Post on 02-Feb-2016
description
Bab 2 KONDISI PENDUDUK INDONESIA
Kompetensi dasar
1.2 mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penaggulangannya1.3 mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangan
nya dalam pembangunan berkelanjutan1.4 mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya terhadap
pembangunan
A. Kuantitas Penduduk IndonesiaPenduduk adalah semua orang yang bermukim di suatu
daerah secara tetap (≥ 6 bulan). Penduduk merupakan salah satu elemen pendukung terbentuknya suatu negara. Penduduk bersifat dinamis, arti senantiasa berubah sesuai dengan keadaan atau kondisi zaman. Perubahan tersebut dapat bertambah ataupun berkurang. Perubahan inilah yang dimaksud dengan dinamika penduduk.
Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum, masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dalam hal kuantitas dan kualitas penduduknya.
Data tentang kualitas dan kuantitas penduduk tersebut dapat diketahui melalui beberapa cara, diantaranya melalui metode sensus, registrasi, dan survei penduduk.
Sensus adalah penghitungan jumlah penduduk, ekonomi, dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu, dilakukan secara serentak, dan bersifat menyeluruh dalam suatu batas negara untuk kepentingan demografi negara yang bersangkutan.
Selain melalui sensus data kependudukan juga dapat diperoleh melalui registrasi. Sistem registrasi penduduk merupakan suatu sistem yang dilaksanakan oleh pemerintah setempat yang meliputi pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal atau perubahan pekerjaan.
Hasil sensus dan registrasi penduduk masih mempunyai keterbatasan karena hanya menyediakan data statistik
kependudukan dan kurang memberikan informasi, tentang sifat dan perilaku penduduk tersebut. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka perlu dilaksanakan survai.
Survei penduduk, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan penelitian dan menyediakan data statistik kependudukan pada waktu dan tempat tertentu (sistem sampel atau dalam bentuk studi kasus). Survei yang dilakukan meliputi survei ekonomi nasional, survei angkatan kerja nasional dan survei penduduk antarsensus (SUPAS).
I. Kuantitas penduduk ----- film dokumenter Dampak kepdtan pddk
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kuantitas adalah masalah kependudukan dalam hal jumlah.
Banyak sedikitnya jumlah penduduk di suatu negara secara riil dipengaruhi oleh:a. Angka kelahiran, makin tinggi angka kelahiran, maka jumlah
penduduk makin bertambah.b. Angka kematian, makin rendah angka kematian dibandingkan
dengan angka kelahiran, maka jumlah penduduk makin bertambah.
Penjelasannya:a. Tingkat Kelahiran (Angka kelahiran)
Tingkat kelahiran (fertilitas) adalah tingkat pertambahan jumlah anak atau tingkat kelahiran bayi pada suatu periode tertentu. Tingkat kelahiran bayi dapat dihitung dengan 3 (Tiga) cara,
yaitu:1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR), adalah
angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk dalam suatu periode.CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
LCBR = ----- X 1.000
P
Keterangan :CBR : Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
L : Jumlah kelahiran selama 1 tahunP : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun1.000 : Konstanta
Untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kelahiran digunakan penggolongan sebagai berikut:
a. Angka kelahiran lebih dari 40 tergolong tinggib. Angka kelahiran 30 – 40 tergolong sedangc. Angka kelahiran kurang dari 30 tergolong rendah
Contoh:Penduduk Indonesia pertengahan tahun 1980 =
147.000.000 jiwa, kelahiran 4.998.000 jiwa.
4.998.000CBR = --------------- x 1000 = 34 147.000.000
= 34, artinya setiap 1000 orang penduduk dalam waktu satu tahun terdapat 34 bayi lahir hidup.
Berdasarkan kriteria, angka tersebut masih tergolong SEDANG
2. Angka kelahiran khusus (Age Specific Birth Rate/ASBR)Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkanbanyaknya kelahiran bayi setiap 1.000 penduduk wanita padakelompok umur tertentu. ASBR dapat dihitung dengan rumusberikut ini.
Li
ASBR = ------ x 1.000 Pi
Keterangan :- ASBR: Angka kelahiran khusus- Li : Jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu- Pi : Jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun- 1.000 : Konstanta
3. Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR), adalah angka yang menunjukkan jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita pada usia reproduksi atau melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 dalam satu tahun.General Fertility Rate (GFR) Angka Kelahiran UmumRumus.
L GFR = ----------------- x 1.000
W ( 15 – 49)
Keterangan :GFR = Angka kelahiran umumL = Jumlah kelahiran selama satu tahunW(15 – 49) = Jumlah penduduk wanita umur 15 – 49
tahun pada satu tahun.
1.000 = Konstanta Contoh:Penduduk Makassar pertengahan tahun 2000 sebesar
4.546.942 orang. Kelahiran pada tahun 2000 = 182.880 orang bayi. Penduduk wanita berumur 15-49 tahun pada tahun tersebut 1.165.680 orang
182.880GFR = -------------------- x 1000 = 156,9 per seribu
penduduk1.165.680
Besar kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran.1) Faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)
(a) Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.(b) Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.(c) Pernikahan usia dini (usia muda).(d) Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya,
jika dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga bagi
keluarga yang belum memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
(e) Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.
2) Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)(a) Adanya program Keluarga Berencana (KB).(b) Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.(c) Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan
tunjungan anak bagi PNS.(d) Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur
usia pernikahan.(e) Penundaan usia pernikahan karena alasan
ekonomi,pendidikan dan karir.(f) Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak.
b. Angka Kematian (Mortalitas)Tingkat kematian (mortalitas) merupakan
pengurangan jumlah penduduk pada periode tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian.
Tingkat kematian dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu:kematian kasar, angka kematian umum, dan angka kematian
bayi.
1) Angka kematian kasar (Crude Death Rate/CDR)Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan
banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun.
CDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
MCDR = ----- X 1.000
P
Keterangan :CDR = Angka kematian kasarM = Jumlah kematian selama satu tahunP = Jumlah penduduk pada tahun tsbt1.000 = Konstanta
Kriteria angka kematian kasar (CDR) dibedakan menjadi tiga macam.- CDR kurang dari 10, termasuk kriteria rendah- CDR antara 10 – 20, termasuk kriteria sedang- CDR lebih dari 20, termasuk kriteria tinggi
Contoh:Kabupaten Luwuk tahun 2005 penduduknya 600.000. Kematian
pada tahun itu 1500 orang1500
CDR = ------------ x 1000 = 25 per seribu (TINGGI)600.000
2) Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun.
Mi
ASDR = ------ x 1.000 Pi
Keterangan :ASDR = Angka kematian khususMi = Jumlah kematian pada kelompok umur tertentuPi = Jumlah penduduk pada kelompok
tertentu/pertengahan tahun1.000 = Konstanta
Contoh:Penduduk Bima yang meninggal pada usian 60 - 64 tahun
2000 jumlahnya 1.000 Jumlah penduduk kelompok 60 – 64 = 100.000
1000ASDR = ----------- x 1000 = 10
100.000
3). Tingkat Kematian Bayi (Infan Mortality Rate/IMR),
Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak yang umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu tahun.
IMR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
Rumus: Jumlah kematian bayi umur < 1 tahun (jiwa)
IMR = ----------------------------------------------------------- x 1000Jumlah kelahiran bayi hidup (jiwa)
Keterangan :Kriteria angka kematian bayi dibedakan menjadi berikut
ini.- IMR kurang dari 35, termasuk kriteria rendah- IMR antara 35 sampai 75, termasuk kriteria sedang- IMR antara 75 sampai 125, termasuk kriteria tinggi- IMR lebih dari 125, termasuk kriteria sangat tinggi
Contoh: Di Maluku tahun 2000 terdapat kematian bayi sebesar 225
jiwa. Jumlah kelahiran bayi pada tahun 2000 ada 3.594 jiwa. Berapa tingkat kematian bayi di daerah tersebut?
Jawab:225
IMR = -------- x 1000 = 62,6 dibulatkan 63 jiwa3594
Artinya setiap 1000 orang bayi yang lahir hidup terdapat kematian bayi sebanyak 63 jiwa (SEDANG)
Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat.1) Faktor pendorong kematian (promortalitas)
(a) Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
(b) Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
(c) Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.(d) Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya. (e) Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak
sehat.
2) Faktor penghambat kematian (antimortalitas)(a) Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang
sudah baik.(b) Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan. (c) Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga
berbagai macam penyakit dapat diobati.(d) Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat
sehingga tidak melakukan tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut.
Permasalahan yang terkait dengan kuantitas penduduk, dampak, dan upaya penanggulangannya, secara singkat diuraikan berikut ini.
II. Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Indonesia merupakan salah satu negara
dengan jumlah penduduk yang besar (mencapai 203.456.000 berdasarkan sensus penduduk tahun 2000), maka tidak heran jika Indonesia dianggap sebagai pasar yang menjanjikan bagi kalangan dunia usaha.
Jumlah penduduk Indonesia semakin tahun terus betambah. Pertambahan ini banyak menimbulkan masalah antara lain, semakin sempitnya lahan pertanian di pedesaan, terjadi pengangguran tak kentara.
Di perkotaan akibat adanya penduduk pindahan dari desa yang dikenal dengan urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota).
Akibatnya fasilitas umum tidak terpenuhi, semakin padatnya daerah pemukiman, lapangan kerja semakin sulit karena banyak persaingan, timbulnya masalah- masalah sosial, seperti adanya perumahan kumuh, wanita tuna susila, gelandangan dan pengemis (Gepeng) , meningkatnya kejahatan, penjambretan, pencurian dsb.
Akibat tejadinya Urbanisasi1. kota semakin menjadi padat.
2. Fasilitas umum tidak terpenuhi, misalnyaa. pasar
menjual di emper jln krn lokasi pasar penuh
b. semakin padatnya daerah pemukiman,
rumah diatas got krn tdk punya lahan
c. Kebakaran d. Penyakit
e. Tempat bermain
Bermain dijalanan karna tdk punya lapangan/ tempat
bermain
f. Wajib belajar tidak meratag. Pekerja anakh. morali. Macet, dll
3. lapangan kerja semakin sulit karena banyak persaingan
4. Timbulnya masalah- masalah sosial, seperti adanya perumahan kumuh, wanita tuna susila, gelandangan dan pengemis (Gepeng) , meningkatnya kejahatan, penjambretan, pencurian dsb.
a. Rumah kumuh
Coba kamu bayangkan bagaimana sulitnya orang hidup di kota besar, sulit memperolah pekerjaan, sulit memperoleh rumah yang memadai?
III. Pertumbuhan Penduduk di Indonesia -- film dokumenter BKKBN
Seperti halnya negara-negara berkembang pada umumnya, negara kita senantiasa mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Namun, jika diperhatikan, laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari periode ke periode cenderung mengalami penurunan, ini dikarena pemerintah Indonesia melaksanakan Prorgam Keluarga Berencana (KB) dan Menunda Usia Perkawinan (Perkawinan Dini).
a. Program kb
IV. Macam-macam Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk secara umum dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu pertumbuhan alami, pertumbuhan migrasi, dan pertumbuhan penduduk total.
1. Pertumbuhan Penduduk AlamiPertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan
pendudukyang diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian. Pertumbuhanalami dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.Keterangan:
T = (L – M)T = Pertumbuhan penduduk alami
L = Jumlah kelahiranM = Jumlah kematian
2. Pertumbuhan Penduduk TotalBerbeda dengan pertumbuhan alami, pertumbuhan penduduk total memperhitungkan migrasi (imigrasi dan emigrasi) dengan rumusan sebagai berikut:
T = (L – M) + (I - E)
T = Pertumbuhan penduduk alamiL = Jumlah kelahiranM = Jumlah kematianI = Jumlah migrasi (masuk = imigrasi)E = Jumlah migrasi ( keluar = emigrasi)
3. Proyeksi Penduduk Jumlah penduduk dapat diproyeksikan pada masa yang akan datang. Untuk menghitung dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Pn = Po (1+ r)n
Pn = Jumlah penduduk pada tahun nPo = Jumlah penduduk pada tahun 0 atau tahun yang diketahuin = Jumlah tahun antara 0 hingga nr = tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam %)
V. Kepadatan PendudukKepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk
dengan luas daerah. Kepadatan penduduk berbeda-beda antara daerah satu
dengan lainnya. Ada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dan ada daerah kepadatan penduduk rendah.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepadatan penduduk, di antaranya adalah:
1) fisiografis,2) keamanan,3) kebudayaan,4) biologis, dan5) psikologis.
Kepadatan penduduk dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:1) Kepadatan penduduk aritmatika2) Kepadatan penduduk agraris3) Kepadatan penduduk ekonomis
PENJELASANNYA:1). Kepadatan penduduk aritmatika
Adalah membandingkan jumlah penduduk dengan luas wilayah keseluruhan.Rumusnya:
Jumlah pendudukKepadatan penduduk =
Luas Wilayah (km2) Ket : Kepadatan penduduk aritmatik 2499 jiwa/km2 termasuk tidak padat 2500 – 4999 jiwa/km2 termasuk cukup padat 5000 - 7499 jiwa/km2 termasuk padat 7500 - keatas jiwa/km2 termasuk sangat padat
Dari rumus dapat dlihat tingkat Kepadatan penduduk aritmatik berikut:
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Luas wilayah
Kepadatan
Kriteria
Mamajang 176073 31.12 5657 PadatMariso 107632 22.54
4775Cukup Padat
Tamalate 47898 20.132379
Tidak padat
Rappocini 229483 24.139510
Sangat padat
Tabel: Kepadatan penduduk aritmatik
2). Kepadatan penduduk agrarisAdalah membadingkan antara jumlah penduduk petani
(agraris)dengan luas lahan pertanian.Rumusnya :
Jumlah penduduk petani (agraris) jiwa
Kepadatan penduduk agraris = Luas lahan pertanian (km2)
Contoh:Diketahui jumlah penduduk wilayah A pada tahun 2012 adalah 200.000 jiwa sedangkan luas lahan pertanian yang ada di wilayah tersebut adalah 122.000 km2. Berapa kepadatan penduduk agrarisnya?Jawab:
Kepadatanagraris = 200.000 122.000 = 1, 64 jiwa per km2
Dari rumus dapat dlihat tingkat Kepadatan penduduk aritmatik berikut:
Kecamatan
Luas Lahan Pertanian
Jumlah Penduduk
petani
Kepadatan
Kriteria
Mamajang 176073 31.12 5657 PadatMariso 107632 22.54
4775Cukup Padat
Tamalate 47898 20.132379
Tidak padat
Rappocini 229483 24.139510
Sangat padat
Tabel: Kepadatan penduduk
Mengenai tingkat kepadatan penduduk dapat di kelompokkan menjadi sebagai berikut. 0 – 2499 jiwa/km2 termasuk Sedang 2500 – 4999 jiwa/km2 termasuk Cukup Padat 5000 - 7499 jiwa/km2 termasuk Padat 7500 - keatas jiwa/km2 termasuk Sangat Padat
2 Denpasar Timur 0,07 2169 30985,714 Sangat Padat
3 Denpasar Barat 2,56 0 0 Tidak Padat 4 Denpasar Selatan 9,07 688 75,854 Padat Table 3.5: Kepadatan Agraris Kota Denpasar
NO Kecamatan Luas Lahan Pertanian
Penduduk Petani
Kepadatan
Kriteria
1. Denpasar Utara
7,69 776 100,910 Padat
2.
3) Kepadatan fisiologis atau ekonomis, Adalah jumlah penduduk yang dapat dijamin kehidupannya
oleh tiap kesatuan lahan produktif.Rumusnya:
Jumlah penduduk (jiwa)Kepadatan ekonomis =
Luas lahan produktif (km2)
Kepadatan penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan berbagaimasalah dalam kehidupan. Masalah-masalah itu antara lain:
1) semakin berkurangnya lahan pertanian,2) kemampuan produksi lahan menurun,3) fasilitas sosial tidak mampu mengimbangi kebutuhan penduduk,4) lowongan pekerjaan semakin sempit,5) pendapatan penduduk rendah, dan6) persaingan semakin ketat.
Demikian juga bagi daerah yang ditinggalkan, akan terjadi masalah, yaitu:1) kekayaan alam belum bisa dimanfaatkan secara optimal,2) tenaga kerja berkurang.
a. Kondisi Penduduk IndonesiaKondisi penduduk Indonesia dapat dilihat dari susunan
penduduknya. Susunan penduduk dapat didasarkan, antara lain atas:• umur,• jenis kelamin,• mata pencaharian,• penyebaran penduduk,• pendidikan, dan• agama.
Susunan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin. Contohnya seperti berikut.1) Susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin
Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin dijadikan dalam satu tabel, dengan kelompok umur pada jenjang lima tahunan. Susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat menunjukkan beberapa gambaran seperti:
• jumlah tenaga kerja produktif dan non produktif,• pertambahan penduduk,• angka ketergantungan,• rasio laki-laki dan perempuan, dan• usia sekolah.
5. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk merupakan gambaran penggolongan atau pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Beberapa contoh dasar penggolongan penduduk antara lain umur dan jenis kelamin, status perkawinan, tempat tinggal (desa atau kota), jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan, dan agama.
Angka Harapan Hidup (life expectancy)Angka harapan hidup (life expectancy) pada suatu wilayah adalah
perkiraan sampai berapa lama penduduk wilayah tersebut dapat bertahan hidup.
Angka harapan hidup yang digunakan biasanya adalah harapan hidup waktu lahir dan dinyatakan dengan tahun.
Piramida Penduduk
Piramida adalah susunan/grafik/struktur.Struktur penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dinamakan piramida penduduk. Piramida penduduk pada umumnya disajikan dalam bentuk grafik batang yang meng gambarkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap kelompok usia tertentu. Rentang interval umur yang umumnya digunakan adalah lima tahun (usia 0-4, 5-9, 10-14, 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49, 50-54, 55-59, 60-64, 65-69, 70-74, 75 tahun lebih).
Berdasarkan kecenderungan bentuknya, komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Komposisi penduduk muda/Ekspansif (0–14 tahun), Ciri-ciri komposisi penduduk
ekspansif antara lain sebagai berikut.1) Jumlah penduduk usia muda (0–14 tahun) sangat besar2) Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian.3) Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.4) Sebagian besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India.
b. Komposisi penduduk dewasa/Stasioner (15-64 tahun ). Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner antara lain sebagai berikut.
1) Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang.
2) Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu tinggi, demikian pula dengan angka kematian relatif lebih rendah.
3) Pertumbuhan penduduk kecil.4) Terdapat di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
c. Komposisi penduduk tua/Konstruktif (lebih dari 64 tahun. Ciri-ciri komposisi penduduk konstruktif antara lain sebagai berikut.
1) Jumlah penduduk usia muda (di atas usia 64 tahun) sangat kecil.2) Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada kelompok usia dewasa.3) Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.4) Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif.5) Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.6) Negara yang berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)Keadaan Sex Ratio suatu daerah dapat di lihat dengan menggunakan rumus:
M SR = ------- X k
FDimana:
Jumlah Penduduk Laki-Laki Sex Ratio = --------------------------------------- x 100
Jumlah Penduduk Perempuan
Dimana hasil nya akan di klasifikasikan dalam kriteria di bawah ini. Sex ratio= 100, berarti jumlah penduduk laki-laki seimbang
dengan jumlah penduduk perempuan Sex ratio < 100, berarti jumlah penduduk laki-laki lebih kecil
dari pada jumlah penduduk perempuan (Dominan perempuan)
Sex ratio > 100, berarti jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari pada jumlah penduduk perempuan (Dominan laki-laki)
Dari rumus di atas di dapat hasil dari sex ratio masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut :
Kecamatan Laki-Laki Perempuan Sex ratio KriteriaMamajang 98.117.000 85.956.000 114,15 Dominan laki-
lakiMariso 70.580.201 84.345.562 83,68 ?Tamalate 125.392.00
0125.392.05
6 100,00
?
Total 294.089.201
295.693.618
297,83
Tabel: Sex Ratio di kota Makassar
Apabila angka SR jauh di bawah 100 dapat menimbulkan masalah karena wilayah tersebut kekurangan PENDUDUK LAKI-LAKI. Akibatnya, diwilayah tersebut kekurangan tenaga laki-laki untuk melaksanakan pembangunan atau terdapat masalah lain yang berhubungan perkawinan.
B. Kualitas penduduk indonesia
Sebenarnya, jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Akan tetapi, hal tersebut dapat terjadi jika sumber daya manusia yang ada merupakan sumber daya manusia yang berkualitas; namun jika sumber daya manusia yang berkualitas tersebut jumlahnya terbatas, maka banyaknya jumlah penduduk merupakan kendala dalam melaksanakan pembangunan. Hal ini dikarenakan tingginya tingkat ketergantungan dari manusia yang tidak produktif terhadap manusia yang produktif. (produktif artinya.. punya keterampilan/keahlian, pintar, dsb)
C. kkD.
A. HhB.