Post on 28-Apr-2019
1
LAPORAN AKHIRPROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK
PELATIHAN MANICURE, PEDICURE, DAN NAIL ARTPADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B
SINGARAJA
Oleh :Made Diah Angendari, S.Pd.,M.Pd./0016037404 (Ketua)
Putu Agus Mayuni, S.Pd.,M.Si./0028087103 (Anggota)
Ni Ketut Widiartini, S.Pd.,M.Pd./0001087504 (Anggota)
Dra. I Dewa Ayu Made Budhyani,M.Pd./0026016511 (Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) UniversitasPendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 109/UN48.15/LPM/2014
tanggal 13 Februari 2014
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGAFAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKATUNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2014
2
KATA PENGATAR
3
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
Tuha Yang Maha Esa atas karunia yang dilimpahkan, sehingga pelaksanaan
pengabdian masyarakat yang berjudul “Pelatihan Manicure, Pedicure, dan Nail
Art pada Siswa Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian B Singaraja.” dapat terlaksana
dengan baik dan lancar.
Terselenggaranya kegiatan masyarakat ini berkat kerjasama dan dukungan
dari berbagai pihak, sehingga sudah sepantasnya kami menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, atas kesempatan
serta kerjasamanya dalam melaksnakan pengabdian masyarakat ini.
2. Kepada Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja yang telah memberikan
ijin mengadakan pengabdian di sekolah yang dipimpinya.
3. Para guru dan siswi Sekolah Luar Biasa bagian B Singaraja atas
partisipasinya sebagai peserta dalam P2M ini dan telah mengikuti kegiatan
pengabdian ini dengan tekun dari awal sampai akhir.
4. Rekan-rekan pelaksana kegiatan P2M di lapangan yang telah
melaksanakan kegiatan ini dengan baik.
Akhir kata kami berharap semoga hasil kegiatan pengabdian ini
bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan serta meningkatkan ketrampilan
bagi para siswa yang nantinya dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya keterampilan yang telah dimiliki dapat dijadikan bekal berwirausaha
setelah lulus dan kembali ke tengah-tengah keluarga dan masyarakat.
Singaraja, 10 September 2014
Pelaksana
4
DAFTAR ISI
HALAMAN MUKA ……………………………………………………… I
PENGESAHAN ………………………………………………………….. Ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………… Iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… Iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… V
BAB I PENHAHULUAN
1.1.Analisis Situasi …………………………………………….. 1
1.2.Perumusan Masalah ………………………………………... 4
1.3.Tujuan Kegiatan …………………………………………… 5
1.4.Manfaat Kegiatan ………………………………………….. 5
BAB II METODE PELAKSANAAN
2.1. Metode Pelaksanaan ………………………………………….. 7
a. Kerangka Pemecahan Masalah …………………………….. 7
b. Realisasi Pemecahan Masalah ……………………………… 8
2.2. Khalayak sasaran ……………………………………………… 8
2.3. Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan …………………………… 9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil ………………………………………………………. 12
3.2.Pembahasan ………………………………………………. 16
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ……………………………………………………. 17
4.2. Saran …………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 18
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 19
5
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Check list proses manicure dan pedicure.................................. 10
Tabel 2.2 Check list proses nail art ........................................................ 10
Tabel 2.3 Pedoman Hasil Evaluasi ............................................................ 11
Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Proses Manicure........................................... 13
Tabel 3.2 Rekapitulasi Data Proses Pedicure ............................................ 14
Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Hasil Hasil Nail Art ..................................... 15
6
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan UUD 1945, penyandang cacat merupakan warga negara
yang punya hak yang sama seperti halnya warga negara yang lain. Yakni
penyandang cacat mempunyai hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan
dan penghidupan.Untuk mewujudkan hak dan kewajiban dalam segala aspek
kehidupan dan penghidupan, peran penyandang cacat diperlukan sarana dan upaya
yang lebih memadai, terpadu dan berkesinambungan yang pada akhirnya akan
menciptakan kemandirian dan kesejahteraan penyandang cacat.
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik
khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara
lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar,
gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain
bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat.
Sebagai individu yang memiliki kekurangan maka mereka pada umumnya
sering dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri
dari lingkungannya. Pandangan masyarakat yang kurang positif juga justru
menambah beban permasalahan bagi para penyandang cacat. Sebenarnya dengan
keterbatasan-keterbatasan yang ada pada mereka harus disikapi secara positif agar
mereka dapat dikembangkan seoptimal mungkin potensinya dan diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif bagi keluarga, lingkungan, masyarakat, serta
pembangunan bangsa.
Dalam rangka memberdayakan dan memenuhi hak-hak bagi anak
berkebutuhan khusus, pengelolaan pendidikan luar biasa dituntut untuk dapat
memotivasi dan mengembangkan potensi mereka dalam segala aspek kehidupan
sehari-hari. Sebagaimana yang ada dalam program-program sekolah
pengembangan potensi peserta didik merupakan hal yang penting dari
pelaksanaan proses pembelajaran, guna membekali siswa kelak dalam kehidupan
bermasyarakat. Sehingga dapat hidup mandiri, mampu berkompetisi, dan berani
7
mempertahankan kebenaran, serta eksis dalam kehidupan bermasyarakat minimal
mempunyai kemampuan untuk menolong dirinya sendiri.
Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Bali adalah sekolah khusus untuk
anak-anak Tunarungu. Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan
dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Di Sekolah ini
terdapat siswa Sekolah Dasar 60 orang, Sekolah Menengah Pertama 15 orang
dan Sekolah Menengah Atas 12 orang.
Berbagai upaya telah banyak dan tak pernah berhenti dilakukan mulai dari
tingkat pusat hinggga di tingkat sekolah untuk mengembangkan pendidikan bagi
ABK di SLB B yang semakin bermutu, namun realita yang ada masih
menunjukkan belum tercapainya apa yang dicita-citakan. Mutu ABK selama
masih dalam proses hingga setelah lulus dari SLB masih diragukan untuk mampu
hidup bermasyarakat secara wajar. Hal ini merupakan tantangan dan kewajiban
bagi Universitas Pendidikan Ganesha, melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat
(LPM) merencanakan dan melaksanakan pendidikan ketrampilan bagi anak-anak
SLB.
Dipandang perlu untuk memberdayakan anak-anak SLB Bagian B
Singaraja untuk meningkatkan ketrampilan di bidang kecantikan (manicure,
pedicure, dan nail art). Mengingat mereka belum memiliki keterampilan di
bidang kecantikan, tersedianya alat-alat kecantikan khususnya alat-alat manicure,
pedicuredan nail art yang belum pernah digunakan dan juga belum ada guru di
bidang kecantikan sehingga alat-alat tersebut tidak pernah digunakan. Permintaan
dari kepala sekolah, guru-guru dan siswa untuk mengadakan pelatihan manicure,
pedicure dan nail art karena setiap tahunnya ada perlombaan nail art di tingkat
propinsi dan juga keterampilam ini bisa dijadikan bekal untuk mencari pekerjaan
dan membuka lapangan pekerjaan. Menurut pendapat Sutrisno (1997) hal yang
dapat kita lakukan dalam pembinaan anak-anak cacat adalah melakukan
pendampingan pada mereka dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya
manusia, sehingga pada waktunya nanti mereka bisa memasuki atau justru dapat
menciptakan lapangan kerja.
Di masa pembangunan sekarang nilai ekonomi semakin berperan, maka
keterampilan di bidang kecantikan (manicure, pedicure dan nail art) dipandang
8
sebagai aset yang menguntungkan untuk dikembangkan. Dengan kata lain,
manicure, pedicure dan nail artdipandang memiliki potensi ekonomi dalam
perdagangan dan dunia pariwisata. Oleh karena itu, kegiatan manicure, pedicure
dan nail art ini digalakkan dan diharapkan mampu memperluas lapangan kerja
dan dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan siswa SLB Bagian B
ketika sudah lulus.
Adapun program pelatihan yang akan diberikan adalah menicure, pedicure
dan nail art. Dipilihnya pelatihan manicure, pedicure dan nair art karena
perawatan tangan, kaki, kuku dan seni merias kuku ini sedang trens di
masyarakat. Sedangkan teknik yang digunakan tidak terlalu rumit, dan bahan-
bahan yang digunakan mudah didapat dan harganya tidak terlalu mahal. Teknik
merias kuku (nail art) juga sering dilombakan oleh anak-anak SLB di tingkat
propinsi.
Universitas Pendidikan Ganesha, membawahi Fakultas Teknik dan
Kejuruan (FTK) yang memiliki jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Pada
sub program Tata Kecantikan 65% kurikulumnya mengajarkan praktikum
perawaratan, penataan, rias rambut maupun wajah. Oleh karena itu kegiatan
dalam bentuk Pengabdian Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan
permasalahan yang ada Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja.
1.1. Analisis Situasi
Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Bali adalah sekolah khusus untuk
anak-anak Tunarungu. Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan
dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Di Sekolah ini
terdapat siswa Sekolah Dasar 60 orang, Sekolah Menengah Pertama 60 orang
dan Sekolah Menengah Atas 12 orang.
Mereka pada umumnya sering dianggap kurang memiliki rasa percaya diri
dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Mereka perlu bekal ketrampilan
untuk kelangsungan hidupnya setelah lulus dari sekolah. Kurangnya ketrampilan
dalam bidang kecantikan yang berorientasi pada kesiapan mencari kerja,
sedangkan peralatan kecantikan yang tersedia cukup memadai untuk menunjang
bidang tersebut.
9
Khalayak sasaran yang trategis untuk masalah ini adalah siswa Sekolah
Luar Biasa bagian B Singaraja, yang sedang mengenyam pendidikan SMP
sebanyal 15 orang dan SMA 12 orang. Dipilihnya siswa setingkat SMP dan SMA,
sebab mereka tergolong usia yang sangat produktif baik dilihat dari kecepatan
kerja, kecepatan belajar, tingkat antusiasme, memilki daya kreativitas yang tinggi,
mereka sudah memiliki ketrampilan memadai untuk tumbuh menjadi insan
mandiri dan produktif.
Pengabdian masyarakat pernah dilaksanakan di SLB pada tahun 2012 dan
2013, dimana bidang yang diajarkan pada tahun 2012 adalah membuat kerajinan
tangan dari kain flanel, dan di tahun 2013 membuat lenan rumah tangga dengan
menggunakan teknik jumputan. Siswa-siswa sangat antusias dalam mengkuti
pelatihan yang dilaksanakan tersebut. Dari pihak sekolah sangat berharap agar
pelatihan keterampilan ini berkelanjutan setiap tahunnya. Untuk tahun 2014 dari
pihak sekolah baik kepala sekolah, guru dan siswa sangat mengharapkan diadakan
pelatihan di bidang kecantikan yaitu manicure, pedicure, dan nail art.
Kondisi Sekolah Luar Biasa bagian B adalah banyak terdapat alat-alat
kecantikan yang belum pernah digunakan, dan siswa belum memiliki ketrampilan
dasar di bidang kecantikan (manicure, pedicure dan nail art) sedangkan setiap
tahunnya anak-anak SLB mengikuti lomba nail art di tingkat propinsi. Sedangkan
di sekolah belum ada guru bidang kecantikan sehingga alat-alat kecantikan yang
ada di sekolah belum pernah digunakan.
Berdasarkan analisis situasi di atas, dipandang perlu untuk
memberdayakan anak-anak SLB Bagian B untuk meningkatkan ketrampilan di
bidang kecantikan (manicure, pedicure, dan nail art). Mengingat mereka belum
memiliki keterampilan di bidang kecantikan, tersedianya alat-alat kecantikan
seperti manicure set di sekolah. Hal yang dapat kita lakukan dalam pembinaan
anak-anak cacat adalah melakukan pendampingan pada mereka dalam upaya
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, sehingga pada waktunya nanti mereka
bisa memasuki atau justru dapat menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu
kegiatan dalam bentuk Pengabdian Masyarakat ini sangat relevan untuk
memecahkan permasalahan yang ada di Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja.
10
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian analisis situasi, dapat dikemukanan bahwa anak-anak
Sekolah Luar Biasa memiliki kekurangan, maka mereka pada umumnya sering
dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri dari
lingkungannya. Mereka perlu bekal ketrampilan untuk kelangsungan hidunya
setelah lulus dari sekolah. Kurangnya ketrampilan dalam bidang kecantikan yang
berorientasi pada kecakapan hidup, sedangkan peralatan yang tersedia cukup
memadai untuk menunjang bidang tersebut karena tidak ada guru bidang
kecantikan. Selain itu anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja sangat
membutuhkan ketrampilan tersebut,karena setia tahunnya kegiatan tersebut
dilombakan di tingkat propinsi dan diharapkan setelah tamat nanti siap terjun ke
masyarakat sudah mempunyai bekal ketrampilam yang memadai, sehingga
mereka merupakan aset bangsa yang diperhitungkan, bukan sebaliknya dianggap
beban bangsa.
Oleh sebab itu untuk dapat memiliki sejumlah ketrampilam maka
diperlukan sejumlah pelatihan ketrampilan yaitu: (a) melaksanakan perawatan
tangan dan kuku (manicure) (b) melaksanakan perawatan kaki (pedicure), (c)
merias kuku sesuai dengan motif yang diharapkan (nail art).
Permasalahan ini harus segera ditangani secara komprehensif melalui
strategi dan program yang terpadu agar dapat memberdayakan sumber daya
manusia dan sumber daya selebihnya (peralatan/fasilitas) yang ada Sekolah Luar
Biasa Bagian B Singaraja.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Belum pernah diadakan pelatihanmanicure, pedicure dan nail art pada anak-
anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja yang sedang mengenyam
pendidikan tingkat SMP dan SMA.
2. Bagaimana tanggapan anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja
(Siswa SMP dan SMA) terhadap pelatihan manicure, pedicure dan nail.
11
1.3. Tujuan Kegiatan
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di depan, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah:
a. Untuk memberikan pelatihan manicure, pedikure dan nail art.
b. Untuk mengetahui tanggapan siswa Sekolah Luar Biasa Bagian B terhadap
pelatihan manicure, pedikure dan nail art.
1.4.Manfaat Kegiatan
Jika tujuan di atas dapat tercapai diharapkan dapat bermanfaat pada :
1. Lembaga Undiksha yaitu merupakan kegiatan pengabdian pada
masyarakat sebagai salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Bagi Dosen, melalui kegiatan ini dapat mengembangkan wawasan
kemasyarakatan kalangan dosen dan mahasiswa, sehingga nantinya terjalin
komunikasi yang efektif dan produktif antara perguruan tinggi dengan
masyarakat, bagi peningkatan peran serta kalangan kampus dalam
pemberdayaan masyarakat luas.
3. Siswa Sekolah Luar Biasa B Singaraja, hasil kegiatan pelatihan ini
diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan ketrampilan
dalam perawatan tangan dan kaki (manicure, pedicure, dan nail art).
Melalui kegiatan pengabdian ini, siswa SLB Bagian B Singaraja tidak lagi
dipandang sebelah mata oleh masyarakat dengan segala keterbatasannya,
tetapi sebaliknya mereka merupakan aset bangsa yang diperhitungkan, dan
siap bersaing di masyarakat yang penuh dengan tantangan.
12
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1. Kerangka Pemecahan Masalah
Permasalahan yang ada berupa kondisi ekonomi Bangsa Indonesia saat ini,
bukanlah hal yang mudah untuk memperoleh pekerjaan, apalagi bagi anak-anak
Sekolah Luar Biasa Bagian B yang memiliki kekurangan fisik. Hal ini tentunya
menjadi permasalahan yang rumit, jika anak-anak SLB bagian B tersebut tidak
dipersiapkan untuk mencari peluang di dunia usaha, dengan kata lain
berwirausaha mandiri. Sedangkan di sekolah tersebut banyak terdapat alat-alat
kecantikan (rias) yang belum dipergunakan secara optimal.
Akar dari permasalahan adalah siswa SLB Bagian B merupakan sekolah
khusus tunarungu dimana mereka cacat dalam hal pendengaran yang kebanyakan
sulit untuk mencari pekerjaan, dimana anak-anak tersebut belum pernah dilatih
untuk melaksanakan perawatan manicure, pedicure, dan nail art, di sekolah
tersebut sudah tersedia alat-alat kecantikan (rias) yang belum digunakan secara
optimal, belum ada guru pengajar kecantikan dan permintaan untuk mengadakan
pelatihan manicure, pedicure dan nail art dari pihak sekolah (kepala sekolah, guru
dan siswa) karena setiap tahunnya ada lomba nail art di tingkat provinsi.
Untuk mewujudkan hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan dan
penghidupan, peran penyandang cacat diperlukan sarana dan upaya yang lebih
memadai, terpadu dan berkesinambungan yang pada akhirnya akan menciptakan
kemandirian dan kesejahteraan penyandang cacad. Langkah konkritnya mereka
harus diberi keterampilan-keterampilan.Oleh karena itu sudah seharusnya
perguruan tinggi melalui penerapan Dharma ke 3 yaitu Pengabdian Pada
Masyarakat memberikan kontribusi untuk memecahkan persoalan tersebut.
Realisasi pemecahan masalah terhadap kerangka pemecahan masalah dilakukan
melalui peningkatan ketrampilan dalam pelatihan di bidang kecantikan yaitu
perawatan manicure, pedicure, dan nail art.
13
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa Selolah Luar Biasa Bagian
B (siswa SMP dan SMA) dapat menerapkan berbagai ketrampilan yang akan
diberikan, dan selalu menggali ide baru untuk berinovasi dalam berkarya.
Selanjutnya dengan penguasaan wawasan dan ketrampilan tersebut para siswa
lebih siap untuk mandiri, dan menjadi insan yang produktif dan kreatif.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama 8 bulan yang terbagi dalam
tiga tahap yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.
Tahap perencanaan telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut: tempat/lokasi
kegiatan dipilih di Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian B Singaraja Bali, yang
terletak di Jl Veteran Singaraja. Jenis kegiatan berupa pelatihan perawatan tangan
dan kaki (manicure, pedicure dan nail atr). Tahap pelaksanaan berupa penyajian
materi secara teori selama 1 hari dilanjutkan dengan pelatihan manicure, pedicure
dan nail art di hari berikutnya. Tahap yang terakhir adalah evaluasi akhir dan
pelaporan.
2.2. Khalayak Sasaran Strategis
Khalayak sasaran yang trategis untuk masalah ini adalah siswa Sekolah
Luar Biasa bagian B Singaraja, sebanyak 22 orang yang sedang mengenyam
pendidikan SMP sebanyal 15 orang dan SMA 7 orang. Dipilihnya siswa setingkat
SMP dan SMA, sebab mereka tergolong usia yang sangat produktif baik dilihat
dari kecepatan kerja, kecepatan belajar, tingkat antusiasme, memilki daya
kreativitas yang tinggi, mereka sudah memiliki ketrampilan memadai untuk
tumbuh menjadi insan mandiri dan produktif.
Pelatihan ini melibatkan dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga (Tata Busana dan Tata Kecantikan ) yang mengampu mata Kuliah
Manicure dan Pedicure. Bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa Bagian B
Singaraja yang melibatkan siswa SMP dan SMA sebagai subyek sasaran.
Pengabdian ini dilakukan dalam upaya mengadakan hubungan yang erat melalui
pererapan disiplin ilmu khususnya dibidang Tata Kecantikan. Siswa dapat
memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang teknik manicure, pedicure,
dan nail artyang lebih berkualitas dan memiliki nilai estetika yang lebih baik
14
2.3. Metode Kegiatan
Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam
bentuk pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi dan tanya jawab dan
pelatihan dilaksanak selama 8 bulan. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan
kegiatannya :
1. Ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan secara umum
tentang manicure, pedicure, dan nail art yaitu meliputi, pengertian
pedicure, manicure dan nail art, alat dan bahan, teknik perawatan.
2. Demontrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung
mengenai proses pelaksanaan manicure, pedicure, dan nail art, peralatan
yang diperlukan serta bahan yang digunakan dalam manicure, pedicure,
dan nail art.
3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum
terakomodasi oleh kedua metode di atas.
4. Pelatihan perawatan manicure, pedicure, dan nail art ditujukan kepada
siswa dengan melibatkan seluruh peserta pelatihan.
5. Evaluasi hasil akhir.
2.4. Evaluasi dan Kriteria Keberhasilan
Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui pengamatan langsung
melalui penilaian kinerja dan hasil produk pada peserta dalam proses persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan manicure, pedicure dan nail artdilakukan oleh
instruktur dengan mengacu pada indikator yang tercantun dalam rubrik yang
telah disiapkan. Adapun model rubrik yang digunakan adalah rubrik untuk
menilai ketrampilan proses sebagai berikut:
15
Tabel 01 Check list proses manicure dan pedicure
No Aspek Kemampuan Skala Nilai
4 3 2 11 Persiapan area kerja, alat, lenan, bahan dan
kosmetika2 Proses kerja
a. Langkah kerja- Membersihkan tangan- Diagnose- Membentuk dan mengikir- Buffing- merendam dan menyikat (cuticule
softener, remover & cuticule massage)- massageb. Ketepatan penggunaan alatc. Ketepatan waktu
3 Hasil kerja4 Berkemas
4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup, 1=kurang
Tabel 02. Check list proses nail art
No Aspek Kemampuan Skala Nilai4 3 2 1
1 Persiapan area kerja, alat, lenan, bahan dankosmetika
2 Pengolesan cat kuku dasar3 Proses pembuatan motif nail art4 Kombinasi warna nair art4 Kreatifitas motif
5 Kebersihan dan kerapian hasil akhir6 Berkemas
4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup, 1=kurang
Selanjutnya hasil akhir penilaian kinerja dirata-ratakan dan dikonversi
menggunakan pedoman konversi sebagai berikut:
16
Tabel 2.3 Pedoman Hasil Evaluasi
No Rentangan Nilai Katagori
1 85 – 100 4 Sangat baik
2 70 – 84 3 Baik
3 55-69 2 Cukup
4 < 54 1 Kurang
17
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Deskripsi Hasil Pelatihan Menicure, Pedicure, dan Nail Art
Kegiatan pelatihan Menicure, Pedicure, dan Nail Art di Sekolah Luar Biasa
Bagian B Singaraja dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada hari Senin tanggal 21 April
2014 sampai dengan 22 April 2014. Kegiatan dimulai pukul 08.00 wita sampai dengan
pukul 12.00 wita. Kegiatan diawali dengan mengumpulkan peserta di ruang keterampilan.
Target sasaran 20 orang yang terdiri dari siswa SMA dan SMP yang berjenis kelamin
perempuan. Peserta semuanya terdiri dari 22 orang yang terdiri dari siswa SMP 15 dan
SMA 7 orang. Pada hari pertama dan ke dua melibatkan semua siswa SMA dan SMP.
Kegiatan pada hari pertama instruktur (Made Diah Angendari) dibantu oleh
instruktur dari dosen PKK Undiksha dan guru-guru keterampilan SMP dan SMA Sekolah
Luar Biasa Bagian B Singaraja menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan Menicure,
Pedicure, dan Nail Art dengan metode ceramah. Peserta terlihat antusias mengikuti
kegiatan ini, dan mereka sangat tertarik untuk mencoba. Selanjutnya instruktur membagi
kelompok menjadi 2 kelompok.
Kegiatan perkelompok pelatihan Menicure, Pedicure berbeda-beda. Kelompok 1
terdiri dari 10 orang pelatihan Menicure dan kelompok 2 pelatihan pedicure. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada proses Menicure atau perawatan tangan dan kuku tangan
dan pedicure atau perawatan kaki dan kuku kaki pada dasarnya sama, yaitu dari
persiapan alat, proses pelaksanaan pembersihan, pengurutan dan perawatan.
Kegiatan hari ke dua yaitu hari Selasa tanggal 22 April 2014 dilanjutkan dengan
pelatihan nail art (menghias kuku). Siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok yang
terdiri dari kelompok 1 membuat hiasan tumbuhan, dan kelompok 2 membuat hiasan
binatang. Adapun kegiatan dalam pelatihan nail art ini adalah memulas kuku dengan cat
kuku bening, memulas kuku dengan cat kuku warna sesuai dengan selera, membuat motif
sesuai dengan pilihan (motif tumbuhan dan motif binatang) dan terakhir memulas dengan
cap kuku bening.
Hasil kegiatan pelatihan manicure, pedicure, dan nail art secara umum dapat
dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat darai presentasi kehadiran peserta mencapai
100%, dan siswa sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan ini.
18
Sedangkan berdasarkan perencanaan, proses, hasil praktik, dan berkemas dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Manicure
NoPeserta
Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total
1 4 3 4 3 14
2 4 4 4 4 16
3 3 4 3 3 13
4 3 3 3 3 12
5 4 4 4 4 16
6 3 4 4 4 15
7 4 3 4 4 15
8 4 3 4 3 14
9 4 4 4 3 15
10 3 4 3 4 14
11 3 3 3 3 12
Total 39 39 38 38 156
% 88,6% 88,6% 86,4% 86,4% 88,6%
Berdasarkan data pada Tabel 3.1 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa
pada perencanaan pelatihan manicure dengan persentase 88,6 % dalam kategori
sangat baik, tahap proses manicure mencapai 88,6 % dalam kategori sangat baik,
pada tahap hasil manicure memperoleh persentase 86,4 %, dengan kategori sangat
baik dan berkemas memperoleh persentase 88,4 % dengan kategori sangat baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pelatihan manicure sesuai dengan harapan.
Sementara hasil kegiatan perkelompok 2 yang terdiri dari 11 orang
melaksanalan kegiatan pedikure (perawatan kaki dan kuku kaki). Berdasarkan
evaluasi didapatkan hasil sebagai berikut:
19
Tabel 3.2 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Pedicure
NoPeserta
Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total
1 3 3 4 4 14
2 4 4 4 4 16
3 3 4 3 3 13
4 3 3 3 3 12
5 4 4 4 4 16
6 3 3 4 4 14
7 4 3 3 4 14
8 4 3 4 3 14
9 4 4 4 3 15
10 3 4 3 4 14
11 4 3 4 3 14
Total 39 38 40 39 156
% 88,6 88,4 90,9 88,6 88,8
Berdasarkan data pada Tabel 3.2 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa pada
perencanaan pelatihan padicure dengan persentase 88,6 % dalam kategori sangat baik,
tahap proses pedicure mencapai 88,4 % dalam kategori sangat baik, pada tahap hasil
pedicure memperoleh persentase 90,9 %, dengan kategori sangat baik dan berkemas
memperoleh persentase 88,6 % dengan kategori sangat baik. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pelatihan padicure sesuai dengan harapan.
Sementara hasil kegiatan nail art yang terdiri dari 2 kelompok yang terdiri dari
masing-masing 11 orang melaksanakan kegiatan nail art. Berdasarkan evaluasi
didapatkan hasil sebagai berikut:
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan instruktur diperoleh hasil sebagai yang
dapat dilihat pada Tabel 3.3.
20
Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Nail Art
NoPeserta
Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total
1 4 3 4 3 14
2 4 4 4 4 16
3 3 4 3 3 13
4 3 3 3 3 12
5 4 4 4 4 16
6 3 4 4 4 15
7 4 3 4 4 15
8 4 3 4 3 14
9 4 4 4 3 15
10 3 4 3 4 14
11 3 3 3 4 13
12 4 4 4 4 16
13 3 4 4 4 15
14 4 3 4 3 14
15 3 3 4 4 14
16 4 4 4 3 15
17 3 4 4 4 15
18 4 4 4 3 15
19 4 4 3 3 14
20 4 3 4 3 14
21 3 4 3 3 13
22 3 3 3 3 13
Total 78 79 81 78 315
% 88,6% 89,8% 92,1% 88,6 89,5%
21
Berdasarkan data pada Tabel 3.3 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa pada
perencanaan pelatihan nail art dengan persentase 88,6 % dalam kategori sangat baik,
tahap proses nail art mencapai 89,8 % dalam kategori sangat baik, pada tahap hasil nail
art memperoleh persentase 92,1 %, dengan kategori sangat baik dan berkemas
memperoleh persentase 88,6 % dengan kategori sangat baik. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pelatihan nail art sesuai dengan harapan.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil kegiatan P2M yang telah dipaparkan pada hasil, bahwa
kegiatan pengabdian ini mendapat respon yang positif dari para peserta, guru-guru dan
kepala sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja, dimana para peserta sangat antusias
mengikuti kegiatan, dan hasilnya juga sangat baik, begitu juga dengan guru-guru dengan
senang hati membantu dalam proses awal sampai akhir.
Disisi lain masih ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan, misalnya
menentukan waktu, larna pelatihan ini dijadwalkan pada hari dimana siswa mendapat
pelajaran keterampialn agar tidak menggangu pelajaran yang lainnya. Sementara jadwal
di sekolah banyak liburnya misalnya libur kenaikan kelas, libur hari raya Idul Fitri,
perayaan 17 Agustus dan kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan di sekolah dan
propinsi.
Pelatihan manicure, pedicure dan nail art, instruktur menargetkan membuat 3
macam pelatihan yaitu manicure, pedicure dan nail art dan target tersebut terpenuhi.
Kegiatan nail art siswa diperbolehkan memilih motif yang diinginkan dan sesuai dengan
contoh yang diberikan instruktur.
Namun demikian, kerjasama yang proaktif antar siswa untuk menyelesaikan
setiap proses manicure, pedicure dan nail, mereka kerjakan dengan penuh tanggung
jawab. Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka sangat disiplin dengan waktu, walaupun
mereka memiliki kekuarangan yaitu tidak bisa mendengar dan berbicara, tetapi mereka
punya semangat yang besar untuk belajar.
22
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan pelatihan manicure, pedicure, dan nail art telah berhasil
melaksanakan proses manicure, proses pedicure dan proses nail art dengan motif
tumbuhan dan binatang. Kriteria pelatihan manicure, pedicure dan nail art dengan
persentasi setiap tahapan perencanaan, proses pelaksanaan, hasil, dan berkemas.
2. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan manicure, pedicure
dan nail art ini sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari idikator kehadiran siswa
mencapai 100% dari target, dan selama kegiatan berlangsung mereka sangat
antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegitan.
4.2. Saran
1. Kegiatan P2M di Sekolah Luar Biasa bagian B Singaraja, mendapat respon yang
positif, tentunya hal ini bisa ditindaklanjuti pada waktu berikutnya, dengan
bidang-bidang yang lain misalnya menjahit, membatik, painting, dan juga bidang
tata rias lannya , sehingga siswa memiliki ketrampilan yang mencukupi untuk
bekal hidupnya nanti.
23
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Muliawan, Neti Suriana. 2013. A-Z tentang Kosmetik. Jakarta. Gramedia.
Herni Kusantati. 2009. Tata Kecantikan Kulit Jilid 2. Direktorat PembinaanSekolah Menengah Kejuruan. Depdiknas.
Irina Damayanti, Anda Nurlaila. 19 Juni 2010. Setiap wanita pasti ingin kukutangannya terlihat cantik dan indah. http://Setiapwanita.htm. Diakses 1September 2013.
Leigh Toselli. 2008. Panduan Lengkap Manicure dan Pedicure. Jakarta.Gramedia Pustaka Utama.
Mira. 8 September 2011. Cara Menicur di Rumah.http://caramenikurdirumah.htm. Diakses 1 September 2013.
Nelly hakim. 2001. Kosmetologi tata Kecantikan Kulit Tingkat Dasar. Jakarta.PT Carina Indah Utama.
24
Lampiran 1. Daftar hadir
25
Lampiran 2. Foto Kegiatan Manicure
26
Foto Kegiatan Pedicure
27
Foto Kegiatan Nail Art
28
Foto Hasil Nail Art
29
30
31
Lapiran 3. Langkah-langkah Manicre dan Pedicure
Langkah-langkah Manicure
a. Membersihkan tangan dan kuku
1) Bersihkan tangan dan kuku menggunakan washlap basah untuk mengeluarkan
kotoran dan debu.
2) Bersihkan cat kuku dengan kapas yang dibasahi remover/aceton. Kemudian
kapas ditarik keluar melalui ujung kuku.
a. Mendiagnosis tangan dan kuku.
b. Tujuan diagnosis adalah untuk mengetahui kondisi
c. tangan dan kuku, untuk mengetahui tindakan perawatan yang
d. dapat dilakukan, dan untuk mengetahui jenis kosmetik yang
e. dapat diaplikasikan pada saat manicuring.
d. Membentuk dan mengikir kuku.
1) Potong kuku, kemudian kikir dan bentuk menjadi oval atau sesuai keinginan.
2) Lanjutkan membentuk dengan ampelas (emory board).
32
e. Merendam dan menyikat.
1) Rendam tangan ke dalam baskom yang berisi air hangat diberi sabun
cair/foam bath.
2) Sikat kuku satu persatu.
3) Keringkan tangan dengan handuk.
f. Merawat tangan dan kuku
1) Bersihkan bagian dalam pada ujung kuku lepas dengan alat segitiga.
2) Bersihkan tangan mulai siku sampai ujung jari dengan kometik pembersih
3) Angkat pembersih dengan kapas yang dibasahi kosmetik penyegar.
4) Beri kuku (10 jari) dengan skin food cream.
5) Dorong lipatan kuku dengan orange stick, kemudian dengan baja pendorong
segi empat.
6) Tekan bagian tepi kuku dengan pisau kutikel.
g. Mengurut tangan
1) Kenakan krim masase pada tangan mulai siku sampai jari, kemudian ratakan.
2) Gerakan Effleurage dengan menggunakan telapak tangan, usap punggung
33
tangan arah ke atas, dan ulangi 9x.
3) Gerakan friction menggunakan kedua ibu jari tangan, usap dan tekan ke atas
sampai siku, turun dengan gerakan melingkar, ulangi 9x, buat gerakan friction
pada pergelangan tangan ke kiri dan ke kanan 9x, buat gerakan friction pada
punggung tangan, sebanyak 9 x.
4) Gerakan trocking pada telapak tangan dengan menggunakan kedua ibu jari
bergantian mengusap dan menekan arah silang pada telapak tangan 9 x.
5) Gerakan effluerage pada telapak tangan, kedua ibu jari bersamaan
mengusap, menekan ke atas dan turun dengan gerakan zig–zag 9 x.
6) Friction pada setiap ruas jari mulai ibu jari sampai kelingking 3 x.
34
7) Gerakan pergelangan tangan dengan arah ke depan, belakang, kiri, kanan,
putar arah jarum jam, putar berlawanan arah jarum jam masing-masing 3x.
8) Gerakan effleurage seluruh tangan 6x.
9) Membersihkan krim pengurut yaitu angkat krim mengurut dengan kapas yang
dibasah face tonic, bersihkan dengan wash lap yang dibasahi air hangat, dan
segarkan dengan air dingin.
h. Memberi hand lotion dan hand powder pada kedua tangan dan ratakan
i. Mengecat kuku dengan cara : pulaslah seluruh permukaan kuku dengan cat
kuku dasar (base coat), tunggu sampai kering dan pulaslah bagian demi bagian
kuku dengan cat kuku (nail enamel), mulai ujung kuku, bagian tengah kuku, sisi
kiri, sisi kanan, dan tunggu sampai kering, serta pulaslah seluruh permukaan kuku
dengan cat kuku penutup (top coat)
35
Langkah-langkah Pedicure
a. Membersihkan Kaki
1) Siapkan air dalam baskom yang dibubuhi dettol.
2) Bersihkan kaki dengan cara mengelap dengan wash lap mulai lulut sampai
dengan ujung jari.
3) Bersihkan cat kuku dengan kapas yang dibubuhi acelon/nail remover.
Kemudian kapas ditarik keluar melalui ujung kuku.
b. Mendiagnosis Kaki dan Kuku
Lakukan diagnosis untuk perawatan kaki dan kuku
c. Membentuk dan Mengikir Kuku
1) Potonglah kuku dengan gunting kuku.
2) Kikir dan bentuk sesuai keinginan klien.
3) Lanjutkan membentuk dengan amplas (emory board).
d. Merendam dan Menyikat kaki dan kuku kaki
1) Rendam kaki ke dalam baskom yang berisi air hangat diberi sabun cair
sampai mata kaki.
2) Sikat kuku satu persatu dengan sikat kuku.
3) Keringkan kaki dengan handuk
36
e. Merawat Kaki dan Kuku
1) Bersihkan bagian dalam pada ujung kuku lepas dengan baja segitiga.
2) Bersihkan kaki mulai lutut sampai ujung kaki dengan kosmetik pembersih.
3) Angkat kosmetik pembersih dengan lepas yang dibasahi kosmetik penyegar.
4) Berikan dengan (10 jari) skin food cream.
5) Dorong lipatan kuku dengan orange wood stick, kemudian dengan baja
pendorong segi empat
6) Bersihkan bagian tepi kuku (kutikula) dengan baja segitiga
f. Mengurut kaki
Mengurut (massage) kaki dilakukan agar kaki lebih fleksibel, terpelihara dengan
baik dan kulitnya lembut. Pengurutan dilakukan terutama sampai mata kaki atau
betis. Gunakan cream massage untuk mempermudah pengurutan. Gerakan
pengurutan yang dapat dilakukan yaitu : effleurage, petrisage, vibratie, friction,
tapotage dan paduan dari gerakan-gerakan tersebut. Semua pengurutan dan
pembersihan dilakukan ke arah atas. Lama pengurutan sedikitnya 5 menit.
Pengurutan pada perawatan kaki, memuat berbagai aktivitas gerakan sebagai
berikut:
1) Memakai ibu jari membuat lingkaran (petrisasi) kecil-kecil di jari-jari, dimulai
dari jari kelingking kaki kanan, kemudian kaki kiri masingmasing jari diulang
2) Membuat gerakan mencabut di setiap jari, dimulai dari jari kelingking 3 kali
37
Membuat lingkaranlingkaran di seluruh punggung kaki dengan jari tengah dan jari
manis kedua tangan sampai ke tumit 3 kali
Dengan jari tengah dan jari manis kedua tangan dari mulai pergelangan kaki
melingkar-lingkar di sepanjang sisi kaki sampai di samping lutut 3 kali
Membuat usapan (Effleurage) pada betis kaki dengan 4 jari kedua tangan
bergantian dari mata kaki sampai di belakang lutut 3 kali
Membuat gerakan mendorong sambil melingkar di sepanjang kaki dari
pergelangan sampai lutut dengan seluruh tangan 3 kali. Kaki model diletakkan
pada lutut pemijat, membuat gerakan mendorong di telapak kaki beberapa kali.
Tangan digenggam 3 kali.
38
Kaki model diletakkan di lutut, dipegang pada pergelangan kaki. Tangan kanan
memegang sisi jari kemudian membuat gerakan memutar perlahan ke kiri 3 kali
ke kanan 3 kali, terakhir kaki didorong kuat.
g. Mengecat kuku kaki
1) Berilah spon/kapas kecil diantara jari kaki.
2) Pulaslah seluruh permukaan kuku dengan cat kuku dasar (base coat) dan
tunggu sampai kering
3) Pulaslah bagian demi bagian dari kuku kaki dengan cat kuku : Pulas dengan
arah vertikal pada kuku ibu jari, arah horizontal pada kuku jari yang lain. Tunggu
sampai kering, dan pulaslah seluruh permukaan kuku kaki dengan cat kuku
penutup (top coat).
39
Lampiran 4. Kontrak Kerja
40
41
42
43
44
45
46
47