Post on 11-Aug-2015
I. TOPIK :
Destilasi Uap Pada Bunga Kamboja
II. TUJUAN :
Memisahkan campuran dua larutan berdasarkan perbedaan titik didih
dan mendapatkan minyak atsiri dari bunga kamboja.
III. DASAR TEORI
A. Esktraksi
Ekstraksi adalah metode pemisahan satu atau beberapa zat terlarut atau
solut di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Prinsip metode ini
didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua
pelarut yang tidak saling bercampur. Batasannya adalah zat terlarut dapat
ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam ke dua fase pelarut. Proses ekstraksi
bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak
antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar anta rmuka bahan ekstraksi
dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang
telah tercampur dengan pelarut yang telah menembus kapiler-kapiler dalam suatu
bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi di
bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan
konsentrasi larutan dengan larutan di luar bahan.
a. Jenis-jenis ekstraksi sebagai berikut:
1. Cara Dingin
Maserasi, adalah ekstraksi menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengadukan pada suhu kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan
prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi
kinetik berarti dilakukan pengadukan kontinyu. Remaserasi berarti
dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan ekstraksi
maserat pertama dan seterusnya.
Perkolasi, adalah ekstraksi pelarut yang selalu baru sampai sempurna
yang umumnya pada suhu ruang. Prosesnya didahului dengan
pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi
sebenarnya (penampungan ekstrak) secara terus menerus sampai
diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan
2. Cara Panas
Reflux, adalah ekstraksi pelarut pada temperatur didihnya selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik.
Soxhlet, adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan
jumlah pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik.
Digesi, adalah maserasi kinetik pada temperatur lebih tinggi dari
temperatur kamar sekitar 40-50 C
Destilasi uap, adalah ekstraksi zat kandungan menguap dari bahan dengan
uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial zat kandungan menguap
dengan fase uap air dari ketel secara kontinyu sampai sempurna dan
diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran menjadi destilat air
bersama kandungan yang memisah sempurna atau sebagian.
Infuse, adalah ekstraksi pelarut air pada temperature penangas air 96-98 C
selama 15-20 menit.
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya
melarutkan yang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang
tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang
diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut dalam pelarut
polar dan sebaliknya.
b. Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh:
Selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan.
Kelarutan, pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak
yang besar.
Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair, pelarut tidak boleh
larut dalam bahan ekstraksi.
Kerapatan, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara
pelarut dengan bahan ekstraksi.
Reaktivitas, pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada
komponen bahan ekstraksi.
Titik didih, titik didih kedua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak dan
pelarut dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi.
Kriteria lain, sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak
beracun, tidak mudah terbakar, tidak eksplosif bila bercampur udara, tidak
korosif, buaka emulsifier, viskositas rendah dan stabil secara kimia dan fisik.
Karena tidak ada pelarut yang sesuai dengan semua persyaratan tersebut, maka
untuk setiap proses ekstraksi harus dicari jenis pelarut yang paling sesuai dengan
kebutuhan. Distilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen antara dua
atau lebih jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam suatu campuran.
Pemisahan terjadi oleh penguapan salah satu komponen dari campuran. Hal ini
membuktikan bahwa beberapa komponen lebih cepat menguap (volatil) dari
komponen yang lain yang sukar menguap (non volatil) atau bahwa setiap zat memiliki
titik didih yang berbeda. Kegunaan destilasi atau penyulingan larutan ialah untuk
memisahkan atau memurnikan zat terlarut dari campuran zat pelarut.
c. Macam-macam destilasi :
1. Distilasi sederhana (Non-Fraksionasi)
Distilasi ini digunakan bila sampel dikatakan hanya mengandung satu
komponen yang mudah menguap atau mempunyai perbedaan titik didih yang
tinggi. Pemurnian dengan distilasi sederhana dapat dilakukan dengan distilasi yang
berulang-ulang (redistilasi).
2. Distilasi Vakum
Distilasi Vakum disebut juga distilasi dengan tekanan rendah. Untuk
mencegah penguraian senyawa-senyawa organik dianjurkan melakukan distilasi
dengan metode ini. Distilasi ini terutama digunakan untuk sampel-sampel dengan
titik didih diatas 180oc. Dengan bantuan aspirator air, tekanan dapat diturunkan
sampai 12-15 mmHg. Sedangkan dengan bantuan pompa vakum tekanan dapat
diturunkan sampai 0.01 mmHg. Untuk terakhir ini diperlukan cold trap untuk
keamanan dan jangan sekali-kali melepaskan keadaan vakum dengan melepaskan
labu atau termometer. Sampel dimasukkan ke dalam labu distilasi, selanjutnya
masukkan batu didih agar pendidihan berlangsung halus dan teratur. Pengontrolan
suhu labu distilasi diperlukan supaya pendidihan berlangsung dengan baik.
3. Distilasi Fraksionasi
Distilasi fraksionasi diperlukan untuk pemisahan dua atau lebih komponen
yang mudah menguap atau yang mempunyai perbedaan titik didih yang rendah.
Kolom fraksionasi memungkinkan adanya kesetimbangan antara turunnya cairan
yang mengkondensasi dan naiknya uap, sehingga menghasilkan siklus penguapan
kondensasi dalam jumlah banyak. Panjang dan jenis kolom fraksionasi yang
diperlukan bergantung pada titik didih komponen-komponen yang akan
dipisahkan. Pemisahan yang sesuai untuk komponen- komponen dengan perbedaan
titik didih 15-20oc adalah dengan menggunakan vigorous. Untuk komponen-
komponen dengan titik didih yang lebih dekat diperlukan “packed column” atau
“Spinning Band Column”.
Kondisi kesetimbangan harus dijaga dalam kolom fraksionasi pada setiap saat
untuk memperoleh pemisahan yang baik. Istilahreflux digunakan untuk cairan yang
menguap dan kembali ke labu semula sebagai kondensat. Perbandingan distilat
dengan jumlah kondensat yang kembali ke labu distilasi (disebut refluks ratio)
biasanya harus lebih besar dari satu dan umumnya antara 5-10 untuk komponen
yang relatif mudah dipisahkan. Untuk menjaga refluks ratio dalam daerah ini
diperlukan pengontrolan pemanasan labu distilasi.
4. Distilasi Uap
Distilasi ini digunakan untuk cairan-cairan yang sama sekali tidak mau
bercampur (immiscible) atau cairan yang bercampur (miscible) sangat terbatas.
Campuran heterogen dari dua cairan ini (A dan B) tidak mengikuti hokum Raoult,
tetapi masing-masing.
B. Bunga Kamboja
Bunga kamboja ditemukan oleh seorang botanis berkebangsaan Perancis yang
bernama Charles Plumier, karena itulah bunga kamboja mempunyai nama Latin
Plumeria. Bunga kamboja dulu hanya kita jumpai di tempat-tempat yang berbau
religi seperti pemakaman dan tempat-tempat lain, namun kini hal itu sudah berubah.
Bunga ini tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan
negara Kamboja sebab.Bunga ini ternyata berasal dari Amerika Tengah yang
meliputi Equador, Colombia, Cuba, Venezuela, dan Mexico. Bunga kamboja
diperkirakan pertama kali dibawa Indonesia oleh bangsa Portugis dan Belanda yang
mana keduanya merupakanbangsa yang peduli terhadap lingkungan dan sangat
menyukai alam tropis. Diperkirakan kamboja asli Indonesia adalah bunga kamboja
yang berwarnaputih dengan bagian dalam berwarna kuning di mana kuntumnya tidak
terbuka penuh serta berukuran kecil. Bunga kamboja tumbuh subur di dataran rendah
sampai pada ketinggian 700 meter, namun secara umum tanaman ini bisa tumbuh
subur di semua tempat.
1. Jenis bunga kamboja
PlumeriaBali-Whirl
Bunga kamboja tidak hanya terdiri dari satu jenis saja melainkan
bermacam-macam,diantaranya PlumeriaBali-Whirl. Bunga kamboja ini
memiliki mahkota yang bertumpuk, sedang cara memperbanyak serta
melestarikannya adalah dengan penyetekkan. Ada juga Plumeria Acuminata,
bentuk mahkotanya membulat serta bagian ujungnya menggulung. Yang ketiga
yakni Plumeria Acutifolia, bau bunganya harum dan berkhasiat untuk
obat kencing nanah, bengkak serta bisul.
Plumeria Cendana
Plumeria Cendana, meskipun berbau harum
tetapi getahnya mengandung racun yang mana racun tersebut dapat
menimbulkan rasa gatal. Plumeria Kok Putih, bunga kamboja ini sekalipun
sudah mekar tetap terlihat agakkuncup. Ada juga Adenium Obesum, biasanya
orang-orang menyebutnya dengan bunga kamboja Jepang. Bunga ini bukan
berasal dari negeri sakura melainkan dari Benua Afrika,
tepatnya Tanzania, Kenya, dan Uganda. Tanaman ini juga terkenal dengan
sebutan the rose of desert (mawar padang pasir), hal ini disebabkan karena dia
mampu bertahan hidup meskipun tumbuh di padang pasir.
2. Kegunaan Bunga Kamboja
Pada umumnya tamanan kamboja biasanya ditanam sebagai tanaman hias di
halaman dan juga kuburan. nah ternyata Kamboja ini tingginya bisa sampai 6
meter loh , termasuk pohon kecil yang berbatang pokok besar,berkayu dan keras.
Daunnya lonjong dan meruncing di bagian ujungnya. Bunganya berbentuk
terompet, warnanya putih, merah muda, dan merah. Getah putih pohon kamboja
mengandung damar dan karet, yang mampu mengontraksikan kulit tanpa
menimbulkan rasa sakit. Tumbuhan ini juga mengandung fuvoplumierin yang
mencegah pertumbuhan bakteri. Bunganya berkhasiat menurunkan panas,
menghentikan batuk, meluruhkan air seni. Batangnya melancarkan buang air
besar. Kulit batang kamboja ‘ mengandung senyawa plumerid yang bersifat racun
dan bisa digunakan untuk menyembuhkan tumit yang pecah-pecah. Dulu pohon
Kamboja (Plumeria rubra L.cv. Acutifolia.) dikenal sebagai pohon kuburan.
Namun kini, pohon ini malah dikembangbiakan dan dijadikan tanaman hias.
Selain sebagai tanaman hias, Kamboja ternyata memiliki khasiat yang penting
untuk obat. Kandungan dalam pohon ini terbukti secara empiris menyembuhkan
beberapa penyakit. Dalam pengobatan tradisional getah kamboja dimanfaatkan
untuk obat sakit gigi atau obat luka, sedangkan kulit batangnya sangat efektif
untuk menumpas rasa sakit karena bengkak dan dan pecah-pecah pada telapak
kaki.
3. Klasifikasi Bunga Kamboja
Plumeria acuminate ait
Nama umum : Kamboja
Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Plumeria
Spesies: Plumeria acuminata Ait
Kerabat Dekat
Kamboja Putih, Kamboja Merah
C. Minyak Atsiri
Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan
persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, kelarutan
dalam pelarut organik dan keluratan dalam air yang diperoleh dari bagian tanaman,
akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga.
1. Metode produksi (pengambilan) minyak atsiri
Berdasarkan sifat tersebut diatas, minyak atsiri dapat dibuat dengan beberapa
cara, yaitu penyulingan, ekstraksi dengan pelarut menguap (solvent extraction),
ekstraksi dengan lemak dingin (enfleurasi), ekstraksi dengan lemak panas
(maserasi) dan pengepresan (pressing). Secara umum metode pengambilan
minyak atsiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu cara mekanik dan
cara fisika-kimia.
a. Cara Mekanik
Metode yang sering disebut expression ini merupakan cara cold
pressing tidak ada panas yang dibutuhkan pada cara ini. Prosesnya adalah
penekanan/pemerasan (squeezing). Bahan dasar yang bisa diambil minyaknya
dengan pengepresan secara mekanik biasanya berupa biji-bijian atau kacang-
kacangan maupun buah-buahan (citrus oil).
b. Cara Kimia-fisika
Penyulingan/Destilasi Air (Perebusan)
Dengan tipe penyulingan air ini, bahan yang akan disuling
berhubungan langsung dengan air mendidih. Bahan yang akan disuling
kemungkinan mengambang atau mengapung di atas air atau terendam
seluruhnya, tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan
diproses. Air dapat dididihkan dengan api secara langsung. Metode ini
disebut juga metode perebusan. Ketika bahan direbus, minyak atsiri akan
menguap bersama uap air, kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk
dikondensasi. Alat yang di gunakan untuk metode ini disebut alat suling
perebus. Contoh bahan yang diproses dengan netode ini : bunga mawar,
bunga-bunga jeruk.
Penyulingan/Destilasi Uap dan Air (Pengukusan)
Bahan tanaman yang akan diproses ditempatkan dalam wadah yang
kontruksinya hampir sama dengan dandang pegukus, sehingga metode ini
disebut juga pengukusan. Air dididihkan pada bagian bawah alat . Minyak
atsiri akan ikur bersama aliran uap yang kemudian dialirkan ke kondensor.
Alat yang digunakan dalam metode ini disebut alat suling pengukus.
Temperatur steam harus dikontrol agar hanya cukup untuk memaksa bahan
melepas minyak atsirinya dan tidak membakar bahan. Uap yang dipakai
bertekanan > 1 atm dan bersuhu > 100oC, sehingga waktu distilasi bisa
lebih cepat mengurangi kemungkinan rusaknya minyak atsiri. Cara ini
menghasilkan minyak atsiri dengan mutu yang tinggi.
Penyulingan/Destilasi Uap Langsung
Bahan dialiri dengan uap yang berasal dari suatu pembangkit uap. Uap
yang dihasilkan lazimnya memiliki tekanan yang lebih besar daripada
tekanan atmosfer. Uap yang dihasilkan kemudian dialirkan kedalam alat
penyulingan sehingga minyak atsiri akan enguap terbawa oleh aliran uap
air yang dialirkan ke kondensor untuk dikondensasi. Alat yang digunakan
dalam metode ini disebut alat suling uap langsung.Pada dasarnya tidak ada
perbedaan mencolok pada ketiga alat penyulingan tersebut. Namun
pemilihan tergantung pada metode yang digunakan, karena reaksi tertentu
dapat terjadi selama penyulingan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
hidrodestilasi adalah :
1. Difusi atau perembesan minyak atsiri oleh air panas melalui selaput
tanaman yang disebut hidrodifusi.
2. Hidrolisis terhadap komponen tertentu dari minyak atsiri.Peruraian
terjadi oleh panas.
V. PROSEDUR KERJA
A. Proses destilasi
a. Memotong bunga Mawar kemudian timbang dan masukkan ke dalam tabung
distilasi (steamer).
b. Menyalakan mantel pemanas dan mengatur besar panasnya.
c. Menjelang air mendidih, mengaktifkan pompa pendingin distilasi
d. Memasang erlenmeyer untuk menampung uap dan produk hasil distilasi.
e. Mencatat penambahan dan mengamati kejadian-kejadian yang terjadi selama
proses distilasi setiap 15 menit.
f. Proses distilasi berakhir ketika tidak terjadi penambahan produk distilan lagi.
B. Proses pemisahan hasil destilasi :
a. Memasukkan hasil destilasi ke dalam corong pisah sebanyak 10 ml.
b. Menambahkan n-heksana sebanyak 5 ml ke dalam corong pisah, kemudian
kocok beberapa kali dan membuka penutup corong pisah sebentar.
c. Meletakkan gelas ukur di bawah corong pisah untuk menampung tetesan air
yang dikeluarkan.
d. Perlahan-lahan memutar keran corong pisah agar air dapat keluar sedikit
demi sedikit sampai habis tepat batas air dan minyak yang terlihat pada
corong tersebut.
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Alat Ukuran Jumlah
1 Erlenmeyer 250 ml 1
2 Mantel pemanas - 1
3 kondensor - 1
4 Pipet tetes - 2
5 Pecahan keramik - 5
6 Penjepit - 1
7 Corong - 1
8 Selang - 2
9 Corong pisah - 1
10 Gelas ukur 10 ml 1
11 Gelas kimia 500 ml 1
12 Neraca Digital - 1
B. Bahan
No Bahan Satuan Jumlah
1 Bunga kamboja Gram 30
2 Air ml 300
3 n-heksana ml 5.45
VI. HASIL PENGAMATAN
VII. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
A. PERHITUNGAN
N
O
PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN
1 Dipotong bunga kemboja dan ditimbang
sebanyak 30 gram kemudian dimasukkan
kedalam tabung destilasi (steamer)
Massa bunga kamboja 30 gram
2 Ditambahkan 30 ml air dan beling keramik
sebanyak 5 buah pecahan keramik
Volume air 300 ml
3 Dinyalakan mantel pemanas dengan diatur
besar panasnya (dilihat perubahan suhu
pada termometer).
Suhu sebelum dipanaskan 30oC
4 Menjelang air mendidih diaktifkan pompa
pendingin destilasi
Air mengalir
5 Dipasang erlenmeyer untuk menampung
uap dan produk destilasi
Erlenmeyer kosong
6 Dicatat penambahan dan diamati kejadian-
kejadian yang terjadi saat proses destilasi
Larutan bunga kamboja mendidih pada
suhu 900C
Terjadi penguapan dengan uap
mengalirmenuju erlenmeyer
Proses Pemisahan Hasil Destilasi
1 Dimasukkan hasil destilasi kedalam
corong pisah 11,9 ml
Larutan berwarna bening terdapat
minyak atsiri berwarna putih
2 Ditambahkan n-Heksana sebanyak 5 ml
kedalam corong pisah,kemudian dikocok
berapa kali dan membuka penutup corong
pisah sebentar
Larutan n-heksana berwarna bening
N-heksana + larutan hasil destilasi
berwarna bening kemudian terdapat
minyak atsiri
3 Diletakkan gelas ukur dibawah corong
pisah untuk menampung tetesan air yang
dikeluarkan
Volume minyak atsiri yang diperoleh
sebanyak 1,3 ml
Rendemen = Massaminyak murni
Massa bungax 100 %
Diketahui : V minyak murni = 1,3 ml = 1,3 gram
Massa bunga = 30 gram
Ditanya : Rendemen minyak murni bunga kamboja .....?
Jawab : Rendemen = Massaminyak murni
Massa bungax 100 %
= 1, 3 gram3 0 gram
x100 %
= 4,33%
B. PEMBAHASAN
Ekstraksi adalah metode pemisahan satu atau beberapa zat terlarut atau solut di
antara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Prinsip metode ini didasarkan pada
distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur.
Pada percobaan ekstraksi bunga kamboja kami menggunakan metode distilasi
uap. Destilasi uap adalah ekstraksi zat kandungan menguap dari bahan dengan uap air
berdasarkan peristiwa tekanan parsial zat kandungan menguap dengan fase uap air dari
mantel pemanas secara kontinyu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase
uap campuran menjadi destilat air bersama kandungan yang memisah sempurna atau
sebagian.
Distilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen antara dua atau
lebih jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam suatu campuran. Pemisahan
terjadi oleh penguapan salah satu komponen dari campuran. Hal ini membuktikan bahwa
beberapa komponen lebih cepat menguap dari komponen yang lain atau bahwa setiap zat
memiliki titik didih yang berbeda.
Kegunaan destilasi atau penyulingan larutan ialah untuk memisahkan atau
memurnikan zat terlarut dari campuran zat pelarut. Pada proses distilasi, bahan yang
akan dipisahkan dimasukkan kedalam tabung destilan (erlemeyer). Pendidihan terus
dilakukan hingga sejumlah komponen yang mudah menguap terpisahkan, kemudian zat
destilan akan menguap melalui pipa penghubung yang selanjutnya didinginkan didalam
pipa pendingin (kondensor) sehingga hasil destilat ditampung dalam tempat penampung
distilat.
Apabila dalam proses distilasi sudah tidak terjadi penambahan produk distilan,
yaitu ketika bahan dalam kondensor tidak menetes, maka proses distilasi telah berakhir.
Bahan yang didistilasi bersifat mudah menguap atau volatil, seperti : bunga kamboja,
daun kayu putih, bunga kenanga, rempah-rempah dan sebagainya. Pada praktikum
distilasi yang kami lakukan ini, bahan yang digunakan adalah bunga kamboja.
Dalam percobaan ini minyak kamboja lebih cepat menguap (650C) dari pada air
(1000C). Distilasi pada praktikum ini memakai bunga kamboja yang terdiri dari 30 gram
ditambah 300 ml air. Diatilasi dimulai pukul 08.00 WIB dan selesai pukul 10.00 WIB
sehingga diperoleh waktu proses distilasi selama 2 jam (120 menit). Hasil akhir yang
diperoleh adalah air dan minyak bunga kamboja.
Selanjutnya pada proses pemisahan hasil destilasi tujuannya adalah untuk
mendapatkan minyak atsiri bunga kamboja dengan cara memisahkan antara air dengan
minyak kamboja pada larutan bunga kamboja dengan mencampurkan pelarut organik.
Dalam percobaan kami menggunakan pelarut n-heksana 5,45 ml dimasukan ke dalam
11,9 ml larutan bunga kamboja hasil destilasi. Kemudian dikocok terlihat di dalam
corong pisah larutan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu :
1). Lapisan atas adalah minyak atsiri atau minyak kamboja
2). Lapisan bawah adalah air
Dengan memutar keran pada corong pisah tersebut untuk mengeluarkan airnya
sedikit demi sedikit sampai batas habis air yang menyentuh minyak barulah kita
mendapatkan minyak atsiri atau minyak kenanga itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses distilasi :
1). Bahan baku yang digunakan dan alat distilasi itu sendiri. Bahan yang digunakan
sangat berpengaruh dalam proses distilasi, karena bahan tersebut haruslah bahan-
bahan tertentu yang memilliki aroma/bau dan mengandung minyak.
2). Bobot produk awal, volume air untuk melarutkan zat yang terkandung pada bahan
dan lama destilasi. Semakin banyak produk awal yang digunakan dalam distilasi,
maka semakin banyak volume produk distilasi yang dihasilkan. Semakin
meningkatnya suhu pada saat pendidihan, maka proses distilasi semakin cepat.
3). Alat distilasi. Apabila alat destilasi itu sederhana (terutama pada kondensornya)
maka memerlukan waktu yang lama untuk proses distilasi sedangkan untuk alat
distilasi yang modern (terutama pada kondensornya) memerlukan waktu yang lebih
cepat.
Selain faktor-faktor di atas, yang perlu diperhatikan beberapa hal saat proses
distilasi berlangsung, yaitu :
1). Pada awal proses distilasi, dipastikan semua alat terpasang dengan benar.
2). Suhu pemanasan dan penambahan air (pelarut) pada bahan diatur sedemikian rupa
sehingga produk menguap dengan sempurna. Apabila suhu kurang (terlalu rendah)
dan airnya kurang, maka komponen yang terekstrak dari bahan kurang maksimal,
namun jika suhu terlalu tinggi akan menyebabkan penguapan cepat berakhir dan
bahan juga terekstrak kurang sempurna karena produk cepat kering bahkan dapat
menyebabkan kegosongan. Jika penambahan airnya terlalu banyak, akan
menyebabkan luapan pada erlenmeyer.
3). Balsem digunakan pada alat distilasi agar uap bunga kenanga murni tidak keluar dari
rangkaian alat dan tekanan uap dalam alat tidak keluar atau stabil. Tujuan di
pasangnya pipa penghubung pada alat distilasi untuk menyalurkan hasil distilat ke
alat penampung air dan minyak.
4). Kondensor dipasang sebagai pendingin air uap minyak murni. Oleh sebab itu proses
pendingin menjadi efektif. Pada percobaan ini kondensor yang digunakan adalah
kondesor spiral, dimana didalamnya di pasang pipa kecil yang dibentuk spiral.
Ujung pipa yang satu di hubungkan dengan pipa penghubung sedangkan ujung yang
lain di hubungkan dengan alat penampung dan pemisah cairan distilasi. Pada dinding
dari silinder tersebut juga terdapat lubang pemasukan air pendingin dari alat
penampungan air dan lubang pengeluaran air pendingin.
5). Berakhirnya proses distilasi ditandai dengan tidak menetesnya lagi bahan dari pipa.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Memisahkan campuran dua larutan berdasarkan perbedaan titik
didih pada proses ekstraksi ini dapat dilakukan salah satunya dengan destilasi
uap. Distilasi merupakan proses pemisahan komponen-komponen antara dua atau
lebih jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam suatu campuran.
Pemisahan terjadi oleh penguapan salah satu komponen dari campuran. Hal ini
membuktikan bahwa beberapa komponen lebih cepat menguap (volatil) dari
komponen yang lain yang sukar menguap (non volatil) atau bahwa setiap zat
memiliki titik didih yang berbeda. Kegunaan destilasi atau penyulingan larutan
ialah untuk memisahkan atau memurnikan zat terlarut dari campuran zat pelarut.
Bahan yang digunakan pada distilasi adalah bahan yang bersifat volatil,
pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah bunga kamboja. Dalam
percobaan ini minyak kamboja lebih cepat menguap (650C) dari pada air (1000C),
dan hasil minyak atsiri yang diperoleh pada percobaan ini adalah 1,3 ml.
B. SARAN
Pada percobaan ini, harus ada ketelitian dalam menggunakan alat dan
bahan terutama pada merakit alat distilasi uap karena jika alat tidak terpasang
dengan baik maka hasil yang diperoleh tidak maksimal.
LAMPIRAN
Dwijoseputro, 1980. Pengantar fisiologi tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia. 200 p.
Loveless, A.R. 1998. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Steenis, Van. 2002. Flora. Jakarta : PT Pradnya Paramita.
Drs.Soebagio, dkk.2003.COMMON TEXTBOOK “KIMIA ANALITIK III”.Technical
Cooperation Project for Development of Science and Mathematics.IMSTEP
http://task-list.blogspot.com/2008/04/data-percobaan-jumlah-bahan-rimpang.html, diakses
pada tanggal 6 oktober 2014
http://www.apoteker.info/Topik%20Khusus/minyak_atsiri.htm, diakses pada tanggal 6
oktober 2014
http://www.dokterkimia.com/2010/06/destilasi.html, diakses pada tanggal 6 oktober 2014
http://lordbroken.wordpress.com/2010/02/17/ekstraksi-pelarut/, diakses pada tanggal 6
oktober 2014