Post on 08-Aug-2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geothermal (energi panas bumi) merupakan sumber energi lokal yang tidak
dapat di ekspor dan sangat ideal untuk mengurangi peran bahan bakar fosil guna
meningkatkan nilai tambah nasional dan merupakan sumber energi yang ideal
untuk pengembangan daerah setempat. Selain itu, energi panas bumi adalah energi
terbarukan yang tidak tergantung pada iklim dan cuaca, sehingga keandalan
terhadap sumber energinya tinggi. Dari segi pengembangan sumber energi ini juga
mempunyai fleksibilatas yang tinggi karena dalam memenuhi kebutuhan beban
dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air
panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara
genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk
pemanfataannya diperlukan proses penambangan. Panas bumi adalah sumber daya
alam yang dapat diperbarui, berpotensi besar serta sebagai salah satu sumber energi
pilihan dalam keanekaragaman energi. Panas bumi merupakan sumber energi panas
yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi tersebut
berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang dikandung
panas bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi.
Energi panas bumi memiliki manfaat yang sangat besar. Oleh karena itu
sangat disayangkan jika energi panas bumi kurang dieksplor. Untuk bisa
memanfaatkan secara maksimal diperlukan pengetahuan tentang pembentukan
energi panas bumi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Bagaimana proses pembentukan energi panas bumi?
b. Apa saja jenis-jenis energi panas bumi?
c. Apa saja manfaat dari energi panas bumi?
d. Apa keuntungan dan kerugian energi panas bumi?
e. Apa saja dampak dari energi panas bumi?
1
f. Dimana saja sumber energi panas bumi di Indonesia?
g. Bagaimana penerapan energi panas bumi di Indonesia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui proses pembentukan energi panas bumi.
b. Mengetahui jenis-jenis energi panas bumi.
c. Mengetahui manfaat dari energi panas bumi.
d. Mengetahui keuntungan dan kerugian energi panas bumi.
e. Mengetahui dampak dari energi panas bumi.
f. Mengetahui sumber energi panas bumi di Indonesia.
g. Mengathui penerapan energi panas bumi di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Pembentukan Energi Panas Bumi
Energi panas bumi (geothermal) di Indonesia tersedia sebanyak 40 % energi
panas bumi dunia. Semakin ke bawah, temperatur bawah permukaan bumi semakin
meningkat atau semakin panas. Panas yang berasal dari dalam bumi dihasilkan dari
reaksi peluruhan unsur-unsur radioaktif seperti uranium dan potassium. Reaksi
nuklir yang sama saat ini masih terjadi di matahari dan bintang-bintang yang
tersebar di jagad raya. Reaksi ini menghasilkan panas hingga jutaan derajat celcius.
Permukaan bumi pada awal terbentuknya juga memiliki panas yang dahsyat.
Namun setelah melewati masa milyaran tahun, temperatur bumi terus menurun dan
saat ini sisa-sisa reaksi nuklir tersebut hanya terdapat di bagian inti bumi saja. Pada
kedalaman 10.000 meter atau 33.000 feet, energi panas yang dihasilkan bisa
mencapai 50.000 kali dari jumlah energi seluruh cadangan minyak bumi dan gas
alam yang masih ada.
Terbentuknya panas bumi, sama halnya dengan prinsip memanaskan air
(erat hubungan dengan arus konveksi). Air yang terdapat pada teko yang dimasak
di atas kompor, setelah panas, air akan berubah menjadi uap air . Hal serupa juga
terjadi pada pembentukan energi panas bumi. Air tanah yang terjebak di dalam
batuan yang kedap dan terletak di atas dapur magma atau batuan yang panas karena
kontak langsung dengan magma, otomatis akan memanaskan air tanah yang terletak
di atasnya sampai suhu yang cukup tinggi (100 - 2500 C). Sehingga air tanah yang
terpanaskan akan mengalami proses penguapan. Apabila terdapat rekahan atau
sesar yang menghubungkan tempat terjebaknya air tanah yang dipanaskan tadi
dengan permukaan maka pada permukaan kita akan melihat manifestasi thermal.
Salah satu contoh yang sering kita jumpai adalah mata air panas, selain solfatara,
fumarola, geyser yang merupakan contoh manifestasi thermal yang lain. Uap hasil
penguapan air tanah yang terdapat di dalam tanah akan tetap tanah jika tidak ada
saluran yang menghubungkan daerah tempat keberadaan uap dengan permukaan.
Uap yang terkurung akan memiliki nilai tekanan yang tinggi dan apabila pada
daerah tersebut kita bor sehingga ada saluran penghubung ke permukaan, maka uap
tersebut akan mengalir keluar. Uap yang mengalir dengan cepat dan mempunyai
3
entalpi, inilah yang dapat dimanfaatkan dan disalurkan untuk memutar turbin
sehingga dihasilkan energi listrik.
Di permukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan
sumber uap panas. Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau magma
yang menerima panas dari inti bumi. Magma yang terletak di dalam lapisan mantel
memanasi suatu lapisan batu padat. Di atas lapisan batu padat terletak suatu lapisan
batu berpori yaitu batu yang mempunyai lubang-lubang kecil. Bila lapisan batu
berpori ini berisi air yang berasal dari air tanah atau air resapan hujan atau resapan
air danau maka air itu turut dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas. Bila
panasnya besar maka terbentuk air panas bahkan dapat terbentuk uap dalam lapisan
batu berpori. Bila di atas lapisan batu berpori terdapat satu lapisan batu padat maka
lapisan batu berpori berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan
akan berusaha keluar. Dalam hal ini ke atas yaitu permukaan bumi. Gejala panas
bumi pada umumnya tampak pada permukaan bumi berupa mata air panas, geyser,
fumarola dan sulfatora.
4
2.2 Jenis Energi Panas Bumi
Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu uap alam, air panas, dan batuan kering panas. Sejauh ini ketiga
jenis panas bumi itu keberadaannya masih belum dimanfaatkan secara maksimal di
Indonesia. Pemanfaatan energi panas bumi memang tidak mudah. Energi panas
bumi yang umumnya berada di kedalaman 1.000-2.000 meter di bawah permukaan
tanah sulit ditebak keberadaan dan karakternya. Untuk mengeksplorasi ke tiga jenis
energi panas bumi diperlukan sumber daya yang tidak sedikit. Tiga jenis energi
panas bumi yaitu:
2.2.1 Energi Uap Basah
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang
keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung
untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering yang
demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada umumnya uap
yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air yang harus
dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan
turbin. Jenis sumber energi panas bumi dalam bentuk uap basah agar dapat
dimanfaatkan maka terlebih dahulu harus dilakukan pemisahan terhadap
kandungan airnya sebelum digunakan untuk menggerakan turbin.
5
Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas
bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah
menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat
memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan
antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin
untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali
ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.
2.2.2 Energi Panas Bumi Air Panas
Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin
panas yang disebut brine dan mengandung banyak mineral. Karena
banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan
langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim
pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi
6
jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air
panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar
panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan
turbin.
Energi panas bumi uap panas bersifat korosif, sehingga biaya awal
pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis
lainnya.
2.2.3 Energi Panas Bumi Batuan Panas
Energi panas bumi jenis ketiga berupa batuan panas yang ada dalam
perut bumi terjadi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma).
Energi panas bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke
7
dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan
untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin.
Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi,
sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang
memerlukan biaya cukup tinggi.
Energi yang berada pada Hot Dry Rock ( HDR ) ini disebut juga sebagai
energi petrothermal, yang merupakan sumber terbesar dari energi panas bumi.
HDR terletak pada kedalaman sedang dan bersifat impermeabel. Untuk
menggunakan energi yang dimiliki HDR, perlu menginjeksikan air pada HDR
dan mengembalikannya kembali ke permukaan. Hal ini membutuhkan
mekanisme transportasi untuk dapat membuat batuan impermeabel menjadi
struktur permeabel dengan luas permukaan perpindahan panas yang besar.
Permukaan yang luas ini diperlukan karena sifat batu yang memiliki
konduktivitas termal yang kecil. Proses perubahan batuan permeabel dapat
dilakukan memecahkan batuan tersebut dengan menggunakan air bertekanan
tinggi ataupun ledakan nuklir .Proses eksplorasi yang dilakukan terhadap
jenis ini lebih aman dibandingkan dengan jenis hydrothermal yang
kemungkinan besar memiliki fluida, baik berupa uap maupun air panas. Hal
ini disebabkan jenis energi panas bumi ini memiliki tingkat korosi, erosi serta
zat-zat beracun yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis hydrothermal.
8
2.3 Manfaat Energi Panas Bumi
Energi panas bumi dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal, yaitu:
2.3.1 Pembangkit Listrik
Energi panas bumi berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang
terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas bumi juga berasal dari panas
matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Energi panas bumi cukup
ekonomis dan ramah lingkungan, tetapi terbatas hanya pada dekat area
perbatasan lapisan tektonik. Dikatakan ramah lingkungan karena unsur-
unsur yang berasosiasi dengan energi panas tidak membawa dampak
lingkungan atau berada dalam batas yang berlaku. Pembangkit listrik tenaga
panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik yang
bertemperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan.
Pengembangan dan penyempurnaan teknologi pengeboran serta ekstrasi
telah memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas
bumi dari lempeng tektonik terdekat.
Sebagian besar energi panas-bumi yang diperoleh dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik. Lebih dari 200 lokasi panas-bumi terletak di
daerah terpencil seperti Nusa Tenggara dan Maluku berpeluang untuk
pengembangan listrik pedesaan. Pengembangan sumber panas-bumi skala
kecil (<10 MW) dimanfaatkan untuk listrik pedesaan disamping untuk
keperluan pertanian/perkebunan dan industri kecil.
Direktorat Perencanaan PT. PLN memproyeksikan kebutuhan energi
listrik pada tahun 1998/1999 sebesar 17.247 MW dan pada tahun 2003/2004
sebesar 27.284 MW.
Soegianto menggambarkan kebutuhan sumber energi pada tahun
1998/1999 untuk pembangkitan tenaga listrik dari kelima jenis sumber
energi (migas & batubara, tenaga-air, panas-bumi) sebesar 664,8 SBM atau
sebesar 1130,16 MW dengan perincian 51% BBM, 24% gas, 18% batubara,
5% tenaga air, dan 2 % panas bumi (12 SBM=20,4 MW). Sedangkan
pemasokan masing-masing energi untuk pembangkitan listrik berjumlah
242,2 SBM atau sebesar 411,74 MW, dengan perincian: 31% BBM, 22%
gas, 28 % batubara, 14 % tenaga air, dan 5 % panas bumi. Apabila ditinjau
9
partisipasi masing-masing jenis sumber energi tersebut, panas bumi dan
tenaga air dapat memenuhi total kebutuhan yang direncanakan untuk jenis
energi tersebut. Dalam hal ini ada peluang penggantian kebutuhan energi
fosil dengan energi panas bumi maupun energi terbarukan lainnya.
2.3.2 Kegiatan Usaha Pemanfaatan Energi
Selain untuk tenaga listrik, panas bumi dapat langsung dimanfaatkan
untuk kegiatan usaha pemanfaatan energi dan/atau fluidanya, misalnya
dimanfaatkan dalam dunia agroindustri. Sifat panas bumi sebagai energi
terbarukan menjamin kehandalan operasional pembangkit karena fluida
panas bumi sebagai sumber tenaga yang digunakan sebagai penggeraknya
akan selalu tersedia dan tidak akan mengalami penurunan jumlah. Pada
sektor lingkungan, berdirinya pembangkit panas bumi tidak akan
mempengaruhi persediaan air tanah di daerah tersebut karena sisa buangan
air disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari lapisan aliran air
tanah. Limbah yang dihasilkan juga hanya berupa air sehingga tidak
mengotori udara dan merusak atmosfer. Kebersihan lingkungan sekitar
pembangkit pun tetap terjaga karena pengoperasiannya tidak memerlukan
bahan bakar, tidak seperti pembangkit listrik tenaga lain yang memiliki gas
buangan berbahaya akibat pembakaran.
10
2.3.3 Tempat Pariwisata
Di sektor pariwisata, keberadaan panas bumi seperti air panas maupun
uap panas menjadi daya tarik tersendiri untuk mendatangkan orang. Tempat
pemandian air panas di Cipanas, Ciateur, mapun hutan taman wisata cagar
alam Kamojang menjadi tempat tujuan bagi orang untuk berwisata.
2.3.4 Pengeringan
Selain diamanfaatkan pada sektor pariwisata, energi panas bumi juga
dapat dimanfaatkan untuk pengeringan. Energi panas bumi dapat digunakan
secara langsung (teknologi sederhana) untuk proses pengeringan terhadap
hasil pertanian, perkebunan dan perikanan dengan proses yang tidak terlalu
sulit. Air panas yang berasal dari mata air panas atau sumur produksi panas
bumi pada suhu yang cukup tinggi dialirkan melalui suatu heat exchanger,
yang kemudian memanaskan ruangan pengering yang dibuat khusus untuk
pengeringan hasil pertanian.
11
2.4 Keuntungan dan Kerugian Energi Panas Bumi
Seperti halnya pada energi yang lain, energi panas bumi atau geothermal ini
juga memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan dan kerugian tersebut akan
dijelaskan seperti berikut.
Keuntungan :
Mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil
Emisi yang ditimbulkan sangat kecil.
Energi yang dihasilkannya berkesinambungan mengingat panas yang
dimanfaatkan jauh lebih kecil daripada sumber panasnya.
Pembangkit yang memanfaatkan energi geothermal bisa beroperasi tanpa
terpengaruh waktu dan iklim, sehingga bisa berfungsi untuk memenuhi beban
dasar listrik.
Kerugian :
Air/cairan yang bersumber dari geothermal bersifat korosif.
Pada suhu relatif rendah, sesuai hukum termodinamika, efisiensi sistem
menurun.
Pembangunan pembangkit listrik geothermal juga mempengaruhi kestabilan
tanah di area sekitarnya.
Pembangkit listrik yang memanfaatkan energi geothermal dengan tipe dry steam
dan flash steam melepaskan emisi karbon dioksida, nitrit oksida, dan sulfur
meski dalam jumlah yang sangat kecil.
12
Air yang bersumber dari geothermal juga akan berbahaya bagi mahluk hidup
jika dibuang ke sungai karena mengandung bahan-bahan berbahaya seperti
merkuri, arsenik, antimony dan sebagainya.
2.5 Dampak Energi Panas Bumi
Pemanfaatan energi geothermal atau energi panas bumi secara real dalam
bentuk pembangkit listrik bersifat ramah lingkungan. Hal ini disebabkan karena
pembangkit energi geothermal tidak membutuhkan bahan bakar untuk
menghasilkan listrik sehingga level emisinya sangat rendah. Ia membebaskan 1 –
3% karbon dioksida (CO2) dari yang dikeluarkan energi fosil. Pembangkit tenaga
geothermal menggunakan sistem pencuci untuk memebersihkan udara dari
hidrogen sulfida (H2S) yang secara alami ditemukan di dalam uap air dan air panas.
Pembangkit tenaga geothermal membebaskan kurang dari 97% hujan asam-
penyusun sulfur daripada bahan bakar fosil. Setelah uap air dan air dari reservoir
tenaga geothermal digunakan, air kemabali diinjeksikan ke tanah. Selebihnya,
karena level emisinya rendah, maka pemanfaatannya pun mengurangi keberlanjutan
global warming.
Namun adanya pembangkit geothermal ini, akan merusak keberadaan hutan
lindung, amblesan tanah, pengurangan air, penggundulan hutan dan erosi. Dan
tentunya ini menimbulkan dampak negatif sosial terhadap masyarakat seperti,
resahnya masyarakat apabila sewaktu-waktu amblas, hancur, kekeringan,
kebakaran, dan ketidakpastian hingga akhir.
Dampak terhadap lingkungan yang lainnya berupa, akuisisi lahan,
penggangguan flora dan fauna, emisi udara , kebisingan, thermal effluents,
chemical discharge, limbah padat, penggunaan air, dan dampak sosial-ekonomi.
13
2.6 Sumber Energi Panas Bumi di Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdapat beberapa gunung berapi
yang telah non aktif, gunung api nonaktif inilah sebagai penghasil panas bumi,
secara geologis terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama yaitu :
Lempeng Eropa-Asia, India-Australia dan Pasifik yang berperan dalam proses
pembentukan gunung api di Indonesia. Kondisi geologi ini memberikan kontribusi
nyata akan ketersediaan energi panas bumi di Indonesia. Manifestasi panas bumi
yang berjumlah tidak kurang dari 244 lokasi tersebar di P. Sumatera, Jawa, Bali,
Kalimantan, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, P. Sulawesi, Halmahera dan Irian
Jaya, menunjukkan betapa besarnya kekayaan energi panas bumi yang tersimpan di
dalamnya.
2.7 Penerapan Energi Panas Bumi di Indonesia
Penggunaan listrik di Indonesia, menurut laporan Asian Development Bank
(ADB) tentang investigasi di tahun 2010 mengindikasikan kapasitas listrik di
Indonesia, dirasa cukup mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan perhatian yang
serius ke depan. Dari kapasitas maksimum listrik 18.000 MW yang harus dibagi
oleh 300 juta penduduk di Indonesia dan praktis, masing-masing individu hanya
mendapat 60 Watt saja, yang setara dengan 1 buah lampu pijar, tentunya ini kondisi
yang sangat memprihatinkan.
14
Indonesia merupakan negara dengan konsumsi listrik terendah di ASEAN
setelah Kamboja dan Laos. Apabila rata-rata konsumsi listrik masih 2.3-2.5% maka
bukan tidak mungkin pada tahun 2030 nanti konsumsinya mencapai 16.000 TWh.
Tentunya diperlukan peningkatan investasi di bidang pembangkit listrik dengan
tingkat energi primer berskala besar seperti minyak bumi, batu-bara, gheotermal,
nuklir ataupun gas alam.
Berdasarkan data International Energy Agency di tahun 2010, Indonesia
dengan pendapatan USD 3.500 per kapita, konsumsi listrik Indonesia baru 591
KWh per kapita. Menurut data PLN di tahun 2011, konsumsi listrik rumah tangga
menyerap energi paling besar hingga 15.300 GWh, konsumsi listrik di Industri
sebesar 13.000 GWh, pelanggan bisnis 6.700 GWh, dan sisanya sebesar 2.400
GWh diserap oleh kelompok lain.
Pemerintah sangat tidak mungkin untuk mengandalkan teknologi
pembangkit listrik tenaga Minyak dan Gas, hal ini dirasa bukan lagi alternative
energi primer yang menjajikan kedepannya. Pemerintah menyadari bahwa saat ini
perlu adanya pengurangan energi jenis ini dengan pembatasan konsumsi energi
tersebut serta pengalihan ke energi primer lainnya yang lebih menjanjikan lagi
seperti batu-bara, gas bumi, dan panas bumi.
Perlu diketahui bahwa cadangan energi panas bumi menurut PT.Pertamina
Gheotermal Energy, Indonesia menyimpan 40 % energi panas bumi dunia.
Cadangan ini dapat menghasilkan listrik hingga 27.000 MW, sementara yang
termanfaatkan baru 1.12 MW saja. Tentunya bukan tidak mungkin apabila energi
ini terus dikembangkan dan diteliti lebih lanjut, maka Indonesia akan menjadi
kiblat bagi pengembangan energi panas bumi seluruh dunia. Pemenuhan ini harus
segera dilaksanakan, ini merupakan kebutuhan yang mendesak, yang apabila tidak
dipenuhi, tentunya akan terjadi krisis energi yang berkepanjangan, dan apabila
Indonesia ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sector industri, maka
pemenuhan listrik ini harus dipenuhi dengan baik.
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi merupakan energi
kekinian yang dipakai untuk menjamin kestabilan suplai listrik di masa yang akan
datang. Untuk membangun suatu pembangkit listrik tenaga panas bumi ini
diperlukan 3.000 operator terlatih dan 1.000 orang tenaga ahli. Perusahaan di
bidang panas bumi, Asosiasi Panas Bumi (API) mengatakan mereka membutuhkan
tenaga yang siap diterjunkan dan diberi pelatihan hingga jangka 5 tahun ke depan.
15
Energi Panas Bumi tersebar di 276 titik, dengan total potensi 29.000 MW. Hingga
saat ini yang sudah termanfaatkan baru sekitar 4 %. Hambatan dalam terlaksananya
pembangkit listrik panas bumi ini adalah biaya investasi awalnya yang cukup besar
untuk membangun PLTP ini.
Energi panas bumi memiliki nilai panas yang sangat besar, untuk setiap 100
m penurunan terjadi peningkatan suhu sebesar 30 Celcius. Panas ini terdapat pada
inti bumi, di Indonesia 20% adalah kawasan ring of fire, apabila panas ini
dikonversi setara dengan minyak bumi yaitu 20 ribu MW dengan 8 Milyard Barrel
minyak bumi. Pembangkit listrik tenaga panas bumi ini tidak membutuhkan bahan
bakar untuk menghasilkan listrik. Panas uap ini membebaskan H2S dalam atmosfer
dan membebaskan kurang dari 97% hujan asam-penyusun sulfur daripada minyak
bumi. Setelah air ini digunakan dalam gheotermal, air diinjeksikan kembali dalam
tanah.
Untuk 1 kali pengeboran dibutuhkan dana sekitar 70 milyar, hingga
mendapatkan reservoir yang cocok. Dan apabila dilakukan pengeboran 1 kali,
bukan berarti sumur tersebut dapat langsung memenuhi kebutuhan seluruhnya,
dibutuhkan debit panas bumi yang cukup besar sehingga, butuh beberapa kali
pengeboran untuk beberapa sumur, hal inilah yang membuat pengembalian modal
yang cukup lama. Sehingga yang berani untuk mengaplikasikan teknologi ini
hanyalah, perusahaan yang mempunyai pendapat yang cukup besar, butuh
dukungan yang besar dari pemerintah apabila ingin mengembangkan teknologi ini.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang ada maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Proses pembentukan energi panas bumi terjadi karena air tanah yang terjebak di
dalam batuan yang kedap dan terletak di atas dapur magma atau batuan yang
panas karena kontak langsung dengan magma, otomatis akan memanaskan air
tanah yang terletak di atasnya sampai suhu yang cukup tinggi (100 - 2500 C).
Sehingga air tanah yang terpanaskan akan mengalami proses penguapan. Uap
hasil penguapan air tanah yang terdapat di dalam tanah akan tetap berada di
dalam tanah jika tidak ada saluran yang menghubungkan daerah tempat
keberadaan uap dengan permukaan. Uap yang terkurung akan memiliki nilai
tekanan yang tinggi dan apabila pada daerah tersebut kita bor sehingga ada
saluran penghubung ke permukaan, maka uap tersebut akan mengalir keluar.
Uap yang mengalir dengan cepat dan mempunyai entalpi, inilah yang dapat
dimanfaatkan dan disalurkan untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi
listrik.
b. Jenis-jenis energi panas bumi adalah energi uap basah, energi panas bumi air
panas, dan energi panas bumi batuan panas.
c. Energi panas bumi dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, kegiatan
usaha pemanfaatan energi, tempat pariwisata, dan pengeringan.
d. Keuntungan dari energi panas bumi antara lain mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar fosil; emisi yang ditimbulkan sangat kecil; energi yang
dihasilkannya berkesinambungan mengingat panas yang dimanfaatkan jauh
lebih kecil daripada sumber panasnya; pembangkit yang memanfaatkan energi
geothermal bisa beroperasi tanpa terpengaruh waktu dan iklim, sehingga bisa
berfungsi untuk memenuhi beban dasar listrik.
Sedangkan kerugian dari energi panas bumi adalah air/cairan yang bersumber
dari geothermal bersifat korosif; pada suhu relatif rendah, sesuai hukum
termodinamika, efisiensi sistem menurun; pembangunan pembangkit listrik
geothermal juga mempengaruhi kestabilan tanah di area sekitarnya; pembangkit
17
listrik yang memanfaatkan energi geothermal dengan tipe dry steam dan flash
steam melepaskan emisi karbon dioksida, nitrit oksida, dan sulfur meski dalam
jumlah yang sangat kecil; air yang bersumber dari geothermal juga akan
berbahaya bagi mahluk hidup jika dibuang ke sungai karena mengandung
bahan-bahan berbahaya seperti merkuri, arsenik, antimony dan sebagainya.
e. Pemanfaatan energi panas bumi dapat menimbulkan dampak pada daerah di
sekitarnya, yaitu merusak keberadaan hutan lindung, amblesan tanah,
pengurangan air, penggundulan hutan dan erosi. Dan tentunya ini menimbulkan
dampak negatif sosial terhadap masyarakat seperti, resahnya masyarakat apabila
sewaktu-waktu amblas, hancur, kekeringan, kebakaran, dan ketidakpastian
hingga akhir. Dampak terhadap lingkungan yang lainnya berupa, akuisisi lahan,
penggangguan flora dan fauna, emisi udara , kebisingan, thermal effluents,
chemical discharge, limbah padat, penggunaan air, dan dampak sosial-ekonomi.
f. Sumber energi panas bumi di Indonesia terletak di P. Sumatera, Jawa, Bali,
Kalimantan, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, P. Sulawesi, Halmahera dan
Irian Jaya.
g. Penerapan energi panas bumi di Indonesia masih sangat sedikit. Energi Panas
Bumi tersebar di 276 titik, dengan total potensi 29.000 MW. Hingga saat ini
yang sudah termanfaatkan baru sekitar 4 %. Hambatan dalam terlaksananya
pembangkit listrik panas bumi ini adalah biaya investasi awalnya yang cukup
besar untuk membangun PLTP ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://118.98.214.163/edunet/PRODUKSI%202009/PENGETAHUAN
%20POPULER/ENERGI/Pemanfaatan%20Energi%20Panas%20Bumi/
materi_3.html
http://ririnyp.wordpress.com/
http://hendrickwarman.wordpress.com/
http://www.ristek.go.id/index.php
http://www.kompasiana.com/channel/peristiwa
http://www.indoenergi.com/p/kontak-indoenergi.html
http://www.orbit-digital.com/
http://www.greenpeace.org/seasia/id/
http://energi-panas-bumi-vivie.blogspot.com/2011/06/energi-panas-bumi.html
19