Post on 13-Dec-2015
description
BAB III
GAMBARAN UMUM KAWASAN
Bab III berisi mengenai gambaran keadaan wilayah perencanaan. Gambaran
yang akan dibahas tersebut mencakup kondisi Kota Solok, kondisi eksisting
alam Kota Solok, aspek ekonomi, sosial dan budaya serta kesehatan
masyarakat, kondisi eksisting SPAL, permasalahan yang dihadapi, Kebijakan
dan arah pembangunan.
3.1 Kondisi Kota Solok
3.1.1 Batas wilayah administrasi
Kota Solok memiliki 2 kecamatan yaitu Kecamatan Lubuk Sikarah yang terdiri
dari 7 kelurahan dan Kecamatan Tanjung Harapan yang terdiri dari 6 (enam)
kelurahan. Berikut batas-batas wilayah administrasi Kota Solok :
1. Utara : berbatasan dengan Nagari Tanjung Bingkuang, Aripan dan
Kuncir Kabupaten Solok;
2. Selatan : berbatasan dengan Nagari Selayo, Koto Baru dan Panyangkalan
Kabupaten Solok;
3. Timur : berbatasan dengan Nagari Guguak Sarai, Sawok Lawas dan
Gauang Kabupaten Solok; dan
4. Barat : berbatasan dengan Nagari Selayo Kabupaten Solok, Limau Manis
(Padang Luar-Kota) Kota Padang dan Nagari Koto Sani
Kabupaten Solok.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Peta administrasi kota solok
3.1.2 Tata guna lahan kota
Wilayah Kota Solok didominasi oleh hutan dengan luas 2.463,26 Ha atau
setara 42,73%, dilanjutkan dengan penggunaan lahan ruang hijau terbuka
dengan luas 1.492,33 Ha atau setara 25,89%, kemudian untuk persawahan
dengan luas 976,91 Ha atau setara 16,95%, lahan permukiman 366,99 Ha atau
setara 6,37%, serta penggunaan lahan tegalan 213,24 Ha atau setara 3,70%.
Data tersebut didapatkan dari data spasial peta citra Kota Solok Tahun 2009
dan berdasarkan hasil ground chek tahun 2011 yang tertuang pada RTRW Kota
Solok Tahun 2013. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan
Gambar 3.2 dan untuk rencana penggunaan lahan pada tahun 2012-2031 pada
Gambar 3.3.
Tabel 3.1 Penggunaan Lahan di Kota Solok Tahun 2012
No Penggunaan Lahan
Luas Tanah (Ha)Persentase
(%)Kec. Lb.
Sikarah
Kec. Tj.
HarapanJumlah
1. Perumahan 514,21 309,01 823,22 14,28
2. Lapangan Olah Raga 3,12 8,59 11,71 0,20
3. Kuburan 6,48 7,02 13,50 0,23
4. Perkantoran 9,67 11,29 20,96 0,36
5. Pendidikan 8,10 5,77 13,87 0,24
6. Kesehatan 16,51 6,60 23,11 0,40
7. Sarana Ibadah 7,24 7,63 14,87 0,26
8. Hotel 3,19 4,06 7,25 0,13
9. Pasar, Pertokoan, Terminal 67,18 93,20 158,38 2,75
10. Tempat Hiburan 0,10 12,34 12,48 0,22
11. Industri 20,20 10,75 30,95 0,54
12. Sawah 934,63 392,17 1233,80 21,41
13. Perkebunan Rakyat 66,54 73,98 140,52 2,44
14. Kebun Campuran 377,15 257,63 634,78 11,01
15. Semak, Alang-alang 353,44 350,02 703,46 12,20
16. Hutan 842,89 515,94 1358,83 23,57
17. Tegalan 201,30 123,27 324,57 5,63
18. Kolam Ikan 10,55 10,45 21,00 0,36
19. Lain-lain 57,50 159,28 216,78 3,76
No Penggunaan Lahan
Luas Tanah (Ha)Persentase
(%)Kec. Lb.
Sikarah
Kec. Tj.
HarapanJumlah
Jumlah 3.500 2.264 5.764 100,00
Sumber : Kota Solok Dalam Angka Tahun 2013
Gambar 3.2 Peta tata guna lahan Kota Solok tahun 2011
Gambar 3.3 Peta rencana penggunaan lahan tahun 2012 – 2031 Kota Solok.
3.1.3 Kependudukan
Pertumbuhan penduduk di Kota Solok dari tahun 2003 sampai 2012 mengalami
peningkatan dengan laju pertumbuhan sebesar 2,13% setiap tahunnya. Data
pada tahun 2009 merupakan data proyeksi yang dilakukan oleh PU, sedangkan
pada tahun 2010 merupakan data hasil sensus penduduk.
Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk di Kota Solok dari tahun 2003 sampai
dengan 2012 dapat dilihat dalam tabel 3.2 dan jumlah penduduk setiap
kelurahan dari tahun 2007 sampai 2012 dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.2 Pertumbuhan Jumlah Penduduk di Kota Solok Tahun 2003 – 2012
TahunJumlah Penduduk
Laki-Laki Perempuan Jumlah
2003 26.722 27.140 53.862
2004 26.691 27.687 54.378
2005 26.753 27.774 54.527
2006 26.784 27.880 54.664
2007 27.988 29.132 57.120
2008 28.989 30.173 59.162
2009 29.658 30.872 60.530
2010 29.359 30.037 59.396
2011 30.012 30.709 60.721
2012 30.181 30.971 61.152
Sumber : Kota Solok Dalam Angka Tahun 2013
Tabel 3.3
Perkembangan Jumlah Penduduk di Masing-masing Kelurahan di Kota Solok
Tahun 2007 – 2012
No Kecamatan
Luas Wilayah Jumlah Penduduk (jiwa)
(Ha) 2007 2008 2009 2010 2011 2012
I LUBUK SIKARAH 3.500,00 30.380 31.466 32.198 32.645 33.580 33.747
1. Tanah Garam 2.436,00 10.715 11.098 11.358 11.853 12.245 12.253
2. Enam Suku 360,00 5.771 5.977 6.116 5.854 5.961 6.052
3. Sinapa Piliang 64,00 1.313 1.360 1.392 1.312 1.334 1.356
4. IX Korong 150,00 1.662 1.722 1.762 1.615 1.623 1.670
5. Kampai Tabu Karambi 135,00 2.003 2.075 2.123 2.235 2.314 2.310
No Kecamatan
Luas Wilayah Jumlah Penduduk (jiwa)
(Ha) 2007 2008 2009 2010 2011 2012
6. Aro IV Korong 125,00 2.690 2.786 2.850 2.700 2.727 2.791
7. Simpang Rumbio 230,00 6.226 6.448 6.597 7.076 7.356 7.315
II TANJUNG HARAPAN 2.264,00 26.740 27.696 28.336 26.751 27.141 27.405
1. Koto Panjang 21,00 2.384 2.469 2.526 2.040 2.007 2.090
2. Pasar Pandan Air Mati 69,00 5.984 6.198 6.342 5.275 5.271 5.404
3. Tanjung Paku 235,00 5.650 5.852 5.987 5.493 5.644 5.627
4. Nan Balimo 759,00 5.656 5.859 5.994 6.911 7.115 7.080
5. Kampung Jawa 365,00 6.049 6.265 6.410 5.948 5.984 6.093
6. Laing 815,00 1.017 1.053 1.077 1.084 1.120 1.111
KOTA SOLOK 5.764,00 57.120 59.162 60.534 59.396 60.721 61.152
Sumber : Kota Solok Dalam Angka Tahun 2013
3.1.4 Prasarana kota
3.1.4.1 Prasarana air minum
Kota Solok memiliki sistem penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana
air minum baik dengan menggunakan perpipaan maupun non perpipaan.
Sistem dengan perpipaan dikelola oleh PDAM Tirta Lembang, sedangkan
untuk sistem non-perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara pribadi
maupun swadaya.
Selama tahun 2013 pelayanan PDAM Kota Solok dioperasikan secara
maksimal selama 24 jam/hari dengan kapasitas produksi sebesar 156,32
liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.4
Tabel 3.4 Kapasitas terpasang dan Kapasitas produksi PDAM
Kota Solok Per Desember 2013
No Sumber airKapasitas (l/det) Jam
Operasi
Sistem
DistribusiTerpasang Produksi
1 M.a Tabik Puyuh 40,0 23,2 24 Gravitasi
2 M.a Pincuran Gadang 20,0 7,88 24 Gravitasi
3 M.a Air Tabik 20,0 18,06 24 Gravitasi
4 Sungai Guntuang 40,0 33,3
5 IPA-KTK/PSP-ARO 20,0 16,57 24 Pompa
6 IPA KTK/SRB 20,0 15,43 24 Gravitasi
7 IPA KTK/SRB-ARO 20,0 15,67 24 Gravitasi
8 IPA KT/WKE 30,0 26,21
210,00 156,32 - -
Sumber : PDAM Kota Solok, 2014
PDAM Tirta Lembang di Kota Solok hingga saat ini dapat melayani sebesar
66,77 % dari total jumlah penduduk Kota Solok yaitu sebanyak 61.152 jiwa
atau melayani 10.000 SR dan juga melayani Kabupaten Solok sebesar 1.193
SR.
Sistem non perpipaan yang sebagian besar berasal dari sumur dan mata air,
dengan presentase pelayanan 17,28% dari total jumlah penduduk yang terdapat
di Kota Solok. Persentase keluarga yang memiliki akses air bersih di Kota
Solok diperoleh dari data Dinas Kesehatan Kota Solok, dimana prosentase
sistem non perpipaan sebesar 4,9%. Untuk lebih jelasnya mengenai data
pelayanan air minum non-perpipaan dapat dilihat dalam tabel 3.5, dan untuk
peta jaringan air bersih pada gambar 3.4.
Tabel 3.5 Gambaran Umum Akses Air Bersih non-perpipaan Kota Solok Tahun 2013
Akses Air Bersih Jumlah RT % Pengelola
Leding 11.203 93,53 % PDAM
SPT 2 0,02 % Masyarakat
SGL 585 4,88 % Masyarakat
PAH 12 0,10 % Masyarakat
Lainnya 176 1,47 % Masyarakat
Total 11.978 100,00 %
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Solok, 2013
3.1.4.2 Prasarana persampahan
Perda no. 6 tahun 2006 mengatur tentang Sistem Pengelolaan Persampahan di
Kota Solok di tangani oleh Dinas Kebersihan & Tata Ruang saat ini telah
melayani 80% dari luas wilayah kota.
Volume sampah per hari di Kota Solok adalah 171 m3. Sampah di Kota Solok
bersumber dari sampah pemukiman sebesar 124 m3/hari, sampah pasar sebesar
11 m3/hari, sampah fasilitas umum sebesar 5,3 m3/hari, sampah pertokoan,
restoran dan hotel sebesar 8,6 m3/hari, sapuan jalan sebesar 14 m3/hari,
kawasan industri sebesar 5,2 m3/hari dan saluran sebesar 1,8 m3/hari.
Gambar 3.4 Peta Jaringan Sistem Air Bersih Kota Solok
3.1.4.3 Prasarana drainase
Kota Solok memiliki masalah utama berupa adanya genangan dibeberapa
kawasan yang bersumber pada alam berupa tingginya curah hujan dan
penduduk seperti jaringan drainase yang ada belum memadai baik kuantitas
maupun kualitas, operasi dan pemeliharaan masih rendah dan pembangunan
perumahan yang tidak terencana. Kondisi jaringan drainase yang seperti ini
menyebabkan terjadinya genangan karena saluran tidak dapat membawa air
dengan cepat ke pembuangan akhir dan lamanya genangan ½ hari dan
ketinggian genangan 0,5-1 meter.
Sekitar 410 Ha wilayah kota mempunyai potensi yang besar terkena
genangan/banjir. Data-data lokasi yang punya potensi yang besar dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.6. Kawasan Dengan Potensi Genangan Banjir
NO LOKASI
LUAS
(Ha) % MASALAH
TINDAKAN YG
DPERLUKAN
1 Kel. PPA 45,00 0,3 Genangan Drainase
2Kel. Koto
Panjang20,00 4,2
Banjir &
Genangan
Pengendalian banjir &
Drainase
3 Kel. VI Suku 75,00 2,7 Banjir Pengendalian banjir
4Kel. Aro IV
Korong39,00 31,20
Banjir &
Genangan
Pengendalian banjir &
Drainase
5Kel. Simpang
Rumbio1,20 0,52 Genangan Drainase
6 Kel. KTK 50,50 0,68 Banjir Pengendalian banjir
7 Kel. IX Korong 110,00 1,65Banjir &
Genangan
Pengendalian banjir &
Drainase
8Kel. Sinapa
Piliang6,00 0,038
Banjir &
Genangan
Pengendalian banjir &
Drainase
9Kel. Tanah
Garam63,00 15,34 Banjir Pengendalian banjir
NO LOKASI
LUAS
(Ha) % MASALAH
TINDAKAN YG
DPERLUKAN
10 Nan Balimo 0,30 0,04
11 Tanjung Paku 0,40 0,17
12 Kampung Jawa 0,67 0,18
13 Laing 0,50 0,06
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Solok, 2010
3.2 Kondisi eksisting alam Kota Solok
3.2.1 Topografi dan kemiringan
Wilayah Kota Solok memiliki topografi yang bervariasi dan bergelombang
antara dataran dan perbukitan dengan elevasi 100 – 1600 meter diatas
permukaan laut.
Daerah datar di Kota Solok dengan kelerengan 0-2% seluas 784,51 Ha
(13,61%) yang tersebar di pusat kota, daerah landai/ berombak dengan
kelerengan 2-8% seluas 1.875,38 Ha (32,54%) yang tersebar di bagian selatan
dan utara kota, daerah agak miring/ bergelombang dengan kelerengan 8-15%
seluas 1.062,13 Ha (18,43%) tersebar di bagian timur laut dan bagian barat
kota, daerah miring /berbukit dengan kelerengan lebih 15-25% dengan luas
980,50 Ha (17,01%) tersebar di bagian timur laut dan bagian barat kota, daerah
agak curam dengan kelerengan 25-40% dengan luas 955,01 Ha (16,57%)
tersebar di utara dan beberapa di arah barat kota, dan daerah curam dengan
kelerengan di atas 40% seluas 106,46 Ha (1,85%) tersebar di arah barat kota.
Selengkapnya kondisi klasifikasi lereng Kota Solok dapat dilihat pada Tabel
3.7 dan Gambar 3.5.
Tabel 3.7 Klasifikasi Lereng di Kota Solok
NoKlasifikasi
Lereng
Kelerengan
(%)
Lubuk Sikarah Tanjung Harapan Jumlah
(Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%)
1 Datar 0-2 561,36 16,04 223,15 9,86 784,51 13,61
2 Datar 2-8 890,86 25,45 984,52 43,49 1.875,38 32,54
3 Berbukit 8-15 440,16 12,58 621,97 27,47 1.062,13 18,43
NoKlasifikasi
Lereng
Kelerengan
(%)
Lubuk Sikarah Tanjung Harapan Jumlah
(Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%)
4 Curam 15-25 730,77 20,88 249,73 11,03 980,50 17,01
5 Sangat Curam 25-40 776,79 22,19 178,23 7,87 955,01 16,57
4Sangat Curam,
Terjal>40 100,28 2,87 6,18 0,27 106,46 1,85
Kota Solok 3.500 100,00 2.264 100,00 5.764 100,00
Sumber : RTRW Kota Solok 2012 – 2031
3.2.2 Klimatologi
Wilayah Kota Solok secara umum beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan
pada tahun 2012 mencapai 159,75 millimeter per tahun, dengan jumlah hari
hujan mencapai 152 hari per tahun. Curah hujan tertinggi pada umumnya
terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Desember, sedangkan hujan
terendah terjadi pada bulan Juni.
3.2.3 Sungai dan pemanfaatan SDA
Kota Solok memiliki tiga buah sungai utama yaitu Batang Lembang, Batang
Gawan, dan Batang Air Binguang. Sungai-sungai tersebut memiliki batas
hidrologi yang mencakup wilayah Kota Solok dan Kabupaten Solok.
Sungai Batang Lembang mencakup wilayah Kota dan Kabupaten Solok yang
membelah Kota Solok, dimana terdapat beberapa titik rawan longsor dan
terkadang meluap pada waktu hujan sehingga menimbulkan genangan pada
beberapa kawasan. Catatan debit minimum sungai-sungai tersebut yang diukur
pada tahun 1996 adalah 500 l/dt, 60 l/dt, dan 5.000 l/dt.
Gambar 3.5 Peta topografi Kota Solok
3.2.4 Potensi bencana alam
Kota Solok memiliki potensi bencana alam yang dapat menyebabkan
kerusakan pada bangunan sarana dan prasarana sistem penyaluran air buangan,
diantara lain adalah
1. Gempa bumi
Kerentanan bencana gempa bumi Kota Solok berdasarkan respon dinamika
batuan/tanah setempat terhadap goncangan dapat dibagi menjadi empat
wilayah yakni wilayah berkerentanan sangat tinggi Solok adalah seluas
7,05%, sedangkan daerah berkerentanan tinggi seluas 19,03% dan sisanya
73,92% merupakan wilayah dengan kerentanan sedang-rendah.
2. Banjir
Banjir di Kota Solok disebabkan oleh meluapnya sungai Batang Lembang,
biasanya terjadi pada musim hujan. Terdapat beberapa kawasan yang rawan
banjir yang disebabkan oleh sungai luapan Batang Lembang diantaranya
adalah Kelurahan Koto Panjang, KTK, IX Korong, Aro IV Korong dan
sebagian Kelurahan Tanah Garam.
3. Longsor dan erosi tanah
Kawasan yang berpotensi longsor dan erosi, yaitu kawasan yang memiliki
kemiringan lebih dari 40% yang mencakup sekitar 11,85% dari jumlah
wilayah Kota Solok, yang sebagian besar terletak di Kecamatan Lubuk
Sikarah.
4. Bencana kebakaran.
hasil pengamatan, sesuai dengan tingkat kepadatan bangunannya, maka
kawasan bencana kebakaran di Kota Solok ini berada di kawasan pusat kota.
3.3 Aspek ekonomi, sosial, budaya dan kesehatan masyarakat
3.3.1 Kondisi penduduk berdasarkan mata pencariannya.
Secara garis besar ada 9 (sembilan) mata pencaharian utama atau lapangan
pekerjaan yang dominan di Kota Solok dapat dilihat dalam table 3.8
Tabel 3.8.
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut lapangan Pekerjaan Tahun 2012
Lapangan Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Total
Pertanian 9,24 11,58 10,14
Pertambangan/Penggalian 0,76 0,00 0,46
Industri 4,72 4,30 4,55
Listrik, Gas, Air Minum 0,90 0,00 0,56
Konstruksi 9,60 0,36 6,03
Transportasi/Komunikasi 14,87 0,35 9,25
Perdagangan 29,57 39,54 33,43
Bank/Lembaga Keuangan 2,82 2,76 2,80
Jasa 26,80 40,77 32,21
Lainnya 0,72 0,34 0,57
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kota Solok Dalam Angka Tahun 2013
3.3.2 Pendapatan masyarakat
Pendapatan penduduk di Kota Solok dapat dilihat dalam grafik pada gambar
3.6.
< 1,5 1,5 - 2,5 2,5 - 3,5 3,5 - 5 5,0 - 8,0 > 80.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
Rp. x 000.000,-
Gambar 3.6 Grafik Tingkat Pendapatan Masyarakat Kota Solok
3.3.3 Kondisi kepemilikan rumah
Terkait kondisi kepemilikan rumah di Kota Solok, data mengenai hal ini
berdasarkan survei EHRA. Hasil survei dapat dilihat pada gambar 3.7
Gambar 3.7 Kondisi Kepemilikan Rumah di Kota Solok
3.3.4 Kondisi Perumahan
Jumlah hunian/bangunan rumah tinggal di Kota Solok saat ini sebanyak
10.349 hunian (DKTR, 2010). Jumlah perumahan yang terdapat di Kota
Solok pada tahun 2010 berjumlah kurang lebih 1.609 unit. Untuk lebih
rinci lagi mengenai sebaran perumahan di wilayah Kota Solok dapat
dilihat dalam tabel 3.9, dan pada tabel 3.10 untuk proyeksi rencana
pengembangan perumahan hingga tahun 2034.
Tabel 3.9. Perumahan di Kota Solok
Sumber : Bapeda Kota Solok, 2014
Tabel 3.10. Proyeksi Rencana Pengembangan Perumahan
Eksisting2014 2016 2019 2024 2034
I. LUBUK SIKARAH 351 Tanah Garam 24,36 648 784 1.044 1.681 4.359 2 Enam Suku 3,6 10 13 20 40 164 3 Sinapa Piliang 0,64 20 24 32 52 135 4 IX Korong 1,5 40 53 80 162 655 5 KTK 1,35 100 121 161 259 673 6 Aro IV Korong 1,25 53 64 85 137 357 7 Simpang Rumbio 2,3 196 237 316 508 1.319
II TANJ UNG HARAPAN 22,641 Koto Panjang 0,21 5 6 8 13 34 2 Pasar Pandan Air mati 0,69 10 12 16 26 67 3 Tanjung Paku 2,35 130 157 209 337 875 4 Nan Balimo 7,59 427 517 688 1.108 2.873 5 Kampung J awa 3,65 55 73 111 223 900 6 Laing 8,15 50 66 101 202 818
(Unit)NO
KECAMATAN/ KELURAHANWILAYAH
(Km2)PERUMAHAN
Sumber : Analisa Konsultan, 2014
3.3.5 Profil belanja sanitasi Kota Solok
Belanja sanitasi yang dimaksud adalah, semua dana yang telah di transfer
pemerintah (Pusat ke Kota) baik berupa dana sektoral, bantuan keuangan, dan
dana alokasi khusus (DAK). Demikian pula anggaran yang disediakan SKPD
khususnya yang memiliki Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) di bidang
sanitasi. Lebih spesifiknya belanja sanitasi dimaksud mencakup atas realisasi
belanja di limbah cair, persampahan, dan drainase, baik untuk fisik maupun
non fisik pada tiap-tiap tahun anggaran.
Tingkat alokasi anggaran yang terjadi pada kurun waktu 5 (lima) tahun untuk
Kota Solok terjadi fluktuasi naik turun baik nilai anggaran maupun prosentase
terhadap belanja langsung APBD. Apabila dilihat dari presentase anggaran
untuk sanitasi yang ada menunjukkan alokasi yang ada masih kecil dan semua
program yang direncanakan pada Strategi Sanitasi Kota (SSK) tidak dapat
dilaksanakan secara menyeluruh sesuai target sasaran. Untuk lebih rincinya
dapat dilihat pada tabel 3.11
Tabel 3.11. Belanja Sanitasi terhadap Belanja Daerah
2009 2010 2011 2012
Air Bersih 3.674.273.100 1.208.143.500 1.535.186.100 1.840.946.000 Air Limbah 1.681.918.850 1.606.587.308 1.723.376.300 2.578.510.000 Persampahan 3.313.962.735 2.494.304.100 4.042.756.850 3.322.012.200 Drainase - 50.352.000 1.923.598.452 8.537.924.000 PHBS 687.204.550 1.136.978.900 955.360.500 515.336.500 Belanja Sanitasi 9.357.359.235 6.496.365.808 10.180.278.202 16.794.728.700 Belanja Daerah 357.902.553.634 367.819.122.728 402.641.155.180 320.692.137.999 % Belanja Sanitasi thd Belanja Daerah 2,61% 1,77% 2,53% 5,24%
TahunSektor Sanitasi
3.4 Kebijakan dan arah pembangunan
Arahan kebijakan pengelolaan air limbah mengacu pada beberapa peraturan
perundangan seperti yang tertera pada tabel dibawah di bawah ini.
Tabel 3.12 Peraturan-Peraturan Lingkungan
PERATURAN Tentang
Undang-Undang
No. 4 Tahun 1990 Pasal 5 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya
Pengaturan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya
PERATURAN Tentang
No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
No. 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air
Berkaitan dengan ketentuan Pasal 21 ayat (2) butir d
mengamanatkan pentingnya pengaturan prasarana dan
sarana sanitasi dalam upaya perlindungan dan
pelestarian sumber air.
No. 17 Tahun 2007
Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional
Berkaitan dengan pembangunan dan penyediaan air
minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta
kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri,
perdagangan, transportasi, pariwisata dan jasa sebagai
upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang
Meliputi penataan ruang kawasan dan peran serta
masyarakat dalam penataan ruang
No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
No. 32 Tahun 2009
tentang Pengendalian dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengaturan yang terkait dengan pengelolaan sungai
meliputi ketentuan mengenai baku mutu dan
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Pengelolaan limbah dan bahan berbahaya dan
beracun.
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
Penyerahan sebagian kewenangan pemerintah
Pusat pada daerah dalam program-program
pengelolaan lingkungan.
No.36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi
masyarakat dengan diselenggarakannya upaya
kesehatan antara lain dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Upaya yang dilakukan terdiri
dari peningkatan sanitasi lingkungan, baik pada
lingkungan tempatnya, namun juga terhadap
bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik,
kimia atau biologis termasuk perubahan perilaku.
Kesehatan lingkungan dilaksanakan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat di
PERATURAN Tentang
lingkungan permukiman.
Penyelenggaraan upaya kesehatan merupakan
tanggung jawab pemerintah dan masyarakat.
No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman
Peraturan Pemerintah
No.38 Tahun 2011
tentang Sungai
Meliputi pengaturan mengenai perlindungan,
pengembangan, penggunaan dan pengendalian sungai
di dalam kota dan di luar kota.
No.25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom
Menyangkut ketentuan mengenai kewenangan lain
Daerah Propinsi di bidang pengendalian lingkungan
hidup, yang meliputi pengendalian lingkungan hidup
lintas Kabupaten/Kota dan pengaturan tentang
pengamanan dan pelestarian sumber daya air lintas
Kabupaten/Kota.
No.82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan pengendalian Pencemaran Air
Pengelolaan lingkungan yang meliputi ketentuan
klasifikasi mutu air, status mutu air dalam kondisi
tercemar atau tidak, kewenangan pemerintah, serta
kewajiban bagi setiap usaha atau kegiatan untuk
mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran
air.
Keputusan Presiden
No.32 Tahun 1990
tentang Kawasan Lindung
Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk
mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan
hidup dengan sasaran pengelolaan antara lain kawasan
sempadan sungai untuk meningkatkan fungsi lindung
terhadap air dan tanah.
No.55 Tahun 1993
tentang Pengadaan Tanah Bagi
pelaksanaan Pembangunan untuk
Kepentingan Umum
Berisi tata cara mengenai pengadaan tanah bagi
pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum
dilaksanakan melalui cara pelepasan atau penyerahan
hak atas tanah berdasarkan prinsip penghormatan
terhadap hak atas tanah.
No.9 Tahun 1999
tentang Pembentukan Tim
koordinasi Kebijakan
Untuk mencapai tujuan pembangunan nasioanl
yang berkelanjutan dalam pengelolaan sumber
daya alam berupa pengelolaan hutan/vegetasi,
PERATURAN Tentang
Pendayagunaan Sungai tanah, dan air perlu memperhatikan pemeliharaan
kelestarian daerah aliran Sungai (DAS).
Upaya pendayagunaan, pemeliharaan, pengawasan
dan pengendalian sungai, penanganannya
diprioritaskan pada sungai yang strategis dengan
memperhatikan tingkat perkembangan dan
pertumbuhan sosial ekonomi daerah, tuntutan
kebutuhan dan tingkat pemanfaatan air,
ketersediaan air, dan sumber air.
Kegiatan pemeliharaan kelestarian DAS
diusahakan sejauh mungkin dengan meningkatkan
peran serta penduduk dan masyarakat sekitarnya
serta LSM terkait.
Keputusan Menteri
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 14/PRT/M/2010
Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum
dan Tata Ruang
Mensyaratkan tersedianya sistem air limbah setempat
yang memadai dan tersedianya sistem air limbah skala
komunitas/kawasan/kota.
No.Kep.03/Menlh/1998 tentang
Baku Mutu Limbah Cair bagi
Kawasan Industri
Tanggung jawab perusahaan di Kawasan Industri antara
lain wajib melakukan pengelolaan limbah cair sehingga
mutu limbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak
melampaui baku mutu limbah cair yang telah
ditetapkan; membuat saluran pembuangan limbah cair
yang kedap air sehingga tidak terjadi perembesan
limbah cair ke lingkungan hidup.
No.Kep.35/Menlh/7/1995 tentang
Program Kali Bersih
Pelaksanaan Prokasih bertujuan untuk meningkatkan
kualitas air sungai pada setiap ruas sungai dan DAS
sehingga dapat berfungsi sesuai peruntukkannya dan
meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab
masyarakat dalam pengendalian pencemaran air.
Tabel 3.17 Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat dan Kota Solok
Peraturan Daerah Tentang
Peraturan Daeah Provinsi Sumatera Barat No. 4
Tahun 2012
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 6 Tahun
2011
Baku Mutu Limbah Rumah Sakit Sumatera
Barat
Keputusan Gubernur Sumatera Barat Tentang Penetapan Baku Mutu Limbah Cair
bagi Kegiatan Perhotelan di Sumatera Barat
Peraturan Daerah Kota Solok No. 6 Tahun 2012 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Peraturan Daerah Kota Solok No. 9 Tahun 2005 Retribusi Penyedotan Kakus
Peraturan Daerah Kota Solok No. 8 Tahun 2005 Dokumen Analisis Mengenai Dampak,
Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan
Peraturan Daerah Kota Solok No. 7 Tahun 2005 Pengawasan Kualitas Air
Peraturan Daerah Kota Solok No. 18 Tahun 2001 Retribusi Sampah
Peraturan Daerah Kota Solok No. 9 Tahun 1989 Kebersihan dan Keindahan
Tabel 3.18 Baku Mutu Kualitas Air Limbah
No Parameter Satuan Kadar Maksimum
1 pH - 6 – 9
2 BOD Mg/L 100
3 TSS Mg/L 100
4 Minyak dan Lemak Mg/L 10
Sumber : Kep.Men LH No.112 Tahun 2003