Post on 30-Nov-2015
description
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN KELUARGA BINAAN
DIARE AKUT TANPA DEHIDRASI
Oleh
LAILI KHAIRANI
H1A 007 033
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
PUSKESMAS NARMADA
2013
DEFINISI KELUARGA
Definisi Keluarga menurut Depkes RI, 1998:
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Definisi keluarga menurut WHO, 1969:
Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau
perkawinan.
Definisi keluarga menurut Burgess dkk dalam Friedman, 1998:
1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah, dan
ikatan adopsi.
2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah
tangga tersebut sebagai rumah mereka.
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran
social keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan,
saudara dan saudari.
4. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa cirri unik tersendiri.
Definisi keluarga menurut Whall dalam Friedman, 1998 :
Keluarga adalah kelompok yang mengidentifikasi diri dengan anggotanya terdiri dari dua
individu atau lebih, asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak
diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka
menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.
2
Definisi keluarga menurut Friedman dalam Suprajitno, 2004 :
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian
dari keluarga.
Definisi kleuarga menurut Salvicon:
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan, dan mereka hidup dalm suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain dan di dalam peranannya satu sama lain dan di dalam peranannya masing-masing,
dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Definisi keluarga menurut Duvall dan Logan(1986) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental,emosional,sertasosialdaritiapanggotakeluarga.
Definisi keluarga menurut Bailondan Maglaya (1978) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Definisi Rumah Sehat:
Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana
pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental, dan social,
sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. (menurut Keputusan
Menkes RI No. 829/ Menkes/SK/VII/1999)
3
FUNGSI KELUARGA
Menurut WHO (1978), terdapat beberapa fungsi keluarga, yaitu diantaranya:
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan
anak
c. Meneruskan nilai-nilai keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang.
Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
4
Sedangkan menurut Friedman (1998), fungsi keluarga adalah:
1. Fungsi Affective
a. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling
mengasuh, menghargai, terikat dan berhubungan.
b. Mengenal identitas individu
c. Rasa aman
2. Fungsi Sosialisasi Peran
a. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi
sosial dan belajar berperan.
b. Fungsi dan peran di masyarakat.
c. Sasaran untuk kontak sosial didalam atau di luar rumah.
3. Fungsi Reproduksi
Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.
4. Fungsi Ekonomi
a. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga
b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Konsep sehat sakit keluarga
b. Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit → tujuan kesehatan keluarga →
keluarga mandiri
5
KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
I. DATA KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
Tanggal 16-05-2013 diisi oleh Nama: Laili Khairani NIM : H1A007033
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada
Pasien Keterangan
Nama By. S Anak Tn. I dan
Ny. A
Umur / tgl. Lahir 11 bulan / 06 Juni 2012
Alamat Babakan, Desa Badrain,
Kecamatan Narmada, Lombok
Barat
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status perkawinan Belum menikah
Telah diobati sebelumnya
Belum
Alergi obat -
II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga By. S. Ia merupakan anak
pertama dari Tn. I (Ayah) dan Ny. A (Ibu). Keluarga inti dari By. S terdiri atas Ayah, Ibu
serta nenek. By.S tinggal bersama dengan keluarganya dalam satu rumah di wilayah Dusun
Babakan, Desa Badrain, Kecamatan Narmada, Lombok Barat. Dalam keluarga binaan ini
terdapat empat orang anggota keluarga. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang
diperoleh pada saat kunjungan pertama yang tinggal serumah dengan By. S :
6
Data Anggota Keluarga:
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. I Ayah By. S
Umur 32 Tahun
Alamat Dusun Babakan, Desa Badrain,
Kecamatan Narmada, Lombok Barat
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Tukang Listrik
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Ny. A Ibu By. S
Umur 28 tahun
Alamat Dusun Babakan, Desa Badrain,
Kecamatan Narmada, Lombok Barat
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Pedagang
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Papuq W. Ibu dari Tn. I
Umur 56 tahun
Alamat Dusun Babakan, Desa badrain,
Kecamatan Narmada, Lombok Barat
Agama Islam
Pendidikan Tidak Sekolah
Pekerjaan -
Status Menikah
Anggota keluarga Keterangan
7
pq. W pq. W
Ny.HTn.W
An.RY
Nn. YKNy.S
Tn. M
An.MS An.NA
Ny.ATn. P
Nn. s An.M By. T
An.NTn.YZNy. NA
By. S
Ny. ATn. I
Nama By. S Anak angkat dari Tn. I dan
Ny. A
Umur 11 bulan
Alamat Dusun Babakan, Desa badrain,
Kecamatan Narmada, Lombok Barat
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status Belum menikah
Kelurga By. S secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar
keluarga sebagai berikut:
Ikhtisar keluarga By. S:
Ket:
= Laki-Laki = Perempuan
= Pasien = Menikah
8
By.ZAn. M
Nn. RNn. N
= Anak Angkat
= Keluarga Inti
III. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan (tanggal
16 Mei 2013)
Usia BB/TB Keluhan Status gizi Tanda vital
Tn. I 32 th 60 kg/158 cm - BMI: 24
(normal)
TD: 110/60
N: 78 x/mnt
RR: 16 x/mnt
Temp: 36,0°C
Ny. A 28 th 55 kg/153 cm - BMI: 23,5
(normal)
TD: 120/80
N: 80x/mnt
RR: 18x/mnt
Temp: 36,2°C
Pq. W 65 th 45kg/148 cm Kepala
pusing dan
sering sulit
tidur
BMI : 20,5
(normal)
TD : 100/60 mmHg
N: 80x/mnt
RR: 18x/mnt
Temp: 36,3°C
By. S 11
bulan
8,5kg/70 cm Diare sejak
pagi,
sebelum
datang ke
Puskesmas
BMI/U : N : 110 x/menit
RR: 28 x/menit
Temp: 37,0º C
9
IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
A. IDENTITAS PASIEN
- Nama : By. M
- Umur : 11 bulan
- Jenis kelamin : Perempuan
- Alamat : Dusun Babakan, Desa Badrain, Narmada
- Suku : Sasak
- Agama : Islam
- Waktu Pemeriksaan : 14 Mei 2013
B. ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)
Keluhan utama:
Mencret
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Pasien dikeluhkan mengalami mencret sejak pagi, pukul 07.00 WITA. Mencret
dikeluhkan dengan frekuensi > 10 kali, dengan konsistensi cair tanpa ampas. Keluhan
mencret tidak disertai dengan ledir dan darah. Sejak timbulnya mencret pasien
dikeluhkan semakin lemas dan tampak kehausan sehingga pasien banyak minum susu
dan air putih. Keluhan demam disangkal oleh ibu pasien. Keluhan mual (-), muntah
(-). BAK normal dengan frekuensi 4-5 kali dalam sehari.
Riwayat penyakit dahulu
Ibu pasien mengaku anaknya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya,
dan baru kali ini diare seperti ini.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ditemukan anggota keluarga lain yang mengalami keluhan mencret seperti
pasien saat ini. Riwayat penyakit lain dalam keluarga disangkal.
10
Riwayat pengobatan
Pasien belum diberikan obat apapun oleh ibunya, hanya diberikan banyak minum di
rumah saja.
Riwayat Kehamilan, dan Persalinan
Ibu pasien hamil selama 9 bulan dan ini merupakan kehamilan yang ketiga.
Anak ini merupakan anak yang diharapkan karena sebelumnya pasangan ini
mempunyai 2 orang anak laki-laki. S
selama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami perdarahan maupun mengidap
penyakit lainnya. ANC dilakukan sebanyak 6 kali di posyandu dan 2x di
puskesmas. Konsumsi obat-obatan maupun jamu selama hamil (-). Pasien lahir
normal, langsung menangis, ditolong oleh bidan di puskesmas Narmada
dengan berat lahir 2500 gram.
Riwayat biru pada pasien (-), Riwayat kuning (-).
Riwayat Imunisasi:
Pasien rutin diajak ke posyandu untuk imunisasi dan penimbangan berat badan.
A. Dasar : B. Ulangan
BCG (2 bulan) -
Hepatitis (saat lahir) -
Polio (2, 5, 6, dan 7 bulan) -
DPT (5, 6, dan 7 bulan) -
Campak (9 bulan) -
Riwayat Nutrisi:
Pasien sejak usia 4 bulan sudah diberikan minum susu SGM, dikarenakan pasien
pisah dengan ibu kandungnya. Sejak umur 6 bulan pasien mulai diberikan bubur dan
makanan yang lunak. Dan saat ini selain minum susu SGM, pasien sudah diberikan
makan nasi.
B. PEMERIKSAAN FISIK
11
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : CM
Tanda vital :
HR : 110 x/menit, irama teratur,kuat angkat
RR : 28 x/menit
t : 37,0 oC
BB : 8,5 kg
PB : 70 cm
Status gizi : BB/U : -2 SD sd +2 SD (gizi baik)
PB/U : -2 SD s/d +2 SD (Normal)
BB/PB: -2SD sd +2 SD (normal)
Status General :
Kepala :
- Ekspresi wajah : normal
- Bentuk dan ukuran : normal
- Rambut : normal
- Udema (-)
- Malar rash (-)
- Parese N VII (-)
Mata :
- Simetris
- Alis : normal
- Exopthalmus (-)
- Ptosis (-)
- Nystagmus (-)
- Strabismus (-)
- Udema palpebra (-)
- Mata cowong :-/-
- Konjungtiva : anemia (-/-), hiperemia (-)
- Sclera : ikterus (-/-), hyperemia (-), pterygium (-)
- Pupil : isokor, bulat, miosis (-), midriasis (-)
- Kornea : normal
- Lensa : normal, katarak (-)
12
Telinga :
- Bentuk : normal,
- Lubang telinga : normal, secret (-)
- Nyeri tekan (-)
Hidung :
- Simetris, deviasi septum (-)
- Perdarahan (-), secret (-)
- Pernafasan cuping hidung (-)
Mulut :
- Simetris
- Bibir : sianosis (-)
- Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-)
- Lidah : glositis (-), atropi papil lidah (-)
Leher :
- Simetris (-)
- Kaku kuduk (-)
- Scrofuloderma (-)
- Pemb.KGB (-)
- Trakea : ditengah
- JVP : normal
- Pembesaran otot sternocleidomastoideus (-)
- Pembesaran thyroid (-)
Thorax :
Cor:
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba ICS 5 midklavikula sinistra
Perkusi : redup (+)
Auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : Bentuk simetris
Pergerakan simetris
Iga dan sela iga : retraksi (-), penggunaan otot bantu intercostal (-),
Pelebaran sela iga (–)
13
Pernafasan : frekuensi 28 x/menit, teratur
Palpasi : Pergerakan simetris
Fremitus raba dan vokal simetris
Provokasi nyeri (–)
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Nyeri ketok (–)
Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+
Suara tambahan rhonki -/-
Suara tambahan wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi : Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-)
Auskultas i:Peristaltik usus : meningkat
Palpasi : Turgor : normal
Tonus : normal
Nyeri tekan (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Perkusi : suara timpani
Inguinal-genitalia-anus : tidak diperiksa
Ekstremitas :
- Akral hangat : +/+
- Kulit normal
- Deformitas : (-)
- Sendi : dbn
- Edema: (-/-)
- Sianosis : (-)
- Kekuatan-tenaga : normal
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG : -
D. DIAGNOSIS KERJA : Diare Akut Tanpa Dehidrasi
E. PENATALAKSANAAN
- Oralit 1 x tiap kali BAB
14
- Zink 1 x 1 tab
- Paracetamol syr. 4x3/4 cth k/p
F. PROGNOSIS
- Bonam
G. KIE
Konseling yang diberikan pada orang tua pasien:
1. Pasien akan belum perlu dirawat inap karena kondisinya masih baik dan derajat
kekurangan cairannya masih ringan. Namun, jika ada tanda-tanda seperti : BAB
semakin sering, muntah berulang, panas tinggi, kejang, penurunan kesadaran, tidak
mau makan dan minum, tidak membaik dalam 2 hari dan keadaan anak lemah agar
segera bawa kembali anak ke petugas kesehatan.
2. Pasien sebaiknya istirahat dan diberikan banyak minum serta minum obat secara
teratur.
3. Ibu pasien dinasehati agar memberikan oralit kepada anaknya dengan cara sedikit-
sedikit tapi sering
4. Ibu pasien dijelaskan cara pemberian Zink pada anak, dengan mengencerkannya
menggunakan air ± ½ gelas, dan diminumkan pada pasien sekali sehari serat
diberikan selama 10 hari walaupun diare pada anak sudah berhenti/sembuh.
5. Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat
- Agar ibu mengajari anaknya agar tidak bermain di tanah.
- Agar ibu merebus/merendam botol dot didalam air mendidih setiap kali selesai
digunakan.
- Agar ibu membiasakan diri mencuci tangan sebelum menyuapi anak.
- Agar ibu mencuci tangan sebelum menghidangkan makanan
- Agar makanan yang dihidangkan selalu ditutup agar tidak dihinggapi lalat
6. Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan demi mencegah kembali
terjadinya penyakit diare.
15
V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, dan EKONOMI
V.1 Keadaan Lingkungan
Keluarga By. S tinggal di dusun Babakan, Desa Badrain, Kecamatan Narmada,
Kabupaten Lombok Barat. Tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal mereka
sendiri sejak mulai menikah dengan ukuran bangunan 11 x 8 m² dan menghadap ke arah
barat. Bangunan rumah ini beratapkan genteng, memiliki plavon dengan lantai terbuat
dari keramik. Rumah berdinding tembok bata yang sudah dplester dan di cat dengan
warna hijau. Rumah ini terdiri atas 2 buah kamar, 1 ruang tamu menjadi satu dengan
ruang keluarga, 1 dapur menjadi satu dengan ruang makan, 1 ruang gudang, dan teras di
bagian depan. Kamar mandi pasien dan tempat cuci piring berada diluar rumah.
Lokasi rumah terletak ± 8 m dari jalan. Batas rumah pasien di bagian depan
adalah pekarangan rumah tangga, sebelah kanan adalah pekarangan rumah tetangga, di
sebelah kiri berbatasan tembok pekarangan rumah tetangga, dan sebelah belakang
berbatasan dengan rumah tetangga.
Kamar pertama merupakan kamar tidur Tn. I beserta Ny. A dan By. S, berukuran
3 m x 2,5 m, dengan 1 buah jendela kaca yang jarang dibuka namun selalu membuka
kordennya sehingga kamar tetap dimasuki sinar matahari. Di ruangan tersebut, terdapat
sebuah tempat tidur dengan kasur yang terbuat dari kapuk. Kamar kedua merupakan
kamar tidur Pq. W dengan 1 buah jendela yang juga jarang dibuka. Dapur rumah pasien
terletak di samping ruang tengah, berukuran 3 m x 2 m, terdapat beberapa ventilasi. Ny.
A memasak menggunakan kompor gas. Untuk keperluan minum, biasanya air yang
digunakan adalah air galon. Kebutuhan memasak dan mandi dan mencuci berasal dari air
PAM.
16
6
2
1
3
4
5
7
Denah Rumah Keluarga By.S
Ket:
1. Kamar tidur orang tua dan pasien
2. Ruang keluarga dan ruang TV
3. Kamar nenek
4. Ruang makan yang menjadi satu dengan dapur
5. Gudang
6. Teras depan
7. Teras belakang
8. Kamar mandi
9. Tempat cuci piring
17
89
Dokumentasi Lingkungan Rumah By. S
18
Teras Depan Rumah Ruang tamu dan ruang keluarga
Ruang Keluarga Gudang
V.2. Sosial Ekonomi
Tn. I bekerja sebagai tukang listrik dan petani, ditambah dengan Tn. A yang
bekerja sebagai pedagang kios dengan penghasilan bersih kurang lebih sebesar Rp.
1.000.000,- s/d 1.500.000 ,- perbulan. Keluarga mengaku penghasilan yang ada sekarang
cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Tn. I biasanya memperbaiki listrik atau memasang
listrik apabila ada proyek, namun jika tidak ada proyek tersebut Tn.I bekerja disawah.
Ny. A selain berjualan di kios rumahnya, berjualan pula di SD di pagi harinya. Untuk
sarana transportasi Ny. A menggunakan sepeda motor untuk bepergian. Dan untuk Iq. A
sarana transportasi menggunakan ojek atau terkadang diantar jemput oleh suaminya.
Ibu pasien biasanya mencuci peralatan bekas memasak dan alat-alat rumah tangga
lainnya di luar rumahnya. Dan ibu pasien biasanya hanya mencuci biasa dot pasien dan
apabila direndam, hanya menggunakan air hangat saja. Serta ibu memiliki kebiasaan yang
jarang cuci tangan menggunakan sabun setiap kali mempersiapkan makanan atau
19
Dapur dan Ruang makan Kamar Mandi
menyuapi pasien saat makan, ibu pasien hanya sekedar membasahi tangannya dengan air
saja.
VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN
VI.1.Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama (16 Mei
2013) terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah kesehatan dalam keluarga By. S. tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab
masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:
No. Anggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Kemungkinan Penyebab
Masalah Kesehatan
Keterangan
1. By.S
(anak ke-
1)
Diare 5 kali, nafsu
makan menurun
Dikarenakan ibu pasien
berjualan disaat pagi, pasien
diasuh oleh neneknya.
Pada usia 11 bulan ini, masih
dalam fase oral sehingga
apapun yang dipegang pasien
maka akan dimasukkan ke
dalam mulutnya.
Nenek yang mengasuh pasien
sulit untuk menjaga pasien,
sehingga lebih banyak untuk
mendiamkannya mengambil
benda apapun dan dimasukkan
kedalam mulutnya.
Kebiasaan untuk mencuci
tangan setiap kali menyiapkan
Masalah
diketahui saat
kunjungan
pasien ke
Puskesmas dan
saat kunjungan
rumah
20
makanan masih kurang
disadari oleh ibu pasien.
Kesadaran untuk mencuci
tangan anaknya setelah
bermainpun masih sangat
kurang.
2. Tn.I - - Saat kunjungan
rumah, tidak
ada keluhan
3. Ny. A - - Saat kunjungan
rumah, tidak
ada keluhan
3. Pq. W Kepala pusing dan
sulit untuk tidur.
Memiliki anak 9 yang
tempatnya berbeda-beda,
sehingga selalu dipikirkan
bagaimana keadaannya
masing-masing.
Kurang tidur yang
mengakibatkan papuq merasa
kepalanya pusing.
Masalah
kesehatan
diketahui saat
kunjungan
pertama dan
kedua kerumah
pasien.
21
VI.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan
No. Anggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Anggota
Keluarga
Rencana Upaya
Intervensi
Ket
1. By. S Diare Akut Menjelaskan mengenai penyakit
Diare, faktor resiko, dan
pencegahannya.
Penyuluhan mengenai PHBS secara
personal hygiene maupun lingkungan
kepada pengasuh dan keluarga:
- Menyarankan untuk mencuci
tangan ibu sebelum memberi Susu
dan memegang balita .
- Memberikan informasi mengenai
pentingnya akan kebersihan
minuman atau makanan yang
diberikan kepada pasien dan
keluarga yang lain.
- Memberikan informasi mengenai
pentingnya cuci tangan pakai
sabun.
- Mengajarkan kepada ibu dan
keluarga mengenai mencuci tangan
yang benar.
Penyuluhan tentang cara merawat
balita dengan baik dan benar kepada
pengasuh:
- Memberikan informasi kepada
keluarga pasien mengenai
22
makanan yang tepat untuk pasien
sesuai usianya (seperti yang
tercantum pada buku KIA).
- Menyarankan untuk tetap
mengikuti posyandu walaupun
imunisasi sudah lengkap
dilakukan.
Menyarankan untuk meminumkan obat
secara teratur, khusunya zink yang
harus diberikan selama 10 hari sudah
meskipun diare sudah tidak
dikeluhkan.
2. Pq. W Kepala pusing +
Sulit tidur
Memberikan KIE untuk lebih banyak
beristirahat dengan mengatur jadwal
tidur malam dan jangan terlalu
stress/berfikir macam-macam.
Membiasakan pola hidup sehat dengan
mengkonsumsi makanan yang sehat
dan bergizi serta mengatur jadwal dan
pola makan, disarankan untuk
mengkonsumsi makanan yang cukup
mengandung kadar garam karena
makanan yang mengandung kadar
garam dapat meningkatkan tekanan
darah.
Menganjurkan untuk minum vitamin
atau suplement
23
VII.1. Masalah dalam Keluarga:
Nilai Stress Dalam keluarga inti yang tinggal bersama pasien hanyalah kedua orang
tuanya dan nenek pasien. Sehingga didalam rumah tidak terlalu sempit. Namun dalam
keluarga besar dari Pq. W yang memiliki 8 orang anak yang tinggalnya berjauhan, dan
bahkan ada yang kerja sebagai TKI. Hal tersebut yang mengusik fikiran nenek pasien,
sehingga nenek mengeluhkan sulit tidur. Ketika Ny. A berjualan di rumah By. S (Pasien)
dijaga oleh neneknya. Dikarenakan stress pada nenek sehingga ketika ibu pasien pergi
berjualan, nenek tidak terlalu memperhatikan apa saja yang dimainkan oleh pasien dan
yang dimasukkan ke dalam mulutnya. Ketika bermain nenek mengaku sangat sulit
menjaga By. S sehingga terkadang nenek membiarkannya untuk bermain dengan benda
apapun disekitarnya.
Nilai Fungsi berdasarkan fungsi keluarga menurut WHO yaitu fungsi biologis,
memelihara dan merawat anggota keluarga. Dalam keluarga ini dikarenakan
keseharinnya pasien sering bersama neneknya yang terkadang tidak memperhatikan hal-
hal yang dilakukan pasien, sehingga dimungkinkan karena hal tersebut sebagai faktor
resiko terjadinya diare.
Selain itu pada usia pasien saat ini, normalnya dalam fase oral sehingga pasien akan
selalu memasukkan kedalam mulutnya segala sesuatu yang dipegangnya. Dan hal
tersebut dimungkinkan pula menjadi salah satu faktor resiko terjadinya diare.
Nilai Lingkungan bersadarkan lingkungan disekitar rumah pasien, terdapat kandang
ayam milik tetangga dan ayam-ayam tersebut dibiarkan lepas disekitar rumah. Rumah
tetangga pasien tidak bersekat (satu halaman) dengan rumah pasien. Hal tersebut menjadi
salah satu faktor resiko terjadinya diare pada pasien, dimana pada usia saat ini pasien
aktif bermain sehingga sering memegang barang-barang sembarangan dan
memasukkannya ke dalam mulut.
Pemecahan Masalah Didalam keluarga tersebut yang mengambil keputusan suatu
tindakan adalah ayah pasien. Ayah pasien yang menetapkan pasien harus segera dibawa
ke Puskesmas untuk langsung diberikan penanganan awal diare.
Perilaku Kesehatan Keluarga Didalam keluarga tersebut masih belum membiasakan
diri untuk mencuci tangan dengan sabun setiap kali untuk menyiapkan/menghidangkan
makanan, tangan hanya dicuci dengan air saja tanpa menggunakan sabun. Selain itu pada
24
keluarga pasien tersebut membebaskan pasien untuk bermain-main sembarangan
ditempat yang kotor, ditambah lagi pada usia 11 bulan pasien masih dalam fase oral
dimana pasien cenderung memasukkan benda yang dipegangnya ke dalam mulutnya.
Sehingga kuman mudah masuk dari benda-benda yang dipegangnya yang menjadi faktor
resiko terjadinya diare.
Nilai Keluarga terhadap Pelayanan Kesehatan Keluarga pasien selalu
memeriksakan anggota keluarga langsung ke pelayanan kesehatan apabila ada anggota
keluarga dalam keadaan kurang sehat. Ketika timbul gejala-gejala awal keluarga pasien
biasa membeli obat di kios-kios terdekat, namun stelah beberapa hari dirasakan tidak ada
perbaikan maka akan langsung dibawa ke pelayanan kesehatan, baik itu di Polindes
ataupun langsung ke Puskesmas.
Peran Dokter Keluarga dalam Intervensi Keluarga didalam keluarga ini peran
seorang dokter keluarga yaitu memberikan tatalaksana awal pada pasien diare. Dan
diberikan KIE mengenai faktor-faktor resiko untuk terjadinya diare dan hal-hal apa saja
yang harus dilakukan anggota keluarga agar diare tidak terjadi berulang. Selain itu peran
dokter keluarga juga untuk memberikan KIE gaya hidup sehat agar anggota keluarga
tidak mudah terkena penyakit. Serta memberikan informasi kepada keluarga apabila
mengalami sakit, maka segera dibawa untuk berobat.
VII.2. Diagnostik Holistik
Aspek Personal
Pasien dikeluhkan mencret sejak pagi hari sebelum ke Puskesmas. Frekuensi BAB > 7 kali
dalam sehari, dengan konsistensi lembek (air > ampas). Ibu pasien mengatkan tidak ada lendir
maupun darah pada BAB pasien. Menurut Ibu semenjak sakit nafsu makan pasien menurun
sehingga pasien terlihat lemas. Harapan keluarga pasien saat ini adalah agar pasien dapat
segera sembuh dan dapat dapat bermain kembali seperti biasanya.
Aspek Klinik
Diare akut tanpa dehidrasi
25
Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan bayi perempuan berusia 11 bulan. Pada usia tersebut pasien termasuk
dalam usia yang rentan untuk mengalami penyakit terutama penyakit infeksi. Hal ini
disebabkan karena pada usia bayi daya tahan tubuhnya belum terbentuk secara sempurna
sehingga akan mudah untuk terserang penyakit. Selain itu pada usia 11 bulan ini merupakan
fase oral dimana pasien akan memasukkan apapun benda yang dipegangnya ke dalam
mulutnya, sehingga mudahnya masuk kuman yang menyebabkan diare pada pasien.
Aspek Psikososial keluarga
Kurangnya pengetahuan pengasuh dan keluarga mengenai Diare, serta faktor resiko dan
pencegahannya. Kurangnya pengetahuan pengasuh dan keluarga mengenai cara merawat bayi
yang baik dan benar serta kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat, dan
prilaku hidup bersih dan sehat.
VII.3. Rencana Penatalaksanaan Pasien
No
.Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu
Hasil yang
diharapkan
1. Aspek personal Evaluasi: Keluhan, harapan, dan
kekhawatiran pasienIntervensi: Edukasi kepadaIbu
pasien dan keluarga mengenai Diare, bagaimana penularannya, dan apa bahayanya bila tidak diobati.
Edukasi keluarga mengenai cara merawat bayi dengan benar
Memberikan informasi
Semua keluarga pasien
1 minggu
Keluarga pasien dapat mengetahui mengenai Diare
Keluarga dan pengasuh dapat mengetahui cara merawat bayi dengan benar.
Keluarga dan pengasuh dapat mengetahaui pentingnya hidup bersih dan sehat serta dapat menerapkannya.
26
mengenai PHBS2. Aspek klinik
Diare akut tanpa dehidrasi
Evaluasi:- Pemantauan perbaikan
kondisi klinis pasien- Keteraturan dalam
pemberian asupan cairan dari ibu kepada pasien
- Keteraturan dalam pemberian obat
- Pemantauan pola asuh dan pemberian susu kepada pasien.
Terapi: Non Farmakologis:
Memberikan makanan yang sehat kepada pasien
Menjaga kebersihan pengasuh serta bayi
Farmakologis : Oralit Zink 1x1
selama 10 hari
Menjelaskan tentang Diare,bagaimana penularannya, apa bahayanya bila tidak diobati serta cara pencegahannya
Pentingnya terapi non farmakologi
Keluarga pasien
1 minggu
Perbaikan kondisi klinis pasien
Pemberian asupan cairan yang benar
Seluruh keluarga teratur dan disiplin dalam pemberian obat pasien
Dapat mencegah komplikasi
Cara merawat bayi dan pola pengasuhan yang benar
Dilakukan kontrol kesehatan secara teratur
3. Aspek Resiko Internal
Edukasi: Mengenai keadaan
kesehatan pada usia tersebut
semua keluarga pasien
1 minggu
Seluruh keluarga pasien mengerti bahwa usia pasien merupakan usia
27
Pentingnya status Gizi bayi dan balita dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya
Aspek perilaku pengasuh dan keluarga serta aspek lingkungan memiliki peranan penting terhadap terjadinya penyakit
rentan terkena penyakit.
4. Aspek psikososial
Kurangnya pengetahuan mengenai diare
Kurangnya pengetahuan tentang cara merawat balita dengan benar.
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat, dan prilaku hidup bersih dan sehat
Edukasi:- Mengenai Diare, faktor
resiko timbulnya Diare, pencegahan serta tatalaksana dan bahaya Diare yang tidak tertangani
- Memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara merawat bayi dengan baik dan benar
- Edukasi mengenai pentingnya PHBS
Seluruh keluarga pasien
4 hari Seluruh keluarga pasien mengerti dan mampu memahami mengenai diare
Seluruh keluarga mengetahui cara merawat balita dengan benar
Seluruh keluarga
pasien dapat
menerapkan PHBS
di rumah
VII.4. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien
Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya
Kunjungan pertama
(16-05-2013)
Evaluasi:
Apa saja keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status
kesehatan keluarga secara umum
Melakukan evaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien, keteraturan meminum obat (zink dan oralit) yang diberikan saat pulang dari puskesmas dan mengenai pola asuh kepada pasien, bagaimana PHBS keluarga pasien, serta faktor resiko terjadinya diare pada pasien
Hasil : Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, anggota keluarga pasien yang memiliki
28
masalah kesehatan ada 1 orang yaitu nenek pasien. Nenek pasien (Pq.W) saat kunjungan pertama mengalami sering pusing dan sulit untuk tidur. Sehingga badan terasa lemas.
Pasien meminum obat yang telah diberikan oleh pihak puskesmas (zink dan oralit) sejak pulang ke rumah.
Pola pengasuhan pada pasien masih kurang baik yaitu :- Tidak mencuci tangan dengan sabun ketika akan memegang pasien
setelah ibu bekerja- Tidak segera mengganti setiap pakaian yang basah dengan pakaian yang
bersih dan kering- Dot yang sudah selesai digunakan jarang untuk dibersihkan
menggunakan air panas, bahkan tidak pernah direbus didalam air mendidih, hanya menggunakan air biasa dan di rendam dalam air hangat.
- Tidak membuang makanan yang telah jatuh ke lantai dari pegangan pasien
- Membiarkan anak bermain di tanah kemudian tidak menggantikan baju serta membersihkan pasien setelah main di tanah.
- Tidak melarang pasien untuk tidak menghidap barang-barang atau mainan yang dipegangnya.
Mengenai prilaku hidup bersih dan sehat keluarga pasien :- Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai di
balik pintu kamar.
- Keluarga pasien jarang membuka pintu setiap pagi untuk sirkulasi udara
dan jarang membersihkan rumahnya.
- Keluarga masih tidak mencuci tangan pakai sabun.
- Keluarga membuang sampah yang berjarak ± 6 meter dari rumahnya
dan hanya meletakkan sampah begitu saja
Keluarga pasien masih belum mengetahui mengenai penyakit Diare, faktor
resiko, pencegahan, dan mengenali tanda bahaya penyakit tersebut pada bayi
Intervensi:
Penyuluhan tentang cara merawat balita dengan baik dan benar kepada ibu dan nenek pasien: Cara mencuci tangan yang baik serta harus memakai sabun Menyarankan untuk segera mengganti setiap pakaian yang basah dengan
pakaian yang bersih dan kering.
29
Menyarankan untuk membuang makanan yang telah jatuh ke lantai agar tidak dikonsumsi kembali oleh pasien
Menyarankan agar tidak membiarkan anak bermain ditanah Menjaga anak untuk tidak memasukkan barang-barang kotor yang
dipegangnya ke dalam mulut. Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara personal
hygiene maupun lingkungan kepada pengasuh dan keluarga: Menyarankan untuk tidak menggantung baju-baju yang sudah terpakai
dibalik pintu kamar karena dapat menjadi sarang nyamuk.
Membuka pintu rumah tiap pagi hari agar sirkulasi dirumah baik.
Menjaga kebersihan rumah dan perabotan dapur yang ada diteras rumah
dengan kain.
Mengajarkan ibu cara untuk merebus dan merendam dot dengan
menggunakan air mendidih.
Memberikan informasi mengenai saat penting cuci tangan pakai sabun.
Mengajarkan kepada ibu dan keluarga mengenai mencuci tangan yang benar.
Pengelolaan sampah
Kunjungan kedua
(19-05-2013)
Evaluasi:
Kondisi klinis pasien Evaluasi dari intervensi sebelumnya
Hasil: Kondisi pasien membaik, pasien sudah tidak mencret lagi. Pasien sudah habis meminum obat yang telah diberikan oleh pihak puskesmas
(zink dan oralit) Nenek masih mengeluhkan sulit tidur. Pola pengasuhan pasien masih kurang baik yaitu :
- Mainan atau barang-barang yang dimainkan tidak diperhatikan oleh ibu pasien, sehingga dengam mudah masuk ke dalam mulutnya.
- Makanan yang telah jatuh tidak diperhatikan oleh ibu pasien.- Ibu masih belum memperhatikan untuk mencuci tangan sebelum
memasak dan mempersiapkan makanan. Evaluasi PHBS :
- Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai
30
dibalik pintu kamar .
- Keluarga pasien jarang membersihkan rumahnya.
- Keluarga pasien tetap membuang sampah sekitar rumah.
Intervensi:
Melakukan edukasi mengenai :
pola asuh dan cara perawatan bayi dengan benar
Edukasi kepada pengasuh dan keluarga tentang PHBSKunjungan ketiga
(21-05-2013)
Evaluasi:
Pasien sudah tidak mencret lagi Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit atau keluhan
Evaluasi PHBS :
Keluarga pasien telah meletakan pakaian dengan tertata rapi, dilipat, dan
diletakan kedalam keranjang pakaian
Rumah sudah di bersihkan dan lebih tertata rapi di bandingkan saat kunjungan
pertama dan kedua
Keluarga pasien tetap BAB di selokan sekitar rumah karena warga sekitar
rumah pasien tidak memiliki jamban, akan tetapi sekarang setelah BAB
keluarga pasien selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.
Keluarga pasien tetap membuang sampah di sekitar rumah.
VIII. Kesimpulan
Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Keluarga Binaan
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
31
- Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.
- Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan setiap anggota keluarga.
Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien
- Pada saat ini pasien dalam fase oral dimana selalu memasukkan benda-benda yang
dipegangnya ke dalam mulut. Bagi ibu pasien dan nenek pasien sangat sulit menjaganya agar
tidak memasukkan barang kemulutnya.
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya
- Edukasi kepada pasien untuk mencegah hal-hal yang akan menjadi faktor resiko untuk
terjadinya diare kembali.
- Mengajak keluarga pasien untuk terus bergaya hidup sehat dengan memperhatikan pola
makan, menambah kegiatan/aktivitas fisik, serta menjalani hidup sehat agar anggota keluarga
lainnya tidak memiliki kecenderungan untuk sakit.
32