Post on 26-Jan-2022
Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian Bidang #mu Hayat
KONSUMSI m K ; A N DAN DAUA T A m N HIDUP RAUAP TANAN Copt~termes curvignathus NOLMGREN (ISOPTEIPA:WLNOTEMIT1DAE)
PADA PENGUJVhN LABOMTO
Rudi dan Dodi Nandika
') Fakultas Kehutanan, Universitas W W - a M W Smedang 21Fakultas Kehutanan & Peneliti pa& PAU-1111x1 Wayat, IPB
Coytotermes clin~ignathus Holmgren (Isoptera : ainotemitidae) adalah jenis rayap perusak kayu yang terganas dl Indonesia. Serangannya bukan saja sering terjadi pada bangunan dan konstmksi kayu lainnya tetapi juga pada kertas d m bahan berlignoselulosa lainnya. Suatu penelitian laborato~urn dilakukan untuk rnengevaluasi konsumsi makan dan daya tahan hidup rayap tanah C. mwig7zathas Holmgren mengikxti metode Modified Wood Block Test. Gontoh uji dlbuat dari kayu gubal Pin2rs merk~rlsii dengan ukuran 10 mm (T) x 10 mm fR) s 20 mm (L). Setiap contoh uji ditempatkan ditengah-tengah botol gelas (0 45 mm, tinggi 115 mm). Seratus Iima puiuh, 200,250,300,350 d m 400 ekor rayap pekerja dan 10% rayap prajurit dimasukan kedalam masing-masing botol gelas dan ditempatkan di kamar gelap selama 21 hari. Hasll penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi makan rayap berkisar 0,665 mg - 1,670 mgtekorl2 1 hari, sedangkan daya tahan hidupnya berkisar 5 1,7?0 - 70,0%. Jumlah rayap satuan pengamatan tidak menyebabkan perbedaan daya tahan hidup dan konsumsi makannya
PENDGHULUAN
Rayap merupakan hama yang sangat pentins dalam rnenrsak konstruksi-konytuksi
kayu dan produk kayu lalnnya yang umumnya terdapat di daerah tropis dan subtropis.
(Morimoto, 1975; Su dan Tamashiro, 1987). Rumah-rumah sederhana dari kayu yang masih
dominan di negara-negara tropis khususnya Indonesia. Sementara itu mmah-mrnah modern
di daerah perkotaan juga relatif mash banyak menggunakan kornpo~len dari kayu dan mebel-
rnebel dari kayu. Kecendemngan meningkatnya konsurnsi kayu di nlasa datang dan
pernbukaan Iahan untuk pembangunan perurnahan merupakan faktor penyebab utama
timbulnya ekonomis oleh serangan rayap. Di Indonesia ditemukan tidak kurqang dari 200
jenis rayap (Tammingkeng, 1971). Dari sekian banyak jenis rayap tenlyata yang paling
banyak menimbulkan kemsakan adalah golongan rayap tanah (Subterranean termite),
terutama Coyfoter~ftes czir~~zgnafhi~s.
Penelitian tentang pengendalian rayap dengan berbagai metode laboratorium telah
banyak dilakukan oleh para peneliti. Jenis rayap dari famili Rhinoter~itidae seperri
Pusat Antar Universitas IImu Hayat IPB Bogor, 16 September 1999
Prosidinq Seminar Hasil-Hasil Penelitian Bidana llmu Havaf
rayapada beberapa ukuran kelompok rayap dengan mengunakan A4odiJied Wood Block Tesf
BARAN DAN METODE
Contolm uji. Kayu gubal Pirzus merkz~sii Jungh et de Vr, dengan ukuran 10 mrn (T) x
10 mm (R) x 20 mrn (L), digunakan sebagai sumber bahan makanan. Sebelumnya contoh uji
dikeringkan pada suhu 102 + 3°C selama 1 jam (KA = 12 - 18 %), kemudian diadakan
penimbangan awal (W1).
Pengumpanan contoh ujii. Botol gelas dengan volume 180 em3, diameter 4,5 crn
dan tinggi 11,5 cm digunakan sebagai tempat media kehldupan rayap. Di dalam botoI gelas
tersebut diisi 30 gram pasir (< 20mesh) yang telah dibasahi dengan 6 ml air (Gambar 1).
Masing-masing contoh uji pada penampang 10 x 20 mm ditempatkan diatas pasir
Iembab pada tengah-tengah botol gelas. Enam kelompok rayap masing-masing berJumlah
150, 200, 250, 300, 350, dan 400 rayap pekerja ditambah 10 % rayap prajurit pada setiap
kelompoknya, kemdian dimasukkan ke dalam botol gelas dan masing-masing botol gelas
ditutup dengan cottoll pads dan ditempatkan di kamar gelap (suhu 28°C). Data mortalitas
rayap dan kehilangan berat kayu umpan setelah setelah 21 hari pengumpanan dicatat.
Termites Partideboard sample
Gambar 1. Botol Gelas untuk Pengujian Modified Wood Block Test
Pusat Aniar Universitas Ilmu Hayat IPB 187 Bogor, 16 September 1999
Prosidina Seminar Hasii-Hasil Penelitian Bidana llmu Havat
Analisis Data. Setelah 21 hari, contoh uji dibongkar dari botol gelas, dibersihkan dan
dikeringovenkan, kemudian diadakan penimbangan kembali (W2) untuk mengetahui persen
kehilangan berat, yaitu dengan menggunakan mmus :
Mehilangan Berat (%) = w 1 - V\72 ) / VV1 x 100
dimana : b71 = Berat contoh trJi sebelum diumpankan rayap W2 = Berat contoh uji setelah diumpankan rayap
Konsumsi makan rayap rata-rata juga dihitung dengan mmus :
Konsumsi Makan per Individu (mg) = CV1- W2) / N
dimana : N = Jumlah rayap pekerja awal
Daya tahan hidup rayap (%) = (NI. - N2) / N1 x 180
dimana : N1 = Jumlah rayap pekerja awal
N2 = Jumlah rayap pekerja yang mati
Hasil perhitungan diatas dianalisis dengan mengpnakan Dllfjcarz Multtiple rmge test
untuk mengetahui perbedaan pada tiap kelompok rayap.
NASHL DAN PEMBAEtiASAN
Kehihangan berat csntoh uji dan konsurnsi makan rayap. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kehilangan berat contoh uji meningkat dari 19,9% pada kelompok rayap
terkecil(150 ekor peke ja) sampai 41,40% pada kelompok rayap terbesar (400 ekor pekerja).
Konsumsi makan rayap meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah rayap yang
diberikan (Tabel 1). Analisis varian pada data kehilangan berat menunjukan bahwa jumlah
kelompok rayap berpengamh nyata terhadap kehilangan berat.
Konsumsi makan rayap rata-rata per individu pada kelompok rayap yang berbeda
tidak menunjukan perbedaan, ha1 ini sama dengan hasil penelitian dari Sornnuwat (1996)
yang menggunakan rayap C. gesfr-oi. Dari hasil pengli tb rnenunjukan bahwa konsurnsi - -
makan rayap rata-rata per individu besarnya antara 0,665 mg - 1,670 rng pada enam
kelompok rayap. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan rayap dalarn mengkonsumsi kayu
tidak dlpengamhi oleh penambahan jumlah individu rayap dalam kelompoknya pada metode
M W T tersebut.
Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB Bogor, 16 September 1999
Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian Bidang Nn?u Hayat
Tabel I . Rata-rata kehilangan berat contoh uji dan konsurnsi makan per individu rayap C. Ctc~viigi"lafhzds setelah 2 1 hari pengumpanan
Daya tahiln hidup rayap. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata daya tahan
hidup rayap pada kelompok rayap yang berbeda tidak rnenunjukan perbedaan (Tabel 2).
Daya tahan hidup rayap C curniplathus rata-rata meningkat dari 51,7% pada kelompok
rayap terkecil (150 ekor pekerjla) sampai 70,0% pada kdompok rayap terbesar (400 ekor
Konsumsi m k a n (rngindividu)
%ran Kelornpok (Jumlah r a y q peke jsl)
150 200 250 300 3 50 400
pekerja)
Kehilangan Berat (%I
Tabel 2. Rata-rata daya tahan hidup rayap C. czc~~?ig~afJ11~~ setelah 2 1 hari pengumpanan
Keterangan : Angka pada kolom yang sarna diikuti oleh humf yang sama Menrrnjukan tidak berbeda nyata pada pc0.05 (n=3)
19,9I c 23,53 c 28,69 bc 33,79 ab 25,31 ab 41,40 a
Dari hasil penelitian di atas menunjukan bahwa rata-rata kehilangan berat contoh uji,
0,665 a 0,981 a 1,452 a 1,659 a 1,669 a 1,670 a
konsumsi rnakan rayap dan daya tahan hidup rayap C. c~wvigzuthus lebih tinggi jika
dibandingkan dengan jenis rayap (I. gestroi pada metode yang sarna (MWBT-Test). Rayap
C peslroi yang merupakan rayap terganas di Thailand hanya memberikan 8,8% kehilangan
beratnya dan h r a n g dari 22% daya tahan hidupnya pada ukuran kelompok rayap yang
terkecil f 150 ekor pekerja) (Sornnuwat, 1996), sedangkan C cw~lig~lurhus kehilangan berat
yang terjadi besarnya lebih dari 19% dan lebih dari 50% daya tahan hidupnya - Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB 189 Bogor, 16 September 1999
Prosidina Seminar Hasil-Hasil Penelitian Bidana llmu Hayat
Hasil penelitian ini diduga bahwa kondisi pengujian lebih disukai oleh rayap
sehingga tingkah iaku makan dan daya tahan hidupnya akan lebih baik. Faktor utama yang
mempertinggi daya tahan hidup rayap adalah kondisi kelembaban media (botol) dan
kemampuan rayap dalam membuat saluran serangan pada media pasir lembab.
Hal tersebut sering kali dilaporkan bahwa pada ukuran kelompok rayap terbesar
dapat meningkatkan tingka l a b makan rayap seperti pada kondisi alaminya. Maksud dari
penelitian ini adalah untuk menentukan metode laboratorium yang bisa dipakai pada
pengujian rayap C. ctrrvig7.1athz1s. Metode tersebut walaupun digunakan pada koloni rayap
yang berbeda, secara umum bisa menggambarkan kemampuan makan bagi koloni rayap
tersebut, walaupun terdapat keragaman yang tinggi mengenai tingka Iaku makan rayap
diantara koloni yang berbeda (Su and La Fage, 1983). %ran kelompsk rayap kecil (250 -
300 ekor pekerja) relatif mernberikan hasil yang terbaik tentang tingka laku makan rayap
pada metode mod@ed ~iood Block test.
Analisis data varian menunjukan bahwa ukuran kelompok rayap tidak menyebabkan
pengaruh pada daya tahan hidup rayap untuk metode ini. Metode T-test yang
menggunakan botol gelas dengan media pasir lernbab untuk jenis rayap C. clcr~pipiafhrcs bisa
digunakan pada pengujian daya makan Vorce-feecJitlg) di laboratorium. Pada ukuran
kelompok, 250 - 300 ekor pekerja yang dianjurkan untuk dipakai pada jenis rayap tersebut.
Met ode T-Test adalah metode dipaksakan (no-choice feeding) yang sederhana yang
dapat dipakai di Indonesia dalam mengevaluasi ketahanan alami suatu jenis kayu dengan
waktu yang singkat dan ukuran kelornpok yang kecil.
KESIMPUEAN DAN SAWAN
Kesimpulan. Konsumsi makan rayap meningkat seiring dengan me~lingkatnya
jumlah rayap yang diberikan, sedangkan konsumsi nlakan rayap per individu tidak
dipengaruhi oleh penambahan jurnlah individu rayap. Besarnya konsumsi makan rayap C.
clcr~~ipmt/?z~s berkisar 0,665 mg - 1,670 mglekorl21 hari. Sementara itu daya tahan hidup
rayap C'. clcrvigtzath2rs juga tidak dipengaruhi oleh peningkatan jumlah rayap. sedangkan
besarnya berkisar 5 1,796-70%.
Saran. Dalam rnengevaluasi tentang tingkahlaku makan rayap C cur?iplathzrs
menssunakan metode modified wood block tes (MWBT) standar. Sebaiknva ukuran
kelompok rayap yang berjurnlah 250-300 ekor yang hams digunakan.
Pusat Antar Universitas I lmu Hayat IPB Bogor, 16 September 1999
Prosiding Seminar Hasil-Hasil Peneljfian Bidang Ilmu Nayat
DAFTAR PUSTAKA
h e r i c a n Wood Presers' Association Standard M 12-72. 1972. Standard Method for Laboratory Evaluation to determine resistance to Subtenanean termite. A W A Book of Standard. Washinton.
Becker, 6. 1969. Rearing of termites and testing methods used in the laboratory. In: Biology of Termites. Vol. I @. K~shna and F.M. Weesner, ed). Academic Press, New Uork and London. 3 5 1-3 85.
A Satndard. 198 1. 14-Qualitative Standards for Termiticides, Preservative Terrniticides and soil-poisoning Termiticides. Japan Wood Preserving Associantlon 4-2-5, Toranomon Minato-ku, Tokyo.
La Fage, J.P. and M. Jones, 1986. A critical Review of the A W A Standard Method (M-12- 72) for Iaboratorium Evaluation to Determine Resistance to Subterranean Termite. Proc. The 1986 Annual Meeting of Int. Res. Group on Wood Preservation. Stockholm. Sweden.
Leu , M., R.A. Banett and E.R. Williams. 1983. Implication for Comparability of Laboratory Experiments revealed in studies on the effect of population density on the vigour in group of Coytoterrsrzes lactezrs Froggatt and Nnsutiternzes exitiosus Hill (Isoptera:Rhinotemitidae, Termitidae). Proc. The 1983 Annual Meeting of Int. Res. Group on Wood Preservation. Stockholm. Sweden. -
Lenz, M. 1986. Implication for Comparability of Laboratory Experiments revealed in studies on the variability in survival and wood wnsumption between colony of Coyfotermes laelerrs Froggatt (lisoptera:Rhinotemitidae), Proc. The 1986 Annual Meeting of Int. Res. Group on Wood Preservation. Stocbolm. Sweden.
Morirnoto, K. 1975. Biology of termites in the Far East. Rev. Plarlf Profecfi Res. 8 : 29-40
Nandika, D., E.A. Husaeni., S. St?rJohsumo and D. Ngilly. 1985. A survey in termite problems in the low cost housing compound of Jakarta and Its Vicinity. Proc. Syrnposiunl of pest Ecology and Pest Management. Special Publication Biotrop. Bogor.
Somuwat, U. 1996. Wood consumption and survival of subterranean termite Coyfoternze.~ gesrroi Wasmann. In: Studies on Damage of Constructions Cause by Subterranean termites and control in Thailand. Proc. The 1996 Annual Meeting of Int. Res. Group on Wood Preservation. Stockholm. Sweden.
Su, N-Y. And J.P. La Fage. 1983. Different in feeding activity among colonies of Fomosan subterranean termite Goplotermes .forn?osar7rds Shiraki. Proc. The 1987 Annual Meeting of Int. Res. Group on Wood Preservation. Stockholm. Sweden.
Pusai Antar Universitas Ilmu Hayat IPB 191 Bogor, 16 September 1999
Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelifian Bidang llmu Hayat
Su, N-Y. And M. Tamashiro. 1987. An Overview of the formosan subterranean termite (Isoptera : Rhinotemitidae) in world. In : Biology and control of the fonnosan subterranean termite. Proc. 67& Meeting of the Pacific Branch, Entomol. Soc. Am. Honolulu, Hawaii.
Tarurningkeng R.G. 197 1. Biologi dan Pengenalan rayap perusak kajm Indonesia. Laporan No. 13 8. Depa&emen Pedanian. Direktorat Jenderal Kehutanan. Lernbaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor.
Walpole, R.E. 1995. Introduction to statistics. 3rd Edition. PT. Gramedia Pustaka Utarna. Jakarta.
P u s a t A n t a r Univers i tas IImu Hayat IPB 192 Bogor, 16 S e p t e m b e r 5999