak bola, memiliki kelincahan yang baik
mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: mudah melakuka ngerakan yang
sulit, tidak mudah jatuh atau cedera, dan mendukung teknik-teknik yang
digunakannya terutama teknik menggiring bola (Danny, 2007).
Menurut Imanudin (2008) Dalam permainan sepak bola kondisi fisik yang
baik sangat diperlukan untuk menentukan kualitas dan kemampuan atlet untuk
mencapai prestasi yang optimal. Komponen kondisi fisik yang harus diperhatikan
antara lain: Kekuatan, kelentukan, kecepatan, kelincahan, dan daya tahan. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi fisik seorang atlet olahraga antara lain:
2
Perkembangan usia (anak, remaja, dewasa, orang tua), Bawaan organ secara genetik
(terutama jantung, peredaran darah dan sistem pertukaran zat dan otot), Mekanisme
pengendalian koordinasi sistem saraf pusat, kerjasama antar otak, sistem saraf dan
otot, Psikis untuk merealisasikan kemampuan fisik, dan yang paling utama adalah :
kemauan keras, percaya diri, motivasi berprestasi, usia latihan (Didik, 2010).
Masa remaja merupakan bagian dari fase kehidupan seorang individu, yang
merupakan periode transisi dari masa anak ke dewasa ditandai dengan percepatan
perkembangan fisik, mental, emosional, sosial,dan berlangsung pada dekade kedua
masa kehidupan. Usia pada mahasiswa memasuki masa dewasa, pada fase ini sangat
membutuhkan asupan ngizi yang lebih agar pertumbuhan berjalan secara optimal,
perkembangan fisik dapat dilihat dari pertumbuhan tungkai dan tangan, tulang
kaki dantangan, serta otot-otot yang berkembang dengan pesat (Yusuf, 2011).
Menurut Thalib (2010) karena kemampuan otot yang sedang berkembang dengan
pesat maka sangat baik bagi remaja tersebut untuk menerima suatu perlakuan atau
suatu latihan yang dapa tmeningkatkan kemampuan fisiknya.
Restu (2008) menyatakan, kelincahan merupakan salah satu komponen
biomotorik yang unik, dimana keunikan kelincahan adalah memainkan peranan yang
khusus terhadap mobilitas fisik. Kelincahan bukan merupakan kemampuan fisik
tunggal, akan tetapi tersusun dari komponen koordinasi, power, kekuatan,
kelentukan, dan kecepatan. Menurut Mappaompo (2011) kelincahan adalah suatu
bentuk gerakan yang mengharuskan seorang atau pemain untuk bergerak dengan
cepat dan mengubah arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang
bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi
tubuhnya.
3
Faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut Ismayarti (2008) tersusun atas
beberapa komponen yang terdiri dari kecepatan, koordinasi, fleksibilitas, waktu
reaksi dan kekuatan. Selain itu kelincahan dipengaruhi juga oleh usia, jenis kelamin
dan berat badan, Kelebihan berat badan dapat mengurangi kecepatan kontraksi otot,
yang akan mengurangi kecepatan gerak dan secara langsung akan mengurangi
kelincahan. Dari latar belakang di atas peneliti ingin melakukan sebuah penelitian
tentang pengaruh latihan zig-zag run terhadap peningkatan kelincahan pemain sepak
bola JPOK FKIP ULM Banjarbaru.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas terdapat beberapa masalah yang
dapat diidentifikasikan, antara lain :
1. Banyak faktor dalam meningkatkan kelincahan
2. Belum adanya latihan khusus untuk meningkatkan kelincahan
3. Belum adanya data pada pengaruh latihan Zig-zag run terhadap peningkatan
kelincahan pada pemain sepakbola JPOK FKIP ULM Banjarbaru
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dibatasipada: “pengaruh
latihan Zig-zag run terhadap peningkatan kelincahan pada pemain sepakbola JPOK
FKIP ULM Banjarbaru”.
4
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh latihan Zig-zag run
terhadap peningkatan kelincahan pada pemain sepakbola JPOK FKIP ULM
Banjarbaru.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan Zig-zag run terhadap
peningkatan kelincahan pada pemain sepakbola JPOK FKIP ULM Banjarbaru.?
F. Hasil Guna Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna, bagi :
1. Bagi atlet, hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dan bahan masukan
dalam latihan menggunakan latihan zig-zag run.
2. Pelatih, hasil zig-zag run dalam penelitian ini dapat memberikan tambahan
wawasan keilmiahan dalam bidang olahraga sesuai dengan profesi yang
digelutinya.
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
pertimbangan rujukan untuk melakukan penelitian yang sejenis dengan lebih
mendalam.
4. Peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau
pertimbangan untuk menyusun program pelatihan yang terkait dengan upaya
meningkatkan kualitas teknik pemain.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1. Pengaruh
Istilah pengaruh mempunyai banyak pengertian tergantung maksud dan tujuan
yang ingin diketahui dengan menggunakan kata tersebut. Google
(http://karyatulis.singkatpadat.com/pengertian-pengaruh.htm) dalam penelitian ini kata
pengaruh yang dimaksudadalah : “daya yang ada atau timbul dari suatu (orang atau
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang”.
2. Latihan
Menurut Sukadiyanto (2011:1) “latihan merupakan suatu proses perubahan kearah
yang lebih baik, yaitu untuk meningkatkan: kualitas fisik, kemampuan fungsional
peralatan tubuh kualitas psikis anak latih”. Bahwa pengembangan kemampuan atlit secara
keseluruhan mengandung pelatihan secara berimbang antara multilateral dan spesialisasi.
(Bompa, 2009:38)
a. Tujuan Latihan
Menurut Sukadiyanto(2011:8)”tujuan latihan secara umum adalah untuk
membantu para pembina, pelatih, guru olahraga agar dapat menerapkandan memiliki
kemampuan secara konseptual serta keterampilan dalam membantu mengungkapkan
potensi olahragawan mencapai puncak prestasi”.
b. Prinsip-prinsip Latihan
Prinsip latihan adalah pedoman yang digunakan dalam suatu latihan yang
terorganisir dengan baik, Prinsip latihan didasarkan pada semua aspek dan tugas latihan,
meliputi : menentukan corak, dan isi latihan, sasaran dan metode dan organisasi latihan.
Dalam Lubis (2013:12) terdapat beberapa prinsip-prinsip latihan sebagai berikut:
5
6
1) Multilateral.
Pengembangan fisik secara keseluruhan. Penggunaan rencana
pengembangan multilateral sangat penting selama tahap awal
pengembangan atlet.
2) Spesialisasi.
Pemenuh kebutuhan metabolis, system energi, tipe kontraksi otot, dan pola
pemilihan otot yang digerakkan. Spesialisasi merupakan proses
nonunilateral yang kompleks yang didasarkan pada pengembangan
multilateral.
3) Individualisasi.
Setiap atlet memilikidari fisiologi dan psikologi yang dibutuhkan sebagai
pertimbangan pengembangan sebuah rencana latiahan.
4) Beban berlebih (Over Load).
Latihan yang dijalankan mulai awal berlatih sampai mencapai prestasi atlet
elit beban dalam latihannya ditingkatkan secara bertahap,dan disesuaikan
dengan kemampuan fisiologi dan psikologi setiap individu si atlet.
5) Memperhitungkan Perbedaan Gender.
Membedakan kelompok berdasarkan jenis kelamin karena perbedaan
gender berhubungan dengan faktor anatomical, biomekanika, dan
kemampuan kinerja.
6) Variasi Latihan.
Variasi dapat membentuk kesatun dalam rencana latihan diberbagai
angkatan.
7) Pengembangan model latihan.
Merupakan proses jangka panjang secara kontinu dan berubah secara terus
menerus, karena latihan akan berkembang berkaitan dengan pengembangan
atlet.
7
c. Komponen-komponen latihan
Kesalahan dalam menentukan komponen latihan menyebabkan tujuan latihan
tidak akan tercapai seperti yang telah direncanakan. Karena proses latihan tidak
mengakibatkan terjadinya superkompensasi dan tidak memberi dampak yang positif
terhadap keadaan tubuh olahragawan. Dengan penentuan latihan komponen latihan
yang tepat diharapkan pada olahragawan akan terjadi superkompensasi sesuai dengan
program yang telah disusun. Menurut Sukadiyanto (2011:26) komponen latihan yang
menentukan proses terjadinya superkompensasi, antara lain: intensitas, volume,
recovery, dan interval. Adapun beberapa macam komponen latihan antara lain seperti
uraian berikut ini.
1) Intensitas
Menurut Sukadiyanto(2011:26)” Intensitas adalah ukuran yang menunjukkan
kulitas (mutu) suatu rangsang atau pembebanan. Untuk melatih power pemain
menggunakan beban sekitar 30-60 persen dari kekuatan maksimum (1RM).
(Sukadiyanto, 2011:128)
2) Volume
Volume adalah ukuran yang menunjukan kualitas (jumlah) suatu rangsang atau
pembebanan. Adapun dalam proses latihan cara yang digunakan untuk meningkatkan
volume latihan dapat dilakukan dengan cara latihan itu: (1) diperbanyak, (2)
diperlama, (3) dipercepat, atau (4) diperbanyak. Untuk itu dalam menentukan
besarnya volume dapat dilakukan dengan cara menghitung: (a) jumlah bobot
pemberat per sesi, (b) jumlah ulangan per sesi, (c) jumlah set per sesi, (d) jumlah
pembebanan per seri, (e) jumlah seri atau sirkuit per sesi, dan (f) lama-singkatnya
pemberian waktu recovery dan interval (Sukadiyanto, 2011:28).
8
3) Recovery
Recovery adalah waktu istirahat yang diberikan pada saat antara set atau antar
repetisi (Sukadiyanto, 2011:29).
4) Repetisi dan set
Repitisi adalah jumlah ulangan yang dilakukan untuk setiap butir atau item
latihan , sedangkan set adalah jumlah ulangan untuk satu jenis butir latihan. Dalam
latihan Plyometrics Box Jump untuk meningkatkan power tungkai menggunakan
jumlah repetisi 8-12 kali dan set 3-6. (Furqon,2002:44)
5) Frekuensi
Frekuensi merupakan jumlah latihan yang dilakukan dalam waktu peiode tertentu
(dalam watu seminggu). Hidayat, (2014: 57) bahwa “untuk mendapatkan hasil yang
baik dapat dilaksanakan dalam frekuensi latihan 3 hari perminggu, sedangkan
lamanya latihan paling sedikit 4-6 minggu”. Agar mempercepat proses latihan
selesai, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan frekuensi 3 kali perminggu
selama 6 minggu.
Menurut Sukadiyanto (2011:36) menyatakan :”Sistem energi merupakan
serangkaian proses pemenuhan kebutuhan tenaga yang secara terus menerus
berkesinambungan dan saling silih berganti.
B. Penelitian Yang Relevan
Penenelitian yang relevan dalam dalam penelitian ini sebagai berikut: Jannah,
Miftahul, and Moh Imron. Perbedaan kombinasi dynamic stretching dan latihan lari
zig-zag dengan static stretching dan latihan lari zig–zag terhadap kelincahan pemain
futsal. Diss. Universitas' Aisyiyah Yogyakarta, 2017. Latar Belakang: Kelincahan
9
merupakan salah satu komponen fisik yang wajib dilatih untuk meningkatkan
prestasi pemain futsal UKM UNISA. Dengan memiliki tingkat kelincahan yang
tinggi maka kecepatan kaki untuk mengubah posisi dan menentukan arah laju bola
dalam menggiring bola juga baik. Kelincahan dapat diukur T-Drill test. Tujuan:
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan kombinasi dynamic stretching
dan Latihan lari zig-zag dengan Static stretching dan latihan lari zig-zag terhadap
kelincahan pemain futsal. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan experimental
dengan pre test and post test two group design sebanyak 20 orang mahsiswa UKM
Futsal Universitas „Aisyiyah Yogyakarta sebagai sampel yang ditentukan dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sampel dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok I mendapatkan intervensi dynamic stretching
dan Latihan lari zig-zag, kelompok II mendapatkan intervensi static stretching dan
Latihan lari zig-zag, keduanya dilakukan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Uji
normalitas menggunakan uji Shapiro wilk test dan uji homogenitas menggunakan
Lavene’s test. Penggunaan Paired samples t-test untuk mengetahui pengaruh
kelincahan pada kelompok I dan II serta menggunakan Independent samples t-test
untuk komparatibilitas hasil intervensi kelompok I dan II. Hasil: Hasil uji
menggunakan Paired samples t-test pada kelompok I p = 0,000 (p < 0,05) dan pada
kelompok B p = 0,035 (p < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa kedua intervensi
memiliki pengaruh terhadap kelincahan pada masing-masing kelompok. Sedangkan
hasil komparatibilitas menggunakan Independent samples t-test p = 0,005 (p > 0,05)
hal ini menunjukkan bahwa perlakuan yang dilakukan pada kelompok I dan II
memiliki perbedaan kombinasi yang signifikan terhadap kelincahan. Kesimpulan:
Ada perbedaan kombinasi dynamic stretching dan latihan lari zig-zag dengan static
10
stretching dan latihan lari zig-zag terhadap kelincahan pemain futsal. Saran:
Penelitian selanjutnya untuk mengontrol sampel apakah sebelum dilakukan tes
sampel melakukan aktivitas berat atau tidak.
C. Kerangka Berpikir
Prestasi olahraga tidak terlepas dari unsur fisik. Peningkatan kondisi fisik
atlet bertujuan agar kemampuan fisik menjadi prima dan berguna menunjang
aktivitas olahraga dalam rangka mencapai prestasi prima. Untuk mendapatkan
prestasi yang tinggi, hendaknya ditunjang kondisi fisik seperti kekuatan,
koordinasi, daya tahan, waktu reaksi, kelentukan, power dan kelincahan yang
sangat dibutuhkan oleh atlet dalam permainan sepakbola. Karena dalam
komponen kondisi fisik selalu ada unsur seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan,
daya ledak otot, agility, keseimbangan, kelentukan, dan koordinasi. Diantara seluruh
komponen kondisi fisik teknik dalam permainan sepakbola yang akan dibahas di sini
adalah kelincahan pemain. Pengamatan peneliti dalam setiap pertandingan antar
mahasiswa Se Kalimantan Selatan pemain masih banyak yang belum memiliki
kelincahan saat menggiring bola, saat merebut bola dan sebagainya. Hal inilah yang
menjadi pemikiran peneliti untuk melakukan bentuk latihan zig-zag run terhadap
peningkatan pemain sepakbola JPOK FKIP ULM Banjarbaru.
D. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir maka dapat diajukan
hipotesis penelitian yaitu: Ada pengaruh latihan Zig-zag run terhadap peningkatan
kelincahan pada pemain sepakbola JPOK FKIP ULM Banjarbaru.
11
Hipotesis statistika dalam penenlitian ini sebagai berikut:
H0 : σ x1 = σ x2
Hi : σ x1 ≠ σ x2
Keterangan :
H0 = Hipotesis nol (0)
Hi = Hipotesis alternatif
σx1 = Varians populasi variabel tes awal (X1.1)
σx2 = Varians populasi variabel tes akhir (X1.2)
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. VariabelPenelitian
Variabel penelitian yang akan diteliti ini latihan zig-zag run sebagai variabel
perlakukan (X), kelincahan pemain sepakbola JPOK FKIP ULM Banjarbaru sebagai
variabel terikat (Y).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di lakukan di kampus JPOK Banjarbaru. Tes awal
dilakukan pada tanggal 16 September 2018 dan tes akhir pada tanggal 21 Oktober
2018.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-
Exsperimental Designs. Menurut Sugiyono (2015 : 109) Pre-Exsperimental
Designs yaitu “hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen, hal ini dapat
terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara
random”. Desain penelitian ini dengan menggunakan One-Group Pretest-Posttest
Design. Menurut Sugiyono (2015: 110) One-Group Pretest-Posttest Design yaitu
“terdapat tes awal sebelum diberikan perlakuan, perlakuan dapat diketahui lebih
akurat dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan”
desain penelitian sebagai berikut:
13
Gambar. 3.1 Desain penelitian The One Group Pretest-Posttest design
(Sugiyono, 2015: 111).
Keterangan gambar :
O1 : Tes Awal kelincahan
X :Perlakuan terhadap sampel, dalam bentuk rangkaian latihan Zig-
zag Run
O2 : Tes Akhir kelincahan
D. Populasi dan Sampel
Suatu penelitian yang menggunakan hipotesis akan berhadapan dengan
masalah populasi dan sampel. Ini disebabkan pengujian hipotesis secara statistik
berhubungan dengan kelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai test, benda-benda
ataupun peristiwa. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola JPOK
FKIP ULM berjumlah 25 orang dan sampel berjumlah 15 orang, dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampling jenuh yaitu seluruh populasi yang dijadikan sampel
utama. Sugiyono (2015:124).
E. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes awal dan tes akhir
dengan Instrumen untuk mengambil agility menggunakan tes kelincahan zig-zag run
(Widiastuti, 2015:139).
X O2 O1
14
C
D
A B
Gambar. 3.2. Tes Agility Zig-zag Run Sumber: Widiastuti (2015: 139)
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini melalui serangkaian kegiatan yang ditentukan
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Permohonan surat penunjukan dosen Pembimbing
b. Permohonan surat izin penelitian
c. Persiapan petugas tes
d. Undangan penelitian kepada pembimbing serta kepada sampel.
e. Formulir tes dan alat tes.
2. Tahap Pengumpulan data di lapangan
2.1 Pengumpulan data agility menggunakan tes agility Zig-Zag Run
(Widiastuti, 2015:139).
2.1.1 Alat dan Fasilitas
Stopwatch
Alat tulis
Kun tulis
Kapur
2.1.2 Petugas tes
Pemanggil tes 1 orang
3,05 m
4,88 m
15
Pengamat waktu 1orang
Pencatat hasil 1 orang
Pengamat saat teste melakukan tes 2 orang
2.1.3. Pelaksanaan tes
Teste berdiri di garis A, bila ada aba-aba “ya”, ia lari Ke B, C
dan D mengikuti arah panah sesuai diagram sampai batas finish,
Tes dilaksanakan 1 Kali Putaran.
Catat waktu tempuh terbaik dari 3 kali percobaan dan dicatat sampai
sepersepuluh detik.
G. Rangkaian Latihan (Perlakuan)
1. Setelah melakukan tes awal kemudian diberikan perlakuan berupa latihan
Zig-zag Run . Perlakuan ini dilaksanakan langsung dimulai dengan
pemanasan dilanjutkan latihan inti.
2. Pelaksanaan : Posisi awal atlet berada di cone A, berlari dengan cepat ke
cone B, cone C, kembali ke cone A, cone D, cone E, F dan kembali ke cone D
dan seterusnya sampai cone J.
3. Peraturan : Atlet melakukan latihan ini tidak boleh melebihi dari waktu
14 detik.
16
H. Rancangan Analisis Data
Rancangan analisi data yang dipergunakan untuk menganalisa hasil
penilitian ini, adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov (SPSS 21) (Microsoft office
excel 2010).
2. Uji Homogenitas dengan uji One-Way ANOVA (SPSS 21) (Microsoft office
excel 2010).
3. Uji Hipotesis (analisis perbandingan rata-rata) Paired-Samples Ttest (SPSS
21) (Microsoft office excel 2010).
3 34 4 4
5 5 56 6 6
7 7 78
76
5
0
2
4
6
8
10