Post on 10-Feb-2018
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 1/14
LAPORAN SGD
IMPAKSI & INFEKSI ODONTOGENIK
SGD 2
Nama Kelompok :
1. Anggun Novilia 112090053
2. Astri Rachmawati 112090057
3. Beti Ratnasari 112090061
4. Diah Enggar Winantu 1120900655. Eggi Yenniawati 112090070
6. Frendi Shumna Purwa 112090075
7. Hanna J mahardhika 112090079
8. Mella Pramesti Rochana 112090087
9. Nadia Fitri Hapsari 112090090
10. Novita Eky Dianti 112090091
11. Silvia Ayu Purwaningtyas 112090097
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 2/14
SEMARANG
2012
PENDAHULUAN
Skenario
A 25 years old man visited RSGMP asking for treatment due to 2 days history of histrismus and right facial swelling. It was associated with mild pain and low grade fever.
The patient had drug from drugstore, but not healed yet. The patient asked if his swelling
can be cured and can open mouth wider.
Clinical examination by drg. Ade :
Extraoral:
Asymetri (+)
Right facial swelling
Reddish
Border mandibular can touch
Trismus
Pain on palpation
No fluctuation
Submandibular limfenode enlargement (+)
Intraoral :
There was dental #48 partial impactedreddish
pain on palpation
enlargement of vestibulum region dental #48, 47 fluctuation (+).
Radiology examination :
Dental periapical view showed there is radiolusen view on pericoronal dental #48 and
periodontal ligament was wide.
2
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 4/14
Gigi impaksi dapat disebabkan oleh banyak faktor,menurut Berger penyebab gigi
impaksi antara lain :
a. Kausa Lokal
Faktor local yang dapat menyebabkan terjadinya gigi impaksi adalah :
1. Abnormalnya posisi gigi
2. Tekanan dari gigi tetangga pada gigi tersebut
3. Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut
4. Kekurangan tempat untuk gigi tersebut bererupsi
5. Gigi desidui persistensi(tidak mau tanggal)
6. Pencabutan prematur pada gigi
7. Inflamasi kronis penyebab penebalan mukosa disekitar gigi
8. Penyakit yang menimbulkan nekrosis tulang karena inflamasi atau abses
9. Perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem pada anak-anak.
b. Kausa Umur
Faktor umur dapat menyebabkan terjadinya gigi impaksi walaupun tidak ada kausa
lokal antara lain:
1. Kausa Prenatal
a. Keturunan
b. “miscegenation”
2. Kausa Postnatal
a. Ricketsia
4
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 5/14
b. Anemi
c. Syphilis congenital
d. TBC
e. Gangguan kelenjar endokrin
f. Malnutrisi
g. Kista
3. Kelainan Pertumbuhan
a. Cleido cranial dysostosis
b. Oxycephali
c. Progeria
d. Achondroplasia
e. Celah langit-langit
Tanda Atau Keluhan Gigi Impaksi
.Tanda-tanda umum dan gejala terjadinya gigi impaksi adalah :
1. Inflamasi,yaitu pembengkakan disekitar rahang dan warna kemerahan pada gusi
disekitar gigi yang diduga impaksi
2. Resorpsi gigi tetangga,karena letak benih gigi yang abnormal sehingga meresorpsigigi tetangga
3. Kista(folikuler)
4. Rasa sakit atau perih disekitar gusi atau rahang dan sakit kepala yang lama(neuralgia)
5. Fraktur rahang(patah tulang rahang)
6. Dan tanda-tanda lain
KLASIFIKASI IMPAKSI
a. Klasifikasi Menurut George Winter
5
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 6/14
Klasifikasi yang dicetuskan oleh George Winter ini cukup sederhana.Gigi
impaksi digolongkan berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar
kedua.Posisi-posisi meliputi
1. Vertical
2. Horizontal
3. Inverted
4. Mesioangular(miring ke mesial)
5. distoangular(miring ke distal)
6. bukoangular(miring ke bukal)
7. linguoangular(miring ke lingual)
8. posisi tidak biasa lainnya yang disebut unusual position
b. Menurut Pell & Gregory
Berdasarkan hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua dengan
cara membandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak antara bagian
distal molar kedua ke ramus mandibula.
c. Kelas I Ukuran mesio-distal gigi molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak antar distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.( cukup
ruang)
d. Kelas II Ukuran mesio-distal gigi molar ketiga lebih besar dibandingkan
jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.(ruang
kurang)
e. Kelas III Seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada di dalam ramus
mandibula.
KELAS I KELAS II KELAS III
6
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 7/14
c. Menurut posisi terhadap garis oklusal:
1. Posisi A
jika bagian tertinggi M3 rahang bawah sama tinggi atau sedikit di atas
permukaan oklusal M2 rahang bawah
2. Posisi B
bagian tertinggi M 3 terletak antara CEJ dan permukaan oklusal M 2 rahang
bawah
3. Posisi C
jika bagian tertinggi M 3 di bawah Cemento enamel jungtion ( CEJ) M 2
rahang bawah
POSISI A POSISI B POSISI C
PERAWATAN GIGI IMPAKSI
Rencana perawatan yang dilakukan pada impaksi gigi molar tiga adalah
pengangkatan gigi molar tiga tersebut. Gigi molar yang impaksi atau tumbuh miring tidak
7
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 8/14
berfungsi dengan baik dalam pengunyahan dan menyebabkan berbagai macam gangguan.
Itulah mengapa gigi tersebut lebih baik diangkat daripada dipertahankan.
Semakin cepat mengangkat gigi molar tiga impaksi akan semakin baik daripada
harus menunggu sampai timbulnya komplikasi dan rasa sakit yang lebih lanjut. Bila Anda
menunggu sampai timbul rasa sakit dan keluhan lainnya, resiko terjadinya komplikasi padasaat pengangkatan tentunya akan lebih tinggi, bahkan proses penyembuhan mungkin akan
lebih lama. Semakin muda usia pasien, proses pengangkatan akan jauh lebih mudah dan
proses penyembuhannya akan jauh lebih cepat.
Prosedur perawatan gigi impaksi
1. Anestesi
Anestesi yang digunakan dapat berupa anestesi lokal atau anestesi umum.
Masing-masing anestesi memiliki keuntungan masing-masing.
- Anestesi lokal : Biasanya dilakukan pada penderita yang memiliki
keadaan umum baik atau normal, dan keadaan mental yang baik.
Penggunaan anestesi ini jarang terjadi pendarahan karena digunakan juga
vasokonstriktor.
- Anestesi umum : Digunakan pada penderita yang gelisah dan debil
(retardasi mental). Penggunaan vasokonstriktor pada anestesi umum harus
mendapat izin dari ahli anestesi.
2. Teknik operasi
- Membuat insisi untuk pembuatan flep
Prosedur insisi:
a. Di daerah distal Molar Dua sampai ke ramus, lakukan insisi horizontaltegak lurus pada pinggir oklusal tulang alveolar dan ramus
b. Dari distal Molar Dua, kemudian insisi semi vertikal sebelah mesial Molar
Dua sampai ke forniks kira-kira mencapai apeks Molar Satu.
Setelah kedua insisi dibuat dengan baik sampai ke tulang, maka muko
periosteal flep dibuka dengan raspatoriun dan kemudian ditarik dengan
penarik pipi. Setelah flep dibuka, maka akan tampak tulang dan kadang-
kadang juga terlihat giginya sebagian. Selanjutnya dilakukan pengambilan
tulang yang menghalangi gigi tersebut.
Indikasi dan kontraindikasi insisi:
• Indikasi
- Abses subakut
- Sudah terdapat fluktuatif(fase selulose)
• Kontraindikasi
- Abses besar yang ekstrim
8
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 9/14
- Abses difus
- Abses pada area yang sulit di jangkau
- Keadaan yang akut
3. Pengambilan tulang
4. Pengambilan gigi
Pengambilan gigi dapat dilakukan secara :
o Intoto (utuh)
o In separasi (terpisah)
5. Pembersihan luka
6. Intruksi pasca perawatan
o Pasien tidak boleh berkumur-kumur selama 24 jam dan terus menggigit
tampon
o Tampon harus diganti dengan tangan yang bersih bila masih berdarah
o Pasien harus istirahat yang cukup
o Tampon steril yang diletakkan pada daerah luka harus dibuang setelah
setengah jam karena dapat menyebabkan infeksi. Jika masih terjadi
perdarahan, maka pasien tersebut harus datang kembali ke rumah sakit untuk
diganti tamponnya
o Bila terjadi perdarahan di rumah, maka pasien disuruh tidur dengan kepala
agak ditinggikan
B. PEMBAHASAN DARI SKENARIO
1. Diagnose
Abses vestibulum et causa pricoronitis et causa impaksi
2. Pemariksaan radiografi umtuk kasus impaksi
- Dental foto (intra oral)
9
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 10/14
- Oblique
- Occlusal foto/bite wing
3. Perawaatan pada kasus
• Pasien pada fase akut diberi antibiotic sesuai dengan bakteri.
a. Metronidazole (antibakteri gram negatif)
b. Penicillin (antbakteri gram positif)
Selama ± 3 hari agar berubah menjadi fase subakut
• Bila sudah dalam masa subakut lakukan insisi dan drainase pada abses(gold
standard)
• Lakukan ekstraksi dan dapat dilakukan operkulektomi pada gigi impaksi.
Ekstraksi dapat dilakukan setelah insisiAtau saat insisi dan drainase bila prosedur insisi dengan General Anastesi
4. Hubungan impaksi dengan terjadinya trismus
- Impaksiinfeksiinflamasimelepaskan mediator kimiawi (ex : prostaglandin
dan histamin)meningkatkan reflex otot tonus tendon otot mengecil
trismus
- Rangsang sensorik pada reseptor di rongga mulut kemudian mengirimkan
rangsang afferen ke system saraf pusat yang kemudian diolah menjadi rangsang
motorik yang disalurkan melaui nucleus motoris nervus trigeminus(merupakanotot penutup mulut yang paling besar) ke serabut motorisnya menuju ke otot
mastikasi dengan demikian timbul respon muscular yang berupa spasme
otot(trismus)
- toxin bakteri mengalir ke pembuluh darahaliran berkurang nekrosis sel
kekurangan nutrisi dan kekurangan pelumas dan terjadi pembengkakan
trismus
4. Penyebab radiolusen jaringan dekat impaksi gigi
• Abses di pericoronal berisi cairan cairan itu resistensinya lebih kecil dari
sinar X sehingga sinarnya dapat menembusradiolusen
10
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 11/14
• Karena adanya Destrusi tulang yang reaktif oleh enzim kolagenolitik akibat reaksi
inflamasi sehingga terjadi kehancuran tulang dan jaringan sekitar
5. Mekanisme pembesaran limfonodi akibat impaksi
- Tidak semua impaksi disertai pembesaran kelemjar limfe, tergantung ketahanan
tubuh(apabila pertahanan tubuh sudah tidak mampu melawan maka muncul
pertahanan dari limfe), virulensi bakteri,jenis dan posisi gigi dan adanya potensial
space
- Inflamasi permeabilitas vaskuler meningkatCairan ekstravaskuler masuk ke
kelenjar limfe sebelum masuk ke jaringan kemudian terjadi proliferasi limfosit
dan hipertrofi sel fagosit akibat respon radang sehingga terjadi pembengkakan
pada bagian limfe.
6. Sumber infeksi odontogenik dan pembengkakannya
- Penyebaran Infeksi odontogenik 70% menyebar ke periapikal kemudian ke
periodontal
- Penyebaran ke vestibulum(panjang akar diatas perlekatan dengan otot
bucinator),bucal (panjang akar dibawah perlekatan dengan otot bucinator) atau
lingual. Kalo infeksi besar bisa mendesak ke submandibula
7. Hubungan impaksi dan pembengkakan ektraoral
Tidak semua erupsi gigi menyebabkan pembengkakan pipi, tergantung apakah
ada inflamasi atau infeksi yang menyebar melelui space , pembuluh darah atau
percontinuatum pembengkakan
Abses lebih cenderung ke subcutan
8. Penyebab pelebaran ligamen periodontal akibat impaksi
11
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 12/14
Karena pada inflamasi terdapat mediator inflamasi yang salah satunya bersifat
fibrinolitik ; sedangkan ligament periodontal sebagian besar terbentuk dari fibroblast
sehingga mengakibatkan rupture dari ligament periodontal
Jumlah dari fibrinolitik ligament itu sedikit tapi karena inflamasi lama
akanmenyebabkan terjadinya destruksi ligamen periodontal yang akhrnyamenyebabkan pelebar ligament
9. Tahap pemberian antibiotic
- Pemberian Antibiotik empirik
- Kultur bakteri untuk tahu jenis bakteri untuk memberikan Antibiotik yang sesuai
sesuai
10. Patofisiologi demam saat terjadi infeksi
Toxin dari bakteri dan monosit serta makrofag menstimulasi keluarnya
endogenus preogen (IL-1, TNF, IL – 6 dll) pada hipotalamus yang kemudian
merangsang terbentuknya PGE2 yang kemudian meningkatkan thermostat set point
dari hipotalamus yang menyebabkan keadaan suhu tubuh hipotermik, kemudian tubuh
merespon untuk menaikkan suhu dengan vasokonstriksi untuk memnyamakan suhu
tubuh dengan suhu thermostat yang mengakibatkan tubuh menggigil. Peningkatan
suhu tubuh ini juga dapat mengakibatkan berkurangnya bakteri dalam tubuh. Apabilasuhu tubuh dengan suhu set poin pada hipotalamus sama makan lama kelamaan
getaran mulai menghilang .
Set poin 37,1
Apabila suhu tubuh 38,5 tidak perlu pemberian antipiretik, karena itu merupakan
kenaikan suhu sebagai reflak tubuh.
Notes :
1. Trismus
Spasme otot pengunyahan shg tidak dapat membuka mulut
12
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 13/14
Hanya bisa buka mulut < 2 mm
2. Low grade fever
Demam ringan , > 37,5 dan < 38
3. Pericoronal
Jaringan gusi disekitar mahkota gigi yang sedang erupsi, nama lain operkulum
4. Fluktuasi
Pembengkakan yang bila di sentuh konsistensinya kenyal atau terdapat cairan
5. Parsial impaksi
Erupsi gigi hanya sebagian mahkota yanga terlihat
6. Insisi
Membuka jaringan untuk melakukan drainase dengan menggunakan scalpel
KONSEP MAPPING
13
IMPAKSI GIGI
M3
INFLAMASI
INFEKSI
ODONTOGENIK
TRISMUS
Penatalaksanaan:
Pemberian antibiotic untuk
merubah keadaan akut
menjadi subakut
Insisi dan darainase pada
abses
Ekstraksi gigi impaksi
DEMA
pericoroni
7/22/2019 Laporan Lbm 1 Blok 18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-lbm-1-blok-18 14/14
DAFTAR PUSTAKA
Topazian et al,oral and maxillofacial infections,ed 4,2002
Fragiscos et al, oral surgery,2007
Pedersen et al, buku ajar bedah mulut,1996,EGC,Jakarta
14
PEMBENGKAKA
N VESTIBULUM
FLUKTUAS
ABSES VESTIBULUM
PEMBESARAN
LIMFONODUS